HOME ABOUT & CONTACT JAVANESE UNICODE BLOCK DOWNLOAD & ANDROID FONT AKSARA JAWA (FONT ANSI)
Pratayang [?]
Masukkan teks di sini, tekan Enter untuk memasukkan ke kotak Back Transliteration di bawah. [?]
"Nulisa Aksara Jawa" (ꦤꦸꦭꦶꦱ꧀ꦱꦲꦏ꧀ꦱꦫꦗꦮ) adalah sebuah alat sederhana untuk mengetik aksara Jawa dengan keyboard biasa
(QWERTY). Cukup ketikkan kata yang Anda inginkan, dan aksara Jawanya akan langsung muncul.
pangripta gunungkidul
Mode Ketik: 'e' = taling, 'x' = pepet [?] Pakai Murda [?] Pakai diftong [?] Tanpa spasi [?]
Mode Kopas: 'e' = pepet, 'è'/'é' = taling [?] Tidak pakai Murda [?] Tidak pakai diftong [?] Dengan spasi [?]
Untuk adeg-adeg, ketik karakter pipa "|" (tanpa tanda petik). Terima kasih Odydasa. Untuk mengetik karakter langka lainnya, silakan
cek dokumentasi sugengrawuh-keyman.html< ini/p>
Back Transliteration
(id) Silakan masukkan Aksara Jawa ke kotak di bawah ini, lalu klik tombol "jawa > latin" untuk mengonversi ke Latin. Atau dari hasil
transliterasi di atas, klik "Enter" untuk memasukkan hasilnya ke kotak ini langsung.
(en) You can put Javanese Script text here, and then click "jawa > latin" button to transliterate to Latin. Or from the transliteration result
above, press Enter to put the result in the box below.
https://bennylin.github.io/transliterasijawa/ 1/5
1/5/23, 12:12 PM
reset
Pengumuman penting:
Kongres Aksara Jawa I
Saya akan menjadi peserta Kongres Aksara Jawa I, khususnya di Komisi III tentang digitalisasi. Apabila Anda memiliki isu yang ingin
Anda utarakan ke kongres ini, silakan hubungi saya di Telegram, atau Wikipedia (kontak di footer ↓ ↓ )
Pertanyaan Umum
1. Kok banyak pangkon dipakai di tengah kalimat?
Supaya pangkon tidak muncul di tengah-tengah kalimat, klik opsi "Tanpa spasi"
3. Kok tulisan <...> ini hasilnya salah? Bagaimana caranya menulis <...> dalam Aksara Jawa yang benar?
Silakan tinggalkan pesan, kata apa yang Anda ketik, dan apa yang tertampil, supaya saya bisa mengeceknya.
https://bennylin.github.io/transliterasijawa/ 2/5
1/5/23, 12:12 PM
Untuk "kacang lan jaran" ditulis seperti biasa, sementara untuk "kacang lanjaran", kata "lanjaran" memiliki akar kata "lanjar" dengan
akhiran "-an", oleh karena itu ketika mengetik, huruf mati terakhir sebelum akhiran digandakan, sesuai dengan bunyinya ketika
diucapkan, sehingga diketik "kacang lanjarran". Perbedaan hasilnya ada pada karakter "layar" setelah kata "lanjar".
2021-02:
* Berawal dari masalah yang saya hadapi ketika kopas teks yang cukup panjang, namun titik komanya sedikit,
sehingga hasilnya satu kalimat tidak ada line-break (mblujur), sehingga tampilan di web kacau, maka kemudian saya
bereksperimen untuk bagaimana menambahkan zws (zero width space / spasi yang tidak kelihatan) dengan aman,
supaya terbentuk cukup banyak line-break, namun tidak mempengaruhi (1) pasangan tetap terbentuk (tidak seperti
mode spasi), dan (2) transliterasi balik tetap bisa terbaca cukup baik (artinya: tidak menambahkan zws di setiap suku terbuka!), maka
revisi 11 Februari (Special:Diff/1550700) menambahkan zws ke setiap Sandhangan panyigeging wanda (layar, cecak, wignyan). Efeknya
seharusnya tidak terlalu terasa untuk pengguna biasa. Silakan dicoba dan dikomentari kalau Anda merasakan perbedaannya.
* Karakter kurung buka dan kurung tutup tidak akan ditransliterasikan lagi menjadi ꧌ dan ꧍. Saya lihat di manuskrip hampir semua
memakai ( dan ) latin, walaupun ukurannya lebih besar. Saya alihkan tanggungjawabnya ke pembuat font(a)
2021-01:
2020-10:
* Perbaikan untuk '-ww-', mis. wwang, pûrwwa, terima kasih Mas Revo.
* Ganti font utama menjadi Noto Sans Javanese versi 2 (belum dirilis) oleh Google.
* Silakan unduh font Noto Sans Javanese versi 2 (belum dirilis) oleh Google, untuk menggantikan 'font buntung', di sini:
https://bennylin.github.io/keyboards/fonts/noto2.ttf
2020-04:
* Memperbaiki https yang menyebabkan transliterator tidak bekerja. Terima kasih untuk laporannya, Pak Misdianto, Pak Rahmat, dan
terima kasih untuk @andrreee yang membantu debugging. Di tempat saya selama ini bekerja tanpa masalah, karena ternyata saya
selalu mengakses situs ini pakai http ^_^".
* Perbaikan https://bennylin.github.io/transliterasi.
2020-02:
2020-01:
* Perbaikan untuk 'yaiku', terima kasih Aris Riyanto Wijaksono (FB Comments) dan yang lain-lain yang sudah memberitahu saya
tentang masalah ini secara japri.
https://bennylin.github.io/transliterasijawa/ 3/5
1/5/23, 12:12 PM
2019-12:
* Buat halaman khusus untuk daftar transliterator aksara Nusantara, mengingat sudah ada Aksara Jawa, Bali, Bugis, dan Sunda
(eksternal).
2018-06:
[2] Mode ketik: Dalam mode ini, Anda bisa mengetik secara normal. Tombol 'e' digunakan untuk menuliskan taling, sementara
tombol 'x' digunakan untuk menuliskan pepet. Transliterasi dibuat dan dioptimalkan untuk mode ini (mengetik secara ABC: alami,
bebas, dan cepat)
Selain itu, mode ini juga bisa untuk kopipas teks bahasa Jawa yang menggunakan ejaan Latin lama, misalnya dari situs Sastra.org
*Yayasan Sastra Lestari*, yang mana huruf 'ê' untuk pepet, 'e'/'è' untuk taling
Untuk kopas teks bahasa Indonesia, silakan gunakan mode ketik maupun kopas, karena bahasa Indonesia tidak ada aksen, sehingga
Anda tetap perlu menyunting teks Indonesia untuk membedakan antara pepet dan taling secara MANUAL.
[3] Mode kopipas (salin-tempel): Dalam mode ini, Anda bisa kopipas dari artikel yang menggunakan huruf 'e' beraksen (è/é),
misalnya dari artikel Wikipedia bahasa Jawa atau sastra Jawa modern lainnya. Anda juga bisa menggunakan mode ini untuk
mengetik kata-kata dalam bahasa Indonesia, misalnya, karena mayoritas huruf 'e' dalam bahasa Indonesia (terutama imbuhan),
adalah pepet
Contoh 1: "pepet" mode ketik ꦥꦺꦥꦺꦠ꧀ (pèpèt - dipèpèt); "pepet" mode kopas: ꦥꦼꦥꦼꦠ꧀ (pěpět). Untuk mendapatkan hasil ꦥꦼꦥꦼꦠ꧀
dengan mode ketik, Anda perlu mengetik "pxpxt".
[4] Pakai Murda: Dalam mode ini, huruf Latin kapital akan ditransliterasikan menjadi huruf murda (misal 'B' menjadi aksara 'ba
murda' ꦨ). Saya tahu ini salah kaprah, namun berdasarkan permintaan umum, dan alasan teknis (untuk kemudahan mengakses
aksara Murda), maka mode ini diadakan.
[5] Tidak pakai Murda: Dalam mode ini, huruf Latin kapital TIDAK akan ditransliterasikan menjadi huruf murda (misal 'B' menjadi
aksara 'ba' biasa ꦧ). TIDAK berpengaruh pada huruf 'A E I O U' (tetap pakai A-kara ꦄ ꦅ ꦈ ꦌ ꦎ). Murda tetap akan
muncul dengan kombinasi konsonan tertentu [untuk mode dua-duanya] (misal 'bh' menjadi aksara 'ba murda ꦨ)
Contoh 2: "Babad Ajisaka, bharatayuddha", pakai murda: ꦨꦧꦢ꧀ꦄꦗꦶꦱꦏ꧈ꦨꦫꦠꦪꦸꦢ꧀ꦝ, tanpa murda: ꦧꦧꦢ꧀ꦄꦗꦶꦱꦏ꧈ꦨꦫꦠꦪꦸꦢ꧀ꦝ.
Perhatikan "bha" akan selalu menghasilkan ꦨ, dan "A" akan selalu menghasilkan ꦄ. Untuk menghindari aksara A-kara yang tidak
pada tempatnya, misalnya pada permulaan kata, tidak bisa tidak Anda harus mengganti "AIUEO" menjadi "aiueo". Atau kalau cukup
orang yang rekues, nanti mungkin akan saya buatkan tombol baru "Tidak pakai A-kara", namun saya ini belum ada permintaan seperti
itu dari para pengguna.
[6] Pakai diftong [opsi baru 2020]: Dalam mode ini, gugus vokal 'ai', 'au' (diftong) dan 'aa', 'ii', 'uu' (vokal panjang) akan berubah
menjadi karakter khusus. Dulunya ini adalah mode default, namun karena membingungkan banyak orang yang mengetik dalam
bahasa Jawa modern, yang tidak menggunakannya, maka saya jadikan opsional. Lebih cocok untuk kaum puris.
[7] Tidak pakai diftong [default baru]: Dalam mode ini, gugus vokal 'ai', 'au' (diftong) dan 'aa', 'ii', 'uu' (vokal panjang) TIDAK akan
diubah menjadi karakter khusus. (dianggap ada konsonan 'h' di antaranya). Lebih cocok untuk bahasa Jawa/pengguna awam.
Namun belum dites secara intensif.
Contoh 3: "dina iki, saiki, rasa iki", pakai diftong (yang kedua terbentuk, untuk menghindarinya, sisipi spasi atau 'h'): ꦢꦶꦤꦲꦶꦏꦶ꧈ꦱꦻꦏꦶ꧈
ꦫꦱꦲꦶꦏꦶ, tanpa diftong: ꦢꦶꦤꦲꦶꦏꦶ꧈ꦱꦲꦶꦏꦶ꧈ꦫꦱꦲꦶꦏꦶ. Sebelumnya, ketika default pakai diftong, kemunculan diftong dapat dihindari
dengan memberi spasi, atau menambahkan 'h', sehingga jelas bahwa itu bukan diftong, tapi aksara ꦲ dengan sandhangan swara.
Namun banyak orang yang tidak mengetahui hal ini dan bingung dengan karakter dirga mure ꦻ yang asing.
[8] Tanpa spasi: Dalam mode ini, teks akan diperlakukan tanpa ada spasi sama sekali, meskipun Anda menggunakan spasi. Teks
tidak dapat dikonvert kembali dengan spasi.
Catatan tambahan: Kedua mode ini merujuk pada AKSARA JAWA YANG DIHASILKAN, bukan sumber Latinnya (baik ketik maupun
kopipas), jadi kalau Anda mengetik tanpa spasi seperti "haloapakabar", maka kedua mode ini tidak ada pengaruhnya. Sebaliknya, kalau
https://bennylin.github.io/transliterasijawa/ 4/5
1/5/23, 12:12 PM
Anda mengetik dengan spasi, "halo apa kabar", maka secara sekilas tampilannya akan sama untuk kedua mode, namun perbedaannya
baru akan terlihat ketika Anda MENTRANSLITERASIKAN BALIK dari Aksara Jawa ke Latin di kotak "Back Transliteration"
[9] Dengan spasi: Dalam mode ini, setiap spasi diubah menjadi karakter khusus sehingga dapat ditransliterasi kembali ke Latin
dengan spasi. Tapi pasangan TIDAK akan terbentuk untuk kata yang didahului kata berakhiran konsonan!
Contoh 4: "bakul bathik, gupak glepung", tanpa spasi: ꦧꦏꦸꦭ꧀ꦧꦛꦶꦏ꧀꧈ꦒꦸꦥꦏ꧀ꦒ꧀ꦭꦼꦥꦸꦁdengan spasi: ꦧꦏꦸꦭ꧀ꦧꦛꦶꦏ꧀꧈ꦒꦸꦥꦏ꧀ꦒ꧀ꦭꦼꦥꦸꦁ, silakan
coba keduanya ditransliterasi balik ke Latin di "Back Transliteration" untuk melihat perbedaannya
Add a comment...
Batik Suat
Kenapa hasil tulisan kata "Jau" setelah di Back Transliteration kemjadi
"Jahu"?
Like · Reply · 34w
Marianto Dwinugroho
bagimana tulisan "Anugrah kedua yang lahir pada bulan Maret"?
Like · Reply · 39w
Sabar Subiyanto
aksara ra agak aneh
Like · Reply · 46w
©2013-2021 - v1.2
Kontak
Wikipedia (utama, publik, tidak perlu daftar/login) | Telegram (utama, japri, harus punya akun Telegram) |
Facebook (tidak pernah dibuka lagi) | Twitter (jarang dibuka lagi) |
Github (sekunder, publik) | Surel/imél (sekunder, japri, jarang buka surel lagi, harus punya akun Wikipedia)
https://bennylin.github.io/transliterasijawa/ 5/5