Anda di halaman 1dari 12

YAYASAN BRATA BHAKTI

KINERJA PRIORITAS YAYASAN BRATA BHAKTI


TAHUN 2019-2022
1) Bidang Minperslog

a) Pembinaan administrasi personel:


(1) Dalam rangka perbaikan dan penyempurnaan
organisasi sesuai perkembangan situasi maka,
YBB melakukan validasi struktur organisasi dan
menggabungkan tugas pokok dan fungsi yang
sejenis yaitu penggabungan Bidang sosial dan
Bidang Keagamaan dan Kemanusiaanmenjadi
Bid Sosial& Agman dan penggabungan Bidang
Rengar dengan Bid Investasi menjadi Bid Rengar
& Investasi. Validasi struktur organisasitersebut
disahkan dalam Keputusan Ketua Pembina
Yayasan Brata Bhakti Nomor :KEP / 03 / VII /
2020 / YBB tanggal 30 Juli 2020 tentang Validasi
Struktur Organisasi Yayayasan Brata Bhakti.
(2) Penyegaran/penggantian pengurus dan pejabat
Badan Usaha (Komisaris & Direksi) di lingkungan
YBB:
(a) Berdasarkan Surat Keputusan Pembina
YBB Nomor: Skep/25/III/2019/YBB tanggal
22 Maret 2019 tentang pemberhentian dari
dan pengangkatan dalam jabatan
organisasi pengurus YBB.
(b) Berdasarkan Surat Ketua Pembina YBB
Nomor : R/193/VI/2020 YBB tentang
likuidasi kepengurusan YBB dan
Penyegaran Pimpinan Badan Usaha Serta
Badan Pengelola, meliputi:
- Kabid Rengar & Investasi YBB
- Kabid Sos &Agman YBB
- Dir PT Bhara Induk
- Dir PT Tansa Trisna
- Dirut PT ABB
- Dirut PT BPR BBS
- Dir PT Brata Jaya Sakti
- Komisaris PT Ratah Timber
- Ka BP Patiunus dan Perumahan
Pondok Daru Permai.
- Sekretaris BPH Ubhara Jaya.
(3) Penetapan ketentuan pembinaan personel
berdasarkan Surat Keputusan Ketua Pembina
YBB Nomor : Kep/08/XII/2020/YBB tanggal 3
Desember 2020 tentang Pengangkatan dan
pemberhentian dalam jabatan serta usia akhir
masa bakti di lingkungan Yayasan Brata Bhakti
yang meliputi:
(a) Wewenang pengangkatan dan/atau
pemberhentian dalam jabatan Pengurus
2

YBB, Rektor Ubhara Jaya dan Ubhara


Surya, Badan Usaha/Perusahaan, Badan
Pengelola dan Karyawan YBB, YBB
Daerah diatur sebagai berikut :
- Pembina Yayasan Brata Bhakti
berwenang mengangkat dan
memberhentikan Pengurus Yayasan
Brata Bhakti dan Rektor Universitas
Bhayangkara Jakarta Raya, Rektor
Universitas Bhayangkara Surabaya
serta Pembina Yayasan Brata Bhakti
Daerah.
- Ketua Pengurus YBB berwenang
mengangkat Ketua Pengurus Yayasan
Brata Bhakti Daerah yang tidak
memiliki Pembina. Ketentuan ini
diubah sesuai dengan Anggaran
Rumah Tangga YBB Bab X pasal 44
bila tidak ada ketua pembina YBB
Daerah maka Ketua Pengurus YBB
Daerah diangkat dan diberhentikan
oleh Ketua Pembina YBB
- Ketua Pengurus Yayasan Brata Bhakti
selaku pemegang saham berwenang
mengusulkan pemberhentian dan/atau
pengangkatan Dewan Komisaris
dan/atau Direksi Badan
Usaha/Perusahaan di Lingkungan
Yayasan Brata Bhakti.
- Ketua Pengurus Yayasan Brata Bhakti
berwenang menetapkan
pemberhentian dan/atau pengangkatan
Dewan Komisaris dan/atau Direksi
Badan Usaha/Perusahaan di
Lingkungan Yayasan Brata Bhakti hasil
dari Rapat Umum Pemegang Saham
(RUPS).
- Ketua Pengurus Yayasan Brata Bhakti
berwenang mengangkat dan
memberhentikan Kepala Badan
Pengelola serta staf/karyawan
Yayasan Brata Bhakti.
(b) Masa jabatan Pembina dan Pengurus
YBB Daerah sebagai berikut :
- Masa jabatan Pembina YBB Daerah
selama 5 (lima) tahun dan dapat
diangkat kembali.
- Masa jabatan Pengurus YBB Daerah
selama 5 (lima) tahun dan dapat
diangkat kembali.
(c) Masa jabatan Rektor Ubhara Jaya dan
Ubhara Surya selama 4 (empat) tahun dan
dapat diangkat kembali.
3

(d) Masa jabatan Dewan Komisaris dan/atau


Direksi Badan Usaha/Perusahaan
ditetapkan sebagai berikut :
- Dewan Komisaris dan/atau Direksi
berdasarkan keputusan RUPS
menjabat selama 5 (lima) tahun, dapat
diangkat kembali untuk 1 (satu) kali
masa jabatan sesuai hasil penilaian
pemegang saham.
- Dewan Komisaris dan/atau Direksi
berdasarkan keputusan RUPS dapat
diberhentikan sebelum berakhirnya
jangka waktu yang ditentukan, karena
pertimbangan untuk kepentingan
Badan Usaha/Perusahaan.
(e) Masa jabatan Kepala Badan Pengelola
ditetapkan selama 5 (lima) tahun dan
dapat diberhentikan sebelum waktunya.
(f) Batas usia masa bakti Dewan Komisaris
dan / atau Direksi serta Karyawan
Yayasan Brata Bhakti ditetapkan sebagai
berikut :
- Dewan Komisaris dan/atau Direksi
yang berasal dari Purnawirawan Polri,
Warakawuri dan wredatama,
ditetapkan akhir masa bakti pada usia
maksimal 68 (enam puluh delapan)
tahun.
- Dewan Komisaris dan/atau Direksi
serta Karyawan Yayasan Brata Bhakti
yang berasal dari masyarakat umum,
ditetapkan akhir masa bakti pada usia
maksimal 58 (lima puluh delapan)
tahun.
- Dalam hal telah mencapai batas usia
masa bakti, tetapi tenaga dan
pikirannya masih diperlukan Badan
Usaha/Perusahaan, yang
bersangkutan dapat diangkat kembali
selaku tenaga kontrak.
(g) Ketentuan masa jabatan / masa bakti tidak
berlaku untuk personel yang:
- Mengundurkan diri
- Kondisi kesehatannya tidak lagi dapat
mendukung pelaksanaan tugasnya.
- Melakukan pelanggaran hukum dan
peraturan yang berlaku seperti:
 Melakukan tindak pidana
 Melanggar AD / ART maupun
peraturan perusahaan.
 Menentang / melawan Pimpinan /
Atasan.
4


Karena pertimbangan disiplin
dedikasi kerja, tidak layak lagi untuk
dipertahankan menjadi personel di
lingkungan Yayasan Brata Bhakti.
 Atas pertimbangan untuk
kepentingan organisasi /
perusahaan.
(4) Ketentuan batas usia pengabdian dan periode
pengabdian bertujuan untuk menjaga dinamika
organisasi dan tertib administrasi personel yaitu:
(a) Mencegah terjadinya kejenuhan akibat
dari masa pengabdian yang terlalu lama.
(b) Memberikan kepastian hukum dalam
perhitungan Imbalan Paska Kerja.
(c) Regenerasi dan untuk mempertahankan
kompetensi tertentu. Mengakomodasi
kemungkinan personel yang sudah
sampai batas usia pengabdian maksimum,
namun masih diperlukan oleh Organisasi /
Badan Usaha / Perusahaan, karena
walaupun secara psikis dan jasmaniah
manusia memiliki batas usia yang
sepadan, namun harus disadari / diakui
adanya orang-orang yang memiliki
kemampuan lebih pada usia tertentu.

b) Pembinaan administrasi logistik


(1) Penetapan pengelolaan dan pemanfaatan
bangunan milik YBB untuk Badan Usaha, Ubhara
dan Badan Pengelola diatur dalam Keputusan
Ketua Pembina dan Ketua Pengurus antara lain :
(a) Keputusan Ketua Pembina Nomor :
Kep/02/VI/2020/YBB tanggal 18 Juni 2020
tentang Penetapan Pengelolaan dan
Pemanfaatan Barang Milik YBB pada
Ubhara Jaya.
(b) Keputusan Ketua Pembina Nomor :
Kep/09/XII/2020/YBB tanggal 4 Desember
2020 tentang Penetapan Tanah dan
Bangunan Milik YBB Jalan Harsono RM
No. 67 Ragunan Jakarta Selatan. Bahwa
tanah milik YBB seluas 2855 M2 terletak
dijalan Harsono RM No. 67 Kelurahan
Ragunan, Kecamatan Pasar Minggu,
Jakarta Selatan dibangun gedung Kantor
Pusat YBB dan Kampus I Ubhara Jaya.

(c) Pemanfaatan aset tanah bangunan milik


YBB oleh YBB Daerah sbb :
- Tanah dan bangunan Jl. Candi Mendut
No. 5 Petisah Tengah, Medan Petisah,
Medan, Sumatra Utara. Dengan luas
tanah 1.010 M², HGB No. 2169 kondisi
5

bangunan saat ini tidak memadai


walaupun masih dimanfaatkan untuk
disewakan oleh YBB Daerah Sumut.
- Tanah dan bangunan Jl. Mesjid
Tengah No. 140 A belakang Mesjid
Raya Medan, Sumatra Utara kondisi
saat ini di pinjam pakaikan Polda Aceh
untuk kantor /mes Perwakilan Polda
Aceh dan dimasukan dalam SIMAK
BMN (Sistem Informasi Manajemen
dan Akuntansi Barang Milik Negara)
luas 274 M² HGB No. 52 (Polda
Nanggroe Aceh Darussalam)
- Tanah dan bangunan kantor YBB
Daerah NTB, Desa Sandik, Kecamatan
Gunung Sari, Kabupaten Lombok
Barat luas 119 M² HGB 249 Desa
Sandik dimanfaatka untuk kantor YBB
Daerah NTB.
- Tanah dan bangunan kantor YBB
Daerah Papua Kelurahan Tanjung Ria,
Kecamatan Jayapura Utara,
Kota Jayapura Provinsi Papua luas
108 M² HGB No. 01672 Kelurahan
Tanjung Ria dimanfaatkan untuk kantor
YBBD Papua.
- Tanah dan bangunan di desa
Rajabasa Kecamatan Rajabasa, Kota
Bandar Lampung Provinsi Lampung
luas 329, HGB No. 17371 RJB
dimanfaatkan untuk kantor YBB
Daerah Lampung.

(2) Penghapusan aset YBB dan alasannya.


(a) Surat Keputusan Ketua Pembina Nomor :
Skep/64/X/2021/YBB tanggal 18 Oktober
2021 tentang penghapusan Asset
Bangunan Gedung, Mesin dan Inventaris
Kantor YBB Jalan Harsono RM No. 67 Rt.
007 Rw. 04 Kelurahan Ragunan
Kecamatan Pasar Minggu Kota Jakarta
Selatan.
(b) Berdasarkan surat Keputusan Ketua
Pembina Nomor : Skep/92/XII/2021/YBB
tanggal 31 Desember 2021 tentang
penghapusan asset bangunan gedung
berikut fasilitas sarana prasarana klinik
spesialis Tribrata Jalan Wijaya IX No. 3
Kelurahan Melawai, Kecamatan
Kebayoran Baru Kota Jakarta Selatan,
untuk dihibahkan kepada Mabes Polri.
Adapun latar belakang penyerahan asset
tsb, bahwa status tanah adalah milik
6

Dinas Polri dan selama ini juga telah


dimanfaatkan oleh Pus Dokes Polri,
sehingga dirasakan perawatan dan
pemanfaatannya akan lebih optimal bila
diserahkan untuk kepentingan operasional
Pus Dokes Polri. Penyerahan
dilaksanakan pada hari Jumat tanggal 20
Mei 2022 dengan berita acara nomor :
BA/17/V/2022/YBB tentang serah terima
bangunan gedung berikut fasilitas sarana
dan prasarana klinik spesialis Tribrata
Jalan Wijaya IX No. 3 Jakarta Selatan.
(3) Penyerahan Aset Yayasan Brata Bhakti Kebon
Sirih kepada Negara melalui Mabes Polri atas 2
(dua) bidang tanah seluas 3.087 m2 dan 975 m2
berikut bangunan gedung 5 lantai terletak Jl.
Kebon Sirih No. 17 – 19, Menteng, Jakarta
Pusat, berdasarkan surat permintaan Polri sbb :
(a) Surat Kapolri Nomor : B/696/I/2018,
tanggal 31 Januari 2018, Perihal
permohonan penyerahan sertifikat asli
surat aset Polri Jl. Kebon Sirih 17-19,
Jakarta Pusat dan di Jl. Patiunus Blok F
No. 4 Jakarta Selatan
(b) Surat Kapolri Nomor :
B/807/II/Log/1.b/2018/Slog tanggal 8
Februari 2018, Perihal Penyerahan Aset
Tanah di Jalan Kebon Sirih 17-19, Jakarta
Pusat.
(c) Atas permintaan dari dinas Polri maka
YBB, melakukan langkah-langkah sbb :
- Pembina YBB menerbitkan Surat
Keputusan Nomor :
Skep/26/III/2018/YBB tanggal 12 Maret
2018 Tentang Penghapusan dan
Penyerahan Aset Tanah dan Gedung
Milik Yayasan Brata Bhakti, Jl. Kebon
Sirih No. 17 – 19, Jakarta Pusat
- Pembina YBB dan Pengawas YBB
menerbitkan Surat Pernyataan
Penyerahan Aset Tanah dan Gedung
Yayasan Brata Bhakti, Jl. Kebon Sirih
No. 17 – 19, Jakarta Pusat tanggal 15
Mei 2018.
- Pembina YBB melayangkan
suratkepada Polri Nomor :
B/56/III/2018/YBB tanggal 13 Maret
2018 perihal Penyerahan Aset YBB
berupa Tanah dan Bangunan Jl. Kebon
Sirih No. 17-19 Menteng, Jakarta
Pusat.
- Pengurus YBB menyerahkan sertifikat
Aset Tanah dan Gedung Yayasan
7

Brata Bhakti, Jl. Kebon Sirih No. 17 –


19, Jakarta Pusat, kepada Mabes Polri
dengan Berita Acara Nomor:
22/IV/LOG.1.8/2018/YANMA, tanggal
25 April 15 Mei 2018.
(c) Permasalahan timbul dengan adanya
Surat Kapolri Nomor :
B/1216/II/LOG.1.6/2021 tanggal 23
Februari 2021 perihal penyelesaian
masalah aset polri di Jl. Kebon Sirih No.
17-19 Menteng, Jakarta Pusat. Surat
tersebut intinya memuat 2 (dua) hal yang
menyatakan bahwa :
- Aset secara resmi telah diserahkan
oleh YBB ke Mabes Polri, ditandai
dengan penyerahan sertifikat pada
tanggal 25 April 2018. Sertifikat sudah
dibalik nama menjadi Hak Pakai atas
nama Pemerintah c.q. Polri, tetapi Polri
belum bisa menguasai aset tersebut
secara pisik.Polri minta agar YBB
membatalkan perjanjian kerjasama
dengan PT. Usaha Gedung Bimantara.
- Polri minta bantuan YBB untuk
penyelesaian dan akibat pembatalan
perjanjian kerjasama tersebut dengan
segala resiko menjadi tanggung jawab
YBB sebagai pihak yang melakukan
perjanjian dengan PT. Usaha Gedung
Bimantara.
(d) Terkait dengan permintaan Polri
sebagaimana poin (c) tersebut diatas,
sementara ini pada dasarnya YBB tidak
bisa memenuhi permintaan
tersebutdengan alasan sbb :
- Penyerahan atau pengalihan hak
kepemilikan obyek perjanjian dari YBB
kepada Polri adalah atas permintaan
Dinas Polri dan proses pengalihan dan
serah terima asset juga sudah
sepengetahuan, disetujui bahkan
difasilitasi oleh pihak PT. Usaha
Gedung Bimantara cq. PT. MNC.
- Terhitung sejak diserahkannya asset
tanah dan bangunan obyek perjjanjian
berupa tanah dan bangunan Jalan
Kebon Sirih No. 17-19 kepada Dinas
Polri, Pihak MNC sudah tidak
membayar sewa kepada Pihak
Pertama (YBB).
- Dalam kurun waktu proses penyerahan
aset kepada Dinas Polri, YBB
mengetahui sudah adanya
8

kesepakatan awal antara MNC dengan


Dinas Polri tentang bagaimana
kelanjutan pengelolaan asset, namun
kemudian pimpinan Polri membatalkan
kesepakatan dan tidak mau
bekerjasama dengan MNC.
- Sebelum proses penyerahan asset
kepada Dinas Polri, YBB telah menjalin
kesepakatan awal dengan pihak MNC
untuk melakukan tukar guling lahan
Rumah Diesel/Genset milik YBB
dengan tanah “milik” MNC ditambah
uang sebesar Rp. 5.000.000.000
(lima milyar rupiah) untuk membantu
pembangunan auditorium Ubhara
Jaya, namun sampai dengan
penyerahan asset kepada Dinas Polri,
kesepakatan tersebut belum bisa
dilaksanakan karena sertifikasi tanah
pengganti belum selesai.
- Fakta dilapangan saat ini, MNC telah
membongkar Rumah Diesel/Genset
dibangun menjadi jalan utama masuk
komplek MNC. Hal ini tidak mungkin
dapat dilaksanakan tanpa
sepengetahuan dan seijin Dinas Polri
selaku pemegang hak atas aset
tersebut.
- Sesuai penjelasan diatas maka
perjanjian antara YBB dengan PT.
Usaha Gedung Bimantara cq. PT.
NMC otomatis telah batal demi hukum
dan segala hak dan kewajiban Pihak
Pertama (YBB) beralih kepada Dinas
Polri.
- Dalam hal ini YBB tetap bersedia
membantu dan bekerjasama dengan
Dinas Polri untuk menyelesaikan
kelanjutan pengelolaan aset Jl. Kebon
Sirih tersebut, namun YBB tidak
menjadi penanggung jawab dan
inisiator.

(4) Pengadaan aset dan penertiban administrasi


logistik.
Dari hasil penjual tanah milik YBB seluas 44.470
m2 di kampung Cilenggang Rt 03 Rw 01
Kelurahan Cilenggang Kecamatan Serpong
kepada PT. Bumi Serpong Damai dengan harga
Rp. 55.567.500.000 (lima puluh lima milyard lima
ratus enam puluh tujuh juta lima ratus ribu
rupiah) digunakan untuk :
9

(a) Pembelian tanah seluas ± 13.682 m2 (9


bidang) dan bangunan seluas ± 100 m2
dengan harga beli Rp. 24.543.138.100.-
(dua puluh empat milyard lima ratus empat
puluh tiga seratus tiga puluh delapan juta
seratus rupiah), terletak di Kelurahan Jati
Karya, Kecamatan Pondok Gede, Kota
Bekasi, Propinsi Jawa Barat, dengan
dokumen legalitas tanah 9 (sembilan)
Buku Sertifikat Hak Milik (SHM).
(b) Pembelian tanah seluas ±64.541 m2 (3
bidang) An. Alm Hj Neneng Taty HS
dengan harga beli Rp. 25.805.600.000.-
atau Rp. 400.000.- / m2 terletak Desa Jati
Sari, Kecamatan Cileungsi Kabupaten
Bogor, Propinsi Jawa Barat, dengan
dokumen legalitas tanah 3 (tiga) surat
girik.
(c) Total biaya pengadaan tanah pengganti
Rp. 50.348.738.100 (Rp. 22.500.000.0000
+ Rp. 2.043.138.100 + Rp.
25.805.600.000.
(d) Sisa dana pengadaan tanah pengganti
sebesar Rp. 5.238.761.900 (Rp.
55.578.500.000 - Rp. 50.348.738.100)
dipergunakan untuk mendukung sebagian
biaya pembangunan gedung Auditorium
Ubhara Jaya Bekasi.
(e) Sertifikasi Aset Tanah dan Bangunan Jl.
Kalimanggis No. 4, Kelurahan Jati Karya,
Kecamatan Jati Sampurna, Kota Bekasi.
Pelaksanaan sertifikasi :
- Pembuatan Akta Pelepasan Hak
Notariel dan Pembayaran PPh.
- Telah selesai pengurusan
Pertimbangan Teknis BPN Kota
Bekasi, Ijin Lokasi di PTSP Kota
Bekasi dan Pengukuran di BPN Kota
Bekasi
- Dalam proses pengurusan penerbitan
keputusan pemberian HGB dari BPN
Kanwil Bandung, pendafatar hak di
BPN Kota Bekasi dan pembayaran
BPHTB.
- Diperkirakan triwulan ke 1 tahun 2022
sudah selesai sertifikasi.
Kendala yang dihadapi :
- Warkah 2 bidang tanah tidak
ditemukan di BPN sehingga pihak BPN
minta waktu untuk mencari dokumen
tersebut, sehingga proses-proses di
BPN ditunda sampai diketemukan
warkah tersebut .
10

- Notaris yang selama ini memproses


sertifikasi sakit strok dan tidak dapat
melanjutkan, sehingga telah
diputuskan untuk dilanjutkan oleh YBB
sendiri.
(f) SertifikasiAset Tanah Jl. Tegal, Desa Jati
Sari, Kecamatan Cileungsi, Kabupaten
Bogor seluas ± 66.845 m2 (dh. ± 64.514
m2) terdiri 3 bidang tanah belum
bersertifikat dan masih girik masih dalam
proses sertifikasi pengalihan hak
Kendala yang dihadapi :
- Menjelang pendatanganan akta
pelepasan hak, ahli waris dari Alm H.
Ahmad Efendi bermukim di Pondok
Kelapa Jakarta Timur menggugat
keluarga Ahli waris Alm Hj. Neneng
Taty HS karena merasa mempunyai
hak atas tanah tersebut dikarenakan
Alm Ibu Hj. Neneng Taty HS dan Alm
H. Ahamd Efendi tidak mempunyai
keturunan sehingga harta
peninggalannya akan kembali ke pihak
keluarga masing-masing.
- Penyelesaian gugatan di Pengadilan
Agama Cibinong dengan keputusan
damai dan harta peninggalan dibagi
prorata sesuai ketentuan syariah Islam
- Notaris yang selama ini memproses
sertifikasi sakit strok dan tidak dapat
melanjutkan, sehingga telah
diputuskan untuk dilanjutkan oleh YBB
sendiri.

(5) Masalah aset tanah dan gedung di Jl. Patiunus


(a) Yayasan Brata Bhakti memperoleh tanah
seluas ± 5.520 m2 di Jl. Patiunus Blok F 4
Jakarta Selatan berdasarkan izin untuk
mempergunakan tanah (Occupatie-
Vergunning) dari Kepala Pembangunan
Chusus Kotabaru Kebajoran No : 225
tanggal 14 Nevember 1952 kepada jajaran
Badan Sosial Pusat Kepolisian Negara
Jakarta berdasarkan surat keputusan
Menteri Pekerjaan Umum dan Tenaga no :
PK1/10/2 tanggal 26 Oktober 1951
beserta semua dokumen kepemilikan
tanah di Jl. Patiunus Blok F 4, Kelurahan
Gunung, Kecamatan Kebayoran Baru,
Jakarta Selatan An. Yayasan Brata Bhakti.
Dokumen legalitas tanah berupa Sertifikat
Hak Guna Bangunan (SHGB) No. 1546/
Gunung, atas nama Yayasan Brata Bhakti.
11

(b) Permasalahan muncul dengan adanya


dari Mabes Polri No. Pol :
B/1054/II/Log/2020 tanggal 14 Februari
2020 Perihal permohonan penyerahan
sertifikat asli/SHGB atas aset Polri di Jl.
Patiunus Blok F 4, Jakartayang
menyatakan bahwa tanah tersebut milik
Polri dan telah dimasukan ke dalam daftar
Barang Milik Negara (BMN) dan meminta
aset tersebut diserahkan ke Polri.
(c) Dalam rapat di Slog Polri, Aslog Kapolri
Irjen Polisi Drs. A. Dofiri memberikan
solusi, mengingat aset tidak dapat
dikeluarkan dari BMN maka tetap tercatat
di Polri, sedangkan YBB dianggap oleh
Polri hanya sebatas pengelola atau pihak
yang memanfaatkan aset, dengan
ketentuan membagi hasil pendapatan
sebagian untuk Polri guna memenuhi
kewajiban membayar PNBP dan sebagian
untuk YBB. Namun solusi tersebut tidak
sesuai dengan fakta asal usul dan bukti
kepemilikan bahwa aset Jl. Patiunus Blok
F4 Kelurahan Gunung, Kecamatan
Kebayoran Baru, Jakarta Selatan adalah
milik YBB.
(d) Terkait dengan Surat Kapolri Nomor :
B/1054/II/2020/YBB tanggal 14 Februari
2020 perihal Permohonan penyerahan
Sertifikat asli/SHGB atas aset Polri di
Jalan Patiunus Blok F No. 4 Jakarta
Selatan dan saran solusi dari Aslog
Kapolri, pada akhirnya Ketua Pembina
YBB mengirimkan surat kepada Kapolri
nomor: B/145/III/2020/YBB tanggal 2
Maret 2020 perihal Penyerahan Sertifikat
SHGB No. 657 di Jalan Patiunus Blok F
No. 4 Jakarta Selatan. Yang isinya :
- Dari aspek historis Yayasan Brata
Bhakti (Polri), maka para Pembina,
Pengawas, dan Pengurus memahami
bahwa aset tersebut
diperoleh/diperuntukkan bagi Badan
Sosial Pusat Kepolisian Indonesia
(BSPKI) atau yang kemudian bernama
Yayasan Brata Bhakti Polri, Yayasan
dimaksud dengan Ketua Umum adalah
Kapolri (ex-officio) dalam arti bahwa
terdapat pemisahan tugas antara
institusi Polri dan badan hukum YBB
Polri, demikian pula menyangkut aset
dan harta kekayaan YBB Polri menjadi
terpisah dengan harta kekayaan Polri
12

yang dicatat dalam SIMAK BMN


(Sistem Informasi Manajemen
Akuntansi Barang Milik Negara)
- Aspek yuridis, dengan mencermati
asal-usul tanah (aset), dan harta
kekayaan yang dipisahkan dari Polri
sesuai dengan undang-undang
yayasan yang berlaku, maka aset
tersebut adalah milik Yayasan Brata
Bhakti (tersurat dalam sertifikat SHGB
1567/Gunung) dengan Penerima
Manfaat (Benefit Ownership) adalah
Keluarga Besar Polri. Dengan
demikian organ YBB selaku Legal
Owner tidak berwenang melakukan
pengalihan aset.
- Sejak berlakunya Undang-undang
Yayasan No. 16/2001 tentang Yayasan
dan Undang-undang No. 28/2004
tentang Perubahan atas UU No.
16/2001 tentang Yayasan maka semua
aset yang ada pada YBB Polri
dipisahkan dan menjadi milik Yayasan
Brata Bhakti. Kemudian secara tegas
dalam Pasal 5 dan Pasal 70 Undang-
undang yayasan, tidak diperkenankan /
dilarang untuk pengalihan aset /
membagikan secara langsung atau
tidak langsung kepada Pembina,
Pengawas, Pengurus, Karyawan atau
pihak lain yang mempunyai
kepentingan kepada Yayasan. Dalam
konteks ini, yang menyerahkan dan
yang menerima sama-sama akan
mendapat sanksi hukum.
- Dengan landasan hukum yang sama,
terkait dengan proses pengalihan
gedung Kantor YBB (lama) di Jalan
Kebon Sirih No. 17-19, Menteng,
Jakarta Pusat, yang telah dilakukan,
mohon dapat ditinjau ulang bersama-
sama agar sesuai ketentuan hukum
yang berlaku.

Anda mungkin juga menyukai