Anda di halaman 1dari 55

PERATURAN ORGANISASI

RAPAT PIMPINAN
IKATAN MAHASISWA LEBAK
TAHUN 2022
KEPUTUSAN RAPAT PIMPINAN
IKATAN MAHASISWA LEBAK
Nomor : 02.RAPIM.2022
Tentang
KEANGGOTAAN IKATAN MAHASISWA LEBAK

Pimpinan RAPIM IKATAN MAHASISWA LEBAK setelah:


Menimbang : a. Bahwa demi mewujudkan ketertiban dan kelancaran
mekanisme organisasi, maka dipandang perlu adanya
Peraturan Organisasi Tentang Keanggotaan Ikatan Mahasiswa
Lebak;
b. Bahwa untuk memberikan kepastian hukum atas legalitas
sebagaimana dimaksud pada poin (a), maka dipandang perlu
untuk menetapkan PeraturanOrganisasi Keanggotaan Ikatan
Mahasiswa Lebak;

Mengingat : 1. Anggaran Dasar


2. Anggaran Rumah Tangga
3. GBPKO
Memperhatikan : Hasil sidang pleno RAPAT PIMPINAN tentang Peraturan
Organisasi dan Administrasi Ikatan Mahasiswa Lebak.

MEMUTUSKAN
Menetapkan
KESATU : Peraturan Organisasi Tentang Keanggotaan Ikatan Mahasiswa
Lebak
KEDUA : Ketetapan ini akan ditinjau kembali jika di kemudian hari
terdapat kekeliruan
KETIGA : Ketetapan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan

Ditetapkan di : Rangkasbitung
Pada tanggal : 22 April 2022
Pukul : 18.10 WIB

PIMPINAN
RAPAT PIMPINAN (RAPIM)
IKATAN MAHASISWA LEBAK

Nukman Faluty Andi Nurandi


Ketua Umum Sekretaris Jenderal
PERATURAN ORGANISASI
Tentang
KEANGGOTAAN IKATAN MAHASISWA LEBAK

BAB I
KETENTUAN UMUM

Pasal 1

Kaidah keanggotaan Ikatan Mahasiswa Lebak ini merupakan penjabaran dari Anggaran
Dasar dan Anggaran Rumah Tangga IMALA, khususnya yang berkenaan dengan ketentuan
keanggotaaan:
1. Yang dimaksud dengan Kaidah Keanggotaan IMALA adalah serangkaian ketentuan
yang mengatur segala sesuatu yang mengenai hal ikhwal keanggotaan
2. Yang dimaksud dengan anggota didalam Peraturan Organisasi ini adalah sebagaimana
pengertiannya menurut Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga IMALA
3. Yang dimaksud dengan organisasi di dalam Peraturan organisasi ini adalah IMALA

BAB II
HAK DAN KEWAJIBAN ANGGOTA

Pasal 2
Hak Anggota

1. Setiap anggota berhak atas pendidikan, kebebasan berpendapat, penghargaan,


perlindungan dan pembelaan, serta pengampunan (rehabilitasi)
2. Hak pendidikan adalah hak yang dimiliki setiap anggota untuk mendapatkan pembinaan
dan pengembangan kepribadian, kecendekiawanan, dan kecakapan
3. Hak kebebasan berpendapat adalah hak yang dimiliki setiap anggota untuk menyatakan
pendapat, gagasan, penemuan dari penelitiannya secara bebas dan bertanggungjawab
4. Hak penghargaan adalah hak yang dimiliki setiap anggota untuk memperoleh pengakuan
dan penghargaan atas prestasi yang dicapainya
5. Hak perlindungan dan pembelaan adalah hak yang dimiliki setiap anggota untuk
mendapatkan perlindungan dan pembelaan dari berbagai kemungkinan yang dapat
mengancam integritas dan keamanan dirinya
6. Hak pengampunan (rehabilitasi) adalah hak yang dimiliki setiap anggota untuk
memperoleh pengampunan (rehabilitasi) atas kesalahan-kesalahan kepada organisasi,
kecuali kesalahan-kesalahan yang bersifat prinsipil

Pasal 3
Kewajiban Anggota

1. Setiap anggota berkewajiban melaksanakan ketentuan agama secara maksimal dan


bertanggungjawab
2. Setiap anggota berkewajiban memenuhi semua ketentuan oranisasi secara maksimal
dan bertanggungjawab
3. Setiap anggota berkewajiban melaksanakan tugas dan amanah organisasisecara
profesional dan bertanggungjawab
4. Setiap anggota berkewajiban melakukan upaya-upaya pengembanganorganisasi sesuai
dengan kemampuannya

BAB III
PERANGKAPAN KEANGGOTAAN DAN JABATAN

Pasal 4

1. Setiap anggota dan kader tidak dapat merangkap menjadi anggota dan pengurus pada
organisasi kedaerahan yang secara azas dan tujuan berbeda dengan IMALA
2. Setiap anggota dan kader IMALA tidak boleh merangkap jabatan pada setiap jenjang
level kepengurusan di IMALA

Pasal 5

Perangkapan keanggotaan sebagaimana diatur di dalam pasal 4 ayat (1) dan (2)di atas
dapat dikenakan sanksi pemberhentian dari keanggotaan IMALA

BAB IV
PENGHARGAAN KEANGGOTAAN

Pasal 6

1. Penghargaan keanggotaan dapat diberikan kepada anggota yang berprestasi dan/atau


berjasa mengangkat citra mengharumkan nama organisasi
2. Penghargaan keanggotaan dianugerahkan oleh Pengurus Pusat dan dapat diusulkan oleh
Pengurus Cabang

Pasal 7

Bentuk-bentuk dan tata cara penganugerahan tanda penghargaan keanggotaan diatur


dan ditentukan melalui rapat pleno PP IMALA

BAB V
PEMBERHENTIAN KEANGGOTAAN

Pasal 8
Kategori Pemberhentian

1. Pemberhentian keanggotaan berlaku secara otomatis apabila anggota meninggal dunia


2. Pemberhentian keanggotaan secara terhormat dapat dilakukan atas permintaan anggota
sendiri secara tertulis yang disampaikan kepada Pengurus Cabang dimana anggota
tersebut terdaftar
3. Pemberhentian keanggotaan secara tidak terhormat dapat dilakukan terhadap anggota
yang secara sengaja berbuat sesuatu yang dapat mencemarkan nama baik organisasi
3. Pemberhentian keanggotaan secara tidak terhormat dapat dilakukan terhadap anggota
dan kader yang merangkap menjadi anggota dan pengurus pada organisasi kedaerahan
yang secara azas dan tujuan berbeda dengan IMALA

Pasal 9
Wewenang Pemberhentian

1. Pemberhentian keanggotaan hanya menjadi wewenang Pengurus Cabang dimana


anggota tersebut terdaftar dan ditetapkan dengan Surat Keputusan Pengurus Cabang
2. Pemberhentian keanggotaan hanya dapat dilakukan setelah anggota tersebut dimintai
pertanggungjawaban secara seksama dan dinyatakan terbukti bersalah oleh suatu
musyawarah yang khusus dibentuk untuk itu oleh Pengurus Cabang
3. Musyawarah sebagaimana tersebut didalam ayat (2) diatas sekurang-kurangnya terdiri
dari 2 (dua) orang Pengurus Cabang dan 1 (satu) dari Dewan Penasehat Cabang dan atau
alumni yang lain yang dianggap mempunyai keahlian di bidang tersebut
4. Proses pertanggungjawaban sebagaimana tersebut didalam ayat (2) diatas dilakukan
secara terbuka
5. Pengurus Cabang menyampaikan laporan secara tertulis mengenai keputusan
pemberhentian keanggotaan kepada Pengurus Pusat setelah ditetapkan dengan Surat
Keputusan Pengurus Cabang
6. Surat Keputusan Pengurus Cabang tentang pemberhentian keanggotaan dinyatakan
berlaku mengikat apabila dalam masa selambat-lambatnya 30 hari setelah ditetapkannya
Surat Keputusan Pengurus Cabang tersebut dan anggota yang diberhentikan tidak
mengajukan surat permohonan naik banding

Pasal 10
Prosedur Naik Banding

1. Anggota yang diberhentikan secara tidak terhormat dapat mengajukan permohonan naik
banding kepada Pengurus Pusat selambat-lambatnya 30 hari setelah ditetapkannya Surat
Keputusan Pengurus Cabang
2. Pengurus Pusat dapat membentuk sebuah tim untuk mengadili anggota yang
diberhentikan pada tingkat kasasi, sebagaimana yang diatur dalam Peraturan Organisasi
3. Dalam proses peradilan sebagaimana dimaksud oleh ayat (2) diatas, PengurusPengurus
Pusat atau tim mahkamah yang dibentuknya dapat meminta keterangan dari seorang atau
lebih saksi ahli
4. Keputusan Pengurus Pusat dapat mengukuhkan, memperbaiki atau membatalkan Surat
Keputusan Pengurus Cabang tentang pemberhentian anggota tersebut
5. Keputusan Pengurus Pusat bersifat mengikat dan tidak dapat diganggu gugat dan
ditetapkan dalam rapat pleno BPH IMALA

BAB VI
PENUTUP

Pasal 11

1. Hal-hal yang belum diatur didalam ketetapan ini, akan diatur kemudian didalam
peraturan organisasi atau produk hukum organisasi lainnya
2. Ketetapan ini diputuskan oleh RAPAT PIMPINAN Ikatan Mahasiswa lebak
(IMALA)
3. Ketetapan ini berlaku sejak waktu dan tanggal ditetapkan

Ditetapkan di : Rangkasbitung
Tanggal : 23 April 2022
Pukul : 14.10WIB

PIMPINAN SIDANG
RAPAT PIMPINAN (RAPIM)
IKATAN MAHASISWA LEBAK

Ketua Sekretaris

Anggota
KEPUTUSAN RAPIM
IKATAN MAHASISWA LEBAK
Nomor : 03.RAPIM.2022
Tentang :
PEDOMAN PENYELENGGARAAN PERMUSYAWARATAN
IKATAN MAHASISWA LEBAK

Pimpinan Rapim Ikatan Mahasiswa Lebak setelah:


Menimbang : a. Bahwa demi mewujudkan ketertiban dan kelancaran
mekanisme organisasi, maka dipandang perlu adanya Peraturan
Organisasi Tentang Pedoman Penyelenggaraan
Permusyawaratan Ikatan Mahasiswa Lebak;
b. Bahwa untuk memberikan kepastian hukum atas legalitas
sebagaimana dimaksud pada poin (a), maka
dipandang perlu adanya ketetapan ini

Mengingat : 1. Anggaran Dasar


2. Anggaran Rumah Tangga
3. GBPKO
Memperhatikan : Hasil sidang pleno RAPIM tentang Peraturan Organisasi dan
Administrasi Ikatan Mahasiswa Lebak.

MEMUTUSKAN
Menetapkan
KESATU : Peraturan Organisasi Tentang Pedoman Penyelenggaraan
Permusyawaratan Ikatan Mahasiswa Lebak.

KEDUA : Ketetapan ini akan ditinjau kembali di kemudian hari jika


terdapat kekeliruan.
KETIGA : Ketetapan ini berlaku sejak tanggal di tetapkan.

Ditetapkan di : Rangkasbitung
Tanggal : 23 April 2022
Pukul : 14.10WIB

PIMPINAN
RAPAT PIMPINAN (RAPIM)
IKATAN MAHASISWA LEBAK

NUKMAN FALUTY ANDI NURANDI


Ketua Umum Sekretaris Jenderal
PERATURAN ORGANISASI
TENTANG
PEDOMAN PENYELENGGARAAN PERMUSYAWARATAN
PERGERAKAN MAHASISWA ISLAM INDONESIA

BAB I
KETENTUAN UMUM

Pasal 1

Permusyawaratan dalam organisasi IMALA terdiri dari;


1. KONGRES
2. Musyawarah Cabang (MUSCAB)
3. Musyawarah Komisariat (MUSKOM)
4. Rapat Pimpinan (RAPIM)
5. Rapat Pleno
6. Rapat Pengurus
7. Rapat Harian
8. Rapat Kerja
9. Kongres Luarbiasa
10. Muscab Luarbasa
11. Muskom Luarbiasa

BAB II
RAPAT PLENO LENGKAP DAN RAPAT PLENO BPH

Pasal 2
Rapat Pleno Lengkap

1. Rapat Pleno Lengkap diselenggarakan oleh PP IMALA


2. Peserta Pleno Lengkap adalah BPH PP IMALA dan Ketua Cabang
3. Rapat Pleno Lengkap berwenang untuk mengkoordinasikan aktivitas PC dan
melaporkan perkembangan cabang di bawah koordinasi PC kepada PP IMALA

Pasal 3
Rapat Pleno BPH

1. Rapat Pleno BPH dilaksanakan oleh setiap tingkatan kepengurusan IMALA (PP,
PC,PK)
2. Rapat Pleno BPH dihadiri oleh 2/3 dari jumlah Badan Pengurus Harian (BPH) di
masing-masing tingkatan kepengurusan IMALA
3. Rapat Pleno BPH dilakukan dalam pengambilan keputusan yang sifatnya mendesak
yang belum diatur dan tidak bertentangan dengan AD/ART dan PO
4. Rapat Pleno BPH dilaksanakan minimal tiga bulan sekali atau diselenggarakan
berdasarkan kebutuhan organisasi (tentatif) di setiaptingkatan kepengurusan IMALA
BAB III
KONGRES, RAPIM DAN RAKERPUS

Pasal 4
Kongres

1. Kongres dihadiri oleh peserta penuh dan peninjau


2. Peserta penuh sebagaimana yang dimaksud pada ayat (1) adalah PC definitif yang
telah diverifikasi dan ditetapkan dalam Pleno PP IMALA selambat-lambatnya tiga (3)
bulan sebelum kongres dilaksanakan
3. Cabang persiapan adalah peserta peninjau
4. Tahapan menuju kongres diselenggarakan oleh Panitia Penyelenggara Kongres (PPK)
masing-masing Pengurus Cabang dan Pengurus Komisariat memiliki satu hak suara

Pasal 5
Rapat Pimpinan

1. Rapim dihadiri oleh peserta penuh dan peninjau


2. Peserta penuh sebagaimana yang dimaksud pada ayat (1) adalah PC dan definitif yang
telah sah dan sudah di verifikasi serta ditetapkan dalam pleno PP IMALA sebelum
RAPIM dilaksanakan
3. RAPIM membahas peraturan organisasi IMALA dan kebijakan strategis
pengembangan IMALA serta rekomendasi IMALA
4. Cabang persiapan adalah peserta peninjau
5. Masing-masing PC/PK memiliki satu hak suara
6. Rapim dilaksanakan selambat–lambatnya 1 Tahun setelah Pelaksanaan Kongres (12 Bulan)

Pasal 6
Rapat Kerja Pusat

1. RAKER dihadiri oleh seluruh Badan Pengurus Harian (BPH) dan pengurus lainnya
baik pengurus bidang dan lembaga PP IMALA
2. RAKER merumuskan garis-garis besar kerja PP IMALA selama satu periode dan
master plan IMALA kedepan
3. Perumusan garis-garis besar kerja IMALA selama satu periode harus mengacukepada
rekomendasi Kongres dan hasil RAPIM

MUSCAB DAN RAKERCAB


Pasal 10
Musyawarah Cabang

1. MUSCAB dihadiri oleh peserta penuh dan peninjau


2. MUSCAB dilaksanakan oleh Pengurus Cabang
3. Peserta penuh sebagaimana yang dimaksud pada ayat (1) adalah PK definitif yang telah
sah dan sudah diverifikasi sebelum MUSCAB dilaksanakan
4. MUSCAB membahas kebijakan strategis IMALA dan Rekomendasi di wilayah
masing-masing cabang
5. MUSCAB tidak boleh bertentangan dengan hasil kongres, PO dan peraturan lainnya.
6. Komisariat persiapan menjadi peserta peninjau
Pasal 12
Rapat Kerja Cabang

1. RAKERCAB dihadiri oleh seluruh Badan Pengurus Harian (BPH) danpengurus lainnya baik
pengurus biro dan lembaga PC
2. RAKERCAB melanjutkan pembahasan hasil rumusan garis-garis kerja PKCyang disesuaikan
dengan wilayah kerja PC selama satu periode dan Master plan PC kedepan
3. Perumusan garis-garis besar kerja IMALA selama satu periode harus mengacu kepada
rekomendasi, Kongres, hasil RAPIM.
BAB VIII
PERMUSYAWARATAN LUAR BIASA

Pasal 15
Kongres Luar Biasa

1. Kongres Luar Biasa dapat diselenggarakan jika diusulkan secara tertulis oleh 2/3
jumlah PC dan PK definitif
2. Kongres Luar Biasa dianggap sah jika dihadiri 2/3 jumlah PC dan PK definitif
3. Kongres Luar Biasa dianggap sah apabila, telahter bukti dan diputuskan adanya
pelanggaran konstitusional

Pasal 16
Musyawah Cabang Luar Biasa

1. Konferensi Cabang Luar Biasa dapat diselenggarakan jika diusulkan secara tertulis
oleh 2/3 PK.
2. Konferensi Cabang Luar Biasa dapat diselenggarakan jika mendapat
persetujuan dari Pengurus Pusat
3. Konferensi Cabang Luar Biasa dianggap sah jika dihadiri 2/3 jumlah PK

Pasal 18
Musyawarah Komisariat Luar Biasa

1. Musyawarah Komisariat Luar Biasa dapat diselenggarakan jika diusulkansecara


tertulis oleh 2/3 jumlah anggota
2. Musyawarah Komisariat Luar Biasa dapat diselenggarakan jika mendapat
persetujuan dari Pengurus Cabang
3. Rapat Tahunan Komisariat Luar Biasa bisa dianggap sah jika dihadiri 2/3 jumlah
anggota
4. Musyawarah Komisariat Luar Biasa dianggap sah apabila, telah terbukti dan
diputuskan adanya pelanggaran konstitusional
BAB IX
ATURAN TAMBAHAN

Pasal 20

1. Peraturan Organisasi tentang Pedoman Penyelenggaraan Permusyawaratan ini hanya


dapat dirubah pada Rapat Pimpinan
2. Dimana terdapat pasal pada Peraturan Organisasi ini yang bertentangan dengan
Anggaran Dasar dan atau Anggaran Rumah Tangga, maka pasal tersebut gugur demi
hukum

BAB X
PENUTUP

Pasal 21

1. Hal-hal yang belum diatur di dalam ketetapan ini, akan diatur kemudian pada Ketetapan
Pleno atau produk hukum organisasi lainnya
2. Ketetapan ini berlaku sejak waktu dan tanggal ditetapkan

Ditetapkan di : Rangkasbitung
Tanggal : 23 April 2022
Pukul : 14.10 WIB

PIMPINAN SIDANG
RAPAT PIMPINAN (RAPIM)
IKATAN MAHASISWA LEBAK

Ketua Sekretaris

Anggota
KEPUTUSAN RAPAT PIMPINAN
IKATAN MAHASISWA LEBAK
Nomor : 04.RAPIM.2022
Tentang
STRATEGI REKRUTMEN KEPEMIMPINAN
IKATAN MAHASISWA LEBAK

Pimpinan RAPIM Ikatan Mahasiswa Lebak setelah:


Menimbang : a. Bahwa demi mewujudkan ketertiban dan kelancaran
mekanisme organisasi, maka dipandang perlu adanya Peraturan
Organisasi Tentang Strategi Rekrutmen Kepemimpinan Ikatan
Mahasiswa Lebak;
b. Bahwa untuk memberikan kepastian hukum atas
legalitas sebagaimana dimaksud pada poin (a), maka dipandang
perlu adanya ketetapan ini.
Mengingat : 1. Anggaran Dasar
2. Anggaran Rumah Tangga
3. GBPKO
Memperhatikan : Hasil sidang pleno RAPIM tentang Peraturan Organisasi dan
Administrasi Ikatan Mahasiswa Lebak.

MEMUTUSKAN
Menetapkan
KESATU : Peraturan Organisasi Tentang Strategi Rekrutmen
Kepemimpinan Ikatan Mahasiswa Lebak
KEDUA : Ketetapan ini akan ditinjau kembali di kemudian hari jika
terdapat kekeliruan
KETIGA : Ketetapan ini berlaku sejak tanggal di tetapkan

Ditetapkan di : Rangkasbitung
Pada tanggal : 23 April 2022
Pukul : 14.10 WIB

PIMPINAN
RAPAT PIMPINAN (RAPIM) IKATAN MAHASISWA LEBAK

NUKMAN FALUTY ANDI NURANDI


Ketua Umum Sekretaris Jenderal
PERATURAN ORGANISASI
Tentang :
STRATEGI REKRUITMENT KEPEMIMPINAN
IKATAN MAHASISWA LEBAK

BAB I
KETENTUAN UMUM

Pasal 1

1. Ketetapan Strategi Rekrutment Kepemimpinan di setiap level kepengurusan Ikatan


Mahasiswa Lebak (IMALA) ini merupakan penjabaran dari Anggaran Rumah Tangga
IMALA
2. Yang dimaksud dengan Startegi Rekrutment Kepemimpinan di setiap level Kepengurusan
Ikatan Mahasiswa Lebak (IMALA) adalah sebagai ketentuan hukum yang menjadi acuan
dalam kepengurusan dan pemilihan ketua di setiap level struktur IMALA.
3. Yang dimaksud dengan pemilihan ketua di setiap level struktur IMALA dalam Ketetapan
Rapim ini adalah Musyawarah Komisariat (MUSKOM), Musyawarah Cabang
(MUSCAB) dan Kongres
4. Panitia rekruitmen kepemimpinan di level cabang sampai PP IMALA menggunakan
Panitia Penyelenggara dan selanjutnya disebut dengan Panitia Penyelenggara Muskom
(PPM), Panitia Penyelenggara Muscab (PPM) dan Panitia Penyelenggara Kongres (PPK)
5. Ketentuan lebih lanjut terkait Panitia Penyelenggara selanjutnya diatur berdasarkan
kesepakatan RAPIM dengan mengacu pada AD/ART dan PO
6. Ketentuan lebih lanjut terkait Panitia Penyelenggara Kongres selanjutnya diatur pada
PO Panitia Penyelenggara Kongres

BAB II
Mekanisme Rekruitmen kepemimpinan

Pasal 2

Mekanisme rekruitmen kepemimpinan dalam IMALA terdiri dari


1. Rekruitment kepemimpinan level Pengurus Komisariat
2. Rekruitment kepemimpinan level Pengurus Cabang
3. Rekruitment kepemimpinan level Pengurus Pusat

Pasal 3
Rekruitmen Kepemimpinan
di level Pengurus Komisariat

1. Rekruitmen kepemimpinan pada level Komisariat dilakukan oleh Panitia MUSKOM


2. Panitia MUSKOM menjaring setiap Bakal Calon dan menetapkan Calon Ketua
Komisariat
3. Penetapan calon Ketua Komisariat sebagaimana dimaksud pasal 4 ayat (2) di pilih dalam
MUSKOM untuk dilakukan pemilihan dan kemudian ditetapkan sebagai Ketua
Komisariat
4. Panitia MUSKOM menjalankan tugasnya sampai terpilih Ketua Komisariat
Pasal 5
Rekruitmen Kepemimpinan
di level Pengurus Cabang

1. Rekruitmen kepemimpinan pada level Cabang dilakukan oleh Panitia Penyelenggara


MUSCAB (PPM)
2. Panitia Penyelenggara MUSCAB menjaring setiap Bakal Calon dan menetapkannya
sebagai Calon Ketua Cabang
3. Penetapan Calon Ketua Cabang oleh Panitia Penyelenggara MUSCAB (PPM) bersifat
final dan mengikat
4. Calon ketua Cabang dan calon Ketua SRIKANDI cabang sebagaimana dimaksud pasal 5
ayat (2) di pilih dalam MUSCAB untuk kemudian ditetapkan sebagai Ketua Cabang dan
Ketua SRIKANDI cabang

Pasal 7
Rekruitmen Kepemimpinan
di level Pengurus Pusat

1. Rekruitmen kepemimpinan pada level Pengurus Pusat dilakukan oleh Panitia


Penyelenggara Kongres (PPK)
2. Panitia Penyelenggara Kongres menjaring setiap Bakal Calon dan menetapkannya
sebagai Calon Ketua Umum PP IMALA
3. Penetapan Calon Ketua Umum PP IMALA oleh Panitia Penyelenggara Kongres bersifat
final dan mengikat
4. Calon ketua Umum PP IMALA sebagaimana dimaksud pasal 7 ayat (2) dipilih dalam
Kongres untuk kemudian ditetapkan sebagai Ketua Umum PP IMALA

BAB III
PERSYARATAN MENJADI KETUA DAN PENGURUS

Pasal 9
Syarat-Syarat Menjadi Ketua dan Pengurus Komisariat

1. Ketua dan BPH Pengurus Komisariat minimal telah dinyatakan mengikuti LMO-TD
dan dibuktikan dengan sertifikat kelulusan LMO-TD
2. Ketua Komisariat IMALA maksimal berumur 21 tahun pada saat terpilih
3. Ketua Komisariat IMALA maksimal semester 5 pada saat terpilih
4. Ketua Komisariat minimal memiliki IPK 2.50 bagi fakultas eksakta dan IPK
3.00 untuk fakultas non eksakta

Pasal 10
Syarat-Syarat Menjadi Ketua Dan Pengurus Cabang

1. Ketua dan BPH Pengurus Cabang IMALA minimal telah dinyatakan mengikuti LMO-
TL dan dibuktikan dengan Sertifikat kelulusan LMO-TL
2. Pengurus Cabang IMALA selain unsur Ketua dan BPH Minimal telah dinyatakan
mengikuti LMO-TD dan dibuktikan dengan sertifikat kelulusan LMO-TD
3. Ketua dan BPH Pengurus Cabang IMALA maksimal Semester 7 padasaat terpilih atau
dibentuk
4. Ketua Cabang, Ketua IMALA Cabang, dan Pengurus Harian Cabang minimal memiliki
IPK 2.50 bagi fakultas eksakta dan IPK 3.00 untuk fakultas non eksakta

Pasal 12
Syarat-Syarat Menjadi Ketua Umum dan Pengurus Pusat
1. Ketua Umum dan BPH Pengurus Pusat IMALA minimal telah mengikuti LMO-TL
dibuktikan dengan sertifikat kelulusan LMO-TL
2. Pengurus Pusat IMALA selain unsur Ketua Umum dan BPH minimal telah mengikuti
LMO-TL dan dibuktikan dengan sertifikat kelulusan LMO-TL
3. Ketua Umum dan BPH Pengurus Pusat maksimal semester 14 atau Lulus S1 pada saat
terpilih atau dibentuk
4. Ketua Umum dan BPH Pengurus Pusat IMALA maksimal Lulus S1
5. Selain Ketua Umum dan BPH Pengurus Pusat IMALA, minimal semester 9 dan belum
mencapai 3 tahun terhitung semenjak dinyatakan lulus
6. Ketua Umum dan seluruh Pengurus Besar minimal memiliki IPK 2.50 bagi fakultas
eksakta dan IPK 3.00 untuk fakultas non eksakta pada saat S1

BAB IV
ATURAN TAMBAHAN

Pasal 13

Untuk memaksimalkan Strategi Rekruitment Kepemimpinan di setiap level Kepengurusan


ini, maka Pelaksanaan pemilihan ketua di setiap level struktur IMALAharus berpedoman
pada ketetapan ini
BAB V
PENUTUP

Pasal 14

1. Hal-hal yang belum diatur di dalam ketetapan ini, akan diatur kemudian didalam
Ketetapan Pleno atau produk hukum organisasi lainnya
2. Ketetapan ini berlaku sejak waktu dan tanggal ditetapkan

Ditetapkan di : Rangkasbitung
Tanggal : 23 April 2022
Pukul : 14.10 WIB

PIMPINAN SIDANG
RAPAT PIMPINAN (RAPIM)
IKATAN MAHASISWA LEBAK

Ketua Sekretaris

Anggota
KEPUTUSAN RAPAT PIMPINAN
IKATAN MAHASISWA LEBAK
Nomor : 04.RAPIM.2022
Tentang
SYARAT-SYARAT PENGAJUAN SK DAN
PELANTIKAN IKATAN MAHASISWA LEBAK

Pimpinan RAPIM Ikatan Mahasiswa Lebak setelah:


Menimbang : c. Bahwa demi mewujudkan ketertiban dan kelancaran
mekanisme organisasi, maka dipandang perlu adanya Peraturan
Organisasi Tentang Syarat-syarat pengajuan SK dan Pelantikan
Ikatan Mahasiswa Lebak
d. Bahwa untuk memberikan kepastian hukum atas
legalitas sebagaimana dimaksud pada poin (a), maka dipandang
perlu adanya ketetapan ini.
Mengingat : 4. Anggaran Dasar
5. Anggaran Rumah Tangga
6. GBPKO
Memperhatikan : Hasil sidang pleno RAPIM tentang Peraturan Organisasi dan
Administrasi Ikatan Mahasiswa Lebak.

MEMUTUSKAN
Menetapkan
KESATU : Peraturan Organisasi Tentang Strategi Rekrutmen
Kepemimpinan Ikatan Mahasiswa Lebak
KEDUA : Ketetapan ini akan ditinjau kembali di kemudian hari jika
terdapat kekeliruan
KETIGA : Ketetapan ini berlaku sejak tanggal di tetapkan

Ditetapkan di : Rangkasbitung
Pada tanggal : 23 April 2022
Pukul : 14.10 WIB

PIMPINAN
RAPAT PIMPINAN (RAPIM) IKATAN MAHASISWA LEBAK

NUKMAN FALUTY ANDI NURANDI


Ketua Umum Sekretaris Jenderal
PERATURAN ORGANISASI
Tentang :
SYARAT-SYARAT PENGAJUAN SK DAN PELANTIKAN IKATAN
MAHASISWA LEBAK

BAB I
KETENTUAN UMUM

Pasal 1

1. Ketetapan Syarat-Syarat Pengajuan SK Ikatan Mahasiswa Lebak ini merupakan


penjabaran dari Anggaran Rumah Tangga
2. Yang dimaksud dengan Syarat-Syarat Pengajuan SK Ikatan Mahasiswa Lebak adalah
sebagai ketentuan hukum yang menjadi acuan dalam pengajuan SK oleh struktur di bawah
dan penerbitan SK oleh struktur diatas Ikatan Mahasiswa Lebak
3. Yang dimaksud dengan struktur di bawah dan struktur diatas dalam Ketetapan ini adalah
pengajuan SK oleh PK dan PK kepada PC, pengajuan SK oleh PC dan PC kepada PP

BAB II
PENGAJUAN SK PC DAN PC KEPADA PP

Pasal 2
Pengajuan SK Pengurus Cabang (PC)

1. Syarat Pengajuan SK Pengurus Cabang (PC):


a. Surat Pengajuan SK
b. Berita Acara MUSCAB
c. Struktur Kepengurusan
d. Laporan Pertanggung Jawaban Pengurus Demisioner
e. Dokumentasi MUSCAB
f. Fotocopy Sertifikat LMO-TL Ketua dan BPH PC
g. CV Pengurus PC yang dilengkapi KTP dan Transkip Nilai
h. CV BPH PengurusCabang

2. SK dikeluarkan setelah syarat dan ketentuan diatas dipenuhi, masa berlaku SK


terhitung semenjak ketua terpilih
3. Pengajuan SK selambat-lambatnya dilakukan duabulan setelah MUSCAB
BAB III
PENGAJUAN SK PK KEPADA PC

Pasal 4
Pengajuan SK Pengurus Komisariat (PK)

1. Syarat Pengajuan SK PK:


a. Surat Pengajuan SK
b. Berita Acara MUSKOM
c. Struktur Kepengurusan
d. Laporan Pertanggung Jawaban Pengurus Dimesioner
e. Dokumentasi MUSKOM
f. Fotocopy sertifikat LMO-TD bagi Ketua dan BPH Komisariat
g. CV Pengurus Komisariat yang dilengkapi KTM, KTP, dan Transkip Nilai
h. CV BPH Pengurus Komisariat
i. Database Anggota lengkap (Softcopy: Nama, Fakultas, Jurusan, Nomor
Handphone, E-mail, Foto, angkatan LMO-TD dan Alamat)
2. SK dikeluarkansetelahsyarat dan ketentuandiatasdipenuhi, masa berlaku SK
terhitungsemenjakketuaterpilih
3. Pengajuan SK selambat-lambatnyadilakukansatubulansetelah MUSKOM

BAB IV
SK RESHUFFLE

Pasal 6

1. SK Reshufle adalah ketetapan perubahan struktur kepengurusan


2. SK Reshufle PC diajukan kepada PP, SK Reshuffle PK diajukan kepada PC
3. Reshufle dapat dilakukan apabila memenuhi ketentuan-ketentuan sebagaimana diatur
pada PO tentang tata cara pengisian lowongan jabatan antar waktu

Pasal 7
Syarat Pengajuan SK Reshuffe

1. Surat Pengajuan SK Reshuffle


2. Fotokopi SK sebelum perubahan
3. Berita acara hasil rapat pleno BPH tentang reshuffle kepengurusan
4. Struktur kepengurusan perubahan
5. Curriculum Vitae pengurus perubahan yang dilengkapi dengan fotokopi KTP dan
transkip nilai

BAB V
PELANTIKAN

Pasal 8

1. Pelantikan PK dan PC paling lambat dua bulan setelah MUSKOM/MSUCAB


2. PC dilantik oleh PP, PK dilantik oleh PC

BAB VI
ATURAN TAMBAHAN

Pasal 9

Untuk memaksimalkan dan mewujudkan tertib administrasi dan organisasi, maka SK tidak
akan diberikan sebelum segala ketentuan yang ada dipenuhi sesuai dengan Peraturan
Organisasi ini

BAB VII
PENUTUP

Pasal 10

1. Hal-hal yang belum diatur di dalam keputusan ini, akan diatur kemudian didalam
Ketetapan Pleno atau produk hukum organisasi lainnya
2. Ketetapan ini berlaku sejak waktu dan tanggal ditetapkan

Ditetapkan di : Rangkasbitung
Tanggal : 23 April 2022
Pukul : 14.10 WIB

PIMPINAN SIDANG
RAPAT PIMPINAN (RAPIM)
IKATAN MAHASISWA LEBAK

Ketua Sekretaris

Anggota
KEPUTUSAN RAPAT PIMPINAN
IKATAN MAHASISWA LEBAK
Nomor : 04.RAPIM.2022
Tentang
PEMBENTUKAN, PEMEKARAN DAN PEMBEKUAN PC DAN PK
IKATAN MAHASISWA LEBAK

Pimpinan RAPIM Ikatan Mahasiswa Lebak setelah:


Menimbang : a. Bahwa demi mewujudkan ketertiban dan kelancaran
mekanisme organisasi, maka dipandang perlu adanya
Peraturan Organisasi Tentang Pembentukan, Pemekaran dan
Pembekuan Ikatan Mahasiswa Lebak
b. Bahwa untuk memberikan kepastian hukum atas legalitas
sebagaimana dimaksud pada poin (a), maka dipandang perlu
adanya ketetapan ini.
Mengingat : 1. Anggaran Dasar
2. Anggaran Rumah Tangga
3. GBPKO
Memperhatikan : Hasil sidang pleno RAPIM tentang Peraturan Organisasi dan
Administrasi Ikatan Mahasiswa Lebak.

MEMUTUSKAN
Menetapkan
KESATU : Peraturan Organisasi Tentang Strategi Rekrutmen
Kepemimpinan Ikatan Mahasiswa Lebak
KEDUA : Ketetapan ini akan ditinjau kembali di kemudian hari jika
terdapat kekeliruan
KETIGA : Ketetapan ini berlaku sejak tanggal di tetapkan

Ditetapkan di : Rangkasbitung
Pada tanggal : 23 April 2022
Pukul : 14.10 WIB

PIMPINAN
RAPAT PIMPINAN (RAPIM) IKATAN MAHASISWA LEBAK

NUKMAN FALUTY ANDI NURANDI


Ketua Umum Sekretaris Jenderal
PERATURAN ORGANISASI
Tentang
PEMBENTUKAN, PEMEKARAN DAN PEMBEKUAN PC DAN PK
IKATAN MAHASISWA LEBAK

BAB I
KETENTUAN UMUM

Pasal 1

1. Kaidah Pembentukan, Pemekaran, dan Pengguguran PC dan PK Ikatan Mahasiswa


Lebak (IMALA) ini merupakan penjabaran dari AD/ART IMALA, khususnya yang
berkenaan dengan ketentuan PC dan PK
2. Yang dimaksud dengan kaidah Pembentukan dan Pengguguran PC dan PK IMALA
adalah serangkaian ketentuan yang mengatur segala sesuatu mengenai pembentukan
dan pengguguran PC dan PK IMALA
3. Yang dimaksud dengan PC dan PK di dalam peraturan organisasi ini adalah
sebagaimana pengertiannya menurut IMALA
4. Yang dimaksud dengan organisasi di dalam Peraturan Organisasi ini adalah IMALA

BAB II
MEKANISME PEMBENTUKAN
PC DAN PK

Pasal 2

1. Mekanisme pembentukan PC dianggap memenuhi syarat apabila:


a. Telah memenuhi syarat sebagaimana yang telah diatur dalam AD/ ART
b. Pengurus Komisariat dalam satu wilayah koordinasi membentuk tim yang terdiri
dari utusan dari masing-masing komisariat yang bertugas untuk mempersiapkan
dan menyelenggarakan MUSCAB setelah mendapatkan rekomendasi dari PP
IMALA
c. Tim akan menyelenggarakan MUSCAB selambat-lambatnya 3 (tiga) bulan setelah
mendapatkan rekomendasi dari PP IMALA
d. Tugas tim akan berakhir secara otomatis setelah terselenggaranya MUSCAB

2. Mekanisme pembentukan PK dianggap memenuhi syarat apabila:


a. Telah memenuhi syarat sebagaimana diatur dalam AD/ART
b. Melakukan langkah-langkah perintisan dengan mengikutsertakan mahasiswa
didaerah tersebut kedalam LMO-TD
c. Surat permohonan SK pembentukan Komisariat IMALA harus melampirkan:
1) Berita acara pembentukan
2) Jumlah anggota disertai bukti fotocopy minimal 10 (sepuluh) Kartu Tanda
Mahasiswa (KTM) dan / atau Kartu Hasil Studi (KHS
3) Fotocopy bukti telah mengikuti pengkaderan formal di IMALA
3. PC terdekat membentuk tim yang bertugas untuk menyelenggerakan MUSKOM
selambat-lambatnya tiga bulan setelah mendapat SK pembentukan dari PP IMALA

BAB III
WEWENANG PEMBENTUKAN
PENGURUS CABANG (PC) DAN PENGURUS KOMISARIAT (PK)

Pasal 3

1. Instansi yang berwenang membentuk PC adalah Pengurus Pusat IMALA dengan


mempertimbangkan usulan dari komisariat di wilayah tersebut
2. Instansi yang berwenang membentuk Komisariat baru adalah Pengurus Cabang sebagai
perpanjangan tangan Pengurus Pusat
3. Dalam kondisi dimana PK belum terbentuk atau tidak ada, maka Pengurus Cabang
berkewajiban melakukan pendampingan terhadap proses pembentukannya
4. Dalam masa perintisan pembentukan Cabang baru, Pengurus Cabang dapat menunjuk
Cabang yang terdekat yang sudah ada untuk melakukan langkah-langkah persiapan.
Setiap pembentukan Cabang baruharus dikoordinasikan dengan PP IMALA

Pasal 4

1. Pembentukan Cabang Baru dilaporkan kepada Pengurus Pusat selambatlambatnya 15


hari setelah deklarasi pembentukan cabang
2. Pembentukan Cabang baru dinyatakan sah apabila telah mendapatkan Surat Keputusan
berupa SK pembentukan Cabang yang dikeluarkan oleh Pengurus Pusat
3. Surat keputusan PP IMALA tentang kepengurusan PC IMALA yang telah dinyatakan
sah, selanjutnya diberitahukan kepada kantor Badan Kesatuan Bangsa setempat sesuai
dengan ketentuan yang berlaku
4. SK PP IMALA tentang pembentukan cabang menjadi aset abadi pengurus cabang
setempat
5. Cabang yang baru terbentuk dapat di-SK-kan oleh PP IMALA jika mendapatkan
rekomendasi dari Dewan Penasehat Organisasi
6. Apabila di wilayah tersebut belum terbentuk PC, maka cabang yang baru tersebut harus
mendapatkan rekomendasi dari 2 (dua) cabang yang sudah ada untuk mendapatkan
SKnya

BAB IV
MEKANISME PEMEKARAN PC DAN PK

Pasal 5

1. Mekanisme pemekaran PC dianggap memenuhi syarat apabila:


a. Telah terjadi pemekaran wilayah berdasarkan pemekaran propinsi/Kabupaten
b. Masing-masing daerah propinsi memenuhi syarat pembentukan PC sesuai
ketentuan AD/ART
c. Pemekaran cabang diusulkan oleh cabang sebelumnya kepada PP IMALA

2. Mekanisme pemekaran/pemindahan Komisariat dianggap memenuhi syarat apabila:


a. Telah terjadi pemindahan teritorial kampus di masng-masing kabupaten atau kota
b. Pemekaran Komisariat diusulkan oleh PC kepada PP IMALA
c. Apabila di wilayah tersebut belum terbentuk PC maka Komisariat asal berhak
mengusulkan pemekaran kepada PP IMALA

BAB V
STATUS DAN AKREDITASI

Pasal 6
Status

1. Cabang yang baru dibentuk berstatus sebagai Cabang Persiapan


2. Surat Keputusan cabang persiapan berlaku 6 Bulan sejak MUSCAB
3. Cabang persiapan dapat dinaikkan statusnya menjadi cabang definitif setelah
dilakukan proses penilaian dan verifikasi akreditasi oleh PP IMALA

Pasal 7

1. Selama berstatus Cabang Persiapan, Pengurus Pusat bertanggung jawab melakukan


pembinaan secara intensif
2. Dalam kondisi PC belum terbentuk, maka Pengurus Cabang terdekat berkewajiban
melakukan pembinaan secara intensif
3. Pembinaan yang dimaksud ayat (1 dan 2) tersebut lebih diarahkan kepada usaha-usaha
penumbuhan kemandirian dan peningkatan kemampuan manajerial Pengurus Cabang
Persiapan

Pasal 8
Akreditasi

1. Syarat akreditasi dalam peningkatan status cabang meliputi:


a. Mampu menyelenggarakan kaderisasi formal dan Follow-upnya dibuktikan
dengan laporan pertanggungjawaban
b. Adanya laporan tertulis tentang kegiatan dan perkembangan kaderisasi yang
dilakukan oleh PC IMALA
c. Memiliki sekretariat
d. Terjadinya peningkatan Jumlah anggota/kader
e. Mampu dan memiliki tertib administrasi
2. Mekanisme dan tata cara akreditasi dilakukan sepenuhnya oleh PP IMALA
(Bidang Kaderisasi) dengan mengacu kepada Peraturan Organisasi.
BAB V
PENGGUGURAN PENGURUS CABANG (PC) DAN PENGURUS
KOMISARIAT (PK)

Pasal 9
Pengguguran Pengurus Cabang

1. Sebelum diambil tindakan pengguguran Cabang, terlebih dahulu harus ditempuh


langkah-langkah sebagai berikut :
a. Pengurus Pusat mengadakan musyawarah secara seksama dengan Dewan
Penasehat Organisasi dan Pengurus Cabang tersebut untuk membahas berbagai
kemungkinan yang berkaitan dengan cabang dimaksud.
b. Apabila dianggap perlu, Pengurus Cabang dapat pula mengundang anggota
IMALA di daerah itu untuk turut serta di dalam musyawarah tersebut.
c. Hasil Musyawarah sebagaimana dimaksud di dalam butir a, b, diatas harus benar-
benar dijadikan bahan pertimbangan di dalam mengambil keputusan untuk
menggugurkan atau tidak menggugurkan cabangtersebut.

BAB VI
KEPUTUSAN PENGGUGURAN PC DAN PK

Pasal 11
Keputusan Penguguran PC

Keputusan pengguguran PC dikeluarkan oleh PP IMALA.

Pasal 12
Keputusan Pengguguran Cabang

1. Keputusan pengguguran cabang dikeluarkan oleh Pengurus Pusat setelah mempelajari


secara seksama laporan dari PK.
2. Cabang yang telah dinyatakan gugur berdasarkan Surat Keputusan Pengurus Pusat,
dapat dihidupkan kembali dengan memenuhi ketentuan pembentukan cabang baru
sebagaimana diatur di dalam AD/ART dan PO IMALA
BAB VII
MEKANISME PEMBENTUKAN KOMISARIAT

Pasal 13
Pembentukan Komisariat Persiapan

Mekanisme pembentukan PK dianggap sah apabila memenuhi syarat:

1. Telah memenuhi syarat sebagaimana yang telah diatur dalam AD/ART meliputi:
a. Komisariat dapat dibentuk di setiap perguruan tinggi
b. Komisariat berkedudukan di Perguruan Tinggi
c. Komisariat dapat di bentuk di fakultas, apabila fakultas berada di wilayahkabupaten
tersebut
d. Setiap Perguruan Tinggi hanya dapat memiliki satu (1) Komisariat
e. Komisariat dapat dibentuk apabila sekurang-kurangnya telah ada 10 Anggota
2. Anggota IMALA dapat mengusulkan surat permohonan pembentukan Pengurus Komisariat
persiapan kepada PC.
3. PC membentuk tim yang bertugas memfasilitasi pembentukan pengurus komisariat.
4. Tugas tim berakhir setelah terbentuknya Pengurus Komisariat.
5. Surat permohonan pembentukan Komisariat harus melampirkan: Berita acara pembentukan.
a) Jumlah anggota disertai bukti fotocopy minimal 25 (dua puluh lima) KartuTanda
Mahasiswa (KTM).
b) Fotocopy bukti telah mengikuti pengkaderan formal (Mapaba) di PMII.
6. PC dapat memverifikasi kelengkapan administrasi untuk menjadikan PK persiapan
setelah kelengkapan diatas terpenuhi
BAB VIII
PENUTUP

Pasal 14

1. Hal-hal yang belum diatur di dalam ketetapan ini, akan diatur kemudian didalam Peraturan
Organisasi atau produk hukum organisasi lainnya.
2. Ketetapan ini ditetapkan oleh Rapat Pimpinan Ikatan Mahasiswa Lebak
3. Ketetapan ini berlaku sejak waktu dan tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di : Rangkasbitung
Tanggal : 23 April 2022
Pukul : 14.10 WIB

PIMPINAN SIDANG
RAPAT PIMPINAN (RAPIM)
IKATAN MAHASISWA LEBAK

Ketua Sekretaris

Anggota
KEPUTUSAN RAPIM
IKATAN MAHASISWA LEBAK
Nomor : 10.RAPIM.2022
Tentang :
PEMBEKUAN KEPENGURUSAN
IKATAN MAHASISWA LEBAK

Pimpinan RAPIM Ikatan Mahasiswa Lebak setelah:


Menimbang : a. Bahwa demi mewujudkan ketertiban dan kelancaran
mekanisme organisasi, maka dipandang perlu adanya
Peraturan Organisasi Tentang Pembekuan Kepengurusan
Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia;
b. Bahwa untuk memberikan kepastian hukum atas legalitas
sebagaimana dimaksud pada poin (a), maka dipandang perlu
untuk menetapkan Peraturan Organisasi Pembekuan
Kepengurusan Ikatan Mahasiswa Lebak

Mengingat : 1. Anggaran Dasar


2. Anggaran Rumah Tangga
3. GBPKO
Memperhatikan : Hasil sidang pleno RAPIM tentang Peraturan Organisasi dan
Administrasi Ikatan Mahasiswa Lebak.

MEMUTUSKAN
Menetapkan
KESATU : Peraturan Organisasi Tentang Pembekuan Kepengurusan Ikatan
Mahasiswa Lebak.
KEDUA : Ketetapan ini akan ditinjau kembali jika di kemudian hari
terdapat kekeliruan.
KETIGA : Ketetapan ini berlaku sejak tanggal di tetapkan.

Ditetapkan di : Rangkasbitung
Pada tanggal : 23 April 2022
Pukul : 14.10 WIB

PIMPINAN
RAPAT PIMPINAN (RAPIM) IKATAN MAHASISWA LEBAK

NUKMAN FALUTY ANDI NURANDI


Ketua Umum Sekretaris Jenderal
PERATURAN ORGANISASI
Tentang :
PEMBEKUAN KEPENGURUSAN IKATAN MAHASISWA LEBAK

BAB I
KETENTUAN UMUM

Pasal 1

1. Peraturan organisasi tentang pembekuan pengurus merupakan ketentuanorganisasi


tentang mekanisme dan tata cara pembekuan pengurus
2. Pengurus yang bisa dibekukan adalah Pengurus Cabang (PC), Pengurus Komisariat
(PK)
3. Pengurus Pusat (PP) tidak dapat dibekukan, dan dalam hal tertentu yang
dipandang perlu hanya bisa dilakukan melalui Kongres Luar Biasa

BAB II
SEBAB-SEBAB PEMBEKUAN

Pasal 2

Pembekuan pengurus dilakukan dengan :


1. Jelas-jelas melanggar AD/ART dan Peraturan Organisasi.
2. Dengan sengaja tidak melaksanakan atau mengabaikan keputusan/ketetapan hasil
kongres dan/atau kebijakan/keputusan organisasi lainnya yang bersifat terikat.
3. Dengan sengaja dan tanpa alasan yuridis yang kuat tidak menerima atau menyatakan
menolak struktur kepengurusan di atasnya dari hasil kongres atauMusyawarah sesuai
tingkatannya masing-masing yang telah sah menurut AD/ART, peraturan organisasi dan
tata tertib yang berlaku.

BAB III WEWENANG

Pasal 3

1. Wewenang untuk mengusulkan pembekuan kepengurusan sekurang- kurangnya


kepengurusan setingkat di atasnya.
2. Wewenang pengusulan pembekuan dapat dilakukan dalam pleno BPH PP, melalui
rekomendasi bidang kaderisasi.
3. Wewenang untuk membekukan kepengurusan adalah kepengurusan yang berwenang
mengeluarkan surat keputusan pengesahan kepengurusan yang bersangkutan.
BAB IV MEKANISME

Pasal 4
Usulan, Keputusan dan Peringatan

1. Keputusan untuk mengusulkan pembekuan kepengurusan sekurang-kurang nya melalui


rapat pleno kepengurusan yang berwenang.
2. Keputusan untuk membekukan kepengurusan sekurang-kurangnya melalui rapat pleno
kepengurusan yang berwenang.
3. Sebelum melakukan pembekuan, terlebih dahulu kepengurusan yang berwenang
memberi peringatan secara tertulis tiga kali dan jeda waktu masing-masing satu bulan
sejak tanggal surat peringatan itu dibuat.

Pasal 5
PC dan PK

1. Usulan pembekuan PC disampaikan melalui rapat Pleno BPH PP.


2. PK dapat mengusulkan kepada PP untuk membekukan PC tertentu yang dipandang
perlu dengan disertai alasan yuridis yang jelas.
3. PP melakukan rapat rapat pleno BPH untuk membahas pembekuan kepengurusan
sebagaimana dimaksud ayat (1) dan (2) pasal ini.
4. Keputusan surat pembekuan PC dilakukan dengan penerbitan surat keputusan
pembekuan sekaligus penunjukan pengurus sementara yang disebut caretaker atau
perintah pengambilan kekuasaan sepenuhnya kepada kepengurusan setingkat di
atasnya.
5. Surat keputusan PP sebagaimana dimaksud dalam ayat (4) pasal ini ditembuskan kepada
seluruh PK di bawah koordinasi PC yang bersangkutan.
6. Pengurus cabang dapat membekukan kepengurusan tingkat Komisariat (PK) melalui
rapat pleno.
7. Keputusan pembekuan dituangkan dalam bentuk surat keputusan pengurus cabang
disertai penunjukan pengurus caretaker.

BAB V
PENGURUS CARETAKER

Pasal 6
Susunan dan Personalia

1. Susunan pengurus sementara yang disebut caretaker terdiri dari seorangketua, seorang
sekretaris, dan sebanyak-banyaknya 5 (lima) orang anggota.
2. Ketua pengurus caretaker direkrut dari pengurus harian kepengurusan sekurang-
kurangnya setingkat di atasnya.
Pasal 7
Tugas

1. Tugas pengurus caretaker hanya untuk mempersiapkan dan menyelenggarakan


musyawarah pemilihan pengurus sesuai tingkatan masing- masing.
2. Pengurus caretaker mengangkat dan mengesahkan panitia penyelenggara muscab
sebagaimana dimaksud ayat (1) pasal ini.
3. Apabila sebelum dilaksanakan musyawarah sebagaimana dimaksud dalam ayat
(1) pasal ini, namun terdapat tugas organisasi yang sangat penting dan mendesak,
pengurus karataker dapat melaksanakan tugas tersebut dengan kewajiban berkoordinasi
dengan kepengurusan setingkat di atasnya.

Pasal 8
Masa Bhakti

1. Masa Bhakti pengurus caretaker hanya sampai terpilihnya ketua dan terbentuknya
kepengurusan baru melalui musyawarah maksimal 3 (tiga) bulan sejak dibekukannya
kepengurusan yang bersangkutan dan tidak dapat diperpanjang.
2. Dalam hal ketua kepengurusan belum bisa terpilih melalui konferensi yang khusus
diadakan untuk itu, maka pengurus caretaker dapat dibentuk kembali melalui rapat pleno
PP IMALA.
3. Caretaker hanya dapat dibentuk maksimal 2 (dua) kali
4. Jika sampai caretaker selesai masa tugasnya belum terlaksana konferensi dan
terbentuknya kepengurusan baru maka kepengurusan tersebut dibekukan secara
permanen.
BAB VI
KETENTUAN PENUTUP

Pasal 9

1. Hal-hal yang berkaitan dengan pembekuan kepengurusan dan belum diatur dalam
Peraturan organisasi ini akan diputuskan kemudian oleh pengurus yang berwenang
mengesahkan atau memberi surat keputusan kepengurusan yang bersangkutan sekurang-
kurangnya melalui rapat pleno.
2. Peraturan organisasi ini berlaku sejak tanggal ditetapkan

Ditetapkan di : Rangkasbitung
Tanggal : 23 April 2022
Pukul : 14.10 WIB

PIMPINAN SIDANG
RAPAT PIMPINAN (RAPIM)
IKATAN MAHASISWA LEBAK

Ketua Sekretaris

Anggota
PERATURAN ORGANISASI
Tentang :
TATA CARA PENGISIAN LOWONGAN JABATAN ANTAR WAKTU
IKATAN MAHASISWA LEBAK

BAB I
KETENTUAN UMUM

Pasal 1

1. Kaidah tata cara pengisian lowongan jabatan antar waktu Ikatan Mahasiswa Lebak ini
merupakan penjabaran dari AD/ART IMALA
2. Peraturan organisasi tentang tata cara pengisian pengurus lowongan antar waktu ini
merupakan pedoman untuk menyatakan jabatan lowongan sekaligus tata cara mengisi
jabatan pengurus yang sudah dinyatakan lowong itu di semua tingkatan
3. Pengisian jabatan antar waktu hanya bisa dilakukan apabila jabatan pengurus sudah
dinyatakan lowong oleh pleno pengurus
4. Peserta rapat pleno adalah BPH IMALA

BAB II
SEBAB-SEBAB LOWONG

Pasal 2

1. Personalia kepengurusan bisa dinyatakan lowong karena;


a. Meninggal dunia
b. Mengundurkan diri
c. Diberhentikan
2. Pengunduran diri bisa diterima apabila dinyatakan secara tertulis dengan materai sepuluh
ribu rupiah yang ditujukan kepada kepengurusan itu dengan tembusan kepungurusan satu
tingkat di atasnya
3. Pengunduran diri dapat dicabut apabila pengajuan surat pencabutan dilakukan selambat-
lambatnya satu bulan dengan materai sepuluh ribu rupiah sejak surat pengunduran diri
diajukan

Pasal 3

1. Personalia kepengurusan organisasi bisa diberhentikan sebagaimana


dimaksud pasal 2 ayat (1) huruf ( c ) karena:
a. Tidak aktif selama tiga bulan berturut-turut untuk PK dan PC
b. Tidak aktif selama enam bulan berturut-turut untuk PP
c. Jelas-jelas melanggar AD/ART dan Peraturan Organisasi
d. Menjadi anggota dan atau pengurus partai politik
e. Menjadi anggota dan atau pengurus organisasi lain yang asas dan tujuan
bertentangan denganorganisasi IMALA

2. Personalia kepengurusan organisasi IMALA dinilai tidak aktif apabila:


a. Tidak pernah datang kekantor sekretariat organisasi IMALA
b. Tidak pernah ikut serta dalam kegiatan-kegiatan organisasi selama 3 (tiga)bulan
c. Menolak atau menyatakan tidak sanggup melaksanakan tugas-tugas yang
diberikan oleh organisasi
d. Tidak mengikuti rapat pleno BPH dan atau rapat pengurus selama tiga kali
berturut-turut

Pasal 4

1. Personalia kepengurusan organisasi bisa dinyatakan diberhentikan melalui rapat pleno apabila
terlebih dahulu sudah diberikan peringatan tertulis tiga kali masing-masing dengan jeda waktu satu
bulan
2. Apabila sudah diberi peringatan tertulis sebagai mana dimaksud ayat (1) tetap tidak aktif atau
memberi jawaban yang tidak bisaditerima oleh pengurus pleno, maka dianggap memenuhi
syarat untuk dinyatakan diberhentikan
3. Personalia kepengurusan bisa dinyatakan otomatis berhenti karena menjadi anggota dan atau
pengurus partai politik, anggota dan atau pengurus organisasi lain yang asas dan tujuannnya
bertentangan dengan IMALA yang dibuktikan dengan SK atau KTA dan lainnya.

BAB III MEKANISME PENGISIAN

Pasal 5

1. Pengisian jabatan lowongan antar waktu yang kemudian disebut pejabat sementara (Pjs)
2. Pengisian jabatan lowongan antar waktu personalia kepengurusan organisasidilakukan
oleh rapat pleno pengurus harian

Pasal 6

1. Pengisian jabatan lowongan unsur ketua, unsur sekretaris dan bendahara diambil dari
personalia pengurus harian yang lain sesuai bidangnya, dan atau ketua/anggota lembaga,
koordinator/anggota sesuai dengan garis koordinasinya
2. Pengisian jabatan lowongan antar waktu personalia ketua/anggota lembaga,
koordinator/anggota bisa diambil dari figur di luar struktur yang dipilih danditetapkan
oleh rapat pleno BPH

Pasal 7
Pengurus Sementara

1. Sebelum jabatan yang lowong diisi, kepengurusan melalui rapat pleno BPHdapat
mengisinya dengan pengurus sementara
2. Pengurus sementara dapat berfungsi sebagai pengurus definitif
3. Pengurus sementara menjalankan tugas sampai akhir masa bakti kepenggurusan dan tidak bisa
diperpanjang
4. Penunjukan pengurus sementara dapat dilakukan pada jajaran pengurus harian lain nya untuk
BPH maupun non-pengurus harian sesuai bidangnya, kecuali mandataris

Pasal 8
Pejabat Sementara

1. Pejabat sementara ketua umum selanjutnya disingkat Pjs ditetapkan melalui rapat pleno
pengurus harian, sesuai ART IMALA
2. Jika pengisian pejabat sementara ketua umum dan atau sebagaimana diatur pada poin 1
tidak dapat dipenuhi, maka pejabat sementara ketua umum dan atau ketua dipilih dan
ditetapkan dalam rapat pleno pengurus harian
3. Pejabat sementara ketua umum, dana atau ketua, sekretaris, bendahara maupun lembaga
yang sudah disahkan melalui surat keputusan berfungsi, berwenang dan bertanggungjawab
sebagaimana mestinya dalam menjalankan amanah organisasi
4. Pejabat sementara berlaku sampai akhir masa periode pengurus yang digantikan
5. Dalam hal ada alasan kuat tertentu yang memenuhi ketentuan AD/ART, penjabat
sementara kepengurusan bisa diberhentikan melalui Kongres Luar Biasa, MUSCABLUB
dan MUSKOMLUB

Pasal 9
Pelaksana Tugas (Plt)

1. Apabila Ketua Umum berhalangan sementara maksimal 2 bulan berturut- turut maka
harus ditunjuk Plt melaui mekanisme Rapat Pleno
2. Masa berlaku Plt selama dua (2) bulan sejak ditetapkan oleh rapat pleno dantidak dapat
diperpanjang kembali
3. Apabila melebihi batas waktu yang telah ditentukan maka ditunjuk Pjs sebagaimanayang
diatur dalam pasal 9
BAB IV
KETENTUAN PENUTUP

Pasal 11

1. Hal-hal yang berkaitan dengan pengisian jabatan lowongan antar waktu dan belum diatur
dalam peraturan organisasi ini, akan diputuskan bersama kemudian oleh rapat Pleno BPH
PP IMALA
2. Peraturan organisasi ini berlaku sejak tanggal ditetapkan

Ditetapkan di : Rangkasbitung
Tanggal : 23 April 2022
Pukul : 14.10 WIB

PIMPINAN SIDANG
RAPAT PIMPINAN (RAPIM)
IKATAN MAHASISWA LEBAK

Ketua Sekretaris

Anggota
:
SISTEM PENGKADERAN
POKOK-POKOK PIKIRAN DAN REKOMENDASI
RAPAT PIMPINAN
IKATAN MAHASISWA LEBAK
TAHUN 2022
SISTEM PENGKADERAN
IKATAN MAHASISWA LEBAK (IMALA)

A. Pendahuluan

Telah menjadi fitrah manusia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya sesuai dengan hakekat
dirinya yang tercipta dari unsur keduniawian (lahiriah) dan unsur ruh (illahiah), keduanya
memerlukan keseimbangan untuk dipenuhi. Sebagai makhluk tuhan, setiap manusia
mengemban tugas dan bertanggung jawab sebagai kholifah di muka bumiuntuk senantiasa
mengerjakan “amar ma’ruf nahi munkar” (menyerbu kebaikan dan mencegah kemungkaran)
dengan demikian sudah menjadi keharusan betjuang untuk dirinya sendiri maupun untuk
orang lain. Bahwa dalam membentuk sebuah eksistensi organisasi secara kontinuitas tentunya
harus bertolak pada proses kaderisasi sebagai media pencapaian tujuan organisasi tersebut
dalam menggapai perjuangannya. Pada pencapaian strategis yang mampu mewujudkan
militansi dan soliditas kader dalam konteks gerakan intelektualnya yang didukung dengan
basis kekuatan moral yang menjadikan seorang kader hanya menggantungkan dirinya hanya
kepada Tuhan yang Maha Esa. Bahwa perwujudan eksistensi dan militansi kader bukanlah
sebuah keniscayaan tanpa harus mengalami proses panjang, sehingga masuk pada beberapa
tahapan-tahapan yang harus dicapai, sehingga proses kaderisasi mengalami dinamisasi yang
masuk pada tingkat- tingkatan yang tersusun secara sistematis.
IMALA sebagai organisasi dalam tingkat primordial menyadari sepenuhnya bahwa proses
perkaderan merupakan bagian terpenting dalam menentukan eksistensi organisasi. Dapat
dikatakan, perkaderan menjadi suatu kebutuhan yang sangat pundamental untuk membentuk
pribadi yang memiliki potensi dan kreativitas dengan berlandaskan pada transcendental dan
tiga pilar IMALA. Pedoman perkaderan merupakan suatu panduan yang terukur dan terarah
serta sistematis dalam menanamkan nilai-nilai perjuangan IMALA yang mulai di berikan pada
saat recruitmen (memilih calon kader) dengan harapan akan tercipta kader-kader yang penuh
dengan loyalitas terhadap organisasi dan cerdas secara berkarakter.
B. Tujuan
Dengan tetap mengacu pada independensi, kekuatan moral dan gerakan intelektual sebagai tiga
pilar perjuangan IMALA, maka eksistensi kader dapat terealisasikan kedalam :
1. Perwujudan kualitas kader pada tingkat militansi dan komitmen kader dalam pencapaian
tujuan organisasi secara terintegrasi.
2. Penataan kembali potensi yang dimiliki kader untuk bertanggung jawab terhadap kepekaan
kepada masyarakat.
C. Pengertian Perkaderan
Perkaderan pada dasarnya adalah usah organisasi yang dilaksanakan secara sadar, terencana,
totalitas, sistematis dan berjenjang yang memungkinkan untuk membina dan mengembangkan
mengaktualisasikan potensi seseorang untuk menjadi kader yang intelektual-propesional yang
mampu menjawab persoalan zaman.
D. Prinsip-Prinsip Perkaderan
Dalam proses perkaderan, IMALA mengedepankan prinsip-prinsip sebagai berikut:
1. Perkaderan merupakan cara/media bagi pengembangan kualitas dan potensi anggota
IMALA untuk membina dan meningkatkan kemauan dan kemampuannya dalam rangka
mencapai tujuan IMALA.
2. Usaha-usaha pembinaan kader senantiasa menitikberatkan pada posisi setiap anggota
sebagai obyek sekaligus subyek.

E. Argumentasi Perkaderan
IMALA sebagai sebuah organisasi perkaderan dan perjuangan, keberadaan kader sangat
substansial. Oleh karena itu, ada beberapa aegumen yang dapat dijadikan acuan bagi
organisasi IMALA. Argumentasi tersebut antaralain:
1. Argumentasi idealis
Melalui perkaderan IMALA, diharapkan akan lahir kader-kader yang mampu menjawab
persoalan zaman secara sistematis dengan di lengkapi kemampuan material yang efektif
untuk mengembangkan potensi kreatif yang ada pada dirinya. Dengan demikian tujuan
organisasi dapat berwujud.
2. Argumentasi Strategis
Dengan kemampuan dan potensi yang dimiliki oleh setiap kader, maka sebuah organisasi
akan di oandang tidak hanya pada tingkatan organisasi itu sendiri, tetapi lebih dari itu
posisi “ organisasi dengan pihak lain akan semakin tinggi.
3. Kemampuan Taktis
Setiap individu-individu kader organisasi dapat mendekatkan diri pada setiap lini baik
lingkungan masyarakat maupun pemerintah dengan harapan dapat memberi dan menerima
berbagai informasi dan sebagainya untuk kemajuan organisasi.
4. Argumentasi Kompetisi
Jika dikatakan hidup adalah persaingan, maka itupun dapat berlaku bagi sebuah organisasi
untuk mempertahankan eksistensi organisasi, maka bagaimana caranya organisasi itu
dapat merekrut sebagai usaha untuk mempertahankan eksistensi organisasi.
F. Iklim perkaderan ( musim)
1. Batasan iklim perkaderan
Untuk menopang optimalisasi perkaderan maka perlu diciptakan iklim atau suasana
perkaderan antara lain :
a) Menumbuhkan keberpihakan terhadap kebebasan dari penindasan dan ketidak
adilan yang dapat merusak nilai –nilai kemanusiaan universal.
b) Menjaga nilai-nilai demokratis dan suasana dialog inklusif selama proses
pekaderan.
c) Menjaga semangat intelektualisme yang kritis dan analisis sebagai persyaratan
dalam dialektika pencarian kebenaran.
d) Menjunjung tinggi molaritas dan integritas
e) Mengikis otorianisme dan senioritas yang dapat menghambat perkembangan
kader.
2. Pola Hubungan
Yang dimaksud dengan pola hubungan disini adalah proses intraksi , dimana pola
hubungan ini terdiri dari pola hubungan antar kader dan pola hubungan antar non
kader.
Pola hubungan antar kader ditegakan diatas prinsip-prinsip :
a) Pola komunikasi persaudaraan yang tebuka , hangat ( penuh kasih ) dan efektif
sebagai ekspresi semangat satu kesatuan yang tak terpisahkan.
b) Bersih darin unsur ekpolatif dan bersifat akal-akalan atau pembusukan karena
akan menodai penilaian persaudaraan kita.
c) Iklas dan beri’tikad baik dalam segala bentuk kerjasama.
d) Menjunjung tinggi etika , menumbuhkembangkan hubungan saling menghargai

Sedangkan pola antar kader ditegakan diatas prinsip-prinsip :


a) Menjaga identitas dan citra IMALA sebagai organisasi yang berlandaskan pada
tiga pilar perjuangan (indenpendensi , kekuatan molar dan gerakan intelektual )
b) Turut menyampaikan semangat amat ma’ruf nahyi munkar dalam setiap
pergaulan dan aktifitas kehidupan.

G. REKRUITMEN KADER
1) MASA PENGENGENALAN KADER (MPO)
Fase ini merupakan fase awal pendekatan calon kader sebelum menjadi anggota biasa
IMALA. Pada tahap ini aparatur / pengurus IMALA mulai dari tingkat komisariat
sampai cabang diupayakan semaksimal mungkin untuk dapat melakukan pendekatan
baik secara personal atau aktifitas (approach personal and actificity). Pendekatan
tersebut dilakukan secara elegandan didasarkan pada upaya membuka wawasan calon
anggota serta pencitraan IMALA untuk menarik simpati dari calon anggota.

2) SISTEM PERKADERAN
Dalam sistemmatika perkaderan dapat dilakukan dalam dua bagian :
a. Perkaderan formal
perkaderan formal adalah proses penanaman nilai-nilai perjuanga IMALA. Kepada
calon anggota, yang dilakukan secara bersinambungan dan berjenjang, guna
terwujudnya kader- kader yang berkualitas militant dengan harapan dapat melahirkan
kader-kader yang memiliki basic pengetahuan organisasi. Perkaderan ini merupakan
kewajiban bagi setiap calon anggota dinamakan latihan manajemen organisasi (LMO).
b. perkaderan non formal

perkaderan non formal adalah keterlibatan kader dalam berbagai aktivitas dan
peranan kemasyarakatan. Baik sebagai pelaksanaan maupun sebagai pengaruh atau
bahkan sebagai partisipasn. Perkaderan ini sangat penting dan harus diikuti oleh
seluruh kader.

c. Jenjang Kaderisasi Formal

Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, bahwa dalam perkaderan formal setiap
anggota IMALA diwajibkan mengikuti latihan manajemen organisasi (LMO).
Jenjang perkaderan ini terdiri dari :

1. Latihan Manajemen Organisasi Tingkat Dasar (LMO-TD)


Merupakan gerbang awal untuk siap menjadi kader IMALA. Latihan manajemen
organisasi tingkat dasar (LMO-TD) menjadi proses yang sangat menentukan bagi
organisasi dan fase ini merupakan character building seorang kader untuk menjadi
individu-individu yang penuh dengan dedi kasih, loyalitas dan juga keikhlasan dalam
berorganisasi. Doktrinisasi 3 (Tiga) pilar perjuangan dan tujuan IMALA merupakan
kewajiban sebagai pembentukan perkaderan IMALA. Target yang harus dicapai melalui
latihan manajemen organisasi (LMO) tingkat dasar adalah terwujudnya kader-kader
uang militan, memiliki komitmen moral dan dasar-dasar kemampuan prektis untuk
melakukan amar ma’ruf nahi munkar. Output dari LMO TD adalah seorang kader yang
siap turun langsung ketengah masyarakat. Latihan manajemen organisasi tingkat dasar
(LMO TD) dilaksanakan dengan ketentuan sebagai berikut :

a. Penyelenggaraan LMO TD adalah pengurus komisariat (jika belum ada komisariat,


pengurus cabang bisa menyelenggarakan);
b. Menamai Angkatan LMO TD dengan nama pahlawan lokal maupun Nasional
c. Memilih Ketua Angkatan LMO TD
d. Pemateri berasal dari kader dan alumni IMALA;
e. Peserta LMO TD minimal 10 orang;
f. LMO TD harus dilaksanakan 3 Hari;
g. Memfasilitasi kartu peserta LMO TD;
h. Peserta mendapatkan sertifikat telah lulus mengikuti LMO TD;
i. Peserta adalah mahasiswa baru (semester satu) atau maksimal mahasiswa
semester empat;
j. SK penetapan sebagai kader dari komisariat;
Kurikulum LMO TD
Demikian ini adalah materi-materi LMO TD:
1. Ke-IMALA-an 120 menit
2. Tafsir Tujuan IMALA 120 menit
3. 3 Pilar Perjuangan IMALA 120 menit
4. Sejarah Gerakan Mahasiswa 120 menit
5. Wawasan Kedaerahan (ke-Lebakan dan Ke-Bantenan) 120 menit
6. Wawasan Kebangsaan 120 menit
7. Ke-Srikandian (Wacana Gender) 120 menit
8. Konstitusi IMALA 120 menit
9. Teknik Persidangan 120 menit
10. Manajemen Aksi 120 menit
11. Manajemen Organisasi Kepemimpinan (MOK) 120 menit
12. Antropologi Kampus 120 menit
13. General Review 90 menit

Tindak Lanjut LMO TD


Tindak lanjut LMO TD adalah serangkaian kegiatan yang diselenggarakan bagi Kader baru
untuk membimbing, mengarahkan cara-cara berorganisasi dan untuk memperdalam nilai-nilai
dan prinsip dasar organisasi. Kegiatan dari tindak lanjut ini terbagi dua yaitu kegiatan yang
dirancang bersama melalui kesepakatan peserta yang telah lulus LMO TD dan kegiatan yang
dirancang oleh pengurus komisariat, Untuk mengarahkan keterampilan dan pemahaman
Kader baru, diselenggarakan kegiatan wajib yaitu :
1) Kelas Bahasa Asing (Inggris/ Mandarin/ Arab dll.)
Kelas Bahasa Asing dimaksudkan untuk membekali kader dengan kemampuan bahasa
asing yang semakin dibutuhkan di era sekarang ini
2) Kelas Epistomologi
Kelas Epistomologi dimaksudkan untuk mengkaji dan memperkaya wawasan kader
baru mengenai struktur dasar pengetahuan, yang akan sangat berpengaruh pada pola
fikir dan sikap.
3) Pelatihan Manajemen Forum
Pelatihan Manajemen Forum merupakan pelatihan pertama bagi Kader baru dalam
mengelola forum, pelatihan ini dimaksudkan untuk memperkenalkan kader dengan
kegiatan-kegiatan formal, baik rapat maupun diskusi, serta teknik dan persiapan untuk
berpartisipasi didalamnya.

2. Latihan Manajemen Organisasi Tingkat Lanjut (LMO-TL)


Latihan manajemen organisasi tingkat lanjut (LMO TL) perkaderan formal tingkatan
II. Pada tahap ini merupakan fase spesifikasi untuk mengarahkan kader kepada
kemampuan manajemen organisasi secara professional. Dengan pemahaman dan
keyakinan terhadap nilai perjuangan, tujuan IMALA dan 3 pilar perjuangan sebagai
pondasi gerakan IMALA. Target yang harus dicapai pada LMO TL adalah terwujudnya
kader yang mempunyai komitmen dengan etika moral dan dasar-dasar kemampuan praktis
untuk melakukan gerakannya. Hasil LMO TL ini adalah seorang kader harus siap
menjalankan tri darma perguruan tingginya dengan tidak menghilangkan kekuatan moral,
gerakan intelektual dan indepedensi sebagai landasan berpikir kader di tengah masyarakat.

Latiham manajemen organisasi tingkat lanjut (LMO TL) dilaksanakan dengan ketentuan
sebagai berikut :
a. Penyelenggaraan LMO TL adalah pengurus Cabang atau Pengurus Pusat.
b. Peserta telah lulus mengikuti LMO TD (Dibuktikan dengan sertifikat/surat
keterangan) dalam jangka 6 bulan pasca LMO TD.

c. Melakukan tes motivasi (Screening) kepada calon anggota dengan cara


wawancara yang sifatnya menggali potensi dan motivasi calon kader.
d. Pemateri berasal dari kader dan alumni IMALA serta stakeholder, praktisi
maupun akademisi.
e. Peserta minimal 15 Orang
f. Menamai Angkatan LMO TL dengan nama tokoh pemikir barat maupun timur
g. Memilih Ketua Angkatan LMO TL
h. Setiap peserta diwajibkan membuat makalah dengan tema yang telah ditentukan
oleh panitia pelaksana
i. Memfasilitasi kartu peserta LMO TL
j. Peserta mendapatkan sertifikat telah lulus mengikuti LMO TL
k. LMO TL dilangsungkan minimal 4 Hari
l. SK Penutupan Kelulusan dari cabang

Kurikulum LMO TL
a. 3 Pilar Perjuangan IMALA sebagai Landasan Berfikir dan Bergerak 150 menit
b. Strategi Pengembangan Kaderisasi IMALA 150 menit
c. Studi Advokasi Kebijakan dan Anggaran 150 menit

d. Pengelolaan Opini dan Gerakan Massa 150 menit

e. Analisis Sosial dan Wacana 150 menit


f. Rekayasa Sosial/Teknologi/Genetika 150 menit

g. Teknik Loby dan Membangun Jaringan 150 menit

h. Manajemen Isu 150 menit

i. Teknik Agitasi dan Propaganda 150 menit

j. Studi Advokasi Kebijakan Agraria 150 menit

Tindak lanjut LMO TL


adalah serangkaian kegiatan yang diselenggarakan bagi Kader untuk membimbing,
mengarahkan cara-cara berorganisasi dan untuk memperdalam nilai-nilai dan prinsip dasar
organisasi. Kegiatan dari tindak lanjut ini terbagi dua yaitu kegiatan yang dirancang bersama
melalui kesepakatan peserta yang telah lulus LMO TL dan kegiatan yang dirancang oleh
pengurus komisariat, Untuk mengarahkan keterampilan dan pemahaman Kader,
diselenggarakan kegiatan wajib yaitu :

1) Pelatihan Ke-Fasilitatoran
Pelatihan ini dimaksudkan untuk mempersiapkan kader pengelola latihan, mengingat
IMALA membutuhkan pelatih bagi materi-materi pengkaderan.
2) Pelatihan Advokasi
Pelatihan ini dimaksudkan untuk meningkatkan kepekaan sosial kader IMALA dalam
memperjuangkan kepentingan rakyat dan diharapkan mampu memiliki kemampuan
dasar dalam melakukan aksi dan advokasi.
3) Pelatihan Jurnalistik
Pelatihan Jurnalistik bertujuan untuk kader dapat memahami pentingnya jurnalistik dan
meningkatkan kemampuan menulis. Tujuan yang harus di capai melalui latihan
manajemen organisasi tingkat lanjut (LMO TL) IMALA adalah terbentuknya kader
yang siap bersaing secara lokal, regional maupun nasional. Juga setiap kader turun
langsung ditengah masyarakat secara nyata sebagai bentuk keberpihakan terhadap
rakyat.

KEBIJAKAN ORGANISASI
1. Internal
1) Organisasi
Secara global, ada beberapa point yang harus menjadi prioritas bagi IMALA, yaitu:
a. Melakukan pembenahan secara komperehensif cabang-cabang yang telah
terbentuk
b. Menyebar luaskan cabang ke seluruh wilayah dan membentuk koordinator
pembentukan persiapan di tingkat cabang yang bertujuan menyebarkan dan
membentangkan peran serta fungsi organisasi di tingkat masyarakat.
c. Membentuk coordinator pembentukan persiapan di tingat komisariat di
setiap perguruan tinggi khususnya di kabupaten Lebak.
d. Melaksanakan musyawarah konsolidasi pengurus di tingkat pusat, cabang
dan komisariat sehingga organisasi semakin efektif dan konstruktif.
e. Pembenahan aparatur dan peningkatan peran fungsi secara tegas dsn
tanggung jawab dalam setiap tingkatan organisasi IMALA
2) Perkaderan
Sebagai organisasi perkaderan dan perjuangan, tenu saja tidak lepas dari bagaimana
organisasi dapat melakukan menejemen perkaderan itu sendiri dengan baik. Dalam
masalah perkaderan, ada beberapa poin yang harus dilakukan antara lain:
a. Melaksanakan perkaderan mulai dari recrutmen, peningkatan kualitas kader
sampai pasca perkadran.
b. Pemantauan kurikulum perkaderan sehingga ada kesamaan karakter
organisasi antara semua anggota mulai dari tingkat pusat, cabang, dan
komisariat.

c. Desentralisasi wewenang penyelenggaraan regular hingga tingkat cabang


dan komisariat.
d. Pemantapan mengenai pembelajaran AD/ART yang berlaku dalam
organisasi.

2. Eksternal
1. Hubungan dengan masyarakat (LSM, OKP, Ormas, ORSOSPOL) sebagai
bagian dari element masyarakat Lebak, IMALA secara nyata tidak harus puas
dengan kondisi saat ini. Oleh karena itu, dalam kebijakan eksternal, IMALA
harus melakukan beberapa hal sebagai berikut:
a. Memperkuat citra organisasi di masyarakat sesuai dengan tiga pilar
perjuangan IMALA (independensi, kekuatan moral dan gerakan
intelektual).
b. Memperkuat peran organisasi dalam hal advokasi dan penguatan kesadaran
HAM terhadap masyarakat (menguatkan sensitifitas terhadap persoalan
kerakyatan).
c. Menjalin hubungan dengan seluruh stekholder dengan mengedepankan
semangat kerja sama secara “simbiosis mutualisme”, selama hal itu tidak
bertentangan dengan AD/ART Ikatan Mahasiswa Lebak (IMALA)
2. Hubungan dengan pemerintah (Lembaga Suprastruktur)
Oposisi, itulah pola hubungan yang harus dikedepankan oleh IMALA dengan
pemerintah. Oposisi yang dimaksud ini adalah terus melakukan sikap kritis bilamana
ada kebijakan yang tidak berpihak pada rakyat. Oleh karena itu, IMALA harus
melakukan beberapa hal yaitu:
a. Memperkuat dan memperpanjang pengawasan (social control) terhadap
lembaga suprastruktur (eksekutif dan legislative) sebagai upaya
mewujudkan pemerintah yang baik dan bersih (good and clean government)
b. Melakukan dialog dan silaturahim dengan pihak pemerintah daerah sebagai
upaya kontribusi pemikiran sebagai wujud kepedulian dalam pembangunan
dengan mengedepankan semangat independensi dan idealisme.
c. Melakukan kerja sama dengan cara turut serta dalam berbagai program
yang berpihak pada masyarakat.

B. PROGRAM KERJA BIDANG-BIDANG


1. Bidang kaderisasi dan keilmuan :
Bidang kaderisasi dan keilmuan di perlukan dalam pelaksanaan pengkaderan dan
peningkatan daya nalar kader.
A. Melakukan penataan dan pengelolaan perkaderan IMALA
1. Menyusun pola umum perkaderan dalam bentuk sebuah kurikulum baku,
sehingga ada sebuah matrikulasi dalam diri seluruh kader IMALA secara
kualitas dan kemampuan.
2. Melaksanakan latihan manajemen organisasi tingkat dasar (LMO-TD)
kemudian di lanjutan dengan latihan manajemen organisasi tingkat lanjut
(LMO-TL) kemudian latihan manajemen tingkat mahir (LMO-TM).
3. Melaksanakan follow up kaderisasi secara stimulant dan berjenjang pasca
rekrutmen dan pelatihan (LMO).
B. Melakukan upaya klarifikasi potensi kader.
1. Menyalurkan minat dan bakat serta kemampuan kader sesuai dengan
karakteristik dan ketertarikan pada bidang masing-masing.
2. Memfasilitasi potensi kader dan mengarahkan kegiatan yang menunjang
pengembangan kemampuan pribadi.
C. Melaksanaan pelatihan dan kegiatan yang mendukung pada peningkatan kader.
1. Melakukan berbagai terobosan kegiatan di bidang pengembangan kader
secara terarah, efektif, dan efisien.
2. Mengutus kader untuk mengikuti berbagai kegiatan yang bersifat
meningkatkan kualitas ilmu.

2. Bidang Perguruan Tinggi Dan Kemahasiswaan


A. Melakukan upaya peningkatan “Moral Force”
1. Melakukan kegiatan yang dapat meningkatkan identifikasi peran, fungsi dan
tugas serta tanggung jawab mahasiswa terhadap masalah kerakyatan.
2. Mengarahkan kegiatan pada bidang-bidang perguruan tinggi
dan kemahasiswaan.
3. pelaksanaan kerjasama dengan organisasi internal dan eksternal kampus.
B. Menyikapi isu-isu local serta menyikapi dinamika perguruan tinggi dan
kemahasiswaan dengan cara melakukan kegiatan ekstra parlementer.
1. Mendirikan sebuah krisis center sebagai pusat kegiatan dan studi ilmiah.
2. Bekerjasama secara inklusif dengan berbagai elemen gerakan mahasiswa,
baik ekstra maupun intra kampus selama tidak bertentangan dengan
konstitusi pada pilar perjuangan IMALA.
3. Memperkuat peram sosial kontrol kepada pemerintah
C. Melakukan berbagai diskusi rutin tentang PTK.
Menjalin silaturahmi dengan civitas akademika di daerah dan nasional.

3. Bidang penelitian, Evaluasi, dan Pengembangan


A. melaksanakan program kerja di bidang penelitian, evaluasi, dan pengembagan.
B. melakukan kajian dan penelitian-penelitian sebagai wujud gerakan intelektual.
C. melakukan kajian kinerja internal IMALA dan mengukur fluktuasi kerja-kerja
organisasi.
D. Berperan aktif sebagai badan konsultantif internal.

4. Bidang Sosial Dan Kemasyarakatan.


A. advokasi masyarakat di bidang ekonomi,hukum, sosial, pendidikan serta politik.
B. Pengabdian masyarakat dengan cara berpatisipasi aktif dalam berbagai kegiatan
yang terjadi di masyarakat.
C. Melakukan aksi-aksi sosial dalam rangka pembangunan masyarakat.
D. Menyikapi isu jender di kabupaten lebak.
REKOMENDASI RAPAT PIMPINAN
IKATAN MAHASISWA LEBAK (IMALA)

A. INTERNAL
1. Membantu mengupayakan tersedianya sekretariat di setiap cabang.
2. Mendirikan perpustakaan IMALA dan meminta kepada setiap anggota agar
menyumbang buku.
3. Melengkapi fasilitas\kelengkapan sekretariat organisasi.
4. Membuat data base anggota dan alumni ikatan mahasiswa lebak.
5. Memperbanyak pelatihan untuk meningkatkan kualitas kader. Mendorong,
memfasilitasi dan mengutus kader untuk mengikuti pelatihan yang diadakan
lembaga-lembaga eksternal yang ada di daerah maupun nasional.
6. Memperluas jaringan dengan berbagai kalangan,mulai dari erit birokrat,
pengusaha, ulama, tokoh masyarakat, aktivis mahasiswa, LSM, dan lembaga
pers lainnya.
7. Memperbaiki manajemen organisasi, up-grading pengurus dan mengadakan
KTA bagi anggota.
8. Mengadakan lokarya untuk menyusun kurikulum dan metode perkaderan baku.
9. Melakukan dan meningkatkan mutu konsolidasi antar pengurus pusat dan
cabang.
10. Membuat badan hukum untuk mempermudah fundrising.
11. Melakukan kajian rutin untuk menungkatkan kualitas kader.

B. EKSTERNAL
1. Melakukan pengawasan terhadap proses pembuatan APBD lebak.
2. Melakukan pengkritisan terhadap kebijakan-kebijakan pemda yang
menyangkut kepentingan public.
3. Mempromosikan potensi kebudayaan kabupaten lebak secara luas lagi.
4. Melakukan kajian terhadap isu/masalah-masalah pembangunan lebak.
5. Melakukan advokasi dan pendidikan politik pada masyarakat.
6. Melakukan kerja sama dengan berbagai element sosial kemasyarakatan
(stakeholders) dalam upaya pembangunan di lebak.
7. Mendorong komisariat dan cabang untuk mengadakan LMO dan MPO.
8. Melakukan kerjasama terhadap setiap sekolah tingakat SMA\sederajat untuk
mengadakan pelatihan kompetensi.

Ditetapkan di : Rangkasbitung
Tanggal : 23 April 2022
Pukul : 14.10 WIB

PIMPINAN SIDANG
RAPAT PIMPINAN (RAPIM)
IKATAN MAHASISWA LEBAK

Ketua Sekretaris

Anggota

Anda mungkin juga menyukai