Anda di halaman 1dari 7

TUGAS KELOMPOK BAHASA LAMPUNG

PARADINEI BESERTA CONTOHNYA

Oleh :

Salfadina Dhiya Ulhaq


Tsarwah Ar Rahmah
Ratu Thyara Reva K
Nabila Ramadani
Annisa
Aulia Okta A

Kelas : XI. D

SMP NEGERI 28 BANDAR LAMPUNG


TAHUN PELAJARAN 2019/2020
PARADINEI

Puisi adalah bentuk karya sastra yang mengungkapkan pikiran dan perasaan penyair secara
imajinatif dan disusun dengan mengonsentrasikan semua kekuatan bahasa dengan
pengonsentrasian struktur fisik dan struktur batin. Struktur fisik terdiri atas diksi,
pengimajian, kata konkret, majas, versifikasi (rima, ritma, dan metrum), dan tipografi puisi.
Struktur batin terdiri atas tema, nada, perasaan, dan amanat. Kedua struktur itu terjalin dan
terkombinasi secara utuh yang membentuk dan memungkinkan sebuah puisi memantulkan
makna, keindahan, dan imajinasi bagi penikmatnya. Dibandingkan dengan bentuk karya
sastra yang lain, bahasa puisi lebih bersifat konotatif. Bahasanya lebih banyak memiliki
kemungkinan makna. Berdasarkan fungsinya, puisi Lampung dapat dibedakan atas lima jenis:
1. Paradinei/paghadini/tetangguh
2. Pepaccur/pepaccogh/wawancan
3. Pattun/segata/adi-adi
4. Bebandung
5. Ringget/pisaan/highing-highing/wayak/ngehahaddo/hahi-wang

Istilah paradinei dikenal di lingkungan masyarakat Lampung dialek O. Di lingkungan


masyarakat Lampung dialek A dikenal dengan istilah paghadini (di lingkungan masyarakat
Lampung dialek A Sebatin dikenal dengan istilah tetangguh). Puisi jenis ini digunakan dalam
upacara penyambutan tamu pada saat berlangsungnya pesta pernikahan secara adat.

Pada saat berlangsungnya pesta pernikahan secara adat, sebelum rombongan tamu (yang
terdiri atas arak-arakan) menginjakkan kaki di kediaman tuan rumah, mereka dihadang oleh
pihak tuan rumah (yang terdiri atas arak-arakan pula). Acara penghadangan itu dikenal
dengan istilah nebak appeng (dialek O) atau nebak appong (dialek A) yang bermakna
'menutup gapura'. Dalam acara penghadangan itu digunakanlah sastra lisan
jenis paradinei sebagai media untuk berkomunikasi.

Paradinei terdiri atas sejumlah bait yang bersajak. Akan tetapi, jumlah baris pada setiap bait
tidak harus sama. Jumlah baris pada setiap bait paradinei sama dengan jumlah baris suatu
paragraf pada karangan berbentuk prosa (yang tidak harus sama). Perbedaannya, kalimat
dalam paradinei terikat dua-dua (seperti ikatan kalimat dalam pantun), sedangkan dalam
karangan berbentuk prosa tidak demikian.
Paradinei diucapkan oleh jurubicara masing-masing pihak, baik pihak tamu maupun pihak
tuan rumah. Di kiri kanan jurubicara terdapat dua orang laki-laki berpakaian adat yang
dikenal dengan istilah huleubalang 'hulubalang'. Secara umum, isi paradinei berupa tanya
jawab tentang maksud dan tujuan kedatangan (tamu).

Upacara nebak appeng/nebak appong 'menutup gapura' ini mencerminkan bahwa masyarakat
Lampung dalam bertindak (terutama yang berpengaruh terhadap orang banyak) tidak
gegabah. Sebelum bertindak, perlu didengarkan dulu keterangan dari pihak yang
bersangkutan.

Paradinei berfungsi sebagai media:

1. Tanya jawab pada saat berlangsungnya upacara penyambutan tamu secara adat
2. Untuk melestarikan bahasa dan sastra Lampung
3. Untuk mendidik masyarakat Lampung agar menghargai sastra daerah. Di bawah ini
dikemukakan contoh paradinei yang lazim digunakan dalam acara nebak
appeng 'menutup gapura'.

Contoh Paradinei
(dalam bahasa Lampung dialek O)

A. Ucapan jurubicara pihak tuan rumah


Penano cawono pun tabik ngalimpuro
Sikam 'jo keno kayun tian sai tuho rajo
Ki cawo salah susun maklum kurang biaso

Sikam nuppang betanyo jamo metei sangoiringan


Metei jo anjak kedo nyo maksud dan tujuan
Mak dapek lajeu di jo ki mak jelas lapahan

Sapo sai liyeu di jo mak dapek sembarangan


Tuho atau mudo mustei nutuk aturan
Adat perattei 'jak sako ghadeu pepigho zaman

Ijo appeng mergo tigeh di lawangkurei


Dijago balo-balo gagah serto banei
Sangun prajurit sako gagah serto sattei

Huleubalang sai sang kanan:


Pengiran Panglimo gagah serto sattei
Ngunut lawan mak masso di seluruh penjureu bumei
Lamun mak wawai caro nulei metei mak balik lagei

Huleubalang sai sang kirei:


Dalem Priyayei juragan balak nasseu
Temen mak dikan besei, anying di sebai io talleu
Banei lamun debingei dawah io kimbang tileu

Appeng epak limo tako bedameino mak tunai


Tetek pai appeng ijo appai gham beselesai
Penano pai pun bunyei tangguh sikam
tehadep metei ghuppek sangoiringan

B. Jawaban jurubicara pihak tamu


Ya, pun, ya jugo pun, Puskam ....
Gemuttur basso sako
Gajah delem epak sumbai
Io meno tanjak migo
Mak nibai bidang buai
Nambek Puskam pun ...

Penano cawono pun


Sikam sangoiringan anjak anek Labuhanratu
Lapah bidang penyimbang lajeu di bidang sukeu
Lapahan rajo-rajo, meghanai, sebai, mulei
Ago wat sai direcako nutuk titei gemattei
Jeng lapah tuho mudo dihappak kaban kiayei

Temunjang anjak sessat berakkat sanak tuho


Ago hippun mufakat tehadep puaghei di jo
Ki dapek di lem sessat mangi tijjang recako

Ingek budei bahaso, piil serto pesenggirei


Gham pakai jamo-jamo mangi mak selisih atei
Akik jamo Belando lagei dapek bedamei

Ulah pasal appeng mergo tigeh di lawang kurei


Sikam kak sedio uno jahkidah sambuk metei
Sangun kak lakkah caro perattei anjak ghebei

Penanolah sehajo mangi metei ghuppek pandai


Mahap pun ngalimpuro katteu ngemik sai lalai
Sai tatteuno bahaso sikam jo kurang pandai

C. Jawaban jurubicara pihak tuan rumah


Lamun penanokidah gham mak dapek selisih
Ki penano kisah sikam ngucapken terimo kasih

Pasal dau belanjo sikam kak nerimo


Ino appeng mergo mak metei mubo di io
Sangun kak lakkah caro anjak zaman sai tuho

D. Jawaban jurubicara pihak tamu


Ya pun, ya jugo pun Puskam ....
Sikam permisei netek appeng ijo:
Betuah nikeu punduk netek appeng mergo
lajeu di appeng tiuh
Benahan setakko ngejuk, asal meso ghanglayo,
gham memalah mangi mak rusuh

Terjemah Bebas Paradinei

A. Ucapan jurubicara pihak tuan rumah


Pertama-tama, kami memohon maaf
Kami mendapat perintah dari para sesepuh
Jika ada kata yang salah mohon dimaklumi

Kami numpang bertanya pada kalian serombongan


Kalian dari mana, apakah maksud dan tujuan
Tidak boleh lewat di sini jika tidak jelas tujuannya

Siapa pun yang lewat di sini tidak bisa sembarangan


Tua atau muda musti mengikuti aturan
Adat-istiadat sejak dahulu, telah beberapa zaman

Ini batas marga hingga gapura rumah


Dijaga hulubalang gagah serta berani
Perajurit terlatih turunan orang sakti

Hulubalang yang di kanan:


Pengiran Panglimo gagah serta sakti
Mencari lawan tidak dapat di seluruh penjuru bumi
Jika bermaksud tidak baik pasti kalian binasa

Hulubalang yang di kiri:


Dalem Priyayi juragan besar napsu
Ia orang kebal, tetapi pada perempuan ia takluk
Berani kalau malam (jika) siang ia pura-pura tuli

Pagar berlapis-lapis untuk berdamai tidaklah mudah


Potonglah dulu pembatas ini baru kita musyawarah
Hingga ini dulu kata sambutan kami
Terhadap kalian serombongan

B. Jawaban jurubicara pihak tamu


Ya, Anda ....
Gemuttur basso sako
Gajah delem epak sumbai
Io meno tanjak migo
Mak nibai bidang buai
Berhadapan dengan Anda ....

Kami serombongan dari kampung Labuhanratu


Terdiri dari para pimpinan klan dan warga adat
Para bapak, ibu, bujang, dan gadis
Ada yang akan dibicarakan menurut adat istiadat kita
Itulah sebabnya kami datang ke sini disertai para kiayi

Berangkat dari balai adat, berangkat tua muda


Ada yang akan dimusyawarahkan dengan kerabat di sini
Andaikan diizinkan, (kita bicara) di balai adat

Ingat budi bahasa dan Piil Pesenggiri (palsafah etnik Lampung)


Kita anut bersama agar tidak selisih
Sedangkan dengan Belanda, (kita) masih bisa berdamai

Mengenai batas marga hingga (batas) gapura rumah


Kami telah menyiapkan uang adat, ini kami serahkan
Memang telah tata cara kebiasaan sejak dahulu
Begitulah maksud kedatangan kami agar kalian maklum
Kami memohon maaf andaikan ada kekhilafan
Terutama, masalah tutur sapa kami kurang menguasai

C. Jawaban jurubicara pihak tuan rumah


Jika demikian, kita tidak bisa selisih
Jika begitu maksud kalian, kami ucapkan terima kasih
Mengenai uang adat dapat kami terima
Itu batas marga tidaklah asing bagi kalian
Memang sudah tata cara sejak zaman para leluhur

D. Jawaban jurubicara pihak tamu


Ya, Anda ....
Kami permisi memotong pembatas ini (simbol berupa kain putih):
Bertuah kamu keris memotong batas marga hingga gapura rumah
Karena mampu maka kita bisa memberi
Biarlah kita mengalah asalkan tujuan tercapai

Anda mungkin juga menyukai