Anda di halaman 1dari 3

Tembang Macapat

I. Pengertian Tembang Macapat


Macapat secara etimologi diartikan dengan Maca Papat-Papat, maca papat papat dalam Bahasa Indonesia berarti
membaca empat empat. Pengertian ini merujuk pada cara membaca tembang macapat yang dijeda tiap empat bait.
Beberapa sumber menyatakan bahwa sebenarnya tembang macapat adalah puisi yang kemudian dilagukan.
Tembang macapat memiliki filosofi luhur akan kehidupan mulai dari lahir sampai meninggal. Filosofi ini termaktub dalam
11 macam tembang macapat. Selanjutnya, setiap macam tembang memiliki paugeran (aturan) tertentu yang
membuatnya berbeda dengan tembang yang lain.

II. Istilah Istilah dalam Tembang Macapat


 Gatra artinya adalah baris  Wilangan artinya adalah angka
 Pada artinya adalah bait  Wanda artinya adalah suku kata
 Swara artinya adalah suara

III. Paugeran Tembang Macapat


Paugeran berarti contoh panutan yang baik. Dalam hal ini, paugeran tembang macapat dapat diartikan sebagai aturan
penulisan tembang yang baik dan benar sesuai kaidah.
Paugeran utama tembang macapat dibagi menjadi tiga:
 Guru gatra,
 Guru lagu,
 Guru wilangan.
Paugeran lain yaitu : Cakepan dan Titilaras

 Pengertian Guru Gatra dan Contohnya


Guru gatra yaiku cacahe gatra/larik saben sapada (jumlah baris dalam satu bait)
Seperti kita tahu tembang macapat adalah puisi yang dilagukan. Seperti halnya puisi dalam Bahasa Indonesia, puisi
Bahasa Jawa ini juga terdiri atas bait-bait. Setiap bait dalam setiap macam tembang akan berbeda jumlah gatranya
(baris).

Agar lebih jelas, simak contoh guru gatra dalam tembang macapat Maskumambang berikut ini:

Maskumambang
Apan kaya mangkono watekan iki, - 1
Sanadyan wong tuwa, - 2
Yen duwe watak tan becik, - 3
Nora pantes yen dennuta, - 4

Dapat dilihat dalam kutipan bait tembang Maskumambang di atas terdapat empat baris kalimat yang berarti terdiri atas
empat guru gatra.

 Pengertian Guru Lagu dan Contohnya


Guru lagu yaiku tibaning swara saben sagatra (jatuhnya suara terakhir pada setiap baris tembang).
Sama halnya pantun dalam Bahasa Indonesia yang memperhatikan suara akhir, tembang macapat juga demikian.
Hanya saja pada tembang macapat suara akhir tidaklah harus bersajak a-b-a-b. Setiap lagu memilki ciri khas masing
masing.

Perhatikan paugeran tembang macapat dalam bait tembang macapat Kinanthi berikut ini.

Kinanthi
Anoman malumpat sampun (u)
Prapteng witing nagasari (i)
Mulat mangandhap katingal (a)
Wanodya yu kuru aking (i)
Gelung rusak wor lan kisma (a)
Kang iga-iga kaeksi ( i)

Guru lagunya u-i-a-i-a-i.


 Pengertian Guru Wilangan dan Contohnya
Guru wilangan yaiku cacahing wanda saben sagtra (jumlah suku kata dalam satu baris).
Suku kata dalam Bahasa Indonesia dan Bahasa Jawa sama yaitu merujuk pada banyaknya kecap kata. Kecap kata
terkecil bisa dari satu huruf. Contoh suku kata dalam kata ‘macapat’ adalah ma-ca-pat (tiga suku kata).

Agar lebih jelas perhatikan contoh guru wilangan dalam baris tembang Mijil berikut:
Amengkoni mring bale wismane
Guru wilangan-nya
A-meng-ko-ni-mring-ba-le-wis-ma-ne (10)

 Cakepan
Cakepan yaiku tembung tembung sing ana ing sajroning tembang macapat. Atau dalam Bahasa Indonesia berarti
kalimat kalimat yang terdapat dalam tembang macapat.
Agar lebih mudah sebut saja cakepan sebagai lirik lagu.

 Titi Laras
Paugeran tembang macapat yang terakhir adalah titi laras. Titi laras berarti angka-angka lelirune gamelan atau anggap
saja sebagai not yang mengiringi tembang macapat.
Titi laras ada 2:
 Laras Pelog : laras pelog menggunakan angka-angka 1 2 3 4 5 6 7 dalam tembang.
 Laras Slendro : laras slendro menggunakan angka angka 1 2 3 5 6 dalam tembang.

 Laras dalam seni suara daerah berarti suara yang teratur dan enak didengar. Laras gamelan terbagi menjadi dua
yaitu slendro dan pelog.
 Slendro terdiri 5 nada sehingga disebut sistem nada pentatonik sedangkan pelog yang terdiri dari 7 nada disebut
septatonik.
 Titi Laras atau titi nada adalah wujud ucapan yang disimbolkan dalam angka. Untuk membedakan tinggi rendah
nada/suara.
 Slendro : 1 2 3 5 6 1 (ji ro lu mo nem ji)
 Pelog : 1 2 3 4 5 6 7 1 (ji ro lu pat mo nem pi ji)
 Teknik menghapal :
◦ Sentuh kepala sambil menyebutkan nama panunggul (dibaca: ji/1)
◦ Sentuh leher sambil menyebutkan nama gulu (dibaca: ro/2)
◦ Sentuh dada sambil menyebutkan nama dhadha (dibaca: lu/3)
◦ Sentuh perut sambil menyebutkan nama pelog (dibaca: pat/4)
◦ Lima dibaca mo/5
◦ Nenem dibaca nem/6
◦ Barang dibaca pi/7

IV. Daftar Paugeran Tembang Macapat 11


Kita telah tahu tentang istilah dan macam macam paugeran dalam tembang macapat.
Berikut ini daftar lengkap paugeran 11 tembang macapat mulai dari Mijil sampai Pucung.
 Paugeran tembang Mijil : kedadeyan saka 6 gatra : 10i, 6o, 10e, 10i, 6i, 6u
 Paugeran tembang Kinanthi : kedadeyan saka 6 gatra : 8u, 8i, 8a, 8i, 8a, 8i
 Paugeran tembang Sinom : kedadeyan saka 9 gatra : 8a, 8i, 8a, 8i, 7i, 8u, 7a, 8i, 12a
 Paugeran tembang Asmaradana : kedadeyan saka 7 gatra : 8a, 8a, 8e, 8a, 7a, 8u, 8a
 Paugeran tembang Dhandhanggula : kedadeyan saka 10 gatra : 10i, 10a, 8e, 7u, 9i, 7a, 6u, 8a, 12e, 7a
 Paugeran tembang Gambuh : kedadeyan saka 5 gatra : 7u, 10u, 12i, 8u, 8o
 Paugeran tembang Maskumambang : kedadeyan saka 4 gatra : 12i, 6a, 8i, 8a
 Paugeran tembang Durma : kedadeyan saka 7 gatra : 12a, 7i, 6a, 7a, 8i, 5a, 7a
 Paugeran tembang Pangkur : kedadeyan saka 7 gatra : 8a, 11i, 8u, 7a, 12u, 8a, 8i
 Paugeran tembang Megatruh : kedadeyan saka 5 gatra : 12u, 8i, 8u, 8i, 8o
 Paugeran tembang Pucung : kedadeyan saka 4 gatra : 12u, 6a, 8i, 12a

V. Contoh Tembang Macapat Beserta Paugeran Lengkap-nya


Tembang Macapat Pocung

6 6 5 3 1 1 1 2 6 6 5 3
ngel -mu I- ku ka- la- ko- ne kan-thi la- ku

1 2 6 3 53 21
le- kas- se la- wan kas

1 2 1 3 21 21 6 6
Te- ge- se kas yan- to sa- ni

6 1 2 3 2 2 21 6 1 23 12 2
Se- tya bu- dya pa- nge-ke- se dur ang- ka- ra

Paugeran tembang macapat Pocung di atas adalah:


 Guru gatra ada 4 (empat). gatra 3 = i  Laras
 Guru wilangan: gatra 4 = a Dilihat dari baris baris
gatra 1 = 12  Cakepan: tembang diatas, tidak
gatra 2 = 6 Ngelmu Iku kalakone kanthi ditemukan angka 4 dan 7,
gatra 3 = 8 laku jadi laras yang digunakan
gatra 4 = 12 Lekasse lawan kas adalah laras slendro.
 Guru lagu: Tegese kas yantosani
gatra 1 = u Setya budya pangekese
gatra 2 = a dur angkara

Makna Tembang Macapat.


1. Maskumambang.
Menggambarkan kehidupan manusia saat ada di dalam kandungan ibunya yang mana saat itu belum diketahui jenis
kelaminnya. "Mas" artinya belum diketahui laki-laki atau perempuan, sedangkan "kumambang" artinya hidupnya
mengambang di dalam rahim ibunya.
2. Mijil.
Menggambarkan masa di mana manusia dilahirkan (kondisi bayi).
3. Sinom.
Menggambarkan masa kanak-kanak sampai remaja manusia, di saat itulah manusia perlu belajar sebanyak-banyaknya.
4. Kinanthi.
Kinanthi berasal dari kata "kanthi" ayang artinya dituntun (dilatih) tentang cara hidup di dunia. Dalam arti lain dilatih
tentang karakter yang baik. Misalnya ketaatan beribadah, sopan-santun, dsb.
5. Asmarandana.
Asmarandana artinya rasa cinta kepada lawan jenisnya, dan itu sudah menjadi kodrat manusia.
6. Gambuh.
Gambuh berasal dari kata "jumbuh" atau "sarujuk" yang artinya jika sudah cocok (dengan yang dicintainya), dilanjutkan
dengan mengikat tali pernikahan untuk menjalani hidup bersama.
7. Dhandhanggula.
Menggambarkan kehidupan orang yang sedang bahagia, apa yang dicita-citakan terwujud. Mulai dari pekerjaan,
keluarga, dll.
8. Durma.
Durma berasal dari kata darma / wèwèh. orang yang sudah merasa berkecukupan hidupnya akan muncul rasa belas
kasih kepada sesamanya. Sehingga akan muncul rasa ingin memberi. Hal ini dipengaruhi oleh pendidikan agamanya
dan watak sosialnya.
9. Pangkur.
Pangkur berasal dari kata mungkur yang artinya menyingkirkan (menahan) hawa nafsu.
10. Megatruh.
Megatruh berasal dari kata "megat roh" artinya meninggal. Saat itu lah waktu kembalinya ruh kepada Tuhan Yang Maha
Kuasa.
11. Pocung.
Artinya jika sudah meninggal, manusia kemudian akan ditinggalkan oleh semua harta dunianya. yang dibawa hanya
beberapa lembar kain kafan yang membungkus raganya di dalam kubur

Anda mungkin juga menyukai