Anda di halaman 1dari 4

TERM OF REFERENCE

JAMBORE KADER DALAM RANGKA PENINGKATAN POSYANDU AKTIF DANA


ALOKASI KHUSUS (DAK) NON FISIK BIDANG KESEHATAN
TAHUN ANGGARAN 2023

A. LATAR BELAKANG
1. Dasar Hukum
a) Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2001 tentang Pembentukan Kota Lhokseumawe;
b) Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara;
c) Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah;
d) Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan;
e) Undang-Undang Nomor 52 Tahun 2009 tentang Perkembangan Kependudukan dan
Pembangunan Keluarga;
f) Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa;
g) Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-
Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa;
h) Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2014 tentang Dana Desa yang Bersumber dari
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara;
i) Peraturan Presiden Nomor 72 Tahun 2012 tentang Sistem Kesehatan Nasional;
j) Peraturan Presiden Nomor 35 Tahun 2015 tentang Kementerian Kesehatan;
k) Peraturan Presiden Nomor 99 Tahun 2017 tentang Gerakan Pemberdayaan dan
Kesejahteraan Keluarga;
l) Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2007 tentang Pedoman
Pembentukan Kelompok Kerja Operasional Pembinaan Pos Pelayanan Terpadu;
m)Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 19 Tahun 2011 tentang Pedoman
Pengintegrasian Layanan Sosial Dasar di Pos Pelayanan Terpadu;
n) Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 64 Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Kementerian Kesehatan;
o) Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 74 Tahun 2015 tentang Upaya Peningkatan
Kesehatan dan Pencegahan Penyakit;
p) Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 44 Tahun 2016 tentang Kewenangan Desa;

2. Gambaran Umum
Pembangunan kesehatan masyarakat desa (PKMD) merupakan kegiatan yang
dilakukan oleh masyarakat, dari masyarakat dan untuk masyarakat. Salah satu bentuk
operasional peran serta masyarakat atau UKBM (upaya kesehatan bersumberdaya
masyarakat) yaitu dengan adanya posyandu. Posyandu merupakan salah satu sarana dalam
upaya pelayanan kesehatan yang dilaksanakan oleh, dari dan bersama masyarakat, untuk
memberdayakan masyarakat dan memberikan kemudahan kepada masyarakat guna
memperoleh kesehatan ibu dan anak. Adapun layanan kesehatan yang paling utama
diberikan kepada masyarakat, yaitu kesehatan ibu dan anak, imunisasi, pemberian gizi serta
pencegahan dan penanggulangan diare.
Dalam pergerakannya, posyandu dimonitori oleh kader terpilih dari wilayah sendiri
yang terlatih untuk melaksanakan kegiatan rutin di posyandu maupun di luar hari buka
Posyandu. 5 Kader posyandu adalah seorang yang karena kecakapannya atau
kemampuannya diangkat, dipilih dan atau ditunjuk untuk memimpin pengembangan
posyandu disuatu tempat atau desa. Peran kader itu sendiri, yaitu memantau pertumbuhan
anak atau balita, mengadakan penyuluhan terkait tentang kesehatan ibu dan anak sehingga
masyarakat mengetahui dan mampu mempraktekan apa saja yang perlu diperhatikan dalam
penanganan anak, ibu hamil ataupun ibu menyusui serta melakukan pendampingan bagi
ibu yang kurang sehat atau sakit jika ada yang perlu durujuk ke rumah sakit.
Untuk meningkatkan fungsi dan kinerja posyandu menjadi kepedulian semua pihak,
sehingga keberhasilan posyandu menjadi tanggung jawab bersama. Salah satu
permasalahan posyandu yang paling mendasar adalah rendahnya tingkat pengetahuan
kader baik dari sisi akademis maupun teknis. Di setiap desa dikota lhokseumawe jumlah
kader sebanyak 5 orang setiap desa, tetapi dari 5 orang tersebut tidak semuanya
mengeyahui fungsi dan tugas sebagi kader, sehingga masyarakat kurang memanfaatkan
layanan posyandu di desa. Kurangnya partisipasi dan pengetahuan masyarakat terkait
tentang program kerja posyandu di Dusun Lamasariang menandakan bahwa peran kader
tidak berfungsi secara maksimal. Selain itu, adanya anak yang berpeluang mengalami gizi
buruk menandakan bahwa kurangnya pengetahuan ibu dalam pemberian nutrisi, ini juga
menjadi bukti kurangnya keberhasilan kegiatan posyandu. Dalam hal ini pentingnya peran
kader dalam menumbuhkan persepsi positif masyarakat untuk memahami, mengerti
mengenai fungsi dari posyandu. Sehingga harapan posyandu untuk meningkatkan
kesehatan masyarakat dapat tercapai. Diadakannya penyuluhan-penyuluhan merupakan
salah satu bentuk perilaku kader dalam upaya mensosialisasikan peran posyandu kepada
masyarakat. Dari penyuluhan tersebut diharapkan dapat meningkatnya pengetahuan
masyarakat untuk bisa mengerti dan memahami keberadaan posyandu, sehingga
diharapkan dapat menumbuhkan persepsi positif terhadap posyandu. Dengan adanya
persepsi positif. maka masyarakat selalu aktif mengikuti kegiatan posyandu. Sekarang ini,
arah dan tujuan Pemerintah adalah menjaga kelangsungan peran posyandu dengan sebaik-
baiknya.
Pelaksanaan posyandu juga masih mengalami beberapa kendala antara lain
kemampuan kader yang masih kurang dalam kegiatan penimbangan dan pengukuran tinggi
badan balita, kemampuan kader yang kurang dalam menginterpretasikan hasil pengukuran
status gizi dan peran masyarakat yang kurang sehingga berimbas pada cakupan balita yang
ditimbang kurang dari target yang ditetapkan. Untuk mengatasi masalah tersebut maka
yang dapat dilakukan adalah dengan memberikan rangkaian kegiatan jambore/pertemuan
kader posyandu dalam pengelolaan posyandu.
Dalam kegiatan jamboree kader akan dibahas beberapa pokok bahsan diantaranya
tentang tugas dan fungsi kader posyandu dalam upaya optimalisasi pelaksanaan kegiatan
posyandu yang bertujuan kegiatan ini adalah untuk memberikan bekal pengetahuan kader
tentang tugas dan fungsi kader dalam posyandu, serta cara memotivasi masyarakat dengan
kunjungan ke rumah-rumah yang bertujuan untuk memberikan tehnik pada kader dalam
upaya pendekatan sasaran posyandu dengan kunjungan ke rumah-rumah warga. Sasaran
kegiatan yaitu semua kader dan cara pemberian penyuluhan di masyarakat Tujuan kegiatan
adalah memberikan bekal kepada kader tentang cara memberikan penyuluhan yang efektif
di masyarakat. Kader sebagai perpanjangan tangan puskesmas dalam penyampaian
masalah kesehatan di masyarakat mempunyai kewajiban untuk memberikan penyuluhan
yang berguna untuk masyarakat.
Berdasarkan permasalahan yang ada di posyandu maka diperlukan beberapa
kepakaran untuk bisa menyelesaikan prioritas masalah yang akan dilaksanakan yaitu upaya
untuk revitalisasi posyandu untuk meningkatkan skill kader dan upaya peningkatan
cakupan penimbangan balita D/S dengan meningkatkan peran posyandu sebagai ujung
tombak data surveilans gizi. Kepakaran yang dibutuhkan adalah komunikasi, informasi dan
edukasi kader, metode penyuluhan yang efektif Pengelolaan posyandu, gizi ibu dan anak
serta kesehatan masyarakat.

No Rinciaan Uraian
Menu/Kompoen
1 Upaya Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (Germas)
a Jambore Kader  Merupakan petemuan yang dilaksanakan oleh Dinas
Dalam Rangka Kesehatan untuk selama 1 hari setiap angkatan dan
Peningkatan sebanyak 2 anngkatan. Tujuan dari pelaksanaan
Posyandu Aktif kegiatan ini adalah untuk meningkatkan kemampuan
kader dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsi
sebagai kader posyandu.
 Jambore kader diikuti oleh setiap kader di 68 desa
dimana setiap desa di wakili oleh 2 orang kader sehingga
peserta setiap angkatan 68 orang.
 Pertemuan dilakukan dengan menyewa Bangunan
Gedung Tempat Pertemuan.
 Narasumber dari luar Satuan Kerja yaitu Dinas
Pemberdayaan Gampong, OP (IAKMI, IBI, PERSAGI)
 Dana DAK Non Fisik Kabupaten/Kota tahun 2023 untuk
sub kegiatan Jambore Kader Dalam Rangka Peningkatan
Posyandu Aktif pengusulan yang tertedapat pada e-
Renggar untuk sub kegiatan tersebut sebesar 28.229.000
(Dua puluh delapan juta dua ratus dua puluh sembilan
ribu rupiah)

B. PENERIMA MANFAAT
Penerima manfaat kegiatan Jambore Kader Dalam Rangka Peningkatan Posyandu Aktif
sumber dana DAK Non Fisik Kabupaten/Kota Tahun Anggaran 2023 adalah kader posyandu.

No Nama Jumlah Penerima


Kegiatan Manfaat
1 Jambore Kader Dalam Rangka 136 orang Kader posyandu di setiap desa
Peningkatan Posyandu Aktif sebanyak 2 orang (68 Desa x 2
orang=136 orang kader)

C. STRATEGI PECAPAIAN KELUARAN


No Rincian Output Metode Tahapan
Menu/Komponen Satuan Volume Pelaksanaa Pelaksana
n
1 Upaya Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (Germas)
a. Jambore Kader Dalam Dokumen 1 Swakelola 1. Persiapan
Rangka Peningkatan Laporan Administrasi
Posyandu Aktif 2. Pelaksanaan
Kegiatan
3. Waktu Pelaksanaan
(Februari)
4. Pembuatan Laporan
Akhir

D. KURUN WAKTU PENCAPAIAN KELUARAN


Pelaksanaan Jambore Kader Dalam Rangka Peningkatan Posyandu Aktif di capai dalam
waktu 6 bulan setelah pelaksanaan kegiatan tersebut.

E. BIAYA YANG DIPERLUKAN


Biaya yang diperlukan untuk pencapaian keluaran kegiatan Jambore Kader Dalam Rangka
Peningkatan Posyandu Aktif yang bersumber dari DAK Non Fisik Kabupaten/Kota Tahun
Anggaran 2022 adalah sebesar Rp. 28.229.000 (Dua puluh delapan juta dua ratus dua puluh
sembilan ribu rupiah) dengan kebutuhan per rincian kegiatan sebagai berikut :

No Rincian Menu Kegiatan Kebutuhan Biaya


1 Jambore Kader Dalam Rangka Peningkatan Posyandu Aktif 28.229.000
Rincian Anggaran Biaya (RAB) terlampir

Lhokseumawe, 15 Oktober 2022


Pj. Kepala Dinas Kesehatan
Kota Lhokseumawe

SAFWALIZA, S.Kep, MKM


Pembina /NIP. 197202012002121007

Anda mungkin juga menyukai