Anda di halaman 1dari 14

A.

Dial Indikator (Dial Dauge )


Dial Indikator atau juga dikenal dengan Dial Gauge ialah alat ukur dengan

skala pengukuran yang sangat kecil, contohnya pada pengukuran pergerakan

suatu komponen (backlash, endplay) dan pengukuran kerataannya (round out).

Dial gauge ini merupakan tools yang tidak dapat berdiri sendiri, artinya ia mesti

dipasangkan pada suatu alat bantu yang disebut: Magnetic Base, yang berfungsi

sebagai pemegang dial gauge dan mengatur posisi dari dial gauge (tinggi-

rendahnya, kemiringannya) pada tempat atau permukaan benda yang diukur. Dial

Indikator memiliki tingkat ketelitian antara 0,01 mm hingga 0,001 mm

(tergantung tipe dial indikator).

Diktat Pengukuran Teknik: Program Studi Pendidikan Teknik Mesin UST 2017
a = gigi pinion

b = gigi besar

c = gigi penggerak kedua

d = gigi besar ke dua

e = pegas kecil

h = pegas coil

s = poros penekan

Gambar 17. Konstruksi Dial Indikator

Prinsip kerja jam ukur secara mekanis, dimana gerak linier sensor diubah

menjadi rotasi oleh jarum penunjuk pada piringan dengan perantaraan batang

bergigi dan susunan roda gigi.

Pegas kecil berfungsi sebagai penekan batang bergigi hingga sensor selalu

menekan ke bawah. Sedangkan pegas spiral berfungsi sebagai penekan sistem

Diktat Pengukuran Teknik: Program Studi Pendidikan Teknik Mesin UST 2017
transmisi roda sehingga permukaan gigi yang berpasangan selalu menekan pada

sisi yang sama untuk kedua arah putaran (untuk menghindari backlash) yang

mungkin terjadi karena gigi yang tidak sempurna atau sudah aus. Jam ukur juga

dilengkapi dengan jewel untuk mengurangi gesekan pada dudukan poros roda

gigi.

Ketelitian dan kecermatan jam ukur berbeda beda ada yang kecermatannya

0,01 dan kapasitas ukuranya juga berbeda-beda, misalnya: 20, 10, 5, 2, 1 mm.

Untuk jam ukur dengan kapasitas besar, terdapat jam kecil dalam piringan yang

besar dimana satu putaran jarum besar sama dengan tanda satu angka jam kecil.

Pada piringan terdapat skala yang dilengkapi dengan tanda batas atas dan tanda

batas bawah. Piringan skala dapat diputar untuk kalibrasi posisi nol.

Dalam penggunaannya, dial indikator tidak dapat berdiri sendiri, sehingga

memerlukan batang penyangga dan blok magnet.

Bagian-bagian :
a. Spindel, merupakan komponen berbentuk jarum yang terletak dibagian
bawah dial indicator. Fungsinya sebagai input menuju dial indicator.

Diktat Pengukuran Teknik: Program Studi Pendidikan Teknik Mesin UST 2017
b. Dial frame, ini merupakan body atau cover yang menyelimuti
mekanisme pengukuran didalam dial.
c. Numeric indicator, numeric indicator berbentuk seperti angka
penunjuk. Angka ini bisa diputar melalui bagian outer frame untuk
melakukan kalibrasi.
d. Fine adjustment, komponen ini berbentuk seperti sekrup untuk
mengatur kekencangan outer frame. Sehingga ketika dial sudah
dikalibrasi angkanya tidak berubah.
e. Long pointer, jarum penunjuk ini akan bergerak menunjuk angka
disekitar numeric indicator sesuai dengan pergerakan spindle.
f. Short pointer, jarum penunjuk kecil terletak dibagian dalam yang akan
menunjuk angka 1 saat long pointer berputar pada satu putaran.
g. Dial holder, ini merupakan rangkaian pemegang dial indicator.
Biasanya terdiri dari dua lengan yang dapat diposisikan untuk
mengubah sudut dial indicator.
h. Magnetic dial hodler, komponen ini adalah sebuah tatakan magnet
yang mampu menjaga dial gauge tetap berdiri meski dalam kondisi
miring.
i. Batas Toleransi :
Batas toleransi pada alat ini terdapat dua batas toleransi dan dapat
digeser kekiri dan kekanan sesuai dengan yang kita inginkan untuk
melihat batas pergerakan jarum panjang kekiri atau kekanan, ketika
proses pengukuran benda kerja.
Fungsi Dial Indikator:

a. Mengukur kerataan permukaan bidang datar.


b. Mengukur kerataan permukaan dan kebulatan sebuah poros.
c. Mengukur kerataan permukaan dinding Cylinder.
Prosedur Penggunaan Dial Indikator

Diktat Pengukuran Teknik: Program Studi Pendidikan Teknik Mesin UST 2017
(1) Posisi spindle dial indikator harus tegak lurus dengan permukaan yang

diukur.

(2) Garis imajinasi dari mata si pengukur ke jarum penunjuk harus tegak lurus
pada permukaan dial indikator pada saat sedang membaca hasil pengukuran.

(3) Dial indikator harus dipasang dengan teliti pada batang penyangganya,
artinya dial indikator tidak boleh goyang.

(4) Putarlah outer ring dan stel pada posisi nol. Gerakkan spindle ke atas dan ke
bawah, kemudian periksalah bahwa jarum penunjuk selalu kembali ke posisi

nol setelah spindle dibebaskan.

(5) Usahakan dial indikator tidak sampai terjatuh, karena terdapat mekanisme
pengubah presisi.

(6) Jangan memberi oli atau grease diantara spindle dan tangkainya, karena
akan menghambat gerakan spindle.

Cara melakukan pengukuran:

Untuk mengukur kebengkokan poros, keolengan (runout), kesejajaran, kerataan dan lain-lain.

Jarum panjang

Jarum panjang menunjukkan angka


desimal.

Hasil ukur jarum panjang = nilai skala x


bilangan ketelitian

Contoh :

Diktat Pengukuran Teknik: Program Studi Pendidikan Teknik Mesin UST 2017
Angka ketelitian 0,01 mm dan jarum panjang
bergerak 10 ruas skala

Hasil Ukur = 0,01 mm x 10 = 0,1 mm

Posisi angka nol sembarang tergantung yang


kita kehendaki.

Jarum pendek

1 Ruas Jarum pendek = 1 putaran jarum


panjang

Contoh cara pembacaan :

Posisi jarum panjang menunjukkan angka pada 10,


berarti hasil pembacaannya adalah 10 x 0,01 mm = 0,1
mm.

Sementara jarum pendek menunjukkan angka 3, artinya


jarum panjang telah berputar sebanyak 3 kali.

Hasil dari pembacaan tersebut adalah : 3 + 0,1 = 3,1


mm

Diktat Pengukuran Teknik: Program Studi Pendidikan Teknik Mesin UST 2017
Contoh : Pemeriksaan kelengkungan

Pemeriksaan kelengkungan :

Kelengkungan terendah : 0,06 mm

Kelengkungan tertinggi : 0,32 mm +

Kelengkungan seluruhnya : 0,38 mm

Contoh pengukuran run out

Pada gambar disamping


pergerakan jarum panjang ke kiri
maksimum 0,10 mm, dan
pergerakan jarum panjang ke
kanan maksimum 0,15 mm. Maka
total dari penyimpangannya :

Penyimpangan terendah :
0,10 mm

Penyimpangan tertinggi :
0,15 mm +

Total penyimpangan :
0,25 mm

Jika limit servis benda yang


diukur lebih besar dari total
penyimpangan, maka run out
benda tersebut masih dalam
kategori baik.

B. Kaliper Pembagi (Caliper Gauge)

Diktat Pengukuran Teknik: Program Studi Pendidikan Teknik Mesin UST 2017
Caliper gauge ialah alat ukur yang mempergunakan dial gauge. Ada dua

tipe caliper gauge yaitu inside caliper dan outside caliper. Inside caliper biasanya
dipergunakan untuk mengukur komponen automotif. Inside caliper gauge
digunakan untuk mengukur diameter dalam yang kecil yang  tidak dapat diukur

dengan inside micrometer. Ada dua tipe caliper gauge yaitu inside caliper dan
outside caliper. Yang umum dipakai di otomotif adalah inside caliper.

Metode Pengukuran
1.    Ukurlah diameter dalam (inside diameter) dengan vernier caliper. Contoh bila
hasil pengukuran dengan vernier caliper  8,40 mm selanjutnya micrometer
diset ke angka yang mendekati hasil ukur vernier dan kelipatan dari 0,5 mm
yang mendekati pembaca yaitu 8,50 mm.

2.    Tempatkan kaki-kaki caliper diantara anvil dan spindle micrometer. Gerakkan
caliper sampai didapat angka yang terkecil. Kemudian putarlah outer ring
sampai angka nol lurus dengan jarum penunjuk

Diktat Pengukuran Teknik: Program Studi Pendidikan Teknik Mesin UST 2017
1. Tekanlah tombol caliper gauge lambat-lambat letakkan lug pada bagian

dalam pekerjaan dan lepaskan tombol. Gerak – gerak  caliper sampai di


dapat pembacaan terkecil (ukuran berlawann arah jarum jam), . Jika
pembacaan menunjukkan 0,07 mm, artinya diameter dalam adalah 0,07
lebih kecil dari 8,50 mm. Jadi diameter dalam ialah 8,43 mm (8,50 - 
0,07). Bila searah jarum jam maka hasilnya ditambah.

C. Cylinder Gauge
Cylinder gauge adalah alat ukur yang menggunakan dial gauge. Cylinder

gauge digunakan untuk mengukur diameter silinder dan komponen sejenisnya

secara teliti dan dari hasil pengukuran mampu menyimpulakan keovalan,

Diktat Pengukuran Teknik: Program Studi Pendidikan Teknik Mesin UST 2017
ketirusan. Pada ujungnya terdapat dial gauge dan pada sisi lainnya terdapat

measuring point. Cylinder gauge adalah alat ukur yang mempunyai ketelitian

0,01 mm

Gambar 20. Cylinder Gauge

Fungsi dari tiap bagian :


1. Dial Gauge: adalah bagian yang digunakan untuk melihat hasil dari
pengukuran.
2. Dial Securing Position: adalah bagian yang seperti mur yang mengikat
dial gauge.
3. Grip: adalah bagian yang berguna sebagai pegangan.
Replacement rod / anvil: adalah bagian yang akan menyentuh bidang
ukur pada silinder yang panjangnya sesuai kebutuhan.
4. Replacement washer: adalah bagian untuk menambah panjangan
replacement rod.

5. Measuring poin : adalah titik point pengukuran akan bergerak bila


ditekan

     Prosedur Penggunaan

Diktat Pengukuran Teknik: Program Studi Pendidikan Teknik Mesin UST 2017
1.  Dial gauge harus dipasang pada tangkainya dalam posisi sejajar atau tegak
lurus measuring point. Spindle dimasukkan ke dalam batangnya kira-kira
setengah dari langkahnya.
2.  Periksalah bahwa pointer dari dial gauge bergerak bila anda menekan
measuring point.
3. Pilihlah replacement rod dan washer yang ukurannya sesuai dengan diameter
benda yang akan diukur.
Cara memilih relplacement rod dan washer :
Ukurlah diameter dengan vernier caliper. Selanjutnya lihat hasilnya, angka di
belakang koma apakah lebih besar atau lebih kecil dari 0,5 mm.
(Contoh)
Ø  Bila hasil pengukuran =  52,30 mm, maka pilihlah :
Replacement rod                = 50 mm
Replacement washer          =   2 mm
Ø  Bila hasil pengukuran = 52,70 mm, maka pilihlah :
Replacement rod                = 50 mm
Replacement washer          =   3 mm 
Metode Pengukuran
1.  Ukur diameter  silinder  dengan vernier caliper. Pilih replacement rod dan washer
yang sesuai (sesuai contoh diatas) dan pasang  pada silinder gauge.
2. Atur ukuran milimeter sesuai dengan hasil pengukuran diatas, tempatkan
replacement rod, measuring point  ke dalam micrometer dan atur jarum penunjuk dial
gauge dengan posisi pada angka 0.

3.   Masukan cylinder gauge pada posisi diagonal ke dalam silinder, gerakakkan cylinder
gauge.

Diktat Pengukuran Teknik: Program Studi Pendidikan Teknik Mesin UST 2017
a)    Bila ukuran berlawan dengan arah jarum jam.
    Maka (ukuran pengaturan cylinder gauge) + (hasil dari pembacaanukuran berlawanan
arah jarum jam).
     Contoh : Diket : Ukuranpengaturan cylinder gauge           : 52,00 mm
                Pembacaan berlawanan arah jarum jam :   0,04 mm   +
                Hasil akhir pengukuran     = 52,00 + 0,04 = 52,04 mm

 b)  Bila ukuran searah jarum jam.


     Maka (ukuran pengaturan cylinder gauge) - (hasil dari pembacaan ukuran searah
jarum jam).
     Contoh : Diket : Ukuran pengaturan cylinder gauge         : 52,00 mm
                Pembacaan searah jarum jam               :   0,05 mm +
          Hasil akhir pengukuran       52,00 – 0,05 = 51,95 mm 

Diktat Pengukuran Teknik: Program Studi Pendidikan Teknik Mesin UST 2017
Untuk mengukur keovalan & ketirusan silinder :
1.  Tentukan Sumbu X dan Y dari silinder
2.  Tentukan 3 bagian dari silinder yang meliputi TOP, CENTER dan DEEP untuk
bagian atas itu TOP dan tengah DEEP untuk bawah yaitu DEEP.
3.  Lakukan pengukuran pada masing – masing sumbu silinder yang meliputi 3 bagian
dari silinder.
4.  Contoh bila diperoleh pengukuran pada bagian TOP silinder X = 75,40 mm dan pada
sumbu Y = 75,36 mm dan CENTER silinder X = 75,35 mm dan Y = 75,32 mm.
5.  Maka hasil pengukuruan keovalan silinder :
TOP           = X : 75,40 – Y : 75,36         = 0,04 mm
CENTER   = X : 75,35 – Y : 75,32         = 0,03 mm
(keovalan adalah tingkat kelonjongan suatu benda).
6.  Penentuan ketirusan bisa diambil dari hasil keovalan TOP, CENTER ataupun deep.
7. Ketirusan adalah ketidaksamaan luasan seperti selisih antara cylinder bagian atas
dengan bawah pada suatu tabung dan silinder, semakin tinggi ketirusan maka

Diktat Pengukuran Teknik: Program Studi Pendidikan Teknik Mesin UST 2017
semakin menyerupai seperti bentuk kerucut. Dari contoh di nomer 5 maka ketirusan
dari hasil pengukuran keovalan.
    TOP : 0,04 – CENTER : 0,03 = 0,01 mm.  

Diktat Pengukuran Teknik: Program Studi Pendidikan Teknik Mesin UST 2017

Anda mungkin juga menyukai