Anda di halaman 1dari 6

LAPORAN PERJALANAN DINAS

DALAM RANGKA
PEMUTAHIRAN DATABASE DAN INFORMASI PENYELENGGARAAN
PEMERINTAHAN 3 PROVINSI BARU DI PAPUA
KE PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
TANGGAL 27 S.D 29 DESEMBER 2022

TEMPAT KEGIATAN : PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA


WAKTU PELAKSANAAN : 27-29 DESEMBER 2022
PELAKSANA KEGIATAN : NUR AINI

DIREKTORAT JENDERAL OTONOMI DAERAH


DIREKTORAT FASILITASI KEPALA DAERAH DAN DPRD
KEMENTERIAN DALAM NEGERI
TAHUN ANGGARAN 2022
KEMENTERIAN DALAM NEGERI
REPUBLIK INDONESIA
DIREKTORAT JENDERAL OTONOMI DAERAH
Jalan Medan Merdeka Utara No. 7–8 Jakarta Pusat telpon (021)
3453492
Faksimile (021) 3453492 www.kemendagri.go.id
Email:subditfkdhwil1@gmail.com

I. PENDAHULUAN
Sebagaimana arahan dari Presiden Joko Widodo, bahwa pemekaran
wilayah di tanah Papua merupakan salah satu upaya untuk menciptakan
pemerataan pembangunan. Dengan adanya empat daerah otonomi baru, yakni
Provinsi Papua Selatan, Provinsi Papua Tengah, Provinsi Papua Pegunungan dan
yang terakhir adalah Papua Barat Daya diharapkan akan mempermudah jangkauan
pelayanan di tanah Papua yang luas. Pemekaran wilayah di Papua merupakan
aspirasi yang berasal dari masyarakat Papua sendiri. Aspirasi tersebut telah ada
sejak beberapa tahun lalu dan berasal dari berbagai kelompok masyarakat di
berbagai wilayah.

Bahwa dalam rangka percepatan pembangunan kesejahteraan di Papua telah


dibentuk 4 (tiga) Daerah Otonom Baru (DOB) di wilayah Papua yaitu:
1. Provinsi Papua Selatan (UU 14 Tahun 2022);
2. Provinsi Papua Tengah (UU 15 tahun 2022); dan
3. Provinsi Papua Pegunungan (UU 16 Tahun 2022)
4. Provinsi Papua Barat Daya (UU 29 Tahun 2022)
Dengan adanya pemekaran tersebut perlu dilaksanakan fungsi pembinaan
dan pengawasan khususnya dalam penyelenggaraan pemerintahan. Selain itu telah
dibentuk Pokja dalam rangka sinkronisasi, harmonisasi, evaluasi dan koordinasi.
Pembentukan 3 (Tiga) Provinsi baru di Papua sebagai salah satu upaya dalam
menata daerah merupakan solusi dalam rangka mengoptimalkan pelayanan publik
karena dapat memperpendek rentang kendali (span of control) pemerintahan.
Sehingga lebih efisien dan efektif sejalan dengan prinsip tata kelola pemerintahan
yang baik (good governance) guna mempercepat terwujudnya kesejaheraan
masyarakat, memperkuat daya saing daerah dan memperkokoh keutuhan Negara
Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) di wilayah perbatasan dengan negara lain.
Selanjutnya dalam rangka pelaksanaan otonomi daerah perlu melakukan berbagai
upaya peningkatan kemampuan ekonomi, penyiapkan sarana dan prasarana
pemerintahan, pemberdayaan dan peningkatan sumber daya manusia serta

2
pengelolaan sumber daya alam sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.
Untuk mendukung upaya pembinaan dan pengawasan dibutuhkan
keberadaan data dan informasi. Kebutuhan akan Data dan informasi terkait
pemekaran 4 provinsi di Papua sangatlah penting baik sebagai alat perumusan
kebijakan maupun untuk memantau perkembangan persiapan penyelenggaraan
pemerintahan provinsi di 4 provinsi pemekaran. Data dan informasi yang dihasilkan
pemekaran 4 provinsi di wilayah Papua, apabila dikaji lebih dalam merupakan data
dan informasi yang bersifat strategis.
Oleh karena menjadi penting kehadiran dari Gugus Tugas Papua (GTP) yang
berada di bawah naungan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Gadjah
Mada (UGM) hadir melalui Tim Pusat Pengembagan Kapasitas dan Kerja Sama
(PPKK) yang memiliki peran penting mewujudkan kedaulatan bangsa, khususnya
dalam mendukung program pemerintah untuk memberi perhatian khusus terhadap
3T (terluar, tertinggal, terisolir) yang sebagian besar juga berada di wilayah Papua.
Pemerintah untuk membentuk gugus tugas khusus Papua untuk
menyelesaikan persoalan Papua dan mendukung diplomasi luar negeri terkait isu
Papua, terkait upaya diplomasi gugus tugas dengan dunia internasional. Persoalan
Papua memiliki rentang diplomasi yang amat luas karena dalam penyelesaiannya
perlu adanya pendekatan kesejahteraan. Tidak hanya dengan menggelontorkan
dana yang besar dengan otonomi khusus. Tapi juga bagaimana agar dana yang
besar bisa tepat sasaran serta pembangunan harus berbasis budaya masyarakat
setempat.
Pembahasan isu strategis dan harapan dari berbagai sudut pandang sebagai
sarana untuk penyusunan kajian akademik sebagai penentuan langkah ke depan
untuk perkembangan penyelenggaraan pemerintahan di pemekaran 4 Provinsi
Papua. Dengan adanya pemetaan dimaksud diharapkan data yang disajikan tidak
hanya menyajikan angka-angka, tetapi menghasilkan informasi yang telah dianalisis
lebih dalam, yang sudah teruji validitas dan aktualisasinya. Berkenaan dengan hal
tersebut di atas, perlu dilakukan kegiatan pemutakhiran database dan informasi
penyelenggaraan pemerintahan 4 provinsi baru di Papua.

II. PELAKSANAAN

1. Dasar Surat Perintah Tugas

a. Peraturan Menteri Dalam Negeri


Nomor 24 Tahun 2021, Perubahan Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri
Nomor 53 Tahun 2017 tentang Pedoman Pelaksanaan Kegiatan dan
Anggaran di Lingkungan Kementerian Dalam Negeri;

3
b. Peraturan Menteri Dalam Negeri
Nomor 13 Tahun 2021 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Dalam
Negeri;
c. Peraturan Menteri Keuangan Nomor
113/PMK.05/2012 tentang Perjalanan Dinas Dalam Negeri Bagi Pejabat
Negara, Pegawai Negeri dan Pegawai Tidak Tetap;
d. Peraturan Menteri Keuangan Nomor
60/PMK.02/2021 tentang Standar Biaya Masukan Tahun Anggaran 2022;
e. Surat Pengesahan Daftar Isian
Pelaksanaan Anggaran (DIPA) Direktorat Jenderal Otonomi Daerah Tahun
Anggaran 2022 Nomor SP-DIPA 010.07.621892/2022 Revisi ke-12, tanggal 7
September 2022; dan
f. Surat Tugas Sekretaris Ditjen
Otonomi Daerah No. 100.2.7/OTDA/2022 tanggal 22 November 2022 a.n. Nur
Aini

2. Hasil Pelaksanaan Kegiatan Pemutahiran Database dan Informasi


Penyelenggaraan Pemerintahan 3 Provinsi Baru di Papua.

Dalam rangka Pemutahiran Database dan Informasi Penyelenggaraan


Pemerintahan 3 Provinsi Baru di Papua yang dilakansakan di Provinsi Daerah
Istimewa Yogyakarta, dilaksanakan oleh Nur Aini melakukan koordinasi dengan
berbagai stakeholder dari Kementerian Dalam Negeri serta Pejabat dari Gugus
Tugas Papua UGM bersama dengan Pemerintah Provinsi Daerah Istimewa
Yogyakarta serta berbagai stakeholder terkait yakni Ibu R.R Yuli Priyatmi W.R.,
SIP., MM selaku Bagian Umum Sekretariat DPRD Provinsi DIY serta Bapaj Arie
Ruhayanto, PHD selaku Wakil Direktur PPKK FISIPOL UGM.
Perlu kami laporkan, Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tito Karnavian
pada 11 November 2022 telah meresmikan tiga daerah otonom baru (DOB) di
Papua, yaitu Provinsi Papua Selatan, Provinsi Papua Tengah, dan Provinsi
Papua Pegunungan. Peresmian DOB tersebut dilakukan di Kantor Kementerian
Dalam Negeri Jakarta. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2022,
Provinsi Papua Tengah berdasarkan Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2022,
dan Provinsi Papua Pegunungan berdasarkan Undang-Undang Nomor 16 Tahun
2022. Peresmian ditandai dengan pemukulan tifa oleh Mendagri bersama Wakil
Menteri Dalam Negeri John Wempi Wetipo dan beberap pejabat lainnya.
Selanjutnya dilakukan pelantikan Penjabat Gubernur bagi 3 daerah
Provinsi baru di Papua, yakni:
a. Provinsi Papua Selatan adalah Sdr. Apolo Safanpo
b. Provinsi Papua Tengah Sdr. Ripka Haluk

4
c. Provinsi Papua Pegunungan Sdr. Nikolas Kondomo
Ketiga penjabat gubernur tersebut memiliki latar belakang akademisi
dan pejabat pemerintahan. Selanjutnya pada tanggal 9 Desember 2022
Muhammad Musa'ad resmi menjadi Penjabat (Pj) Gubernur dari daerah otonom
baru (DOB) di Papua, yakni Provinsi Papua Barat Daya sebagaimana amanat
Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2022. Sehingga total pemekaran Provinsi di
Papua ada 4 daerah.
Dalam rangka pemekaran daerah otonom, setelah pengundangan UU,
akan langkah selanjutnya adalah peresmian provinsi dan pelantikan penjabat
gubernur yang akan dilakukan Menteri Dalam Negeri atas nama Presiden yang
dilakukan paling lambat 6 bulan terhitung sejak Undang-Undang pembentukan 4
provinsi tersebut diundangkan. Selanjutnya, Perangkat Daerah wajib dibentuk
oleh Pj. Gubernur dengan waktu paling lama 3 bulan terhitung sejak tanggal
pelantikan.
Sehingga pelaksanaan penyelenggaraan pemerintahan pada 4 Provinsi
di Papua yang baru, tentu masih banyak persoalan dan persiapan yang harus
segera diselesaikan. Kesiapan baik secara sarana prasarana, Aparatus Sipil
Negaranya serta banyak hal lainnya juga, tentunya masih memerlukan banyak
pendampingan berdasarkan data dan analisis untuk langkah kebijakan kedepan.
Gugus Tugas Papua sebagai salah satu lembaga yang di bentuk oleh
Pemerintah hadir untuk mendampingi masyarakat Papua. Melalui Tim Pusat
Pengembagan Kapasitas dan Kerja Sama (PPKK) diperlukan untuk dalam
mendukung program pemerintah untuk memberi perhatian khusus terhadap 3T
(terluar, tertinggal, terisolir) yang sebagian besar juga berada di wilayah Papua.
PPKK UGM dalam pemekaran 4 Provinsi Papua ini banyak melakukan
kajian tentang strategi percepatan pembangunan, peningkatan pelayanan public,
redistribusi kesejahteraan sosial serta akselerasi terhadap Orang Asli Papua
(OAP). Karena dengan pembentukan daerah otonomi baru (DOB) ini harus
dipertegas dengan Perdasus untuk menjadi adanya rekognisi, proteksi, afirmasi
akselerasi terhadap OAP.

III. PENUTUP
Demikian laporan perjalanan dinas ke Provinsi Daerah Istimewa
Yogyakarta dalam rangka Pemutahiran Database dan Informasi
Penyelenggaraan Pemerintahan 3 Provinsi Baru di Papua pada tanggal 27
sampai dengan 29 Desember 2022 ini kami buat, dengan harapan semoga dapat
menjadi bahan kebijakan lebih lanjut.

5
Jakarta 30 Desember 2022

NUR AINI …………................

Anda mungkin juga menyukai