Anda di halaman 1dari 4

Wayak/Pantun/Segata/Adi-Adi

Wayak/Pantun/Segata/Adi-Adi adalah salah satu jenis puisi Lampung yang di kalangan etnik


Lampung lazim digunakan dalam acara-acara yang sifatnya untuk bersukaria, misalnya pengisi acara
muda-mudi nyambai, miyah damagh, kedayek.

Istilah pattun dikenal di lingkungan masyarakat Lampung Abung, Menggala (Tulang Bawang),


Pubian, Sungkai, Way Kanan, dan Melinting. Di lingkungan masyarakat Pesisir dikenal dengan
istilah segata dan ada pula yang menggunakan istilah adi-adi. Oleh karena itu untuk mengefektifkan
tulisan ini, digunakan istilah segata.

Puisi jenis segata di kalangan etnis Lampung lazim digunakan dalam acara-acara muda-mudi yang
disebut dengan istilah kedayek/ kedayok atau jagodamagh/ jagadamagh. Di samping itu, di
lingkungan masyarakat Lampung Pepadun, segata sering pula digunakan untuk melengkapi acara
cangget ‘tarian adat’.
Isi segata bermacam-macam. Secara umum, isinya berupa ungkapan perasaan, harapan, atau
humor.

Fungsi dan Contoh Segata

Segata dalam kehidupan masyarakat Lampung memiliki beberapa fungsi sebagai berikut
1. Digunakan sebagai media pengungkapan isi hati kepada seseorang (dari si bujang kepada si gadis
atau sebaliknya).
2. Dijadikan alat penghibur pada suasana bersantai atau dijadikan alat penghilang kejenuhan.
3. Dijadikan pelengkap acara cangget tarian adat (di lingkungan masyarakat Lampung pepadun).

Jenis-Jenis Segata

Menurut isi segata dapat dikelompokkan dalam beberapa jenis yaitu:

1. Segata sanak ngebabang


Segata sanak ngebabang yaitu segata yang biasa disampaikan oleh kaum ibu, segata ini
dimaksudkan untuk menina bobokan anak.
Contoh:

(Dialek A)
Api sai bundogh-bundogh
Sai bundogh ina buah peci
Ngeliyak apak makai motogh
Si adik naghi-naghi

(Dialek O)
Nyou sai pukem-pekem
Sai pukem ino buah peci
Ngenah apak makai helm
Si adik naghei-naghei

(Dialek A)
Buwak lapis buwak putu
Dibeli mak diantakko abang
Mati kak sikop pudak adikku
Lamun mak ghisok miwang

(Dialek O)
Juadah lapis juadah puteu
Dibelei mak diatakko abang
Metei kak sikep pudak adikkeu
Lamen mak ghisok miwang
 
2. Segata Buhaga
Segata buhaga adalah segata yang disampaikan oleh mulei meghanai Lampung. Segata ini
disampaikan untuk mengungkapkan perasaan mereka.
Contoh:

(Dialek A)
Mati kak dawak mahhanku
Unggul mawas disapu ghua kali
Dapok kudo kupandai mahhanmu
Nyak haga singgah dudi

(Dialek O)
Mettei kak dawak nuwokeu
Unggal dawah disapeu wou kalei
Dapek kudo kupandai nuwomeu
Nyak agou singgah di nei

3. Segata Nangguh
Sefata nangguh adalah segata yang biasa disampaikan pada saat ada acara tertentu, segata ini
dimaksudkan untuk membuka dan menutup suatu acara.
Segata ini biasa disampaikan oleh pembawa acara.
Contoh:

(Dialek A)
Muli sikop makai baju
Tambah sikop ia bedandan
Api kabagh unyin puaghiku
Sihat seunyinni sina haghopan

(Dialek O)
Mulei sikep makai kawai
Tambah sikep io bedandan
Nyou kabagh unyen waghei
Sihat seunyenno hino haghopan

4. Segata Lelagaan/ Gunjogh/ Begughau


Segata Lelagaan/ Gunjogh adalah segata yang disampaikan dengan maksud unuk mengolok-olok
atau untuk bersenda gurau. Umumnya segata ini disampaikan oleh mulei meghanai.
Contoh:

Kikim disanik tapai


Kemunnian ghasani pahit
Niku meghanai wawai
Kidang saying mak beduit

5. Segata Nyindegh
Segata nyindegh adalah segata yang disampaikan dengan maksud memberi kiasan pada orang lain,
atau menyindir tapi dengan cara yang sopan. Segata ini biasanya disampaikan oleh orang tua kepada
putra-putrinya yang mau remaja, terkadang juga digunakan oleh muda-mudi.
Contoh:

Belajagh sai temon-temon


Tambagh ghajin tambah pandai
Najin sikam sanak pekon
Adat budaya tetep gham pakai

6. Segata Ijah Tawai


Segata ijah tawai adalah segata yang disampaikan dengan maksud untuk memberikan nasehat
kepada yang menerima segata. Segata ini biasa disampaikan oleh para orang tua untuk menasihati
generasi penerusnya.
Contoh:

Nayah ulun nyanik ketupat


Apilagi haga lebaghan
Dang lupa ngebayagh zakat
Ki bandu ghadu kelamonan

sumber: http://sikamala.wordpress.com/2010/02/21/segata-adi-adi-pattun/

Contoh lain:

Bukundang Kalah Sahing

Numpang pai nanom peghing


Titanom banjagh capa
Numpang pai ngulih-ulih
Jama kutti sai dija

Adek kesaka dija


Kuliak nambi dibbi
Adek gelagh ni sapa
Nyin mubangik ngughau ni

Budaghak dipa dinyak


Pullan tuha mak lagi
Bukundang dipa dinyak
Anak tuha mak lagi

Payu uy mulang pai uy


Dang saka ga di huma
Manuk disayang kenuy
Layau kimak tigaga

Nyilok silok di lawok


Lentera di balimbing
Najin ghalang kupenok
Kidang ghisok kubimbing

Kusassat ghelom selom


Asal putungga batu
Kusassat ghelom pedom
Asal putungga niku

Kughatopkon mak ghattop


Kayu dunggak pumatang
Pedom nyak sanga silop
Min pitu minjak miwang

Indani ghaddak minyak


Titanom di cenggighing
Musakik kik injuk nyak
Bukundang kalah sahing

Musaka ya gila wat


Ki temon ni peghhati
Ya gila sangon mawat
Niku masangkon budi

Ali-ali di jaghi kiri


Gelang di culuk kanan
Mahap sunyin di kutti
Ki salah dang sayahan

Anda mungkin juga menyukai