Lawas taruna – dadara (lawas muda mudi) adalah lawas yang menceritan
tentang kasih saying, perasaan antar pemuda dan pemudi lam kehidupan.
Adapun contoh lawas taruna-dadara adalah sebagai berikut :
Untuk lawas tau loka mencerikan tentang nasehat, Pendidikan, filsafat, dan
keagamaan bagi orang tua dalam kehidupannya. Contoh lawas tau loka (lawas
orang tua) adalah sebagai berikut :
Menurut isinya, lawas dapat dibedakan yaitu (1) lawas agama, (2) lawas
Nasehat, (3) lawas sedih/iba, (4) lawas sindiran (5) lawas suka cita, (6) lawas
kasih saying, (7) lawas kepasrahan, (8) lawas harga diri, (9) lawas patriotism,
dan (10) lawas nyeletuk (sanuga).
1. Lawas Agama
Ka senang desa aherat
No bau piker leng ate
Surga desa pang kekal
2. Lawas Nasehat
Mana si manis parajak
Agama dadi paruji
Na’turit lamen basengkal
3. Lawas sedih/iba
Ta leng ina’ ku sapuan
Sakiki diri mu balong
Bega dengan mu pina ne’
4. Lawas sindiran
Dara genra mampis manis
Ku sampina Lala jines
Ampa pocong de merengkis
7. Lawas kepasrahan
Kalalo tuwa balobo
9. Lawas patriotism
Lamen kuat persatuan
Tarjang manang mira-putih
Katutup lawang panjaja
Lamin tetapmo pang sia (P) Gambar 6.2 Contoh Bagandang Tau
Bose sangangkang let rea Samawa
Na’ beang bilu lako len
b. Saketa (basaketa)
Saketa adalah lawas yang dikumandangkan oleh sekelompok orang
sebagai Pernyataan kegirangan atau
pembangkit semangat saat bergotong
royong, menyelesaikan pekerjaan
berat, barapan kebo, barempuk yang
ditambah dengan yel-yel secara
bersamaan ini sering disebut
gero/bagero (hooooo………ham, ho ho
ham) dengan cara berulang-ulang.
Contoh:
d. Sakeco
Sakeco merupakan bentuk lawas yang disajikan oleh dua orang yang
diiringi dengan pukulan rabana ode (rabana kecil). Sakeco biasanya
berdampingan dengan ratib (lawas yang dilntunkan oleh empat orang).
Lawas yang disampaikan melalui sakeco memang penuh dengan pesan,
sindiran,ejekan, kucu dan bahkan berbau porno agar pendengar tersenyum
dan terpingkal-pingkal.
No si mesa tu teruna
Genras lalo sate mandang
Tu loka ngere bajingan
e. Langko (malangko)
Lawas yang dibawakan oleh sepasang muda-mudi dengan intro lagunya
diawali Dengan kata-kata langko (mengharapkan segera senja) akan
disebut sebagai Malangko.malangko biasanya dibawakan selepas santap
siang untuk mengusir Panas dan terik matahari dalam bekerja di sawah
atau diladang. Muda – mudi saling Mengukapkan isi hati melalui lawas
sehingga suasananya menjadi nyaman dan romantis.
Contoh :
Amal tentan (2 kali) leng dunia lamadi….
Leng akherat (2kali) pang tu dapat..
Katu boat Ia intan nan po ada..
f. Dede (badede)
Badede adalah melagukan puji-pujian pada lelehur yang dilakukan pada
saat Upacara khusus yang diselenggarakan oleh para bangsawan dengan
iringan suara kosok-kancing. Badede juga disebut sebagai “bakembong”
yang ditembangkan menggunakan syair lawas menjelang tidur untuk
meninabobokan anak-anak maupun orang dewasa pada acara barodak
(luluran) dan acara basunat (khitan).
Contoh:
Long..long..long..long.. balong ee…
Balong intan tu ngalilong..
g. Basual
Basual artinya menyampaikan soal. Basual jawab dengan lawas. Seorang
mengajukan soal lawas (menyebut sampiran dari sebuah lawas) dan bagi
yang mengetahui segera menjawab soal tadi. Jelasnya seorang
mengemukakan sampiran lawas dan seorang lagi menjawab isi lawas.
Acara ini bias kita jumpai disaat membuat atap rumah, ketika memotong
Padi di sawah atau di tempat orang
meninggal. Sifatnya santai hanya untuk
mengisi waktu belaka. Contoh lawas
basual :
Lawas ulan ano siup dan ano rawi memiliki perbedaan.perbedaan antara
Lawas ulan ano siup dan ano rawi terletak pada irama dan tempo
lagunya.Lawas ulan di ano siup iramanya agak mengalun dengan tempo
yang lambat,sedangkan Lawas ulan di ano rawi irama alunannya tinggi
dengan tempo yang dinamis.
Berikut ini Lawas ulan siup.permulaan Lawas ulan siup selalu menggunakan
Lawas berikut dan Lawas berikut selalu dimulai oleh laki-laki.
Contoh:
Yamubuya Ijo Godong
Puin palemar para ‘ i
Ta Pola Adal Nedrang Jong
Setelah dua bait Lawas ini atas,maka Lawas selanjutnya bias apa saja
tergantung situasi dan kondisi emosi dan perasaan si pelantun Lawas.
Perhatikan syair Lawas Ulan sebagai berikut:
Kekendung Ling Kuandi E
Kupina pangasa kau
No Tutu Sai Yabola
Kasijangi Ku Ke Kau
Mikir ate totang rara
Leng to diri melasakan