Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN PELAKSANAAN KEGIATAN

BAKSOS VIRTUAL NASIONAL


MUSDA VII DPD PTGMI JABAR

“Peran Terapis Gigi dan Mulut dalam Mewujudkan Kesehatan Gigi Anak Bebas Karies 2030”

PANITIA MUSDA VII PERSATUAN TERAPIS GIGI DAN MULUT INDONESIA (PTGMI)
PROVINSI JAWA BARAT
TAHUN 2021
BAB I
Pendahulan
A. Latar Belakang
Pembangunan kesehatan pada hakekatnya adalah upaya yang dilaksanakan
semua komponen Bangsa Indonesia yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran,
kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat
kesehatan yang setinggi-tingginya, sebgai investasi bagi pembangunan sumber daya
manusia yang produktif secara sosial dan ekonomis. Untuk mewujudkan hal tersebut,
maka dilakukan pendekatan lewat upaya pemeliharaan dan peningkatan kesehatan
(promotif), pencegahan penyakit (preventif), penyembuhan penyakit (kuratif) dan
pemulihan kesehatan (rehabilitatif) yang dilakukan secara menyeluruh dan
berkesinambungan (Kemenkes RI, 2018).
Undang – undang No. 36 tahun 2009 tentang Kesehatan, pasal 93 ayat 1
menyatakan pelayanan kesehatan gigi dan mulut ditujukan untuk memelihara dan
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat dalam bentuk peningkatan kesehatan gigi,
pencegahan penyakit, pengobatan penyakit gigi dan pemulihan kesehatan gigi oleh
pemerintah, pemerintah daerah dan atau masyarakat yang dilakukan secara terpadu,
terintegrasi dan berkesinambungan.
Menurut data dari Dirjen Yanmed Depkes RI tahun 2010, penyakit gigi dan mulut
posisinya menduduki peringkat ke delapan dari sepuluh besar penyakit rawat jalan di
Indonesia (Lira, 2015). Rendahnya angka keluhan masyarakat terhadap kesehatan gigi
dan mulut disebabkan beberapa faktor yaitu karena masyarakat masih mengabaikan
kesehatan gigi dan mulutnya yang ditunjukan dengan rendahnya minat masyarakat untuk
berkunjung ke dokter gigi dan faktor penyebab lainnya yaitu masih rendahnya
pengetahuan dan tingkat pendidikan masyarakat Indonesia tentang penyakit gigi dan
mulut (Kumar, cit Lira 2015).
Berdasarkan data hasil Riset Kesehatan Dasar tahun 2013, prevalensi nasional
masalah gigi dan mulut adalah 25,9%. Sedangkan angka DMF-T Nasional sebesar 4,6 ini
berarti rata – rata kerusakan gigi penduduk Indonesia 5 gigi per-orang. Dari angka
tersebut, terdapat 3,1% yang menerima perawatan dan pengobatan dari tenaga medis
gigi (perawat gigi, dokter gigi atau dokter gigi spesialis), sementara 68,9% lainnya tidak
dilakukan perawatan.
Umumnya penyakit gigi dan mulut yang diderita oleh sebagian besar masyarakat
di Indonesia adalah gigi berlubang (45,3%), gigi hilang karena dicabut (19%), gigi goyang
(10,4 %), gigi yang sudah ditambsl (4,1%), gusi bengkak (14%), gusi mudah berdarah
(13,9 %), sariawan berulang (8%) dan sariawan menetap tidak sembuh (0,9%)
(Riskesdas, 2018).
Data diatas menunjukan bahwa permasalahan kesehatan gigi dan mulut masih
belum cukup mendapat perhatian dari masyarakat, karena masyarakat belum memahami
pentingnya kesehatan gigi dan mulut untuk mendukung fungsi pengunyahan, berbicara
dan estetik serta sangat besar pengaruhnya pada life cycle. Tertuang dalam Rencana
Aksi Nasional Kesehatan Gigi Dan Mulut tahun 2015-2019 dalam meningkatkan upaya
promotif dan preventif pelayanan kesehatan gigi dan mulut dilakukan dengan
peningkatan kemandirian melalui peran serta masyarakat dalam pelihara diri terhadap
kesehatan gigi dam mulut mulai dari janin sampai lansia (Kemenkes RI, 2016).
Upaya kesehatan berparadigma sehat dalam jangka panjang akan
menempatkan kesehatan diarus tengah pembengunan, menjamin kemandirian yang
lebih besar, meningkatkan ketahanan mental dan fisik penduduk serta bermuara pada
terciptanya sumber daya manusia Indonesia yang berkualitas. Pelayanan kesehatan gigi
dan mulut keluarga merupakan penjabaran operasional paradigma sehat yang
menekankan pasa upaya pemeliharaan, peningkatan dan perlindungan kesehatan gigi
dan mulutserta pemberdayagunaan ilmu dan teknologi. Dalam hal ini, keluarga
diberdayakan dan berperan sebagai subyek menuju kesehatan gigi dan mulut bagi
semua. Keluarga dilihat sebagai konteks paling vital bagi pertumbuhan dan
perkembangan yang sehat. Dengan tercantumnya kesehatan keluarga dalam Undang-
undang RI No. 23 tahun 1992, berarti kesehatan keluarga telah mendapat perhatian
pemerintah. Atas dasar inilah DPD Jawa Barat ingin mengadakan webinar dengan Tema
“Peran Terapis Gigi dan Mulut dalam Mewujudkan Kesehatan Gigi Anak Bebas Karies
2023”
B. Tujuan
1. Umum
Meningkatkan Peran Terapis Gigi dan Mulut dalam Mewujudkan Kesehatan
Gigi Anak Bebas Karies 2030
2. Khusus
a. Peserta dapat mengetahui dan memilih teknik pelaksanaan baksos
b. Peserta mampu menyampaikan materi sesuai tingkatan audiense
c. Peserta mampu melakukan aksi dalam pencapaian generasi sehat bebas karies
2030
BAB II
PENGORGANISASIAN

A. KEPANITIAAN
Penyelenggara Bakti Sosial Virtual Nasional adalah Panitia Musda VII Persatuan
Terapis Gigi dan Mulut Indonesia (PTGMI) Provinsi Jawa Barat, terdiri dari utusan tiap
DPC di wilayah Bandung Raya meliputi DPC Kota Bandung, Kabupaten Bandung,
Kabupaten Bandung Barat, Kota Cimahi dan Kabupaten Sumedang dengan susunan
kepanitiaan terlampir.

B. PESERTA
Peserta Baksos yang mendaftar sebanyak 823 Orang yang berasal dari berbagai
provinsi di Indonesia. Peserta Baksos terdiri dari Terapis Gigi dan Mulut dengan
keanggotaan SIKAP aktif

C. WAKTU DAN TEMPAT


Baksos dilaksanakan secara Virtual , adapun pengarahan baksos dilaksanakan
pada :
Hari : Minggu, 28 November 2021
Waktu : Jam 13.30- 15.00
Tempat : Menyesuaikan
( dilaksanakan secara Daring di tempat masing-masing)

D. BENTUK KEGIATAN
Pengarahan Baksos dilaksanakan dalam 2 (dua) sesi, terdiri dari :
1. Sesi Pertama : Penyampaian materi dengan menggunakan power poin selama 60
menit dan penayangan Video Kegiatan Baksos
2. Diskusi dan pertanyaan akan diambil dari kolom komentar peserta atau peserta
bertanya langsung.
E. NARASUMBER
Pembicara pada Kegiatan Baksos Virtual terdiri dari:
1. Ketua DPD PTGMI Jawa Barat, AsepSupriadi, SKM., M.AP
2. Ketua Panitia Pelaksana, Enur Nurjanah, S.ST
3. Pengarahan Baksos disampaikan Siti Julaeha Utami S.Tr.Kes

F. PEMBIAYAAN
Seluruh pembiayaan Baksos dibebankan kepada kontribusi peserta. Adapun Rekapitulasi
pembiayaan Musda VII PGMI Jawa Barat adalah sebagai berikut:

No Uraian Jumlah Keterangan


1. Pendapatan Rp. 41,150,000 Kontribusi Peserta
2. Pengeluaran Rp. 17,570,000 Operasional
Kegiatan
Selisish Rp.23,580,000
Terbilang : Dua Puluh Tiga Juta Lima Ratus Delapan Puluh Ribu
Rupiah

Rincian pendapatan dan pengeluaran terlampir


BAB III
PELAKSANAAN BAKSOS

1. Pelaksanaan
Bakti social virtual Nasional ini akan di kelola menggunakan google site yang di
dalamnya telah termasuk tata tertib, absensi kehadiran, teknis bakti social, form evaluasi
dan materi. Peserta TGM yang aktif dapat melakukan registrasi melalui akun sikap
PTGMI, untuk peserta umum lainnya bisa melakukan registrasi di google site. Peserta
yang telah registrasi, akan dikirim link google site, zoom dan live streaming youtube.
Kehadiran peserta di presentasikan dengan absensi kehadiran 1 (satu) pada saat
kegiatan pembukaan bakti social pada tanggal 28 Nopember 2021. Dan hari peserta
melaksanakan baksos diantaranyatanggal 29 Nopember 2021 s/d 5 Desember 2021
(sesuai tanggal pemilihan baksos dengan sasaran)

2. Pembukaan
Pembukaan kegiatan bakti social virtual Nasional akan dilakukan pada hari
Minggu, tanggal 28 Nopember 2021. Dalam kegiatan ini akan dibahas mengenai teknis
pelaksanaan bakti social yang akan dilakukan peserta di lokasinya masing masing.
Peserta akan diberikan pembekalan materi yang akan diberikan kepada sasarannya saat
kegiatan bakti social (bentuk bakti social adalah Promotive, sehingga peserta
memberikan edukasi kepada sasaran mengenai kesehatan gigi anak bebas karies).
Setelah pembekalan peserta diperbolehkan bertanya kepada pembicara mengenai
materi maupun teknis bakti sosial, jika ada yang kurang jelas.

3. Teknis bakti sosial


Pembukaan baksos dilakukan pada tanggal 28 Nopember 2021, di isi dengan 1 (
satu) narasumber untuk menyampaikan pembekalan mebaksos dari topik baksos serta
praktik atau teknis baksos agar peserta memiliki pedoman untuk mengikuti baksos di
tempat masing masing.
Setelah kegiatan pembukaan, baksos baru akan dilaksanakan dalam rentang 7
(tujuh) hari kedepan yaitu tanggal 29 Nopember 2021 s/d 5 Desember 2021 dengan
aturan sebagai berikut :
a. Peserta yang telah mengikuti kegiatan pembukaan dan sudah mengisi presensi absen
pembukaan baksos tanggal 28 Nopember 2021, dapat melaksanakan bakti sosial dan
harus mengisi absensi ke dua yaitu baksos diantara tanggal 29 Nopember s/d 5
Desember 2021 (sesuai tanggal pemilihan baksos dengan sasaran)
b. Dari rentang 7 (tujuh) hari tersebut peserta hanya memilih satu tanggal pelaksanaan
baksos yang sudah direncanakan dengan sasaran
c. Peserta memilih dari atau tanggal untuk melaksanakan baksos
d. Baksos bisa dilaksanakan virtual atau langsung di tempat peserta masing masing
e. Peserta memilih sasaran non kebutuhan khusus
f. Jumlah sasaran baksos minimal 1
g. Untuk baksos langsung harus memperhatikan protocol kesehatan dan tidak membuat
kerumunan
h. Kewajiban peserta melakukan baksos berupa penyuluhan, sikat gigi dan berbagi dalam
bentuk apapunterhadap sasaran seperti memberi sikat Gigi dan pasta Gigi atau yang
lainnya
i. Peserta harus mendokumentasikan kegiatan baksos sebagai bukti pelaksanaan (berupa
photo).
j. Setelah melakukan bakti sosial, peserta harus melakukan presensi kehadiran pada form
di google site, dengan melampirkan photo saat bakti sosial.
k. Bakti sosial dilakukan sesuai denganteknis yang telah diberikan pada saat kegiatan
pembukaan bakti sosial.
BAB IV
PENUTUP

Demikian Iaporan kegiatan Bakti Sosial ini kami selesaikan. Tidak lupa kami
ucapkan permohonan maaf apabila dalam penulisan laporan ini masih terdapat
kekurangan dan kesalahan. Akhir kata, kami ucapkan Alhamdulillah dan terimakasih
kepada semua pihak atas dukungan baik moril maupun materil untuk suksesnya kegiatan
Bakti Sosial Nasional.

Bandung, Desember 2021

Panitia Pelaksana,Bakti Sosial


Persatuan Terapis Gigi dan Mulut Indonesia Jawa Barat

Ketua Pelaksana Sekretaris,

Enur Nurjanah, SST Evi Afifah Mardiyati, SKM


NA 3204213960 NA.3211214959
Menyetujui

Penanggung Jawab Baksos


Persatuan Terapis Gigi dan Mulut Indonesia

Tiny Hartini, S.ST., SKM., Mkes


KTA : 3277213847
Lampiran 1 :
Pendapatan dan pengeluaran kegiatan Baksos

CATATAN KEUANGAN
BAKSOS DALAM RANGKA MUSDA VII DPD PTGMI JAWA BARAT
BANDUNG 2021

NO KEGIATAN SATUAN VOL HARGA SATUAN REALISASI SELISIH


PEMASUKAN
Pendaftaran Peserta Orang 823 Rp 50,000 Rp41,150,000

PENGELUARAN
1 SKP BAKSOS SKP 2 Rp - Rp -
2 Dokumentasi Baksos Paket 1 Rp 1,000,000 Rp 1,000,000
3 Narasumber Baksos Orang 1 Rp 2,000,000 Rp 2,000,000
4 Moderator Baksos Orang 1 Rp 500,000 Rp 500,000
5 MC Orang 1 Rp 500,000 Rp 500,000
6 Pembaca Do'a webinar Orang 1 Rp 250,000 Rp 250,000
7 Sewa Zoom Paket 1 Rp 600,000 Rp 600,000
8 Sewa Eduplex hari 1 Rp 3,500,000 Rp 3,500,000
Perlengkapan(mix,mixer interface,
9 mirroles,tripod,laptop,sound,backdrop) Paket 1 Rp 2,800,000 Rp 2,800,000
10 Mamain Panitia Orang 20 Rp 40,000 Rp 1,800,000
14 Baju Panitia Orang 30 Rp 130,000 Rp 3,900,000
15 Kerudung Orang 18 Rp 40,000 Rp 720,000
16 Biaya tak terduga Rp -
JUMLAH Rp 17,570,000 Rp 23,580,000
Lampiran 2 :
Susunan Kepanitiaan
Penangung Jawab : Tiny Hartini,S.ST,SKM,M.Kes
Ketua : Enur Nurjanah, SST
Sekertaris : Evi Afifah Mardiyati, SKM
Bendahara I : Intan Lusiana Ganjar, AMKG
Bendahara II : Ima Rismawati, AMKG
Seksi Materi : Nurhadi, SST
: Elni Eliani, S.ST
Sie Acara : Eti Kurniati, AMKG
Indah Galih Sulastri,AMKG
Sie Humas : Siti Ominar, SKM
Endro Lesmana, A.Md.KG
Sie ilmiah : Enur Nurjanah
Sie Registrasi : Ajeng Diah P, A.Md.KG
Nindya Apsari, A.Md.KG
Iman Sukirman, AMKG
Yuli Fitriani, AMKG
Sie Konsumsi : Tien Sumarni, AMKG
Sie Sarana (Perlengkapan) : Alfi Maulana F,A.Md.KG
Rhaka Dzaki P, A.Md.KG
Sie Dana Usaha : Nurhadi, SST

Anda mungkin juga menyukai