Anda di halaman 1dari 36
Kode Pus iT LAPORAN KEMAJUAN EFEKTIVITAS PEMBERIAN JUS BUAH NAGA TERHADAP PENINGKATAN HEMOGLOBIN PADA REMAJA PUTRI DENGAN ANEMIA DI KEPUHARJO TIM PENGUSUL Fitriana, $.ST., M.PH (NIK: 42.231088.02) D3 KEBIDANAN STIKES GUNA BANGSA YOGYAKARTA ‘TAHUN 2018 aoe LEMBAR PENGESAHAN JudulPenelitian Efektivitas Pemberian Jus Buah Naga ‘Tethadap Peningkatan Hemoglobin Pada Remaja Putri Dengan Anemia Di Kepuharjo Bidanglimu Kebidanan PenelitiUtama a. NamaLengkap Fitriana, S.ST., MPH b. NIK/NIP 42.231088.02 c. Pangkat/Golongan ObyekPenelitian Remaja JangkaWaktuPenelitian Tahun Biaya yang diusulkan 5.100.000 Institusi Lain yang Terlibat — - Yogyakarta, 23 Juli 2018 Mengetahui Ketua Program Studi Peneliti Utama iti Fadhilah, $8i.T., MK Fitri T.M.PH NIK. 42.270886.02 ‘NIK. 42.231088.02 Mengetahui Ketua LPPM Dian Wuri Astuti, S NIK. 42.280485,02 DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL «0... LEMBAR PENGESAHAN DAFTAR ISI DAFTAR TABEL iv DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN . BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ...... 1 1.2 Perumusan Masalah 2 1.3 Manfaat Penelitian 3 1.4 Tujuan Penel 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Studi Pustaka 4 2.2 Penelitian Terdabulu 14 2.3 Kerangka Teori ” poll 2.4 Hipotesis, 4 BAB II] METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian . — 15 3.2 Definisi Konseptual dan Operasional Variabel 16 3.3 Instrumen Penelitian oe . nen 16 3.4 Populasi, Sampel, danTeknik Sampling 0.00.0 ssremaallT 3.5 Metode Pengumpulan Data 18 3.6 Metode Analisis Data 19 BAB IV HASIL YANG DICAPAL......... is 21 BAB V RENCANA TAHAPAN BERIKUTNYA .... m4 BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN... DAFTAR PUSTAKA. LAMPIRAN DAFTAR TABEL. ‘Tabel 2.1 Kadar Normal Hb ... ‘Tabel 2.2 Kadar Nutrisi dalam Buah Naga ul Tabel 2.3 Peneli ian Terdahulu ‘abel 3.1 Definisi Oprasional Variabel Penelitian ‘Tabel 4.1 Karakteristik Remaja abel 4.2 Distribusi Responden hasil Pretest dan Postest Kelompok Intervensi ....21 ‘abel 4.3 Distribusi Responden hasil Pretest dan Postest Kelompok Kontrol .......22 Tabel 4.4 Distribusi responden berdasarkan hasil pretest dan postest pada kelompok intervensi dan control terhadap kenaikan Hb 22 Gambar 2.1 Kerangka Berpikir...... DAFTAR GAMBAR 14 DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 Ringkasan Laporan Penelitian Lampiran 2. Laporan Pemaantauan Lampiran 3. Kwitansi 28 29 . 30 BABI PENDAHULUAN L.A Latar Belakang Anemia menj persoalan besar bagi keschatan. Data WHO tahun 2010 ‘menunjukkan data bahwa angka kejadian anemia pada remaja putri di negara~ negara berkembang sekitar 53,7%. Anemia merupakan kadar rendahnya konsentrasi hemoglobin dalam darah (WHO, 2015). Anemia sering menyerang Temaja putri disebabkan karena keadaan stress, menstruasi, atau keterlambatan ‘makan, Anemia terjadi karena kadar hemoglobin yang tidak mencukupi untuk fungsi pertukaran oksigen dan karbon dioksida dalam jaringan. Kelompok yang berisiko tinggi menderita anemia adalah wanita usia subur (WUS), ibu hamil, anak usia sekolah, dan remaja. Sebagai upaya yang dapatdilakukan untuk memenuhi kebutuhan zat besi yang. berkurang akibat mestruasi dan pola makan yang kurang baik adalah dengan ‘memberikan penyuluhan tentang gizi, mengonsumsi tablet tambah daral, dan ‘mengonsumsi makanan yang banyak mengandung vitamin dan mineral sehingga dapat meningkatkan kadar hemoglobin. Salah satunya adalah dengan ‘mengonsumsi buah, antara lain buah naga. Buah naga merupakan tanaman jenis kaktus yang menurut beberapa ahli bermanfaat bagi keschatan manusia karena ‘memiliki kandungan gizi yang cukup lengkap, Penelitian yang dilakukan oleh Zain (2006), menunjukkan buah naga merah sangat baik untuk untuk sistem pencemaan dan peredaran darah,Pengaruh pemberian buah naga telah diteliti sebelumnya oleh Arifin, et al. (2012), yaitu pengaruh pemberian jus buah naga (Hylocereus undatus) terhadap jumlah hemoglobin, eritrosit, dan hematokrit pada mencit putin betina, dimana hasilnya menunjukkan bahwa buah naga dapat meningkatkan hemoglobin dan eritrosit pada ‘mencit putih betina dengan signifikan (0,033), Penelitian ini bertujuan untuk ‘mengetahui pengaruh pemberian buah naga (Hylocereus polyrhizus) terhadap peningkatan kadar hemoglobin pada remaja putri ‘Terdapat 16 dari 40 remaja yang menderita anemia di Desa Kepuharjo dengan rentang nilai Hb antara 10-11 gr/dL Dengan adanya data tersebut peneliti berniat untuk melakukan penelitian terkait Evektifitas jus buah naga terhadap peningkatan Hb pada remaja di Kepuharjo. 1.2 Rumusan Masalah Rumusan masalah dari penelitian ini adalah "Bagaimanakah Efektivitas Pemberian Jus Buah Naga Terhadap Peningkatan Hemoglobin Pada Remaja Putri Dengan Anemia Di Kepuharjo?” 1.3 TujuanPenelitian ‘Tujuan penelitian ini adalah untuk menentukan Bfektivitas Pemberian Jus Buah Naga Terhadap Peningkatan Hemoglobin Pada Remaja Putri Dengan Anemia Di Kepuharjo. 1.4 ManfaatPeneli 1, Manfaat bagi peneliti Penelitian ini manfaat untuk menambah wawasan dan berbagai bekal imu bagi peneliti dalam memberikan informasi tentang Efektivitas Pemberian Jus Buah Naga Terhadap Peningkatan Hemoglobin Pada Remaja Putri Dengan Anemia, 2, Manfaat bagi masyarakat Dapat dijadikan sebagai bahan informasi bagi masyarakat tentang Efektivitas Pemberian Jus Buah Naga Terhadap Peningkatan Hemoglobin Pada Remaja Putri Dengan Anemia. BABII TINJAUAN PUSTAKA, 2.41 Studi Pustaka ‘A. Anemia Pada Remaja Remaja adalah masa perelihan dari anak-anak menuju ke masa dewasa Pada masa itu remaja akan mengalami perubahan baik fisik, psikis dan kematangan fangsi seksual. Masa remaja (adolescence) merupakan periode transisi perkembangan antara masa kanak-kanak dengan masa dewasa, yang melibatkan perubahan-perubahan biologis, kogntif, dan sosio-emosional (Santrock, 2007 dalam Siahaan, 2012). Menurut Depkes (2008) dalam Siahaan (2012) diterangkan bahwa remaja putri adalah masa peralihan dari anak ke dewasa, ditandai dengan perubahan fisik dan mental, Perubahan fisik ditandai dengan berfungsinya alat reproduksi seperti menstruasi (umur 10-19 tahun). Batasan usia remaja diungkapkan oleh beberapa abli, diantaranya oleh Monks, dkk, (1999) dalam Nursari (2010) yang membagi fase-fase masa remaja menjadi tiga tahap, yairu: a. Masa remaja awal (12-15 tahun) Pada rentang usia ini remaja mengalamipertumbuhan jasmani yang sangat pesat dan perkembangan intelektual yang sangat intensif, sehingga ‘minat anak pada dunia Tuar sangat besar dan pada saat ini remaja tidak ‘mau dianggap kanakkanak lagi, namun belum bisa meninggalkan pola kekanak-kanakannya (Kartono, 1990) dalam Nursari, 2010). b. Masa remaja pertengahan (15-18 tahun) Kepribadian remaja masih bersifat kekanak-kanakan, mamun_sudah timbul unsur baru, yaitu kesadaran akan kepribadian dan kehidupan 4 badaniah sendiri. Pada rentang usia ini mulai timbul kemantapan pada diri sendiri yang lebih berbobot. Pada masa it remaja mulai menemukan ditt sendiri atau jati dirinya (Kartono, 1990 dalam Nursari, 2010), ¢. Masa remaja akhir (18-21 tahun) Pada rentang usia ini, remaja sudah merasa mantap dan stabil. Remaja sudah mengenal dirinya dan ingin hidup dengan pola hidup yang digariskan sendiri, dengan itikad baik dan keberanian, Remaja sudah ‘mempunyai pendirian tertentu berdasarkan satu pola yang jelas yang baru ditentukannya (Kartono, 1990 dalam Nursari, 2010) B. Anemia 1. Definisi Anemia Anemia didefinisikan sebagai konsentrasi hemoglobin yang rendah dalam darah (WHO, 2015),Hemoglobin yaitu protein yang membawa oksigen keseluruh jaringan tubub, Ketika seseorang tidak memiliki cukup sel darah merah atau jumlah hemoglobin dalam darah rendah maka tubuh tidak bisa mendapatkan oksigen sesuai kebutuhannya sehingea orang tersebut akan merasa lelah atau menderita gejala lainnya (Fikawati dkk, 2017), Anemi adalah defisiensi jumlah sel darah merah atau jumlah hemoglobin (protein pembawa Oksigen) yang dikandungnya. Kekurangan sel darah merah membatasi pertukaran oksigen dan karbon dioksida antara darah dan sel jaringan (Stropler, 2017). Menurut Sari, anemia merupakan penurunan jumlah sel darah merah sehingge tidak dapat memenuhi fungsi untuk membawa oksigen dalam jumlah yang cukup ke jaringan perifer, yang ditandai oleh memurunnya kadar hemoglobin, hematokrit, dan jumlah sel darah merah di bawah normal (Sari, 2012), Klasifikasi anemia berdasarkan pada ukuran dan kandungan 5 hemoglobin dalam sel dibedakan menjadi anemia sel-makrositik (besar), nommositik (normal), dan mikrositik (Kecil) dan kandungan hemoglobinhipokromik (wama pucat) dan normokromik (warna normal) (Krause’s, 2016). Menurut WHO, anemia diklasifikasikan memurut umur dan jenis kelamin. Anemia dipengaruhi status gizi yang dipemgaruhi oleh pola ‘makan, sosial ekonomi, lingkungan dan status kesehatan (Rizal, 2007). ‘Menurut hasil penelitian Ansari (2008) bahwa penyebab utama anemia selama kehamilan di seluruh dunia adalah kekurangan zat besi sekunder karena asupan makanan kronis yang tidak memadai, diperkuat oleh tuntutan fisiologis dari janin dan ekspansi volume darah ibu selama Kehamilan. Anemia sangat ditentukan oleh absorpsi zat besi, diet yang ‘mengendung zat besi, kebutuhan zat besi yang meningkat dan jumlah zat besi yang hilang (Pratama, 2016), Faktor Penyebab Anemia Beberapa faktor yang menyebabkan anemia, dikelompokkan menjadi penyebab langsung dan tidak langsung. Penyebab langsung meliputi kecukupan makanan dan infeksi penyakit, sedangkan penyebab tidak Jangsung antara lain perhatian terhadap wanita yang masih rendah di keluarga.Kurangnya zat besi di dalam tubuh dapat disebabkan oleh Kurang makan sumber makanan yang mengandung zat besi, makanan cukup namun yang dimakan bioavailabilitas besinya rendah sehingga jumlah zat besi yang diserap kurang, dan makanan yang dimakan ‘mengandung zat penghambat absorbsi besi (Roosleyn, 2013). Anemia gizi lebih sering terjadi pada kelompok sia dengan kriteria pendidikan yang rendah, kurang memahami kaitan anemia dengan faktor Jainnya, Kurang mempunyai akses mengenai informasi anemia dan 6 penanggulangannya, kurang dapat memilih bahan makanan yang bergizi, Khususnya yang mengandung zat besi relatif tinggi, kurang dapat ‘menggunakan pelayanan keschatan yang tersedia, ekonomi yang rendah; karena: kurang mampu membeli makanan sumber zat besi karena harganya relatif mahal, kurang mempunyai akses terhadap pelayanan Kesehatan yang tersedia,. Status sosial wanita yang masih rendah di ‘masyarakat; mempunyai beberapa akibat yang mempermudah timbulnya anemia gizi, Anemia terjadi karena kadar hemoglobin yang tidak mencukupi untuk fungsi pertukaran oksigen dan karbon dioksida dalam jaringan yaitu <12 gr/dL.. Kelompok yang berisiko tinggi menderita anemia adalah wanita usia subur (WUS), ibu hamil, anak usia sekolah, dan temaja Keberadaan remaja putti 18-21 tahun merupakan calon ibu yang hharus diperhatikan status kesehatannya, termasuk status gizinya, Status gizi wanita prakonsepsi akan sangat berpengaruhterhadap outcome kehamilannya. Masa pranikah dapat diartikan sebagai masa prakonsepsi, sehingga status gizi wanita pranikah perlu diperhatikan Tanda Anemia “Tanda yang terjadi pada remaja putri yang mengalami anemia antara Jain seperti Isu, lemah, letih, lemah, lunglai, pusing, mata berkunang- kunang, bibit, lidah, kulit menjadi pucat, Menurut (Solihah, 2008 ; Saifiuddin, 2006) Tanda anemia meliputi cepat letah, lesu, mata berkunang, pusing, gampang pingsan, sesak nafas saat beraktivitas atau berolahraga berat, permukaan kulit dan wajah pucat, jantung berdebar — deber. Cara Pencegahan Anemia (Cara pencegahan dan penanggulangan anemia Menurut Kemenkes, RI (2016), upaya pencegahan dan penanggulangan anemia dilakukan 7 dengan memberikan asupan zat besi yang cukup ke dalam tubuh untuk meningkatkan pembentukan hemoglobin. Upaya yang dapat dilakukan diantaranya: a, Meningkatkan asupan makanan sumber zat besi Meningkatkan asupan ‘makanan sumber zat besi dengan pola makan bergizi seimbang, yang terdiri dari ancka ragam makanan, terutama sumber pangan heweni yang ‘kaya zat besi (besi heme) dalam jumlah yang cukup sesuai dengan AKG. Selain itu juga perlu meningkatkan sumber pangan nabati yang kaya zat besi (besi non-heme), walaupun penyerapannya lebih rendah dibanding dengan hewani. b. Fortifikasi bahan makanan dengan zat besi Fortifikasi bahan makanan yaitu menambahkan satu atau lebih zat gizi kedalam pangan untuk meningkatkan nilai gizi pada pangan tersebut, Penambahan zat gizi dilakukan pada industri pangan, untuk itu disarankan membaca label kemasan untuk mengetahui apakah bahan makanan tersebut sudah difortifikasi dengan zat besi ©. Suplementasi zat besi Pada keadaan dimana zat besi dari makanan tidak ‘mencukupi kebutuhan terhadap zat besi, perlu didapat dari suplementasi zat besi. Pemberian suplementasi zat besi secara rutin selama jangka waktu tertentu bertujuan untuk meningkatkan kadar hemoglobin secara cepat, dan perlu dilanjutkan untuk meningkatkan simpanan zat besi

Anda mungkin juga menyukai