Dalam upacara kematian pada masyarakat Toraja ada beberapa seni yang dilakukan
sesuai dari tingkatn acara dan status sosial dari yang meninggal( Tomate ), ada beberapa seni
sastra yang biasa dilakaukan pada acara rambu solo’ seperti, badong, sengo’, bating, singgi’.
1. Badong
Badong adalah perpaduan seni suara dan seni tari yang berisi syair kedukaan pada upacara
kematian/ rambu solo’. Ma’= melakukan, dan pa’= pelaku sehingga ma’badong berarti
melakukan tarian dan nyanyian badong, dan pa’badong berarti penari badong. Pa’badong
dilakukan secara berkelompok oleh pria paru baya/setengah tua dengan membentuk lingkaran
besar dan bergerak sambil menyanyikan syair-syair dukacita. Adapun fungsi dari badong yaitu
antara lain :
2. Bating
Bating adalah ungkapan kesedihan atau rintihan atas meninggalnya seseorang. Ungkapan
kesedihan atau kedukaan diungkapkan dengan kata-kata/ kalimat sastra dengan menjelaskan
biografi dari almarhum.
3. Sengo
Sengo merupakan curahan kalbu dalam bentuk berirama. Dalam pantun orang menceritakan
isi hatinya secara lengkap. Sedangkan sengo biasa dibawahkan saling berbalasan atau pun
tidak.
4. Singgi’
Singgi’/Tingga’
Singgi’ adalah salah satu bahasa sastra Toraja untuk memeuja atau menanjung sang pencipta
dan manusia, sesuai dengan derajat, pekerjaanya, kekayaannya, pendidikannya, dan lain-lain.
Kata singgi’ hanya digunakan untuk menyambut manusia, tidak digunakan untuk
binatang.
Contoh singgi’ :
a. Singgi’ guru ( pendidik)
To umpatudu lalan tokinaa
Pia ullando lalanni kamanarangan
Toumpate’te mata kalambanan
Samberan lotong ulu
Ullangka pa’taunani mana’ matontongan
Digente’ tosikambi’ panoto ba’tang
To untaranak papatu inawa
b. Tomanarang ( to pande )
Tomaluangan batu batang na
To singgung pa’inaanna
Digente to lodang pasiruaanna
Tu ungkita simpona manuk
Tangke isi batulang
Unbanna karapuak/ kayobulan
c. Passikola/ pelajar
To ullando lalanni kamarangan
To ullangka pa’taunanni mana’ matontongan
Anna unno’ko’ do kadere
Sipa’ kada-kada sura
W: danga’-danga’ tu mutiro
Massang na bunga – bunga
Tae’ susinna
Kedeipake meloi
P : Sadia mo suke sura’
Suke dia’aga-a’ga
Inanna bunga
Torroan danga’-danga’
W: Ia bangri kukataku
Napokarrag bulungku
Kemalayumo
Ammu soroang boko’mo
P: Patonganni kada londong
Manuk Melo sisissikna
Pemali ade’
Keunnoni ballei.
W: Piranmo allu’na pasa’
Dantianna tammuan.
Anta sitammu
Tapamisa’ inaa’
3. Karume
Karume adalah salah satu jenis sastra Toraja yang berfungsi sebagai pengasah otak. Kareme
biasanya dimainkan oleh dua orang, karume terdiri dari duan potong kalimat pernyataan yang
mengharapkan jawaban atau terkaaan dari pihak kedua. Bahan yang diambil dapat diambil
dari bagian tubuh manusia seperti, telinga, mata, rambut, atau pakaian. Karume juga bisa
menggunakan benda-benda disekitar yang penting benda tersebut umum diketahui oleh oleh
kedua pemainya.
Contoh karume :
- Didippu’na manaran, disaile namariria !
Jawaban : telinga
- Bubu’-bubu’ na nene’ ki, nalimbui paku-paku
Jawaban : mata
- To menteka’ torro tanga
Jawaban : Seppa
- Kayu rinni’-kayu rinni’ kayu na ondoi seba
Jawaban : beluak
4. Puama
Puama adalah tidak lain dari cerita yang digunaka orang tua-tua untuk mendidik anak-
anaknya. Ada puam yang hanya dibuat-buat sesuai kebutuhan pendidikkan da nada yang
benar-benar terjadi. Ada juga yang bersifat campuran,dalam artian sebagian benar-benar
terjadi dan sebagian khayalan. Dalam sastra Indonesia, dibedakan antara, dongeng hikayat,
dan sejarah, bahkan dongeng masih dibagi atas mitos, fabel, legenda dan sage. Walaupun
Puama itu mencakup keseluruhan, tetapi pada kenyataanya puama kebanyakkan berupa
dongeng utamanya fabel seperti, Puamman Kotte sola Mundan, Puamanna seba sola kayo,
Kadua sola Suso, Puamanna Tedong sola Tokko. Yang sebagian benar-benar terjadi seperti
Puamanna Landorundu, Lakipadada, Dodo Kuli’ Pondan, dan lain-lain.