Anda di halaman 1dari 82

PROYEK AKHIR

TINJAUAN KAPASITAS PADA NORMALISASI SUNGAI BATANG


KURANJI KECAMATAN PAUH KOTA PADANG BERDASARKAN
DEBIT MAKSIMUM

Proyek Akhir Ini Diajukan Sebagai


Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Ahli Madya Teknik
Program Studi Teknik Sipil Bangunan Gedung FT UNP Padang

Oleh :
TIANA GUSTIA NELLA
BP 15/15062070

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL BANGUNAN GEDUNG


JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2018
Alhamdulillaahirabbil’ alamin

Puji syukur hamba ucapkan atas kehadirat Allah SWT, berkat rahmat-Nyalah hamba masih bisa
merasakan ni’mat yang luar biasa dengan tercapainya tujuan hamba yaitu menyelesaikan Proyek Akhir ini
.
Shalawat beserta salam tidak henti-hentinya tercurahkan kepada kekasih Allah SWT, Nabi besar
Muhammad Shalallaahu ‘alaihi wasallam. Berkat rahmat dan kasih sayang kepada umatnyalah beliau
mengantarkan ummat Islam dari zaman jahiliyyah nan penuh kebodohan ke zaman dimana hamba bisa
menikmati manisnya pendidikan yang tak terlepas dari tuntunan al-qur’an dan hadist.

***

Kepada papa, ayahku tersayang dan kepada mama, ibuku tercinta. Tiada kata yang mampu tia ucapkan
selain ucapan terima kasih atas do’a, kesabaran dan ketangguhan papa dan mama dalam memperjuangkan
pendidikan, hidup serta masa depan tia. Tia ibaratkan tanaman di halaman papa dan mama, yang dengan
sabarnya papa mama rawat, siangi, sirami dan papa mama beri pupuk. Papa mama lindungi dari segala
gangguan yang akan membuatnya layu dari semua hama yang akan membuatnya mati. Berharap pada
suatu saat dia akan tumbuh kokoh, berbunga dan berbuah dengan ranum. Janji tia, buah itu akan papa
mama petik suatu hari nanti, akan papa mama banggakan karena keranumannya dan akan selalu papa
mama syukuri disetiap sujud dan do’a-do’a. Semoga apa yang tia capai sekarang dapat menjadi obat atas
jerih payah papa dan mama selama ini, dan terhitung sebagai amal jariyyah untuk papa dan mama di
akhirat kelak. Semoga papa dan mama selalu dalam lindungan Allah SWT. Aamiin.

Untuk adik-adik kakak yang kakak sayangi. Bob, putrid dan Amanda, terima kasih atas do’a, support dan
selalu ada setiap saat ketika kakak butuh hiburan meskipun ditengah-tengah kesibukkan persiapan latihan
buat masuk polisi dan sekolah, semoga cita-cita kalian tercapai serta memperoleh kesuksesan di dunia dan di
akhirat yaa dik, Aamiin.

***

Terima kasih untuk Bapak ibu dosen dan staff Teknik Sipil. Kepada Pak Totoh, yang sudah memberikan
banyak ilmu dan membimbing tia menyelesaikan proyek akhir ini. Sukses selalu Pak, semoga Bapak dan ibu
beserta keluarga selalu sehat dan dalam lindungan Allah SWT. Aamiin. Terima kasihuntuk ibu deni, bu
oktaviani, bu ola, bu henny, bu nadra, pak faisal, pak azwar, Alm,Bapak Bakhri, pak fitra, pak iskandar,
pak giatman,pak harmen, pak rizki, pak revian, pak riska, pak giatman dan pak zulfa atas ilmu yang telah
diberikan selama kuliah.
Terima kasih untuk teman-teman teknik sipil. Teman seperjuanganku Suci indah, Ari, Novia, Nanda,
Deby, Meri yang telah berjuang bersama-sama ketika kuliah dan menyelesaikan proyek akhir ini. Teman-
teman manjohku, Bundo Wiky, Ainun, Rosenda, Siska, Suci AD begitu banyak kenangan yang telah
dituliskan selama mengenal kalian baik itu suka maupun duka. Serta rekan-rekan teknik sipil lainnya yang
tidak bisa disebutkan satu-satu, tetap semangat dan semoga kita diberi kemudahan oleh Allah SWT untuk
bertemu kembali saat menjadi orang yang sukses nantinya. Aamin.

Terkhusus buat tiga orang yang selalu tia repotkan dari awal proyek akhir hingga akhir memuaskan. Semua
ini tidak terlepas dari bantuan mereka yang sibuknya tak terhingga. Bg Hamdan Syukra, senior terbaik
yang selalu siap membantu, memberi masukkan dan yang siap tia gangguin kapanpun. Makasih bg, sekses
selalu buat kerjaannya yaa bg. Buat Ricky Priztika, pak dosen terbaikku yang selalu meluangkan waktu
untuk membimbing, mengajarkan dan mengoreksi perhitungan ini dan itu. Terima kasih banyak Ricky,
semoga sukses dan bisa bertemu lagi. Dan buat Nurul Faizah, bu chefku yang siap digangguin kapanpun,
yang selalu ikhlas dipaksain nemenin kesana dan kemari, yang selalu dikejar deadline proyek akhir dan
dikejar tia untuk direpotkan ini dan itu. Makasih banyak Nurul, semoga sukses proyek akhirnya dan
tercapai apa yang dicita-citakan yaa nuu. Aamiin.

***

“Biapun ai pasang surut, angin bahambui kasiko kamari,


Apopun yang di karajoan jan susah,
Jiko tajadi kagagalan kambalilah ka awal”
Powered by TCPDF (www.tcpdf.org)
BIODATA

Data Diri:
Nama Lengkap : Tiana Gustia Nella
Tempat/Tanggal Lahir : Bukittinggi, 07 Desember 1996
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Anak ke : 1 (Pertama)
Jumlah Saudara : 3 (Tiga)
Alamat Tetap : Kelurahan Pakan Labuah, Kecamatan Aur Birugo
Tigo Baleh
Data Pendidikan:
SD : SD Jamiyyatul Hujjaj Tarok Dipo, Kec. Guguk
Panjang, Bukittinggi
SLTP : SMP Negeri 2 Bukittinggi
SLTA : SMA Negeri 3 Bukittinggi
Perguruan Tinggi : Program Studi Teknik Sipil Bangunan Gedung
Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik
Universitas Negeri Padang
Proyek Akhir:
Judul Proyek Akhir : Tinjauan Kapasitas Pada Normalisasi Sungai
Batang Kuranji Kecamatan Pauh Kota Padang
Berdasarkan Debit Maksimum.
Sidang Proyek Akhir : 24 Oktober 2018

Padang, Oktober 2018

Tiana Gustia Nella


15/15062070
RINGKASAN

Sungai merupakan salah satu sumber daya alam yang dimanfaatkan


oleh manusia untuk berbagai keperluan. Namun sungai juga sering
menimbulkam masalah bagi manusia, seperti luapan Sungai Batang Kuranji
yang terjadi pada tanggal 14 Februari 2018 lalu yang mengakibatkan banjir
pada daerah aliran Sungai Batang Kuranji, hal ini diakibatkan oleh
pembalakan liar (illegal logging) dikawasan hulu yang mengakibatkan
bongkahan kayu menghambat aliran sungai dan alih fungsi lahan berupa
pembangunan perumahan dan perkantoran yang mempersempit alur sungai
akibat sedimentasi dari proses erosi di hulu sungai. Berdasarkan dasar
pemikiran diatas maka proyek akhir ini diberi judul “Tinjauan Kapasitas
Pada Normalisasi Sungai Batang Kuranji Kecamatan Pauh Kota Padang
Berdasarkan Debit Maksimum ”.
Dalam melakukan perhitungan debit Sungai Batang Kuranji Kecamatan
Pauh Kota Padang ini penulis menggunakan metode Haspers dan metode
Strickler untuk menghitung kapasitas saluran pada proyek normalisasi Sungai
Batang Kuranji Kecamatan Pauh Kota Padang.
Dari hasil analisis diperoleh debit maksimum dengan menggunakan
metode Haspers Q100 kala ulang 100 tahun sebesar 491,455 m3/dtk,
sedangkan untuk analisis kapasitas saluran Q100 dengan menggunakan rumus
kecepatan aliran Strickler sebesar 1052,72 m3/dtk. Maka dari hasil
perhitungan tersebut dapat disimpulkan bahwa volume sungai mampu
menampung volume debit banjir periode ulang 100 tahun.
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.


Alhamdulillah, puji syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT yang
telah memberikan kekuatan serta ketabahan sehingga penulis dapat
meyelesaikan penulisan Proyek Akhir ini. Salawat serta salam penulis
ucapkan kepada Nabi besar kita yakni Nabi Muhammad SAW beserta para
sahabatnya yang telah membawa umatnya ke alam penuh pengetahuan seperti
saat ini, sehingga penulisan Proyek Akhir ini selesai dengan judul “Tinjauan
Kapasitas Pada Normalisasi Sungai Batang Kuranji Kecamatan Pauh
Kota Padang Berdasarkan Debit Maksimum”.
Selama penulisan Proyek Akhir ini, penulis banyak mendapatkan
bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak. Sehingga pada kesempatan ini
penulis ingin mengucapkan rasa terimakasih yang tak terhingga kepada:
1. Bapak Totoh Andayono, S.T.,M.T. selaku Dosen Pembimbing dan
Penasehat Akademik yang telah membantu dan membimbing penulis
dalam menyelesaikan proyek akhir ini.
2. Bapak Faisal Ashar, S.T.,M.T,Ph.D. selaku Dosen Penguji dan Ketua
Program Studi D3 Teknik Sipil Bangunan Gedung Fakultas Teknik
Universitas Negeri Padang.
3. Ibu Laras Oktavia Andreas, S.Pd.,M.Pd.T. selaku Dosen Penguji.
4. Bapak Rijal Abdullah, S.T.,M.T. selaku Ketua Jurusan Teknik Sipil
Fakultas Teknik Universitas Negeri Padang.
5. Bapak Drs. Juniman Silalahi, M.Pd. selaku Sekretaris Jurusan Teknik Sipil
Fakultas Teknik Universitas Negeri Padang.
6. Bapak/ibu dosen serta staf pengajar dan karyawan Jurusan Teknik Sipil
Fakultas Teknik Universitas Negeri Padang.
7. Kepada Teman-teman Mahasiswa Angkatan 2015 Jurusan Teknik Sipil
Fakultas Teknik Universitas Negeri Padang yang telah memberikan
motivasi, semangat dan do’anya dalam penyelesaian proyek akhir ini.

i
Teristimewa kepada kedua orang tua dan semua keluarga serta semua
pihak yang telah memberikan bantuan dan dorongan baik moril maupun
materil kepada penulis. Semoga apa yang telah diberikan kepada penulis
mendapat balasan dari Allah SWT.
Sebagaimana manusia punya kesalahan dan kekhilafan karena proyek
akhir ini masih jauh dari kata sempurna. Kritik dan saran sangat dibutuhkan
demi penyempurnaan proyek akhir ini. Mudah-mudahan proyek akhir ini
bermanfaat bagi mahasiswa Teknik Sipil khususnya dan mahasiswa Fakultas
Teknik pada umumnya, terutama bagi penulis sendiri. Amin.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Padang, Oktober 2018

Penulis

ii
DAFTAR ISI
Halaman

HALAMAN JUDUL
HALAMAN PERSETUJUAN
HALAMAN PENGESAHAN
SURAT PERNYATAAN TIDAK PLAGIAT
BIODATA
RINGKASAN
KATA PENGANTAR .................................................................................... i
DAFTAR ISI ................................................................................................... iii
DAFTAR TABEL .......................................................................................... vi
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... vii
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. viii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah ................................................................ 1
B. Identifikasi Masalah ...................................................................... 4
C. Batasan Masalah ............................................................................ 4
D. Rumusan Masalah ......................................................................... 4
E. Tujuan Penelitian........................................................................... 4
F. Manfaat Penelitian......................................................................... 4
BAB II LANDASAN TEORI ........................................................................ 5
A. Tinjauan Umum............................................................................. 5
B. Pengendalian Banjir ...................................................................... 6
1. Pengertian Pengendalian Banjir ............................................... 6
2. Jenis-Jenis Bangunan Pengendalian Banjir .............................. 6
3. Upaya Pengendalian Banjir ...................................................... 8
C. Normalisasi Sungai ....................................................................... 9
1. Pengertian Normalisaisi Sungai .............................................. 9
2. Tujuan Normalisasi Sungai ..................................................... 9

iii
D. Curah Hujan .................................................................................. 9
E. Hujan Rencana .............................................................................. 10
F. Intensitas Hujan ............................................................................. 10
G. Analisis Frekuensi ......................................................................... 11
H. Distribusi Probabilitas ................................................................... 11
1. Distribusi Probabilitas Gumbel ................................................ 11
2. Distribusi Probabilitas Normal ................................................. 12
3. Distribusi Probabilitas Log Normal.......................................... 12
4. Distribusi Probabilitas Log Pearson Tipe III ............................ 13
I. Uji Distribusi Probabilitas ............................................................. 13
J. Debit Banjir Rencana .................................................................... 14
K. Metode Haspers ............................................................................. 16
L. Kapasitas Saluran .......................................................................... 17
BAB III METODOLOGI .............................................................................. 19
A. Jenis Proyek Akhir ........................................................................ 19
B. Tempat Proyek Akhir .................................................................... 19
C. Waktu Proyek Akhir...................................................................... 19
D. Metode Perolehan Data ................................................................. 20
E. Bagan Alir Pengolahan Data ......................................................... 22
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ....................................................... 23
A. Deskripsi Data ............................................................................... 23
B. Data Curah Hujan .......................................................................... 23
C. Analisis Frekuensi Curah Hujan ................................................... 24
1. Pengujian Seri Data Dengan Menggunakan Metode RAPS..... 24
2. Distribusi Probabilitas .............................................................. 25
D. Uji Distribusi Probabilitas ............................................................. 29
E. Analisis Curah Hujan Rencana ..................................................... 34
F. Analisis Debit Rencana Banjir ...................................................... 35
G. Analisis Kapasitas Saluran ............................................................ 37
H. Pembahasan ................................................................................... 39

iv
BAB V KESIMPULAN ................................................................................ 40
A. Kesimpulan.................................................................................... 40
B. Saran .............................................................................................. 40
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 41
LAMPIRAN

v
DAFTAR TABEL

Tabel: Halaman
1. Data Curah Hujan Maksimum .................................................................. 23
2. Konsistensi Seri Data RAPS ..................................................................... 24
3. Perhitungan Metode Gumbel .................................................................... 25
4. Perhitungan Metode Log Normal ............................................................. 27
5. Perhitungan Metode Log Pearson Tipe III................................................ 29
6. Hasil Uji Distribusi Probabilitas Gumbel ................................................. 31
7. Hasil Uji Distribusi Probabilitas Normal .................................................. 31
8. Hasil Uji Distribusi Probabilitas Log Normal........................................... 32
9. Hasil Uji Distribusi Probabilitas Log Pearson Tipe III ............................. 33
10. Rekapitulasi Perbandingan X2 Dan X2cr .................................................. 33
11. Perhitungan Distribusi Normal ................................................................. 34
12. Perhitungan Curah Hujan Rencana ........................................................... 34
13. Debit Banjir Rencana ................................................................................ 36

vi
DAFTAR GAMBAR

Gambar: Halaman
1. Normalisasi Sungai Batang Kuranji .......................................................... 3
2. Tanggul ..................................................................................................... 6
3. Perkuatan Tebing ...................................................................................... 7
4. Krib ........................................................................................................... 7
5. Chek Dam ................................................................................................. 7
6. Ambang ..................................................................................................... 7
7. Lokasi Normalisasi Sungai Batang Kuranji .............................................. 19
8. Grafik Curah Hujan Maksimum dari Tahun 2003 – 2017 ........................ 24
9. Ukuran Normalisasi Sungai Batang Kuranji ............................................. 38

vii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran: Halaman
1. Surat Tugas Pembimbing .......................................................................... 42
2. Surat Izin Pengambilan Data di Dinas PSDA ........................................... 43
3. Surat Izin Pengambilan Data di Dinas PU ................................................ 44
4. Lembaran Konsultasi dengan Dosen Pembimbing ................................... 45
5. Data Curah Hujan Stasiun Gunung Nago ................................................. 47
6. Nilai Reduced Standart Deviation (Sn) Dan (Yn) .................................... 48
7. Nilai Reduced Variate (Yt) ....................................................................... 48
8. Nilai Variabel Reduksi Gauss ................................................................... 48
9. Nilai Faktor Frekuensi KT untuk Distribusi Log Pearson Tipe III........... 49
10. Nilai Parameter Chi-Kuadrat X2cr ............................................................ 50
11. Angka Kekerasan Strickler ....................................................................... 50
12. Data Curah Hujan Stasiun Gunung Nago Tahun 2003-2017 .................... 51

viii
BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Beberapa dekade terakhir ini, terjadi berbagai peristiwa bencana alam di
provinsi Sumatera Barat berupa banjir dan tanah longsor. Hal ini disebabkan
oleh kondisi topografi wilayahnya, karena sebagian besar wilayahnya yang
berbukit–bukit dan dilewati zona patahan. Pada saat curah hujan yang tinggi
mengakibatkan daerah tersebut rawan bencana seperti banjir, longsor, dan
lain sebagainya.
Banjir adalah salah satu bencana alam, yaitu peristiwa ketika
tergenangnya dataran oleh aliran air yang berlebihan. Menurut Kamus Besar
Bahasa Indonesia (KBBI), banjir diartikan peristiwa terbenamnya dataran
karena peningkatan volume air di suatu badan air seperti sungai atau danau,
sehingga air keluar dari batasan alaminya.
Air adalah sumber alam yang sangat penting di dunia, karena tanpa air
kehidupan tidak dapat berlangsung. Menurut Suprapto (2003: 3), air mampu
menopang kehidupan manusia, termasuk kehidupan dan kesinambungan
rantai pangan makhluk hidup di bumi. Air adalah faktor utama yang sangat
dibutuhkan oleh makhluk hidup. Ketersediaan air dalam kuantitas dan
pendistribusian air merupakan salah satu faktor utama yang mempengaruhi
pemanfaatan sumber daya air. Namun faktanya sekarang ini masalah utama
sumber daya air meliputi kuantitas dan kualitas air. Dari segi kuantitas, air
sudah tidak mampu memenuhi kebutuhan manusia yang terus meningkat,
sedangkan dari kualitas, pemenuhan air untuk keperluan domestik terus
menurun. Penurunan kualitas air terutama disebabkan karena kerusakan
lingkungan serta kualitas penurunan tata air pada Daerah Aliran Sungai
(DAS).
Salah satu fungsi utama dari DAS adalah sebagai pemasok air dengan
kuantitas dan kualitas yang baik, alih fungsi lahan menjadi lahan pertanian
akan mempengaruhi kuantitas dan kualitas tata air pada DAS yang akan
1
2

dirasakan oleh masyarakat dibagian hilir. Presepsi umum yang berkembang


pada saat ini adalah konversi hutan menjadi lahan pertanian mengakibatkan
penurunan fungsi hutan dalam mengatur tata air, mencegah banjir, longsor
dan erosi pada DAS tersebut.
Sungai merupakan salah satu sumber daya alam yang keberadaannya
sering dimanfaatkan oleh manusia untuk berbagai keperluan, antara lain
untuk menyediakan air irigasi, air baku, industri, transportasi dan lain-lain.
Namun sungai juga sering menimbulkan masalah bagi manusia, antara lain
apabila sungai meluap atau permukaan air sungai lebih tinggi dari pada yang
dikehendaki oleh masyarakat di sepanjang aliran sungai, akan menimbulkan
banjir pada lahan di sekitar sungai. Masalah banjir dapat mempengaruhi
kehidupan manusia dan menimbulkan bencana bagi masyarakat di sekitar
lingkungan sungai tersebut. Terjadinya banjir dapat dibedakan dalam dua
macam sebab, yaitu karena debit terlalu besar dan kapasitas pengaliran
berkurang. Hal ini dapat terjadi oleh gejala alamiah atau akibat kurang hati-
hatinya manusia dalam melakukan berbagai pengelolaan sungai untuk
beberapa kepentingannya.
Menurut Fadli dan Eri (2015), Sungai Batang Kuranji merupakan salah
satu sungai di kawasan Kota Padang serta merupakan salah satu daerah aliran
sungai pada wilayah Sungai Indragiri yang terdiri dari 5 sub daerah aliran
sungai yaitu Sub DAS Batang Sungai Sapiah, Sub DAS Batang Danau Limau
Manis, Sub DAS Batang Sungkai, Sub DAS Batang Bukik Tindawan dan Sub
DAS Batang Padang Janiah. Batang Kuranji mengalir dari hulu bukit barisan
dengan elevasi tertinggi 1,605 mdpl pada puncak Bukit Tinjau Laut dan
bermuara ke Pantai Padang.
Pekerjaan normalisasi dan perkuatan tebing Sungai Batang Kuranji
dilaksanakan karena Sungai Batang Kuranji yang sering terjadi banjir dan
meluap ketika hujan lebat yang mengakibatkan perkantoran, sekolah, tempat
ibadah dan rumah-rumah masyarakat terendam banjir. Dalam Surat Kabar
Padang Kita (Kamis, 15/02/18), Hujan deras yang mengguyur Kecamata Pauh
Kota Padang pada tanggal 14 Februari 2018 lalu mengakibatkan galodo
3

(banjir bandang) akibat meluapnya Sungai Batang Kuranji. Hal ini


disebabkan oleh pembalakan liar (illegal logging) dikawasan hulu yang
mengakibatkan bongkahan kayu menghambat aliran sungai dan erosi pada
dinding tebing yang mengakibatkan batuan dan pasir mengalami
pengendapan pada dasar sungai, akibatnya debit aliran sungai menjadi besar.
Maka dari itu dilakukan pekerjaan normalisasi pada Sungai Batang Kuranji
untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar dibawah ini.

Gambar 1. Normalisasi Sungai Batang Kuranji


Sumber: Dokumentasi Pribadi (26 Oktober 2018)
Berdasarkan hasil wawancara dengan masyarakat sekitar yang
dilakukan pada tanggal 24 Juni 2018 menyatakan bahwa fenomena alam yang
terjadi pada musim hujan dan musim kemarau dari tahun ke tahun selalu
berubah yang mengakibatkan terjadinya fluktuasi pada saat musim hujan
yang mengakibatkan debit aliran Sungai Batang Kuranji menjadi besar
sedangkan pada musim kemarau debit aliran sungai kecil, sehingga pada saat
musim hujan di wilayah sekitar Sungai Batang Kuranji daerah hulu terjadi
banjir yang berdampak terjadinya bencana. Oleh karena itu untuk mengatasi
permasalahan tersebut dilakukan normalisasi aliran sungai agar mampu
menampung debit banjir dan erosi disaat intensitas hujan tinggi pada daerah
aliran tersebut. Berdasarkan pemikiran diatas maka penulis tertarik untuk
menghitung debit banjir maksimum berdasarkan data curah hujan. Dengan
dasar pemikiran di atas maka proyek akhir ini diberi judul “Tinjauan
Kapasitas Pada Normalisasi Sungai Batang Kuranji Kecamatan Pauh
Kota Padang Berdasarkan Debit Maksimum”.
4

B. Identifikasi Masalah
Sebagaimana yang dikemukakan dalam latar belakang masalah di atas
maka dapat diidentifikasi masalah sebagai berikut:
1. Terjadinya fluktuasi debit aliran sungai saat musim hujan di wilayah aliran
sekitar Sungai Batang Kuranji yang menyebabkan banjir.
2. Pengendapan pada dasar sungai yang mengakibatkan debit aliran Sungai
Batang Kuranji menjadi besar.
C. Batasan Masalah
Karena kemampuan dan keterbatasan waktu yang penulis miliki maka
untuk lebih terarahnya tugas akhir ini, penulis membatasi permasalahan yang
akan dibahas adalah menganalisis debit maksimum pada Sungai Batang
Kuranji dengan menggunakan metode Haspers.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan batasan masalah di atas, rumusan masalah yang penulis
angkat pada penelitian ini adalah berapa debit maksimum Sungai Batang
Kuranji berdasarkan data curah hujan yang digunakan untuk perhitungan
pengendalian banjir.
E. Tujuan Proyek Akhir
Tujuan dari perhitungan debit maksimum Sungai Batang Kuranji adalah
untuk menghitung besarnya debit maksimum Sungai Batang Kuranji
berdasarkan curah hujan dan menghitung kapasitas saluran Sungai Batang
Kuranji berdasarkan debit rencana.
F. Manfaat Proyek Akhir
Dengan dikerjakannya proyek akhir ini, disamping sebagai syarat untuk
memperoleh gelar diploma, diharapkan juga dapat menambah wawasan dan
sebagai bahan evaluasi pemerintah Kota Padang terhadap pengendalian banjir
Sungai Batang Kuranji.
BAB II
LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Umum
Banjir merupakan permasalahan umum yang terjadi di sebagian
wilayah Indonesia, terutama di wilayah padat penduduk misalnya di daerah
perkotaan. Kerugian yang ditimbulkan cukup besar, baik dari segi materi
maupun kerugian jiwa, maka sudah selayaknya permasalahan banjir perlu
mendapatkan perhatian yang serius. Banjir terbagi menjadi dua peristiwa
yaitu peristiwa banjir yang terjadi pada daerah yang biasannya tidak terjadi
banjir dan peristiwa banjir yang terjadi karena limpasan air banjir dari sungai
karena debit banjir tidak mampu dialirkan oleh alur sungai atau debit banjir
lebih besar dari kapasitas pengaliran sungai yang ada (Kodoatie dan
Sugiyanto 2002: 98).
Air merupakan sumber alam yang sangat penting didunia, karena tanpa
air kehidupan tidak akan dapat berlangsung. Air mampu menompang
kehidupan manusia, termasuk kehidupan dan kesinambungan rantai pangan
makhluk hidup dibumi. Menurut tempatnya air dibagi menjadi 2 yaitu air
permukaan dan air bawah tanah. Air permukaan terdiri dari air sungai, air
danau dan air laut sedangkan air bawah tanah terdiri dari gaiser dan artois.
Menurut UU No. 7 Tahun 2004 “Air sungai adalah air yang mengalir melalui
terusan alami yang kedua pinggirnya dibatasi oleh tanggul-tanggul dan airnya
mengalir ke laut, danau atau ke sungai lain.”
Menurut Totoh (2010: 236), Sungai adalah suatu alur pada permukaan
bumi yang terjadi secara alamiah berfungsi untuk mengaliri air dari
sumbernya. Proses terjadinya sungai, pada bagian hulu sungai terjadi karena
adanya erosi vertikal pada permukaan bumi. Hal ini disebabkan pada daerah
hulu terdiri atas batuan yang keras, kemiringan permukaan bumi yang besar
yang menyebabkan kecepatan aliran menjadi besar sehingga pada bagian
dasar yang terjadi erosi atau pengikisan.

5
6

Menurut Asdak (2010: 4), DAS adalah suatu wilayah daratan yang
secara topografi dibatasi punggung-punggung gunung yang menampung dan
menyimpan air hujan yang kemudian dialirkan ke laut melalui sungai utama.
Berdasarkan defenisi tersebut, dapat disimpulkan bahwa DAS adalah
kawasan tangkapan air yang berfungsi untuk menampung, menyimpan dan
menyalurkan air hujan yang jatuh pada permukaan bumi. Apabila air pada
DAS tidak mengalir dengan lancar maka akan menimbulkan banjir pada
daerah aliran sungai tersebut.
B. Pengendalian Banjir
1. Pengertian pengendalian banjir
Pengendalian banjir merupakan pengelolaan sumber daya air yang
digunakan untuk mengendalikan debit banjir umumnya melalui dam-dam
pengendalian banjir, peningkatan sistem sungai dan pencegahan hal-hal
yang berpotensi merusak dengan cara mengolah tata guna lahan dan
daerah banjir (Kodoatie dan Sugiyanto, 2002: 90).
2. Jenis-jenis bangunan pengendalian banjir
Menurut Sidharta (1997: 222), jenis-jenis bangunan pengendalian
banjir adalah sebagai berikut:
a. Tanggul (Leeve)
Tanggul adalah bangunan yang digunakan untuk mengendalikan
pergerakan air pada daerah terbatas terhadap genangan-genangan yang
disebabkan oleh banjir.

Gambar 2. Tanggul
Sumber: Sidharta, 1997
b. Perkuatan lereng (Revetments)
Perkuatan lereng adalah bangunan yang ditempatkan pada
permukaan suatu lereng guna untuk melindungi suatu tebing alur
sungai yang berperan meningkatkan stabilitas alur sungai.
7

Gambar 3. Perkuatan Lereng


Sumber: Sidharta, 1997
c. Krib (Groyne)
Krib adalah bangunan air yang secara aktif mengatur arah arus
sungai dan mengurangi kecepatan arus sungai sepanjang tebing
sungai.

Gambar 4. Krib
Sumber: Sidharta, 1997
d. Chek Dam
Chek Dam adalah bangunan yang berfungsi menampung dan
menahan sedimen dalam jangka waktu sementara atau tetap.

Gambar 5. Chek Dam


Sumber: https://bebasbanjir2025.wordpress.com, 28 Oktober 2018
e. Ambang (Ground sill)
Berfungsi untuk mengendalikan ketinggian dan kemiringan dasar
sungai, agar dapat mengurangi atau menghentikan degradasi sungai.

Gambar 6. Ambang
Sumber: Sidharta, 1997
8

3. Upaya pengendalian banjir


Upaya mengatasi masalah banjir bertujuan untuk meminimalisir
kerugian dan korban akibat banjir. Upaya tersebut dapat dilakukan dengan
dua metode, yaitu metode struktur dan metode non struktur.
Upaya mengatasi masalah banjir secara non struktur antara lain:
a. Menyediakan peta daerah rawan bencana banjir yang mudah
dimengerti oleh masyarakat.
b. Melakukan reboisasi dan penghijauan, penataan ruang dan penggunaan
lahan DAS dengan memperhatikan kaidah-kaidah konservasi tanah
dan air yang berwawasan lingkungan.
Upaya mengatasi masalah banjir secara cara struktur antara lain:
a. Memperkecil debit banjir dengan cara membuat bangunan
pengendalian banjir seperti tanggul, chek dam dan lain-lain.
b. Merendahkan elevasi tinggi muka air banjir dengan cara mempercepat
aliran banjir dengan pelurusan sungai, meningkatkan kapasitas alur
sungai dengan pembuatan tanggul banjir.
Menurut Kodoatie dan Sugiyanto (2002: 91-92), Banjir dan genangan
yang terjadi di suatu lokasi diakibatkan antara lain oleh sebab-sebab berikut
ini:
a. Perubahan tata guna lahan di daerah aliran sungai (DAS)
b. Erosi dan sedimentasi
c. Curah hujan
d. Pengaruh fisiografi/geofisik sungai
e. Kapasitas sungai dan drainase yang tidak memadai
f. Penurunan tanah dan rob (genangan akibat pasang air laut)
g. Bendungan dan bangunan air
h. Kerusakan bangunan pengendali banjir.
9

C. Normalisasi Sungai
1. Pengertian normalisasi sungai
Normalisasi sungai adalah upaya menciptakan kondisi sungai dengan
lebar dan kedalaman tertentu agar sungai mampu mengalirkan air sehingga
tidak terjadinnya luapan pada sungai.
2. Tujuan normalisasi sungai
Tujuan dari normalisasi sungai adalah untuk melindungi tebing sungai
karena erosi dan untuk memperbesar kapasitas sungai untuk menampung
debit banjir saat curah hujan tinggi.
D. Curah Hujan
Curah hujan adalah jumlah air hujan yang turun pada daerah tertentu
dalam waktu tertentu dalam bentuk yang berbeda yaitu curah hujan di daerah
tropis dan curah hujan serta salju di daerah beriklim sedang (Suryatna Rafi’i,
1996: 148).
Terjadinya hujan dipengaruhi oleh konveksi di atmosfer bumi dan
lautan. Konveksi adalah proses perpindahan zat cair (air) ke gas. Air tersebut
terdiri dari air laut dan air sungai yang mengalami proses evaporasi
(penguapan) akibat adanya batuan dari panas matahari, air tersebut kemudian
menjadi uap yang melayang ke udara dan akhirnya terus bergerak menuju
langit bersama uap-uap air.
Sesampai di atas uap-uap mengalami proses pemadatan atau bisa
disebut juga kondensasi sehingga terbentuklah awan. Akibat terbawa angin
yang bergerak, awan-awan tersebut saling bertemu, kemudian membesar lalu
menuju ke atmosfer bumi yang suhunya lebih rendah dan akhirnya
membentuk butiran es dan air. Karena terlalu berat dan tidak mampu lagi
ditopang oleh angin, akhirnya butiran-butiran air atau es tersebut jatuh ke
permukaan bumi, proses ini disebut juga proses presipitasi. Karena semakin
rendah, mengakibatkan suhu semakin naik maka es/salju akan mencair,
namun jika suhunya sangat rendah, maka akan turun tetap menjadi salju.
10

E. Hujan Rencana
Hujan rencana ( adalah hujan dengan periode ulang tertentu yang
diperkirakan akan terjadi disuatu daerah pengairan yang besarnya ditentukan
berdasarkan analisis frekuensi, (I Made Kamiana, 2012: 14).
Peluang terjadinya setiap tahun dapat dirumuskan sebagai berikut:
1. Apabila ≥ , maka digunakan rumus:
P( ≥ ) = × 100

Dimana:
P = peluang (
T = periode ulang (tahun)
= hujan (mm)
= hujan rencana dengan periode ulang T (mm)
2. Apabila , maka digunakan rumus :
P( )= ) × 100

3. Resiko ≥ paling tidak 1 kali rentang n tahun berurutan adalah :


P

F. Intensitas Hujan
Menurut I Made Kamiana (2012: 54), intensitas hujan dapat dikatakan
“ketinggian atau kederasan hujan per satuan waktu, biasanya dalam satuan
(mm/jam) atau (cm/jam)”. Nilai intensitas hujan dapat ditentukan dengan dua
cara yaitu kurva IDF (Intensity-Duration-Frequency) dan distribusi dalam
hujan jam-jaman (hietograf).
Jika volume hujan tetap, maka intensitas hujan semakin tinggi seiring
dengan durasi yang semakin singkat, dan sebaliknya intensitas hujan semakin
rendah seiring dengan durasi hujan makin lama.
11

G. Analisis Frekuensi
Analisis frekuensi bertujuan untuk mencari hubungan antara besarnya
suatu kejadian ekstrem (maksimum atau minimum) dan frekuensi
berdasarkan distribusi probabilitas.
Ada beberapa rangkaian pengujian yang dilakukan untuk mendapatkan
seri data hujan diantaranya adalah uji konsistensi dan uji homogenetis sebagai
berikut:
1. Uji konsistensi
Uji konsistensi data yang digunakan untuk mengetahui kebenaran data
lapangan yang dipengaruhi oleh beberapa faktor:
a. Spesifikasi alat penakar berubah
b. Tempat alat ukur dipindah
c. Perubahan lingkungan di sekitar alat penakar.
2. Uji Homogenetis
Uji homogenetis dimaksudkan untuk mengetahui apakah seri data yang
terkumpul dari 2 stasiun pengukuran yang berbeda didalam suatu daerah
pengaliran atau salah satu berada di luar daerah pengaliran yang
bersangkutan yang berasal dari populasi yang sama.
H. Distribusi Probabilitas
Dalam analisis frekuensi data hujan digunakan untuk memperoleh nilai
hujan rencana, beberapa distribusi probabilitas kontinu yang sering digunakan
yaitu: Gumbel, Normal, Log Normal dan Log Pearson Type III.
Menurut I Made Kamiana (2014: 26), hujan rencana maksimum dapat
dihitung dengan mengunakan 4 metode yaitu:
1. Distribusi Probabilitas Gumbel
Jika data hujan yang dipergunakan dalam perhitungan adalah berupa
sampel maka perhitungan hujan rencana berdasarkan distribusi
probabilitas Gumbel dilakukan dengan menggunakan rumus berikut.
XT = X + S x K ................................................ (1)
12

Dimana:
XT = hujan rencana atau debit dengan periode ulang T

X = nilai rata-rata dari data hujan (X)


S = standar devisiasi dari data hujan (X)
K = faktor frekuensi Gumbel:

Yt = reduced variate: Yt

= nilai Yt bisa ditentukan berdasarkan (lampiran 7)


Sn = reduced standar devisiasi (lihat lampiran 6)
Yn = reduced mean (lihat lampiran 6)
2. Distribusi Probabilitas Normal
Perhitungan hujan rencana berdasarkan distribusi probabilitas normal
dilakukan dengan menggunakan rumus berikut.
XT = X + ............................................. (2)
Dimana:
XT = hujan rencana dengan periode ulang T tahun

X = nilai rata-rata dari data hujan (X) mm


S = standar deviasi dari data hujan (X) mm
= faktor frekuensi, nilainya tergantung dari T (lihat tabel variable
reduksi Gauss pada lampiran 8)
3. Distribusi Probabilitas Log Normal
Perhitungan hujan rencana berdasarkan distribusi probabilitas log
normal dilakukan dengan menggunakan rumus berikut.
Log = LogX + x S Log X ......................... (3)
Dimana:
Log = nilai logaritma hujan rencana dengan periode ulang T
LogX = nilai rata-rata dari log X
= faktor frekuensi, nilai nya bergantung dari T
S Log X = deviasi standar dari log X
13

4. Distribusi Probabilitas Log Pearson Type III


Perhitungan hujan rencana berdasarkan distribusi probabilitas log
pearson tipe III dilakukan dengan menggunakan rumus berikut.
Log = LogX + x S Log X ............................ (4)
Dimana:
Log = nilai logaritma hujan rencana dengan periode ulang T
LogX = nilai rata-rata dari log X
= faktor frekuensi, nilai nya bergantung dari T
S Log X = deviasi standar dari log X
I. Uji Distribusi Probabilitas
Uji distribusi bertujuan untuk mengetahui persamaan manakah yang
dipilih untuk mewakili distribusi statistik sampel data yang akan dianalisis.
Uji disribusi dapat dihitung dengan menggunakan metoda chi-kuadrat (x2).
Rumus yang digunakan dalam perhitungan chi-kuadrat adalah sebagai
berikut:

x2 =  n
i 1 ..................................... (5)

keterangan rumus:
x2 = parameter chi-kuadrat terhitung
Ef = frekuensi yang diharapkan sesuai dengan pembagian kelas
Of = frekuensi yang diamati pada kelas yang sama
n = jumlah sub kelompok
Derajat nyata atau derajat kepercayaan ( yang diambil adalah 5%.
derajat kebebasan (Dk) dihitung dengan rumus:
Dk = K – (p + 1)
K = 1 + 3,3 log n .......................................... (6)
Keterangan rumus:
P = banyak parameter, untuk uji chi-kuadrat adalah 2.
K = jumlah kelas distribusi
n = banyak data
14

Distribusi probabilitas yang dipakai untuk menentukan curah hujan


rencana adalah distribusi probabilitas yang mampunyai simpangan
maksimum terkecil dan lebih kecil dari simpangan kritis atau dirumuskan
sebagai berikut:
x2 < x2cr
keterangan rumus:
x2 = parameter chi-kuadrat terhitung
x2cr = parameter chi-kuadrat kritis (lihat pada tabel lampiran 3.7)
J. Debit Banjir Rencana
Debit banjir rencana adalah debit maksimum di sungai atau saluran
alamiah dengan periode ulang yang sudah ditentukan yang dapat dialirkan
tanpa membahayakan proyek irigasi dan stabilitas bangunannya.
Penetapan masing-masing metode dalam perhitungan debit rencana,
tergantung dari ketersediaan data hujan dan karakteristik daerah aliran.
Terdapat 6 metode perhitungan debit rencana, yaitu:
1. Metode Analisis Probabilitas Frekuensi Debit Banjir
Metode ini digunakan apabila data debit tersedia cukup panjang > 20
tahun, sehingga analisisnya dapat dilakukan dengan distribusi probabilitas,
baik secara analitis maupun grafis. Sebagai contoh distribusi probabilitas
yang dimaksud adalah:
a. Distribusi Probabilitas Gumbel
b. Distribusi Probabilitas Normal
c. Distribusi Probabilitas Log Normal
d. Distribusi Probabilitas Log Pearson Type III
2. Metode Analisis Regional
Apabila data debit yang tersedia < 20 tahun dan > 10 tahun maka debit
banjir rencana dapat dihitung dengan metode analisis regional. Data debit
yang dimaksud dapat dari berbagai daerah pengaliran yang ada tetapi
masih dalam satu regional.
15

Prinsip dari metode analisis regional adalah dalam upaya memperoleh


lengkung frekuensi banjir regional. Kegunaan dari frekuensi banjir
regional adalah untuk menentukan besarnya debit rencana pada suatu
daerah pengaliran yang tidak memiliki data debit.
3. Metode Puncak Banjir Diatas Ambang
Metode ini digunakan apabila data debit yang tersedia antara 3 sampai
10 tahun. Metode ini metode ini berdasarkan pengambilan puncak banjir
dalam selang 1 tahun di atas ambang tertentu dan hanya cocok untuk data
yang didapat dari pos jaga pintu air.
4. Metode Empiris
Metode ini dipergunakan apabila data hujan dan daerah karakteristik
daerah aliran tersedia. Contoh metode yang termasuk dalam kelompok
metode ini adalah:
a. Metode Rasional
b. Metode Melchior
c. Metode Weduwen
d. Metode Haspers
5. Metode Analisis Regresi
Metode ini menggunakan persamaan-persamaan regresi yang di
hasilkan Institute of Hydrology, pusat penelitian dan pengembangan
pengairan sungai selanjutnya untuk banjir dengan periode ulang tertentu
digunakan lengkung analisis regional.
6. Model Matematika
Metode ini dipergunakan apabila selang waktu pengamatan data hujan
lebih panjang daripada pengamatan data debit, selanjutnya untuk
memperpanjang data aliran yang ada digunakan model matematika
kemudian besar debit banjir rencana dihitung dengan analisis frekuensi
atau menggunakan distribusi probabilitas, contohnya: gumbel, log person
dan log normal.
16

Dalam perhitungan tinjauan debit banjir Sungai Batang Kuranji


menggunakan metode empiris khususnya metode Haspers karena data
hujan dan karakteristik daerah aliran tersedia.
K. Metode Haspers
Menurut I Made Kamiana (2012: 100), langkah-langkah menghitung debit
maksimum dengan menggunakan metode Haspers adalah:
1. Menghitung nilai koefisien pengaliran (
Dimana, A = luas daerah pengaliran sungai

2. Menghitung koefisien reduksi pengaliran

Karena nilai waktu koefisien belum diketahui maka dicari terlebih


dahulu nilai t, t = tc dimana rumus yang digunakan adalah:
0,8
S-0,3
Dimana:
L = panjang sungai utama (km)
S = kemiringan sungai rata-rata.
3. Besarnya curah hujan (r dalam satuan mm) untuk lama hujan tertentu
(dalam t=tc satuan jam) dan hujan harian maksimum (R24 dalam satuan
mm) dirumuskan sebagai berikut:
a. Untuk t > 2 jam

b. Untuk 2 jam < t < 19 jam

c. Untuk 19 jam < t < 30 hari


17

d. Besarnya intensitas hujan (I dalam satuan m3/dt/km2) ditentukan


berdasarkan hubungan antara r (mm) dan t (jam) dengan rumus:

e. Menghitung debit maksimum


Qmaks
L. Kapasitas Saluran
Tujuan dari perhitungan kapasitas saluran sungai pada dasarnya untuk
menghitung volume penampang, yang kemudian akan didapatkan debit yang
mampu ditampung oleh penampang tersebut. Penampang yang digunakan
berupa penampang majemuk. Adapun rumus yang digunakan dalam
perhitungan kapasitas saluran yaitu:
1. Debit
Q=AxV
Dimana:
Q = debit (m3/detik)
A = luas keliling basah (m2)
V = kecepatan aliran rata-rata (m/det)
2. Luas penampang basah
Luas penampang basah adalah luas penampang melintang aliran yang
tegak lurus dengan arah aliran. Persamaan luas penampang basah adalah:
A = (b + m x h) . h
Dimana:
A = luas penampang basah
b = lebar sungai
m = talud
h = tinggi sungai
18

3. Keliling penampang basah


Keliling penampang basah adalah panjang garis perpotongan dari
permukaan basah dengan bidang penampang melintang yang tegak lurus
arah aliran.
P = b + 2.h x √
Dimana:
P = keliling penampang basah
b = lebar sungai
m = talud
h = tinggi
4. Jari-jari hidrolik
Rasio luas basah dengan keliling basah aliran air dalam suatu saluran
dapat berupa aliran terbuka ataupun tertutup.
R= ⁄
Dimana:
R = jari-jari hidrolik
A = luas penampang basah
P = keliling penampang basah
5. Kecepatan saluran
Kegunan dari menghitung kapasitas saluran pada dasarnya adalah
bertujuan untuk menghitung seberapa besar saluran dapat mengalirkan air
menuju tempat penampungan air baik itu waduk, sungai, ataupun laut.
Adapun perhitungan yang sering digunakan pada saluran terbuka adalah
rumus strickler (Erman Mawardi, 2010: 103) yaitu:
2/3
.I½
Dimana:
V = kecepatan aliran rata-rata (m/det)
k = koefisien strickler
R = jari-jari hidrolik
I = kemiringan saluran
BAB III
METODOLOGI

A. Jenis Proyek Akhir


Proyek akhir ini membahas tentang “Tinjauan Kapasitas Pada
Normalisasi Sungai Batang Kuranji Kecamatan Pauh Kota Padang
Berdasarkan Debit Maksimum”. Proyek akhir ini bertujuan untuk
menganalisis debit banjir daerah aliran Sungai Batang Kuranji berdasarkan
data curah hujan yang digunakan untuk perhitungan pengendalian banjir.
B. Tempat Proyek Akhir
Pelaksanaan proyek akhir ini bertempat di Sungai Batang Kuranji
Kecamatan Pauh Kota Padang pada proyek normalisasi dan perkuatan tebing
Sungai Batang Kuranji. Lokasi dapat dilihat pada gambar dibawah ini.

Gambar 7. Lokasi Normalisasi


Sumber: Google Maps

C. Waktu Pengambilan Data


Waktu pengambilan data yang berkaitan dengan penyusunan proyek
akhir ini dilakukan pada tanggal 02 Juli - 05 Juli 2018.

19
20

D. Metode Perolehan Data


Dalam penyusunan proyek akhir ini data dikumpulkan melalui berbagai
sumber, diantaranya dengan cara yaitu:
1. Observasi
Metode ini dilakukan untuk memperoleh data-data yang didapatkan di
lapangan sebagai sumber nyata tentang kebenaran dan penerapan teori.
Data yang diperoleh melalui observasi adalah curah hujan, data teknis
sungai dan gambar potongan normalisasi.
2. Wawancara
Selain melalui observasi ke lapangan, data juga dikumpulkan melalui
wawancara, yaitu dengan menanyakan hal-hal yang perlu diketahui dari
masyarakat setempat yang tinggal disekitar Sungai Batang Kuranji.
3. Literatur
Metoda ini dilakukan untuk mengolah data melalui bacaan/buku,
yaitu perhitungan debit rencana dengan menggunakan metoda Haspers.
Adapun langkah-langkah perhitungan pembahasan pada BAB selanjutnya
adalah sebagai berikut:
a. Analisis frekuensi
Bertujuan untuk mencari rata-rata jumlah curah hujan maksimum.
b. Pengujian seri data dengan menggunakan metode Rescaled Adjusted
Partial Sums (RAPS).
Bertujuan untuk menghitung konsistensi dari data curah hujan,
dengan cara menghitung penyimpangan dari nilai jumlah kumulatif
rata-rata.
c. Distribusi probabilitas
Menghitung distribusi probabilitas digunakan untuk memperoleh
nilai hujan rencana, beberapa distribusi probabilitas kontinu yang
sering digunakan yaitu: Gumbel, Normal, Log Normal dan Log
Pearson tipe III.
21

d. Uji distribusi probabilitas dengan menggunakan metode chi kuadrat


Metode ini digunakan untuk menguji ke-empat nilai distribusi
probabilitas yang dapat diterima.
e. Analisis curah hujan rencana
Analisis curah hujan bertujuan untuk mendapatkan debit banjir
maksimum dan data yang dipakai adalah data curah hujan yang
didapat dari pos hujan.
f. Analisis debit banjir rencana dengan menggunakan metoda Haspers
g. Kapasitas saluran
Bertujuan untuk menghitung volume penampang, yang kemudian
akan didapatkan debit yang mampu ditampung oleh penampang
tersebut. persamaan yang dipakai dalam perhitungan ini adalah rumus
Strickler.
22

E. Bagan Alir Pengolahan Data


Untuk lebih jelasnya berikut ini adalah bagan alir pelaksanaan penelitian
proyek akhir.

Mulai

Perolehan Data :
1. Observasi
2. Wawancara
3. Literatur

Input Data :
1.Data Curah Hujan
2. Data Sungai

Pengolahan Data :
1. Analisis Curah Hujan Metoda RAPS
2. Analisis Frekuensi Curah Hujan
3. Analisis Curah Hujan Rencana
4. Analisis Debit Banjir Rencana
5. Analisis Kapasaitas Saluran

Hasil dan Pembahasan

Kesimpulan dan Saran

selesai

i
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Data
Tujuan dari perhitungan data ini adalah untuk mengetahui seberapa besar
debit Sungai Batang Kuranji dengan menggunakan metode Haspers karena
luas DAS Sungai Batang Kuranji 300 km2 (I Made Kamiana, 2012: 100).
Perhitungan debit rencana dapat ditentukan berdasarkan curah hujan
rencana dan karekteristik daerah aliran sungai. Adapun data teknis Sungai
Batang Kuranji adalah sebagai berikut (Dinas PU Wilayah Sungai V, 2018):
1. Luas DAS (A) = 202,70 km2
2. Panjang sungai (L) = 29,169 km
3. Kemiringan sungai (I) = 0,00161
B. Data Curah Hujan
Data curah hujan diambil dari Stasiun Gunung Nago, karena lokasi studi
terletak di sekitar Stasiun. Data yang diambil berdasarkan curah hujan 15
tahun terakhir dari tahun 2003-2017 yang dapat dilihat pada (lampiran 5).
Dari data curah hujan diperoleh curah hujan maksimum seperti yang
terlihat pada tabel 1 sebagai berikut:
Tabel 1. Curah Hujan Maksimum Stasiun Gunung Nago
No Tahun Xi
1 2003 186
2 2004 186
3 2005 270.2
4 2006 270.2
5 2007 98
6 2008 239
7 2009 196
8 2010 180
9 2011 170
10 2012 140
11 2013 191
12 2014 139
13 2015 231
14 2016 1015
15 2017 241
∑Xi 3752.4
X 250.16
(Sumber data: Dinas PSDA Tahun 2017)

23
24

Dari data pada tabel diatas, maka dapat dibuat grafik curah hujan
maksimum pada Stasiun Gunung Nago seperti berikut:

Grafik Curah Hujan Maksimum Stasiun Gg. Nago

1100 1015
1000
900
800
700
600
Xi

500
400 270,2 270,2 241
300 239 196 231
186 186 180 170 140 191 139
200 98
100
0

Tahun

Gambar 8. Grafik Curah Hujan Maksimum Stasiun Gg. Nago


Sumber: Data PSDA Tahun 2017
C. Analisis Frekuensi Curah Hujan
Tujuan dari analisis frekuensi adalah untuk mencari hubungan antara
besarnya suatu kejadian ekstrem (maksimum dan minimum) dan frekuensinya
berdasarkan distribusi probabilitas.
1. Pengujian Seri Data dengan Menggunakan Metode Rescaled Adjusted
Partial Sum (RAPS)
Berdasarkan data curah hujan maksimum diperoleh hasil perhitungan
seri data menggunakan metoda RAPS seperti yang terlihat pada tabel 2
sebagai berikut:
Tabel 2. Konsistensi Seri Data dengan Metode RAPS
K Xi Xi – X Sk* Dy2 Sk**
2003 186 -64.16 -64.16 274.43 -0.31
2004 186 -64.16 -128.32 274.43 -0.61
2005 270.2 20.04 -108.28 26.77 -0.52
2006 270.2 20.04 -88.24 26.77 -0.42
2007 98 -152.16 -240.40 1543.51 -1.15
2008 239 -11.16 -251.56 8.30 -1.20
2009 196 -54.16 -305.72 195.55 -1.46
2010 180 -70.16 -375.88 328.16 -1.79
2011 170 -80.16 -456.04 428.38 -2.17
2012 140 -110.16 -566.20 809.02 -2.70
25

2013 191 -59.16 -625.36 233.33 -2.98


2014 139 -111.16 -736.52 823.77 -3.51
2015 231 -19.16 -755.68 24.47 -3.60
2016 1015 764.84 9.16 38998.68 0.04
2017 241 -9.16 0.00 5.59 0.00
∑Xi 3752.4 ∑Dy 44001.18
2

X 250.16 Dy 209.76
(Sumber data: hasil perhitungan)
Berdasarkan hasil perhitungan pada tabel 2 didapatkan rata-rata dari
curah hujan maksimum dari tahun 2003-2017 sebesar 250,16 mm dan rata-
rata dari Dy2 sebesar 209,76 mm.
2. Distribusi Probabilitas
a. Distribusi Probabilitas Gumbel
Hasil perhitungan parameter statistik distribusi probabilitas
gumbel dapat dilihat pada tabel 3 sebagai berikut:
Tabel 3. Perhitungan Metode Gumbel
Tahun Xi (Xi - X) (Xi-X)²
2003 186 -64.16 4116.5
2004 186 -64.16 4116.5
2005 270.2 20.04 401.6
2006 270.2 20.04 401.6
2007 98 -152.16 23152.7
2008 239 -11.16 124.5
2009 196 -54.16 2933.3
2010 180 -70.16 4922.4
2011 170 -80.16 6425.6
2012 140 -110.16 12135.2
2013 191 -59.16 3499.9
2014 139 -111.16 12356.5
2015 231 -19.16 367.1
2016 1015 764.84 584980.2
2017 241 -9.16 83.9
∑Xi 3752.4 ∑ 660017.7
X 250.16 44001.2
(Sumber data: hasil perhitungan)
26

Dari perhitungan tabel 3 maka dapat dilakukan perhitungan


sebagai berikut:
1) Nilai hujan rata-rata (X)
X =∑ ⁄
= ⁄
= 250,16 mm
2) Nilai standar deviasi (S)

2
S=
 ( Xi  X )
N 1
660017 ,7
=
15  1
= 58,029 mm
3) Hitung nilai K
Dengan jumlah data (n) = 15
Yn = 0,5128 (lihat lampiran 6)
Sn = 1,0210 (lihat lampiran 6)
Periode ulang (t) = 5 tahun, Yt = 1,4999 (lihat lampiran 7)

= = 0,9668

4) Hitung nilai hujan rencana periode ulang 5 tahun (X5)


X5 = X + S x K5 = 250,16 + 58,029 × 0,9668 = 306,26 mm
b. Distribusi Probabilitas Normal
Menghitung parameter statistik pada tabel gumbel yang diperoleh.

1) Nilai hujan rata-rata (X) X =∑ ⁄


= ⁄
= 250,16 mm
27

2
2) Standar deviasi S=
 ( Xi  X )
N 1
660017 ,7
=
15  1
= 58,029 mm
3) Hitung nilai KT untuk t = 5 tahun, K5 = 0,84 (lihat lampiran 8)
4) X5 = X + S x K5 = 250,16 + 58,029 × 0,84 = 298,90 mm
c. Distribusi Probabilitas Log Normal
1) Nilai rata-rata LogX
LogXi 34,872
LogX     2,325
N 15
2) Standar deviasi S Log X
0,5
( LogXi  Logx) 2 0,6942 0,5
S log X =  N 1

15  1
 0,059

3) Hitung nilai KT untuk t = 5 tahun, K5= 0,84 (lihat lampiran 8)


4) Menghitung hujan rencana periode ulang 5 tahun
Log = LogX + x S Log X
Log = 2,325 + 0,84 × 0,059
Log = 2,374
= 236,59 mm
Hasil perhitungan parameter statistik distribusi probabilitas
log normal dapat dilihat pada tabel 4 sebagai berikut:
Tabel 4. Perhitungan Metode Log Normal
No Xi Log Xi (Log Xi - Rata* Log X)²
1 186 2.270 0.0031
2 186 2.270 0.0031
3 270.2 2.432 0.0114
4 270.2 2.432 0.0114
5 98 1.991 0.1113
6 239 2.378 0.0029
7 196 2.292 0.0011
8 180 2.255 0.0048
9 170 2.230 0.0089
10 140 2.146 0.0319
28

11 191 2.281 0.0019


12 139 2.143 0.0331
13 231 2.364 0.0015
14 1015 3.006 0.4646
15 241 2.382 0.0033
Jumlah 34.872 0.6942
Rata-rata 2.325 0.0463
(Sumber data: hasil perhitungan)
Berdasarkan hasil perhitungan pada tabel 4 maka didapatkan
rata-rata dari Log Xi sebesar 2,325 mm dan rata-rata dari (Log Xi -
Rata2 Log X)2 sebesar 0,0463 mm
d. Distribusi Probabilitas Log Pearson Tipe III
1) Nilai rata-rata LogX
LogXi 34,872
LogX     2,325
N 15
2) Standar deviasi
0,5
( LogXi  Logx) 2 0,6942 0,5
SLogX     0,059
N 1 15  1

3) Nilai Cs

Cs  N 
 ( LogXi  LogX ) 3

 0,769
( N  1)  ( N  2)  ( S log X ) 3
4) Berdasarkan nilai Cs= 0,769, pada (lampiran 9) didapatkan nilai T
= 5 tahun, maka nilai K5 = 0,790
5) Menghitung hujan rencana periode ulang 5 tahun
Log = LogX + x S Log X
Log = 2,325+ 0,790 × 0,059
Log = 2,3716
= 235,288 mm
29

Hasil perhitungan parameter statistik distribusi probabilitas


log pearson tipe III dapat dilihat pada tabel 5 sebagai berikut:
Tabel 5. Perhitungan Metode Log Pearson Tipe III
(Log Xi – (Log Xi –
No Xi Log Xi Rata2 Log X)² Rata2 Log Xi)³
1 186 2.270 0.0031 -0.00017
2 186 2.270 0.0031 -0.00017
3 270.2 2.432 0.0114 0.00122
4 270.2 2.432 0.0114 0.00122
5 98 1.991 0.1113 -0.03712
6 239 2.378 0.0029 0.00015
7 196 2.292 0.0011 -0.00003
8 180 2.255 0.0048 -0.00034
9 170 2.230 0.0089 -0.00084
10 140 2.146 0.0319 -0.00571
11 191 2.281 0.0019 -0.00008
12 139 2.143 0.0331 -0.00601
13 231 2.364 0.0015 0.00006
14 1015 3.006 0.4646 0.31672
15 241 2.382 0.0033 0.00019
Jumlah 34.872 0.6942 0.26909
Rata-rata 2.325 0.0463 0.01794
(Sumber data: hasil perhitungan)
Berdasarkan dari hasil perhitungan pada tabel 5 didapatkan
hasil dari rata-rata Log Xi sebesar 2,325 mm, rata-rata dari (Log Xi
– Rata2 Log X)2 sebesar 0,0463 mm dan rata-rata dari
(Log Xi – Rata2 Log Xi)3 sebesar 0,01794 mm.
D. Uji Distribusi Probabilitas
Uji probabilitas bertujuan untuk mengetahui apa persamaan yang dapat
mewakili sampel data yang akan di analisis. Uji konsistensi dapat dihitung
dengan menggunakan metoda chi-kuadrat (X2) sebagai berikut:
1. Menghitung Jumlah Kelas (n) = 15
Kelas distribusi (K) = 1 + 3,3 Log n
= 1 + 3,3 Log 15
= 4,53 ~ 5 kelas
30

2. Menghitung Derajat Kebebasan (Dk) dan X2cr


a. Parameter (P) = 2
b. Dk = K – (P + 1)
= 5 – (2 + 1)
=2
c. Dengan jumlah data (n) =15, = 5%, Dk= 2 maka, nilai X2Cr= 5,9910
(lihat pada lampiran 10)
3. Menghitung Kelas Distribusi
a. Kelas distribusi = 100% = 20%

b. Interval distribusi (Px) adalah 20%, 40%, 60%, 80%


c. Persentase (T) =

T 20% = 5 tahun
T 40% = 2,5 tahun
T 60% = 1,67 tahun
T 80% = 1,25 tahun
4. Menghitung Interval Kelas
a. Uji Distribusi Probabilitas Gumbel
X = 250,16 mm S = 58,029 mm Dengan data (n) = 15
Yn = 0,5128 Sn = 1,0210
T=5 Yt = 1,4999 K = 0,9668
T = 2,5 Yt = 0,6717 K = 0,1556
T = 1,67 Yt = 0,0907 K = -0,4134
T = 1,25 Yt = -0,4759 K = -0,9683

XT = X + S x K
X5 = 250,16 + 58,029 0,9668 = 306,26 mm
X2,5 = 250,16 + 58,029 0,1556 = 259,18 mm
X1,67 = 250,16 + 58,029 -0,4134 = 225,44 mm
X1,25 = 250,16 + 58,029 -0,9683 = 190,83 mm
31

Hasil uji nilai X2 untuk distribusi gumbel dapat dilihat pada tabel 6
sebagai berikut:
Tabel 6. Hasil Uji Distribusi Gumbel

Kelas Interval Ef Of Of – Ef (Of-Ef)²/Ef


1 > 306,26 3 1 -2 1,3
2 259,18 – 306,26 3 2 -1 0,3
3 225,44 – 259,18 3 3 0 0
4 190,83 – 225,44 3 2 -1 0,3
5 < 190,83 3 7 4 5,3
∑ 15 15 X² 7,2
(Sumber data: hasil perhitungan)
b. Uji Distribusi Probabilitas Normal
X = 250,16 mm
S = 58,029 mm
T=5 maka KT = 0,84
T = 2,5 maka KT = 0,25
T = 1,67 maka KT = -0,25
T = 1,25 maka KT = -0,84
X5 = 250,16 + 58,029 0,84 = 298,90 mm
X2,5 = 250,16 + 58,029 0,25 = 264,67 mm
X1,67 = 250,16 + 58,029 -0,25 = 235,65 mm
X1,25 = 250,16 + 58,029 -0,84 = 201,42 mm
Tabel 7. Hasi Uji Distribusi Normal

Kelas Interval Ef Of Of – Ef (Of-Ef)²/Ef


1 > 298,90 3 1 -2 1,3
2 264,67 – 298,90 3 2 -1 0,3
3 235,65 – 264,67 3 2 -1 0,3
4 201,42 – 235,65 3 1 -2 1,3
5 < 201,42 3 9 6 2
∑ 15 15 X² 5,2
(Sumber data: hasi perhitungan)
32

c. Distribusi Probabilitas Log Normal


LogX = 2,325 mm
S Log X = 0,059 mm
T=5 maka KT = 0,84
T = 2,5 maka KT = 0,25
T = 1,67 maka KT = -0,25
T = 1,25 maka KT = -0,84

Log XT = LogX + x S Log X


X5 = 2,325 + 0,84 0,059 = 236,59 mm
X2,5 = 2,325+ 0,25 0,059 = 218,27 mm
X1,67 = 2,325 + (-0,25) 0,059 = 204,17 mm
X1,25 = 2,325 + (-0,84) 0,059 = 188,36 mm
Perhitungan nilai X2 untuk distribusi log normal dapat dilihat
pada tabel 8 sebagai berikut:
Tabel 8. Hasil Uji Probabilitas Log Normal

Kelas Interval Ef Of Of – Ef (Of-Ef)²/Ef


1 > 261.28 3 5 2 1,3
2 233.34 - 261.28 3 1 -2 1,3
3 212.32 - 233.32 3 0 -3 3
4 190.11 - 212.32 3 4 1 0,3
5 < 190.11 3 7 4 5,3
∑ 15 15 X² 11,2
(Sumber data: hasil perhitungan)
d. Distribusi Probabilitas Log Pearson Tipe III
LogX = 2,325 mm
S Log X = 0,059 mm
T=5 maka KT = 0,8379
T = 2,5 maka KT = 0,1299
T = 1,67 maka KT = -0,1061
T = 1,25 maka KT = -0,2241
33

Log XT = LogX + x S Log X


X5 = 2,325 + 0,8379 0,059 = 236,59 mm
X2,5 = 2,325 + 0,1299 0,059 = 215,28 mm
X1,67 = 2,325 + (-0,1061) 0,059 = 208,45 mm
X1,25 = 2,325 + (-0,2241) 0,059 = 205,16 mm
Perhitungan nilai X2 untuk distribusi probabilitas log pearson tipe
III dapat dilihat sebagai berikut:
Tabel 9. Hasil Uji Probabilitas Log Pearson Tipe III

Kelas Interval Ef Of Of – Ef (Of-Ef)²/Ef


1 > 236,59 3 5 2 1,3
2 215,28 – 236,59 3 1 -2 1,3
3 208,45 – 215,28 3 0 -3 3
4 205,16 – 208,45 3 0 -3 3
5 < 213,30 3 9 6 12
∑ 15 15 X² 20,6
(Sumber data: hasil perhitungan)
Rekapitulasi dari perhitungan perbandingan nilai X2 < X2cr semua
distribusi probabilitas dapat dilihat pada tabel 10 sebagai berikut:
Tabel 10. Rekapitulasi Perbandingan Nilai X2 dan X2cr
Distribusi Probabilitas X² terhitung X²cr Ket
Gumbel 7,2 < 5.991 Ditolak
Normal 5,2 < 5.991 Diterima
Log Normal 11,2 < 5.991 Ditolak
Log Pearson Tipe III 20,6 < 5.991 Ditolak
(Sumber data: hasi perhitungan)
Berdasarkan dari tabel diatas distribusi probabilitas normal memiliki nilai
X < X2Cr maka dapat disimpulkan distribusi normal dapat diterima dan
2

memiliki simpangan terkecil diantara semua distribusi.


34

E. Analisis Curah Hujan Rencana


Berdasarkan hasil perhitungan uji nilai X2 < X2cr pada perhitungan
analisis curah hujan rencana yang dipakai adalah distribusi probabilitas normal
seperti yang dapat dilihat pada tabel 11 sebagai berikut:
Tabel 11. Perhitungan Distribusi Normal
Tahun Xi (Xi - X) (Xi-X)²
2003 186 -64.16 4116.5
2004 186 -64.16 4116.5
2005 270.2 20.04 401.6
2006 270.2 20.04 401.6
2007 98 -152.16 23152.7
2008 239 -11.16 124.5
2009 196 -54.16 2933.3
2010 180 -70.16 4922.4
2011 170 -80.16 6425.6
2012 140 -110.16 12135.2
2013 191 -59.16 3499.9
2014 139 -111.16 12356.5
2015 231 -19.16 367.1
2016 1015 764.84 584980.2
2017 241 -9.16 83.9
∑Xi 3752.4 ∑ 660017.7
X 250.16 44001.2
(Sumber data: hasil perhitungan)
Berdasarkan data perhitungan probabilitas normal diperoleh hasil
perhitungan curah hujan rencana seperti yang terlihat pada tabel 12 sebagai
berikut:
Tabel 12. Perhitungan Curah Hujan Rencana
Xn
Periode Yt Yn Sn K S X (mm)
X2 0.3065 0.5128 1.0210 -0.2020 58.029 250.16 239.438
X5 1.4999 0.5128 1.0210 0.9667 58.029 250.16 306.256
X10 2.2504 0.5128 1.0210 1.7019 58.029 250.16 348.919
X25 3.1255 0.5128 1.0210 2.5589 58.029 250.16 389.650
X50 3.9019 0.5128 1.0210 3.3194 58.029 250.16 442.782
X100 4.6001 0.5128 1.0210 4.0032 58.029 250.16 482.460
(Sumber data: hasil perhitungan)
35

F. Analisis Debit Rencana Banjir


Menurut I Made Kamiana (2012: 100), perhitungan debit banjir
rencana dengan menggunakan Metode Haspers karena Sungai Batang
Kuranji memiliki luas daerah aliran sebesar 202,70 km2 yang memenuhi
syarat penggunaan Metode Haspers yaitu luas daerah aliran < 300 km2,
data curah hujan dan data karakteristik daerah aliran sungai. Data yang
dibutuhkan dalam perhitungan adalah sebagai berikut (Dinas PU Wilayah
Sungai V tahun 2018):

1. Luas daerah aliran sungai (A) = 202,70 km2


2. Panjang sungai (L) = 29,169 km
3. Kemiringan sungai (S) = 0,00161
Langkah perhitungan:

1. Hitung nilai (X)


X =∑ ⁄
= ⁄

= 250,16 mm
2. Hitung nilai ( )

= 0,365
3. Hitung nilai (Tc)
Tc = 0,1 × L0,8 × S-0,3
= 0,1 × 29,169,8 × 0,00161-0,3
= 6,642 jam
36

4. Hitung koefisien reduksi (β)

β = 0,34
5. Untuk 2 jam < tc < 19 jam, maka besar distribusi hujan (Rn)
Rn X2 = = = 207,237 mm

6. Debit per satuan luas daerah


I =

I X2 = = = 8,667 m/dtk

7. Hitung Qmaks
Q2 = × β × I2× A
= 0,365 × 0,34 × 8,667 × 202,70 = 218,019 m3/dtk
Hasil perhitungan dari debit banjir rencana berdasarkan metode
Haspers dapat dilihat pada tabel 13 sebagai berikut:
Tabel 13. Debit Banjir Rencana
Periode Xn Tc Rn I Q (m³/dtk)
X2 239.438 6.642 207.237 8.667 218.019
X5 306.256 6.642 266.181 11.132 280.026
X10 348.919 6.642 303.261 14.681 369.302
X25 398.650 6.642 346.483 16.491 414.832
X50 442.782 6.642 384.841 18.093 455.131
X100 482.460 6.642 419.327 19.537 491.455
(Sumber data: hasil perhitungan)
Dari hasil perhitungan dengan Metode Haspers didapatkan debit
banjir rencana dengan kala ulang Q100 tahun sebesar 491,455 m3/dtk, maka
debit banjir yang diambil adalah debit yang paling besar dengan debit
banjir rencana sebesar 491,455 m3/dtk.
37

G. Analisis Kapasitas Saluran


Perhitungan kapasitas saluran berguna untuk mengetahui kapasitas debit
pada saluran agar tidak menimbulkan terjadinya pengendapan sedimen dan
debit banjir yang tidak mampu di tampung oleh dimensi penampang saluran.
Dari hasil analisis debit banjir rencana di atas, bahwa Sungai Batang Kuranji
memiliki debit banjir rencana dengan kala ulang 100 tahun sebesar 491,455
m3/dtk. Untuk mengetahui kapasitas saluran mampu atau tidaknya
menampung debit banjir 491,455 m3/dtk, oleh karena itu perlu menghitung
kapasitas saluran. Menghitung kapasitas saluran pada normalisasi Sungai
Batang Kuranji dapat menggunakan rumus pengaliran Strickler, (Totoh, 2015:
63) sebagai berikut:
Rumus:
Q =V × A
A = (b + m × h).h

P = b + 2h × √ +1
R= ⁄
V = k × R2/3 × I1/2
Keterangan:
Q = debit saluran (m3/dtk)
V = kecepatan aliran (m/dtk)
A = potongan melintang (m)
R = jari-jari hidraulik (m)
m = kemiringan talud (m)
b = lebar dasar (m)
H = tinggi air (m)
I = kemiringan saluran (m)
k = koefisien kekasaran Strickler
P = keliling basah (m)
38

M=2.25

Gambar 9. Ukuran Normalisasi Sungai


(Sumber: Dinas PU Wilayah Sungai V Tahun 2018)

Data teknis normalisai sungai yang diperoleh dari Dinas PU Wilayah Sungai
V sebagai berikut:
Q100 = 491,455 m3/dtk
I = 0,00161
h1 = 4,00 m b1 = 40 m
h2 = 4,80 m b2 = 52 m
Koefisien Strickler (k) = 60 (saluran pasangan batu , lampiran 11)
Kemiringan talud (m) = 2,25
Perhitungan:
1. Potongan melintang saluran
A1 = b1 × h1
= 40 × 4
= 160 m2
A2 = (b2 + m.h2). h2
= (52 + 2,25.4,80). 4,80
= 103,84 m2
Atotal = A1 + A2
= 160 m2 + 103,84 m2
= 263,84 m2
39

2. Keliling basah

P1 = b1 + 2.h1 P2 = b2 + 2 × h2 × √

= 40 + 2.4 = 52 + 2 × 4,80 × √
= 48 m = 75,616 m
Ptotal = P1 + P2
= 48 + 75,616
= 123,61 m
3. Jari-jari hidraulik

R= = = 2,134 m

4. Kecepatan aliran
V = k × R2/3 × I1/2
= 60 × (2,134)2/3 × (0,00161)1/2
= 3,990 m/dtk
5. Q100 = A × V
= 263,84 × 3,990
= 1052,72 m3/dtk
H. Pembahasan
Dari hasil perhitungan debit banjir rencana di atas dengan menggunakan
Metode Haspers dapat dilihat bahwa Sungai Batang Kuranji memiliki debit
banjir rencana dengan kala ulang 100 tahun sebesar 491,455 m3/dtk.
Sedangkan dari hasil perhitungan debit kapasitas penampang saluran didapat
1052,72 m3/dtk. Jadi Q100 = 491,455 < 1052,72, maka dimensi penampang
saluran tersebut mampu menampung debit banjir rencana periode kala ulang
100 tahun. Jadi proyek normalisasi pada Sungai Batang Kuranji mampu
mengalirkan debit maksimum dan desain penampang saluran bisa mengatasi
akan terjadinya limpasan banjir.
BAB V
KESIMPULAN

A. Kesimpulan
Berdasarkan dari hasil perhitungan debit maksimum pada normalisasi
Sungai Batang Kuranji dengan menggunakan data curah hujan 15 tahun
pengamatan dari tahun 2003-2017. Perhitungan debit maksimum dilakukan
menggunakan metode Haspers dengan rumus Q = × β × I × A, sedangkan
untuk menghitung kapasitas saluran dengan menggunakan persamaan
Strickler dengan rumus Q = A × V.
Dari hasil perhitungan debit maksimum pada normalisasi Sungai Batang
Kuranji, didapatkan hasil debit maksimum periode kala ulang 100 tahun
sebesar 491,455 m3/dtk, sedangkan dari hasil perhitungan normalisasi saluran
mampu menampung debit banjir periode kala ulang 100 tahun sebesar
1052,72 m3/dtk. Karena perhitungan debit maksimum banjir rencana lebih
kecil dibandingkan debit maksimum kapasitas saluran maka dengan hasil
tersebut saluran mampu menampung debit banjir Sungai Batang Kuranji
periode ulang 100 tahun.
B. Saran
Dari hasil analisis debit maksimum pada normalisasi Sungai Batang
Kuranji dan kesimpulan diatas, penulis dapat memberi saran sebagai berikut:
1. Untuk rekan-rekan mahasiswa yang ingin melakukan penelitian tentang
analisis debit maksimum pada normalisasi sungai, harus melihat dulu
data-data yang diperlukan dan metoda apa yang akan dipilih.
2. Untuk masyarakat yang berada di sekitar Sungai Batang Kuranji agar
dapat menjaga serta tidak mengalih fungsikan tata guna lahan dan tidak
melakukan pembalakan liar, sehingga sungai dapat mengalirkan air
dengan aman tanpa merusak bangunan air yang berada disekitar sungai.

40
41

DAFTAR PUSTAKA

Arya, Mohammad .(2018). “Hujan Lebat Sebabkan Banjir & Longsor di


Padang”. Padang Kita. https://Padangkita.com/hujan-lebat-sebabkan-
banjir-dan-longsor-di-padang. Diakses tanggal 1 November 2018.
Asdak, Chay. (2010). Hidrologi dan Pengolahan Daerah Aliran Sungai.
Yogyakarta: Gajah Mada University Press.
Andayono, Totoh. (2015). Irigasi Dan Bangunan Air. Padang: Universitas Negeri
Padang.
Dapertemen Pendidikan Nasional. (2014). Panduan Penulisan Proyek Akhir
Universitas Negeri Padang. Padang: Universitas Negeri Padang.
Irsyad, Fadli & Eri Gas Ekaputra (2015). “Analisis Wilayah Konservasi Daerah
Aliran Sungai Batang Kuranji dengan Aplikasi SWAT”. Jurnal Teknologi
Pertanian, Vol 19 No. 1.
Kamiana, I Made. (2012). Teknik Perhitungan Debit Rencana Bangunan Air.
Yogyakarta: Graha Ilmu.
Mawardi, Erman. (2010). Desain Hidraulik Bangunan Irigasi. Bandung: Alfabeta.
Rafi’I, Suryatna. (1996). Meteorologi dan Klimatologi. Bandung: Angkasa.
Robert, Kodoatie & Roestam Sjarief. (2008). Pengelolaan Sumber Daya Air
Terpadu. Yogyakarta.
Sidharta S.K. (1977). Irigasi dan Bangunan Air. Jakarta: Gunadarma.
Suprapto. (2003). Manajemen Sumber Daya Air. Jakarta: Erlangga.
UU No.7 Tahun 2004 Tentang Sumber Daya Air. http://www.sanitasi.net/undang-
undang-no-7-tahun-2004-tentang-sumber-daya-air.html. Diakses tanggal
28 Oktober 2018.
Lestari. “Gambar Bangunan Chek Dam”. https://bebasbanjir2025.wordpress.com.
Diakses tanggal 28 Oktober 2018.
42

Lampiran 1. Surat Tugas Pembimbing


43

Lampiran 2. Surat Izin Pengambilan Data di Dinas PSDA


44

Lampiran 3. Surat Izin Pengambilan Data di Dinas PU


45

Lampiran 4. Lembaran Konsultasi dengan Dosen Pembimbing


46
Lampiran 5. Data Curah Hujan dari Stasiun Gunung Nago
Tahun Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agust Sept Okt Nov Des Max Jumlah Rata-rata
2003 162 152 72 56 131 52 156 31 71 66 113 186 186 1248 104.0
2004 162 152 72 56 131 52 156 31 71 66 113 186 186 1248 104.0
2005 210.8 86.8 101.6 61,6 130,6 110.8 71.8 245.6 270.2 241.6 96.4 48.8 270.2 1677 139.7
2006 210.8 86.8 101.6 61.6 130.6 110.8 71.8 245.6 270.2 241.6 96.4 48.8 270.2 1677 139.7
2007 80 98 58 93 42 79 74 51 43 63 49 70 98 800 66.7
2008 93 174 102 239 54 120 162 45 56 64 79 156 239 1344 112.0
2009 44 57 47 48 47 43 41 58 196 64 75 41 196 761 63.4
2010 48 125 149 48 140 162 126 71 114 180 85 104 180 1352 112.7
2011 70 64 76 78 72 93 170 54 58 69 126 94 170 1024 85.3
2012 97 33 139 92 113 120 75 55 140 31 35 127 140 1057 88.1
2013 52 61 71 85 85 88 59 72 52 20 191 120 191 956 79.7
2014 109 62 66 120 70 81 68 123 82 113 119 139 139 1152 96.0
2015 72 89 44 42 78 45 36 46 21 10 231 121 231 835 69.6
2016 71 60 171 78 89 160 20 182 68 1015 64 61 1051 2039 169.9
2017 108 93 112 62 103 108 85 114 241 154 135 71 241 1386 115.5
(Sumber data: Dinas PSDA Tahun 2018)

47
48

Lampiran 6. Tabel Nilai Reduced Standart Deviation (Sn) dan Nilai Reduced
Mean (Yn)
n Sn Yn n Sn Yn
10 0.9497 0.4952 60 1.1750 0.55210
15 1.0210 0.5128 70 1.1850 0.55480
20 1.0630 0.5236 80 1.1940 0.55670
25 1.0910 0.539 90 1.2010 0.55860
30 1.1120 0.5362 100 1.2060 0.56000
35 1.1280 0.5403 200 1.2360 0.56720
40 1.1410 0.5436 500 1.2590 0.57240
45 1.1520 0.5463 1000 1.2690 0.57450
50 1.1610 0.5485
Sumber: Soemarto (1987)
Lampiran 7. Tabel Nilai Reduced Variate (Yt)
Periode Ulang T (Tahun) Yt
2 0.3065
5 1.4999
10 2.2504
20 2.9702
25 3.1255
50 3.9019
100 4.6001
(Sumber: Soemarto (1987)
Lampiran 8. Tabel Nilai Variabel Reduksi Gauss
No Periode Ulang T (Tahun) Kt
1 1.001 -3.05
2 1.005 -2.58
3 1.010 -2.33
4 1.050 -1.64
5 1.110 -1.28
6 1.250 -0.84
7 1.330 -0.67
8 1.430 -0.52
9 1.670 -0.25
10 2.000 0
11 2.500 0.25
12 3.330 0.52
13 4.000 0.67
14 5.000 0.84
15 10.000 1.28
16 20.000 1.64
17 50.000 2.05
18 100.000 2.33
19 200.000 2.58
20 500.000 2.88
21 1000.000 3.09
Sumber: Suripin (2004)
49

Lampiran 9. Tabel Faktor Frekuensi KT untuk Distribusi Log Pearson Tipe III
Return period in years
G or Cs 2 5 10 25 50 100 200
Excendence probabilitas
0.5 0.2 0.1 0.04 0.02 0.01 0.005
3.0 -0.396 0.420 1.180 2.278 3.152 4.051 4.970
2.9 -0.390 0.440 1.195 2.277 3.134 4.013 4.909
2.8 -0.384 0.460 1.210 2.275 3.114 3.973 4.847
2.7 -0.376 0.479 1.224 2.272 3.097 3.932 4.783
2.6 -0.368 0.499 1.238 2.267 3.071 3.889 4.718
2.5 -0.360 0.518 1.250 2.262 3.048 3.845 3.652
2.4 -0.351 0.537 1.262 2.256 3.023 3.800 4.584
2.3 -0.341 0.555 1.274 2.248 2.997 3.753 4.515
2.2 -0.330 0.574 1.284 2.240 2.970 3.705 4.454
2.1 -0.319 0.592 1.294 2.230 2.942 3.656 4.372
2.0 -0.307 0.609 1.302 2.219 2.912 3.605 4.298
1.9 -0.294 0.627 1.310 2.207 2.881 3.553 4.223
1.8 -0.282 0.643 1.318 2.193 2.848 3.499 4.147
1.7 -0.268 0.660 1.324 2.179 2.815 3.444 4.069
1.6 -0.254 0.675 1.329 2.163 2.780 3.388 3.990
1.5 -0.240 0.690 1.333 2.146 2.743 3.330 3.910
1.4 -0.225 0.705 1.337 2.128 2.706 3.271 3.828
1.3 -0.210 0.719 1.339 2.108 2.666 3.211 3.745
1.2 -0.195 0.732 1.340 2.087 2.626 3.149 3.661
1.1 -0.180 0.745 1.341 2.066 2.585 3.087 3.575
1.0 -0.165 0.758 1.340 2.043 2.542 3.022 3.489
0.9 -0.148 0.769 1.339 2.018 2.498 2.957 3.401
0.8 -0.132 0.780 1.336 1.993 2.453 2.891 3.312
0.7 -0.116 0.790 1.333 1.967 2.407 2.824 3.223
0.6 -0.099 0.800 1.328 1.939 2.359 2.755 3.132
0.5 -0.083 0.808 1.323 1.910 2.311 2.686 3.041
0.4 -0.066 0.816 1.317 1.880 2.261 2.615 2.949
0.3 -0.050 0.824 1.309 1.849 2.211 2.544 2.856
0.2 -0.033 0.830 1.301 1.818 2.159 2.472 2.763
0.1 -0.017 0.836 1.292 1.785 2.107 2.400 2.670
0.0 0.000 0.842 1.282 1.751 2.054 2.326 2.576
Sumber: Soemarto (1987)
50

Lampiran 10. Tabel Nilai Parameter Chi-Kuadrat Kritis X2cr


Α
Derajat
dk kepercayaan
0.995 0.99 0.975 0.95 0.05 0.025 0.01 -0.005
1 0.00003930 0.000157 0.000982 0.00393 3.841 5.024 6.635 7.879
2 0.0100 0.0201 0.0506 0.103 5.991 7.378 9.210 10.597
3 0.0717 0.115 0.216 0.352 7.815 9.348 11.345 12.838
4 0.207 0.297 0.484 0.711 9.488 11.143 13.277 14.860
5 0.412 0.554 0.831 1.145 11.07 12.832 15.086 16.750
6 0.676 0.872 1.237 1.635 12.592 14.449 16812 18.548
7 0.989 1.239 1.690 2.167 14.067 16.013 18.475 20.278
8 1.344 1.646 2.180 2.733 15.507 17.535 20.090 21.955
9 1.735 2.088 2.700 3.325 16.919 19.023 21.666 23.589
10 2.156 2.558 3.247 3.94 20.483 20.483 23.209 25.188
11 2.603 3.053 3.816 4.575 19.675 21.920 24.725 26.757
12 3.074 3.571 4.404 5.226 21.026 23.337 26.217 28.300
13 3.565 4.107 5.009 5.892 22.362 24.736 27.388 29.819
14 4.075 4.66 5.629 6.571 23.685 26.119 29.141 31.319
15 4.601 5.229 6.262 7.261 24.996 27.448 30.578 32.801
16 5.142 5.812 6.908 7.962 26.296 28.845 32.000 34.267
17 5.697 6.408 7.564 8.672 27.587 30.191 33.409 35.718
18 6.625 7.015 8.231 9.390 28.869 31.526 34.805 37.156
19 6.844 7.633 8.907 10.117 30.114 32.852 36.191 38.582
20 7.434 8.260 9.591 10.851 31.410 34.170 37.566 39.997
21 8.034 8.897 10.283 11.591 32.671 35.479 38.932 41.401
22 8.643 9.542 10.982 12.338 33.924 36.781 40.289 42.796
23 9.260 10.196 11.689 13.091 36.172 38.076 41.638 44.181
24 9.886 10.856 12.401 13.848 36.415 39.364 42.980 45.558
25 10.520 11.524 13.120 14.611 37.652 40.646 44.314 46.928
26 11.160 12.198 13.844 15.379 38.885 41.923 45.642 48.290
27 11.808 12.879 14.573 16.151 40.113 43.194 46.963 49.645
28 12.461 13.565 15.308 16.928 41.337 44.461 48.278 50.993
29 13.121 14.256 16.047 17.708 42.557 45.722 49.588 52.336
30 13.787 14.953 16.791 18.493 43.733 46.979 50.892 53.672
Sumber: Soewarno (1995)
Lampiran 11. Tabel Koefisien Kekasaran Strickler
Kondisi Saluran Harga K
Saluran lama dengan dinding-dinding sangat kasar >= 36
saluran lama dengan dinding-dinding kasar 38
Saluran drainase yang akan diberi tanggul dan saluran tersier 40
Saluran drainase baru tannpa tanggul 43.5
Saluran primer dan saluran sekunder dengan debit kurang
dari 7,5 m/dtk 45 - 47.5
Saluran terpelihara baik dengan debit lebih besar dari 10
m/dtk 50
Saluran dengan pasangan batu kosongan 50
Saluran dengan dinding pasangan batu belah yang baik dan
beton tidak dihaluskan 60
Saluran dengan dinding halus dan dinding kayu 90
51

Lampiran 12. Data Curah Hujan Stasiun Gunung Nago Tahun 2003-2017
52
53
54
55
56
57
58
59
60
61
62
63
64
65
66

Anda mungkin juga menyukai