Anda di halaman 1dari 76

BAB I Aksara Lampung Digital

(ak/sr lm/puX digitl/ )


Aksara Lampung atau biasa disebut dengan Had Lampung adalah bentuk tulisan masyarakat
Suku Lampung. Para ahli berpendapat bahwa aksara ini berasal dari perkembangan aksara
devanagari yang lengkapnya disebut Dewdatt Deva Nagari atau aksara Pallawa dari India
Selatan. Aksara tersebut berbentuk suku kata seperti halnya aksara Jawa ca-ra-ka atau bahasa
Arab alif-ba-ta.

Had Lampung terdiri dari huruf induk yang berjumlah 20 buah, yakni: ka–ga–nga–pa–ba–ma–
ta–da–na–ca–ja–nya–ya–a –la–ra–sa–wa–ha–gha. Serta atribut lain seperti; anak huruf, anak
huruf ganda dan gugus konsonan, juga terdapat lambang, angka dan tanda baca. Had Lampung
disebut dengan istilah Kaganga ditulis dan dibaca dari kiri ke kanan.

Maka pemerian vokal dan diftongnya menggunakan tanda-tanda serupa fathah pada baris atas
dan tanda-tanda kasrah pada baris bawah, tetapi tidak menggunakan tanda dammah pada baris
depan, melainkan menggunakan tanda di belakang. Tiap-tiap penanda vokal dan diftong tersebut
mempunyai nama tersendiri.

Nama masing-masing anak huruf yang terdiri dari 12 buah itu adalah sebagai berikut: Anak
huruf yang terletak di atas huruf: ulan, bicek, tekelubang (ang), rejenjung (ar), datas (an). Anak
huruf yang terletak dibawah huruf: bitan dan tekelungau (au). Anak huruf yang terletak di
belakang huruf: tekelingai (ai), keleniah (ah), nengen (tanda huruf mati).

Aksara Lampung masuk ke daerah Sumatera Selatan pada jaman kerajaan Sriwijaya (700-1300).
Boleh dikatakan bahwa aksara ini memiliki banyak persamaan dengan aksara-aksara di luar

1
Lampung. Tetapi bukan berarti yang satu meniru yang lain, melainkan aksara-aksara tersebut
memang bersaudara, sama-sama diturunkan dari aksara India.

Namun karena ada pembeda bentuk dan masih dipergunakan oleh sebagian orang di daerah
pedalaman Lampung, maka kita sebut aksara tesebut sebagai aksara Lampung. Atau dalam
bahasa daerah lampung disebut kelabai surat Lampung, yang berarti “Ibu surat Lampung”. Jadi
di dunia ini tidak ada aksara yang murni, sebab pembauran antarbudaya di muka bumi
berlangsung sepanjang masa.

Prof. K.F.Holle berpendapat, cuma sedikit suku-suku di Nusantara yang memiliki aksara sendiri,
dan sebagian besar suku-suku tidak memiliki aksara, dan baru mengenal aksara setelah
menerima Islam, yaitu huruf Arab-Melayu. 1.

Dan dari semua aksara Surat Ulu (aksara Kaganga), aksara Lampung memiliki kelainan
tersendirii. Aksara ini telah dibahas oleh Prof. Karel Frederik Holle, Tabel van Oud en Nieuw
Indische Alphabetten (Batavia, 1882), dan walau selintas disinggung juga oleh Prof. Johannes
Gijsbertus de Casparis, Indonesian Palaeography: A History of Writing in Indonesia (Leiden,
1975).Aksara atau Had Lampung memiliki dua kategori aksara, yakni; aksara Lama dan aksara
Baru. Antar aksara Lampung yang sekarang masih berlaku dengan aksara-aksara lama Lampung,
terdapat dalam tulisan-tulisan piagam lama yang terbuat dari kulit kayu atau tertulis di atas
tanduk, buku bambu atau kertas terdapat perbedaan. Contohnya adalah kitab yang terdapat di
bekas Keratuan Darah Putih bertahun 1270 H, yang ditulis dalam aksara Lampung Lama dan
Arab Melayu, dengan memakan bahasa jawa Banten. Sementara aksara Lampung yang baru
adalah aksara yang sekarang masih dipakai di kalangan anggota masyarakat Lampung di daerah
pedalam, di kampung-kampung, dan terutama di kalangan orang tua.

2
Sebagai respon positif dari masyarakat dan pemerintahan Lampung, aksara masyarakat
pedalaman ini dibakukan dan diajarkan pada anak-anak di sekolah. Kalangan remaja pun tidak
mau ketinggalan, aksara Lampung baru ini dibuat berupa software yang bisa diaplikasikan pada
komputer, sehingga memungkinkan untuk berkreasi desain pada kaos, kriya, sofenir, dan sarana
pergaulan lainnya dengan aksara-aksara nenek moyang ini.

Sumber: http://kebudayaanindonesia.net/kebudayaan/920/aksara-lampung#photo[gallery]/1/

3
Font Aksara Lampung untuk Penulisan di Komputer

Transliterasi : Had Lampung

4
Ketertarikan saya pada Had Lampung (aksara Lampung) membuat saya mencoba untuk
membuatnya supaya dapat diketik dengan di komputer. mencoba untuk membuatnya secara
langsung, akhirnya didapatkan hasil yang menurut saya cukup lumayan. Font Aksara Lampung
ini mempermudah kita untuk mengetik aksara lampung di komputer. Selama ini cukup sulit
untuk mengetik aksara ini di komputer, karena bisa dikatakan hanya beberapa orang yang tertarik
untuk mengembangkan aksara ini.

Memang sebelumnya sudah ada yang membuat font aksara lampung ini (KaGaNga font). Namun
saya merasa kurang puas. Antara lain, karena Induk huruf yang terlalu besar sehinggga terasa
terlalu makan banya ruang. Selain itu anak huruf yang terlalu kecil sehingga, ketika font diatur
pada ukuran 10, 11, dan 12 , anak hurufnya tidak terlihat (tidak bisa dibaca).
Oleh karena itu, saya mencoba membuatnya sendiri agar sesuai dengan keinginan saya.
Alhamdulillah, saya bisa membuat 3 style font. Mudah-mudahan nantinya, makin banyak orang
yang mengkreasikan style dari font-font aksara lampung ini.

Styles Aksara Lampung yang saya buat

Setelah di Instal, Font ini bisa digunakan untuk mengetik di Word, Excel, Photoshop, Corel
draw, Adobe Pagemaker, Scribus, dll.
Agar pengguna yang sebelumnya sudah terbiasa menggunakan font KaGaNga.ttf tidak
kebingungan, maka saya putuskan bahwa peletakan font pada keyboard tidak banyak berubah.

5
Hanya anak huruf NG yang sebelumnya berada pada tombol @ saya ganti menjadi tombol X.
Hal ini dikarenakan, pada suatu ketika saya mengetik, fasilitas Auto correct pada microsoft word
menganggapnya sebagai alamat e-mail sehingga agak mengganggu pada proses pengetikan.
Selain itu, tanda tanya dan tanda seru, kembali saya ganti menjadi (?) dan (!) bukan dalam Had
Lampung lagi. Hal ini karena ketika saya menulis dialog komik yang menggunakan kata seru
dalam had lampung (contoh: tidak!!!), rasanya seperti “gregetnya” tiba tiba hilang. Begitu pula
ketika menulis kalimat tanya.

Selebihnya untuk mencegah huruf tiba-tiba hilang karena Automatic Capitalization, huruf
UPPERCASE yang sebelumnya pada KaGaNga.ttf dibiarkan kosong, kini saya isi dengan aksara
yang sama dengan lower case. Contoh: (P=pa) dan (p=pa), (K=ka) dan (k=ka). Selanjutnya untuk
huruf yang tidak ada pada aksara lampung, saya isi dengan huruf padanannya sesuai yang sudah
disepakati oleh para tokoh adat lampung. Contoh, (F=pa), (Q=ka), (V=wa), (Z=ja).

6
Untuk lebih jelasnya bisa dilihat pada tabel berikut:

Kelabai sukhat (Induk Huruf)

7
Anak Sukhat (anak huruf) dan tanda baca

8
Semoga kita semua bisa melestarikan aksara kita sendiri,. Harapan saya adalah, agar Aksara
Lampung ini bisa terdaftar di Unicode. Sehingga bisa di pakai oleh komputer di seluruh dunia.
Dengan unicode, maka kita bisa menulis di Blog, artikel, di web dengan aksara ini. Bahkan bisa
update status di Twitter dan Facebook dengan aksara Lampung. Mudah-mudahan saat ini ada
orang-orang yang peduli yang sedang memperjuangkan pendaftaran aksara lampung ke Unicode.
Saat ini baru beberapa aksara nusantara yang sudah terdaftar di Unicode, antara lain, aksara
Rejang, aksara Jawa, dan aksara Bugis.

9
BAB II JULUK ADEK /NGAMAI/NGENI ADOK

(JULUK/ adek// GmI geni adok/)


Adok adalah sebuah nama/gelar panggilan terhadap seseorang tatkala seseorang tersebut telah
menginjak suatu proses perkawinan/menikah, maka sejak pernikahan terseut setelah selesai akad
nikah biasanya dianugerahi sebuah gelar/adok.

Pemberian gelar adok tersebut didasarkan kepada strata/tingkatan orang tersebut didalam adat
istiadat dimana dia hidup dan berkumpul selama ini, hakekat utamanya adalah agar terjadi suatu
ketentraman dalam strata adat istiadat tersebut, disamping itu ada peran dan tanggung jawab
yang besar dengan menyandang gelar dari sebuah adat istiadat tersebut, untuk mengayomi yang
berada disekelilingnya, memperhatikan masyarakat dibawah tanggung jawabnya, serta masih
banyak lagi peran-peran yang dipegang oleh seorang kepala hadat, baik itu dari Suntan yang
tertinggi, s.d. Kiemas / Mas pada tingkatan yang terendah, adapun tingkatan tersebut hakekatnya
bukanlah sebuah tujuan atau gengsi yang dipegang dalam adat istiadat, akan tetapi tingkatan
tersebut menunjukan seberapa besar peranannya dan tanggung jawabnya dalam mengayomi
masyarakat lingkungan adat tersebut. Karena peran seorang Suntan lebih besar dari pada yang
dibawahnya, baik itu sumbangan materi, waktu, perhatian dll. terhadap masyarakat dalam
lingkungan adat tersebut.

Kalau kita renungkan untuk apa berburu dan sangat-sangat berharap terhadap sebuah gelar adat /
adok tersebut, karena sudah barang tentu semakin besar gelar yang disandang maka waktu dan
perhatiannya akan lebih besar kepada masyarakat dari pada kepentingan pribadinya ini adalah
sebuah tuntutan dan kewajiban dari hakekat gelar / adok itu sendiri. Disamping itu sanggupkah
kita mempertanggung jawabkan kepemimpinan adat tersebut kepada Tuhan Allah Swt karena
pertanggungjawabannya hanya kepada sang Khalik yang mengamanahkan gelar/adok itu
berdasarkan keturunan yang kita sandang. Karena kita tidak bisa hanya berbicara tanpa memberi
contoh, atau karena kita mempunyai sejumlah kekayaan maka kita hanya menunjuk ini dan itu

10
serta memerintah dari atas kursi kepemimpinan adat tanpa bukti-bukti dan keberanian untuk
mengangkat lengan baju untuk berbuat serta memberi contoh?. Sekali lagi itu sangat-sangat
susah apalagi dizaman yang sudah moderen ini dimana sebuah materi dijadikan acuan dengan
tingkatan ekonomi yang tinggi segalanya bisa memerintah apa yang tidak bisa kalau ada uang
sehingga lebih memaksakan kehendak untuk dihormati karena ada faktor ekonomi/kekayaan.
Lebih banyak yang mau dihormati tanpa bisa menghormati orang lain, menghormati saja susah
apa lagi memberi contoh mengayomi dan lain sebagainya.

Rusaknya strata adat ini yaitu pada zaman penjajahan belanda, dimana masyarakat pribumi lebih
menghormati seorang kepala adat/suntan dari pada seorang perwatin/kepala desa yang ditunjuk
pada zaman penjajahan tersebut, seorang perwatin dan seorang pesirah akan berpihak kepada
penjajah dalam hal menagih pajak, upeti, sewa, dll. Untuk kepentingan penjajah pada masa itu,
maka sesuai dengan cara yang selalu dipakai oleh Bangsa Belanda timbul cara memecah belah
diantara masyarakat tersebut antara seorang Suntan dengan seorang Perwatin dengan cara
seorang perwatin tersebut diberi gelar Adok oleh Penjajah Belanda dengan nama yang sama
yaitu selain sebagai perwatin, maka ia berperan juga menyandang Gelar Suntan dalam
pemerintahan tujuannya tiada lain agar masyarakat taat, perintah perwatin yang kedudukannya
sama dengan seorang Suntan yang benar-benar berdasarkan keturunan, maka sejak itu timbullah
beratus-ratus Suntan, yang akhirnya menimbulkan sebuah kerancuan dan kebingungan dalam
masyarakat tentang Gelar/Adok tersebut. Dimana anak keturunan dari Perwatin itu disekolahkan
oleh Belanda agar lebih pintar dari Tokoh adat yang sebenarnya maka disitulah terjadi suatu
kesenjangan yang cukup jauh dimana Seorang Suntan berdasarkan keturunan disibukan oleh
pengabdian kepada masyarakatnya sementara Anak keturunan dari Perwatin/Suntan bentukan
Belanda tersebut sibuk mengejar ilmu dengan ilmu maka akan lebih pintar, lebih kaya, dan lebih
terpandang dalam masyarakat apalagi sekarang segala sesuatu tidak berarti tanpa adanya uang
maka lengkap ilmu yang tinggi serta kekayaan yang melimpha serta gelar adok yang masih
melekat dalam keluarga.

11
Orang lampung sejak kecil baik pria maupun wanita bukan saja diberi nama oleh ayahnya
dengan nama yang baik tetapi juga diberi “Juluk” (jluk/) yaitu nama panggilan (gelar kecil) oleh
atau dari kakeknya. Apabila ia kelak sudah dewasa dan berumah tangga, maka akan memakai
“Adek” atau “Adok” atau gelar tua yang diresmikan dan diupacarakan di hadapan para pemuka
kerabat dan adat/tua-tua adat. Biasanya ketika upacara pemberian gelar diumumkan juga “amai”
atau panggilan kerabat bagi pria, “Inai” atau panggilan kerabat bagi wanita, di samping gelar-
gelar dari pihak mertua, sehingga satu orang mempunyai berbagai nama dan panggilan. Gelar
atau panggilan itu ada hubunganya dengan kedudukan dan pembagian kerja dalam kerabat.
Contoh:
Pria Namanya : Murlis Soffandi
Juluk : Ratu Gusti
Adek/Adok: Pangeran Ratu Gusti
Amai : Amai Pangeran

Wanita Namanya : Heriani


Juluk : Ratu Pengatur
Adek/Adok : Minak Ratu Pengatur
Inai : Inai Ratu

Bagi mereka yang berkedudukan bangsawan untuk meresmikan nama atau gelar-gelar tersebut
tidak banyak diperlukan biaya (Saibatin), lain halnya bagi mereka yang ingin mendapatkan
pengakuan berkedudukan sama dan bergelar tinggi juga, tetapi kedudukan semula rendah,
mereka ini tidak segan-segan mengeluarkan biaya yang banyak untuk keperluan upacara adat
(Pepadun).
Dengan gelar adat yang tinggi dan kedudukan adat yang tinggi, yang sama dengan kedudukan
adat yang lain, mereka akan merasa bangga, bangga akan kemampuan keturunan dan kerabatnya.
Mereka tidak ingin diejek dicela karena keturunannya dikatakan keturunan (Beduwou” (budak),
dank arena di dorong oleh rasa malu, maka seringkali ia tidak segan-segan mencabut badik atau
keris dari pinggangnya untuk menikam lawanya.

12
Berikut contoh Pemberian Gelar Pada Marga Punduh Pidada
Pesawaran
Pemberian gelar "adok" marga punduh, punduh pidada, pesawaran, lampung
PUNDUHPIDADA—Prosesi pemberian gelar adat (adok) Marga Punduh merupakan upacara
adat yang sarat makna. Upacara ini menjadi event menarik karena sudah sangat jarang dilakukan.
Suasana meriah dan hikmat menyelimuti suasana di Desa Punduhpidada, Pesawaran, Sabtu (21-
11). Panji-panji kebesaran adat Marga Punduh, satu klan Lampung Pesisir Saibatin, yang
didominasi warna merah dan emas didirikan. Tetabuhan cetik berdentang mengudara dan
mendominasi suara-suara yang terdengar.
Lalu, syair-syair kearifan tua dikumandangkan oleh tetua adat yang mengerti dan memegang
teguh adat dengan rima berulang dan nada puitis.
Kham jama-jama dukung kalau ya tetap jaya, sifatni ya panulung, jalma khedik jak agama.
Minak Inton dang bingung, tutukh goh Khadin Jaya, ya jalma ne panghubung khek monekh
bijaksana. (Kita sama mendukung kejayaannya, sifatnya yang penolong dan dekat dengan
agama. Minak Intan jangan bingung, ikuti saja Raden Jaya, dia manusia penghubung yang
bijaksana.)
Syair itu berkumandang saat dua orang terpilih, yakni Tommy Muhamad Nur dan istrinya,
Rusnayati, dianugerahi gelar adat. Tommy mendapat gelar Raden Mas Jaya di Lampung,
sedangkan Rusnayati mendapat gelar Minak Intan Berlian. Pemberian gelar ini amat langka
sebab Marga Punduh baru dua kali mengangkat gelar ini.
Marga Punduh merupakan salah satu marga tertua di Lampung. Keberadaannya ditandai dengan
kehadiran Saibatin Purbaningrat dari Kerajaan Skalabrak pada 1420, yang tinggal dan
menempati daerah pesisir di Pesawaran ini.
Meskipun kini Marga Punduh lebur bersama dua marga lainnya—Marga Pedada dan Marga
Bawang—yang membentuk sebuah daerah administratif  Kecamatan Punduhpidada melalui
proses musyawarah para pemuka adat tiga marga—akhirnya menyimpulkan pemberian nama
daerah dengan mengambil nama dua marga.

13
Kedua marga yakni Marga Punduh dan Marga Pedada, yang disatukan menjadi nama daerah
Kecamatan Punduhpedada dengan ibu kota di wilayah Marga Bawang.
Eksistensi marga ini tetap lekat, keturunan marga tetap tunduk pada derajat gelar. Marga ini
dipimpin oleh Saibatin secara turun-temurun dan kini tampuk pimpinan kemargaan Punduh
diwarisi oleh Saibatin Nurdiansyah.
Menurut Raden Dulu, salah satu pemuka adat Marga Punduh, hingga kini warisan kemargaan
masih tetap ada. Selain adat istiadat khas Lampung pesisir, juga ada pedang perak. Pedang itu
terbuat dari perak milik Saibatin Purbaningrat, sebagai kepala marga pertama.
Beberapa warisan marga, seperti baju zirah dan beberapa tulisan beraksara Lampung, tak bisa
diselamatkan karena dimakan usia. "Kami tidak bisa merawatnya karena lapuk dimakan rayap.
Yang tersisa hanya pedang perak saja," kata Raden Dulu.
Raden Dulu juga menyebut Marga Punduh melingkupi tujuh desa dengan Desa Maja sebagai
desa adat tertua. Beberapa desa lainnya yang sempat menjadi bagian dari Marga Punduh lambat
laun mulai kehilangan tanda-tanda kemargaannya karena terjadinya pembauran budaya dengan
suku lain.
Sepintas tak ada yang membedakan marga ini dengan marga-marga lainnya, khususnya bagi
masyarakat Lampung pesisir. Yang membedakan justru proses pemberian gelar adat. Marga ini
terbilang ketat dalam memberikan gelar adat, apalagi untuk orang dari luar kemargaannya.
"Apa pun kesiapannya, jika pemuka-pemuka adat tidak menghendaki, pemberian gelar adat tak
akan pernah ada."
Karena itu, sepanjang keberadaannya, Marga Punduh baru dua kali melakukan prosesi
pemberian gelar adat. Satu gelar diberikan kepada warga dari luar Marga Punduh.
Pemberian gelar ini pun bukan sembarangan karena gelar itu diberikan atas jasa warga yang
dinilai telah memajukan dunia pendidikan, khususnya di tujuh desa yang menjadi bagian dari
Marga Punduh, dengan ditandai keberadaan SMA Negeri 1 Punduhpedada di Desa Maja.
"Ini gelar penghormatan," ujar Raden Dulu.
Sementara itu, gelar kedua diberikan kepada Tommy Muhammad Nur, pengusaha yang masih
memiliki darah Marga Punduh dari nenek moyangnya, yang juga dianggap berjasa dalam

14
penyebaran Islam di Punduh, yakni Syekh Abdul Fatah Naqsa'bandiah dan Syekh Abdul Rauf
Naqsa'bandiah.
"Ini (pemberian gelar, red) sebenarnya gelar turun-temurun karena Tommy sudah dianggap
sebagai bagian dari Marga Punduh,” kata Raden Dulu.
Demikian halnya Tommy Muhammad Nur yang menganggap dirinya merupakan bagian tak
terpisahkan dari masyarakat adat Punduh. "Ini kampung saya dan bagian dari diri saya walaupun
pemberian gelar ini saya rasakan sangat berat," kata Tommy Muhammad Nur yang mendapat
gelar Raden Mas Jaya Di Lampung.
Perlambangan gelar ini, menurut Raden Dulu, menjadi kebanggaan bagi masyarakat Marga
Punduh atas keberhasilan Tommy Muhammad Nur dalam mengangkat citra Marga Punduh di
luar daerahnya, khususnya di bidang usaha.
"Mudah-mudahan ia tetap berjaya di Lampung ini," ujar Raden Dulu.

Berikut Contoh Pemberian Adok bukan Suku Lampung

Pengetaan Adok
Sebagai keturunan Jawa yang lahir dan tumbuh besar di Lampung, seharusnya aku punya cukup
waktu untuk mempelajari banyak hal tentang Lampung. Setidaknya selama 9 tahun aku belajar
bahasa dan budaya Lampung di bangku sekolah. Namun rasanya hari ini aku mendapat pukulan
telak karena menyadari betapa miskinnya wawasanku. Melalui Festival Teluk Semaka pada 1
November 2014, aku mendapat banyak pengetahuan baru tentang budaya Lampung sebagai salah
satu kekayaan Indonesia.

15
Penerima Gelar Adok

Pengetaan Adok

Acara Festival Teluk Semama pada hari kedua diawali dengan Pengetaan Adokh kepada Ketua
Pengadilan Negeri dan Ketua Kejaksaan Negri Tanggamus. Pengetaan Adok adalah pemberian
gelar kehormatan adat Lampung untuk orang-orang yang berjasa.

Panggung acara Pengetaan Adok

Ketua Pengadilan Negeri dan Ketua Kejaksaan Negri Tanggamus beserta istri didandani ala
pengantin dan menggunakan pakaian adat Lampung. Kemudian diarak menuju panggung utama
prosesi pengetaan Adok di Lapangan Merdeka Kota Agung.

Khakot

Arak-arakan atau iring-iringan pengaatin ini biasa disebut sebagai Khakot, yaitu sebuah tradisi
iring-iringan dari Kerjaan Lampung di masa lampau. Saat ini bisa dibilang Khakot mulai
tenggelam dan tergerus zaman sehingga kurang dikenal. Melalui Festival Teluk Semaka, para
tokoh dan penggiat budaya berharap bisa melestarikan dan meng-exist-kan kembali tradisi
Khakot ini.

Muli Mekhanai pengiring Khakot

Uniknya, Khakot merupakan satu kesatuan dari beberapa unsur yang berbeda. Diantaranya yaitu
barong yang biasa disebut sakura, ada hulubalang dengan pencak silatnya, tandu dan pengantin
atau pangerannya, serta para prajurit yang mengusung tandu dan penabuh musik tradisional.

16
Barong (Sakura) yang memakai topeng

Sakura atau barong adalah semacam malaikat penjaga untuk tolak bala. Hulubalang adalah
prajurit di garda depan yang bertugas membuka jalan. Para hulubalang ini membawa pedang,
dan selama iring-iringan atau Khakot, mereka akan menari pencak silat dengan diiringi musik
traditional. Tarian ini merupakan simbol hulubalang di masa lampau yang harus membuka jalan,
seperti menebas rimba, atau meminta orang-orang untuk minggir memberi jalan.

Musik pengiring Khakot

Pengangkat Tandu

Sastra Lampung

Sebelum kedua pasangan pengantin naik ke panggung, terlebih dahulu ada penampilan sastra
Lampung. Ini merupakan adat berbalas pantun antara tamu yang datang dan tuan rumah.
Pertama, seseorang dari pihak tamu akan membaca pantun bernada permisi atau permintaan ijin
untuk masuk. Kemudian seseorang mewakili tuan rumah akan membalas pantun yang bernada
selamat datang atau mempersilakan masuk.

Tuan rumah sedang berpantun menyambut tamu

Selama proses berbalas pantun, dipasang sebuah tirai yang merupakan lambang dari pintu masuk
ke suatu wilayah. Setelah tuan rumah selesai membacakan pantun selamat datang dan
mempersilakan masuk, tirai akan dibuka dan iring-iringan khakot akan dipersilakan masuk.

Red Carpet untuk memuliakan tamu

Saat memasuki panggung utama pemberian gelar, para pengawal membuat jembatan khusus
untuk dilalui pasangan pengantin. Jalur ini semacam red carpet untuk memuliakan tamu. Hanya
saja red carpet di acara ini tidak berwarna merah. Melainkan sebuah busa dibalut kain putih, dan

17
sambung menyambung dengan beberapa baki bundar.Tamu kehormatan menuju panggung

Pengukuhan Adok (pengukuhan adok)

Di atas panggung, kemudian dilakukan prosesi pemberian gelar, dan dibacakan surat keputusan
pengukuhan Adok. Bapak Idham Kholid, SH, MM selaku ketua Pengadilan Negeri Tanggamus
diberi gelar Adok “Pengikhan Ya Sangun Ratu II”, dan Bapak Raffiudin, SH. selaku ketua
Kejaksaan Negri Tanggamus diberi gelar Adok “Pengikhan Ratu

Acara Pengetaan Adok kemudian ditutup dengan doa dan ucapan syukur karena acara berjalan
dengan lancar. Selanjutnya, saatnya ISHOMA, dan bersiap untuk karnaval yang penuh warna.

Kesanku selama prosesi Pengetaan Adok ini adalah… bahwa aku diajak untuj mengingat
kembali pelajaran muatan lokal bahasa dan adat Lampung di masa sekolah SD dan SMP dulu.
Dengan melihat langsung upacara adat semacam ini ternyata lebih berkesan dan membekas
dalam ingatan. So, jaya dan lestarilah selalu adat Lampung! Chayyo…

18
BAB III ARTIKEL BUDAYA
( aRtikel// budy)

Pemerintah Kabupaten Lampung Barat tengah mengembangkan program desa wisata, yaitu
wisata berbasis pemberdayaan masyarakat. Desa Lombok (baca Lumbok) di tepi Danau Ranau
merupakan salah satu percontohan program ini.

Bupati Lambar Mukhlis Basri dalam acara Gebyar Pesona Lombok Ranau ke-IV mengatakan,
sebagai tindak lanjut dari rencana penetapan Lombok sebagai desa wisata, sejumlah rumah
warga di sini telah ditetapkan untuk tempat menginap (homestay ) wisatawan.

Rumah-rumah warga yang dipilih berupa rumah panggung yang menjadi ciri khas dari rumah
adat Lampung. Rumah-rumah panggung ini juga menjadi daya tarik pariwisata lainnya di
Lambar. Di desa ini, masih banyak ditemui rumah panggung yang keberadaannya kian langka di
Lampung.

Desa Lombok merupakan salah satu dari empat pekon atau desa yang akan ditetapkan sebagai
desa wisata. Tiga desa lainnya adalah Desa Tanjung Setia (tempat selancar, Desa Muara
Tembulih (penangkaran penyu), dan Desa Kenali (rumah kuno).

19
Lampung Barat punya potensi luar biasa untuk wisata. Ada Batubrak tempat situs prasejarah,
Kenali yang terdapat rumah adat berusia ratusan tahun, Danau Ranau, d an pantai sepanjang 210
km yang katanya ombaknya terbaik nomor tiga dunia, papar Mukhlis menjelaskan potensi besar
wisata di Lambar.Menurut Kepala Seksi Ketenagakerjaan Dinas Pariwisata dan Budaya
Lampung Barat Marhasan Saba, pariwisata idealnya berkorelasi langsung kepada peningkatan
PDRB (produk domestik regional bruto) masyarakat setempat, bukan hanya segelintir
pengusaha.

Konsep desa wisata itu adalah salah satu upaya untuk mewujudkannya. Pemkab Lambar juga
telah mengusulkan keempat desa itu agar mendapatkan anggaran stimulan dari pemerintah pusat.
Dana ini antara lain untuk perbaikan infrast ruktur pariwisata dan pengadaan perlengkapan alat-
alat seni budaya warga setempat.

Desa wisata ini juga menjadi salah satu solusi untuk mengatasi persoalan lambatnya investasi
yang masuk. Sampai kapan kita menunggu terus? Wisata kan tidak bisa menunggu, ujar
Marhasan kemudian. Di Danau Ranau, Pemkab Lambar juga telah mendirikan hotel berfasilitas
cukup mewah dari dana APBD.

Infrastruktur

Diakui Mukhlis, infrastruktur masih menjadi masalah pokok di dalam pengembangan wisata di
daerah ujung barat Lampung ini. Wilayah ini cukup jauh dari pusat kota Bandar Lampung, yaitu
sekitar 250 km sementara sebagian jalannya dalam kondisi rusak.

Pemkab Lambar berharap besar di wilayahnya itu berdiri bandara udara yang melayani
penerbangan langsung ke Jakarta atau Bandar Lampung. Sehingga, para wisatawan mancanegara
tidak perlu lagi menempuh waktu lama untuk menuju wilayah ini. Dari Kota Bandar Lampung,
Tanjung Setia yang banyak digemari peselancar asing, ditempuh dalam waktu sedikitnya lima
jam.

Pariwisata di Danau Ranau, Lambar, terus menggeliat. Setelah mendirikan hotel, Pemkab
Lambar telah mendirikan sebuah dermaga khusus untuk wisata dan lalu lintas dan au. Akhir
pekan lalu juga telah diresmikan tempat pemancingan seluas 1.200 meter persegi. Tempat
pemancingan ini juga dikelola oleh warga.

20
Budaya Bediom di Lampung Barat

Budaya "Bediom" (pindah rumah) harus terus dilestarikan masyarakat Lampung Barat sebagai
warisan leluhur, kata bupati setempat Mukhlis Basri, di Liwa, Minggu.

"Adat budaya yang dimiliki Lampung Barat beragam, sehingga menjadi keunikan dan daya tarik
tersendiri, salah satunya adalah ’Bediom’," kata Mukhlis Basri, di Liwa, Minggu.

Dia menjelaskan, tradisi "Bediom" menjadi bagian tak terpisahkan masyarakat adat di Lampung
Barat. "Dengan keaslian budaya turun temurun ini, akan membawa dampak yang positif bagi
pelestarian budaya di tengah zaman yang serba canggih seperti ini," kata dia.

Menurut dia, budaya "Bediom" menjadi budaya asli Lampung Barat saat melakukan prosesi
pindah rumah.

Kemudian, lanjut dia, Lampung Barat sebagai kawasan zona budaya di Provinsi Lampung.

"Beragam keunikan budaya menjadi daya tarik bagi Lampung Barat menjadi kawasan
pariwisata, sehingga ini menjadi upaya pemerintah untuk menjadikan Lampung Barat sebagai
daerah tujuan wisata nasional dan internasional," kata Bupati.

"Bediom" merupakan budaya dan adat istiadat masyarakat Lampung Barat yang akan pindah
rumah baik itu rumah yang baru di bangun atau rumah yang telah lama berdiri dan akan
ditempati oleh penghuni yang baru.

"Bediom" di rumah kediaman yang baru, menurut adat asli Lampung Barat yang sudah dapat
mendirikan rumah pribadi yang baru, serta semua peralatan rumah itu serba baru, di tempat yang
baru juga maka keluarga tersebut sudah merencanakan untuk "Bediom" di kediaman keluarga
yang serba baru itu, jika sudah siap untuk dihuni keluarga, disebut "Bediom" di "lamban"
(Rumah).

Budaya "Bediom" menjadi kebiasaan adat yang ketat di Lakukan masyarakat Lampung Barat,
sebab "Bediom" ini, bermaksud menunjukkan tanda kesukuran kepada Tuhan atas nikmat yang
diberikan.

21
Doa "bediom" disesuaikan dengan situasi dan kondisi keluarga untuk mengundang keluarga
banyak atau tidaknya yang diundang, kalau keluarga tersebut termasuk mampu, maka
pelaksanaan "Bediom" akan meriah.

Pelaksanaan "bediom" itu dilaksanakan pada hari-hari yang baik seperti bulan muharam, bulan
maulud dan bulan haji.

Menurut penuturan masyarakat adat setempat waktu yang baik untuk melaksanakan "Bediom"
adalah pada waktu sebelum subuh dan waktu isha sudah lewat jadi di mulai jam 4.30 Wib,
sampai dengan jam 5.00 WIB.

Keluarga yang "bediom" itu mulai berangkat dari tempat yang lama ke tempat yang baru dan
keluarga yang "Bediom", kepala keluarga dan anak istrinya di iringi oleh keluarga yang lain yang
hadir pada saat itu sampai ke kediaman yang baru.

Sedangkan alat yang di bawa secara simbolis seperti alat tidur, alat masak, lampu, Quran dan
sajadah yang kesemuanya dibawa oleh keluarga yang ikut mengiringi "bediom" itu, alat tidur ini
menandakan mengawali tidur di tempat yang baru.

Peralatan masak pertanda bahwa keluarga akan memulai kehidupan ditempat yang baru, belanga,
beras, teko, gula, kopi, serta lampu. Lampu ini dinyalakan mulai dari tempat yang lama ke
tempat yang baru.

Quran dan sajadah di bawa oleh kepala keluarga yang bersangkutan dan ini pertanda bahwa
kepala keluarga tersebut jadi pemimpin dan imam bagi keluarganya.

"Saya berharap tradisi "Bediom" terus dilestarikan oleh masyarakat Lampung Barat, sehingga
adat budaya warisan leluhur, dapat lestari meskipun budaya barat tengah berkembang di tengah
masyarakat" katanya.

22
BAB IV PEMBAWA ACARA/MC
( pm/bw acr/aem/ce)

Seorang pembawa acara (MC) hendaknya dipilih dengan mempertimbangkan bebrapa hal.
Tidak benar jika pembawa acara bisa dilakukan setiap orang tanpa pertimbangan tertentu.
Anggapan demikian itu sekurang-kurangnya memberikan kesan kurang profesional. Dalam kata
lain disebutkan bahwa seorang pembawa acara suatu kegiatan yang tampil acak, atau tanpa
persiapan dan pertimbangan jelas akan memberikan kesan pembawa acara yang amatiran.
Apalagi jika bertindak selaku pembawa acara resmi, semacam : seminar, pesta resepsi
pernikahan, dan lain-lain.

Untuk menjadi pembawa acara yang baik perlu memperhatikan beberapa hal di bawah ini :

1. Penampilan (Performance)
Dengan penampilan yang menarik, penonton atau pendengar tidak cepat merasa bosan.
2. Sikap
Sikap pembawa acara hendaknya mampu menjadi penghubung antara kepentingan
penonton dan pelaku kegiatan yang ditampilkannya.
3. Bahasa
Tanpa dibekali kepandaian dalam memerankan kepintaran berbahasa, seorang pembawa
acara tidak akan berhasil mengantarkan sebuah acara yang baik, bahkan sering
menimbulkan kejengkelan pemirsanya
4. Wawasan
Seorang pembawa acara dituntut memiliki wawasan yang kuat dan luas. pembawa acara
yang tidak memiliki wawasan yang luas terkesan picik, ragu, bahkan terlihat bengong.

23
MENJADI PEMBAWA ACARA/MC

TUNTUTAN KEMAMPUAN

* KETRAMPILAN OLAH VOKAL , MC mutlak harus menguasai dinamika komunikasi


yang menarik.
* KEPRIBADIAN , MC dinilai baik bila memiliki karakter orisinil, menampilkan
kepribadian yang tidak meniru orang lain.
* KREATIF DAN BERJIWA ENTERTAINER , MC harus membuka mata dan telinga
terhadap perkembangan dan keinginan pasar.
* Bertanggung jawab atas kelancaran rangkaian suatu acara dan keberhasilannya.
* Memimpin suatu rentetan acara secara teratur dan rapi.
* Sebagai “gatekeeper” atau penjaga gawang dan sutradara sebuah acara.
* Menentukan sukses atau tidaknya suatu acara.
TUGAS DAN FUNGSI
* Wakil Citra Panitia dan Pribadinya
o Turur kata, perilaku, cara berpikirnya menjadi pusat perhatian audience
* Pemasar
o Sebagai tenaga pemasaran, mis: TV, Radio, Event Organizer, dll
o Memasarkan dirinya sendiri sebagai MC yang punya nilai jual.
* Komunikator
o Segala pesan dan informasi yg disampaikan bergantung pada kesadarannya sebagai
komunikator.
APA SAJA SYARAT TEKNIS PA/MC…….?
* Menguasai acara dengan baik
* Menguasai bahasa dengan baik
* Artikulasi harus baik
* Logat Bahasa Indonesia
* Susunan kata / kalimat yg tepat
* Suara / nafas yg benar
* Penggunaan pengeras suara yg serasi
* Pembawaan acara sesuai dengan jiwa acara
* Kesinambungan acara yg terarah
24

APAKAH ADA SYARAT PENUNJANGNYA…….?


* 1. Percaya diri
* 2. Penampilan yang baik (berpakaian, sikap yang wajar, wajah yang ramah, bersemangat/tidak
emosional, memberikan penjelasan, posisi berdiri, mengatur suara)
* 3. Human relation yang baik
* 4. Menepati waktu yang ditentukan
* 5. Kreatif dan penuh ide
* 6. Tidak menyakiti hati hadirin
APA YANG DILAKUKAN, RINCIAN TUGAS MC, PERSIAPAN TUGAS
MC,PELAKSANAAN TUGAS MC, RINCIAN TUGAS MC
* Memulai, merangkaikan dan kemudian mengakhiri suatu acara pada waktunya.
* Menyampaikan informasi ttg hal-hal yang perlu diketahui hadirin.
* Mempersilahkan seseorang, sebagian hadirin atau seluruh hadirin pada waktunya untuk
melakukan atau tidak melakukan sesuatu sehubungan acara.

PERSIAPAN TUGAS MC
* Apa nama dan bagaimana sifat acara/ upacara tersebut?
* Siapa atau siapa saja pejabat yang hadir?
* Hadirin/undangannya dari kalangan apa saja?
* Bagaimana urutan susunan acaranya?
o Persiapan ini akan berkaitan dengan:
+ Pakaian / penampilan bagaimana sebaiknya
+ Bagaimana ungkapan sapaan umum kepada hadirin
+ Menyusun pedoman pengutaraan MC
PELAKSANAAN TUGAS MC
* MC harus tiba di tempat upacara jauh lebih awal dari saat acara/upacara dimulai.
* Sebelum dan selama acara/upacara berlangsung MC harus selalu berhubungan dan
berkonsultasi dengan protokol/ penanggungjawab acara/upacara.
* MC harus siap mental, cekatan dalam mendeteksi kemungkinan hal-hal yang dapat
menghambat kelancaran acara yang sedang dan akan berlangsung.
OLAH VOKAL
MENGENAL MIKROFON MONO DIRECTION, hanya dpt digunakan dari satu arah tertentu.
(mulut sbg sumber bunyi harus tepat berada di depan mike). BIDIRECTION, mendapatkan
sumber bunyi dari bbrp arah. (semua suara di sekitarnya akan masuk ke mike).
20. Suara yang sehat menunjukkan kepribadian yang kuat. Suara yang sehat keluar dari badan
yang sehat. Titik beratnya adalah pada kesehatan alat-alat tubuh yang merupakan instrument
penghasil suara seperti paru-paru, rongga dada, pita suara, kerongkongan, rongga hidung, lidah,
dan gigi.
25

VOKAL YANG BAIK


* Vokal yg baik adalah kemampuan menampilkan suara dgn baik yg meliputi dasar suara dan
tekniknya.
* Dasar suara adalah kualitas suara, ada suara tenor, bariton, bass, sopran, alto, parau, serak
basah, bersih, sengau, dsb.
* Teknik suara adalah seperti pengucapan, frase, bernafas, tekanan kata dan kalimat, dsb.

PENGUCAPAN , seorang MC harus dapat mengucapkan vokal dan konsonan secara tepat dan
tanpa cacat.
* Bilabial, bibir atas dan bibir bawah bersentuhan (p,b,m)
* Labiodental, bibir bawah bersentuhan dengan gigi atas (v,w,f)
* Dental, ujung lidah bersentuhan dengan lekun kaki gigi (t,d,ts,z,l,s,r)
* Palantal, daun lidah bersentuhan dengan langit-langit kasar(ny,j,y,c,sy)
* Velar, pangkal lidah bersentuhan dengan langit-langit lembut (k,g,ng)
ARTIKULASI Para peserta diminta melakukan:
* Berbicara memperkenalkan diri di depan mike saru per satu.
* Latihan pengucapan huruf hidup : A, I, U, E, O.
* Latihan mengubah berbicara dengan dialek non suku tertentu (standar Bahasa Indonesia).
* Latihan mengatur kecepatan berbicara.
PRONOUNSIASI Peserta diminta untuk melakukan:
* Membaca sebuah artikel tertentu untuk dibaca di depan mike untuk didengarkan dan dikoreksi.
* Latihan cara membaca dengan pronounsiasi standar Bahasa Indonesia.
* Membuat tulisan sendiri untuk dibacakan di depan mike.
. INTONASI Peserta diminta untuk melakukan:
* Membaca artikel tertentu dengan intonasi yang tepat dan menarik.
* melatih untuk mengetahui kapan harus berhenti untuk mencuri nafas.
* Melatih untuk mengetahui kapan harus meninggikan atau merendahkan nada bicara untuk
suatu penekanan atau bahkan hanya sebagai daya tarik.
TEKNIK RILEKS 1. Putar kepala ke depan, ke kiri, ke belakang, kanan, dan ke depan lagi bbrp
kali, (mata jangan dipejamkan). 2. Pijit otot wajah dari batas rambut menyusur menuju rahang,
lepas dg lembut. 3. Julurkan lidah bbrp kali kemudian lidah digantung pd ujung bibir. 4. Pijit
bagian bawah dagu sampai terasa tak ada ketegangan. 5. Pegang kuat rahang bawah, gerakkan
rahang ke atas dan ke bawah. 6. Ucapkan kata ‘wah…’ scr hati-hati, ambil nada tinggi scr baik
kemudian menurun dgn menghembuskan suara ‘a…’ sampai nada terendah.

. SIKAP DAN PERILAKU PEMBAWA ACARA


Apa saja tips untuk menarik perhatian audience….
MENARIK PERHATIAN
* YANG TERLIHAT
* Pakaian : serasi, nyaman dipandang
* Dandanan : enak dipandang, tidak norak
26

* Wajah : segar, gembira, ramah


* Gerakan : wajar, serasi, sopan
* Pembawaan : tenang, berwibawa, simpatik, mengesankan
* YANG DIDENGAR
* Suara : lunak, lemas, wajar
* Bahasa : mudah dimengerti
* Jelas didengar, Benar ucapannya, Menggema

. CATATAN UNTUK MENGUASAI RASA GUGUP


* Kuasailah materi secara baik dan betul
* Yakinlah akan penampilan (cara berbusana dan kebersihan badan)
* Berbaurlah dengan undangan sebelumnya
* Minumlah air putih sebelum bertugas
* Belajar menguasai situasi mendadak
* Disiplin diri
* Hindarilah sikap yang berlebihan dan rasa lekas puas
* Meningkatkat kepandaian ‘Public Speaking’
YANG PERLU DIPERHATIKAN?
* Buat catatan data dan kata-kata yang akan diucapkan pada kertas sebesar kartu pos.
* Tarik nafas dalam-dalam lalu keluarkan perlahan, ini membantu untuk mengatasi demam
panggung.
* Pandang hadirin satu persatu dan bergantian saat on stage .
* Pastikan 5 menit pertama tidak terjadi kesalahan.

. PENAMPILAN?
* Pakaian /cara berdandan yang menarik dan sesuai dengan acara yang dipandunya.
* Gaya wajar dan tidak dibuat-buat, sesuai dengan keinginan acara.
* Bila MC tampil duet, usahakan busana yang dikenakan mirip/serasi
PENAMPILAN STATIS
* Tinggi Badan
* Berat Badan
* Bentuk Wajah
* Bentuk Tubuh
* Bentuk kaki

. PENAMPILAN DINAMIS
* Ekspresi Diri
* Pancaran Mata
* Suara
* Gaya Bicara
27

* Cara Mendengarkan
* Sikap Tubuh
* Bahasa Tubuh
* Cara Berjalan
. BERBUSANA
* Acara resmi yang bersifat kenegaraan : pakaian nasional.
* Acara resmi untuk perkawinan/pernikahan: pakaian daerah disesuaikan dengan daerah
setempat atau pemilik hajad.
* Acara setengah resmi: dapat pakaian nasional/pakaian daerah/maupun gaun yang bersifat
formal. Lihat situasi setempat.
* Acara hiburan/santai: pakaian bebas, rapi, sopan
CONTOH TERAPAN UNTUK ACARA BERBEDA
* RESMI HIBURAN
* SIKAP resmi ramah/luwes
* PAKAIAN resmi menyesuaikan
* BAHASA resmi variatif
* KOMENTAR tidak improvisasi
* boleh
* PERSIAPAN tertulis tidak harus
SIKAP BADAN
* Ciptakan kondisi rileks pada alat vokal
* Berdiri tegak, tapi tidak kaku
* Kaki tidak 100% lurus, lutut rileks
* Cara bernafas yang benar
* Pakaian dan celana tidak terlalu ketat
* Dasi tidak menekan urat leher
* Tangan menyesuaikan (lurus ke bawah / bawa catatan)
* Kepala secara umum menghadap ke depan
KEPRIBADIAN YANG TIMBUL DARI PENGARUH SUARA MELIPUTI: – Naturalness
(wajar) – Vitality (lincah, energi) – Friendlyness (ramah) – Adaptability (luwes) –
Pronounciation (pengucapan) – Voice control (kontrol suara)
KEMAMPUAN DAN KETERAMPILAN BERBAHASA
INTI PEMBUKAAN
* Salam
* Sampaikan judul acara lengkap dengan tempat dan waktu
* Mengantar acara ke-1 dst.

. INTI PENUTUPAN
* Mengantar acara terakhir
* Kata-kata penutupan
* Terima kasih
* Salam penutup
28

HAL-HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN


* Kaya khasanah kata, padanan kata.
* Mengetahui istilah dan kata- kata baru sesuai dengan acara yang diembannya.
* Menghindari dialek bahasa suatu daerah, kecuali bila acara dibawakan dalam bahasa daerah
tertentu
CONTOH KATA / KALIMAT YANG PERLU DIHINDARI
* Penggunaan kata ‘dimana’ scr tdk tepat, mis: . . . . lebaran akan tiba, di mana . . . .
* Penggunaan kata ‘daripada’ scr tdk tepat, mis: . . . . hal ini merupakan bagian daripada . . . .
* Pengulangan kata yg sama dlm satu rangkaian kata atau kalimat yg berdekatan, mis: . . . .
Setelah anda menikmati lenggok penari Sunda dlm tari Jaipongan, akan kita saksikan gemulai
tari Golek dari Yogyakarta. Setelah tari Golek akan disusul tari , . . .
CEK DAN RICEK HAL-HAL KECIL YANG BISA FATAL
* Soal nama mis: nama orang Jawa dan Sunda Sudarta, Endang, dsb.
* Nama kota, mis: Klaten (Jateng), Cibeureum (Jabar), Lhokseumawe (Aceh), dsb.
* Huruf singkatan, mis: Huruf ‘H’ di depan nama orang, bisa ‘Haji’, ‘Hendricus’, dsb.
* Penyebutan Jabatan,mis: Bupati, Walikota, Camat, Lurah, dsb.
* Soal Pangkat, mis: Mayor Jenderal, Sersan Mayor, Mayor, dsb.
* Soal Jabatan Akademis, mis: dokter (dr), doktor (DR), MSc., MA, dsb.
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEBERHASILAN PA/MC
* Faktor Alat
* Faktor Manusia
* Faktor Situasi dan Lingkungan
Semoga Anda Menjadi MC yang Sukses
29

Contoh Naskah Pembawa Acara Dalam Bahasa Indonesia


PERINGATAN HUT KEMERDEKAAN RI

Yang kami hormati Bapak Lurah Palangrejo,


Bapak Carik Palangrejo,
Bapak-bapak Ketua RW seluruh Palangrejo,
Ibu-ibu, Bapak-bapak dan hadirin yang kami muliakan,

Assalamualaikum Wr. Wb.

Selamat malam dan selamat sejahtera, dengan mengucapkan syukur alhamdulillah, marilah kita
bersama-sama berterima kasih kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, karena dengan rahmat-Nyalah
kita semua bisa hadir bersama-sama di tempat ini dalam keadaan sehat walafiat.

Atas nama panitia kami menyampaikan terima kasih kepada hadirin, yang telah dengan tulus
ikhlas menyempatkan diri menghadiri undangan kami dalam rangka ikut bersama-sama
memeriahkan, memperingati hari besar nasional, hari ulang tahun Kemerdekaan Republik
Indnesia yang ke-… yang kita cintai bersama ini. Semoga amal baik Bapak-bapak, Ibu-ibu dan
hadirin semuanya itu mendapatkan balasan yang setimpal dari Tuhan Yang Maha Kuasa. Amin!

Hadirin yang kami muliakan, untuk memanfaatkan waktu baiklah segera saja kami bacakan
susunan acara malam ini sebagai berikut :
30

Contoh Naskah Pembawa Acara/MC Bahasa Lampung Dialek A

Acara Ulang Tahun (acr uaulR thun/)


Assalamulaikum W.W
Tabikpun tabik ngalimpugha di kuti hgumpok seunyinni, dawah sinji payu gham jama-jama
ngucakko puji syukur jama Allah SWT, sai ghadu ngeni gham rahmat sappai gham dapok kuppul
di ja di lom acara Ulang Tahun ……. Sai ke ……
Guwai tertib acara sinjihikam haga ngebacako susunan acarani:
1. Pembukaan
2. Pembacaan ayat suci Alquran
3. Sambutan-sambutan
4. Doa
5. Penutup
6. Lain-lain.

Contoh Naskah Pembawa Acara /MC Bahasa lampung Dialek O

Acara Ulang Tahun (acr uaulR thun/)


Assalamualaikum W.W

Tapbikpun tabik ngalimpuhgo di mettei ghuppek seunyenno, dawah ijo payeu gham jamo-jamo
ngucapken puji syukur jamo Allah SWT, sai ghadeu ngejuk gham rahmat sappai gham dapek
kuppul di jo di lem acara ulang Tahun …. Sai ke …..

Guwai tertib acaro ijo ikam agaou ngebacoken susunan acarono:

1. Pembukaan
2. Pembacaan Ayat suci Alquran
3. Sambutan-sambutan
31

4. Doa
5. Penutup
6. Laian-laian

Bhs menun/jukn/ bR s
Bexbhs menun/jukn/ kemm/puwn/ seseaorR
Tetpi klW kit slxbeRkt bis men/jdi sen/jt mkn/ tuwn/
Jdi beRhti-htilx teRhdp/ lisn/ kit
32

BAB V NYERITA/WAWARAHAN

(GErit atW wwrhn)

Contoh Wawarahan Legenda Dialek A


Kisah Danau Ranau ghik Sebutan Ranau

Nughut ceghitani wat jelma ghua mianak bai, ghangni di ulu wai Pagar Warkuk. Tanno ghang
seno gelaghni pekon Sukajaya. Jelema ghua mianak bai senosai tuha bakas, gelaghniNaga, sai
ghura bebai gelaghni Ranau, jadi tiyan ghua nunggu dig hang seno.

Di suatu ketika sai naga jama adikni Ranau lelapahan di penggegh wwai. Sampai ai Warkuk
seno. Si Naga tughun di wai . Sampai di san tiyan ngehalu telui sai, induh telui api. Si Naga
ngakuk telui seno. Waktu seno sangun mak lamon kanian.

Na, jadi ulih ina diakuk ghik dipajakni telui seno. Adikni ngrhalang, kidang abangni haga nganik
telui seno.”Dang dikanik Bang, induh telui hinji telui ni ulai, induh telui seno jak sapa” cawa
Ranau.

Seghadu sejam-ghua jam anjak nganik telui seno, si Naga ngeghasa badanni panas ghik
kemahuan. “Tulung nyak Ranau, akukko wai nginum!” Cawa si Naga jama Ranau Cawa si Naga
jama Ranau Cawa si Naga jama Ranau Cawa si Naga jama Ranau Cawa si Naga jama Ranau. Si
Naga nginum teghus mak beghadu gegoh lain jelma gawoh. Ulah kak wai sai di lamban kak bela,
ia lapah mit ulu wai. Waktu sappai di san, lebon mahuni, kidang setiap ya aga ninggalko ghang
seno ia mahu luwot. Akhirini ia mutusko tinggal di ulu wai seno.
33

Adikni kak munni nunggu, kidang abangni mak ghatong-ghatong. Laju ia nyusul, mak pandaini
ia mak ngeliyak jelma di san. Waktu ia haga mulang ia tekanjatulah wat ulai balak. Ulai seno
cawa “Ranau, nyakku Naga dang niku ghabai, nyakku mak pandai ulah api nyak gegoh sinji,
Kattu inji ulah nyak kak nelanggagh”. “Lamun niku abangku, ulah api niku jadi ulai?”lulih
Ranau. Naga njejawab lamun ia munih mak pandai, ia ngayun Ranau mulang mit lamban.

Ranau mak haga mulang, ia ghabai tenggalan di lamban, ia Cuma mulang ngakuk alat-alat rik
kawaini. Ia nutuk mit dipa gawoh Naga lapah. “Niku haga kututuk, mati baghong mati, hughik
barong hughik, nyak aga lapah jama abang” cawa Ranau.Unyin peghlengkapanni di pikko di
tukkah Naga seno. Lapahlah tiyan ghua nutuk hilian wai Warkuk sappai di muaghani.

Di danau sai betik seno, Naga geghing nihan . “Niku, tinggal dija pai Ranau, nyak haga nyelom
di wai sinji seghebok”. Ranau nurut. Ditungguni Naga , kidang sappai bebulan-bulan Naga mak
nimbul munih. Waktu Naga nimbul, ghupani Ranau kak ninggal. Naga miwang nyesoli dighini
tenggalan sai ninggalko adikni sappai munni. Waktu ngubangko Ranau, Naga ngeniko pepigha
henakni jama jelma sai haga nguboghkoRanau. Gelagh Ranau diakuk
Ughik Ranau sai nyedihko sina diakuk jelma-jelma dig hang san guwai gelagh danau. Jadilah
Danau Ranau.

Contoh Wawarahan Legenda Dialek O


Kisah Danau Ranau Jamo Sebutan Ranau
Nughut ceghitano wat jimo wau anak bai, pekno di uleu wai Pagar Warkuk. Tano pek hino
gelaghno anek Sukajaya. Jimo wou anak bai hino sai tuha bakas, gelaghno Naga, sai ngugha
gelaghno Ranau., jadei tiyan wou nunggu di nei hino. Disuatu ketika si Naga jamo adikno Ranau
lalapahan di pinggegh wai Warkuk ino. Si Naga tughun di wai ceghuh. Sampai di nei tiyan
ngehalue telui sai. Iduh telui nyou. Si Naga ngakuk telui ino.Watteu ino sangun mak nayah
kanian.
34

Na, jadei ulah hino diakuk jamo dipajakno telui ino. Adikno ngelaghang, anying abangno agaou
Ngekan telui ino. “Dang dikanik bang, iduh telui ijo teluino ulai, iduh telui ino jak apou” cawo
Ranau.
Seghadeu sejam-wou jam anjak ngekanik telui hino, Si Naga ngeghaso badanno panas jamo io
kehawosan. “Tulung nyak Ranau, akukkon wai nginum!” Cawo di Naga jama Ranau. Si Naga
nginum teghus mak beghadeu geggeh layin jimo gaweh. Ulah wai sai di nuwo kak bela, ia lapah
adek uleu wai. Watteu sappai di nei, aghathawosno, anying setiap io agou ninggalken pek io io
hawos kupek. Akhirno io mutusken tinggal di uleu wai hino.
Adino kak munnei nunggeu, anying abangno mak megegh-meghegh. Lalu io nyusul, mak
pandaino ia mak ngenah jimo di nei. Watteu io agaou mulang io tekanjat ulah wat ulai balak.
Ulai ino cawo “Ranau, nyak Naga dang nikeughabai, nyak kak ngelangggh” “lamen nikeu
abangkeu, ulah nyow nikeu jadi ulai?” lulih Ranau. Naga ngejawab lamon io munih mak pandai,
io ngayun Ranau mulang gaweh adek nuwo.
Ranau mak agou mulang, io ghabai sayan di nuwo, io Cuma mulang ngakuk alat-alat jamo
kawaino. Io nutuk adek kedou gaweh Naga lapah. “niku agou kututuk, matei baghong matei,
hughik baghong hughik, nyak ago lapah jamo abang.”.cawo Ranau. Unyin peghlengkapanno di
pekken di tukkah Nago ino. Lapahlah tiyan wou nutuk hilian wai Warkuk sappai di muaghono.
Di danau sai betik ino, nag ailing temmen. “Nikeu, tinggal di jo pai Ranau, nyak agou nyelem di
wai ijo seberai”. Ranau nughut. Ditunggeuno Naga, anying sappai bebulan-bulan Naga mak
nimbul munih. Watteu Naga nimbul, upono Ranau kak ninggal. Naga miwang nyesoli dighino
sayan sai ninggalken adikno sappai munnei. Watteu nguboghko Ranau, Naga ngejuken pepigho
henaknojammo jimo sai agounguboghken Ranau. Gelagh Ranau diakuk.
Ughik Ranau sai nyedihko ino diakuk jimo-jimo di nei guwai gelagh danau. Jadeilah Danau
Ranau.

35
BAB VI. Drama
( derm)

Drama adalah suatu aksi atau perbuatan (bahasa yunani). Sedangkan dramatik adalah jenis
karangan yang dipertunjukkan dalan suatu tingkah laku, mimik dan perbuatan. Sandiwara adalah
sebutan lain dari drama di mana sandi adalah rahasia dan wara adalah pelajaran. Orang yang
memainkan drama disebut aktor atau lakon.

Drama menurut masanya dapat dibedakan dalam dua jenis yaitu drama baru dan drama lama.

  1.      Drama Baru / Drama Modern


Drama baru adalah drama yang memiliki tujuan untuk memberikan pendidikan kepada 
mesyarakat yang umumnya bertema kehidupan manusia sehari-hari.
  2.      Drama Lama / Drama Klasik
Drama lama adalah drama khayalan yang umumnya menceritakan tentang kesaktian,
kehidupan istanan atau kerajaan, kehidupan dewa-dewi, kejadian luar biasa, dan lain sebagainya.

Macam-Macam Drama Berdasarkan Isi Kandungan Cerita :

1.      Drama Baru / Drama Modern


Drama baru adalah drama yang memiliki tujuan untuk memberikan pendidikan kepada
mesyarakat yang umumnya bertema kehidupan manusia sehari-hari.

36
2.      Drama Lama / Drama Klasik
Drama lama adalah drama khayalan yang umumnya menceritakan tentang kesaktian, kehidupan
istanan atau kerajaan, kehidupan dewa-dewi, kejadian luar biasa, dan lain sebagainya.

Macam-Macam Drama Berdasarkan Isi Kandungan Cerita :

1.      Drama Komedi


Drama komedi adalah drama yang lucu dan menggelitik penuh keceriaan.
2.      Drama Tragedi
Drama tragedi adalah drama yang ceritanya sedih penuh kemalangan.
3.      Drama Tragedi Komedi
Drama tragedi-komedi adalah drama yang ada sedih dan ada lucunya.
4.      Opera
Opera adalah drama yang mengandung musik dan nyanyian.

5.      Lelucon / Dagelan


Lelucon adalah drama yang lakonnya selalu bertingkah pola jenaka merangsang gelak tawa
penonton.
6.      Operet / Operette
Operet adalah opera yang ceritanya lebih pendek.
7.      Pantomim
Pantomim adalah drama yang ditampilkan dalam bentuk gerakan tubuh atau bahasa isyarat tanpa
pembicaraan.
8.      Tablau
Tablau adalah drama yang mirip pantomim yang dibarengi oleh gerak-gerik anggota tubuh dan
mimik wajah pelakunya.
9.      Passie
Passie adalah drama yang mengandung unsur agama / relijius.
10.  Wayang
Wayang adalah drama yang pemain dramanya adalah boneka wayang. Dan lain sebagainya.
Ciri-ciri drama
Ciri-ciri drama adalah seperti yang berikut:
1.      Mesti ada konfliks
2.      Mesti ada aksi
3.      Harus dilakonkan
4.      Tempoh masa kurang daripada 3 jam
5.      Tiada ulangan dalam satu masa

37
Jenis-jenis drama pula adalah seperti yang berikut:

1. Tragedi
2. Komed i
3. Tragi-Komedi
4. Opera
5. Pantonim
6. Bangsawan

Contoh Teks Drama dalam Bahasa lampung

Oleh-oleh Khas Lampung


(aolx-alx ks/ lm/puX)
Darwis mapaghek puaghinou Anwar, sai lagei asik ngebacou bukeu

Darwis : Assalamulaikum
Anwar : Waalaikumsalam, Sapo enauo
Darwis : Ejau sikam Darwis, puaghimeu.
Anwar : oo, kughuk gaweh kak. Duanghanou mak tekuncei.
Darwis : Nikeu lagei ngeghjakaken ayau?
Anwar : Mak lagei nyou-nyou
Darwis : Cuba nah sebeghai. Bukeu nyaou jama Darwis.
Anwar ngejukken bukeu sai lagei yau bacau jamo Darwis.
Darwis Bukeu sosiologi. Jemeh nikeu ulangan sosiologi
Anwar : Mak jugo. Ulanganno masih tangih. Nyak ngabaco ngisi wakteu sai kusung
Gaweh.

38
Darwis : Lamen nikeu mak sibuk. Kancai sikam sebeghai. Nikeu agou mak?
Anwar : Dapek gaweh. Mimingnou nikeu adek kedau?
Darwis : Wou panas lagei sikam agau balik adek Jogja. Kanca-kanca kuliah sikam kak
pesan oleh-oleh jak Lampung ejou. Sikam bingung agou belie nyou?Pok beleino
sikam mak muneh pandai. Nikeu agou nulung mak?
Anwar : Dapek kak. Oleh-oleh Lappung enou keripik puntei. Kakak beli enou gaweh.
Darwis : selain keripik, nyaou lagei?
Anwar : Nayah kak. Salah sai diantaghanou, yo keripik puntei jenno, lajeu kupi luwak,
sambol, dudul deghian jamou kemplang.
Darwis : Oke, lamen juk enou, panas naan segadeu sholat zuhur gham tandak
Panasnou tiyan wo kak agou tandak
Anwar : Sikam kak siap, kakak gadeu siap?
Darwis :Nikeu menado, penah sikan di mubil. Sebeghai lagei sikam siap.
Anwar : Yo kidah.
Mak saka Darwis kak siap
Darwis :Pah gham tandak ganta
Anwar : Kak naan gham liwatnuwounou kanca sikam. Sikam agou baliken bulou sai
sikam jeno.
Darwis : Dikedou nuwonou?
Anwar : Paghek jak ejou. Nowonou Tamrin bepaghekan jamou kantur Pus Pahoman.

Darwis jamou Anwar kak tigoh di nuwonou Tamrin


Anwar : Nyou Kabghnou Tam? Mahaf bukunou ampai sikam balikken
Tamrin : Mak nyou-nyou. Nikeu gadeu belajagh?
Anwar : Gadeu. Tam kenalken ejou kemamankeu.
Tamrin : Kenalko sikam Tamrin. Kantikno Anwar, gham sekelas.
Darwis : Sikam Darwis. Buguh dapek kenalan jamou nikeu

39
Anwar : Tam kemamankeu ejou. Ulunnou pintgh, kuliahnou gaweh di Jogja. Kota
pendidikan.
Darwis : Dang didengeiken Tam, sikam layin pintegh. Sikam sekula di Jogja ulih
jurusannou mak angkou di Unila. Unila mak kalah jamou Perguruan Tinggi sai
wat dipok baghehnou.
Darwis : Sikam kuliah jurusan seni tari di Akademi Seni Tari Indonesia.
Tamrin : Taghei sikam dipelajaghhei juga mak?
Darwis : You, segalou jenis taghei, sikam pelajaghhei.
Tamrin : Agou adek kedou ejou kak?
Darwis : Gham agou nyanik oleh-oleh, nikeu agou nutuk?
Tamrin : teghima kasih gaweh. Sikam dikayun apakkeu nungeu nuwou.
Anwar : Lamen juk enousikam peghmisei.
Tigeh di poknou jualan oleh-oleh khas lampung tian wou lajeu belanjau
Anwar : Pok ejou pusatno oleh-oleh Lappung. Gheganou mak mahal, kualitasnou wawai.
Dijamin mak ngeciwaken.
Darwis : Yo, sikam peghcayo jamou nikeu.
Selvi : Selamat siang. Nyou sai sikam dapok tulung?
Anwar : Kakakkeu ejo emeh agou mulang adek Jogja. Yaou agou ngabeli oleh-oleh
khas Lappung ejou.
Selvi : juk enou. Metei ghuppek ghatong adek pok sai tepat. Sikam kak nyiapken
macem-macem oleh-oleh khas Lappung. Ejou keripik punti. Dang hiran sangun
nayah macem-macemnou. Sai ejou ghasa cekelat, ejou ghasa keju. Wat jugou
ghasa manis. Tinggal disesuaiken jamou agounou pembeli.alami unyin.
Darwis : Sikam ngebelei ghasa coklat wou kilo jamou ghasa keju sai kilo gaweh.
Selvi : Sikam jugou ngajual macem-macem manisan. Ejou manisan mangga, sai enou
manisan kedundung, sai baghu enou manisan beluluk. Nah ngediknou manisan
buah pala. Ghegano moghah gaweh, mak dimahalken.

40
Anwar : Makai bahan pengawet nyou? Nyadangko badan mak wat?
Selvi : Dang Wategh kak. Mitra sikan ngawetken manisan enou makai caghou warisan
jak umpu sai bahari. Bahan pengawetnou
Darwis : Sikam ngebelei manisan pala jamo manisan beluluk.
Seghadeu tiyan belanjou tian wo mulanh.

41
BAB VII Bahasa Perwatin dan Bahasa Merwatin
(bhs peRwtiA dA bhs meRwtiA)
Bahasa Perwatin yaitu: Bahasa yang tergolong ragam bahasa halus, bahasa yang digunakan
dikalangan  perwatin (dewan adat/ kepala adat atau bahasa yang dipakai untuk orang yang
dihormati.
Bahasa Merwatin yaitu: Bahasa yang tergolong ragam bahasa biasa , bahasa yang digunakan
dikalangan  teman sebaya atau bahasa sehari hari.

Kedua ragam bahasa diatas dapat dipakai sesuai dengan klasifikasi pemakainya.
berikut ini ragam bahasa perwatin dan ragam bahasa merwatin :

Ragam Bahasa Perwatin:

Dialek A                                              Dialek O

Hikam  = Hamba /saya                        Ikam / ekam = Hamba / saya

Gham Ghumpok = Kita Yth                 Gham Ghuppek =Kita Yth

Puskam = Tuan / Anda                        Puskam = Tuan / Anda

Kuti Ghumpok = Tuan-tuan Yth           Metei Ghuppek = Tuan-tuan Yth

Beliyau = beliau / dia                            Beliyau = beliau / dia

Tiyan Ghumpok = Mereka Yth            Tiyan Ghuppek = Mereka Yth

42
Ragam Bahasa Merwatin

Dialek A                                             Dialek O

Nyak = Saya                                      Nyak = Saya

Gham = Kita                                       Gham = Kita

Niku = Kamu                                      Nikeu = Kamu

Kuti = Kalian                                       Metei = Kalian

Ya = Dia /ia                                         Yo = Dia / ia

43
BAB VIII Pepaccur/Pepaccogh/Wawancan
( ppcuR atW wwn/cn/)
Pepaccur/Pepaccogh/Wawancan adalah salah satu jenis sastra lisan Lampung yang
berbentuk puisi, yang lazim digunakan untuk menyampaikan pesan atau nasihat dalam
upacara pemberian gelar adat (adek/adok)

Sudah menjadi adat masyarakat Lampung bahwa pada saat bujang atau gadis
meninggalkan masa remajanya, pasangan pengantin itu diberiadek/adok sebagai
penghormatan dan tanda bahwa mereka sudah berumah tangga.
Pemberian adek/adok dilakukan dalam upacara adat yang dikenal dengan istilah ngamai
adek/ngamai adok (jika dilakukan di tempat mempelai wanita), nandekken adek dan inei
adek/nandokko adok ghik ini adok (jika dilakukan di tempat mempelai pria),
dan butetah/kebaghan adok/nguwaghkon adok (di lingkungan Lampung Sebatin).

Bentuk pepacur/wawancan

1. Memiliki bait-bait
2. Satu bait terdiri dari 4 atau 6 baris
3. Syair (puisi tradisional)

Isi Pepacur/Wawancan

1. Semua baris berupa isi


2. Memiliki sajak ab-ab atau abac-abac
3. Berisi nasihat-nasihat

Fungsi pepacur/Wawancan

1. Sebagai media penyampaian pesan dan nasihat bisa berupa masalah pendidikan, rumah
tangga, masyarakat, bernegara, dan agama.
2. Sebagai media pelestaian budaya
3. Sebagai sarana berkomunikasi
4. Sebagai media hiburan.

44
Contoh Pepacur/Wawancan Dialek A

Amaini amai Suttan, adokni Suttan Pasighah


Suttan pesighah
Numpa guai anggunan
Syukur aji wat limpa
Kurnia anjak tuhan

Lamon ngitungko soah


Kimbang mak ngidok jalan
Titutup unyin celah
Mawat selesai ghasan

Allah sifat pemuragh


Sino gawoh tungguan
Mawat bantu illah
Ngeba dapok budandan

Bemohon anugrah
Ngadap sai maha Rahman
Sebab senang ghik susah
Khalik jangan gantungan

Lamon mak gheno kidah


Buhung ghetini mak buiman
Cuma nunggu ia payah
Iktikat harus mapan

Bughubah pai masalah


Lain lagi haluan
Saran lain peghintah
Cuma duduk himbawan

Haghuk ibuk ghik ayah


Betik-betikko andan
Cuntu gham gila nayah
Liwak ampai bubulan.

45
Ngundahko cawo latah
Sai nyinggung peghasaan
Sualau basa maghh
Suya patut tisansan

Contoh Pepacur/Wawancan Dialek O


Amaini amai Suttan, adekno Suttan Pesighah

Suttan pesighah
Numpa guwai anggunan
Syukur aji wat limpah
Kurnia anjak tuhan
Nayah ngitungko masalah
Kimbang mak ngemik jalan
Ketutup unyin celah
Lakwat selesai ghasan

Allah sifat memughah


Hino gaweh tungguan
Mak bunteu illah
Nyuba dapok budandan
Bemohon anugrah
Ngadep sai maha rahman
Sebab senang jamo susah
Khalik pek gantungan

Nayah mak geh ino kidah


Ngebudi ghetteino mak beiman
Cuma nunggeu io payah
Iktikat harus mapan
Berubah pai masalah
Layen lagei haluaan
Saran layen peghintah
Cuma mejjeng himbauwan

Haghuk ibu jamo ayah


Wawai-wawaiko dandan
Contoh gham gila nayah
Liwat appai bebulan
Ngundahko cawo latah
Sai nyinggung peghasaan
Sekalu basa maghah
Suya patut disasan

46
BAB IX KEBUDAYAAN DAERAH LAMPUNG
1.1 PENDAHULUAN

Masih banyak aspek kebudayaan daerah yang belum terungkap jelas, ini bukan berarti tidak
menarik untuk dikenali melainkan merupakan mutiara yang terpendam sehingga belum
banyak menyemarakan nilai budaya di bumi nusantara ini. Oleh karenanya kekayaan ini,
yang merupakan kekayaan yang tiada taranya bagi masyarakat bangsa Indonesia, perlu
diungkapkan.

Menarik untuk dikaji mengapa Lampung dipilih sebagai daerah transmigrasi yang pertama
dan terbesar, dan mengapa transmigrasi ini sukses tidak memenuhi hambatan.

Daerah Lampung dipilih untuk menjadi daerah transmigrasi pertama dan terbesar di
Indonesia bahkan dunia adalah atas pertimbangan-pertimbangan bukan hanya dari segi posisi
geografi yang strategis semata-mata tetapi lebih lebih atas pertimbangan sisi demografis yang
sangat memungkinkan untuk itu. Budaya masyarakat setempat yang sangat memungkinkan
dilaksanakannya transmigrasi penduduk asal Jawa, eksodus besar-besaran yang dilakukan
sejak zaman kolonial Belanda, berlanjut hingga zaman kemerdekaan, dan masih berlangsung
hingga zaman orde baru dan baru dihentikan pada tahun 1980-an.

Gubernur menyatakan bahwa daerah Lampung tertutup bagi usaha transmigrasi, karena
daerah Lampung akan melaksanakan usaha transmigrasi lokal guna menata dan mengatur
pemerataan penduduk serta memperkecil terjadinya perambahan hutan yang sangat strategis
dalam rangka mempertahankan ekosistem.

Budaya masyarakat Lampung yang sangat diwarnai oleh prinsip-prinsip Falsafah Piil
Pesenggiri yang terdiri dari :
1. Piil Pesenggiri ( Prinsip Kehormatan )
2. Bejuluk Adek ( Prinsip Keberhasilan )
3. Nemui Nyimah ( Prinsip Penghargaan )
4. Nengah Nyappur ( Prinsip Persamaan )
5. Sakai Sambaian ( Prinsip Kerjasama )

47
Falsafah Piil Pesenggiri bukan hanya populer dikalangan Etns Lampung Pepadun, tetapi juga
dikalangan Etnis yang lainnya yaitu Lampung Saibatin. Masyarakat saibatin mengenal
falsafah Piil Pesenggiri yang terdiri dari :

1. Khepot Delom Mufakat ( Prinsip Persatuan )


2. Tetangah Tetanggah ( Prinsip Persamaan )
3. Bapudak Waya ( Prinsip Penghormatan )
4. Khopkhama Delom Bekekhja ( Prinsip Kerja Keras )
5. Bupiil Bupesenggiri ( Prinsip Bercita-cita dan Keberhasilan )

Bila ditinjau dari unsur-unsur yang ada mana Piil Pesenggiri sebagai diuraikan di atas adalah
sama, sebagaimana juga tergambar pada bagan di bawah ini :

PIIL PESENGGIRI
VERSI PEPADUN VERSI SAIBATIN
1. Nemui Nyimah 1. Bapudak Waya
2. Nengah Nyappur 2. Tetengah Tetanggah
3. Sakai Sambaian 3. Khepot Delom Mufakat
4. Juluk Adek 4. Khopkhama Delom Bekekhja
5. Piil Pesenggiri 5. Bupiil Bupesenggiri

Dari unsur tersebut dapat dipertegas adanya unsur terurai yaitu sebagai berikut :

1. Prestise
2. Prestasi
3. Kehormatan diri
4. Menghormati tamu
5. Kerja keras
6. Kerja sama
7. Produksi
8. Persamaan dan budaya bersaing
9. Keuntungan

Demikian perkembangan kepenganutan masyarakat Lampung terhadap Piil Pesenggiri


sehingga memberikan corak sikap moral dan budaya mereka. Sehingga budaya Lampung
pada intinya adalah budaya Piil Pesenggiri, sebagai dikemukakan terdahulu, bahwa secara
rinci Piil Pesenggiri ini berunsurkan : Prestise, Prestasi, Kehormatan diri, Menghormati tamu,
bekerja keras, Bekerja sama, Produksi, Persamaan, Daya saing dan Keuntungan.

48
Kesembilan unsur detil yang diwarnai Piil Pesenggiri tersebut diatas ternyata juga
membentuk karakter serta moral pendukung falsafah Piil Pesenggiri ini dalam tata hubungan
antara yang satu dengan yang lain baik individu maupun kelompok. Kepatuhan mereka pada
falsafah tersebut juga tergambar dari upacara-upacara Tradisional terutama yang berkaitan
dengan daur hidup, mulai dari kelahiran hingga upacara kematian yaitu upacara yang
berkenaan dengan kematian seseorang anggota kelompok tersebut diatas

Pada masa seseorang telah dewasa maka gelar yang diberikan adalah dalam bentuk adek atau
adok, gelar semacam ini lazim diberikan dilingkungkan Pepadun maupun Saibatin, tentu saja
gelar-gelar sebagai seseorang yang telah dewasa harus disesuaikan dengan prestasi yang
telah dicapainya dalam bidang :

1. Etos kerja ( Kerja keras khopkhama )


2. Hasil produksi ( Bapudak Waya / simah )
3. Kemampuan daya saing ( Nengah nyappur / tetengah tetanggah )
4. Kemampuan kerja sama dan pengayoman ( Sakai sambaian )
5. Kemampuan mengambil keuntungan ( Sakai sambaian )
6. Perilaku dan sopan santun ( Nemui nyimah / bapudak waya )
7. Kehormatan ( Bupiil Bupesenggiri )

Gelar yang dilekatkan sesuai dengan prestasi, umpamanya yang menonjol adalah segi
pengayoman ( Sakai Sambaian ), maka masyarakat tidak akan keberatan seseorang diberikan
gelar sebagai Raja Diawan, yaitu raja yang memayungi, mengayomi atau melindungi dan
mampu menggalang kerjasama. Bahkan bukan hanya itu tetapi mendorong dan menggalang
kerjasama untuk mencapai sesuatu yang bermanfaat. Dengan kata lain dalam hal ini, maka
seseorang pantas mendapatkan gelar atau adok adalah mereka yang memiliki bobot
kepemimpinan.

1.2 MORAL MASYARAKAT

Ditinjau dari segi bahasa masyarakat Lampung sebenarnya tidak mengenal adanya pelapisan-
pelapisan semacam kasta. Bahasa Lampung tidak mengenal adanya tingkatan-tingkatan yang
menunjukkan status sosial, tidak ada bahasa khusus untuk para bangsawan, tidak ada bahasa
khusus untuk orang kaya, bahasa orang miskin ataupun jelata. Artinya bahwa masyarakat
lampung secara histories tidak pernah dipimpin oleh seorang raja atau semacamnya yang
memiliki kekuasaan yang tidak terbatas sehingga didapatkan istilah bangsawan dan non
bangsawan yang juga menjadikan bahasa menjadi terbagi-bagi, ada bahasa untuk bangsawan
dan ada juga bahasa untuk rakyat jelata.

49
Antara kelompok Pepadun dan Pesisir ternyata tidak memiliki perbedaan yang menonjol,
yang semula dibedakan oleh lokasi hunian antara di pesisir dan pedalaman. Mereka yang di
pedalamanpun ternyata bertempat tinggal ditepian sungai-sungai besar, sehingga kita dapat
menduga bahwa sebenarnya tantangan yang mereka hadapi adalah sama, sehingga
falsafahnya ternyata relatif sama.

Selain itu, bahwa masyarakat Lampung ketika terbentuknya falsafah Piil Pesenggiri itu hanya
sedang menghadapi kelompoknya sendiri, hanya menghadapi dirinya sendiri, mereka hanya
menghadapi alam, mereka memerlukan manusia terbaik pepadun umpamanya, menetapkan
bahwa manusia terbaik adalah :

1. Sopan santun ( Nemui Nyimah )


2. Pandai bergaul ( Nengah Nyappur )
3. Tolong menolong ( Sakai Sambaian )
4. Meraih prestise ( Bejuluk Beadek )
5. Berprinsip dan Harga diri ( Piil Pesenggiri )

Sedangkan masyarakat Lampung Pesisir merumuskan bahwa manusia terbaik adalah


memiliki kriteria sebagai berikut :

1. Sopan santun ( Bapudak Waya )


2. Pandai bergaul ( Tetengah Tetanggah )
3. Tolong menolong ( Khepot Delom Mufakat )
4. Bekerja keras ( Khopkhama Delom Bekekhja )
5. Berprinsip dan Harga diri ( Bupiil Bupesenggiri )

Secara keseluruhan Piil Pesenggiri dapat dirangkai menjadi sebagai berikut bila seseorang
ingin memiliki harga diri, maka pandai-pandailah menghormati orang lain ( Nemui Nyimah /
Bepudak Waya ), pandai-pandai lah bergaul ( Nengah Nyappur / Tetengah Tetanggah ),
rajinlah bekerja sehingga berprestasi dan berprestise ( Juluk Adek / Khopkhama Delom
Bekekhja ), itulah prinsip dan itulah harga diri itu ( Bupiil Bupesenggiri )

1.3 WARISAN BUDAYA

Warisan budaya masyarakat Lampung yang sarat diwarnai oleh falsafah Piil Pesenggiri ini
ditinjau dari sisi tertentu sebenarnya adalah merupakan salah satu alternatif dalam upaya
meraih masa depan yang lebih baik, budaya yang diwarnai oleh pandangan falsafah yang
lahir pada masa-masa awal terbentuknya komunitas yang ternyata memiliki wawasan yang
dapat ditransformasikan pada masa era modern ini.

50
Kalaupun pada saat ini legislatif format bagi diterimanya pandangan falsafah Piil Pesenggiri
tidak terlalu mewarnai idiom-idiom di masyarakat itu hanyalah karena memang pandangan
falsafah ini nampaknya bukan lahir untuk kepentingan kelompok penguasa dalam arti sempit.
Namun ini bukan berarti bahwa masyarakat tidak mewarnai nilai-nilai luhur yang terkandung
dalam falsafah Piil Pesenggiri ini.

Hanya ada segelintir orang yang mempopulerkan idiom-idiom Piil Pesenggiri ini dalam
pengertian yang sangat sempit, yaitu aktifitas formal sekelompok masyarakat yang
mempertahankan simbol-simbol eksistensi kepenyeimbagan yang sehingga saat ini belum
nampak kemampuannya untuk bahu membahu dalam bidang pemerintahan ataupun
kekuasaan dalam arti khusus. Memang menyimbang tidak identik dengan konsep penguasa,
atau otoritas seseorang ataupun kelompok untuk menguasai orang atau kelompok lain.

Masyarakat Lampung pada umumnya mewarisi pandangan falsafah ini tanpa


mempopularitaskan idiom-idiom falsafah Piil Pesenggiri. Idiom-idiom ini akan sangat
dikenal oleh masyarakat luas mana kala dijiwai oleh keinginan yang bulat dalam rangka
meningkatkan kualitas sumber daya manusia dengan cara meningkatkan harkat insaniah
setiap individu masyarakat.

51
BAB X SISTEMATIKA PIIL PESENGGIRI
2.1 UNSUR PIIL PESENGGIRI

Ada dua sumber rumusan falsafah Piil Pesenggiri, yang pertama dari sub etnis Lampung
Pepadun, yang kedua dari sub etinis Lampung Saibatin (Peminggir) tetapi kedua sumber ini
sangat mudah dikompromikan karen unsur keduanya adalah sama. Piil Pesenggiri dari
sumber pertama yaitu sebagai berikut :

1. Piil Pesenggiri
2. Bejuluk Beadek
3. Nemui Nyimah
4. Nengah Nyappur
5. Sakai Sambaian

Sedangkan sumber kedua adalah :


1. Khepot Dalom Mufakat
2. Tetengah Tetanggah
3. Bepudak Waya
4. Khopkhama Delom Bekekhja
5. Bupiil Bupesenggiri

2.2 BUTIR-BUTIR PIIL PESENGGIRI

2.2.1 Sopan Santun

Sopan santun adalah merupakan simpul bebas dari dua unsur Piil Pesenggiri yang berbunyi
Nemui Nyimah dan Bepudak Waya. Nemui Nyimah secara etimologi adalah menghormati
tamu, sedangkan Bepudak Waya berarti bermanis muka. Keduanya digabung menjadi
“Sopan Santun” sehingga unsur sopan santun dapat diuraikan menjadi butir-butir yang lebih
detil lagi. Dalam unsur menghormati tamu maka seseorang itu selain harus berperilaku baik,
tetapi harus juga mampu menyajikan sesuatu. Bagi masyarakat Lampung lazimnya macam
panganan dan minuman, sehingga yang terselubung dalam prinsip Nemui Nyimah ini juga
adalah kepemilikan. Hal ini memungkinkan untuk menyuguhi tamu tersebut, dengan kata
lain seseorang harus berketerampilan, berpenghasilan, dengan kata lain berproduksi.
Sedangkan Bepudak Waya bermakna sopan santun, seperti diuraikan tersebut diatas adalah
keterampilan, produksi, dan penghasilan serta kepemilikan, dimaksudkan sebagai usaha

52
untuk memenuhi kebutuhan hajat manusia banyak. Yaitu sebagai perwujudan dari Bepudak
Waya serta Simah (Pemberi) seperti yang ditentukan oleh Piil Pesenggiri. Sebagai yang
diyakini bawah pemberi akan lebih mulia dari pada menerima. Dengan demikian maka sopan
santun disini selain diartikan sebagai tata krama juga memiliki makna sosial selengkapnya
seperti tergambar dalam butir-butir sebagai berikut :

a. Berperilaku Baik
b. Berilmu
c. Berketerampilan
d. Berpenghasilan
e. Berproduksi
f. Menjadi pelayang masyarakat

2.2.2 Pandai Bergaul

Pandai bergaul ini adalah merupakan simpul bebas dari Nengah Nyappur dan Tetengah
Tetanggah. Kata-kata Nengah Nyappur dan Tetengah Tetanggah itu sendiri juga bermakna
sanggup terjun kegelanggang. Tentu saja dengan bermodalkan sopan dalam arti memahami
segala hak dan kewajiban. Santun dalam artian siap menjadi pihak pemberi, maka seseorang,
maka seseorang sebagaiman dituntut oleh Nengah Nyappur dan Tetengah Tetanggah, harus
menjadi person yang supel, memiliki tenggang rasa yang tinggi, tetapi tidak melupakan
prinsip-prinsip yang harus dipegang dalam hidupnya, sebagai identitas diri. Dengan demikian
maka seseorang dituntut untuk :

a. Supel
b. Tenggang rasa
c. Berprinsip
d. Kaya ide
e. Bercita-cita tinggi
f. Mampu berkomunikasi
g. Mampu bersaing
2.2.3 Tolong Menolong

Tolong Menolong merupakan simpul bebas dari kata-kata Sakai Sambaian dan Khepot
Delom Mufakat. Sakai Sambaian lebih tepat diterjemahkan menjadi bersatu dan mufakat.
Sehingga tolong menolong disini mempunyai makna yang sangat luas, yaitu makna yang
ditunut Piil Pesenggiri yang terkandung dalam kata Sakai Sambaian dan Khepot Delom
Mufakat. Tolong Menolong dalam versi Sakai Sambaian, akan bermakna kerjasama yang
saling menguntungkan. Sedangkan dalam versi Khepot Delom

53
Mufakat memiliki makna yang jelas sekali untuk menjaga kesatuan dan persatuan. Dengan
demikian maka berarti butir-butir menolong ini sangat luas sekali, antara lain meliputi :

a. Mampu menjadi pemersatu


b. Memiliki modal (kapital)
c. Memiliki sarana dan prasarana
d. Mampu bekerjasama
e. Dapat dipercaya
f. Mampu mengambil keuntungan

2.2.4 Kerja Keras / Prestise

Kerja keras dan Prestise adalah merupakan terjemahan dari kata Khopkhama delom bekekhja
dan Bejuluk Beadek. Khopkhama delom bekekhja berarti bekerja keras dan Bejuluk Beadek
berarti gelar atau prestise. Seseorang dituntut bekerja keras untuk mencapai hasil guna
memenuhi kebutuhan hidup baik bagi dirinya maupun bagi orang lain. Prestise-prestise yang
dimaksudkan oleh Bejuluk Beadek adalah suatu yang otomatis didapatkan seseorang
manakala seseorang itu telah mencapai hasil kerja yang maksimal.

Sehingga kerja keras dan prestasi kerja melingkupi butir-butir sebagai berikut :

a. Memahami kebutuhan diri dan kebutuhan masyarakat


b. Mampu menyerap skil pemimpin
c. Pantas dijadikan panutan
d. Berprinsip dan Berharga Diri

Prinsip dan harga diri adalah merupakan terjemahan dari kata-kata Piil Pesenggiri atau Bupiil
Bupesenggiri

Baik prinsip maupun harga diri yang dimaksudkan disini sebenarnya menurut para pengamat
adalah merupakan penegasan dari unsur-unsur Piil Pesenggiri yang telah diuraikan terdahulu.
Uraian-uraian sebelumnya itulah prinsip masyarakat Lampung dan itu pulalah harga diri.

54
Pendekatan

Sebagaimana yang dikemukakan terdahulu bahwa lingkup penulisan ini meliputi :

1. Sistematika Piil Pesenggiri


2. Tinjauan Filosofis
3. Prospek (Peluang dan Kendala) Pengembangan Piil Pesenggiri

Tinjauan filosofis Piil Pesenggiri tentu saja harus diselesaikan dengan metode-metode yang
lazim digunakan dalam kajian-kajian filosofis seperti : Deskriptif, Kritik dan Analitik,
Evaluatif atau Inovatif dan Sistematik.

Hal tersebut ditempuh adalah karena :

1. Filsafat adalah hasil pemikiran manusia yang kritik dan dinyatakan dalam bentuk yang
sistematik.
2. Filsafat adalah pemikiran manusia yang paling dalam mencari hikmah dan hakikah
sesuatu.
3. Filsafat adalah refleksi lebih lanjut dari pada ilmu pengetahuan atau pendalaman lebih
lanjut dari ilmu pengetahuan.
4. Filsafat adalah hasil analisa dan abstraksi
5. Filsafat adalah makna dari pandangan hidup.

Dari uraian terdahulu telah dikatakan bahwa Piil Pesenggiri yang berasal dari Pepadun dan
Saibatin dapat dipadu menjadi :

1. Sopan Santun (Nemui Nyimah dan Bepudak Waya)


2. Pandai Bergaul (Nengah Nyappur / Tetengah Tetanggah)
3. Tolong Menolong (Sakai Sambaian / Khepot Delom Mufakat)
4. Kerja Keras / Pembaharuan / Prestise (Khopkhama delom bekekhja / Bejuluk Beadek)
5. Loyal / Berprinsip dan Berharga Diri (Bupiil Bupesenggiri / Piil Pesenggiri)

Dan setelah diuraikan lengkap dengan butir-butir Piil Pesenggiri maka dapat dilihat adanya
sembilan unsur pokok dalam butir tersebut, yaitu :

1. Prestise
2. Prestasi
3. Kehormatan
4. Menghormati Tamu

55
5. Kerja Keras
6. Kerjasama
7. Produksi
8. Persamaan dan Daya Saing
9. Keuntungan

Kesembilan unsur pokok adalah merupakan prinsip pokok Piil Pesenggiri, jadi merupakan
falsafah kehidupan masyarakat Lampung.

2.3 RUMUSAN YANG DIANUT

Guna memudahkan penyusunan sistematika pembahasan Falsafah Piil Pesenggiri dalam


tulisan ini kami berkecenderung untuk menggabung serta terjemahkan unsur Piil Pesenggiri
dengan susunan sebagai berikut :

NO ALA PEPADUN ALA PESISIR TERJEMAHANNYA


1 Nemui Nyimah Bapudak Waya Sopan Santun
2 Nengah Nyappur Tetengah Tetanggah Pandai Bergaul
3 Sakai Sambaian Khepot Dalom Mufakat Kerjasama
Prestise / Kerja keras /
4 Juluk Adek Khopkhama dalom bekekhja Pembaharuan
5 Piil Pesenggiri Bupiil Bupesenggiri Prinsip dan Harga diri

Dari terjemahan tersebut diatas, sebenarnya masih dapat diperas dan diungkapkan dalam
bahasa filsafat menjadi :
1. Piil Pesenggiri bukan hanya sekedar paham romantisme tetapi juga rasionalisme.
2. Piil Pesenggiri bukan hanya paham spiritualisme tetapi juga materialisme.
3. Piil Pesenggiri bukan hanya individualisme tetapi juga sosialisme.
4. Piil Pesenggiri bukan hanya konservatisme tetapi juga inovatisme.

Para pakar banyak berpendapat bahwa umumnya budaya timur lebih cenderung untuk
menganut faham romantisme, sosialisme, dan konservatisme, tetapi ternyata pada falsafah
Piil Pesenggiri kita menemukan unsur-unsur rasionalisme, materialisme, individualisme, dan
inovatisme, yang bersifat Indonesia lebih khusus lagi yaitu ala Lampung. Faham-faham yang
dikemukakan tadi akan tergambar dari butir-butir Piil Pesenggiri yang menggambarkan

56
adanya unsur : Pretise dan Prestasi yaitu Juluk Adek dan Khokhama, Kehormatan diri dan
Menghormati tamu yaitu Pesenggiri, Nemui Nyimah serta Bepudak Waya, Kerja keras dan
Kerjasama yaitu : Khopkhama serta Sakai Sambayan, demikian juga produksi sebagai dasar
dari sifat Simah (Nyimah), Persamaan, Daya asing serta keuntungan yaitu Nengah Nyappur
dan Tetengah Tetanggah. Pandangan falsafah sistem banyak sisi ini menunjukkan kekayaan
wawasan pencipta / pembentuk Piil Pesenggiri sehingga Piil Pesenggiri ini dapat diakomodir
oleh segala lapisan masyarakat, lapisan dalam arti luas. Sisi-sisi tersebut meliputi beberapa
isme yang berkembang dan ternyata masih dianut oleh masyarakat seluruh dunia, unsur-
unsur tersebut antara lain :

1. Romantisme X Rasionalisme
2. Spiritualisme X Materialisme
3. Sosialisme X Individualisme
4. Konservatisme X Inovatisme

Yang dimaksud dengan faham romantisme adalah keyakinan yang berpegang kepada paham
berdasarkan kepada pengalaman yang bersifat metafisis, idealis. Kritik atas faham ini
dilakukan oleh aliran rasionalisme. Paham yang dianut oleh Piil Pesenggiri bukan hanya
faham romantisme serta keyakinan kebenaran pengalaman yang bersifat metafisis, tetapi
bahkan unsur realisme didalamnya sangat menonjol. Romantisme dibutuhkan dan diyakini
penting perannya dalam menumbuhkan semangat kerja tetapi dalam pelaksanaan kaidah-
kaidah rasionalisme dihadirkan dan justru lebih menonjol. Apabila hasil kerja ini ditujukan
untuk mendapatkan prestasi dan pretise ( Juluk Adek ). Unsur spiritualisme pada Piil
Pesenggiri walaupun tidak terlalu nampak tetapi sebenarnya ada, yaitu dalam pemahaman
awal terhadap falsafah ini sehingga diyakini bahwa Piil Pesenggiri secara keseluruhan adalah
berbau sakral, hal ini dapat dirasakan kebenarannya secara romantik metafisi, yakni akan
adanya campur tangan supernatural. Gelar-gelar yang dicapai dan dilekatkan pada diri
memilik daya yang tidak terhingga dan mampu mengangkat harkat keluarga secara
keseluruhan.

Jikalau Nemui Nyimah ditafsirkan menyantuni masyarakat dengan cara menyumbang


produksi ataupun pemikiran, maka hal ini akan menjadi ukuran kebaikan, artinya faham
materialisme pun termasuk disini, dan juga berfungsi sebagai unsur awal yang harus
ditegakkan dalam melaksanakan Piil Pesenggiri secara keseluruhan. Unsur sosialisme
tergambar dalam unsur Piil Pesenggiri, yaitu Sakai Sambaian, Khepot Delom Mufakat,
Tetengah Tetanggah atau Nengah Nyappur. Unsur-unsur itu adalah gambaran prinsip
sosialisme pada Piil Pesenggiri, tetapi pada unsur yang lain kita juga mendapatkan adanya

57
faham individualisme, yaitu produksi. Ini terbukti manakala Nemui Nyimah menuntut nilai-
nilai tambah dibanding individu yang lain. Konservatisme dibutuhkan ketika Piil Pesenggiri
dimaksud sebagai upaya menjaga keutuhan ( Integrasi ). Ketika makna Juluk Adek bukan
lagi sekedar gelar yang dilekatkan pada nama sehubungan dengan statusnya dalam strata adat
tetapi adalah prestise yang didapatkan ketika beberapa prestasi berhasil diraih, maka faham
ini pun mengarah menjadi faham inovatisme Piil Pesenggiri identik dengan pembaharuan.

58
BAB XI MUSIK ORANG LAMPUNG
Sebelum ada tabuhan yang mempunyai Ritme, orang Lampung sudah dikenal dengan tabuhan
dengan tujuan dan keperluan tertentu.

1. TABUHAN LEPAS
A. Banegh

Tabuhan dari akar besar yang keluar dari tanah.

Banegh : akar kayu yang telah besar dan keluar dari


permukaan tanah. Akar kayu ini bila dipukul ia akan
berbunyi seperti suara gung. Tujuan banegh untuk
memecah kesunyian atau sebuah tanda kepada teman-
teman yang lain dimana kita berada.

B. Medang Ghulang ( 1942 - 1947 )

Tabuhan yang timbul ketika membuat baju


dari kulit meranti.

Medang ghulang :

yaitu suara-suara tabuhan sewaktu membuat baju


kain dari kulit kayu yaitu kulit pohon ghulang.
Disebut bunyian lepas karena pada saat memukul
kulit kayu ini dengan nada berirama.

59
C. Kekiring Tunggal – pemandu (Lampung utara, tengah, dan barat)

Diadakan di ladang ketika sedang menanam padi, pada tajuk – tajuk dipasang kiring – kiring.

Kekiring tugal pemandu : biasanya dimainkan


oleh muli meghanai yaitu kebiasaan ketika
menugal padi di ladang. Pada alat tugal dipegang
oleh meghanai yang dipasang kiring-kiring yang
terbuat dari ujung ekor landak, bambu-bambu
kecil yang dipotong atau kakiring yang biasa
dipakaikan di kaki bayi. Bunyi kakiring ini sesuai
dengan irama kecepatan si meghanai menugal.

D. Kakupak ( Bambu 3m )

Ujungnya dibelah dan diganjal maka akan menimbulkan suara, yang digunakan untuk
mengusir burung di sawah.

yaitu bambu yang berukuran kurang lebih 3 meter, ujungnya dibelah dan diiris kemudian
diganjal dengan sedikit bambu tipis. Bila bambu ini digoyangkan dia akan mengeluarkan
suara dari benturan belahan ujung bambu. Kegunaan alat ini untuk menghalau burung di
ladang.
60

E. Kakiting – kakenang ( Kitiran )

Dipasang di sawah untuk mengusir burung. Bunyinya seperti terompet sesuai kecepatan
angin yang bertiup.
Kakiting kakenong : ialah kitiran yang dipasang di ladang dan berputar jika tertiup angin.
Suara alat ini seperti suara terompet atau serunai sesuai dengan kecepatan angin.

2. BUNYIAN SEDERHANA
A. Kalintung Galintung
Sepotong kayu yang dilobangi seperti mangkuk-cangkir. Kemudian dibalik, di
dalamnya digantung di leher kerbau. Ia akan bersuara sewaktu kerbau berjalan atau
sedang memakan rumput. Gunanya untuk tanda di mana kerbau kita berada sewaktu
mencarinya di hutan, dan dapat terdengar dari kejauhan.
61

B. Cantili Candung Besei


Cara membuatnya hampir sama dengan galintung hanya lebih tipis dan agak melebar.
Terbuat dari banegh agar ia tidak pecah dan suaranya nyaring. Cantini ini untuk
membawa golok-parang. Sewaktu dibawa berjalan digantungkan di pinggang, guna
memecah kesunyian dan agar tidak berpapasan dengan binatang buas seperti harimau
sebab mereka akan lari bila mendengar suara manusia. Untuk mengintai terpaksa
cantil di tekan dengan tangan agar tdak bersuara.

3. MUSIK SEDERHANA
Musik sederhana adalah musik yang penemuanya tidak disengaja. Dalam arti
musik itu sengaja ditemukan ketika seseorang memainkan suatu alat.
A. Cingkung tingkah
Cingkung tingkah adalah musik sederhana ini sering dilakukan oleh ibu-ibu atau
gadis-gadis, sewaktu menumbuk tepung secara gotong royong untuk satu keperluan.
irama musiknya sebagai berikut :
 Setambangan :
Satu lesung ditumbuk tiga sampai enam orang, maka alu yang harus diistirahatkan
dipinggir lesung secara bergantian atau otomatis. Dan lahirlah irama musik
sederhana.
62

 Tingkah :
Setelah selesai pekerjaan, lesung kayu dibalik dan pada ujung pangkal lesung
dipukul dengan alu. Maka akan menghasilkan irama musik.

B. Cundang Perian
Cundang perian adalah Alat untuk membawa air yang terbuat dari seruas bambu.
Bila dipukul dengan sepotong kayu akan mengeluarkan suara. Alat musik ini sering
dimainkan oleh anak laki-laki dan perempuan dengan membentuk lima sampai tujuh
orang. Irama musik yang dilahirkan tergantung keterampilan mereka memukul.
Musik ini sering dilakukan dipinggir pangkalan mandi sebelum mandi dan sebelum
cundang ini diisi.
63

C. Serunai
Musik serunai ini termasuk musik musiman, karena terbuat dari batangpadi,
kemudian dililit dengan daun kelapa atau daun aren untuk memperbessar suaranya.
Besar kecilnya suara tergantung dari besar kecilnya batang padi yang dijadikan
bahan, dan juga panjang pendeknya daun kelapa yang digunakan. Musik ini sering
dimainkan anak laki-laki umur 7-11 thn disawah atau diladang.

D. Ginggung
Ginggung adalah alat musik anak-anak yang terbuat dari daun kelapa, kemudian
dipotong 4 jari bersama lidinya. ¼ daun dibuang dan tinggal lidi, yang yang masih
berdaun dipasang dimulut yang terbuka kemudian lidi yang tercuat di ujung mulut
disentuh dengan empat jari tangan dengan melintang. Alat ini mengeluarkan suara
dari resonansi mulut. Bila dimainkan 4-6 orang anak akan membentuk musik yang
sederhana.
4. ALAT MUSIK BUATAN, UNTUK MUSIK PERMANEN
Alat musik yang dikenal orang Lampung dan diakui sebagai miliknya melalui proses
pembuatan yang sederhana maupun seteliti mungkin dapatlah disebutkan sebagai berikut:
64

A. Jenis aerophone
Serdam
Serdam merupakan instrumen musik khas lampung sejenis alat musik tiup sejenis
seruling. Serdam berfungsi untuk mewujudkan perasaan rindu, dendam, cinta kasih,
juga perasaan sedih antara bujang gadis. Alat musik ini tidak boleh dibunyikan pada
tempat dan waktu sembarangan terutama ketika terjadi musibah atau kematian.
Kadang dipergunakan secara pribadi sebagai alat musik mengungkapkan perasaan
dengan lantunan lagu. Alat musik ini dapat juga digunakan sebagai pengiring dalam
kelompok musik seperti gambus, melayu, rebana/qosidah, hadroh.
Asal-usul serdam secara pasti tidak diketahui, namun ada sebuah indikasi bahwa
masyarakat lampung menyebutkan bambu yang dipakai sebagai bahan membuat
suling disebut bambu cina, jadi kemungkinan alat musik ini dibawa oleh pedagang
cina ke daerah lampung ketika melakukan hubungan perdagangan awal masehi.
Serdam memiliki panjang kira-kira 50 cm. Konstruksinya seperti seruling dengan
jumlah lubang 5, yaitu 1 lubang untuk meniup, 3 lubang merupakan lubang nada, dan
1 lubang interval yang lesoknya di bawah.

B. Jenis chardophone
Gambus
Gambus yang dimainkan tunggal diiringi syair rakyat lampung yang mengungkapkan
nasehat dan keagamaan. Gambus adalah salah satu alat musik petik, bentuknya
seperti mandolin, senarnya tujuh buah. Gambus terbuat dari kayu dan kulit binatang
(kambing). Cara membuatnya yaitu sepotong kayu (sesuai ukuran yang dikehendaki)
65

dibentuk sedemikian rupa, pada bagian tertentu dibuat rongga, lalu ditutup dengan
kulit kambing, pada bagian atas dibuat lubang untuk tempat mengait/menyetel senar,
bagian permukaan kulit juga diberi potongan kayu.
Asal-usul alat musik ini diperkirakan berasal dari daerah Assyira, yang kemudian
berkembang ke Wilayah Asia Tenggara. Alat musik ini masuk ke daerah Lampung
dibawa oleh orang-orang di daerah banten yang menyebarkan agama islam di
lampung. Sedangkan bentuk gambus yang sekarang banyak dijumpai dimungkinkan
sudah merupakan perpaduan (akulturasi) contoh lute dari persia, mandola dari arab,
serta vehuela dari spanyol.
66

C. Jenis membranophone
Terbang / rebana
Adalah alat musik tabuh yang terbuat dari kayu bulat, bagian bawah mengecil pada
bagian dalam berlubang, permukaan yang lebar ditutup dengan kulit binatang yang
dijalin dengan rotan, bagian luar terdapat pasak-pasak kayu yang berfungsi untuk
mengencangkan kulit terbang merupakan bagian musik gambus biasanya terdiri dari 2
buah yang satu lebih besar dari yang lain. Keberadaan musik ini di daerah lampung
berhubungan erat dengan pengaruh kebudayaan islam, ada kemungkinan juga
pengtaruh dari India.
67

Gendang / gender
Adalah sejenis alat musik pukul, terbuat dari bahan bulat (yang mempunyai bentuk
dari besar mengecil), dilubangi bagian tengahnya kemudian kedua sisi yang
berlubang ditutup dengan kulit binatang( kambing, menjangan, atau sapi ) diikat
dengan rotan. Cara memainkan gendang dipukul dengan tangan dengan posisi
permukaan yang kecil di sebelah kanan dan yang besar di sebelah kiri. Gendang
diperkirakan berasal dari daerah lain (dari Jawa).
68

BAB XII   SAGATA LAMPUNG

1. PENGERTIAN SAGATA
Sagata adalah salah satu sastra lisan lampung yang berbentuk puisi/pantun

2. CIRI-CIRI SAGATA
- Terdiri dari 4 baris dalam sebait
- Bersajak ab ab
- baris 1,2 adalah sampiran dan 3,4 adalah isi

3. FUNGSI SAGATA
- Sebagai media pengungkap isi hati
- sebagai sarana hiburan
- sebagai pelengkap acara cangget

Sagata dalam kehidupan masyarakat Lampung berfungsi sebagai (1) media pengungkapan isi
hati kepada seseorang (dari si bujang kepada si gadis atau sebaliknya); (2) alat penghibur atau
penghilang kejenuhan pada suasana bersantai; (3) pelengkap acara cangget.
Istilah sagata dikenal di lingkungan masyarakat Lampung Pesisir dan ada pula yang
menggunakan istilah adi-adi. Istilah pattun dikenal di lingkungan masyarakat Lampung Abung,
Menggala, Pubian, Sungkai, Way kanan, dan Melinting.
Sagata yaitu sastra Lampung yang berbentuk puisi yang tiap baitnya terdiri dari 4 (empat) baris,
dan memiliki sajak akhir a-b-a-b.
Ditinjau dari isinya Sagata ada 5 (lima) macam yaitu:
1. Sagata Ngababang (Puisi/Pantun mengasuh anak)
2. Sagata Buhaga (Puisi/Pantun Percintaan)
3. Sagata Nangguh (Salam dalam awal atau akhir kegiatan)
4. Sagata Lalagaan (Sagata berolok-olok), biasanya pada pesta
5. Sagata Nyindegh (Menyindir)

Sagata
Sagata Sanak Ngebabang
(Pantun Untuk Mengasuh Anak

Sagata yaitu puisi yang berbentuk pantun, setiap baitnya memiliki 4 baris, dengan pembagian
dua baris pertama disebut sebagai sampiran sedangkan dua baris kedua disebut isi sagata itu.

Pantun anak merupakan bagian dari sagata, yang disebut sagata sanak ngababang atau
ngebabang sanak yang dipakai untuk memomong anak-anak.

Berikut merupakan contoh sagata sanak ngababang:

Dialek A
Puk ambai-ambai
Belalang kupu-kupu
Butepuk adik pandai
Ti upah buak putu

Dialek O
Puk ambai-ambai
Belalang kupu-kupu
Butepuk adik pandai
Di upah juwadah putu

Dialek A
Hai kidah itik lunik
Begundai-gundai di wai
Adikku lagi lunik
Minjak mejong butawai

Dialek O
Hai kidah kitik lunik
Begundai-gundai di wai
Adikku lagei lunik
Minjak mejeng betawai

Dialek A
Kapal bulayagh dawah debingi
Selalu haga nyepok daghatan
Gham belajagh dawah debingi
Guna nyiapkon masa depan

Dialek O
Kapal bulayagh dawah debingei
Selalu ago ngekai daghatan
Gham belajagh dawah debingei
Guno nyiapken masa depan
Contoh pattun/segata:

Bukundang Kalah Sahing

Numpang pai nanom peghing


Titanom banjagh capa
Numpang pai ngulih-ulih
Jama kutti sai dija

Adek kesaka dija


Kuliak nambi dibbi
Adek gelagh ni sapa
Nyin mubangik ngughau ni

Budaghak dipa dinyak


Pullan tuha mak lagi
Bukundang dipa dinyak
Anak tuha mak lagi

Payu uy mulang pai uy


Dang saka ga di huma
Manuk disayang kenuy
Layau kimak tigaga

Nyilok silok di lawok


Lentera di balimbing
Najin ghalang kupenok
Kidang ghisok kubimbing

Kusassat ghelom selom


Asal putungga batu
Kusassat ghelom pedom
Asal putungga niku

Kughatopkon mak ghattop


Kayu dunggak pumatang
Pedom nyak sanga silop
Min pitu minjak miwang
Indani ghaddak minyak
Titanom di cenggighing
Musakik kik injuk nyak
Bukundang kalah sahing

Musaka ya gila wat


Ki temon ni peghhati
Ya gila sangon mawat
Niku masangkon budi

Ali-ali di jaghi kiri


Gelang di culuk kanan
Mahap sunyin di kutti
Ki salah dang sayahan

Terjemahannya:

Pacaran Kalah Saingan

Numpang menanam bambu


Ditanam dekat capa
Numpang bertanya
Kepada kalian di sini

Adik kapan kemari


Kulihat kemarin sore
Nama adik siapa
Agar enak memanggilnya

Berladang dimana aku


Hutan tua tiada lagi
Pacaran dengan siapa aku
Anak tua tiada lagi

Ya uy pulang dulu uy
Jangan lama-lama di ladang
Ayam disayang elang
Kacau kalau tak dicegah
Melihat-lihat di laut
Lentera di balimbing
Walau jarang kulihat
Tapi sering kuucap

Kucari ke dasar gelap


Asal bersua batu
Kucari hingga ke tidur
Asal bersua denganmu

Kurebahkan tak rebah


Kayu di ujung pematang
Sejenak aku tertidur
Tujuh kali terbangun menangis

Layaknya ghaddak minyak*


Ditanam di lereng bukit
Betapa derita kurasakan
Pacaran kalah saingan

Sudah lama sebenanya ada


Kalau memang lebih perhatian
Ya memang tidak
Kau menanam budi

Cincin di jari kiri


Gelang di kaki kanan
Maaf semuanya kepada kalian
Kalau salah jangan mengejek
Arti Logo Propinsi Lampung

Logo Provinsi Lampung

Makna Gambar dalam Lambang Provinsi Lampung

• Bentuk Perisai dengan Pita menjurai menjurai bertuliskan Sang Bumi Ruma, serta Akasara Lampung,
gambar Daun dan buah Lada, Payung dan Gong.

• Perisai persegi lima mempunyai arti Kesanggupan mempertahankan cita dan membina pembangunan
rumah tangga yang didiami oleh unsur golongan masyarakat untuk mencapai masyarakat makmur, adil
berdasarkan Pancasila

• Pita Sang Bumi Ruwa Jurai Sang Bumi = Rumah Tangga Agung yang berbilik-bilik.

• Ruwa Jurai = dua unsur golongan masyarakat yang berdiam di wilayah Provinsi Lampung.

• Aksara Lampung berbunyi : “LAMPUNG”


• Daun Lada 17 lembar, melambangkan tanggal 17,

• Buah Lada 8 biji melambangkan bulan Agustus,

• Setangkai padi berjumlah 45, melambangkan tahun 1945.

• Buah lada dan setangkai padi melambangkan hari kemerdekaan pada tanggal 17-8-1945.

• Biji Lada 64, melambangkan terbentuknya Provinsi Lampung tahun 1964.

• Laduk, melambangkan Golok rakyat serba guna.

• Payam, melambangkan Tumbak pusaka tradisional.

• Gong, melambangkan alat seni budaya, sebagai pemberitahuan dimulainya karya besar dan sebagai
alat menghimpun masyarakat untuk bermusyawarah.

• Siger, melambangkan mahkota keagungan adat budaya dan tingkat kehidupan terhormat.

• Payung, Jari payung 17, bagian ruas tepi 8 garis batas, ruas 19 dan rumbay payung 45, melambangkan
Negara RI diproklamasikan tanggal 17-08-1945.

• Payung jurai melambangkan Provinsi Lampung tempat semua jurai berlindung.

• Tiang dan bulatan puncak payung melambangkan satu cita membangun bangsa dan Negara RI dengan
ridho Tuhan Yang Maha Esa.

Arti Warna dalam Lambang Provinsi Lampung

• Hijau melambangkan dataran tingggi yang subur untuk tanaman musim.

• Coklat melambangkan Dataran rendah yang subur untuk sawah dan ladang.

• Biru melambangkan Kekayaan sungai dan lautan yang merupakan sumber perikanan dan kehidupan
para nelayan.

• Putih melambangkan Kesucian dan keikhlasan hati masyarakat.

• Kuning tua, muda, emas melambangkan Keagungan dan kejayaan serta kebesaran cita dan masyarakat
untuk membangun daerah dan negaranya.

Anda mungkin juga menyukai