Anda di halaman 1dari 48

AKUNTANSI PERUSAHAAN DAGANG

Tujuan pembelajaran :
• Menganalisis dan mencatat transaksi yang menyangkut
pembelian dan penjualan barang dagangan.
• Menjelaskan setiap elemen yang diperhitungkan
dalam penentuan harga pokok penjualan dan laba
kotor penjualan.
• Membuat jurnal penyesuaian pada perusahaan dagang
• Membuat neraca lajur dan laporan keuangan untuk
perusahaan dagang yang menggunakan metode
persediaan periodik.
• Membuat jurnal penutup.
AKTIVITAS PERUSAHAAN DAGANG
• Perusahaan dagang adalah perusahaan yang kegiatan
utamanya membeli barang dan menjual kembali
sebagaimana adanya tanpa mengubah wujud fisik barang
yang bersangkutan.
• Oleh karena itu perusahaan yang bergerang di sektor
perdagangan harus menyelenggarakan akuntansi tersendiri
untuk melaporkan persediaan barang dagangannya.
• Untuk memudahkan dalam mempelajari akuntansi
perusahaan dagang, maka semua penjualan dan
pembelian dianggap kredit, kecuali ada keterangan
pembelian atau penjualan TUNAI/KONTAN
TRANSAKSI YANG SERING TERJADI DALAM
PERUSAHAAN DAGANG
• Penjualan tunai, yaitu penjualan yang direalisasikan
dengan penerimaan kas pada saat penjualan.
• Penjualan kredit, yaitu penjualan yang direalisasikan
dengan timbulnya tagihan atau piutang kepada pihak
pembeli.
• Penjualan return dan cadangan, yaitu penerimaan
kembali barang dagangan yang sudah dijual atau barang
yang sudah dijual dikembalikan oleh pembelinya karena
alasan tertentu.
• Potongan penjualan, yaitu pengurangan harga jual yang
diberikan kepada pembeli, sehingga mengurangi harga
jual barang dagangan.
• Penghapusan piutang, yaitu piutang yang gagal
ditagih dan tidak bisa direalisasikan menjadi kas
atau aktiva lain yang kemudian dinyatakan tidak
bisa ditagih.
• Penagihan piutang, yaitu aktivitas untuk
merealisasikan piutang menjadi kas atau aktiva
lain.
• Pembelian kredit, yaitu pembelian barang
dagangan yang pembayarannya dilakukan
beberapa waktu kemudian.
• Pembelian tunai, yaitu pembelian yang pada
saat bersangkutan langsung dibayar dengan
kas.
• Potongan pembelian, yaitu potongan harga beli
yang diberikan oleh pihak penjual.
• Return pembelian, yaitu pembelian barang
dagangan yang karena sesuatu hal barang yang
bersangkutan dikembalikan kepada penjualnya.
• Pengeluaran kas, yaitu suatu aktivitas pembayaran
kas yang biasa terjadi karena ada tagihan
sebelumnya atau adanya pembelanjaan yang
bersamaan dengan pengeluaran tersebut.
• Penerimaan kas, yaitu kegiatan menerima kas yang
bersumber dari tagihan, atau bisa juga dari
pinjaman, setoran modal atau penjualan tunai.
1. AKUNTANSI UNTUK PENJUALAN BARANG
DAGANGAN Sumber : haryono Yusuf, hal.236

• Seperti hal pada perusahaan jasa, penjualan barang


dagangan juga dicatat dengan mendebet Kas atau
Piutang dagang dan mengkredit rekening
pendapatan.
• Namun rekening pendapatan yang digunakan untuk
mencatat transaksi penjualan barang dagangan
dalam perusahaan dagang adalah PENJUALAN.
• Penjualan tunai maupun penjualan kredit yang
terjadi pada suatu periode merupakan pendapatan
untuk periode yang bersangkutan.
1. PENJUALAN TUNAI.
Misalnya terjadi penjulan tunai barang dagangan seharga Rp.
12.000,- maka dapat dijurnal sbb. :
• KAS …………………………… Rp. 12.000,-
– PENJUALAN …………………………………… Rp. 12.000,-
(untuk mencatat penjualan tunai barang dagangan).

2. PENJUALAN KREDIT
Bilamana penjualan dilakukan secara kredit, maka dijurnal :

• PIUTANG DAGANG………… Rp. 12.000,-


– PENJUALAN …………………………………… Rp. 12.000,-
(untuk mencatatpenjualan kredit barang dagangan).

Catatan :
Rekening penjualan hanya digunakan untuk mencatat penjualan barang dagangan.
Apabila perusahaan dagang menjual peralatan kantornya (bukan barang dagangan) maka yang dikredit
adalah rekening Peralatan kantor, bukan rekening penjualan.
Return dan Potongan Penjualan
• Bilamana terjadi return penjualan misalnya
sebesar Rp. 2.500.000,- maka dapat dijurnal sbb. :
Return dan Potongan Penjualan Rp. 2.500.000,-
– Piutang Dagang………………………………… Rp. 2.500.000,-
(untuk mencatat pengembalian barang dagangan).

• Bila perusahaan memberikan pengembalian uang


kepada konsumen, maka jurnalnya :
Return dan Potongan Penjualan Rp. 2.500.000,-
– Kas……………………….……………………………… Rp.
2.500.000,-
(untuk mencatat pengembalian barang dari pembeli).
Potongan tunai penjualan
• Apabila penjualan dilakukan secara kredit, maka yang perlu
diperhatikan adalah syarat pembayaran di waktu yang akan
datang harus ditetapkan dengan jelas.
• Syarat penjualan biasanya dicantumkan dalam faktur
penjualan dan merupakan bagian dari perjanjian penjualan.
• Syarat penjualan misalnya dinyatakan dengan simbol n/30 Ini
artinya harga faktur netto atau keseluruhan harga faktur harus
dibayar dalam waktu 30 hari sesudah tanggal faktur.
• Syarat lain misalnya : n, 10/EOM
(EOM singkatan dari End Of Month atau akhir bulan). Ini
berarti bahwa Faktur harus dibayar dalam waktu 10 hari
sesudah akhir bulan, dihitung dari bulan yang tertulis pada
faktur.
• Apabila jangka waktu kredit cukup panjang, maka
biasanya perusahaan menawarkan potongan tunai
untuk merangsang agar pembeli membayar secepatnya.
Misalnya : 2/10, n/30 Ini artinya bahwa pembeli
dimungkinkan untuk :
1. mendapat potongan 2% dari harga faktur bruto, jika
pembayaran dilakukan dalam waktu 10 hari sesudah
tanggal faktur.
2. Atau menunda dan membayar penuh seluruh harga
faktur bruto pada setiap waktu dikehendaki sesudah
lewat 10 hari, tetapi tidak melewati 30 hari sejak tgl
faktur.
• Misalnya : 2/EOM, n/60 Ini artinya bahwa pembeli
dimungkinkan untuk :
1. Mendapat potongan 2% dari harga faktur bruto,
jika ia membayar tidak melewati akhir bulan. Atau,
2. Menunda dan membayar penuh seluruh harga
faktur bruto pada setiap waktu yang dikehendaki
setelah lewat akhir bulan, akan tetapi tidak lebih
dari 60 hari sejak tgl. Faktur.
Pada saat transaksi penjualan terjadi, penjual belum
mengetahui apakah pembeli akan menggunakan
kesempatan mendapat potongan atau tidak. Olehnya
itu perusahaan mencatat penjualan sebesar harga
faktur bruto.
Contoh
• Misal pada tgl. 10 Oktober PT.Merbabu menjual barang
kepada seorang pembeli seharga Rp. 10.000.000,- secara
kredit dengan syarat 2/10, n/30.
• JURNAL : pada tgl. 10 Oktober
Piutang dagang Rp. 10.000.000,-
Penjualan Rp. 10.000.000,-
Seandainya pembeli melakukan pembayaran pada tanggal 19
Oktober, maka dia mendapat potongan 2%, sehingga jurnalnya
sbb. :
• JURNAL : pada tgl. 19 Oktober
Kas ……………………………………Rp. 9.800.000,-
Potongan tunai (2%) …….. Rp. 200.000,-
Piutang dagang Rp. 10.000.000,-
• Seandainya pembeli melakukan pengembalian barang (return) sebelum
pembayaran dilakukan, maka potongan hanya dikenakan pada harga
barang yang jadi dijual (yg tidak dikembalikan).

• Sebagai contoh : misalnya konsumen yang melakukan pembelian pada tgl.


10 Oktober di atas seharga Rp. 10.000.000,- dengan syarat 2/10, n/30.
pada tanggal 15 Oktober mengembalikan barang karena rusak seharga Rp.
2.000.000,- maka bruto atas barang yang dibeli adalah Rp. 8.000.000,-
dengan demikian potongan tunai harus dihitung atas dasar Rp. 8.000.000,-
• Misalnya pembeli melakukan pembayaran pada tgl. 19 Oktober, maka ia
mendapat potongan 2% x Rp. 8.000.000 = Rp. 160.000,-

• JURNAL PERUSAHAAN: pada tgl. 19 Oktober


Kas ……………………………………Rp. 7.840.000,-
Potongan tunai …………….. Rp. 160.000,-
Piutang dagang Rp. 8.000.000,-
(untuk mencatat penerimaan piutang dikurangi potongan 2%)
• Jika Pembeli tidak memanfaatkan kesempatan untuk
mendapat potongan yang ditawarkan, maka harus
membayar penuh sebesar harga faktur bruto.
• Misal pembeli melakukan pembayaran pada tgl. 31
Oktober (21 hari sesudah tgl faktur, atau 11 hari setelah
tgl akhir periode potongan, maka jurnal yang dibuat
adalah :

• JURNALNYA : pada tgl. 31 Oktober


Kas ……………………………………Rp. 10.000.000,-
Piutang dagang Rp. 10.000.000,-
(untuk mencatat penerimaan piutang dagang)
2. Akuntansi Untuk Pembelian Barang
Dagangan
• Apabila perusahaan penggunakan metode persediaan
periodik (metode Fisik), maka pada saat pembelian
barang akan dicatat dengan Mendebet rekening
Pembelian, dan mengkredit rekening Kas atau Utang.
• Misalnya :
Pada tgl. 3 Jan 2014 perusahaan membeli barang
dagangan dengan harga Rp. 5.000.000 secara kredit.
Transaksi ini akan dicatat dengan Jurnal sbb. :
Pembelian ……………………… Rp. 5.000.000
Utang Dagang ………………………… Rp. 5.000.000
Return dan Potongan Pembelian
• Dalam transaksi pembelian dapat juga terjadi return
pembelian. Bila terjadi return pembelian, maka
dengan sendirinya akan mengurangi Utang
perusahaan pada pemasok.
• Kemungkinan lain adalah perusahaan tidak
mengembalikan barang, tetapi ia mendapat
potongan harga.
• Untuk mencatan transaksi return pembelian dan
potongan harga biasanya perusahaan menggunakan
rekening khusus yang disebut Return dan
Potongan Pembelian.
• Misalnya : Pada tanggal 9 Jan-2014
perusahaan telah dikembalikan barang kepada
pemasok (yang dibeli pada Tgl. 3 Jan 2014)
seharga Rp. 500.000,- maka Ayat jurnal untuk
mencatan return Pembalian ini adalah sbb. :
Jurnal :
Utang Dagang ………………Rp. 500.000,-
Return dan Potongan Pembelian Rp. 500.000
(bisa juga dengan mengkredit rekening Pembelian).
Potongan Tunai Pembelian
• Pemasok biasanya memberi potongan tunai kepada pembeli yang
membayar dalam waktu yang telah ditetapkan. Jika pembeli
mendapatkan potongan tunai, maka potongan tersebut oleh pembeli
dinamakan Potongan Tunai Pembelian, yaitu potongan yang diterima
karena pembeli membayar dalam waktu yang telah ditentukan.

• Misalnya : pada tgl. 3 Jan-2014 perusahaan membeli barang Rp.


5.000.000 dengan syarat 2/10, n/30. dan Pada tgl. 9 Jan-2014 ada
barang yang dikembalikan seharga Rp.500.000. Perusahaan dapat
membayar harga barangnya pada tgl. 11 Jan-2014, maka transaksi ini
dapat dijurnal sbb. :

Utang Dagang …………….. Rp. 4.500.000


Potongan Tunai pembelian Rp. 90.000
Kas Rp. 4.410.000
Rabat
• Disamping potongan tunai, pembeli juga
dapat memperoleh potongan yang disebut
Rabat. Rabat tidak sama dengan potongan
tunai. Rabat adalah potongan yang diterima
oleh pembeli berupa pengurangan harga dari
daftar harga resmi.
• Rabat tidak dicatat dalam pembukuan, baik
oleh pembeli maupun penjual. Potongan ini
hanya digunakan untuk menetapkan harga
jual barang.
Biaya Angkut Pembelian
• Biaya angkuat pembelian kadang-kadang menjadi tanggungan
pembeli atau penjual, tergantung dari kesepakatan.
• Apabila biaya angkut ditanggung oleh pembeli, maka biaya ini
akan menambah harga pokok barang yang dibeli, oleh karena
itu biaya ini dicatat dalam rekening “Biaya Angkut Pembelian”.
• Misalnya : pada Tgl. 15 Jan-2014 Perusahaan membeli
sejumlah barang, dan untuk itu mereka membayar biaya
pengangkutan sebesar Rp. 7.500.000,-, maka Jurnalnya sbb. :
JURNAL :
Biaya Angkut Pembelian … Rp. 7.500.000
Kas …………………………………………. Rp. 7.500.000
IKHTISAR REKENING-REKENING DALAM
PERUSAHAAN DAGANG
Rekening-rekening yang terdapat dalam perusahaan dagang
(dengan menggunakan metode persediaan periodik), terdiri
dari :
• Penjualan. Rekening penjualan dikredit sebesar harga jual
barang yang dijual. Penjualan termasuk dalam kelompok
rekening pendapatan. (rugi-laba)
• Return dan Potongan Penjualan. Rekening Return dan
Potongan Penjualan di Debet sebesar harga jual barang yang
direturn (dikembalikan) oleh pembeli atau sebesar potongan
yang diberikan kepada pembeli. Rekening Return Penjualan
merupakan rekening lawan atau rekening pengurang dari
rekening pendapatan. Rekening ini dilaporkan dalam
Laporan Rugi Laba sebagai pengurang atas penjualan kotor.
• Potongan Tunai Penjualan. Rekening ini di Debet
sebesar potongan tunai yang diberikan kepada
pembeli, karena pembeli melakukan pembayaran
pada waktu yang telah ditentukan. Potongan
tunai penjualan merupakan rekenikng lawan
(pengurang) atas rekening pendapatan. Yang akan
dilaporkan dalam laporan Rugi-Laba sebagai
pengurang atas penjualan kotor.
• Pembelian. Rekening pembelian di Debet sebesar
harga pembelian barang. Rekening ini merupakan
salah satu komponen untuk menentukan harga
pembelian bersih pada laporan Rugi-laba.
• Return dan Potongan Pembelian. Rekening ini di kredit
sebesar harga beli barang yang direturn, atau sebesar
potongan yang diterima dari penjual. Return dan potongan
pembelian merupakan rekening lawan (pengurang) atas
rekening pembelian. Rekening ini merupakan salah satu
komponen untuk menentukan harga pembelian bersih
dalam bagian harga pokok penjualan pada laporan rugi-laba.
• Potongan Tunai Pembelian. Rekening Potongan Tunai
Pembelian di kredit sebesar pengurangan atas harga
pembelian kotor, karena pembayaran dilakuan pada periode
waktu potongan yang ditetapkan oleh penjual. Potongan
tunai pembelian merupakan rekening lawan (pengurang)
atas rekening pembelian. Rekening ini merupakan salah satu
komponen untuk menentukan harga pembelian bersih
dalam bagian harga pokok penjualan pada laporan rugi-laba.
• Biaya Angkut Pembelian. Rekening Biaya
Angkut Pembelian di debet sebesar biaya
pengangkutan barang yang menjadi beban
pembeli.
• Presediaan barang Dagangan. Rekening
Persediaan barang Dagangan menunjukkan
harga pokok barang yang ada dalam
persediaan. Rekening ini dilaporkan dalam
neraca pada bagian aktiva lancar.
MEMBUAT JURNAL
LATIHAN-1
TGL KETERANGAN
Mei 1 - Dijual barang dagangan seharga Rp. 150.000,-
2 - Dibeli barang dagangan seharga Rp. 400.000,- secara kredit
3 - Diterima pelunasan piutang sebesar Rp. 300.000,-
4 - Dibayar Utang sebesar Rp. 275.000,-
5 Dari pembelian pada tgl. 2 Mei terdapat barang yang rusak sehingga
dikembalikan senilai Rp. 150.000,-
6 Perusahaan memberi potongan penjualan sebesar Rp. 100.000
kepada pembeli.
7 Perusahaan mendapat potongan pembelian sebesar Rp. 50.000,-
JURNAL
TGL KETERANGAN DEBET KREDIT
Mei 1 Piutang Usaha 150.000
Penjualan 150.000
2 Pembelian 400.000
Utang Usaha 400.000
3 Kas 300.000
Piutang Usaha 300.000
4 Utang Usaha 275.000
Kas 275.000
5 Utang Dagang 150.000
Return Pembelian 150.000
6 Potongan Penjualan 100.000
Piutang Usaha 100.000
7 Utang Dagang 50.000
Potongan Pembelian 50.000
TUGAS : 2
• Berikut ini adalah Neraca Saldo UD. Baramuli per 1 Maret
2020
No. Akun Nama Akun Jumlah
110100 Kas 450.000.000
110200 Piutang Dagang 240.000.000
110300 Persediaan Barang Dagangan 500.000.000
110400 Perlengkapam(Supplies) kantor & Toko 245.000.000
120200 Peralatan Kantor & Toko 1.000.000.000
210100 Utang Danag 200.000.000
210201 Utang Wesel 235.000.000
310100 Modal Tn Baramuli 4.000.000.000
120100 Tanah 1.000.000.000
120300 Bangunan 2.500.000.000
120400 Kendaraan 500.000.000
210202 Utang Bank 2.000.000.000
Transaksi UD. Baramuli selama bulan Maret 2020 adalah sbb. :

Maret-1 Tn. Baramuli menyetor modal/uang tunai ke dalam kas perusahaan sebesar Rp.
7.500.000,-
Maret-3 Dijual persediaan barang dagangan kepada UD. Bangkali Rp. 19.630.000 termin 2/20
n/60
Maret-5 UD. Baramuli meminjam uang di Bank BNI sebesar Rp. 23.100.000,- jaminan wesel
90 hari dengan bunga 8%/tahun.
Maret-7 Dijual barang dagangan kepada UD. Wakuru Rp. 11.100.000,-
Maret-10 Dijual persediaan barang dagangan kepada UD. Tampo Rp. 10.100.000 termin 2/10,
n/30.
Maret-12 diterima pengembalian barang yang dijual pada tgl. 3 maret sebesar Rp. 400.000,-
Maret-14 dijual barang dagangan kepada UD. Laino Rp. 3.450.000,- Termin 2/20, n/30.
Maret-16 Diterima hasil penagihan dari UD. Tampo.
Maret-19 Dijual Tunai persediaan barang dagangan kepada UD.Jompi Rp. 13.600.000,-
Maret-22 Diterima setoran tunai untuk tambahan modal dari pemilik Rp. 15.100.000,-
Maret-24 diterima hasilpenagihan dari UD. Bangkali
Maret-26 Dijual barang dagangan kepada UD. Laiwoi Rp. 3.100.000,- Termin 2/10, n/30
Maret-30 Dijual barang daganga kepada UD. Laino Rp. 5.200.000,- Termin 2/10, n/30
Maret-30 dibentuk cadangan untuk garansi Rp. 200.000 atas penjualan kepada UD. Laino tgl.
30 Maret.
Diminta :
• Buat jurnal yang diperlukan
• Posting jurnal tersebut ke buku besar
• Buat neraca saldo per 31 Maret 2020
UD. BARAMULI
JURNAL Umum
Bulan : Maret 2020

TGL KETERANGAN DEBET KREDIT


Jan 1 Kas
PROSEDUR AKUNTANSI PADA AKHIR PERIODE
UNTUK PERUSAHAAN DAGANG sumber : Haryono Yusuf, hal.354-358
• Prosedur akuntansi yang harus dilakukan pada akhir periode untuk
perusahaan dagang tidak jauh berbeda dengan perusahaan jasa,
dimana semua transaksi harus dicatat dalam jurnal dan diposting ke
buku besar, dan kemudian dihitung saldo buku besar (neraca saldo), dan
selanjutnya melakukan penyesuaian atas saldo-saldo tersebut kemudian
menyusun neraca lajur, laporan keuangan dan menutup pembukuan.
• Yang berbeda adalah bahwa pada perusahaan dagang terdapat
rekening-rekening khusus yang tidak terdapat pada perusahaan jasa.
(rekening-rekening tersebut telah dijelaskan pada bagian terdahulu)
• Prosedur akhir yang akan dijelaskan adalah :
1. Pembuatan jurnal penyesuaian
2. Penyusunan neraca lajur
3. Penyusunan laporan keuangan
4. Pembuatan Jurnal Penutup pada akhir periode
PENYESUAIAN PEMBUKUAN
• Oleh karena metode yang kita gunakan dalam
pencatatan persediaan barang (pembelian dan
penjualan barang dagangan) adalah metode Periodik
(Fisik), maka pembelian dan penjualan barang tidak
langsung dicatat dalam rekening persediaan barang
(Tidak disediakan kartu-kartu untuk mencatat
persediaan barang dagangan).
• Setiap kali melakukan pembelian persediaan dicatat
dengan nama akun Pembelian.
• Nilai barang dagangan yang laku terjual diberi nama
Harga Pokok Penjualan.
• Metode persediaan Periodik memang sangat sederhana,
sehingga tidak dapat menyediakan informasi mengenai :
– Persediaan barang dagangan yang ada pada setiap saat
diperlukan
– Harga pokok barang yang dijual (HPP)

Hal ini terjadi karena pada metode persediaan periodik


“Rekening Persediaan Barang” tidak digunakan untuk
mencatat transaksi pembelian maupun penjualan barang,
tetapi hanya mencatat persediaan awal barang dagangan pada
awal periode.

Sedangkan transaksi pembelian dan penjualan barang hanya


dicatat pada rekening pembelian, penjualan dan rekening-
rekening lain yang ada hubungannya dengan pembelian dan
penjualan.
Untuk dapat memberikan informasi tentang persediaan barang
pada akhir periode, maka hasil perhitungan fisik yang
dilakukan pada akhir periode harus dimasukan kedalam
pembukuan perusahaan melalui proses JURNAL
PENYESUAIAN.

Jurnal penyesuaian adalah jurnal yang dibuat pada akhir


periode untuk menyesuaikan akun-akun agar
menunjukkan keadaan yang sebenarnya, setelah adanya
transaksi-transaksi selama periode tertentu.

• Penyesuaian terhadap persediaan barang dagang ini dilakukan


sehubungan dengan penentuan harga pokok penjualan (HPP).
• Di dalam praktek pemakaian ayat penyesuaian untuk perkiraan
persediaan barang dagang dan harga pokok penjualan ini dapat
dilakukan melalui 2 pendekatan (basis) yaitu :

1. Berbasis akun Harga pokok penjualan (HPP),


Berbasis akun Harga pokok penjualan (HPP); maksudnya menggunakan akun
HPP untuk mencatat jurnal penyesuaian terhadap akun Persediaan barang
dagangan dan menutup akun-akun nominal yang terkait pembelian barang
dagangan.

2. Berbasis Ikhtisar laba/rugi (ILR).


Berbasis akun Ikhtisar laba/rugi (ILR); maksudnya menggunakan akun ILR untuk
mencatat jurnal penyesuaian terhadap akun persediaan barang dagangan
saja.

Metode berbasis akun HPP dianggap lebih baik terutama karena secara
langsung menyajikan informasi tentang harga pokok atas barang dagangan yang
terjual selama satu periode.
Untuk itu dalam pembahasan kita akan fokuskan pada Metode berbasis HPP
JURNAL PENYESUAIAN ATAS DASAR
HARGA POKOK PENJUALAN (HPP)
Salah satu cara yang dapat dilakukan dalam membuat Jurnal
Penyesuaian adalah dengan cara membuka perkiraan Harga
Pokok Penjualan.

• Perkiraan-perkiraan yang ada hubungannya dengan harga


pokok penjualan adalah :
1. Persediaan awal barang dagangan
2. Persediaan akhir barang dagangan
3. Pembelian barang dagangan
4. Biaya pengangkutan pembelian
5. Retur dan potongan pembelian
6. Potongan tunai pembelian
• Semua Saldo debet dari perkiraan-perkiraan di
atas akan dikreditkan pada akun Harga Pokok
Penjualan, dan
• Semua Saldo kredit perkiraan-perkiraan di atas
akan didebetkan pada akun Harga Pokok
Penjualan,
• Selisih dari debet dan kredit akun Harga Pokok
Penjualan itulah yang akan digunakan untuk
mencari laba kotor dengan cara diselisihkan
dengan laba bersih.
JURNAL PENYESUAIAN YANG PERLU DIBUAT MELIPUTI :
(PENDEKATAN HARGA POKOK PENJUALAN)

1. Memindahkan persediaan awal ke dalam rekening harga


Pokok Penjualan :

JURNALNYA :
Harga Pokok Penjualan Rp………..
Persediaan barang dagangan Rp………..

2. Memindahkan Saldo Rekening Pembelian ke dalam rekening harga


Pokok Penjualan :

JURNALNYA :
Harga Pokok Penjualan Rp………..
Pembelian Rp………..
Apabila dlm buku besar terdapat Rekening-rekening yang
dapat berpengaruh atas pembelian, seperti : Rekening Biaya
Angkut, Return dan Potongan Pembelian, Potongan Tunai
Pembelian, maka saldo rekening tersebut harus dipindahkan
juga ke rekening HARGA POKOK PENJUALAN melalui Jurnal
Penyesuaian, sbb. :

3. Mencatat Saldo Persediaan akhir , maka JURNALNYA :

Persediaan Barang Dagangan Rp………..


Harga Pokok Penjualan
Rp………..

4. Apabila dalam pembelian terdapat biaya angkut,


JURNALNYA :

Harga Pokok Penjualan Rp………..


Biaya Angkut
5. Apabila terdapat Return dan potongan Pembelian, maka :
JURNALNYA :

Return dan Potongan Pembelian Rp………..


Harga Pokok Penjualan
Rp………..

6. Apabila terdapat potongan Tunai Pembelian, maka


JURNALNYA :
Potongan Tunai Pembelian Rp………..
Harga Pokok Penjualan
Rp……….

Melalui jurnal penyesuaian ini kita dapat memperoleh


informasi tentang jumlah Persediaan akhir dan sekaligus
Harga Pokok Penjualan
HARGA POKOK PENJUALAN(HPP)
• Harga Pokok Penjualan (HPP) dipengaruhi oleh
persediaan.
• Persediaan barang dagangan (persediaan barang),
terdiri dari :
– Persediaan awal, yaitu persediaan yang dimiliki oleh
perusahaan pada awal periode (periode akuntansi) dan
– Persediaan akhir, yaitu persediaan yang dimiliki oleh
perusahaan pada hari terakhir dari suatu periode akuntansi.
Persediaan akhir ini akan menjadi persediaan awal pada
periode berikutnya.
Untuk mengetahui HPP maka dapat dilihat pada formula sbb. :

Persediaan Awal ………………………………….. Rp. xx


(+)Harga pokok pembelian selama periode Rp. xx +
Harga Pokok Barang yang siap dijual Rp. xxxx
( - ) Persediaan Akhir …………………………… Rp. x _
Harga Pokok Penjualan (HPP) ……………….. Rp. xxx
CONTOH : hal.335

PERHITUNGAN HARGA POKOK PENJUALAN


Perusahaan dagang A mempunyai persediaan
awal bulan Januari 2016 sebesar Rp. 120.000,-
Selama bulan Januari telah membeli barang
senilai Rp. 800.000,- Pada akhir bulan Januari
masih terdapat persediaan barang senilai Rp.
140.000,-
Hitung : Harga Pokok Penjualan
HARGA POKOK PEMBELIAN
• Harga Pokok Barang yang dibeli Rp.
Retur dan potongan pembelian Rp.
Potongan Tunai Rp. +
Rp. -
Rp.
• Biaya Angkut Rp.
+
Harga Pokok Pembelian Rp……….
HARGA POKOK PEMBELIAN
Harga pokok pembelian ditentukan oleh :
• Harga pokok barang-barang yang dibeli
• Dikurangi penyesuaian karena adanya retur dan
potongan pembelian
• Dikurangi potongan karena adanya potongan
tunai pembelian.
• Ditambah penyesuaian karena adanya biaya
pengangkutan barang sampai digudang.

Anda mungkin juga menyukai