AK
Prodi Akuntansi
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
SISTEM PELAPORAN KEUANGAN
TUJUAN PEMBELAJARAN
Kas adalah aset atau sumber daya perusahaan paling lancar (sangat likuid) yang terdiri dari dari
uang logam, uang kertas, wesel dan simpanan di bank dalam bentuk giro dan tabungan.
Setara kas merupakan investasi jangka pendek berupa saham, obligasi dan deposito yang cepat
dapat dijadikan kas dalam jumlah tertentu atau segera jatuh tempo dalam jangka waktu tiga bulan
atau kurang dari tiga bulan.
2. Jurnal koreksi :
Kas dan setara kas merupakan aset yang paling lancar (likuid) diantara aset
lancar dan berfungsi sebagai alat tukar yang dapat diterima untuk
pelunasan utang, setoran ke bank dan pembiayaan lainnya yang diakui
pada saat terjadinya dan diukur sebesar nilai nominalnya
DANA KAS KECIL
Dana kas kecil merupakan sejumlah kas tunai yang dipersiapkan oleh perusahaan dan
digunakan untuk membiayai pengeluaran yang relatif kecil dan sifatnya rutin.
Debit Kredit
Tanggal Keterangan
(Rp) (Rp)
Pembiayaan 2016
Jan 15 Beban alat tulis 180.000 -
dan Pengisian Beban bola lampu 250.000 -
Kembali Dana Beban konsumsi 220.000 -
Kas Kecil Beban perjalanan 150.000 -
Beban benda pos 120.000 -
Kas - 920.000
Penyelesaian : dengan Sistem Dana Tidak Tetap
Debit Kredit
Pembentukan Tanggal Keterangan
(Rp) (Rp)
Dana Kas 2016
Kecil Jan 04 Kas kecil 1.000.000 -
Kas - 1.000.000
Debit Kredit
Tanggal Keterangan
(Rp) (Rp)
2016
Jan 05 Beban alat tulis 180.000 -
Kas kecil - 180.000
Jan 07 Beban bola lampu 250.000 -
Pembiayaan
Pengisian
Kembali Dana
Kas Kecil
Debit Kredit
Tanggal Keterangan
(Rp) (Rp)
2016
Jan 15 Kas Kecil 950.000 -
Kas - 950.000
PERUBAHAN JUMLAH DANA KAS
KECIL
Contoh
Perusahaan BINTANG membentuk dana kas kecil untuk membiayai pengeluaran perusahaan yang
jumlahnya maksimum Rp.75.000. Pembentukan dana kas kecil dilakukan mulai tanggal 01 Februari 2015
dengan menyediakan dana kas kecil sebesar Rp.500.000. Pengisian kembali dilakukan pada tanggal 01
setiap bulan. Pada tanggal 01 Maret 2015 dana kas kecil yang ada terdiri atas uang tunai dan bukti-bukti
pengeluaran sebagai berikut :
Uang tunai Rp.150.000
Bukti-bukti pengeluaran :
04 Feb 2015 : Pembelian perangko Rp. 50.000
08 Feb 2015 : Pembelian bensin Rp. 70.000
15 Feb 2015 : Bayar beban perjalanan dinas Rp. 60.000
17 Feb 2015 : Bayar rekening air Rp. 55.000
25 Feb 2015 : Bayar rekening telpon Rp. 65.000
27 Feb 2015 : Bayar beban iklan Rp. 50.000
01 Mar 2015 : Manajemen Perusahaan Bintang menganggap dana kas kecil terlalu besar, sehingga
memutuskan untuk mengurangi dana kas kecil menjadi Rp.400.000
Penyelesaian : dengan Sistem Dana Tetap
Debit Kredit
Pembentukan Tanggal Keterangan
(Rp) (Rp)
Dana Kas 2015
Kecil Feb 01 Kas kecil 500.000 -
Kas - 500.000
Debit Kredit
Tanggal Keterangan
(Rp) (Rp)
2015 Pembiayaan
Mar 01 Beban benda pos 50.000 -
dan
Beban bahan bakar 70.000 -
Beban perjalanan dinas 60.000 - Pengisian
Beban air 55.000 - dana kas
Beban listrik 65.000 - kecil
Beban iklan 50.000 350.000
Kas -
Debit Kredit
Tanggal Keterangan
(Rp) (Rp)
Perubahan 2015
jumlah dana kas Mar 01 Kas 100.000 -
kecil dari Rp.500 Kas Kecil - 100.000
rb ke Rp.400 rb
PENYESUAIAN DANA KAS KECIL
Contoh 1
Jumlah kas seharusnya Rp.1.000.000,- tetapi bukti dan jumlah uang hanya terdapat Rp.920.000,-
Debit Kredit
Tanggal Keterangan
(Rp) (Rp)
Selisih kas 80.000 -
Kas kecil - 80.000
Contoh 2
Jumlah kas seharusnya Rp.1.000.000,- tetapi bukti dan jumlah uang terdapat Rp.1.020.000,-
Debit Kredit
Tanggal Keterangan
(Rp) (Rp)
Kas kecil 20.000 -
Selisih kas - 20.000
REKONSILIASI BANK
Debit Kredit
Tanggal Keterangan
(Rp) (Rp)
2015
Des 31 Kas 3.950.000 -
Piutang usaha - 3.950.000
(Pelunasan piutang)
Des 31 Beban administrasi bank 2.800.000 -
Des Kas - 2.800.000
(Bayar beban administrasi
bank)
31 Utang usaha 5.400.000 -
Kas - 5.400.000
(Pembayaran utang)
SOAL LATIHAN DI KELAS
Latihan 1
PT. PUTRA TUNGGAL telah mencatat item berikut dalam catatan keuangannya :
Kas di bank : Rp. 42.500.000
Kas untuk pendanaan ekspansi pabrik : Rp.150.000.000
Kas di tangan : Rp. 7.500.000
Investasi likuid : Rp. 32.000.000
Kas kecil : Rp. 2.500.000
Piutang dari pelanggan : Rp. 52.000.000
Investasi saham : Rp. 50.000.000
Investasi likuid yang jatuhnya temponya 3 bulan atau kurang sejak dibeli. Investasi saham akan dijual dalam
6 sampai 12 bulan ke depan. Proyek ekspansi pabrik akan dimulai dalam 3 tahun
Diminta :
1. Berapa jumlah “Kas dan setara kas” yang harus dilaporkan pada laporan posisi keuangan (neraca)
2. Item-item mana tidak termasuk dalam “Kas dan setara kas” yang dilaporkan pada laporan posisi
keuangan (neraca)
Latihan 2
Pada awal Desember 2017, PT. ADONARA JAYA memutuskan untuk membentuk dana kas kecil dengan jumlah
Rp.1.000.000, untuk keperluan pembayaran dan pengeluaran harian yang jumlahnya relatif kecil. Pengisian kembali
dana kas kecil dilakukan setiap tanggal 25 pada bulan yang bersangkutan. Transaksi yang berhubungan dengan kas
kecil tersebut selama bulan Desember 2017 adalah sebagai berikut :
Desember 03 : Dibeli perlengkapan kantor seharga Rp.150.000
Desember 06 : Dibayar reparasi mesin kantor sebesar Rp.85.000
Desember 07 : Dibayar beban angkut sebesar Rp.120.000
Desember 09 : Dibeli perangko seharga Rp.65.000
Desember 10 : Dibayar transportasi perjalanan dinas sebesr Rp. 50.000
Desember 15 : Dibayar materai senilai Rp.30.000
Desember 17 : Dibayar tagihan rekening telpon sebesar Rp.175.000
Desember 20 : Dibayar tagihan rekening air sebesar Rp.135.000
Desember 26 : Dibayar beban konsumsi rapat sebesar Rp.450.000
Desember 29 : Dibayar sumbangan sosial sebesar Rp.300.000
Desember 30 : Dibayar beban rupa-rupa sebesar Rp.90.000
Diminta
Buatlah jurnal untuk mencatat semua transaksi yang terjadi dengan menggunakan sistem : a. Sistem dana tetap
(imprest fund system). b. Sistem dana tidak tetap (fluctuation fund system)
INVESTASI LANCAR
TUJUAN PEMBELAJARAN
PENGAKUAN PENGUKURAN
Contoh
PT. MUTI pada tanggal 01 Agustus 2017 membeli obligasi PT. TIARA dengan
nilai nominal sebesar Rp.10.000.000. dan bunga 12% pertahun dibayar
setiap tanggal 01 Agustus dan 01Februari. Obligasi tersebut dibeli pada
harga Rp.11.000.000
Apabilia pada tanggal 01 Juni 2018 PT. MUTI menjual obligasi PT. TIARA dengan harga
jual sebesar Rp.12.000.000. Perlu diketahui bahwa investasi lancar obligasi PT. Tiara
telah disesuaikan pada tanggal 31 Desember 2017 yaitu sebesar Rp.10.750.000. PT.
MUTI mencatat obligasi tersebut dengan jurnal sebagai berikut :
Tanggal Keterangan Debit Kedit
(Rp) (Rp)
2018
Juni 01 Kas 12.000.000 -
Investasi Lancar-Obligasi PT. Tiara - 10.750.000
Laba Penjualan Investasi - 1.250.000
(Menjual investasi lancar obligasi)
Sehubungan dengan PT. MUTI menjual obligasi PT. TIARA tidak pada tanggal pembayaran
bunga maka PT. MUTI pada tanggal tersebut mengakui adanya bunga berjalan. Ayat jurnal
untuk mencatat bunga berjalan sebagai berikut:
Dimisalkan pada tanggal 15 Agustus 2017 PT. BINA INSAN menerima deviden tunai sebesar
Rp.400.000 dari PT. CAKRA. Pada tanggal tersebut PT. BINA INSAN mencatat pendapatan deviden
tersebut sebagai berikut :
Tanggal Keterangan Debit Kedit
(Rp) (Rp)
2017
Agust 15 Kas 400.000 -
Pendapatan deviden - 400.000.
(Menerima deviden tunai)
Contoh
PT. SATRIA membuka rekening deposito di Bank MULYA Cabang Makassar pada tanggal 05 Juni
2016. Sebagai bukti atas simpanan tersebut PT. SATRIA menerima selembar sertifikat deposito
dengan nilai nominal Rp.50.000.000. Jangka waktu selama 6 bulan, suku bunga 21% setahun
dibayarkan pada tanggal jatuh tempo bunga.
Jurnal yang dibuat PT. SATRIA untuk mencatat transaksi diatas adalah sebagai berikut:
Pada tanggal 05 Maret 2017 PT. MATA AIR membeli secara tunai obligasi PT. AIRMATA dengan nilai
nominal sebesar Rp.50.000.000.Investasi tersebut menyebabkan PT. MATAAIR mengeluarkan biaya
sebesar Rp.55.000.000. Bunga obligasi sebesar 6% dan dibayar setiap 05 Februari dan 05 Agustus.
Obligasi tersebut dibeli pada nilai pasar sebesar Rp.60.000.000. Pada tanggal 31 Desember 2017 obligasi
tersebut mempunyai nilai pasar sebesar Rp.65.500.000. Pada tanggal 02 Januari 2018 PT. MATAAIR
menjual obligasi PT. AIRMATA pada nilai pasar Rp.64.000.000
Diminta :
1. Buatlah ayat jurnal untuk mencatat pembelian obligasi pada tanggal 05 Maret 2017
2. Buatlah jurnal untuk mencatat penerimaan pendapatan bunga pertama pada tanggal 05 Agustus
2017
3. Buatlah jurnal untuk mencatat penyesuaian nilai obligasi berdasarkan nilai wajar pada tanggal 31
Desember 2017
4. Buatlah jurnal penyesuaian atas pengakuan pendapatan pada tanggal 31 Desember 2017
5. Buatlah jurnal untuk mencatat penjualan obligasi pada tanggal 02 Januari 2018 dan jurnal bunga
berjalan
PIUTANG USAHA
TUJUAN PEMBELAJARAN
METODE METODE
KOTOR BERSIH
METODE KOTOR(GROSS METHOD)
Metode ini akan mengakui jumlah piutang sebesar jumlah penjualan tanpa dipengaruhi
oleh potongan yang diberikan. Dan apabila ada potongan maka potongan tersebut tidak
mengurangi jumlah piutang, tetapi jumlah penjualan.
Contoh
Pada tanggal 03 Januari 2015 PT. RISMA menjual barang dagangan kepada PT. AGUNG
sebesar Rp.4.000.000,- dengan termin 2/10 n/30.
Debit Kredit
Tanggal Keterangan
(Rp) (Rp)
2015
Jan 03 Piutang usaha 4.000.000 -
Penjualan - 4.000.000
Diasumsikan bahwa pada tanggal 07 Januari 2015, PT. AGUNG membayar hutangnya
sebesar Rp.2.000.000,-
Debit Kredit
Tanggal Keterangan
(Rp) (Rp)
2015
Jan 07 Kas 1.960.000 -
Potongan penjualan 40.000 -
Piutang usaha - 2.000.000
Apabila pada tanggal 18 Januari 2015, PT. AGUNG membayar kembali hutangnya sebesar
Rp.1.000.000.
Debit Kredit
Tanggal Keterangan
(Rp) (Rp)
2015
Jan 03 Kas 1.000.000 -
Piutang usaha - 1.000.000
METODE BERSIH (NET METHOD)
Metode ini mengakui jumlah piutang setelah diperhitungkan potongan penjualan, sehingga
apabila debitur (pembeli) tidak memanfaatkan potongan tersebut, akan mengakibatkan
timbulnya kelebihan pembayaran dibanding piutang. Kelebihan tersebut dicatat dalam akun
“Potongan penjualan yang hilang” dan diperlakukan sebagai pendapatan lain – lain atau
pendapatan diluar operasi.
Contoh
Dimisalkan pada contoh sebelumnya, pada tanggal 03 Januari 2015 PT. RISMA menjual barang
dagangan kepada PT. AGUNG sebesar Rp.4.000.000,- dengan termin 2/10 n/30.
Debit Kredit
Tanggal Keterangan
(Rp) (Rp)
2015
Jan 03 Piutang usaha 3.920.000 -
Penjualan - 3.920.000
Diasumsikan bahwa pada tanggal 07 Januari 2015, PT. AGUNG membayar hutangnya
sebesar Rp.2.000.000
Debit Kredit
Tanggal Keterangan
(Rp) (Rp)
2015
Jan 03 Kas 1.960.000 -
Piutang usaha - 1960.000
Apabila pada tanggal 18 Januari 2015, PT. AGUNG membayar kembali hutangnya sebesar
Rp.1.000.000.
Debit Kredit
Tanggal Keterangan
(Rp) (Rp)
2015
Jan 03 Kas 1.000.000 -
Piutang usaha - 980.000
Pendapatan lain-lain 20.000
Dalam kegiatan normal perusahaan, kemungkinan ada barang yang rusak atau terdapat
barang yang tidak sesuai dengan pesanan. Barang-barang tersebut tentunya harus
dikembalikan (retur), hal ini akan mempengaruhi jumlah piutang usaha dan penjualan
bersih.
Contoh.
Pada tanggal 12 Januari 2015, PT. RISMA menerima pengembalian barang yang telah
terjual sebanyak Rp.1.000.000
Debit Kredit
Tanggal Keterangan
(Rp) (Rp)
2015
Jan 12 Retur penjualan & pengurangan harga 1.000.000 -
Piutang usaha - 1.000.000
PENILAIAN PIUTANG USAHA
METODE CADANGAN
Contoh
PT. AMAN menyatakan tidak mampu membayar piutangnya sebesar Rp.300.000 kepada PT. IMAN.
Sehingga pada tanggal 12 April 2016 PT. IMAN menghapus piutang yang tidak tertagih dari PT.
AMAN,. Debit Kredit
Tanggal Keterangan
(Rp) (Rp)
2016
Apr 12 Beban kerugian piutang 300.000 -
Piutang usaha - 300.000
Jika dikemudian hari PT. AMAN menyatakan kesanggupan untuk membayar kembali utangnya maka
ada dua kemungkinan perlakuan :
a. Apabila pernyataan itu pada tahun dihapusnya piutang maka perusahaan akan membatalkan
penghapusan piutang yang dilakukan. Dimisalkan pada tanggal 10 Oktober 2016 PT. AMAN
menyatakan kesanggupannya untuk membayar utangnya yang telah dihapus pada tanggal 12
April 2016, maka ayat jurnal yang dibuat oleh PT. IMAN adalah:
Debit Kredit
Tanggal Keterangan
(Rp) (Rp)
2016
Okt 10 Piutang usaha 300.000 -
Beban kerugian piutang - 300.000
Sedangkan jurnal untuk pemerimaan kas atas pelunasan piutang tersebut adalah :
Debit Kredit
Tanggal Keterangan
(Rp) (Rp)
2016
Okt 10 Kas 300.000 -
Piutang usaha - 300.000
b. Apabila pernyataan itu pada tahun berikutnya, berarti beban piutang tak tertagih
sudah ditutup ke laporan laba/rugi. Oleh karena itu pengembalian tersebut diakui
sebagai pendapatan lain-lain Dimisalkan pada tanggal 13 Januari 2017 PT. AMAN
menyatakan kesanggupannya untuk membayar utangnya yang telah dihapus pada
tanggal 12 April 2016. Jurnal yang dibuat oleh PT. IMAN sebagai berikut :
Debit Kredit
Tanggal Keterangan
(Rp) (Rp)
2017
Jan 13 Piutang usaha 300.000 -
Pendapatan lain-lain - 300.000
Sedangkan jurnal untuk penerimaan kas dari pelunasan piutang tersebut adalah :
Debit Kredit
Tanggal Keterangan
(Rp) (Rp)
2017
Jan 13 Kas Rp.300.000 -
Piutang usaha - Rp.300.000
METODE CADANGAN
Contoh :
PT. BERLIAN memiliki penjualan kredit sebesar Rp.120.000.000 pada tahun 2015. Dari jumlah ini
sisanya sebesar 20.000.000 tidak tertagih pada tanggal 31 Desember 2015. Manajer kredit
memperkirakan bahwa Rp.7.000.000 dari penjualan kredit tersebut tidak akan tertagih. Jurnal
yang dibuat oleh PT. BERLIAN adalah :
Debit Kredit
Tanggal Keterangan
(Rp) (Rp)
2015
Des 31 Beban kerugian piutang 7.000.000 -
Cadangan kerugian piutang - 7.000.000
Untuk mengilustrasikan pencatatan piutang tak tertagih dengan metode cadangan, maka
terlebih dahulu akan diuraikan pendekatan yang digunakan dalam menentukan estimasi
piutang tak tertagih.
PENDEKATAN ESTIMASI PIUTANG TAKTERTAGIH
Berdasarkan pendekatan ini, masing-masing piutang
Pendekatan dianalisis untuk menetapkan piutang mana yang belum
Analisis dan mana yang sudah jatuh tempo. Piutang yang sudah
Umur jatuh tempo diklasifikasikan menurut berapa lama
Piutang piutang tersebut telah jatuh tempo (umur piutang).
Setelah diketahui umur piutang, kemudian ditentukan
persentase tak tertagih setiap kelompok umur piutang
Pendekatan
Pendekatan ini dilakukan dengan menentukan
Presentase
persentase tertentu dari jumlah saldo piutang usaha
Tertentu dari
dalam laporan posisi keuangan (neraca).
Piutang Usaha
IKHTISAR
IKHTISAR
Umur Piutang Persentase Estimasi Tak Saldo yang diperlukan dalam
Jumlah
tertagih penyisihan piutang
Belum jatuh tempo 3.000.000 2% 60.000
Di bawah 60 hari 4.200.000 4% 168.000
61 – 90 hari 2.000.000 15 % 300.000
91 – 120 hari 1.300.000 20 % 260.000
Di atas 120 hari 550.000 25 % 137.500
Saldo penyisihan piutang tak tertagih akhir tahun 925.500
Debit Kredit
Tanggal Keterangan
(Rp) (Rp)
2013
Des 31 Beban kerugian piutang 925.000 -
Cadangan kerugian piutang - 925.000
(Mencatat pembebanan piutang tak tertagih)
PENDEKATAN PRESENTASE DARI PIUTANG USAHA
Contoh
Dimisalkan piutang usaha PT.ARMAN pada laporan posisi keuangan (neraca) pada tanggal 31
Desember 2016 sebesar Rp.70.000.000,- Berdasarkan pengalaman periode sebelumnya bahwa
jumlah piutang tak tertagih rata-rata sebesar 3% dan diperkirakan dalam periode berjalan persentase
tak tertagih sama dengan periode sebelumnya. Dengan demikian jumlah cadangan kerugian piutang
dalam periode berjalan adalah sebesar :
3 % x Rp. 70.000.000,- = Rp.2.100.000
Jurnal yang dibuat oleh PT. ARMAN adalah :
Debit Kredit
Tanggal Keterangan
(Rp) (Rp)
2016
Des 31 Beban kerugian piutang 2.100.000 -
Cadangan kerugian piutang - 2.100.000
Namun, apabila saldo cadangan kerugian piutang awal periode bersaldo kredit maka
jumlah cadangan kerugian piutang periode berjalan perlu dilakukan penyesuaian dengan
cara jumlah cadangan kerugian piutang periode berjalan dikurangi dengan cadangan
kerugian piutang awal periode.
Contoh
PT.ARMAN mempunyai saldo cadangan kerugian piutang pada awal periode bersaldo kredit
sebesar Rp.500.000, dan jumlah taksiran kerugian piutang periode berjalan sebesar
Rp.2.100.000. Maka saldo cadangan kerugian piutang mendapat penyesuaian sebesar
Rp.2.100.000 – Rp.500.000 = Rp.1.600.000 (jumlah penyesuaian). Ayat jurnal yang dibuat
adalah :
Debit Kredit
Tanggal Keterangan
(Rp) (Rp)
2016
Des 31 Beban kerugian piutang 1.600.000 -
Cadangan kerugian piutang - 1.600.000
Sebaliknya apabila saldo cadangan kerugian piutang awal periode bersaldo debit yang
disebabkan karena penghapusan piutang yang tak tertagih melebihi estimasi sebelumnya
maka jumlah cadangan kerugian piutang periode berjalan perlu dilakukan penyesuaian
dengan cara jumlah cadangan kerugian piutang periode berjalan ditambah dengan cadangan
kerugian piutang awal periode.
Contoh
Misalnya PT. ARMAN mempunyai saldo cadangan kerugian piutang pada awal periode
bersaldo debit sebesar Rp.300.000, dan jumlah taksiran kerugian piutang periode berjalan
sebesar Rp.2.100.000. Maka saldo cadangan kerugian piutang mendapat penyesuaian sebesar
Rp.2.100.000 + Rp.300.000 = Rp.2.400.000 (jumlah penyesuaian). Ayat jurnal yang dibuat
adalah :
Debit Kredit
Tanggal Keterangan
(Rp) (Rp)
2016
Des 31 Beban kerugian piutang 2.400.000 -
Cadangan kerugian piutang - 2.400.000
PENDEKATAN PRESENTASE DARI PENJUALAN
Contoh
Diasumsikan bahwa selama tahun 2015 PT. ASKIRA menjual barang dagangan sebesar
Rp.150.000.000,-, terdiri dari penjualan sebesar Rp.30.000.000,- sisanya penjualan kredit PT. ASKIRA
menghitung dari pengalaman masa lalu bahwa sekitar 2% dari penjualan kredit tidak akan tertagih.
Dengan demikian perkiraan cadangan kerugian piutang tahun 2015 adalah :
Total penjualan = Rp.150.000.000
Jumlah Penjualan tunai = ( 30.000.000)
Jumlah penjualan kredit = Rp.120.000.000
Estimasi piutang tak tertagih 2 % x Rp.120.000.000. = Rp. 2.400.000
Dengan demikian ayat jurnal yang dibuat untuk mencatat estimasi piutang tak tertagih sebagai
berikut :
Debit Kredit
Tanggal Keterangan
(Rp) (Rp)
2015
Des 31 Beban kerugian piutang 2.400.000 -
Cadangan kerugian piutang - 2.400.000
PENGHAPUSAN PIUTANG TAKTERTAGIH MENURUT METODE
CADANGAN
Contoh
Dimisalkan cadangan kerugian piutang PT.ASKIRA yang diestimasi sebesar Rp.2.400.000
tersebut, ternyata sebesar Rp.1.500.000 memang benar-benar tak tertagih karena debitur
dinyatakan pailit oleh lembaga yang berwewenang pada tanggal 03 Maret 2016. Dengan
demikian ayat jurnal yang dibuat adalah :
Debit Kredit
Tanggal Keterangan
(Rp) (Rp)
2016
Mar 03 Cadangan kerugian piutang 1.500.000 -
Piutang usaha - 1.500.000
Jika dikemudian hari pelanggan menyatakan kesanggupan untuk membayar kembali
utangnya yang telah dihapus maka diperlukan ayat jurnal untuk membalik ayat jurnal
semula dan mencatat jumlah yang tertagih tersebut.
Contoh
Dimisalkan pada tanggal 13 Desember 2016 PT. ASKIRA menyatakan kesanggupannya
untuk membayar utangnya yang telah dihapus maka ayat jurnalnya sebagai berikut :
Debit Kredit
Tanggal Keterangan
(Rp) (Rp)
2016
Des 13 Piutang usaha 1.500.000 -
Cadangan kerugian piutang - 1.500.000
Sedangkan saat pelunasan piutang tersebut adalah :
Debit Kredit
Tanggal Keterangan
(Rp) (Rp)
2016
Des 13 Kas 1.500.000 -
Piutang usaha - 1.500.000
PENJUALAN PIUTANG (ANJAK PIUTANG)
Debit Kredit
Tanggal Keterangan
(Rp) (Rp)
2016
Des 13 Kas 98 triliun -
Beban komisi (2% x 100 triliun) 2 triliun 100 triliun
Piutang usaha
PENJUALAN DENGAN KARTU
KREDIT, KARTU BANK
Untuk pasar swalayan, mungkin bagian piutang yang cukup besar berasal dari penjualan yang dibayar
dengan kartu kredit atau kartu bank, pengakuan piutang seperti ini sama dengan pengakuan piutang
usaha lainnya.
Penggunaan kartu kredit atau kartu bank memberikan kenyamanan dalam berbelanja karena tidak
perlu membayar tunai. Pelanggan (pembeli) memberikan kartu kredit seperti discover atau kartu
bank (visa dan master card) untuk membayar pembeliannya.
Pada umumnya perusahaan-perusahaan yang menerbitkan kartu kredit atau kartu bank mengikuti
salah satu dari dua prosedur berikut untuk melakukan pembayaran kepada perusahaan eceran (ritel)
yang menerima kartu kredit mereka, yaitu :
a. Pengecer harus menyerahkan tanda terima kartu kredit ke perusahaan pengeluar kartu kredit
untuk menerima pembayaran, atau
b. Perusahaan pengeluar kartu kredit memperbolehkan para pengecer untuk menyetorkan tanda
terima langsung ke rekeningnya di bank.
Contoh Penjualan Menggunakan Kartu Kredit
Misalkan pada tanggal 15 Agustus 2016, Tuan ARLANDO berbelanja pada perusahaan ALFA sebesar
Rp.5.600.000. Tuan ARLANDO memberikan kartu kredit Discover untuk membayar pembeliannya
tersebut. Dalam transaksi ini perusahaan ALFA dikenai potongan 2% oleh perusahaan kartu kredit
(Discover). Ayat jurnal yang dibuat oleh perusahaan ALFA adalah :
Debit Kredit
Tanggal Keterangan
(Rp) (Rp)
2016
Agust 15 Piutang Usaha - Discover 6.470.000 -
Beban komisi 130.000 -
Penjualan 6.500.000
Diasumsikan pada tangal 16 Agustus 2016 Perusahaan ALFA menagih kas pada perusahaan kartu kredit
(Discove) maka ayat jurnal yang dibuat adalah :
Debit Kredit
Tanggal Keterangan
(Rp) (Rp)
2016
Agust 16 Kas 6.470.000 -
Piutang Usaha - Discover 6.470.000
Contoh Penjualan Menggunakan Kartu Bank
Misalkan pada tanggal 14 Mei 2016 pompa bensin AVONG menjual bensin seharga
Rp.500.000. Atas penjualan tersebut perusahaan AVONG menerima kartu Visa, dan
bank yang menerbitkan kartu tersebut membebankan fee sebesar 2%. Perusahaan
AVONG mencatat traksaksi ini dengan ayat jurnal sebagai berikut :
Debit Kredit
Tanggal Keterangan
(Rp) (Rp)
2016
Mei 14 Kas 490.000 -
Beban komisi 10.000 -
Penjualan 500.000
LATIHAN DIKELAS
PT. ARKONA menyajikan informasi tentang piutang pada 31 Desember 2015 sebagai berikut :
1. Piutang pada awal periode sebagai berikut :
Piutang usaha Rp.97.000.000
Cadangan kerugian piutang Rp. 5.000.000
2.Transaksi selama tahun 2015 sebagai berikut :
a. Penjualan selama tahun 2015 sebesar Rp.150.000.000. Total penjualan tersebut sebesar 80%
penjualan secara kredit
b. Pendapatan jasa sebesar Rp.50.000.000, Dari jumlah tersebut 75% secara kredit
c. Penagihan piutang selama tahun 2015 sebesar Rp.95.000.000
d. Penghapusan piutang taktertagih sebesar Rp.7.500.000
e.Beban kerugian piutang (dengan metode cadangan) sebesar Rp.15.000.000
Diminta :
Buatlah jurnal untuk mencatat transaksi selama tahun 2015
Berapa saldo akhir piutang usaha dan cadangan kerugian piutang usaha
PERSEDIAAN BARANG DAGANG
TUJUAN PEMBELAJARAN
FIFO / MPKP
BERDASARKAN LIFO / MTKP
BIAYA RATA-RATA TERTIMBANG
HISTORIS
IDENTIFIKASI KHUSUS
Contoh :
Data persediaan pembeliaan dan penjualan PT. DINASTI untuk bulan April 2015, sebagai
berikut :
April 01 : Persediaan 50 unit @ Rp.100 = Rp. 5.000
05 : Pembelian 100 unit @ Rp.150 = Rp.15.000
15 : Penjualan 70 unit @ Rp.250 = Rp.17.500
20 : Pembelian 40 unit @ Rp.175 = Rp. 7.000
30 : Penjualan 30 unit @ Rp.250 = Rp. 7.500
Berdasarkan data tersebut maka perhitungan nilai persediaan akhir dengan
menggunakan metode penilaian persediaan FIFO Periodik/Fisik dan Perpetual adalah :
FIFO – FISIK/PERPETUAL
Peyelesaian :
1. Perhitungan unit persediaan akhir :
Persediaan awal 01 April = 50 unit @ Rp.100
Pembelian 05 April = 100 unit @ Rp.150
Pembelian 20April = 40 unit @ Rp.175
Jumlah unit tersedia dijual := 190 unit
Penjualan 15April = 70 unit
Penjualan 30April = 30 unit
Jumlah unit penjualan = ( 100 unit)
Jumlah unit persediaan akhir = 90 unit
2. Perhitungan nilai persediaan akhir :
40 unit x Rp.175 = Rp. 7.000
50 unit x Rp.150 = Rp. 7.500
Nilai persediaan akhir = Rp.14.500
Keterangan :
Harga perunit Rp.175 diambil dari harga pembelian tanggal 20
April, dan harga perunit Rp.150 dari pembelian tangggal 05 April
Setelah diketahui nilai persediaan akhir maka selanjutnya dapat dihitung harga pokok
penjualan dan laba kotor
1. Perhitungan harga pokok penjualan ;
Persediaan awal = Rp. 5.000
Pembelian : Rp.15.000 + Rp.7.000 = Rp.22.000
Barang yang tersedia untuk dijual = Rp.27.000
Persediaan akhir = (Rp.14.500)
Harga pokok penjualan = Rp.12.500
2. Perhitungan laba kotor
Penjualan ; Rp.17.500 + Rp.7.500 = Rp.25.000
Harga pokok penjualan = ( Rp.12.500)
Laba kotor = Rp.12.500
FIFO - PERPETUAL
PT. DINASTI
KARTU PERSEDIAAN
PEMBELIAN PENJUALAN SALDO
Hp
Hp per Hp per
TANGGAL per Jml Jml Jml
Unit Unit unit Unit unit
unit (Rp) (Rp) (Rp)
(Rp)) (Rp)
(Rp)
2015
April 01 - - - - - - 50 100 5.000
April 05 100 150 15.00 - - - 100 150 15.000
0
150 20.000
April 15 - - - 50 100 5.000
20 150 3.000 80 150 12.000
April 20 40 175 7.000 - - - 40 175 7.000
120 19.000
April 30 30 150 4.500 50 150 7.500
40 175 7.000
Persediaan akhir 90 14.500
Harga Pokok Penjualan 12.500
Keterangan :
Unit persedian akhir ; 50 unit + 40 unit = 90 unit
Contoh.
Data persediaan pembeliaan dan penjualan PT. DINASTI untuk bulan April 2015, sebagai
berikut :
April 1 : Persediaan 50 unit @ Rp.100 = Rp. 5.000
05 : Pembelian 100 unit @ Rp.150 = Rp.15.000
16 : Penjualan 70 unit @ Rp.250 = Rp.17.500
20 : Pembelian 40 unit @ Rp.175 = Rp. 7.000
30 : Penjualan 30 unit @ Rp.250 = Rp. 7.500
Berdasarkan data tersebut maka perhitungan nilai persediaan akhir dengan menggunakan
metode penilaian persediaan Rata-Rata Tertimbang Periodik/Fisik dan Perpetual adalah
METODE RATA-RATA TERTIMBANG - FISIK
Berdasarkan data tersebut menunjukkan bahwa penerapan metode FIFO akan menghasilkan
laba kotor lebih tinggi dibanding dengan metode rata-rata tertimbang. Dengan demikian
penerapan metode penilaian FIFO akan berimplikasi terhadap beban pajak yang lebih tinggi
sedangkan dengan metode penilaian rata-rata tertimbang berimplikasi terhadap beban
pajak yang lebih rendah.
METODE PENILAIAN IDENTIFIKASI KHUSUS
Contoh
Perusahaan dealer mobil CV. INSAN CITA ,memiliki empat jenis mobil Toyota yang tersedia di
ruangan pameran atau showroom. Jenis mobil yang tersedia dalam tahun 2015 sebagai berikut :
Penjualan Rp.5.975.000.000
Harga pokok penjulan :
Barang yang tersedia dijual Rp.7.300.000.000
Persediaan akhir (Rp.1.850.000.000)
Harga pokok penjualan (Rp.5.450.000.000)
Laba kotor Rp. 525.000.000
LATIHAN DI KELAS
Kasus -1
Berikut ini adalah transaksi yang terjadi pada UD. MACHO selama bulan Juni 2015
2 Juni : Dibeli barang dagangan dari UD. MANIS sebesar Rp.2.000.000 dengan termin 2/10 n/30
5 Juni : Dijual barang dagangan kepada TOKO ASYIK seharga Rp.3.000.000 dengan termin 2/10, n/60
8 Juni : Dibeli barang dagangan secara tunai dari TOKO BINTANG seharga Rp.2.500.000
10 Juni : Dijual barang dagangan secara tunai kepada PT. MADU seharga Rp.3.000.000
12 Juni : Dibayar utang dagang kepada UD. MANIS atas pembelian barang dagangan pada tanggal 2 Juni 2015
13 Juni : Diterima pelunasan dari TOKO ASYIK atas penjualan barang dagangan pada tanggal 5 Juni 2015
17Juni : Dikembalikan sebagian barang dagangan yang dibeli dari TOKO BINTANG pada tanggal 8 Juni 2015 senilai
Rp.500.000
25 Juni : Diterima kembali sebagian barang dagangan yang dijual pada tanggal 10 Juni 2015
seharga Rp.750.000 dari TOKO MADU.
Diminta :
Buatlah jurnal untuk mencatat transaksi tersebut di atas, apabila perusahaan menggunakan sistem pencatatan
persediaan : (a) Sistem pencatatan periodik/fisik. (b) Sistem pencatatan perpetual
PERSEDIAAN BARANG DAGANG
LANJUTAN
METODE PENILAIAN LIFO
Contoh :
Data persediaan pembeliaan dan penjualan PT. DINASTI untuk bulan April 2015,
sebagai berikut :
Keterangan :
Harga perunit Rp.100 diambil dari harga persedian awal tanggal 01 April, dan harga perunit Rp.150 dari pembelian
tangggal 05 April
Setelah diketahui nilai persediaan akhir maka selanjutnya dapat dihitung
harga pokok penjualan dan laba kotor :
Persediaan yang diperkirakan direalisasi pada suatu jumlah yang lebih besar dari biaya
guna menghasilkan laba.
Namun, terkadang nilai realisasi bersih/neto persediaan lebih rendah daripada biaya.
Misalnya disebabkan terjadinya turunnya permintaan, kerusakan fisik pada barang,
teknologi yang sudah kedaluwarsa yang memaksa perusahaan menjual barang di bawah
biaya.
Setelah biaya dan nilai realisasi bersih/neto persediaan ditentukan, dilakukan
perbandingan, yaitu membandingkan biaya persediaan dengan nilai realisasi bersih
pada saat penyusunan laporan keuangan dan memilih nilai terendah dari kedua nilai
tersebut yang diperlakukan sebagai nilai persediaan.
Secara teoritis, penerapan perbandingan itu dilakukan dengan tiga cara, yaitu ; (1). Item
by item/jenis persediaan, (2). Kelompok persediaan/kelas usaha, (3). Keseluruhan
persediaan.
Contoh
Dimisalkan pada tanggal 31 Desember 2016 Perusahaan PELANGI ELEKTRONIK
memiliki data persediaan sebagai berikut :
Harga Satuan
Kuantitas Biaya
Nama Barang NRB *
(Unit) Persediaan
(Rp)
(Rp)
A. LEMARI ES
1. Standar 8 1.200.000 1.600.000
2. Deluxe 6 1.600,000 1.900.000
B. TELEVISI
1. Portable 12 1.100.000 1.000.000
2. Console 4 1.200.000 1.400,000
3. Combinasi 2 1. 300.000 1. 600,000
C. AMPLIFIER
1. Mono 10 600.000 650.000
2. Sterio 8 1.600.000 1.500.000
Perhitungan nilai persediaan akhir dengan metode harga terendah antara biaya persediaan dengan
nilai realisasi bersih/neto berdasarkan jenis persediaan, kelompok persediaan dan keseluruhan
persediaan sebagai berikut :
Biaya Harga Terendah yang dipakai
NRB
Nama Barang Persediaan Perjenis Kelompok Total
( Rp * )
( Rp * ) (Rp) (Rp) (Rp)
A. LEMARI ES
1.Standar 9.600.000 12.800.000 9.600.000
1.Deluxe 11.200.000 13.300.000 11.200.000
Jumlah 20.800.000 26.100.000 20.800.000
B. TELEVISI
1. Portable 13.200.000 12.000.000 12.000.000
1.Console 4.800.000 5.600.000 4.800.000
1.Combinasi 2.600.000 3.200.000 2.600.000
Jumlah 20.600.000 20.800.000 20.600.000
C. AMPLIFIER
1.Mono 6.000.000 6.500.000 6.000.000
1.Sterio 12.800.000 12.000.000 12.000.000
Jumlah 18.800.000 18.500.000 18.500.000
Total 60.200.000 65.400.000 58.200.000 59.900.000 60.200.000
Berdasarkan data tersebut diketahui bahwa penurunan nilai persediaan menjadi
nilai realisasi bersih/neto sebagai berikut :
.
Contoh
Berdasarkan data pada contoh sebelumnya (Perusahaan PELANGI ELEKTRONIK) di mana
penerapannya adalah terhadap perjenis persediaan (item by item) maka jurnal penyesuaian
yang harus dibuat adalah sebagai berikut :
1. Metode langsung
Debit Kredit
Tanggal Keterangan
(Rp) (Rp)
2016
Des 31 Rugi penurunan nilai persediaan 2.000.000 -
Persediaan - 2.000.000
2. Metode Penyisihan
Debit Kredit
Tanggal Keterangan
(Rp) (Rp)
2016
Des 31 Rugi penurunan nilai persediaan 2.000.000 -
Cadangan penurunan nilai - 2.000.000
persediaan
Keterangan :
Rugi penurunan nilai persediaan diperoleh dari total biaya persediaan (Rp.60.200.000) dikurangi total harga
terendah per jenis persediaan (Rp.58.200.000) = Rp.2.000.000
METODE PENILAIAN BERDASARKAN STANDAR/
METODE LABA KOTOR
Metode ini sering digunakan dalam keadaan di mana perhitungan persedian tidak
mungkin dilakukan, karena catatan persediaan atau persediaan itu sendiri musnah
terbakar atau bencana alam lainnya
Metode laba kotor mengestimasi persediaan akhir dengan menggunakan
persentase terhadap penjualan.
Langkah-langkahnya :
Langkah I
Penjualan bersih - Taksiran laba kotor = Taksiran Harga Pokok
Penjualan
Langkah II
Harga perolehan barang yang siap dijual - Taksiran HPP = Estimasi
nilai persediaan akhir
Contoh
Barang dagangan Perusahaan MAJU MAKMUR yang ada di gudang musnah akibat kebakaran
yang terjadi pada tanggal 30 April 2015. Di bawah ini adalah data-data yang diambil dari
catatan akuntansi sampai tanggal 30 April 2015 sebagai bahan untuk menghitung kerugian
kebakaran :
Penjualan = Rp.150.000.000
Retur penjualan = (Rp. 5.000.000)
Penjualan bersih = Rp.145.000.000
Taksiran laba kotor ; 35 % x Rp145.000.000 = (Rp.50.750.000)
Taksiran harga pokok penjualan = Rp.94.250.000
Metode harga eceran biasanya digunakan perusahaan yang menjual barang dengan
harga eceran, seperti toko pengecer, departemen store.
bisnis eceran yang mempunyai banyak jenis persediaan barang yang berbeda sehingga
sangat sulit untuk menentukan biaya setiap penjualan maka alternatif yang dilakukan
dengan menerapkan metode harga eceran dalam menentukan nilai persediaan akhir
Metode harga eceran mengestimasi nilai persediaan akhir dengan mengurangi harga
jual persediaan dengan persentase marjin bruto yang sesuai.
Rumus untuk menerapkan metode harga eceran sebagai berikut :
Tahap I
Persediaan yang tersedia dijual berdasarkan harga eceran – Penjualan bersih =
Persediaan akhir berdasarkan harga eceran
Tahap II
Persediaan yang tersedia dijual berdasarkan harga pokok : persediaan yang tersedia dijual
berdasarkan harga eceran = Ratio harga perolehan terhadap harga eceran
Tahap III
Persedian akhir berdasarkan harga eceran x ratio harga pokok eceran = Estimasi nilai persediaan
akhir
Contoh
Data persediaan barang Toko ALFA pada bulan Desember 2015 sebagai berikut :
Di bawah ini merupakan data persediaan, pembelian dan penjualan PT. SENADA
untuk bulan Mei 2015 :
01 Mei : Persediaan awal 300 unit @ Rp.10.000
03 Mei : Pembelian 500 unit @ Rp.12.000
25 Mei : Penjualan 600 unit @ Rp.15.000
28 Mei : Pembelian 450 unit @ Rp.13.000
Diminta
Hitunglah nilai persediaan dengan menggunakan metode penilaian FIFO, RATA-
RATA dan LIFO baik FISIK maupun PERPETUAL
INVESTASI JANGKA PANJANG
TUJUAN PEMBELAJARAN
Contoh
PT. BERLIN pada tanggal 02 Agustus 2015 mengakuisisi 100 lembar
obligasi PT. BIMA dengan harga Rp.100.000 perlembar. Bunga 10%
dalam jangka waktu 5 tahun. Bunga dibayar setiap tanggal 01 Februari
dan 01 Agustus. Biaya komisi sebesar Rp.300.000.
Apabila PT. BERLIAN menjual investasi tersebut dengan harga jual Rp.10.500.000 dan biaya
perantara sebesar Rp.500.000.
Premi obligasi adalah selisih lebih biaya perolehan dengan nilai nominal obligasi.
Contoh
PT. VIRGO pada tanggal 01 Mei 2015 membeli obligasi PT.CARP, dengan nilai nominal
Rp.150.000.000, bunga 6% . Obligasi tersebut dibeli seharga Rp.153.000.000 dan biaya komisi
sebesar Rp.2.000.000. Investor bermaksud menyimpan obligasi sebagai investasi jangka panjang
hingga jatuh tempo. Bunga dibayar setiap tanggal 01 Mei dan 01 November. Obligasi tersebut
beredar selama 5 tahun (60 bulan) dan jatuh tempo pada tanggal 01 Mei 2020.
Debit Kedit
Tanggal Keterangan
(Rp) (Rp)
2015
Mei 01 Kas 155.000.000 -
Investasi obligasi - 155.000.000
PT. VIRGO melakukan pencatatan penerimaan bunga periode 1 Mei s/d 1
November 2016 dan amortisasi premi obligasi selama 6 bulan pada tanggal 01
November 2015 adalah
Tanggal Keterangan Debit (Rp) Kedit (Rp)
2015
Nov 01 Kas 4.500.000 -
Pendapatan bunga - 4.500.000
2015
Nov 01 Pendapatan bunga 500.000 -
Investasi obligasi - 500.000
Kemudian pada tanggal 01 Mei 2016 PT. VIRGO akan mencatat penerimaan kas dari piutang bunga (31
Desember 2015) dan pendapatan bunga periode 01 Januari s/d 30 April 2016 (4 bulan) serta amortisasi
premi obligasi selama 4 bulan dengan ayat jurnal sebagai berikut :
Diskonto merupakan selisih kurang dari biaya perolehan dengan nilai nominal obligasi.
Contoh
PT. LIBRA pada tanggal 02 Februari 2015 membeli obligasi PT.ARIES, dengan nilai nominal
Rp.200.000.000, bunga 6%. Obligasi tersebut dibeli dengan seharga Rp.190.000.000. Investor
bermaksud menyimpan obligasi sebagai investasi jangka panjang hingga jatuh tempo. Bunga
dibayar setahuan sekali yaitu pada tanggal 02 Februari setiap tahun. Obligasi tersebut beredar
selama 4 tahun (48 bulan) dan jatuh tempo pada tanggal 02 Februari 2019. PT.LIBRA mencatat
perolehan obligasi tersebut sebagai berikut :
Debit Kedit
Tanggal Keterangan
(Rp) (Rp)
2015
Feb 01 Kas 190.000.000 -
Investasi obligasi - 190.000.000
PT.LIBRA akan menyusun laporan keuangan pada tanggal 31 Desember 2015
maka perlu mencatat penyesuaian untuk mengakrualkan pendapatan bunga
periode 02 Februari s/d 31 Desember 2015 (11 bulan) dan amortisasi premi
obligasi selama 11 bulan dengan ayat jurnal sebagai berikut :
Rp.5.000.000
Amortisasi premi pertahun =
5 tahun
= Rp. 1.000.000
Rincian tentang amortisasi premi obligasi dengan metode garis lurus dapat dilihat dalam
tabel berikut ini :
Tabel Amortisasi (Akumulasi) Premi Obligasi
Metode Garis Lurus
(Dalam ribuan rupiah)
Akum.
Nilai Bunga Amort. Saldo Nilai buku
Periode Amort.
Nominal Obligasi Premi Premi Obligasi
Premi
01 Mei ,15 150.000 5.000 155.000
01 Nov.’15 150.000 4.500 500 500 4.500 154.500
01 Mei ‘16 150.000 4.500 500 1.000 4.000 154.000
01 Nov.’16 150.000 4.500 500 1.500 3.500 153.500
01 Mei ‘17 150.000 4.500 500 2.000 3.000 153.000
01 Nov.’17 150.000 4.500 500 2.500 2.500 152.500
01 Mei ‘18 150.000 4.500 500 3.000 2.000 152.000
01 Nov.’18 150.000 4.500 500 3.500 1.500 151.500
01 Mei ‘19 150.000 4.500 500 4.000 1.000 151.000
01 Nov.’19 150.000 4.500 500 4.500 500 150.500
01 Mei ‘20 150.000 4.500 500 5.000 0 150.000
Contoh 2 (Diskonto Obligasi)
PT. LIBRA pada tanggal 02 Februari 2015 membeli obligasi PT.ARIES, dengan nilai nominal
Rp.200.000.000, bunga 6%. Obligasi dibeli dengan harga Rp.190.000.000. Investor bermaksud
menyimpan obligasi sebagai investasi jangka panjang hingga jatuh tempo. Bunga dibayar
setahun sekali yaitu pada tanggal 02 Februari setiap tahun. Obligasi tersebut beredar selama
4 tahun (48 bulan) dan jatuh tempo pada tanggal 02 Februari 2019. Nilai diskonto obligasi
sebesar Rp.10.000.000 yang diperoleh dari nilai nominal (Rp.200.000.000) dikurangi biaya
perolehan sebesar (Rp.190.000.000). Amortisasi diskonto obligasi sepanjang umur obligasi
dengan menggunakan metode garis lurus sebagai berikut :
Perhitungan amortisasi diskonto obligasi pertahun sebagai berikut
Rp.10.000.000
Amortisasi premi pertahun =
4 tahun
= Rp. 2.500.000
Rincian tentang amortisasi diskonto obligasi dengan metode garis lurus dapat dilihat
dalam tabel berikut ini :
Tabel Amortisasi (Akumulasi) Diskonto Obligasi
Metode Garis Lurus
(Dalam ribuan rupiah)
Akum.
Nilai Bunga Amort. Saldo Nilai buku
Periode Amort.
Nominal Obligasi Diskonto Diskonto Obligasi
Diskonto
02 Feb ‘15 200.000 0 0 0 10.000 190.000
02 Feb ‘16 200.000 12.000 2.500 2.500 7.500 192.500
02 Feb ‘17 200.000 12.000 2.500 5.000 5.000 195.000
02 Feb ‘18 200.000 12.000 2.500 7.500 2.500 197.500
02 Feb ‘19 200.000 12.000 2.500 10.000 0 200.000
METODE AMORTISASI PREMI/DISKONTO
(METODE BUNGA EFEKTIF)
Bunga efektif sering disebut dengan bunga pasar. Perhitungan bunga efektif dengan
menggunakan rumus sebagai berikut :
Penentuan amortisasi premi dan diskonto obligasi dengan metode bunga efektif adalah
hasil selisih antara bunga obligasi dengan bunga efektif (bunga pasar).
Investasi saham adalah investasi pada saham perusahaan lain. Aturan akuntansi
untuk investasi jangka panjang dalam saham biasanya bergantung pada persentase
kepemilikan oleh investor. Atau sejauhmana pengaruh investor terhadap urusan
operasi dan keuangan perusahaan penerbit (investee).
Pedoman untuk menetapkan perlakukan akuntansi investasi saham berdasarkan
kepemilikan saham sebagai berikut :
Debit Kedit
Tanggal Keterangan
(Rp) (Rp)
2015
Mei 15 Investasi saham 13.000.000 -
Kas - 13.000.000
b. Mencatat Pendapatan Deviden
Selama investor memiliki saham maka ia akan mencatat deviden tunai yang diterima
sebagai pendapatan deviden. Pada akhir periode perusahaan tidak perlu melakukan
penyesuaian untuk mengakrualkan pendapatan deviden. Hal ini berbeda dengan
pendapatan bunga yang pada akhir periode perlu dilakukan penyesuaian untuk
mengakrualkan pendapatan tersebut.
Contoh
Apabila PT. GALAXY pada contoh sebelumnya pada tanggal 31 Desember 2015
menerima deviden sebesar Rp.5.000 perlembar saham.
Debit Kedit
Tanggal Keterangan
(Rp) (Rp)
2015
Des 31 Kas 2.500.000 -
Pendapatan deviden - 2.500.000
c. Mencatat
Penjualan Saham
Ketika perusahaan menjual saham yang dimiliki maka perusahaan tersebut
mengakui adanya keuntungan atau kerugian dari penjulan saham tersebut.
Contoh
PT. GALAXY pada tanggal 15 Agustus 2016 menjual 500 lembar saham PT.
BIMASAKTI harga Rp.30.000 perlembar. Biaya perantara sebesar Rp.700.000.
Saham tersebut diakuisisi dari PT.BIMASAKTI dengan biaya perolehan sebesar
Rp.13.000.000
Debit Kedit
Tanggal Keterangan
(Rp) (Rp)
2016
Agust 15 Kas 14.300.000 -
Investasi saham - 13.000.000
Laba penjualan investasi saham - 1.300.000
Apabila PT. GALAXY pada tanggal 15 Agustus 2016 menjual 500 lembar saham
PT. BIMASAKTI harga Rp.24.000 perlembar
Debit Kedit
Tanggal Keterangan
(Rp) (Rp)
2016
Agust 15 Kas 12.500.000 -
Rugi penjualan investasi saham 500.000 -
Investasi saham - 13.000.000
Metode Pencatatan Investasi Saham
(Metode Ekuitas)
Apabila kepemilikan saham antara 20% sampai dengan 50% maka investor mempunyai
pengaruh signifikan terhadap perusahaan investee, namun tidak mengendalikan.
Metode ekuitas merupakan suatu metode akuntansi di mana investor pada awalnya
mencatat investasi pada saham biasa dari perusahaan asosiasi pada biaya perolehan.
Setelah itu perusahaan investor menyesuaikan akun investasi setiap tahun untuk
menunjukkan ekuitas investor pada perusahaan asosiasi. Setiap tahun investor melakukan
hal sebagai berikut :
Menambah (mendebit) saldo akun investasi dan menambah (mengkredit) saldo akun
pendapatan bagi bagian laba bersih (neto) perusahaan asosiasi atau menambah
(mendebit) saldo akun kerugian dan mengurangi (mengkredit) saldo akun investasi atas
bagian kerugian perusahaan asosiasi tersebut.
Investor juga mengurangi (mengkredit) saldo akun investasi atas jumlah deviden yang
diterima.
a. Mencatat Akuisisi Investasi Saham
Pada perusahaan asosiasi maka investasi tersebut dicatat sebesar biaya
perolehan.
Contoh
PT. ASKIRA mengakuisi 40% saham PT.SAHMAN sebanyak 700 lembar
saham dengan nilai Rp.27.000 perlembar dan biaya komisi sebesar
Rp.500.000. Akusisi dilakukan pada tanggal 02 Januari 2015.
Debit Kedit
Tanggal Keterangan
(Rp) (Rp)
2015
Jan 02 Investasi saham 19.400.000 -
Kas - 19.400.000
b. Mencatat Pendapatan dan Deviden
Sehubungan dengan pengakuan pendapatan dan deviden maka perusahaan investor
perlu melakukan penyesuaian akun investasi setiap tahun untuk menunjukkan ekuitas
investor pada perusahaan asosiasi dengan cara: (1) menambah/mengurangi
investasi atas keuntungan atau kerugian dari perusahan asosiasi. (2) mengurangi
investasi atas deviden yang diterima.
Contoh
Dimisalkan PT.SAHMAN sebagai perusahaan asosiasi pada contoh sebelumnya
melaporkan laba bersih (neto) pada tanggal 31 Desember 2015 sebesar
Rp.10.000.000. Pada tanggal tersebut PT.SAHMAN juga mengumumkan dan
membagi deviden tunai sebesar Rp.5.000.000.
Mencatat bagian pendapatan dari laba perusahaan asosiasi
Debit Kedit
Tanggal Keterangan
(Rp) (Rp)
2015
Des 31 Investasi saham 4.000.000 -
Laba dari asosiasi - 4.000.000
Keterangan :
Pendapatan dari laba asosiasi: 40% x Rp.10.000.000 = Rp.4.000.000
Latihan 1
PT.INSAN CITA pada tanggal 03 Mei 2015 mengakuisisi obligasi PT.INSAN
KAMIL senilai Rp.15.000.000, bunga 6 %. Bunga dibayar setiap tanggal
03 Mei dan 03 November. Biaya komisi sebesar Rp.300.000. Obligasi
tersebut beredar selama 5 tahun
Hitunglah
1. Berapa nilai perolehan/ nilai tercatat dari investasi obligasi tersebut
?
2. Berapa pendapatan bunga yang diterima oleh PT. INSAN CITA setiap
tanggal pembayaran bunga ?
Latiha 2 (Kasus – 1)
PT. YAKUSA melakukan akuisisi 450 lembar obligasi PT.INSAN CITA dengan nilai
Rp.21.000 perlembar, bunga 8%. Akuisisi dilakukan pada tanggal 02 April 2015. Pembayaran bunga setiap
• tanggal 02 April dan 02 Oktober. Obligasi terdebut beredar selama 3 tahun. Pada tanggal 20 April 2016
PT.YAKUSA menjual seluruh obligasi tersebut dengan harga jual Rp.25.000 perlembar. Dan biaya perantara sebesar
Rp.500.000.
• Diminta :
Buatlah ayat jurnal pada tanggal 02 April 2015 untuk mencatat perolehan obligasi tersebut,
• sertakan perhitunganya ?
Buatlah ayat jurnal pada tanggal 02 Oktober 2015 untuk mencatat penerimaan kas dari pendapatan bunga,
sertakan perhitungannya ?
Buatlah ayat jurnal pada tanggal 31 Desember 2015 untuk mengakrualkan pendapatan bunga,
• sertakan perhitunganya ?
Buatlah ayat jurnal pada tanggal 02 April 2016 untuk mencatat penerimaan kas dari pendapatan bunga,
sertakan perhitungannya ?
Buatlah ayat jurnal pada tanggal 20 April 2016 atas penjualan obligasi dan pengakuan keuntungan
• atau kerugian, sertakan perhitunganya ?
ASET TAK BERWUJUD DAN ASET
SEUMBERDAYA ALAM
PENGERTIAN ASET TAK BERWUJUD
MEREK
LISENSI DAGANG
Lisensi BI ke
Mandiri
transaksi non
tunai
FRANCHISE
GOODWILL
PENGAKUAN & PENGUKURAN ASET TAK
BERWUJUD
PENGAKUAN PENGUKURAN
• Kemungkinan besar • Suatu aset takberwujud
perusahaan akan pada awal perolehan
memperoleh harus diukur sebesar
manfaat ekonomis biaya perolehan. Biaya
masa depan dari perolehan aset
aset tersebut takberwujud
ditentukan berdasar
• Biaya perolehan kan cara memperoleh
aset tersebut dapat aset tersebut.
diukur secara andal
PENCATATAN ASET TAK BERWUJUD
a. Aset takberwujud diperoleh melalui pembelian
Bila aset takberwujud diperoleh melalui pembelian penentuan biaya perolehan meliputi
harga pembelian serta biaya yang dikeluarkan agar siap digunakan.
Contoh
PT.MUZILA pada tanggal 01 Mei 2015 memperoleh hak dari KFC memproduksi suatu
produk makanan dan menjual kepada umum. Biaya yang dikeluarkan atas produk
tersebut sebesar Rp.30.000.000,- sesuai dengan perjanjian hak mempergunakan
selama 10 tahun. . Jurnal atas perolehan aset tersebut adalah :
Debit Kredit
Tanggal Keterangan
(Rp) (Rp)
2015
Mei 01 Franchise 30.000.000 -
Ka - 30.000.0000
b. Aset tak berwujud yang diperoleh melalui kombinasi bisnis (Goodwill)
Untuk aset takberwujud yang diperoleh melalui kombinasi bisnis penetapan biaya perolehan
aset tersebut adalah nilai wajarnya pada tanggal akuisisi.
Contoh:
PT. MERCURI pada tanggal 15 Mei 2015 mengakuisisi PT.BIMASAKTI sebuah perusahaan yang
bergerak dibidang industri obat-obatan. Pada tanggal akuisisi PT. BIMASAKTI mempunyai total
aset sebesar Rp12,5 miliar dan total liabilitas/kewajiban sebesar Rp 5 miliar, harga pembelian
yang dibayarkan PT.MARCURI ke PT. BIMASAKTI sebesar Rp 8,5 miliar
Dengan demikian nilai goodwill diakui sebagai berikut :
Total Aset Rp.12.500.000.000
Total liabilitas/kewajiban (Rp. 5.000.000.000)
Nilai wajar aset PT.BIMASAKTI Rp. 7.500.000.000
Biaya perolehan (Rp. 8.500.000.000)
Goodwill Rp.1.000.000.000
Ayat jurnal yang akan dibuat oleh PT. MARKURI adalah :
Debit Kredit
Tanggal Keterangan
(Rp) (Rp)
2015
Mei 15 Aset 12.500.000.000 -
Goodwill 1.000.000.000 -
Kas - 8.500.000.000
Liabilitas - 5.000.000.000
Aset takberwujud dengan umur manfaat tidak terbatas tidak boleh diamortisasi tetapi
akan dikenai uji penurunan nilai sedikitnya setahun sekali walaupun tidak ada indikasi
penurunan nilai. Umur manfaat aset yang tidak terbatas bukan berarti tidak terhingga,
hanya saja pada masa saat ini perusahaan tidak melihat batasnya. Contoh aset
takberwujud dalam kategori ini adalah goodwill.
Aset takberwujud yang masa manfaatnya terbatas harus diamortisasi secara sistematis
sepanjang masa manfaatnya dan dikenai uji penurunan nilai bila ada indikasi penurunan
nilai
Aset takberwujud harus diamortisasi dengan metode yang dapat mencerminkan
konsumsi manfaat ekonomis. Jika metode tersebut tidak dapat ditentukan dengan andal,
maka digunakan metode garis lurus.
Contoh
Pada awal tahun 2015 pemerintah memberikan hak, berupa hak paten kepada PT. BIMASAKTI untuk
memproduksi suatu rancangan produk. Biaya-biaya yang berkaitan dengan perolehan hak paten
tersebut adalah; biaya pendaftaran Rp.500.000, biaya notaris Rp.700.000, pembayaran kepada
pemerintah Rp.2.000.000, biaya pembuatan model Rp.600.000, dan biaya lainnya yang terkait langsung
dengan paten Rp.200.000. Jangka waktu pemakaian hak tersebut selama 8 tahun dan tidak memiliki
nilai residu (nilai sisa) pada masa umur ekonimis paten tersebut.
Biaya perolehan paten tersebut dapat dihitung sebagai berikut :
Biaya pendaftaran Rp. 500.000.-
Biaya notaris Rp. 700.000.-
Pembayaran kepada pemerintah Rp.2.000.000.-
Biaya lainnya Rp. 200.000.-
Biaya pembuatan model Rp. 600.000.-
Biaya perolehan Rp.4.000.000.-
Beban amortisasi pertahun dengan menggunakan metode garis lurus dapat dihitung sebagai berikut :
Rp 4.000.000
Beban amort pertahun =
4 tahun
= Rp.500.000
Dengan demikian tabel beban amortisasi dapat disusun sebagai berikut :
PT. BIMASAKTI
Tabel Amortisasi Hak Paten
Metode Garis Lurus
Debit Kredit
Tanggal Keterangan
(Rp) (Rp)
2015
Des 31 Beban amortisasi 500.000 -
Akumu amort. paten - 500.000
(Mencatat beban
amortisasi paten)
AKUNTANSI ASET SUMBER DAYA ALAM
Aset sumber daya alam adalah sumber daya alam yang diambil dari tanah seperti
biji besi, petroleum (minyak), gas, mineral dan kayu.
Sumber daya alam yang dimaksud adalah sumber daya alam yang dapat
diekstraksi. Ekstraksi sumber daya alam adalah sebagai usaha menemukan dan
menghapus sumber daya alam yang berada di dalam atau di dekat kerak bumi.
Aset sumber daya alam yang dapat diekstraksi atau eksplolasi dan evaluasi
pertambangan sumber daya mineral diukur berdasarkan biaya perolehan.
Penyusutan Deplesi atas aset sember daya alam yang dapat diekstraksi pada
umumnya menggunakan metode unit aktivitas atau unit produksi
Contoh.
PT. BERLIAN merupakan perusahanan tambang batu bara. Pada tanggal 03 Januari 2015
mengeluarkan kas sebesar Rp.500 milyar untuk investasi tambang batubara yang
diperkirakan memiliki 100.000 ton. Selama tahun 2015 perusahaan dapat mengekstaksi
dan menjual 10.200 ton. Ayat jurnal yang dibuat untuk mencatat transaksi tersebut
adalah :
1. Ayat jurnal untuk mencatat perolehan tambang batu bara adalah :
Debit Kredit
Tanggal Keterangan (dalam ribuan (dalam ribuan
rupiah) rupiah)
2015
Jan 03 Tambang batu bara 500.000.000 -
Kas - 500.000.000
(Mencatat perolehan
tambang batu bara)
2. Ayat jurnal untuk mencatat penyusutan tambang batu bara tahun 2015
Debit Kredit
(dalam (dalam
Tanggal Keterangan
ribuan ribuan
rupiah rupiah)
2015
Des 31 Beban deplesi 51.000.000 -
Akum. deplesi - 51.000.000
(Mencatat deplesi
tambang batu bara)
Keterangan :
Beban deplesi tahun 2015 dengan metode unit aktivitas/unit produksi dapat dihitung :
Beban deplesi per ton : Rp.500 milyar ÷ 100.000. ton = Rp.5 juta per ton
Beban deplesi pertahun (2015) : Rp.5 juta x 10.200 ton = Rp.51 milyar
LATIHAN DI KELAS
Pada tanggal 01 Mei 2014 PT. BIMANTARA memperoleh sebuah paten, dengan
mengeluarkan biaya-biaya sebagai berikut; biaya pendaftaran paten Rp.1.500.000,
biaya notaris Rp.750.000, biaya pembuatan model Rp.800.000, biaya administrasi
kantor Rp.300.000, biaya iklan produk perusahaan Rp.600.000, biaya administrasi
paten Rp.200.000. Paten tersebut diperkirakan memiliki umur ekonomis 5 tahun.
Diminta
1. Berapa biaya perolehan aset tersebut
2. Berapa biaya amortisasi paten setiap tahun jika perusahaan menggunakan
metode garis lurus
3. Buat jurnal atas perolehan aset tersebut
TERIMA KASIH