Anda di halaman 1dari 4

KERANGKA ACUAN KEGIATAN (KAK)

KEGIATAN SOSIALISASI PESANTREN SEHAT


DI DINAS KESEHATAN KOTA LHOKSEUMAWE
SUMBER DBH-PR TAHUN 2022

URUSAN : KESEHATAN
UNIT ORGANISASI : DINAS KESEHATAN KOTA LHOKSEUMAWE
LOKASI KEGIATAN : KOTA LHOKSEUMAWE, PROVINSI ACEH
SASARAN PROGRAM : PESANTREN MODERN DI WILAYAH KOTA
LHOKSEUMAWE
INDIKATOR KINERJA PROGRAM : 7 PESANTREN MODERN DI WILAYAH KOTA
LHOKSEUMAWE
KEGIATAN : SOSIALISASI PESANTREN SEHAT DI DINAS
KESEHATAN KOTA LHOKSEUMAWE
SASARAN KEGIATAN : PESANTREN MODERN
INDIKATOR KINERJA KEGIATAN : TERLAKSANANYA KEGIATAN
SOSIALISASI PESANTREN SEHAT DI KOTA
LHOKSEUMAWE
KELUARAN (OUTPUT) : PENINGKATAN PENGETAHUAN SANTRI/
USTASZ/USTAZAH SERTA PIMPINAN
PESANTREN DALAM PENERAPAN PESANTREN
SEHAT
INDIKATOR KELUARAN (OUTPUT) : (%) PERSENTASE PESANTREN SEHAT
MENINGKAT DI KOTA LHOKSEUMAWE

A. LATAR BELAKANG
1. Dasar Hukum
a) Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2001 tentang Pembentukan Kota Lhokseumawe;
b) Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara;
c) Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah;
d) Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2006 tentang Pemerintahan Aceh;
e) Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan;
f) Peraturan Pemerintah Nomor 60 tahun 2002 tentang Pemberlakuan secara efektif
Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2001 tentang Pembentukan Kota Lhokseumawe;
g) Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2003 tentang Pengamanan Rokok Bagi
Masyarakat;
h) Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah;
i) Peraturan Pemerintah Nomor 109 Tahun 2012 tentang Pengamanan Bahan Yang
Mengandung Zat adiktif Berupa Produk Tembakau bagi Kesehatan;
j) Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan
Keuangan Daerah;
k) Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2017 tentang Gerakan
Masyarakat Hidup Sehat ( GERMAS );
l) Qanun Aceh Nomor 4 Tahun 2010 tentang Kesehatan;
m) Qanun Aceh Nomor 4 Tahun 2020 tentang Kawasan Tanpa Rokok;
n) Qanun Nomor 9 Tahun 2016 Tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah
Kota Lhokseumawe;
o) Qanun Walikota Lhokseumawe Nomor 7 Tahun 2021 tentang Anggaran Pendapatan dan
Belanja Kota Lhokseumawe Tahun Anggaran 2022;
p) Peraturan Walikota Lhokseumawe Nomor 55 tentang Penjabaran Anggaran Pendapatan
dan Belanja Kota Lhokseumawe Tahun Anggaran 2022;
q) Surat edaran walikota Lhokseumawe Nomor; 800/8221 tentang Kawasan Tanpa Asap
Rokok;

1
2. Gambaran Umum
Kesehatan merupakan salah satu Hak dasar bagi setiap manusia, dan hal ini sesuai
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 pada Pasal 28H ayat 1 yang
mengamanahkan bahwa setiap orang berhak untuk memperoleh pelayanan kesehatan.
Karena itu kesehatan merupakan tanggung jawab bersama dan diperjuangkan oleh berbagi
pihak bukan hanya menjadi tanggung jawab jajaran kesehatan semata.
Upaya peningkatan derajat kesehatan masyarakat dipengaruhi oleh 4 faktor utama
yaitu faktor lingkungan: fisik, kimia, biologi dan sosio-budaya (40%), faktor perilaku (30%),
faktor pelayanan kesehatan (20%) dan faktor genetika (10%). Hal ini menunjukkan bahwa
faktor pelayanan kesehatan hanya memiliki kontribusi sebesar 20%, sedangkan 80%
disebabkan oleh faktor di luar pelayanan kesehatan. Untuk itu, faktor di luar pelayanan
kesehatan seperti gizi, perilaku hidup bersih dan sehat, akses air bersih dan sanitasi, serta
akses terhadap pangan yang bergizi dan aman perlu menjadi perhatian bersama.
Peningkatan derajat kesehatan masyarakat dapat dilakukan dengan berbagi cara, salah
satunya dengan penerapan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS). PHBS adalah
sekumpulan perilaku yang dipraktikkan atas dasar kesadaran atas hasil pembelajaran yang
menjadikan seseorang atau keluarga dapat menolong dirinya sendiri di bidang kesehatan dan
berperan aktif dalam mewujudkan kesehatan masyarakat. Sesuai dengan Permenkes RI
No.2269/MENKES/PER/XI/2011 tentang pedoman PHBS, PHBS terdiri dari lima tatanan,
yaitu tatanan rumah tangga, tatanan tempat kerja, tatanan tempat umum, tatanan institusi
pendidikan, dan tatanan sarana kesehatan. Sesuatu yang harus ada untuk terwujudnya
kemaslahatan agama dan dunia disebut dengan Maqāșid atau Mașlahah Ḍaruriyyah. Jika hal
tersebut tidak ada, maka akan menimbulkan kerusakan bahkan hilangnya hidup dan
kehidupan. Mașlahah Ḍaruriyyah ini ada lima yaitu: memelihara agama (al-dἶn), jiwa (al-
nafs), keturunan (al-nasl), harta (al-māl), dan akal (al-‘aql). Memelihara jiwa merupakan
bagian yang penting untuk diwujudkan. Memelihara jiwa dalam agama Islam secara
bersamaan menuntut pada pemeliharaan raga diantaranya adalah pemeliharaan kesehatan
Pesantren sebagai institusi pendidikan Islami yang juga menggambarkan para santri pada
usia sekolah tentunya menghadapi masalah kesehatan yang sama. Dengan potensi Jumlah
Pesantren yang sangat besar 25.938 Pesantren dan jumlah santri sebanyak 3.962.700 orang
berdasarkan data dari Kementerian Agama tahun 2018, intervensi peningkatan kesehatan di
pesantren, perlu mendapat perhatian yang serius, karena memiliki daya ungkit yang besar
terhadap keberhasilan pembangunan kesehatan di Indonesia. Selanjutnya pesantren ikut
berperan dalam menciptakan generasi penerus bangsa yang berkualitas sebagai asset
keberhasilan pembangunan nasional. Oleh karena itu diperlukan suatu pedoman yang dapat
dijadikan panduan bagi pimpinan pesantren untuk mewujudkan Pesantren Sehat. Dengan
terbitnya Pedoman Penyelenggaraan Pesantren Sehat diharapkan meningkatnya jumlah
pesantren yang memenuhi standar kondisi kesehatan yang berdampak kepada terwujudnya
masyarakat pesantren yang secara mandiri dan berperan aktif dalam meningkatkan status
kesehatannya.
Pondok pesantren pada umumnya menjadi rujukan bahkan penggerak dalam
pengembangan dan pembangunan bagi masyarakat disekitar wilayah pondok pesantren
tersebut. Setidaknya terdapat dua alasan yang menyebabkan hal itu, pertama karena pondok
pesantren menjadi sumber ilmu agama yang dalam masyarakat dipandang sebagai hal yang
penting, dan kedua karena kepemimpinan pesantren yang bersifat karismatis. Pondok
pesantren sebagai pusat ilmu agama telah membuat masyarakat menaruh harapan besar dan
menggantungkan pendidikan bagi generasi mudanya untuk dididik dalam ilmu agama
maupun ilmu lainnya yang diberikan di pesantren itu.
Kemitraan dalam pesantren sehat adalah kerjasama yang sinergis antara dua pihak
atau lebih, untuk melaksanakan sesuatu kegiatan, berdasarkan kesetaraan, keterbukaan dan
saling menguntungkan (memberi manfaat) guna mencapai tujuan keberhasilan pesantren
sehat. Kemitraan dilaksanakan untuk mendukung pemberdayaan masyarakat dan advokasi
dalam rangka memelihara dan meningkatkan kesehatan masyarakat pesantren. Pos
2
Kesehatan Pesantren, yang selanjutnya disebut Poskestren merupakan salah satu wujud
Upaya Kesehatan Bersumber Masyarakat (UKBM) di lingkungan pondok pesantren dengan
prinsip oleh, dari, untuk dan bersama warga pondok pesantren dengan pembina sektor
kesehatan, lintas sektor dan pemangku kepentingan terkait lainnya, yang mengutamakan
upaya pelayanan kesehatan promotif (peningkatan) dan preventif (pencegahan)

No Rinciaan Menu/Kompoen Uraian

1 Sosialisasi Pesantren Sehat Di Bentuk kegiatan berupa sosialiasai dengan


Dinas Kesehatan Kota menggunakan media elektronik berupa
Lhokseumawe powerpoint dengan teknik ceramah, Tanya
jawab dan praktek

3. TUJUAN
Terlaksananya Kegiatan Sosialisasi Pesantren Sehat Di Dinas Kesehatan Kota
Lhokseumawe Tahun 2022.

B. PENERIMA MANFAAT
Penerima manfaat kegiatan Sosialisasi Pesantren Sehat di Dinas Kesehatan Kota
Lhokseumawe adalah sebagai berikut : santri (i)/ ustazs/ustazah serta pimpinan pesantren dan
yayasan pesantren.

C. KURUN WAKTU PENCAPAIAN KELUARAN


Waktu Pelaksanaan Sosialisasi Pesantren Sehat di Dinas Kesehatan Kota Lhokseumawe
di laksanakan pada Bulan Oktober 2022.

No Rincian Output
Metode Tahapan
Menu/Komponen Satuan Vol Pelaksanaa Pelaksana
n
1 SOSIALISASI PESANTREN SEHAT DI DINAS KESEHATAN KOTA LHOKSEUMAWE
a. Sosialiasai dengan Dokumen 7 Pesantren Swakelola 1. Persiapan Administrasi
menggunakan Laporan Modern 2. Pelaksanaan Kegiatan
media elektronik (September)
berupa powerpoint 3. Waktu Pelaksanaan
dengan teknik (Oktober)
ceramah, Tanya 4. Pembuatan Laporan
jawab dan praktek Akhir

D. BIAYA YANG DIPERLUKAN


Biaya yang diperlukan dalam untuk Kegiatan Sosialisasi Pesantren Sehat Di Dinas Kesehatan
Kota Lhokseumawe Tahun Anggaran 2022 adalah sebesar Rp. 10.403.200,-(Sepuluh juta empat
ratus tiga ribu dua ratus rupiah), dengan kebutuhan per rincian menu kegiatan sebagai berikut :

No Nama Kegiatan Jumlah Penerima Manfaat


1. Kegiatan Sosialisasi Pesantren Sehat di Dinas Kesehatan Kota Lhokseumawe Tahun
Anggaran 2022
a) ATK 253.200,- Pesantren
b) Cetak Spanduk 2.500.000,- Pesantren
c) Konsumsi (snack) 2.400.000 Pesantren
d) Narasumber/Panitia 5.250.000,- Pesantren
3
Demikian Kerangka Acuan Kegiatan Sosialisasi Pesantren Sehat Di Dinas Kesehatan
Kota Lhokseumawe Tahun Anggaran 2022.

Lhokseumawe, 01 Agustus 2022


Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat

Cut Fitri Yani, SKM


Penata TK. I / Nip. 197810202002122005

Anda mungkin juga menyukai