a. Paradinei/Paghadini
Sudah menjadi adat masyarakat Lampung bahwa pada saat bujang atau gadis
meninggalkan masa remajanya, pasangan pengantin itu diberi adek/adok sebagai
penghormatan dan tanda bahwa mereka sudah berumah tangga.
Pemberian adek/adokdilakukan dalam upacara adat yang dikenal dengan istilah ngamai
adek/ngamai adok (jika dilakukan di tempat mempelai wanita).
c. Segata
Contoh pattun/segata:
Terjemahannya:
Pacaran Kalah Saingan
Numpang menanam bambu
Ditanam dekat capa
Numpang bertanya
Kepada kalian di sini
Ya uy pulang dulu uy
Jangan lama-lama di ladang
Ayam disayang elang
Kacau kalau tak dicegah
Melihat-lihat di laut
Lentera di balimbing
Walau jarang kulihat
Tapi sering kuucap
d. Bebandung
Bebandung adalah puisi Lampung yang berisi petuah-petuah atau ajaran yang berkenaan
dengan agama Islam. Pada zaman dahulu bubandung di gunakan untuk menyampaikan pesan-
pesan atau nasihat kepada orang lain dengan cara sindiran ,terkadang di buat dalam bentuk
puisi.
Bubandung artinya bertemu ,bebandung adalah pertemuan yang disampaikan pada saat
mengadakan pertemuan adat, acara bujang gadis dan sebagainya. Pada umumnya bubandung
berisikan :
1.Bubandung santeghi berisikan nasihat agama maupun ajaran bermasyarakat.
2.Bubandung cekhita berisi cerita. Misalnya cerita kesedihan, cerita kegembiraan dan lain-
lain.
3.Bubandung usul (taghsul) berisi ajaran keyakinan idiologi yang perlu di tanamkan.
e. Ringget/Pisaan
f. Talibun
Talibun adalah karya sastra lisan berupa pantun seuntai dan memiliki rumusan sajak akhir
abc, abc. contoh :
g. Hahiwang
Yaitu bentuk puisi yang berisikan suatu kisah atau cerita sedih. Perbedaan hahiwang dengan
bubandung adalah :
1) Bubandung berisi kegembiraan atau kelucuan ,sedangkan hahiwang berisi cerita sedih
2) Syair dari bubandung terdiri dari empat baris dari tiap bait, sedangkan hahiwang enam
baris tiap bait atau lebih
3) Lagu/ ritme bubandung dilagukan dengan nada kegembiraan ,sedang hahiwang dengan
nada yang sedih.