2.1. Pendahuluan
Salah satu jenis penggerak mula yang banyak di pakai adalah mesin kalor, yaitu mesin
yang menggunakan energi termal untuk melakukan kerja mekanik. atau yang mengubah energi
termal menjadi energi mekanik. energi itu sendiri dapat diperoleh dengan proses
pemabakaran,proses fisi bahan bakar nuklir atau proses lain.Ditinjau dari cara memperoleh
energi termal ini mesin kalor di bagi menjadi dua golongan, yaitu mesin pembakaran luar dan
Mesin pembakaran dalam pada umumnya di kenal dengan nama motor bakar motor bakar
torak mempergunakan beberapa silinder yang di dalamnya terdapat torak yang bergerak translasi
( bolak balik ). Di dalam silinder itulah terjadi pembakaran antara bahan bakar dengan oksigen
dari udara. Gas pemabakaran yang dihasilkan oleh proses tersebut mampu menggerakan torak
yang oleh batang penghubung (batang penggerak) di hubungkan dengan proses engkol. Gerak
translasi torak tadi menyebabkan gerak rotasi pada poros engkol dan sebaliknya.
5
Pada motor bakar tidak terdapat proses perpindahan kalor dari gas pembakaran ke Fluida
kerjaaa, karena itu jumlah komponen motor bakar lebih sedikit dari pada Komponen Mesin
lainnya. Disamping itu temperatur seluruh bagian mesinnya jauh lebih Rendah dari pada
temperatur gas pembakaran yang maksimum sehingga motor bakar torak bisa lebih efisien.
Motor bakar torak terbagi menjadi dua jenis utama, yaitu : motor bensin (otto) dan motor diesel,
motor bakar torak dapat pula di golongkan menurut susunan silindernya (gambar 2.1). Apabila
sumbu semua silinder itu terletak pada sebuah sumbu bidang datar maka dinamai mesin satu
baris. Apabila terletak pada dua bidang yang berpotongan, mesin itu dinamai mesin V . mesin X
dapat kita bayangkan sebagai dua buah mesin aV yang ditempatkan bertolak-belakang dan
sumbu poros engkolnya berimpit menjadi satu. Pada mesin radial sumbu silindernya terletak
6
2.2 Siklus 4 – Langkah
Proses pembakaran di dalam motor bakar torak terjadi secara periodik, sebelum terjadi
proses pembakaran berikutnya, terlebih dahulu gas pembakaran yang sudah tidak dapat
dipergunakan harus dikeluarkan dari dalam silinder. Kemudian silinder di isi dengan campuran
bahan bakar dan udara segar yang berlangsung ketika torak didalam silinder bergerak dari dalam
Dalam motor torak dengan siklus 4 – langkah, siklus yang terjadi adalah torak bergerak
7
1. TMA menuju ke TMB (langkah isap)
• Katup isap terbuka sedangkan katup buang tertutup campuran bahan bakar udara
• Pada gerak hisap, campuran udara bensin dihisap ke dalam silinder. Bila jarum
dilepas dari sebuah alat suntik dan plunyernya ditarik sedikit sambil menutup
bagian ujung yang terbuka dengan jari (alat suntik akan rusak bila plunyer ditarik
alat suntik ini dan akan terdengar suara letupan. Hal ini terjadi sebab tekanan di
dalam lebih rendah dari tekanan udara luar. Hal yang sama juga terjadi di mesin,
torak dalam gerakan turun dari TMA ke TMB menyebabkan kehampaan di dalam
langkah torak ini, katup hisap akan membuka dan katup buang menutup
• Dalam gerakan ini campuran udara bensin yang di dalam silinder dimampatkan
oleh torak yang bergerak ke atas dari TMB ke TMA. Kedua katup hisap dan katup
buang akan menutup selama gerakan tekanan dan suhu campuran udara bensin
menjadi naik. Bila tekanan campuran udara bensin ini ditambah lagi, tekanan
serta ledakan yang lebih besar lagi dari tenaga yang kuat ini akan mendorong
torak ke bawah. Sekarang torak sudah melakukan dua gerakan atau satu putaran,
8
3. TMA ke TMB (langkah ekspansi atau kerja)
• Volume gas pembakaran didalam silinder bertambah besar dan karena itu
tekanannaya turun
• Menghasilkan kerja
• Dalam gerakan ini, campuran udara bensin yang dihisap telah dibakar dan
meneruskan tenaga penggerak yang nyata. Selama gerak ini katup hisap dan katup
buang masih tertutup. Torak telah melakukan tiga langkah dan poros engkol
• Dalam gerak ini, torak terdorong ke bawah, ke TMB dan naik kembali ke TMA
untuk mendorong gas-gas yang telah terbakar dari silinder. Selama gerak ini kerja
katup buang saja yang terbuka. Bila torak mencapai TMA sesudah melakukan
pekerjaan seperti di atas, torak akan kembali pada keadaan untuk memulai gerak
buang. Poros engkol berputar 2 putaran, dan telah menghasilkan satu tenaga. Di
dalam mesin sebenarnya, membuka dan menutupnya katup tidak terjadi tepat
pada TMA dan TMB, tetapi akan berlaku lebih cepat atau lambat, ini
9
Motor bakar torak yang melengkapi siklusnya cukup dengan gerakan torak Sepanjang
TMA – TMB – TMA termasuk golongan motor 2-langkah. Pada motor bakar torak yang lazim,
yaitu motor bakar yang mempergunakan batang penggerak dan poros engkol. Gerak torak TMA
– TMB – TMA itu memutar poros engkol satu kali (360 sudut engkol). Karena itu motor 4-
langkah adalah motor bakar torak yang melengkapi siklusnya dalam satu putaran poros engkol.
Kebanyakan motor bakar torak berkerja dengan siklus 4-langkah yang sudah dipergunakan sejak
tahun 1876 yaitu pada waktu Dr. N.A Otto berhasil membuat motor bakar torak dengan siklus
Proses termodinamika yang terjadi didalam motor bakar torak amat kompleks untuk
dianalisa menurut teori. Untuk memudahkan analisa tersebut perlu dibayangkan suatu keadaan
yang ideal, karena makin ideal suatu keadaan makin mudah untuk dianalisa, akan tetapi dengan
sendirinya makin jauh menyimpang dari keadaan yang sebenernya. Pada umunya untuk
menganalisa motor bakar dipergunakan siklus udara sebagai siklus yang ideal. Siklus udara
menggunakan beberapa keadaan yang sama dengan siklus sebenernya, misalnya mengenai
1. Urutan proses
2. Perbandingan kompresi
Siklus tersebut dapat digambarkan dengan grafik P vs V seperti terlihat pada gambar 2.1 Sifat
ideal yang dipergunakan serta keterangan mengenai proses siklusnya adalah sebagai berikut :
10
Gambar 2.3 Diagram P vs V dari siklus volume konstan
(www.scribd.com)
1. Fluida kerja dianggap sebagai gas ideal dengan kalor spesifik yang konstan.
volume-konstan.
8. Siklus dianggap “tertutup” yang berarti siklus ini berlangsung dengan fluida kerja
yang sama atau gas yang berada didalam silinder pada titik 1 dapat dikeluarkan
dari dalam silinder pada waktu langkah buang tetapi pada langkah isap berikutnya
11
Siklus udara volume-konstan biasanya diambil sebagai siklus ideal bagi motor bakar
yang menggunakan busi, motor otto atau motor bensin akan tetapi pada keadaan yang
sebenernya sering terjadi penyimpangan dari siklus tersebut yang terjadi karena dalam keadaan
yang sebenernya terjadi kerugian yang anatara lain disebabkan oleh hal berikut :
1. Kebocoran fluida kerja karena penyekatan oleh cincin torak dan katup tak dapat
sempurna.
2. Katup tidak dibuka dan ditutup tepat di TMA dan TMB karena pertimbangan
3. Fluida bukanlah udara yang dapat di angganp sebagai gas ideal dengan kalor spesifik
4. Pada motor bakar torak yang sebenernya, pada waktu torak berada di TMA, yidak
proses pembakaran berlangsung pada volume ruang bakar yang berubah-ubah karena
gerakan torak.
6. Terdapat kerugian kalor yang disebabkan oleh perpindahan kalor dari fluida kerja ke
fluida pendingin.
7. Terdapat kerugian energy kalor yang di bawa oleh gas buang dari dalam silinder ke
atmosfer sekitarnya.
8. Terdapat kerugian energy karena gesekan antara fluida kerja dengan dinding
salurannya.
12
Berdasarkan semua hal di atas, bentuk diagram P vs V dari siklus sebenernya tidak sama
dengan bentuk diagram siklus ideal. Siklus yang sebenernya tidak pernah merupakan siklus
volume konstan, gambar 2.4 menunjukan bentuk diagram dari sebuah motor bakar torak 2
langkah dan 1 langkah yang sebnernya. Karena semua penyimpangan tadi menimbulkan
kerugian energy, hendaknya di usahakan agar siklus yang sebenernya mendekati siklus yang
ideal. Siklus ideal yang pada saat ini biasa dipakai udara dalam perhitungan perancangan atau
penafsiran, ialah siklus bahan bakar-udara karena siklus ini mendekati siklus yang sebenernya.
Pada siklus bahan bakar – udara di perhitungkan faktor bahan bakar dan proses pembakaran,
terjadinya dosiasi , perubahan harga kalor spesifik dan sifat serta jumlah molekul komponen gas
pembakaran. Dengan menggunakan sikluis bahan– bakar, daya indikator siklus sebenernya
bekisar antara 80- 90% dari perhitungkan siklus bahan bakar – udara untuk motor bakar 4-
13
Gambar 2.4 Diagram P vs V sebenarnya dari motor bakar torak
(www.motorbakar.com)
Pada naturally aspirated engine garis isap selalu berada di bawah garis buang sehingga
luas bidang 5’ -6-0-1-5’ berharga negatif. Luas bidang tersebut haruslah diusahakan sekecil
14
2.4. Daya dan Efisiensi Siklus Udara.
Disini akan dibahas siklus udara yang biasa dipergunakan sebagai siklus ideal untuk
menganalisa sikluis motor bakar berdasarkan teori. Fluida kerja siklus udara di anggap sebagai
gas ideal yang mempunyai kalor spesifik dan berat molekul tertentu yang konstan ( berat
dimaksudakan dengan gas ideal ialah setiap gas yang memenuhi hubungan.
PV = GRT atau Pv = RT atau Pv = T
Di mana :
∆U = Ue – Ui = Q - (Harsanto, Motor Bakar)
15
Dengan catatan ;
W = kerja (Joule)
J = faktor pengubah satuan, 427 m. kg/Kcal sedangkan kerja yang dihasilkan disetiap
Sebagai berikut :
Dalam proses ini udara sebanyak G masuk kedalam silinder pada tekanan konstan. Udara
itu mengisi ruangan silinder yang bertambah besar karena torak bergerak dari TMA ke
TMB ; dalam hal ini udara segar seolah – olah melakukan kerja sebesar
0 1
1 0
isentropic ( adiabatic dan reversible ). Sehingga kerja yang dil lakukan adalah
∆
16
Karena dalam proses isentropic berlaku hubungan
=
k-1
= = ! k-1
!
" j
=
=
k-1 = ! k-1
!
" = (r) k-1 j
Dengan catatan,
#$%
r= = = perbandingan kompreisi
%
• Proses (2-3) ; pemasukan kalor pada volume konstan. Sesudah mencapai TMA kalor
( Q2-3 ) segera dimasukan atau dikenai kerja sehingga W/J =0, oleh karena itu
Q2-3 = ∆U = U3 – U2 = G c V ( T3 – T2 )
&'
&(
= )
*
= *
)
k-1
= !) k-1
!*
"
*)
= - ∆U = U3 – U4
17
• Proses ( 4-1 ) ; Proses pengeluaran kalor
Setelah torak mencapai TMB, sejumlah kalor dikeluarkan dari dalam silinder sehingga
temperatur fluida kerja akan turun. Proses ini berlangsung pada volume konstan ( V4 = V1
atau V4 = V3 ) Sehingga tidak terjadi kerja pada proses ini. Maka jumlah kalor yang harus
Dalam proses ini fluida kerja sebanyak G kg didoronh ke luar silinder oleh torak yang
bergerak dari TMB ke TMA pada tekanan konstan. Jadi fluida kerja dikenai kerja aliran
sebesar
+ + - . /
=
, ,
Siklus udara volume-volume konstan biasanya diambil sebagai siklus ideal bagi
motor bakar yang menggunakan busi, motor otto atau motor bensin. Panas (kalor) yang
dimasukkan dianggap ekuivalen dengan jumlah kalor yang diperoleh dari proses
pembakaran didalam silinder motor bakar. Proses pemasukan kalor tersebut terjadi pada
volume-konstan, yaitu pada waktu torak masih berada di TMA. Efisiensinya dapat
dihitung dengan
η = 1-0k-1
tetapi tekanan, temperatur, dan kerja yang dihasilkan per siklus tergantung ,1 dan
2*. Selain itu selama siklus berlangsung temperature dan tekannya selalu berubah-
ubah, oleh karena itu sebaliknya agar dicari harga tekanan tertentu ( yang konstan ) yang
18
apabila mendorong torak sepanjak langkahnya dapat menghasilkan kerja per siklus yang
sama dengan siklus yang dianalisa. Tekanan tersebut dinamai tekanan efektif rata-rata
6789 :7;6<=;
04540454
>
<=? <9@A69B C
796
D0%EF% G * H
= =
# #
Dengan demikian daya yang dihasilkan oleh motor bakar torak dapat dihitung
N = 04540454 X # x z x n x a x
I. J .. J KL
04540454 J # J M J N J 4
=
)L.....
Dimana :
N = daya motor ( kW )
z = jumlah silinder
19
Sedangkan parameter yang biasa dipakai sebagai ukuran ekonomi pemakaian bahan
bakar efektif yang menyatakan banyaknya bahan bakar yang terpakai per jam untuk
PQ
Be =
R
Dimana :
S/,4U
Be = pemakaian bahan bakar efektif V
Motor bensin yang menggerakan mobil penumpang, sepeda motor dan jenis kendaraan
lain dewasa ini merupakan perkembangan dan perbaikan mesin yang sejak semula dikenal
sebagai motor otto. Motor tersebut dilengkapi dengan busi dam karburator, busi menghasilkan
loncatan api listrik yang menyalakan campuran bahan bakar dan udara segar, karena itu motor
Untuk membangkitkan loncatan listrik antara kedua elektroda busi diperlukan perbedaan
tegangan yang cukup besar, yang besarnya tergantung pada beberapa faktor dibawah ini :
20
Perbandingan campuran bahan bakar udara dapat berkisar 0.06 0.12. Untuk
menyalakan campuran bahan bakar – udara yang miskin diperlukan perbedaan tegangan yang
relative lebih besar dari pada campuran yang kaya. Gambar 2.5. menunjukan hubungan antara
tegangan yang diperlukan dengan perbandingan campuran bahan bakar-udara. Pada umumnya
disediakan tegangan yang lebih besar untuk menjamin agar selalu terjadi loncatan api listrik
didalm segala keadaan misalnya antara 10.000 – 20.000 volt. Hal ini mengigat juga akan kondisi
operasi dapat berubah sebgai akibat keausan mesin yang tidak dapat dihindari.
Makin padat campuran bahan bakar- udara makin tinggi tegangan yang diperlukan untuk
jarak elektroda yang sama, karena itu diperlukan tegangan yang lebih tinggi bagi motor dengan
perbandingan kompresi yang lebih besar. Terutama apabila tekanan campuran yang masuk
silinder iti tinggi dan loncatan listrik ditentukan pada waktu torak berada lebih dekat pada TMA.
(www.motorbakar.com)
21
Makin besar jarak elektroda busi makin besar pula perbedaan tegangan yang diperlukan
untuk memperoleh intensitas api listrik yang sama. Jumlah minimum molekul yang harus ada
diantara kedua elektroda pada waktu terjadi loncatan listrik sangat menentukan apakah
tergantungan pada perbandingan campuran, jumlah gas sisa, dan kondisi operasi yang lain.
Itensitas loncatan api listrik juga ditentukan oleh jarak antara kedua elektroda busi, jarak yang
optimum adalah antara 0,6 – 0,8 mm. selain itu penentuan tempat busi didalam ruang bakar juga
penting. Loncatan appi listrik tidak boleh terjadi ditempat lain kecuali diantara kedua elektroda
busi. Supaya selalu terdapat campuran bahan bakar – udara yang mudah terbakar diantara kedua
elektroda, tempat yang terbaik untuk busi ialah dekat kepada katup isap. Akan tetapi ditinjau dari
kemungkinan tejdainya detonasi, sebaiknya busi ditempatkan pad bagian yang terpanas,
Didalam motor bensin selalu diharapkan bahan bakar dan udara itu sudah bercampur
dengan baik sebelum dinyalakan oleh busi. Pompa bahan bakar mengalirkan bahan bakar dari
tangki ke karburator untuk memenuhi jumlah bahan bakar yang harus tersedia di dalam
karburator yang mengatur pemasukan, pencampuran dan pengangkutan bahan bakar ke dalam
arus udara sehingga diperoleh perbandingan campuran yang sesuai dengan keadaan bahan dan
kecepatan poros engkol penyempurnaan percampuran bahan bakar udara tersebut berlangsung
baik didalam saluran isap maupun didalam silinder sebelum campuran itu terbaklar. Campuran
yang kaya diperlukan dalam keadaan tanpa beban dan beban penuh, sedangkan campuran yang
miskin dalam keadaan operasi normal. Skema system penyaluran bahan bakar dapat terlihat pada
gambar 2.6 dibawah ini. Banyak jenis karburator yang dapat dipergunakan, masing – masing
22
dengan konsrtuksi yang sesuai dengan tujuan penggunanya, sesuai dengan prestasi mesin yang
Campuran bahan bakara-udara didalam silinder motor bensin terbakar ketika busi
mengeluarkan api listrik,yaitu pada saat beberapa derajat engkol sebelum torak mencapai TMA,
campuran bahan bakar - udara disekitar itulah yang mula - mula terbakar. Kemudian Nyala api
mrambat kesegala arah dengan kecepatan yang sangat tinggi (25-30 m/s),dengan jumlah bahan
Akan tetapi ada kemungkinan bagian campuran tersebut terakhir, karena terdesak oleh
penekanan torak maupun oleh gerakan nyala api pembakaran yang merambat dengan cepat itu,
temperaturnya dapat melampaui temperatur panyalaan sendiri sehingga akan terbakar dengan
cepata. proses terbakar sendiri dari bagian campuran yang terakhir di namai detoanasi, yang
dapat terlaihat pada gambar 2.7._menunjukan peristiwa denoatasi didalam silinder motor bensin.
23
Gambar 2.7 keadaan didalam ruang bakar sebelum dan sesudah
(www.motorbakar.com)
Gesekan yang terjadi pada motor bakar, misalnya antara aporos dan bantalan, antara
(cincin) torak dan dinding silinder dan sebagainya. Untuk mengatasi gesekan itu, agar benda
yang bersentuhan bisa di gerakan dan besarnya gesekan dapat di kurangi dengan menggunakan
pelumas yang fungsinya memisahkan dua permukaan yang bersentuhan. Pada umumnya motor
bakar torak menggunakan pelumas cair yang dinamai minyak pelumas. Selain mudah disalurkan
minyak pelumas itu berfungsi juga sebagai fluida pendingin, pembersih dan penyekat. Agar
pelumas dapat berfungsi sebagaimana mestinya ada beberapa sifat yang harus diperhatikan,
yaitu:
24
1. Kekentalan
Kekentalan minyak pelumas harus sesuai dengan fungsi minyak itu untuk mencegah
keausan permukaan bagian yang bergesekan, terutama pada beban yang besar dan pada
putaran yang rendah. Minyak pelumas yang terlalu kental sukar mengalir melalui
2. Indeks Kekentalan.
sendirinya minyak pelumas yang baik tidak peka terhadap perubahan temperatur,
sehingga dapat berfungsi sebagaimana mestinya, baik dalam keadaan dingin, pada waktu
3. Titik Tuang.
Pada temperature tertentu, yang disebut titik tuang, minyak pelumas akan Membentuk
haringan Kristal yang menyebabkan minyak itu suka mengalir Karena aitu seabaiknya
menjamin agar minyak pelumas dapat mengalir dengan lancer kedalam pompa dan
4. Stabilitas.
Beberapa minyak pelumas pada temperatur tinggi akan berubah susunan kimianya
sehinggaa terjadilah endapan yang mengakibatkan cincin torak melekat pada alurnya,
dalam beberapa hal minyak pelumas dapat membentuk lumpur apabila Bercampur
dengan air dan beberapa komponen hasil pembakaran. Selain itu lumpur Tersebut itu bak
25
minyak pelumas haruslah mendapat ventilasi yang cukup baik agar minyak atau gas
5. Kelumasan.
Minyak pelumas harus harus memiliki kelumasan atau sifat melumasi yang cukup baik,
yaitu dapat membasahi permukaan logam . Hal ini berarti bahwa dalam segala keadaan
selalau akan terdapat lapisan minyak pelumas pada permukaan mesin yang bersentuhan .
sifat ini sangat penting untuk melindungi permukaan bagian tersebut, misalnya pada
waktu start, yaitu pada saat minyak pelumas belum cukup banyak atau pompa minyak
Gas pembakaran didalam silinder dapat mencapai temperature ± 2500o , karena proses
situ terjadi berulang-ulang maka dinding silinder, kepala silinder,torak,katup, dan beberapa
bagian yang lain menjadi panas. Karena itu perlulah bagian tersebut mendapat pendinginan yang
cukup agar temperaturnya tetap berada dalam batas yang diperbolehkan, yaitu sesuai dengan
kekuatan material dan kondisi operasi yang baik. Berdasarkan fluida pendinginannya motor
Pada motor dengan pendingin air, air pendingin dialirkan melalui dan menyelubungi
dinding silinder, kepala silinder serta bagian lain yang perlu didinginkan Air pendingin ( water
coolant) akan menyerap kalor semua bagian tersebut kemudian mengalir meninggalkan blok
26
mesin menuju radiator atau alat pendingin aaayang menurunkan kembali tempearaturnya. Proses
pendingin pada mesin dengan pendingin air biasanya mudah diperbesar dengan jalan
mempercepat arus air pendingin dan usaha lain yang memperbesar koefisien perpindahan kalor.
Oleh karena air pendingin pada system ini tidak berhubungan langsung dengan udara atmosfer
Sedangkan motor bakar dengan pendingin udara termasuk golongan sistem pendingin
terbuka. Konstruksi dan jumlah sirip pendingin kalor yang diinginkan , yaitu kecepatan
perpindahan kalor dari dinding silinder kepada udara atmosfer sebagai udara pendingin. Udara
pendingin tersebut dialirkan oleh kipas udara kedalam beberapa saluran demikian rupa sehingga
Motor bakar berdaya rendah dengan pendingin udara untuk sepeda motor pada umumnya
tidak menggunakan kipas udara. Dalam hal ini aliran udara pendingin sangat bergantung pada
kecepatan arus udara yang dihasilkan pada kecepatan sepeda motor tersebut.
Karburator adalah sebuah alat yang mencampur udara adan bahan bakar untuk sebuah
mesin pembakaran dalam. Salah satu alat ayang berperan penting pada sepeda motor adalaah
karburator. Karburator berfuangsi mencampur bahan bakar adengan udara dalam ukuran yang
tetap (sesuai kebutuhan) untuk kemudian disalurkan ke dalam ruang pembakaran (silinder)
dalam bentuk kabut. Semua tipe karburator bekerja di bawah prinsif dasar tekanan atmosfer.
Tekanan atmosfer adalah sebuah gaya yang besar dimana gaya tersebut menggunakan tekanan
terhadap sesuatu. Ada perbedaan yang tipis antara tekanan biasa dengan tekanan atmosfer namun
secara umum bisa dikatakan nilainya 15 psi. Dengan berbedanya atmosfer di dalam mesin dan
27
karburator, kita dapat merubah tekanan dan membuat bahan bakar serta udara mengalir ke
dalamnya. Tekanan atmosfer akan bergerak dari tekanan tinggi ke tekanan yang paling
rendah,sepertu yang terjadi pada piston di motor 2 tak yang bergerak naik atau piston yang
Prinsip kerja karburator adalah memanfaatkan gay translasi piston yang bergerak dari
Titik Mati Atas menuju Titik Mati Bawaah pada siklus hisap. Gerak ini menimbulkan
kevakuman pada aruang silinder sehingga kemudian menyedot bahan bakar kedalam. Agar
bensin tidak masuk ke mesin dalam bentuk gumpalan saat tersedot, mesti dialirkan melewati pipa
kapiler kecil, sehingga tekanan atmosfer meningkat dan mengkabutkan bahan bakar menjadi
spray. Inilah fungsi spuyer. Bensin yang terbias lebih mudah bersenyawa dengan udara. Pada
gambar 2.8 tampak silinder sebuah motor 4 tak, klep pemasuknya sedang terbuka, hingga
silindernya berhubungan langsung dengan saluran pemasuk, kalau torak bergerak ke bawah
maka ruang diatasnya menjadi besar dan dalam silinder menjadi kurang. Akibat dari pada itu
udara luar mengalir ke dalam saluran pemasuk ditempatkan sebuah gelang tirus ganda dalam V,
maka udara tidak dapat mengalir dengan mudah lagi karena tekanan dalam ruang V. Hal ini
mudah diperlihatkan dengan sebuah manometer. Pada gambar di bawah dapat terlihat tekanan
udara luar 760mm, sedangkan tekanan dalam saluran pemasuk masih 660 mm air raksa, pada
28
Gambar 2.8 Prinsip Karburator
(www.carburetor.com)
diantaranya:
1. Model skep
Karburator ini didukung skep paling banyaak sesuai namanya, tentu dilengkapi skep
berbentuk bulat atau kotak. Tipe skep banyak dipakai motor lokal sekarang, banyaknya
udara yang mengalir diatur naik turun skep,ketika gas dipelintir skep naik ke atas
sehingga udara bermasuk akibat terhisap piston akibat aliran udara diventuri terjadia ke
29
Gambar 2.9 Karburator tipe Skep
(www.keihin.com)
Karburator ini bekerja sesuai dengan vakum, yang mengaplikasikan karburator model ini
biasanya motor 4-tak. Karburator jenis pakai skep juga tetapi tidak ditarik ulur tali gas
justru yang ditarik kabel gas, katup kupu-kupu di mulut karburator menghadap intake-
manifold.
Kepala skep terhubung ke karet penyekat vakum ketika gas dipelintir, katup kupu-kupu
terbuka. Saluran yang terhubung ke ruang vakum dikepala skep menyedot udara aluar sehingga
30
Gambar 2.10 Karburator tipe Vakum
(www.keihin.com)
(www.carburetor.com)
31
Katup gas (torak tertutup ¼ membuka) :
• Vakum besar terjadi di belakang torak W bensin terisap dari ruang pelampung melalui
jet idle. Sebelum bensin keluar adari lubang idle, terjadi pencampuran awal dengan
b) Beban Menengah
(www.carburetor.com)
32
Katup gas terbuka ¼ - 3/4 jarum membuka nosel utamaa
• Vakum pada celah torak mengisap bensin dari ruang pelampung W sistem utama
bekerja.
c) Beban Penuh
(www.carburetor.com)
• Aliran udara venture besar W vakum pada venture mencapai maksimum sesuai aliran
udara.
33
• Idle tidaak bekerja lagi
• Untuk mendapat perbandingan campuran dan pengabutan bensin yang baik pada
beban penuh putaran rendah, bisa diatur dengan sedikit menutup torak gas melalui
Sudah diketahui bahwa karburator adalaah sebuah alat yang mengontrol jumlah
campuran udara dan bahan bakar yang masuk ke silinder mesin. Pada teknologi karburator
vakum jumlah udara yang masuk dikendalikan katup kupu-kupu, sedangkan untuk karburator
konvensionai oleh pergerakan throttle. Jumlah pasokan bahan bakar dikendalikan tekanan vakum
Secara sederahana prinsip dasar kerja karburator adalah ketika piston bergerak turun, saat
aitu ydara akan tertarik masuk. Udara ini mengalir masuk ke karburator dan menyebabkan
terjadinya penurunan kevakuman ini menarik bahan bakar masuk melalui lubang khusus. Pada
sistem karburator avakum, baka tutup gas hanyalah sebagai pemancing kerja karburator. Setelah
itu, kerja karburator dikendalikan oleh membran. Banyaknya bahan bakar dan udara yang
dipasok disesuaikan dengan kebutuhan mesin. Input-nya berasal dari dapur pacu juga yang diatur
membran. Artinya semakin besar tekanan di ruang bakar, semakin banyak campuran bahan bakar
udara yang ditarik kemesin. Begitulah pula sebaliknya. Karburator vakum (CV) amasih
memanfaatkan skep, anamun skep ini tidak ditarik oleh tali gas. Yang ditarik kabel gas adalah
katup kupu-kupu adi mulut karburator berhadapan dengan intake-manifold. Kepala skep
tersambung dengan karet peyekat vakum atau membran. Saat grip gas diputar, maka tali gas akan
34
menarik katup kupu-kupu untuk terbuka. Saluran yang terhubung ke ruang vakum di kepala skep
Cara kerja karburator vakum (CV) memang masih memanfaatkan sistem kevakuman.
Naik turun jarum skep pada karburator vakum (CV) ditentukan oleh kevakuman di ruang bakar.
Saat putaran mesin masih rendah dan tingkat kevakuman aarendah, skep hanya membuka dengan
lubang yang kecil. Begitu putaran mesin naik dan tingkat kevakuman meningkat, skep akan
membuka lebar-lebar untuk mengalirkan bahan bakar. Di sinilah membran berfungsi sebagai
pengelola konsumsi bahan bakar otomatis permintaan bahan bakar pun akan sesuai dengan
keperluan mesin.
karburator vakum (CV) juga memiliki kelemahan, yaitu lambat pada akselerasi awal.
Penyebabnya saat putaran mesin rendah, skep akan membuka rendah pula. Otomatis bahan bakar
yang masuk ke ruang bakar tidak begitu banyak sehingga tenaga yang di keluarkan tidak besar.
Walaupun gas dipelintir dalam-dalam, skep karburator tidak akan membuka secara spontan
mengikuti putaran grip gas. Ayang terjadi adalah udara dipaksa masuk sebanyak-banyaknya ke
ruang bakar, sedangkan adebit bahan bakar sedikit. Ahasilnya pemabakaran pun tidak optimal
dan tenaga seperti kosong sesaat. Tenaga baru akan mengisi kembali pada durasi waktu sekitar 1
detik.
35
2.16. Perawatan Karburator Vakum
khususnya pada karet membrannya. Karet tersebut harus tahan lama dan tidak boleh sobek.
Pasalnya, bila sobek,proses kevakuman tidak bias terjadi. Posisi karet membran sendiri berada di
atas karburator dan di tutup lempengan besi pada saaat melakukan servis karburator, membran
jangan di buka. Alasannya, kalau salah memasang bisa mebuat karet terjepit sehingga menjadi
bocor. Bandingkan dengan skep yang umum dengan bahan logam berlapis krom. Gara-gara kena
debu, skep jadi macet dan kelamaan lapisan teflon tergores , hasilnya langsam tak stabil alias
naik turun.
Berbeda udara sistem karburator vakum pada karburator standart model skep, banyaknya
udara yang mengalir diatur oleh naik-turunnya skep. Waktu gas dibuka, skep naik dan udara luar
masuk akiba terisap piston. Di dalam venturi akan terjadi kevakuman yang menarik bahan bakar
di tangki masuk ke venturi. Perubahan skep ini berdasarkan pergerakan kabel gas dari
pengendara.
Dalam beberapa pengujian motor dengan menggunakan dinamometer ada beberapa nilai
prestasi yang dapat diketahui, yaitu dengan menggunkan beberapa persamaan seperti di bawah
ini.
36
1. jumlah udara yang di pergunakan (Ga )
Banyaknya jumlah udara yang di pergunakan dalam kg per jam pada waktu pembilasan,
Ga = VL x γai x z x n x x 60 (Harsanto, Motor Bakar)
Dimana:
Z = Jumlah silinder
Perbandingan bahan bakar-udara pada motor bakar torak dapat dihitung dengan
persamaan:
P4
F= (Harsanto, Motor Bakar)
PQ
Dimana:
37
3. Efisiensi termal indikator (Yi)
R
ηi = (Harsanto, Motor Bakar)
PQG
Dimana:
Ni = Daya indikator ( PS )
J # J M J N J 4
ηi = (Harsanto, Motor Bakar)
PQ J GZ
Dimana:
z = Jumlah silinder
[\]^_[
a = Jumlah siklus perputaran,
`_abcbd
= untuk motor 4- Langkah
38
5. Daya Efektif (e )
Pada motor bakar torak,daya yang berguna adalah daya poros atau daya efektif yang
Ne = Pe rata-rata . VL . z . n . a .
I. J .. J KL
Dimana:
Ne = Daya efektif ( kW )
z = Jumlah silinder
[\]^_[
a = Jumlah siklus per putaran,
`_abcbd
= )
untuk motor 2 – Langkah.
=
untuk motor 4 – Langkah. (Harsanto, Motor Bakar)
6. Torsi (T).
Momen putar atau yang biasa disebut dengan torsi adalah merupakan ukuran beban mesin
f J N J
Ne =
I. J KL
39
Sehingga
R
T=
f J N
Dimana:
Ne = Daya efektif ( PS )
Parameter ini biasa dipakai sebagai ukuran ekonomi pemakaian bahan bakr karena Be
menyatakan banyaknya bahan bakar yang terpakai per jam untuk setiap daya kuda yang
PQ *I.. J KL I*
Be =
R
=
GZ J H
g
)K
GZ .H
S/,4U
V
Dimana:
40
8. Efisiensi Termal Efektif (ηe).
Adalah parameter yang menunjukann perbandingan antara panas yang berubah menjadi
R
ηe =
hQ J GZ
Dimana :
(Arends, H. Berenschot)
41