SUMMARY
THE TRANSITO HOTEL
AND CONVENTION
BOROBUDUR
Ima
ge
Sou
rce
:w
ww
.go
od
INDONESIA INVESTMENT COORDINATING BOARD new
sfro
min
do
nes
Jl. Jend. Gatot Subroto No. 44, Jakarta 12190 ia.i
d
di Borobudur.
www.bkpm.go.id
Image Source : https://borobudurpark.com/
LATAR
BELAKANG Image Source : https://www.trivindo.com/
Investasi menjadi salah satu motor penggerak perekonomian nasional dan RPJMN 2020 - 2024
menggarisbawahi: ekspansi perekonomian utamanya akan didorong oleh investasi.
Peran pariwisata sangat krusial karena selain berkontribusi langsung terhadap perekonomian
dan penyerapan tenaga kerja juga menciptakan efek domino pada pertumbuhan sektor lainnya
yang terkait.
Dibutuhkan kegiatan penyusunan peluang investasi dalam rangka upaya mengatasi kendala
yang dihadapi dalam mempromosikan peluang investasi selama ini yakni belum tersedianya
gambaran informasi profil proyek yang lengkap sesuai kebutuhan calon investor.
Tim Penyusun
www.bkpm.go.id
Image Source : https://www.trivindo.com/
www.bkpm.go.id
GAMBARAN UMUM Image Source : https://blog.tripcetera.com/
Deskripsi Proyek
Transito Hotel & Convention, Hotel Bintang Lokasi di pusat kota menjadi tempat transit
4 Bertaraf Internasional, Fokus pada meet- untuk Connecting Borobudur menggunakan
ing, incentive, conference, & exhibition Bus terbuka seperti Bandros di Bandung
(MICE) dengan fasilitas akomodasi 216 mengunjungi tempat-2 unik dan menarik di
kamar, Convention Hall, shopping arcade, sekitar Borobudur. Merasakan dan mengala-
lounge, resto, roof cafe, wellness center, mi langsung keunikan-2 Borobudur seperti
kolam renang, dan lainnya. Bajingan, the sweetest of Borobudur, kuliner
unik dari singkong dicampur wedang serta
Lokasi strategis di jantung Kota Magelang
hidangan spesial Mangut Beong, sop ikan
dekat dengan Gunung Tidar Paku Bumi
alami endemik Sungai Progo Borobudur.
Jawa. Lahan clean & clear milik Pemkab
Melihat sunset di Keteppas dan sunrise di
Magelang seluas sekitar 1 Ha, beberapa
Punthuk setumbu, bermain air di Sungai
langkah dari Akademi Militer Indonesia,
Progo hanya 10 menit jalan kaki dari Transito
cocok untuk pengembangan rapat dan kon-
Hotel di Wisata Sungai Tejo Mulyo.
ferensi tentang keamanan dan keselamatan
nasional serta internasional bekerjasama Paket Borobudur Spiritual Experience,
dengan TNI dan Kemenhan. beryoga dan bermeditasi di Gunung Tidar,
Pertemuan Sungai Elo & Progo, serta Lingsir
Wengi di Candi Borobudur menjadikan pen-
galaman mengenal kearifan Borobudur dan
sekitar secara lebih dalam.
www.bkpm.go.id
Location Business Scheme
In The Heart Magelang City Build Operate Transfer
www.bkpm.go.id
ANALISIS YURIDIS Image Source : https://agoda.com/
www.bkpm.go.id
KONSEP PENGEMBANGAN Image Source : https://wikitravel.org/
LAYOUT CONCEPT
CONNECTiNG BOROBUDUR
EXPERiENCE PROGRAM
AND ACTiViTiES:
www.bkpm.go.id
ASPEK EKONOMI
& FINANSIAL Image Source : https://borobudurpark.com/
SKENARIO MINIMUM
Accomodation (room) 216
Convention Area (m2) 4000
Room Development Cost (Rp/ Room) 1.382.044.444
Total Project Development Cost (Rp) 298.521.600.000
Total Income for 10 years (Rp) 996.774.586.875
Total Cost for 10 years (Rp) 645.716.012.177
Total Gross Operating Profit for 10 years (Rp) 351.058.574.698
Net Present Value (NPV) (Rp) 1.043.702.740
Internal Rate of Return (IRR) 13,53%
Pay Back Period (PBP) (years) 9,96
Benefit / Cost (BC) 1,54
Profitability Index (PI) 1,59
Earning Before Interest Tax Depreciation & Amortization (EBITDA) 35,59%
Average Occupancy Rate Year 1 37,78%
Average Occupancy Rate for 10 years 49,60%
Average Room Rate Year 1 (Rp) 861.111
Average Room Rate for 10 years (Rp) 1.372.389
Full Day Meeting Package (Rp) 410.000
Full Board Meeting Package (Single) (Rp) 1.271.111
Full Board Meeting Package (Twin Sharing) (Rp) 840.556
Asumsi Keuangan 3%
Tingkat Pertumbuhan Perpetuitas 13,47%
Perhitungan Discounted Factor 8,46%
WACC 5,01%
Tingkat Premium
SKENARIO MOSTLIKELY
Accomodation (room) 216
Convention Area (m2) 4000
Room Development Cost (Rp/ Room) 1.382.044.444
Total Project Development Cost (Rp) 298.521.600.000
Total Income for 10 years (Rp) 1.324.238.543.850
Total Cost for 10 years (Rp) 866.128.377.707
Total Gross Operating Profit for 10 years (Rp) 458.110.166.143
Net Present Value (NPV) (Rp) 70.328.962.098
Internal Rate of Return (IRR) 17,47%
Pay Back Period (PBP) (years) 8,6
Benefit / Cost (BC) 8,6
Profitability Index (PI) 1,5
Earning Before Interest Tax Depreciation & Amortization (EBITDA) 34,92%
Average Occupancy Rate Year 1 49,63%
Average Occupancy Rate for 10 years 63,68%
Average Room Rate Year 1 (Rp) 861.111
Average Room Rate for 10 years (Rp) 1.372.389
Full Day Meeting Package (Rp) 410.000
Full Board Meeting Package (Single) (Rp) 1.271.111
Full Board Meeting Package (Twin Sharing) (Rp) 840.556
Asumsi Keuangan 3%
Tingkat Pertumbuhan Perpetuitas 13,47%
Perhitungan Discounted Factor 8,46%
WACC 5,01%
Tingkat Premium
www.bkpm.go.id
ANALiSA PASAR Image Source : https://thenomadplanet.com/
Data diolah dari seumber data : ICCA, INACEB, BNDCC, JCC, Pacific World, Asperapi, Kepolisian dan Confrence Alert
https://venuemagz.com/news/pengembangan-mice-di-indonesia/
www.bkpm.go.id
DAMPAK Bermanfaat untuk pemberdayaan dan
Menciptakan Multiplier Ekonomi dan lokal yang ada di Magelang, Borobudur, dan
Membuka Lapangan Pekerjaan, rata-rata Provinsi Jawa Tengah.
hotel bintang 4, membutuhkan jumlah
Terbangun interkoneksi di berbagai bidang.
pegawai 2x dari jumlah kamar, sehingga
Transito Hotel & Convention akan membuka Berciri khas yang menjadi pembeda dan
lapangan pekerjaan sekitar 500 pegawai. keunggulan.
www.bkpm.go.id
KESIMPULAN
Transito Hotel & Convention akan menjadi Secara Pasar Prospektif Magelang melalui
motor penggerak yang dapat Borobudur sebagai World Heritage Site
mengkoneksikan semua potensi yang ada di UNESCO dikunjungi sekitar 4 juta turis baik
sekitar Borobudur baik seni, budaya, kearifan wisatawan domestik maupun internasional.
lokal, alam, kuliner, produk unggulan, dan
lainnya. Meeting Incentive Conference dan Exhibition
(MICE) adalah bisnis miliaran dollar
Mengangkat Martabat Bangsa Indonesia di prospektif untuk dikembangkan.
mata dunia, melalui pogram Connecting
Borobudur, memperkenalkan keunggulan Secara yuridis dimungkinkan dibangun
tanpa tanding Borobudur dan mengusung berada di luar zona SP1 dan SP2
kearifan dan budaya lokal, (Zona konservasi Borobudur) sehingga
dapat dikembangkan secara optimal.
Menciptakan Multiplier Ekonomi dan
Membuka Lapangan Pekerjaan, bermanfaat Secara ekonomi dan keuangan Hotel dan
untuk pemberdayaan dan peningkatan
Konvensi di Kota Magelang telah tumbuh
pendapatan masyarakat setempat dengan
dan berkembang dengan NPV positif dan
menerapkan pariwisata berkelanjutan,
IRR di atas bunga bank maka proyek layak
terbangun interkoneksi di berbagai bidang,
untuk dikembangkan.
berciri khas yang menjadi pembeda dan
keunggulan.
www.bkpm.go.id
Image Source : https://thenomadplanet.com/
INDONESIA INVESTMENT COORDINATING BOARD
Jl. Jend. Gatot Subroto No. 44, Jakarta 12190
P.O. Box 3186, Indonesia
www.bkpm.go.id
KATA PENGANTAR
Kami panjatkan puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa karena penyusunan
Laporan Akhir Penyusunan Peta Peluang Investasi Proyek Pariwisata Strategis Di Sektor
Pariwisata T.A 2020 dapat diselesaikan tepat pada waktunya.
Laporan Akhir Penyusunan Peta Peluang Investasi Proyek Pariwisata Strategis Di Sektor
Pariwisata T.A 2020 ini memuat uraian mengenai pendahuluan, analisa pasar, analisa
aspek yuridis, analisa aspek teknis, analisa aspek ekonomi dan komersial, analisa aspek
lingkungan dan sosial, analisa risiko, serta kesimpulan dan rekomendasi atas pekerjaan
yang telah dilaksanakan.
Kami berharap laporan akhir ini dapat menjadi pertimbangan bagi Pemerintah Daerah
Kabupaten Magelang dan investor dalam upaya mengembangkan investasi perhotelan
dan konvensi (Transito Hotel and Convention) di kawasan pariwisata Borobudur.
Terima kasih.
Tim Penyusun
i
PENYUSUNAN PELUANG INVESTASI
PROYEK PRIORITAS STRATEGIS
Sektor Pariwisata Borobudur
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .................................................................................................... i
ii
PENYUSUNAN PELUANG INVESTASI
PROYEK PRIORITAS STRATEGIS
Sektor Pariwisata Borobudur
iii
PENYUSUNAN PELUANG INVESTASI
PROYEK PRIORITAS STRATEGIS
Sektor Pariwisata Borobudur
5.3 Asumsi Makro ekonomi untuk Analisa Kelayakan Keuangan Proyek ...........104
5.5.1 Review Estimasi CAPEX dan OPEX serta Jadwal Konstruksi .................112
5.5.2 Struktur Pendanaan atau Analisis Debt to Equity Ratio (DER) .............116
iv
PENYUSUNAN PELUANG INVESTASI
PROYEK PRIORITAS STRATEGIS
Sektor Pariwisata Borobudur
8.1 Kesimpulan....................................................................................................157
8.2 Rekomendasi.................................................................................................158
v
PENYUSUNAN PELUANG INVESTASI
PROYEK PRIORITAS STRATEGIS
Sektor Pariwisata Borobudur
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Jumlah Hotel dan Penginapan Di Kabupaten Magelang ...........................17
Tabel 2.2 Jumlah Penginapan Di Kabupaten Magelang ............................................17
Tabel 2.3 Wisatawan di Kabupaten Magelang Tahung 2019 ....................................18
Tabel 2.4 Lama Tinggal Wisatawan Pada Hotel Berbintang......................................19
Tabel 2.5 Nilai Perkiraan Rata-rata Belanja (Expenditure) Wisman MICE Per
Pax/Event ...................................................................................................21
Tabel 2.6 Kondisi Persentase Sebaran Expenditure MICE terhadap Segment MICE
Tahun 2015-2019.......................................................................................21
Tabel 2.7 Jumlah Kunjungan Wisatawan Di Kabupaten Magelang ...........................22
Tabel 2.8 Jumlah Hotel, Tamu dan Tingkat Hunian Kamar di Kabupaten Magelang 22
Tabel 2.9 Jumlah Hotel, Tingkat Hunian Kamar dan Lama Menginap Di Provinsi Jawa
Tengah dan DIY ..........................................................................................22
Tabel 2.10 Event Tahunan Pariwisata di Magelang ....................................................25
Tabel 3.1 Pembagian Urusan Pemerintahan Bidang Pariwisata ...............................36
Tabel 3.2 Rencana dan Jadwal Pemenuhan Peraturan Perundangan ......................64
Tabel 4.1 Stasiun Pengamatan Terdekat dari Kab. Magelang ..................................83
Tabel 4.2 Curah Hujan Pada Stasiun Terdekat dari Kab. Magelang ..........................83
Tabel 4.3 Luas Wilayah Kota Magelang.....................................................................85
Tabel 4.4 Jumlah Pelanggan dan Pemakaian Listrik Di Kecamatan Magelang Selatan
...................................................................................................................91
Tabel 4.5 Hasil Pemilihan Lokasi Proyek ...................................................................92
Tabel 5.1 Market Price Hotel di Kabupaten Magelang ...........................................100
Tabel 5.2 Analisa Rasio Finansial Industri Pariwisata (Hotel) .................................117
Tabel 6.1 Matriks Identifikasi Pengelolaan Dampak Lingkungan dan Sosial ..........130
Tabel 7.1 Matriks Identifikasi Risiko ........................................................................143
Tabel 7.2 Matriks Penilaian Risiko ...........................................................................145
Tabel 7.3 Matriks Alokasi Risiko ..............................................................................147
Tabel 7.4 Matriks Mitigasi Risiko .............................................................................149
Tabel 7.5 Matriks Risiko ..........................................................................................152
vi
PENYUSUNAN PELUANG INVESTASI
PROYEK PRIORITAS STRATEGIS
Sektor Pariwisata Borobudur
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Tahun 2015-2019 (Sumber :
Kementerian Keuangan, 2020)................................................................11
Gambar 2.2 Pertumbuhan Ekonomi Dan Volume Perdagangan Global (Sumber :
Kementerian Keuangan, 2020)................................................................12
Gambar 2.3 Dampak Virus Corona Terhadap Kunjungan Wisata ...............................14
Gambar 2.4 Tingkat Hunian Hotel...............................................................................15
Gambar 2.5 Tingkat Hunian Kamar Di Provinsi Jawa Tengah .....................................15
Gambar 2.6 Tingkat Hunian Hotel Di Kota-Kota Besar Di Indonesia ..........................16
Gambar 2.7 Arah Kebijakan Pembangunan Ekonomi Sektor Pariwisata ....................19
Gambar 2.8 Persentase Pelanggan Hotel ...................................................................20
Gambar 2.9 Proyeksi Pertumbuhan MICE ..................................................................20
Gambar 2.10 Aktivitas Pada Candi Borobudur .............................................................23
Gambar 3.1 Rencana Pengembangan Transito Hotel and Convention Terhadap Pola
Ruang RTRW Kota Magelang...................................................................67
Gambar 3.2 Status Hak Tanah pada Rencana Pengembangan Transito Hotel and
Convention ..............................................................................................69
Gambar 4.1 Luas Wilayah Kabupaten Magelang ........................................................73
Gambar 4.2 Peta Batas Administrasi Kawasan DPP Borobudur .................................74
Gambar 4.3 Peta Daerah Aliran Sungai Kawasan DPP Borobudur .............................76
Gambar 4.4 Peta Geologi Kawasan DPP Borobudur ...................................................77
Gambar 4.5 Peta Kawasan Hutan DPP Borobudur .....................................................78
Gambar 4.6 Peta Kontur Kawasan DPP Borobudur ....................................................79
Gambar 4.7 Peta Lahan Kritis Kawasan DPP Borobudur.............................................80
Gambar 4.8 Peta Kemiringan Lereng Kawasan DPP Borobudur .................................82
Gambar 4.9 Peta Curah Hujan Kawasan DPP Borobudur ...........................................84
Gambar 4.10 Grafik Suhu Kota Magelang .....................................................................86
Gambar 4.11 Lokasi Bangunan Ex Transito ...................................................................88
Gambar 4.12 Kondisi Lahan Calon Investasi Prioritas (Ex Gedung Transito) ................88
Gambar 4.14 Peta Destinasi Pariwisata Nasional Solo-Sangiran ..................................93
vii
PENYUSUNAN PELUANG INVESTASI
PROYEK PRIORITAS STRATEGIS
Sektor Pariwisata Borobudur
viii
PENYUSUNAN PELUANG INVESTASI
PROYEK PRIORITAS STRATEGIS
Sektor Pariwisata Borobudur
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Indonesia saat ini merupakan ekonomi terbesar ke-16 di dunia dengan total PDB
mencapai lebih dari USD 1 triliun. PDB per kapita Indonesia bahkan diproyeksikan akan
terus meningkat dari sebesar USD 4.175 pada tahun 2019 menjadi sebesar USD 6.305
pada tahun 2025 yang memungkinkan Indonesia masuk ke dalam kategori negara
berpenghasilan menengah-atas (upper-middle income coutry), suatu capaian yang akan
semakin memperkuat posisi strategi Indonesia di kancah ekonomi dunia. Namun
demikian, jalan untuk merealiasasikan hal tersebut bukan tanpa tantangan mengingat
risiko ketidakpastian global yang terus membayangi mulai dari perang dagang AS-
Tiongkok sampai dengan disrupsi ekonomi global akibat pandemik Covid-19.
1
PENYUSUNAN PELUANG INVESTASI
PROYEK PRIORITAS STRATEGIS
Sektor Pariwisata Borobudur
Penting untuk dipahami bahwa investasi tidak mampu berprean sentral sebagai motor
penggerak perekonomian tanpa adanya tranformasi struktural sebagai satu kunci
penting dalam mencapai pertumbuhan ekonomi yang berkualitas dalam 5 (lima) tahun
ke depan. Perbaikan transformasi struktural umumnya didorong oleh revitalisasi
industri pengolahan dengan tetap mendorong perkembangan sektor lain melalui
transformasi pertanian, hilirisasi pertambangan, pembangunan infrastruktur yang
berkelanjutan, dan transformasi sektor jasa.
2
PENYUSUNAN PELUANG INVESTASI
PROYEK PRIORITAS STRATEGIS
Sektor Pariwisata Borobudur
Selain 41 Major Project di atas, 223 Proyek Strategis Nasional (PSN) sebagaimana
dituangkan dalam Peraturan Presiden No. 3 Tahun 2016 jo. Peraturan Presiden No. 56
Tahun 2018 dengan perkiraan nilai total investasi sebesar Rp. 4.183 triliun dan tersebar
di berbagai daerah di Indonesia juga berpotensi untuk mendorong pemerataan
pembangunan di daerah dalam kerangka pengentasan ketimpangan wilayah.
3
PENYUSUNAN PELUANG INVESTASI
PROYEK PRIORITAS STRATEGIS
Sektor Pariwisata Borobudur
4
PENYUSUNAN PELUANG INVESTASI
PROYEK PRIORITAS STRATEGIS
Sektor Pariwisata Borobudur
dalam bentuk info memo dan informasi berbasis spasial, sangat diperlukan guna
membantu calon investor dalam mengambil keputusan berinvestasi di Indonesia.
Penyusunan Peta Peluang Investasi Proyek Prioritas Strategis yang Siap Ditawarkan di
Sektor Pariwisata Borobudur ini pada arahan pemanfaatan ruang yang sudah tertuang
dalam indikasi program pembangunan yang tersebar dalam berbagai Rencana Program
yang telah disusun melalui berbagai kegiatan Penyusunan Rencana Tata Ruang baik di
tingkat Pusat, Provinsi dan Kabupaten/Kotaserta Rencana Induk Pariwisata baik secara
Nasional, Provinsi dan Kabupaten Kota. Selain mengacu kepada program-program
tersebut, untuk melengkapinya diperlukan konsistensi dan keterkaitan program-
program yang ada dalam dokumen RPJMD masing-masing daerah. Jumlah program
tersebut belum diidentifikasi mana yang paling potensial dan prioritas yang dapat
dimitrakan dengan badan usaha/swasta dan masyarakat.
Oleh karena itu, masih diperlukan proses untuk menyeleksi program-program tersebut
menjadi daftar program yang potensial dalam rangka pengembangan pariwisata
Borobudur secara keseluruhan dan dapat membeirkan dampak signifikan bagi
pengembangan kawasan pendukung di sekitarnya baik dari aspek lingkungan fisik,
aspek sosial dan ekonomi kewilayahan.
Pendekatan awal yang dilakukan dalam melakukan sortir program untuk dijadikan
daftar program yang potensial untuk dimitrakan digunakan pemilihan program dengan
pertimbangan kriteria berikut:
5
PENYUSUNAN PELUANG INVESTASI
PROYEK PRIORITAS STRATEGIS
Sektor Pariwisata Borobudur
Pengumpulan data pada kegiatan ini dilakukan melalui dua tahapan, yaitu dengan
melakukan pengumpulan data sekunder dan pengumpulan data primer. Pengumpulan
data sekunder sering juga disebut studi kepustakaan/studi dokumentasi.
Kepustakaan/dokumen yang diinventarisasi mencakup konsep operasional yang ada,
hasil kajian yang telah dilakukan, dokumen kebijakan dan regulasi, seperti peraturan
perundangan-undangan tentang penataan ruang, Peraturan daerah RTRW dan
dokumen RTRW skala Provinsi dan Kabupaten Kota yang bersinggungan dengan Peluang
Investasi kegiatan Pengembangan Pariwisata Borobudur secara umum serta Profil
daerah yang berkaitan langsung dengan kegiatan ini (dimensi penduduk, ekonomi,
infrastruktur, kelembagaan). Selain itu juga perlu diperlukan data Program Kegiatan
yang tealh tertuang dalam Rencana Induk Pengembangan Pariwisata baik dalam Skala
Nasional, Regional dan Daerah serta RDTRK Strategis Kawasan Khusus Borobudur.
Selanjutnya adalah pengumpulan data dan survei primer atau studi lapangan akan
6
PENYUSUNAN PELUANG INVESTASI
PROYEK PRIORITAS STRATEGIS
Sektor Pariwisata Borobudur
dilakukan dengan cara terjun langsung ke objek/lokasi studi untuk memperoleh data
dan informasi yang akurat, asli, dan aktual. Data yang diperoleh merupakan data
primer, yaitu data yang langsung diperoleh dari sumber data sebagai data pertama atau
data dari tangan pertama. Metode pengumpulan data dilakukan dengan cara sebagai
berikut :
A. Teknik Observasi/Pengamatan
Teknik observasi yang akan digunakan dalam penelitian untuk pengumpulan data
primer adalah observasi terus terang, observasi tersamar dan observasi tak
terstruktur. Dari segi tahapan, jenis observasinya berupa observasi deskriptif dan
observasi terfokus. Observasi deskriptif yaitu konsultan melakukan
penjelajahan/penyisiran umum dan menyeluruh, kemudian membuat deskripsi
terhadap sesuatu yang dilihat, didengar, dan dirasakan. Sedangkan, tahap observasi
terfokus adalah suatu observasi yang telah dipersempit untuk difokuskan pada
aspek tertentu, dan peneliti telah melakukan analisis taksonomi sehingga dapat
menemukan fokusnya.
B. Teknik Wawancara.
C. Teknik Dokumentasi.
7
PENYUSUNAN PELUANG INVESTASI
PROYEK PRIORITAS STRATEGIS
Sektor Pariwisata Borobudur
Metode FGD sangat cocok digunakan pada penelitian yang bersifat aksi yang
membutuhkan perasaan memiliki dari masyarakat yang diteliti ─ sehingga pada saat
peneliti memberikan rekomendasi aksi, dengan mudah masyarakat mau menerima
rekomendasi tersebut. Partisipasi dalam FGD memberikan jalan bagi tumbuhnya
rasa memiliki seperti itu.
1. Pelaksanaan FGD tidak dapat diberikan untuk dipandu oleh sembarang orang.
Seorang pemandu diskusi (moderator) haruslah yang mengerti persoalan yang
akan diteliti dan telah terlatih serta berpengalaman dalam memfasilitasi proses
belajar atau dinamika kelompok.
2. Untuk memenuhi tuntutan kualitas atas data yang diperoleh, moderator tidak
dapat bekerja sendiri. Selain moderator, diperlukan orang-orang yang mampu
merekrut peserta dengan baik, mencatat proses yang sensitif dan cekatan serta
mampu bekerja seirama moderator.
3. FGD adalah suatu proses pemberian informasi dan pembelajaran sekaligus,
bukan hanya bagi peserta, tetapi juga bagi para penelitinya. Membuka hati dan
pikiran untuk masukan-masukan baru akan selalu berfaedah bagi proses
pematangan peneliti. Oleh karena itu, peneliti harus belajar melakukan probing
dan refleksi sebaik mungkin. Peneliti khususnya yang berperan sebagai
8
PENYUSUNAN PELUANG INVESTASI
PROYEK PRIORITAS STRATEGIS
Sektor Pariwisata Borobudur
moderator juga harus dapat menahan diri untuk tidak memaksakan pandangan
atau pendapatnya, apalagi bersifat menggurui selama menjadi moderator.
4. FGD tidak diadakan dalam kevakuman sosial. Kelompok tersebut tetap menjadi
wakil dari suatu masyarakat tertentu yang mempunyai nilai-nilai tertentu. Jika
moderator dan tim merasa asing dengan komunitas yang hendak diteliti, ada
baiknya peneliti tersebut meluangkan waktu mempelajari budaya lokal dan
berusaha mengenal mereka dengan lebih dekat. Caranya adalah dengan
menambah waktu kunjungan untuk orientasi, berkenalan dengan orang-orang
setempat, mempelajari literatur yang tersedia (terutama yang memberikan
gambaran paling mutakhir).
Studi kepustakaan juga dilakukan dalam Pra-Studi ini, baik pustaka dalam bentuk teori
maupun tinjauan kebijakan yang terkait dengan pengembangan pariwisata, baik di
Indonesia secara umum, maupun Provinsi Jawa tengah maupun Kabupaten Magelang
secara khusus. Studi kepustakaan diperlukan sebagai pedoman dalam melakukan
berbagai analisis yang dibutuhkan dalam penyusunan pra studi kelayakan yang akan
disusun ini. Analisis yang dilakukan antara lain analisis yuridis, analisis teknis, analisis
pasar, analisis finansial dan ekonomi, analisis lingkungan dan sosial serta analisis risiko.
Semua analisis tersebut dilakukan guna memastikan bahwa proyek yang akan
ditawarkan dilaksanakan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku,
menentukan risiko hukum dan strategi mitigasinya, mengkaji kemungkinan
penyempurnaan peraturan perundang-undangan atau penerbitan peraturan
perundang-undangan baru, menentukan jenis perizinan yang diperlukan, serta
menyiapkan rencana dan jadwal untuk memenuhi persyarakatn peraturan dan hukum.
9
PENYUSUNAN PELUANG INVESTASI
PROYEK PRIORITAS STRATEGIS
Sektor Pariwisata Borobudur
Pengamatan lapangan yang dilakukan pada kegiatan ini terdiri dari observasi lapangan
dan teknik dokumentasi untuk mengetahui kondisi eksisiting kawasan
A. Teknik Observasi/Pengamatan
Teknik observasi yang akan digunakan dalam penelitian untuk pengumpulan data
primer adalah observasi terus terang, observasi tersamar dan observasi tak
terstruktur. Dari segi tahapan, jenis observasinya berupa observasi deskriptif dan
observasi terfokus. Observasi deskriptif yaitu konsultan melakukan
penjelajahan/penyisiran umum dan menyeluruh, kemudian membuat deskripsi
terhadap sesuatu yang dilihat, didengar, dan dirasakan. Sedangkan, tahap observasi
terfokus adalah suatu observasi yang telah dipersempit untuk difokuskan pada
aspek tertentu, dan peneliti telah melakukan analisis taksonomi sehingga dapat
menemukan fokusnya.
B. Teknik Dokumentasi.
10
PENYUSUNAN PELUANG INVESTASI
PROYEK PRIORITAS STRATEGIS
Sektor Pariwisata Borobudur
Ekonomi Indonesia adalah ekonomi yang berbasis pada transaksi domestik (konsumsi
Rumah Tangga, konsumsi pemerintah, investasi). Inilah penyebab fundamental
ekonomi Indonesia masih relatif sehat di tengah perlambatan ekonomi global. Seperti
dapat terlihat pada data, pertumbuhan ekonomi Indonesia masih tumbuh 5,05 persen
di kuartal 2 2019 karena dorongan permintaan domestik yang kuat dan kinerja positif
lintas sektor, khususnya sektor jasa (Kementerian Keuangan, November 2019).
Laju inflasi juga masih cukup terkendali sehingga mendukung stabilitas konsumsi oleh
pasar sebagai mesin utama pertumbuhan ekonomi. Meski demikian, kita tetap harus
memerhatikan perlambatan ekonomi global karena tidak ada satu pun negara di era
11
PENYUSUNAN PELUANG INVESTASI
PROYEK PRIORITAS STRATEGIS
Sektor Pariwisata Borobudur
modern yang mampu hidup terisolir dari hubungan internasional, yang termasuk di
dalamnya hubungan dagang.
Ekonomi global tumbuh terendah pasca krisis keuangan global 2008. Proyeksi
pertumbuhan ekonomi global disunting berkali-kali ke bawah. Dalam setahun terakhir,
proyeksi pertumbuhan global 2019 turun 0,7 poin persen. Karena perlambatan bersifat
global dan merata, perlambatan terjadi baik di negara maju dan negara berkembang,
termasuk mitra dagang utama Indonesia. Karena perlambatan bersifat global dan
memengaruhi mitra dagang utama Indonesia, maka risiko global yang harus diwaspadai
adalah perang dagang, penurunan manufaktur dan investasi, resesi ekonomi, serta tensi
geopolitik (Kementerian Keuangan, November 2019). Agar kita bisa memahami
perlambatan pertumbuhan ekonomi global dan dampaknya ke Indonesia, berarti kita
harus memahami pondasi utama ilmu ekonomi, yaitu permintaan dan penawaran di
pasar yang berujung pada transaksi. Adanya perlambatan ekonomi global, berarti ada
penurunan jumlah transaksi dibandingkan dengan periode sebelumnya yang berarti ada
penurunan permintaan dan penawaran global.
12
PENYUSUNAN PELUANG INVESTASI
PROYEK PRIORITAS STRATEGIS
Sektor Pariwisata Borobudur
Salah satu kunci penting untuk pembangunan negara dan peningkatan kesejahteraan
bagi masyarakat menurut Organisasi PBB untuk Pariwisata/United Nation World
Tourism Organizations (UNWTO) adalah pengembangan sektor pariwisata sebagai
sektor unggulan (tourism is a leading sector). Meningkatnya destinasi dan investasi
pariwisata, menjadikan sektor pariwisata sebagai faktor kunci dalam pendapatan
ekspor, penciptaan lapangan kerja, pengembangan usaha dan infrastruktur. Sektor
Pariwisata telah mengalami ekspansi dan diversifikasi berkelanjutan, dan menjadi salah
satu sektor ekonomi yang terbesar dan tercepat pertumbuhannya di dunia. Data
13
PENYUSUNAN PELUANG INVESTASI
PROYEK PRIORITAS STRATEGIS
Sektor Pariwisata Borobudur
14
PENYUSUNAN PELUANG INVESTASI
PROYEK PRIORITAS STRATEGIS
Sektor Pariwisata Borobudur
Sumber : http://hotelinvestmentstrategies.com/the-fastest-slowest-growing-hotel-markets-in-indonesia-2014-2019/
Dari tahun 2004 Tingkat hunian hotel di Indonesia dari tahun ke tahun naik terus sampai
tahun 2018 mencapai rata - rata 58%, tahun 2019 tingkat hunian hotel di Indonesia
mengalami penurunan hal ini berkaitan dengan kegiatan Pemilihan Presiden Republik
Indonesia sehingga menyebabkan para pengusaha, masyarakat sedikit menahan diri.
Tahun 2019 tingkat okupansinya mencapai 54%.
15
PENYUSUNAN PELUANG INVESTASI
PROYEK PRIORITAS STRATEGIS
Sektor Pariwisata Borobudur
Sebaliknya kondisi tingkat hunian di Jawa Tengah tahun 2019 mengalami kenaikan dari
sebelumnya tahun 2018 sebesar rata - rata 45.8% menjadi tahun 2019 mencapai 46.1%.
Berdasarkan informasi dari Badan Pusat Statistik (BPS) diperoleh informasi bahwa
tingkat hunian hotel di Indonesia dan di kota- kota besar mengalami penurunan tajam
di bulan april sehubungan dengan dampak Covid 19 mulai merebak dan diberlakukan
kebijakan PSBB ketat. Sebelumnya tingkat hunian di bulan januari dan februari
mencapai 40% – 60% turun menjadi 5 dan 10%, khusus untuk Bali karena didominasi
pasar internasional maka sampai September 2020 tingkat hunian masih dibawah 10%.
Kota- kota lain setelah kebijakan Pembatasan Berskala Besar (PSBB) dibuka maka tingkat
hunian mulai tumbuh kembali, seperti di Jawa Tengah September sudah naik menjadi
30% rata- rata tingkat huniannya. Dengan demikian sektor pariwisata walau terdampak
cukup parah namun juga pelan- pelan dapat melakukan recovery.
16
PENYUSUNAN PELUANG INVESTASI
PROYEK PRIORITAS STRATEGIS
Sektor Pariwisata Borobudur
Jumlah
No Nama Hotel Alamat
Kamar
1 Aldo Wisma Jl. Soekarno-Hatta Mungkid 16
2 Aman Jiwo**** Pakem Desa Majaksingi Borobudur 35
3 Amirah Home Stay Desa Ngaran Borobudur 3
4 Amita Home Stay Jl. Pramudya Wardhani No. 19 Dusun Janan 8
Borobudur
5 Ardian Dusun Janan Borobudur 6
6 Asri Wisma Jl. Soekarno-Hatta Lingkungan Sawitan 6
Mungkid
7 Bhumi Sambhara Jl. Badrawati Ngaran Borobudur 11
8 Bima Sakti Jl. Syailendra Raya Borobudur 18
9 Borobudur Losmen Jl. Balaputra Desa Borobudur 6
10 Borobudur Villa Pete Desa Majaksingi Borobudur 6
11 Bukit Rhema Pondok Jl. Raya Salaman Brongsongan Borobudur 3
Wisata
12 Citra Rasa Jl. Syailendra Raya Borobudur 11
13 Damai Dusun Janan Borobudur 14
14 De Borobudur Jl. Mayor Kusen Mendut Mungkid 24
15 Family Jl. Borobudur – Salaman Borobudur 26
16 Grand Artos Aerowisata Jl. Mayjend Bambang Sugeng Mertoyudan 191
*****
17 Helisa Homestay Dusun Mendut Mungkid 5
18 Joglo Guest House Dusun Janan Borobudur 17
19 Lombok Chandra Jl. Mayjend Bambang Sugeng Mertoyudan 19
20 Lotus Guset House Dusun Janan Borobudur 23
21 Lumintu Jl. Badrawati Borobudur 25
22 Manohara Centre Of Jl. Badrawati Borobudur 35
Borobudur Study***
23 Mesastila/Losari Coffee Desa Losari Grabag 23
Plantation
24 Ndalem Tentrem Jl. Mayor Kusen Mendut Mungkid 8
Homstay
25 Pagersari Berg View Jl. Blabak – Sawangan Mungkid 5
Resort
26 Patra Jl. Syailendra Raya Borobudur 17
27 Plataran Borobudur Dusn Tanjungan Borobudur 15
resort & Spa ***
28 Pondok Tingal Jl. Balaputra Dewa Borobudur 53
17
PENYUSUNAN PELUANG INVESTASI
PROYEK PRIORITAS STRATEGIS
Sektor Pariwisata Borobudur
Jumlah
No Nama Hotel Alamat
Kamar
29 Purnama Artha I Jl. Pemuda Muntilan 22
30 Purnama Artha II Jl. Magelang – Yogyakarta Salam 11
31 Rajasa Jl. Badrawati Borobudur 10
32 Rivalia Homestay Jl. Badrawati Borobudur 4
33 Roro Mendut Homestay Mendut Mungkid 12
34 Rosela Homestay Kedungombo Borobudur 2
35 Rosita Jl. Syailendra Raya Borobudur 12
36 Saraswati Borobudur Jl. Balaputra Desa Borobudur 18
37 Secang Permai Jl. Secang – Semarang Secang 38
38 Sri Mustika Kelapa Jl. Raya Yogyakarta Gulon Salam 22
39 Sumbing Indah Villa Jl. Raya Bandongan Kalegen Bandongan 5
40 Syailendra Jl. Syailendra Raya Borobudur 29
41 The Joglo Family Lingkungan Mendut Mungkid 20
42 Tirtasari Jl. Secang – Temanggung Secang 29
43 City Hub Hotel Kota Magelang -
44 Atria Hotel Trunan, Kota Magelang -
45 Trio Hotel Suko, Kota Magelang -
Sumber : Disparpora Kab. Magelang 2020.
Jumlah Wisatawan
No Bulan
Asing Nusantara
1 Januari 22.404 466.592
2 Februari 25.635 329.810
3 Maret 25.970 348.478
4 April 27.896 437.651
5 Mei 23.644 184.672
6 Juni 30.057 722.526
7 Juli 47.970 446.239
8 Agustus 53.957 269.867
9 September 38.486 241.382
10 Oktober 30.552 309.334
11 Nopember 18.758 355.547
12 Desember 12.891 763.533
Jumlah 361.050 6.150.331
Jumlah Total 6.511.381
Sumber : Disparpora Kab. Magelang 2020.
Rata-rata lama menginap tamu untuk hotel berbintang selama 1,46 hari dan hotel non
berbintang selama 1,03. Artinya wisatawan yang menginap di Kabupaten Magelang
lebih lama menginap di hotel berbintang.
18
PENYUSUNAN PELUANG INVESTASI
PROYEK PRIORITAS STRATEGIS
Sektor Pariwisata Borobudur
Sumber : Bappenas
19
PENYUSUNAN PELUANG INVESTASI
PROYEK PRIORITAS STRATEGIS
Sektor Pariwisata Borobudur
Berdasarkan informasi dari hotel guest survey diperoleh informasi bahwa pelanggan
hotel sebesar 76% nya adalah untuk kegiatan meeting, incentive dan convention and
exibition (MICE), sisanya adalah walk in guest, travel agent, dan lainnya. Dengan
demikian sejalan dengan langkah strategis yang Bappenas untuk fokus pada
pengembangan MICE.
Sumber : www.alliedmarketresearch.com
20
PENYUSUNAN PELUANG INVESTASI
PROYEK PRIORITAS STRATEGIS
Sektor Pariwisata Borobudur
Menurut Allied Market Research bahwa Industri MICE Global akan tumbuh terus tahun
2025 akan tumbuh lebih dari 2 kali lipatnya dengan didominasi kegiatan meeting.
Tabel 2.5 Nilai Perkiraan Rata-rata Belanja (Expenditure) Wisman MICE Per Pax/Event
Sumber : https://venuemagz.com/news/pengembangan-mice-di-indonesia/
Tabel 2.6 Kondisi Persentase Sebaran Expenditure MICE terhadap Segment MICE
Tahun 2015-2019
Sumber : https://venuemagz.com/news/pengembangan-mice-di-indonesia/
Menurut informasi dari Venue Magz disampaikan bahwa MICE is billion dollars industry,
hal ini terlihat dari pertumbuhan expenditure MICE tahun 2015 sebesar USD
843,790,541.62 naik menjadi USD 5,123,363,035,18 di tahun 2019 setara 6 kali lipat
selama 5 tahun.
21
PENYUSUNAN PELUANG INVESTASI
PROYEK PRIORITAS STRATEGIS
Sektor Pariwisata Borobudur
Pengunjung
Tahun Jumlah
Wisnus Wisman
2004 2.026.442 90.524 2.116.966
2005 1.856.210 57.545 1.913.755
2006 1.182.212 60.850 1.243.062
2007 1.681.122 299.443 1.980.565
2008 1.824.873 120.816 1.945.689
2009 2.370.293 146.965 2.517.258
2010 2.218.971 150.017 2.368.988
2011 1.952.163 160.163 2.112.326
2012 2.830.892 186.841 3.017.733
2013 3.148.156 217.963 3.366.119
2014 3.164.935 222.707 3.387.642
2015 3.292.503 200.628 3.480.550
2016 3.596.968 222.707 3.797.596
2017 3.430.630 400.153 3.830.783
2018 3.361.178 308.764 3.699.942
Sumber: Pemkab Magelang, 2020
Tabel 2.8 Jumlah Hotel, Tamu dan Tingkat Hunian Kamar di Kabupaten Magelang
Tabel 2.9 Jumlah Hotel, Tingkat Hunian Kamar dan Lama Menginap Di Provinsi Jawa
Tengah dan DIY
Di Jawa Tengah terdapat 238 Hotel Berbintang dan 1374 Hotel Non Bintang, dengan
tingkat hunian rata- rata 39% untuk Hotel Bintang dan Rata- rata lama menginap 2.52.
Sedangkan di Daerah Istimewa Yogya Karta total ada 89 Hotel Bintang dan 1076 hotel
22
PENYUSUNAN PELUANG INVESTASI
PROYEK PRIORITAS STRATEGIS
Sektor Pariwisata Borobudur
non bintang dengan tingkat hunian 56.22%, lenght of stay mencapai 1.99 hari. Tingkat
hunian hotel bintang di Yogya lebih tinggi dibanding Jawa Tengah namun Length of Stay
lebih lama di Jawa Tengah.
Berdasarkan exit survey yang dilakukan pengunjung Borobudur maka aktivitas yang
paling sering dilakukan adalah Berjalan Memutari Candi sebanyak 94%, Berfoto
mengambil Selfie 91%, melihat-lihat/menikmati pemandangan 88%. Perlu dibuat
program untuk meningkatkan length of stay di Borobudur agar tidak hanya datang dan
lihat- lihat lalu kemudian berfoto-foto dan nginepnya di Yogya. Program Connecting
Borobudur akan mengkoneksikan spot-spot unggulan di Borobudur agar menginap lebih
lama di Magelang.
Lokasi strategis di jantung Kota Magelang dekat dengan Gunung Tidar, Paku Bumi Jawa,
Icon Spiritual Kota Magelang. Beberapa langkah dari Akademi Militer Indonesia, cocok
untuk pengembangan rapat dan konferensi (MICE) tentang keamanan dan keselamatan
nasional serta internasional bekerjasama dengan TNI dan Kemenhan. Lokasi di pusat
kota menjadi tempat transit untuk Connecting Borobudur menggunakan Bus terbuka
seperti Bandros di Bandung mengunjungi tempat-tempat unik dan menarik di sekitar
Borobudur.
23
PENYUSUNAN PELUANG INVESTASI
PROYEK PRIORITAS STRATEGIS
Sektor Pariwisata Borobudur
Merasakan dan mengalami langsung keunikan Borobudur seperti Bajingan, the sweetest
of Borobudur, kuliner unik dari singkong dicampur wedang. Hidangan spesial Mangut
Beong, sop ikan alami endemik Sungai Progo yang kaya akan rempah-rempah. Melihat
sunset di Keteppass dan sunrise di Punthuk setumbu. Bermain air di Sungai Progo hanya
10 menit jalan kaki dari Transito Hotel di Wisata Sungai Tejo Mulyo. Event Waisyak
dengan wisatawan puluhan ribu umat Budha dan Borobudur Marathon, peserta belasan
ribu dari dalam & luar negeri. Paket Borobudur Spiritual Experience, beryoga dan
bermeditasi di Gunung Tidar, Pertemuan Sungai Elo & Progo, serta Lingsir Wengi di
Candi Borobudur menjadikan pengalaman mengenal kearifan Borobudur dan sekitar
secara lebih dalam.
24
PENYUSUNAN PELUANG INVESTASI
PROYEK PRIORITAS STRATEGIS
Sektor Pariwisata Borobudur
25
PENYUSUNAN PELUANG INVESTASI
PROYEK PRIORITAS STRATEGIS
Sektor Pariwisata Borobudur
26
PENYUSUNAN PELUANG INVESTASI
PROYEK PRIORITAS STRATEGIS
Sektor Pariwisata Borobudur
Terdapat gap antara jumlah wisatawan dengan ketersediaan akomodasi layanan tinggal,
bisnis dan pertemuan riset skala internasional dan belum tergalinya konsep kunjungan
dalam sistem konektivitas. Oleh karena itu dibutuhkan tempat MICE berskala
Internasional untuk mengakomodasi kegiatan-kegiatan di atas.
27
PENYUSUNAN PELUANG INVESTASI
PROYEK PRIORITAS STRATEGIS
Sektor Pariwisata Borobudur
Untuk mencapai kemajuan dan kemakmuran bangsa, maka bangsa Indonesia harus
menjadi bangsa yang berdaya saing tinggi. Daya saing yang tinggi, akan menjadikan
Indonesia siap menghadapi tantangan-tantangan globalisasi dan mampu
memanfaatkan peluang yang ada.
Arah pembangunan nasional dalam jangka panjang salah satunya adalah untuk
memperkuat perekonomian domestik berbasis keunggulan di setiap wilayah
menuju keunggulan kompetitif dengan membangun keterkaitan sistem produksi,
distribusi, dan pelayanan di dalam negeri dan membangun infrastruktur yang maju.
28
PENYUSUNAN PELUANG INVESTASI
PROYEK PRIORITAS STRATEGIS
Sektor Pariwisata Borobudur
Salah satu strategi penguatan ekonomi nasional dan domestik antara lain dilakukan
melalui investasi.
Visi tersebut diwujudkan melalui 9 (sembilan) Misi atau yang dikenal sebagai
Nawacita Kedua, yaitu:
29
PENYUSUNAN PELUANG INVESTASI
PROYEK PRIORITAS STRATEGIS
Sektor Pariwisata Borobudur
Salah satu arahan Presiden yang terkait dengan pengembangan pariwisata adalah
transformasi ekonomi. Strategi untuk melaksanakan arahan Presiden adalah
dengan mengembangkan destinasi unggulan melalui perbaikan aksesibilitas, atraksi,
dan amenitas di Destinasi Pariwisata Prioritas.
30
PENYUSUNAN PELUANG INVESTASI
PROYEK PRIORITAS STRATEGIS
Sektor Pariwisata Borobudur
Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
Nasional tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional telah menetapkan
kawasan Borobudur dan sekitarnya sebagai kawasan strategis nasional (KSN) yang
penataan ruangnya diprioritaskan. Penetapan KSN dilakukan dengan berbagai
kepentingan yaitu untuk kepentingan pertahanan dan keamanan, pertumbuhan
ekonomi, sosial dan budaya, pendayagunaan sumber daya alam dan/atau teknologi
tinggi dan/atau fungsi dan daya dukung lingkungan hidup.
Penetapan kawasan Borobudur dan sekitarnya sebagai KSN strategis nasional dari
sudut kepentingan pertahanan dan keamanan berdasarkan pada upaya
mempertahankan warisan budaya dunia. KSN Borobudur merupakan tempat
pelestarian dan pengembangan cagar budaya beserta adat istiadatnya atau budaya,
serta nilai kemasyarakatan serta tempat peningkatan kualitas warisan budaya.
31
PENYUSUNAN PELUANG INVESTASI
PROYEK PRIORITAS STRATEGIS
Sektor Pariwisata Borobudur
2. Peraturan Presiden Nomor 28 Tahun 2012 Tentang Rencana Tata Ruang Pulau
Jawa-Bali (RTR Pulau Jawa-Bali)
Tujuan penataan ruang Pulau Jawa-Bali menurut RTR Pulau Jawa-Bali adalah untuk
mewujudkan:
3. Peraturan Presiden Nomor 58 Tahun 2014 Tentang Rencana Tata Ruang Kawasan
Borobudur dan Sekitarnya (RTR Kawasan Borobudur)
32
PENYUSUNAN PELUANG INVESTASI
PROYEK PRIORITAS STRATEGIS
Sektor Pariwisata Borobudur
Strategi yang dipilih adalah perlindungan karakter kawasan perdesaan dari dampak
pemanfaatan ruang kawasan perkotaan yang dapat menurunkan kualitas ruang
Kawasan Borobudur sebagai Kawasan Cagar Budaya nasional dan warisan budaya
dunia. Strategi tersebut dilakukan dengan cara:
33
PENYUSUNAN PELUANG INVESTASI
PROYEK PRIORITAS STRATEGIS
Sektor Pariwisata Borobudur
RTR Kawasan Borobudur mengatur rencana struktur ruang, rencana pola ruang,
arahan pemanfaatan ruang dan pengendalian pemanfaatan ruang. Rencana
struktur ruang Kawasan Borobudur ditetapkan dalam rangka mendukung upaya
pelestarian dan pengembangan Kawasan Borobudur sebagai Kawasan Cagar
Budaya nasional dan warisan budaya dunia. Sedangkan pola ruang Kawasan
Borobudur ditetapkan dalam rangka mendukung upaya pelestarian Kawasan
Borobudur sebagai Kawasan Cagar Budaya nasional dan warisan budaya dunia.
Rencana pola ruang Kawasan Borobudur merupakan rencana peruntukan Kawasan
Lindung berupa Kawasan Cagar Budaya.
Sebagai perwujudan struktur dan pola ruang, RTR Kawasan Borobudur memberikan
arahan pemanfaatan ruang Kawasan Borobudur terdiri atas:
Sumber pendanaan berasal dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN),
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD), dan/atau sumber lain yang sah
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang undangan. Sedangkan untuk
instansi pelaksana terdiri atas Pemerintah, pemerintah provinsi, pemerintah
kabupaten, dan/atau Masyarakat.
34
PENYUSUNAN PELUANG INVESTASI
PROYEK PRIORITAS STRATEGIS
Sektor Pariwisata Borobudur
Waktu pelaksanaan dibagi menjadi 5 (lima) tahapan, sebagai dasar bagi pelaksana
kegiatan, baik pusat maupun daerah dalam menetapkan prioritas pembangunan
pada Kawasan Borobudur, yang meliputi:
RTR Kawasan Borobudur juga mengatur peran masyarakat dalam penataan ruang
Kawasan Borobudur untuk menjamin pelestarian Kawasan Borobudur sebagai
Kawasan Cagar Budaya nasional dan warisan budaya dunia.
35
PENYUSUNAN PELUANG INVESTASI
PROYEK PRIORITAS STRATEGIS
Sektor Pariwisata Borobudur
36
PENYUSUNAN PELUANG INVESTASI
PROYEK PRIORITAS STRATEGIS
Sektor Pariwisata Borobudur
37
PENYUSUNAN PELUANG INVESTASI
PROYEK PRIORITAS STRATEGIS
Sektor Pariwisata Borobudur
38
PENYUSUNAN PELUANG INVESTASI
PROYEK PRIORITAS STRATEGIS
Sektor Pariwisata Borobudur
39
PENYUSUNAN PELUANG INVESTASI
PROYEK PRIORITAS STRATEGIS
Sektor Pariwisata Borobudur
40
PENYUSUNAN PELUANG INVESTASI
PROYEK PRIORITAS STRATEGIS
Sektor Pariwisata Borobudur
RUPM juga memuat roadmap yang terdiri dari 4 fase implementasi RUPM yaitu: 1)
Fase Pengembangan Penanaman Modal yang Relatif Mudah dan Cepat
Menghasilkan; Fase Percepatan Pembangunan Infrastruktur dan Energi; Fase
Pengembangan Industri Skala Besar; dan Fase Pengembangan Ekonomi Berbasis
Pengetahuan. Dalam RUPM juga ditetapkan bahwa arah kebijakan pengembangan
penanaman modal harus menujua program pengembangan ekonomi hiau (green
economy), yang sejalan dengan isu-isu pembangunan linkungan hidup yang
meliputi perubahan iklim, pengendalian keruskan keanekaragaman hayati, dan
pencemaran lingkungan, serta penggunaan energi baru dan terbarukan.
3.1.1.5 Peraturan Pembangunan Daerah, Tata Ruang Daerah, Pariwisata Daerah, dan
Penanaman Modal Daerah
1. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah No. 3 Tahun 2008 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Panjang Provinsi Jawa Tengah Tahun 2005-2025
Tujuan yang ingin dicapai dengan ditetapkannya Peraturan Daerah RPJP Provinsi
Jawa Tengah Tahun 2005–2025 adalah untuk:
41
PENYUSUNAN PELUANG INVESTASI
PROYEK PRIORITAS STRATEGIS
Sektor Pariwisata Borobudur
2. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah No. 5 Tahun 2019 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah Provinsi Jawa Tengah Tahun 2019-
2024 (RPJMD)
RPJMD Provinsi Jawa Tengah 2019-2024 telah menetapkan arah kebijakan dan
strategi pengembangan wilayah, yang salah satunya adalah Wilayah
Purwomanggung meliputi Kabupaten Purworejo, Wonosobo, Magelang, Kota
Magelang dan Kabupaten Temanggung. Kebijakan yang dilakukan adalah
pengembangan dan peningkatan kawasan perekonomian daerah yang produktif,
efisien, berdaya saing. Sedangkan strateginya adalah menjadikan wisata
Borobudur sebagai penggerak wisata sekitarnya dan pemasaran produk hasil
pertanian. Arah kebijakan WP Purwomanggung adalah “Pengembangan
Purwomanggung Berbasis Pertanian Dan Pariwisata Guna Mendorong Sektor
Industri Pertanian Dengan Berlandaskan Prinsip Pembangunan Berkelanjutan”.
42
PENYUSUNAN PELUANG INVESTASI
PROYEK PRIORITAS STRATEGIS
Sektor Pariwisata Borobudur
Disamping itu, juga dikembangkan Daya Tarik Wisata untuk mendukung koridor
pariwisata Jawa Tengah, khususnya pada kawasan yang memiliki tingkat
kemiskinan dan pengangguran tinggi melalui program pengembangan destinasi
pariwisata dan program pengembangan pemasaran pariwisata. Pengembangan
pariwisata perlu memperhatikan industri dan ekonomi kreatif dengan
mengembangkan pariwisata sebagai ruang temu budaya masyarakat dan
berdaya dukung hasil-hasil produksi masyarakat setempat.
43
PENYUSUNAN PELUANG INVESTASI
PROYEK PRIORITAS STRATEGIS
Sektor Pariwisata Borobudur
44
PENYUSUNAN PELUANG INVESTASI
PROYEK PRIORITAS STRATEGIS
Sektor Pariwisata Borobudur
1. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 6 Tahun 2010 Tentang Rencana
Tata Ruang Wilayah Provinsi Jawa Tengah Tahun 2009-2029 sebagaimana
telah diubah dengan Perda Provinsi Jawa Tengah Nomor 16 Tahun 2019 (RTRW
Provinsi Jawa Tengah).
Arahan tata ruang Provinsi Jawa Tengah terdapat dalam Peraturan Daerah
Provinsi Jawa Tengah Nomor 6 Tahun 2010 Tentang Rencana Tata Ruang
Wilayah Provins! Jawa Tengah Tahun 2009-2029 sebagaimana telah diubah
dengan Perda Provinsi Jawa Tengah No. 16 Tahun 2019 (RTRW Provinsi Jawa
Tengah). Arahan tata ruan Provinsi Jawa Tengah terdiri dari struktur ruang, pola
ruang, pemanfaatan ruang dan pengendalian pemanfaatan ruang.
Kebijakan pengembangan pola ruang provinsi Jawa Tengah teridiri atas kawasan
lindung dan kawasan budidaya. Kebijakan pengembangan kawasan lindung
45
PENYUSUNAN PELUANG INVESTASI
PROYEK PRIORITAS STRATEGIS
Sektor Pariwisata Borobudur
46
PENYUSUNAN PELUANG INVESTASI
PROYEK PRIORITAS STRATEGIS
Sektor Pariwisata Borobudur
Khusus untuk untuk pelestarian dan peningkatan nilai kawasan lindung yang
ditetapkan sebagai warisan dunia, strategi yang ditempuh meliputi:
Arahan tata ruang Kabupaten Magelang untuk tahun 2010-2030 mengacu pada
Peraturan Daerah Kabuapten Magelang Nomor 5 Tahun 2011 tentang Rencana
Tata Ruang Wilayah Kabuapten Magelang Tahun 2010-2030. Salah satu arahan
tata ruang yang ditetapkan adalah kebijakan dan strategi penetapan kawasan
strategis kabupaten yang meliputi:
b. kebijakan dan strategi penetapan kawasan strategis sosial dan budaya; dan
c. kebijakan dan strategi penetapan kawasan strategis fungsi dan daya dukung
lingkungan hidup.
47
PENYUSUNAN PELUANG INVESTASI
PROYEK PRIORITAS STRATEGIS
Sektor Pariwisata Borobudur
Perda RTRW Kabupaten Magelang, juga mengatur rencana pola ruang wilayah
yang menggambarkan rencana sebaran kawasan lindung dan kawasan budidaya.
Pola ruang kawasan lindung meliputi :
48
PENYUSUNAN PELUANG INVESTASI
PROYEK PRIORITAS STRATEGIS
Sektor Pariwisata Borobudur
49
PENYUSUNAN PELUANG INVESTASI
PROYEK PRIORITAS STRATEGIS
Sektor Pariwisata Borobudur
Kawasan Borobudur dan sekitarnya juga menjadi kawasan strategis sosial dan
budaya. Selain itu, kawasan Borobudur juga menjadi kawasan strategis fungsi
dan daya dukung lingkungan hidup.
50
PENYUSUNAN PELUANG INVESTASI
PROYEK PRIORITAS STRATEGIS
Sektor Pariwisata Borobudur
b. ketentuan perizinan;
d. sanksi administratif.
c. pemeliharaan obyek daya tarik wisata dan kawasan wisata agar tidak
bertentangan dengan keseimbangan lingkungan,
51
PENYUSUNAN PELUANG INVESTASI
PROYEK PRIORITAS STRATEGIS
Sektor Pariwisata Borobudur
52
PENYUSUNAN PELUANG INVESTASI
PROYEK PRIORITAS STRATEGIS
Sektor Pariwisata Borobudur
4. cara terpadu, lintas sektor, lintas daerah, dan lintas pelaku; dan
53
PENYUSUNAN PELUANG INVESTASI
PROYEK PRIORITAS STRATEGIS
Sektor Pariwisata Borobudur
a. terwujudnya obyek wisata yang layak jual dan dapat meningkatkan jumlah
kunjungan wisata;
54
PENYUSUNAN PELUANG INVESTASI
PROYEK PRIORITAS STRATEGIS
Sektor Pariwisata Borobudur
d. dilaksanakan secara terpadu secara lintas sektor, lintas daerah, dan lintas
pelaku; dan
55
PENYUSUNAN PELUANG INVESTASI
PROYEK PRIORITAS STRATEGIS
Sektor Pariwisata Borobudur
f. memiliki fungsi dan peran strategis dalam menjaga fungsi dan daya dukung
lingkungan hidup;
56
PENYUSUNAN PELUANG INVESTASI
PROYEK PRIORITAS STRATEGIS
Sektor Pariwisata Borobudur
Hal lain yang juga diarahkan dalam RIPPKA adalah pembangunan kelembagaan
pariwisata yang meliputi koordinasi antar dinas dan dengan kabupaten/kota lain
dan optimalisasi organisasi kepariwisataan pelaku usaha dan masyarakat.
1) Peraturan Gubernur Jawa Tengah No. 52 Tahun 2015 tentang Rencana Umum
Penanaman Modal Provinsi Jawa Tengah Tahun 2012-2025 (RUPM)
Peraturan Gubernur Jawa Tengah No. 52 Tahun 2015 tentang Rencana Umum
Penanaman Modal Provinsi Jawa Tengah Tahun 2012-2025 (RUPM) menjadi
landasan hukum bagi Pemerintah Provinsi dalam mengembangkan penanaman
modal di daerah.
Visi penanaman modal Jawa Tengah yang terdapat dalam RUPM Provinsi Jawa
Tengah adalah “Menuju Jawa Tengah sejahtera dengan daya tarik penanaman
modal yang berkelanjutan.” Untuk mencapai visi tersebut ditetapkan 6 (enam)
misi, yaitu sebagai berikut:
57
PENYUSUNAN PELUANG INVESTASI
PROYEK PRIORITAS STRATEGIS
Sektor Pariwisata Borobudur
58
PENYUSUNAN PELUANG INVESTASI
PROYEK PRIORITAS STRATEGIS
Sektor Pariwisata Borobudur
59
PENYUSUNAN PELUANG INVESTASI
PROYEK PRIORITAS STRATEGIS
Sektor Pariwisata Borobudur
60
PENYUSUNAN PELUANG INVESTASI
PROYEK PRIORITAS STRATEGIS
Sektor Pariwisata Borobudur
Salah satu langkah penting dari kebijakan kebijakan penanaman modal adalah
pemberian insentif dan kemudahan penanaman modal. Pemerintah Kabupaten
Magelang mengatur bentuk-bentuk insentif berupa:
b. rencana tata ruang wilayah kabupaten dan/atau rencana detil tata ruang;
dan
61
PENYUSUNAN PELUANG INVESTASI
PROYEK PRIORITAS STRATEGIS
Sektor Pariwisata Borobudur
62
PENYUSUNAN PELUANG INVESTASI
PROYEK PRIORITAS STRATEGIS
Sektor Pariwisata Borobudur
63
PENYUSUNAN PELUANG INVESTASI
PROYEK PRIORITAS STRATEGIS
Sektor Pariwisata Borobudur
Berikut ini peraturan perundangan yang dibutuhkan untuk menarik peluang investasi di
sektor pariwisata di Kabupaten Magelang (Borobudur sekitarnya).
Urgensi
Pembentukan
Arah Kerangka Regulasi
Berdasar Evaluasi Unit Terkait/ Target
No dan/atau Kebutuhan Unit Penanggung
Regulasi Eksisting, Institusi Penyelesaian
Regulasi jawab
Kajian dan
Penelitian
Penetapan
Rancangan Peraturan Rancangan Peraturan
Pemerintah turunan dari Pemerintah turunan Kementerian/Le
UUCK mengenai dari UUCK mengenai mbaga terkait
1 Pemerintah Pusat Februari-2021
Peningkatan ekosistem Peningkatan pada bidang
Investasi dan Kegiatan ekosistem Investasi pariwisata
Berusaha dan Kegiatan
Berusaha
Standar dan Pedoman Pedoman Direktorat Pelak.
LKPP, Unit
Dokumen Peta Peluang Pelaksanaan Pembiayaan
2 Organisasi di Mei-2021
Investasi Bidang Pengadaan Peta Infrastruktur
Kemen Parekaf
Kepariwisataan Peluang Peta Peluang Kepariwisata
64
PENYUSUNAN PELUANG INVESTASI
PROYEK PRIORITAS STRATEGIS
Sektor Pariwisata Borobudur
Urgensi
Pembentukan
Arah Kerangka Regulasi
Berdasar Evaluasi Unit Terkait/ Target
No dan/atau Kebutuhan Unit Penanggung
Regulasi Eksisting, Institusi Penyelesaian
Regulasi jawab
Kajian dan
Penelitian
Investasi sektor
Kepariwisataan
Pedoman Direktorat
Standar dan Pedoman
Pelaksanaan Pelaksanaan Unit Organisasi
Dokumen Perjanjian
3 Perjanjian Kerja Sama Pembiayaan diKemenpareka Mei-2021
Kerja Sama investasi
investasi Sektor Infrastruktur raf
Sektor Kepariwisataan
Kepariwisataan Kepariwisata
Direktorat Bappenas
Pedoman Pengelolaan
Tata Cara Pelaksanaan Kemenkeu,
Aset Investasi
4 Pengelolaan Aset Pembiayaan Ditjen Mei-2021
Infrastruktur
Investasi Infrastruktur Kepariwisataan,
Kepariwisataan
Kepariwisatan dan Investor/BU
Amanat Permen
Standar Pelayanan No.11 Tahun 2017 Direktorat
Ditjen
Minimal (SPM) Tentang Organisasi Pelaks.
Kepariwisataan,
5 Pembiayaan dan Tata Pembiayaan Mei-2021
Setjen PIPR,
Infrastruktur Kerja Kementerian Infrastruktur
DJPI
Kepariwisataan Pariwisata dan Kepariwisataan
Ekonomi Kreatif
Direktorat
Pedoman Penyiapan Ditjen
Kriteria Usulan Model Pelaksanaan
Kerjasama Publik dan Kepariwisataan,
6 Kerjasama Sektor Pembiayaan Juni-2021
investor/BU Sektor Setjen PIPR,
Kepariwisataan Infrastruktur
Kepariwisataan DJPI, PT PII
Kepariwisataan
Pedoman Penyiapan Direktorat Bappenas,
Pedoman Pelaksanaan
pelaksanaan program Pelaksanaan Ditjen SDA,
Program Penggabungan
7 penggabungan Pembiayaan Ditjen Cipta Juni-2021
Infrastruktur sektor
infrastruktur Sektor Infrastruktur Karya, Setjen
Kepariwisataan
Kepariwisataan Kepariwisataan KemenParekra
Pedoman
Pelaksanaan
Pedoman Perjanjian
Perjanjian Direktorat Pelak
Penjaminan PT PII, Unit
Penjaminan dan Pembiayaan
8 dan Perjanjian Regres Org. di Juni-2021
Perjanjian Regres Infrastruktur
Publik dan Investor/BU Kemenparekraf
Publik dan Kepariwisataan
Sektor Kepariwisataan
investor/BU Sektor
Kepariwisataan
Rancangan Peraturan
Tata Cara
Menteri Pariwisata
Pelaksanaan
tentang Tata Cara Direktorat Pelak.
Pengadaan Badan
Pelaksanaan Badan Pembiayaan Unit Org. di
9 Usaha dalam Juni-2021
Usaha Infrastruktur Kemenparekraf
Penyediaan
dalam Penyediaan Kepariwisataan
Infrastruktur
Infrastruktur
Kepariwisataan
Kepariwisataan
Tata Cara Bappenas,
Pedoman Pengelolaan Direktorat
10 Pengelolaan Aset Kemenkeu, Oktober-2021
Aset Investasi Pelak.Pembiayaan
Investasi Ditjen
65
PENYUSUNAN PELUANG INVESTASI
PROYEK PRIORITAS STRATEGIS
Sektor Pariwisata Borobudur
Urgensi
Pembentukan
Arah Kerangka Regulasi
Berdasar Evaluasi Unit Terkait/ Target
No dan/atau Kebutuhan Unit Penanggung
Regulasi Eksisting, Institusi Penyelesaian
Regulasi jawab
Kajian dan
Penelitian
Infrastruktur Infrastruktur Kepariwisataan,
Kepariwisataan Kepariwisataan dan BUP
Peningkatan
pelayanan
Pedoman/Dokumen penanaman modal di
11 standar pelayanan sektor pariwisata, BKPM BKPM April-2121
penanaman modal amanat PerMen
Pariwisata No. 10
Tahun 2018
Bappenas,
Pedoman Pengelolaan Direktorat
Tata Cara Kemenkeu,
Aset Investasi Pelak.Pembiayaan
12 Pengelolaan Aset Ditjen Oktober-2021
Infrastruktur Infrastruktur
Investasi Kepariwisataan,
Kepariwisataan Kepariwisataan
dan BUP
Sumber : Review UUCK, 2020
66
PENYUSUNAN PELUANG INVESTASI
PROYEK PRIORITAS STRATEGIS
Sektor Pariwisata Borobudur
Gambar 3.1 Rencana Pengembangan Transito Hotel and Convention Terhadap Pola
Ruang RTRW Kota Magelang
Berdasarkan arahan rencana tata ruangnya, lokasi pengembagan Transito Hotel and
Convention sesuai untuk dikembangkan sebagai kawasan jasa berupa hotel, namun
dalam pemanfaatan ruangnya perlu memperhatikan arahan intensitas pemanfaatan
ruang sebagai berikut:
67
PENYUSUNAN PELUANG INVESTASI
PROYEK PRIORITAS STRATEGIS
Sektor Pariwisata Borobudur
bangunan untuk kegiatan perdagangan dan jasa yang terletak pada sepanjang
jalan utama kota tetapi tidak termasuk dalam kawasan pusat kota ditentukan
KDB yaitu 80% (delapan puluh persen) sampai dengan 90% (sembilan puluh
persen) dan TLB yaitu 2 (dua) sampai dengan 10 (sepuluh) lantai, KDH minimal
10% (sepuluh persen), dan termasuk sistem parkir di dalam bangunan serta
parkir dipinggir jalan;
bangunan untuk kegiatan perdagangan dan jasa yang terletak pada pusat
lingkungan dan yang tersebar ditentukan KDB yaitu 70% (tujuh puluh persen)
sampai dengan 90% (sembilan puluh persen) dan TLB yaitu 1 (satu) sampai
dengan 3 (tiga) lantai, KDH minimal 10% (sepuluh persen), dan termasuk sistem
parkir di dalam bangunan serta parkir dipinggir jalan; dan
jarak bangunan terhadap sempadan dilaksanakan sesuai ketentuan peraturan
perundang-undangan.
68
PENYUSUNAN PELUANG INVESTASI
PROYEK PRIORITAS STRATEGIS
Sektor Pariwisata Borobudur
Gambar 3.2 Status Hak Tanah pada Rencana Pengembangan Transito Hotel and
Convention
69
PENYUSUNAN PELUANG INVESTASI
PROYEK PRIORITAS STRATEGIS
Sektor Pariwisata Borobudur
a. Direktur Utama;
b. Direktur Keuangan, Umum dan Komunikasi Publik;
c. Direktur Industri dan Kelembagaan;
d. Direktur Destinasi Pariwisata;
e. Direktur Pemasaran Pariwisata;
f. Satuan Pemeriksaan Intern
70
PENYUSUNAN PELUANG INVESTASI
PROYEK PRIORITAS STRATEGIS
Sektor Pariwisata Borobudur
a. Direktur Utama;
b. Direktur Keuangan, Umum dan Komunikasi Publik;
c. Direktur Industri dan Kelembagaan;
d. Direktur Destinasi Pariwisata;
e. Direktur Pemasaran Pariwisata;
f. Satuan Pemeriksaan Intern
Dewan Pengarah
Tugas yang dimiliki Dewan Pengarah adalah:
Badan Pelaksana
Tugas yang dimiliki Badan Pelaksana adalah:
71
PENYUSUNAN PELUANG INVESTASI
PROYEK PRIORITAS STRATEGIS
Sektor Pariwisata Borobudur
72
PENYUSUNAN PELUANG INVESTASI
PROYEK PRIORITAS STRATEGIS
Sektor Pariwisata Borobudur
Kabupaten Magelang merupakan salah satu kabupaten di Provinsi Jawa Tengah, dengan
luas wilayah daratan sebesar 108.573 ha atau sekitar 3,34 persen dari luas Provinsi Jawa
Tengah. Berdasarkan letak geografisnya, Kabupaten Magelang memiliki batas-batas
sebagai berikut:
Secara geografis Kabupaten Magelang terletak pada posisi 110o 01’ 51” dan 110o 26’ 58”
Bujur Timur dan antara 7o 19’ 13” dan 7o 42’16” Lintang Selatan. Dengan posisi ini,
Kabupaten Magelang terletak di tengah pulau Jawa, tepatnya di persilangan lalu lintas
ekonomi dan wisata antara Semarang-Magelang-Yogyakarta dan Purworejo-Magelang-
Temanggung. Kabupaten Magelang terbagi menjadi 21 kecamatan, terdiri dari 367 desa
dan 5 kelurahan. Kecamatan terluas adalah Kecamatan Kajoran (83,41km2), sedangkan
kecamatan terkecil adalah Kecamatan Ngluwar (22,44 km2).
73
PENYUSUNAN PELUANG INVESTASI
PROYEK PRIORITAS STRATEGIS
Sektor Pariwisata Borobudur
74
PENYUSUNAN PELUANG INVESTASI
PROYEK PRIORITAS STRATEGIS
Sektor Pariwisata Borobudur
Adapun data batas Daerah Aliran Sungai didapatkan dari WebGIS Kementerian
Lingkungan Hidup dan kehutanan. Kabupaten Magelang memiliki dua DAS yaitu DAS
Progo DAS Tuntang, dan DAS Bogowonto. DAS Progo mengelola sungai Progo dan Elo
bagian hulu, meliputi wilayah Kecamatan Windusari, Secang, Bandongan, Mertoyudan,
Tempuran, Borobudur, Mungkid, Tegalrejo, Muntilan, Salam, Ngluwar, Grabag,
Sawangan, Dukun dan Srumbung. Sedang DAS Bogowonto hanya meliputi sebagian kecil
daerah di Kecamatan Salam dan Kajoran.
4.1.1.3 Geologi
Data geologi didapatkan dari Peta Geologi Skala 1:100.000, Kementerian Energi dan
Sumber Daya Mineral, Tahun 2013. Berdasarkan data peta tersebut, diketahui bahwa
Kabupaten Magelang terdiri dari formasi geologi young volcanic deposits of merapi,
volcanic breccia, undifferentiated volcanic rocks, telemoyo volcanics, sumbing volcanics,
sumbing lava, old volcanic deposits of merapi volcano, old sumbing volcanics, nanggulan
formation, lava dome and flow, kekep volcanics, kebobutak formation, alluvium, andesit,
andesit porphyry and lahar, andong dan kendil volcanics, avalanche dep. (ladus) from
nueeardente, cindercone ash deposits, condong volcanic, dacite, gianti volcanics,
gilipetung volcani, jonggrangan formation, dan kaligetas formation.
75
PENYUSUNAN PELUANG INVESTASI
PROYEK PRIORITAS STRATEGIS
Sektor Pariwisata Borobudur
Kabupaten Magelang di Bagian Barat Daya (Salaman dan Borobudur bagian selatan)
tersusun dari batuan breksi, andesit, dasit, tufa, tufa lapili, aglomerat dan lava andesit
yang merupakan bagian dari formasi andesit tua. Batuan dari gunung berapi yang ada
di sekililing wilayah ini merupakan unsur batuan yang membentuk dataran Magelang
berupa tanah endapan alluvial yang subur. Kabupaten Magelang di bagian tengah
merupakan tanah endapan/alluvial yang merupakan lapukan dari batuan induknya.
Sedangkan di lereng dan kaki gunung merupakan tanah endapan vulkanis.
Data jenis tanah didapatkan dari Kementerian Pertanian. Jenis tanah yang ada di
wilayah Kabupaten Magelang adalah terdiri dari:
a. Alluvial kelabu, alluvial coklat, regosol coklat kelabu dan coklat tua yang banyak
terdapat di daerah dataran seperti, Mertoyudan, Mungkid, Candimulyo,
Salaman, Secang, Tegalrejo, Muntilan, Srumbung, Salam dan Ngluwar.
76
PENYUSUNAN PELUANG INVESTASI
PROYEK PRIORITAS STRATEGIS
Sektor Pariwisata Borobudur
b. Regosol kelabu dan coklat tua, andosol coklat, lithosol latosol coklat, banyak
terdapat di daerah lereng pegunungan seperti, Windusari, Kajoran, Kaliangkrik,
Ngablak, Grabag, Pakis, Bandongan.
c. Latosol coklat kemerahan ada di Kecamatan Grabag dan Ngablak.
d. Latosol coklat tua kemerahan ada di Kecamatan Salam, Kajoran, Kaliangkrik,
Salaman, Tempuran, Bandongan dan Windusari.
e. Latosol merah kekuningan ada di wilayah Kecamatan Salaman dan Borobudur.
Data kawasan hutan didapatkan dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan.
Berdasarkan data peta kawasan hutan tersebut, diketahui bahwa Kabupaten Magelang
terdiri dari taman nasional laut, taman nasional, taman hutan raya, taman buru, suaka
margasatwa laut, suaka margasatwa, perairan, KSA (Kawasan Suaka Alam)/KPA
(Kawasan Pelestarian Alam), hutan wisata laut, hutan wisata, hutan suaka alam laut,
hutan suaka alam dan margasatwa, hutan produksi terbatas, hutan produksi konversi,
hutan produksi, hutan lindung, cagar alam laut, cagar alam, dan area penggunaan lain.
77
PENYUSUNAN PELUANG INVESTASI
PROYEK PRIORITAS STRATEGIS
Sektor Pariwisata Borobudur
Kabupaten Magelang memiliki Hutan Negara seluas 7.874 Ha, selain berfungsi sebagai
penahan erosi juga difungsikan sebagai hutan produksi. Jenis tanaman yakni terdiri dari
pinus, mahoni, dan sono keling yang difungsikan sebagai produksi kayu pertukangan,
serta kayu bakar, getah pinus, dan kopal. Di Kabupaten Magelang memiliki peruntukan
lahan lainnya seluas 4.627 Ha2 yang difungsikan sebagai jalan, lahan terbuka, dan lain
sebagainya.
4.1.1.6 Kontur
Data kontur didapatkan dari pengolahan data DEMNAS, Badan Informasi Geospasial
dengan interval 25 meter. Kontur topografi Kabupaten Magelang mulai dari Magelang,
Sleman, Klaten hingga Boyolali yang diikuti oleh kenampakan penyebaran pada satuan
fluvio volcanic foot plain bagian atas yang melingkar. Selain itu, kontur tersebut juga
diikuti oleh penyebaran akuifer yang mengikutin topografi kontur tersebut.
78
PENYUSUNAN PELUANG INVESTASI
PROYEK PRIORITAS STRATEGIS
Sektor Pariwisata Borobudur
Data lahan kritis didapatkan dari WebGIS Kementerian Lingkungan Hidup dan
Lingkungan. Berdasarkan data tersebut, diketahui bahwa kondisi lahan kritis di
Kabupaten Magelang yakni terdiri dari klasifikasi tidak kritis, potensial kritis, agak kritis,
kritis, dan sangat kritis. Kawasan di Kabupaten Magelang dengan kemiringan 15 - 40 %
berfungsi sebagai kawasan peresapan air dan pengaman bagi daerah di bawahnya yang
disebut juga kawasan penyangga yang berfungsi sebagai kawasan budidaya. Kawasan
ini sebagian besar adalah tegalan/kebun, hutan produksi dan merupakan lahan yang
dihuni oleh sebagian penduduk. Dibeberapa lokasi di kawasan ini merupakan lahan
kritis.
79
PENYUSUNAN PELUANG INVESTASI
PROYEK PRIORITAS STRATEGIS
Sektor Pariwisata Borobudur
a. Kabupaten tanah yang kritis diadakan penterasan dan ditanami dengan tanaman
tahunan, baik tanaman buah-buahan, tanaman perkebunan maupun tanaman
kayu lainnya.
b. tanah tegalan dan kebun ditingkatkan populasi vegetasinya dengan usaha
diversifikasi tanaman buah-buahan, perkebunan dan tanaman kayu yang
bermutu tinggi.
c. tanah yang telah dihuni penduduk diusahakan agar terhindar dari bahaya
longsor dengan menerapkan teknologi yang sesuai.
d. perlu usaha pengendalian erosi karena sebagian kawasan ini adalah daerah
lahan kritis.
80
PENYUSUNAN PELUANG INVESTASI
PROYEK PRIORITAS STRATEGIS
Sektor Pariwisata Borobudur
Data kemiringan lereng didapatkan dari pengolahan data DEMNAS, Badan Informasi
Geospasial. Berdasarkan data kemiringan lereng tersebut, diketahui bahwa Kabupaten
Magelang terdiri dari kemiringan lereng datar (0-8%), landai (8-15%), agak curam (15-
25%), curam (25-40%), dan sangat curam (>40%). Adapun lahan di Kabupaten Magelang
berada pada wilayah dengan kemiringan mulai dan 0% sampai lebih dari >40% tersebut
dengan penyebaran sebagai berikut:
Data penutupan lahan didapatkan dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan
tahun 2018. Berdasarkan data tersebut, diketahui bahwa Kabupaten Magelang terdiri
dari penutupan lahan belukar rawa/semak belukar, hutan lahan kering primer, hutan
lahan kering sekunder, hutan mangrove primer, hutan mangrove sekunder, hutan rawa
primer, hutan rawa sekunder, hutan tanaman industri, pelabuhan udara laut,
perkebunan, permukiman, pertanian lahan kering, pertanian lahan kering semak, rawa,
81
PENYUSUNAN PELUANG INVESTASI
PROYEK PRIORITAS STRATEGIS
Sektor Pariwisata Borobudur
savana padang rumput, sawah, tambak, tambang, tanah terbuka, transmigrasi, dan
tubuh air.
Dari luas wilayah Kabupaten Magelang sebesar 1.085,73 Km2 (108.573 Ha), dilihat dari
tata guna tanahnya terdiri dari 37.967 Ha (34,96 %) merupakan sawah (lahan basah)
dan lahan bukan sawah seluas 70.606 Ha (65,03 %) yang terdiri dari lahan kering seluas
70.480 Ha (64,91%) dan lahan kolam seluas 128 Ha (0,I2 %).
Data curah hujan di dapatkan dari BMKG tahun 2019. Kabupaten Magelang memiliki
curah hujan dari rentang 0-5000 mm, 5001-10000 mm, 10001-15000 mm, dan >15000.
Ketiga Kabupaten tersebut berada di cekungan beberapa deretan pegunungan yaitu
Gunung Merbabu, dan Merapi di bagian timur, Gunung Sumbing di bagian barat, dan
pegunungan Menoreh di barat daya. Sehingga, cukup memiliki curah hujan yang cukup
bervariatif.
82
PENYUSUNAN PELUANG INVESTASI
PROYEK PRIORITAS STRATEGIS
Sektor Pariwisata Borobudur
Data curah hujan yang didapat dari tiga stasiun yaitu Stasiun Banjarnegara, Sleman dan
Semarang memiliki nilai yang bervariasi. Nilai curah hujan terendah berada di
Kabupaten Banjarnegara dengan nilai 754,1 mm. Sedangkan nilai tertinggi berada di
stasiun curah hujan Kabupaten Sleman dengan nilai curah hujan 19952,7 mm.
Berikut tabel data curah hujan harian dan tahunan tahun 2019 di tiga stasiun terdekat
dari Kabupaten Magelang:
No Stasiun X Y
1 Banjarnegara : 109.70690 : -7.33300
2 Sleman : 110.35400 : -7.73100
3 Semarang : 110.38120 : -6.98470
Tabel 4.2 Curah Hujan Pada Stasiun Terdekat dari Kab. Magelang
Berdasarkan data di atas dapat diinterpretasikan bahwa hasil nilai dari peta curah hujan
yang dihasilkan memiliki rentangan yang sesuai dengan data curah hujan pertahun yang
meliputi tiga stasiun curah hujan yang terdekat dengan Kabupaten Magelang.
83
PENYUSUNAN PELUANG INVESTASI
PROYEK PRIORITAS STRATEGIS
Sektor Pariwisata Borobudur
Secara geografis, Kota Magelang berada pada 110°12’30”–110°12’52” Bujur Timur dan
7°26’28”–7°30’9” Lintang Selatan. Kota Magelang memiliki tiga kecamatan dan tujuh
belas kelurahan dengan total luas wilayah sebesar 1.853,64 Ha dengan batasan-batasan
administrasi dan luasan wilayah yang dirincikan sebagai berikut:
84
PENYUSUNAN PELUANG INVESTASI
PROYEK PRIORITAS STRATEGIS
Sektor Pariwisata Borobudur
Berdasarkan peta tersebut, dapat diketahui bahwa jumlah luas wilayah administrasi
Kota Magelang adalah sebagai berikut:
Presentase
No Kecamatan Luas (Ha)
Luas
1 Magelang Selatan 713,15 38,47
2 Magelang Tenga 510,11 27,52
3 Magelang Utara 22,44 34,01
Total 1.853,64 100.00
Sumber: BPS Kota Magelang, 2018
Kota Magelang dikelilingi oleh lima gunung, diantaranya Gunung Merapi, Gunung
Merbabu, Gunung Andong, Gunung Telemoyo, dan Gunung Sumbing. Selain itu, di Kota
Magelang terdapat Gunung Tidar yang berada di Kecamatan Magelang Selatan.
Kemudian, Kota Magelang berbentuk seperti punggungan yang dikelilingi oleh dua
sungai, yaitu Sungai Progo dan Sungai Elo. Selain itu, ketinggian Kota Magelang berkisar
antara 300-500 mdpl.
Kemiringan lereng di Kota Magelang terdiri dari lima klasifikasi, yaitu kemiringan lereng
0-2%, 2-15%, 15-25%, 25-40%, dan >40%. Kota Magelang didominasi kemiringan lereng
2-15% dengan persentase sebesar 54,76% dan untuk kemiringan lereng terkecil >40%
dengan persentase sebesar 1,30%. Pada lokasi pengembangan Hotel Transito dan
Convention berada pada kemiringan landai 0-15%
Kota Magelang hanya memiliki satu jenis tanah, yaitu jenis tanah latosol. Karakteristik
tanah tersebut adalah jenis tanah yang memiliki infiltrasi relarif cepat, daya tampung
tanah terhadap air relatif tinggi, serta tahan terhadap erosi tanah.
4.1.2.5 Suhu
85
PENYUSUNAN PELUANG INVESTASI
PROYEK PRIORITAS STRATEGIS
Sektor Pariwisata Borobudur
bulan dengan tingkat kekeringan yang tinggi masih memiliki tingkat curah hujan yang
cukup tinggi pula. Dengan demikian, Kota Magelang memiliki kondisi iklim yang
termasuk kategori iklim tropis. Kota Magelang memiliki kondisi iklim yang termasuk
kategori iklim tropis dengan suhu rata-rata tahunan sebesar 26,3 ̊C.
Sumber: Climate.org
• Transportasi jalan raya menuju Transito Hotel and Convention melalui jalan
arteri primer yang menghubungkan Semarang dan Yogyakarta. Jalan arteri
primer meliputi rute : Semarang-Ungaran-Bawen-Magelang, Yogyakarta-
Magelang, Purworejo – Magelang, dan Kulon Progo-Magelang.
• Transportasi jalan raya menuju Borobudur melalui jalan arteri primer yang
menghubungkan Semarang dan Yogyakarta. Jalan arteri primer meliputi rute :
Semarang-Ungaran-Bawen-Magelang, Yogyakarta- Magelang, Purworejo -
Magelang, dan Kulon Progo-Magelang.
86
PENYUSUNAN PELUANG INVESTASI
PROYEK PRIORITAS STRATEGIS
Sektor Pariwisata Borobudur
Hasil analisis (selengkapnya ada pada sub bab 4.1.5 tentang Analisa pemilihan lokasi)
menunjukkan lokasi pada lahan Ex Transito dengan luas 1 Ha sebagai asset dari
Pemerintah Kabupaten Magelang sebagai yang paling tinggi skor untuk dipilih sebagai
lokasi pengembangan investasi pendukung DPP Borobudur karena berada diluar area
SP-1 dan SP-2 yang mempunyai limitasi bagi pengembangan kawasan dan secara legal
lahan tersebut merupakan asset dari Pemerintah Kabupaten Magelang dengan status
hak pakai.
Secara fisik kawasan lahan ex transito tersebut berada pada wilayah administrasi Kota
Magelang dengan batas sebagai berikut :
87
saja kelapangan, untuk itu sebelum pergi survey wajib juga telah melakukan persiapan diantaranya
yaitu terus menjalin komunikasi dengan Dinas Pemberi Tugas kami dan mengadakan pertemuan
PENYUSUNAN PELUANG INVESTASI
dengan Dinas terkait pekerjaan ini untuk membahas hal hal apa saja yang diperlukan untuk survey.
PROYEK PRIORITAS STRATEGIS
dan yang paling penting juga adalah mengadakan diskusi dengan seluruh Tenaga Ahli, untuk
Sektor Pariwisata Borobudur
membahas tentang survey, ya di dalam diskusi tersebut membahas tentang Metode Survei yang
akan di gunakan, dan kami menyiapkan Daftar Kebutuhan Data yang akan kami ajukan pada Dinas
Lahan Ex transito mempunyai posisi yang startegis karena berjarak 300 meter dari
dan hal lainnya.
kegiatan
Berikut Akademi
peta lokasiMiliter
aset-asetyang mempunyai
pemerintah skala
Kabupaten kegiatan
Magelang yangnasional. Kegiata lainnya
dapat dikerjsamakan
disekitar lahan tersebut
sesuai Petunjuk telah
arahan dari Dinasberkembang
terkait : kegiatan perdagangan dan jasa serta juga
1. Kawasan
terhubung olehTransito di Kota
jaringan Magelang
jalan yang akan mendukung pengembangan kawasan. Secara
Terdapat 1 lahan dengan beberapa bangunan yang diajukan sebagai lokasi aset yang
detail gambaran lokasi lahan ex transito dapat dilihat pada gambar berikut.
dapat dikerja samakan. Lokasi Berada di Jalan Sunan Giri Kota Magelang.
88
2. Bangunan Bekas Dinas Pertanian
Terdapat 1 lahan dengan 1 bangunan yang diajukan sebagai lokasi aset yang dapat
PENYUSUNAN PELUANG INVESTASI
PROYEK PRIORITAS STRATEGIS
Sektor Pariwisata Borobudur
Kebutuhan air bersih di Kota Magelang dipenuhi oleh PDAM Kota Magelang. Untuk
memenuhi kebutuhan air minum dari para pelanggan, PDAM mengambil air dari 5
sumber mata air yang tersebar di beberapa lokasi.Dari sekian banyak mata air yang
diambil airnya untuk dialirkan ke pelanggan hanya satu sumber mata air yang berlokasi
di wilayah Kota Magelang, Sumber tersebut adalah Sumber Air TUK PECAH, sedangkan
sumber mata air yang lainnya berlokasi di wilayah Kabupaten Magelang. Empat mata
air di Kab. Magelang yaitu sumber mata air wulung, mata air kalegen, mata air kalimas
dan mata air kanoman. Sumber mata air Tuk Pecah terletak di ketinggian +314 m di atas
permukaan laut, sumber tersebut terdapat di Kelurahan Wates, Kecamatan Magelang
Utara. Kapasitas sumber dari sumber mata air Tuk Pecah saat ini adalah 240 ltr/s,
sedangkan kapasitas produksi saat ini adalah 102ltr/s, pengambilan sumber dari mata
air Tuk Pecah menggunakan sistem perpompaan.
Di Kota Magelang telah dibangun prasarana Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT)
yang meripakan pengelolaan system off site IPLT Kota Magelang harus beroperasi
secara optimal dan dikelola secara berkelanjutan. Selain itu diperlukan peran serta
masyarakat dalam pemanfaatan IPLT ini dan pengoperasian serta pemeliharaan yang
baik. IPLT Kota Magelang terletak di kampong Dumpoh, Kelurahan Potrobangsan,
Kecamatan Magelang Utara. Dinas Lingkungan Hidup Kota Magelang juga melayani
penyedotan kakus milik masyarakat Kota Magelang dengan 2 armada, yaitu 1 unit tangki
tinja dan 1 unit pick up tinja.
89
PENYUSUNAN PELUANG INVESTASI
PROYEK PRIORITAS STRATEGIS
Sektor Pariwisata Borobudur
Sistem jaringan drainase yang terdapat di Kota Magelang terdiri dari sistem jaringan
tersier, sekunder, dan primer. Sistem jaringan drainase tersier merupakan sistem
jaringan drainase yang melewati rumah per rumah. Sistem jaringan sekunder
merupakan sistem jaringan drainase yang menghubungkan jaringan tersier dengan
primer. Kemudian, dapat diketahui bahwa Kota Magelang memiliki dua jaringan
drainase primer yang berlokasi di bagian Barat dan Timur Kota Magelang, yaitu Sungai
Progo dan Elo.
Badan air atau sungai-sungai yang melalui Kota Magelang merupakan jenis sungai yang
tidak bertanggul, sehingga garis sempadan sungai tidak bertanggul untuk kedalaman
sungai kurang dari tiga meter adalah minimal sepuluh meter. Sementara itu, salah satu
permasalahan dalam sistem jaringan drainase di Kota Magelang adalah terjadinya
genangan air atau bencana banjir. Terdapat beberapa wilayah atau ruas jalan di Kota
Magelang yang berpotensi terjadinya genangan air atau bencana banjir, diantaranya
Jalan Sarwo Edhie Wibowo, Jalan Soekarno Hatta, dan persimpangan Jalan Artos. Hal
tersebutm disebabkan adanya penyempitan saluran air, sehingga dapat menyebabkan
tersumbatnya saluran air yang berpotensi menurunkan laju pergerakan air pada saluran
tersebut ketika volume air sungai meningkat yang selanjutnya memicu kenaikkan air
keluar badan air atau permukaan jalan dan mengakibatkan genangan air atau banjir.
Dalam buku Kota Magelang dalam angka, Pelanggan telepon di Kota Magelang dibagi
menjadi 3 (tiga) klasifikasi, yaitu Bisnis, Residential, dan Departemen. Berdasarkan data
pada lokasi pengembangan Transito Hotel and Convention di Kecamatan Magelang
Selatan telah dilayani oleh jaringan telekomunikasi dengan pelanggan terbanyak
merupakan residensial sebanyak 3.938 dan pelanggan bisnis sebanyak 627 pelanggan.
90
PENYUSUNAN PELUANG INVESTASI
PROYEK PRIORITAS STRATEGIS
Sektor Pariwisata Borobudur
Pada Kota Magelang telah dilayani oleh jaringan kelistrikan. Berdasarkan data, pada
Kecamatan Magelang Selatan, terdapat total jumlah pelanggan 7.545 pelanggan dan
85.370.992 Kwh pemakaian yang terdiri dari sosial, rumah tangga, usaha, industri dan
umum.
Tabel 4.4 Jumlah Pelanggan dan Pemakaian Listrik Di Kecamatan Magelang Selatan
Kriteria pemilihan lokasi proyek Peta Peluang Investasi Proyek Prioritas Strategis yang
Siap Ditawarkan di Sektor Pariwisata Borobudur terdiri atas:
Aspek Legal
Bobot aspek legal sebesar 30%
Aspek Teknis
Bobot aspek teknis sebesar 15%
Aspek Pasar
Bobot aspek pasar sebesar 20%
Aspek Ekonomi
Bobot aspek ekonomi sebesar 20%
Aspek Lingkungan
Bobot aspek ekonomi sebesar 15%
Hasil dari pemilihan lokasi proyek Peta Peluang Investasi Proyek Prioritas Strategis yang
Siap Ditawarkan di Sektor Pariwisata Borobudur dapat dilihat di tabel berikut ini.
91
PENYUSUNAN PELUANG INVESTASI
PROYEK PRIORITAS STRATEGIS
Sektor Pariwisata Borobudur
Berdasaran kriteria dan bobot pemilihan lokasi proyek Peta Peluang Investasi Proyek
Prioritas Strategis yang Siap Ditawarkan di Sektor Pariwisata Borobudur, maka terpilih
Transito dengan skor tertinggi 8.70. Oleh karena itu, Pra Feasibility Study proyek
investasi akan dilakukan di Transito di mana akan dibuat hotel dan konvensi “The
Transito Hotel and Convention” yang berlokasi di kota Magelang.
4.2.1 Analisis Dukungan Pemerintah Pusat Pada Rencana Induk Pariwisata Nasional
(RIPPARNAS)
92
PENYUSUNAN PELUANG INVESTASI
PROYEK PRIORITAS STRATEGIS
Sektor Pariwisata Borobudur
4.2.2 Analisis Dukungan Pemerintah Provinsi Pada Rencana Induk Pariwisata Provinsi
Jawa Tengah (RIPPARPROV Jawa Tengah)
Provinsi Jawa Tengah dan DI Yogyakarta terdiri dari 3 (tiga) Destinasi Pariwisata Nasional
(DPN) yakni DPN Borobudur-Yogyakarta, DPN Semarang-Karimun Jawa, dan DPN Solo-
Sangiran. Wilayah studi berada di DPN Borobudur-Yogyakarta, dan berdasarkan
Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Provinsi (RIPPARPROV), pada wilayah
tersebut terdapat 4 (empat) Kawasan Strategis Pariwisata Provinsi (KSPP) dan 2 (dua)
Kawasan Pengembangan Pariwisata Provinsi (KPPP), meliputi:
93
PENYUSUNAN PELUANG INVESTASI
PROYEK PRIORITAS STRATEGIS
Sektor Pariwisata Borobudur
A. Kebijakan Pariwis
Berdasarkan dokum
Purworejo dan sekita
1. Pengemban
melindungi
2. Pengemban
limitasi kawa
Arah Pengembanga
Bappeda Provinsi Jaw
Borobudur dialokas
Pengembangan Fore
- Pengemban
Gambar 2-2 Destinasi Pariwisata Nasional (DPN) Borobudur-Yogyakarta - Pengemban
Sumber: Peta analisis di atas diolah dari (1) RIPPARNAS Tahun 2010-2025; (2) RIPPARPROV Jawa Tengah (lihat Lampiran 2-A dan Lampiran 2-B) - Pengemban
Gambar 4.14 DPN Yogyakarta-Borobudur Berdasarkan Riparprov Jawa Tengah - Pengemban
- Pengemban
Selain itu, dalam do
pengembangan seb
- Penanaman
4.2.3 Analisis Dukungan Pemerintah Kabupaten Pada Rencana Induk Pariwisata - Pengemban
prasarana: ja
shop, shelter
Kabupaten Magelang - Pengemban
- Pengemban
gula aren
Dalam Peraturan Daerah Kab. Magelang No. 4 Tahun 2015, tentang Rencana Induk - Pengemban
- Pengemban
Pembangunan Kepariwisataan Kabupaten Magelang Tahun 2014-2034 kawasan - Pengemban
gunung
Borobudur termasuk dalam kawasan strategis pariwisata daerah D. Kawasan Strategis Peta-peta terkait keb
94
PENYUSUNAN PELUANG INVESTASI
PROYEK PRIORITAS STRATEGIS
Sektor Pariwisata Borobudur
95
PENYUSUNAN PELUANG INVESTASI
PROYEK PRIORITAS STRATEGIS
Sektor Pariwisata Borobudur
3. Wilayah zona 3 merupakan area Heritage Action yang terdiri dari pengembangan-
pengembangan Balokondes yang bertujuan agar tidak terkonsentrasi pada zona 1
dan zona 2. Adapun pengembangan zona 3 terdiri dari:
Pengembangan museum Borobudur untuk memberikan informasi lengkap
kepada pengunjung tentang sejarah agama Buddha, persebaran agama
Budhha, pembangunan candi Borobudur, makna dibalik Candi Borobudur,
restorasi candi Borobudur, pelestarian candi Borobudur, Borobudur sebagai
world heritage, arsip Borobudur sebagai MOW, artefak candi Borobudur, dan
perpustakaan Borobudur.
Pembangunan panggung kesenian rakyat di beberapa lokasi sebagai tempat
untuk ekspresi budaya lokal dan berkembangkanya kerativitas seniman
daerah.
Pembagunan pusat souvenir Borobudur yang khas dan standar sebagai wadah
untuk produsen souvenir dan pengasong souvenir.
4. Di luar zona 3 pengembangan diarahkan untuk mendukung kegiatan pariwisata
pada zona 1, zona 2 dan zona 3 berupa pengembangan amenitas pariwisata seperti
hotel, dan restoran
Estimasi kebutuhan capex dan opex akan diuraikan terkait investasi pengembangan
Transito Hotel and Convention. Berdasarkan pemilihan lokasi proyek di subbab 4.1.5
bahwa akan dibangun The Transito Hotel and Convention yang berlokasi di kota
Magelang. Lokasi rencana pengembangan Transito Hotel and Convention berada di luar
zona sub Kawasan Pelestarian 2 (SP-2).
Capital expenditure (capex) atau belanja modal adalah biaya-biaya yang digunakan oleh
perusahaan untuk memperoleh atau menambah aktiva tetap atau aset fisik seperti
properti, bangunan industri atau peralatan. Secara garis besar, item-item capex terkait
investasi pengembangan The Transito Hotel and Convention adalah:
Biaya lahan
Biaya konstruksi
96
PENYUSUNAN PELUANG INVESTASI
PROYEK PRIORITAS STRATEGIS
Sektor Pariwisata Borobudur
Biaya Variabel
o Biaya Kamar (room division cost)
o Biaya Makanan dan Minuman (food & beverage cost)
o Biaya Pemasaran dan Promosi (marketing & promotion cost)
Biaya Tetap
o Biaya Karyawan;
o Beban Utilitas seperti: telepon, internet, air, listrik, gas, dan lain-lain;
o Biaya lainnya (kantor, perawatan, dan lainnya).
Di subbab 5.5 akan dibahas lebih deatil terkait kebutuhan estimasi kebutuhan capex dan
opex terkait investasi pengembangan Transito Hotel and Convention.
97
PENYUSUNAN PELUANG INVESTASI
PROYEK PRIORITAS STRATEGIS
Sektor Pariwisata Borobudur
Struktur kepemilikian aset menggunakan pola kerjasama Bangun Guna Serah (BOT).
Lahan milik Pemerintah Kabupaten Magelang sudah sertifikat bekerjasama dengan
investor selama 30 tahun. Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 2020
Tentang Perubahan PP No. 27 Tahun 2014 Tentang Pengelolaan Barang Milik Negara
dan Daerah. Bangun Serah Guna (BGS/BOT) adalah Pemanfaatan Barang Milik
Negara/Daerah berupa tanah oleh pihak lain dengan cara mendirikan bangunan
dan/atau sarana berikut fasilitasnya, dan setelah selesai pembangunannya diserahkan
untuk didayagunakan oleh pihak lain tersebut dalam jangka waktu tertentu yang
disepakati. Jangka Waktu Perjanjian Selama 30 tahun. Kerjasama antara investor bisa
langsung dengan Pemkab Magelang atau bisa melalui BUMD dalam bidang Pariwisata.
Perizinan dapat dibantu oleh Pemkab Magelang. Operasional Hotel dilakukan
sepenuhnya oleh Investor. Investor telah berpengalaman dibidang perhotelan atau
menggandeng operator yang berpengalaman. Bagi hasil dari Gross Revenue/
Pendapatan Kotor dengan range 2.5 – 5% dari Pendapatan Kotor dan ada minimum
guarantee.
1. Hotel Salak The Heritage Bogor, Luas Lahan Est. 8.000 m2, 120 Kamar, 1
Ballroom, 13 meeting room. Lahan Milik Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa
Barat diwakili oleh PT. Jasa Pariwisata (BUMD Jabar), bekerjasama dengan PT.
Anugrah Jaya Agung dengan Skema BOT 30 tahun.
2. Grand Central, Pullman Hotel di depan Gedung Sate Bandung, lahan milik
Pemprov Jabar dengan luas 1.9 Ha, bekerjasama antara Pemprov Jabar dengan
98
PENYUSUNAN PELUANG INVESTASI
PROYEK PRIORITAS STRATEGIS
Sektor Pariwisata Borobudur
Agung Podomoro Land, mengembangkan Grand Central, Mix Use Mall, Pullman
& Ibiz Hotel, & Convention Center.
Gumaya Hotel Semarang Benchmarking: Gumaya Hotel & Convention di tengah Kota
Semarang dengan luas lahan sekitar 1 Ha dengan fasilitas 259 kamar, 1 Ball Room dan
16 Ruang Rapat dengan rate terendah sekitar Rp.1.500.000,-.
Accommodation
Room Rate
Room Service
Food & Beverage
Meeting, Wedding, Party Package
Restaurant, Bar & Lounge
Other Income
Entertainment
Outing / Touring
Wellness Center, etc
Untuk mendapatkan pemasukan yang sesuai dengan perkiraan dan agar dapat
mengembalikan investasi dalam waktu yang dikehendaki maka perlu dipersiapkan suatu
rencana/ strategi penjualan dengan memperhatikan sales generator antara lain:
99
PENYUSUNAN PELUANG INVESTASI
PROYEK PRIORITAS STRATEGIS
Sektor Pariwisata Borobudur
Room
Food & Beverage
Other Operating Income
Others
Market price di Kota Magelang untuk Hotel berbintang adalah sebagai berikut:
Pada permulaan operasi, Hotel occupancy rate mulai dengan dua skenario
perhitungan yaitu minimum dengan tingkat okopansi 38% di tahun pertama dan
most likely/ moderat dengan tingkat hunian 50% di tahun pertama dan akan
mengalami kenaikan setiap tahun. Rencana awal harga kamar (published rate) pada
100
PENYUSUNAN PELUANG INVESTASI
PROYEK PRIORITAS STRATEGIS
Sektor Pariwisata Borobudur
tahun pertama yang didasarkan atas potensial market pada tahun adalah sebagai
berikut:
Single (Rp.)
Jenis Kamar
Discounted Publish
Standard 750.000 950.000
Deluxe 900.000 1.200.000
Executive 1.500.000 2.100.000
Harga- harga tersebut di atas belum termasuk Tax & Service (21 %). Untuk harga
paket meeting dan special event price akan dibuat strategi pricing tersendiri yang
nantinya akan disesuaikan dengan kondisi dan situasi yang akan terjadi. Perilaku
masyarakat Indonesia yang sangat menyukai Discount Besar maka pricing strategy
yang akan dibuat akan menganut prinsip High Price – High Discount.
101
PENYUSUNAN PELUANG INVESTASI
PROYEK PRIORITAS STRATEGIS
Sektor Pariwisata Borobudur
a. Variable Cost
Biaya Variable diasumsikan sebagai berikut:
Room Division Expenses 8% from Room Income
Food & Beverage Cost 35% from F&B Income
Marketing 4% from Gross Operating Income
b. Constant Cost (Fixed Cost)
Biaya- biaya constant diasumsikan sebagai berikut:
Salary & HRD 22% - 25% from Gross Operating Income
Electricity 6% from Gross Operating Income
Others 7% from Gross Operating Income
Biaya constant diasumsikan akan mengalami kenaikan rata- rata sebesar 5 -10%
setiap tahunnya.
Struktur pendapatan dan biaya dibuat menjadi dua skenario, minimum dan mostlikely
atau moderat. Skenario mostlikely menggunakan tingkat hunian di tahun pertama
sebesar 50% dengan Average Room Rate Rp. 861.111. Tingkat hunian mengalami
kenaikan rata-rata 4% dan ARR mengelami kenaikan 10%.
Skenario minimum tingkat okupansi dimulai dari 38% di tahun pertama dengan average
room rate Rp. 861.111,-
102
PENYUSUNAN PELUANG INVESTASI
PROYEK PRIORITAS STRATEGIS
Sektor Pariwisata Borobudur
Lahan eks Transito berada di pusat Kota Magelang yang dikelilingi oleh banyak objek
wisata alam baik di Kabupaten atau Kota Magelang yang menarik dan bersejarah dan
objek-objek vital lainnya.
1) Jarak dari Daya Tarik Wisata yang ada disekitar lokasi diantaranya:
Candi Borobudur : + 17 Km
Candi Pawon dan Mendut : + 16 Km
Candi Selogriyo : + 14 Km
Ketep Pass : + 27 Km
Taman Kyai Langgeng : + 2 Km
Desa Wisata Borobudur : + 17 Km
Museum Diponegoro : + 3,6 Km
Gunung Tidar : + 1 Km
Komplek AKMIL : + 0,55 Km
2) Jarak dari kota-kota di Jateng dan DIY
Yoyakarta : + 45 Km
Semarang : +74 Km
Surakarta : + 84 Km
Purwokerto : + 141 Km
Temanggung : + 25 Km
Salatiga : + 47 Km
103
PENYUSUNAN PELUANG INVESTASI
PROYEK PRIORITAS STRATEGIS
Sektor Pariwisata Borobudur
Candi Borobudur;
Candi Mendut dan Candi Pawon;
Candi Ngawen;
Wisata Budaya Gunung Tidar;
Taman Kyai Langgeng;
Progo Rafting;
Borobudur Golf;
Pusat Pendidikan AKMIL;
104
PENYUSUNAN PELUANG INVESTASI
PROYEK PRIORITAS STRATEGIS
Sektor Pariwisata Borobudur
5.3.3 Inflasi
105
PENYUSUNAN PELUANG INVESTASI
PROYEK PRIORITAS STRATEGIS
Sektor Pariwisata Borobudur
5.3.5 Perpajakan
Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) terkait dengan Pajak tanah dan bangunan
dimana hotel Transito berdiri.
Pajak Daerah Hotel dan Restoran sebesar 10% dari pendapatan hotel dan
restaurant.
Pajak Penghasilan Final, 25% dari keuntungan.
Proyeksi Laba dan Rugi dibuat dua skenario mostlikely atau moderat dengan skenario
minimum. Berikut ini proyeksi laba rugi dalam skenario mostlikely:
106
PENYUSUNAN PELUANG INVESTASI
PROYEK PRIORITAS STRATEGIS
Sektor Pariwisata Borobudur
107
PENYUSUNAN PELUANG INVESTASI
PROYEK PRIORITAS STRATEGIS
Sektor Pariwisata Borobudur
108
PENYUSUNAN PELUANG INVESTASI
PROYEK PRIORITAS STRATEGIS
Sektor Pariwisata Borobudur
Gross Operating Profit (Loss) 1.798.561.100 1.696.828.840 1.913.544.130 1.891.758.900 1.954.817.530 1.891.758.900 1.954.817.530 1.948.456.330 1.891.758.900 1.954.817.530 1.891.758.900 1.954.817.530 22.743.696.120
Accumulated GOP/L 1.798.561.100 3.495.389.940 5.408.934.070 7.300.692.970 9.255.510.500 11.147.269.400 13.102.086.930 15.050.543.260 16.942.302.160 18.897.119.690 20.788.878.590 22.743.696.120
Gross Operating Profit (Loss) 1.391.734.150 1.320.756.500 1.497.178.325 1.488.824.250 1.538.451.725 1.488.824.250 1.538.451.725 1.532.090.525 1.488.824.250 1.538.451.725 1.488.824.250 1.538.451.725 17.850.863.400
Accumulated GOP/L 1.391.734.150 2.712.490.650 4.209.668.975 5.698.493.225 7.236.944.950 8.725.769.200 10.264.220.925 11.796.311.450 13.285.135.700 14.823.587.425 16.312.411.675 17.850.863.400
109
PENYUSUNAN PELUANG INVESTASI
PROYEK PRIORITAS STRATEGIS
Sektor Pariwisata Borobudur
5.4.2 Arus Kas Bersih Ke Perusahaan (FCFF) dan Arus Kas Bersih Ke Ekuitas (FCFE)
Perhitungan Arus Kas Bersih Ke Perusahaan (FCFF) Skenario Moderat/ Mostlikely adalah:
No Deskripsi % 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Nilai Terminal Total Nilai Terminal
1 Operating Income 100.00% 67,606,548,000 81,090,346,137 92,271,289,255 102,894,476,996 117,185,361,290 132,912,445,849 150,839,711,334 170,927,885,270 192,224,734,135 216,285,745,583 2,036,063,617,796 3,360,302,161,646
2 Operating Cost 65.08% 298,521,600,000 44,862,851,880 54,019,766,631 60,923,165,697 67,375,010,012 76,617,810,675 86,860,812,341 98,531,523,383 111,546,863,434 125,076,762,457 140,313,811,198 1,320,881,527,737 2,187,009,905,444
3 Arus Kas Untuk Perusahaan (FCFF) 34.92% (298,521,600,000) 22,743,696,120 27,070,579,506 31,348,123,558 35,519,466,983 40,567,550,615 46,051,633,509 52,308,187,951 59,381,021,837 67,147,971,678 75,971,934,386 715,182,090,059 1,173,292,256,202
Cummulated FCFF (298,521,600,000) (275,777,903,880) (248,707,324,374) (217,359,200,816) (181,839,733,832) (141,272,183,217) (95,220,549,709) (42,912,361,758) 16,468,660,079 83,616,631,757 159,588,566,143 874,770,656,202
Disc. Payback Periode 8.622781949
- Discounted Factor 1.0000 0.8776 0.7703 0.6760 0.5933 0.5207 0.4570 0.4011 0.3520 0.3089 0.2711
- Present Value Profit (298,521,600,000) 19,960,867,320 20,851,354,914 21,191,741,186 21,073,656,424 21,123,729,901 21,045,304,925 20,979,649,206 20,902,324,091 20,744,270,785 20,598,558,184
- Present Value Income 59,334,477,890 62,460,561,178 62,376,597,347 61,047,167,661 61,019,013,539 60,740,146,183 60,498,448,791 60,167,203,991 59,384,696,765 58,642,373,013 605,670,686,358
- Present Value Cost 39,373,610,570 41,609,206,265 41,184,856,161 39,973,511,237 39,895,283,638 39,694,841,258 39,518,799,585 39,264,879,900 38,640,425,980 38,043,814,829 397,199,229,423
Perhitungan Arus Kas Bersih Ke Ekuitas (FCFE) Skenario Moderat/ Mostlkely adalah:
No Deskripsi tahun 1 tahun 2 tahun 3 tahun 4 tahun 5 tahun 6 tahun 7 tahun 8 tahun 9 tahun 10 Nilai Terminal Total
1 Angsuran Pokok Rp 1,000,000,000 4,000,000,000 5,000,000,000 10,000,000,000 15,000,000,000 25,000,000,000 30,000,000,000 35,000,000,000 37,500,000,000 37,500,000,000 1,882,753,403,192 2,082,753,403,192
2 Sisa Pokok 200,000,000,000 199,000,000,000 195,000,000,000 190,000,000,000 180,000,000,000 165,000,000,000 140,000,000,000 110,000,000,000 75,000,000,000 37,500,000,000 - - 1,291,500,000,000
3 Bunga 13% 25,870,000,000 25,350,000,000 24,700,000,000 23,400,000,000 21,450,000,000 18,200,000,000 14,300,000,000 9,750,000,000 4,875,000,000 - 1,580,524,413,145 1,748,419,413,145
4 Bunga Rata- rata 16,789,500,000 16,789,500,000 16,789,500,000 16,789,500,000 16,789,500,000 16,789,500,000 16,789,500,000 16,789,500,000 16,789,500,000 16,789,500,000 1,580,524,413,145 1,748,419,413,145
5 Kewajiban Pokok+Bunga 17,789,500,000 20,789,500,000 21,789,500,000 26,789,500,000 31,789,500,000 41,789,500,000 46,789,500,000 51,789,500,000 54,289,500,000 54,289,500,000 3,463,277,816,337 3,831,172,816,337
6 Arus Kas Untuk Ekuitas (FCFE) (98,521,600,000) 4,954,196,120 6,281,079,506 9,558,623,558 8,729,966,983 8,778,050,615 4,262,133,509 5,518,687,951 7,591,521,837 12,858,471,678 21,682,434,386 849,264,555,375 939,479,721,518
110
PENYUSUNAN PELUANG INVESTASI
PROYEK PRIORITAS STRATEGIS
Sektor Pariwisata Borobudur
Asumsi Keuangan
- Tingkat Pertumbuhan Perpetuitas 3,00%
- Perhitungan Discounted Factor 13,94%
WACC 8,94%
Tingkat Premium 5,00%
Asumsi Keuangan
- Tingkat Pertumbuhan Perpetuitas 3%
- Perhitungan Discounted Factor 13,47%
WACC 8,46%
Tingkat Premium 5,01%
111
PENYUSUNAN PELUANG INVESTASI
PROYEK PRIORITAS STRATEGIS
Sektor Pariwisata Borobudur
Benchmarking perhitungan Capex menurut Santika Group untuk hotel bintang 4 per
room di atas Rp. 700 jt.
Tingkat pengembalian modal untuk kelas hotel Amaris sekitar 6-8 Tahun sedangkan
untuk kelas Hotel Santika perlu waktu 8 – 10 tahun.
112
PENYUSUNAN PELUANG INVESTASI
PROYEK PRIORITAS STRATEGIS
Sektor Pariwisata Borobudur
Selain Santika, Grup Arcadis juga mengeluarkan Typical Cost dengan metoda hitungan
per m2 untuk kelas hotel bintang 4/ 5 Business Hotel dengan biaya pembangunannya
sekitar Rp. 25,6 jt – 27.7 jt per m2.
Sumber: Arcadis
Selain Santika Grup dan Arcadis, PT. Korra Antar Buana juga mengeluarkan informasi
tentang Typical Cost untuk pembangunan gedung baik hotel, mall, apartemen, dan
lainnya. Untuk Hotel Bintang 4 Typical Cost untuk gedung USD 50.000-60.000 dan untuk
FF&E USD 20.000- 30.000, sehingga totalnya menjadi USD 70.000 – 80.000 per Room
Bay.
113
PENYUSUNAN PELUANG INVESTASI
PROYEK PRIORITAS STRATEGIS
Sektor Pariwisata Borobudur
Sumber : www.korra.co.id
114
PENYUSUNAN PELUANG INVESTASI
PROYEK PRIORITAS STRATEGIS
Sektor Pariwisata Borobudur
ROOM
Lantai Type Room Bay Room Key Size Floor Service Total Cost / m2 Total (Rp)
1 Studio 24 24 28 672 108 780 25,700,000 20,046,000,000
2 Studio 24 24 28 672 108 780 25,700,000 20,046,000,000
3 Studio 24 24 28 672 108 780 25,700,000 20,046,000,000
4 Studio 24 24 28 672 108 780 25,700,000 20,046,000,000
5 Studio 24 24 28 672 108 780 25,700,000 20,046,000,000
6 Deluxe 24 20 34 672 108 780 25,700,000 20,046,000,000
7 Deluxe 24 20 34 672 108 780 25,700,000 20,046,000,000
8 Deluxe 24 20 34 672 108 780 25,700,000 20,046,000,000
9 Deluxe 24 20 34 672 108 780 25,700,000 20,046,000,000
10 Executive 24 16 42 672 108 780 25,700,000 20,046,000,000
Total 240 216 6,720 1,080 7,800 200,460,000,000
CONVENTION
Lantai Type Luas Modul Capacity Size Service Total
B Parkir 900 15 60 30x30 100 1000 8,000,000 8,000,000,000
1 Pakir 900 15 60 30x31 100 1000 9,000,000 9,000,000,000
2 Banquet 900 3 300 30x32 100 1000 12,500,000 12,500,000,000
3 Ballroom 900 0.9 1,000 30x33 100 1000 12,500,000 12,500,000,000
Total 3600 400 4000 42,000,000,000
SUPPORTING FACILITIES
Lantai Type Luas Modul Size Pax Service Total
1 Wing 1 (Lobby, Resto, etc) 7,800 13% 975 244 100 1,075 15,000,000 16,125,000,000
2 Wing 2 (Arcade etc) 7,800 13% 975 244 100 1,075 11,000,000 11,825,000,000
Total 15,600 200 2,150 27,950,000,000
Perhitungan menggunakan Pola Santika dengan Biaya Rp. 770.000.000,- per kamar.
Dengan menggunakan perhitungan ala Santika Grup maka diperoleh angka total
pembangunan Rp. 298.344.500.000,- .
115
PENYUSUNAN PELUANG INVESTASI
PROYEK PRIORITAS STRATEGIS
Sektor Pariwisata Borobudur
Jangka waktu pembangunan Hotel Bintang 4 saat ini sudah cepat karena didukung
teknologi tinggi rentang waktunya antara 6 bulan sampai 1 tahun.
Pembiayaan Hotel
Kredit Investasi 70% 208,965,120,000 dibulatkan 200,000,000,000
Bunga 13% 67.00%
Jangka Waktu 120 bulan
116
PENYUSUNAN PELUANG INVESTASI
PROYEK PRIORITAS STRATEGIS
Sektor Pariwisata Borobudur
WACC untuk industri pariwisata dan perhotelan menurut Deloitte adalah sekitar 8.37%,
pada perhitungan ini digunakan angka WACC yang lebih tinggi sedikit yaitu
Untuk perhitungan Discounted Factor, WACC ditambahkan angka beta dan resiko
premium sebesar 5% sehingga angka Discounted Factor yang digunakan adalah:
Net Present Value (NPV) diperoleh dari perhitungan mostlikely adalah Rp.
70,328,962,098
Internal Rate of Return (IRR) diperoleh dari perhitungan skenario mostlikely adalah
17.47%
Equity Internal Rate of Return (EIRR) dengan perhitungan skenario mostlikely/ Moderat
adalah 25.19%.
117
PENYUSUNAN PELUANG INVESTASI
PROYEK PRIORITAS STRATEGIS
Sektor Pariwisata Borobudur
Perhitungan Payback Period atau Pengembalian Investasi dibuat dalam dua skenario
yaitu Moderat atau Mostlikely dan Skenario Minimum, sebagai berikut:
Angka Payback Period atau Pengembalian Investasi tersebut sesuai dengan standard
rule of thumb dari Santika Group dimana untuk klasifikasi bintang 4 (empat) memiliki
tingkat pengembalian modal dalam kondisi hotel normal dan performance baik memiliki
range antara 8 tahun sampai ke 10 tahun.
118
PENYUSUNAN PELUANG INVESTASI
PROYEK PRIORITAS STRATEGIS
Sektor Pariwisata Borobudur
Asumsi Keuangan
- Tingkat Pertumbuhan Perpetuitas 3%
- Perhitungan Discounted Factor 13.47%
WACC 8.46%
Tingkat Premium 5%
119
PENYUSUNAN PELUANG INVESTASI
PROYEK PRIORITAS STRATEGIS
Sektor Pariwisata Borobudur
Pengembangan suatu objek wisata sebagai daerah tujuan wisata (destination), harus
memperhatikan lima unsur penting agar wisatawan dapat merasa puas dalam
menikmati perjalanan wisatanya, lima unsur destinasi wisata tersebut meliputi:
1. Daya tarik dan atraksi wisata: Merupakan pusat dari industri pariwisata yang
mampu menarik wisatawan untuk berkunjung. Biasanya wisatawan tertarik
pada suatu destinasikarena suatu ciri khas tertentu.
2. Fasilitas: Fasilitas cenderung mendukung bukan mendorong pertumbuhan dan
cenderung berkembang pada saat yang sama atau sesudah daya tarik
berkembang.
3. Infrastruktur: Daya tarik dan fasilitas tidak dapat tercapai dengan mudah jika
belum ada infrastruktur dasar. Infrastruktur termasuk semua konstruksi baik di
bawah maupun di atas tanah dari suatu wilayah atau daerah.
4. Transportasi: Informasi lengkap tentang fasilitas, lokasi terminal, rambu-rambu
ke lokasi, dan pelayanan pengangkutan lokal di tempat tujuan harus tersedia
untuk semua penumpang sebelum berangkat dari daerah asal.
5. Keramahtamahan: Wisatawan yang berada dalam lingkungan yang belum
mereka kenal maka jaminan keamanan dan kenyamanan sangat penting,
khususnya wisatawan asing (Spillane 1994).
Prasarana pariwisata adala semua fasilitas yang memungkinkan agar sarana pariwisata
dapat hidup dan berkembang serta dalpat memberikan pelayanan kepada masyarakat
untuk memenuhi kebutuhan mereka yang beraneka ragam.
120
PENYUSUNAN PELUANG INVESTASI
PROYEK PRIORITAS STRATEGIS
Sektor Pariwisata Borobudur
121
PENYUSUNAN PELUANG INVESTASI
PROYEK PRIORITAS STRATEGIS
Sektor Pariwisata Borobudur
wisatawan lebih lama tinggal pada suatu daerah tujuan wisata, tetapi fungsi
yang lebih penting adalah agar wisatawan lebih banyak mengeluarkan atau
membelanjakan uang mereka di tempat yang dikunjunginya. (Yoeti 1996)
Menurut Cohen (dalam Hirawan 2008) dampak sosial pariwisata dapat dikelompokkan
ke dalam sepuluh kelompok besar, antara lain:
122
PENYUSUNAN PELUANG INVESTASI
PROYEK PRIORITAS STRATEGIS
Sektor Pariwisata Borobudur
Dampak menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2016) merupakan pengaruh yang
dapat timbul karena sebuah akibat positif maupun negatif. Secara ekonomi memiliki
makna yakni pengaruh suatu pelaksanaan terhadap kondisi perekonomian di suatu
Negara. Dampak merupakan perubahan yang terjadi pada lingkungan karena adanya
sebuah aktifitas manusia (Suratmo, 2004: 24). Dampak dalam proyek pembangunan di
sebuah Negara berkembang utamanya pada aspek sosial memiliki komponen-
komponen sebagai indikator sosial ekonomi diantaranya :
123
PENYUSUNAN PELUANG INVESTASI
PROYEK PRIORITAS STRATEGIS
Sektor Pariwisata Borobudur
Dalam hal menanggulangi dampak dan risiko lingkungan dan sosial serta menghindari
dampak residual negative, pada proyek ini mengadopsi hirarki upaya mitigasi dengan
urutan prioritas berikut : 1. Menghindari, 2. Meminimumkan, 3. Menanggulangi, 4.
Mengompensasi, 5. Menambah
Proyek ini akan menimbulkan banyak dampak lingkungan dan sosial yang bersifat positif.
Dampak negatif diperkirakan akan terjadi pada tahap konstruksi. Hal ini diakibatkan
adanya kenaikan risiko lingkungan dan sosial yang secara tipikal berkaitan dengan
proyek pembangunan infrastruktur, pengelolaan air bersih, pengolahan air limbah. Hal
ini diketahui bahwa letak lokasi pembangunan (ex transito) berdekatan dengan sungai.
Kemudian, risiko berikutnya yaitu dampak sosio-ekonomi dan budaya akibat masuknya
pekerja dari luar daerah dan perubahan terhadap kehidupan sosial setempat. Meskipun
demikian, dampak yang terkait konstruksi ini diharapkan masih akan dapat dikelola
dengan baik melalui upaya mitigasi dan pemantauan secara aktif serta dengan
mengikuti praktek terbaik berstandar internasional terutama kerangka kebijakan
lingkungan dan sosial.
124
PENYUSUNAN PELUANG INVESTASI
PROYEK PRIORITAS STRATEGIS
Sektor Pariwisata Borobudur
organisme dan penduduk di wilayah Proyek dan sekitarnya. Demikian juga akan timbul
keuntungan sosio-ekonomi di sepanjang masa operasi Proyek sebagai akibat dari
kenaikan peluang kerja dan usaha serta tingkat pendapatan.
Dampak sosial dan ekonomi bagi masyarakat dan lingkungan sekitar dengan hadirnya
Transito Hotel dan Konvensi adalah sebagai berikut:
125
PENYUSUNAN PELUANG INVESTASI
PROYEK PRIORITAS STRATEGIS
Sektor Pariwisata Borobudur
Tujuan dari kajian awal lingkungan pengembangan Hotel Transito adalah sebagai
berikut:
126
PENYUSUNAN PELUANG INVESTASI
PROYEK PRIORITAS STRATEGIS
Sektor Pariwisata Borobudur
Ruang lingkup kajian awal meliputi lingkup wilayah studi yang terdiri dari batas proyek,
batas ekologis, batas sosial dan batas administrasi. Resultante dari keempat batas
tersebut merupakan batas wilayah studi lingkungan.
Identifikasi dampak yang diperkirakan akan terjadi pada saat pembangunan Hotel
Transito, antara lain :
1. Tahap Konstruksi :
a. Kerusakan prasarana umum meliputi akses jalan, saluran air/ gorong gorong
drainese di sekitar tapak proyek
b. Penurunan kualitas udara, terjadinya persebaran debu dan kebisingan
127
PENYUSUNAN PELUANG INVESTASI
PROYEK PRIORITAS STRATEGIS
Sektor Pariwisata Borobudur
2. Tahap Operasional :
a. Meningkatnya pencemaran udara dan kebisingan
b. Timbunan sampah berupa organik dan anorganik dari kegiatan tamu dan
pelayanan.
c. Timbulnya bau dari penumpukan sampah di lokasi dan sekitar lingkungan
Hotel Transito .
d. Resiko timbulnya vector penyakit (Tikus, lalat, nyamuk)
e. Peningkatan suhu.
f. Bahaya kebakaran.
g. Peningkatan kuantitas air pada saluran drainase.
h. Penurunan kualitas air permukaan
i. Persepsi positif dan negative masyarakat.
j. Kecemburuan social.
k. Peningkatan pendapatan dan tumbuhnya perekonomian masyarakat.
l. Pengurangan jumlah pengangguran bagi penduduk lokal.
m. Peningkatan pendapatan bagi usaha warung kelontong disekitar lokasi hotel.
n. Persepsi negatif penduduk sekitar.
o. Perbedaan budaya.
128
PENYUSUNAN PELUANG INVESTASI
PROYEK PRIORITAS STRATEGIS
Sektor Pariwisata Borobudur
Untuk mengantisipasi dampak penting yang akan terjadi akibat pembangunan Hotel
Transito, maka berdasarkan prakiraan dampak penting tersebut perlu dilakukan upaya
pengelolaan lingkungan seperti terlihat pada tabel berikut.
129
PENYUSUNAN PELUANG INVESTASI
PROYEK PRIORITAS STRATEGIS
Sektor Pariwisata Borobudur
NO URAIAN SUMBER JENIS UPAYA TOLOK UKUR LOKASI WAKTU PELAKSANAAN PENGAWAS
DAMPAK DAMPAK PENGELOLAAN PENGELOLAAN PENGELOLAAN PENANGGUNG PENGELOLAAN
JAWAB
1 Tahap Konstruksi
1.1 Upaya Pengelolaan Fisik Kimia
a Pengelolaan Mobilisasi Kerusakan Segera melakukan Kondisi Jalan dan saluran di Pelaksanaan Management Hotel Petugas yang
kerusakan kendaraan prasarana perbaikan kembali prasarana umum lingkungan sekitar konstruksi sipil Transito ditunjuk oleh
prasarana pengangkut umum meliputi prasarana umum sebelum dan Hotel Transito sampai dengan management Hotel
umum material akses jalan, yang rusak setelah proyek finishing renovasi
bahan saluran air/ disebabkan oleh renovasi Hotel Hotel Transito
bangunjan gorong gorong kegiatan proyek Transito
seperti pasir, drainese di renovasi Hotel
batu kali, sekitar tapak Transito
bahan proyek
bangunan,
besi dan
sebagainya
b Pengelolaan Pembersihan Penurunan Penanaman SK Gubernur Disekitar Pelaksanaan Management Hotel Petugas yang
kualitas lahan, kualitas udara, pohon Jateng No. 8/ lingkungan Hotel konstruksi sipil Transito ditunjuk oleh
udara dan pengandaan terjadinya pelindung. 2001/ tentang Transito sampai dengan manajemen Hotel
kebisingan bahan persebaran Pemberian pagar baku mutu finishing renovasi
material debu dan pembatas udara dan Hotel Transito
Pengangkut kebisingan proyek dengan ambien
material lingkungan. Kep. MENLH
bahan Penyiraman No. 48/
bangunan dilokasi proyek. MENLH/ 11/
pasir, batu Penggunaan 1996 tentang
kali, batu terpal pada truck baku tingkat
bata, besi dan pengangkut kebisingan.
material proyek
130
PENYUSUNAN PELUANG INVESTASI
PROYEK PRIORITAS STRATEGIS
Sektor Pariwisata Borobudur
NO URAIAN SUMBER JENIS UPAYA TOLOK UKUR LOKASI WAKTU PELAKSANAAN PENGAWAS
DAMPAK DAMPAK PENGELOLAAN PENGELOLAAN PENGELOLAAN PENANGGUNG PENGELOLAAN
JAWAB
pekerjaan
sipil lainnya.
c Pengelolaan Pembuangan Penurunan Penghematan PP No. 82/ Lingkungan sekitar Pelaksanaan Management Hotel Petugas yang
kualitas dan air hujan dan kualitas air penggunaan air 2001 tentang hotel Hotel Transito konstruksi sipil Transito ditunjuk oleh
kuantitas air air limbah drainese Pembuatan pengelolaan sampai dengan manajemen Hotel
proyek Penambahan resapan biopori kualitas air finishing renovasi
kuantitas air dan APAL dan Hotel Transito
drainese komunal pengendalian
Pembuatan pencemaran
saluran ke badan air
air penerima Permenkes
No. 416/
MENKES/
PER/ IX/ 1990
tentang syarat
syarat dan
kualitas air
Perda Prov.
Jateng No. 10/
2004 tentang
baku mutu air
limbah
d Pengelolaan Hubungan Terjadi Penyediaan sarana Insiden Tahap proyek Hotel Pelaksanaan Petugas jaga/ Petugas yang
bahaya arus pendek kebakaran pemadam kebakaran Transito konstruksi sipil kebersihan Hotel ditunjuk oleh
kebakaran listrik/ kebakaran seperti sampai dengan Transito manajemen Hotel
konsleting jenis APAR serta finishing renovasi
pemasangan Hotel Transito
petunjuk
pemakaian dan
131
PENYUSUNAN PELUANG INVESTASI
PROYEK PRIORITAS STRATEGIS
Sektor Pariwisata Borobudur
NO URAIAN SUMBER JENIS UPAYA TOLOK UKUR LOKASI WAKTU PELAKSANAAN PENGAWAS
DAMPAK DAMPAK PENGELOLAAN PENGELOLAAN PENGELOLAAN PENANGGUNG PENGELOLAAN
JAWAB
pelatihan
penggunaan
peralatan
pemadam
kebakaran.
e Pengelolaan Pekerjaan Timbunan Membuat Kebersihan, Tapak proyek Hotel Pelaksanaan Petugas jaga/ Petugas yang
limbah sipil renovasi sampah an penampungan kerapian dan Transito konstruksi sipil kebersihan Hotel ditunjuk oleh
padat/ Hotel organic yaitu sampah sanitasi sampai dengan Transito manajemen Hotel
timbunan Transito sisa bahan sementara dan lingkungan finishing renovasi
sampah bangunan dilakukan Hotel Transito
seperti zak pemisahan agar
semen, kaleng dapat
cat dan pasir memanfaatkan
serta limbah oleh lingkungan
padat atau sekitar untuk
sampah dijual ke pihak 3
Pengambilan
sampah setiap
hari
F Pengelolaan Mobilitas Gangguan Pemasangan Tingkat Akases jalan Pelaksanaan Petugas jaga/ Petugas yang
lalu lintas material kelancaran lalu rambu lalu lintas pelayanan jalan dilingkungan sekitar konstruksi sipil kebersihan Hotel ditunjuk oleh
dan lintas untuk peringatan dan tingkat pembangunan sampai dengan Transito manajemen Hotel
peralatan (hambatan) adanya kinerja Hotel Transito finishing renovasi
Demobilitas baik ruas jalan pelaksanaan simpangan Hotel Transito
peralatan masuk keluar proyek dilingkungan
proyek dan Pengaturan arus sekitar proyek
persimpangan keluar masuk
akibat adanya kendaraan proyek
132
PENYUSUNAN PELUANG INVESTASI
PROYEK PRIORITAS STRATEGIS
Sektor Pariwisata Borobudur
NO URAIAN SUMBER JENIS UPAYA TOLOK UKUR LOKASI WAKTU PELAKSANAAN PENGAWAS
DAMPAK DAMPAK PENGELOLAAN PENGELOLAAN PENGELOLAAN PENANGGUNG PENGELOLAAN
JAWAB
titik konflik lalu Pengaturan
lintas waktu kegiatan
pengangkutan
peralatan dan
bahan material
proyek, yaitu
dilakukan diluar
jam sibuk lalu
lintas atau pada
malam hari,
Dihindari onstreet
parking di depan
Hotel Transito
1.2 Pengelolaan Lingkungan Biologi
a Pemgelolaa Pekerjaan Bertambahnya Penghijauan Jumlah Lingkungan sekitar Pelaksanaan Management Hotel Petugas yang
n lingkungan landscape jumlah dan pohong pelindung penghijauan pembangunan konstruksi sipil Transito ditunjuk oleh
biologi vegetasi jenis vegetasi/ dan peneduh yang yang dilakukan Hotel Transito sampai dengan management Hotel
penanaman flora dan ditanam di Hotel Transito finishing renovasi
pohon fauna, lingkungan Hotel Hotel Transito
pelindung berkurangnya Transito
dan peneduh tingkat polusi
dilingkungan udara dan
Hotel kebisingan
Transito
2 Tahap Operasional
2.1 Pengelolaan Dampak Fisik Kimia
a Pengelolaan Aktifitas tamu Meningkatnya Dengan melakukan Kep. MENLH Lokasi pengelolaan Selama operasional Management Hotel Petugas yang
kualitas dan pencemaran penanaman pohon No. 48/ kuantitas udara Hotel Transito Transito ditunjuk oleh
pelayanan pelindung dan MENLH/ 11/ dilakukan di dalam management Hotel
133
PENYUSUNAN PELUANG INVESTASI
PROYEK PRIORITAS STRATEGIS
Sektor Pariwisata Borobudur
NO URAIAN SUMBER JENIS UPAYA TOLOK UKUR LOKASI WAKTU PELAKSANAAN PENGAWAS
DAMPAK DAMPAK PENGELOLAAN PENGELOLAAN PENGELOLAAN PENANGGUNG PENGELOLAAN
JAWAB
udara dan Hotel udara dan peneduh di sekitar 1996 tentang dan sekitar
kebisingan Transito kebisingan lokasi Hotel sesuai baku tingkat lingkungan Hotel
dengan SK kebisingan. Transito
Gubernur Jateng SK Gubernur
No. 660/ 03849 Jateng No. 8/
tanggal 10 Maret 2001/ tentang
2006 tentang baku mutu
pengendalian udara dan
pencemaran udara ambien.
yaitu pohon yang
berfungsi sebagai
penyerap polutan
pencemaran udara
dan kebisingan
b Pengelolaan Limbah Timbunan Penyediaan Timbulnya Lokasi pengelolaan Selama operasional Petugas kebersihan Petugas yang
Limbah domestic dari sampah tempat limbah padat/ pada sumber Hotel Transito Hotel Transito . ditunjuk oleh
Padat dan aktifitas tamu berupa penampungan sampah pada sampah dan tempat management Hotel
Timbunan dan organic dan sampah domestic lokasi hotel penampungan
Sampah pelayanan an organic hotel. sampah domestic
Hotel dari kegiatan Ketersediaan penghuni maupun
Transito tamu dan tempat sampah limbah padat hotel
pelayanan. dan efektifitas
Timbulnya pengangkutan
bau dari sampah ke TPS
penumpukan kerjasama dengan
sampah di pengelola sampah
lokasi dan local/ desa
sekitar setempat dalam
lingkungan pengangkutan
134
PENYUSUNAN PELUANG INVESTASI
PROYEK PRIORITAS STRATEGIS
Sektor Pariwisata Borobudur
NO URAIAN SUMBER JENIS UPAYA TOLOK UKUR LOKASI WAKTU PELAKSANAAN PENGAWAS
DAMPAK DAMPAK PENGELOLAAN PENGELOLAAN PENGELOLAAN PENANGGUNG PENGELOLAAN
JAWAB
Hotel Transito dan pembuangan
. sampah.
Resiko
timbulnya
vector
penyakit
(Tikus, lalat,
nyamuk)
c Pengelolaan Bahan baku Peningkatan Penyediaan dan Keputusan Lokasi pengelolaan Selama operasional Selama operasional Kantor kesatuan
Bahaya yang mudah suhu. penempatan Menteri Negara di dalam area Hotel Transito Hotel Transito bangsa politik dan
Kebakaran terbakar. Bahaya fasilitas Pekerjaan Lingkungan Hotel perlindungan
Kelalaian kebakaran. pemadam Umum No. 10/ Transito masyarakat
tamu dan kebakaran KPTS/ 2000 kabupaten
pelayan berupa APAR tentang semarang
Hotel. sesuai petunjuk teknis
Konsleting persyaratan yang management
arus pendek berlaku. penanggulangan
(listrik). Pemeriksaan kebakaran di
secara berkala perkotaan
jaringan instalasi
listrik dan
peralatan
pemadam
kebakaran.
Pelatihan
keterampilan
bagi petugas
jaga/ kebersihan
dalam
135
PENYUSUNAN PELUANG INVESTASI
PROYEK PRIORITAS STRATEGIS
Sektor Pariwisata Borobudur
NO URAIAN SUMBER JENIS UPAYA TOLOK UKUR LOKASI WAKTU PELAKSANAAN PENGAWAS
DAMPAK DAMPAK PENGELOLAAN PENGELOLAAN PENGELOLAAN PENANGGUNG PENGELOLAAN
JAWAB
penggunaan
APAR dan
penanggulangan
kebakaran
d Pengelolaan Kegiatan Peningkatan Melakukan Permenkes No. Lokasi pengelolaan Selama operasional Management Hotel Petugas yang
Kuantitas tamu hotel kuantitas air himbauan/ 416/ MENKES/ di dalam area Hotel Transito . Transito ditunjuk oleh
dan Kualitas dan pada saluran tulisan PER/ IX/ 1990 Lingkungan Hotel Management Hotel
Air pelayanan drainase. penghematan tentang syarat Transito.
(domestik) Penurunan penggunaan air. syarat dan
kualitas air Pembuatan pengawasan
permukaan resapan, biopori kualitas air.
dan IPAL Peraturan
komunal. pemerintah No.
Pengelolaan air 82 tahun 2001
Limbah domestic tentang
dengan pengelolaan
septictank dan kualitas air dan
resapan. pengendapan
pencemaran air.
Perda Provinsi
Jateng No. 10/
2004 tentang
baku mutu air
limbah.
2.2 Pengelolaan Lingkungan Biologi
a Pengelolaan Pekerjaan Bertambahnya Penghijauan Jumlah Lingkungan sekitar Pengelolaan selama Management Hotel Management Hotel
Lingkungan landscape jumlah dan pohong pelindung penghijauan pembangunan operasioanal Hotel Transito . Transito
Biologi vegetasi jenis vegetasi/ dan peneduh yang yang dilakukan Hotel Transito. Transito.
penanaman flora dan ditanam di Hotel Transito.
136
PENYUSUNAN PELUANG INVESTASI
PROYEK PRIORITAS STRATEGIS
Sektor Pariwisata Borobudur
NO URAIAN SUMBER JENIS UPAYA TOLOK UKUR LOKASI WAKTU PELAKSANAAN PENGAWAS
DAMPAK DAMPAK PENGELOLAAN PENGELOLAAN PENGELOLAAN PENANGGUNG PENGELOLAAN
JAWAB
pohon fauna, lingkungan Hotel
pelindung berkurangnya Transito
dan peneduh tingkat polusi
dilingkungan udara dan
Hotel kebisingan
Transito
137
PENYUSUNAN PELUANG INVESTASI
PROYEK PRIORITAS STRATEGIS
Sektor Pariwisata Borobudur
NO URAIAN SUMBER JENIS UPAYA TOLOK UKUR LOKASI WAKTU PELAKSANAAN PENGAWAS
DAMPAK DAMPAK PENGELOLAAN PENGELOLAAN PENGELOLAAN PENANGGUNG PENGELOLAAN
JAWAB
warung
kelontong
disekitar
lokasi hotel.
b Pengelolaan Aktifitas Persepsi Mengundang Jumlah dan Dilingkungan Hotel Selama Management Hotel Management Hotel
Persepsi layanan Hotel negative penduduk sekitar frekuensi Transito operasioanal Hotel Transito Transito .
Masyarakat Transito. penduduk saat acara pengaduan Transito
sekitar. syukuran masyarakat.
Perbedaan peresmian hotel. Jumlah dan
budaya. Mengundang frekueansi
penduduk sekitar terjadinya
saat acara komflik di
syukuran lainnya. lingkungan
Memperlihatkan Hotel Transito .
kepedulian social
terhadap
lingkungan sekitar
seperti menjadi
donator/sponsor
kegiatan hari
nasional seperti 17
Agustus.
c Pengelolaan Limbah Timbunan Penyediaan Frekuensi Lokasi pada Selama Pelaksana/pengelol Management Hotel
Kesehatan domestik dari sampah tempat terjadinya pengelolaan pada operasioanal Hotel a limbah padat/ Transito
Masyarakat aktifitas organic dan penampungan wabah penyakit sumber sampah Transito sampah adalah
layanan Hotel an organic sampah domestic di sekitar Hotel dan tempat petugas jaga/
Transito dari kegiaan hotel. Transito penampungan kebersihan Hotel
hotel. sampah domestic Transito
138
PENYUSUNAN PELUANG INVESTASI
PROYEK PRIORITAS STRATEGIS
Sektor Pariwisata Borobudur
NO URAIAN SUMBER JENIS UPAYA TOLOK UKUR LOKASI WAKTU PELAKSANAAN PENGAWAS
DAMPAK DAMPAK PENGELOLAAN PENGELOLAAN PENGELOLAAN PENANGGUNG PENGELOLAAN
JAWAB
Timbulnya Ketersediaan penghuni maupun
bau dari tempat sampah limbah padat hotel
permukaan dan efektifitas
sampah pengangkutan
dilokasi dan sampah ke TPS.
sekitar Kerja sama
lingkungan dengan pengelola
Hotel Transito sampah lokal/
Resiko desa setempat
timbulnya dalam
vector pengangkutan
penyakit dan pembuangan
(tikus, lalat, sampah
nyamuk) Kerja bakti
penghuni untuk
menjaga
kebersihan lokasi
hotel dan
mengusir vector
penyakit yang
mungkin timbul
139
PENYUSUNAN PELUANG INVESTASI
PROYEK PRIORITAS STRATEGIS
Sektor Pariwisata Borobudur
Identifikasi risiko merupakan suatu proses untuk menentukan risiko yang mungkin
terjadi pada proyek prioritas strategis pembangunan sektor pariwisata dan mengenal
karakteristiknya, dampak yang mungkin dihasilkan, durasi, dan langkah-langkah yang
perlu diambil untuk mengantisipasinya. Tujuan dari dilakukannya identifikasi risiko
140
PENYUSUNAN PELUANG INVESTASI
PROYEK PRIORITAS STRATEGIS
Sektor Pariwisata Borobudur
adalah untuk mengidentifikasi segala risiko yang mungkin terjadi dan bukan untuk
mengeliminasi risiko maupun menciptakan solusi untuk mencegahnya.
1. Risiko Permintaan
Risiko permintaan adalah risiko yang terkait dengan permintaan atas produk atau
jasa perusahaan. Risiko terjadinya tingkat kejadian badan usaha default sangat
mungkin terjadi karena jenis usaha industri hotel merupakan jenis yang sangat
bergantung dengan permintaan konsumen.
2. Risiko Lahan
Risiko lahan adalah risiko yang terkait dengan pembebasan lahan, kondisi dan lokasi
lahan, serta struktur dari lahan tersebut. Lahan yang tidak clean & clear dapat
menghambat proyek investasi tersebut.
3. Risiko Perizinan
Risiko perizinan adalah izin berdasarkan tingkatan risiko dan ancaman lingkungan
eksternal dari suatu kegiatan. Dengan konsekuensi pemerintah memberikan
kepercayaan kepada tiap pelaku usaha untuk melakukan kegiatan usaha sesuai
standar risiko yang telah ditetapkan pemerintah. Sesuai dengan perkembangan
status lahan yang clean & clear, maka proses perizinan seharusnya tidak memiliki
kendala yang berarti. Hambatan yang mungkin terjadi adalah keterlambatan proses
perizinan yang berkaitan dengan permasalahan sosial masyarakat, yaitu benturan
kepentingan antara masyarakat dan pelaku industri yang berbeda.
141
PENYUSUNAN PELUANG INVESTASI
PROYEK PRIORITAS STRATEGIS
Sektor Pariwisata Borobudur
Risiko desain proyek adalah risiko yang keberadaannya dipengaruhi oleh faktor-
faktor dari segi desain. Adanya kesenjangan atau gap antara desain dengan
kenyataan menimbulkan suatu masalah.
Risiko regulasi adalah risiko perubahan regulasi dan hukum yang mungkin
mempengaruhi industri atau bisnis. Perubahan kepemimpinan bisa mengubah
regulasi yang telah ada.
Risiko finansial adalah potensi dalam bidang keuangan yang mengalami kerugian
yang diakibatkan oleh kegagalan, kehilangan, ketidakefisienan dalam menjalankan
transaksi keuangan, transaksi nilai tukar, struktur keuangan, prosedur keuangan,
kebocoran pendapatan, berkurangnya kemampuan membayar hingga kehilangan
dukungan keuangan di dalam suatu proyek.
Risiko konstruksi bangunan adalah risiko yang dimiliki suatu konstruksi bangunan
untuk dapat menahan beban yang akan menimpanya. Apabila kejadian yang terjadi
di risiko konstruksi bangunan tidak sesuai dengan beban yang telah diantisipasi
maka akan menyebabkan proyek tidak dapat berjalan sesuai rencana.
9. Risiko Operasional
Risiko force majure dan lingkungan merupakan risiko yang dapat terjadi karena
ganggunaan keamanan, bencana alam, cuaca ekstrim, pandemik dan lain-lain.
142
PENYUSUNAN PELUANG INVESTASI
PROYEK PRIORITAS STRATEGIS
Sektor Pariwisata Borobudur
Risiko sumber material adalah risiko yang terkait dengan kebutuhan sumber
material untuk proyek yang sedang dilaksanakan.
Tahapan
No Kategori Risiko Deskripsi Prakons Kons Pasca
kons
Risiko Permintaan
1 Perubahan proyeksi Kesalahan input parameter dan x
volume permintaan perancangan model sehingga hasil
estimasi menyimpang
2 Rendahnya konsumen BU gagal memperoleh penyewa x
Risiko Lahan
1 Perubahan RTRW Perubahan RTRW yang membuat lokasi x
lahan tidak sesusi peruntukan
2 Lahan tidak bisa beralih x
ke pihak swasta
Risiko Perizinan
1 Persetujuan Izin Usaha Izin usaha yang diajukan tidak disetujui x
yang terkendala
2 Perizinan yang tidak Izin usaha terkait bidang usaha tidak x
sesuai bidang usaha sesaui
Risiko Infrastruktur Pendukung
1 Akses ke lokasi proyek Akses sarana transportasi yang belum x x x
belum lengkap bisa menunjang ke lokasi proyek
2 Akses ke lokasi proyek Akses sarana transportasi memiliki x x x
terhambat hambatan terkait keamanan dan
lainnya
Risiko Desain Proyek
1 Desain tidak sesuai Desain proyek tidak sesuai spesifikasi x
yang telah ditetapkan
2 Perubahan tren desain Tren desain yang berubah mengikuti x
perkembangan teknologi
Risiko Regulasi dan Politik
1 Perubahan regulasi Regulasi yang berubah terkait x x x
terkait investasi karena perubahan kepemimpinan
pergantian
kepemimpinan
2 Perubahan regulasi Berbentuk kebijakan pajak oleh x x x
(dan pajak) otoritas terkait (pusat dan/atau
diskriminatif dan daerah)
spesifik
Risiko Pembiayaan dan Nilai Tukar
1 Kegagalan mencapai Tidak tercapainya financial close x
financial close karena ketidakpastian kondisi pasar
143
PENYUSUNAN PELUANG INVESTASI
PROYEK PRIORITAS STRATEGIS
Sektor Pariwisata Borobudur
Tahapan
No Kategori Risiko Deskripsi Prakons Kons Pasca
kons
2 Risiko struktur finansial efisiensi karena struktur modal x
proyek yang tidak optimal
3 Risiko nilai tukar mata fluktuasi (non ekstrim) nilai tukar x
uang
4 Risiko tingkat inflasi Kenaikan (non ekstrim) tingkat inflasi x
terhadap asumsi dalam life-cycle cost
5 Risiko suku bunga fluktuasi (non ekstrim) tingkat suku x
bunga
6 Risiko asuransi Cakupan asuransi untuk risiko tertentu x
tidak lagi tersedia di pasaran
Risiko Konstruksi Bangunan
1 Kenaikan biaya Kenaikan akibat perubahan volume x
konstruksi pekerjaan ataupun harga material
2 Ketidakjelasan Keterlambatandankenaikanbiayaakibat x x
spesifikasi spesifikasioutputtidakjelas
output
Risiko Operasional
1 Kenaikan biaya O&M Akibat kesalahan estimasi biaya O&M x
atau kenaikan tidak terduga
2 Kesalahan estimasi Kesalahan estimasi biaya diakibatkan x
biaya lifecycle tidak mendapatkan harga yang fix dan
terkini dari supplier
3 Kenaikan biaya energi Biaya energi naik disebabkan kinerja x
karena inefisiensi unit operasi yang tidak efisien
4 Turn over karyawan Karyawan yang berhenti dan masuk x
terus berlangsung
Risiko Force Majeur dan Lingkungan
1 Bencana alam Terjadinya bencana alam sehingga x x x
tidak dapat beroperasi secara normal
2 Force majeure Politis Peristiwa perang, kerusuhan, x x x
gangguan keamanan masyarakat
3 Cuaca ekstrim Akibat perubahan iklim atau faktor lain x x x
4 Risiko nilai aset turun Kebakaran, ledakan, dsb x
144
PENYUSUNAN PELUANG INVESTASI
PROYEK PRIORITAS STRATEGIS
Sektor Pariwisata Borobudur
terhadap proyek prioritas strategis pembangunan sektor pariwisata. Pada kegiatan ini,
penilaian risiko akan dilakukan secara kualitatif.
Tahapan
Kategori
No Deskripsi Prakons Kons Pasca Nilai Risiko
Risiko
kons
Risiko Permintaan
1 Perubahan Kesalahan input parameter dan x Sedang
proyeksi perancangan model sehingga hasil
volume estimasi menyimpang
permintaan
2 Rendahnya BU gagal memperoleh penyewa x Sedang
konsumen
Risiko Lahan
1 Perubahan Perubahan RTRW yang membuat lokasi x Rendah
RTRW lahan tidak sesusi peruntukan
2 Lahan tidak x Sedang
bisa beralih ke
pihak swasta
Risiko Perizinan
1 Persetujuan Izin usaha yang diajukan tidak disetujui x Rendah
Izin Usaha
yang
terkendala
2 Perizinan yang Izin usaha terkait bidang usaha tidak x Rendah
tidak sesuai sesaui
bidang usaha
Risiko Infrastruktur Pendukung
1 Akses ke lokasi Akses sarana transportasi yang belum x x x Sedang
proyek belum bisa menunjang ke lokasi proyek
lengkap
2 Akses ke lokasi Akses sarana transportasi memiliki x x x Rendah
proyek hambatan terkait keamanan dan
terhambat lainnya
Risiko Desain Proyek
1 Desain tidak Desain proyek tidak sesuai spesifikasi x Rendah
sesuai yang telah ditetapkan
2 Perubahan Tren desain yang berubah mengikuti x Rendah
tren desain perkembangan teknologi
Risiko Regulasi dan Politik
1 Perubahan Regulasi yang berubah terkait x x x Rendah
regulasi terkait perubahan kepemimpinan
investasi
karena
pergantian
kepemimpinan
2 Perubahan Berbentuk kebijakan pajak oleh x x x Rendah
regulasi (dan otoritas terkait (pusat dan/atau
pajak) daerah)
diskriminatif
dan spesifik
145
PENYUSUNAN PELUANG INVESTASI
PROYEK PRIORITAS STRATEGIS
Sektor Pariwisata Borobudur
Tahapan
Kategori
No Deskripsi Prakons Kons Pasca Nilai Risiko
Risiko
kons
Risiko Pembiayaan dan Nilai Tukar
1 Kegagalan Tidak tercapainya financial close x Rendah
mencapai karena ketidakpastian kondisi pasar
financial close
2 Risiko struktur efisiensi karena struktur modal x Menengah
finansial proyek yang tidak optimal
3 Risiko nilai fluktuasi (non ekstrim) nilai tukar x Rendah
tukar mata
uang
4 Risiko tingkat Kenaikan (non ekstrim) tingkat inflasi x Rendah
inflasi terhadap asumsi dalam life-cycle cost
5 Risiko suku fluktuasi (non ekstrim) tingkat suku x Rendah
bunga bunga
6 Risiko asuransi Cakupan asuransi untuk risiko tertentu x Rendah
tidak lagi tersedia di pasaran
Risiko Konstruksi Bangunan
1 Kenaikan biaya Kenaikan akibat perubahan volume x Rendah
konstruksi pekerjaan ataupun harga material
2 Ketidakjelasan Keterlambatandankenaikanbiayaakibat x x Rendah
spesifikasi spesifikasioutputtidakjelas
output
Risiko Operasional
1 Kenaikan biaya Akibat kesalahan estimasi biaya O&M x Rendah
O&M atau kenaikan tidak terduga
2 Kesalahan Kesalahan estimasi biaya diakibatkan x Rendah
estimasi biaya tidak mendapatkan harga yang fix dan
lifecycle terkini dari supplier
3 Kenaikan biaya Biaya energi naik disebabkan kinerja x Rendah
energi karena operasi yang tidak efisien
inefisiensi unit
4 Turn over Karyawan yang berhenti dan masuk x Rendah
karyawan terus berlangsung
Risiko Force Majeur dan Lingkungan
1 Bencana alam Terjadinya bencana alam sehingga x x x Rendah
tidak dapat beroperasi secara normal
2 Force majeure Peristiwa perang, kerusuhan, x x x Rendah
Politis gangguan keamanan masyarakat
Prinsip yang lazim diterakan untuk alokasi risiko bahwa risiko sebaiknya dialokasikan
kepada pihak yang relatif lebih mampu mengelolanya atau dikarenakan memiliki biaya
terendah untuk menyerap risiko tersebut. Jika prinsip ini diterapkan dengan baik,
146
PENYUSUNAN PELUANG INVESTASI
PROYEK PRIORITAS STRATEGIS
Sektor Pariwisata Borobudur
diharapkan dapat menghasilkan premi risiko yang rendah dan biaya proyek yang lebih
rendah sehingga berdampak positif bagi pemangku kepentingan proyek tersebut.
147
PENYUSUNAN PELUANG INVESTASI
PROYEK PRIORITAS STRATEGIS
Sektor Pariwisata Borobudur
148
PENYUSUNAN PELUANG INVESTASI
PROYEK PRIORITAS STRATEGIS
Sektor Pariwisata Borobudur
juga dampak risiko. Mitigasi risiko ini berisi rencana-rencana yang harus dilakukan
pemerintah dalam kondisi preventif, saat risiko terjadi, ataupun paska terjadinya risiko.
Secara garis besar, penanganan risiko termasuk: menanggung risiko, menghindari risiko,
menghilangkan risiko, meminimalisir risiko, dan mengalihkan atau mengalokasikan
risiko kepada pihak lain.
Selanjutnya akan dibuat matriks risiko atas investasi proyek prioritas strategis
pembangunan di sektor pariwisata yang dapat memberi gambaran atas kategori risiko,
penilaian risiko, alokasi risiko, dan mitigasi risiko.
Tahapan
Kategori
No Deskripsi Prakons Kons Pasca Mitigasi
Risiko
kons
Risiko Permintaan
1 Perubahan Kesalahan input parameter dan x Perbaikan
proyeksi perancangan model sehingga hasil pengumpulan data
volume estimasi menyimpang
permintaan
2 Rendahnya BU gagal memperoleh penyewa x Perbaikan sektor
konsumen promosi
peningkatan kualitas
dan kuantitas hotel
Risiko Lahan
1 Perubahan Perubahan RTRW yang membuat lokasi x Kepastian secara
RTRW lahan tidak sesusi peruntukan hukum atas RTRW di
lokasi proyek
2 Lahan tidak x Kepastian secara
bisa beralih ke hukum dari Pemkab
pihak swasta Magelang
Risiko Perizinan
1 Persetujuan Izin usaha yang diajukan tidak disetujui x Kepastian hukum atas
Izin Usaha izin usaha yang berlaku
yang
terkendala
2 Perizinan yang Izin usaha terkait bidang usaha tidak x Kepastian hukum atas
tidak sesuai sesaui izin usaha sesuai bidang
bidang usaha yang berlaku
Risiko Infrastruktur Pendukung
1 Akses ke lokasi Akses sarana transportasi yang belum x x x Pembangunan sarana
proyek belum bisa menunjang ke lokasi proyek transportasi untuk
lengkap menunjang lokasi
proyek
2 Akses ke lokasi Akses sarana transportasi memiliki x x x Keterlibatan aparat
proyek hambatan terkait keamanan dan keamanan untuk
terhambat lainnya menjamin hambatan ke
lokasi proyek
Risiko Desain Proyek
149
PENYUSUNAN PELUANG INVESTASI
PROYEK PRIORITAS STRATEGIS
Sektor Pariwisata Borobudur
Tahapan
Kategori
No Deskripsi Prakons Kons Pasca Mitigasi
Risiko
kons
1 Desain tidak Desain proyek tidak sesuai spesifikasi x Kontraktor harus
sesuai yang telah ditetapkan memahami desain
proyek secara jelas
2 Perubahan Tren desain yang berubah mengikuti x Desain harus bisa
tren desain perkembangan teknologi menyesuaikan atas
perkembangan
teknologi
Risiko Regulasi dan Politik
1 Perubahan Regulasi yang berubah terkait x x x Kepastian hukum atas
regulasi terkait perubahan kepemimpinan regulasi investasi yang
investasi berlaku
karena
pergantian
kepemimpinan
2 Perubahan Berbentuk kebijakan pajak oleh x x x Mediasi negosiasi
regulasi (dan otoritas terkait (pusat dan/atau
pajak) daerah)
diskriminatif
dan spesifik
Risiko Pembiayaan dan Nilai Tukar
1 Kegagalan Tidak tercapainya financial close x Koordinasi yang baik
mencapai karena ketidakpastian kondisi pasar dengan
financial close potential lenders
2 Risiko struktur efisiensi karena struktur modal x Konsorsium didukung
finansial proyek yang tidak optimal sponsor
/lender yang kredibel
3 Risiko nilai fluktuasi (non ekstrim) nilai tukar x Instrumen lindung nilai
tukar mata
uang
4 Risiko tingkat Kenaikan (non ekstrim) tingkat inflasi x Faktor indeksasi tarif
inflasi terhadap asumsi dalam life-cycle cost
5 Risiko suku fluktuasi (non ekstrim) tingkat suku x Lindung nilai tingkat
bunga bunga suku
bunga
6 Risiko asuransi Cakupan asuransi untuk risiko tertentu x Konsultansi dengan
tidak lagi tersedia di pasaran spesialis/broker
asuransi
Risiko Konstruksi Bangunan
1 Kenaikan biaya Kenaikan akibat perubahan volume x Kesepakatan prosedur
konstruksi pekerjaan ataupun harga material persetujuan
perubahan volume
dan ambang batas
perubahan
Risiko Operasional
1 Kenaikan biaya Akibat kesalahan estimasi biaya O&M x Operator yang handal
O&M atau kenaikan tidak terduga
150
PENYUSUNAN PELUANG INVESTASI
PROYEK PRIORITAS STRATEGIS
Sektor Pariwisata Borobudur
Tahapan
Kategori
No Deskripsi Prakons Kons Pasca Mitigasi
Risiko
kons
2 Kesalahan Kesalahan estimasi biaya diakibatkan x Kesepakatan/kontrak
estimasi biaya tidak mendapatkan harga yang fix dan dengan supplier seawal
lifecycle terkini dari supplier mungkin
3 Kenaikan biaya Biaya energi naik disebabkan kinerja x Kualitas dan spesifikasi
energi karena operasi yang tidak efisien unit yang baik
inefisiensi unit
4 Turn over Karyawan yang berhenti dan masuk x Karyawan diberikan
karyawan terus berlangsung insentif yang menarik
Risiko Force Majeur dan Lingkungan
1 Bencana alam Terjadinya bencana alam sehingga x x x Asuransi,bila
tidak dapat beroperasi secara normal dimungkinkan
2 Force majeure Peristiwa perang, kerusuhan, x x x Asuransi,bila
Politis gangguan keamanan masyarakat dimungkinkan
151
PENYUSUNAN PELUANG INVESTASI
PROYEK PRIORITAS STRATEGIS
Sektor Pariwisata Borobudur
152
PENYUSUNAN PELUANG INVESTASI
PROYEK PRIORITAS STRATEGIS
Sektor Pariwisata Borobudur
153
PENYUSUNAN PELUANG INVESTASI
PROYEK PRIORITAS STRATEGIS
Sektor Pariwisata Borobudur
Risiko Operasional
1 Kenaikan biaya Akibat kesalahan estimasi biaya O&M x x Operator yang handal Rendah
O&M atau kenaikan tidak terduga
2 Kesalahan estimasi Kesalahan estimasi biaya diakibatkan x x Kesepakatan/kontrak Rendah
biaya lifecycle tidak mendapatkan harga yang fix dan dengan supplier seawal
terkini dari supplier mungkin
3 Kenaikan biaya Biaya energi naik disebabkan kinerja x x Kualitas dan spesifikasi Rendah
energi karena operasi yang tidak efisien unit yang baik
inefisiensi unit
154
PENYUSUNAN PELUANG INVESTASI
PROYEK PRIORITAS STRATEGIS
Sektor Pariwisata Borobudur
3 Cuaca ekstrim Akibat perubahan iklim atau faktor lain x x x Asuransi,bila Rendah
dimungkinkan
4 Risiko nilai aset Kebakaran, ledakan, dsb x Asuransi Rendah
turun
155
PENYUSUNAN PELUANG INVESTASI
PROYEK PRIORITAS STRATEGIS
Sektor Pariwisata Borobudur
Regulasi dan institusi yang tidak jelas dan lemah, menyebabkan perubahan
penggunaan lahan yang tidak terkendali.
‘Overtourism’, dengan terlalu banyak orang mengunjungi situs dan
mengakibatkan tekanan fisik dan lingkungan. Hal ini terutama disebabkan oleh
komersialisasi berlebihan, dengan fokus sempit pada perolehan laba dan
standar yang buruk.
Lemahnya manfaat sosial-ekonomi yang diperoleh secara lokal dari pariwisata
ke Borobudur.
Kerusakan fisik dan lingkungan terhadap monumen dan sekitarnya, termasuk
dari aktivitas gunung berapi.
156
PENYUSUNAN PELUANG INVESTASI
PROYEK PRIORITAS STRATEGIS
Sektor Pariwisata Borobudur
Berdasarkan analisis yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan beberapa aspek
diantaranya:
Transito Hotel & Convention akan menjadi motor penggerak yang dapat
menghubungkan semua potensi yang ada di sekitar Borobudur baik seni,
budaya, kearifan lokal, alam, kuliner, produk unggulan, dan lainnya.
Mengangkat Martabat Bangsa Indonesia di mata dunia, melalui pogram
Connecting Borobudur, memperkenalkan keunggulan tanpa tanding Borobudur
dan mengusung kearifan dan budaya lokal,
Menciptakan Multiplier Ekonomi dan Membuka Lapangan Pekerjaan,
bermanfaat untuk pemberdayaan dan peningkatan pendapatan masyarakat
setempat dengan menerapkan pariwisata berkelanjutan, terbangun
interkoneksi di berbagai bidang, berciri khas yang menjadi pembeda dan
keunggulan
Secara Pasar Prospektif Magelang melalui Borobudur sebagai World Heritage
Site UNESCO dikunjungi sekitar 4 juta turis baik wisatawan domestik maupun
internasional.
Meeting Incentive Conference dan Exhibition (MICE) adalah bisnis miliaran dollar
prospektif untuk dikembangkan.
Secara yuridis lokasi pengembangan The Transito Hotel and Convention
dimungkinkan dikembangkan secara optimal karena lokasinya berada di luar
zona SP1 dan SP2 (Zona konservasi Borobudur).
Secara ekonomi dan keuangan Hotel dan Konvensi di Kota Magelang telah
tumbuh dan berkembang dengan NPV positif dan IRR di atas bunga bank maka
proyek layak untuk dikembangkan.
157
PENYUSUNAN PELUANG INVESTASI
PROYEK PRIORITAS STRATEGIS
Sektor Pariwisata Borobudur
8.2 Rekomendasi
158
ANALiSA ASPEK YURiDiS N
PERUNTUKAN DAN LEGALiTAS LAHAN
& CONVENTION
Connecting Borobudur Perda RTRW Kota Magelang No. 2 Tahun 2020 S
SECANG
Ngablak
NGABLAK
Windusari
Secang
Bandongan
KOTA MAGELANG
MagelangTengah
MagelangTengah
Magelang Selatan
Kajoran Candimulyo
KAB. MAGELANG
Magelang Selatan
Sawangan
PROV.JAWA TENGAH
Tempuran
Mertoyudan
Dukun
Mungkid MUNGKID
SALAMAN
BOROBUDUR Srumbung
Muntilan
MUNTILAN
Borobudur
Salam
Ngluwar
Berdasarkan Perda RTRW Kota Magelang No.2 Lahan Clean & Clear sudah sertifikat atas nama
Tahun 2020, peruntukan saat ini sesuai kondisi Pemerintah Kabupaten Magelang
eksisting yaitu perkantoran, AsramaTransit / Pola Kerjasama mengikuti PP No. 28 Tahun 2020 Total Area
Penginapan Peserta Program Transmigrasi tentang Pengelolaan Barang Milik Negara atau lokasi 10.000 m2
Pemkab Magelang, dimungkinkan untuk Daerah yaitu Bangun Guna Serah (BGS) selama Di Jantung Kota Magelang
dibangun sarana penunjang perkantoran 30 tahun
diantaranya mengikuti kegiatan saat ini sebagai
asrama penginapan, akomodasi hotel dan Badan Usaha Pengembang
dan Pengelola KAPASITAS
konferensi.
Pemerintah Daerah Magelang 216 rooms & Convention Hall
Transito Hotel & Conventio akan menjadi motor Secara Pasar Prospektif Magelang melalui
penggerak yang dapat mengkoneksikan semua Borobudur sebagai World Heritage Site UNESCO kelayakan finansial TRANSITO HOTEL AND CONVENTION - Kota mAgelang
Periode Konsesi: 30 tahun The Transito Hotel and Convention, hotel berstandar internasional
potensi yang ada di sekitar Borobudur baik seni, dikunjungi sekitar 4 juta turis baik wisatawan Proyeksi Pendapatan: Rp3.360 Miliar
EBITDA: 34,92% bintang empat yang fokus pada meeting, incentive, conference
budaya, kearifan lokal, alam, kuliner, produk domestik maupun internasional.
NPV: Rp 70 Miliar
and exhibition (MICE). Lokasi strategis di jantung Kota Magelang,
unggulan, dan lainnya. Meeting Incentive Conference dan Exhibition IRR: 17,47%
Rasio B / C: 1,5 tempat terkenal sejarah Gunung Tidar, The Avengers of Java, Paku
Mengangkat Martabat Bangsa Indonesia di mata (MICE) adalah bisnis miliaran dollar prospektif Payback Period: 8 tahun
Bumi Jawa. 15 menit berkendara dari The Magnificent Borobudur,
dunia, melalui pogram Connecting Borobudur, untuk dikembangkan.
Estimasi Nilai Situs Warisan Dunia UNESCO. 1,5 Jam perjalanan dari Bandara
memperkenalkan keunggulan tanpa tanding Secara yuridis dimungkinkan dibangun berada di Investasi
IDR 298,521,600,000 Internasional Yogya dan Kota Semarang melalui Tol Yogya Bawen,
Borobudur dan mengusung kearifan dan budaya luar zona SP1 dan SP2 (Zona konservasi
diharapkan selesai pada tahun 2023. Beberapa langkah dari
lokal, Borobudur) sehingga dapat dikembangkan secara
Akademi Militer, Indonesian Army Center of Excellence,
Menciptakan Multiplier Ekonomi dan Membuka optimal.
Contact Person :
diproyeksikan menjadi pusat konferensi nasional dan
Lapangan Pekerjaan, bermanfaat untuk Secara ekonomi dan keuangan Hotel dan Name : Arif Sunaryo
Occupation : Head of investment, dinternasional tentang kerjasama strategi pertahanan dengan
pemberdayaan dan peningkatan pendapatan Konvensi di Kota Magelang telah tumbuh dan
INDONESIA INVESTMENT COORDINATING BOARD
Jl. Jend. Gatot Subroto No. 44, Jakarta 12190
DPMPTSP Kab. Magelang Kementerian Pertahanan.
masyarakat setempat dengan menerapkan berkembang dengan NPV positif dan IRR di atas Mobile : +62 813-2872-4455
P.O. Box 3186, Indonesia
pariwisata berkelanjutan, terbangun interkoneksi di bunga bank maka proyek layak untuk Email : arifsonaryo0@gmail.com
www.bkpm.go.id
berbagai bidang, berciri khas yang menjadi dikembangkan.
pembeda dan keunggulan
BKPMINDONESIA @bkpm @bkpm_id Invest Indonesia indonesia-investment
6 | www.bkpm.go.id 2 | www.bkpm.go.id
TRANSITO HOTEL AND CONVENTION WHY MiCE ? ARAH KEBiJAKAN PEMBANGUNAN EKONOMi:
PARiWiSATA
MAGELANG CITY KONDiSi SAAT iNi ISU STRATEGiS ARAH KEBiJAKAN
Aspek Historis Peradaban Motif Tujuan Kunjungan Pangsa kunjungan wisatawan STRATEGi PENiNGKATAN DAYA SAiNG
Wisatawan Domestik dan Mancanegara Jumlah Wisatawan mancanegara ke indonesia masih
Arsitektur Kerajaan Budha Terdapat GAP
mancanegara meningkat 1. Inovasi produk pariwisata (atraksi, kuliner, akomodasi,
ke Borobudur
antara Jumlah rendah terhadap:
Hotel and public services Aspek Artefak Kerajaan Jawa : Wisata Sejarah Warisan Dunia Wisatawan dengan
Ketersediaan
dari 9,4 juta orang (2014) Dunia = 1,1% dan transportasi) untuk meningkatkan rerata pengeluaran
UNESCO menjadi 13 juta orang Asia Pasifik = 4,3% harian wistawan, terutama wisatawan mancanegara
Yogyakarta-Surakarta Akomodasi (2017) ASEAN = 11,7% 2. Percepatan pembangunan infrastruktur konektivitas
Borobudur Wisata Perlintasan Kerajaan Layanan Tinggal,
dan pariwisata terutama di destinasi unggulan
Aspek Perlintasan arkeologis
Yogya-Solo Bisnis dan
Dibutuhkan
dalam konteks Pertemuan Riset 3. Peningkatan pengelolaan destinasi dan layanan
Manusia Purba Riset Arkeologis Manusia Purba Skala Internasional MICE Jumlah wisatawan pariwisata yang didukung penerapan standar pariwisata
Convention Center Kawasan nusantara meningkat dari Peningkatan Jumlah dan kualitas bekerlanjutan
Aspek Perlintasan arkeologis
Riset Vukanologis Dan skala 252,2 juta orang (2014) SDM Pariwisata sesuai dengan 4. Peningkatan investasi pariwisata yang didukung
Roof Garden and Resto Manusia Purba Wisata Keindahan Perbukitan Belum Tergalinya Internasional menjadi 277 juta orang kebutuhan ndicato pariwisata optimalisasi sumber daya local
konsep Kunjungan (2017) 5. Peningkatan jumlah tenaga kerja pariwisata yang
Wisata Alam yang subur berupa dalam sistem
Aspek Lingkungan Alam terampil dan kompeten dengan didukung perbaikan
hutan dan persawahan
Perbukitan yang Eksotik Pendidikan dan pelatihan pariwisata serta sertifikasi
kompentnsi
Kesiapan dan daya dukung destinasi
Nilai devisa pariwisata 6. Penguatan citra pariwisata dan perluasan/diversifikasi
masih perlu ditingkatkan mengingat
meningkat dari USD 11,2 pemasaran
beberapa ndicator daya saing
miliar (2014) menjadi USD pariwisata indoensia masih berada di
15,2 miliar (2017) FOKUS PENGEMBANGAN
peringkat 30% terbawah
Meeting, Incentives, conference, exhibition (MICE), wisata
ANALiSA PASAR minat khusus (adventure, cruise, heritage, halal dan cross
border tourism)
JUMLAH HOTEL DI KAB. MAGELANG Kinerja pariwisata
Peningkatan kinerja ekspor pariwisata
Key Success Factor:
indoneisa berada di
Program Connecting Borobudur Heritage Experience
peringkat 42 dari 136 terutama terkait pengeluaran
NO URAiAN BiNTANG NON BiNTANG Cooperation with Indonesian Army and Ministry of
Convention Center yang Roof Garden dengan resto Hotel dengan kapasitas 216 negara (WEF, 2017) wisatawan mancanegara
Defense, Center for International Conference on Defense
terdiri dari ruang pertemuan Jawa. Di lantai 2 untuk room. Pada lantai bawah Strategy Where historical values and modern technology
besar dan beberapa ruang Informal Business Meeting. dilengkapi dengan tenant 1 Jumlah Hotel 7 44 meet
pertemuan kecil Kolam renang di bagian UMKM khas kawasan
belakang lantai dasar Borobudur
2 RLM Tamu 1,46 1,31 ASPEK TEKNiS
ANALiSA PROGRAM RUANG DAN KONSEP LAYOUT BANGUNGAN
3 Tingkat Penghunian Kamar 39,21 39,04
MENGAPA TRANSiTO HOTEL & CONVENTiON ? Akomodasi Berskala Internasional menampung event
berskala internasional.
Lokasi strategis di jantung Kota Magelang dekat dengan Event waisyak dengan wisatawan puluhan Rapat dan Konferensi Bertaraf Internasional.
Gunung Tidar, Paku Bumi Jawa, Icon Spiritual Kota ribu umat Budha dan Borobudur Marathon, Pertunjukan Seni & Budaya Kelas Dunia.
Magelang. Beberapa langkah dari Akademi Militer peserta belasan ribu dari dalam & luar negeri. Kegiatan Terapi, Healing, Wellness, Yoga, dan lainnya.
Indonesia, cocok untuk pengembangan rapat dan Borobudur Heritage Tour On Bus, Kunjungan ke Spot-2 Unik
konferensi (MICE) tentang keamanan dan keselamatan Paket Borobudur Spiritual Experience, URAiAN TiNGKAT HUNiAN KAMAR RATA-RATA LAMA MENGiNAP di Sekitar Borobudur, Story Telling, Professional Guide, dll.
NO JUMLAH HOTEL
nasional serta internasional bekerjasama dengan TNI beryoga dan bermeditasi di Gunung Tidar, Group Outing, Team Building, Pernikahan, Ulang Tahun, dll. Layout Concept
dan Kemenhan. Pertemuan Sungai Elo & Progo, serta Lingsir Bintang Non Bintang Bintang Non Bintang Bintang Non Bintang
Kuliner Spesial Khas Borobudur (Bajingan & Mangut Beong)
Wengi di Candi Borobudur menjadikan 1 Jawa Tengah 238 1374 39,73 30,37 2,52 1,50
Lokasi di pusat kota menjadi tempat transit untuk pengalaman mengenal kearifan Borobudur
Connecting Borobudur menggunakan Bus terbuka dan sekitar secara lebih dalam. 2 DIY 89 1076 56,22 29,22 1,99 1,35
seperti Bandros di Bandung mengunjungi tempat-2 unik AKHiR 2019 TERCATAT 4 JUTA PENGUNJUNG BOROBUDUR, MENJADi PASAR POTENSiAL SEMENTARA HANYA
dan menarik di sekitar Borobudur. EVENT NASiONAL DAN ADA 7 HOTEL BiNTANG Di SEKiTAR BOROBUDUR.
Merasakan dan mengalami langsung keunikan-2 INTERNASiONAL Di BOROBUDUR:
Borobudur seperti Bajingan, the sweetest of Event Borobudur Nite & Jazz/Music Festival JUMLAH PENGUNJUNG Di BOROBUDUR KONDiSi PERSENTASE SEBARAN Building Concept
Borobudur, kuliner unik dari singkong dicampur Event Indonesia International Cross Cultural EXPENDiTURE MICE (DALAM USD)
3596968
wedang. Festival
3430630
4.000.000
3361178
3292503
3164935
Hidangan spesial Mangut Beong, sop ikan alami Event Heritage Trail 3.500.000
endemik Sungai Progo yang kaya akan rempah-2. Event Borobudur Marathon 3.000.000
Melihat sunset di Keteppass dan sunrise di Punthuk Event Hunting Photo Contest Desain atap Transito Convention Center terinspirasi dari
2.500.000
setumbu. Event Perayaan Waisak Stupa Candi Borobudur, perpaduan nuansa kearifan
Bermain air di Sungai Progo hanya 10 menit jalan kaki Event Borobudur Culinary Festival 2.000.000
lokal dan teknologi modern kekinian. Where historical
dari Transito Hotel di Wisata Sungai Tejo Mulyo. Event Borobudur Festival 5 Gunung (Merapi, 1.500.000 2015 2016 2017 2018 2019 values and modern technology meet
Merbabu, Sumbing, Andong, Menoreh) 1.000.000
Corporate 299528281,2 365131257,9 632624336,4 1073785745 1820501688
Rapat dan Konferensi Bertaraf Internasional. Program Ruang Kamar Per Lantai 24 Kamar Standard
400153
Associa�on 387195095,3 471998943,1 817782678,8 1387288890 2353331450
308764
Event Sendratari Mahakarya Borobudur
222707
200628
222707
Festival 2014 2015 2016 2017 2018 Corporate Associa�on Government Universi�es & Others
3 | www.bkpm.go.id 4 | www.bkpm.go.id 5 | www.bkpm.go.id
TRANSiTO HOTEL & CONVENTiON
CONNECTiNG BOROBUDUR
MEETING, INCENTIVE, CONFERENCE AND EXHIBITION (MICE)
The Transito Hotel and Convention, hotel
berstandar internasional bintang empat yang
fokus pada meeting, incentive, conference and
exhibition (MICE). Lokasi strategis di jantung Kota
Magelang, tempat terkenal sejarah Gunung
Tidar, The Avengers of Java, Paku Bumi Jawa. 15
menit berkendara dari The Magnificent
Borobudur, Situs Warisan Dunia UNESCO.
W E
LOKASi
Di Jantung Kota Magelang Graban
SECANG
Ngablak
NGABLAK
Windusari
Secang
Bandongan
KAB. MAGELANG
Magelang Selatan
Sawangan
SALAMAN
EBITDA: 34,92% BOROBUDUR
Muntilan
MUNTILAN
Srumbung
NPV: Rp 70 Miliar
IRR: 17,47% Borobudur
Salam
Rasio B / C: 1,5
Payback Period: 8 tahun Ngluwar
KAPASITAS
216 rooms & Convention Hall
TOTAL AREA
10.000 m2
ESTiMASi NiLAi
INVESTASi
IDR 298,521,600,000
Convention Center Roof Garden and Resto Hotel and public services
Convention Center yang Roof Garden dengan resto Hotel dengan kapasitas 216
terdiri dari ruang pertemuan Jawa. Di lantai 2 untuk room. Pada lantai bawah
besar dan beberapa ruang Informal Business Meeting. dilengkapi dengan tenant
pertemuan kecil Kolam renang di bagian UMKM khas kawasan
belakang lantai dasar Borobudur
MENGAPA MICE ?
Aspek Historis Peradaban Motif Tujuan Kunjungan
Wisatawan Domestik dan Mancanegara
Arsitektur Kerajaan Budha ke Borobudur
Terdapat GAP
antara Jumlah
Wisata Sejarah Warisan Dunia Wisatawan dengan
Aspek Artefak Kerajaan Jawa : UNESCO Ketersediaan
Yogyakarta-Surakarta Akomodasi
Borobudur Wisata Perlintasan Kerajaan Layanan Tinggal,
Event Borobudur Dancing and Writers 3 Tingkat Penghunian Kamar 39,21 39,04
Festival
3430630
4.000.000
3361178
3292503
3164935
3.500.000
3.000.000
2.500.000
2.000.000
200628
222707
2014 2015 2016 2017 2018 Corporate Associa�on Government Universi�es & Others
www.bkpm.go.id
Penyusunan Peluang Investasi Proyek Prioritas Strategis Yang Siap
Ditawarkan Di Sektor Pengembangan Destinasi Pariwisata
Prioritas di Kabupaten Magelang
KATA PENGANTAR
Laporan Pendahuluan ini merupakan tahap awal dari pelaksanaan kegiatan Penyusunan
Peta Potensi Investasi DPP Borobudur Kabupaten Magelang, Jawa Tengah. Kegiatan ini dilakukan
mengingat pentingnya pengembangan potensi di Borobudur khususnya pengembangan pariwisata.
Laporan Pendahuluan ini berisikan maksud-tujuan dan sasaran, dasar-dasar hukum pelaksanaan
kegiatan, dan identifikasi potensi pariwisata di Borobudur.
Kami menydari bahwa Laporan Pendahuluan ini masih merupakan bentuk awal dari keseluruhan
proses pelaksanaan Kegiatan Penyusunan Peta Potensi Investasi Borobudur Kabupaten Magelang,
sehingga kami sangat mengharapkan berbagai masukan, saran dan kritikan dari pihak-pihak yang terkait.
Terima kasih.
Halaman 1 dari 55
Penyusunan Peluang Investasi Proyek Prioritas Strategis Yang Siap
Ditawarkan Di Sektor Pengembangan Destinasi Pariwisata
Prioritas di Kabupaten Magelang
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................................................................ 1
Halaman 2 dari 55
Penyusunan Peluang Investasi Proyek Prioritas Strategis Yang Siap
Ditawarkan Di Sektor Pengembangan Destinasi Pariwisata
Prioritas di Kabupaten Magelang
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR TABEL
Tabel 2. 1 Pengelompokan Feature Dataset ........................................................................................................ 17
Tabel 3. 1 Luas Wiayah Administrasi Kabupaten Magelang ............................................................................... 22
Tabel 3. 2 Luas Lahan Kritis Kabupaten Magelang ............................................................................................. 31
Tabel 3. 3 Luas dan Klasifikasi Lereng Kabupaten Magelang ............................................................................ 32
Tabel 3. 4 Koordinat Lokasi Stasiun Curah Hujan Kabupaten Magelang .......................................................... 38
Tabel 3. 5 Data Curah Hujan Tahun 2019 Kabupaten Magelang ........................................................................ 39
Halaman 3 dari 55
Penyusunan Peluang Investasi Proyek Prioritas Strategis Yang Siap
Ditawarkan Di Sektor Pengembangan Destinasi Pariwisata
Prioritas di Kabupaten Magelang
BAB I
PENDAHULUAN
Indonesia saat ini merupakan ekonomi terbesar ke-16 di dunia dengan total PDB
mencapai lebih dari USD 1 triliun. PDB per kapita Indonesia bahkan diproyeksikan akan terus
meningkat dari sebesar USD 4.175 pada tahun 2019 menjadi sebesar USD 6.305 pada tahun 2025
yang memungkinkan Indonesia masuk ke dalam kategori negara berpenghasilan menengah-atas
(upper-middle income coutry), suatu capaian yang akan semakin memperkuat posisi strategi
Indonesia di kancah ekonomi dunia. Namun demikian, jalan untuk merealiasasikan hal tersebut
bukan tanpa tantangan mengingat risiko ketidakpastian global yang terus membayangi mulai dari
perang dagang AS-Tiongkok sampai dengan disrupsi ekonomi global akibat pandemik Covid-19.
Di tengah ketidakpastian ekonomi global serta potensi perlambatan ekonomi yang nyata,
investasi diharapkan menjadi salah satu motor penggerak perekonomian nasional yang memiliki
peranan jangka panjang. RPJMN 2020-2040 menggarisbawahi bahwa ekspektasi perekonomian
utamanya akan didorong oleh investasi, yang direpresentasikan oleh komponen pembentukan
modal tetap bruto (PMTB) yang tumbuh 6,88-8,11 persen per tahun, lebih tinggi dibandingkan
pertumbuhan rata-rata sepanjang tahun 2015-2019 sebesar 5,6 persen. Lebih lanjut, dalam
rangka mencapai pertumbuhan ekonomi sebesar 5,4 – 6,0 persen per tahun, dibutuhkan investasi
setidaknya sebesar Rp. 36.595,5 – 37.447,6 triliun per tahun sepanjang 2020 – 2024 yang akan
disumbang oleh pemerintah BUMN masing-masing sebesar 11,6-13,8 persen dan 7,6 – 7,9 persen,
sementara sisanya akan dipenuhi oleh swasta dan masyarakat. Untuk mencapai sasaran tersebut,
targetrealisasi penanaman modal tahun 2020-2024 mencapai Rp. 4.983,2 triliyun, jauh lebih besar
dibandingkan realisasi penanaman modal pada tahun 2015-2019 sebesar Rp. 3.382 Triliun.
Kebutuhan untuk peningkatan dan percepatan investasi semakin krusial dalam rangka
pemulihan ekonomi nasional pasca pandemik Covid-19. BPS mencatat penurunan laju
pertumbuhan ekonomi nasional dari 4,97% triwulan IV tahun 2019 menjadi 2,97 pada triwulan I
tahun 2020 dan -5,52% pada triwulan II 2020. Bappenas dan Kementerian Keuangan memprediksi
pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun 2020 antara 0,4-2,3%.
Halaman 4 dari 55
Penyusunan Peluang Investasi Proyek Prioritas Strategis Yang Siap
Ditawarkan Di Sektor Pengembangan Destinasi Pariwisata
Prioritas di Kabupaten Magelang
Halaman 5 dari 55
Penyusunan Peluang Investasi Proyek Prioritas Strategis Yang Siap
Ditawarkan Di Sektor Pengembangan Destinasi Pariwisata
Prioritas di Kabupaten Magelang
kebijakan di tiap wilayah diharapkan dapat selaras dengan kebijakan di tingkat nasional, dengan tetap
memperhatikan keunggulan kompetitif dan permasalahan yang unik dengan karakteritik wilayah masing-
masing sehingga dalam kurun waktu 5 (lima) tahun ke depan pertumbuhan ekonomi tidak hanya terpusat
pada Jawa dan Sumatera. Wilayah di luar Jawa dan Sumatera diperkirakan sudah dapat menjadi pusat
pertumbuhan ekonomi baru sebagaimana proyeksi pertumbuhan ekonomi per pulau di atas.
Selain 41 Major Project di atas, 223 Proyek Strategis Nasinal (PSN) sebagaimana dituangkan dalam
Peraturan Presiden No. 3 Tahun 2016 jo. Peraturan Presiden No. 56 Tahun 2018 dengan perkiraan nilai
total investasi sebesa Rp. 4.183 triliun dan tersebar di berbagai daerah di Indonesia juga berpotensi untuk
mendorong pemerataan pembangunan di daerah dalam kerangka pengentasan ketimpangan wilayah.
Proyek-proyek Prioritas strategis yang dilaksanakan pada tahun 2020-2040 juga diarahkan untuk
mendukung pengembangan kawasan strategis antara lain pengembangan komoditas unggulan dan
industri pengolahan (hilirisasi) sumber daya alam (pertanian, perkebunan, logam dasar, dan kemaritiman)
melalui pemanfaatan dan keterpaduan pembangunan infrastruktur yang difokuskan di Kawasan Ekonomi
Khusus (KEK) dan/atau Kawasan Industri, serta pengembangan kawasan strategis prioritas berbasis
pariwisata yakni Destinasi Pariwisata Prioritas (DPP). Pengembangan kawasan-kawasan strategis tersebut
diharapkan akan mendorong pertumbuhan ekonomi wilayah dan menciptakan pusat-pusat pertumbuhan
ekonomi baru.
Halaman 6 dari 55
Penyusunan Peluang Investasi Proyek Prioritas Strategis Yang Siap
Ditawarkan Di Sektor Pengembangan Destinasi Pariwisata
Prioritas di Kabupaten Magelang
Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) sebagai Lembaga Pemerintah yang berperan dalam
mengkoordinir kegiatan penanaman modal di Indonesia, memiliki kepentingan untuk mendorong
pengembangan proyek investasi yang sifatnya strategis di berbagai daerah di Indonesia dalam konteks
pemerataan pembangunan yang berdaya saing. Berkaitan dengan hal tersebut dan sejalan dengan fungsi
BKPM dalam pengkajian dan pengusulan perencanaan penanaman modal nasional dan pembuatan peta
penanaman modal di Indonesia, diperlukan adanya identifikasi terhadap peluang penanaman modal
proyek strategis yang siap ditawarkan kepada investor di sektor pariwisata serta analisis kebijakan dan
insentif yang sesuai sebagai bahan rekomendasi kepadan Kementerian/Lembaga yang terkait. Kegiatan
tersebut memiliki peran penting sebagai upaya mengatasi kendala yang dihadapi dalam mempromosikan
peluang investasi selama ini yakni belum tersedianya gambaran informasi yang komperhensif mengenai
peluang investasi proyek prioritas strategis di sektor pariwisata dalam bentuk pra studi kelayakan,
termasuk pengemasan informasi proyek yang dibutuhkan investor dalam bentuk info memo dan informasi
berbasis spasial, sangat diperlukan guna membantu calon investor dalam mengambil keputusan
berinvestasi di Indonesia.
Halaman 7 dari 55
Penyusunan Peluang Investasi Proyek Prioritas Strategis Yang Siap
Ditawarkan Di Sektor Pengembangan Destinasi Pariwisata
Prioritas di Kabupaten Magelang
Maksud kegiatan ini yaitu mendorong realisasi pengembangan penanaman modal proyek
prioritas/strategis di Indonesia, dengan tujuan antara lain:
1. Memberikan gambaran komprehensif dan mendetail (pra studi kelayakan/pra feasibility study)
kepada investor dan stakeholder mengenai kelayakan suatu proyek;
2. Menganalisis kelayakan investasi suatu proyek di sektor pariwisata yang akan didorong dan
dikembangkan oleh Pemerintah 5 (lima) tahun kedepan, dengan memperhitungkan keunggulan
kompetitif dan keunggulan komparatif setiap daerah (provinsi) dalam rangka mendukung upaya
pemerataan ekonomi ke seluruh wilayah yang berdaya saing.
3. Merumuskan usulan rekomendasi kebijakan dan insentif khusus kepada Kementerian/Lembaga
terkait bagi pengembangan penananman modal proyek prioritas strategis sektor pariwisata di
Indonesia;
4. Menyiapkan informasi proyek prioritas strategis berbasis spasial (Sistem Informasi Geografis)
yang siap ditawarkan kepada investor dan infoemasi/konten terkait lainnya yang diintegrasikan
dengan sistem informasi yang telah tersedia di BKPM.
Halaman 8 dari 55
Penyusunan Peluang Investasi Proyek Prioritas Strategis Yang Siap
Ditawarkan Di Sektor Pengembangan Destinasi Pariwisata
Prioritas di Kabupaten Magelang
Halaman 9 dari 55
Penyusunan Peluang Investasi Proyek Prioritas Strategis Yang Siap
Ditawarkan Di Sektor Pengembangan Destinasi Pariwisata
Prioritas di Kabupaten Magelang
Output dari kegiatan pekerjaan Penyusunan Peta Peluang Investasi Proyek Prioritas Strategis yang
Siap Ditawarkan di Sektor Pariwisata ini terdiri dari:
1. Peta peluang dan profil proyek investasi dalam bentuk pra studi kelayakan untuk masing-masing
proyek prioritas trategis di sektor pariwisata, yang memuat secara komperhensif mengenai
karakteristik proyek yang memiliki potensi untuk dikembangkan, potensi pasar, areal
pengembangan potensial, kesiapan wilayah (daya dukung dan daya tamping lahan, tenaga kerja,
aksesibilitas dan konektivitas, sarana dan prasarana, ketersediaan infrastruktur pendukung),
hambatan dan permasalahan yang mungkin terjadi serta langkah antisipatif yang terukur,
kelayakan proyek secara ekonomi, serta usulan rekomendasi kebijakan yang perlu disiapkan guna
mendukung pengembangan investasi tersebut
2. Info memo berupa profil masing-masing proyek strategis yang siap ditawarkan kepada investor di
sektor pariwisata (summary dari dokumen pra studi kelayakan) yang disajikan secara infografis
dalam Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris;
Halaman 10 dari 55
Penyusunan Peluang Investasi Proyek Prioritas Strategis Yang Siap
Ditawarkan Di Sektor Pengembangan Destinasi Pariwisata
Prioritas di Kabupaten Magelang
3. Informasi proyek srtaregis berbasis spasial (Sistem Informasi Geografis) yang siap ditawarkan
kepada investor dan informasi/konten terkait lainnya yang telah diintegrasikan dengan sistem
informasi yang tersedia di BKPM.
Outcome dari kegiatan pekerjaan Penyusunan Peta Peluang Investasi Proyek Prioritas Strategis yang Siap
Ditawarkan di Sektor Pariwisata ini adalah terjaringnya investasi pada Daerah Pariwisata Prioritas
Borobudur yang akan mengakibatkan berkembanganya pariwisata pada DPP Borobudur sehingga
memberikan dampak bagi pertumbuhan ekonomi wilayah sekitarnya.
Adapun sebagai gambaran dalam materi laporan GIS, berikut merupakan sistematika penulisan pada
laporan GIS :
BAB I PENDAHULUAN
Pada bab ini, pembahasan berisi tentang pendahuluan sebagai pengantar pembahasan di laporan
GIS meliputi latar belakang, maksud tujuan, ruang lingkup, output outcome, dan sistematika
laporan GIS.
BAB II METODOLOGI PEMETAAN WILAYAH
Pada bab ini, menjelaskan tentang metode-metode yang digunakan dalam penyusunan peta.
BAB III DESKRIPSI PEMETAAN WILAYAH
Pada bab ini, menjelaskan mengenai gambaran kondisi tematik yang terdapat di suatu wilayah.
BAB IV PENUTUP DAN LAMPIRAN
Pada bab ini, menjelaskan suatu kesimpulan dan menampilkan peta-peta tematik yang tersedia
di suatu wilayah atau kawasan.
Halaman 11 dari 55
Penyusunan Peluang Investasi Proyek Prioritas Strategis Yang Siap
Ditawarkan Di Sektor Pengembangan Destinasi Pariwisata
Prioritas di Kabupaten Magelang
BAB II
METODOLOGI PEMETAAN WILAYAH
Halaman 12 dari 55
Penyusunan Peluang Investasi Proyek Prioritas Strategis Yang Siap
Ditawarkan Di Sektor Pengembangan Destinasi Pariwisata
Prioritas di Kabupaten Magelang
13. Peta Lahan Gambut, Sumber dari Badan Informasi Geospasial Tahun 2016
14. Peta Jenis Tanah, Sumber peta dari Kementerian Pertanian
15. Peta Geologi, Sumber peta dari Peta Geologi Skala 1:100.000 Kementrian ESDM Tahun 2013
16. Peta Sumber Daya Mineral dan Wilayah Izin Usaha Pertambangan, Sumber peta dari One Map
Kementrian ESDM (https://geoportal.esdm.go.id/minerba/)
17. Peta RTRW Kabupaten, Sumber peta dari Data Perda 27 Tahun 2011 RTRW Kabupaten Purworejo,
Perda Kabupaten Kulon Progo Nomor 1 Tahun 2012, Perda Kabupaten Magelang No. 5 Tahun
2011
18. Peta Masterplan Kawasan Industri / Pariwisata
2.1.2 Digitasi
Penyempurnaan data spasial hasil digitasi, berupa perlakuan kartografi terhadap data spasial.
Kegiatan ini mengacu kepada Petunjuk Baku Penyusunan Data Digital yang digunakan oleh Pusat
Perpetaan, beserta sistem kodifikasi data digitalnya.
Pembuatan peta dasar/basemap yang terdiri dari informasi dasar sebuah wilayah akan
menggambarkan infrastruktur eksisting (jalan, jembatan, sungai, penggunaan lahan, dan fasilitas
umum serta sosial) yang ada disuatu wilayah. Data peta dasar ini akan digunakan untuk melengkapi
informasi peta dengan tema-tema tertentu/Peta tematik.
Peta tematik yang bersifat khusus akan menyajikan informasi yang sangat detail mengenai tema
tertentu seperti peta sebaran potensi sumber daya pertanian, perkebunan, pertambangan, migas dan
potensi lainnya yang menjadi tema unggulan di sebuah wilayah. Tidak hanya berkisar pada tematik
potensi daerah saja, peta tematik ini juga menyajikan kondisi sosial – ekonomi yang ada di sebuah wilayah,
seperti kepadatan penduduk, GDB, tingkat penghasilan, usia produktif dan data lainnya yang dapat
dijadikan analisa keruangan untuk pengembangan investasi dari sisi dukungan sosial – ekonomi sebuah
wilayah/provinsi.
Basis data merupakan kumpulan data yang terorganisasi untuk melayani berbagai aplikasi pada
saat bersamaan dengan melakukan penyimpanan dan pengelolaan data. Gambar 2.1 menunjukkan proses
penyusunan basis data.
Halaman 13 dari 55
Penyusunan Peluang Investasi Proyek Prioritas Strategis Yang Siap
Ditawarkan Di Sektor Pengembangan Destinasi Pariwisata
Prioritas di Kabupaten Magelang
Struktur Data untuk Basis Data Spasial Basemap dan Tematik, berisikan struktur data, penamaan,
tema dan tabel penghubung dan feature (unsur) basis data. Data yang ada di dalam basis data spasial
yang dibangun untuk data basemap dan tematik disusun sesuai dengan feature class yang dikelompokkan
dalam dataset (tema) dan dikemas dalam geodatabase.
Feature Class (unsur) adalah obyek aktual yang ada di dalam basis data spasial dan diwakili oleh
tipe data yang sama (titik, garis dan area), misalnya sungai kecil diwakili oleh sumbu sungai (feature garis),
Halaman 14 dari 55
Penyusunan Peluang Investasi Proyek Prioritas Strategis Yang Siap
Ditawarkan Di Sektor Pengembangan Destinasi Pariwisata
Prioritas di Kabupaten Magelang
bangunan kecil (feature titik), tutupan lahan (feature area) atau sungai lebar diwakili oleh kedua tepinya
(feature area). Masing-masing feature dapat memiliki satu atau lebih atribut yang ditempelkan pada
feature tersebut, untuk penjelasan lebih rinci. Dengan demikian feature harus memenuhi persyaratan
sebagai berikut:
Feature Dataset atau Tema adalah sekumpulan feature dengan karakter atau fungsi yang sama.
Pengelompokan tidak tergantung dari tipe data dari feature dan field atribut. Tema menggabungkan
feature-feature yang secara logis masuk dalam satu kelompok, misalnya bandara, pelabuhan, jalan dan
jalan kereta api dikelompokkan dalam transportasi.
Dengan demikian data geospasial yang telah dihasilkan dalam proses plotting disusun sedemikian
rupa sehingga memudahkan dalam penggunaannya, dengan ketentuan seperti dalam tabel berikut.
Tabel 2.1 Pengelompokan Feature Dataset
1 Batas Wilayah √ √ √
2 Dataset Khusus √
3 Geologi √
4 Hidrologi √ √
5 Hipsografi √ √
6 Toponimi √ √
7 Kebencanaan √
Halaman 15 dari 55
Penyusunan Peluang Investasi Proyek Prioritas Strategis Yang Siap
Ditawarkan Di Sektor Pengembangan Destinasi Pariwisata
Prioritas di Kabupaten Magelang
8 Lingkungan Terbangun √
9 Masterplan Kawasan √ √ √
10 RTRW Kabupaten √ √ √
11 Transportasi √ √
12 Utilitas √ √
Sistem penamaan file dalam format data shapefile (SHP) dan geodatabase (GDB) mengikuti
ketentuan SNI dan ketentuan Badan Informasi Geospasial (BIG) sesuai dengan Katalog Unsur Geografi
(KUGI) yang dilakukan sedikit penyesuaian sesuai dengan kebutuhan penyajian data.
2.3 OVERLAY
Overlay merupakan suatu sistem informasi dalam bentuk grafis yang dibentuk dari penggabungan
berbagai peta individu (memiliki informasi/database yang spesifik). Overlay peta dilakukan minimal
dengan 2 jenis peta yang berbeda secara teknis dikatakan harus ada polygon yang terbentuk dari 2 jenis
peta yang dioverlaykan. Jika dilihat data atributnya, maka akan terdiri dari informasi peta pembentuknya
(Prahasta, Eddy. 2006), contohnya melakukan overlay peta topografi dengan peta penggunaan lahan,
maka di peta barunya akan menghasilkan polygon baru berisi atribut topografi dan penggunaan lahan.
Agregat dari kumpulan peta individu ini, atau yang biasa disebut peta komposit, mampu
memberikan informasi tentang komponen lingkungan dan sosial. Peta komposit yang terbentuk akan
memberikan gambaran tentang konflik antara proyek dan faktor lingkungan. Metode ini tidak menjamin
akan mengakomodir dampak potensial, tetapi dapat memberikan dampak potensial pada spasial tertentu
(Prahasta, 2005).
Halaman 16 dari 55
Penyusunan Peluang Investasi Proyek Prioritas Strategis Yang Siap
Ditawarkan Di Sektor Pengembangan Destinasi Pariwisata
Prioritas di Kabupaten Magelang
Penyajian data dalam bentuk peta pada dasarnya dilakukan dengan mengikuti kaidah-kaidah
kartografis. Penyajian data tersebut menekankan pada kejelasan informasi tanpa mengabaikan unsur
estetika dari peta sebagai sebuah karya seni. Kaidah-kaidah kartografis yang diperlukan dalam pembuatan
suatu peta diaplikasikan dalam proses visualisasi data spasial dan penyusunan tata letak (layout) suatu
peta. Berikut dibawah ini beberapa kaidah dalam penyajian unsur:
1. Relief. Nilai (angka) kontur diletakkan pada garis kontur, diletakkan mengarah ke atas yang lebih
tinggi sehingga terbaca ketika mencari slope.
2. Nama. Nama-nama dan teks dibuat pada ukuran dan model yang sesuai dengan unsur yang
menonjol dan penting. Nama-nama harus dapat memastikan identifikasi yang tepat. Nama-nama
tersebut diletakkan sedemikian rupa sehingga selalu dapat terbaca dan tidak menghalangi simbol
peta lainnya.
3. Simbol. Pusat dan orientasi simbol pada umumnya harus sesuai dengan posisi pusat unsur dan
orientasinya di atas permukaan tanah. Simbol garis unsur tunggal atau ganda (jalan, sungai)
ditampilkan pada jarak-jarak yang teratur. Hal ini untuk menghindari simbol-simbol yang akan
mengganggu garis unsur.
Halaman 17 dari 55
Penyusunan Peluang Investasi Proyek Prioritas Strategis Yang Siap
Ditawarkan Di Sektor Pengembangan Destinasi Pariwisata
Prioritas di Kabupaten Magelang
4. Informasi Tepi. Memuat judul peta, skala, diagram lokasi, edisi, pembuat, legenda, dan
keterangan. Informasi tepi tersebut diletakkan di sisi kanan dan/atau di bawah muka peta.
Layout peta dibuat dalam bentuk landscape atau potrait sesuai dengan kebutuhan penyajian. Adapun
ketentuan layout peta adalah sebagai berikut.
1. Ukuran kertas untuk peta yang dicetak adalah:
a. Ukuran kertas adalah A3 dengan skala menyesuaikan.
b. Resolusi peta adalah 300 dpi (dots per inch) dengan format PDF.
2. Kelengkapan informasi Peta mencakup:
a. Logo instansi;
b. Judul peta;
c. Nomor peta;
d. Arah mata angin, skala teks, skala batang, sistem proyeksi;
e. Indeks peta;
f. Legenda;
g. Sumber data;
h. Tahun pembuatan peta dan pembuat peta.
Halaman 18 dari 55
Penyusunan Peluang Investasi Proyek Prioritas Strategis Yang Siap
Ditawarkan Di Sektor Pengembangan Destinasi Pariwisata
Prioritas di Kabupaten Magelang
Halaman 19 dari 55
Penyusunan Peluang Investasi Proyek Prioritas Strategis Yang Siap
Ditawarkan Di Sektor Pengembangan Destinasi Pariwisata
Prioritas di Kabupaten Magelang
Halaman 20 dari 55
Penyusunan Peluang Investasi Proyek Prioritas Strategis Yang Siap
Ditawarkan Di Sektor Pengembangan Destinasi Pariwisata
Prioritas di Kabupaten Magelang
BAB III
DESKRIPSI PEMETAAN WILAYAH
Kabupaten Magelang merupakan salah satu kabupaten di Provinsi Jawa Tengah, dengan
luas wilayah daratan sebesar 108.573 ha atau sekitar 3,34 persen dari luas Provinsi Jawa Tengah.
Berdasarkan letak geografisnya, Kabupaten Magelang memiliki batas-batas sebagai berikut:
Secara geografis Kabupaten Magelang terletak pada posisi 110o 01’ 51” dan 110o 26’ 58”
Bujur Timur dan antara 7o 19’ 13” dan 7o 42’16” Lintang Selatan. Dengan posisi ini, Kabupaten
Magelang terletak di tengah pulau Jawa, tepatnya di persilangan lalu lintas ekonomi dan wisata
antara Semarang-Magelang-Yogyakarta dan Purworejo-Magelang-Temanggung. Kabupaten
Magelang terbagi menjadi 21 kecamatan, terdiri dari 367 desa dan 5 kelurahan. Kecamatan
terluas adalah Kecamatan Kajoran (83,41km2), sedangkan kecamatan terkecil adalah Kecamatan
Ngluwar (22,44 km2).
Halaman 21 dari 55
Penyusunan Peluang Investasi Proyek Prioritas Strategis Yang Siap
Ditawarkan Di Sektor Pengembangan Destinasi Pariwisata
Prioritas di Kabupaten Magelang
Halaman 22 dari 55
Penyusunan Peluang Investasi Proyek Prioritas Strategis Yang Siap
Ditawarkan Di Sektor Pengembangan Destinasi Pariwisata
Prioritas di Kabupaten Magelang
Adapun data batas Daerah Aliran Sungai didapatkan dari WebGIS Kementerian
Lingkungan Hidup dan kehutanan. Kabupaten Magelang memiliki dua DAS yaitu DAS Progo
DAS Tuntang, dan DAS Bogowonto. DAS Progo mengelola sungai Progo dan Elo bagian hulu,
meliputi wilayah Kecamatan Windusari, Secang, Bandongan, Mertoyudan, Tempuran, Borobudur,
Mungkid, Tegalrejo, Muntilan, Salam, Ngluwar, Grabag, Sawangan, Dukun dan Srumbung. Sedang
DAS Bogowonto hanya meliputi sebagian kecil daerah di Kecamatan Salam dan Kajoran.
Halaman 23 dari 55
Penyusunan Peluang Investasi Proyek Prioritas Strategis Yang Siap
Ditawarkan Di Sektor Pengembangan Destinasi Pariwisata
Prioritas di Kabupaten Magelang
3.3 GEOLOGI
Data geologi didapatkan dari Peta Geologi Skala 1:100.000, Kementerian Energi dan
Sumber Daya Mineral, Tahun 2013. Berdasarkan data peta tersebut, diketahui bahwa Kabupaten
Magelang terdiri dari formasi geologi young volcanic deposits of merapi, volcanic breccia,
undifferentiated volcanic rocks, telemoyo volcanics, sumbing volcanics, sumbing lava, old volcanic
deposits of merapi volcano, old sumbing volcanics, nanggulan formation, lava dome and flow,
kekep volcanics, kebobutak formation, alluvium, andesit, andesit porphyry and lahar, andong dan
kendil volcanics, avalanche dep. (ladus) from nueeardente, cindercone ash deposits, condong
volcanic, dacite, gianti volcanics, gilipetung volcani, jonggrangan formation, dan kaligetas
formation.
Kabupaten Magelang di Bagian Barat Daya (Salaman dan Borobudur bagian selatan)
tersusun dari batuan breksi, andesit, dasit, tufa, tufa lapili, aglomerat dan lava andesit yang
merupakan bagian dari formasi andesit tua. Batuan dari gunung berapi yang ada di sekililing
wilayah ini merupakan unsur batuan yang membentuk dataran Magelang berupa tanah endapan
alluvial yang subur. Kabupaten Magelang di bagian tengah merupakan tanah endapan/alluvial
yang merupakan lapukan dari batuan induknya. Sedangkan di lereng dan kaki gunung merupakan
tanah endapan vulkanis.
Sedangkan Kabupaten Purworejo dan Kulon Progo memiliki formasi geologi alluvium,
andesite, andesite porphyry and lahar, andong and kendil volcanics, avalarche dep. (ladus),
cindercone ash deposits, coastal deposits, colluvium, condong volcanic, dacite, gianti volcanic,
halang formation, jonggrangan formation, kaligeas formation, kebobutak formation, kekep
Halaman 24 dari 55
Penyusunan Peluang Investasi Proyek Prioritas Strategis Yang Siap
Ditawarkan Di Sektor Pengembangan Destinasi Pariwisata
Prioritas di Kabupaten Magelang
volcanics, lava dome and flow, nanggulan formation, old sumbing volcanics, old volcanic deposits,
peniron formation, semilir formation, sentolo formation, sumbing lava, sumbing volcanics,
telemoyo volcanics, undifferentiated volcanic rocks, volcanic breccia, dan young volcanic deposits
of merapi.
Data jaringan jalan didapatkan dari Peta Rupa Bumi Indonesia Provinsi Jawa Tengah Skala
1:25.000, Badan Informasi Geospasial, Tahun 2016. Berdasarkan data jaringan jalan tersebut
diketahui bahwa Kabupaten Magelang, Purworejo, dan Kulonprogo terdiri dari status jalan arteri,
jalan kolektor, jalan lokal, jalan lain, dan jalan setapak. Akses melalui darat juga dapat dicapai
dengan melalui jalur jalan arteri Semarang-Surakarta dan Semarang-Yogyakarta, maupun jalur
jalan kolektor yang menghubungkan Kota Semarang-Magelang, Surakarta-Magelang, Yogyakarta-
Magelang, Temanggung-Magelang, Magelang-Purworejo, maupun Magelang-Kulonprogo. Akses
darat juga dapat dicapai dengan menggunakan angkutan umum bus dari Terminal Tipe A di Kota
Semarang, Yogyakarta maupun Surakarta, dan beberapa terminal tipe C di Kabupaten Magelang.
Data jenis tanah didapatkan dari Kementerian Pertanian. Jenis tanah yang ada di wilayah
Kabupaten Magelang adalah terdiri dari:
a. Alluvial kelabu, alluvial coklat, regosol coklat kelabu dan coklat tua yang banyak
terdapat di daerah dataran seperti, Mertoyudan, Mungkid, Candimulyo, Salaman,
Secang, Tegalrejo, Muntilan, Srumbung, Salam dan Ngluwar.
b. Regosol kelabu dan coklat tua, andosol coklat, lithosol latosol coklat, banyak terdapat
di daerah lereng pegunungan seperti, Windusari, Kajoran, Kaliangkrik, Ngablak,
Grabag, Pakis, Bandongan.
c. Latosol coklat kemerahan ada di Kecamatan Grabag dan Ngablak.
d. Latosol coklat tua kemerahan ada di Kecamatan Salam, Kajoran, Kaliangkrik, Salaman,
Tempuran, Bandongan dan Windusari.
e. Latosol merah kekuningan ada di wilayah Kecamatan Salaman dan Borobudur.
Kabupaten Purworejo memiliki jenis tanah yang terdiri dari:
Halaman 25 dari 55
Penyusunan Peluang Investasi Proyek Prioritas Strategis Yang Siap
Ditawarkan Di Sektor Pengembangan Destinasi Pariwisata
Prioritas di Kabupaten Magelang
a. Tanah Alluvial, memiliki produktivitas yang rendah sampai yang tinggi dan biasanya
digunakan untuk kegiatan pertanian dan permukiman. Jenis tanah ini mencakup 40%
dari total wilayah Kabupaten Purworejo.
b. Tanah Regosol, memiliki produktivitas yang rendah sampai yang tinggi dan biasanya
digunakan untuk pertanian dan perkebunan Jenis tanah ini 5% dari luas total
Kabupaten Purworejo.
c. Tanah Latosol, memiliki produktivitas sedang hingga tinggi dan merupakan tanah
pertanian yang cukup baik. Jenis tanah ini meliputi 55% dari luas total Kabupaten
Purworejo. Secara umum Kabupaten Purworejo terbagi menjadi 3 wilayah dengan
jenis tanah yang berbeda, yaitu:
d. Jenis tanah alluvial mempunyai agihan sebesar 31,9% di wilayah Kabupaten
Purworejo. Untuk keperluan pertanian, jenis tanah ini mempunyai produktifitas
rendah sampai dengan tinggi. Disamping untuk budidaya pertanian tanah jenis ini
juga dimanfaatkan untuk pengembangan permukiman.
e. Jenis tanah Regosol mempunyai produktifitas rendah sampai dengan tinggi dengan
agihan sebesar 5,03%. Tanah jenis ini banyak dimanfaatkan masyarakat Kabupaten
Purworejo untuk keperluan pertanian dan perkebunan.
f. Jenis Tanah Latosol mendominasi wilayah Kabupaten Purworejo dengan agihan
sebesar 63,07%, dengan produktifitas sedang hingga tinggi. Jenis tanah ini merupakan
tanah pertanian yang relatif baik
Wilayah Kabupaten Kulon Progo mempunyai enam jenis tanah yaitu tanah Alluvial,
Litosol, Regosol, Grumosol, Mediteran, dan Lathosol. Jenis tanah Lathosol merupakan jenis tanah
yang dominan di wilayah Kabupaten Kulon Progo. Jenis tanah ini berasal dari batuan induk breksi,
tersebar di Kecamatan Temon, Pengasih, Kokap, Girimulyo, Kalibawang dan Samigaluh seluas
24.400 Ha (41,62%). Urutan terluas kedua yaitu seluas 12.899 Ha (22%) adalah tanah Grumosol,
berasal dari batuan induk batu gamping berlapis, napal, dan tuff. Tanah jenis ini tersebar di
Kecamatan Wates, Panjatan, Galur, Lendah, Sentolo, Pengasih dan Nanggulan. Tanah Litosol
berasal dari batuan induk batu gamping, batupasir, dan breksi/konglomerat, tersebar di
Kecamatan Panjatan, Lendah, Sentolo, Pengasih dan Nanggulan dengan total luasan 3.512 Ha
(5,99%). Sedangkan jenis tanah Alluvial terdapat di Temon, Wates, Panjatan, Galur, Lendah,
Pengasih, dan Kokap dengan total luasan 7.880 Ha (13,44%).
Halaman 26 dari 55
Penyusunan Peluang Investasi Proyek Prioritas Strategis Yang Siap
Ditawarkan Di Sektor Pengembangan Destinasi Pariwisata
Prioritas di Kabupaten Magelang
Jenis tanah dengan luasan terkecil adalah tanah Mediteran seluas 1.300 Ha (2,22%). Tanah
ini berasal dari batugamping karang, batu gamping berlapis, dan batupasir, tersebar di Kecamatan
Sentolo, Girimulyo, Nanggulan dan Samigaluh. Sedangkan jenis tanah Regosol ditemui di seluruh
Kecamatan kecuali di Kecamatan Lendah dan Kalibawang dengan total luasan 8.636 Ha (14,73%).
Tanah Regosol ini adalah tanah yang berasal dari material gunung berapi, bertekstur (mempunyai
butiran) kasar bercampur dengan pasir, dengan solum tebal dan memiliki tingkat kesuburan
rendah.
Data kawasan hutan didapatkan dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan.
Berdasarkan data peta kawasan hutan tersebut, diketahui bahwa Kabupaten Magelang terdiri dari
taman nasional laut, taman nasional, taman hutan raya, taman buru, suaka margasatwa laut,
suaka margasatwa, perairan, KSA (Kawasan Suaka Alam)/KPA (Kawasan Pelestarian Alam), hutan
wisata laut, hutan wisata, hutan suaka alam laut, hutan suaka alam dan margasatwa, hutan
produksi terbatas, hutan produksi konversi, hutan produksi, hutan lindung, cagar alam laut, cagar
alam, dan area penggunaan lain.
Kabupaten Magelang memiliki Hutan Negara seluas 7.874 Ha, selain berfungsi sebagai
penahan erosi juga difungsikan sebagai hutan produksi. Jenis tanaman yakni terdiri dari pinus,
mahoni, dan sono keling yang difungsikan sebagai produksi kayu pertukangan, serta kayu bakar,
getah pinus, dan kopal. Di Kabupaten Magelang memiliki peruntukan lahan lainnya seluas 4.627
Ha yang difungsikan sebagai jalan, lahan terbuka, dan lain sebagainya.
2
Kabupaten Purworejo memiliki Kawasan hutan rakyat sebagaimana dimaksud dalam Pasal
48 huruf b seluas kurang lebih 9.742 (sembilan ribu tujuh ratus empat puluh dua) hektar meliputi:
a. Kecamatan Bruno;
b. Kecamatan Pituruh;
c. Kecamatan Gebang;
d. Kecamatan Loano;
e. Kecamatan Kaligesing;
f. Kecamatan Kemiri;
g. Kecamatan Bener;
h. Kecamatan Bagelen; dan
Halaman 27 dari 55
Penyusunan Peluang Investasi Proyek Prioritas Strategis Yang Siap
Ditawarkan Di Sektor Pengembangan Destinasi Pariwisata
Prioritas di Kabupaten Magelang
i. Kecamatan Purworejo.
Sedangkan Kabupaten Purworejo dan Kulonprogo memiliki kawasan hutan yang
meliputi taman nasional, suaka margasatwa, hutan produksi terbatas, hutan produksi, hutan
lindung, dan area penggunaan lain.
3.7 KONTUR
Data kontur didapatkan dari pengolahan data DEMNAS, Badan Informasi Geospasial
dengan interval 25 meter. Kontur topografi Kabupaten Magelang mulai dari Magelang, Sleman,
Klaten hingga Boyolali yang diikuti oleh kenampakan penyebaran pada satuan fluvio volcanic foot
plain bagian atas yang melingkar. Selain itu, kontur tersebut juga diikuti oleh penyebaran akuifer
yang mengikutin topografi kontur tersebut.
Agihan satuan morfologi perbukitan berelief tinggi terletak di bagian timur wilayah
Kabupaten Purworejo yang merupakan bagian dari perbukitan Progo barat. Satuan morfologi
berelief sedang terletak di di bagian utara wilayah sebagai bagian dari Pegunungan Serayu
Selatan. Satuan morfologi lereng kaki gunungapi berada pada lereng kaki gunungapi Sumbing yang
posisinya pada bagian timur laut wilayah Kabupaten Purworejo. Pada daerah tengah hingga
selatan terdapat satuan morfologi pedataran dan merupakan daerah dataran alluvial dan alluvial
pantai. Sesuai dengan peta kontur Magelang, Purworejo, dan Kulonprogo dapat terlihat bahwa
kerapatan garis kontur untuk Kabupaten Purworejo dimulai dari yang paling rapat di utara hingga
kontur paling jarang di selatan. Begitupun dengan Kabupaten Kulonprogo yang memiliki
kerapatan kontur serupa, hanya saja di bagian timur masih memiliki kontur yang relatif rapat.
Data lahan kritis didapatkan dari WebGIS Kementerian Lingkungan Hidup dan Lingkungan.
Berdasarkan data tersebut , diketahui bahwa kondisi lahan kritis di Kabupaten Magelang yakni
terdiri dari klasifikasi tidak kritis, potensial kritis, agak kritis, kritis, dan sangat kritis. Kawasan di
Kabupaten Magelang dengan kemiringan 15 - 40 % berfungsi sebagai kawasan peresapan air dan
pengaman bagi daerah di bawahnya yang disebut juga kawasan penyangga yang berfungsi sebagai
kawasan budidaya. Kawasan ini sebagian besar adalah tegalan/kebun, hutan produksi dan
Halaman 28 dari 55
Penyusunan Peluang Investasi Proyek Prioritas Strategis Yang Siap
Ditawarkan Di Sektor Pengembangan Destinasi Pariwisata
Prioritas di Kabupaten Magelang
merupakan lahan yang dihuni oleh sebagian penduduk. Dibeberapa lokasi di kawasan ini
merupakan lahan kritis.
Kabupaten Magelang dalam hal peningkatan fungsi lindung dan penyangganya, kawasan
ini perlu ditingkatkan dengan cara antara lain:
a. tanah yang kritis diadakan penterasan dan ditanami dengan tanaman tahunan, baik tanaman
buah-buahan, tanaman perkebunan maupun tanaman kayu lainnya.
b. tanah tegalan dan kebun ditingkatkan populasi vegetasinya dengan usaha diversifikasi
tanaman buah-buahan, perkebunan dan tanaman kayu yang bermutu tinggi.
c. tanah yang telah dihuni penduduk diusahakan agar terhindar dari bahaya longsor dengan
menerapkan teknologi yang sesuai.
d. perlu usaha pengendalian erosi karena sebagian kawasan ini adalah daerah lahan kritis.
Kabupaten Purworejo memiliki hutan rakyat yang mengalami kekritisan lahan.
Keberadaan Hutan Rakyat di desa Karangrejo Kecamatan Loano didasari oleh pemikiran bahwa
hutan rakyat menjadi sumber daya alam di daerah tinggi dan menjadi zona pengaman untuk
mencegah erosi dan sumber air alam yang harus dipelihara untuk melindungi DAS Bogowonto.
Kecamatan Loano masuk dalam wilayah Daerah Aliran Sungai (DAS) Bogowonto Hulu yang
merupakan DAS Prioritas I karena memiliki lahan kritis cukup luas. Berdasarkan data Statistik Balai
Pengelolaan Daerah Aliran Sungai Serayu Opak Progo, tahun 2005, menyebutkan bahwa sekitar
14,98% dari luasan DAS Bogowonto sebesar 53.423,86 Ha, dalam kondisi kritis dan 34,58% dalam
kondisi agak kritis. Lahan kritis menjadi salah satu indikator suatu DAS mengalami degradasi
(Paimin, dkk, 2006).
Halaman 29 dari 55
Penyusunan Peluang Investasi Proyek Prioritas Strategis Yang Siap
Ditawarkan Di Sektor Pengembangan Destinasi Pariwisata
Prioritas di Kabupaten Magelang
Data kemiringan lereng didapatkan dari pengolahan data DEMNAS, Badan Informasi
Geospasial. Berdasarkan data kemiringan lereng tersebut, diketahui bahwa Kabupaten Magelang,
Purworejo, dan Kulonprogo terdiri dari kemiringan lereng datar (0-8%), landai (8-15%), agak
curam (15-25%), curam (25-40%), dan sangat curam (>40%). Adapun lahan di Kabupaten
Magelang berada pada wilayah dengan kemiringan mulai dan 0% sampai lebih dari >40% tersebut
dengan penyebaran sebagai berikut:
a. Wilayah datar dengan kemiringan antara 0-2%, terdapat di Kecamatan
Mertoyudan, Secang, Windusari, Sawangan dan Salaman (kurang lebih 1,5% dari
luas wilayah).
b. Wilayah yang bergelombang sampai berombak dengan kemiringan 2-15%, meliputi
sebagian besar kecamatan (17 Kecamatan) atau 55% dari seluruh wilayah.
c. Wilayah bergelombang sampai berbukit dengan kemiringan antara 15-40%,
tersebar di 9 Kecamatan, yaitu Kecamatan Windusari, Kaliangkrik, Kajoran,
Srumbung, sebagian Ngablak, Pakis, Sawangan dan sedikit di Kecamatan Dukun
(meliputi 25,5% dari seluruh wilayah).
Halaman 30 dari 55
Penyusunan Peluang Investasi Proyek Prioritas Strategis Yang Siap
Ditawarkan Di Sektor Pengembangan Destinasi Pariwisata
Prioritas di Kabupaten Magelang
Data penutupan lahan didapatkan dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan
tahun 2018. Berdasarkan data tersebut, diketahui bahwa Kabupaten Magelang terdiri dari
penutupan lahan belukar rawa/semak belukar, hutan lahan kering primer, hutan lahan kering
Halaman 31 dari 55
Penyusunan Peluang Investasi Proyek Prioritas Strategis Yang Siap
Ditawarkan Di Sektor Pengembangan Destinasi Pariwisata
Prioritas di Kabupaten Magelang
sekunder, motan mangrove primer, hutan mangrove sekunder, hutan rawa primer, hutan rawa
sekunder, hutan tanaman industri, pelabuhan udara laut, perkebunan, permukiman, pertanian
lahan kering, pertanian lahan kering semak, rawa, savana padang rumput, sawah, tambak,
tambang, tanah terbuka, transmigrasi, dan tubuh air.
Dari luas wilayah Kabupaten Magelang sebesar 1.085,73 Km (108.573 Ha), dilihat dari tata
2
guna tanahnya terdiri dari 37.967 Ha (34,96 %) merupakan sawah (lahan basah) dan lahan bukan
sawah seluas 70.606 Ha (65,03 %) yang terdiri dari lahan kering seluas 70.480 Ha (64,91%) dan
lahan kolam seluas 128 Ha (0,I2 %).
Menurut peta penggunaan lahan Kabupaten Purworejo dan Kulonprogo memiliki
penggunaan lahan berupa hutan lahan kering sekunder, hutan tanaman industri, permukiman,
pertanian lahan kering, pertanian lahan kering semak, sawah, semak belukar, tambak, tanah
terbuka dan tubuh air.
Data rencana pola ruang kabupaten didapatkan dari lampiran Perda RTRW Kabupaten
Magelang Nomor 5 tahun 2011. Berdasarkan data tersebut, diketahui bahwa Kabupaten
Magelang, Purworejo, dan Kulonprogo memiliki rencana pola ruang yang terdiri dari hutan
produksi, hutan rakyat, industri, kawasan hutan lindung, kawasan hutan rakyat, kawasan lindung
karst, kawasan lindung dikelola masyarakat, hutan produksi terbatas, perkebunan, pertanian,
peternakan, kawasan pesisir, kawasan sekitar mata air, lahan pertanian basah, lahan pertanian
kering, pelestarian alam, perdagangan, perikanan darat, permukiman, permukiman perdesaan,
permukiman perkotaan, pertanian lahan basah, pertanian lahan kering, resapan air, sempadan
pantai, sempadan sungai, sempadan waduk, suaka alam, sungai, dan waduk.
Halaman 32 dari 55
Penyusunan Peluang Investasi Proyek Prioritas Strategis Yang Siap
Ditawarkan Di Sektor Pengembangan Destinasi Pariwisata
Prioritas di Kabupaten Magelang
Halaman 33 dari 55
Penyusunan Peluang Investasi Proyek Prioritas Strategis Yang Siap
Ditawarkan Di Sektor Pengembangan Destinasi Pariwisata
Prioritas di Kabupaten Magelang
Halaman 34 dari 55
Penyusunan Peluang Investasi Proyek Prioritas Strategis Yang Siap
Ditawarkan Di Sektor Pengembangan Destinasi Pariwisata
Prioritas di Kabupaten Magelang
Data rencana struktur ruang kabupaten didapatkan dari lampiran Perda RTRW Kabupaten
Magelang Nomor 5 tahun 2011. Berdasarkan data tersebut diketahui bahwa rencana struktur
ruang Kabupaten Magelang terdiri dari rencana sarana kota, rencana jaringan jalan, dan sistem
perkotaan. Lebih detail prasarana kota terdiri dari inlet outlet tol, IPAL, panas bumi, jalan tol, dan
jaringan SUTT. Rencana jaringan jalan dengan status jalan pengembangan Jalan Ketep Borobudur,
Jalan Lingkar, Jalan Mag Wonosobo, Jalan Mag Kopeng, Jalan Mag Purworejo, dan pengembangan
dari jalan yang mengalami kerusakan. Sedangkan sistem perkotaan terdiri dari Agro Borobudur,
Agropolitan Sumbing, DAS Kali Progo, KSK Borobudur, KSN Borobudur, Perkembangan Perkotaan,
Strategis Budaya, TN Merapi, TN Merbabu, Agro Merapi Merbabu, Wilayah Pertumbuhan Cepat,
dan Solo Selo Borobudur.
Rencana pola struktur ruang Kabupaten Magelang ini bila dilihat lebih detail lagi sudah
mulai berkembang ke bentuk konsentrik. Kondisi ini terjadi akibat tarikan ke atah sub pusat yang
kebih kecil, yang menghubungkan pusat Kota Magelang dengan Ibu kota kecamatan yang sudah
mengkota. Hal ini akibat adanya tarikan antar pusat pertumbuhan yang di tetapkan melalui
adanya kebijakan pengembangan struktur ruang kota yang telah ditetapkan.
Kebijaksanaan struktur tata ruang yang telah ditetapkan di kabupaten Magelang
dimaksudkan untuk mewujudkan pemerataan penyebaran fasilitas pelayanan, baik di perdesaan
maupun perkotaan. Adapun bentuk pusat-pusat pertumbuhan yang telah direncanakan dan
dilaksanakan untuk kabupaten Magelang, sesuai dengan strategi pengembangan Desa Pusat
Pertumbuhan berupa:
a. Pusat pertumbuhan terpusat
Halaman 35 dari 55
Penyusunan Peluang Investasi Proyek Prioritas Strategis Yang Siap
Ditawarkan Di Sektor Pengembangan Destinasi Pariwisata
Prioritas di Kabupaten Magelang
b. Sub Wilayah Pembangunan II, yang meliputi kecamatan Salaman, Borobudur, Windusari,
Bandongan, Kaliangkrik, Kajoran dan Tempuran, dengan pusat pengembangan di Salaman.
Wilayah ini terletak di lereng Gunung Sumbing sampai Kaliprogo. Keadaan tanahnya
termasuk cukup subur dengan pertanian yang dikembangkan adalah perkebunan dan
pertanian sayuran/lahan kering. sub wilayah Pembangunan II ini dibagi menjadi dua bagian
yaitu:
• Sub Wilayah Pembangunan IIA meliputi kecamatan Borobudur, Salaman, Kajoran dan
Tempuran dengan pusat pelayanan di kota Salaman.
• Sub Wilayah Pembangunan IIB meliputi kecamatan Windusari, Bandongan, dan
Kaliangkrik dengan pusat pelayanan di Windusari.
c. Sub Wilayah Pembangunan III, yang meliputi kecamatan Kecamatan Ngablak, Pakis,
Sawangan, Grabag, Dukun dan Srumbung dengan pusat pengembangan di Grabag. Wilayah
ini terletak di lereng gunung Merapi, Merbabu, dan Andong dengan peruntukkan fungsi
pengembangan pertanian lahan kering. Sub Wilayah Pembangunan III ini dibagi menjadi
dua bagian yaitu:
• Sub Wilayah Pembangunan IIIA meliputi kecamatan Ngablak, Pakis dan Grabag
dengan pusat pelayanan di kota Grabag.
• Sub Wilayah Pembangunan IIIB meliputi kecamatan Sawangan, Dukun dan Srumbung
dengan pusat pelayanan di Dukun .
Berdasarkan peta penutupan lahan dapat diketahui bahwa struktur ruang Kabupaten
Purworejo dan Kulonprogo terdiri dari titik stasiun KA, TPA, titik bendung purworejo, instalasi
pengolahan lumpur tinja, tempat penampungan sementara, bak penampungan, instalasi
produksi, intake, mata sir, telekomunikasih, stasiun kereta api, terminal barang umum, terminal
penumpang tipe A, terminal penumang tipe C, terminal penumang tipe C, rencana bandara, gardu
induk, palang pintu, kepolisian sektor, PPPI tipe D, transportasi laut, PKLP, PKWP, PPK, PPL, Pusat
Kegiatan Lokal (PKL), IPAL, panas bumi, SPBE, SPBU, jembatan timbang, pos polisi, pembangkit
listrik tenaga bayu, pembangkit listrik tenaga surya, pembangkit listrik lainnya, TPA, TPS, saluran
drainase primer, saluran drainase sekunder, jalan tol, SUTET, SUTT, jaringan pipa gas, jaringan pipa
minyak dan gas, jalur kereta api umum antar kota jalur ganda, jalur kereta api umum antar kota
jalur tunggal, rencana pengembangan PDAM, jalur pipa PDAM, jalur evakuasi, jalan lokal, strategis
kabupaten, strategis nasional, strategis provinsi, saluran irigasi primer, saluran irigasi sekunder,
Halaman 36 dari 55
Penyusunan Peluang Investasi Proyek Prioritas Strategis Yang Siap
Ditawarkan Di Sektor Pengembangan Destinasi Pariwisata
Prioritas di Kabupaten Magelang
pengembangan jalan ketep borobudur, pengembangan jalan lingkar, pengembangan jalan mag
wonosobo, pengembangan jalan mag kopeng, pengembangan jalan mag purworejo,
pengembangan jalan rusak, jalan ke TPA, area bendung purworejo, dan agropolitan.
Data curah hujan di dapatkan dari BMKG tahun 2019. Kabupaten Magelang, Purworejo,
dan Kulonprogo memiliki curah hujan dari rentang 0-5000 mm, 5001-10000 mm, 10001-15000
mm, dan >15000. Ketiga Kabupaten tersebut berada di cekungan beberapa deretan pegunungan
yaitu Gunung Merbabu, dan Merapi di bagian timur, Gunung Sumbing di bagian barat, dan
pegunungan Menoreh di barat daya. Sehingga, cukup memiliki curah hujan yang cukup bervariatif.
Data curah hujan yang didapat dari tiga stasiun yaitu Stasiun Banjarnegara, Sleman dan
Semarang memiliki nilai yang bervariasi. Nilai curah hujan terendah berada di Kabupaten
Banjarnegara dengan nilai 754,1 mm. Sedangkan nilai tertinggi berada di stasiun curah hujan
Kabupaten Sleman dengan nilai curah hujan 19952,7 mm.
Berikut tabel data curah hujan harian dan tahunan tahun 2019 di tiga stasiun terdekat dari
Kabupaten Magelang, Purworejo, dan Kulonprogo:
Tabel 3.4 Koordinat Lokasi Stasiun Curah Hujan Kabupaten Magelang
No Stasiun X Y
1 Banjarnegara : 109.70690 : -7.33300
2 Sleman : 110.35400 : -7.73100
3 Semarang : 110.38120 : -6.98470
Halaman 37 dari 55
Penyusunan Peluang Investasi Proyek Prioritas Strategis Yang Siap
Ditawarkan Di Sektor Pengembangan Destinasi Pariwisata
Prioritas di Kabupaten Magelang
Berdasarkan data di atas dapat diinterpretasikan bahwa hasil nilai dari peta curah hujan
yang dihasilkan memiliki rentangan yang sesuai dengan data curah hujan pertahun yang meliputi
tiga stasiun curah hujan yang terdekat dengan Kabupaten Magelang, Purworejo, dan Kulonprogo.
Halaman 38 dari 55
Penyusunan Peluang Investasi Proyek Prioritas Strategis Yang Siap
Ditawarkan Di Sektor Pengembangan Destinasi Pariwisata
Prioritas di Kabupaten Magelang
BAB IV
PENUTUP DAN LAMPIRAN
Berdasarkan kegiatan penyusunan Peta Peluang Investasi Proyek Destinasi Pariwisata Prioritas di Kawasan
Pariwisata T.A.2020 yang menghasilkan Peta-Peta Tematik di Kabupaten Magelang, maka dapat diperoleh
beberapa catatan dari peta-peta yang sudah dihasilkan antara lain:
1. Peta-peta tematik yang diperoleh menjadi alat bantu penentuan lokasi Destinasi Pariwisata
Prioritas di Kabupaten Magelang, Provinsi Jawa Tengah.
2. Data-data spasial tematik tersebut disusun ke dalam geodatabase sesuai dengan Katalog Unsur
Geografi Indonesia.
3. Peta-peta tematik tersebut akan disajikan dalam bentuk mapservice pada WebGIS BPKM.
4. Tampilan mapservice pada WebGIS BKPM akan memudahkan calon investor dalam melihat Peta
Peluang Investasi yang sudah disusun.
Halaman 39 dari 55
Penyusunan Peluang Investasi Proyek Prioritas Strategis Yang Siap Ditawarkan Di Sektor Pengembangan Destinasi
Pariwisata Prioritas di Kabupaten Magelang
Halaman 40 dari 55
Penyusunan Peluang Investasi Proyek Prioritas Strategis Yang Siap Ditawarkan Di Sektor Pengembangan Destinasi
Pariwisata Prioritas di Kabupaten Magelang
Halaman 41 dari 55
Penyusunan Peluang Investasi Proyek Prioritas Strategis Yang Siap Ditawarkan Di Sektor Pengembangan Destinasi
Pariwisata Prioritas di Kabupaten Magelang
Halaman 42 dari 55
Penyusunan Peluang Investasi Proyek Prioritas Strategis Yang Siap Ditawarkan Di Sektor Pengembangan Destinasi
Pariwisata Prioritas di Kabupaten Magelang
Halaman 43 dari 55
Penyusunan Peluang Investasi Proyek Prioritas Strategis Yang Siap Ditawarkan Di Sektor Pengembangan Destinasi
Pariwisata Prioritas di Kabupaten Magelang
Halaman 44 dari 55
Penyusunan Peluang Investasi Proyek Prioritas Strategis Yang Siap Ditawarkan Di Sektor Pengembangan Destinasi
Pariwisata Prioritas di Kabupaten Magelang
Halaman 45 dari 55
Penyusunan Peluang Investasi Proyek Prioritas Strategis Yang Siap Ditawarkan Di Sektor Pengembangan Destinasi
Pariwisata Prioritas di Kabupaten Magelang
Halaman 46 dari 55
Penyusunan Peluang Investasi Proyek Prioritas Strategis Yang Siap Ditawarkan Di Sektor Pengembangan Destinasi
Pariwisata Prioritas di Kabupaten Magelang
Halaman 47 dari 55
Penyusunan Peluang Investasi Proyek Prioritas Strategis Yang Siap Ditawarkan Di Sektor Pengembangan Destinasi
Pariwisata Prioritas di Kabupaten Magelang
Halaman 48 dari 55
Penyusunan Peluang Investasi Proyek Prioritas Strategis Yang Siap Ditawarkan Di Sektor Pengembangan Destinasi
Pariwisata Prioritas di Kabupaten Magelang
Halaman 49 dari 55
Penyusunan Peluang Investasi Proyek Prioritas Strategis Yang Siap Ditawarkan Di Sektor Pengembangan Destinasi
Pariwisata Prioritas di Kabupaten Magelang
Halaman 50 dari 55
Penyusunan Peluang Investasi Proyek Prioritas Strategis Yang Siap Ditawarkan Di Sektor Pengembangan Destinasi
Pariwisata Prioritas di Kabupaten Magelang
Halaman 51 dari 55
Penyusunan Peluang Investasi Proyek Prioritas Strategis Yang Siap Ditawarkan Di Sektor Pengembangan Destinasi
Pariwisata Prioritas di Kabupaten Magelang
Halaman 52 dari 55
Penyusunan Peluang Investasi Proyek Prioritas Strategis Yang Siap Ditawarkan Di Sektor Pengembangan Destinasi
Pariwisata Prioritas di Kabupaten Magelang
Halaman 53 dari 55
Penyusunan Peluang Investasi Proyek Prioritas Strategis Yang Siap Ditawarkan Di Sektor Pengembangan Destinasi
Pariwisata Prioritas di Kabupaten Magelang
Halaman 54 dari 55
Penyusunan Peluang Investasi Proyek Prioritas Strategis Yang Siap Ditawarkan Di Sektor Pengembangan Destinasi
Pariwisata Prioritas di Kabupaten Magelang
Halaman 55 dari 55