Anda di halaman 1dari 13

MATA KULIAH :SARANA PRASARANA

DOSEN PENGAMPUH :ANDI IDHAM ASMAN S.T., M.P.W.K

OELH : KELOMPOK 9

RIFKY ADHE ARSELA A. HAMID (2021310517)

NURUL FATHUR (2021310512)

NURUL FATIMAH (2021310528)

NURUL FITRIANI (2021310546)

PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA


FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BULUKUMBA


A. ABSTRAK

Jalan merupakan salah satu elemen transportasi darat yang ditunjukkan


untuk memudahkan pergerakan orang dan atau barang. Penyediaan dan
pengelolaan jalan sepenuhnya dilaksanakan oleh pemerintah,sebagai salah satu
kewajibannya dalam penyediaan pelayanan publik (Oglesby, 1954). Jalan
sebagai bagian sistem transportasi nasional mempunyai peranan penting
terutama dalam mendukung bidang ekonomi,social dan budaya serta lingkungan
dan diikembangkan melalui pendekatan pengembangan wilayah agar tercapai
keseimbangan dan pemerataan pembangunan antar daerah,membentuk dan
memperkukuh kesatuan nasional,serta membentuk struktur ruang dalam rangka
mewujudkan sasaran pembangunan nasional (UU No. 38 Tahun 2004 Tentang
Jalan).

Salah satu infrastruktur yang terpenting pada suatu lokasi adalah memiliki
jalan yang memadai. Kondisi kawasan padat penduduk merupakan permasalahan
yang sering timbul di perkotaan. Salah satu permasalahan yang sering timbul
adalah masalah infrastruktur jalan. Jalan raya merupakan prasarana yang sangat
menunjang bagi pergerakan aktivitas masyarakat, apa bila terjadi kerusakan
jalan dapat berdampak pada kondisi sosial dan ekonomi terutama pada sarana
transportasi darat.

B. PENDAHULUAN

Perkembangan jalan raya merupakan salah satu hal yang selalu


beriringan dengan kemajuan teknologi dan pemikiran manusia yang
menggunakannya, karenanya jalanmerupakan fasilitas penting bagi manusia
supaya dapat mencapai suatu tujuan daerah yang ingin dicapai. Jalan raya
adalah suatu lintasan yang bertujuan melewatkan lalu lintas dari suatu tempat ke
tempat yang lain. Arti lintasan disini dapat diartikan sebagai tanah yang
diperkeras atau jalan tanah tanpa perkerasan, sedangkan lalu lintas adalah
semua benda dan makhluk hidup yang melewati jalan tersebut baik kendaraan
bermotor, tidak bermotor, manusia, ataupun hewan.
Jalan merupakan salah satu elemen transportasi darat yang ditunjukkan
untuk memudahkan pergerakan orang dan atau barang. Penyediaan dan
pengelolaan jalan sepenuhnya dilaksanakan oleh pemerintah,sebagai salah satu
kewajibannya dalam penyediaan pelayanan publik (Oglesby, 1954). Jalan
sebagai bagian sistem transportasi nasional mempunyai peranan penting
terutama dalam mendukung bidang ekonomi,social dan budaya serta lingkungan
dan diikembangkan melalui pendekatan pengembangan wilayah agar tercapai
keseimbangan dan pemerataan pembangunan antar daerah,membentuk dan
memperkukuh kesatuan nasional,serta membentuk struktur ruang dalam rangka
mewujudkan sasaran pembangunan nasional (UU No. 38 Tahun 2004 Tentang
Jalan).

Sebagai salah satu prasarana transportasi,kedudukan dan peranan


jaringan jalan pada hakikatnya menyangkut hajat hidup orang banyak. Untuk
menjaga keberlanjutan dan kualitas layanan dilakukan pemeliharaan rutin jalan.
Kualitas permukaan jalan akan memberikan dampak terhadap tingkat komsumsi
bahan bakar,kebisikan,kenyamanan dalam berkendara dan keselama
pengguna jalan (OECD dalam Walton,2004).

Dalam Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 01/PRT/M/2012,


masyarakat dapat berperan pada setiap tahapan penyelenggaraan jalan yang
dilaksanakan oleh penyelenggara jalan,yaitu pada tahap
pengaturan,pembinaan,pembangunan,dan pengawasan. Keterbatan dana
pemerintah khususnya untuk pemeliharaan jalan memerlukan keterlibatan peran
masyarakat. Untuk meningkatkan mutu pemeliharaan jalan,maka diperlukan pola
penyelengaraan jalan yang terpadu antara pemerintah masyarakat penguna
jalan,sehingga tercipta suatu kinerja penyelengaraan jalan yang terpadu antara
pemerintahan,masyarakat pengguna jalan,dan masyarakat pemanfaatan
jalan,sehingga tercipta suatu penyelenggaraan jalan yang lebih berhasil guna.
C. LITERATUR REVIEW

Jalan merupakan sarana insfrastruktur penting dalam mendukung


perkembangan ekonomi di suatu daerah. Kualitas yang baik sangat diutamakan
demi keselatan dan kenyamanan pengguna jalan. Perencanaan jalan raya terdiri
dari perencanaan geometrik jalan (perencanaan tikungan) dan perencanaan
tebal perkerasan jalan. Jaringan jalan adalah jalan utama yang menghubungkan
antara suatu wilayah/kawasan dengan wilayah/kawasan lainnya dalam sektor
perhubungan terutama untuk kesinambungan distribusi barang dan jasa.

Penggunaan jalan raya sendiri juga telah diatur dalam undang-undang


yang di sepakati. Berdasarkan UU RI No 38 Tahun 2004 tentang jalan,disebutkan
jalan adalah prasarana transfortasi darat yang meliputi segala bagian
jalan,termasuk bangunan perlengkap dan perlengkapannya yang diperuntukkan
bagi lalu lintas,yang berada pada permukaan tanah,di atas permukaan tanah,di
bawah permukaan tanah dan air serta di atas permukaan air kecuali jalan kereta
api,jalan rel dan jalan kabel.

Sedangkan berdasarkan UU RI No 22 Tahun 2009 tentang lalu lintas dan


angkutan jalan yang diundangkan setelah UU No 38 mendefinisikan,jalan adalah
seluruh bagian jalan,termasuk bangunan perlengkap dan perlengkapannya
yang di peruntukan bagi lalu lintas umum,yang berada pada permukaan
tanah,diatas permukaan tanah,di bawah permukaan tanah dan air serta diatas
permukaan air kecuali jalan rel dan kabel.
 Jalan berdasarkan fungsi,Undang-Undang

Pengelompokkan jalan berdasarkan fungsinya adalah jalan kolektor dan jalan


lingkungan. Pengelompokan Jalan Berdasarkan Pasal 6 Undang-Undang Nomor
38 Tahun 2004 tentang jalan disebutkan bahwa jalan sesuai
peruntukannya terdiri atas:

 Jalan umum, adalah jalan yang diperuntukkan bagi lalu lintas


umum.
Pengelompokannya berdasarkan pada sistem, fungsi, status dan kelas.

 Jalan khusus, adalah jalan yang dibangun oleh instansi, badan usaha,
perseorangan, atau kelompok masyarakat untuk kepentingan sendiri. Jalan
khusus bukan diperuntukkan bagi lalu lintas umum dalam rangka distribusi
barang dan jasa yang dibutuhkan. Contoh: jalan di dalam kawasan
pelabuhan, jalan kehutanan, jalan perkebunan, jalan inspeksi pengairan,
jalan di kawasan industri, dan jalan di kawasan pemukiman yang belum
diserahkan kepada pemerintah.

 Sistem Jaringan Jalan

Sistem jaringan jalan sebagaimana diatur dalam ketentuan Pasal 7


Undang-Undang Nomor 38 Tahun 2004 terdiri atas:

 Sistem jaringan jalan primer

Sistem jaringan jalan primer merupakan sistem jaringan jalan


dengan peranan pelayanan distribusi barang dan jasa untuk
pengembangan semua wilayah ditingkat nasional, dengan menghubungkan
semua simpul jasa distribusi yang berwujud pusat-pusat kegiatan.

Sistem jaringan jalan primer adalah sistem jaringan jalan bersifat


menerus yang memberikan pelayanan lalu lintas tidak terputus walaupun
masuk ke dalam kawasan perkotaan, dimana yang dimaksud dengan
kawasan perkotaan adalah kawasan yang mempunyai kegiatan utama
bukan pertanian, dengan susunan fungsi kawasan sebagai tempat
permukiman perkotaan, pemusatan dan distribusi pelayanan jasa
pemerintah, pelayanan sosial, serta kegiatan ekonomi.

 Jalan kolektor

Jalan kolektor sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan


jalan umum yang berfungsi melayani angkutan pengumpul atau pembagi
dengan ciri perjalanan jarak sedang, kecepatan rata-rata sedang, dan
jumlah jalan masuk dibatasi. Mengutik UU Nomor 38 Tahun 2004,jalan
kolektor merupakan jalan umum yang ditunjukkan untuk kendaraan
angkutan pengumpul atau pembagi. Ciri utama dari jalan kolektor adalah
jarak perjalanannya sedang,kecepatan kendaraannya sedang serta
adanya pembatasan pada jalan masuk.

 Jalan lingkungan

Jalan lingkungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)


merupakan jalan umum yang berfungsi melayani angkutan lingkungan
dengan ciri perjalanan jarak dekat, dan kecepatan rata-rata rendah. Jalan
lingkungan merupakan jalan umum yang ditunjukan untuk kendaraan
angkutan lingkungan. Ciri utama dari jalan lingkungan ini adalah jarak
perjalanannya dekat serta kecepatannya rendah.

 Fasilitas jaringan jalan

Lingkungan perumahan harus disediakan jaringan jalan untuk


pergerakan manusia dan kendaraan,dan berfungsi sebagai akses untuk
penyelamatan dalam keadaan darurat. Dalam merencanakan jaringan
jalan,harus mengacu pada ketentuan teknis tentang pembangunan prasarana
jalan perumahan,jaringan jalan dan geometri jalan yang berlaku,terutama
mengenai tata cara perencanaan umum jaringan jalan bergerakan
kendara dan manusia,dan akses penyelamatan dalam keadaan darurat
drainase pada lingkungan perumahan di perkotaan. Salah satu pedoman
teknis jarimgan jalan diatur dalam pedoman teknis prasarana jalan
perumahan ( Sistem Jaringan dan Geometri Jalan),
 Berikut adalah prasarana jalan

 bahwa jalan sebagai salah satu prasarana transportasi merupakan


unsur penting dalam pengembangan kehidupan berbangsa dan
bernegara, dalam pembinaan persatuan dan kesatuan bangsa,wilayah
negara, dan fungsi masyarakat serta dalam memajukan kesejahteraan
umum sebagaimana dimaksud dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

 bahwa jalan sebagai bagian sistem transportasi nasional


mempunyai peranan penting terutama dalam mendukung bidang ekonomi,
sosial dan budaya serta lingkungan dan dikembangkan melalui pendekatan
pengembangan wilayah agar tercapai keseimbangan dan pemerataan
pembangunan antardaerah, membentuk dan memperkukuh kesatuan
nasional untuk memantapkan pertahanan dan keamanan nasional, serta
membentuk struktur ruang dalam rangka mewujudkan sasaran
pembangunan nasional.

 bahwa untuk terpenuhinya peranan jalan sebagaimana


mestinya,pemerintah mempunyai hak dan kewajiban menyelenggarakan
jalan.

 bahwa agar penyelenggaraan jalan dapat dilaksanakan secara berdaya


guna dan berhasil guna, diperlukan keterlibatan masyarakat.

 bahwa dengan adanya perkembangan otonomi daerah,


tantangan persaingan global, dan tuntutan peningkatan peran
masyarakat dalam penyelenggaraan jalan, Undang-undang Nomor 13
Tahun 1980 tentang Jalan (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 1980 Nomor 83, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3186)
tidak sesuai lagi sebagai landasan hukum pengaturan tentang jalan

 bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a, huruf


b, huruf, c, huruf d, dan huruf e, perlu dibentuk Undang-undang tentang Jalan
Mengingat Pasal 5 ayat (1), Pasal 20, Pasal 33 ayat (3), dan Pasal 34 ayat (3)
Undang-Undang Dasar 1945 sebagaimana telah diubah dengan Perubahan
Keempat Undang-Undang Dasar 1945.

D. HASIL DAN PEMBAHASAN

1. KONDISI EKSISTING

Kelurahan letta di kabupaten bantaeng merupakan salah satu


kelurahan yang ada di kecamatan bantaeng. Kabupaten bantaeng berada di
pusat kota dan berjarak 2 km dari ibukota kecamatan bantaeng. Di
kelurahan letta terdapat 5 RW dan 12 RT. Letak administrasi kelurahan secara
geografis kelurahan letta terletak antara

Secara geografis kelurahan letta terletak antara 5o33’3.79’’ Lintang Selatan dan
119o57’20.64’’ Bujur Timur. Secara administratif batas-batas wilayah
kelurahan letta adalah sebagai berikut :

 Sebelah Utara berbatasan dengan Kelurahan Malilingi

 Sebelah Selatan berbatasan dengan Laut Flores

 Sebelah Timur berbatasan dengan Kelurahan Lembang

 Sebelah Barat berbatasan dengan Sungai Calendu dan kelurahan


Pallantikang

Kelurahan Letta memiliki luas wilayah 31,56 Ha yang terbagi dalam 5 RW dan 12
RT.

Pada umumnya kelurahan letta memiliki kondisi lahan yang datar dan
berada pada wilayah pesisir pantai, kelurahan letta memiliki ketinggian daerah
berkisar antara 0-11 meter dari permukaan laut (mdpl) dengan kemiringan lereng
0-2%.

Jenis tanah di kabupaten letta yaitu berupa tanah regosol coklat-


kelabu,karakteristik batuan dan tanahnya yaitu berupa batuan kerikil dan batu
gamping koral.
Dari hasil observasi yang kami lakukan di kelurahan letta yang
berhubungan dengan kondisi,fungsi dan jenis-jenis jalan.kami dapat
menyimpulkan bahwa kondisi jalan di kelurahan letta berada dalam kondisi
baik.karena disetiap penampakan jalannya tidak terdapat kerusakan,baik pada
jalan kolektor maupun jalan lingkungan,dan jenis jalan di kelurahan letta memiliki
dua jenis yaitu jalan kolektor dan jalan lingkungan,sebagai berikut:

 Jalan kolektor

sebagai mana di maksud dalam undang-undang no 38 tahun 2004


pada ayat 1,jalan kolektor merupakan jalan umum yang ditujukan untuk
kendaraan angkutan pengumpulan atau pembagi.ciri utama dari jalan
kolektor adalah jarak perjalanannya sedang,kecepatan kendaraannya
sedang serta adanya pembatasan pada jalan masuk.

 Jalan lingkungan
Sebagai mana di maksud pada ayat 1 merupakan jalan umum
yang berfungsi melayani angkutan lingkungan dengan ciri perjalanan
jarak dekat dan kecepatannya rata-rata rendah
Gambar 1. Jalan Kolektor Primer
Gambar 2. Jalan Lingkungan

Jenis-jenis jalan di Kelurahan Letta B ada beberapa jenis yaitu,aspal dan beton.

2. KEBUTUHAN JALAN

 Kebutuhan pembuatan jalan baru

kebutuhan pembuatan jalan baru dapat berdampak baik bagi masyarakat


kelurahan letta,memiliki potensi jalan yang baik tanpa jalan atau jaringan
jalan itu tidak mampu meghubungkan antara wilayah satu dengan wilayah
lainnya, sehingga tidak memudahkan akses jalur transportasi darat seperti
mobil, motor, dan semacamnya.

 Kebutuhan pembuatan jalan aspal/paving

Pengaspalan atau pembuatan paving,aspal didefinisikan sebagai material


berwarna hitam atau coklat tua. Pada temperatur ruang.jalan adalah satu-
satunya akses penghubung ke rumah tempat tinggal dalam kondisi fisik jalan
semakin baik untuk pengguna jalan.

 Kebutuhan pemeliharaan jalan

Menurut survey langsung dari lapangan ada beberapa infrstruktur jalan di


kelurahan letta yang dapat dikatakan baik dan layak digunakan sehingga di
harapkan masyarakat dan pihak-pihak yang terkait turun ikut serta atau
peduli
dalam pemeliharaan jalan untuk menjaga keutuhan kondisi fisik jalan yang
baik,sehingga jalan tetap nyaman dilintasi dan dapat menunjang kebutuhan
masyarakat.

3. PERMASALAHAN

Kegiatan perekonomian sangat didukung dengan tersediannya prasarana


jalan di Kelurahan Letta B terdapat permasalahan kebutuhan jalan khususnya
jalan lingkungan,yaitu perlu dilakukan perluasan jalan khususnya jalan bête-bete.

E. Kesimpulan

Menjelaskan secara singkat kesimpulan dari hasil penelitian atau


berdasarkan survey lapangan yang telah kami lakukan di kelurahan letta
kabupaten bantaeng, Jalan merupakan akses yang terpenting dalam
pembangunan perekonomian. dan Tanpa jalan yang bagus dan nyaman,
perekonomian suatu daerah tidak akan berjalan dengan baik. Tanpa suatu
wilayah memiliki perekonomian yang baik, dapat dilihat dari pembangunan jalan
nya.

Anda mungkin juga menyukai