Untitled
Untitled
Disusun oleh:
Tradisi Peusijuek dalam bahasa aceh atau yang biasa disebut menepung
tawari ialah salah satu tradisi masyarakat Aceh yang masih dilestarikan sampai
sekarang. Peusijuek dikenal sebagai bagian dari adat masyarakat Aceh. Peusijuek
secara bahasa berasal dari kata sijuek (bahasa Aceh yang berarti dingin),
kemudian ditambah awalan peu (membuat sesuatu menjadi), berarti menjadikan
sesuatu agar dingin, atau mendinginkan (Dhuhri, 2008: 642). Peusijuek adalah
prosesi adat yang dilakukan pada kegiatan-kegiatan tertentu dalam kehidupan
masyarakat Aceh, seperti peusijuek pada upacara perkawinan, upacara tinggal di
rumah baru, upacara hendak merantau. Bagi masyarakat Aceh, khususnya Kota
Langsa tradisi peusijuek memiliki makna dan tujuan yang sangat filosofis, yaitu
untuk meminta dan memperoleh keselamatan, kedamaian, dan kebahagiaan dalam
hidup.. (Ismail, 2003: 161-162).
Pada tradisi ini dipergunakan beberapa jenis tanaman. Semua maksud dari
tanaman tersebut tak lain adalah sebagai tafa'ul. Beberapa maksud tafa'ul dari
bahan-bahan yang dipergunakan untuk peusijuk antara lain daun sedingin yaitu
daun yang bersifat dingin dan aman ketika dimanfaatkan. Lalu ada rumput
seumbo agar mudah mendapatkan rezeki dan kuat manfaatnya; daun pandan yang
baik karena kewangiannya; batang talas yang cepat berkembang dan batangnya
selalu bermanfaat; tunas pinang yang kuat dan lurus ketika dimanfaatkan.
Berikutnya bunga yang selalu wangi dan sangat disenangi; inai yang kuat manfaat
dari banyak segi; emas menggambarkan barang yang dituju adalah sesuatu sangat
berharga. Ada juga beras dan padi yang merupakan makanan pokok yang
berkembang banyak dan selalu dimanfaatkan; garam yang bersifat menyedapkan
dan memuaskan; gula menandakan barang yang dituju agar mendapat kesenangan;
minyak wangi yang selalu diagungkan; kunyit yang cepat berkembang serta
makmur. Selain itu, ada pula limau purut yang membawa kebahagiaan;
kemenyan yang dipercaya disukai malaikat pembawa rahmat; kapas agar beban
yang berat jadi ringan; tepung tawar atau bedak dengan harapan agar dihias
dengan kebahagiaan; air dengan harapan selalu dalam hak Allah; kaki ayam agar
giat mencari rezeki yang halal; dan hati ayam: agar terbolak-balik hati. Dalam
proses peusijuek ketika peusijuk (tepung tawar) ditempelkan sedikit nasi pulut,
baik yang ditepungtawari itu harta atau manusia. Hal ini juga mengandung satu
maksud. Nasi pulut yang sifatnya lengket merupakan salah satu rezeki yang Allah
berikan. Menempelkan nasi tersebut sebagai tafa'ul agar datang rezeki lainnya.
Apa yang dilakukan endatu masyarakat Aceh sejak dulu menurut ulama Aceh
berdasarkan apa yang dilakukan Rasulullah ketika melakukan peusijuk terhadap
Sayyidatina Fathimah dan Sayyidina ‘Ali saat keduanya menikah. Hal ini
dijelaskan dalam kitab al-Ma’jam Kabir karangan Imam Thabraniy.
LAMPIRAN
SUMBER RUJUKAN