Untitled
Untitled
Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat guna mencapai gelar sarjana
hukum pada program studi ilmu hukum fakultas hukum dan sosial universitas
mathla’ul anwar banten
Disusun oleh:
Puji syukur atas kehadirat Allah swt, berkat rahmat dan hidayah-Nya yang
senantiasa dilimpahkan kepada kita semua. Sholawat dan salam semoga
tercurahkan pada Nabi Muhammad saw, yang telah menyampaikan risalah dan
syari’at Islam kepada seluruh umat manusia. Atas rahmat Allah swt., penulis dapat
menyelesaikan skripsi yang berjudul “Tinjauan Hukum Terhadap Pembuat
Perakit Pengemboman Ikan Di Laut Dihubungkan Dengan Undang Undang
Nomor 32 Tahun 2014 Tentang Kelautan (Studi Kasus Di Kecamatan
Panimbang)”.
Skripsi ini disusun sebagai syarat untuk mencapai gelar Sarjana Hukum
(S1). Penyelesaian skripsi ini telah penulis kerjakan secara maksimal namun kritik
dan saran penulis harapkan sebagai penambah pengetahuan penulis
Dalam penyusunan skripsi ini tidak lepas dari do’a dan bantuan berbagai
pihak yang telah memberi pengetahuan dan inspirasi, sehingga dapat menyusun dan
menyelesaikan skripsi ini. Oleh karena itu, penulis mengucapkan banyak terima
kasih kepada:
i
6. Siti nurbani, SH.,MH. Selaku Dosen Pembimbing 1 Fakultas Hukum
Dan Sosial Universitas Mathla’ul Anwar Banten
7. Ifat hanifah, SH., MH. Selaku Dosen Pembimbing 2 Fakultas Hukum
Dan Sosial Universitas Mathla’ul Anwar Banten
8. Kusnadi, SH. Selaku Pembantu Pelaksana Fakultas Hukum Dan Sosial
Universitas Mathla’ul Anwar Banten
9. Keluarga Besarku, Ayahandaku Tersayang Bapak H.Pongke, Dan
Ibundaku Tercinta Ibu HJ. Hardinah Yang Senantiasa Memberikan
Perhatian Yang Tulus, Dukungan Serta Do’anya Untuk Kesuksesan
Putranya. Ketiga Kakak Sanawiyah, Murianty Dan Risno Sugandi,
Terimakasih Untunk Semangat Dan Dukungan Nya.
bimbing oleh dosen yang berkompeten sehingga layak untuk diujikan sebagai
mengharapkan masukan dan saran dari pembaca demi pengembangan skripsi ini.
Semoga skripsi ini bermanfaat bagi kita semua, Bangsa, dan Negara serta Agama.
Dan semoga Allah swt. Selalu memberkati kita semua dalam segala aktifitas kita.
AamiinYaaRobbaalA’lamiin.
M.Faisal Gunawan
NIM C06180090
ii
DAFTAR ISI
ABSTRAK .............................................................................................................. v
E. Metode penelitian...................................................................................... 6
G. Sistematika penulisan.............................................................................. 12
DI LAUT ................................................................................................. 13
A. Hukum lingkungan.................................................................................. 13
iii
BAB III STUDI KASUS TERHADAP PEMBUAT PERAKIT PENGEBOMAN
perakitan bom.......................................................................................... 53
KELAUTAN ........................................................................................... 68
BAB V PENUTUP............................................................................................... 77
A. Kesimpulan ............................................................................................. 77
B. Saran ....................................................................................................... 79
iv
ABSTRAK
v
DAFTAR TABEL
vi
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
(SKPT) karena daerah ini memiliki kekayaan alam laut yang melimpah.
pangan. hal ini diungkapkan wakil ketua komisi IV DPR RI, herman khaeron
saat memimpin tim budidaya keramba apung di tanjung lesung, desa tanjung
hayati,yaitu; berbagai macam jenis ikan, dari ikan yang berukuran kecil sampe
ikan yang beru Berdasarkan pasal 14 ayat (1) undang undang nomor 32 tahun
1
https://www.nusakini.com/news/pandeglang-lumbung-perikanan-banten di akses pada
tanggal 20 mei 2022.
2
Undang-undang dasar nomor 32 tahun 2014, tentang kelautan, pasal 14 ayat 1.
1
2
ikan-ikan kecil, dan pihak-pihak pelaku usaha di bidang perikanan. hal ini
sumber daya ikan. Sumber daya ikan adalah potensi semua jenis ikan yang
didefinisikan sebagai segala jenis organisme yang seluruh atau sebagian dari
sangat cepat dengan tujuan untuk memperolehikan dalam waktu yang relatif
terbatas pada kegiatan penangkapan ikan secara illegal (illegal fishing), tetapi
mengunakan bahan peledak (bom ikan), dan pengunaan bahan beracun untuk
3
https://www.nusakini.com/news/pandeglang-lumbung-perikanan-banten di akses pada
tanggal 20 mei 2022.
3
tangkapan ikan. Di sisi lain, diperlukan waktu yang sangat lama untuk
memulihkan kondisi terumbu karang yang rusak. Kondisi ini menjadi suatu
sendiri.
hidup, zat, energy, dan/atau komponen lain ke dalam lingkungan laut oleh
kegiatan manusia sehingga melampaui baku mutu lingkungan laut yang telah
ditetapkan‟.5
4
Undang-undang dasar nomor 32 tahun 2014, tentang kelautan, pasal 1 ayat 10
5
Ibid.
4
kerusakan yang lebih parah akibat pengeboman. Oleh karna itu, pemerintah
merusak biota laut seperti terumbuh karang yang berdampak pada kerusakan
rama lingkungan, dalam jangka pendek akan punah, ekosistem laut saat ini
terancam punah dan ekologi laut menjadi tercemar dengan zat yang sangat
berbahaya. Salah satu bentuk pelangaran hukum yang dilakukan oleh warga
Di sisi lain kualitas bom ikan telah meningkat dengan pesat, terutama
mahal, namun pendapatan nelayan jauh lebih baik. jenis bahan peledak lox
explosive yang sering dikenal adalah black powder (gun powder). Bagi
di gunakan sebagai pembuatan mercon banting serta bom ikan. Perbutan inilah
yang akan merugikan masrakat dan negara, karna untuk penguna bahan
peledak di Indonesia dibagi menjadi dua macam bahan peledak yaitu bahan
peledak militer dan bahan peledak komersil. Jika ada yang mengunakan bahan
6
Ayu izza elvany,analisis yuridis tindak pidana blast fishing dilakukan nelayan
kecil,jakarta, 2020,hlm 15.
5
tertarik untuk melakukan penelitian lebih lanjut dengan harapan agar dapat
kelautan‟.
B. Rumusan masalah
C. Tujuan masalah
D. kegunaan peneliti
1. Kegunaan teoritis
7
jamila, tidak pidana kepemilikan bahan peledak dalam prespektif hukum islam,
wonokusumo jaya no 13, surabaya,2020,hlm 173.
6
masyarakat.
2. Kegunaan praktis
E. Metode penelitian
berkerja yang sipatnya trial and error dan meningkatkan sifat obyektifitas
1. Pendekatan penelitian
yang berpungsi untuk melihat hukum dalam arti nyata dan meneliti
pembuat perakit pengeboman ikan di laut. Dilihat dari hal tersebut, maka
2. Spesifikasi penelitian
data tersebut akan menungjang hasil dari penelitian hukum tersebut, data
bahan pustaka.
a. Data primer adalah data yang diperoleh dari sumbernya langsung atau
2) Baik bentuk maupun isi data sekunder, telah dibentukdan diisi oleh
dibedakan menjadi :
a) Nomer Pancasila ;
ketetapan MPR;
adat;
e) Yuris prudensi;
mempunyaikekuatan mengikat).
c) Hasil-hasil penelitian
penelitian ini dapat dikatakan sebagai kegiatan ilmiah dan hasil dari
deskriptif analitik dimana penulis harus dapat menentukan data dan bahan
F. Lokasi penelitian
lokasi penelitian perlu diterapkan terlebih dahulu. Dalam penelitian ini peneliti
G. Sistematika penulisan
sistematika penulisan.
IKAN DI LAUT
A. Hukum lingkungan
yang terdapat dalam ruangan yang kita tempati dan mempengaruhi hal yang
pengertian ini bisa sangat luas,namun untuk praktisnya kita batasi ruang
seperti faktor alam, faktor politik, faktor ekonomi, faktor sosial, dan lain-
lain.2
1
N.H.T siahaan, hukum lingkungan dan ekologi pembagunan, penerbit erlangga, jakarta
2004,hlm.4.
2
Emil salim, lingkungan hidup dan pembagunan, mutiara,jakarta, 1982, hlm.14-15
13
14
manusia.3
a. Unsur hayati ( biotik), terdiri dari mahluk hidup, seperti manusia, hewan,
b. Unsur fisik (abiotik), terdiri dari benda-benda tidak hidup, seperti tanah,
kehidupan di bumi.
3
Syamsul arifin, perkembangan hukum lingkungan di indonesia, USU press, medan, 1993,
hlm 49
4
undang undang nomor 32 tahun 2009, tentang perlindungan dan pengelolahan lingkungan
hidup, pasal 1
15
c. Unsur sosial budaya, sistem nilai, gagasan dan keyakinan dalam prilaku
Sumber daya alam harus dijamin kelestariannya antara lain dengan dengan
sebagai pencemaran.
langsung atau tidak langsung, bahan atau energi ke dalam lingkungan laut,
5
P.joko subagyo,hukum laut indonesia, reneka cipta, jakarta, 1991, hlm.31.
6
undang undang nomor 32 tahun 2009 tentang perlindungan dan pengelolahan lingkungan
hidup,pasal 1 ayat 14.
16
sedemikian rupa seperti kerusakan pada kekayaan hayati laut dan kehidupan
kegiatan di laut termasuk penangkapan ikan dan pengunaan laut yang sah
kenyamanan.
yaitu: pencemaran dari kapal, dumping, aktivitas dasar laut dan aktivitas
a. Laut
7
R.R. churcil and A.V. lowe, the law of the sea, manchester university press, manchester,
1999, hlm.329
17
2) Instalasi minyak.
b. Darat
darat
udara
e. Pencemaran laut yang disebabkan oleh zat yang bersumber dari kegiatan
berikut:
18
militer di laut.
udara, dan air serta manusia. Oleh sebab itu, dengan pengertian ini, delik
bagian-bagiannya.8
apabila:
8
Takdir Rahmadi, Hukum Lingkungan di Indonesia, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta,
2011, hlm. 221.
20
Ketentuan pidana terkait degan pencemaran laut terdiri dari 2 (dua) jenis
Delik yaitu Delik Materil dan Delik Formil. Delik materiel dalam ketentuan
Pengelolaan Lingkungan Hidup terdapat pada Pasal 98 dan Pasal 99, 9 yaitu
baku mutu air, baku mutu air laut, atau kriteria baku kerusakan
lingkungan hidup
baku mutu air, baku mutu air laut, atau kriteria baku kerusakan
kesehatan manusia
baku mutu air, baku mutu air laut, atau kriteria baku kerusakan
Sedangkan perbutan yang dilarang yang masuk kategori delik formil dalam
Pengelolaan Lingkungan Hidup terdapat pada Pasal 100 s/d Pasal 111 dan
9
Undang Undang Nomor 32 Tahun 2009, Tentang Perlindungan dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup, pasal 98 dan 99.
21
a. Melanggar baku mutu air limbah, baku mutu emisi, atau baku mutu
gangguan;
tanpa izin;
Indonesia
paksaan pemerintah;
22
B. Ekosistem laut
yang melibatkan interaksi timbal balik antara organisme dan lingkungan fisik
sehingga aliran energi menuju kepada suatu struktur biotik tertentu dan terjadi
suatu siklus materi antara organisme dan anorganisme. Ekosistem laut sebagai
salah satu ekosistem di dunia, merupakan suatu dunia sendiri, di mana ada di
dengan proses yang terjadi pada ekosistem daratan. Ekosistem air laut luasnya
lebih dari 2/3 permukaan bumi ( + 70 % ), karena luasnya dan potensinya yang
sangat besar, ekosistem laut menjadi perhatian banyak orang. Ekosistem laut
perairan laut, terdiri atas ekosistem perairan dalam, ekosistem pantai pasir
oleh salinitas (kadar garam) yang tinggi dengan ion CI-mencapai 55% terutama
10
Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 Tentang Perlindungan dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup,pasal 100 s/d 115.
23
di daerah laut tropik, karena suhunya tinggi dan penguapan besar. Di daerah
tropik, suhu laut sekitar 25°C. Perbedaan suhu bagian atas dan bawah tinggi
Di daerah dingin, suhu air laut merata sehingga air dapat bercampur,
maka daerah permukaan laut tetap subur dan banyak plankton serta ikan.
Gerakan air dari pantai ke tengah menyebabkan air bagian atas turun ke bawah
Ciri-ciri lingkungan ekosistem air laut Adanya hempasan gelombang air laut
maka di daerah pasang surut yang merupakan perbatasan darat dan laut
terbentuk gundukan pasir, dan jika menuju ke darat terdapat hutan pantai
cukup rendah.
3) Arus laut yang selalu berputar timbul karena perbedaan temperatur dan
perputaran bumi. Makhluk hidup yang hidup di daerah ekosistem air laut
11
Henry arianto, urgensi perlindungan ekosistem laut terhadap bahaya ilegal fishing,arjuna
utara nomor 9, 2017,hlm 184-191
12
Ibid.
24
Kerusakan laut adalah perubahan fisik dan/atau hayati laut yang melewati
Kerukasan laut dapat disebabkan oleh berbagai hal, berikut beberapa faktor
2. Membuang sampah kelaut dan pantai yang dapat mencemari air laut.
3. Mungkin tidak banyak yang sadar, penguna pupuk dan pestisida buatan
meskipun jarak pertanian dan bibir pantai sangat jauh, residu kimia dari
pupuk dan pestisida buatan pada akhirnya akan terbuang ke laut melalui
13
peraturan pemerintah nomor 19 tahun 1999 tentang pengendalian pencemaran dan/atau
perusakan laut, pasal 1 ayat 4-5.
25
semakin banyak pula limbah air yang dihasilkan dan akhirnya mengalir
sesama mahluk hidup di laut. Siput drupella salah satu predator bagi
terumbu karang.
9. Pengundulan hutan dan lahan atas sedimen hasil erosi dapat mencapai
karang.
biota avertebrata.
bercangkang.14
ini semata-mata hanya akan memberikan dampak yang kurang baik baik
dan alat tangkap yang bersifat merusak yang dilakukan oleh nelayan
14
https://www.detik.com/edu/detikpedia/d-5553479/ekosistem-laut-pembagian-dan-jenis-
jenis-makhluk-hidup-di-dalamnya di akses tanggal 20 juli 2022.
27
menggunakan racun serta penggunaan alat tangkap trawl pada daerah yang
berkarang.
menggunakan bahan, alat, atau cara yang merusak sumber daya ikan maupun
dan alat penangkapan ikan lainnya yang tidak ramah lingkungan. Menimbang
Bahan peledak dibuat secara tradisional dengan bahan yang sederhana. Jenis
15
menteri kelautan dan perikanan republik indonesia nomor 114/kepmen-kp/sj/2019,
tentang rencana aksi nasional pengawasan dan penanggulangan kegiatan penangkapan ikan yang
merusak, tahun 2019-2023,hlm8
28
Bank (1996) menyatakan kapasitas bahan peledak seberat 2.000 (dua ribu)
menghancurkan lebih kurang 12.56 (dua belas koma lima puluh enam)
meter persegi karang. Selain itu, dapat terjadi kematian ikan target dan ikan
nontarget, berikut juvenile dan biota lainnya dalam jumlah besar akibat daya
terumbu karang.
Malaysia melalui dua lokasi utama, yaitu Pasir Gudang dan Tawau.
29
tidak memiliki perahu, alat tangkap maupun modal untuk melaut sehingga
tengah laut dengan nelayan lain yang sanggup memberi harga lebih tinggi.
Selain itu mereka juga menyisihkan sebagian kecil sekitar 1 (satu) sampai
ikan bernilai ekonomis tinggi seperti kakap dan kerapu, dijual kepada
pemilik restoran atau kepada eksportir di kota besar, dan ikan lainnya yang
30
konsumen akhir.16
pembiusan ikan. Ikan target pembiusan adalah ikan hias (ornamental fish)
konsumen terhadap ikan hias dan ikan karang hidup untuk konsumsi.
karang.
kompressor, selang udara, serta serokan, dan wadah ikan. Ikan yang
Penetralan kondisi ikan dilakukan dengan membilas ikan dengan air laut
nelayan lokal juga kerap memanfaatkan racun alami yang berasal dari daun
16
ibid
31
dampak buruk yang lebih besar daripada pembiusan ikan terhadap ikan
karang untuk konsumsi dan bahkan lebih besar dari dampak penangkapan
kembali.17
konsumsi. Alat yang digunakan dalam penyetruman ikan adalah tas kotak
setrum berisi aki, tongkat besi, serokan, dan kapal. Untuk penyetruman di
17
Ibid.
32
sungai.
namun juga dapat mematikan anakan ikan, baik ikan target ataupun
bahkan kematian. Selain berdampak pada ikan target, anakan ikan (juvenile)
juga dapat terkena setrum listrik jika berada di dalam radius persebaran
yang dilengkapi dua tali penarik panjang yang dikaitkan pada ujung sayap
jaring, cara kerja alat tangkap ikan ini dengan ditarik oleh kapal yang
ikan secara destruktif. Pertama, hasil tangkap cantrang tidak selektif dan
akan menjaring ikan dengan berbagai ukuran. Kedua, biota yang dibuang
tanpa terkecuali terumbu karang dan merusak lokasi pemijahan biota laut.
18
ibid
33
ilmu Hukum Pidana yang artinya penentuan suatu perilaku yang sebelumnya
tidak dipandang sebagai suatu kejahatan menjadi suatu perbuatan yang dapat
legislasi dengan mengatur suatu perilaku atau perbuatan tertentu sebagai tindak
UURI Nomor 45 Tahun 2009 tentang Perubahan atas UURI Nomor 31 tahun
19
Vika Kartika, Kajian Dampak Penggunaan Cantrang Sebagai Upaya Pengelolaan
Sumber Daya Perikanan Berkelanjutan, Gema Keadilan Edisi Jurnal, Mei 2017, hlm. 65.
34
dan Bahan Peledak, Keputusan Presiden Nomor 125 tahun 1999 tentang Bahan
ikan secara destruktif diatur dalam Pasal 84 dan Pasal 85 UURI Nomor 45
Tahun 2009 tentang Perubahan atas UURI Nomor 31 Tahun 2004 tentang
satunya sanksi yang dapat dikenakan kepada pelaku penangkapan ikan secara
dalam aplikasi dan eksekusinya. Disatu sisi sanksi pidana akan memberikan
efek jera bagi pelaku destructive fishing, namun disisi lain perumusan sanksi
dituntut untuk dapat menegakkan hukum pidana secara konkrit, sehingga setiap
1 Pasal 84 ayat (1) Setiap orang yang Pidana penjara paling lama 6 (enam)
20
Ruth Shella Widyatmojo, Penegakan Hukum Terhadap Tindak Pidana Pencurian Ikan
(Illegal Fishing) di Wilayah Zona Ekonomi Eksklusif (Studi Kasus: Putusan Pengadilan Negeri
Ambon Nomor 1/Pid. Sus/PRK/2015/PN.AMB), Diponegoro
36
dilarang melakukanpenangkapan
Republik Indonesia
Indonesia.
dan/ataumembahayakan kelestarian
lingkungannya sebagaimana
dimaksud dalam
Republik Indonesia.
2 Pasal 85 setiap orang yang dengan Pidana penjara paling lama 5 (lima)
dimaksud dalam
41
penangkapikan di wilayah
Indonesia:
ditetapkan;
21
Undang-undang Nomor 31 Tahun 2004 tentang Perikanan dan Undang-undang Nomor
45 Tahun 2009 tentang Perubahan atas Undang-undang Nomor 31 Tahun 2004 tentang Perikanan
42
Kata laut sudah dikenal sejak dulu kala oleh bangsa kita bahkan oleh
bangsa-bangsa dibeberapa negara lain nya. Laut merupakan bagian dari bumi
kita yang tertutup oleh air asin. Abdul Muthalib Tahar menyatakan bahwa laut
adalah sekumpulan air asin yang memiliki jumlah yang sangat luas sehingga
mampu untuk misahkan benua, pulau, dan lain sebaginya. Laut terutama lautan
samudera, mempunyai sifat istimewa bagi manusia. Begitu pula hukum laut,
suatu keluasan air yang meluas diantara berbagai benua dan pulau-pulau di
dunia.22
masyarakat dunia dan oleh karena itu tidak dapat diambil atau dimiliki
oleh siapapun.
22
Wirjono Prodjodikoro, Hukum Laut Bagi Indonesia, Sumur Bandung, Jakarta,1984, hlm.
8
43
b. Res Nulius, yang menyatakan laut itu tidak ada yang memiliki dan oleh
a. Laut Transgresi, terjadi karena genangan air laut terhadap daratan akibat
endapan material dari sungai yang bermuara ke sana. Cth adalah Laut
peraturan hukum yang ada hubungan dengan laut. Jika melihat dari
23
Hasyim Djalal, Perjuangan Indonesia di Bidang Hukum laut, Penerbit Bina Cipta,
Jakarta, 1979. hlm. 11.
44
Kejahatan (misdrijf)
sudah dianggap tidak baik (recht- Baru dianggap tidak baik setelah ada
24
Irwandi Syahputra, S.H., M.H., modul tindak pidana kelautan,tanjung pinang, 2020, hlm
40
45
4. Sumber Hukum terhadap Tindak Pidana Kelautan dan Jenis Tindak Pidana
Sumber hukum terhadap tindak pidana kelautan dapat dilihat dari hukum
a) Hukum Materil;
Kepabeanan
12) Perda
b) Hukum Formilnya:
Pulau Kecil
25
Ibid, hlm 40
BAB III
PANIMBANG
A. kecamatan panimbang
wilayah 97,75 km2 atau sebesar 3,56 % dari luas kabupaten pandeglang,
warga(RW) dan 230 rukun tetangga(RT), desa mekar jaya desa terkecil
47
48
dengan luas luas 6,06 km2, sedangkan desa ranjung jaya merupakan desa
2. Jumlah Penduduk
terdiri dari berbagai macam suku baik yang berasal dari Pulau Jawa maupun
suku-suku dari luar Jawa sehingga dapat memberikan pengaruh baik positif
3. Topografi
sebagai lahan perkebunan dan relatip datar. Wilayah ibu kota kecamatan dan
1
Tri Tjahjo Purnomo,kecamatan panimbang dalam angka 2021, rajawali, pandeglang, 2021
49
persen dengan fungsi dominan untuk semak belukar dan bukit landai 6
diocena.
kelompok perbukitan.
a. Fasilitas Perumahan
Lesung, selain itu ada pula rumah-rumah ini adalah tidak permanen
hal ini disebabkan oleh wilayah tersebut adalah Ibu Kota Kecamatan
lain tidak didukung oleh fasilitas ini seperti Mekarjaya, Gombong dan
c. Fasilitas Pendidikan
TK, SLTP, sampai SLTA. Berdasarkan data BPS tahun 2012 jumlah
d. Fasilitas Kesehatan
2
Tri Tjahjo Purnomo,kecamatan panimbang dalam angka 2021, rajawali, pandeglang,
2021
52
dikelompokkan menjadi:
2. Nelayan kaya yang memiliki kapal, tetapi ikut bekerja sebagai awak kapal,
3
Tri Tjahjo Purnomo,kecamatan panimbang dalam angka 2021, rajawali, pandeglang,
2021
53
perakitan bom
tindak pidana. Kata bom berasal dari bahasa Yunani âüìâïò (bombos),
manusia dengan hanya suara yang dihasilkannya saja. Bom telah dipakai
seperti wadah yang berisi bahan peledak dan diatur agar menyebabkan
4
Tri Tjahjo Purnomo,kecamatan panimbang dalam angka 2021, rajawali, pandeglang,
2021
5
Marwan M. dan Jimmy P, 2009, Kamus Hukum (Dictionary Of Law Complete Edition),
Surabaya, Reality Publisher, hlm 111.
54
alat seperti bahan peledak atau alat yang dapat membahayakan kelestarian
Pengeboman ikan adalah cara penangkapan ikan yang sangat merusak, dan
mengemas bubuk ke dalam botol bir atau minuman ringan. Sumbu biasanya
dibuat dari kepala korek yang digerus dan dimasukkan ke dalam pipa
sempit, lalu diikat kuat dengan kawat. Sumbu dinyalakan lalu botol
dilemparkan ke dalam air. Bom akan meledak di bawah air dan memberikan
ikan dan hewan laut lain ditinggalkan dalam keadaan mati di antara pecahan
6
P.Joko Subagyo, 2009, Hukum Laut Indonesia, Jakarta, Rineka Cipta, hlm 12.
55
linggis.
bom dan bius. Penggunaan bom dimaksudkan untuk mencegah ikan lolos
Ikan dibom dulu supaya mati, lalu tinggal dipunguti, dimasukkan ke jaring,
lalu diangkat naik ke atas kapal atau perahu. Sebelum membom ikan, di atas
(dalam hal ini jenisnya) dan kuantitas ikan yang akan dibom.
sudah dikeluarkan untuk membeli mesin dan alat tangkap, bagi hasil dengan
ratus ribu bahkan mungkin ratus juta biota laut yang ikut rusak dan mati
terkapar tak berdaya jika radius 250 kg bom menjangkau ribuan meter.
tidak kasat mata (mikroskopis). Ini hanya untuk satu jenis alat tangkap,
yakni bom.
Alat dan bahan yang digunakan untuk merakit bom di antaranya detonator
(umumnya berjenis 66 dan 88), bubuk bom yang dicampur minyak tanah,
laddo sebagai pemberat agar bom mudah tenggelam hingga ke dasar laut,
56
terkena air, kemasan (botol minuman, jerigen, atau galon) dan sumbu untuk
Jika lautnya dalam, maka sumbunya harus panjang, dan jika lautnya
dangkal, sumbunya juga harus pendek. Ini dimaksudkan agar bom meledak
tepat waktu dan sasaran. Sumbu yang ukurannya 2 cm disebut juga “sumbu
keluar dan dagingnya lembek Penggunaan bahan peledak seperti bom dapat
7
Djoko Triwabono, Hukum Perikanan Indonesia, (Bandung, PT. Citra Aditnya Bakti,
2002), h.44
57
lebih sedikit dan hasil tangkapan lebih besar. Situasi tersebut bersifat jangka
a. Pemberdayaan masyarakat
efektif.
8
menteri kelautan dan perikanan republik indonesia nomor 114/kepmen-kp/sj/2019 tentang
rencana aksi nasional pengawasan dan penanggulangan kegiatan penangkapan ikan yang merusak
tahun 2019-2023,hlm,16
58
hasil laut, serta pedagang besar hasil laut, dan belum menyentuh pada
tahun 1970-an. Kebijakan ini dikenal dengan istilah revolusi biru (blue
kemiskinan.
kegiatan usahanya, yang terdiri dari kredit investasi dan kredit modal
kerja.9
9
Andi Hamsah, Penengakan Hukum Lingkungan, (Jakarta, Sinar Grafika,2015), h. 37
60
dan berkelanjutan
perikanan.
ruang), dan karena itu juga sedikit mengeluarkan limbah (baik padat,
yang ramah lingkungan termasuk yang saat ini paling dilindungi oleh
Secara teoritis, ada dua bentuk regulasi dalam pengelolaan sumber daya
saja, dimana saja, berapapun jumlahnya, dan dengan alat apa saja.
Regulasi ini mirip ”hukum rimba” dan ”pasar bebas”. Secara empiris,
regulasi ini menimbulkan dampak negatif, antara lain apa yang dikenal
formulasi dari pembatas input itu adalah territorial use right yang
sebelum terlambat dan tidak ada yang tersisa untuk generasi mendatang.
sumberdaya perikanan.
10
Wahyono, Antariksa, dkk, Pemberdayaan Masyarakat Nelayan, (Yogyakarta, Media
Pressindo,2001) h. 56.
63
teknologi yang rendah, skala usaha/modal yang dimiliki kecil dan masih
banyak, tetapi bagi nelayan yang tidak memiliki akses ke lokasi yang
produktif tersebut, selain hasil tangkapan yang tidak maksimal juga biaya
berdekatan satu dengan yang lain, sehingga terjadi pertemuan antara alat
yang tidak proporsional, dan kebijakan ekonomi secara mikro yang lebih
memberikan keuntungan.
64
tempat pengasuhan, dan tempat pemijahan, bukan saja bagi biota laut yang
hidup di terumbuh karang tapi juga bagi biota laut yang hidup di perairan di
11
M. Gufran, Indonesia Pengelolahan Perikanan, ( Pustaka Baru Fres, Yogyakarta, 2015)
h.54.
65
penelitian.12
somasi yang penting adalah leukemia dan kanker pada tulang, tiroid dan
kelamin.13
Ada beberapa cara yang biasa di lakukan oleh nelayan untuk menangkap
ikan salah satu yang paling sering di lakukan oleh nelayan adalah
penangkap yang biasa disebut rumpon dan sinar lampu. Kedudukan rumpon
dan sinar lampu untuk usaha penangkapan ikan di perairan Indonesia sangat
penting ditinjau dari segala aspek baik ekologi, biologi, maupun ekonomi.
12
Asriana yuliana, Produktivitas Perairan, (Cetakan Pertama, Jakarta, PT. Bumi Aksara,
2012), hlm. 98
13
Nyoman Wijaya, Ilmu Lingkungan, (Ed. Ke-2,Yogyakarta, Graha Ilmu,2014), h. 246
66
selain alat bantu yang di sebutkan di atas, berikut adalah alat bantu
a. Jaring insang merupakan alat tangkap yang mempunyai besar mata jaring
b. Pukat cincin merupakan alat tangkap yang dilengkapi dengan cincin dan
tali kerut pada bagian bawah jaring, yang gunanya untuk menyatukan
bagian bawah jaring sewaktu operasi dengan cara menarik tali kerut
tersebut.
c. Pukat udang dari segi operasionalnya sama dengan pukat harimau yang
a. Pukat kantong (Seine net) yaitu pukat udang, pukat ikan, dogol, pukat
b. Jaring insang (gill nets) yaitu jaring insang hanyut, jaring insan lingkar,
c. Jaring angkat (lift net) yaitu bagan perahu, bangan tancap, serok
d. Pancing (hook dan lines) yaitu rawai tuna (tuna long line), rawai hanyut
e. Perangkap (traps) yaitu sero, jermal, bubu, alat pengumpul kerang, alat
14
Djoko Triwabono, Hukum Perikanan Indonesia, (Bandung, PT. Citra Aditnya Bakti,
2002), hlm.44
BAB IV
ANALISIS TERHADAP TINJAUAN HUKUM TERHADAP
PEMBUAT PERAKIT PENGEBOMAN DI LAUT
DIHUBUNGKAN DENGAN UNDANG-UNDANG NOMOR 32
TAHUN 2014 TENTANG KELAUTAN
berbagai peraturan dan dampak dari kegiatan pengeboman ikan penting untuk
praktik penangkapan ikan tidak ramah lingkungan yang selama ini dilakukan,
ikan dan mungkin mantan pelaku yang pernah mengalami kecelakaan atau
sukses mantan pengebom atau pembius ikan yang berhasil melestarikan dan
68
69
pengeboman untuk berhenti. Atau pun akhir dari kegiatan sosialisasi dan
lingkungan.1
hingga saat ini kegiatan tersebut masih terus berlangsung. Beberapa nelayan
ikan yang merusak ke cara penangkapan ikan yang lebih ramah lingkungan
tangkap. Selain itu, perlu juga diberikan bantuan berupa pendampingan atau
1
Menteri Kelautan Dan Perikanan Republik Indonesia Nomor 114/Kepmen-Kp/Sj/2019
Tentang Rencana Aksi Nasional Pengawasan Dan Penangulangan Ikan Yang Merusak” (Jakarta,
2023).
70
pelatihan dalam penggunaan alat tangkap ketika mereka sudah beralih cara
bermanfaat.2
budidaya ikan hias atau ikan bernilai ekonomis. Selain bantuan berupa benih
dan sarana budidaya, juga diberikan pendampingan dan pelatihan mulai dari
c. Pelibatan Masyarakat
2
Ibid.
3
Ibid.
71
atau penghargaan dari pemerintah agar apa yang telah dilakukan tetap
panimbang.
Penggunaan bahan peledak dan racun oleh nelayan atau orang yang tidak
bertanggung jawab sangat merugikan bagi biota laut seperti ikan dan terumbu
4
Ibid.
72
menerpa pantai.
laut
5
Risnawati, Perilaku Menyimpang Illegal Fishing, Jurnal Equilibrium, Vol. IV No. 1, 2016,
hal 41
73
negatif terhadap keseimbangan ekosistem laut. Selain itu bom ikan juga sangat
menggunakan bom:
Akibat dari ledakan bom tersebut, insang ikan sobek atau pecah sama sekali.
mengambang, sebagian lagi tenggelam ke dasar laut. Oleh para nelayan itu,
sebagian ikan ini diangkut dan sisanya dibiarkan membusuk begitu saja.
Ledakan bom ikan, juga menghancurkan terumbu karang yang halus dan
indah. Bom ikan dengan berat 250 gram dapat menghancuran sekurangnya
ikan yang merusak ini tidak berkelanjutan. Setelah suatu tempat digunakan
bom ikan, dan terumbu karang hancur, ikan-ikan tidak akan kembali lagi ke
jalan pintas mencari ikan seperti ini, generasi selanjutnya akan menuai
kemiskinan, Nelayan-nelayan yang tidak peduli itu akan berpindah dari satu
wilayah ke wilayah lain yang belum pernah tersentuh bom ikan. Demikian
seterusnya.
d. Kehilangan Penghasilan
Banyak wilayah dasar laut yang dulu menjadi tempat kunjungan wisata,
karena terumbu karangnya rusak dan tidak ada lagi ikan-ikan yang indah.
Nelayan kehilangan nafkah karena tidak ada ikan, masyarakat yang lain
tempat itu.6
Bank (1996) menyatakan kapasitas bahan peledak seberat 2.000 (dua ribu)
6
Dampak Buruk Penangkapan Ikan dengan Bom,PROFAUNA
75
menghancurkan lebih kurang 12.56 (dua belas koma lima puluh enam) meter
persegi karang. Selain itu, dapat terjadi kematian ikan target dan ikan
nontarget, berikut juvenile dan biota lainnya dalam jumlah besar akibat daya
kemampuan karang untuk bertahan dari gangguan alam karena karang menjadi
ringkih. Selain itu, kerusakan terumbu karang juga merugikan sektor pariwisata
pokok. Karena nelayan suka melakukan penangkapan ikan dalam waktu yang
ikan hasil tangkapan yang lebih banyak, tanpa mengindahkan bahwa dampak
menangkap ikan baik terhadap resiko diri sendiri maupun juga berdampak pada
7
Keputusan Menteri Kelautan Dan Perikanan Republik Indonesia Nomor 114/Kepmen-
Kp/Sj/2019 Tentang Rencana Aksi Nasional Pengawasan Dan Penanggulangan Kegiatan
Penangkapan Ikan Yang Merusak Tahun 2019-2023
76
rusak dan matinya biota laut, terumbu karang yang terkena efek dari
atau di tengah kolom air yang populer di sebut dikalangan nelayan pengeboman
setegah air, semua tergantung dari sasaran ikan yang diinginkan. Pengeboman
dapat dilakukan satu kali atau berkali-kali di lokasi yang sama. Pengeboman
biasa di lakukan dengan menurunkan satu atau dua orang sebagai pengamat,
maka pengamat segera keluar dari air dan juru bom segera melemparkan bom,
segera setelah bom meledak seluruh awak perahu turun untuk mengambil
hasilnya.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
orang mantan pelaku pengeboman ikan dan mungkin mantan pelaku yang
ikan bisa memberi masukan atau saran terhadap bahayanya penguna bom
ikan.
ataupun akhir dari kegiatan sosialisasi dan kampanye adalah deklarasi dan
77
78
tersebut mengaku sadar dan ingin mengubah cara penangkapan ikan yang
dengan cara cepat dan instan, kegiatan ini sangat tidak memperhatikan
Terumbu karang yang seyogianya adalah rumah bagi para ikan-ikan karang,
apabila terumbu karang menjadi rusak, maka dapat dipastikan tidak ada lagi
ikan yang hidup ditempat tersebut dan akan berimbas pada sulitnya
mendapat tangkapan ikan, sementara itu juga diperlukan waktu yang sangat
Terumbu karang kini dalam ancaman yang nyata, Oleh karena itu, perlu
menekan laju kerusakan sumber daya ikan dan lingkungannya yang semakin
parah akibat aktifitas penangkapan ikan dengan cara yang merusak seperti
B. Saran
terhadap masyrakat nelayan tentang dampak buruk penguna bom ikan bagi
dari penguna bom ikan atau yang mengunakan bahan peledak untuk
menangkap ikan yaitu dapat merusak ekosistem terumbu karang dan sumber
demikian semoga tidak ada lagi penangkapan ikan dengan cara yang dapat
ekosistem laut.
DAFTAR PUSTAKA
BUKU:
Hasyim Djalal, Perjuangan Indonesia di Bidang Hukum laut, Penerbit Bina Cipta,
Jakarta, 1979.
Pidana Islam, Jurnal Pemikiran dan Pembaharuan Hukum Islam Vol. 23,
2015
Jakarta, 2004.
R.R. Churcil and A.V. Lowe, The Law of The Sea,: Manchester University Press,
Manchester , 1999.
Medan, 1993.
Jakarta, 2011.
Bandung, 2002
Wicaksono, Divera, Menutup Celah pencuri Ikan, Edisi : 16-22 Februari, 2004
Wirjono Prodjodikoro, Hukum Laut Bagi Indonesia, Sumur Bandung, Jakarta.
1984.
Jakarta 2012
Surabaya: , 2009
JURNAL:
Ayu izza elvany, analisis yuridis tindak pidana blast fishing yang dilakukan
UNDANG-UNDANG:
2023
lingkungan hidup
INTERNET
https://www.detik.com/edu/detikpedia/d-5553479/ekosistem-laut-pembagian-
dan-jenis-jenis-makhluk-hidup-di-dalamnya
https://www.nusakini.com/news/pandeglang-lumbung-perikanan-banten
https://www.profauna.net/id/content/dampak-buruk-penangkapan-ikan-
dengan-bom#.YvkYAHZBzIU
LAMPIRAN-LAMPIRAN
Kecamatan panimbang