Anda di halaman 1dari 3

Metode fitroremediasi

Salah satu cari untuk mengurangi dampak kerusakan tanah akibat pencemaran logam
berat cadmium (Cd) berupa fitoremediasi. Fitoremediasi merupakan cara untuk mengurangi
kerusakan tanah akibat paparan logam berat yang memanfaatkan tanaman hiperakumulator
untuk menyerap logam berat. Tanaman hiperakumulator mampu memproduksi biomassa dan
mengakumulasi logam berat pada jaringan tajuk tanaman dalam jumlah besar sehingga
memiliki daya adaptasi dan toleransi yang tinggi adapun jenis tanaman yang termasuk jenis
hiperakumulator adalah tanaman biduri (Caloptris gegantea) dan rumput gajah (Panicum
maximum).
Proses fitoremediasi diawali dengan mengambil sampel tanah yang tercemar secara acak
pada 3 plot pada lokasi dan kedalaman yang berbeda. Selanjutnya sampel tanah dianalisis
kandungan logam berat di laboratorium menggunakan metode Atomic Absorption
Spectrometry (AAS) lalu diambil sebagian kecil untuk media percobaan. Logam berat yang
dianalisis berupa cadmium (Cd) karena menurut analisis tanah sebelumnya kandungan
kadmium (Cd) pada tanah tersebut cukup tinggi.
Tahapan selanjutnya melakukan uji kemampuan tanaman untuk mengetahui karakteristik
tanaman dan mekanisme tanaman dalam menyerap logam berat. Uji ini menggunakan pot
ukuran 10 kilogram yang diisi oleh sampel tanah tercemar logam Cd lalu tanam tanaman
hiperakumulator yang sudah disiapkan pada pot yang sudah disiapkan. Percobaan disusun
dalam rancangan acak lengkap (RAL) dengan tiga kali pengulangan.
Selanjutnya lakukan pengamatan setiap minggu selama 3-4 bulan hingga menjelang masa
panen tanaman. Adapun parameter tanaman yang diamati berupa pertumbuhan, keadaan
visual, dan kandungan hara pada tanaman maupun unsur logam berat menggunakan metode
AAS (Atomic Absorption Spectrometry) dan analisis tanah untuk mengetahui sisa logam berat
Cd yang tertinggal di dalam tanah.
Tahapan terakhir dari fitoremediasi yaitu mengamati parameter penduga lalu melakukan
analisis menggunakan ANOVA untuk mengetahui pengaruh perlakuan, uji ANOVA berada
pada taraf 5% dan 1% apabila ada perbedaan yang signifikan maka akan dilanjutkan dengan
uji beda nyata terkecil (BNT) pada 5% (ά = 0,05)
Hasil
Hasil uji analisis menunjukkan sampel tanah dari ketiga lokasi memiliki karakteristik
yang sama yaitu lempung berpasir. Indikator kimiawi menunjukkan kandungan Cd pada
sampel tanah sebesar 2,16 mg kg-1 (lokasi pertama), 2,27 mg.kg-1 (lokasi kedua) dan 2,39
mg.kg-1 (lokasi ketiga). Hal ini menunjukkan kandungan Cd pada sampel tanah melebihi
ambang batas normal sebesar 0,1 ppm. Hasil uji menunjukkan pertumbuhan tanaman uji
(tanaman biduri & rumput gajah) cukup baik walaupun ditanam dengan media tanah yang
tercemar logam berat tampak pada grafik dibawah ini.
Berdasarkan grafik diatas dapat disimpulkan bahwa tanaman biduri dan rumput gajah
memiliki tingkat adaptasi dan toleransi yang tinggi terhadap kontaminan. Parameter
keberhasilan fitoremediasi didasarkan pada kemampuan tanaman dalam menyerap
kontaminan dalam konsentrasi tinggi tanpa menimbulkan kerusakan yang parah pada
pertumbuhan tanaman. Analisis ini juga menunjukkan terjadi penurunan kandungan logam
berat Cd secara signifikan pasca remediasi seperti yang terdapat pada grafik berikut.

Hasil analisis menunjukkan korelasi positif antara serapan logam berat dengan kemampuan
reduksi tanaman. Perbedaan kemampuan reduksi ini disebabkan oleh perbedaan karakter,
begitu juga dengan perbedaan lokasi. Perbedaan lokasi dapat menyebabkan perbedaan
kondisi agroekosistem sehingga mempengaruhi pertumbuhan tanaman dan penyerapan logam
berat. Faktor lain disebabkan adanya perbedaan konsentrasi logam berat di dalam tanah.
Pada penelitian ini terlihat mekanisme yang terjadi dalam proses fisiologi berjalan baik
sehingga mampu mereduksi logam berat. Penyerapan dan akumulasi logam berat oleh
tumbuhan meliputi penyerapan logam berat oleh akar, translokasi logam dari akar ke bagian
tumbuhan lain, serta lokalisasi logam berat pada bagian sel tertentu. Saat menyerap logam
berat, tumbuhan akan membentuk enzim reduktase pada membran akar untuk mereduksi
logam. Dari akar, logam berat diangkut melalui jaringan pengangkut (xilem dan floem)
menuju bagian tumbuhan lain. Agar pengangkutan lebih efisien, logam diikat oleh molekul
khelat (molekul pengikat) lalu logam berat diakumulasikan di seluruh bagian tanaman
terutama pada akar, batang, dan daun.
Kadmium (Cd) bersifat sangat berbahaya, papapran kadmium dapat menimbulkan kerusakan
lingkungan dan bersifat toksik bagi kesehatan. Apabila seseorang terpapar kadmium sebesar
200 mg/L dapat merusak ginjal dan menyebabkan penyakit degeneratif pada tulang. Tanaman
yang terpapar kadmium dapat mengalami perubahan metabolisme yang menyebabkan
penurunan hasil pertanian.

Anda mungkin juga menyukai