2 April 2023
Lalu Pemimpin memerciki daun palma dengan air suci tanpa mengucapkan apa-apa.
NYANYIAN SELAMA PEMIMPIN MEMERCIKI DAUN PALMA (PS 495) (khusus cara 3)
Ulangan: Kau, Kristus Raja pemenang, Kau Kristus Raja mulia. Ya Kristus, Kau Raja jaya s'lamanya.
1. Ber-so-rak-sorailah bagi Tuhan, hai seluruh bumi,
beribadahlah kepada Tuhan dengan sukacita!
2. Da-tang-lah ke hadapan-Nya dengan sorak-sorai!
Ketahuilah bahwa Tuhanlah Allah.
3. Ma-suk-lah melalui pintu gerbangnya
dengan nyanyian syukur,
4. bersyukurlah kepada-Nya, pujilah nama-Nya.
Ke-mu-liaan kepada Bapa dan Putra dan Roh Ku-dus:
5. seperti pada permulaan, sekarang, selalu, dan sepanjang
segala abad. Amin.
HOMILI SINGKAT
Vivat Cor Iesu per Cor Mariae. Hiduplah hati Kudus Yesus melalui Hati Maria.
Saudara saudari yang dikasihi Tuhan, Injil ini di bacakan pada ibadah pemberkatan daun palma.
Dalam Injil tidak disebut secara khusus daun palma, yang disebut adalah “memotong ranting-
ranting dari pohon-pohon dan menyebarkannya di jalan.” “ranting-ranting dari pohon-pohon” bisa
berbagai macam pohon, diperkirakan ada pula daun palma. Makna dari semuanya itu ialah mau
mengungkapkan kegembiraan, rasa hormat, menyanjung, mengelu-elukan Sang Raja Kristus, Sang
Nabi yang datang mengendarai keledai itu.”Katakanlah kepada puteri Sion: Lihat, Rajamu datang
kepadamu, Ia lemah lembut dan mengendarai seekor keledai, seekor keledai beban yang muda.”
Mereka juga berseru, ”Hosana bagi Anak Daud, diberkatilah Dia yang datang dalam nama Tuhan,
hosana di tempat yang mahatinggi!” Dan ketika Ia masuk ke Yerusalem, gemparlah seluruh kota itu
dan orang berkata: ”Siapakah orang ini?” Dan orang banyak itu menyahut: ”Inilah nabi Yesus dari
Nazaret di Galilea.”
Raja yang dielu-elukan itu memasuki kota Yerusalem. Pertama, Yerusalem, merupakan salah satu
kota tertua di dunia, sejak 3000 SM, terletak di sebuah dataran tinggi, 754 m di aatas permukaan
laut di Pegunungan Yudea antara Laut Tengah dan Laut Mati, dengan luas 125,1 km. Yerusalem
adalah suci bagi tiga agama Abrahamik utama: Yahudi, Kristen, dan Islam. Bagi Yesus, Yerusalem
adalah kota tujuan perjalananNya yang terakhir. Yesus dipersembahkan di Kenisah Yerusalem, Ia
berangkat dari Yerusalem menjelajah berbagai kota mewartakan Kabar Gembira, memanggil murid-
muridNya, menaklukkan bagitu banyak manusia menerima kehadiranNya dan percaya sebagai
Mesias Penyelamat. Mengadakan berbagai macam mujizat, mengajar hukum kasih, melakukan
berbgi macam kebaikan dan kembali ke Yerusalam untuk melaksanakan kehendak BapaNya,
menyelamatkan manusia, menderita sengsara, disalibkan di puncak Golgota di Yerusalam, wafat, di
makamkan dan pada hari ketiga bangkit. Kedua, Yerusalem adalah gambaran surgawi, penyaliban
Yesus di Yerusalam adalah perjalanan kemenangan, mengalahkan maut, menghantar manusia
menuju Yerusalem surgawi. Ketiga, Yerusalem adalah lambang dari manusia-manusia yang percaya
kepada Yesus, maka ada seruan “Yerusalem, Yerusalem, lihatlah rajamu. Hosana terpujilah. Kristus
raja mahajaya.” (MB 395). Bandingannya seperti kalau kita disebut “orang Yogya,orang Jakarta,
orang Lampung”, dst.
Perayaan Minggu Palem yang jatuh pada 2 April 2023, merupakan peristiwa iman bagi kita yang
tidak berada dan menyaksikan langsung Yesus yang mengendarai keledai itu, kita diajak untuk ikut
serta terlibat bersukacita menghormati Yesus yang memasuki kota Suci Yerusalem, yang kita
lambangkan dengan memasuki gereja. Ketika Yesus, Raja Damai memasuki Yerusalem
mengendarai keledai, nah, di sini kita, jika mau, menjadikan diri kita sebagai “keledai” yang siap
dan membiarkan untuk dikendarai Sang Raja. Di punggung, kita mengendong Yesus. Keledai itu
kecil dan kuat menggendong Yesus. Kita pasti kuat. Ketika kita menggendong Yesus, Roh Yesus
merasuki kita, merasuki hidup kita, kita mendapatkan aliran kekudisan dari padaNya.
Mari, kita merenungkan kehadiran Kristus di dunia dan mengenang jalan salib-Nya yang harus
dilalui hingga tiba di hari Paskah.
Mari, kita bangun kesetiaan dan ketaatan kepada Tuhan serta mengenang pengorbanan Kristus
untuk seluruh umat manusia.
Mari, kita pupuk kepedulian dan pengabdian terhadap sesama.
Dan terus mengembangkan spiritualitas yang ada dalam Yesus:
LOCORESA, Love, Compassion, Readiness, Sacrifice.
Hati Yesus menyertai, Tuhan memberkati, hati menjadi berseri-seri. Amin
(Setelah masuk liturgi Sabda, semua nyanyian menggunakan nyanyian Sengsara PS 479-490)
Mazmur:
1. Semua yang melihat aku mengolok-olok, mereka mencibirkan bibir dan menggelengkan kepala!
Mereka bilang: “Ia pasrah kepada Allah! Biarlah Allah yang meluputkannya, biarlah Allah yang
melepaskannya! Bukankah Allah berkenan kepadanya?”
2. Sekawanan anjing mengerumuni aku; gerombolan penjahat mengepung aku, mereka menusuk
tangan dan kakiku. Segala tulangku dapat kuhitung.
3. Mereka membagi-bagikan pakaianku di antara mereka dan membuang undi atas jubahku. Tetap
Engkau, Tuhan, janganlah jauh; ya kekuatanku, segeralah menolong aku!
4. Maka aku akan memahsyurkan nama-Mu kepada saudara-saudaraku dan memuji Engkau di tengah
jemaat: Hai kamu yang takut akan Tuhan, pujilah Dia! Hai segenap anak cucu Yakub, muliakanlah
Dia! Gentarlah terhadap Dia, hai segenap anak cucu Israel.
(umat berdiri)
N. Dan lihat, tirai di Bait Suci terbelah dua dari atas sampai ke bawah. Dan terjadilah gempa bumi;
bukit-bukit batu terbelah, kubur-kubur terbuka, dan banyak orang kudus yang telah meninggal,
bangkit. Dan sesudah kebangkitan Yesus, mereka pun keluar dari kubur. lalu masuk ke kota suci.
dan menampakkan diri kepada banyak orang. Ketika menyaksikan gempa bumi dan apa yang telah
terjadi, kepala pasukan dan para prajurit yang menjaga Yesus, berkata:
R. Sungguh. orang ini adalah Putra Allah!
N. Adapula di situ banyak wanita yang memandang dari jauh, yaitu wanita-wanita yang mengikuti
Yesus dari Galilea untuk melayani Dia. Di antara mereka terdapatlah Maria Magdalena, Maria ibu
Yakobus dan Yusuf dan ibu anak-anak Zebedeus. Menjelang malam datanglah seorang kaya, yang
berasal dari Arimatea. yang bernama Yusuf; yang telah menjadi murid Yesus juga. Ia pergi
menghadap Pilatus dan meminta jenazah Yesus. Maka Pilatus memberi perintah supaya jenazah
Yesus diserahkan kepadanya. Lalu Yusuf menurunkan jenazah Yesus, mengapaninya dengan kain
lenan yang putih bersih, lalu membaringkannya di dalam kuburnya sendiri yang baru saja dia gali
dalam bukit batu. Sesudah menggulingkan sebuah batu besar ke pintu kubur itu, pulanglah ia.
Tetapi Maria Magdalena dan Maria yang lain tinggal di situ, sambil duduk di depan kubur. Keesokan
harinya, yaitu sesudah hari persiapan. datanglah imam-imam kepala bersama dengan orang-orang
Farisi menghadap Pilatus. Kata mereka kepada Pilatus:
R. Tuan, kami ingat bahwa si penyesat itu, sewaktu ia masih hidup, berkata, 'Sesudah tiga hari Aku
akan bangkit.” Karena itu, perintahkanlah untuk menjaga kubur itu sampai hari yang ketiga. Kalau
tidak, murid-murid-Nya mungkin datang mencuri jenazah-Nya, lalu mengatakan kepada rakyat, 'Ia
telah bangkit dari antara orang mati!' Penyesatan ini akan lebih buruk akibatnya daripada yang
sebelumnya!
N. Kata Pilatus kepada mereka:
R. Ini penjaga-penjaga bagimu; pergilah dan jagalah kubur itu sebaik-baiknya!
N. Maka pergilah mereka, dan dengan bantuan penjaga-penjaga itu mereka memeteraikan kubur
Yesus dan mengatur penjagaannya.
HOMILI SINGKAT
Saudara-saudari yang terkasih, kita baru saja kita mengenangkan Yesus yang disambut gempita
memasuki Yerusalem. Kita pun mendengarkan kisah sengsara Yesus. Ada kekontrasan antara
suasana perarakan yang gegap gempita dan kisah sengsara yang berakhir dengan kematian Yesus.
Mari kita renungkan satu dua poin dari bacaan-bacaan suci di hari ini. Pertama, dedaunan dan
ranting pohon menyambut Tuhan. Ada yang ironis dari penyambutan Yesus ini. Mereka menyebut
‘Hosanna’ yang berarti selamatkanlah kami! namun mereka menyambut seorang yang sederhana,
yang kelihatannya bukanlah seorang raja. Ia datang menunggang keledai yang merupakan
binatang yang sama sekali tidak cocok untuk lambang keperkasaan seorang raja. Dia pun disambut
dengan pakaian dan dedaunan. Bahkan ranting-ranting pohon juga dihamparkan untuk
menyambut-Nya. Hal ini tentu amat berbeda dengan sambutan raja lainnya yang amat gemilang
dengan panji-panji dan rombongan atau pasukan berkuda. Penyambutan ini sederhana sekali.
Namun, pesannya cukup mendalam. Dia bukanlah raja biasa, karena yang menyambutnya adalah
seluruh alam, termasuk alam yang kelihatannya tidak ada gunanya.
Penghamparan dedaunan dan ranting serentak memperlihatkan bahwa alam ciptaan pun
menyambut kedatangan-Nya. Kita, sebagai makhluk ciptaan Tuhan yang istimewa, mesti menjadi
wakil dari semua ciptaan yang memelihara kesatuan Kerajaan Allah. Kita diminta untuk merawat
bumi kita sehingga bersama mereka, kita pun bisa memuji Tuhan, Sang Pencipta kita semua.
Perayaan Hari Minggu ini disebut juga dengan Minggu Palem atau Minggu Daun-daun. Hal ini
serentak mengingatkan kita bahwa kita pun mesti menghargai alam agar bersama mereka, kita pun
memuji Tuhan. Kedua, Yesus, raja yang melayani. Dalam bacaan Injil, kita mendengarkan kisah
sengsara Yesus. Hal ini agak kontras dengan warna di awal perayaan, yaitu suasana gegap
gempita. Dalam sekejap, suasana menjadi amat berbeda. Kita memulainya dengan gembira, dan
pada saat Injil, kita dibawa kepada penderitaan Tuhan.
Perayaan hari ini serentak menandai pekan suci, yang menghantar kita untuk masuk dalam misteri
sengsara, wafat, dan kebangkitan Tuhan. Sejak dari hari ini, fokus atau perhatian kita diarahkan
kepada misteri kudus ini. Kita diajak untuk merenungkan dengan sungguhsungguh bahwa Tuhan
kita adalah raja yang melayani kita. Dia berusaha untuk menyelamatkan kita, karena Dia amat
mencintai kita. Kita pun diajak untuk tidak takut menderita terutama ketika kita berjuang demi
kebaikan. Tuhan menderita demi kebaikan kita semua.
Semoga kita senantiasa dihibur oleh kisah ini, ketika kita mengalami penderitaan dan kesusahan di
dalam hidup kita. Tuhan memberkati.
HENING SEJENAK
AKU PERCAYA
(Umat berdiri, kata-kata yang dicetak miring diucapkan sambil membungkuk)
P+U. Aku percaya akan Allah, Bapa yang mahakuasa, pencipta langit dan bumi. Dan akan Yesus
Kristus, Putra-Nya yang tunggal, Tuhan kita. Yang dikandung dari Roh Kudus, dilahirkan oleh
perawan Maria. Yang menderita sengsara, dalam pemerintahan Pontius Pilatus, disalibkan, wafat
dan dimakamkan. Yang turun ketempat penantian, pada hari ketiga bangkit dari antara orang mati.
Yang naik ke surga, duduk di sebelah kanan Allah Bapa yang mahakuasa. Dari situ Ia akan datang
mengadili orang hidup dan mati. Aku percaya akan Roh Kudus, Gereja Katolik yang kudus,
persekutuan para kudus, pengampunan dosa, kebangkitan badan, kehidupan kekal. Amin
L. Bagi sanak-saudara yang menderita: Semoga Bapa memberkati dan mendampingi saudara-saudari
kami yang sedang mengalami penderitaan agar dengan rela dan penuh iman mempersatukan
penderitaannya dengan penderitaan Kristus demi keselamatan sesama. Marilah kita mohon:
U. Tuhan, dengarkanlah umat-Mu.
L. Bagi kita sendiri yang berkumpul di sekitar altar ini: Semoga Bapa Yang Mahamurah mencurahkan
semangat Yesus Kristus Putra-Mu dalam diri kami, agar kami dapat saling membantu dalam
memanggul salib kehidupan kami sehari-hari dalam mengikuti jejak Putra-Mu. Marilah kita mohon:
U. Tuhan, dengarkanlah umat-Mu.
P. Allah Bapa kami di surga, demi cinta kasih-Mu, Engkau menghendaki kami menjadi putra dan putri-
Mu berkat jasa Yesus Kristus, Putra-Mu. Kami mohon terimalah dan kabulkanlah permohonan kami
dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami.
U. Amin.
PERSEMBAHAN
LAGU PERSIAPAN PERSEMBAHAN (PS 482)
1. O Anakdomba Allah, tersembelih di salib, sabar setiap kala, walau ditimpa aib. Kau tanggung dosa
dunia, sengsara seluruhnya. Ampuni kami o Yesus.
2. O Anakdomba Allah, tersembelih di salib, sabar setiap kala, walau ditimpa aib. Kau tanggung dosa
dunia, sengsara seluruhnya. B'ri kami damai o Yesus.
3. Engkau pun direndahkan dengan mahkota duri. Dan wajah-Mu yang suci penuh berlumur darah.
Cela dan dosa-dosa hendak Engkau hapuskan seturut amanat Bapa.
4. Di kayu salib hina Engkau serahkan nyawa sebagai kurban silih kepada Allah Bapa. Ya Yesus, aku
sadar, betapa 'ku berdosa, ampuni hamba-Mu ini.
P. Ya Allah, semoga oleh penderitaan Putra Tunggal-Mu pendamaian-Mu dengan kami semakin
mendekat. Kami tidak mampu mencapainya dengan usaha kami sendiri, namun kami sudah
merasakannya, berkat kurban yang penuh daya ini dan karena belas kasih-Mu. Dengan
pengantaraan Kristus, Tuhan kami.
U. Amin.
SAAT HENING
RITUS PENUTUP
AMANAT PENGUTUSAN
P. Saudara-saudari terkasih, Yesus pernah bersabda: “Berbahagialah orang yang dianiaya demi
kebenaran karena merekalah yang empunya Kerajaan Surga. Berbahagialah kamu, jika demi Aku
kamu dicela dan dianiaya, dan jika kepadamu difitnahkan segala yang jahat. Bersukacitalah dan
bergembiralah, sebab besarlah ganjaranmu di surga”. Yesus sendiri telah memberi teladan bagi kita
semua dengan rela menderita sengsara demi kebenaran. Ia dicela, dianiaya, dan difitnahkan segala
kejahatan demi ketaatan-Nya kepada kehendak Bapa. Sebagai murid-murid-Nya, kita pun
sepantasnya meneladan Dia. Marilah kita senantiasa mohon kekuatan Allah agar tabah dan setia
menghadapi berbagai tantangan hidup.
DOA PENUTUP
PENGUMUMAN
BERKAT-berdiri-
P. Sebelum mengakhiri perayaan ini marilah kita menundukkan kepala, memohon berkat Tuhan.
[hening sejenak]
P. Tuhan sertamu
U. Dan sertamu juga
P. Saudara-saudari, menunduklah untuk menerima berkat.
P. Ya Bapa, sudilah memandang anak-anak-Mu yang berkumpul di sini. Sebab demi keselamatan
mereka, Tuhan kami Yesus Kristus tidak ragu-ragu menyerahkan diri ke tangan kaum penjahat dan
menderita siksaan salib. Dialah penyelamat kami kini dan sepanjang masa.
U. Amin.
P. Dan semoga berkat Allah yang Mahakuasa, turun atas Saudara dan menetap senantiasa, dalam
nama Bapa dan Putra dan Roh Kudus.
U. Amin.
PENGUTUSAN
P. Saudara-saudara, pergilah, Ibadat sudah selesai.
U. Syukur kepada Allah.
1. Kepala yang berdarah, tertunduk dan sedih penuh dengan sengsara dan luka yang pedih, meski
mahkota duri, menghina harkat-Mu, Kau patut kukagumi: terima hormatku.
2. O wajah yang mulia, yang patut di sembah, dan layak menerima pujian dunia, sekarang diludahi
dihina, dicerca disiksa, dilukai: yang salah siapakah?
3. Syukur sebulat hati kubr'ikan pada-Mu, ya Yesus yang t'lah mati demi selamatku. Hendaklah 'ku
terhibur dengan tuntunan-Mu: pada-Mu 'ku berlindung di akhir hayatku.
4. Di saat aku mati, Kau tinggallah serta; di pintu maut nanti, ya Tuhan, datanglah! Di kala
kecemasan menghimpit hatiku, berilah kekuatan berkat sengsara-Mu.