Anda di halaman 1dari 15

ANALISIS DATA

Rekapitulasi Data

Profil Peternak
Sistem Pemeliharaan
Variabel
Intensif Semi Intensif Ekstensif
Jumlah Responden (Orang) 20 5 5
Umur Peternak (th) 48,75+11,95 51,8+14,41 63+9,45
Pengalaman Beternak (th) 15,3+12,88 10,1+10,35 25+16,46
Pendidikan (%)
 Tidak Tamat 25 - 20
 SD 40 40 60
 SLTP 15 60 20
 SLTA 10 - -
 Akademi/PT 10 - -
Tujuan Beternak (%)
 Tabungan 90 80 80
 Pendapatan Utama 10 20 20
Kemampuan Mengenali Birahi Sapi (%)
 Kurang 10 20 -
 Sedang 15 40 20
 Baik 70 40 20
 Sangat baik 5 - 60
Jenis Usaha (%)
 Pengembangbiakan 10 - -
 Penggemukan 60 100 100
 Penggemukan dan Pembiakan 30 - -
Populasi (Ekor) 4,35+2,37 3,2+2,79 4,8+1,95
Kepemilikan Lahan (%)
 Sawah 15 - -
 Kelapa Sawit & Karet 75 60 60
 Tidak punya lahan 10 40 40
Pekerjaan (%)
 Petani 70 40 20
 Peternak 10 20 40
 Lain-lain 20 40 40
Kependudukan (%)
 Transmigran/keluarga 80 80 40
transmigran
 Warga Asli Sintang 20 20 60
Sistem Pemeliharaan
Sistem Pemeliharaan
Variabel
Intensif Semi Intensif Ekstensif
Lama Sapi digembalakan (jam) - 4,8+1,34 24
Rata-rata rumput yang diberikan 29,9+12,35 25+15 -
(kg/ekor/hari)
Frekuensi ke kandang (kali) 3,6+0,94 3,6+0,23 -
Frekuensi Pemberian Pakan (kali) 3+0,65 3 -
Sumber Rumput (%)
 Ditanam - - -
 Tumbuh Sendiri 95 100 100
 Beli di Petani 5 - -
Penanganan Limbah (%)
 Diolah 25 - -
 Ditumpuk 75 100 -
 Langsung digunakan - - 100
 Tidak digunakan - - -
PBA
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 97.00 1 20.0 20.0 20.0
112.00 1 20.0 20.0 40.0
118.00 1 20.0 20.0 60.0
120.00 1 20.0 20.0 80.0
123.00 1 20.0 20.0 100.0
Total 5 100.0 100.0

Jika di analisis maka : Untuk memperoleh cumulative Percent 100% maka dapat dipilih
beberapa nama Pemilik Sapi yang sangat sesuai dengan kriteria sebagai berikut :
1. Sapi jantan dan betina milik Mujadi memiliki tingkat kevalidan 97.00 dengan
Cumulative Percent sebesar 20%
2. Sapi jantan Wasis dan Mujadi memiliki tingkat Kevalidan 118.00 dengan cumulative
Percent sebesar 60%
LingkarDD
Cumulative
Percent Valid Percent Percent Frequency
20.0 20.0 20.0 1 138.00 Valid
40.0 20.0 20.0 1 150.00
60.0 20.0 20.0 1 152.00
80.0 20.0 20.0 1 165.00
100.0 20.0 20.0 1 172.00
100.0 100.0 5 Total

Lingkar dada sapi jantan milik Mujadi dengan 150.00 mencapai Cumulative 40% dengan
usia 2,1 tahun lebih muda dari pada sapi Betina milik sutiman dengan usia 3 tahun. Variabel
tertinggi komponen utama ukuran tubuh sapi bali jantan maupun betina adalah lingkar dada.
Artinya lingkar dada dapat dijadikan sebagai penciri ukuran pada sapi bali dan sapi simbal
jantan maupun betina karena memiliki hubungan timbal balik terbesar terhadap persamaan
ukuran. Rataan ukuran linier tertinggi tubuh pada sapi bali adalah lingkar dada (Baharun et
al., 2017)
Dari data excell ini memperoleh hasil data yang dirumuskan dalam Regresi maka
didapat hasil sebagai berikut :

Model Summary
Adjusted R Std. Error of the
Model R R Square Square Estimate
1 .817a .668 .609 .27290
a. Predictors: (Constant), TG, PBR, PBA

Dari output di atas didapatkan nilai Adjusted R Square sebesar 0,609 yang artinya
Badan Sapi ( TG, PBR, PBA) dengan Jenis kelamin jantan dan betina pada Sapi Bali berada
pada kategori kuat karena lebih dari 0,67.

Model Summary
Adjusted R Std. Error of the
Model R R Square Square Estimate
1 .990a
.981 .974 12.23049
a. Predictors: (Constant), LingkarDD

Dari output di atas didapatkan nilai Adjusted R Square sebesar 0,974 yang artinya
Berat Badan Sapi Jantan dan Betina dengan lingkar Dada pada Sapi Bali berada pada
kategori kuat karena lebih dari 0,67.

Model Summary
Adjusted R Std. Error of the
Model R R Square Square Estimate
1 .874a .763 .526 52.52143
a. Predictors: (Constant), LingTanduk, Ptanduk

Dari output di atas didapatkan nilai Adjusted R Square sebesar 0,526 yang artinya
Berat Badan Sapi Jantan dan Betina dengan lingkar tanduk pada Sapi Bali berada pada
kategori kuat karena lebih dari 0,67

Model Summary
Adjusted R Std. Error of the
Model R R Square Square Estimate
1 .652a .425 .282 .36990
a. Predictors: (Constant), DD, LP, TP, LingkarDD

Dari output di atas dengan nilai Adjusted R Square sebesar 0,282 yang artinya jenis
kelamin akan mempengaruhi pada DD, LP, TP dan lingkar DD. jenis kelamin merupakan
salah satu faktor yang mempengaruhi bobot lahir, dimana pedet jantan memiliki bobot lahir
yang lebih tinggi dari pedet betina. Sesuai dengan pernyataan Syarifuddin dan Wahdi (2011)
bahwa jenis kelamin pedet memiliki hubungan dengan bobot lahir. Pertambahan bobot badan
pedet betina pada umumnya lebih rendah dari pada jantan. Hal ini juga didukung oleh
Lawrence, et al. (2012) bahwa berat badan untuk sapi jantan lebih tinggi dikarenakan oleh
hormon ternak jantan dan produksi susu induk akan lebih banyak apabila menyusui pada
pedet jantan.

Model Summary
Adjusted R Std. Error of the
Model R R Square Square Estimate
1 .817a .668 .609 .27290
a. Predictors: (Constant), TG, PBR, PBA

Correlations
P
B PB T Lingk D Leba Leba PTa LingT Jenisk
Control Variables A R G TP LP arDD D rDD PK LK PT rTel nduk anduk BB elamin
- PBA Correl 1. .9 .6 .6 .4 .684 .7 .537 .4 -.2 .6 .309 .209 .274 .7 -.056
no ation 00 53 41 82 96 10 22 19 51 82
ne 0
- a
Signifi . .0 .0 .0 .0 .000 .0 .004 .0 .2 .0 .116 .296 .166 .1 .809
cance 00 00 00 09 00 28 73 00 18
(2-
tailed)
Df 0 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 3 19
PBR Correl .9 1. .4 .5 .4 .611 .6 .583 .3 -.2 .5 .261 .144 .114 .6 .212
ation 53 00 92 02 93 63 72 71 36 72
0
Signifi .0 . .0 .0 .0 .001 .0 .001 .0 .1 .0 .188 .474 .571 .2 .355
cance 00 09 08 09 00 56 72 04 14
(2-
tailed)
Df 25 0 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 3 19
TG Correl .6 .4 1. .8 .3 .445 .6 .129 .3 -.1 .6 .182 .369 .414 .8 -.263
ation 41 92 00 80 75 30 57 33 36 26
0
Signifi .0 .0 . .0 .0 .020 .0 .522 .0 .5 .0 .365 .058 .032 .0 .248
cance 00 09 00 54 00 67 09 00 85
(2-
tailed)
Df 25 25 0 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 3 19
TP Correl .6 .5 .8 1. .3 .488 .5 .197 .5 -.0 .6 .081 .237 .468 .5 -.458
ation 82 02 80 00 48 52 16 84 40 52
0
Signifi .0 .0 .0 . .0 .010 .0 .325 .0 .6 .0 .687 .234 .014 .3 .037
cance 00 08 00 75 03 06 78 00 35
(2-
tailed)
Df 25 25 25 0 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 3 19
LP Correl .4 .4 .3 .3 1. .342 .2 .400 .0 -.0 .3 .245 .149 -.043 .5 .168
ation 96 93 75 48 00 41 01 56 58 14
0
Signifi .0 .0 .0 .0 . .080 .2 .039 .9 .7 .0 .218 .457 .833 .3 .466
cance 09 09 54 75 26 95 80 67 76
(2-
tailed)
Df 25 25 25 25 0 25 25 25 25 25 25 25 25 25 3 19
Lingkar Correl .6 .6 .4 .4 .3 1.000 .6 .331 .4 -.1 .7 .440 .354 .331 .9 -.224
DD ation 84 11 45 88 42 94 14 13 00 90
Signifi .0 .0 .0 .0 .0 . .0 .092 .0 .5 .0 .022 .070 .092 .0 .329
cance 00 01 20 10 80 00 32 76 00 01
(2-
tailed)
Df 25 25 25 25 25 0 25 25 25 25 25 25 25 25 3 19
DD Correl .7 .6 .6 .5 .2 .694 1. .272 .4 -.2 .5 .335 .275 .222 .8 .041
ation 10 63 30 52 41 00 03 19 31 42
0
Signifi .0 .0 .0 .0 .2 .000 . .170 .0 .2 .0 .087 .165 .266 .0 .860
cance 00 00 00 03 26 37 72 04 73
(2-
tailed)
Df 25 25 25 25 25 25 0 25 25 25 25 25 25 25 3 19
LebarD Correl .5 .5 .1 .1 .4 .331 .2 1.00 .2 -.3 .2 .127 -.104 .014 .7 .219
D ation 37 83 29 97 00 72 0 12 27 38 51
Signifi .0 .0 .5 .3 .0 .092 .1 . .2 .0 .2 .529 .607 .945 .1 .341
cance 04 01 22 25 39 70 87 96 32 43
(2-
tailed)
Df 25 25 25 25 25 25 25 0 25 25 25 25 25 25 3 19
PK Correl .4 .3 .3 .5 .0 .414 .4 .212 1. -.3 .2 -.19 -.050 .130 .4 -.090
ation 22 72 57 16 01 03 00 93 06 1 76
0
Signifi .0 .0 .0 .0 .9 .032 .0 .287 . .0 .3 .339 .804 .517 .4 .699
cance 28 56 67 06 95 37 43 03 18
(2-
tailed)
Df 25 25 25 25 25 25 25 25 0 25 25 25 25 25 3 19
LK Correl -.2 -.2 -.1 -.0 -.0 -.113 -.2 -.327 -.3 1. .1 .058 .023 .004 -.6 -.401
ation 19 71 33 84 56 19 93 00 02 24
0
Signifi .2 .1 .5 .6 .7 .576 .2 .096 .0 . .6 .775 .911 .984 .2 .072
cance 73 72 09 78 80 72 43 13 60
(2-
tailed)
Df 25 25 25 25 25 25 25 25 25 0 25 25 25 25 3 19
PT Correl .6 .5 .6 .6 .3 .700 .5 .238 .2 .1 1. .371 .385 .495 .5 -.384
ation 51 36 36 40 58 31 06 02 00 50
0
Signifi .0 .0 .0 .0 .0 .000 .0 .232 .3 .6 . .057 .047 .009 .3 .086
cance 00 04 00 00 67 04 03 13 37
(2-
tailed)
Df 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 0 25 25 25 3 19
LebarT Correl .3 .2 .1 .0 .2 .440 .3 .127 -.1 .0 .3 1.00 .150 -.153 .3 .135
el ation 09 61 82 81 45 35 91 58 71 0 70
Signifi .1 .1 .3 .6 .2 .022 .0 .529 .3 .7 .0 . .456 .445 .5 .560
cance 16 88 65 87 18 87 39 75 57 40
(2-
tailed)
Df 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 0 25 25 3 19
Ptandu Correl .2 .1 .3 .2 .1 .354 .2 -.104 -.0 .0 .3 .150 1.00 .568 .7 -.341
k ation 09 44 69 37 49 75 50 23 85 0 32
Signifi .2 .4 .0 .2 .4 .070 .1 .607 .8 .9 .0 .456 . .002 .1 .131
cance 96 74 58 34 57 65 04 11 47 60
(2-
tailed)
Df 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 0 25 3 19
LingTa Correl .2 .1 .4 .4 -.0 .331 .2 .014 .1 .0 .4 -.15 .568 1.000 .8 -.834
nduk ation 74 14 14 68 43 22 30 04 95 3 47
Signifi .1 .5 .0 .0 .8 .092 .2 .945 .5 .9 .0 .445 .002 . .0 .000
cance 66 71 32 14 33 66 17 84 09 70
(2-
tailed)
Df 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 0 3 19
BB Correl .7 .6 .8 .5 .5 .990 .8 .751 .4 -.6 .5 .370 .732 .847 1. .
ation 82 72 26 52 14 42 76 24 50 00
0
Signifi .1 .2 .0 .3 .3 .001 .0 .143 .4 .2 .3 .540 .160 .070 . .
cance 18 14 85 35 76 73 18 60 37
(2-
tailed)
Df 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 0 3
Jenisk Correl -.0 .2 -.2 -.4 .1 -.224 .0 .219 -.0 -.4 -.3 .135 -.341 -.834 . 1.000
elamin ation 56 12 63 58 68 41 90 01 84
Signifi .8 .3 .2 .0 .4 .329 .8 .341 .6 .0 .0 .560 .131 .000 . .
cance 09 55 48 37 66 60 99 72 86
(2-
tailed)
Df 19 19 19 19 19 19 19 19 19 19 19 19 19 19 3 0
a. Cells contain zero-order (Pearson) correlations.
PEMBAHASAN

a. Bobot sapi Jantan dan Betina

Pengukuran tubuh ternak sapi dapat digunakan untuk menduga bobot badan
seekor ternak sapi dan sering juga dipakai sebagai parameter teknis penentuan bibit
sapi (Santosa, 2005). Selanjutnya Sumadi(2008) menjelaskan bahwa ukuran tubuh
ternak dapat menggambarkan kemampuan dan produksi yang baik dari seekor ternak,
ukuranukuran tubuh tersebut antara lain, panjang badan, tinggi gumba, lingkar dada,
dalam dada, lebar dada, dan indeks kepala

Dari output didapatkan nilai Adjusted R Square sebesar 0,609 yang artinya
Badan Sapi ( TG, PBR, PBA) dengan Jenis kelamin jantan dan betina pada Sapi Bali
berada pada kategori kuat karena lebih dari 0,67.

Bobot badan jantan dan betina baik pada sapi karena adanya pengaruh hormon
androgen pada ternak jantan yaitu suatu hormon kelamin yang berfungsi menstimulasi
sintesis protein dan memacu pertumbuhan (Hamdani et al,. 2017)

Williamsom dan Payne (1993) menyatakan bahwa penggunaan ukuran lingkar


dada, panjang badan dapat memberikan petunjuk bobot badan seekor hewan dengan
tepat.

Jenis kelamin merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi bobot lahir,
dimana pedet jantan memiliki bobot lahir yang lebih tinggi dari pedet betina. Sesuai
dengan pernyataan Syarifuddin dan Wahdi (2011) bahwa jenis kelamin pedet
memiliki hubungan dengan bobot lahir.

Dapat diketahui bahwa parameter yang dapat dikur menurut BSN 2018
diantaranya adalah :

Bobot Badan, diukur menggunakan timbangan digital; 2. Tinggi Pundak,


diukur dari titik tertinggi di antara bahu (withers) sampai tanah dengan menggunakan
tongkat ukur dalam satuan cm; 3. Lingkar Dada, diukur melingkar di sekeliling
rongga dada melalui belakang punuk dan di belakang sendi bahu (Os scapula) dengan
menggunakan pita ukur dalam satuan cm; 4. Panjang badan, diukur dari bongkol bahu
(scapula) sampai ujung panggul (procesus spinisus), dinyatakan dalam cm.
Terbukti Sapi milik Siswanto berkisar antar 106, 105 dan 103 pada Badan sapi
hal ini mengindikasikan bahwa Ni’am et al. (2012) menyataan bahwa penambahan 1
cm pada setiap ukuran-ukuran tubuh akan menaikan bobot badan sesuai dengan nilai
koefsien masing-masing ukuran tubuh.

Secara parsial keeratan hubungan tertinggi antara ukuran ukuran tubuh dengan
bobot badan adalah lingkar dada, dengan koefisien korelasi sapi bali jantan dan betina
secara berurutan adalah :

1. Badan sapi memiliki korelasi yang signifikan dengan lingkar dada dan pinggul
dengan nilai correlation 0.684 dan 0.682
2. Badan sapi dengan kode PBR memiliki korelasi yang hampir sama dengan TG
dan pinggul dengan nilai correlation 0.492 dan 0.493

Nilai koefisisen determinasi (r²) antara ukuran-ukuran tubuh dengan bobot


badan sapi jantan dan betina secara berurutan di lihat dari Lingkar dada dan pinggul
artinya Artinya lingkar dada dapat digunakan untuk memperkirakan bobot badan
Hasil ini sesuai dengan penelitian Aguanta et al. (2019) bahwa lingkar dada memiliki
koefisien korelasi yang paling tinggi terhadap bobot badan. Semakin tinggi ukuran
lingkar dada mencerminkan bahwa ternak tersebut mempunyai bobot badan yang
lebih tinggi (Takandjandji dan Sawitri, 2015).

Hal ini dikarenakan pada sapi jantan memiliki hormon androgen yang
merupakan hormon kelamin yang hasilkan oleh testes berfungsi menstimulasi
sintensis protein terutama di dalam otot sehingga mengakibatkan pertumbuhan
menjadi lebih cepat (Bhakat et al. 2011; Isnaini et al., 2019). Muslim, et al. (2012)
mendukung bahwa terdapat korelasi positif antara bobot badan induk dengan bobot
lahir pedet. Dimana ketika bobot badan induk naik maka bobot badan pedet betina
akan ikut naik, begitu juga sebaliknya ketika bobot badan induk menurun maka bobot
badan pedet betina juga mengalami penurunan.

Hal ini Berdasarkan perhitungan yang telah dilakukan didapatkan nilai


korelasi sebesar 0,27 Menurut Sugiono (2014) nilai korelasi sebesar 0,271 dapat
dikategorikan rendah yang berarti bahwa korelasi antara lingkar dada, tinggi pundak,
dan panjang badan terhadap produksi susu itu rendah. Nilai signifikansi yang
dihasilkan yaitu sebesar 0,567 yang berarti bahwa hubungan antara lingkar dada,
tinggi pundak, dan panjang badan terhadap produksi susu tidak Hubungan Antara
Lingkar Dada, Tinggi Pundak, dan Panjang Badan.

Ukuran-ukuran tubuh lingkar dada, tinggi pundak , dan panjang badan tidak
memiliki pengaruh yang nyata terhadap produksi susu. Kualitas masing-masing sifat
dari ketiga ukuran tubuh tersebut tidak memberikan pengaruh terhadap peningkatan
produksi susu. Buckley dkk., (2000) berpendapat bahwa ukuran linier tubuh lingkar
dada, dimensi ambing, panjang badan, tinggi badan, dan bobot badan memiliki
korelasi positif terhadap produksi susu. Berdasarkan hal tersebut dapat dikatakan
bahwa tidak semua ukuran tubuh pada sapi perah berpengaruh sangat nyata terhadap
produksi susu. Keragaman nilai korelasi yang terjadi dapat disebabkan karena adanya
perbedaan genetik ternak, lingkungan ternak, tata laksana pemeliharaan, pemberian
pakan.

Besarnya ukuran lingkar dada dipengaruhi faktor pertumbuhan terutama pada


perkembangan ukuran lambung sapi. Perkembangan lambung dimulai saat sapi lahir
dan pada sapi lepas sapih serta mulai memakan serat kasar perkembangan ukuran
lambung akan meningkat pesat.

Dari output didapatkan nilai Adjusted R Square sebesar 0,974 yang artinya
Berat Badan Sapi Jantan dan Betina dengan lingkar Dada pada Sapi Bali berada pada
kategori kuat karena lebih dari 0,67. Dalam artian berat badan sapi semakin tinggi
makan lingkar dada semakin besar.

Malewa (2009) menyatakan lingkar dada mempunyai hubungan yang lebih


erat dengan bobot karkas dibandingkan dengan panjang badan. Hasil penelitian ini
juga mengindikasikan bahwa lingkar dada pada sapi lingkar dada mempunyai peranan
nyata terhadap peramalan bobot badan dibanding ukuran tubuh lain (Kadarsih 2003).
hasil penelitian Hanibal (2008) dan Francis et al (2002) yang menyatakan bahwa
korelasi tertinggi dan positif ditunjukkan antara bobot badan dengan lingkar dada.
Francis et al (2002).

Nilai Adjusted R Square sebesar 0,282 yang artinya jenis kelamin akan
mempengaruhi pada DD, LP, TP dan lingkar DD.
Performans tubuh ternak terdiri dari beberapa hal, salah satunya adalah lingkar
dada. Lingkar dada (LD) diukur melingkari rongga dada melalui os. Scapula
menggunakan pita ukur dalam satuan cm (Heriyadi dkk., 2012).

Menurut Riyanto& Purbowati (2009), pertumbuhan adalah perubahan bentuk


atau ukuran seekor ternak yang dapat dinyatakan dengan panjang, volume atau masa.
Pertumbuhan dapat dinilai dengan semakin bertambahnya tinggi panjang, ukuran
lingkar dan bobot badan yang terjadi pada seekor ternak. Pertumbuhan sapi
merupakan pertambahan bobot badan dan perkembangan dari bagian-bagian tubuh.
Proses pertumbuhan pada sapi dimulai dari terjadinya pembuahan, kebuntingan,
kelahiran dan kemudian mengalami masa remaja atau pubertas hingga menjadi
dewasa. Pertumbuhan yang cepat terjadi pada priode lahir hingga usia penyapihan dan
pubertas (Syamsudin, 2003).

b. Karakteristik ukuran Sapi jantan dan betina

TANDUK LING Stem-and-Leaf Plot

Frequency Stem & Leaf

5,00 1 . 00111
11,00 1 . 22222333333
5,00 1 . 44445
,00 1 .
2,00 1 . 88
4,00 2 . 0000
2,00 2 . 22
1,00 Extremes (>=125)

Stem width: 10,00


Each leaf: 1 case(s)

Dengan hasi Extremes sebesar 1,25 pada Tanduk Sapi jantan dan betina hal ini
sesuai dengan penelitian yang dilakukan pada Pada pengukuran tinggi gumba sapi
taccek umur PI6 dan PI8 memiliki rata- rata 124 ± 5,52 cm dan 122 ± 4,31 cm. Pada
sapi umur PI8 diperoleh ukuran tinggi gumba yang lebih rendah dibandingkan PI6.
Terjadinya penurunan ukuran tubuh lainya juga terjadi pada ukuran tinggi pinggul
sapi taccek. Pada sapi umur PI6 dan PI8 memiliki rata-rata tinggi pinggul 125 ± 3,49
cm dan 122 ± 4,50 cm,hal ini disebabkan karena semakin bertambahnya umur sapi,
ukuran lingkar dada semakin besar dan akan memberi beban terhadap sapi yang
mengakibatkan penurunan tinggi gumba sapi.

TELINGA L Stem-and-Leaf Plot

Frequency Stem & Leaf

,00 0 .
5,00 0 . 88999
7,00 1 . 0000111
9,00 1 . 222233333
3,00 1 . 445
4,00 1 . 6677
1,00 1 . 8
1,00 Extremes (>=95)

Stem width: 10,00


Each leaf: 1 case(s)

Bagian telinga sapi yang memiliki ukuran kecil sebanyak 78,18% dan
sisanya telinga berukuran besar. Keragaman terjadi pada garis hitam telinga pada
sapi taccek. Dalam standar mutu bibit sapi Madura betina harus memiliki garis hitam
di bagian telinga luar namun hanya 49,09 % saja sapi memilikinya, hal ini juga tidak
sesuai dengan hasil penelitian Pradana, dkk. (2015) bahwa sapi Madura di
Kecamatan Galis dan Kadur sebanyak 90%-100% memiliki garis telinga berwarna
hitam. Perbedaan ini bisa disebabkan oleh penurunan kualitas bibit maupun adanya
percampuran dari sapi bangsa lain.

c. Performans Kualitatif dan Kuantitatif.

Pemakaian bermacam-macam ukuran tubuh seperti lingkar dada, panjang


badan, tinggi pundak, dan lebar dada akan dapat digunakan sebagai penduga bobot
badan seekor ternak dengan ketelitian yang cukup baik (Williamson dan Payne,
1993). Ukuran linier permukaan tubuh (cm) yang diamati meliputi panjang badan,
tinggi pundak, dalam dada, lingkar dada, tinggi pinggul, dalam pinggul dan lingkar
pinggul (Balaw, 1992).
Sifat kualitatif dan kuantitatif sapi perah perlu diperhatikan karena berkaitan
dengan mutu bibit dan produksi susu yang dihasilkan. Sifat kuantitatif seperti ukuran
tubuh ternak yang meliputi bobot badan, tinggi pundak, dan lingkar dada merupakan
sifat yang berkaitan dengan kemampuan produksi susu. Bobot badan menjadi salah
satu faktor yang dapat dilihat secara kuantitatif dalam menentukan keberhasilan
beternak. Dalam praktiknya penimbangan bobot badan dapat dilakukan dengan
menggunakan timbangan sehingga hasil yang didapatkan pun lebih akurat.

Otsuka et al., (1980; 1982) telah menggunakan ukuran-ukuran tubuh hewan


dalam melakukan perbandingan antara berbagai bangsa sapi asli Indonesia, serta
hubungannya dengan berbagai bangsa sapi lain di Asia.

Metode pengukuran parameter tubuh sapi didefinisikan oleh Sarbaini (2004) :

a. Panjang badan (cm), diukur jarak lurus dari tonjolan bahu atau
tuberculum humeri sampai pada tulang duduk atau tuber ischii.
b. Tinggi pundak (cm), diukur dari titik tertinggi pundak melewati
belakang scapula tegak lurus ke tanah.
c. Dalam dada (cm), diukur dari titik dasar gumba (pada ruas tulang
belakang 3-4) sampai ke tulang dada tepat dibelakang siku.
d. Lebar dada (cm), diukur dari jarak terbesar dada sebelah kanan dan kiri
pada posisi pengukuran lingkar dada.
e. Lingkar dada (cm), diukur melingkari rongga dada dibelakang bahu
atau dibelakang siku kaki depan tegak lurus dengan sumbu tubuh.
f. Tinggi pinggul (cm), diukur jarak tegak dari tulang sacrum pertama
sampai kepermukaan tanah.
g. Lebar pinggul (cm), diukur jarak/lebar diantara kedua sendi pinggul.
h. Lebar kepala (cm), diukur dari pelipis sebelah kanan.
i. Panjang kepala (cm), diukur dari ujung tulang tengkorak sampai batas
ujung hidung.
j. Tinggi kepala (cm), diukur sampai ujung tulang tengkorak sampai
tulang rahang bawah.

Anda mungkin juga menyukai