Anda di halaman 1dari 6

DEFINISI OPERASIONAL INDIKATOR PROMKES

SESUAI KOMUNIKASI DATA KESEHATAN MASYARAKAT


(KOMDAT KESMAS)

3.18. Persentase Kabupaten/Kota yang Menerapkan Kebijakan Gerakan Masyarakat Hidup


Sehat

3.18.1. Definisi Operasional


Kabupaten/kota yang menerapkan kebijakan Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (Germas) dengan
kriteria:
1) Memiliki kebijakan Germas sesuai dengan Instruksi Presiden Nomor 1 Tahun 2017
(melaksanakan 5 kluster Germas) dan/atau kebijakan berwawasan kesehatan adalah kabupaten /
kota telah memiliki atau menerbitkan kebijakan Germas dan/atau kebijakan berwawasan
kesehatan. Kebijakan Germas ditetapkan oleh pemerintah daerah (bupati/walikota) mencakup 5
klaster Germas yaitu:
a) Klaster Peningkatan Aktivitas Fisik
b) Klaster Peningkatan Edukasi dan Perilaku Hidup Sehat
c) Klaster Penyediaan Pangan Sehat dan Percepatan Perbaikan Gizi
d) Klaster Peningkatan Pencegahan dan Deteksi Dini Penyakit
e) Klaster Peningkatan Kualitas Lingkungan
Kebijakan berwawasan kesehatan ditetapkan oleh bupati/walikota/Kepala OPD berupa peraturan
/ surat keputusan/instruksi/surat edaran yang mendukung salah satu klaster Germas.
Contoh:
a) Kebijakan Germas
• Peraturan Walikota Pasuruan Nomor 45 Tahun 2018 tentang Gerakan Masyarakat Hidup Sehat
• Peraturan Bupati Bantul Nomor: 35 Tahun 2018 tentang Gerakan Masyarakat Hidup Sehat
b) Kebijakan Berwawasan Kesehatan
• Peraturan Daerah Kota Bogor Nomor 10 Tahun 2019 tentang Kawasan Tanpa Rokok
• Peraturan Daerah Kota Banjarmasin Nomor 9 Tahun 2014 tentang Ruang Terbuka Hijau Kota
Banjarmasin
• Peraturan Bupati Bojonegoro Nomor 11 Tahun 2015 tentang Kawasan Pelaksanaan Hari Bebas
Kendaraan Bermotor (Car Free Day)

2) Melaksanakan penggerakkan masyarakat dalam mendukung 5 kluster Germas minimal 3 kali


setahun dengan melibatkan lintas sektor, pendidikan (sekolah), Upaya Kesehatan Bersumberdaya
Masyarakat (UKBM) dan atau mitra potensial adalah kegiatan yang mengajak masyarakat untuk
melakukan 5 (lima) Klaster Germas dan melibatkan unsur lintas sektor (OPD), pendidikan
(sekolah), UKBM (Posyandu, Posbindu PTM, PosUKK, Pos Lansia, dll) dan atau mitra potensial
(dunia usaha, organisasi profesi, organisasi kemasyarakatan, organisasi kepemudaan, tokoh
agama, tokoh masyarakat, LSM, dll) dan dilakukan minimal 3 (tiga) kali setahun.

3.18.2. Rumus Perhitungan Indikator


Jumlah kabupaten/kota yang menerapkan kebijakan Germas dibagi jumlah
total kabupaten/kota, dikali 100%

3.18.3. Pelaksana Kegiatan


Pelaksana kegiatan terdiri dari unsur lintas sektor (OPD), pendidikan (sekolah), UKBM
(Posyandu, Posbindu PTM, PosUKK, Pos Lansia, dll) dan atau mitra potensial (dunia usaha,
organisasi profesi, organisasi kemasyarakatan, organisasi kepemudaan, tokoh agama, tokoh
masyarakat, LSM, dll), yang dimotori oleh dinas kesehatan kabupaten/kota dan Bappeda.

3.18.4. Tempat Pelaksanaan


Kabupaten/kota
3.18.5. Waktu Pelaksanaan
Kegiatan dilaksanakan dalam kurun waktu 1 tahun

3.18.6. Pencatatan dan Pelaporan


Petugas kabupaten/kota melakukan input data kebijakan dan pelaksaaan kegiatan penggerakan
masyarakat ke dalam aplikasi Komunikasi Data Kesehatan Masyarakat (Komdat Kesmas)

3.18.7. Sumber Data


Laporan rutin

3.18.8. Waktu Pelaporan


Dilaporkan setiap 3 (tiga) bulan

3.18.9. Pedoman Pelaksanaan


1) Instruksi Presiden Nomor 1 Tahun 2017 tentang Gerakan Masyarakat
Hidup Sehat
2) Peraturan Menteri PPN/Bappenas Nomor 11 Tahun 2017 tentang
Pedoman Umum Pelaksanaan Gerakan Masyarakat Hidup Sehat

3.19. Jumlah Pedoman/Regulasi/Rekomendasi Kebijakan Penerapan Gerakan Masyarakat Hidup


Sehat
3.19.1. Definisi Operasional
Pedoman/regulasi/rekomendasi Germas bidang kesehatan yang diadopsi oleh Kementerian /
Lembaga sebagai acuan Kementerian/Lembaga dalam menerbitkan kebijakan Germas sesuai
tugas dan fungsinya (Instruksi Presiden Nomor 1 Tahun 2017)
3.19.2. Rumus Perhitungan Indikator
Jumlah dokumen pedoman/regulasi/rekomendasi Germas bidang yang di yang diadopsi
Kementerian/Lembaga dalam menerbitkan kebijakan Germas sesuai tugas dan fungsinya

3.19.3. Pelaksana Kegiatan


Pelaksana kegiatan terdiri dari unsur Kementerian/Lembaga, lintas program di Kementerian
Kesehatan yang dimotori oleh Direktorat Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat

3.19.4. Tempat Pelaksanaan


Pemerintah Pusat
3.19.5. Waktu Pelaksanaan
Kegiatan dilaksanakan dalam kurun waktu 1 tahun

3.19.6. Pencatatan dan Pelaporan


Hasil monitoring dan evaluasi ke Kementerian/Lembaga

3.19.7. Sumber Data


Data monitoring dan evaluasi ke Kementerian/Lembaga

3.19.8. Waktu Pelaporan


Dilaporkan setiap 3 (tiga) Bulanan

3.19.9. Pedoman Pelaksanaan


1) Instruksi Presiden Nomor 1 Tahun 2017 Tentang Gerakan Masyarakat Hidup Sehat
2) Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 74 Tahun 2015 tentang Upaya Peningkatan Kesehatan
dan Pencegahan Penyakit
3) Peraturan Menteri PPN/Bappenas Nomor 11 Tahun 2017 tentang Pedoman Umum
Pelaksanaan Gerakan Masyarakat Hidup Sehat
4) Pedoman Pelaksanaan Pencapaian Indikator Kegiatan Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan
Masyarakat Tahun 2020 – 2024

3.20. Persentase Kabupaten/Kota dengan Minimal 80% Posyandu Aktif


3.20.1. Definisi Operasional
Kabupaten/kota yang memiliki Posyandu aktif minimal 80% dengan kriteria:
1) Melakukan kegiatan rutin posyandu minimal 10 kali/tahun
Melakukan kegiatan rutin Posyandu minimal 10 kali/tahun adalah Posyandu melakukan kegiatan
hari buka Posyandu minimal 10 kali/tahun dalam bulan berbeda
2) Memiliki minimal 5 orang kader
Memiliki minimal 5 orang kader adalah memiliki kader sekurang-kurangnya 5 orang yang
disahkan dengan surat keputusan Kepala Desa/Kelurahan
3) Cakupan minimal 50% sasaran Posyandu mendapatkan layanan KIA, Gizi, Imunisasi dan KB
Cakupan minimal 50% sasaran Posyandu mendapatkan layanan KIA, Gizi, Imunisasi dan KB
adalah sekurang-kurangnya 50% sasaran Posyandu mendapatkan layanan KIA, Gizi, Imunisasi
dan KB di Posyandu atau fasilitas kesehatan
4) Memiliki alat pemantauan pertumbuhan dan perkembangan
Memiliki alat pemantauan pertumbuhan dan Perkembangan adalah setiap posyandu memiliki alat
pemantauan pertumbuhan dan perkembangan berupa alat timbang berat badan dan tinggi badan
serta alat ukur perkembangan
5) Mengembangkan kegiatan tambahan kesehatan
Mengembangkan kegiatan tambahan kesehatan adalah Posyandu melakukan sekurang-kurangnya
1 kegiatan pengembangan seperti kesehatan remaja, kesehatan usia kerja, kesehatan lanjut usia,
TOGA, penanggulangan penyakit atau kegiatan tambahan kesehatan lain sesuai dengan
kebutuhan dan kesepakatan masyarakat

3.20.2. Rumus Perhitungan Indikator


Jumlah kabupaten/kota yang memiliki sekurang-kurangnya 80% Posyandu aktif dibagi jumlah
seluruh kabupaten/kota dikali 100%

3.20.3. Pelaksana Kegiatan


Dilaksanakan oleh pengelola promkes, pemangku kepentingan terkait dan
kader

3.20.4. Tempat Pelaksaaan


Dilaksanakan di Posyandu dan Puskesmas/Fasyankes

3.20.5. Waktu Pelaksanaan


Pelayanan dilaksanakan setiap hari buka Posyandu dan setiap ada sasaran Posyandu yang
mendapatkan pelayanan KIA, Gizi, KB dan imunisasi di Puskesmas/Fasyankes

3.20.6. Pencatatan dan Pelaporan


Petugas Puskesmas mengambil pencatatan rutin kader Posyandu yang telah diisi oleh kader
untuk dilaporkan kepada dinas kesehatan kabupaten/kota. Kabupaten/kota melakukan
rekapitulasi dan memasukan dalam aplikasi Komunikasi Data Kesehatan Masyarakat (Komdat
Kesmas).

3.20.7. Sumber Data


Pencatatan rutin kader Posyandu dan pelaporan rutin Puskesmas
3.20.8. Waktu Pelaporan
Pencatatan kader diambil setiap Bulan oleh petugas Puskesmas dilaporkan setiap bulan ke
petugas kabupaten/kota. Menurut Permendagri Nomor 54 Tahun 2007, pelaporan dari
kabupaten / kota ke provinsi, minimal 4 (empat) bulan sekali dan pelaporan dari provinsi ke
pusat, minimal 6 (enam) bulan sekali disampaikan kepada Direktur Jenderal Pemerintah Desa,
Kementerian Dalam Negeri.

3.20.9. Pedoman Pelaksanaan


Pedoman Umum Pengelolaan Posyandu

3.21. Persentase Kabupaten/Kota Melaksanakan Pembinaan Posyandu Aktif


3.21.1. Definisi Operasional
Kabupaten/kota yang melaksanakan pembinaan Posyandu Aktif dengan kriteria:
1) Memiliki Pokjanal yang disahkan melalui keputusan bupati/walikota
Memiliki Pokjanal yang keanggotaannya terdiri dari lintas sektor terkait pengembangan
Posyandu tingkat kabupaten/kota
2) Melakukan pertemuan Pokjanal Posyandu minimal 2 kali setahun
Mengadakan pertemuan rutin setiap tahun minimal 2 kali untuk membahas perencanaan dan
evaluasi pelaporan kegiatan
3) Melakukan peningkatan kapasitas bagi petugas Puskesmas dan kader
Melakukan peningkatan kapasitas bagi petugas Puskesmas dan kader yang berasal
desa/kelurahan di wilayah kabupaten/kota
4) Memiliki sistim pelaporan kegiatan Posyandu
Memiliki dan menggunakan sistim dalam melakukan pelaporan kegiatan Posyandu sehingga
tersedia laporan posyandu seperti SIP online dan atau Si Cakep
5) Posyandu aktif minimal 50%
a) Melakukan kegiatan rutin Posyandu minimal 10x/tahun
b) Memiliki minimal 5 orang kader
c) Melakukan pelayanan kegiatan KIA, Gizi, imunisasi, KB dengan cakupan
minimal 50%
d) Memiliki alat pemantauan pertumbuhan
e) Mengembangkan kegiatan tambahan kesehatan (remaja, usia kerja, Lansia,
TOGA, Penanggulangan penyakit)

3.21.2. Rumus Perhitungan Indikator


Jumlah kabupaten/kota yang melakukan pembinaan Posyandu aktif sesuai kriteria dibagi total
kabupaten/kota dikali 100%

3.21.3. Pelaksana Kegiatan


Dilaksanakan oleh pengelola program promkes, pemangku kepentingan terkait dan kader3.21.4.
Tempat Pelaksaaan
Dilaksanakan di kabupaten/kota, Puskesmas/Fasyankes dan Posyandu
3.21.5. Waktu Pelaksanaan
Pembinaan dilaksanakan sepanjang tahun sesuai penjadwalan yang disepakati oleh
kabupaten/kota

3.21.6. Pencatatan dan Pelaporan


Pengelola promkes kabupaten/kota, pemangku kepentingan terkait dan kader sesuai kewenangan
masing-masing melalui system pelaporan yang ada di
kabupaten/kota

3.21.7. Sumber Data


Laporan rutin puskesmas dan posyandu serta laporan Pokjanal kabupaten/kota

3.21.8. Waktu Pelaporan


Pencatatan kader diambil setiap Bulan oleh petugas Puskesmas dilaporkan setiap bulan ke
petugas kabupaten/kota. Menurut Permendagri Nomor 54 Tahun 2007, pelaporan dari
kabupaten/kota ke provinsi, minimal 4 (empat) bulan sekali dan pelaporan dari provinsi ke pusat,
minimal 6 (enam) bulan sekali disampaikan kepada Direktur Jenderal Pemerintah Desa,
Kementerian Dalam Negeri.

3.21.9. Pedoman Pelaksanaan


Pedoman Umum Pengelolaan Posyandu

Anda mungkin juga menyukai