Anda di halaman 1dari 187

Dosen Pengampu: Idil Rakhmat Susanto, S.E.,M.

AK
Prodi Akuntansi
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
SISTEM PELAPORAN KEUANGAN
TUJUAN PEMBELAJARAN

Setelah mempelajari pokok bahasan ini diharapkan anda mampu :


A. Menjelaskan Sistem Informasi sebagai sumber data keuangan
B. Menjelaskan hubungan siklus transaksi dengan jurnal khusus
C. Menjelaskan Rancangan jurnal khusus dan cara menggunakannya
SISTEM INFORMASI AKUNTANSI
• Sistem informasi akuntansi (SIA) sangat diperlukan oleh sebuah perusahaan yang bergerak di bidang apapun karena
mengandung sebuah proses untuk melaporkan kondisi keuangan perusahaan secara akurat dan benar untuk semua
pihak yang membutuhkan. Proses tersebut berkaitan dengan teknologi informasi untuk memajukan usaha atau bisnis.
• Sistem Informasi akuntansi menyediakan informasi keuangan dalam keberlangsungan usaha. Berikut beberapa
fungsinya:
1. Mengumpulkan semua data kegiatan bisnis perusahaan dan menyimpan data tersebut secara efektif dan efisien.
2. Mengambil data yang diperlukan dari berbagai sumber dokumen yang berkaitan dengan aktivitas bisnis. Data yang
sudah tersimpan akan lebih mudah diambil karena setiap detail dari data sudah terekam dengan SIA.
3. Membuat dan mencatat data transaksi dengan benar ke dalam jurnal-jurnal yang diperlukan dalam proses akuntansi
sesuai dengan urutan dan tanggal terjadinya transaksi.
4. Mengubah sekumpulan data menjadi informasi keuangan yang dibutuhkan perusahaan. Informasi ini berbentuk
laporan keuangan baik secara manual maupun secara online yang diperlukan oleh semua pihak.
5. Sebagai suatu sistem pengendali keuangan agar tidak terjadi suatu kecurangan.
AKTIVITAS BISNIS DAN SIKLUS AKUNTANSI
• Salah satu unsur penting dalam sistem informasi akuntansi adalah adanya pengelompokkan
transaksi menurut siklus aktivitasnya. Dengan menerapkan aplikasi siklus transaksi tersebut dalam
sistem informasi akuntansi, manajemen dapat mengidentifikasi hubungan aktivitas dengan
informasi yang melekat pada tiap aktivitas.
• Siklus transaksi dalam perusahaan pada garis besarnya meliputi siklus keuangan, siklus
pebgeluaran atau pembelian, dan silkus pendapatan.
• Pengelompokkan siklus tersebut diturunkan dari aktivitas menjual, membeli, menerima kas,
mengeluarkan kas, dan termasuk adanya nilai uang dalam komitmen yang harus diselesaikan
pelaku transaksi di masa yang akan datang.
SIKLUS TRANSAKSI DAN JURNAL KHUSUS
• Jurnal Khusus merupakan Jurnal yang digunakan untuk
mencatat transaksi keuangan yang mempunyai jenis MANFAAT
yang sama
• Setiap Jurnal khusus dibuat untuk mencatat satu jenis
JURNAL KHUSUS
transaksi keuangan yang terjadi secara berulang-ulang
dalam suatu periode akuntansi. Misalnya Dalam satu
periode akuntansi suatu perusahaan mempunyai Spesialisasi Kolektif
transaksi penjualan yang banyak, maka perusahaan
tersebut akan melakukan pencatatan transaksi-
transaksi penjualan ke dalam jurnal khusus Penjualan.
Jurnal khusus biasanya digunakan oleh perusahaan
dagang atau perusahaan yang mempunyai transaksi Pengendalian
yang banyak dan sejenis yang terjadi secara berulang- Intern
ulang. Sedangkan pada perusahaan jasa biasanya
menggunakan jurnal umum dalam pencatatan transaksi
keuangannya.
JURNAL PENJUALAN
• Jurnal penjualan adalah jurnal khusus
yang digunakan untuk mencatat semua
transaksi penjualan barang secara kredit.
Sehingga setiap penjualan barang secara
kredit akan dicatat dalam jurnal
penjualan. Dalam transaksi penjualan
barang dagang secara kredit
menyebabkan terjadi penambahan
piutang dagang dan penambahan
penjualan.
• Saat terjadi penambahan piutang
dagang maka akan dicatat pada posisi
debet karena piutang merupakan salah
satu jenis harta dan sebaliknya saat
terjadi penambahan pendapatan dari
hasil penjualan maka dicatat pada posisi
kredit. Berikut contoh jurnal penjualan:
JURNAL PEMBELIAN
• Jurnal pembelian adalah jurnal khusus yang digunakan untuk mencatat semua transaksi
pembelian barang dagang atau barang lain secara kredit. Sehingga pembelian barang secara tunai
akan dicatat dalam jurnal khusus pengeluaran kas.
• Setiap terjadi pembelian kredit barang dagang, maka akan dicatat pada debet akun pembelian
dan kredit akun utang dagang. Jika transaksi ini terjadi berulang-ulang, maka akan lebih praktis
disediakan kolom khusus untuk pembelian dan utang dagang.
• Sedangkan transaksi pembelian kredit barang lainnya, misalnya untuk pembelian perlengkapan
dan peralatan, maka akan dicatat pada kolom debet akun perlengkapan dan kredit akun utang
dagang. Jika transaksi ini terjadi berulang-ulang pula maka bisa dibuatkan kolom tersendiri untuk
perlengkapan. Lalu, untuk pembelian barang lain yang bersifat tidak berulang-ulang, tidak perlu
dibuatkan kolom khusus, tapi cukup ditampung pada kolom serba-serbi. Berikut contoh kasus
jurnal pembelian:
JURNAL PEMBELIAN
JURNAL PENERIMAAN KAS
Jurnal khusus penerimaan kas – bisa diartikan sebagai jurnal yang berfungsi untuk mencatat transaksi keuangan yang
terjadi dan dapat menambah saldo kas perusahaan, contohnya seperti transaksi penjualan tunai, transaksi pelunasan
piutang, transaksi pendapatan lain-lain yang masuk dalam kolom serba-serbi, dan transaksi pengembalian barang yang
telah dibeli akibat tidak sesuai (mengalami kerusakan) secara tunai (retur pembelian).
Contoh kasus
• Selama April 2014 UD SUBUR JAYA memiliki transaksi-transaksi terkait
dengan penerimaan kas sebagai berikut:
• Tanggal 5 April 2014 telah menerima pelunasan piutang dagang dari
Toko Ayu senilai Rp 2. 500.000
• Tanggal 10 April 2014 berhasil terjual barang dagangan dengan tunai
kepada Toko Dwi senilai Rp 2. 300.000
• Tanggal 13 April 2014 dilakukan pembelian barang dagangan dari
Toko Puji dengan tunai senilai Rp 7.500.000
• Tanggal 20 April 2014 telah dikembalikan beberapa barang yang dibeli
dari Toko Puji karena terdapat kecacatan senilai Rp 2.400.000.
JURNAL PENGELUARAN KAS
Jurnal Pengeluaran Kas – Kita semua tahu setiap perusahaan melakukan kegiatan yang mengakibatkan keluarnya uang misalnya pembelian
barang dagang / jasa secara tunai, membayar utang, membeli sejumlah perlengkapan, membayar gaji dan biaya lain-lain. Transaksi tersebut
harus dicatat dalam Jurnal Pengeluaran Kas.Jadi Jurnal Pengeluaran Kas adalah jurnal yang digunakan untuk mencatat transaksi-transaksi yang
berhubungan dengan pengeluaran uang tunai. Berikut ini adalah contoh transaksi pengeluaran kas.

Contoh Transaksi Jurnal Pengeluaran Kas


Diketahui bahwa dalam bulan April 2014 telah terjadi beberapa
transaksi pengeluaran kas dalam UD Subur Jaya dengan data sebagai
berikut:
Tanggal 7 April 2014 telah dilakukan pembelian barang dagang
Kepada Toko Budi dengan tunai senilai Rp 1.500.000
Tanggal 14 April 2014 Telah diterima kembali beberapa barang
dagang karena rusak yang sudah terjual dengan tunai pada Toko Bayu
pada tanggal 5 April 2014 senilai Rp 300.000
Tanggal 16 April 2014 dilakukan pembayaran hutang pada CV
Suci Rp 1.650.000
Tanggal 20 April 2014 Telah dilakukan pembelian perlengkapan
kantor dengan tunai pada Toko Sejati senilai Rp 250.000
Tanggal 30 April 2014 dilakukan pembayaran gaji karyawan senilai Rp
1.300.000
Soal Latihan
• 02/1 Dijual 200 barang dagang dengan harga Rp4.000/buah ke • 13/1 Dijual kredit ke pelanggan UD Lily Rp45.000, 1/3,n/30,
pelanggan UD Joyjoy secara kredit, 1/3,n/30, nomor faktur 101. nomor faktur 104
• 03/1 Dibeli barang dagang dari agen UD Rona Rp700.000 kredit, • 15/1 Dibayar biaya sewa untuk bulan Januari Rp500.000.
2/10,n/30. Nomor faktur pembelian 1001. • 15/1 Dibeli kredit barang dagang dari agen UD Gardam
• 05/1 Dijual 50 buku denganharga Rp4.000/buah ke UD. Sun Rp600.000, 2/10,n/30, nomor urut faktur pembelian 1003
secara kredit, 1/3,n/30, nomor faktur 102. • 15/1 Dijual kredit ke UD Deanita Rp82.000, 1/3,N/300, nomor
• 05/1 Dilunasi utang ke UD Rona untuk transaksi tanggal 03/1. urut faktur 105
Perusahaan memperoleh fasilitas potongan utang yang • 18/1 Pembelian tunai barang dagang Rp250.000
diberikan karena membayar utang sebelum 10 hari setelah • 20/1 Dibeli kredit dari UD Yon Rp300.000, 2/10,n/30
transaksi. • 25/1 Diterima pelunasan dari UD Sun Rp200.000
• 07/1 Diterima pelunasan dari pelanggan UD Joyjoy. • 27/1 Dibeli kredit BD dari pelanggan UD Dairi Rp900.000,
• 07/1 Dibeli BD dari UD Surla Rp400.000 secara kredit, 3/10,n/30, nomor faktur pembelian 1005
3/10,n/45. • 27/1 Dibayar pelunasan utang wesel Rp1.000.000
• 09/1 Dilunasi utang ke UD Surla untuk transaksi tanggal 07/1. • 28/1 Dibeli secara kredit supplies senilai Rp1.000.000
Perusahaan memperoleh potongan utang 3% karena membayar • 31/1 Diterima pelunasan dari pelanggan UD Lily Rp45.000
kurang dari10 hari setelah tanggal transaksi. • 31/1 Diterima tunai pendapatan lain-lain Rp50.000.
• 11/1 Dijual kredit ke pelanggan UD Joyjoy Rp800.000, 1/3,n/30,
nomor faktur 103
KAS DAN SETARA KAS
TUJUAN PEMBELAJARAN

Setelah mempelajari pokok bahasan ini diharapkan anda mampu :


A. Menjelaskan Pengertian Kas dan Setara Kas
B Menjelaskan Pengakuan, Pengukuran Kas dan Setara Kas
C Menjelaskan dan Menganalisis Dana Kas Kecil
D Menjelaskan dan Menganalisis Rekonsiliasi Bank
PENGERTIAN KAS DAN SETARA KAS

Kas adalah aset atau sumber daya perusahaan paling lancar (sangat likuid) yang terdiri dari dari
uang logam, uang kertas, wesel dan simpanan di bank dalam bentuk giro dan tabungan.
Setara kas merupakan investasi jangka pendek berupa saham, obligasi dan deposito yang cepat
dapat dijadikan kas dalam jumlah tertentu atau segera jatuh tempo dalam jangka waktu tiga bulan
atau kurang dari tiga bulan.

Unsur-Unsur Kas : Bukan Unsur-Unsur Kas :


 Mata uang logam dan  Cek mundur
uang kertas  Uang muka perjalanan dinas
 Rekening koran bank, giro pegawai
dan tabungan  Persediaan perangko
 Pos wesel  Sertifikat deposito
 Setoran dalam perjalanan  Dana yang disediakan untuk
tujuan tertentu
Contoh :
PT. RAFIA mengambil kebijakan untuk menggunakan satu rekening Kas, yang meliputi kas di
bank dan kas di perusahaan.
Dalam Neraca 31 Desember 2015, saldo kas yang dilaporkan sebesar Rp. 133.000.000, terdiri
dari :
Uang tunai Rp.15.000.000
Bon karyawan Rp. 6.000.000
Rekening giro Rp.20.000.000
Deposito berjangka Rp.30.000.000
Wesel Rp.10.000.000
Perangko dan meterai Rp. 2.000.000
Dana cadangan untuk pembangunan gedung Rp.50.000.000
Diminta :
Hitungkah jumlah saldo kas
Buat jurnal koreksi yang diperlukan
Penyelesaian :
1. Jumlah kas yang benar adalah Rp.45.000.0000, yang terdiri dari :
Uang tunai Rp.15.000.000
Rekening giro Rp.20.000.000
Wesel Rp.10.000.000

2. Jurnal koreksi :

Tanggal Keterangan Debet Kredit


(Rp) (Rp)
2015
Des 31 Piutang Karyawan 6.000.000 -
Investasi Lancar 30.000.000 -
Persediaan Perlengkapan kantor 2.000.000 -
Aset lain - lain 50.000.000 -
Kas - 88.000.000
(Koreksi kesalahan)
PENGUKURAN DAN PENGAKUAN KAS/ SETARA KAS

Kas dan setara kas merupakan aset yang paling lancar (likuid) diantara aset
lancar dan berfungsi sebagai alat tukar yang dapat diterima untuk
pelunasan utang, setoran ke bank dan pembiayaan lainnya yang diakui
pada saat terjadinya dan diukur sebesar nilai nominalnya
DANA KAS KECIL
Dana kas kecil merupakan sejumlah kas tunai yang dipersiapkan oleh perusahaan dan
digunakan untuk membiayai pengeluaran yang relatif kecil dan sifatnya rutin.

SISTEM DANA TETAP SISTEM DANA TIDAK


TETAP

Bendahara kas kecil


diberikan kewenanag Bendahara kas kecil
terbatas pada pengumpulan diberikan kewenangan
bukti traksansi, pencatatan untuk melakukan
tetap dilakukan oleh pencatatan transaksi
bendahara perusahaan
Contoh
PT. ASKIRA menyelenggarakan kas kecil untuk pengeluaran-pengeluaran rutin yang jumlahnya
relatif kecil. Kegiatan penyelenggaraan kas kecil tersebut dimulai pada tanggal 03
Januari 2016 dengan membentuk dana kas kecil sejumlah Rp.1.000.000, dana tersebut
akan diisi kembali setiap tanggal 01 dan 15 setiap bulan. Pengeluaran yang dilakukan selama
dari tanggal 05 sampai dengan 15 Januari 2016 sebagai berikut :
05 Januari : Membeli alat tulis Rp.180.000
07 Januari : Membeli bola lampu Rp.250.000
09 Januari : Biaya konsumsi Rp.220.000
12 Januari : Perjalanan dinas Rp.150.000
14. Januari : Membayar benda pos Rp.120.000
15 Januari : Pengisian kembali dana kas kecil
Diminta
Buatlah jurnal untuk mencatat transaksi kas kecil tersebut dengan menggunakan sistem
pencatatan dana tetap dan dana tidak tetap
Penyelesaian : dengan Sistem Dana Tetap
Debit Kredit
Tanggal Keterangan
(Rp) (Rp)
Pembentukan 2016
Dana Kas Kecil Jan 04 Kas kecil 1.000.000 -
Kas - 1.000.000

Debit Kredit
Tanggal Keterangan
(Rp) (Rp)
Pembiayaan 2016
Jan 15 Beban alat tulis 180.000 -
dan Pengisian Beban bola lampu 250.000 -
Kembali Dana Beban konsumsi 220.000 -
Kas Kecil Beban perjalanan 150.000 -
Beban benda pos 120.000 -
Kas - 920.000
Penyelesaian : dengan Sistem Dana Tidak Tetap
Debit Kredit
Pembentukan Tanggal Keterangan
(Rp) (Rp)
Dana Kas 2016
Kecil Jan 04 Kas kecil 1.000.000 -
Kas - 1.000.000

Debit Kredit
Tanggal Keterangan
(Rp) (Rp)
2016
Jan 05 Beban alat tulis 180.000 -
Kas kecil - 180.000
Jan 07 Beban bola lampu 250.000 -
Pembiayaan

Kas kecil - 250.000


Jan 09 Beban konsumsi 220.000 -
Kas kecil - 220.000
Jan 12 Beban perjalanan dinas 150.000 -
Kas kecil - 150.000
Jan 14 Beban benda pos 120.000 -
Kas kecil - 120.000
Total 920.000 920.000
Sistem Pencatatan Dana Tidak Tetap (Lanjutan)

Pengisian
Kembali Dana
Kas Kecil

Debit Kredit
Tanggal Keterangan
(Rp) (Rp)
2016
Jan 15 Kas Kecil 950.000 -
Kas - 950.000
PERUBAHAN JUMLAH DANA KAS
KECIL
Contoh
Perusahaan BINTANG membentuk dana kas kecil untuk membiayai pengeluaran perusahaan yang
jumlahnya maksimum Rp.75.000. Pembentukan dana kas kecil dilakukan mulai tanggal 01 Februari 2015
dengan menyediakan dana kas kecil sebesar Rp.500.000. Pengisian kembali dilakukan pada tanggal 01
setiap bulan. Pada tanggal 01 Maret 2015 dana kas kecil yang ada terdiri atas uang tunai dan bukti-bukti
pengeluaran sebagai berikut :
Uang tunai Rp.150.000
Bukti-bukti pengeluaran :
04 Feb 2015 : Pembelian perangko Rp. 50.000
08 Feb 2015 : Pembelian bensin Rp. 70.000
15 Feb 2015 : Bayar beban perjalanan dinas Rp. 60.000
17 Feb 2015 : Bayar rekening air Rp. 55.000
25 Feb 2015 : Bayar rekening telpon Rp. 65.000
27 Feb 2015 : Bayar beban iklan Rp. 50.000
01 Mar 2015 : Manajemen Perusahaan Bintang menganggap dana kas kecil terlalu besar, sehingga
memutuskan untuk mengurangi dana kas kecil menjadi Rp.400.000
Penyelesaian : dengan Sistem Dana Tetap
Debit Kredit
Pembentukan Tanggal Keterangan
(Rp) (Rp)
Dana Kas 2015
Kecil Feb 01 Kas kecil 500.000 -
Kas - 500.000
Debit Kredit
Tanggal Keterangan
(Rp) (Rp)
2015 Pembiayaan
Mar 01 Beban benda pos 50.000 -
dan
Beban bahan bakar 70.000 -
Beban perjalanan dinas 60.000 - Pengisian
Beban air 55.000 - dana kas
Beban listrik 65.000 - kecil
Beban iklan 50.000 350.000
Kas -

Perubahan Tanggal Keterangan


Debit Kredit
jumlah dana kas (Rp) (Rp)
2015
kecil dari Rp.500 Mar 01 Kas 100.000 -
rb ke Rp.400 rb Kas Kecil - 100.00
Penyelesaian : dengan Sistem Dana Tidak Tetap
Debit Kredit
Pembentukan Tanggal Keterangan
(Rp) (Rp)
Dana Kas 2015
Kecil Feb 01 Kas kecil 500.000 -
Kas - 500.000
Debit Kredit
Tanggal Keterangan
(Rp) (Rp)
2015
Feb 4 Beban benda pos 50.000 -
Kas Kecil - 50.000
Feb 8 Beban bahan bakar 70.000 -
Kas Kecil - 70.000
Feb 15 Beban perjalanan dinas Pembiayaan
Kas Kecil 60.000 -
- 60.000
Feb 17 Beban air 55.000 -
Kas Kecil - 55.000
Feb 25 Beban telpon 65.000 -
Kas Kecil - 65.000
Feb 27 Beban iklan 50.000 -
Kas Kecil - 50.000
Penyelesaian : dengan Sistem Dana Tetap
(lanjutan........)
Debit Kredit
Tanggal Keterangan
(Rp) (Rp)
Pengisian 2015
Mar 01 Kas Kecil 300.000 -
dana kas kecil Kas - 300.000

Debit Kredit
Tanggal Keterangan
(Rp) (Rp)
Perubahan 2015
jumlah dana kas Mar 01 Kas 100.000 -
kecil dari Rp.500 Kas Kecil - 100.000
rb ke Rp.400 rb
PENYESUAIAN DANA KAS KECIL
Contoh 1
Jumlah kas seharusnya Rp.1.000.000,- tetapi bukti dan jumlah uang hanya terdapat Rp.920.000,-

Debit Kredit
Tanggal Keterangan
(Rp) (Rp)
Selisih kas 80.000 -
Kas kecil - 80.000

Contoh 2
Jumlah kas seharusnya Rp.1.000.000,- tetapi bukti dan jumlah uang terdapat Rp.1.020.000,-

Debit Kredit
Tanggal Keterangan
(Rp) (Rp)
Kas kecil 20.000 -
Selisih kas - 20.000
REKONSILIASI BANK

Rekonsiliasi bank adalah membandingkan, mencocokkan saldo kas perusahaan menurut


catatan dalam buku perusahaan dan menurut buku bank serta menjelaskan suatu
prosedur pengendalian terhadap saldo kas perusahaan di bank dan menjelaskan apabila
terjadinya perbedaan untuk mendapatkan saldo yang sesuai.

 Setoran dalam perjalanan


 Bunga simpanan pada bank
 Penagihan piutang oleh bank
UNSUR-UNSUR  Cek yang beredar
REKONSILIASI  Beban jasa bank
BANK  Cek kosong
 Kesalahan penulisan angka dan
penempatan debit/kredit oleh bank
atau perusahaan
Contoh
Saldo rekening Bank BINTANG di buku besar PT. PABU pada tanggal 31 Maret 2015 memperlihatkan total
sebesar Rp 185.500.000. Saldo berdasarkan rekening koran bank pada tanggal itu sebesar Rp
207.000.000 Sesudah dilakukan pemeriksaan, penyebab perbedaan itu karena hal-hal berikut ini :
1. Biaya administrasi bank pada bulan Maret 2015 sebesar Rp 2.800.000 yang terdapat di rekening koran
bank belum dicatat oleh perusahaan, dengan alasan nota debitnya belum diterima perusahaan
2. Cek sebesar Rp 40.750.000 yang sudah dibayarkan kepada pemasok (supplier) untuk melunasi utang
belum diuangkan
3. Cek yang ditarik oleh PT.ABADI sebesar Rp 15.000.000 salah dibukukan oleh pihak bank ke dalam
rekening PT. PABU untuk pelunasan utang, kiriman uang dari langganan lewat transfer bank sebesar Rp
3.950.000 belum tercatat dalam pembukuan perusahaan
4. Cek Nomor SR 5220 sebesar Rp 70.550.000 dicatat dalam pembukuan PT. PABU dengan total Rp.
65.150.000
Diminta:
a. Susunlan Laporan Rekonsiliasi Bank per 31 Maret 2015 berdasarkan saldo bank dan saldo buku ke
saldo yang benar
b. Buatlah jurnal penyesuaian yang dibutuhkan pada tanggal 31 Maret 2015
Penyelesaian
1. Laporan Rekonsiliasi bank
PT. PABU
LAPORAN REKONSILIASI BANK
PERIODE. 31 MARET 2015
(Dalam satuan rupiah)
Saldo menurut laporan bank 207.000.000
Ditambah :
Koreksi kesalahan bank 15.000.000 15.000.000
222.000.000
Dikurangi :
Cek yang beredar 40.750.000 (40.750.000)
Saldo yang benar 181.250.000
Saldo menurut perusahaan 185.500.000
Ditambah :
Kiriman uang 3.950.000 3.950.000
Dikurangi : 189.450.000
Beban administrasi bank 2.800.000
Koreksi kesalahan cek* 5.400.000
8.200.000 ( 8.200.000)
Saldo yang benar 181.250.000
Lanjutan.........
2. Jurnal Penyesuaian

Debit Kredit
Tanggal Keterangan
(Rp) (Rp)
2015
Des 31 Kas 3.950.000 -
Piutang usaha - 3.950.000
(Pelunasan piutang)
Des 31 Beban administrasi bank 2.800.000 -
Des Kas - 2.800.000
(Bayar beban administrasi
bank)
31 Utang usaha 5.400.000 -
Kas - 5.400.000
(Pembayaran utang)
SOAL LATIHAN DI KELAS
Latihan 1
PT. PUTRA TUNGGAL telah mencatat item berikut dalam catatan keuangannya :
Kas di bank : Rp. 42.500.000
Kas untuk pendanaan ekspansi pabrik : Rp.150.000.000
Kas di tangan : Rp. 7.500.000
Investasi likuid : Rp. 32.000.000
Kas kecil : Rp. 2.500.000
Piutang dari pelanggan : Rp. 52.000.000
Investasi saham : Rp. 50.000.000
Investasi likuid yang jatuhnya temponya 3 bulan atau kurang sejak dibeli. Investasi saham akan dijual dalam
6 sampai 12 bulan ke depan. Proyek ekspansi pabrik akan dimulai dalam 3 tahun
Diminta :
1. Berapa jumlah “Kas dan setara kas” yang harus dilaporkan pada laporan posisi keuangan (neraca)
2. Item-item mana tidak termasuk dalam “Kas dan setara kas” yang dilaporkan pada laporan posisi
keuangan (neraca)
Latihan 2
Pada awal Desember 2017, PT. ADONARA JAYA memutuskan untuk membentuk dana kas kecil dengan jumlah
Rp.1.000.000, untuk keperluan pembayaran dan pengeluaran harian yang jumlahnya relatif kecil. Pengisian kembali
dana kas kecil dilakukan setiap tanggal 25 pada bulan yang bersangkutan. Transaksi yang berhubungan dengan kas
kecil tersebut selama bulan Desember 2017 adalah sebagai berikut :
Desember 03 : Dibeli perlengkapan kantor seharga Rp.150.000
Desember 06 : Dibayar reparasi mesin kantor sebesar Rp.85.000
Desember 07 : Dibayar beban angkut sebesar Rp.120.000
Desember 09 : Dibeli perangko seharga Rp.65.000
Desember 10 : Dibayar transportasi perjalanan dinas sebesr Rp. 50.000
Desember 15 : Dibayar materai senilai Rp.30.000
Desember 17 : Dibayar tagihan rekening telpon sebesar Rp.175.000
Desember 20 : Dibayar tagihan rekening air sebesar Rp.135.000
Desember 26 : Dibayar beban konsumsi rapat sebesar Rp.450.000
Desember 29 : Dibayar sumbangan sosial sebesar Rp.300.000
Desember 30 : Dibayar beban rupa-rupa sebesar Rp.90.000
Diminta
Buatlah jurnal untuk mencatat semua transaksi yang terjadi dengan menggunakan sistem : a. Sistem dana tetap
(imprest fund system). b. Sistem dana tidak tetap (fluctuation fund system)
INVESTASI LANCAR
TUJUAN PEMBELAJARAN

Setelah mempelajari pokok bahasan ini diharapkan anda mampu :


A Menjelaskan Pengertian Investasi Lancar
B. Menjelaskan Jenis-Jenis Investasi Lancar
C. Menjelaskan Pengakuan dan Pengukuran Investasi Lancar
D. Menjelaskan dan Menganalisis Pencatatan Terhadap Investasi Lancar
PENGERTIAN INVESTASI LANCAR
Investasi lancar yaitu investasi dalam bentuk saham, obligasi atau instrumen keuangan
lainnya yang diperoleh dan dimiliki oleh suatu perusahaan dan diharapkan dapat dijual
dalam waktu dekat setelah perolehan dengan tujuan untuk menghasilkan sumber
pendapatan dan laba dari investasi tersebut.
Jenis Investasi Lancar
 Obligasi
Obligasi adalah surat pengakuan utang yang berisi kontrak antara investor dan perusahaan,
yang menyatakan bahwa investor pemegang obligasi telah meminjamkan sejumlah uang
kepada perusahaan
 Saham
Saham adalah surat berharga yang merupakan tanda kepemilikan seseorang atau badan usaha
terhadap suatu perusahaan.
 Deposito
Deposito atau deposito berjangka adalah merupakan simpanan masyarakat atau pihak ketiga
yang penarikannya dapat dilakukan pada waktu tertentu menurut perjanjian antara
penyimpan dengan bank yang bersangkutan.
Deposito berjangka yang dikelompokkan dalam investasi lancar adalah deposito yang
berjangka waktu 3 (tiga) sampai 12 (dua belas) bulan.
PENGAKUAN DAN PENGUKURAN INVESTASI LANCAR

PENGAKUAN PENGUKURAN

 Pada saat akuisisi atau perolehan


 Investasi Lancar merupakan
atas sekuritas atau investasi lancar
sekuritas yang diperdagangkan
dicatat sebesar harga perolehan
pada umumnya diakui dengan
 Dan disajikan dalam laporan
menggunakan metode tanggal
posisi keuangan berdasrkan nilai
perdagangan atau diakui pada saat
wajar
terjadinya.
 Selisih atas perubahan harga
 Metode tanggal perdagangan yaitu
perolehan menjadi nilai wajar
tanggal di mana suatu entitas
dilaporkan sebagai keuntungan
berkomitmen untuk membeli atau
atau kerugian yang belum
menjual suatu aset
terealisasi
PENCATATAN INVESTASI LANCAR - OBLIGASI

Contoh
PT. MUTI pada tanggal 01 Agustus 2017 membeli obligasi PT. TIARA dengan
nilai nominal sebesar Rp.10.000.000. dan bunga 12% pertahun dibayar
setiap tanggal 01 Agustus dan 01Februari. Obligasi tersebut dibeli pada
harga Rp.11.000.000

Tanggal Keterangan Debit Kedit


(Rp) (Rp)
2017
Agust 01 Investasi Lancar - Obligasi 11.000.000 -
PT.Tiara - 11.000.000
Kas
Diasumsikan bahwa pada tanggal 31 Desember 2017, PT. MUTI akan
menyusun laporan keuangan. Pada tanggal tersebut nilai wajar obligasi PT.
TIARA menurun menjadi Rp.10.750.000
Tanggal Keterangan Debit Kedit
(Rp) (Rp)
2017
Des 31 Kerugian yang belum terealisasi 250.000 -
Investasi Lancar-Obligasi PT.Tiara - 250.000
(Nilai obligasi yang disesuaikan pada
nilai pasar)

Tanggal Keterangan Debit Kedit


(Rp) (Rp)
2017
Des 31 Piutang bunga 500.000 -
Pendapatan bunga - 500.000
(Pendapatan bunga yang belum
diterima)
Pada tanggal 01 Februari 2018 PT. MUTI menerima pendapatan bunga dari
investasi lancar obligasi PT. TIARA, dengan ayat jurnal sebagai berikut :
Tanggal Keterangan Debit Kedit
(Rp) (Rp)
2018
Feb 01 Kas 600.000 -
Piutang bunga 500.000
Pendapatan bunga - 100.000
(Penerimaan pendapatan bunga)

Apabilia pada tanggal 01 Juni 2018 PT. MUTI menjual obligasi PT. TIARA dengan harga
jual sebesar Rp.12.000.000. Perlu diketahui bahwa investasi lancar obligasi PT. Tiara
telah disesuaikan pada tanggal 31 Desember 2017 yaitu sebesar Rp.10.750.000. PT.
MUTI mencatat obligasi tersebut dengan jurnal sebagai berikut :
Tanggal Keterangan Debit Kedit
(Rp) (Rp)
2018
Juni 01 Kas 12.000.000 -
Investasi Lancar-Obligasi PT. Tiara - 10.750.000
Laba Penjualan Investasi - 1.250.000
(Menjual investasi lancar obligasi)

Sehubungan dengan PT. MUTI menjual obligasi PT. TIARA tidak pada tanggal pembayaran
bunga maka PT. MUTI pada tanggal tersebut mengakui adanya bunga berjalan. Ayat jurnal
untuk mencatat bunga berjalan sebagai berikut:

Tanggal Keterangan Debit Kedit


(Rp) (Rp)
2018
Juni 01 Kas Rp.400.000 -
Pendapatan bunga - Rp.400.000
(Pendapatan atas bunga berjalan)
- SAHAM
Contoh
Pada tanggal 15 Maret 2017 PT. BINA INSAN membeli saham PT. CAKRA dengan harga pasar
saham pada saat itu sebesar Rp.10.000.000, dibayar secara tunai. PT. BINA INSAN mencatat
pembelian investasi ini sebagai berikut :
Tanggal Keterangan Debit Kedit
(Rp) (Rp)
2017
Maret 15 Investasi Lancar-Saham PT. Cakra 10.000.000 -
Kas - 10.000.000
(Pembelian saham)

Dimisalkan pada tanggal 15 Agustus 2017 PT. BINA INSAN menerima deviden tunai sebesar
Rp.400.000 dari PT. CAKRA. Pada tanggal tersebut PT. BINA INSAN mencatat pendapatan deviden
tersebut sebagai berikut :
Tanggal Keterangan Debit Kedit
(Rp) (Rp)
2017
Agust 15 Kas 400.000 -
Pendapatan deviden - 400.000.
(Menerima deviden tunai)

PT. BINA INSAN menyusun laporan keuangan pada tanggal 31 Desember


2017. Pada tanggal 31 Desember 2017, nilai saham PT. CAKRA memiliki nilai
pasar sebesar Rp.12.000.000.
Jurnal penyesuaian yang dilakukan :
Tanggal Keterangan Debit Kedit
(Rp) (Rp)
2017
Des 31 Investasi Lancar-Saham PT. Cakra 2.000.000 -
Keuntungan yang belum direalisasi - 2.000.000.
((Nilai saham yang disesuaikan dengan
nilai pasar)
Apabila pada tanggal 01 Maret 2018 PT. BINA INSAN menjual investasi lancar saham PT.
CAKRA. Harga jual saham PT. CAKRA pada tanggal tersebut sebesar Rp.11.500.000. Perlu
diketahui bahwa harga saham PT. CAKRA pada tanggal 31 Desember 2017 telah disesuaikan
menjadi Rp.12.000.000. Ayat jurnal yang dibuat oleh PT. BINA INSAN pada tanggal tersebut
adalah :

Tanggal Keterangan Debit Kedit


(Rp) (Rp)
2018
Mar 01 Kas 11.500.000 -
Rugi penjualan investasi 500.000 -
Investasi Lancar-Saham PT.Cakra - 12.000.000
(Menjual sekuritas saham dengan
dan menderita kerugian)
PENCATATAN INVESTASI LANCAR – DEPOSITO
BERJANGKA

Contoh
PT. SATRIA membuka rekening deposito di Bank MULYA Cabang Makassar pada tanggal 05 Juni
2016. Sebagai bukti atas simpanan tersebut PT. SATRIA menerima selembar sertifikat deposito
dengan nilai nominal Rp.50.000.000. Jangka waktu selama 6 bulan, suku bunga 21% setahun
dibayarkan pada tanggal jatuh tempo bunga.
Jurnal yang dibuat PT. SATRIA untuk mencatat transaksi diatas adalah sebagai berikut:

Tanggal Keterangan Debit Kedit


(Rp) (Rp)
2016
Juni 05 Deposito berjangka 50.000.000 -
Kas - 50.000.000
(Simpanan deposito berjangka 6
bulan)
Tanggal jatuh tempo pembayaran bunga, yaitu setiap tanggal 5 setiap
bulan dimulai bulan Juli sampai dengan bulan Desember 2016. PT. SATRIA
mencatat penerimaan bunga pertama atas deposito tersebut dari BANK
MULYA Cabang Makassar pada tanggal 05 Juli 2016 sebagai berikut :
Tanggal Keterangan Debit Kedit
(Rp) (Rp)
2016
Juli 05 Kas 743.750 -
Pajak penghasilan 131.250 -
Pendapatan bunga - 875.000
(Penerimaan bunga deposito)
Agust 05 Kas 743.750 -
Pajak penghasilan 131.250 -
Pendapatan bunga - 875.000
(Penerimaan bunga deposito)
Jurnal yang sama untuk tanggal 05 Sept, 05 Oktober, 05 Novemver dan 05
Desember 2016
Diasumsikan bahwa pada saat jatuh tempo deposito yaitu pada tanggal 05 Desember
2012, PT. SATRIA menutup depositonya dan langsung menarik deposito yang tersimpan
dalam bank tersebut. Pada saat itu deposan (PT.SATRIA) menerima sejumlah uang yang
tersimpan dalam deposito tersebut, yakni sebesar nilai nominal deposito ditambah
dengan bunga terakhir dikurangi beban pajak penghasilan. Pada tanggal tersebut PT.
SATRIA membuat ayat jurnal sebagai berikut :

Tanggal Keterangan Debit Kedit


(Rp) (Rp)
2016
Des 05 Kas 50.743.750 -
Pajak penghasilan 131.250 -
Depisoto berjangka - 50.000.000
Pendapatan bunga - 875.000
(Menutup deposito dan menerima
pembayaran bunga)
Apabila deposan menarik deposito berjangka sebelum jatuh tempo maka dikenakan denda
(penalty). Pada dasarnya penalty adalah selisih antara bunga deposito yang dihitung berdasarkan
ketentuan dalam perjanjian dengan bunga deposito jika dihitung berdasarkan suku bunga umum.
Contoh
Diasumsikan PT.SATRIA pada tanggal 5 Oktober 2016 menarik (menutup) depositonya yang jatuh
temponya pada tanggal 5 Desember 2016. Sehubungan dengan pencairan deposito tersebut, BANK
MULYA menetapkan suku bunga simpanan PT. SATRIA sebesar 18%. Pada tanggal tersebut PT. SATRIA
membuat jurnal sebagai berikut :
Tanggal Keterangan Debit Kedit
(Rp) (Rp)
2016
Okt 05 Kas Rp.50.243.750 -
Pajak penghasilan 131.250 -
Beban pinalty 500.000 Rp.50.000.000
Depisoto berjangka - 875.000
Pendapatan bunga -
(Menutup deposito sebelum
jatuh tempo)
LATIHAN DI KELAS

Pada tanggal 05 Maret 2017 PT. MATA AIR membeli secara tunai obligasi PT. AIRMATA dengan nilai
nominal sebesar Rp.50.000.000.Investasi tersebut menyebabkan PT. MATAAIR mengeluarkan biaya
sebesar Rp.55.000.000. Bunga obligasi sebesar 6% dan dibayar setiap 05 Februari dan 05 Agustus.
Obligasi tersebut dibeli pada nilai pasar sebesar Rp.60.000.000. Pada tanggal 31 Desember 2017 obligasi
tersebut mempunyai nilai pasar sebesar Rp.65.500.000. Pada tanggal 02 Januari 2018 PT. MATAAIR
menjual obligasi PT. AIRMATA pada nilai pasar Rp.64.000.000
Diminta :
1. Buatlah ayat jurnal untuk mencatat pembelian obligasi pada tanggal 05 Maret 2017
2. Buatlah jurnal untuk mencatat penerimaan pendapatan bunga pertama pada tanggal 05 Agustus
2017
3. Buatlah jurnal untuk mencatat penyesuaian nilai obligasi berdasarkan nilai wajar pada tanggal 31
Desember 2017
4. Buatlah jurnal penyesuaian atas pengakuan pendapatan pada tanggal 31 Desember 2017
5. Buatlah jurnal untuk mencatat penjualan obligasi pada tanggal 02 Januari 2018 dan jurnal bunga
berjalan
PIUTANG USAHA
TUJUAN PEMBELAJARAN

Setelah mempelajari pokok bahasan ini diharapkan anda mampu :


 Menjelaskan Pengertian Piutang Usaha
 Menjelaskan dan Menganalisis Pengakuan Piutang Usaha
 Menjelaskan dan Menganalisis Penilaian Piutang Usaha
 Menjelaskan dan Menganalisis Metode Pencatatan Piutang Tak Tertagih
 Menjelaskan dan Menganalisis Pendekatan Estimasi Piutang Tak Tertagih
 Menjelaskan dan Menganalisis Penghapusan Piutang Tak Tertagih
 Menjelaskan dan Menganalisis Penjualan Piutang
 Menjelaskan dan Menganalisis Penjualan Dengan Kartu Kredit, Kartu Bank dan Kartu
Debit
PENGERTIAN PIUTANG USAHA

 Piutang dagang atau sering disebut dengan piutang usaha


adalah tagihan pihak perusahaan terhadap pihak lain atas
penjualan barang atau penyerahan jasa usaha pokok
perusahaan yang dilakukan secara kredit.
 Penjualan barang atau penyerahan jasa yang dilakukan secara
kredit adalah penyerahan barang atau jasa yang penerimaan
kasnya dilakukan di kemudian hari.
PENGAKUAN PIUTANG USAHA

 Pengakuan piutang usaha berkaitan dengan pengakuan


pendapatan
 Perusahaan jasa mencatat piutang ketika mereka memberikan
jasa secara kredit. Dan perusahaan dagang mencatat piutang
ketika melakukan penjualan barang secara kredit.
 Piutang tidak boleh diakui untuk barang dagang yang dikirimkan
atas dasar konsinyasi, di mana pengirim barang tetap memegang
hak atas barang itu sampai barangnya terjual oleh pihak yang
diberi titipan barang (consignee)
Penjual bisa saja menawarkan persyaratan yang akan mendorong pembayaran
lebih awal dengan cara memberikan diskon/potongan harga

METODE METODE
KOTOR BERSIH
METODE KOTOR(GROSS METHOD)
Metode ini akan mengakui jumlah piutang sebesar jumlah penjualan tanpa dipengaruhi
oleh potongan yang diberikan. Dan apabila ada potongan maka potongan tersebut tidak
mengurangi jumlah piutang, tetapi jumlah penjualan.
Contoh
Pada tanggal 03 Januari 2015 PT. RISMA menjual barang dagangan kepada PT. AGUNG
sebesar Rp.4.000.000,- dengan termin 2/10 n/30.

Debit Kredit
Tanggal Keterangan
(Rp) (Rp)
2015
Jan 03 Piutang usaha 4.000.000 -
Penjualan - 4.000.000
Diasumsikan bahwa pada tanggal 07 Januari 2015, PT. AGUNG membayar hutangnya
sebesar Rp.2.000.000,-
Debit Kredit
Tanggal Keterangan
(Rp) (Rp)
2015
Jan 07 Kas 1.960.000 -
Potongan penjualan 40.000 -
Piutang usaha - 2.000.000

Apabila pada tanggal 18 Januari 2015, PT. AGUNG membayar kembali hutangnya sebesar
Rp.1.000.000.

Debit Kredit
Tanggal Keterangan
(Rp) (Rp)
2015
Jan 03 Kas 1.000.000 -
Piutang usaha - 1.000.000
METODE BERSIH (NET METHOD)
Metode ini mengakui jumlah piutang setelah diperhitungkan potongan penjualan, sehingga
apabila debitur (pembeli) tidak memanfaatkan potongan tersebut, akan mengakibatkan
timbulnya kelebihan pembayaran dibanding piutang. Kelebihan tersebut dicatat dalam akun
“Potongan penjualan yang hilang” dan diperlakukan sebagai pendapatan lain – lain atau
pendapatan diluar operasi.
Contoh
Dimisalkan pada contoh sebelumnya, pada tanggal 03 Januari 2015 PT. RISMA menjual barang
dagangan kepada PT. AGUNG sebesar Rp.4.000.000,- dengan termin 2/10 n/30.

Debit Kredit
Tanggal Keterangan
(Rp) (Rp)
2015
Jan 03 Piutang usaha 3.920.000 -
Penjualan - 3.920.000
Diasumsikan bahwa pada tanggal 07 Januari 2015, PT. AGUNG membayar hutangnya
sebesar Rp.2.000.000
Debit Kredit
Tanggal Keterangan
(Rp) (Rp)
2015
Jan 03 Kas 1.960.000 -
Piutang usaha - 1960.000

Apabila pada tanggal 18 Januari 2015, PT. AGUNG membayar kembali hutangnya sebesar
Rp.1.000.000.
Debit Kredit
Tanggal Keterangan
(Rp) (Rp)
2015
Jan 03 Kas 1.000.000 -
Piutang usaha - 980.000
Pendapatan lain-lain 20.000
Dalam kegiatan normal perusahaan, kemungkinan ada barang yang rusak atau terdapat
barang yang tidak sesuai dengan pesanan. Barang-barang tersebut tentunya harus
dikembalikan (retur), hal ini akan mempengaruhi jumlah piutang usaha dan penjualan
bersih.
Contoh.
Pada tanggal 12 Januari 2015, PT. RISMA menerima pengembalian barang yang telah
terjual sebanyak Rp.1.000.000

Debit Kredit
Tanggal Keterangan
(Rp) (Rp)
2015
Jan 12 Retur penjualan & pengurangan harga 1.000.000 -
Piutang usaha - 1.000.000
PENILAIAN PIUTANG USAHA

 Jumlah piutang usaha yang cukup besar dalam suatu perusahaan,


kemungkinan tidak semuanya dapat tertagih.
 Piutang dapat disajikan dalam laporan keuangan dengan nilai yang dapat
direalisasi (jumlah bersih yang diperkirakan akan diterima dalam bentuk kas)
sehingga diperlukan penilaian terhadap piutang tersebut.
 Penentuan nilai yang dapat direalisasi memerlukan estimasi atas piutang
yang tak tertagih (perkiraan kerugian piutang)
METODE PENCATATAN PIUTANG TAKTERTAGIH
METODE LANGSUNG

 Suatu metode penghapusan piutang ketika perusahaan


menentukan piutang tertentu tidak dapat tertagih.
 Perusahaan akan melaporkan piutang pada laporan posisi
keuangan (neraca) sebesar jumlah brutonya

METODE CADANGAN

 Metode pencadangan piutang tak tertagimasing-masing


periode.h meliputi perkiraan piutang tak tertagih pada
akhir
 Metode ini memastikan bahwa perusahaan menyatakan
piutang pada laporan posisi keuangan (neraca) atas nilai
realisasi kas (neto).
METODE PENGHAPUSAN LANGSUNG

Contoh
PT. AMAN menyatakan tidak mampu membayar piutangnya sebesar Rp.300.000 kepada PT. IMAN.
Sehingga pada tanggal 12 April 2016 PT. IMAN menghapus piutang yang tidak tertagih dari PT.
AMAN,. Debit Kredit
Tanggal Keterangan
(Rp) (Rp)
2016
Apr 12 Beban kerugian piutang 300.000 -
Piutang usaha - 300.000

Jika dikemudian hari PT. AMAN menyatakan kesanggupan untuk membayar kembali utangnya maka
ada dua kemungkinan perlakuan :
a. Apabila pernyataan itu pada tahun dihapusnya piutang maka perusahaan akan membatalkan
penghapusan piutang yang dilakukan. Dimisalkan pada tanggal 10 Oktober 2016 PT. AMAN
menyatakan kesanggupannya untuk membayar utangnya yang telah dihapus pada tanggal 12
April 2016, maka ayat jurnal yang dibuat oleh PT. IMAN adalah:
Debit Kredit
Tanggal Keterangan
(Rp) (Rp)
2016
Okt 10 Piutang usaha 300.000 -
Beban kerugian piutang - 300.000

Sedangkan jurnal untuk pemerimaan kas atas pelunasan piutang tersebut adalah :

Debit Kredit
Tanggal Keterangan
(Rp) (Rp)
2016
Okt 10 Kas 300.000 -
Piutang usaha - 300.000
b. Apabila pernyataan itu pada tahun berikutnya, berarti beban piutang tak tertagih
sudah ditutup ke laporan laba/rugi. Oleh karena itu pengembalian tersebut diakui
sebagai pendapatan lain-lain Dimisalkan pada tanggal 13 Januari 2017 PT. AMAN
menyatakan kesanggupannya untuk membayar utangnya yang telah dihapus pada
tanggal 12 April 2016. Jurnal yang dibuat oleh PT. IMAN sebagai berikut :

Debit Kredit
Tanggal Keterangan
(Rp) (Rp)
2017
Jan 13 Piutang usaha 300.000 -
Pendapatan lain-lain - 300.000
Sedangkan jurnal untuk penerimaan kas dari pelunasan piutang tersebut adalah :

Debit Kredit
Tanggal Keterangan
(Rp) (Rp)
2017
Jan 13 Kas Rp.300.000 -
Piutang usaha - Rp.300.000
METODE CADANGAN

Contoh :
PT. BERLIAN memiliki penjualan kredit sebesar Rp.120.000.000 pada tahun 2015. Dari jumlah ini
sisanya sebesar 20.000.000 tidak tertagih pada tanggal 31 Desember 2015. Manajer kredit
memperkirakan bahwa Rp.7.000.000 dari penjualan kredit tersebut tidak akan tertagih. Jurnal
yang dibuat oleh PT. BERLIAN adalah :
Debit Kredit
Tanggal Keterangan
(Rp) (Rp)
2015
Des 31 Beban kerugian piutang 7.000.000 -
Cadangan kerugian piutang - 7.000.000

Untuk mengilustrasikan pencatatan piutang tak tertagih dengan metode cadangan, maka
terlebih dahulu akan diuraikan pendekatan yang digunakan dalam menentukan estimasi
piutang tak tertagih.
PENDEKATAN ESTIMASI PIUTANG TAKTERTAGIH
Berdasarkan pendekatan ini, masing-masing piutang
Pendekatan dianalisis untuk menetapkan piutang mana yang belum
Analisis dan mana yang sudah jatuh tempo. Piutang yang sudah
Umur jatuh tempo diklasifikasikan menurut berapa lama
Piutang piutang tersebut telah jatuh tempo (umur piutang).
Setelah diketahui umur piutang, kemudian ditentukan
persentase tak tertagih setiap kelompok umur piutang
Pendekatan
Pendekatan ini dilakukan dengan menentukan
Presentase
persentase tertentu dari jumlah saldo piutang usaha
Tertentu dari
dalam laporan posisi keuangan (neraca).
Piutang Usaha

Jika terdapat hubungan penjualan kredit tahun-tahun


Pendekatan sebelumnya dengan piutang tak tertagih, maka
Presentase hubungan tersebut dapat dijabarkan dalam persentase
Tertentu dari dan digunakan untuk menentukan beban kerugian
Penjualan piutang tahun ini.
PENDEKATAN ANALISIS UMUR PIUTANG
Contoh
Perusahaan RAFIA pada tanggal 31 Desember 2013, mempunyai keadaan piutang sebagai
berikut:
Nama Jumlah
Tanggal Jatuh Tempo Umur Piutang
Debitur piutang
A 5 Januari 2014 Rp 3.000.000; Belum Jatuh Tempo
B 10 Oktober 2013 2.000.000; 82 hari
C 20 Desember 2013 1.500.000; 11 hari
D 15 Maret 2013 500.000; 291 hari
E 20 September 2013 1.300.000; 102 hari
F 15 November 2013 200.000; 46 hari
G 5 Agustus 2012 50.000; 503 hari
H 27 Desember 2013 2.500.000; 4 hari
Rp.11.050.000
;
PERUSAHAAN RAFIA
SKEDUL ANALISIS UMUR PIUTANG
(Dalam ribuan rupiah)
Umur Piutang ( Dalam Hari )
No. Nama Saldo Belum Di bawah
61– 90 91 –120 Di atas
Urut Debitur 31 Des jatuh 60 hari
hari Hari 120 hari
2010 tempo
1. A 3.000 3.000
2. B 2.000 2.000
3. C 1.500 1.500
4. D 500 500
5. E 1.300 1.300
6. F 200 200
7. G 50 50
8. H 2.500 2.500
Jumlah 11.050 3.000 4.200 2.000 1.300 550

IKHTISAR
IKHTISAR
Umur Piutang Persentase Estimasi Tak Saldo yang diperlukan dalam
Jumlah
tertagih penyisihan piutang
Belum jatuh tempo 3.000.000 2% 60.000
Di bawah 60 hari 4.200.000 4% 168.000
61 – 90 hari 2.000.000 15 % 300.000
91 – 120 hari 1.300.000 20 % 260.000
Di atas 120 hari 550.000 25 % 137.500
Saldo penyisihan piutang tak tertagih akhir tahun 925.500

Debit Kredit
Tanggal Keterangan
(Rp) (Rp)
2013
Des 31 Beban kerugian piutang 925.000 -
Cadangan kerugian piutang - 925.000
(Mencatat pembebanan piutang tak tertagih)
PENDEKATAN PRESENTASE DARI PIUTANG USAHA

Contoh
Dimisalkan piutang usaha PT.ARMAN pada laporan posisi keuangan (neraca) pada tanggal 31
Desember 2016 sebesar Rp.70.000.000,- Berdasarkan pengalaman periode sebelumnya bahwa
jumlah piutang tak tertagih rata-rata sebesar 3% dan diperkirakan dalam periode berjalan persentase
tak tertagih sama dengan periode sebelumnya. Dengan demikian jumlah cadangan kerugian piutang
dalam periode berjalan adalah sebesar :
3 % x Rp. 70.000.000,- = Rp.2.100.000
Jurnal yang dibuat oleh PT. ARMAN adalah :
Debit Kredit
Tanggal Keterangan
(Rp) (Rp)
2016
Des 31 Beban kerugian piutang 2.100.000 -
Cadangan kerugian piutang - 2.100.000
Namun, apabila saldo cadangan kerugian piutang awal periode bersaldo kredit maka
jumlah cadangan kerugian piutang periode berjalan perlu dilakukan penyesuaian dengan
cara jumlah cadangan kerugian piutang periode berjalan dikurangi dengan cadangan
kerugian piutang awal periode.
Contoh
PT.ARMAN mempunyai saldo cadangan kerugian piutang pada awal periode bersaldo kredit
sebesar Rp.500.000, dan jumlah taksiran kerugian piutang periode berjalan sebesar
Rp.2.100.000. Maka saldo cadangan kerugian piutang mendapat penyesuaian sebesar
Rp.2.100.000 – Rp.500.000 = Rp.1.600.000 (jumlah penyesuaian). Ayat jurnal yang dibuat
adalah :

Debit Kredit
Tanggal Keterangan
(Rp) (Rp)
2016
Des 31 Beban kerugian piutang 1.600.000 -
Cadangan kerugian piutang - 1.600.000
Sebaliknya apabila saldo cadangan kerugian piutang awal periode bersaldo debit yang
disebabkan karena penghapusan piutang yang tak tertagih melebihi estimasi sebelumnya
maka jumlah cadangan kerugian piutang periode berjalan perlu dilakukan penyesuaian
dengan cara jumlah cadangan kerugian piutang periode berjalan ditambah dengan cadangan
kerugian piutang awal periode.
Contoh
Misalnya PT. ARMAN mempunyai saldo cadangan kerugian piutang pada awal periode
bersaldo debit sebesar Rp.300.000, dan jumlah taksiran kerugian piutang periode berjalan
sebesar Rp.2.100.000. Maka saldo cadangan kerugian piutang mendapat penyesuaian sebesar
Rp.2.100.000 + Rp.300.000 = Rp.2.400.000 (jumlah penyesuaian). Ayat jurnal yang dibuat
adalah :

Debit Kredit
Tanggal Keterangan
(Rp) (Rp)
2016
Des 31 Beban kerugian piutang 2.400.000 -
Cadangan kerugian piutang - 2.400.000
PENDEKATAN PRESENTASE DARI PENJUALAN

Contoh
Diasumsikan bahwa selama tahun 2015 PT. ASKIRA menjual barang dagangan sebesar
Rp.150.000.000,-, terdiri dari penjualan sebesar Rp.30.000.000,- sisanya penjualan kredit PT. ASKIRA
menghitung dari pengalaman masa lalu bahwa sekitar 2% dari penjualan kredit tidak akan tertagih.
Dengan demikian perkiraan cadangan kerugian piutang tahun 2015 adalah :
Total penjualan = Rp.150.000.000
Jumlah Penjualan tunai = ( 30.000.000)
Jumlah penjualan kredit = Rp.120.000.000
Estimasi piutang tak tertagih 2 % x Rp.120.000.000. = Rp. 2.400.000
Dengan demikian ayat jurnal yang dibuat untuk mencatat estimasi piutang tak tertagih sebagai
berikut :
Debit Kredit
Tanggal Keterangan
(Rp) (Rp)
2015
Des 31 Beban kerugian piutang 2.400.000 -
Cadangan kerugian piutang - 2.400.000
PENGHAPUSAN PIUTANG TAKTERTAGIH MENURUT METODE
CADANGAN

Contoh
Dimisalkan cadangan kerugian piutang PT.ASKIRA yang diestimasi sebesar Rp.2.400.000
tersebut, ternyata sebesar Rp.1.500.000 memang benar-benar tak tertagih karena debitur
dinyatakan pailit oleh lembaga yang berwewenang pada tanggal 03 Maret 2016. Dengan
demikian ayat jurnal yang dibuat adalah :
Debit Kredit
Tanggal Keterangan
(Rp) (Rp)
2016
Mar 03 Cadangan kerugian piutang 1.500.000 -
Piutang usaha - 1.500.000
Jika dikemudian hari pelanggan menyatakan kesanggupan untuk membayar kembali
utangnya yang telah dihapus maka diperlukan ayat jurnal untuk membalik ayat jurnal
semula dan mencatat jumlah yang tertagih tersebut.
Contoh
Dimisalkan pada tanggal 13 Desember 2016 PT. ASKIRA menyatakan kesanggupannya
untuk membayar utangnya yang telah dihapus maka ayat jurnalnya sebagai berikut :

Debit Kredit
Tanggal Keterangan
(Rp) (Rp)
2016
Des 13 Piutang usaha 1.500.000 -
Cadangan kerugian piutang - 1.500.000
Sedangkan saat pelunasan piutang tersebut adalah :

Debit Kredit
Tanggal Keterangan
(Rp) (Rp)
2016
Des 13 Kas 1.500.000 -
Piutang usaha - 1.500.000
PENJUALAN PIUTANG (ANJAK PIUTANG)

Penjualan piutang adalah penjualan piutang kepada pihak yang membiayai.


Dalam penjualan piutang pihak yang membiayai membebankan komisi kepada perusahaan
yang menjual piutang. Biaya ini berkisar 1 – 3% dari jumlah piutang yang dibeli.
Contoh
PT. AXES menjual piutang senilai Rp.100 triliun piutang kepada pembiayaan Federal. Pihak
pembiayaan federal menilai biaya layanan sebesar 2% dari jumlah piutang yang terjual. Jurnal
yang dibuat oleh PT. AXES adalah :

Debit Kredit
Tanggal Keterangan
(Rp) (Rp)
2016
Des 13 Kas 98 triliun -
Beban komisi (2% x 100 triliun) 2 triliun 100 triliun
Piutang usaha
PENJUALAN DENGAN KARTU
KREDIT, KARTU BANK
Untuk pasar swalayan, mungkin bagian piutang yang cukup besar berasal dari penjualan yang dibayar
dengan kartu kredit atau kartu bank, pengakuan piutang seperti ini sama dengan pengakuan piutang
usaha lainnya.
Penggunaan kartu kredit atau kartu bank memberikan kenyamanan dalam berbelanja karena tidak
perlu membayar tunai. Pelanggan (pembeli) memberikan kartu kredit seperti discover atau kartu
bank (visa dan master card) untuk membayar pembeliannya.
Pada umumnya perusahaan-perusahaan yang menerbitkan kartu kredit atau kartu bank mengikuti
salah satu dari dua prosedur berikut untuk melakukan pembayaran kepada perusahaan eceran (ritel)
yang menerima kartu kredit mereka, yaitu :
a. Pengecer harus menyerahkan tanda terima kartu kredit ke perusahaan pengeluar kartu kredit
untuk menerima pembayaran, atau
b. Perusahaan pengeluar kartu kredit memperbolehkan para pengecer untuk menyetorkan tanda
terima langsung ke rekeningnya di bank.
Contoh Penjualan Menggunakan Kartu Kredit
Misalkan pada tanggal 15 Agustus 2016, Tuan ARLANDO berbelanja pada perusahaan ALFA sebesar
Rp.5.600.000. Tuan ARLANDO memberikan kartu kredit Discover untuk membayar pembeliannya
tersebut. Dalam transaksi ini perusahaan ALFA dikenai potongan 2% oleh perusahaan kartu kredit
(Discover). Ayat jurnal yang dibuat oleh perusahaan ALFA adalah :
Debit Kredit
Tanggal Keterangan
(Rp) (Rp)
2016
Agust 15 Piutang Usaha - Discover 6.470.000 -
Beban komisi 130.000 -
Penjualan 6.500.000

Diasumsikan pada tangal 16 Agustus 2016 Perusahaan ALFA menagih kas pada perusahaan kartu kredit
(Discove) maka ayat jurnal yang dibuat adalah :
Debit Kredit
Tanggal Keterangan
(Rp) (Rp)
2016
Agust 16 Kas 6.470.000 -
Piutang Usaha - Discover 6.470.000
Contoh Penjualan Menggunakan Kartu Bank
Misalkan pada tanggal 14 Mei 2016 pompa bensin AVONG menjual bensin seharga
Rp.500.000. Atas penjualan tersebut perusahaan AVONG menerima kartu Visa, dan
bank yang menerbitkan kartu tersebut membebankan fee sebesar 2%. Perusahaan
AVONG mencatat traksaksi ini dengan ayat jurnal sebagai berikut :

Debit Kredit
Tanggal Keterangan
(Rp) (Rp)
2016
Mei 14 Kas 490.000 -
Beban komisi 10.000 -
Penjualan 500.000
LATIHAN DIKELAS
PT. ARKONA menyajikan informasi tentang piutang pada 31 Desember 2015 sebagai berikut :
1. Piutang pada awal periode sebagai berikut :
Piutang usaha Rp.97.000.000
Cadangan kerugian piutang Rp. 5.000.000
2.Transaksi selama tahun 2015 sebagai berikut :
a. Penjualan selama tahun 2015 sebesar Rp.150.000.000. Total penjualan tersebut sebesar 80%
penjualan secara kredit
b. Pendapatan jasa sebesar Rp.50.000.000, Dari jumlah tersebut 75% secara kredit
c. Penagihan piutang selama tahun 2015 sebesar Rp.95.000.000
d. Penghapusan piutang taktertagih sebesar Rp.7.500.000
e.Beban kerugian piutang (dengan metode cadangan) sebesar Rp.15.000.000
Diminta :
Buatlah jurnal untuk mencatat transaksi selama tahun 2015
Berapa saldo akhir piutang usaha dan cadangan kerugian piutang usaha
PERSEDIAAN BARANG DAGANG
TUJUAN PEMBELAJARAN

Setelah mempelajari pokok bahasan ini diharapkan anda mampu :


 Menjelaskan Pengertian Persediaan Barang Dagangan
 Menjelaskan dan Menganalisis Pengakuan dan Pengukuran
Persediaan Barang Dagangan
 Menjelaskan dan Menganalisis Sistem Pencatatan Persediaan
Barang Dagangan
 Menjelaskan dan Menganalisis Metode Penilaian Biaya Persediaan
Barang Dagangan Akhir
PERSEDIAAN BARANG DAGANGAN

 Persediaan barang dagangan adalah barang atau produk yang


diperoleh dan dimiliki oleh suatu perusahaan dalam bentuk
siap untuk dijual dan memiliki jumlah yang cukup signifikan
besar serta keberadaannya mempengaruhi penjualan yang
berimplikasi pada laba perusahaan.
 Produk yang siap dijual dalam artian produk atau barang
tersebut dijual kepada pelanggan tanpa merubah bentuk
atau modelnya.
PENGAKUAN PERSEDIAAN BARANG DAGANGAN

LOKO GUDANG Pengakuan atas kepemilikan


(FOB - Shipping barang ketika barang tersebut
point) keluar dari gudang penjual.

FRANCO Pengakuan atas kepemilikan


GUDANG barang ketika barang itu telah tiba
(FOB -
di gudang pembeli.
Distination)

Perusahaan tidak akan memasukkan setiap barang dalam


persediaannya yang dimiliki atas dasar konsinyasi karena barang
tersebut masih miliki perusahaan lain. Akan tetapi perusahaan
akan memasukkan persediaannya sendiri yang dititipkan atas
dasar konsinyasi dan disimpan oleh perusahaan lain.
Contoh
PT. BERLIAN pada akhir periode 31 Desember 2015 melakukan perhitungan nilai persedian
barang dagangannya. Jumlah nilai persediaan barang dagangan sebesar Rp.75.000.000.
Berdasarkan informasi yang diperoleh bahwa :
1. Perusahaan telah memasukan dalam perhitungan persediaannya barang konsinyasi dari PT.
BERSINAR sebesar Rp.3.000.000
2. Perusahaan telah memasukkan barang yang dibeli senilai Rp.5.000.000 masih dalam
perjalanan (syarat penjualan : FOB – Shipping point)
3. Perusahaan tidak memasukan barang yang dijual senilai Rp.2.500.000 masih dalam perjalanan
(syarat penjualan : FOB – Distination).
4. Perusahaan tidak memasukkan barang yang dijual senilai Rp.2.000.000 masih dalam
perjalanan (syarat penjualan : FOB – Shipping point).
5. Perusahaan tidak memasukkan dalam perhitungan persediaannya atas barang konsinyasi yang dititipkan
kepada PT. CAHAYA untuk dijual sebesar Rp.4.000.000
Diminta
Lakukan analisis nilai persediaan barang akhir yang benar yang akan disajikan dalam laporan keuangan
Penyelesaian
Nilai persediaan akhir yang dihitung = Rp.75.000.000
Ditambah :

Barang dijual masih dalam perjalanan (FOB-Distination)= Rp. 2.500.000


Barang konsinyasi di PT.CAHAYA = Rp. 4.000.000
Rp.81.500.000
Dikurangi :
Barang konsinyasi dari PT.BINTANG = (Rp. 3.000.000)
Nilai persediaan akhir yang benar = Rp.78.500.000
PENGUKURAN/PENILAIAN PERSEDIAAN BARANG DAGANGAN
Persediaan harus diukur berdasarkan biaya persediaan atau nilai realisasi bersih,
mana yang lebih rendah.
NILAI REALISASI
BIAYA PERSEDIAAN BERSIH

Merupkan estimasi terbaik dari


Meliputi semua biaya pembelian, biaya
konversi, dan biaya lain yang timbul hingga jumlah bersih persediaan yang
diharapkan akan direalisasi. IFRS
persediaan berada dalam kondisi dan
mendefinisikan harga pasar sebagai
tempat yang siap dijual atau dipakai.
nilai realisasi bersih
Contoh Biaya
Persediaan
PT.BERLIAN mengimpor mobil buatan Jepang untuk dijual kembali di Indonesia. Diasumsikan harga
eceran mobil tersebut sebesar Rp.50.000.000 dengan diskon penjualan 5%. Bea impor sebesar
100% dari harga beli neto dan perusahaan membebankan biaya transportasi untuk setiap mobil
sebesar Rp.100.000 dan biaya asuransi sebesar Rp.200.000.
Dengan demikian, biaya persediaan untuk masing-masing mobil dapat dihitung sebagai berikut :

Harga beli = Rp.50.000.000


Diskon ; 5 % x Rp.50.000.000 = (Rp 2.500.000)
Pembelian bersih = Rp.47.500.000
Bea impor ; 100% x Rp.47.500.000 = Rp.47.500.000
Biaya transportasi = Rp. 100.000
Biaya asuransi = Rp. 200.000
Jumlah biaya persedian setiap mobil= Rp.95.300.000
Contoh Nilai Realisasi Bersih
Perusahaan BINA INSAN memiliki persediaan barang dengan estimasi nilai jual barang
dagangan tersebut sebesar Rp.10.000.000, estimasi biaya penyelesaian dan biaya
penjualan sebesar Rp.300.000, dengan demikian nilai realisasi bersih/neto dapat
dihitung sebagai berikut :

Nilai jual persediaan = Rp.10.000.000


Dikurangi : Estimasi biaya penyelesaian dan penjualan
= (Rp. 300.000)
Nilai realisasi bersih/neto = Rp. 9.700.000
SISTEM PENCATATAN PERSEDIAAN BARANG DAGANGAN

Suatu sistem pencatatan persediaan di


SISTEM mana nilai persediaan barang dapat
F ISIK/ diketahui dengan cara menghitung fisik
PERIODIK persediaan barang (stock opname) pada
tanggal penyusunan laporan keuangan.

Pencatatan persediaan dengan sistem


perpetual, di mana nilai persediaan
barang dapat diketahui setiap saat hanya
SISTEM
PERPETUAL/ dengan melihat catatan-catatan
BUKU pembukuan. Semua transaksi pembelian
dan penjualan barang dagangan dicatat
dengan cara menggunakan kartu
persediaan (stock card).
Contoh :
03 Jan 2015 : PT.SAHABAT membeli barang dagang pada PT. SEJOLI sebesar Rp.3.000.000
dengan termin FOB Shipping point, 2/10 n/30. Harga pokok barang yang
dijual adalah Rp.2.250.000
7. Jan 2015 : PT. SAHABAT mengembalikan kepada PT. SEJOLI beberapa barang yang tidak
sesuai spesifikasi senilai Rp.200.000. Harga pokok barang yang dikembalikan sebesar
Rp.170.000.
8. Jan 2015 : PT.SAHABAT membayar biaya angkut barang kepada perusahaan jasa
angkut sebesar Rp.150.000
12 Jan 2015 : PT.SAHABAT membayar kepada PT. SEJOLI atas barang yang dibeli pada
tanggal 03 Januari 2015. Pembayaran yang diterima oleh PT. SEJOLI
tanggal 13 Januari 2015
Pencatatan transaksi tersebut dengan menggunakan kedua sistem pencatatan persediaan
sebagai berikut :
1. Pencatatan yang diilakukan oleh pihak pembeli (PT. SAHABAT)
SISTEM PERPETUAL SISTEM PERIODIK
(dalam ribuan rupiah) (dalam ribuan rupiah)
Keterangan Debit Kredit Keterangan Debit Kredit
1. Pencatatan pembelian barang dagang tanggal 03 Januari 2015
Persediaan barang 3.000 - Pembelian 3.000 -
Utang usaha - 3.000 Utang usaha - 3.000
2. Pencatatan retur barang yang dibeli tanggal 07 Januari 2015
Utang usaha 200 - Utang usaha 200 -
Persed. barang - 200 Retur - 200
pembelian
3. Pencatatan biaya angkut pembelian tanggal 08 Januari 2015
Persed. barang 150 - Beban angkut 150 -
Kas - 150 Kas - 150
4. Pencatatan pembayaran utang tanggal 12 Januari 2015
Utang usaha 2.800 - Utang usaha 2.800 -
Kas - 2.744 Kas - 2.744
Persed. barang - 56 Pot. Pembelian - 56
2. Pencatatan yang diilakukan oleh pihak penjual (PT. SEJOLI)

SISTEM PERPETUAL SISTEM PERIODIK


(dalam ribuan rupiah) (dalam ribuan rupiah)
Keterangan Debit Kredit Keterangan Debit Kredit
1. Pencatatan penjualan barang dagangan tanggal 03 Jauari 2015
Piutang usaha 3.000 - Piutang usaha 3.000 -
Penjualan - 3.000 Penjualan - 3.000
HPP 2.250 -
Persediaan - 2.250 Tidak ada jurnal HPP
barang
2. Pencatatan retur barang yang dijual tanggal 07 Januari 2015
Retur penjualan 200 - Retur penjualan 200 -
Piutang usaha - 200 Piutang usaha - 200
Persediaan barang 170 -
Tidak ada jurnal
HPP - 170
3. Penerimaan pembayaran tanggal 13 Januari 2015
Kas 2.744 - Kas 2.744 -
Potongan penjualan 56 - Potongan penjualan 56 -
Piutang usaha - 2.800 Piutang usaha - 2.800
Kemudian pada akhir periode dibuat ayat jurnal penyesuaian untuk mengakui
persediaan barang akhir dan menutup persediaan barang awal. Ayat jurnalnya sebagai
berikut :

SISTEM PERPETUAL SISTEM PERIODIK


(dalam ribuan rupiah) (dalam ribuan rupiah)

Keterangan Debit Kredit Keterangan Debit Kredit


Penyesuaian atas persediaan tanggal 31 Desember 2015
Persediaan barang (akhir) Xxxx xxxx
Tidak ada jurnal
Ikhtisar Laba Rugi - xxxx
Ikhtisar Laba Rugi Xxxx -
Tidak ada jurnal
Persediaan barang (awal) - xxxx
METODE PENILAIAN BIAYA PERSEDIAAN BARANG AKHIR

 FIFO / MPKP
BERDASARKAN  LIFO / MTKP
BIAYA  RATA-RATA TERTIMBANG
HISTORIS
 IDENTIFIKASI KHUSUS

IFRS memperbolehkan menggunakan metode FIFO,


RATA-RATA TERTIMBANG, IDENTIFIKASI KHUSUS

 Nilai Terendah antara BIAYA dengan


TIDAK BERDASARKAN NRB
BIAYA  LIFO
HISTORIS  RATA-RATA
 IDENTIFIKASI KHUSUS

NRB : Nilai Realisasi Bersih


METODE PENILAIAN FIFO

Contoh :
Data persediaan pembeliaan dan penjualan PT. DINASTI untuk bulan April 2015, sebagai
berikut :
April 01 : Persediaan 50 unit @ Rp.100 = Rp. 5.000
05 : Pembelian 100 unit @ Rp.150 = Rp.15.000
15 : Penjualan 70 unit @ Rp.250 = Rp.17.500
20 : Pembelian 40 unit @ Rp.175 = Rp. 7.000
30 : Penjualan 30 unit @ Rp.250 = Rp. 7.500
Berdasarkan data tersebut maka perhitungan nilai persediaan akhir dengan
menggunakan metode penilaian persediaan FIFO Periodik/Fisik dan Perpetual adalah :
FIFO – FISIK/PERPETUAL

Peyelesaian :
1. Perhitungan unit persediaan akhir :
Persediaan awal 01 April = 50 unit @ Rp.100
Pembelian 05 April = 100 unit @ Rp.150
Pembelian 20April = 40 unit @ Rp.175
Jumlah unit tersedia dijual := 190 unit
Penjualan 15April = 70 unit
Penjualan 30April = 30 unit
Jumlah unit penjualan = ( 100 unit)
Jumlah unit persediaan akhir = 90 unit
2. Perhitungan nilai persediaan akhir :
40 unit x Rp.175 = Rp. 7.000
50 unit x Rp.150 = Rp. 7.500
Nilai persediaan akhir = Rp.14.500

Keterangan :
Harga perunit Rp.175 diambil dari harga pembelian tanggal 20
April, dan harga perunit Rp.150 dari pembelian tangggal 05 April
Setelah diketahui nilai persediaan akhir maka selanjutnya dapat dihitung harga pokok
penjualan dan laba kotor
1. Perhitungan harga pokok penjualan ;
Persediaan awal = Rp. 5.000
Pembelian : Rp.15.000 + Rp.7.000 = Rp.22.000
Barang yang tersedia untuk dijual = Rp.27.000
Persediaan akhir = (Rp.14.500)
Harga pokok penjualan = Rp.12.500
2. Perhitungan laba kotor
Penjualan ; Rp.17.500 + Rp.7.500 = Rp.25.000
Harga pokok penjualan = ( Rp.12.500)
Laba kotor = Rp.12.500
FIFO - PERPETUAL
PT. DINASTI
KARTU PERSEDIAAN
PEMBELIAN PENJUALAN SALDO
Hp
Hp per Hp per
TANGGAL per Jml Jml Jml
Unit Unit unit Unit unit
unit (Rp) (Rp) (Rp)
(Rp)) (Rp)
(Rp)
2015
April 01 - - - - - - 50 100 5.000
April 05 100 150 15.00 - - - 100 150 15.000
0
150 20.000
April 15 - - - 50 100 5.000
20 150 3.000 80 150 12.000
April 20 40 175 7.000 - - - 40 175 7.000
120 19.000
April 30 30 150 4.500 50 150 7.500
40 175 7.000
Persediaan akhir 90 14.500
Harga Pokok Penjualan 12.500
Keterangan :
Unit persedian akhir ; 50 unit + 40 unit = 90 unit

Nilai persediaan akhir ; 50 unit x Rp.150 = Rp. 7.500


40 unit x Rp.175 = Rp. 7.000
Rp.14.500

Harga pokok penjualan ; Rp.5.000 + Rp.3.000 + Rp.4.500 = Rp.12.500


Dengan demikian laba kotor dapat dihiutng sebagai berikut :

Penjualan ; Rp.17.500 + Rp.7.500 = Rp.25.000


Harga pokok penjualan = ( Rp.12.500)
Laba kotor = Rp.12.500
METODE PENILAIAN RATA-RATA TERTIMBANG

Contoh.
Data persediaan pembeliaan dan penjualan PT. DINASTI untuk bulan April 2015, sebagai
berikut :
April 1 : Persediaan 50 unit @ Rp.100 = Rp. 5.000
05 : Pembelian 100 unit @ Rp.150 = Rp.15.000
16 : Penjualan 70 unit @ Rp.250 = Rp.17.500
20 : Pembelian 40 unit @ Rp.175 = Rp. 7.000
30 : Penjualan 30 unit @ Rp.250 = Rp. 7.500

Berdasarkan data tersebut maka perhitungan nilai persediaan akhir dengan menggunakan
metode penilaian persediaan Rata-Rata Tertimbang Periodik/Fisik dan Perpetual adalah
METODE RATA-RATA TERTIMBANG - FISIK

Tanggal Biaya per unit Total


Jumlah unit
Pembelian (Rp) (Rp)
01 April 50 100 5.000
05 April 100 150 15.000
20 April 40 175 7.000
Total 190 27.000
Biaya persediaan rata – rata ; Rp.27.000 / 190 unit = Rp.145,10
Jumlah unit persediaan akhir = 90 unit
Nilai persediaan akhir ; Rp.145,10 x 90 unit = Rp.13.059

Perhitungan harga pokok penjualan dan laba kotor sebagai berikut :


1. Perhitungan harga pokok penjualan ;
Persediaan awal = Rp. 5.000
Pembelian : Rp.15.000 + Rp.7.000 = Rp.22.000
Barang yang tersedia untuk dijual = Rp. 27.000
Persediaan akhir = (Rp.13.059)
Harga pokok penjualan = Rp.13.941
2. Perhitungan laba kotor
Penjualan ; Rp.17.500 + Rp.7.500 = Rp.25.000
Harga pokok penjualan = ( Rp.13.941)
Laba kotor = Rp.11.059
METODE RATA-RATA TERTIMBANG - PERPETUAL
PT. DINASTI
KARTU PERSEDIAAN
PEMBELIAN PENJUALAN SALDO
Hp
Hp per Hp per
TANGGAL per Jml Jml Jml
Unit Unit unit Unit unit
unit (Rp) (Rp) (Rp)
(Rp)) (Rp)
(Rp)
2015
April 01 - - - - - - 50 100 5.000
April 05 100 150 15.00 - - - 100 150 15.000
0
150 133,33 20.000
April 15 70 133,33 9.333 80 133,33 10.666
April 20 40 175 7.000 40 175 7.000
120 147,21 17.666
April 30 30 147,21 4.416 90 147,21 13.249

Persediaan akhir 90 147,21 13.249


Harga pokok penjualan 13.479
Keterangan :
Unit persedian akhir ; 90 unit
Nilai persediaan akhir ; Rp.13.249

Harga pokok penjualan ; Rp.9.333 + Rp.4.416 = Rp.13.479

Dengan demikian laba kotor dapat dihiutng sebagai berikut :

Penjualan ; Rp.17.500 + Rp.7.500 = Rp.25.000


Harga pokok penjualan = ( Rp.13.479)
Laba kotor = Rp.11.521
Dari dua metode penilaian persediaan akhir yakni FIFO dan rata-rata tertimbang biasanya
menghasilkan angka kinerja yang berbeda. Berdasarkan data pada PT. DINASTI sebelumnya
maka dapat diilustrasikan perbedaan laba kotor dari penerapan metode FIFO dan Rata-rata
tertimbang sebagai berikut :
Metode Rata-
Uraian Metode FIFO
Rata Tertimbang
Penjualanl 25.000 25.000
Harga pokok penjualan 12.500 13.479
Laba kotor 12.500 11.521

Berdasarkan data tersebut menunjukkan bahwa penerapan metode FIFO akan menghasilkan
laba kotor lebih tinggi dibanding dengan metode rata-rata tertimbang. Dengan demikian
penerapan metode penilaian FIFO akan berimplikasi terhadap beban pajak yang lebih tinggi
sedangkan dengan metode penilaian rata-rata tertimbang berimplikasi terhadap beban
pajak yang lebih rendah.
METODE PENILAIAN IDENTIFIKASI KHUSUS

Contoh
Perusahaan dealer mobil CV. INSAN CITA ,memiliki empat jenis mobil Toyota yang tersedia di
ruangan pameran atau showroom. Jenis mobil yang tersedia dalam tahun 2015 sebagai berikut :

Tanggal Jumlah Biaya per Unit Total biaya


Jenis mobil
Pembelian unit (Rp) (Rp)
12 – 03 - 2015 Camry 5 unit 350.000.000 1.750.000.000
10 – 04 – 2015 Corolla 7 unit 250.000.000 1.750.000.000
21 – 04 – 2015 Avanza 10 unit 200.000.000 2.000.000.000
14 – 05 – 2015 Agya 15 unit 120.000.000 1.800.000.000
Jumlah 37 unit 7.300.000.000

Jumlah mobil yang terjual selama tahun 2015 sebagai berikut :


selama tahun 2015 sebagai
berikut
Jenis mobil : Jumlah
unit
Harga jual per Unit
(Rp)
Total
(Rp)
Camry 3 unit 425.000.000 1.275.000.000
Corolla 4 unit 300.000.000 1.200.000.000
Avanza 8 unit 240.000.000 1.920.000.000
Agya 15 unit 160.000.000 2.400.000.000
Jumlah penjualan 30 unit 5.975.000.000

Berdasarkan data tersebut maka jumlah persediaan akhir sebagai berikut :


Jumlah Harga jual per Unit Total
Jenis mobil
unit (Rp) (Rp)
Camry 2 unit 350.000.000 700.000.000
Corolla 3 unit 250.000.000 750.000.000
Avanza 2 unit 200.000.000 400.000.000
Jumlah persediaan 7 unit 1.850.000.000
akhir
Jumlah unit persediaan akhir sebanyak 7 unit dan nilai persediaan akhir sebesar
Rp.1.850.000.000. Jumlah barang yang tersedia sama dengan jumlah barang yang dibeli
yaitu sebesar Rp.7.300.000.000, dengan asumsi bahwa nilai persediaan awal bersaldo
nihil. Dengan demikian harga pokok penjualan dan laba kotor dapat dihitung sebagai
berikut :

Penjualan Rp.5.975.000.000
Harga pokok penjulan :
Barang yang tersedia dijual Rp.7.300.000.000
Persediaan akhir (Rp.1.850.000.000)
Harga pokok penjualan (Rp.5.450.000.000)
Laba kotor Rp. 525.000.000
LATIHAN DI KELAS

Kasus -1
Berikut ini adalah transaksi yang terjadi pada UD. MACHO selama bulan Juni 2015
2 Juni : Dibeli barang dagangan dari UD. MANIS sebesar Rp.2.000.000 dengan termin 2/10 n/30
5 Juni : Dijual barang dagangan kepada TOKO ASYIK seharga Rp.3.000.000 dengan termin 2/10, n/60
8 Juni : Dibeli barang dagangan secara tunai dari TOKO BINTANG seharga Rp.2.500.000
10 Juni : Dijual barang dagangan secara tunai kepada PT. MADU seharga Rp.3.000.000
12 Juni : Dibayar utang dagang kepada UD. MANIS atas pembelian barang dagangan pada tanggal 2 Juni 2015
13 Juni : Diterima pelunasan dari TOKO ASYIK atas penjualan barang dagangan pada tanggal 5 Juni 2015
17Juni : Dikembalikan sebagian barang dagangan yang dibeli dari TOKO BINTANG pada tanggal 8 Juni 2015 senilai
Rp.500.000
25 Juni : Diterima kembali sebagian barang dagangan yang dijual pada tanggal 10 Juni 2015
seharga Rp.750.000 dari TOKO MADU.
Diminta :
Buatlah jurnal untuk mencatat transaksi tersebut di atas, apabila perusahaan menggunakan sistem pencatatan
persediaan : (a) Sistem pencatatan periodik/fisik. (b) Sistem pencatatan perpetual
PERSEDIAAN BARANG DAGANG
LANJUTAN
METODE PENILAIAN LIFO

Contoh :
Data persediaan pembeliaan dan penjualan PT. DINASTI untuk bulan April 2015,
sebagai berikut :

April 01 : Persediaan 50 unit @ Rp.100 = Rp. 5.000


05 : Pembelian 100 unit @ Rp.150 = Rp.15.000
16 : Penjualan 70 unit @ Rp.250 = Rp.17.500
20 : Pembelian 40 unit @ Rp.175 = Rp. 7.000
30 : Penjualan 30 unit @ Rp.250 = Rp. 7.500

Berdasarkan data tersebut maka perhitungan nilai persediaan akhir dengan


menggunakan metode penilaian persediaan LIFO Periodik/Fisik dan Perpetual adalah
sebagai berikut:
LIFO FISIK

1. Perhitungan unit persediaan akhir :


Persediaan awal 1 April = 50 unit @ Rp.100
Pembelian 05 April = 100 unit @ Rp.150
Pembelian 20April = 40 unit @ Rp.175
Jumlah unit tersedia dijual := 190 unit
Penjualan 16April = 70 unit
Penjualan 30April = 30 unit
Jumlah unit penjualan =(100 unit)
Jumlah unit persediaan akhir = 90 unit
2. Perhitungan nilai persediaan akhir :
50 unit x Rp.100 = Rp. 5.000
40 unit x Rp.150 = Rp. 6.000
Nilai persediaan akhir = Rp.11.000

Keterangan :
Harga perunit Rp.100 diambil dari harga persedian awal tanggal 01 April, dan harga perunit Rp.150 dari pembelian
tangggal 05 April
Setelah diketahui nilai persediaan akhir maka selanjutnya dapat dihitung
harga pokok penjualan dan laba kotor :

1. Perhitungan harga pokok penjualan ;


Persediaan awal = Rp. 5.000
Pembelian : Rp.15.000 + Rp.7.000 = Rp.22.000
Barang yang tersedia untuk dijual = Rp. 27.000
Persediaan akhir = (Rp.11.000)
Harga pokok penjualan = Rp.16.000

2. Perhitungan laba kotor


Penjualan ; Rp.17.500 + Rp.7.500 = Rp.25.000
Harga pokok penjualan = (Rp.16.000)
Laba kotor = Rp. 9.000
LIFO FISIk
PT. DINASTI
KARTU PERSEDIAAN
PEMBELIAN PENJUALAN SALDO
Hp per Hp per Hp per
TANGGAL Jml Jml Jml
Unit unit Unit unit Unit unit
(Rp) (Rp) (Rp)
(Rp) (Rp)) (Rp)
2015
April 01 - - - - - - 50 100 5.000
April 05 100 150 15.000 - - - 100 150 15.000
150 20.000
April 16 - - - 70 150 10.500 50 100 5.000
30 150 4.500
80 9.500
April 20 40 175 7.000 - - - 50 100 5.000
30 150 4.500
40 175 7.000
120 16.500
April 30 30 175 5.250 50 100 5.000
30 150 4.500
10 175 1.750
90 11.250
Keterangan
persedian akhir ; 50 unit + 30 unit + 10 unit = 90 unit
Nilai persediaan akhir ; 50 unit x Rp.100 = Rp. 5.000
30 unit x Rp.150 = Rp. 4.500
10 unit x Rp.175 = Rp. 1.750
Rp.11.250

Harga pokok penjualan ; Rp.10.500 + Rp.5.250 = Rp.15.750

Dengan demikian laba kotor dapat dihiutng sebagai berikut :

Penjualan ; Rp.17.500 + Rp.7.500 = Rp.25.000


Harga pokok penjualan = ( Rp.15.750)
Laba kotor = Rp.9.250
Catatan
 Metode LIFO ini akan menghasilkan nilai persediaan akhir yang sangat rendah
dibandingkan dengan metode FIFO dan rata-rata.
 Menggunakan metode LIFO akan meningkatkan harga pokok penjualan yang
kemudian akan berimplikasi pada penurunan laba kotor. P
 Penggunaan metode LIFO tidak praktis untuk tujuan internal perusahaan yang
terkait dengan pengukuran kinerja manajemen.
 Untuk tujuan pajak dan pelaporan ekternal metode LIFO mungkin relevan dapat
digunakan karena penerapan metode ini akan mengurangi jumlah pajak
terhutang.
 Namun, berdasarkan Internasional Reporting Standard (IFRS) tidak mengizinkan
penggunaan metode LIFO dalam penilaian persediaan akhir.
METODE NILAI TERENDAH ANTARA BIAYA DAN NILAI
REALISASI BERSIH

 Persediaan yang diperkirakan direalisasi pada suatu jumlah yang lebih besar dari biaya
guna menghasilkan laba.
 Namun, terkadang nilai realisasi bersih/neto persediaan lebih rendah daripada biaya.
Misalnya disebabkan terjadinya turunnya permintaan, kerusakan fisik pada barang,
teknologi yang sudah kedaluwarsa yang memaksa perusahaan menjual barang di bawah
biaya.
 Setelah biaya dan nilai realisasi bersih/neto persediaan ditentukan, dilakukan
perbandingan, yaitu membandingkan biaya persediaan dengan nilai realisasi bersih
pada saat penyusunan laporan keuangan dan memilih nilai terendah dari kedua nilai
tersebut yang diperlakukan sebagai nilai persediaan.
 Secara teoritis, penerapan perbandingan itu dilakukan dengan tiga cara, yaitu ; (1). Item
by item/jenis persediaan, (2). Kelompok persediaan/kelas usaha, (3). Keseluruhan
persediaan.
Contoh
Dimisalkan pada tanggal 31 Desember 2016 Perusahaan PELANGI ELEKTRONIK
memiliki data persediaan sebagai berikut :
Harga Satuan
Kuantitas Biaya
Nama Barang NRB *
(Unit) Persediaan
(Rp)
(Rp)
A. LEMARI ES
1. Standar 8 1.200.000 1.600.000
2. Deluxe 6 1.600,000 1.900.000
B. TELEVISI
1. Portable 12 1.100.000 1.000.000
2. Console 4 1.200.000 1.400,000
3. Combinasi 2 1. 300.000 1. 600,000
C. AMPLIFIER
1. Mono 10 600.000 650.000
2. Sterio 8 1.600.000 1.500.000
Perhitungan nilai persediaan akhir dengan metode harga terendah antara biaya persediaan dengan
nilai realisasi bersih/neto berdasarkan jenis persediaan, kelompok persediaan dan keseluruhan
persediaan sebagai berikut :
Biaya Harga Terendah yang dipakai
NRB
Nama Barang Persediaan Perjenis Kelompok Total
( Rp * )
( Rp * ) (Rp) (Rp) (Rp)
A. LEMARI ES
1.Standar 9.600.000 12.800.000 9.600.000
1.Deluxe 11.200.000 13.300.000 11.200.000
Jumlah 20.800.000 26.100.000 20.800.000
B. TELEVISI
1. Portable 13.200.000 12.000.000 12.000.000
1.Console 4.800.000 5.600.000 4.800.000
1.Combinasi 2.600.000 3.200.000 2.600.000
Jumlah 20.600.000 20.800.000 20.600.000
C. AMPLIFIER
1.Mono 6.000.000 6.500.000 6.000.000
1.Sterio 12.800.000 12.000.000 12.000.000
Jumlah 18.800.000 18.500.000 18.500.000
Total 60.200.000 65.400.000 58.200.000 59.900.000 60.200.000
Berdasarkan data tersebut diketahui bahwa penurunan nilai persediaan menjadi
nilai realisasi bersih/neto sebagai berikut :

Item per item/perjenis = Rp.58.200.000


Perkelompok = Rp.59.900.000
Keseluruhan = Rp.60.200.000
Dengan demikian persediaan akhir Perusahaan PELANGI
ELEKTRONIK dilaporkan pada jumlah Rp.58.200.000 (item by item)
Metode pencatatan untuk menerapkan penilaian persediaan berdasarkan mana
yang terendah antara nilai realisasi bersih/neto dengan biaya persediaan (biaya
persediaan historis) adalah :
1.Metode langsung, yaitu metode yang langsung mengganti biaya dengan nilai
realisasi bersih/neto)
2.Metode tidak langsung (metode cadangan/penyisihan), yaitu metode yang
dibuat akun kontra terpisah atas akun persediaan (akun ‘Cadangan penurunan
nilai persediaan’)
Pengakuan beban atau kerugian atas penurunan nilai persediaan menjadi
nilai realisasi bersih/netonya diakui melalui akun ‘Rugi penurunan nilai
persediaan’. Jika kerugiannya cukup material, harus diakui sebagai kerugian yang
disajikan terpisah dalam laporan laba rugi komprehenship

.
Contoh
Berdasarkan data pada contoh sebelumnya (Perusahaan PELANGI ELEKTRONIK) di mana
penerapannya adalah terhadap perjenis persediaan (item by item) maka jurnal penyesuaian
yang harus dibuat adalah sebagai berikut :
1. Metode langsung
Debit Kredit
Tanggal Keterangan
(Rp) (Rp)
2016
Des 31 Rugi penurunan nilai persediaan 2.000.000 -
Persediaan - 2.000.000

2. Metode Penyisihan
Debit Kredit
Tanggal Keterangan
(Rp) (Rp)
2016
Des 31 Rugi penurunan nilai persediaan 2.000.000 -
Cadangan penurunan nilai - 2.000.000
persediaan
Keterangan :
Rugi penurunan nilai persediaan diperoleh dari total biaya persediaan (Rp.60.200.000) dikurangi total harga
terendah per jenis persediaan (Rp.58.200.000) = Rp.2.000.000
METODE PENILAIAN BERDASARKAN STANDAR/
METODE LABA KOTOR

 Metode ini sering digunakan dalam keadaan di mana perhitungan persedian tidak
mungkin dilakukan, karena catatan persediaan atau persediaan itu sendiri musnah
terbakar atau bencana alam lainnya
 Metode laba kotor mengestimasi persediaan akhir dengan menggunakan
persentase terhadap penjualan.
Langkah-langkahnya :

Langkah I
Penjualan bersih - Taksiran laba kotor = Taksiran Harga Pokok
Penjualan

Langkah II
Harga perolehan barang yang siap dijual - Taksiran HPP = Estimasi
nilai persediaan akhir
Contoh
Barang dagangan Perusahaan MAJU MAKMUR yang ada di gudang musnah akibat kebakaran
yang terjadi pada tanggal 30 April 2015. Di bawah ini adalah data-data yang diambil dari
catatan akuntansi sampai tanggal 30 April 2015 sebagai bahan untuk menghitung kerugian
kebakaran :

Penjualan Rp. 150.000.000


Retur Penjualan Rp. 5.000.000
Persediaan 31 Des 2014 Rp. 62.500.000
Pembelian Rp. 112.500.000
Potongan Pembelian Rp. 2.500.000
Biaya Angkut PembelianRp. 5.000.000

Berdasarkan pengalaman tahun-tahun sebelumnya bahwa laba kotor penjualan adalah 35 %


dari penjualan bersih.
Berdasarkan data tersebut maka taksiran harga pokok persediaan barang yang terbakar dapat
dihitung sebagai berikut :
Penyelesaian

Penjualan = Rp.150.000.000
Retur penjualan = (Rp. 5.000.000)
Penjualan bersih = Rp.145.000.000
Taksiran laba kotor ; 35 % x Rp145.000.000 = (Rp.50.750.000)
Taksiran harga pokok penjualan = Rp.94.250.000

Persedian awal = Rp. 62.500.000


Pembelian = Rp. 112.500.000
Ongkos Angk.Pemb = Rp. 5.000.000
Rp. 117.500.000
Potongan Pembelian = (Rp. 2.500.000)
Pembelian bersih = Rp.115.000.000
Barang yang tersedia untuk dijual = (Rp.177.500.000)
Estimasi Persediaan Akhir = Rp. 83.250.000
METODE PENILAIAN BERDASARKAN HARGA ECERAN

 Metode harga eceran biasanya digunakan perusahaan yang menjual barang dengan
harga eceran, seperti toko pengecer, departemen store.
 bisnis eceran yang mempunyai banyak jenis persediaan barang yang berbeda sehingga
sangat sulit untuk menentukan biaya setiap penjualan maka alternatif yang dilakukan
dengan menerapkan metode harga eceran dalam menentukan nilai persediaan akhir
 Metode harga eceran mengestimasi nilai persediaan akhir dengan mengurangi harga
jual persediaan dengan persentase marjin bruto yang sesuai.
 Rumus untuk menerapkan metode harga eceran sebagai berikut :
Tahap I
Persediaan yang tersedia dijual berdasarkan harga eceran – Penjualan bersih =
Persediaan akhir berdasarkan harga eceran

Tahap II
Persediaan yang tersedia dijual berdasarkan harga pokok : persediaan yang tersedia dijual
berdasarkan harga eceran = Ratio harga perolehan terhadap harga eceran

Tahap III
Persedian akhir berdasarkan harga eceran x ratio harga pokok eceran = Estimasi nilai persediaan
akhir
Contoh
Data persediaan barang Toko ALFA pada bulan Desember 2015 sebagai berikut :

Uraian Harga pokok Harga eceran


Persediaan awal Rp.14.000.000 Rp. 21.500.000
Pembelian Rp.61.000.000 Rp. 78.500.000
Persediaan tersedia dijual Rp.75.000.000 Rp.100.000.000
Penjualan bersih (Rp. 70.000.000)
Tahap I : Persedian akhir berdasarkan harga eceran Rp. 30.000.000
Tahap II : Ratio harga pokok terhadap harga eceran
= Rp.75.000.000 : Rp.100.000.000 = 75 %
Tahap III : Estimasi persediaan akhir
= 75 % x Rp.30.000.000 = Rp.22.500.000
LATIHAN DI KELAS

Di bawah ini merupakan data persediaan, pembelian dan penjualan PT. SENADA
untuk bulan Mei 2015 :
01 Mei : Persediaan awal 300 unit @ Rp.10.000
03 Mei : Pembelian 500 unit @ Rp.12.000
25 Mei : Penjualan 600 unit @ Rp.15.000
28 Mei : Pembelian 450 unit @ Rp.13.000

Diminta
Hitunglah nilai persediaan dengan menggunakan metode penilaian FIFO, RATA-
RATA dan LIFO baik FISIK maupun PERPETUAL
INVESTASI JANGKA PANJANG
TUJUAN PEMBELAJARAN

Setelah mempelajari pokok bahasan ini diharapkan anda mampu :


 Menjelaskan Investasi Jangka Panjang
 Menjelaskan dan Menganalisis Akuntansi Investasi Utang/Obligasi
 Menjelaskan dan Menganalisis Metode Amortisasi Premi dan Diskonto Obligasi
 Menjelaskan dan Menganalisis Akuntansi Investasi Saham
 Menjelaskan dan Menganalisis Metode Pencatatan Investasi Saham
PENGERTIAN INVESTASI JANGKA PANJANG

 Investasi jangka panjang adalah investasi yang mencakup obligasi dan


saham yang tidak dijual dalam tahun berjalan atau tersimpan dalam
jangka waktu lebih dari satu tahun.
 Investasi pada surat obligasi akan menghasilkan pendapatan bunga
secara periodik
 Investasi pada saham menghasilkan pendapatan deviden, hak-hak
tertentu dan laba atau rugi atas penjualan/pemberhentian saham
sebelum jatuh tempo.
AKUNTANSI INVESTASI UTANG (OBLIGASI)

 Investasi utang adalah investasi pada obligasi pemerintah dan


perseroan.
 Investasi obligasi diakui pada saat perusahaan melakukan akuisisi
(pengambilalihan) perusahaan lain dan dinilai/diukur berdasarkan
biaya perolehan.
 Biaya perolehan mencakup harga beli atau harga yang dibayarkan dan
semua pengeluaran lain yang diperlukan untuk mendapatkan investasi
berupa biaya perantara (komisi).
 Pencatatan traksaksi atas investasi obligasi terdiri dari (a) akuisisi, (b)
pendapatan bunga, dan (c) penjualan obligasi
Investasi Obligasi Dibeli Pada Nilai Nominal

Contoh
PT. BERLIN pada tanggal 02 Agustus 2015 mengakuisisi 100 lembar
obligasi PT. BIMA dengan harga Rp.100.000 perlembar. Bunga 10%
dalam jangka waktu 5 tahun. Bunga dibayar setiap tanggal 01 Februari
dan 01 Agustus. Biaya komisi sebesar Rp.300.000.

Tanggal Keterangan Debit Kedit


(Rp) (Rp)
2015
Agust 02 Investasi obligasi 10.300.000 -
Kas - 10.300.000
Apabila PT. BERLIAN menyusun laporan keuangan pada tanggal 31 Desember
2015, maka perusahaan mengakrualkan bunga yang diperoleh sejak tanggal 02
Agustus sampai 31 Desember 2015 (5 bulan).
Tanggal Keterangan Debit Kedit
(Rp) (Rp)
2015
Des 31 Piutang bunga 416.700 -
Pendapatan bunga - 416.700
PT. BERLIAN mencatat penerimaan pendapatan bunga pada tanggal 01 Februari
2016
Tanggal Keterangan Debit Kedit
(Rp) (Rp)
2016
Feb 01 Kas 500.000 -
Piutang bunga - 416.700
Pendapatan bunga - 83.300
PT. BERLIAN mencatat penerimaan pendapatan bunga pada tanggal 01 Agustus
2016. Ayat jurnal untuk mencatat penerimaan pendapatan bunga

Tanggal Keterangan Debit Kedit


(Rp) (Rp)
2016
Agust 01 Kas 500.000 -
Pendapatan bunga - 500.000

Ketika perusahaan menjual kembali obligasi yang dimiliki, maka perusahaan


mengkredit akun investasi obligasi sebesar biaya perolehan. Dan mencatat
keuntungan atau kerugian dari penjualan obligasi tersebut. Keuntungan atau
kerugian merupakan selisih antara penerimaan neto dari penjualan (harga jual
dikurangi biaya perantara) dengan biaya perolehan obligasi.
Contoh
Berdasarkan contoh sebelumnya, di mana PT. BERLIAN pada tanggal 02 Agustus 2016 menjual
semua investasi tersebut dengan harga jual sebesar Rp.11.200.000. Biaya perantara sebesar
Rp.500.000.
Tanggal Keterangan Debit (Rp) Kedit (Rp)
2016
Agust 02 Kas 10.700.000 -
Investasi obligasi - 10.300.000
Laba penjualan obligasi - 400.000

Apabila PT. BERLIAN menjual investasi tersebut dengan harga jual Rp.10.500.000 dan biaya
perantara sebesar Rp.500.000.

Tanggal Keterangan Debit (Rp) Kedit (Rp)


2016
Agust 02 Kas 9.500.000 -
Rugi penjualan obligasi 800.000 -
Investasi obligasi - 10.300.000
Investasi Obligasi Dibeli Pada Premi Obligasi

Premi obligasi adalah selisih lebih biaya perolehan dengan nilai nominal obligasi.
Contoh
PT. VIRGO pada tanggal 01 Mei 2015 membeli obligasi PT.CARP, dengan nilai nominal
Rp.150.000.000, bunga 6% . Obligasi tersebut dibeli seharga Rp.153.000.000 dan biaya komisi
sebesar Rp.2.000.000. Investor bermaksud menyimpan obligasi sebagai investasi jangka panjang
hingga jatuh tempo. Bunga dibayar setiap tanggal 01 Mei dan 01 November. Obligasi tersebut
beredar selama 5 tahun (60 bulan) dan jatuh tempo pada tanggal 01 Mei 2020.

Debit Kedit
Tanggal Keterangan
(Rp) (Rp)
2015
Mei 01 Kas 155.000.000 -
Investasi obligasi - 155.000.000
PT. VIRGO melakukan pencatatan penerimaan bunga periode 1 Mei s/d 1
November 2016 dan amortisasi premi obligasi selama 6 bulan pada tanggal 01
November 2015 adalah
Tanggal Keterangan Debit (Rp) Kedit (Rp)
2015
Nov 01 Kas 4.500.000 -
Pendapatan bunga - 4.500.000
2015
Nov 01 Pendapatan bunga 500.000 -
Investasi obligasi - 500.000

Apabila PT.VIRGO menyusun laporan keuangan pada tanggal 31 Desember 2015


maka perlu mencatat penyesuaian untuk mengakrualkan pendapatan bunga
periode 1 November s/d 31 Desember 2015 (2 bulan) dan amortisasi premi
obligasi selama 2 bulan tersebut. Ayat jurnal yang dibuat adalah :
Tanggal Keterangan Debit (Rp) Kedit (Rp)
2015
Des 31 Piutang bunga 1.500.000 -
Pendapatan bunga - 1.500.000
2015
Des 31 Pendapatan bunga 166.700 -
Investasi obligasi - 166.700

Kemudian pada tanggal 01 Mei 2016 PT. VIRGO akan mencatat penerimaan kas dari piutang bunga (31
Desember 2015) dan pendapatan bunga periode 01 Januari s/d 30 April 2016 (4 bulan) serta amortisasi
premi obligasi selama 4 bulan dengan ayat jurnal sebagai berikut :

Tanggal Keterangan Debit (Rp) Kedit (Rp)


2016
Mei 01 Kas 4.500.000 -
Piutang bunga - 1.500.000
Pendapatan bunga - 3.000.000
2016
Mei 01 Pendapatan bunga 333.300 -
Investasi obligasi - 333.300
Investasi Obligasi Dibeli Pada Diskonto Obligasi

Diskonto merupakan selisih kurang dari biaya perolehan dengan nilai nominal obligasi.
Contoh
PT. LIBRA pada tanggal 02 Februari 2015 membeli obligasi PT.ARIES, dengan nilai nominal
Rp.200.000.000, bunga 6%. Obligasi tersebut dibeli dengan seharga Rp.190.000.000. Investor
bermaksud menyimpan obligasi sebagai investasi jangka panjang hingga jatuh tempo. Bunga
dibayar setahuan sekali yaitu pada tanggal 02 Februari setiap tahun. Obligasi tersebut beredar
selama 4 tahun (48 bulan) dan jatuh tempo pada tanggal 02 Februari 2019. PT.LIBRA mencatat
perolehan obligasi tersebut sebagai berikut :

Debit Kedit
Tanggal Keterangan
(Rp) (Rp)
2015
Feb 01 Kas 190.000.000 -
Investasi obligasi - 190.000.000
PT.LIBRA akan menyusun laporan keuangan pada tanggal 31 Desember 2015
maka perlu mencatat penyesuaian untuk mengakrualkan pendapatan bunga
periode 02 Februari s/d 31 Desember 2015 (11 bulan) dan amortisasi premi
obligasi selama 11 bulan dengan ayat jurnal sebagai berikut :

Tanggal Keterangan Debit (Rp) Kedit (Rp)


2015
Des 31 Piutang bunga 11.000.000 -
Pendapatan bunga - 11.000.000
2015
Des 31 Investasi obligasi 2.291.700 -
Pendapatan bunga - 2.291.700
Kemudian pada tanggal 02 Februari 2016 PT. LIBRA akan mencatat penerimaan
kas dari piutang bunga (31 Desember 2015) dan pendapatan bunga periode 01
Januari s/d 01 Februari 2016 (1 bulan) serta amortisasi premi obligasi selama 1
bulan dengan ayat jurnal sebagai berikut :

Tanggal Keterangan Debit (Rp) Kedit (Rp)


2016
Feb 02 Kas 12.000.000 -
Piutang bunga - 11.000.000
Pendapatan bunga - 1.000.000
2016
Feb 02 Investasi obligasi 208.300 -
Investasi obligasi - 208.300
METODE AMORTISASI PREMI/DISKONTO
(METODE GARIS LURUS)

Contoh 1 (Premi Obligasi)


PT. VIRGO pada tanggal 01 Mei 2015 membeli obligasi PT.CARP, dengan nilai nominal
Rp.150.000.000, bunga 6% . Obligasi dibeli dengan harga Rp.153.000.000 dan biaya komisi
sebesar Rp.2.000.000. Investor bermaksud menyimpan obligasi sebagai investasi jangka panjang
hingga jatuh tempo. Bunga dibayar setiap tanggal 01 Mei dan 01 November. Obligasi tersebut
beredar selama 5 tahun (60 bulan) dan jatuh tempo pada tanggal 01 Mei 2020. Nilai premi obligasi
sebesar Rp.5.000.000 yang diperoleh dari biaya perolehan (Rp.155.000.000) dikurangi nilai
nominal sebesar (Rp.150.000.000). Amortisasi premi obligasi sepanjang umur obligasi dengan
menggunakan metode garis lurus sebagai berikut :
Perhitungan amortisasi premi obligasi pertahun sebagai berikut :

Rp.5.000.000
Amortisasi premi pertahun =
5 tahun
= Rp. 1.000.000
Rincian tentang amortisasi premi obligasi dengan metode garis lurus dapat dilihat dalam
tabel berikut ini :
Tabel Amortisasi (Akumulasi) Premi Obligasi
Metode Garis Lurus
(Dalam ribuan rupiah)
Akum.
Nilai Bunga Amort. Saldo Nilai buku
Periode Amort.
Nominal Obligasi Premi Premi Obligasi
Premi
01 Mei ,15 150.000 5.000 155.000
01 Nov.’15 150.000 4.500 500 500 4.500 154.500
01 Mei ‘16 150.000 4.500 500 1.000 4.000 154.000
01 Nov.’16 150.000 4.500 500 1.500 3.500 153.500
01 Mei ‘17 150.000 4.500 500 2.000 3.000 153.000
01 Nov.’17 150.000 4.500 500 2.500 2.500 152.500
01 Mei ‘18 150.000 4.500 500 3.000 2.000 152.000
01 Nov.’18 150.000 4.500 500 3.500 1.500 151.500
01 Mei ‘19 150.000 4.500 500 4.000 1.000 151.000
01 Nov.’19 150.000 4.500 500 4.500 500 150.500
01 Mei ‘20 150.000 4.500 500 5.000 0 150.000
Contoh 2 (Diskonto Obligasi)
PT. LIBRA pada tanggal 02 Februari 2015 membeli obligasi PT.ARIES, dengan nilai nominal
Rp.200.000.000, bunga 6%. Obligasi dibeli dengan harga Rp.190.000.000. Investor bermaksud
menyimpan obligasi sebagai investasi jangka panjang hingga jatuh tempo. Bunga dibayar
setahun sekali yaitu pada tanggal 02 Februari setiap tahun. Obligasi tersebut beredar selama
4 tahun (48 bulan) dan jatuh tempo pada tanggal 02 Februari 2019. Nilai diskonto obligasi
sebesar Rp.10.000.000 yang diperoleh dari nilai nominal (Rp.200.000.000) dikurangi biaya
perolehan sebesar (Rp.190.000.000). Amortisasi diskonto obligasi sepanjang umur obligasi
dengan menggunakan metode garis lurus sebagai berikut :
Perhitungan amortisasi diskonto obligasi pertahun sebagai berikut

Rp.10.000.000
Amortisasi premi pertahun =
4 tahun
= Rp. 2.500.000
Rincian tentang amortisasi diskonto obligasi dengan metode garis lurus dapat dilihat
dalam tabel berikut ini :
Tabel Amortisasi (Akumulasi) Diskonto Obligasi
Metode Garis Lurus
(Dalam ribuan rupiah)
Akum.
Nilai Bunga Amort. Saldo Nilai buku
Periode Amort.
Nominal Obligasi Diskonto Diskonto Obligasi
Diskonto
02 Feb ‘15 200.000 0 0 0 10.000 190.000
02 Feb ‘16 200.000 12.000 2.500 2.500 7.500 192.500
02 Feb ‘17 200.000 12.000 2.500 5.000 5.000 195.000
02 Feb ‘18 200.000 12.000 2.500 7.500 2.500 197.500
02 Feb ‘19 200.000 12.000 2.500 10.000 0 200.000
METODE AMORTISASI PREMI/DISKONTO
(METODE BUNGA EFEKTIF)

Bunga efektif sering disebut dengan bunga pasar. Perhitungan bunga efektif dengan
menggunakan rumus sebagai berikut :

Jml bunga efektif = persentase (%) bunga efektif dikali


periode bunga dikali dengan nilai buku obligasi

Penentuan amortisasi premi dan diskonto obligasi dengan metode bunga efektif adalah
hasil selisih antara bunga obligasi dengan bunga efektif (bunga pasar).

Amortisasi premi/diskonto = Bunga obligasi dikurangi


Bunga Efektif
Contoh
PT. LEO pada tanggal 01 Mei 2015 membeli obligasi PT.CARP, dengan nilai nominal
Rp.150.000.000, dengan bunga 6%. Obligasi dibeli pada harga 153.000.000 dengan
bunga pasar (bunga efektif) 5%. Biaya komisi sebesar Rp.2.000.000. Investor
bermaksud menyimpan obligasi sebagai investasi jangka panjang hingga jatuh tempo.
Bunga dibayar setiap tanggal 01 Mei. Obligasi tersebut beredar selama 5 tahun (60
bulan) dan jatuh tempo pada tanggal 01 Mei 2020. Nilai premi obligasi sebesar
Rp.5.000.000 yang diperoleh dari biaya perolehan (Rp.155.000.000) dikurangi nilai
nominal sebesar (Rp.150.000.000). Amortisasi premi obligasi sepanjang umur obligasi
dengan menggunakan metode bunga efektif sebagai berikut :
Tabel Amortisasi Premi Obligasi
Metode Bunga Efektif
(Dalam ribuan rupiah)
Akum Nilai
Nilai Bunga Bunga Amort. Saldo
Periode Amort buku
Nominal Obligasi Efektif Premi Premi
Premi obligasi
01 Mei ,15 150.000 5.000 155.000
01 Mei ‘16 150.000 9.000 7.750 1.250 1.250 3.750 153.750
01 Mei ‘17 150.000 9.000 7.688 1.313 2.263 2.438 152.438
01 Mei ‘18 150.000 9.000 7.622 1.378 3.941 1.059 151.059
01 Mei ‘19 150.000 9.000 7.553 1.447 5.388 -388 149.612
01 Mei ‘20 150.000 9.000 7.481 1.519 6.907 -1.907 148.093
Keterangan :
Nilai nominal = Rp.150.000.000
Bunga obligasi : 12/12 x 6% x Rp.150.000.000 = Rp.9.000.000
Bunga efektif : 12/12 x 5% x Rp.155.000.000 = Rp.7.750.000, 12/12 x 5% x Rp.153.750.000 = 7.688.000, dst
Amotisasi premi : Bunga obligasi – bunga efektif (9.000 – 7.750,dst)
Akum. amortisasi : amort. diakumulasikan (1.250 + 1.313, 2.263 + 1.378, dst)
Saldo premi : premi dikurangi akumulasi (5.000 – 1,250, 5..000 – 2.263, dst)
Nilai buku : Nilai nominal ditambah saldo premi. (150.000 + 5.000, dst)
AKUNTANSI INVESTASI SAHAM

 Investasi saham adalah investasi pada saham perusahaan lain. Aturan akuntansi
untuk investasi jangka panjang dalam saham biasanya bergantung pada persentase
kepemilikan oleh investor. Atau sejauhmana pengaruh investor terhadap urusan
operasi dan keuangan perusahaan penerbit (investee).
 Pedoman untuk menetapkan perlakukan akuntansi investasi saham berdasarkan
kepemilikan saham sebagai berikut :

Kepemilikan hak suara Perkiraan


Pedoman
No investor dalam saham oengaruh pada
akuntansi
biasa investee investee
1 Kurang dari 20% Tidak signifikan Metode biaya
2 Antara 20% hingga 50% Signifikan Metode Ekuitas
3 Lebih dari 50% Pengendali Laporan
keuangan
konsolidasi
Metode Pencatatan Investasi Saham
(Metode Biaya)

a. Mencatat Akuisisi Investasi Saham


Ketika perusahaan melakukan akuisisi saham, perusahaan mencatat investasi saham
sebesar biaya perolehan.
Contoh
PT. GALAXY pada tanggal 15 Mei 2015 mengakuisisi 500 lembar saham (10%
kepemilikan) PT.BIMASAKTIdengan harga Rp.25.000 perlembar. Biaya komisi
sebesar Rp.500.000.

Debit Kedit
Tanggal Keterangan
(Rp) (Rp)
2015
Mei 15 Investasi saham 13.000.000 -
Kas - 13.000.000
b. Mencatat Pendapatan Deviden
Selama investor memiliki saham maka ia akan mencatat deviden tunai yang diterima
sebagai pendapatan deviden. Pada akhir periode perusahaan tidak perlu melakukan
penyesuaian untuk mengakrualkan pendapatan deviden. Hal ini berbeda dengan
pendapatan bunga yang pada akhir periode perlu dilakukan penyesuaian untuk
mengakrualkan pendapatan tersebut.
Contoh
Apabila PT. GALAXY pada contoh sebelumnya pada tanggal 31 Desember 2015
menerima deviden sebesar Rp.5.000 perlembar saham.

Debit Kedit
Tanggal Keterangan
(Rp) (Rp)
2015
Des 31 Kas 2.500.000 -
Pendapatan deviden - 2.500.000
c. Mencatat
Penjualan Saham
Ketika perusahaan menjual saham yang dimiliki maka perusahaan tersebut
mengakui adanya keuntungan atau kerugian dari penjulan saham tersebut.
Contoh
PT. GALAXY pada tanggal 15 Agustus 2016 menjual 500 lembar saham PT.
BIMASAKTI harga Rp.30.000 perlembar. Biaya perantara sebesar Rp.700.000.
Saham tersebut diakuisisi dari PT.BIMASAKTI dengan biaya perolehan sebesar
Rp.13.000.000

Debit Kedit
Tanggal Keterangan
(Rp) (Rp)
2016
Agust 15 Kas 14.300.000 -
Investasi saham - 13.000.000
Laba penjualan investasi saham - 1.300.000
Apabila PT. GALAXY pada tanggal 15 Agustus 2016 menjual 500 lembar saham
PT. BIMASAKTI harga Rp.24.000 perlembar
Debit Kedit
Tanggal Keterangan
(Rp) (Rp)
2016
Agust 15 Kas 12.500.000 -
Rugi penjualan investasi saham 500.000 -
Investasi saham - 13.000.000
Metode Pencatatan Investasi Saham
(Metode Ekuitas)

 Apabila kepemilikan saham antara 20% sampai dengan 50% maka investor mempunyai
pengaruh signifikan terhadap perusahaan investee, namun tidak mengendalikan.
 Metode ekuitas merupakan suatu metode akuntansi di mana investor pada awalnya
mencatat investasi pada saham biasa dari perusahaan asosiasi pada biaya perolehan.
Setelah itu perusahaan investor menyesuaikan akun investasi setiap tahun untuk
menunjukkan ekuitas investor pada perusahaan asosiasi. Setiap tahun investor melakukan
hal sebagai berikut :
 Menambah (mendebit) saldo akun investasi dan menambah (mengkredit) saldo akun
pendapatan bagi bagian laba bersih (neto) perusahaan asosiasi atau menambah
(mendebit) saldo akun kerugian dan mengurangi (mengkredit) saldo akun investasi atas
bagian kerugian perusahaan asosiasi tersebut.
 Investor juga mengurangi (mengkredit) saldo akun investasi atas jumlah deviden yang
diterima.
a. Mencatat Akuisisi Investasi Saham
Pada perusahaan asosiasi maka investasi tersebut dicatat sebesar biaya
perolehan.
Contoh
PT. ASKIRA mengakuisi 40% saham PT.SAHMAN sebanyak 700 lembar
saham dengan nilai Rp.27.000 perlembar dan biaya komisi sebesar
Rp.500.000. Akusisi dilakukan pada tanggal 02 Januari 2015.

Debit Kedit
Tanggal Keterangan
(Rp) (Rp)
2015
Jan 02 Investasi saham 19.400.000 -
Kas - 19.400.000
b. Mencatat Pendapatan dan Deviden
Sehubungan dengan pengakuan pendapatan dan deviden maka perusahaan investor
perlu melakukan penyesuaian akun investasi setiap tahun untuk menunjukkan ekuitas
investor pada perusahaan asosiasi dengan cara: (1) menambah/mengurangi
investasi atas keuntungan atau kerugian dari perusahan asosiasi. (2) mengurangi
investasi atas deviden yang diterima.
Contoh
Dimisalkan PT.SAHMAN sebagai perusahaan asosiasi pada contoh sebelumnya
melaporkan laba bersih (neto) pada tanggal 31 Desember 2015 sebesar
Rp.10.000.000. Pada tanggal tersebut PT.SAHMAN juga mengumumkan dan
membagi deviden tunai sebesar Rp.5.000.000.
 Mencatat bagian pendapatan dari laba perusahaan asosiasi
Debit Kedit
Tanggal Keterangan
(Rp) (Rp)
2015
Des 31 Investasi saham 4.000.000 -
Laba dari asosiasi - 4.000.000
Keterangan :
Pendapatan dari laba asosiasi: 40% x Rp.10.000.000 = Rp.4.000.000

 Mencatat Pendapatan Deviden


Debit Kedit
Tanggal Keterangan
(Rp) (Rp)
2015
Des 31 Kas 2.000.000 -
Investasi saham - 2.000.000
Keterangan :
Penerimaan pendapatan deviden : 40% x Rp.5.000.000 = Rp.2.000.000
Apabila PT.SAHMAN pada 31 Desember 2015 melaporkan perusahaan rugi sebesar
Rp.10.000.000. Maka PT.ASKIRA sebagai perusahaan investor mencatat bagian kerugian
dari perusahaan asosiasi sebagai berikut :
Debit Kedit
Tanggal Keterangan
(Rp) (Rp)
2015
Des 31 Rugi dari asosiasi 4.000.000 -
Investasi saham - 4.000.000
qKeterangan :
Rugi investasi : 40% x Rp.10.000.000 = Rp.4.000.000
Metode Pencatatan Investasi Saham
(Metode Akuntansi Konsolidasi)

 Salah satu tujuan perusahaan melakukan investasi adalah untuk kepentingan


pengendalian perusahaan investee.
 Kepentingan pengendalian pada umumnya perusahaan yang memiliki lebih dari 50%
saham.
 Perusahaan investor yang memilki saham lebih dari 50% disebut perusahaan induk
dan perusahaan investee disebut dengan perusahaan anak.
 Karena kepemilikan sahamnya lebih dari 50% maka perusahaan induk memiliki hak
suara pengendali pada perusahaan anak.
 Apabila perusahaan yang memiliki lebih dari 50% saham biasa perusahaan lain maka
perusahaan menggunakan akuntansi konsolidasi dalam melakukan investasi saham.
 Perlakuan akuntansi investasi saham dengan metode laporan keuangan konsolidasi
dibahas lebih lanjut pada materi Akuntansi Keuangan Lanjutan (Advanced
Accounting).
LATIHAN DI KELAS

Latihan 1
PT.INSAN CITA pada tanggal 03 Mei 2015 mengakuisisi obligasi PT.INSAN
KAMIL senilai Rp.15.000.000, bunga 6 %. Bunga dibayar setiap tanggal
03 Mei dan 03 November. Biaya komisi sebesar Rp.300.000. Obligasi
tersebut beredar selama 5 tahun
Hitunglah
1. Berapa nilai perolehan/ nilai tercatat dari investasi obligasi tersebut
?
2. Berapa pendapatan bunga yang diterima oleh PT. INSAN CITA setiap
tanggal pembayaran bunga ?
Latiha 2 (Kasus – 1)
PT. YAKUSA melakukan akuisisi 450 lembar obligasi PT.INSAN CITA dengan nilai
Rp.21.000 perlembar, bunga 8%. Akuisisi dilakukan pada tanggal 02 April 2015. Pembayaran bunga setiap
• tanggal 02 April dan 02 Oktober. Obligasi terdebut beredar selama 3 tahun. Pada tanggal 20 April 2016
PT.YAKUSA menjual seluruh obligasi tersebut dengan harga jual Rp.25.000 perlembar. Dan biaya perantara sebesar
Rp.500.000.
• Diminta :
 Buatlah ayat jurnal pada tanggal 02 April 2015 untuk mencatat perolehan obligasi tersebut,
• sertakan perhitunganya ?
 Buatlah ayat jurnal pada tanggal 02 Oktober 2015 untuk mencatat penerimaan kas dari pendapatan bunga,
sertakan perhitungannya ?
 Buatlah ayat jurnal pada tanggal 31 Desember 2015 untuk mengakrualkan pendapatan bunga,
• sertakan perhitunganya ?
 Buatlah ayat jurnal pada tanggal 02 April 2016 untuk mencatat penerimaan kas dari pendapatan bunga,
sertakan perhitungannya ?
 Buatlah ayat jurnal pada tanggal 20 April 2016 atas penjualan obligasi dan pengakuan keuntungan
• atau kerugian, sertakan perhitunganya ?
ASET TAK BERWUJUD DAN ASET
SEUMBERDAYA ALAM
PENGERTIAN ASET TAK BERWUJUD

Hak atau keistimewaan dan keunggulan kompetitif yang


dihasilkan dari kepemilikan aset berumur panjang yang tidak
memiliki substansi fisik, bukti berwujud mungkin ada dalam
bentuk kontrak atau lisensi dan muncul dari sumber pemerintah
(seperti hak paten, hak cipta, lisensi, merek dagang dan nama
dagang), akuisisi bisnis lain (googwill), pengaturan monopoli
swasta yang timbul dari perjanjian kontrak (waralaba dan sewa).
PENGGOLONGAN ASET TAK BERWUJUD

HAK PATEN HAK CIPTA


Ipad milik PT Erlangga
Apple menerbitkan
buku

MEREK
LISENSI DAGANG
Lisensi BI ke
Mandiri
transaksi non
tunai
FRANCHISE

GOODWILL
PENGAKUAN & PENGUKURAN ASET TAK
BERWUJUD
PENGAKUAN PENGUKURAN
• Kemungkinan besar • Suatu aset takberwujud
perusahaan akan pada awal perolehan
memperoleh harus diukur sebesar
manfaat ekonomis biaya perolehan. Biaya
masa depan dari perolehan aset
aset tersebut takberwujud
ditentukan berdasar
• Biaya perolehan kan cara memperoleh
aset tersebut dapat aset tersebut.
diukur secara andal
PENCATATAN ASET TAK BERWUJUD
a. Aset takberwujud diperoleh melalui pembelian
Bila aset takberwujud diperoleh melalui pembelian penentuan biaya perolehan meliputi
harga pembelian serta biaya yang dikeluarkan agar siap digunakan.
Contoh
PT.MUZILA pada tanggal 01 Mei 2015 memperoleh hak dari KFC memproduksi suatu
produk makanan dan menjual kepada umum. Biaya yang dikeluarkan atas produk
tersebut sebesar Rp.30.000.000,- sesuai dengan perjanjian hak mempergunakan
selama 10 tahun. . Jurnal atas perolehan aset tersebut adalah :

Debit Kredit
Tanggal Keterangan
(Rp) (Rp)
2015
Mei 01 Franchise 30.000.000 -
Ka - 30.000.0000
b. Aset tak berwujud yang diperoleh melalui kombinasi bisnis (Goodwill)
Untuk aset takberwujud yang diperoleh melalui kombinasi bisnis penetapan biaya perolehan
aset tersebut adalah nilai wajarnya pada tanggal akuisisi.
Contoh:
PT. MERCURI pada tanggal 15 Mei 2015 mengakuisisi PT.BIMASAKTI sebuah perusahaan yang
bergerak dibidang industri obat-obatan. Pada tanggal akuisisi PT. BIMASAKTI mempunyai total
aset sebesar Rp12,5 miliar dan total liabilitas/kewajiban sebesar Rp 5 miliar, harga pembelian
yang dibayarkan PT.MARCURI ke PT. BIMASAKTI sebesar Rp 8,5 miliar
Dengan demikian nilai goodwill diakui sebagai berikut :
Total Aset Rp.12.500.000.000
Total liabilitas/kewajiban (Rp. 5.000.000.000)
Nilai wajar aset PT.BIMASAKTI Rp. 7.500.000.000
Biaya perolehan (Rp. 8.500.000.000)
Goodwill Rp.1.000.000.000
Ayat jurnal yang akan dibuat oleh PT. MARKURI adalah :
Debit Kredit
Tanggal Keterangan
(Rp) (Rp)
2015
Mei 15 Aset 12.500.000.000 -
Goodwill 1.000.000.000 -
Kas - 8.500.000.000
Liabilitas - 5.000.000.000

c. Aset takberwujud yang dihasilkan secara internal


Biaya perolehan aset takberwujud yang dihasilkan secara internal terdiri atas seluruh biaya yang
dibutuhkan yang dapat diatribusikan secara langsung untuk membuat, menghasilkan, dan
mempersipakan aset tersebut sehingga siap untuk digunakan sesuai dengan maksud
manajemen. Contoh biaya yang dapat diatribusikan secara langsung adalah :
 Pengeluaran bahan baku atau jasa yang digunakan,
 Biaya kepegawaian yang terkait dalam menghasilkan aset takberwujud, dan
 Biaya pendaftaran hak hukum.
Contoh
Pada tanggal 05 Agustus 2015 pemerintah memberikan hak, berupa hak paten kepada PT.
BIMANTARA untuk memproduksi suatu rancangan produk. Biaya-biaya yang berkaitan dengan
perolehan hak paten tersebut adalah; biaya pendaftaran Rp.500.000, biaya notaris Rp.700.000,
pembayaran kepada pemerintah Rp.2.000.000, biaya pembuatan model Rp.600.000, dan biaya
lainnya yang terkait langsung dengan paten Rp.200.000. Jangka waktu pemakaian hak tersebut
selama 8 tahun.
Dengan demikian biaya perolehan paten tersebut adalah:
Biaya pendaftaran Rp. 500.000.-
Biaya notaris Rp. 700.000.-
Pembayaran kepada pemerintah Rp.2.000.000.-
Biaya lainnya Rp. 200.000.-
Biaya pembuatan model Rp. 600.000.-
Biaya perolehan Rp.4.000.000.-
Ayat jurnal yang akan dibuat oleh PT. BIMANTARA atas perolehan aset tersebut adalah :
Debit Kredit
Tanggal Keterangan
(Rp) (Rp)
2015
Agust 15 Paten 4.000.000 -
Kas - 4.000.000
Biaya Penelitian dan Pengembangan
 Semua pengeluaran untuk membiaya kegiatan penelitian diakui sebagai beban periodik
 Biaya dalam tahap pengembangan dibebankan sampai kriteria tertentu dipenuhi,
terutama kelayakan teknologi tercapai.
 Biaya pengembangan yang timbul setelah kelayakan teknologi telah dicapai dikapitalisasi
ke biaya pengembangan yang dianggap sebagai aset tak berwujud.
 Kemampuan untuk mengukur secara andal pengeluaran yang terkait dengan aset
takberwujud selama pengembangannya.
 Contoh kegiatan pengembangan antara lain :
 Desain, konstruksi dan pengujian prototype dan model sebelum produksi atau
digunakan.
 Desain peralatan, cetakan dan pewarnaan yang melibatkan teknologi baru
 Desain, konstruksi dan operasi pabrik percontohan yang skalanya tidak ekonomis
untuk produksi komersial
Contoh
PT. RIZAL BAKRI melakukan penelitian dan pengembangan software statistik baru.
Pada tanggal 01 Februari 2015 PT RIZAL BAKRI mengeluarkan kas sebesar
Rp.25.000.000 sebagai biaya penelitian pengembangan software dalam jangka waktu 3
bulan. Perusahaan mulia merancang dan mendesain software tersebut sampai tanggal
31 Agustus 2015 dengan mengeluarkan kas sebesar Rp.15.000.000 sebagai biaya
pengembangan, namun hasil pengembangan belum menunjukkan adanya kelayakan
tekhnologi dari software tersebut. Selanjutnya perusahaan mengeluarkan kas lagi
sebesar Rp.30.000.000 sebagai biaya pengembangan untuk menyempurnakan software
sehinga pada tanggal 01 Desember 2015 perusahaan dapat menunjukkan software
tersebut memenuhi kriteria untuk diakui sebagai aset takberwujud dan layak untuk
diterapkan.
Ayat jurnal yang dibuat oleh PT. RIZAL BAKRI untuk mencatat transaksi tersebut adalah
:
Debit Kredit
Tanggal Keterangan
(Rp) (Rp)
2015
Feb 01 Beban penelitian 25.000.000 -
Kas - 25.000.000
(Mencatat beban
penelitian)
Agust 30 Beban pengembangan 15.000.000 -
Kas - 15.000.000
(Mencatat beban
pengembangan)
Des 01 Biaya pengembangan 30.000.000 -
Kas - 30.000.000
(Mencatat biaya
pengembagan)
Keterangan
Pengeluaran kas pada tanggal 01 Februari 2015 sebagai biaya penelitian dan 30 Agustus 2015 sebagai biaya pengembangan
diakui sebagai beban periodik, dan disajikan pada laporan laba rugi periodik.
Sedangkan pengeluaran kas pada tanggal 01 Desember 205 sebagai biaya pengembnagan diakui sebagai aset tak berwujud
sehingga diajikan dalam laporan posisi keuangan (neraca)
AMORTISASI TAK BERWUJUD

 Aset takberwujud dengan umur manfaat tidak terbatas tidak boleh diamortisasi tetapi
akan dikenai uji penurunan nilai sedikitnya setahun sekali walaupun tidak ada indikasi
penurunan nilai. Umur manfaat aset yang tidak terbatas bukan berarti tidak terhingga,
hanya saja pada masa saat ini perusahaan tidak melihat batasnya. Contoh aset
takberwujud dalam kategori ini adalah goodwill.
 Aset takberwujud yang masa manfaatnya terbatas harus diamortisasi secara sistematis
sepanjang masa manfaatnya dan dikenai uji penurunan nilai bila ada indikasi penurunan
nilai
 Aset takberwujud harus diamortisasi dengan metode yang dapat mencerminkan
konsumsi manfaat ekonomis. Jika metode tersebut tidak dapat ditentukan dengan andal,
maka digunakan metode garis lurus.
Contoh
Pada awal tahun 2015 pemerintah memberikan hak, berupa hak paten kepada PT. BIMASAKTI untuk
memproduksi suatu rancangan produk. Biaya-biaya yang berkaitan dengan perolehan hak paten
tersebut adalah; biaya pendaftaran Rp.500.000, biaya notaris Rp.700.000, pembayaran kepada
pemerintah Rp.2.000.000, biaya pembuatan model Rp.600.000, dan biaya lainnya yang terkait langsung
dengan paten Rp.200.000. Jangka waktu pemakaian hak tersebut selama 8 tahun dan tidak memiliki
nilai residu (nilai sisa) pada masa umur ekonimis paten tersebut.
Biaya perolehan paten tersebut dapat dihitung sebagai berikut :
Biaya pendaftaran Rp. 500.000.-
Biaya notaris Rp. 700.000.-
Pembayaran kepada pemerintah Rp.2.000.000.-
Biaya lainnya Rp. 200.000.-
Biaya pembuatan model Rp. 600.000.-
Biaya perolehan Rp.4.000.000.-
Beban amortisasi pertahun dengan menggunakan metode garis lurus dapat dihitung sebagai berikut :
Rp 4.000.000
Beban amort pertahun =
4 tahun
= Rp.500.000
Dengan demikian tabel beban amortisasi dapat disusun sebagai berikut :
PT. BIMASAKTI
Tabel Amortisasi Hak Paten
Metode Garis Lurus

Tahun Beban amortisasi Akumulasi amortisasi Nilai buku


Ke- ( Rp ) ( Rp ) ( Rp )
(1) (2) (3) = (3) + (2) (4) = (BP) – (3)
4.000.000
1 500.000 500.000 3.500.000
2 500.000 1.000.000 3.000.000
3 500.000 1.500.000 2.500.000
4 500.000 2.000.000 2.000.000
5 500.000 2.500.000 1.500.000
6 500.000 3.000.000 1.000.000
7 500.000 3.500.000 500.000
8 500.000 4.000.000 -
Ayat jurnal yang dibuat atas beban amortisasi paten tersebut adalah sebagai
berikut (ilustrasi beban amortisasi tahun 2015) :

Debit Kredit
Tanggal Keterangan
(Rp) (Rp)
2015
Des 31 Beban amortisasi 500.000 -
Akumu amort. paten - 500.000
(Mencatat beban
amortisasi paten)
AKUNTANSI ASET SUMBER DAYA ALAM

 Aset sumber daya alam adalah sumber daya alam yang diambil dari tanah seperti
biji besi, petroleum (minyak), gas, mineral dan kayu.
 Sumber daya alam yang dimaksud adalah sumber daya alam yang dapat
diekstraksi. Ekstraksi sumber daya alam adalah sebagai usaha menemukan dan
menghapus sumber daya alam yang berada di dalam atau di dekat kerak bumi.
 Aset sumber daya alam yang dapat diekstraksi atau eksplolasi dan evaluasi
pertambangan sumber daya mineral diukur berdasarkan biaya perolehan.
 Penyusutan Deplesi atas aset sember daya alam yang dapat diekstraksi pada
umumnya menggunakan metode unit aktivitas atau unit produksi
Contoh.
PT. BERLIAN merupakan perusahanan tambang batu bara. Pada tanggal 03 Januari 2015
mengeluarkan kas sebesar Rp.500 milyar untuk investasi tambang batubara yang
diperkirakan memiliki 100.000 ton. Selama tahun 2015 perusahaan dapat mengekstaksi
dan menjual 10.200 ton. Ayat jurnal yang dibuat untuk mencatat transaksi tersebut
adalah :
1. Ayat jurnal untuk mencatat perolehan tambang batu bara adalah :

Debit Kredit
Tanggal Keterangan (dalam ribuan (dalam ribuan
rupiah) rupiah)
2015
Jan 03 Tambang batu bara 500.000.000 -
Kas - 500.000.000
(Mencatat perolehan
tambang batu bara)
2. Ayat jurnal untuk mencatat penyusutan tambang batu bara tahun 2015
Debit Kredit
(dalam (dalam
Tanggal Keterangan
ribuan ribuan
rupiah rupiah)
2015
Des 31 Beban deplesi 51.000.000 -
Akum. deplesi - 51.000.000
(Mencatat deplesi
tambang batu bara)

Keterangan :
Beban deplesi tahun 2015 dengan metode unit aktivitas/unit produksi dapat dihitung :
Beban deplesi per ton : Rp.500 milyar ÷ 100.000. ton = Rp.5 juta per ton
Beban deplesi pertahun (2015) : Rp.5 juta x 10.200 ton = Rp.51 milyar
LATIHAN DI KELAS

Pada tanggal 01 Mei 2014 PT. BIMANTARA memperoleh sebuah paten, dengan
mengeluarkan biaya-biaya sebagai berikut; biaya pendaftaran paten Rp.1.500.000,
biaya notaris Rp.750.000, biaya pembuatan model Rp.800.000, biaya administrasi
kantor Rp.300.000, biaya iklan produk perusahaan Rp.600.000, biaya administrasi
paten Rp.200.000. Paten tersebut diperkirakan memiliki umur ekonomis 5 tahun.
Diminta
1. Berapa biaya perolehan aset tersebut
2. Berapa biaya amortisasi paten setiap tahun jika perusahaan menggunakan
metode garis lurus
3. Buat jurnal atas perolehan aset tersebut
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai