Anda di halaman 1dari 3

Rama Dodi Hartawan 221110003110 – MA

Hak dan Kewajiban dilihat dari Sudut Pandang


Undang-Undang Dasar 1945 dan Islam

Perspektif hak dan kewajiban dari sudut pandang Undang-Undang Dasar 1945 dan Islam
memiliki beberapa persamaan dan perbedaan. Dari perspektif Undang-Undang Dasar 1945,
hak dan kewajiban adalah prinsip yang saling terkait dan tidak dapat dipisahkan. Hak
dipahami sebagai kebebasan individu untuk menentukan nasibnya sendiri, sedangkan
kewajiban adalah tanggung jawab individu untuk menghormati hak orang lain dan
masyarakat sebagai keseluruhan. Di samping itu, hak dan kewajiban juga harus diletakkan
dalam konteks perlindungan hak asasi manusia, keadilan sosial, dan demokrasi.

Dalam pandangan Undang-Undang Dasar 1945, hak dan kewajiban diatur dalam beberapa
pasal, di antaranya:

1. Pasal 27 ayat (1) menyatakan bahwa semua warga negara memiliki kedudukan yang
sama di depan hukum dan pemerintahan, serta memiliki kewajiban untuk mematuhi
hukum dan pemerintahan tersebut.
2. Pasal 28 menyatakan tentang hak asasi manusia, termasuk hak atas kebebasan
berpendapat, berkumpul, dan beragama.

Dari perspektif Islam, hak dan kewajiban juga merupakan prinsip yang saling terkait. Hak
dalam Islam tidak hanya terbatas pada kebebasan individu, tetapi juga meliputi hak-hak Allah
dan hak-hak sesama manusia. Kewajiban individu dalam Islam adalah mematuhi perintah
Allah dan menghindari larangan-Nya, serta berbuat baik kepada sesama manusia dan
masyarakat.

Adapun hak-hak asasi manusia yang dilindungi oleh hukum Islam antara lain adalah :
A. Hak untuk hidup.
Hak hidup adalah hak asasi yang paling utama bagi manusia, yang merupakan karunia dari
Allah bagi setiap manusia. Perlindungan hukum islam terhadap hak hidup manusia dapat
dilihat dari ketentuan-ketentuan syari’ah yang melinudngi dan menjunjung tinggi darah dan
nyawa manusia, melalui larangan membunuh, ketentuan qishash dan larangan bunuh diri.

B. Hak kebebasan beragama.


Dalam Islam, kebebasan dan kemerdekaan merupakan HAM, termasuk di dalmnya
kebebasan menganut agama sesuai dengan keyakinannya. Oleh karena itu, Islam melarang
keras adanya pemaksaan keyakinan agama kepada orang yang telah menganut agama lain.
Hal ini dijelaskan dalam Al-Qur’an Surat AL-Baqarah ayat 256, yang artinya:
“Tidak ada paksaan untuk (memasuki) agama Islam, sesungguhnya telah jelas jalan yang
benar dan jalan yang salah.”

C. Hak atas keadilan.


Keadilan adalah dasar dari cita-cita Islam dan merupakan disiplin mutlak untuk menegakkan
kehormatan manusia. Dalam hal ini banyak ayat-ayat Al-Qur’an maupun Sunnah yang
mengajak untuk menegakkan keadilan, di antaranya terlihat dalam Surat Al-Nahl ayat 90,
yang artinya : “Sesungguhnya Allah menyuruh kamu berlaku adil dan berbuat kebajikan,
memberi kepada kaum kerabat, dan Allah melarang perbuatan keji , kemungkaran dan
permusuhan.”

Dalam pandangan Islam, hak dan kewajiban diatur dalam Al-Quran dan hadis Nabi
Muhammad. Beberapa prinsip hak dan kewajiban dalam Islam adalah sebagai berikut:

1. Setiap manusia memiliki hak dan kewajiban sebagai hamba Allah.


2. Setiap manusia memiliki hak dan kewajiban dalam beribadah kepada Allah.
3. Setiap manusia memiliki hak dan kewajiban dalam berinteraksi dengan sesama
manusia.
4. Setiap manusia memiliki hak dan kewajiban dalam mengelola lingkungan dan sumber
daya alam.

Hak dan kewajiban dari sudut pandang Undang-Undang Dasar 1945 dan perpestik Islam,
terdapat beberapa kesamaan, yaitu:
• Kedua perspektif mengakui pentingnya hak asasi manusia dan perlindungan hak
tersebut.
• Kedua perspektif memandang bahwa kewajiban individu untuk menghormati hak
orang lain dan masyarakat sebagai keseluruhan adalah hal yang penting.
• Kedua perspektif juga mengakui bahwa individu harus bertanggung jawab atas
tindakan dan keputusannya.

Akan tetapi, terdapat juga perbedaan antara hak dan kewajiban dari sudut pandang Undang-
Undang Dasar 1945 dan perspektif Islam, yaitu:

- Undang-Undang Dasar 1945 lebih menekankan pada kewajiban individu untuk


menghormati hak orang lain dan masyarakat sebagai keseluruhan sedangkan dalam
perspektif Islam lebih menekankan pada kewajiban individu untuk mematuhi perintah
Allah dan menghindari larangan-Nya.

- Perspektif Islam memandang bahwa hak dan kewajiban individu juga harus
diletakkan dalam konteks hubungan individu dengan Allah, sedangkan Undang-
Undang Dasar 1945 tidak memandang hal tersebut.

- Perspektif Islam juga menekankan pada konsep amanah, yaitu tanggung jawab
individu untuk menjaga dan memelihara lingkungan serta sumber daya alam yang ada
di sekitarnya, sedangkan Undang-Undang Dasar 1945 tidak menekankan hal tersebut
secara khusus.

Sumber Referensi :

Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

Harahap, M. Y. (2018). Hukum Tata Negara Indonesia. Jakarta: Rajawali Press.

https://www.mkri.id/index.php?page=web.Berita&id=11732

Artikel “HAK ASASI MANUSIA PERSPEKTIF HUKUM ISLAM - Nur Asiah”

Artikel “Hak Asasi Manusia Dalam Perspektif Hukum Islam – Yefrizawati”

Anda mungkin juga menyukai