Pedoman Penjelasan Indikator Program Kesmas dalam RPJMN dan Renstra Tahun 2020-2024 1
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
BAB I PENDAHULUAN………................................................................................………
A. Latar Belakang ..............................................................................................
B. Tujuan………………………………………………………………………
C. Sasaran…………………………………………………………………….
D. Dasar Hukum ..............................................................................................
BAB II INDIKATOR PROGRAM KESEHATAN MASYARAKAT DALAM RPJMN DAN
RENSTRA TAHUN 2020-2024 .....................................................................................
A. Indikator Program Kesmas dalam RPJMN TAHUN 2020-2024......................
B. Indikator Program Kesmas dalam Renstra TAHUN 2020-2024…….. ..............
Pedoman Penjelasan Indikator Program Kesmas dalam RPJMN dan Renstra Tahun 2020-2024 2
4.Indikator Kinerja Program 4
a. Rumus Perhitungan Indikator
b. Definisi Operasional
c. Pelaksana Kegiatan
d. Tempat Pelaksaaan
e. Waktu Pelaksanaan
f. Pencatatan dan Pelaporan
g. Sumber Data
h. Waktu Pelaporan
i. Pedoman yang Dipakai
B. PEMBINAAN KESEHATAN KELUARGA..........................................................…
1. Indikator 1
a. Rumus Perhitungan Indikator
b. Definisi Operasional
c. Pelaksana Kegiatan
d. Tempat Pelaksaaan
e. Waktu Pelaksanaan
f. Pencatatan dan Pelaporan
g. Sumber Data
h. Waktu Pelaporan
i. Pedoman yang Dipakai
2. Indikator 2
a. Rumus Perhitungan Indikator
b. Definisi Operasional
c. Pelaksana Kegiatan
d. Tempat Pelaksaaan
e. Waktu Pelaksanaan
f. Pencatatan dan Pelaporan
g. Sumber Data
h. Waktu Pelaporan
i. Pedoman yang Dipakai
3. Indikator 3
a. Rumus Perhitungan Indikator
b. Definisi Operasional
c. Pelaksana Kegiatan
d. Tempat Pelaksaaan
e. Waktu Pelaksanaan
f. Pencatatan dan Pelaporan
g. Sumber Data
h. Waktu Pelaporan
i. Pedoman yang Dipakai
4. Indikator 4
a. Rumus Perhitungan Indikator
b. Definisi Operasional
Pedoman Penjelasan Indikator Program Kesmas dalam RPJMN dan Renstra Tahun 2020-2024 3
c. Pelaksana Kegiatan
d. Tempat Pelaksaaan
e. Waktu Pelaksanaan
f. Pencatatan dan Pelaporan
g. Sumber Data
h. Waktu Pelaporan
i. Pedoman yang Dipakai
5. Indikator 5
a. Rumus Perhitungan Indikator
b. Definisi Operasional
c. Pelaksana Kegiatan
d. Tempat Pelaksaaan
e. Waktu Pelaksanaan
f. Pencatatan dan Pelaporan
g. Sumber Data
h. Waktu Pelaporan
i. Pedoman yang Dipakai
6. Indikator 6
a. Rumus Perhitungan Indikator
b. Definisi Operasional
c. Pelaksana Kegiatan
d. Tempat Pelaksaaan
e. Waktu Pelaksanaan
f. Pencatatan dan Pelaporan
g. Sumber Data
h. Waktu Pelaporan
i. Pedoman yang Dipakai
7. Indikator 7
a. Rumus Perhitungan Indikator
b. Definisi Operasional
c. Pelaksana Kegiatan
d. Tempat Pelaksaaan
e. Waktu Pelaksanaan
f. Pencatatan dan Pelaporan
g. Sumber Data
h. Waktu Pelaporan
i. Pedoman yang Dipakai
8. Indikator 8
a. Rumus Perhitungan Indikator
b. Definisi Operasional
c. Pelaksana Kegiatan
d. Tempat Pelaksaaan
e. Waktu Pelaksanaan
f. Pencatatan dan Pelaporan
Pedoman Penjelasan Indikator Program Kesmas dalam RPJMN dan Renstra Tahun 2020-2024 4
g. Sumber Data
h. Waktu Pelaporan
i. Pedoman yang Dipakai
9. Indikator 9
a. Rumus Perhitungan Indikator
b. Definisi Operasional
c. Pelaksana Kegiatan
d. Tempat Pelaksaaan
e. Waktu Pelaksanaan
f. Pencatatan dan Pelaporan
g. Sumber Data
h. Waktu Pelaporan
i. Pedoman yang Dipakai
Pedoman Penjelasan Indikator Program Kesmas dalam RPJMN dan Renstra Tahun 2020-2024 5
i. Pedoman yang Dipakai
4. Persentase Ibu Hamil Kurang Energi Kronis (KEK)
a. Rumus Perhitungan Indikator
b. Definisi Operasional
c. Pelaksana Kegiatan
d. Tempat Pelaksaaan
e. Waktu Pelaksanaan
f. Pencatatan dan Pelaporan
g. Sumber Data
h. Waktu Pelaporan
i. Pedoman yang Dipakai
5. Persentase Kabupaten/Kota yang Melaksanakan Surveilans Gizi
a. Rumus Perhitungan Indikator
b. Definisi Operasional
c. Pelaksana Kegiatan
d. Tempat Pelaksaaan
e. Waktu Pelaksanaan
f. Pencatatan dan Pelaporan
g. Sumber Data
h. Waktu Pelaporan
i. Pedoman yang Dipakai
6. Persentase Puskesmas Mampu Tatalaksana Gizi Buruk pada Balita
a. Rumus Perhitungan Indikator
b. Definisi Operasional
c. Pelaksana Kegiatan
d. Tempat Pelaksaaan
e. Waktu Pelaksanaan
f. Pencatatan dan Pelaporan
g. Sumber Data
h. Waktu Pelaporan
i. Pedoman yang Dipakai
D. PENYEHATAN LINGKUNGAN ….......................................................................
a. Indikator
b. Rumus Perhitungan Indikator
c. Definisi Operasional
d. Pelaksana Kegiatan
e. Tempat Pelaksaaan
f. Waktu Pelaksanaan
g. Pencatatan dan Pelaporan
h. Waktu Pelaporan
i. Pedoman yang Dipakai
E. PEMBINAAN PROMKES DAN PM …................................................................
a. Indikator
b. Rumus Perhitungan Indikator
Pedoman Penjelasan Indikator Program Kesmas dalam RPJMN dan Renstra Tahun 2020-2024 6
c. Definisi Operasional
d. Pelaksana Kegiatan
e. Tempat Pelaksaaan
f. Waktu Pelaksanaan
g. Pencatatan dan Pelaporan
h. Waktu Pelaporan
i. Pedoman yang Dipakai
F. PEMBINAAN KESEHATAN KERJA DAN OLAH RAGA …....................................
a. Indikator
b. Rumus Perhitungan Indikator
c. Definisi Operasional
d. Pelaksana Kegiatan
e. Tempat Pelaksaaan
f. Waktu Pelaksanaan
g. Pencatatan dan Pelaporan
h. Waktu Pelaporan
i. Pedoman yang Dipakai
G. DUKUNGAN MANAJEMEN …..
a. Indikator
b. Rumus Perhitungan Indikator
c. Definisi Operasional
d. Pelaksana Kegiatan
e. Tempat Pelaksaaan
f. Waktu Pelaksanaan
g. Pencatatan dan Pelaporan
h. Waktu Pelaporan
i. Pedoman yang Dipakai
Pedoman Penjelasan Indikator Program Kesmas dalam RPJMN dan Renstra Tahun 2020-2024 7
KATA SAMBUTAN
Saya harap dengan adanya pedoman indikator RPJMN dan Renstra Kementerian
Kesehatan Tahun 2020-2024 ini, pelaksanaan pencatatan dan pelaporan program kesehatan
masyarakat dapat berjalan lancar, sesuai dengan definisi operasional dan formula yang telah
ditetapkan serta datanya dilaporkan secara rutin sesuai ketentuan.
Pedoman Penjelasan Indikator Program Kesmas dalam RPJMN dan Renstra Tahun 2020-2024 8
Terima kasih kepada semua pihak yang telah menyusun buku pedoman ini. Semoga
buku ini bermanfaat bagi seluruh pemegang program kesehatan masyarakat di Indonesia dalam
melaksanakan kegiatannya.
Pedoman Penjelasan Indikator Program Kesmas dalam RPJMN dan Renstra Tahun 2020-2024 9
KATA PENGANTAR
Pedoman Penjelasan Indikator Program Kesmas dalam RPJMN dan Renstra Tahun 2020-2024 10
Pedoman Penjelasan Indikator Program Kesmas dalam RPJMN dan Renstra Tahun 2020-2024 11
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Tujuan
C. Umum :
Memberikan panduan bagi penanggung jawab program kesehatan masyarakat tingkat
pusat dan daerah dalam menyusun perencanaan untuk pelaksanaan program kesehatan
masyarakat di setiap tingkatan
Pedoman Penjelasan Indikator Program Kesmas dalam RPJMN dan Renstra Tahun 2020-2024 12
Khusus:
Dipahaminya definisi operasional, target, cara perhitungan dan mekanisme pencatatan dan
pelaporan dari masing-masing.melakukan pencatatan dan pelaporan indikator program
kesehatan masyarakat pada RPJMN dan Renstra Kementerian Kesehatan Tahun 2020-2024
D. Sasaran
Penanggungjawab program kesehatan masyarakat di Dinas Kesehatan Provinsi, Dinas
Kesehatan Kabupaten/Kota dan Puskesmas
E. Dasar Hukum
1. Undang-Undang RI Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan
Nasional;
2. Peraturan Pemerintah RI Nomor 39 Tahun 2006 tentang Tata Cara Pengendalian dan
Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan;
3. Peraturan Pemerintah RI Nomor 2 Tahun 2018 tentang Standard Pelayanan Minimal;
4. Peraturan Pemerintah No. 61 Tahun 2020 tentang Rencana Kerja Pemerintah Tahun
2020
5. Peraturan Presiden RI Nomor 18 Tahun 2020 tentang Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Nasional (RPJMN) Tahun 2020-2024
6. Peraturan Presiden RI Nomor 35 Tahun 2015 tentang Kementerian Kesehatan;
7. Instruksi Presiden Nomor 1 Tahun 2017 tentang Gerakan Masyarakat Hidup Sehat
(GERMAS)
8. Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 656 Tahun 2007 tentang Pedoman
Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Kesehatan
9. Peraturan Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional No.5 Tahun 2019 tentang Tata
Cara Penyusunan Rencana Strategis Kementerian/ lembagaPeraturan Menteri
Kesehatan RI Nomor 39 Tahun 2016 tentang Pedoman Penyelenggaran Program
Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga
10. Tahun 2020-2024
11. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 4 Tahun 2019 tentang Standard
Pelayanan Minimal Kesehatan Bidang Kesehatann
Pedoman Penjelasan Indikator Program Kesmas dalam RPJMN dan Renstra Tahun 2020-2024 13
Pedoman Penjelasan Indikator Program Kesmas dalam RPJMN dan Renstra Tahun 2020-2024 14
BAB II
Pedoman Penjelasan Indikator Program Kesmas dalam RPJMN dan Renstra Tahun 2020-2024 15
Perbaikan Gizi 6 bulan mendapat ASI eksklusif
Masyarakat Persentase ibu hamil Kurang 16 14.5 13 11.5 10
Energi Kronik (KEK)
Prevalensi wasting (kurus dan 8,08. 7,.8 7,.52 7,26. 7,00
sangat kurus) pada balita 1 3
Pedoman Penjelasan Indikator Program Kesmas dalam RPJMN dan Renstra Tahun 2020-2024 16
(Germas)
Pro-P: Persentase desa/kelurahan Stop 40 50 60 70 90
Pengembangan Buang air besar Sembarangan
Lingkungan (SBS)
Sehat Jumlah kabupaten/kota sehat 110 220 280 380 420
Pembinaan Jumlah kabupaten/kota sehat 110 220 280 380 420
pelaksanaan
kabupaten/kota
sehat
Pembinaan Persentase desa/kelurahan Stop 40 50 60 70 90
pelaksanaan Buang air besar Sembarangan
Sanitasi Total (SBS)
Berbasis
Masyarakat
(STBM)
Pengawasan Persentase sarana air minum 60 64 68 72 76
kualitas air yang diawasi/diperiksa kualitas
minum air minumnya sesuai standar
Pedoman Penjelasan Indikator Program Kesmas dalam RPJMN dan Renstra Tahun 2020-2024 17
Pro-P: Persentase kabupaten/kota yang 30 35 40 45 50
Penguatan menerapkan kebijakan Germas
Promosi Germas
Persentase kab/kota 51 70 90 100 100
melaksanakan pembinaan
posyandu aktif
Pembinaan Persentase kabupaten/kota yang 30 35 40 45 50
kabupaten/kota menerapkan kebijakan Germas
dalam
menerapkan
kebijakan
Germas
Penyusunan Jumlah pedoman/regulasi/ 3 6 9 12 15
pedoman/regula rekomendasi kebijakan
si/ rekomendasi penerapan Germas
kebijakan
penerapan
Germas
Pembinaan Persentase Kab/kota 51 70 90 100 100
Posyandu aktif melaksanakan pembinaan
posyandu aktif
Pelaksanaan Jumlah kab/kota yang 308 334 360 385 411
kesehatan kerja melaksanakan kesehatan kerja
di tempat kerja
Pelayanan Persentase kabupaten/kota yang 45 50 55 60 65
kesehatan menyelenggarakan pelayanan
Lansia kesehatan Lanjut Usia
ProP :
Pembangunan
Fasilitas
Pengolahan
Limbah B3
Medis dan
Limbah B3
Terpadu
Pengelolaan Jumlah Fasyankes yang memiliki 2.60 3.000 4.850 6.250 8.800
limbah medis pengelolaan limbah medis sesuai 0
standar
Pedoman Penjelasan Indikator Program Kesmas dalam RPJMN dan Renstra Tahun 2020-2024 18
B. Indikator Program Kesehatan Masyarakat dalam Renstra 2020-2024
C.
1. Indikator Kinerja Program
2.
No Indikator Target
2020 2021 2022 2023 2024
1 Persentase persalinan di fasilitas 87% 89% 91% 93% 95%
pelayanan kesehatan (PF)
2 Persentase deDesa/ 40% 50% 60% 70% 900%
kelurahan dengan Stop Buang air
besar Sembarangan (SBS)
3 Persentase Ibu hamil Kurang 16% 14.5% 13% 11.5% 10%
Energi Kronis (KEK)
4 Persentase Kabupaten/ 30% 35% 40% 45% 50%
kota yang menerapkan kebijakan
gerakan masyarakat hidup sehat
Pedoman Penjelasan Indikator Program Kesmas dalam RPJMN dan Renstra Tahun 2020-2024 19
kesehatan ibu dan bayi baru lahir kota kota kota kota
2 Jumlah kKabupaten/kota yang 120 kab/ 200 320 470 514
menyelenggarakan pelayanan kota kab/ kab/ kab/ kab/
kesehatan balita dan anak kota kota kota kota
prasekolah
3 Jumlah kKabupaten/kota yang 125 Kab/ 150 200 275 350
menyelenggarakan pelayanan Kota kab/ kab/ kab/ kab/
kesehatan anak usia sekolah dan kota kota kota kota
remaja
4 Jumlah kKabupaten/kota yang 120 kab/ 200 320 470 514
menyelenggarakan pelayanan kota kab/ kab/ kab/ kab/
kesehatan usia reproduksi kota kota kota kota
5 Persentase kKabupaten/kota yang 45% 50% 55% 60% 65%
menyelenggarakan pelayanan
kesehatan lanjut usia
3 Persentase sarana air minum yang 60% 64% 68% 72% 76%
diawasi/diperiksa kualitas air
Pedoman Penjelasan Indikator Program Kesmas dalam RPJMN dan Renstra Tahun 2020-2024 20
minumnya sesuai standar
4 Jumlah fasyankes yang memiliki 2.600 3.000 4.850 6.250 8.800
laksanakan pengelolaan limbah medis
sesuai standar
5 Persentase tempat pengelolaan 38% 44% 50% 56% 62%
pangan (TPP) yang memenuhi syarat
sesuai standar
6 Persentase tempat dan fasilitas 55% 60% 65% 70% 75%
umum (TFU) yang dilakukan
pengawasan sesuai standar
Pedoman Penjelasan Indikator Program Kesmas dalam RPJMN dan Renstra Tahun 2020-2024 21
1 Nilai reformasi birokrasi pada 58 59 59 60 60
program pembinaan kesehatan
masyarakat
2 Persentase kinerja RKAKL pada 80% 82,5% 85% 87,5% 90%
program pembinaan kesehatan
masyarakat
Pedoman Penjelasan Indikator Program Kesmas dalam RPJMN dan Renstra Tahun 2020-2024 22
Pedoman Penjelasan Indikator Program Kesmas dalam RPJMN dan Renstra Tahun 2020-2024 23
BAB III
PENJELASAN INDIKATOR PROGRAM KESEHATAN MASYARAKAT
PADA RPJMN TAHUN 2020-2024
1. Definisi Operasional
Jumlah kematian perempuan yang diakibatkan oleh proses yang berhubungan dengan
kehamilan (termasuk kehamilan ektopik), persalinan, abortus (termasuk abortus mola),
dan masa dalam kurun waktu 42 hari setelah berakhirnya kehamilan tanpa melihat usia
gestasi, dan tidak termasuk di dalamnya sebab kematian akibat kecelakaan atau kejadian
insidental
2. Rumus Perhitungan Indikator
3.
Jumlah kematian perempuan yang diakibatkan oleh proses yang berhubungan dengan
kehamilan (termasuk kehamilan ektopik), persalinan, abortus (termasuk abortus mola),
dan masa dalam kurun waktu 42 hari setelah berakhirnya kehamilan tanpa melihat usia
gestasi, dan tidak termasuk di dalamnya sebab kematian akibat kecelakaan atau kejadian
insidental dibandingkan 100.000 kelahiran hidup di suatu wilayah pada kurun waktu
tertentu.
Definisi Operasional
Pelaksana Kegiatan
b. Tempat Pelaksaaan
c. Waktu Pelaksanaan
d. Pencatatan dan Pelaporan
Survei/Riset/Sensus
Sumber Data
Waktu Pelaporan
Pedoman yang Dipakai
c. Definisi Operasional
Kematian bayi adalah bayi usia 0-11 bulan (termasuk neonatal) yang meninggal di suatu
wilayah pada kurun waktu tertentu
i. Balita stunting (pendek dan sangat pendek) dibagi balita yang periksa indeks panjang
atau tinggi badan menurut umur (PB-TB/U) dikali 100%.
j. Pelaksana Kegiatan
Dilaksanakan oleh tenaga pelaksana gizi atau kader yang mampu melakukan
pengukuran panjang/tinggi badan
Pedoman Penjelasan Indikator Program Kesmas dalam RPJMN dan Renstra Tahun 2020-2024 25
k. Tempat Pelaksaaan
Wilayah kerja Puskesmas seperti di Posyandu dan fasilitas pendidikan anak usia dini
l. Waktu Pelaksanaan
Pemantauan pertumbuhan setiap bulan
n. Sumber Data
1) Survei Status Gizi Indonesia (Balitbangkes) setiap tahun
2) Pemantauan pertumbuhan di bulan Februari dan Agustus
o. Waktu Pelaporan
Setiap tahun
8. Prevalensi Wasting (gizi kurang dan gizi burukkurus dan sangat kurus) pada Balita
a. Definisi Operasional
1) Balita wasting (kurus dan sangat kurus) adalah balita gizi kurang dan gizi buruk
(sesuai PMK No.2 Tahun 2020)
2) Balita wasting adalah balitaanak yang berumur 0 sampai 59 bulan 29 hari dengan
kategori status gizi berdasarkan indeks Berat Badan menurut Panjang Badan
(BB/PB) atau Berat Badan menurut Tinggi Badan (BB/TB) dengan z-score kurang dari
-2 SD kategori status gizi berdasarkan indeks Berat Badan menurut Tinggi Badan
(BB/TB) dengan z-score kurang dari -2 SD
Standardt Prosedur :
SOP Pemantauan pertumbuhan
Standard sarana/Fasilitas :
Antropometri kit
Standard tenaga :
Mampu melakukan pemantauan pertumbuhan
c. Pelaksana Kegiatan
Dilaksanakan oleh tenaga pelaksana gizi atau kader yang mampu melakukan
pengukuran dan penimbangan
d. Tempat Pelaksanaan
Wilayah kerja Puskesmas seperti di Posyandu dan fasilitas pendidikan anak usia dini
Pedoman Penjelasan Indikator Program Kesmas dalam RPJMN dan Renstra Tahun 2020-2024 26
e. Waktu Pelaksanaan
Pemantauan pertumbuhan setiap bulan
f. Pencatatan dan Pelaporan
1) Penimbangan dan pengukuran dilakukan pada saat kegiatan pemantauan
pertumbuhan setiap bulan yang dilakukan pada seluruh sasaran balita di wilayah
kerja Puskesmas seperti di Posyandu dan fasilitas pendidikan anak usia dini.
2) Laporan hasil penimbangan dan pengukuran dicatat dan di entry ke dalam ePPGBM
oleh tenaga gizi Puskesmas. Kategori status gizi dapat dihitung secara otomatis oleh
sistem aplikasi tersebut.
3) Validasi dilakukan pada balita yang diketahui bermasalah gizi oleh puskesmas
g. Sumber Data
1) Survei Status Gizi Indonesia (Balitbangkes) setiap tahun
2)
3) Pemantauan Pertumbuhan di bulan Februari dan Agustus
h. Waktu Pelaporan
Dilaporkan setiap tahun
c. Pelaksana Kegiatan:
Pedoman Penjelasan Indikator Program Kesmas dalam RPJMN dan Renstra Tahun 2020-2024 27
Dokter, Bidan, Perawat (mengacu pada SPM)
d. Tempat Pelaksanaan
Dilaksanakan di Fasilitas Pelayanan Kesehatan (puskesmas, klinik, rumah sakit,
tempat praktek mandiri bidan)
e. Waktu Pelaksanaan
Pelayanan dilaksanakan setiap ada ibu bersalin ke Fasyankes
g. Waktu pelaporan
Setiap bulan
h. Sumber Data
Laporan rutin
Pedoman Penjelasan Indikator Program Kesmas dalam RPJMN dan Renstra Tahun 2020-2024 28
2. Rumus Penghitungan Indikator
Jumlah ibu hamil yang memperoleh pelayanan antenatal sesuai standar di suatu
wilayah pada kurun waktu tertentu dibagi jumlah seluruh ibu hamil yang ada di
wilayah tersebut pada kurun waktu yang sama dikali 100%
3. Pelaksana Kegiatan
Dokter, Bidan, Perawat (mengacu pada SPM)
4. Tempat Pelaksanaan
Dilaksanakan di polindes, poskesdes, fasilitas pelayanan kesehatan (puskesmas,
klinik, rumah sakit, tempat praktek mandiri bidan)
5. Waktu Pelaksanaan
Pelayanan diberikan oleh tenaga kesehatan di puskesmas dan rumah sakit
minimal 4 kali dengan ketentuan:
7. Waktu Pelaporan
Dilaporkan setiap Bulan
Pedoman Penjelasan Indikator Program Kesmas dalam RPJMN dan Renstra Tahun 2020-2024 29
c) Kunjungan neonatal 3 (KN 3) : 8-28 hari
2) Standar kualitas adalah :
Pelayanan neonatal esensial setelah lahir (6 jam-28 hari), meliputi :
c. Pelaksana Kegiatan
Dokter, Bidan, Perawat (mengacu pada SPM)
d. Tempat Pelaksanaan
Dilaksanakan di Fasilitas Pelayanan Kesehatan (puskesmas dan jaringannya, rumah
sakit, tempat praktek mandiri bidan)
e. Waktu Pelaksanaan
Pelayanan dilaksanakan dalam kurun waktu satu tahun
g. Waktu Pelaporan
Dilaporkan setiap bulan
Pedoman Penjelasan Indikator Program Kesmas dalam RPJMN dan Renstra Tahun 2020-2024 30
konseling / komunikasi, informasi, edukasi (KIE) kesehatan reproduksi
calon pengantin dan
skrining kesehatan bagi calon pengantin, minimal pemeriksaan status gizi
meliputi : (pemeriksaan berat badan, tinggi badan, penentuan IMT,
pemeriksaan Lingkar Lengan Atas / LiLa) dan tanda anemia (pemeriksaan
konjungtiva dan pemeriksaan Hb)
Pelayanan diberikan olehtenaga kesehatan (dokter dan atau bidan dan atau
perawat dan atau petugas gizi)
Contoh Kasus :
Di Provinsi “G” terdapat 4 Kabupaten/Kota. Kemudian telah menyelenggarakan
pelayanan kesehatan reproduksi. Rekapitulasi hasil pelayanan kesehatan
reproduksi di Provinsi “G” pada akhir tahun dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Pedoman Penjelasan Indikator Program Kesmas dalam RPJMN dan Renstra Tahun 2020-2024 31
1. Kabupaten A 4 2 (50%) 2 (50%) Tidak (karena
Pusk mampu
dan
memberikan
pelayanan
KBPP belum
100%)
Pedoman Penjelasan Indikator Program Kesmas dalam RPJMN dan Renstra Tahun 2020-2024 32
Hasil rekapitulasi selama setahun, jumlah kabupaten di Provinsi G yang telah menyelenggarakan
pelayanan kesehatan reproduksi sebanyak 2 kabupaten/kota.
c. Pelaksana Kegiatan
Pelaksana kegiatan adalah pengelola program kesehatan reproduksi / Keluarga
Berencana Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota, pengelola program kesehatan reproduksi
di Puskesmas, pengelola program Keluarga Berencana di Puskesmas
1)
2)
3)
4)
d. Tempat Pelaksanaan
Puskesmas
e. Waktu Pelaksanaan
Pelayanan dilaksanakan dalam kurun waktu 1 (satu) tahun
g. Sumber Data
Laporan rutin
h. Waktu Pelaporan
Dilaporkan setiap bBulan
Pedoman Penjelasan Indikator Program Kesmas dalam RPJMN dan Renstra Tahun 2020-2024 33
Waktu Pelaksanaan
Pencatatan dan Pelaporan
Survei/Riset/Sensus
Sumber Data
Waktu Pelaporan
Pedoman yang Dipakai
(Dari b-i harap dilengkapi)
Angka Kematian Neonatal (per 1.000 kelahiran hidup)
Definisi operasional
Rumus Perhitungan Indikator
Jumlah neonatus / bayi baru lahir usia 0-28 hari yang meninggal dibandingkan 1.000
kelahiran hidup di suatu wilayah pada kurun waktu tertentu
Definisi Operasional
Pelaksana Kegiatan
Tempat Pelaksaaan
Waktu Pelaksanaan
Pencatatan dan Pelaporan
Survei/Riset/Sensus
Sumber Data
Waktu Pelaporan
Pedoman yang Dipakai
(Dari b-i harap dilengkapi)
Pedoman Penjelasan Indikator Program Kesmas dalam RPJMN dan Renstra Tahun 2020-2024 34
Rumus Perhitungan Indikator
Jumlah Kab/Kota Kab/Kota yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan usia
reproduksi
Definisi Operasional
Kabupaten/kota yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan usia reproduksi
adalah:
Minimal 50% Puskesmas memberikan pelayanan konseling/Komunikasi, informasi,
edukasi (KIE) kesehatan reproduksi calon pengantin dan skrining kesehatan bagi
calon pengantin, minimal pemeriksaan status gizi dan tanda anemia
Seluruh Puskesmas mampu memberikan pelayanan KB Pasca Persalinan (kurun
waktu 0-42 hari setelah ibu melahirkan)
Kriteria Definisi Operasional
Puskesmas memberikan pelayanan konseling/komunikasi, informasi, edukasi (KIE)
kesehatan reproduksi calon pengantin dan skrining kesehatan bagi calon pengantin,
minimal pemeriksaan status gizi dan tanda anemia
Pelaksana Kegiatan
Tempat Pelaksaaan
Waktu Pelaksanaan
Pencatatan dan Pelaporan
Sumber Data
Waktu Pelaporan
Pedoman yang Dipakai
(Dari c-i harap dilengkapi)
14. Persentase bayi usia kurang dari 6 bulan mendapat ASI Eksklusif
a. Definisi Operasional
1) Bayi usia kurang dari 6 bulan adalah seluruh bayi umur 0 bulan 1 hari sampai 5
bulan 29 hari
2) ASI Eksklusif adalah pemberian ASI saja tanpa makanan atau cairan lain kecuali
obat, vitamin dan mineral
3) Bayi usia kurang dari 6 bulan mendapat ASI Eksklusif adalah bayi yang hanya
diberi ASI saja tanpa makanan atau cairan lain kecuali obat, vitamin dan mineral
berdasarkan recall 24 jam
MASUKAN PI : Bbayi umur 0 bulan 1 hari sampai 5 bulan 29 hari yang hanya
mendapatkandiberikan ASI saja tanpa makanan atau cairan lain kecuali obat,
vitamin dan mineral.
Standardt Prosedur : pemberian ASI eksklusif
Standard sarana/Fasilitas : Alat konseling menyusui
Standar tenaga : Konselor ASI
c. Pelaksana Kegiatan
Tenaga pelaksana gizi dan bidan
d. Tempat Pelaksanaan
Posyandu
e. Waktu Pelaksanaan
Dilaporkan setiap Bulan
Pedoman Penjelasan Indikator Program Kesmas dalam RPJMN dan Renstra Tahun 2020-2024 35
2) Mencatat hasil recall 24 jam ASI Eksklusif pada bayi umur 0 sampai 6 bulan
kedalam KMS atau buku bantu setiap bulan.
3) Merekap KMS seluruh balita umur 0 sampai 6 bulan kedalam register posyandu
setiap bulan Februari dan Agustus.
4) Merekap jumlah bayi dan kategori pemberian ASI (ASI Eksklusif/Tidak ASI
Ekskusif) berdasarkan kelompok umur 0 sampai 5 bulan
g. Sumber Data
Laporan Rutin
h. Waktu Pelaporan
Setiap bulan Februari dan Agustus
Dilaporkan setiap Bul
i. Pedoman yang dipakai
1) PP 33 tahun 2012 tentang ASI
2) Pedoman Pemberian Makan Bayi dan Anak
Standard sarana/Fasilitas : Pita LiLA atau metline LiLA yang menjadi bagian dari
Antropometri Kit
Standar tenaga : Mampu melakukan pengukuran LiLA
d. Tempat Pelaksanaan
Puskesmas atau fasilitas pelayanan kesehatan
e. Waktu Pelaksanaan
Pemeriksaan LiLA dilaksanakan pada saat pemeriksaan kehamilan (K1, K2, K3 atau
K4)
g. Sumber Data
Laporan Rutin atau survei status gizi Indonesia (Balitbangkes)
h. Waktu Pelaporan
Pedoman Penjelasan Indikator Program Kesmas dalam RPJMN dan Renstra Tahun 2020-2024 36
Dilaporkan setiap bBulan
c. Pelaksana Kegiatan
Dilaksanakan oleh tenaga gizi atau bidan
d. Tempat Pelaksanaan
Wilayah kerja Puskesmas seperti di Posyandu atau fasilitas pelayanan kesehatan
e. Waktu Pelaksanaan
Pedoman Penjelasan Indikator Program Kesmas dalam RPJMN dan Renstra Tahun 2020-2024 37
Pemantauan pertumbuhan dilakukan setiap bulan sehingga entry data dan analisis
dapat dilakukan setiap bulan. Namun untuk upload rencana kegiatan dilakukan setiap
triwulan.
g. Waktu Pelaporan
Setiap bulan
h. Sumber data
Laporan rutin
e. Waktu Pelaksanaan
Pelayanan dilaksanakan dalam waktu satu tahun
Pedoman Penjelasan Indikator Program Kesmas dalam RPJMN dan Renstra Tahun 2020-2024 38
f. Pencatatan dan pelaporan
Petugas yang melayani mencatatkan hasil pelayanan pada Buku KIA dan pencatatan di
Puskesmas/ Fasyankes/ Posyandu/ BKB/ Paud/ TK/ RA/ Panti/ LKSA. Hasil pelayanan di
wilayah kerja Puskesmas direkap dalam register kohort bayi dan balita. Selanjutnya
Puskesmas melaporkan ke pengelola Sistem Informasi Puskesmas (SIP) dan Dinas
Kesehatan Kabupaten/kota memasukan dalam aplikasi komunikasi data program
kesmas.
g. Waktu Pelaporan
Dilaporkan setiap bulan
h. Sumber Data
Laporan rutin
Definisi Operasional Adi kab/kota lokus stunting menurut Umur (BB/U) dengan z-score
kurang dari -2 SD dan tidak termasuk kategori wastingtaburia.
c. .............................................Balita mendapat gizi mikro adalah balita usia 6 – 23 bulan dengan kategori b
kurang (underweight) berdasarkan indeks Berat Badan menurut Umur (BB/U) dengan z-
score kurang dari -2 SD dan tidak termasuk kategori wasting
d. Standart Prosedur :
e. Panduan manajemen pemberian Taburia
f. Standard sarana/Fasilitas :
g. Taburia
h. Standar tenaga :
i. Tenaga gizi puskesmas
j. Pelaksana Kegiatan
Dilaksanakan oleh tenaga pelaksana gizikesehatan atau kader
k. Tempat Pelaksaaan
Wilayah kerja Puskesmas seperti di Posyandu dan fasilitas pendidikan anak usia dini
l. Waktu Pelaksanaan
Pemberian Ttaburia diberikan kepada balita yang ditemukan dengan berat badan
kurang dari hasil pemantauan pertumbuhan setiap bulan
Pedoman Penjelasan Indikator Program Kesmas dalam RPJMN dan Renstra Tahun 2020-2024 39
1) Penimbangan dan pengukuran dilakukan pada saat kegiatan Pemantauan
Pertumbuhan setiap bulan yang dilakukan pada seluruh sasaran balita di wilayah
kerja Puskesmas seperti di Posyandu dan fasilitas pendidikan anak usia dini.
2) Laporan hasil penimbangan dan pengukuran dicatat dan di entry ke dalam ePPGBM
oleh Puskesmas. Kategori status gizi dapat dihitung secara otomatis oleh sistem
aplikasi tersebut.
3) Validasi dilakukan pada balita yang diketahui bermasalah gizi oleh puskesmas
4) Balita dengan berat badan kurang diberikan taburia
n. Sumber Data
Laporan rutin
o. Waktu Pelaporan
Setiap bulan
Terciptanya kondisi Kabupaten Kota yang bersih, aman, nyaman dan sehat untuk dihuni
penduduk.
d. Output
e. Kabupaten/Kota yang menyelenggarakan tatanan Kabupaten/Kota Sehat
f. Pelaksana Kegiatan
1) Penanggungjawab di Tingkat Kabupaten/Kota adalah Ketua Tim Pembina KKS dan
Ketua Forum KKS
2) Penanggungjawab di Tingkat kecamatan adalah Ketua Forum Komunikasi KKS
Pedoman Penjelasan Indikator Program Kesmas dalam RPJMN dan Renstra Tahun 2020-2024 40
3) Penanggungjawab di tingkat desa/kelurahan adalah Ketua POKJA KKS.
g. Tempat Pelaksaaan
Kabupaten/Kota
h. Waktu Pelaksanaan
Dilaksanakan dalam waktu 1 tahun
j. Sumber Data
Laporan rutin
k. Waktu Pelaporan
Dilaporkan setiap bulan
c. Definisi Operasional
Desa/kelurahan yang seluruh penduduknya tidak lagi melakukan praktek buang air
besar sembarangan dibuktikan melalui proses verifikasi. Verifikasi adalah kegiatan
untuk memastikan perubahan perilaku di masyarakat dalam menerapkan pilar-pilar
STBM.
Kriteria Desa/Kelurahan SBS (Stop Buang Air Besar Sembarangan) adalah:
4) Semua masyarakat telah Buang Air Besar hanya di jamban yang aman dan layak
dan membuang tinja/kotoran bayi hanya ke jamban yang aman dan layak.
5) Tidak terlihat tinja manusia di lingkungan sekitar.
6) Ada mekanisme pemantauan umum yang dibuat masyarakat untuk mencapai
100% KK mempunyai jamban layak dan aman.
d. Pelaksana Kegiatan
Pelaku verifikasi atau yang disebut dengan tim verifikasi disesuaikan dengan kebutuhan
pada tingkatan mana verifikasi dilakukan.
Pedoman Penjelasan Indikator Program Kesmas dalam RPJMN dan Renstra Tahun 2020-2024 41
1) DUSUN/RW
a) • Sanitarian Puskesmas
b) • PKK Desa/ Kelurahan
c) • Staff/Aparat Desa/ Kelurahan
d) • Tim dari dusun lain dalam satu desa
e) • Tim STBM Desa
2) DESA/KELURAHAN
a) • Sanitarian Puskesmas
b) • Promkes Puskesmas
c) • UPTD Kecamatan
d) • PKK Kecamatan
e) • Tim dari Desa/ Kelurahan lain dalam 1 (satu) Kecamatan
f) • Tim STBM kecamatan
3) KECAMATAN
a) • Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota
b) • POKJA Sanitasi/ AMPL
c) • PKK Kabupaten
d) • Organisasi yang bergerak di bidang kesehatan (Forum Kabupaten Kota
Sehat, jika ada)
e) • Tim dari Kecamatan lain
f) • Tim STBM Kabupaten
4) KABUPATEN / KOTA
a) • Dinas Kesehatan Provinsi
b) • Tim STBM Provinsi
c) • POKJA Sanitasi / AMPL Provinsi
d) • Perwakilan dari kabupaten lain
e) • Dinas di Provinsi yang terkait dengan Sarana Air Minum dan Sanitasi
f) • Tim STBM Provinsi
5) PROVINSI
a) • Tim STBM Nasional
b) • Direktorat Kesling Kemenkes
c) • Perwakilan dari Provinsi lain
d) • Mitra/swasta
e. Tempat Pelaksaaan
Desa/Kelurahan
f. Waktu Pelaksanaan
Dilaporkan setiap waktu setelah dilakukan verifikasi
h. Sumber Data
Laporan rutin E-Monev STBM
i. Waktu Pelaporan
Setiap bulanDilaporkan setiap waktu setelah dilakukan verifikasi
21. Persentase Sarana Air Minum yang Diawasi/Diperiksa Kualitas Air Minumnya sesuai
Standar
a. Rumus Perhitungan Indikator
Jumlah sarana air minum yang dilakukan pengawasan eksternal oleh Dinas
Kesehatan kab/kota dan KKP dalam satu tahun dibagi dengan jumlah sarana air
minum yang ada di kali 100%.
b. Definisi Operasional
Sarana air minum yang dilakukan tinjauan dokumen RPAM (Rencana Pengamanan Air
Minum), inspeksi kesehatan lingkungan dan diperiksa kualitas air minumnya oleh
Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota.
Maksud dari diawasi/diperiksa adalah Petugas kesehatan lingkungan melakukan
pengawasan eksternal melalui review dokumen RPAM, observasi lapangan (IKL), dan
uji kualitas air (laboratorium atau alat yang terkalibrasi). Hasil pengawasan eksternal
diinput dalam emonev PKAM.
Total sarana air minum yang masuk cakupan pengawasan adalah 81.921 sarana,
dengan rincian sebagai berikut :
1) PDAM Pemerintah : 411 PDAM (sumber : data perpamsi)
2) PDAM swasta : 17 PDAM
3) KPSPAM Pamsimas : 24.833 sarana (sumber : data KPSPAM Pamsimas)
4) KPSPAM Non Pamsimas : 6.898 sarana
5) Depot air minum : 49.713 Depot (sumber : emonev HSP)
6) KKP (kantor Kesehatan Pelabuhan) : 49
1)
d. Pelaksana Kegiatan
Dinas kesehatan kab/kota, Sanitarian, KKP
e. Tempat Pelaksaaan
Sarana air minum dan penyelenggara air minumm
f. Waktu Pelaksanaan
Pelayanan dilaksanakan dalam waktu 1 tahun
h. Waktu Pelaporan
Pedoman Penjelasan Indikator Program Kesmas dalam RPJMN dan Renstra Tahun 2020-2024 43
Dilaporkan sampai dengan batas waktu 31 desember tahun pelaksanaan Satu kali
setahun
22.
23. Persentase Ibu Hamil Kurang Energi Kronis (KEK)
24. Rumus Perhitungan Indikator
25. Ibu hamil KEK dibagi jumlah ibu hamil yang periksa LiLA dikali 100%.
26. Definisi Operasional
27. Kehamilan adalah Proses pertumbuhan dan perkembangan janin intrauterine yang
dimulai sejak konsepsi sampai persalinan
28. Ibu hamil adalah ibu yang mengalami proses kehamilan
29. Kurang Energi Kronis (KEK) adalah kondisi sesorang menderita kekurangan energi protein
yang dapat diketahui melalui pengukuran lingkar lengan atas
30. Ibu hamil KEK adalah Ibu hamil dengan risiko KEK yang ditandai dengan ukuran Lingkar
Lengan Atas (LiLA) kurang dari 23,5 cm
31. Standart Prosedur
32. Pemeriksaan Kehamilan sesuai standar, Cara pengukuran LiLA
33. Standard sarana/Fasilitas
34. Pita LiLA atau metline LiLA yang menjadi bagian dari Antropometri Kit
35. Standar tenaga
36. Mampu melakukan pengukuran LiLA
37. Pelaksana Kegiatan
38. Dilaksanakan oleh tenaga kesehatan yang mampu melakukan pengukuran LiLA
39. Tempat Pelaksaaan
40. Puskesmas atau fasilitas pelayanan kesehatan
41. Waktu Pelaksanaan
42. Pemeriksaan LiLA dilaksanakan pada saat pemeriksaan kehamilan (K1, K2, K3 atau K4)
43. Pencatatan dan Pelaporan
44. Tenaga kesehatan yang melayani pemeriksaan kehamilan mencatat hasil pemeriksaan
LiLA kedalam kohort ibu
45. Data mengenai identitas dan hasil pengukuran ibu hamil dientry oleh tenaga kesehatan
kedalam sistem informasi ePPGBM.
46. Rekapitulasi di laporkan setiap bulan
47. Sumber Data
48. Laporan Rutin dan survei status gizi Indonesia (Balitbangkes)
49. Waktu Pelaporan
50. Dilaporkan setiap Bulan
51. Pedoman yang Dipakai
52. Pedoman Penanggulangan Kurang Energi Kronik (KEK) pada Ibu Hamil Tahun 2015
53. Pedoman Sistem Informasi Gizi Terpadu
54. Buku KIA
55. Pedoman ANC Terpadu
56. Petunjuk Teknis Surveilans Gizi
57.
58. JumlahPersentase Kabupaten/Kota yang Menerapkan Kebijakan Gerakan Masyarakat
Hidup Sehat
a. Rumus Perhitungan Indikator
b. Jumlah Kabupaten/Kota yang menerapkan kebijakan Gerakan Masyarakat Hidup
Sehat dibagi jumlah total Kabupaten/Kota, dikali 100%.
c. Definisi Operasional
Pedoman Penjelasan Indikator Program Kesmas dalam RPJMN dan Renstra Tahun 2020-2024 44
1) Memiliki kebijakan gerakan masyarakat hidup sehat dan atau kebijakan
berwawasan kesehatan.Memiliki kebijakan gerakan masyarakat hidup sehat sesuai
dengan Inpres No.1 Tahun 2017 (melaksanakan 5 kluster germas) dan atau
kebijakan berwawasan kesehatan adalah Kabupaten/Kota telah memiliki atau
menerbitkan kebijakan Germas dan atau kebijakan berwawasan kesehatan. Kebijakan
Gerakan Masyarakat Hidup ditetapkan oleh pemerintah daerah (bupati/walikota)
mencakup 5 klaster germas yaitu:
Memiliki kebijakan gerakan masyarakat hidup sehat dan atau kebijakan berwawasan
kesehatan adalah Kabupaten/Kota telah memiliki atau menerbitkan kebijakan
Germas dan atau kebijakan berwawasan kesehatan.
c. Pelaksana Kegiatan
Pelaksana kegiatan terdiri dari unsur lintas sektor (OPD), pendidikan (sekolah), UKBM
(Posyandu, Posbindu PTM, PosUKK, Pos Lansia, dll) dan atau mitra potensial (dunia
usaha, organisasi profesi, organisasi kemasyarakatan, organisasi kepemudaan, tokoh
Pedoman Penjelasan Indikator Program Kesmas dalam RPJMN dan Renstra Tahun 2020-2024 45
agama, tokoh masyarakat, LSM, dll), yang dimotori oleh Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota dan Bappeda.
d. Tempat Pelaksanaan
Kabupaten/Kota
e. Waktu Pelaksanaan
Kegiatan dilaksanakan dalam kurun waktu 1 tahun
g. Sumber Data
Laporan Rutin
h. Waktu Pelaporan
Dilaporkan setiap 3 (tiga) bulanan
c. Pelaksana Kegiatan
Pelaksana kegiatan terdiri dari unsur Kementerian/Lembaga, Lintas Program di
Kementerian Kesehatan yang dimotori oleh Direktorat Promosi Kesehatan dan
Pemberdayaan Masyarakat.
d. Tempat Pelaksanaan
Pemerintah Pusat
e. Waktu Pelaksanaan
Kegiatan dilaksanakan dalam kurun waktu 1 tahun
g. Sumber Data
Data monitoring dan evaluasi ke Kementerian/Lembaga
h. Waktu Pelaporan
Pedoman Penjelasan Indikator Program Kesmas dalam RPJMN dan Renstra Tahun 2020-2024 46
Dilaporkan setiap 3 (tiga) Bulanan
c. Pelaksana Kegiatan
Dilaksanakan oleh pengelola promkes, pemangku kepentingan terkait dan kader
d. Tempat Pelaksaaan
Dilaksanakan di Posyandu dan Puskesmas /Fasyankes
e. Waktu Pelaksanaan
Pelayanan dilaksanakan setiap hari buka Posyandu dan setiap ada sasaran Posyandu
yang mendapatkan pelayanan KIA, Gizi, KB dan imunisasi di Puskesmas/Fasyankes
Pedoman Penjelasan Indikator Program Kesmas dalam RPJMN dan Renstra Tahun 2020-2024 47
g. Sumber Data
Pencatatan rutin kader Posyandu dan pelaporan rutin Puskesmas
h. Waktu Pelaporan
Pencatatan kader diambil setiap Bulan oleh petugas Puskesmas dilaporkan setiap bulan
ke petugas kabupaten/kota. Menurut Permendagri 54 tahun 2007 pelaporan dari
kabupaten/kota ke provinsi, minimal 4 (empat) bulan sekali dan pelaporan dari provinsi
ke Pusat, minimal 6 (enam) bulan sekali disampaikan kepada Direktur Jenderal
Pemerintah Desa, Kementerian Dalam Negeri.
c. Pelaksana Kegiatan
Dilaksanakan oleh pengelola program promkes, pemangku kepentingan terkait dan
kader
d. Tempat Pelaksaaan
Dilaksanakan di Kabupaten/Kota, Puskesmas/Fasyankes dan Posyandu
e. Waktu Pelaksanaan
Pembinaan dilaksanakan sepanjang tahun sesuai penjadwalan yang disepakatiti oleh
kabupaten/kota
g. Sumber Data
Pedoman Penjelasan Indikator Program Kesmas dalam RPJMN dan Renstra Tahun 2020-2024 48
Laporan rutin puskesmas dan posyandu serta laporan Pokjanal kabupaten/kota
h. Waktu Pelaporan
Pencatatan kader diambil setiap Bulan oleh petugas Puskesmas dilaporkan setiap bulan
ke petugas kabupaten/kota. Menurut Permendagri 54 tahun 2007 pelaporan dari
kabupaten/kota ke provinsi, minimal 4 (empat) bulan sekali dan pelaporan dari provinsi
ke Pusat, minimal 6 (enam) bulan sekali disampaikan kepada Direktur Jenderal
Pemerintah Desa, Kementerian Dalam Negeri.
c. Pelaksana Kegiatan
d. Tempat Pelaksaaan
e. Waktu Pelaksanaan
f. Pencatatan dan Pelaporan
g. Sumber Data
h. Waktu Pelaporan
i. Pedoman yang Dipakai
Pedoman Penjelasan Indikator Program Kesmas dalam RPJMN dan Renstra Tahun 2020-2024 49
a) Pelaksanaan K3 internal di Puskesmas (identifikasi faktor risiko, penggunaan
APD, APAR, pengukuran kebugaran jasmani bagi petugas)
b) Deteksi dini PM/ PTM/PAK pada pekerja puskesmas
c) Pemberdayaan dan pembinaan pekerja terutama pekerja informal (POS UKK)
d) Tersedianya surat keputusan (SK) atau surat edaran (SE) yang mendukung
pelaksanaan upaya kesehatan di tempat kerja. Adanya SK/SE, pedoman/Juknis
yang ditetapkan oleh pemerintah daerah yang mendukung pelaksanaan
program kesehatan di tempat kerja.
e) Pembinaan kesehatan kerja di sektor formal
Pembinaan kesehatan kerja di sektor formal adalah kegiatan pembinaan
kesahatan kerja dengan melakukan kegiatan advokasi sosialisasi, koordinasi
dan pelaksanaan program kesehatan kerja seperti:
GP2SP
K3 Perkantoran
Pekerja Sehat Produktif
K3 Fasyankes
b. Rumus Perhitungan Indikator
Jumlah kumulatif kabupaten/kota yang melaksanakan kesehatan kerja dalam kurun
waktu 1 tahun
c. Pelaksana Kegiatan
1) Tingkat Puskesmas adalah : Dilaksanakan oleh pengelola kesehatan kerja dan atau
tim kesehatan kerja atau petugas lain di Puskesmas.
2) Tingkat Dinas Kesehatan adalah : Dilaksanakan oleh pengelola kesehatan kerja dan
atau tim kesehatan kerja atau petugas lain di Dinas Kesehatan.
d. Tempat Pelaksaaan
Dalam Gedung Puskesmas, Dinas Kesehatan, dan tempat kerja diwilayah kerja
puskesmas (Pos UKK dan perkantoran di tingkat kecamatan) dan Dinas Kesehatan (OPD,
Perusahaan dan Fasyankes tingkat kabupaten/kota).
e. Waktu Pelaksanaan
Pelaksanaan kegiatan dilakukan setiap waktu dan dilaporkan secara berkala setiap
bulan.sesuai dengan perencanaan kegiatan
g. Waktu Pelaporan
Setiap tiga bulan sekaliDilaporkan setiap Bulan
Pedoman Penjelasan Indikator Program Kesmas dalam RPJMN dan Renstra Tahun 2020-2024 50
1) Minimal 60% Puskesmas di wilayah kerjanya melaksanakan kesehatan
olahraga.
Puskesmas yang melaksanakan kesehatan olahraga adalah Puskesmas yang
melaskanakan kegiatan :
a) Peregangan minimal 1 kali sehari.
b) Senam bersama minimal setiap 1 minggu sekali, dan
c) Pengukuran kebugaran pada anak sekolah dan jamaah haji
d) Pembinaan kelompok olahraga pada masyarakat Ibu hamil, Lansia,
kelompok olahraga masyarkat
2) Pengukuran kebugaran jasmani pekerja di tingkat kabupaten/kota
Pengukuran kebugaran jasmani pekerja di tingkat kabupaten/kota adalah
kegiatan pengukuran kebugaran jasmani pada pekerja di tingkat
kabupaten/kota yang pelaksanaannya dapat dilakukan oleh Dinas Kesehatan,
OPD, Fasyankes, temapat kerja, dan lainnya ditatanan kabupaten/kota.
3) Pelaksana Kegiatan
a) Tingkat Puskesmas : Dilaksanakan oleh pengelola kesehatan kerja dan atau
tim kesehatan olahraga atau petugas lain yang ditunjuk di Puskesmas.
b) Tingkat DInas Kesehatan : Dilaksanakan oleh pengelola kesehatan olahraga
dan atau tim kesehatan olarhaga atau petugas lain yang dituntuk di Dinas
Kesehatan.
4) Tempat Pelaksaaan
Dinas Kesehatan, Puskesmas dan tempat kerja diwilayah kerja Puskesmas.
5) Waktu Pelaksanaan
Pelaksanaan kegiatan dilakukan setiap waktu dan dilaporkan secara berkala
setiap bulan.
6) Pencatatan dan Pelaporan
Petugas yang melaksanakan kegiatan mencatatkan dan melaporkan ke
pengelola Sisitem Informasi Puskesmas (SIP) untuk Kabupaten/kota memasukan
dalam aplikasi komunikasi data program kesmas (Komdat Kesmas) dan Sistem
Informasi Terpadu Kesehatan Kerja dan Olahraga (SITKO).
7) Waktu Pelaporan
Dilaporkan setiap Bulan
8) Pedoman yang Dipakai
1) Pedoman Implementasi GP2SP
2) Pedoman Implentasi Pos UKK
3) Pedoman K3 Fasyankes
4) Pedoman K3RS
5) Pedoman K3 Perkantoran
Pedoman Penjelasan Indikator Program Kesmas dalam RPJMN dan Renstra Tahun 2020-2024 51
c) Kabupaten/kota mengembangkan Program Perawatan Jangka Panjang bagi
Lansia, adalah kabupaten/ kota telah mulai melaksanakan Program Perawatan
Jangka Panjang bagi Lansia di minimal 10% puskesmas dalam bentuk kegiatan
orientasi Program Perawatan Jangka Panjang bagi Lansia dan panduan praktis bagi
caregiver informal
APAKAH SUDAH TERTULIS DI PEDOMAN ACUAN??? JIKA YA, TIDAK PERLU
DIPINDAHKAN KESINI.
2) Rumus penghitungan indikator
Jumlah Kabupaten/kota yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan lanjut usia
(lansia) dibagi jumlah seluruh kabupaten/kota di kali 100% dalam kurun waktu 1 tahun
3) Pelaksana kegiatan
Kabupaten/Kota (Penanggung jawab Program Kesehatan Lansia Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota, Petugas kesehatan atau tim yang terlatih/memahami pelayanan
kesehatan lansia di Puskesmas, dan kader posyandu lansia)
4) Tempat pelaksanaan
Puskesmas dan Posyandu Lansia di wilayah kabupaten/kota
5) Waktu Pelaksanaan
Pelayanan dilaksanakan dalam waktu satu tahun
Pelaksanaan kegiatan dilakukan dalam kurun waktu RPJMN dan RENSTRA (Tahun 2020-
2024)
7) Waktu Pelaporan
Dilaporkan setiap bulan
8) Sumber Data
Laporan rutin
Pedoman Penjelasan Indikator Program Kesmas dalam RPJMN dan Renstra Tahun 2020-2024 52
a. Rumus Perhitungan Indikator
Jumlah Kabupaten/kota yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan lansia
dibagi jumlah seluruh kabupaten/kota dikali 100% dalam kurun waktu 1
tahun
b. Definisi Operasional
Kriteria kabupaten/kota yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan lanjut
usia adalah:
1) Minimal 50% desa di wilayah kerja Puskesmas memiliki minimal 1
Posyandu Lansia
65. Jumlah Fasyankes yang Memiliki laksanakan Pengelolaan Limbah Medis sesuai Standar
a. Definisi Operasional
a) Fasyankes yang memiliki pengelolaan limbah medis sesuai standar adalah fasyankes
yang telah melakukan pengurangan, pemilahan, pewadahan, pengangkutan,
penyimpanan dan pengolahan akhir baik secara mandiri dengan fasilitas yang
memenuhi syarat dan atau bekerjasama dengan pihak pengelola limbah (pihak ke-3)
yang memiliki izin.
b) Standar Prosedur pelaksanan pengelolaan limbah medis yang dilaksanakan sesuai
standar mengacu ke Permen KLHK No.P56/2015 tentang Tata Cara dan Persyaratan
Teknis Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun dari Fasilitas Pelayanan
Kesehatan dan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 7/2019 tentang Kesehatan
Lingkungan Rumah Sakit dan mempunyai tenaga yang memahami pengelolaan
limbah medis di fasyankes.
c. Pelaksana Kegiatan
Pedoman Penjelasan Indikator Program Kesmas dalam RPJMN dan Renstra Tahun 2020-2024 53
Penanggung jawab kesehatan lingkungan berkoordinasi dengan tenaga kesehatan
lainnya di fasyankes.
d. Tempat Pelaksanaan
Rumah Sakit dan Puskesmas
e. Waktu Pelaksanaan
Pelayanan dilaksanakan pengawasan pengelolaan limbah medis dilakukan setiap hari
g. Waktu Pelaporan
Setiap tiga bulan sekali
Pedoman Penjelasan Indikator Program Kesmas dalam RPJMN dan Renstra Tahun 2020-2024 54
Jumlah kumulatif Fasyankes (RS dan Puskesmas) yang telah melaksanakan
pengelolaan limbah medis sesuai standar.
Jumlah RS di Indonesia: 2.840
Jumlah Puskesmas: 10.060
Denominatornya yaitu seluruh RS (pemerintah & swasta) dan puskesmas yang
terdaftar dan perhitungannya absolut.
j. Definisi Operasional
Fasyankes yang melaksanakan sesuai standar adalah Fasyankes yang
melaksanakan pengelolaan limbah medis yaitu fasyankes yang telah
melaksanakan pengurangan, pemilahan, pewadahan, pengangkutan,
penyimpanan dan pengolahan akhir, baik secara mandiri dan mempunyai fasilitas
pengelolaan limbah medis yang memenuhi syarat dan atau bekerjasama dengan
pihak pengelola limbah medis (pihak ke-3) yang memiliki izin.
Standar Prosedur pelaksanan pengelolaan limbah medis yang dilaksanakan
sesuai standar mengacu ke Permen KLHK No. P56/2015 tentang Tata Cara dan
Persyaratan Teknis Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun dari
Fasilitas Pelayanan Kesehatan dan PMK No.7/ 2019 tentang Kesehatan
Lingkungan Rumah Sakit, dan mempunyai Standard sarana/ Fasilitas dan Standar
tenaga : Bidang KeslingTujuan
Terlaksananya pengelolaan limbah medis di Rumah Sakit dan Puskesmas sesuai
standar sehingga tidak menimbulkan risiko bagi petugas dan masyarakat dan
menghindarkan dampak bagi lingkungan.
Tujuan: Terlaksananya pengelolaan limbah medis di Rumah Sakit dan Puskesmas
sesuai standar sehingga tidak menimbulkan risiko bagi petugas dan masyarakat
dan menghindarkan dampak bagi lingkungan.
k. Pelaksana Kegiatan
Pengelolaan limbah meliputi: pengurangan, pemilahan, pewadahan,
pengangkutan dan pengolahan limbah medis.
1) Pengurangan limbah medis di semua bagian di Fasyankes
a) Menghindari penggunaan material yang mengandung B3 apabila terdapat
pilihan yang lain;
b) House keeping yang baik setiap bahan atau material yang berpotensi
menimbulkan gangguan kesehatan dan/atau pencemaran terhadap
lingkungan;
c) Pemisahan aliran limbah (waste stream) menurut jenis, kelompok,
dan/atau karakteristik limbah;
d) Menghindari terjadinya penumpukan dan kedaluwarsa; dan
e) Melakukan pencegahan dan perawatan berkala terhadap peralatan sesuai
jadwal.
2) Pemilahan dan pewadahan
Pemilahan dilakukan mulai dari sumber oleh penghasil limbah (misal:
perawat). Di setiap sumber/ruangan ditempatkan wadah yang sesuai dengan
limbah yang dihasilkan.
Jenis limbah medis limbah infeksius, imbah patologi, limbah benda tajam,
limbah farmasi, limbah sitotoksis, limbah kimiawi, limbah radioaktif, limbah
kontainer bertekanan, dan limbah dengan kandungan logam berat yang tinggi.
a) Wadah dinamai sesuai kategori/ kelompok limbah dan diberikan kantong
plastik sesuai warna.
b) Jarum suntik bisa disediakan safety box di tempat dilakukan tindakan.
Setelah menyuntik, suntik langsung dimasukan ke dalam safety box tanpa
menutup kembali.
c) Jarum suntik juga bisa menggunakan needle cutter atau needle destroyer
untuk memisahkan siringe dengan spoitnya.
Jenis wadah yang dipakai: drum baja, drum plastic, tangki, tong, wadah
fleksibel.
3) Pengangkutan
a) Pengangkutan Internal
Pengangkutan Internal dilakukan dengan cara:
Pedoman Penjelasan Indikator Program Kesmas dalam RPJMN dan Renstra Tahun 2020-2024 55
Pengumpulan limbah minimum setiap hari atau sesuai kebutuhan.
Setelah limbah diambil dari sumbernya. Harus segera dilakukan
pengantian kantong/wadah.
Limbah diangkut sebelum penuh (3/4 dari volume limbah)
Tidak dianjurkan pelakukan pemadatan/ penekanan pada saat
pengumpulan limbah untuk menghindari risiko tertusuk
Kantong limbah tidak boleh diikat model “telinga kelinci” atau
menggunakan selotipe/sejenisnya.
b) Pengangkutan eksternal
Pengangkutan dilakukan oleh jasa transporter yang berizin.
Pengangkutan yang dilakukan oleh penghasil limbah bisa menggunakan
kendaraan roda 3, sesuai ketentuan yang berlaku.
Untuk pengangkutan dilakukan dari penghasil ke Depo atau dari penghasil
ke Perusahan pengolah limbah medis yang berizin yang dikontak unruk
mengolah limbah medis fasyankes tersebut dengan melakukan kerjasama
(MOU secara tripartite antara penghasol, jasa pengangkutan, dan
perusahaan pengolah limbah medis yang berizin).
4) Penyimpanan
Penyimpanan Sementara dilakukan dengan cara antara lain:
a) menyimpan Limbah B3 di fasilitas Penyimpanan Limbah B3;
b) menyimpan Limbah B3 menggunakan wadah Limbah B3 sesuai kelompok
Limbah B3;
c) penggunaan warna pada setiap kemasan dan/atau wadah Limbah sesuai
karakteristik Limbah B3; dan pemberian simbol dan label Limbah B3 pada
setiap kemasan dan/atau wadah Limbah B3 sesuai karakteristik Limbah B3
d) Untuk limbah dengan karakteristik infeksius; benda tajam; dan patologis;
disimpan di tempat Penyimpanan Limbah B3 sebelum dilakukan
Pengangkutan Limbah B3, Pengolahan Limbah B3, dan/atau Penimbunan
Limbah B3 paling lama :
7 hari, pada suhu 3-8OC
90 (sembilan puluh) hari, pada temperatur sama dengan atau lebih kecil
dari 0°C (nol derajat celsius), sejak Limbah B3 dihasilkan.
Penyimpanan Limbah B3 sebelum dilakukan Pengangkutan Limbah B3,
Pengolahan Limbah B3, dan/atau Penimbunan Limbah B3 paling lama:
90 (sembilan puluh) hari, untuk Limbah B3 yang dihasilkan sebesar 50 kg
(lima puluh kilogram) per hari atau lebih; atau
180 (seratus delapan puluh) hari, untuk Limbah B3 yang dihasilkan
kurang dari 50 kg (lima puluh kilogram) per hari untuk Limbah B3
kategori 1,sejak Limbah B3 dihasilkan.
l. Tempat Pelaksaaan
Rumah Sakit dan Puskesmas
m. Waktu Pelaksanaan
Pelayanan dilaksanakan pengawasan pengelolaan limbah medis dilakukan setiap
hari oleh Fasyankes.
n. Pencatatan dan Pelaporan
Petugas yang melayani mencatatkan dalam pelaporan E Monev Limbah Medis
oleh fasyankes dan kabupaten/kota melalui aplikasi daring (online).
o. Waktu Pelaporan
Dilaporkan setiap 3 (enam) bulan sekali
p. Pedoman yang Dipakai
1) PermenLHK No.P56/2015 tentang Tata Cara Pengelolaan Limbah Bahan
berbahaya dan Beracun di Fasyankes
2) PMK No.7/2019 tentang Standard an Persyaratan Kesehatan Lingkungan
Rumah Sakit
3) Permenkes No.1428/2006 tentang Penyelenggaraan Kesehatan Lingkungan di
Puskesmas
Pedoman Penjelasan Indikator Program Kesmas dalam RPJMN dan Renstra Tahun 2020-2024 56
4) Permenkes No. 27/ 2019 tentang Perubahan Kedua atas Permenkes
No.46/2015 tentang Akreditasi Puskesmas, Klinik Pratama, Tempat Praktek
Mandiri Dokter dan Tempat Praktek Mandiri Dokter Gigi
5) E-monev Limbah Fasyankes
BAB IV
INDIKATOR PROGRAM KESEHATAN MASYARAKAT
PADA RENSTRA KEMENTERIAN KESEHATAN TAHUN 2020-2024
i.
ii. INDIKATOR KINERJA PROGRAM
1. Persentase Ibu Hamil Kurang Energi Kronis (KEK)
a. Definisi Operasional
1) Kurang Energi Kronis (KEK) adalah kondisi seseorang menderita kekurangan
energi protein yang dapat diketahui melalui pengukuran lingkar lengan atas
2) Ibu hamil KEK adalah Ibu hamil dengan risiko KEK yang ditandai dengan
ukuran Lingkar Lengan Atas (LiLA) kurang dari 23,5 cm
Standar Prosedur
Pemeriksaan Kehamilan sesuai standar, Cara pengukuran LiLA
Standar sarana/Fasilitas
Pita LiLA atau metline LiLA yang menjadi bagian dari Antropometri Kit
Standar tenaga
Mampu melakukan pengukuran LILA
c. Pelaksana Kegiatan
Dilaksanakan oleh tenaga kesehatan yang mampu melakukan pengukuran LILA
d. Tempat Pelaksanaan
Puskesmas atau fasilitas pelayanan kesehatan
e. Waktu Pelaksanaan
Pemeriksaan LiLA dilaksanakan pada saat pemeriksaan kehamilan (K1, K2, K3 atau
K4)
g. Sumber Data
Laporan Rutin dan/atau survei status gizi Indonesia (Balitbangkes)
h. Waktu Pelaporan
Dilaporkan setiap Bulan
i. Pedoman Rujukan
1) Pedoman Penanggulangan Kurang Energi Kronik (KEK) pada Ibu Hamil Tahun
2015
2) Pedoman Sistem Informasi Gizi Terpadu
3) Buku KIA
4) Pedoman ANC Terpadu
5) Petunjuk Teknis Surveilans Gizi
c. Pelaksana Kegiatan
Dokter, Bidan, Perawat (mengacu pada SPM)
d. Tempat Pelaksanaan
Dilaksanakan di Fasilitas Pelayanan Kesehatan (puskesmas, klinik, rumah sakit,
tempat praktek mandiri bidan)
e. Waktu Pelaksanaan
Pelayanan dilaksanakan setiap ada ibu bersalin ke Fasyankes
g. Waktu Pelaporan
Pedoman Penjelasan Indikator Program Kesmas dalam RPJMN dan Renstra Tahun 2020-2024 58
Setiap bulan
h. Sumber data
Laporan rutin
Pedoman Penjelasan Indikator Program Kesmas dalam RPJMN dan Renstra Tahun 2020-2024 59
c. Pelaksana Kegiatan
Pelaksana kegiatan terdiri dari unsur lintas sektor (OPD), pendidikan (sekolah), UKBM
(Posyandu, Posbindu PTM, PosUKK, Pos Lansia, dll) dan atau mitra potensial (dunia
usaha, organisasi profesi, organisasi kemasyarakatan, organisasi kepemudaan, tokoh
agama, tokoh masyarakat, LSM, dll), yang dimotori oleh Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota dan Bappeda.
d. Tempat Pelaksaaan
Kabupaten/Kota
e. Waktu Pelaksanaan
Kegiatan dilaksanakan dalam kurun waktu 1 tahun
g. Sumber Data
Laporan Rutin
h. Waktu Pelaporan
Dilaporkan setiap 3 (tiga) bulan
c. Pelaksana Kegiatan
Pelaku verifikasi atau yang disebut dengan tim verifikasi disesuaikan dengan
kebutuhan pada tingkatan mana verifikasi dilakukan.
1)DUSUN/RW
a) Sanitarian Puskesmas
b) PKK Desa/ Kelurahan
c) Staff/Aparat Desa/ Kelurahan
d) Tim dari dusun lain dalam satu desa
Pedoman Penjelasan Indikator Program Kesmas dalam RPJMN dan Renstra Tahun 2020-2024 60
e) Tim STBM Desa
2)DESA/KELURAHAN
a) Sanitarian Puskesmas
b) Promkes Puskesmas
c) UPTD Kecamatan
d) PKK Kecamatan
e) Tim dari Desa/ Kelurahan lain dalam 1 (satu) Kecamatan
f) Tim STBM kecamatan
3)KECAMATAN
a) Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota
b) POKJA Sanitasi/ AMPL
c) PKK Kabupaten
d) Organisasi yang bergerak di bidang kesehatan (Forum Kabupaten Kota Sehat,
jika ada)
e) Tim dari Kecamatan lain
f) Tim STBM Kabupaten
4)KABUPATEN / KOTA
a) Dinas Kesehatan Provinsi
b) Tim STBM Provinsi
c) POKJA Sanitasi / AMPL Provinsi
d) Perwakilan dari kabupaten lain
e) Dinas di Provinsi yang terkait dengan Sarana Air Minum dan Sanitasi
f) Tim STBM Provinsi
5)PROVINSI
a) Tim STBM Nasional
b) Direktorat Kesling Kemenkes
c) Perwakilan dari Provinsi lain
d) Mitra/swasta
d. Tempat Pelaksaaan
Desa/Kelurahan
e. Waktu Pelaksanaan
Sepanjang tahun monitoring dengan indikator perubahan adalah sampai dengan KK
sudah berubah perilaku tidak membuang air besar sembarangan dengan informasi
ketersediaan akses sanitasinya.
g. Waktu Pelaporan
Dilaporkan setiap waktu setelah dilakukan verifikasi
h. Sumber Data
Laporan rutin
Pedoman Penjelasan Indikator Program Kesmas dalam RPJMN dan Renstra Tahun 2020-2024 61
iii. INDIKATOR KINERJA KEGIATAN
1. Pembinaan Gizi Masyarakat
a. Persentase Kabupaten/Kota yang Melaksanakan Surveilans Gizi
1) Definisi Operasional
a) Kabupaten atau kota adalah pembagian wilayah administratif di Indonesia
setelah provinsi, yang dipimpin oleh seorang bupati atau walikota. Kabupaten
dan kota memiliki wewenang yang sama
b) Surveilans gizi adalah kegiatan pengamatan yang sistematis dan terus
menerus terhadap masalah gizi masyarakat dan indikator pembinaan gizi,
melalu tahapan teknis pengumpulan data (assessment), pengolahan dan
analisis dan diseminasi informasi.
c) Kabupaten/kota yang melaksanakan surveilans gizi adalah kabupaten/kota
yang minimal 70% dari jumlah puskesmas melakukan kegiatan pengumpulan
data, pengolahan dan analisis data, serta diseminasi informasi
i. Pengumpulan data adalah puskesmas di wilayah kerja kabupaten/kota
melakukan entry data sasaran balita dan ibu hamil serta data pengukuran
melalui Sistem Informasi Gizi Terpadu, rerata setiap bulan mencapai
minimal 60% sasaran ibu hamil dan balita
ii. Pengolahan dan analisis data adalah puskesmas di wilayah kerja
kabupaten/kota melakukan konfirmasi dan identifikasi penyebab masalah
gizi pada seluruh balita gizi buruk
iii. Diseminasi informasi adalah puskesmas di wilayah kerja Kabupaten/Kota
melakukan penyusunan rencana kegiatan berdasarkan hasil surveilans gizi
dan diupload kedalam sistem setiap triwulan
Standar Prosedur
Pemantauan pertumbuhan dan pemeriksaan kehamilan
Standar sarana/Fasilitas
Alat antropometri, Aplikasi ePPGBM
Standar tenaga
1) Mampu melakukan pemantauan pertumbuhan (keterampilan
penggunaan alat, penggunaan aplikasi)
2) Mampu melakukan proses asuhan gizi untuk memberikan
respon/intervensi apabila ditemukan balita bermasalah gizi
3) Pelaksana Kegiatan
Dilaksanakan oleh tenaga gizi atau bidan
4) Tempat Pelaksanaan
Wilayah kerja Puskesmas seperti di Posyandu atau fasilitas pelayanan kesehatan
5) Waktu Pelaksanaan
Pemantauan pertumbuhan dilakukan setiap bulan sehingga entry data dan
analisis dapat dilakukan setiap bulan. Namun untuk upload rencana kegiatan
dilakukan setiap triwulan.
Pedoman Penjelasan Indikator Program Kesmas dalam RPJMN dan Renstra Tahun 2020-2024 62
b) Tenaga kesehatan yang melayani pemeriksaan kehamilan mencatat hasil
pemeriksaan LiLA kedalam kohort ibu
c) Laporan hasil penimbangan dan pengukuran serta data mengenai identitas
dan hasil pengukuran ibu hamil di entry ke dalam ePPGBM oleh Puskesmas.
Kategori status gizi dapat dihitung secara otomatis oleh sistem aplikasi
tersebut.
d) Validasi dilakukan pada balita dengan kategori gizi buruk oleh tenaga
kesehatan
7) Waktu Pelaporan
Setiap bulan
8) Sumber Data
Laporan rutin
9) Pedoman Rujukan
a) Pedoman Pemantauan Pertumbuhan
b) Buku Kader
c) Pedoman Sistem Informasi Gizi Terpadu
d) Buku KIA
e) Juknis Surveilans Gizi
f) Pedoman Surveilans gizi
3) Pelaksana Kegiatan
Pelaksanaan dilakukan oleh Tim asuhan gizi di puskesmas dengan supervisi oleh
Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota
4) Tempat Pelaksanaan
Puskesmas atau TFC
Pedoman Penjelasan Indikator Program Kesmas dalam RPJMN dan Renstra Tahun 2020-2024 63
5) Waktu Pelaksanaan
Tatalaksana gizi buruk dilakukan setiap waktu
7) Waktu Pelaporan
Setiap bulan
8) Sumber Data
Laporan rutin
9) Pedoman Rujukan
a) Pedoman Pencegahan dan Tatalaksana Gizi Buruk pada Balita
b) Modul Pelatihan Pencegahan dan Tatalaksana Gizi Buruk pada Balita
MASUKAN PI : Bbayi umur 0 bulan 1 hari sampai 5 bulan 29 hari yang hanya
mendapatkan ASI saja tanpa makanan atau cairan lain kecuali obat, vitamin dan
mineral.
3) Pelaksana Kegiatan
Tenaga pelaksana gizi dan bidan
4) Tempat Pelaksanaan
Posyandu
Posyandu, bagaimana dengan puskesmas???
5) Waktu Pelaksanaan
Dilaporkan setiap bulan Setiap bulan Februari dan Agustus
Pedoman Penjelasan Indikator Program Kesmas dalam RPJMN dan Renstra Tahun 2020-2024 64
d) Merekap jumlah bayi dan kategori pemberian ASI (ASI Eksklusif/Tidak ASI
Ekskusif) berdasarkan kelompok umur 0 sampai 5 bulan
7) Waktu Pelaporan
Setiap bulan Februari dan Agustus
8) Sumber Data
Laporan Rutin
Setiap bulan Februari dan Agustus
Dilaporkan setiap Bulan
Pedoman Penjelasan Indikator Program Kesmas dalam RPJMN dan Renstra Tahun 2020-2024 65
2) pengukuran tekanan darah;
3) pengukuran lingkar lengan atas (LiLA);
4) pengukuran tinggi puncak rahim (fundus uteri);
5) penentuan presentasi janin dan denyut jantung janin;
6) pemberian imunisasi sesuai dengan status imunisasi;
7) pemberian tablet tambah darah minimal 90 tablet;
8) tes laboratorium;
9) tata laksana/penanganan kasus; dan
10) temu wicara (konseling)
Pedoman Penjelasan Indikator Program Kesmas dalam RPJMN dan Renstra Tahun 2020-2024 66
hamil yang ada di wilayah tersebut pada kurun waktu yang sama x 100. Jika
cakupan minimal 85% maka memenuhi kriteria.
c) Jumlah puskesmas dengan tempat tidur mampu memberikan pelayanan
kegawatdaruratan maternal dan neonatal pada kurun waktu tertentu dibagi
jumlah seluruh puskesmas dengan tempat tidur mampu memberikan
pelayanan kegawatdaruratan maternal dan neonatal pada kurun waktu yang
sama x 100. Jika hasilnya 100%, maka memenuhi kriteria
d) Apabila Kabupaten/Kota memiliki minimal 1 Rumah Sakit mampu melakukan
penanganan kasus rujukan komplikasi dan kegawatdaruratan maternal dan
neonatal yang memiliki tenaga dengan kemampuan serta sarana dan prasarana
penunjang yang memadai untuk memberikan pelayanan pertolongan
kegawatdaruratan obstetrik dan neonatal komprehensif dalam 24 jam sehari
dan 7 hari seminggu, masuk dihitung memenuhi kriteria
e) Apabila Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota menyelenggarakan kajian Audit
Maternal Perinatal minimal 1 kali setiap 3 bulan, masuk dihitung memenuhi
kriteria
1. Jumlah Kab/Kota yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan ibu dan bayi baru
lahirKabupaten/kota yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan ibu dan bayi baru
lahir adalah :
f) Seluruh Puskesmas menyelenggarakan kelas ibu hamil minimal di 50%
desa/kelurahan
g) Cakupan K4 minimal 85% ibu hamil di suatu kabupaten/kota mendapatkan
pelayanan antenatal sebanyak 4 kali pada kurun waktu tertentu
h) Seluruh Puskesmas dengan tempat tidur mampu memberikan pelayanan
kegawatdaruratan maternal dan neonatal pada kurun waktu tertentu
i) Kabupaten/Kota memiliki minimal 1 Rumah Sakit mampu melakukan penanganan
kasus rujukan komplikasi dan kegawatdaruratan maternal dan neonatal
j) Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota menyelenggarakan AMP minimal 1 kali setiap 3
bulan
2. Kelas ibu hamil adalah kelompok belajar ibu-ibu hamil Dengan tujuan untuk
meningkatkan pengetahuan, merubah sikap dan perilaku ibu agar memahami
tentang kehamilan, perubahan tubuh dan keluhan selama kehamilan, perawatan
kehamilan, persalinan,, perawatan nifas, KB pasca persalinan, perawatan bayi baru
lahir, mitos / kepercayaan / adat istiadat setempat, penyakit menular seksual dan
akte kelahiran.Puskesmas dengan tempat tidur mampu memberikan pelayanan
kegawatdaruratan maternal dan neonatal adalah puskemas yang memiliki fasilitas atau
kemampuan untuk melakukan penanganan kegawatdaruratan obstetri dan neonatal dasar
serta termasuk dalam Puskemas yang harus siap 24 jam sehari dan 7 hari seminggu dengan
kriteria menolong persalinan, dapat dijangkau dengan waktu tempuh paling lama 2 jam ke
fasyankes rujukan (Rumah Sakit) dengan transportasi umum setempat dan minimal terdiri
dari 1 dokter, 1 bidan dan 1 orang perawat yang tinggal di sekitar lokasi Puskesmas.
Rumah Sakit mampu melakukan penanganan kasus rujukan komplikasi dan kegawatdaruratan maternal
dan neonatal adalah Rumah Sakit yang memiliki kemampuan serta fasilitas penanganan kasus rujukan
komplikasi dan kegawatdaruratan maternal dan neonatal siap 24 jam sehari dan 7 hari seminggu untuk
memberikan pelayanan terhadap ibu hamil, bersalin nifas dan bayi baru lahir dengan komplikasi baik
yang dating sendiri atau atas rujukan dari puskesmas dan puskesmas dengan tempat tidur mampu
memberikan pelayanan kegawatdaruratan maternal dan neonatal adalah puskemas yang memiliki
fasilitas atau kemampuan untuk melakukan penanganan kegawatdaruratan obstetri dan neonatal dasar
Pedoman Penjelasan Indikator Program Kesmas dalam RPJMN dan Renstra Tahun 2020-2024 67
Audit Maternal Perinatal (AMP) merupakan suatu kegiatan untuk menelusuri sebab kesakitan dan
kematian ibu dan perinatal oleh tim AMP dengan maksud mencegah kesakitan dan kematian di masa
yang akan datang.
3) Pelaksana Kegiatan:
Pelayanan diberikan oleh tenaga kesehatan di puskesmas, jejaring dan jaringannya, klinik
dan rumah sakit (dokter, bidan, perawat), dan Kader pada Pelaksanaan Kelas Bumil
4) Tempat Pelaksanaan
Dilaksanakan di Puskesmas, rumah sakit dan di masyarakat/ desa (Pelaksanaan
Kelas Bumil)
5) Waktu Pelaksanaan
Pelayanan dilaksanakan sesuai ketentuan yang berlaku
7) Waktu Pelaporan
Dilaporkan setiap Bulan
Pedoman Penjelasan Indikator Program Kesmas dalam RPJMN dan Renstra Tahun 2020-2024 68
C. Definisi Operasional :
3. Kabupaten/kota yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan ibu dan bayi baru
lahir adalah :
k) Seluruh Puskesmas menyelenggarakan kelas ibu hamil minimal di 50%
desa/kelurahan
l) Cakupan K4 minimal 85% ibu hamil di suatu kabupaten/kota mendapatkan
pelayanan antenatal sebanyak 4 kali pada kurun waktu tertentu
m) Seluruh Puskesmas dengan tempat tidur mampu memberikan pelayanan
kegawatdaruratan maternal dan neonatal pada kurun waktu tertentu
n) Kabupaten/Kota memiliki minimal 1 Rumah Sakit mampu melakukan
penanganan kasus rujukan komplikasi dan kegawatdaruratan maternal dan
neonatal
o) Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota menyelenggarakan AMP minimal 1 kali
setiap 3 bulan
4. Kelas ibu hamil adalah kelompok belajar ibu-ibu hamil dengan umur kehamilan
antara 4 minggu sampai dengan 36 minggu ( menjelang persalinan ) dengan jumlah
peserta maksimal 10 orang. Tujuannya adalah meningkatkan pengetahuan,
merubah sikap dan perilaku ibu agar memahami tentang kehamilan, perubahan
tubuh dan keluhan selama kehamilan, perawatan kehamilan, persalinan,
persalinan, perawatan nifas, KB pasca persalinan, perawatan bayi baru lahir, mitos
/ kepercayaan / adat istiadat setempat, penyakit menular seksual dan akte
kelahiran.
5. ibu hamil di suatu kabupaten/kota mendapatkan pelayanan antenatal sebanyak 4
kali selama periode kehamilan (K4) dengan ketentuan :
d) Satu kali pada trimester pertama
e) Satu kali pada trimester kedua
f) Dua kali pada trimester ketiga
pelayanan antenatal 4 kali dilakukan sesuai standar kualitas melalui 10 T antara
lain :
11) pengukuran berat badan;
12) pengukuran tekanan darah;
13) pengukuran lingkar lengan atas (LiLA);
14) pengukuran tinggi puncak rahim (fundus uteri);
15) penentuan presentasi janin dan denyut jantung janin;
16) pemberian imunisasi sesuai dengan status imunisasi;
17) pemberian tablet tambah darah minimal 90 tablet;
18) tes laboratorium;
19) tata laksana/penanganan kasus; dan
20) temu wicara (konseling)
6. Puskesmas dengan tempat tidur mampu memberikan pelayanan
kegawatdaruratan maternal dan neonatal adalah puskemas yang memiliki fasilitas
atau kemampuan untuk melakukan penanganan kegawatdaruratan obstetri dan
neonatal dasar serta termasuk dalam Puskemas yang harus siap 24 jam sehari dan
7 hari seminggu dengan kriteria menolong persalinan, dapat dijangkau dengan
waktu tempuh paling lama 2 jam ke fasyankes rujukan (Rumah Sakit) dengan
transportasi umum setempat dan minimal terdiri dari 1 dokter, 1 bidan dan 1
orang perawat yang tinggal di sekitar lokasi Puskesmas.
7. Rumah Sakit mampu melakukan penanganan kasus rujukan komplikasi dan
kegawatdaruratan maternal dan neonatal adalah Rumah Sakit yang memiliki
kemampuan serta fasilitas penanganan kasus rujukan komplikasi dan
Pedoman Penjelasan Indikator Program Kesmas dalam RPJMN dan Renstra Tahun 2020-2024 69
kegawatdaruratan maternal dan neonatal siap 24 jam sehari dan 7 hari seminggu
untuk memberikan pelayanan terhadap ibu hamil, bersalin nifas dan bayi baru
lahir dengan komplikasi baik yang dating sendiri atau atas rujukan dari puskesmas
dan puskesmas dengan tempat tidur mampu memberikan pelayanan
kegawatdaruratan maternal dan neonatal adalah puskemas yang memiliki fasilitas
atau kemampuan untuk melakukan penanganan kegawatdaruratan obstetri dan
neonatal dasar
8. Audit Maternal Perinatal (AMP) merupakan suatu kegiatan untuk menelusuri
sebab kesakitan dan kematian ibu dan perinatal oleh tim AMP dengan maksud
mencegah kesakitan dan kematian di masa yang akan datang.
D. Pelaksana Kegiatan:
Pelayanan diberikan oleh tenaga kesehatan di puskesmas dan rumah sakit (dokter,
bidan, perawat), bidan dan Kader pada Pelaksanaan Kelas Bumil
E. Tempat Pelaksanaan
Dilaksanakan di Puskesmas, rumah sakit dan di masyarakat/ desa (Pelaksanaan Kelas
Bumil)
F. Waktu Pelaksanaan
Pelayanan dilaksanakan setiap ada ibu bersalin ke Puskesmas dan Rumah Sakit
H. Waktu Pelaporan
Dilaporkan setiap Bulan
Pedoman Penjelasan Indikator Program Kesmas dalam RPJMN dan Renstra Tahun 2020-2024 70
3) Rumus Penghitungan Indikator
Jumlah Kabupaten/ kota yang seluruh Puskesmas di wilayah kerjanya melaksanakan
kelas ibu balita sedikitnya di 50% desa/ kelurahan, dan melaksanakan pendekatan
MTBS pada kunjungan balita sakit, dan melaksanakan SDIDTK untuk
menindaklanjuti rujukan balita dengan kemungkinan gangguan perkembangan.
4) Pelaksana Kegiatan
Dokter/Bidan/ Perawat/ Ahli Gizi/ Promkes yang terlatih MTBS /terkalakarya MTBS
dan terlatih/terorientasi SDIDTK
5) Tempat Pelaksanaan
Dilaksanakan di Puskesmas /Fasyankes/ Posyandu/ BKB/ Paud/ TK/ RA/ Panti/ LKSA
6) Waktu Pelaksanaan
Pelayanan dilaksanakan dalam waktu satu tahun
8) Sumber Data
Laporan rutin
9) Waktu Pelaporan
Setiap bulan
1) Definisi Operasional
Kriteria Kabupaten/Kota yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan usia sekolah
dan remaja adalah:
a) Minimal 40% Puskesmas mampu laksana Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja
(PKPR)
i. Puskesmas mampu laksana Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja (PKPR)
adalah puskesmas yang memiliki menyelenggarakan layanan konseling bagi
anak usia sekolah dan remaja (6 – 18 tahun), dan membina minimal 1
(satu) posyandu remaja di wilayah kerja puskesmas.
ii. Layanan konseling merupakan sesi diskusi antara anak usia sekolah dan
remaja dengan tenaga kesehatan secara individu atau kelompok untuk
memahami masalah kesehatan remaja yang sedang dialami.
Pedoman Penjelasan Indikator Program Kesmas dalam RPJMN dan Renstra Tahun 2020-2024 71
iii. Pembinaan posyandu remaja yang dimaksud adalah menghadirkan
petugas di posyandu remaja untuk melakukan pendampingan kader remaja
dalam penyelenggaraan posyandu remaja.
iv. Posyandu remaja merupakan salah satu bentuk Upaya Kesehatan
Bersumber Daya Masyarakat yang dikelola dan diselenggarakan dari, oleh,
untuk dan bersama masyarakat untuk memberdayakan masyarakat dan
memberikan kemudahan kepada masyarakat memperoleh pelayanan
kesehatan bagi remaja (10 - 18 tahun).
v. Penyelenggaraan posyandu remaja meliputi 3 hal yaitu pemberian KIE,
pelayanan kesehatan, dan layanan konseling.
Pemberian KIE yang diberikan antara lain terkait kesehatan reproduksi,
pendidikan keterampilan hidup sehat, gizi, pencegahan kekerasan,
pencegahan PTM dan PM dalam bentuk penyuluhan, permainan, dan
metode interaktif lainnya.
Pelayanan kesehatan yang dilakukan antara lain skrining kesehatan
(contoh: pemeriksaan tanda vital, pengukuran status gizi/ antropometri,
skrining anemia, dll), pemberian tablet tambah darah pada remaja putri,
layanan rujukannya, dll.
Layanan konseling merupakan sesi diskusi antara remaja dengan tenaga
kesehatan/ kader remaja secara individu atau kelompok untuk
memahami masalah kesehatan remaja yang sedang dialami
Pedoman Penjelasan Indikator Program Kesmas dalam RPJMN dan Renstra Tahun 2020-2024 72
ii. Pembinaan sekolah/madrasah yang dimaksud adalah melakukan fasilitasi
kegiatan UKS/M yang diimplementasikan dalam sekolah/madrasah
meliputi pendidikan kesehatan, pelayanan kesehatan, dan pembinaan
lingkungan sehat.
iii.
iv. Kegiatan pendidikan kesehatan antara lain: Literasi kesehatan (contoh:
membaca dan mendiskusikan materi kesehatan menggunakan buku rapor
kesehatanku atau buku kesehatan lainnya) , Pembiasaan perilaku hidup
bersih dan sehat (contoh: cuci tangan dan gosok gigi bersama, dll),
Pendidikan gizi (contoh: sarapan bersama, dll), dan optimalisasi aktifitas
fisik (contoh: peregangan diantara jam pelajaran, dll).
v.
vi. Kegiatan pelayanan kesehatan antara lain: Penjaringan kesehatan dan
pemeriksaan berkala (100% peserta didik), Pemberian Tablet Tambah
Darah (remaja putri tingkat SMP/MTs dan SMA/SMK/MA), pemberian obat
cacing dan imunisasi (bagi tingkat SD/MI).,
vii.
viii. Kegiatan pembinaan lingkungan sehat antara lain: pembinaan sanitasi
sekolah (contoh: kebersihan toilet, lingkungan sekolah, saluran air, dll),
pembinaan kantin (contoh: kebersihan kantin, keamanan pangan, dan
menu bergizi, dll), pengelolaan sampah (contoh: pemiilahan sampah, dll).
ix.
x. Kabupaten kota menentukan Proporsi setiap jenjang pendidikan (SD/MI,
SMP/MTs, SMA/SMK/MA) yang dibina setiap Puskesmas.
xi.
xii. Jika dalam satu wilayah kerja Puskesmas tidak terdapat 1 (satu) jenjang
pendidikan atau lebih maka pembinaan yang dilakukan hanya jenjang
pendidikan yang ada di wilayah puskesmas dengan total minimal 20%
sekolah/madrasah.
Definisi Operasional
3) Pelaksana Kegiatan
a) Pemerintah Daerah Tingkat Kabupaten/Kota (Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota),
b) Tenaga kesehatan di Puskesmas (dokter/perawat/tenaga
gizi/promkes/kesling,dll)
4) Tempat Pelaksanaan
a) Puskesmas di wilayah kabupaten/kota
Pedoman Penjelasan Indikator Program Kesmas dalam RPJMN dan Renstra Tahun 2020-2024 73
b) Sekolah/Madrasah tingkat SD/MI, SMP/MTs dan SMA/SMK/MA di wilayah
kabupaten/kota
c) Posyandu Remaja di wilayah kabupaten/kota
5) Waktu Pelaksanaan
a) Puskesmas mampu laksana PKPR:
Pelayanan kesehatan anak usia sekolah dan remaja di Puskesmas dan posyandu
remaja dilakukan dalam waktu 1 (satu) tahun yaitu pada saat remaja
berkunjung ke Puskesmas dan pelaksanaan posyandu remaja.
b) Puskesmas membina sekolah/madrasah:
Pembinaan sekolah/madrasah dilakukan dilakukan dalam waktu 1 (satu) tahun
ajaran baru.
7) Waktu Pelaporan
Dilaporkan 6 bulan sekali (per enam bulan)
1) Definisi Operasional
Kabupaten/Kota menyelenggarakan pelayanan kesehatan usia reproduksi adalah:
Pedoman Penjelasan Indikator Program Kesmas dalam RPJMN dan Renstra Tahun 2020-2024 74
a) Minimal 50% puskesmas di wilayah kerja memberikan pelayanan kesehatan
reproduksi calon pengantin (kespro catin).
Puskesmas memberikan pelayanan :
i. konseling / komunikasi, informasi, edukasi (KIE) kesehatan reproduksi calon
pengantin dan
ii. skrining kesehatan bagi calon pengantin, minimal pemeriksaan status gizi
meliputi : (pemeriksaan berat badan, tinggi badan, penentuan IMT,
pemeriksaan Lingkar Lengan Atas / LiLa) dan tanda anemia (pemeriksaan
konjungtiva dan pemeriksaan Hb)
Pelayanan diberikan oleh tenaga kesehatan (dokter dan atau bidan dan atau
perawat dan atau petugas gizi)
Contoh Kasus :
Di Provinsi “G” terdapat 4 Kabupaten/Kota. Kemudian telah menyelenggarakan pelayanan
kesehatan reproduksi. Rekapitulasi hasil pelayanan kesehatan reproduksi di Provinsi “G”
pada akhir tahun dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Pedoman Penjelasan Indikator Program Kesmas dalam RPJMN dan Renstra Tahun 2020-2024 75
pelayanan kespro
pelayanan KBPP
catin
(a) (b) (c) (d) (e)
Pedoman Penjelasan Indikator Program Kesmas dalam RPJMN dan Renstra Tahun 2020-2024 76
aten D kriteria)
Hasil rekapitulasi selama setahun, jumlah kabupaten di Provinsi G yang telah menyelenggarakan
pelayanan kesehatan reproduksi sebanyak 2 kabupaten/kota.
3) Pelaksana Kegiatan
Pelaksana kegiatan adalah pengelola program kesehatan reproduksi / Keluarga
Berencana Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota, pengelola program kesehatan
reproduksi Puskesmas, pengelola program Keluarga Berencana Puskesmas
4) Waktu Pelaksanaan
Pelayanan dilaksanakan dalam kurun waktu 1 (satu) tahun
5) Tempat Pelaksanaan
Puskesmas
7) Sumber Data
Laporan rutin
8) Waktu Pelaporan
Dilaporkan setiap bulan
Pedoman Penjelasan Indikator Program Kesmas dalam RPJMN dan Renstra Tahun 2020-2024 77
c) Kabupaten/kota mengembangkan Program Perawatan Jangka Panjang bagi
Lansia, adalah kabupaten/ kota telah mulai melaksanakan Program Perawatan
Jangka Panjang bagi Lansia di minimal 10% puskesmas dalam bentuk kegiatan
orientasi Program Perawatan Jangka Panjang bagi Lansia dan panduan praktis
bagi caregiver informal
3) Pelaksana kegiatan
Kabupaten/Kota (Penanggung jawab Program Kesehatan Lansia Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota, Petugas kesehatan atau tim yang terlatih/memahami pelayanan
kesehatan lansia di Puskesmas, dan kader posyandu lansia)
4) Tempat pelaksanaan
Puskesmas dan Posyandu Lansia di wilayah kabupaten/kota
5) Waktu Pelaksanaan
Pelayanan dilaksanakan dalam waktu satu tahun
7) Sumber Data
Laporan rutin
8) Waktu Pelaporan
Dilaporkan setiap bulan
Pedoman Penjelasan Indikator Program Kesmas dalam RPJMN dan Renstra Tahun 2020-2024 78
h) Panduan Praktis untuk Caregiver dalam Perawatan Jangka Panjang bagi Lanjut
Usia
2) Definisi Operasional
3) Kabupaten/Kota menyelenggarakan pelayanan kesehatan usia reproduksi
adalah:
c) Minimal 50% puskesmas di wilayah kerja memberikan pelayanan kesehatan
reproduksi calon pengantin (kespro catin)
puskesmas memberikan pelayanan kesehatan reproduksi calon pengantin (kespro
catin) adalah :
Puskesmas yang memberikan pelayanan :
konseling / komunikasi, informasi, edukasi (KIE) kesehatan reproduksi calon
pengantin dan
skrining kesehatan bagi calon pengantin, minimal pemeriksaan status gizi
meliputi : (pemeriksaan berat badan, tinggi badan, penentuan IMT,
pemeriksaan Lingkar Lengan Atas / LiLa) dan tanda anemia (pemeriksaan
konjungtiva dan pemeriksaan Hb)
Contoh Kasus :
Di Provinsi “G” terdapat 4 Kabupaten/Kota. Kemudian telah menyelenggarakan pelayanan
kesehatan reproduksi. Rekapitulasi hasil pelayanan kesehatan reproduksi di Provinsi
“G” pada akhir tahun dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Ka J Puskes Puskesm K
ma as
Ko s ma
ya mp
ng u
me dan
m me
be mb
rik erik
an an
pel pel
ay aya
Pedoman Penjelasan Indikator Program Kesmas dalam RPJMN dan Renstra Tahun 2020-2024 79
an
an
ke nan
spr KBP
o P
ca
tin
(a) ( (c) (d) (
1. 4 2 (50%) 2 (50%) Ti
Pu M Me
Me
Pu M Me
Me
Pu Tid Me
Me
Pu M Tid
Me
2. 5 3 5 Y
5. 8 3 8 Ti
Ka
6. 6 4 6 Y
Ka
Hasil rekapitulasi selama setahun, jumlah kabupaten di Provinsi G yang telah menyelenggarakan
pelayanan kesehatan reproduksi sebanyak 2 kabupaten/kota.
Pedoman Penjelasan Indikator Program Kesmas dalam RPJMN dan Renstra Tahun 2020-2024 80
k. Pelaksana Kegiatan
Pelaksana kegiatan adalah pengelola program kesehatan reproduksi / Keluarga Berencana
Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota, pengelola program kesehatan reproduksi Puskesmas,
pengelola program Keluarga Berencana Puskesmas
l. Waktu Pelaksanaan
Pelayanan dilaksanakan dalam kurun waktu 1 (satu) tahun
n. Waktu Pelaporan
Dilaporkan setiap bulan
e. Waktu Pelaksanaan
Pelayanan dilaksanakan dalam waktu satu tahun
g. Waktu Pelaporan
Dilaporkan setiap bulan
h. Sumber Data
Pedoman Penjelasan Indikator Program Kesmas dalam RPJMN dan Renstra Tahun 2020-2024 81
i.Pedoman yang dipakai
4) Buku KIA
5) Pedoman Pelaksanaan SDIDTK Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar
6) Permenkes Standar Antropometri
Persentase Kabupaten/kota yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan anak usia sekolah
dan remaja
2) Definisi Operasional
2. Kriteria Kabupaten/Kota yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan usia sekolah dan
remaja adalah:
e) Minimal 40% Puskesmas mampu laksana Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja
(PKPR)
f) Setiap Puskesmas membina minimal 20% sekolah/madrasah (SD/MI,
SMP/MTs, SMA/SMK/MA) melalui kegiatan UKS/M yang ada di wilayah kerja
Puskesmas.
3. Puskesmas mampu laksana Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja (PKPR) adalah puskesmas
yang memiliki tenaga terlatih atau terorientasi PKPR, menyelenggarakan layanan
konseling bagi anak usia sekolah dan remaja (6 – 18 tahun), dan membina minimal 1
(satu) posyandu remaja di wilayah kerja puskesmas.
g) Tenaga terlatih / teriorientasi PKPR adalah tenaga kesehatan yang telah
mendapatkan peningkatan kapasitas terkait pelayanan kesehatan usia
sekolah dan remaja, dapat berupa pelatihan, orientasi, pembekalan,
kalakarya, dan lainnya.
h) Layanan konseling merupakan sesi diskusi antara anak usia sekolah dan
remaja dengan tenaga kesehatan secara individu atau kelompok untuk
memahami masalah kesehatan remaja yang sedang dialami.
i) Posyandu remaja merupakan salah satu bentuk Upaya Kesehatan Bersumber
Daya Masyarakat yang dikelola dan diselenggarakan dari, oleh, untuk dan
bersama masyarakat untuk memberdayakan masyarakat dan memberikan
kemudahan kepada masyarakat memperoleh pelayanan kesehatan bagi
remaja (10 - 18 tahun).
j) Penyelenggaraan posyandu remaja meliputi 3 hal yaitu pemberian KIE,
pelayanan kesehatan, dan layanan konseling.
Pemberian KIE yang diberikan antara lain terkait kesehatan reproduksi,
pendidikan keterampilan hidup sehat, gizi, pencegahan kekerasan, pencegahan
PTM dan PM dalam bentuk penyuluhan, permainan, dan metode interaktif
lainnya.
Pelayanan kesehatan yang dilakukan antara lain skrining kesehatan (contoh:
pemeriksaan tanda vital, pengukuran status gizi/ antropometri, skrining anemia,
dll), pemberian tablet tambah darah pada remaja putri, layanan rujukannya, dll.
Layanan konseling merupakan sesi diskusi antara remaja dengan tenaga
kesehatan/ kader remaja secara individu atau kelompok untuk memahami
masalah kesehatan remaja yang sedang dialami
Pembinaan posyandu remaja yang dimaksud adalah menghadirkan petugas di
posyandu remaja untuk melakukan pendampingan kader remaja dalam
penyelenggaraan posyandu remaja.
Pedoman Penjelasan Indikator Program Kesmas dalam RPJMN dan Renstra Tahun 2020-2024 82
Pembinaan sekolah/madrasah yang dimaksud adalah melakukan pembinaan kegiatan
UKS/M yang diimplementasikan dalam sekolah/ madrasah meliputi pendidikan
kesehatan, pelayanan kesehatan, dan pembinaan lingkungan sehat.
Kegiatan pendidikan kesehatan antara lain: Literasi kesehatan (contoh: membaca
dan mendiskusikan materi kesehatan menggunakan buku rapor kesehatanku atau
buku kesehatan lainnya) , Pembiasaan perilaku hidup bersih dan sehat (contoh: cuci
tangan dan gosok gigi bersama, dll), Pendidikan gizi (contoh: sarapan bersama, dll),
dan optimalisasi aktifitas fisik (contoh: peregangan diantara jam pelajaran, dll).
Kegiatan pelayanan kesehatan antara lain: Penjaringan kesehatan dan pemeriksaan
berkala (100% peserta didik), Pemberian Tablet Tambah Darah (remaja putri tingkat
SMP/MTs dan SMA/SMK/MA), pemberian obat cacing dan imunisasi (bagi tingkat
SD/MI),
Kegiatan pembinaan lingkungan sehat antara lain: pembinaan sanitasi sekolah
(contoh: kebersihan toilet, lingkungan sekolah, saluran air, dll), pembinaan kantin
(contoh: kebersihan kantin, keamanan pangan, dan menu bergizi, dll), pengelolaan
sampah (contoh: pemiilahan sampah, dll).
Kabupaten kota menentukan Proporsi setiap jenjang pendidikan (SD/MI, SMP/MTs,
SMA/SMK/MA) yang dibina setiap Puskesmas.
Jika dalam satu wilayah kerja Puskesmas tidak terdapat 1 (satu) jenjang pendidikan
atau lebih maka pembinaan yang dilakukan hanya jenjang pendidikan yang ada di
wilayah puskesmas dengan total minimal 20% sekolah/madrasah.
3) Pelaksana Kegiatan
1. Pemerintah Daerah Tingkat Kabupaten/Kota (Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota),
2. Tenaga kesehatan di Puskesmas (dokter/perawat/tenaga gizi/promkes/kesling,dll)
4) Tempat Pelaksanaan
1. Puskesmas di wilayah kabupaten/kota
2. Sekolah/Madrasah tingkat SD/MI, SMP/MTs dan SMA/SMK/MA di wilayah
kabupaten/kota
3. Posyandu Remaja di wilayah kabupaten/kota
5) Waktu Pelaksanaan
1. Puskesmas mampu laksana PKPR:
Pelayanan kesehatan anak usia sekolah dan remaja di Puskesmas dan posyandu
remaja dilakukan dalam waktu 1 (satu) tahun yaitu pada saat remaja berkunjung ke
Puskesmas dan pelaksanaan posyandu remaja.
2. Puskesmas membina sekolah/madrasah:
Pembinaan sekolah/madrasah dilakukan dilakukan dalam waktu 1 (satu) tahun ajaran
baru.
Pedoman Penjelasan Indikator Program Kesmas dalam RPJMN dan Renstra Tahun 2020-2024 83
2. Pembinaan kegiatan di sekolah/madrasah
Hasil pembinaan sekolah/madrasah dicatat dalam laporan kegiatan sesuai dengan
jenis kegiatannya:
Pembinaan kegiatan pendidikan kesehatan: laporan kegiatan
Pembinaan kegiatan pelayanan kesehatan: buku rapor kesehatanku atau formulir
penjaringan kesehatan dan pemeriksaan berkala dan formulir pelayanan lainnya.
Pembinaan kegiatan pembinaan lingkungan sehat: laporan kegiatan/ buku rapor
kesehatan lingkungan/ buku kantin sehat/ formulir lainnya.
Hasil pencatatan kegiatan pembinaan kegiatan sekolah/madrasah dilaporkan dalam
bentuk laporan kegiatan dan rekapitulasi penjaringan kesehatan dan pemeriksaan
berkala. Pelaporan penjaringan kesehatan dan pemeriksaan berkala disampaikan
secara berjenjang sampai dengan tingkat pusat.
7) Waktu Pelaporan
Dilakukan satu tahun sekali (per tahun)
j. Indikator
k. Rumus Perhitungan Indikator
l. Definisi Operasional
m. Pelaksana Kegiatan
n. Tempat Pelaksaaan
o. Waktu Pelaksanaan
p. Pencatatan dan Pelaporan
q. Waktu Pelaporan
r. Pedoman yang Dipakai
s.
t. Persentase Desa/Kelurahan Stop Buang air besar Sembarangan (SBS)
u. Rumus Perhitungan Indikator
v. Jumlah desa/kelurahan yang sudah terverifikasi SBS dibagi jumlah
seluruh desa/kelurahan dikali 100%
w. Jumlah desa/kelurahan di Indonesia : 80.930
x. Definisi Operasional
y. Desa/kelurahan yang seluruh penduduknya tidak lagi melakukan
praktek buang air besar sembarangan dibuktikan melalui proses
verifikasi. Verifikasi adalah kegiatan untuk memastikan perubahan
perilaku di masyarakat dalam menerapkan pilar-pilar STBM.
z. Kriteria Desa/Kelurahan SBS (Stop Buang Air Besar Sembarangan)
adalah:
aa. Semua masyarakat telah Buang Air Besar hanya di jamban yang aman
dan layak dan membuang tinja/kotoran bayi hanya ke jamban yang
aman dan layak.
bb. Tidak terlihat tinja manusia di lingkungan sekitar.
cc. Ada mekanisme pemantauan umum yang dibuat masyarakat untuk
mencapai 100% KK mempunyai jamban layak dan aman.
dd. Pelaksana Kegiatan
Pedoman Penjelasan Indikator Program Kesmas dalam RPJMN dan Renstra Tahun 2020-2024 84
ee. Pelaku verifikasi atau yang disebut dengan tim verifikasi disesuaikan
dengan kebutuhan pada tingkatan mana verifikasi dilakukan.
ff. DUSUN/RW
gg. • Sanitarian Puskesmas
hh. • PKK Desa/ Kelurahan
ii. • Staff/Aparat Desa/ Kelurahan
jj. • Tim dari dusun lain dalam satu desa
kk. • Tim STBM Desa
ll. DESA/KELURAHAN
mm. • Sanitarian Puskesmas
nn. • Promkes Puskesmas
oo. • UPTD Kecamatan
pp. • PKK Kecamatan
qq. • Tim dari Desa/ Kelurahan lain dalam 1 (satu) Kecamatan
rr. • Tim STBM kecamatan
ss. KECAMATAN
tt. • Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota
uu. • POKJA Sanitasi/ AMPL
vv. • PKK Kabupaten
ww. • Organisasi yang bergerak di bidang kesehatan (Forum
Kabupaten Kota Sehat, jika ada)
xx. • Tim dari Kecamatan lain
yy. • Tim STBM Kabupaten
zz. KABUPATEN / KOTA
aaa. • Dinas Kesehatan Provinsi
bbb. • Tim STBM Provinsi
ccc. • POKJA Sanitasi / AMPL Provinsi
ddd. • Perwakilan dari kabupaten lain
eee. • Dinas di Provinsi yang terkait dengan Sarana Air Minum
dan Sanitasi
fff. • Tim STBM Provinsi
ggg. PROVINSI
hhh. • Tim STBM Nasional
iii. • Direktorat Kesling Kemenkes
jjj. • Perwakilan dari Provinsi lain
kkk. • Mitra/swasta
lll. Tempat Pelaksaaan
mmm. Desa/Kelurahan
nnn. Waktu Pelaksanaan
ooo. Sepanjang tahun monitoring dengan indikator perubahan adalah
sampai dengan KK sudah berubah perilaku tidak membuang air besar
sembarangan dengan informasi ketersediaan akses sanitasinya.
ppp. Pencatatan dan Pelaporan
qqq. Tim verifikasi melakukan verifikasi langsung ke rumah tangga lalu
di setelah selesai verifikasi maka berita acara verifikasi di input dalam
e-monev STBM.
rrr. Sumber Data
sss.E-Monev STBM
ttt. Waktu Pelaporan
uuu. Dilaporkan setiap waktu setelah dilakukan verifikasi
vvv. Standar Prosedur/Standar Sarana/Fasilitas/Pedoman yang Dipakai
www. Standart Prosedur
xxx. Permenkes No. 3 Tahun 2014 tentang STBM
yyy. Pedoman Pemicuan 5 Pilar STBM
zzz.Pedoman Verifikasi 5 Pilar STBM
aaaa. Standard Sarana/Fasilitas
Pedoman Penjelasan Indikator Program Kesmas dalam RPJMN dan Renstra Tahun 2020-2024 85
bbbb. SNI 2398:2017 (Tata cara perencanaan tangki septik dengan
pengolahan lanjutan (sumur resapan, bidang resapan, up flow filter,
kolam sanita)
cccc. Pedoman wirausaha sanitasi
dddd. Pedoman pengelolalaan teknologi tepat guna sanitasi dan air
minum
eeee.
ffff.Persentase Ibu Hamil Kurang Energi Kronis (KEK)
gggg. Rumus Perhitungan Indikator
hhhh. Ibu hamil KEK dibagi jumlah ibu hamil yang periksa LiLA dikali
100%.
iiii. Definisi Operasional
jjjj. Kehamilan adalah Proses pertumbuhan dan perkembangan janin
intrauterine yang dimulai sejak konsepsi sampai persalinan
kkkk. Ibu hamil adalah ibu yang mengalami proses kehamilan
llll. Kurang Energi Kronis (KEK) adalah kondisi sesorang menderita
kekurangan energi protein yang dapat diketahui melalui pengukuran
lingkar lengan atas
mmmm. Ibu hamil KEK adalah Ibu hamil dengan risiko KEK yang
ditandai dengan ukuran Lingkar Lengan Atas (LiLA) kurang dari 23,5 cm
nnnn. Standart Prosedur
oooo. Pemeriksaan Kehamilan sesuai standar, Cara pengukuran LiLA
pppp. Standard sarana/Fasilitas
qqqq. Pita LiLA atau metline LiLA yang menjadi bagian dari Antropometri
Kit
rrrr. Standar tenaga
ssss. Mampu melakukan pengukuran LiLA
tttt. Pelaksana Kegiatan
uuuu. Dilaksanakan oleh tenaga kesehatan yang mampu melakukan
pengukuran LiLA
vvvv. Tempat Pelaksaaan
wwww. Puskesmas atau fasilitas pelayanan kesehatan
xxxx. Waktu Pelaksanaan
yyyy. Pemeriksaan LiLA dilaksanakan pada saat pemeriksaan kehamilan
(K1, K2, K3 atau K4)
zzzz. Pencatatan dan Pelaporan
aaaaa. Tenaga kesehatan yang melayani pemeriksaan kehamilan
mencatat hasil pemeriksaan LiLA kedalam kohort ibu
bbbbb. Data mengenai identitas dan hasil pengukuran ibu hamil dientry
oleh tenaga kesehatan kedalam sistem informasi ePPGBM.
ccccc. Rekapitulasi di laporkan setiap bulan
ddddd. Sumber Data
eeeee. Laporan Rutin dan survei status gizi Indonesia (Balitbangkes)
fffff. Waktu Pelaporan
ggggg. Dilaporkan setiap Bulan
hhhhh. Pedoman yang Dipakai
iiiii. Pedoman Penanggulangan Kurang Energi Kronik (KEK) pada Ibu Hamil
Tahun 2015
jjjjj.Pedoman Sistem Informasi Gizi Terpadu
kkkkk. Buku KIA
lllll. Pedoman ANC Terpadu
mmmmm. Petunjuk Teknis Surveilans Gizi
nnnnn.
ooooo. Jumlah Kabupaten/Kota yang Menerapkan Kebijakan Gerakan
Masyarakat Hidup Sehat
ppppp. Rumus Perhitungan Indikator
Pedoman Penjelasan Indikator Program Kesmas dalam RPJMN dan Renstra Tahun 2020-2024 86
qqqqq. Jumlah Kabupaten/Kota yang menerapkan kebijakan Gerakan
Masyarakat Hidup Sehat dibagi jumlah total Kabupaten/Kota, dikali
100%.
rrrrr. Definisi Operasional
sssss. Memiliki kebijakan gerakan masyarakat hidup sehat dan atau
kebijakan berwawasan kesehatan.
ttttt. Memiliki kebijakan gerakan masyarakat hidup sehat dan atau
kebijakan berwawasan kesehatan adalah Kabupaten/Kota telah
memiliki atau menerbitkan kebijakan Germas dan atau kebijakan
berwawasan kesehatan.
uuuuu. Kebijakan Gerakan Masyarakat Hidup ditetapkan oleh pemerintah
daerah (bupati/walikota) mencakup 5 klaster germas yaitu:
vvvvv. Klaster Peningkatan Aktivitas Fisik
wwwww. Klaster Peningkatan Edukasi dan Perilaku Hidup Sehat
xxxxx. Klaster Penyediaan Pangan Sehat dan Percepatan Perbaikan Gizi
yyyyy. Klaster Peningkatan Pencegahan dan Deteksi Dini Penyakit
zzzzz. Klaster Peningkatan Kualitas Lingkungan
aaaaaa. Kebijakan berwawasan kesehatan ditetapkan oleh
Bupati/Walikota/Kepala OPD berupa Peraturan/Surat
Keputusan/Instruksi/Surat Edaran yang mendukung salah satu klaster
germas.
bbbbbb. Contoh kebijakan:
cccccc. Kebijakan Germas
dddddd. Peraturan Walikota Pasuruan Nomor 45 Tahun 2018
tentang Gerakan Masyarakat Hidup Sehat
eeeeee.Peraturan Bupati Bantul Nomor: 35 Tahun 2018 tentang Gerakan
Masyarakat Hidup Sehat
ffffff. Kebijakan Berwawasan Kesehatan
gggggg. Peraturan Daerah Kota Bogor Nomor 10 tahun 2019 tentang
Kawasan Tanpa Rokok
hhhhhh. Peraturan Daerah Kota Banjarmasin Nomor 9 Tahun 2014
tentang Ruang Terbuka Hijau Kota Banjarmasin
iiiiii. Peraturan Bupati Bojonegoro Nomor 11 tahun 2015 tentang
Kawasan Pelaksanaan Hari Bebas Kendaraan Bermotor (Car Free Day)
jjjjjj. Melaksanakan penggerakkan masyarakat dalam mendukung
kebijakan germas atau kebijakan berwawasan kesehatan, minimal 3
kali setahun dengan melibatkan lintas sektor, pendidikan (sekolah),
Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM) dan atau mitra
potensial.
kkkkkk. Melaksanakan penggerakkan masyarakat dalam mendukung
Germas minimal 3 kali setahun dengan melibatkan lintas sektor,
pendidikan (sekolah), Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat
(UKBM) dan atau mitra potensial adalah kegiatan yang mengajak
masyarakat untuk melakukan 5 (lima) Klaster Germas dan melibatkan
unsur lintas sektor (OPD), pendidikan (sekolah), UKBM (Posyandu,
Posbindu PTM, PosUKK, Pos Lansia, dll) dan atau mitra potensial
(dunia usaha, organisasi profesi, organisasi kemasyarakatan,
organisasi kepemudaan, tokoh agama, tokoh masyarakat, LSM, dll)
dan dilakukan minimal 3 (tiga) kali setahun.
llllll. Pelaksana Kegiatan
mmmmmm. Pelaksana kegiatan terdiri dari unsur lintas sektor (OPD),
pendidikan (sekolah), UKBM (Posyandu, Posbindu PTM, PosUKK, Pos
Lansia, dll) dan atau mitra potensial (dunia usaha, organisasi profesi,
organisasi kemasyarakatan, organisasi kepemudaan, tokoh agama,
tokoh masyarakat, LSM, dll), yang dimotori oleh Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota dan Bappeda.
nnnnnn. Tempat Pelaksaaan
oooooo. Kabupaten/Kota
Pedoman Penjelasan Indikator Program Kesmas dalam RPJMN dan Renstra Tahun 2020-2024 87
pppppp. Waktu Pelaksanaan
qqqqqq. Kegiatan dilaksanakan dalam kurun waktu 1 tahun
rrrrrr. Pencatatan dan Pelaporan
ssssss. Petugas kabupaten/kota melakukan input data kebijakan dan
pelaksaaan kegiatan penggerakan masyarakat ke dalam sistem aplikasi
Pencatatan dan Pelaporan Indikator.
tttttt. Sumber Data
uuuuuu. Laporan Rutin
vvvvvv. Waktu Pelaporan
wwwwww. Dilaporkan setiap 3 (tiga) bulanan
xxxxxx. Pedoman yang Dipakai
yyyyyy. Pedoman Pelaksanaan Pencapaian Indikator Kegiatan Promosi
Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat Tahun 2020 – 2024.
zzzzzz.
aaaaaaa. PEMBINAAN KESEHATAN KELUARGA
bbbbbbb. Angka Kematian Ibu (AKI) (per 100.000 kelahiran hidup)
ccccccc.Rumus Perhitungan Indikator
ddddddd. Jumlah kematian perempuan yang diakibatkan oleh proses
yang berhubungan dengan kehamilan (termasuk kehamilan ektopik),
persalinan, abortus (termasuk abortus mola), dan masa dalam kurun
waktu 42 hari setelah berakhirnya kehamilan tanpa melihat usia
gestasi, dan tidak termasuk di dalamnya sebab kematian akibat
kecelakaan atau kejadian insidental dibandingkan 100.000 kelahiran
hidup di suatu wilayah pada kurun waktu tertentu.
eeeeeee. Definisi Operasional
fffffff. Pelaksana Kegiatan
ggggggg. Tempat Pelaksaaan
hhhhhhh. Waktu Pelaksanaan
iiiiiii. Pencatatan dan Pelaporan
jjjjjjj. Survei/Riset/Sensus
kkkkkkk. Sumber Data
lllllll. Waktu Pelaporan
mmmmmmm. Pedoman yang Dipakai
nnnnnnn. (Dari b-i harap dilengkapi)
ooooooo. Angka Kematian Bayi (AKB) (per 1.000 kelahiran hidup)
ppppppp. Rumus Perhitungan Indikator
qqqqqqq. Jumlah bayi usia 0-11 bulan (termasuk neonatal) yang
meninggal dibandingkan 1.000 kelahiran hidup di suatu wilayah pada
kurun waktu tertentu
rrrrrrr. Definisi Operasional
sssssss. Pelaksana Kegiatan
ttttttt. Tempat Pelaksaaan
uuuuuuu. Waktu Pelaksanaan
vvvvvvv. Pencatatan dan Pelaporan
wwwwwww. Survei/Riset/Sensus
xxxxxxx. Sumber Data
yyyyyyy. Waktu Pelaporan
zzzzzzz. Pedoman yang Dipakai
aaaaaaaa. (Dari b-i harap dilengkapi)
bbbbbbbb. Angka Kematian Neonatal (per 1.000 kelahiran hidup)
cccccccc. Rumus Perhitungan Indikator
dddddddd. Jumlah neonatus / bayi baru lahir usia 0-28 hari yang
meninggal dibandingkan 1.000 kelahiran hidup di suatu wilayah pada
kurun waktu tertentu
eeeeeeee. Definisi Operasional
ffffffff. Pelaksana Kegiatan
gggggggg. Tempat Pelaksaaan
hhhhhhhh. Waktu Pelaksanaan
Pedoman Penjelasan Indikator Program Kesmas dalam RPJMN dan Renstra Tahun 2020-2024 88
iiiiiiii. Pencatatan dan Pelaporan
jjjjjjjj. Survei/Riset/Sensus
kkkkkkkk. Sumber Data
llllllll. Waktu Pelaporan
mmmmmmmm. Pedoman yang Dipakai
nnnnnnnn. (Dari b-i harap dilengkapi)
oooooooo.
pppppppp. Cakupan persalinan di fasilitas kesehatan (persen)
qqqqqqqq. Rumus Perhitungan Indikator
rrrrrrrr. Jumlah ibu bersalin yang mendapatkan pertolongan persalinan
oleh tenaga kesehatan di fasilitas pelayanan kesehatan sesuai standar
dibandingkan jumlah sasaran ibu bersalin yang ada di suatu wilayah
pada kurun waktu tertentu, dikali 100%
ssssssss. Definisi Operasional
tttttttt. Pelaksana Kegiatan
uuuuuuuu. Tempat Pelaksaaan
vvvvvvvv. Waktu Pelaksanaan
wwwwwwww. Pencatatan dan Pelaporan
xxxxxxxx. Laporan Komdat Kesga
yyyyyyyy. Sumber Data
zzzzzzzz. Waktu Pelaporan
aaaaaaaaa. Pedoman yang Dipakai
bbbbbbbbb. (Dari b-i harap dilengkapi)
ccccccccc.
ddddddddd. Cakupan kunjungan antenatal (persen)
eeeeeeeee. Rumus Perhitungan Indikator
fffffffff. Jumlah ibu hamil yang memperoleh pelayanan antenatal sesuai
standar dibandingkan jumlah seluruh ibu hamil yang ada di suatu
wilayah pada kurun waktu tertentu, dikali 100%
ggggggggg. Definisi Operasional
hhhhhhhhh. Pelaksana Kegiatan
iiiiiiiii. Tempat Pelaksaaan
jjjjjjjjj. Waktu Pelaksanaan
kkkkkkkkk. Pencatatan dan Pelaporan
lllllllll. Komdat Kesga
mmmmmmmmm. Sumber Data
nnnnnnnnn. Waktu Pelaporan
ooooooooo. Pedoman yang Dipakai
ppppppppp. (Dari b-i harap dilengkapi)
qqqqqqqqq.
rrrrrrrrr. Jumlah Kabupaten/Kota yang menyelenggarakan
pelayanan kesehatan usia reproduksi
sssssssss. Rumus Perhitungan Indikator
ttttttttt. Jumlah Kab/Kota Kab/Kota yang menyelenggarakan pelayanan
kesehatan usia reproduksi
uuuuuuuuu. Definisi Operasional
vvvvvvvvv. Kabupaten/kota yang menyelenggarakan pelayanan
kesehatan usia reproduksi adalah:
wwwwwwwww. Minimal 50% Puskesmas memberikan pelayanan
konseling/Komunikasi, informasi, edukasi (KIE) kesehatan reproduksi
calon pengantin dan skrining kesehatan bagi calon pengantin, minimal
pemeriksaan status gizi dan tanda anemia
xxxxxxxxx. Seluruh Puskesmas mampu memberikan pelayanan KB
Pasca Persalinan (kurun waktu 0-42 hari setelah ibu melahirkan)
yyyyyyyyy. Kriteria Definisi Operasional
zzzzzzzzz. Puskesmas memberikan pelayanan konseling/komunikasi,
informasi, edukasi (KIE) kesehatan reproduksi calon pengantin dan
Pedoman Penjelasan Indikator Program Kesmas dalam RPJMN dan Renstra Tahun 2020-2024 89
skrining kesehatan bagi calon pengantin, minimal pemeriksaan status
gizi dan tanda anemia
aaaaaaaaaa. Pelaksana Kegiatan
bbbbbbbbbb. Tempat Pelaksaaan
cccccccccc. Waktu Pelaksanaan
dddddddddd. Pencatatan dan Pelaporan
eeeeeeeeee. Sumber Data
ffffffffff.Waktu Pelaporan
gggggggggg. Pedoman yang Dipakai
hhhhhhhhhh. (Dari c-i harap dilengkapi)
iiiiiiiiii.
jjjjjjjjjj. Persentase kabupaten/kota yang menyelenggarakan pelayanan
kesehatan lansia
kkkkkkkkkk. Rumus Perhitungan Indikator
llllllllll. Jumlah Kabupaten/kota yang menyelenggarakan pelayanan
kesehatan lansia dibagi jumlah seluruh kabupaten/kota dikali 100%
dalam kurun waktu 1 tahun
mmmmmmmmmm. Definisi Operasional
nnnnnnnnnn. Kriteria kabupaten/kota yang menyelenggarakan
pelayanan kesehatan lanjut usia adalah:
oooooooooo. Minimal 50% desa di wilayah kerja Puskesmas memiliki
minimal 1 Posyandu Lansia
pppppppppp. Minimal 50% Puskesmas yang ada di kabupaten/kota
merupakan Puskesmas Santun Lansia
qqqqqqqqqq. Kriteria Definisi Operasional
rrrrrrrrrr. Seluruh Puskesmas melaksanakan posyandu lansia
sedikitnya di 50% desa/kelurahan di wilayah kerjanya
ssssssssss. Minimal 50% puskesmas yang ada di kabupaten kota
menyelengarakan pelayanan kesehatan santun lansia dengan kriteria:
tttttttttt. Memberikan pelayanan yang baik dan berkualitas
Petugas terlatih atau memahami pelayanan kesehatan lansia dan
geriatri
uuuuuuuuuu. Memberikan prioritas pelayanan kepada lanjut usia dan
penyediaan sarana yang aman dan mudah diakses
vvvvvvvvvv. Melakukan pelayanan secara pro-aktif minimal 50%
desa mempunyai Posyandu Lansia
wwwwwwwwww. Melakukan koordinasi dengan lintas program
dengan pendekatan siklus hidup
xxxxxxxxxx. Pelaksana Kegiatan
yyyyyyyyyy. Tempat Pelaksaaan
zzzzzzzzzz. Waktu Pelaksanaan
aaaaaaaaaaa. Pencatatan dan Pelaporan
bbbbbbbbbbb. Komdat Kesga
ccccccccccc. Sumber Data
ddddddddddd. Waktu Pelaporan
eeeeeeeeeee. Pedoman yang Dipakai
fffffffffff. (Dari c-i harap dilengkapi)
ggggggggggg.
hhhhhhhhhhh. Jumlah kabupaten/kota yang menyelenggarakan
pelayanan kesehatan ibu dan bayi baru lahir
1) Rumus Perhitungan Indikator
Jumlah Kabupaten/Kota yang memenuhi DO/kriteria kabupaten/kota yang
menyelenggarakan pelayanan kesehatan ibu dan bayi baru lahir
2) Definisi Operasional
DO/Kriteria kabupaten/kota yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan ibu dan
bayi baru lahir adalah:
1) Seluruh Puskesmas menyelenggarakan kelas ibu hamil minimal di 50%
desa/kelurahan
Pedoman Penjelasan Indikator Program Kesmas dalam RPJMN dan Renstra Tahun 2020-2024 90
2) Cakupan K4 minimal 85%
3) Pelaksana Kegiatan
4) Tempat Pelaksaaan
5) Waktu Pelaksanaan
6) Pencatatan dan Pelaporan
Komdat Kesga
7) Sumber Data
8) Waktu Pelaporan
9) Pedoman yang Dipakai
(Dari c-i harap dilengkapi)
Pedoman Penjelasan Indikator Program Kesmas dalam RPJMN dan Renstra Tahun 2020-2024 91
• Memiliki tenaga terlatih/terorientasi PKPR
Pedoman Penjelasan Indikator Program Kesmas dalam RPJMN dan Renstra Tahun 2020-2024 92
4. Standar Prosedur
5. SOP Pemantauan pertumbuhan
6. Standar sarana/Fasilitas
7. Antropometri kit
8. Standar tenaga
9. Mampu melakukan pemantauan pertumbuhan
1. Pelaksana Kegiatan
10. Dilaksanakan oleh tenaga pelaksana gizi atau kader yang mampu melakukan pengukuran
panjang/tinggi badan
1. Tempat Pelaksaaan
11. Wilayah kerja Puskesmas seperti di Posyandu dan fasilitas pendidikan anak usia dini
1. Waktu Pelaksanaan
12. Pemantauan pertumbuhan setiap bulan
1. Pencatatan dan Pelaporan
13. Penimbangan dan pengukuran dilakukan pada saat kegiatan Pemantauan
Pertumbuhan setiap bulan yang dilakukan pada seluruh sasaran balita di wilayah
kerja Puskesmas seperti di Posyandu dan fasilitas pendidikan anak usia dini.
14. Laporan hasil penimbangan dan pengukuran dicatat dan di entry ke dalam
ePPGBM oleh tenaga gizi Puskesmas. Kategori status gizi dapat dihitung secara
otomatis oleh sistem aplikasi tersebut.
15. Validasi dilakukan pada balita yang diketahui bermasalah gizi oleh puskesmas
1. Sumber Data
16. Survei Status Gizi Indonesia (Balitbangkes) setiap tahun
17. Pemantauan pertumbuhan di bulan Februari dan Agustus
1. Waktu Pelaporan
18. Dilaporkan setiap tahun
1. Pedoman yang Dipakai
i. Permenkes No 2 tahun 2020 tentang Standar Antropometri Anak
ii. Pedoman Pemantauan Pertumbuhan
iii. Buku Pegangan Kader Posyandu
iv. Pedoman Surveilans Gizi
v. Petunjuk Pelaksanaan Surveilans Gizi
vi. Panduan Sistem Informasi Gizi
19.
20. Prevalensi Wasting (gizi kurang dan gizi buruk) pada Balita
1. Rumus Perhitungan Indikator
21. Balita memiliki indeks BB/PB-TB <-2 Standar Deviasi dibagi seluruh balita yang diukur indeks
BB/PB-TB dikali 100%
1. Definisi Operasional
22. Balita adalah anak yang berumur dibawah 5 tahun (0 sampai 59 bulan 29 hari)
23. Balita wasting adalah kategori status gizi berdasarkan indeks Berat Badan
menurut Tinggi Badan (BB/TB) dengan z-score kurang dari -2 SD
24. Standart Prosedur
25. SOP Pemantauan pertumbuhan
26. Standard sarana/Fasilitas
27. Antropometri kit
28. Standar tenaga
29. Mampu melakukan pemantauan pertumbuhan
1. Pelaksana Kegiatan
30. Dilaksanakan oleh tenaga pelaksana gizi atau kader yang mampu melakukan pengukuran
dan penimbangan
1. Tempat Pelaksaaan
31. Wilayah kerja Puskesmas seperti di Posyandu dan fasilitas pendidikan anak usia dini
1. Waktu Pelaksanaan
32. Pemantauan pertumbuhan setiap bulan
1. Pencatatan dan Pelaporan
Pedoman Penjelasan Indikator Program Kesmas dalam RPJMN dan Renstra Tahun 2020-2024 93
33. Penimbangan dan pengukuran dilakukan pada saat kegiatan Pemantauan
Pertumbuhan setiap bulan yang dilakukan pada seluruh sasaran balita di wilayah
kerja Puskesmas seperti di Posyandu dan fasilitas pendidikan anak usia dini.
34. Laporan hasil penimbangan dan pengukuran dicatat dan di entry ke dalam
ePPGBM oleh tenaga gizi Puskesmas. Kategori status gizi dapat dihitung secara
otomatis oleh sistem aplikasi tersebut.
35. Validasi dilakukan pada balita yang diketahui bermasalah gizi oleh puskesmas
1. Sumber Data
36. Survei Status Gizi Indonesia (Balitbangkes) setiap tahun
37. Pemantauan Pertumbuhan di bulan Februari dan Agustus
1. Waktu Pelaporan
38. Dilaporkan setiap tahun
1. Pedoman yang Dipakai
i. Permenkes No 2 tahun 2020 tentang Standar Antropometri Anak
ii. Pedoman Pemantauan Pertumbuhan
iii. Buku Pegangan Kader Posyandu
iv. Pedoman Surveilans Gizi
v. Petunjuk Pelaksanaan Surveilans Gizi
vi. Panduan Sistem Informasi Gizi
39.
40. Jumlah Balita yang Mendapatkan Suplementasi Gizi Mikro
1. Rumus Perhitungan Indikator
Jumlah balita yang mendapat suplementasi gizi mikro di kabupaten/kota lokus
stunting
2. Definisi Operasional
Balita mendapat gizi mikro adalah balita usia 6 – 23 bulan dengan kategori berat
badan kurang (underweight) berdasarkan indeks Berat Badan menurut Umur (BB/U)
dengan z-score kurang dari -2 SD dan tidak termasuk kategori wasting
Standart Prosedur
Panduan manajemen pemberian Taburia
Standard sarana/Fasilitas
Taburia
Standar tenaga
Tenaga gizi puskesmas
3. Pelaksana Kegiatan
Dilaksanakan oleh tenaga pelaksana gizi atau kader
4. Tempat Pelaksaaan
Wilayah kerja Puskesmas seperti di Posyandu dan fasilitas pendidikan anak usia dini
5. Waktu Pelaksanaan
Pemberian taburia pada balita yang ditemukan dengan berat badan kurang dari hasil
pemantauan pertumbuhan setiap bulan
6. Pencatatan dan Pelaporan
1) Penimbangan dan pengukuran dilakukan pada saat kegiatan Pemantauan
Pertumbuhan setiap bulan yang dilakukan pada seluruh sasaran balita di wilayah
kerja Puskesmas seperti di Posyandu dan fasilitas pendidikan anak usia dini.
2) Laporan hasil penimbangan dan pengukuran dicatat dan di entry ke dalam
ePPGBM oleh Puskesmas. Kategori status gizi dapat dihitung secara otomatis oleh
sistem aplikasi tersebut.
3) Validasi dilakukan pada balita yang diketahui bermasalah gizi oleh puskesmas
4) Balita dengan berat badan kurang diberikan taburia
7. Sumber Data
Laporan rutin
8. Waktu Pelaporan
Setiap bulan
9. Pedoman yang Dipakai
1) Permenkes No 2 tahun 2020 tentang Standar Antropometri Anak
2) Pedoman Pemantauan Pertumbuhan
3) Panduan Manajemen Pemberian Taburia
Pedoman Penjelasan Indikator Program Kesmas dalam RPJMN dan Renstra Tahun 2020-2024 94
4) Panduan Praktis bagi Kader tentang Taburia
Pedoman Penjelasan Indikator Program Kesmas dalam RPJMN dan Renstra Tahun 2020-2024 95
h) Buku Kader
i) Pedoman Sistem Informasi Gizi Terpadu
j) Buku KIA
k) Juknis Surveilans Gizi
l) Pedoman Surveilans gizi
3. Penyehatan Lingkungan
a. Jumlah Kabupaten/Kota Sehat (KKS)
1) Definisi Operasional
Kabupaten/Kota yang melaksanakan 4 tatanan yaitu pemukiman, sarana dan
prasarana umum, masyarakat sehat yang mandiri dan ketahanan pangan, kawasan
pendidikan dan kawasan pasar , memiliki SK Tim Pembina, Memiliki SK forum dan
Pedoman Penjelasan Indikator Program Kesmas dalam RPJMN dan Renstra Tahun 2020-2024 96
rencana kerja dan mempunyai laporan hasil verifikasi oleh tim pembina tingkat
provinsi.
Contoh Perhitungan :
Dalam satu tahun (1 Januari s/d 31 Desember pada tahun yang sama) terdapat 100
Kabupaten Kota yang telah memenuhi kriteria berdasarkan laporan yang disampaikan
melalui aplikasi, maka capaian program Kabupaten Kota yang menyelenggarakan
Kabupaten/Kota Sehat pada tahun tersebut sebanyak 100 Kabupaten/Kota.
3) Tujuan
Terciptanya kondisi Kabupaten Kota yang bersih, aman, nyaman dan sehat
4) Pelaksana Kegiatan
a) Penanggungjawab di Tingkat Kabupaten/Kota adalah Ketua Tim Pembina KKS
dan Ketua Forum KKS
b) Penanggungjawab di Tingkat kecamatan adalah Ketua Forum Komunikasi KKS
c) Penanggungjawab di tingkat desa/kelurahan adalah Ketua POKJA KKS.
5) Tempat Pelaksaaan
Kabupaten/Kota
6) Waktu Pelaksanaan
Dilaksanakan dalam waktu 1 tahun
8) Sumber Data
Laporan rutin
9) Waktu Pelaporan
Dilaporkan Ssetiap bulan
Pedoman Penjelasan Indikator Program Kesmas dalam RPJMN dan Renstra Tahun 2020-2024 97
diverifikasi oleh Tim Pembina KKS Provinsi.
3) Definisi Operasional
4) Kabupaten/Kota yang menyelenggarakan tatanan Kabupaten/Kota Sehat
dengan kriteria memiliki SK Tim Pembina KKS, SK Forum KKS, dan telah diverifikasi
oleh Tim Pembina KKS Provinsi.
5) Tujuan
Terciptanya kondisi Kabupaten Kota yang bersih, aman, nyaman dan sehat
untuk dihuni penduduk.
6) Output
Kabupaten/Kota yang menyelenggarakan tatanan Kabupaten/Kota Sehat
7) Pelaksan a Kegiatan
a) Penanggungjawab di Tingkat Kabupaten/Kota adalah Ketua Tim Pembina
KKS dan Ketua Forum KKS
b) Penanggungjawab di Tingkat kecamatan adalah Ketua Forum Komunikasi
KKS
c) Penanggungjawab di tingkat desa/kelurahan adalah Ketua POKJA KKS.
8) Tempat Pelaksaaan
Kabupaten/Kota
9) Waktu Pelaksanaan
Dilaksanakan dalam waktu 1 tahun
Pedoman Penjelasan Indikator Program Kesmas dalam RPJMN dan Renstra Tahun 2020-2024 98
c) Petunjuk Teknis Kabupaten/Kota Sehat (dalam proses)
3) Pelaksana Kegiatan
Pelaku verifikasi atau yang disebut dengan tim verifikasi disesuaikan dengan
kebutuhan pada tingkatan mana verifikasi dilakukan.
a) DUSUN/RW
i. Sanitarian Puskesmas
ii. PKK Desa/ Kelurahan
iii. Staff/Aparat Desa/ Kelurahan
iv. Tim dari dusun lain dalam satu desa
v. Tim STBM Desa
b) DESA/KELURAHAN
i. Sanitarian Puskesmas
ii. Promkes Puskesmas
iii. UPTD Kecamatan
iv. PKK Kecamatan
v. Tim dari Desa/ Kelurahan lain dalam 1 (satu) Kecamatan
vi. Tim STBM kecamatan
vii.
c) KECAMATAN
i. Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota
ii. POKJA Sanitasi/ AMPL
iii. PKK Kabupaten
iv. Organisasi yang bergerak di bidang kesehatan (Forum Kabupaten Kota
Sehat, jika ada)
v. Tim dari Kecamatan lain
vi. Tim STBM Kabupaten
d) KABUPATEN / KOTA
i. Dinas Kesehatan Provinsi
ii. Tim STBM Provinsi
iii. POKJA Sanitasi / AMPL Provinsi
iv. Perwakilan dari kabupaten lain
v. Dinas di Provinsi yang terkait dengan Sarana Air Minum dan Sanitasi
vi. Tim STBM Provinsi
e) PROVINSI
i. Tim STBM Nasional
ii. Direktorat Kesling Kemenkes
iii. Perwakilan dari Provinsi lain
iv. Mitra/swasta
Pedoman Penjelasan Indikator Program Kesmas dalam RPJMN dan Renstra Tahun 2020-2024 99
4) Tempat Pelaksaaan
Desa/Kelurahan
5) Waktu Pelaksanaan
Dilaporkan setiap waktu setelah dilakukan verifikasi
7) Sumber Data
........................................................E-Monev STBMLaporan rutin
8) Waktu Pelaporan
Dilaporkan setiap waktu setelah dilakukan verifikasi
9) Pedoman yang dipakai
a) Permenkes No. 3 Tahun 2014 tentang STBM
b) Pedoman Pemicuan 5 Pilar STBM
c) Pedoman Verifikasi 5 Pilar STBM
d) SNI 2398:2017 (Tata cara perencanaan tangki septik dengan pengolahan
lanjutan (sumur resapan, bidang resapan, up flow filter, kolam sanita)
e) Pedoman wirausaha sanitasi
f) Pedoman pengelolalaan teknologi tepat guna sanitasi dan air minum
Total sarana air minum yang masuk cakupan pengawasan adalah 81.921 sarana,
dengan rincian sebagai berikut :
a)PDAM Pemerintah : 411 PDAM (sumber : data perpamsi)
b)PDAM swasta : 17 PDAM
c)KPSPAM Pamsimas : 24.833 sarana (sumber : data KPSPAM Pamsimas)
d)KPSPAM Non Pamsimas : 6.898 sarana
e)Depot air minum : 49.713 Depot (sumber : emonev HSP)
f)KKP (kantor Kesehatan Pelabuhan) : 49
Pedoman Penjelasan Indikator Program Kesmas dalam RPJMN dan Renstra Tahun 2020-2024 100
17) Waktu Pelaksanaan
Pelayanan dilaksanakan dalam waktu 1 tahun
13).................................................................Definisi Operasional
Sarana air minum yang dilakukan tinjauan dokumen RPAM (Rencana
Pengamanan Air Minum), inspeksi kesehatan lingkungan dan diperiksa
kualitas air minumnya oleh Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota. Maksud dari
diawasi/diperiksa adalah Petugas kesehatan lingkungan melakukan
pengawasan eksternal melalui review dokumen RPAM, observasi lapangan
(IKL), dan uji kualitas air (laboratorium atau alat yang terkalibrasi). Hasil
pengawasan eksternal diinput dalam emonev PKAM.
Total sarana air minum yang masuk cakupan pengawasan adalah 108.827
sarana, dengan rincian sebagai berikut :
d. PDAM/BPAM/PT yang terdaftar di Persatuan Perusahaan Air Minum
Seluruh Indonesia (Perpamsi) : 402 PDAM (sumber : data perpamsi)
e. Sarana air minum komunal : 27.000 sarana (sumber : data KPSPAM
Pamsimas)
f. Depot air minum : 51.000 Depot (sumber : emonev HSP)
g. Kelompok pengguna Air minum : 30.180 ( 10.060 puskesmas @ 3)
h. Kantor kesehatan pelabuhan : 245 (49 KKP @ 5 Terminal air)
Pedoman Penjelasan Indikator Program Kesmas dalam RPJMN dan Renstra Tahun 2020-2024 101
1) Pelaksana Kegiatan
Dinas kesehatan kab/kota, Sanitarian, KKP
2) Tempat Pelaksaaan
Sarana air minum dan penyelenggara air minum
3) Waktu Pelaksanaan
Pelayanan dilaksanakan dalam waktu 1 tahun
Pedoman Penjelasan Indikator Program Kesmas dalam RPJMN dan Renstra Tahun 2020-2024 102
j) Melakukan pencegahan dan perawatan berkala terhadap peralatan sesuai
jadwal.
k. Pemilahan dan pewadahan
Pemilahan dilakukan mulai dari sumber oleh penghasil limbah (misal:
perawat). Di setiap sumber/ruangan ditempatkan wadah yang sesuai dengan
limbah yang dihasilkan.
Jenis limbah medis limbah infeksius, imbah patologi, limbah benda tajam,
limbah farmasi, limbah sitotoksis, limbah kimiawi, limbah radioaktif, limbah
kontainer bertekanan, dan limbah dengan kandungan logam berat yang tinggi.
d) Wadah dinamai sesuai kategori/ kelompok limbah dan diberikan kantong
plastik sesuai warna.
e) Jarum suntik bisa disediakan safety box di tempat dilakukan tindakan.
Setelah menyuntik, suntik langsung dimasukan ke dalam safety box tanpa
menutup kembali.
f) Jarum suntik juga bisa menggunakan needle cutter atau needle destroyer
untuk memisahkan siringe dengan spoitnya.
Jenis wadah yang dipakai: drum baja, drum plastic, tangki, tong, wadah
fleksibel.
l. Pengangkutan
c) Pengangkutan Internal
Pengangkutan Internal dilakukan dengan cara:
Pengumpulan limbah minimum setiap hari atau sesuai kebutuhan.
Setelah limbah diambil dari sumbernya. Harus segera dilakukan
pengantian kantong/wadah.
Limbah diangkut sebelum penuh (3/4 dari volume limbah)
Tidak dianjurkan pelakukan pemadatan/ penekanan pada saat
pengumpulan limbah untuk menghindari risiko tertusuk
Kantong limbah tidak boleh diikat model “telinga kelinci” atau
menggunakan selotipe/sejenisnya.
d) Pengangkutan eksternal
Pengangkutan dilakukan oleh jasa transporter yang berizin.
Pengangkutan yang dilakukan oleh penghasil limbah bisa menggunakan
kendaraan roda 3, sesuai ketentuan yang berlaku.
Untuk pengangkutan dilakukan dari penghasil ke Depo atau dari penghasil
ke Perusahan pengolah limbah medis yang berizin yang dikontak unruk
mengolah limbah medis fasyankes tersebut dengan melakukan kerjasama
(MOU secara tripartite antara penghasol, jasa pengangkutan, dan
perusahaan pengolah limbah medis yang berizin).
m. Penyimpanan
Penyimpanan Sementara dilakukan dengan cara antara lain:
e) menyimpan Limbah B3 di fasilitas Penyimpanan Limbah B3;
f) menyimpan Limbah B3 menggunakan wadah Limbah B3 sesuai kelompok
Limbah B3;
g) penggunaan warna pada setiap kemasan dan/atau wadah Limbah sesuai
karakteristik Limbah B3; dan pemberian simbol dan label Limbah B3 pada
setiap kemasan dan/atau wadah Limbah B3 sesuai karakteristik Limbah B3
h) Untuk limbah dengan karakteristik infeksius; benda tajam; dan patologis;
disimpan di tempat Penyimpanan Limbah B3 sebelum dilakukan
Pengangkutan Limbah B3, Pengolahan Limbah B3, dan/atau Penimbunan
Limbah B3 paling lama :
7 hari, pada suhu 3-8OC
90 (sembilan puluh) hari, pada temperatur sama dengan atau lebih kecil
dari 0°C (nol derajat celsius), sejak Limbah B3 dihasilkan.
Penyimpanan Limbah B3 sebelum dilakukan Pengangkutan Limbah B3,
Pengolahan Limbah B3, dan/atau Penimbunan Limbah B3 paling lama:
90 (sembilan puluh) hari, untuk Limbah B3 yang dihasilkan sebesar 50 kg
(lima puluh kilogram) per hari atau lebih; atau
Pedoman Penjelasan Indikator Program Kesmas dalam RPJMN dan Renstra Tahun 2020-2024 103
180 (seratus delapan puluh) hari, untuk Limbah B3 yang dihasilkan
kurang dari 50 kg (lima puluh kilogram) per hari untuk Limbah B3
kategori 1,sejak Limbah B3 dihasilkan.
3) Tempat Pelaksaaan
Rumah Sakit dan Puskesmas
4) Waktu Pelaksanaan
Pelayanan dilaksanakan pengawasan pengelolaan limbah medis dilakukan setiap
hari oleh Fasyankes.
5) Pencatatan dan Pelaporan
Petugas yang melayani mencatatkan dalam pelaporan E Monev Limbah Medis
oleh fasyankes dan kabupaten/kota melalui aplikasi daring (online).
6) Waktu Pelaporan
Dilaporkan setiap 3 (enam) bulan sekali
7) Pedoman yang Dipakai
6) PermenlLHK No.P56/2015 tentang Tata Cara Pengelolaan Limbah Bahan
berbahaya dan Beracun di Fasyankes
7) PMK No.7/2019 tentang Standard an Persyaratan Kesehatan Lingkungan
Rumah Sakit
8) Permenkes No.1428/2006 tentang Penyelenggaraan Kesehatan Lingkungan di
Puskesmas
9) Permenkes No. 27/ 2019 tentang Perubahan Kedua atas Permenkes
No.46/2015 tentang Akreditasi Puskesmas, Klinik Pratama, Tempat Praktek
Mandiri Dokter dan Tempat Praktek Mandiri Dokter Gigi
10) E-monev Limbah Fasyankes
3) Pelaksana Kegiatan
Penanggung jawab kesehatan lingkungan berkoordinasi dengan tenaga kesehatan
lainnya di fasyankes.
4) Tempat Pelaksanaan
Rumah Sakit dan Puskesmas
5) Waktu Pelaksanaan
Pelayanan dilaksanakan pengawasan pengelolaan limbah medis dilakukan setiap
hari
Pedoman Penjelasan Indikator Program Kesmas dalam RPJMN dan Renstra Tahun 2020-2024 104
Petugas yang bertanggungjawab melaksanakan pengelolaan limbah medis
difasyankes melaksanakan pencatatan dan pelaporan melalui E Monev Limbah
Medis di fasyankes (aplikasi daring) dan kabupaten/kota serta mengkoordinir
pelaporan dari fasyankes serta provinsi melakukan approve aplikasi E-monev
limbah medis bagi fasyankes yang akan melakukan pelaporan.
7) Waktu Pelaporan
Dilaporkan setiap tiga bulan sekali
8) Sumber Data
Laporan rutin
e. Persentase Tempat dan Fasilitas umum (TFU) yang Dilakukan Pengawasan sesuai
Standar
1) Definisi Operasional
a) Tempat dan fFasilitas umum (TFU) yang dDilakukan pPengawasan sesuai
b) sStandar adalah Tempat dan Fasilitas Umum (pasar, puskesmas, sekolah)
yang dilakukan pengawasan oleh kabupaten/kota dengan cara melakukan
Inspeksi Kesehatan Lingkungan minimal 1 kali dalam kurun waktu setahun.
c)
d) Tempat dan fasilitas umum (TFU) adalah lokasi, sarana, dan prasarana antara
lain: fasilitas kesehatan; fasilitas pendidikan; tempat ibadah; hotel; rumah
makan dan usaha lain yang sejenis; sarana olahraga; sarana transportasi darat,
laut, udara, dan kereta api; stasiun dan terminal; pasar dan pusat
perbelanjaan;pelabuhan, bandar udara, dan pos lintas batas darat negara; dan
tempat dan fasilitas umum lainnya.
e) TFU yang dimaksud dalam hal ini prioritas terdiri sekolah (SD/MI dan
SMP/MTs), puskesmas dan pasar yang terdaftar di Kemendikbud, Kementerian
Perdagangan dan Pusdatin Kemenkes, Kementerian Agama.
f) Pengawasan sesuai standar yang dimaksud adalah kunjungan untuk
mengetahui faktor risiko kesehatan lingkungan dengan inspeksi kesehatan
lingkungan (IKL) melalui pengamatan fisik media lingkungan dengan
menggunakan instrumen IKL, pengukuran media lingkungan dan analisis risiko
kesehatan lingkungan serta rekomendasi perbaikan.
g) Sekolah yang dimaksud adalah sekolah yang dimiliki oleh pemerintah dan
swasta yang terdiri dari SD dan SMP / sederajat yang terdaftar di Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan dan Kementerian Agama.
h) Puskesmas yang dimaksud adalah yang berada di wilayah kerjanya.
i) Pasar adalah pasar rakyat yang telah dilakukan revitalisasi dan terdaftar di
Kementerian Perdagangan.
Pedoman Penjelasan Indikator Program Kesmas dalam RPJMN dan Renstra Tahun 2020-2024 105
Standar adalah Tempat dan Fasilitas Umum yang dilakukan pengawasan oleh
kabupaten/kota dengan cara melakukan Inspeksi Kesehatan Lingkungan minimal 1 kali
dalam kurun waktu setahun.
Pedoman Penjelasan Indikator Program Kesmas dalam RPJMN dan Renstra Tahun 2020-2024 106
a) Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 519 Tahun 2008 tentang
Penyelenggaraan Pasar Sehat
b) Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 13 Tahun 2015 tentang
Penyelenggaraan Pelayanan Kesehatan Lingkungan Di Puskesmas
c) Petunjuk teknis Inspeksi Kesehatan Lingkungan Pasar, Sekolah dan
Puskesmas.
d) Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 43 Tahun 2019 tentang Puskesmas.
e) Keputusan Menteri Kesehatan nomor 1428 tahun 2006 tentang Persyaratan
Kesehatan Lingkungan Puskesmas
f) Keputusan Menteri Kesehatan nomor 1429 tahun 2006 tentang
Penyelenggaraan Kesehatan Lingkungan di Sekolah
f. Persentase Tempat Pengelolaan Pangan (TPP) yang Memenuhi Syarat sesuai Standar
1) Definisi Operasional
1).......
3) Definisi Operasional
4) TPP yang memenuhi syarat kesehatan adalah TPP yang dilaksanaan pengawasan
melalui inspeksi Kesehatan Lin gkungan dan memenuhi syarat sesuai standar
5) TPP: Rumah Makan/Restoran/Jasaboga/Sentra Pangan Jajanan, Depot Air
Minum.
6) Standar Prosedur : Permenkes, Pedoman, Juknis, Modul
7) Standar Sarana/Fasilitas : Permenkes, Pedoman, Juknis, Modul
8) Standar Tenaga : Sanitarian Puskesmas
9) Pelaksana Kegiatan
a) Sanitarian Puskesmas dan KKP melaksanakan inspeksi kesehatan lingkungan di
TPP (RM/Restoran, Jasaboga, Kantin, Depot, sentra makanan jajanan/makanan
jajanan).
b) Dinkes Kab/kota dan KKP melaksanakan kegiatan investigasi KLB Kercunan
Pangan, Pemberian sertifikat laik hygiene sanitasi untuk jasaboga, rumah
makan/restoran, gerakan stikerisasi hygiene sanitasi bagi kantin dan makanan
jajanan, melaksanakan pelatihan hygiene sanitasi pangan, implementasi pilar 3
STBM, melaksanakan lomba kantin dan terminal.
Pedoman Penjelasan Indikator Program Kesmas dalam RPJMN dan Renstra Tahun 2020-2024 107
11) Waktu Pelaksanaan
Pembinaan dan pengawasan minimal dilaksanakan minmail setahun dua kali
1) Definisi Operasional
a) Memiliki kebijakan gerakan masyarakat hidup sehat sesuai dengan Inpres
No.1 Tahun 2017 (melaksanakan 5 kluster germas) dan atau kebijakan
berwawasan kesehatan adalah Kabupaten/Kota telah memiliki atau
menerbitkan kebijakan Germas dan atau kebijakan berwawasan kesehatan.
Kebijakan Gerakan Masyarakat Hidup ditetapkan oleh pemerintah daerah
(bupati/walikota) mencakup 5 klaster germas yaitu:
i. Klaster Peningkatan Aktivitas Fisik
ii. Klaster Peningkatan Edukasi dan Perilaku Hidup Sehat
iii. Klaster Penyediaan Pangan Sehat dan Percepatan Perbaikan Gizi
iv. Klaster Peningkatan Pencegahan dan Deteksi Dini Penyakit
v. Klaster Peningkatan Kualitas Lingkungan
Pedoman Penjelasan Indikator Program Kesmas dalam RPJMN dan Renstra Tahun 2020-2024 108
Peraturan Daerah Kota Banjarmasin Nomor 9 Tahun 2014 tentang Ruang
Terbuka Hijau Kota Banjarmasin
Peraturan Bupati Bojonegoro Nomor 11 tahun 2015 tentang Kawasan
Pelaksanaan Hari Bebas Kendaraan Bermotor (Car Free Day)
3) Pelaksana Kegiatan
Pelaksana kegiatan terdiri dari unsur lintas sektor (OPD), pendidikan (sekolah),
UKBM (Posyandu, Posbindu PTM, PosUKK, Pos Lansia, dll) dan atau mitra potensial
(dunia usaha, organisasi profesi, organisasi kemasyarakatan, organisasi
kepemudaan, tokoh agama, tokoh masyarakat, LSM, dll), yang dimotori oleh Dinas
Kesehatan Kabupaten/Kota dan Bappeda.
4) Tempat Pelaksanaan
Kabupaten/Kota
5) Waktu Pelaksanaan
Kegiatan dilaksanakan dalam kurun waktu 1 tahun
7) Sumber Data
Laporan Rutin
8) Waktu Pelaporan
Dilaporkan setiap tiga bulan
Pedoman Penjelasan Indikator Program Kesmas dalam RPJMN dan Renstra Tahun 2020-2024 109
Mengadakan pertemuan rutin setiap tahun minimal 2 kali untuk membahas
perencanaan dan evaluasi pelaporan kegiatan.
3) Pelaksana Kegiatan
Dilaksanakan oleh pengelola program promkes, pemangku kepentingan terkait
dan kader
4) Tempat Pelaksaaan
Dilaksanakan di Kabupaten/Kota, Puskesmas/Fasyankes dan Posyandu
5) Waktu Pelaksanaan
Pembinaan dilaksanakan sepanjang tahun sesuai penjadwalan yang disepakatiti
oleh kabupaten/kota
7) Sumber Data
Laporan rutin puskesmas dan posyandu serta laporan Pokjanal kabupaten/kota
8) Waktu Pelaporan
Pencatatan kader diambil setiap Bulan oleh petugas Puskesmas dilaporkan setiap
bulan ke petugas kabupaten/kota. Menurut Permendagri 54 tahun 2007
pelaporan dari kabupaten/kota ke provinsi, minimal 4 (empat) bulan sekali dan
pelaporan dari provinsi ke Pusat, minimal 6 (enam) bulan sekali disampaikan
kepada Direktur Jenderal Pemerintah Desa, Kementerian Dalam Negeri.
Pedoman Penjelasan Indikator Program Kesmas dalam RPJMN dan Renstra Tahun 2020-2024 110
2) Definisi Operasional
Kabupaten/kota yang memiliki Posyandu aktif minimal 80% dengan kriteria:
6) Melakukan kegiatan rutin posyandu minimal 10 kali/tahun
7) Memiliki minimal 5 orang kader
Kader disahkan dengan surat keputusan Kepala Desa/Kelurahan
8) Melakukan pelayanan kegiatan KIA, Gizi, Imunisasi, KB dengan cakupan
minimal 50%.
Kader Posyandu melakukan penggerakan kepada sasaran untuk kegiatan KIA,
Gizi, Imunisasi dan KB baik di Posyandu maupun di fasilitas pelayanan
kesehatan dengan cakupan 50%.
9) Memiliki alat pemantauan pertumbuhan
Setiap posyandu memiliki alat pemantauan pertumbuhan berupa alat ukur
berat badan dan tinggi badan yang dibeli dengan menggunakan APBDes.
10)Mengembangka kegiatan tambahan kegiatan kesehatan (remaja, usia kerja,
lansia, TOGA, penanggulangan penyakit)
3) Pelaksana Kegiatan
4) Tempat Pelaksaaan
5) Waktu Pelaksanaan
6) Pencatatan dan Pelaporan
7) Sumber Data
8) Waktu Pelaporan
9) Pedoman yang Dipakai
Definisi Operasional
Pedoman Penjelasan Indikator Program Kesmas dalam RPJMN dan Renstra Tahun 2020-2024 111
Pedoman/Regulasi/Rekomendasi Germas bidang kesehatan yang diadopsi oleh Kementerian/Lembag
sebagai acuan Kementerian/Lembaga dalam menerbitkan kebijakan Germas sesuai tugas dan fungsinya.
(Inpres no 1 tahun 2017).
Pelaksana Kegiatan
Tempat Pelaksaaan
Waktu Pelaksanaan
Sumber Data
Waktu Pelaporan
Indikator 4
Definisi Operasional
Pelaksana Kegiatan
Tempat Pelaksaaan
Waktu Pelaksanaan
Sumber Data
Waktu Pelaporan
Indikator 5
Definisi Operasional
Pelaksana Kegiatan
Tempat Pelaksaaan
Waktu Pelaksanaan
Sumber Data
Waktu Pelaporan
3) Pelaksana Kegiatan
a) Tingkat Puskesmas adalah pengelola kesehatan kerja dan atau tim kesehatan
kerja atau petugas lain di Puskesmas.
b) Tingkat Dinas Kesehatan adalah pengelola kesehatan kerja dan atau tim
kesehatan kerja atau petugas lain di Dinas Kesehatan.
4) Tempat Pelaksaaan
Dalam Gedung Puskesmas, Dinas Kesehatan, dan tempat kerja diwilayah kerja
puskesmas (Pos UKK dan perkantoran di tingkat kecamatan) dan Dinas Kesehatan
(OPD, Perusahaan dan Fasyankes tingkat kabupaten/kota).
5) Waktu Pelaksanaan
Pelaksanaan kegiatan dilakukan setiap waktu sesuai dengan perencanaan
kegiatan
7) Waktu Pelaporan
Setiap bulan
Pedoman Penjelasan Indikator Program Kesmas dalam RPJMN dan Renstra Tahun 2020-2024 113
e) Kabupaten/kota yang melaksanakan kesehatan olahraga adalah kab/kota yang
minimal 60% Puskesmas di wilayah kerjanya melaksanakan kesehatan olahraga
yaitu melaksanakan kegiatan :
i. Pengukuran kebugaran ASN /anak sekolah / jamaah haji
ii. Pembinaan kelompok olahraga pada masyarakat Ibu hamil, Lansia,
kelompok olahraga masyarakat
f) Pengukuran kebugaran jasmani pekerja tingkat kab/kota
11).........................................................................Pelaksana Kegiatan
c) Tingkat Puskesmas : Dilaksanakan oleh pengelola kesehatan olahraga atau
tim kesehatan olahraga atau petugas lain yang ditunjuk di Puskesmas.
d) Tingkat Dinas Kesehatan : Dilaksanakan oleh pengelola kesehatan olahraga
atau tim kesehatan olahraga atau petugas lain yang ditunjuk di Dinas
Kesehatan.
12).........................................................................Tempat Pelaksaaan
Dinas Kesehatan, Puskesmas dan tempat kerja diwilayah kerja Puskesmas.
15)............................................................................Waktu Pelaporan
Setiap bulan
16)...................................................................................Sumber Data
Laporan rutin
Pedoman Penjelasan Indikator Program Kesmas dalam RPJMN dan Renstra Tahun 2020-2024 114
48. Pembinaan kesehatan kerja di sektor formal
Pembinaan kesehatan kerja di sektor formal adalah kegiatan pembinaan
kesahatan kerja dengan melakukan kegiatan advokasi sosialisasi, koordinasi
dan pelaksanaan program kesehatan kerja seperti:
d) GP2SP
e) K3 Perkantoran
f) Pekerja Sehat Produktif
g) K3 Fasyankes
11) Pelaksana Kegiatan
3) Tingkat Puskesmas : Dilaksanakan oleh pengelola kesehatan kerja
dan atau tim kesehatan kerja atau petugas lain di Puskesmas.
4) Tingkat Dinas Kesehatan : Dilaksanakan oleh pengelola kesehatan
kerja dan atau tim kesehatan kerja atau petugas lain di Dinas Kesehatan.
12) Tempat Pelaksaaan
Dalam Gedung Puskesmas, Dinas Kesehatan, dan tempat kerja diwilayah
kerja puskesmas (Pos UKK dan perkantoran di tingkat kecamatan) dan Dinas
Kesehatan (OPD, Perusahaan dan Fasyankes tingkat kabupaten/kota).
13) Waktu Pelaksanaan
Pelaksanaan kegiatan dilakukan setiap waktu dan dilaporkan secara berkala
setiap bulan.
14) Pencatatan dan Pelaporan
Petugas yang melaksanakan kegiatan mencatatkan dan melaporkan ke
pengelola Sisitem Informasi Puskesmas (SIP) untuk Kabupaten/kota memasukan
dalam aplikasi komunikasi data program kesmas (Komdat Kesmas) dan Sistem
Informasi Terpadu Kesehatan Kerja dan Olahraga (SITKO).
15) Waktu Pelaporan
Dilaporkan setiap Bulan
16) Pedoman yang Dipakai
6) Pedoman Implementasi GP2SP
7) Pedoman Implentasi Pos UKK
8) Pedoman K3 Fasyankes
9) Pedoman K3RS
10) Pedoman K3 Perkantoran
Pedoman Penjelasan Indikator Program Kesmas dalam RPJMN dan Renstra Tahun 2020-2024 115
f) Tingkat DInas Kesehatan : Dilaksanakan oleh pengelola kesehatan
olahraga dan atau tim kesehatan olarhaga atau petugas lain yang dituntuk di
Dinas Kesehatan.
4)................................................................Tempat Pelaksaaan
Dinas Kesehatan, Puskesmas dan tempat kerja diwilayah kerja Puskesmas.
5)................................................................Waktu Pelaksanaan
Pelaksanaan kegiatan dilakukan setiap waktu dan dilaporkan secara berkala
setiap bulan.
6).....................................................Pencatatan dan Pelaporan
Petugas yang melaksanakan kegiatan mencatatkan dan melaporkan ke
pengelola Sisitem Informasi Puskesmas (SIP) untuk Kabupaten/kota memasukan
dalam aplikasi komunikasi data program kesmas (Komdat Kesmas) dan Sistem
Informasi Terpadu Kesehatan Kerja dan Olahraga (SITKO).
7)....................................................................Waktu Pelaporan
Dilaporkan setiap Bulan
8)..........................................................Pedoman yang Dipakai
6) Pedoman Implementasi GP2SP
7) Pedoman Implentasi Pos UKK
8) Pedoman K3 Fasyankes
9) Pedoman K3RS
10) Pedoman K3 Perkantoran
Definisi Operasional
Hasil penilaian dari Kementerian PAN dan RB terkait pelaksanaan 8 area
perubahan pada Reformasi Birokrasi di Ditjen Kesmas
3) Pelaksana Kegiatan
Setditjen Kesehatan Masyarakat, Kemenkes RI
4) Tempat Pelaksaaan
Kementerian Kesehatan
5) Waktu Pelaksanaan
Satu tahun
7) Sumber Data
Hasil penilaian Kementerian PAN dan RB
8) Waktu Pelaporan
Setiap triwulan
Pedoman Penjelasan Indikator Program Kesmas dalam RPJMN dan Renstra Tahun 2020-2024 116
1) Definisi Operasional
Persentase kinerja RKA-K/L Program pembinaan Kesehatan Masyarakat yang
efektif dan efisien adalah hasil penilaian kinerja RKA KL dengan mengngunakan
tools aplikasi SMART DJA Kementerian Keuangan
Definisi Operasional
Persentase kinerja RKA-K/L Program pembinaan Kesehatan Masyarakat yang efektif dan
efisien adalah hasil penilaian kinerja RKA KL dengan menngunakan tools aplikasi SMART
DJA Kementerian Keuangan
3) Pelaksana Kegiatan
4)
Direktorat Jenderal Kesehatan Masyarakat
5) Tempat Pelaksaaan
6)
20)
1)
Direktorat Jenderal Kesehatan Masyarakat
2) Waktu Pelaksanaan
3)
4)
Satu tahun
5)
21) Pencatatan dan Pelaporan
1)
Petugas penanggungjawab laporan masing-masing satker lingkup Esselon II
Ditjen Kesmas melakukan input realisasi kegiatan dan keuangan ke dalam
sistem aplikasi SMART DJA
2) Sumber Data
SMART DJALaporan rutin
3) Waktu Pelaporan
4)
Setiap bulan
Pedoman Penjelasan Indikator Program Kesmas dalam RPJMN dan Renstra Tahun 2020-2024 117
Pedoman Penjelasan Indikator Program Kesmas dalam RPJMN dan Renstra Tahun 2020-2024 118
BAB V
PENCATATAN DAN PELAPORAN
A. Pendahuluan
Aplikasi Komunikasi Data Program Kesehatan Masyarakat (KOMDAT KESMAS),
berfungsi untuk melakukan pengumpulan, pengolahan dan penyajian laporan data terkait
Indikator Program Kesehatan Masyarakt terkait RENSTRA dan RPJMN di lingkungan
Direktorat Jenderal Kesehatan Masyarakat menjadi lebih memudahkan, up to date dan
informatif bagi pengambil keputusan. Selain itu juga hasil dari kegiatan ini dapat
dimanfaatkan oleh pengelola program di tingkat Pusat, Provinsi, Kabupaten/Kota ,
Puskesmas, Petugas Kesehatan lingkup Program Kesehatan Masyarakat, dan Masyarakat
Secara Umum.
Aplikasi Komunikasi Data Program Kesehatan Masyarakat dapat diakses melalui
alamat www.komdatkesmas.kemkes.go.id. Aplikasi ini dikembangkan dengan
menggabungkan aplikasi -aplikasi yang saat ini sudah digunakakan antara lain :
1. Program Gizi menggunakan aplikasi sigizi terpadu untuk program gizi dengan alamat
www.sigiziterpadu,kemkes.go.id
2. Program Kesehatan Keluarga menggunakan aplikasi komunikasi data program
kesehatan masyarakat dengan alamat www.komdatkesmas.kemkes.go.id
3. Program Kesehatan Lingkungan menggunakan aplikasi program kesehatan lingkungan
dengan alamat www.kesling.kesmas.kemkes.go.id
4. Program Kesehatan Kerja dan Olahraga menggunakan aplikasi program kesehatan kerja
dan olahraga dengan alamat www.sitko-kesjaor.id
5. Program Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat menggunakan aplikasi
program kesehatan masyarakat dengan alamat www.komdatkesmas.kemkes.go.id
Gambar 1. Model Integrasi Pelaporan melalui Aplikasi Komunikasi Data Program Kesehatan
Masyarakat
Dari Gambar tersebut dapat dijelaskan bahwa untuk Program Gizi Masyarakat,
Kesehatan Lingkungan, Kesehatan Kerja dan Olahraga menggunakan aplikasi yang ada di unit
masing-masing sedangkan user (petugas) Pusat, Provinsi melakukan verifikasi atas data yang
sudah di masukan dalam aplikasi tersebut. Sedangkan untuk Program Kesehatan Keluarga,
Promsi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat user (petugas) Pusat dan Provinsi
melakukan verifikasi dari data yang sudah dimasukan oleh Kabupaten/kota sedangkan user
(petugas) kabupaten/kota melakukan entry (input) data dalam Aplikasi Komdat Kesmas.
Pedoman Penjelasan Indikator Program Kesmas dalam RPJMN dan Renstra Tahun 2020-2024 119
Gambar 2. Proses Aplikasi Komdat Kesmas
B. Pencatatan
Pencatatan menggunakan aplikasi komunikasi data program kesehatan masyarakat
yang dilakukan setiap bulan pada tanggal 1 sampai dengan 10 bulan berikutnya (Dinas
Kesehatan Kabupaten/Kota) sedangkan untuk melakukan veirifikasi atau persetujuan data
pada tanggal 10 s/d 15 bulan berikutnya (Dinas kesehatan Provinsi dan pengelola Program
tingkat Pusat).
Petunjuk Penggunaan Aplikasi Komunikasi Data Program Kesehatan Masyarakat.
1. User (Pengguna) Kabupaten/Kota
Pedoman Penjelasan Indikator Program Kesmas dalam RPJMN dan Renstra Tahun 2020-2024 120
Gambar 4. Tampilan menu input data indikator kinerja
Setelah memilih indikator buka tab form inputan indikator dan pilih unit kerja sesuai
program masing-masing untuk data sasaran akan ditarik dari data sasaran dari pusat,
pengguna kabupaten/kota memasukan jumlah data indikator kegiatan setelah dimasukan
klik tombol save.
Pedoman Penjelasan Indikator Program Kesmas dalam RPJMN dan Renstra Tahun 2020-2024 121
C. Program Gizi Masyarakat
Untuk Program Gizi masyarkat petugas kabupaten melakukan entry data pada Sigizi
http://sigiziterpadu.gizi.kemkes.go.id/login_sisfo/, Untuk data sasaran dan capaian indikator
perbulan Program Gizi akan dilakukan penarikan otomatis melalui Application Programing Interface
(API) ditingkat pusat pada aplikasi Komdat Kesmas Petugas Kabupaten/Kota memastikan bahwa
data yang ada dalam sigizi terpadu sesuai dengan data yang ada dalam Komdat Kesmas.
Pedoman Penjelasan Indikator Program Kesmas dalam RPJMN dan Renstra Tahun 2020-2024 122
Gambar 9. Indikator Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat
Setelah memilih indikator buka tab form inputan indikator dan pilih unit kerja sesuai
program masing-masing untuk data sasaran akan ditarik dari data sasaran dari pusat,
pengguna kabupaten.kota memasukan jumlah data indikator kegiatan setelah dimasukan
klik tombol save.
Pedoman Penjelasan Indikator Program Kesmas dalam RPJMN dan Renstra Tahun 2020-2024 123
F. Program Kesehatan Lingkungan
Untuk Program Gizi masyarkat petugas kabupaten melakukan entry data pada aplikasi
kesehatan lingkungan www.kesling.kesmas.kemkes.go.id, Untuk data sasaran dan capaian
indikator perbulan Program Kesehatan Lingkungan akan dilakukan penarikan otomatis melalui
Application Programing Interface (API) ditingkat pusat pada aplikasi Komdat Kesmas Petugas
Kabupaten/Kota memastikan bahwa data yang ada dalam sigizi terpadu sesuai dengan data
yang ada dalam Komdat Kesmas.
Pedoman Penjelasan Indikator Program Kesmas dalam RPJMN dan Renstra Tahun 2020-2024 124
Gambar 13 Menu menu yang dapat dilihat oleh pengguna Kabupaten/Kota
Pada menu ini pengguna kabupaten/kota dapat melihat dashboard, monitoring RPJMN dan
RENSTRA serta laporan rekap dengan membandingkan capaian dengan kabupaten/kota
lain.
Pedoman Penjelasan Indikator Program Kesmas dalam RPJMN dan Renstra Tahun 2020-2024 125
Gambar 15 Tampilan halaman login
Halaman ini berfungsi bagi petugas Provinsi untuk melakukan update indikator apabila ada
Kabupaten/Kota belum melakukan input atau terdapat kendala terkait jaringan internet
maka petugas Provinsi dapat melakukan entry data prosesnya sama seperti petugas
Kabupaten/Kota.
Disamping itu petugas provinsi juga memiliki tugas untuk melakukan verifikasi setiap bulan
antara tanggal 10 sampai dengan 15 bulan berikutnya seperti pada gambar berikut.
Pedoman Penjelasan Indikator Program Kesmas dalam RPJMN dan Renstra Tahun 2020-2024 126
Gambar 17. Halaman Update verifikasi Indikator setiap bulan
Gambar 18. Menu menu yang dapat dilihat oleh pengguna Provinsi
Pada menu ini pengguna kabupaten/kota dapat melihat dashboard, monitoring RPJMN dan
RENSTRA serta laporan rekap dengan membandingkan capaian dengan kabupaten/kota
lain.
Pedoman Penjelasan Indikator Program Kesmas dalam RPJMN dan Renstra Tahun 2020-2024 127
Gambar 19. Menu Dashboard dan Laporan
Pada menu ini pengguna melihat tampilan kabupaten/kota dapat melihat dashboard,
monitoring RPJMN dan RENSTRA serta laporan rekap dengan membandingkan capaian
dengan Provinsi lain, disamping itu yang tidak kalah pentingnya adalah meningatkan
petugas Kabupaten/Kota untuk melakukan entry data secara rutin untuk masing-masing
program.
Pedoman Penjelasan Indikator Program Kesmas dalam RPJMN dan Renstra Tahun 2020-2024 128
Gambar 21 Halaman untuk melihat hasil data dan persetujuan dan verifikasi
Pada menu ini pengguna Direktorat dapat melakukan verifikasi dan syncronisze dari data
yang sudah ada untuk masing-masing indikator. Disamping itu Petugas Direktorat bertugas
memantau dan mengingatkan Petugas Provinsi untuk melakukan verifikasi data secara rutin
dan mengingatkan petugas kabupaten/Kota melkukan entry data (penginputan) sesuai
tugas masing-masing pengelola program.
C. Pelaporan
Hasil pencatatan dalam aplikasi komunikasi data program kesehatan masyarakat secara
berjenjang sebagai berikut :
1. Dinas Kesehatan kabupaten/kota melaporkan hasil pencatatan capaian bulanan per
triwulan maksimal tanggal 10, kepada dinas kesehatan provinsi.
2. Dinas Kesehatan Provinsi melaporkan rekapan hasil pencatatan capaian bulanan setiap
kabupaten/kota per triwulan maksimal tanggal 15, kepada Sekretariat Direktorat
Jenderal Kesehatan Masyarakat dengan ditembuskan ke pengelola program di tingkat
pusat.
3. Laporan hasil capaian triwulan yang ditanda tangani minimal oleh Kepala Bidang Kesmas
diupload melalui aplikasi komunikasi data program kesehatan masyarakat.
Pedoman Penjelasan Indikator Program Kesmas dalam RPJMN dan Renstra Tahun 2020-2024 129
BAB IV
PENCATATAN DAN PELAPORAN
D. Pendahuluan
Aplikasi Komunikasi Data Program Kesehatan Masyarakat (KOMDAT KESMAS),
berfungsi untuk melakukan pengumpulan, pengolahan dan penyajian laporan data terkait
Indikator Kinerja Kegiatan (IKK) dan Indikator Kegiatan Progam (IKP) di lingkungan Direktorat
Jenderal Kesehatan Masyarakat. Dengan adanya aplikasi ini diharapkan pengelolaan laporan
data terkait IKK dan IKP di lingkungan Direktorat Jenderal Kesehatan Masyarakat menjadi
lebih memudahkan, up to date dan informatif bagi pengambil keputusan. Selain itu juga hasil
dari kegiatan ini dapat dimanfaatkan oleh pengelola program di tingkat Pusat, Provinsi,
Kabupaten/Kota , Puskesmas, Petugas Kesehatan lingkup Program Kesehatan Masyarakat,
dan Masyarakat Secara Umum.
Aplikasi Komunikasi Data Program Kesehatan Masyarakat dapat diakses melalui
alamat www.komdatkesmas.kemkes.go.id. Aplikasi ini dikembangkan dengan
menggabungkan aplikasi -aplikasi yang saat ini sudah digunakakan antara lain :
6. Program Gizi menggunakan aplikasi sigizi terpadu untuk program gizi dengan alamat
www.sigiziterpadu,kemkes.go.id
7. Program Kesehatan Keluarga menggunakan aplikasi komunikasi data program
kesehatan masyarakat dengan alamat www.komdatkesmas.kemkes.go.id
8. Program Kesehatan Lingkungan menggunakan aplikasi program kesehatan lingkungan
dengan alamat www.kesling.kesmas.kemkes.go.id
9. Program Kesehatan Kerja dan Olahraga menggunakan aplikasi program kesehatan kerja
dan olahraga dengan alamat www.sitko-kesjaor.id
10. Program Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat menggunakan aplikasi
program kesehatan masyarakat dengan alamat www.komdatkesmas.kemkes.go.id
Pedoman Penjelasan Indikator Program Kesmas dalam RPJMN dan Renstra Tahun 2020-2024 130
Gambar 1. Model Integrasi Pelaporan melalui Aplikasi Komunikasi Data Program Kesehatan
Masyarakat
Dari Gambar tersebut dapat dijelaskan bahwa untuk Program Gizi Masyarakat,
Kesehatan Lingkungan, Kesehatan Kerja dan Olahraga menggunakan aplikasi yang ada di unit
masing-masing sedangkan user (petugas) Pusat, Provinsi melakukan verifikasi atas data yang
sudah di masukan dalam aplikasi tersebut. Sedangkan untuk Program Kesehatan Keluarga,
Promsi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat user (petugas) Pusat dan Provinsi
melakukan verifikasi dari data yang sudah dimasukan oleh Kabupaten/kota sedangkan user
(petugas) kabupaten/kota melakukan entry (input) data dalam Aplikasi Komdat Kesmas.
E. Pencatatan
Pencatatan menggunakan aplikasi komunikasi data program kesehatan masyarakat
yang dilakukan setiap bulan pada tanggal 1 sampai dengan 10 bulan berikutnya (Dinas
Kesehatan Kabupaten/Kota) sedangkan untuk melakukan veirifikasi atau persetujuan data
pada tanggal 10 s/d 15 bulan berikutnya (Dinas kesehatan Provinsi dan pengelola Program
tingkat Pusat).
Pedoman Penjelasan Indikator Program Kesmas dalam RPJMN dan Renstra Tahun 2020-2024 131
Gambar 2. Tampilan halaman login
Buka www.komdatkesmas.kemkes.go.id dengan menggunakan browser mozilla firefox,
googlechrome atau browser lainnya setelah itu akan tampil halaman seperti pada gambar
diatas, sebelum melanjutkan ke halaman selanjutnya, user harus login terlebih dahulu
sesuai username dan password yang telah diberikan sebelumnya.
Pedoman Penjelasan Indikator Program Kesmas dalam RPJMN dan Renstra Tahun 2020-2024 132
Gambar 4. Tampilan menu input data indikator kinerja
Setelah memilih indikator buka tab form inputan indikator dan pilih unit kerja sesuai
program masing-masing untuk data sasaran akan ditarik dari data sasaran dari pusat,
pengguna kabupaten.kota memasukan jumlah data indikator kegiatan setelah dimasukan
klik tombol save.
Pedoman Penjelasan Indikator Program Kesmas dalam RPJMN dan Renstra Tahun 2020-2024 133
Pada menu ini pengguna kabupaten/kota dapat melihat dashboard, monitoring IKK dan IKP
serta laporan rekap dengan membandingkan capaian dengan kabupaten/kota lain.
Pedoman Penjelasan Indikator Program Kesmas dalam RPJMN dan Renstra Tahun 2020-2024 134
diatas, sebelum melanjutkan ke halaman selanjutnya, user harus login terlebih dahulu
sesuai username dan password yang telah diberikan sebelumnya.
Pedoman Penjelasan Indikator Program Kesmas dalam RPJMN dan Renstra Tahun 2020-2024 135
Gambar 12.
Upload
Gambar 13. Menu menu yang dapat dilihat oleh pengguna Provinsi
Pada menu ini pengguna kabupaten/kota dapat melihat dashboard, monitoring IKK dan IKP
serta laporan rekap dengan membandingkan capaian dengan kabupaten/kota lain.
Pedoman Penjelasan Indikator Program Kesmas dalam RPJMN dan Renstra Tahun 2020-2024 136
Gambar 14. Dashboard yang dapat dilihat oleh pengguna Provinsi
Pedoman Penjelasan Indikator Program Kesmas dalam RPJMN dan Renstra Tahun 2020-2024 137
Gambar 16. Tampilan halaman login
Buka www.komdatkesmas.kemkes.go.id dengan menggunakan browser mozilla firefox,
google chrome atau browser lainnya setelah itu akan tampil halaman seperti pada gambar
diatas, sebelum melanjutkan ke halaman selanjutnya, user harus login terlebih dahulu
sesuai username dan password yang telah diberikan sebelumnya.
Pedoman Penjelasan Indikator Program Kesmas dalam RPJMN dan Renstra Tahun 2020-2024 138
Gambar 18. Tampilan halaman untuk melihat hasil persetujuan
Pada halaman ini Direktorat dpat melihat hasil data yang sudah disetujui oleh Direktorat.
Pedoman Penjelasan Indikator Program Kesmas dalam RPJMN dan Renstra Tahun 2020-2024 139
4. Pengguna (User) Administrator
Pada halaman ini pengguna (administrator) dapat melakukan perubahan nama sasaran
sesuai dengan kebutuhan masing-masing program.
Pedoman Penjelasan Indikator Program Kesmas dalam RPJMN dan Renstra Tahun 2020-2024 140
Gambar 22. Halaman untuk memasukan atau memperbaharui data sasaran
Pada halaman ini pengguna (administrator) dapat melakukan perubahan data sasaran
sesuai dengan yang ditetapkan oleh masing-masing program pusat.
Gambar 23. Halaman untuk memasukan atau memperbaharui data unit kerja
Pada halaman ini pengguna (administrator) dapat melakukan perubahan unit kerja jika ada
perubahan unit kerja.
Pedoman Penjelasan Indikator Program Kesmas dalam RPJMN dan Renstra Tahun 2020-2024 141
Gambar 24. Halaman untuk memasukan atau memperbaharui data indikator
Pada halaman ini pengguna (administrator) dapat melakukan perubahan data indikator jika
ada perubahan.
Pedoman Penjelasan Indikator Program Kesmas dalam RPJMN dan Renstra Tahun 2020-2024 142
Gambar 26 Halaman untuk melihat hasil data
Pada halaman ini pengguna (administrator) dapat melihat hasil data yang sudah dimasukan
oleh pengguna provinsi.
Gambar 27. Halaman untuk melihat menu-menu yang ada dalam aplikasi komunikasi data
Pada halaman ini pengguna (administrator) dapat melihat menu-menu yang ada dalam
aplikasi komunikasi data.
Pedoman Penjelasan Indikator Program Kesmas dalam RPJMN dan Renstra Tahun 2020-2024 143
Gambar 28. Halaman untuk melihat Dasboard dalam aplikasi komunikasi data
Pada halaman ini pengguna dapat melihat dashboard yang ada dalam aplikasi komunikasi
data program kesehatan masyarakat.
Gambar 29. Halaman untuk melihat halaman monitoring dalam aplikasi komunikasi data
Pada halaman ini pengguna dapat melihat monitoring yang ada dalam aplikasi komunikasi
data program kesehatan masyarakat sesuai dengan periode waktu tertentu.
F. Pelaporan
Hasil pencatatan dalam aplikasi komunikasi data program kesehatan masyarakat secara
berjenjang sebagai berikut :
4. Dinas Kesehatan kabupaten/kota melaporkan hasil pencatatan capaian bulanan per
triwulan maksimal tanggal 10, kepada dinas kesehatan provinsi.
Pedoman Penjelasan Indikator Program Kesmas dalam RPJMN dan Renstra Tahun 2020-2024 144
5. Dinas Kesehatan Provinsi melaporkan rekapan hasil pencatatan capaian bulanan setiap
kabupaten/kota per triwulan maksimal tanggal 15, kepada Sekretariat Direktorat
Jenderal Kesehatan Masyarakat dengan ditembuskan ke pengelola program di tingkat
pusat.
6. Laporan hasil capaian triwulan yang ditanda tangani minimal oleh Kepala Bidang Kesmas
diupload melalui aplikasi komunikasi data program kesehatan masyarakat.
Pedoman Penjelasan Indikator Program Kesmas dalam RPJMN dan Renstra Tahun 2020-2024 145
BAB V VI
PENUTUP
Pencatatan dan pelaporan program kesehatan masyarakat harus dilakukan dengan baik,
benar dan rutin sesuai dengan ketentuan. Pencatatan dan pelaporan merupakan bukti
pelaksanaan program kesehatan masyarakat yang merupakan tanggung jawab tidak hanya
puskesmas dan dinas kesehatan tetapi juga Kementerian Kesehatan.
Pedoman Penjelasan Indikator Program Kesmas dalam RPJMN dan Renstra Tahun 2020-2024 146
Pedoman Penjelasan Indikator Program Kesmas dalam RPJMN dan Renstra Tahun 2020-2024 147