Anda di halaman 1dari 26

FALSAFAT PANCASILA

MAKALAH
PEND. PANCASILA & KEWARGANEGARAAN

DISUSUN OLEH KELOMPOK 2.

1. HANNAH BERNADETHA MOFU (21411019)


2. CALEB CHONDY (21411086)
3. NIRA YIKWA (21411098)
4. CARLOS YOSEPH MAYSHELY SANGUR (21411040)
5. NURLAILA KIRANA LAHASA (21411032)
6. THEO CHRISTIAN WUTOY TANGKE LEMBANG (21411024)
7. MOHAMAD EFENDI (21411047)
8. REYSKY CANDRA DALEGI (21411034)
9. MUHAMMAD WAHYU PRATAMA (21411033)
10. CHANDRA PRAYUDHA WIJAYANTO (21411012)

FAKULITAS ILMU KOMPUTER & MANAJEMEN


UNIVERSITAS SAINS DAN TEKNOLOGI JAYAPURA
2022
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum,wr,wb
Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmat
dan karunianya, shalawat serta salam semoga tercurah kepada Rasulullah SAW,
sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “FALSAFAT
PANCASILA”.
Adapun tujuan dari penyusunan makalah ini adalah untuk memenuhi salah satu
syarat kelulusan mata kuliah Pendidikan Pancasila Dan Kewarganegaraan, fakulitas
ilmu komputer dan manajemen, jurusan teknik informatika, universitas sains dan
teknologi jayapura.
Dengan keterbatasan ilmu dan pengetahuan yang dimiliki oleh penulis, maka
penulis membutuhkan peran serta dari pihak lain dalam proses penyelesaian
makalah ini. Oleh karena itu penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang
sebesar-besarnya,kepada:
1. Bapak Dosen Dr.Ferinandus L. Snanfi,SIP.,MSc selaku dosen penganpu mata
kuliah pendidikan pancasila dan kewarganegaraan .
Di dalam penulisan makalah ini, penulis telah berusaha semaksimal mungkin,
walaupun demikian penulis menyadari bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna.
Untuk itu penulis akan selalu menerima kritik dan saran yang bersifat membangun
untuk memperbaiki makalah ini.
Akhir kata penulis mengucapkan mohon maaf apa bila terdapat salah kata atau kata
yang kurang berkenan di dalam penulisan makalah ini.
wassalammualaikum, wr, wb.

ii
DAFTAR ISI

Cover………………………………………………………………………………1
KATA PENGANTAR.............................................................................................................. ii
DAFTAR ISI......................................................................................................................... iii
BAB I.................................................................................................................................. iv
PENDAHULUAN ................................................................................................................. iv
A. Latar Belakang........................................................................................................... iv
B. TUJUAN ...................................................................................................................... v
C. RUMUSAN MASALAH ................................................................................................. v
BAB II..................................................................................................................................7
PEMBAHASAN ....................................................................................................................7
A. Pengertian falsafat .....................................................................................................7
B. Pengertian pancasila sebagai sistem ..........................................................................7
C. Kesatuan sila sila pancasila.........................................................................................8
D. Kesatuan sila sila pancasila sebagai suatu sistem filsafat : .......................................11
E. Pancasila sebagai nilai dasar fundamental bagi bangsa dan negara.........................13
F. Pancasila sebagai ideologi bangsa dan negara indonesia .........................................15
G. Makna nilai-nilai sila pancasila.................................................................................18
H. Pancasila sebagai dasar kehidupan berbangsa dan bernegara ................................20
BAB III............................................................................................................................. xxv
PENUTUP........................................................................................................................ xxv
A. Kesimpulan ............................................................................................................ xxv
B. Daftar pustaka ........................................................................................................ xxv

iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sebagai dasar dan pandangan hidup bangsa Indonesia, Pancasila kembali
diuji ketahanannya dalam era reformasi sekarang. Merekahnya matahari bulan
Juni 1945, 67 tahun yang lalu disambut dengan lahirnya sebuah peristiwa yang
sangat bersejarah bagi bangsa Indonesia, yaitu lahirnya Pancasila.
Sebagai filsafat negara, tentu Pancasila ada yang merumuskannya.
Pancasila memang merupakan karunia terbesar dari Allah SWT dan ternyata
merupakan pedoman bagi segenap bangsa Indonesia di masa-masa selanjutnya,
baik sebagai pedoman dalam memperjuangkan kemerdekaan, juga sebagai alat
pemersatu dalam hidup kerukunan berbangsa, serta sebagai pandangan hidup
untuk kehidupan manusia Indonesia sehari-hari, serta menjadi dasar sekaligus
filsafat negara Republik Indonesia.
Pancasila telah ada dalam segala bentuk kehidupan rakyat Indonesia.
Pancasila lahir 1 Juni 1945, ditetapkan pada 18 Agustus 1945 bersama-sama
dengan UUD 1945. Bunyi dan ucapan Pancasila yang benar berdasarkan Inpres
Nomor 12 tahun 1968 adalah satu, Ketuhanan Yang Maha Esa. Dua,
Kemanusiaan yang adil dan beradab. Tiga, Persatuan Indonesia. Empat,
Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/perwakilan. Dan kelima, Keadilan sosial bagi seluruh rakyat
Indonesia.
Sejarah Indonesia telah mencatat bahwa di antara tokoh perumus Pancasila
itu ialah, Mr. Mohammad Yamin, Prof. Mr. Soepomo, dan Ir. Soekarno. Dapat
dikemukakan mengapa Pancasila itu sakti dan selalu dapat bertahan dari
guncangan krisis politik di negara ini, yaitu pertama ialah karena secara intrinsik
dalam Pancasila itu mengandung toleransi, dan siapa yang menantang Pancasila
berarti dia menentang toleransi. Kedua, Pancasila merupakan wadah yang cukup
fleksibel, yang dapat mencakup faham-faham positif yang dianut oleh bangsa
Indonesia, dan faham lain yang positif tersebut mempunyai keleluasaan yang
cukup untuk memperkembangkan diri. Yang ketiga, karena sila-sila dari
Pancasila itu terdiri dari nilai-nilai dan norma-norma yang positif sesuai dengan

iv
pandangan hidup bangsa Indonesia, selain itu, ideologi kediktatoran juga ditolak,
karena bangsa Indonesia dikenal sebagai bangsa yang berprikemanusiaan dan
berusaha untuk berbudi luhur. Dengan demikian bahwa filsafat Pancasila
sebagai dasar filsafat negara Indonesia yang harus diketahui oleh seluruh warga
negara Indonesia agar menghormati, menghargai, menjaga dan menjalankan
apa-apa yang telah dilakukan oleh para pahlawan khususnya pahlawan
proklamasi yang telah berjuang untuk kemerdekaan negara Indonesia ini.
Rumusan Pancasila dalam pembukaan UUD 1945 alenia ke empat
merupakan landasan yuridis yang tidak dapat diubah, alasannya adalah pancasila
merupakan falsafah hidup dan perjanjian luhur bangsa Indonesia. Sebagai
falsafah hidup dan kepribadian bangsa Pancasila diyakini memiliki rumusan
yang paling tepat. Oleh karena itu, kami menulis makalah berjudul ”Filsafat
Pancasila” selain untuk memenuhi tugas mata kuliah Pendidikan
Kewarganegaraan juga untuk menambah nasionalisme pembaca, mengingat
nasionalisme warga negara Indonesia akhir-akhir ini yang semakin luntur.
Sehingga kami harapkan apa yang kami sampaikan dapat menjiwai setiap
tingkah laku dan kepribadian pembaca.
B. TUJUAN
Tujuan dari penyusunan makalah ini antara lain, yaitu :
1. Untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Pendidikan Kewarganegaraan.
2. Sebagai sarana untuk menambah pengetahuan tentang Pancasila dari aspek
filsafat.
3. Sebagai bahan kajian bagi para mahasiswa mengenai peranan ideologi
Pancasila sebagai dasar filsafat bangsa dan Negara Indonesia.
4. Sebagai kajian untuk mengetahui fungsi dan peranan filsafat Pancasila
dalam kehidupan bangsa Indonesia.
5. Sebagai sarana untuk memahami filsafat Pancasila sebagai falsafah Negara
Indonesia.
C. RUMUSAN MASALAH
Dengan memperhatikan ulasan singkat latar belakang di atas, maka dapat
disusunlah rumusan masalah sebagai berikut :

v
1. Apakah sebenarnya filsafat Pancasila tersebut, dan bagaimana pancasila
tersebut muncul sebagai ideologi bangsa Indonesia?
2. Apakah fungsi dari filsafat Pancasila tersebut bagi bangsa dan Negara
Indonesia

vi
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian falsafat
Secara etimologis istilah ”filsafat“ atau dalam bahasa Inggris nya
“philosophi” adalah berasal dari bahasa Yunani “philosophia” yang secara lazim
diterjemahkan sebagai “cinta kearifan” kata philosophia tersebut berasal dari
kata “philos” (pilia, cinta) dan “sophia” (kearifan). Berdasar kan pengertian
bahasa tersebut filsafat berarti cinta kearifan. Kata kearifan bisa juga
berarti “wisdom” atau kebijaksanaan sehingga filsafat bisa juga berarti cinta
kebijaksanaan. Berdasarkan makna kata tersebut maka mempelajari filsafat
berarti merupakan upaya manusia untuk mencari kebijaksanaan hidup yang
nantinya bisa menjadi konsep kebijakan hidup yang bermanfaat bagi peradaban
manusia.
Sesungguhnya nilai ajaran filsafat telah berkembang, terutama di wilayah
Timur Tengah sejak sekitar 6000-600 SM; juga di Mesir dan sekitar sungai
Tigris dan Eufrat sekitar 5000-1000 sM; daerah Palestina/Israel sebagai doktrine
Yahudi sekitar 4000-1000 SM (Radhakrishnan, et al. 1953: 11; Avey 1961:3-7).
Juga di India sekitar 3000-1000 SM, sebagaimana juga di China sekitar 3000-
500 SM. Nilai filsafat berwujud kebenaran sedalam-dalamnya, bersifat
fundamental, universal dan hakiki, karenanya dijadikan filsafat hidup oleh
pemikir dan penganutnya.
Pada umunya terdapat dua pengertian filsafat, yaitu filsafat dalam arti
proses, dan filsafat dalam arti produk atau hasil. Pancasila dapat di golongkan
sebagai filsafat dalam arti produk, filsafat pancasila sebagai pandangan hidup
maupun filsafat pancasila dalam arti praktis. Oleh karena itu, berarti pancasila
memiliki fungsi dan peranan sebagai pedoman dan pegangan dalam bersikap,
bertingkah laku, dan perbuatan dalam kehidupan sehari hari dalam kehidupan
bermasyarakat maupun bernegara di manapun mereka berada.
B. Pengertian pancasila sebagai sistem
Pancasila yang terdiri dari atas lima sila pada hakikatnya merupakan
sistem filsafat. Yang dimaksud dengan sistem adalah suatu kesatuan bagian-

7
bagian yang saling bekerja sama untuk satu tujuan tertentu dan secara
keseluruhan merupakan suatu kesatuan yang utuh.
Pancasila yang terdiri atas bagian-bagian yaitu sila-sila pancasila setiap sila
pada hakikatnya merupakan suatu asa sendiri. Dasar filsafat Negara Indonesia
terdiri atas lima sila yang masing-masing merupakan suatu asas peradaban. Sila-
sila pancasila yang merupakan sistem filsafat pada hakikatnya merupakan suatu
kesatuan organis. Antara sila-sila pancasila itu saling berkaitan, saling
berhubungan bahkan saling mengkualifikasi. Secara demikian ini maka
pancasila pada hakikatnya merupakan sistem, dalam pengertian bahwa bagian
sila-silanya saling berhubungan secara erat hingga membentuk suatu struktur
yang menyeluruh.
Pancasila sebagai suatu sistem juga dapat dipahami dari pemikiran dasar
yang terkandung dalam pancasila, yaitu pemikiran tentang manusia dalam
hubungannya dengan Tuhan Yang Maha Esa dengan dirinya sendiri, dengan
sesama manusia, dengan masyarakat bangsa yang nilai-nilainya telah dimiliki
oleh bangsa Indonesia. Dengan demikian Pancasila merupakan suatu sistem
dalam pengertian kefilsafatan sebagaimana sistem filsafat lainnya antara lain
matrealisme, idealisme, rasioanlisme, liberalisme, sosialisme dan sebagainya.
C. Kesatuan sila sila pancasila
1. Susunan pancasila yang bersifat hierarkhis dan berbentuk piramidal
Susunan Pancasila yang bersifat Hierarkhis dan mempunyai bentuk
piramidal. Pengertian matematika piramidal digambarkan untuk
menggambarkan hubungan hierarkhi sila-sila dari Pancasila dalam urutan-
urutan luas (kwantitas) dan juga dalam hal sifat-sifatnya (kwalitas). Kalau
dilihat dari intinya, urut-urutan lima sila menunjukkan satu rangkaian
tingkat dalam luasnya dan isi-sifatnya, merupakan pengkhususandari sila-
sila yang dimukanya.
Jika urut-urutan lima sila dianggap mempunyai maksud demikian,
maka di antara lima sila ada hubungan yang mengikat yang satu kepada
yang lain sehingga Pancasila merupakan suatu kesatuan keseluruhan yang
bulat. Andai kata urut-urutan itu dipandang sebagai tidak mutlak.

8
Di antara satu sila dengan sila lainnya tidak ada sangkut pautnya,
maka Pancasila itu menjadi terpecah-pecah, oleh karena itu tidak dapat
dipergunakan sebagai suatu asas kerokhanian bagi Negara. Jikalau tiap-tiap
sila dapat diartikan dalam bermacam-macam maksud, sehingga sebenarnya
lalu sama saja dengan tidak ada Pancasila.
Dalam susunan hierarkhis dan piramidal ini, maka Ketuhanan yang
Maha Esa menjadi basis kemanusiaan, persatuan Indonesia, kerakyatan dan
keadilan sosial. Sebaliknya Ketuhanan yang Maha Esa adalah Ketuhanan
yang berkemanusiaan, yang membangun, memelihara dan mengembangkan
persatuan Indonesia, yang berkerakyatan dan berkeadilan sosial demikian
selanjutnya, sehingga tiap-tiap sila di dalamnya mengandung sila-sila
lainnya.
Dengan demikian dimungkinkan penyesuaian dengan keperluan dan
kepentingan keadaan, tempat dan waktunya, dalam pembicaraan kita
berpokok pangkal atau memusatkan diri dalam hubungan hierarkhis
piramidal semestinya.
Secara ontologis kesatuan sila-sila Pancasila sebagai suatu sistem
bersifat hierarkhis dan terbentuk piramidal adalah sebagai berikut : bahwa
hakikat adanya Tuhan adalah ada karena dirinya sendiri, Tuhan
sebagai causa prima.
Oleh karena itu segala yang ada termasuk manusia ada karena
diciptakan Tuhan atau manusia ada sebagai akibat adanya Tuhan (Sila 1).
Adapun manusia adalah sebagai subjek pendukung pokok negara,
karena negara adalah lembaga kemanusiaan, negara adalah sebagai
persekutuan hidup bersama yang anggotanya adalah manusia (Sila2).
Maka negara adalah sebagai akibat adanya manusia yang bersatu (Sila 3).
Sehingga terbentuklah persekutuan hidup bersama yang disebut
rakyat. Maka rakyat pada hakikatnya merupakan unsur negara di samping
wilayah dan pemerintah. Rakyat adalah sebagai totalitas individu-individu
dalam negara yang bersatu (Sila 4).

9
Keadilan pada hakikatnya merupakan tujuan suatu keadilan dalam
hidup bersama atau dengan lain perkataan keadilan sosial (Sila 5) pada
hakikatnya sebagai tujuan dari lembaga hidup bersama yang disebut negara
2. kesatuan sila-sial pancasila yang sailng mengisi dan saling
mengkualifikasikan
Sila-sila Pancasila sebagai kesatuan dapat dirumuskan pula dalam
hubungannya dengan saling mengisi atau mengkualifikasi dalam rangka
hubungan hierarkhis piramidal tadi. Tiap-tiap sila seperti telah telah
disebutkan di atas mengandung empat sila lainnya. Untuk kelengkapan dari
hubungan kesatuan keseluruhan dari sila-sila Pancasila dipersatukan dengan
rumus hierarkhis tersebut di atas.

a. Sila pertama: Ketuhanan Yang Maha Esa adalah Ketuhanan yang


berkemanusiaan yang adil dan beradap, yang dipersatuan Indonesia, yang
berkerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/perwakilan, yang berkeadilan sosial bagi seluruh rakyat
Indonesia.
b. Sila kedua : kemanusiaan yang adil dan berasap adalah kemanusiaan
yang Berketuhanan Yang Maha Esa, yang berpersatuan Indonesia, yang
berkerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/perwakilan, yang berkeadilan sosial bagi seluruh
rakyat Indonesia.
c. Sila ketiga : persatuan Indonesia adalah persatuan yang Berketuhanan
Yang Maha Esa, berkemanusiaan yang adil dan beradap, yang
berkerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/perwakilan, yang berkeadilan sosial bagi seluruh
rakyat Indonesia.
d. Sila keempat : Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan
dalam permusyawaratan/perwakilan, adalah kerakyatan yang
Berketuhanan Yang Maha Esa, berkemanusiaan yang adil dan beradap,
yang berpersatuan Indonesia, yang berkeadilan sosial bagi seluruh rakyat
Indonesia.

10
e. Sila kelima : keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia adalah
keadilan yang Berketuhanan Yang Maha Esa, berkemanusiaan yang adil
dan beradap, yang berkerakyatan yang dipimpin oleh hikmat
kebijaksanaan dalam permusyawaratan / perwakilan.
D. Kesatuan sila sila pancasila sebagai suatu sistem filsafat :
Pancasila sebagai sistem filsafat adalah satu kesatuan yang bulat dan utuh
antara sila yang satu dengan sila lainnya agar mencapai suatu tujuan tertentu
yang bermanfaat bagi kehidupan masyarakat.
1. Fungsi Filsafat Pancasila
Filsafat Pancasila mempunyai beberapa macam fungsi, yaitu sebagai
berikut:
a. Memberikan jawaban atas pertanyaan fundamental dalam kehidupan
bernegara. Fungsi Pancasila sebagai filsafat harus memberikan jawaban
mendasar tentang hakikat kehidupan bernegara, yaitu dalam susunan
politik, sistem politik, bentuk negara, susunan perekonomian, dan
dasar-dasar pengembangan ilmu pengetahuan.
b. Mencari kebenaran tentang hakikat negara, ide negara, dan tujuan
negara. Sebagai dasar negara, sila-sila dari Pancasila saling berkaitan
dan merupakan satu kesatuan yang utuh tidak terbagi dan tidak
terpisahkan. Antara sila yang satu dan sila yang lainnya saling memberi
arah dan dasar kepada sila yang lainnya. Oleh karena itu, Pancasila
sebagai dasar negara harus mampu menjawab pertanyaan tentang
hakikat negara.
c. Berusaha menempatkan dan menjadikan perangkat dan berbagai ilmu
pengetahuan yang berkaitan dengan kehidupan bernegara. Fungsi
filsafat akan terlihat jelas, jika kehidupan di negara tersebut telah
berjalan dengan teratur.
2. Tujuan filsafat pancasila
Secara umum, tujuan filsafat pancasila sebagai berikut :
Menciptakan bangsa yang religius dan taat kepada Tuhan Yang Maha
Esa.

11
Menjadi bangsa yang menjunjung keadilan, baik secara sosial maupun
ekonomi.
Menjadi bangsa yang menghargai hak asasi manusia.
Menciptakan bangsa yang menjunjung tinggi demokrasi.
Menjadi bangsa yang nasionalis dan mencintai tanah airnya, yaitu tanah
air Indonesia.
a. Dasar otology sila-sila pancasila
Ontologi adalah ilmu yang menyelidiki hakekat sesuatu atau tentang
ada, keberadaan atau eksistensi. Secara ontologis, penyelidikan
Pancasila sebagai filsafat dimaksudkan sebagai upaya untuk
mengetahui hakikat dasar dari sila-sila Pancasila. Sila-sila Pancasila,
masing-masing bukanlah merupakan asas yang berdiri sendiri
melainkan memiliki satu kesatuan dasar ontologis. Dasar ontologis
Pancasila pada hakikatnya adalah manusia, yang memiliki hakikat
mutlak yaitu monopluralis atau monodualis, karena itu juga disebut
sebagai dasar antropologis. Subyek pendukung pokok dari sila-sila
Pancasila adalah manusia.

b. Dasar epistemology sila - sila pancasila


Epistemologi adalah cabang filsafat yang menyelidiki asal, syarat,
susunan, metode, dan validitas ilmu pengetahuan. Secara
epistemologis, kajian Pancasila sebagai filsafat adalah sebagai upaya
untuk mencari hakikat Pancasila sebagai suatu sistem pengetahuan.
Pancasila sebagai sistem filsafat pada hakikatnya juga merupakan
sistem pengetahuan.
1. Pancasila sebagai suatu obyek pengetahuan pada hakikatnya meliputi
masalah sumber pengetahuan dan susunan pengetahuan Pancasila,
yaitu nilai-nilai yang ada pada bangsa Indonesia yang merupakan
kausa materialis Pancasila.
2. tentang susunan Pancasila sebagai suatu sistem pengetahuan, maka
Pancasila memiliki susunan yang bersifat formal logis, baik dalam arti
susunan sila-sila Pancasila maupun isi arti dari sila-sila Pancasila.

12
c. Dasar aksiologi sila sila pancasila
Aksiologi adalah teori nilai, yaitu sesuatu yang diinginkan, disukai,
atau yang baik. Sila-sila Pancasila sebagai suatu sistem filsafat
memiliki satu kesatuan dasar aksiologis, yaitu nilai-nilai yang
terkandung dalam Pancasila pada hakekatnya juga merupakan suatu
kesatuan. Aksiologi Pancasila mengandung arti bahwa kita membahas
tentang filsafat nilai Pancasila, yang terdiri dari sebagai berikut:
1. Nilai dasar, yaitu asas-asas yang kita terima sebagai dalil yang
bersifat mutlak, sebagai sesuatu yang benar atau tidak perlu
dipertanyakan lagi. Nilai-nilai dasar Pancasila adalah nilai
ketuhanan, nilai kemanusiaan, nilai persatuan, nilai kerakyatan, dan
nilai keadilan.
2. Nilai instrumental, yaitu nilai yang berbentuk norma sosial dan
norma hukum yang selanjutnya akan terkristalisasi dalam peraturan
dan mekanisme lembaga-lembaga negara.
3. Nilai praktis, yaitu nilai yang sesungguhnya kita laksanakan dalam
kenyataan. Nilai ini merupakan batu ujian apakah nilai dasar dan
nilai instrumental benar-benar hidup dalam masyarakat.
E. Pancasila sebagai nilai dasar fundamental bagi bangsa dan negara
Nilai-nilai Pancasila bersifat universal yang memperlihatkan nafas
humanisme. Oleh karena itu, Pancasila dapat dengan mudah diterima oleh siapa
saja. Meskipun Pancasila mempunyai nilai universal tetapi tidak begitu saja
dengan mudah diterima oleh semua bangsa. Perbedaannya terletak pada fakta
sejarah bahwa nilai Pancasila secara sadar dirangkai dan disahkan menjadi satu
kesatuan yang berfungsi sebagai basis perilaku politik dan sikap moral bangsa.
Dengan kata lain, bahwa Pancasila milik khas bangsa Indonesia dan sekaligus
menjadi identitas bangsa berkat legitimasi moral dan budaya bangsa Indonesia.
Nilai-nilai Pancasila terkandung dalam Pembukaan UUD 1945 secara yuridis
memiliki kedudukan sebagai pokok kaidah negara yang fundamental. Adapun
Pembukaan UUD 1945 yang didalamnya memuat nilai-nilai Pancasila

13
mengandung empat pokok pikiran yang merupakan derivasi atau penjabaran dari
nilai-nilai Pancasila itu sendiri.
Pokok pikiran pertama menyatakan bahwa negara Indonesia adalah negara
persatuan, yaitu negara yang melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah
darah Indonesia, mengatasi segala paham golongan maupun perseorangan. Hal
ini merupakan penjabaran sila ketiga.
Pokok pikiran kedua menyatakan bahwa negara hendak mewujudkan
suatu keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Dalam hal ini negara
berkewajiban mewujudkan kesejahteraan umum bagi seluruh rakyat Indonesia,
mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia
berdasarkan perdamaian abadi dan keadilan sosial. Pokok pikiran ini adalah
penjabaran dari sila kelima.
Pokok pikiran ketiga menyatakan bahwa negara berkedaulatan rakyat,
berdasarkan atas kerakyatan dan permusyawaratan/perwakilan. Pokok pikiran
ini menunjukkan bahwa negara Indonesia demokrasi, yaitu kedaulatan ditangan
rakyat. Hal ini sesuai dengan sila keempat.
Pokok pikiran keempat menyatakan bahwa negara berdasarkan atas
Ketuhanan Yang Maha Esa menurut dasar kemanusiaan yang adil dan beradab.
Pokok pikiran ini sebagai penjabaran dari sila pertama dan kedua. Berdasarkan
uraian di atas menunjukkan bahwa Pancasila dan Pembukaan UUD 1945 dapat
dinyatakan sebagai pokok-pokok kaidah negara yang fundamental, karena di
dalamnya terkandung pula konsep-konsep sebagai berikut.
a. Dasar-dasar pembentukan negara, yaitu tujuan negara, asas politik negara
(negara Indonesia republik dan berkedaulatan rakyat) dan asas kerohanian
negara (Pancasila).
b. Ketentuan diadakannya Undang – Undang Dasar 1945, yaitu, ”.....maka
disusunlah kemerdekaan kebangsaan Indonesia dalam suatu Undang-Undang
Dasar Negara Indonesia.” Hal ini menunjukkan adanya sumber hukum. Nilai
dasar yang fundamental dalam hukum mempunyai hakikat dan kedudukan
yang tetap kuat dan tidak berubah, dalam arti dengan jalan hukum apa pun
tidak mungkin lagi untuk diubah. Berhubung Pembukaan UUD 1945 memuat
nilai-nilai dasar yang fundamental, maka Pembukaan UUD 1945 yang

14
didalamnya terdapat Pancasila tidak dapat diubah secara hukum. Apabila
terjadi perubahan berarti pembubaran Negara Proklamasi 17 Agustus 1945.
Dalam pengertian seperti itulah maka dapat disimpulkan bahwa Pancasila
merupakan dasar yang fundamental bagi negara Indonesia terutama dalam
pelaksanaan dan penyelenggaraan negara. Di samping itu, nilai-nilai
Pancasila juga merupakan suatu landasan moral etik dalam kehidupan
kenegaraan. Hal itu ditegaskan dalam pokok pikiran keempat yang
menyatakan bahwa negara berdasar atas Ketuhanan Yang Maha Esa berdasar
atas kemanusiaan yang adil dan beradab. Konsekuensinya dalam
penyelenggaraan kenegaraan antara lain operasional pemerintahan negara,
pembangunan negara, pertahanan-keamanan negara, politik negara serta
pelaksanaan demokrasi negara harus senantiasa berdasarkan pada moral
ketuhanan dan kemanusiaan.
F. Pancasila sebagai ideologi bangsa dan negara indonesia
1. Pengertian Ideologi
Ideologi berasal dari bahasa Yunani yang diambil dari 2 kata, idea
dan logos. Idea berarti ide, gagasan, buah pikir, atau konsep. Sedangkan
logos berarti hasil pemikiran. Jadi berdasarkan bahasa, ideologi adalah ilmu
yang mencakup ilmu kajian asal mula, juga hakikat buah pikir atau gagasan.
Berarti, dapat disimpulkan bahwa ideologi merupakan hasil pemikiran
yang isinya mencakup nilai-nilai tertentu demi mencapai sebuah tujuan
tertentu yang ingin dicapai. Ideologi disebut juga sebagai identitas dari
sebuah negara. Karena ideologi sebenarnya memiliki fungsi yang sangat
penting untuk sebuah negara, dimana ideologi digunakan sebagai sebuah hal
yang memperkuat identitas sebuah masyarakat negara.
2. Fungsi Ideologi
Seperti halnya kartu identitas yang umumnya dimiliki setiap orang
sebagai tanda pengenal, ideologi juga dapat digunakan sebagai tanda
pengenal dari sebuah bangsa. Selain itu, ideologi memiliki fungsi lainnya,
yaitu fungsi kognitif dan orientasi dasar.
Sebagai fungsi kognitif berarti ideologi dapat dijadikan sebuah
landasan bagi suatu bangsa dalam berkehidupan dunia. Sedangkan, fungsi

15
orientasi dasar berarti ideologi merupakan hal yang dapat dijadikan sumber
wawasan dan makna bagi rakyat, serta dapat menjadi pembimbing bagi
rakyatnya dalam mencapai tujuan.
Peran lain yang dimiliki ideologi adalah sebagai alat dalam
pencegahan terjadinya berbagai konflik dalam masyarakat. Tentunya hal ini
dengan tujuan agar masyarakat dapat tetap hidup dalam rasa tentram
sekaligus memiliki rasa solidaritas yang tinggi. Ideologi juga memiliki
peranan sebagai pemersatu bangsa. Karena pada dasarnya tiap bangsa di
dunia ini memiliki keberagaman suku, bahasa, adat, budaya, dan agama.
3. Kedudukan Pancasila Dalam Kehidupan Bernegara
Pancasila sendiri memiliki beberapa kedudukan dalam kehidupan
bernegara masyarakat Indonesia, yaitu:
1. Sebagai jiwa bangsa Indonesia
2. Sebagai ciri dari pribadi bangsa Indonesia
3. Sebagai pedoman hidup bangsa Indonesia
4. Sebagai dasar negara
5. Sebagai sumber dari dari segala hukum
6. Sebagai perjanjian yang luhur ketika negara Indonesia didirikan
7. Sebagai tujuan atau cita-cita bangsa
Kedudukan ini jelas menyatakan bahwa Pancasila merupakan
pedoman bagi masyarakat Indonesia dalam menjalankan aktivitas
kehidupan bernegara. Oleh sebab itu, dapat dikatakan bahwa Pancasila
adalah petunjuk dalam kehidupan bernegara bagi masyarakat. Layaknya
arah yang tidak pasti dari kapal tanpa kompas, demikian juga negara akan
tanpa arah bila tidak ada Pancasila.
4. Peran Pancasila Sebagai Ideologi Negara
Peran Pancasila sebagai ideologi negara memberi bimbingan kepada
masyarakat Indonesia dalam menentukan sikap dan tingkah laku. Nilai-nilai
yang terkandung dalam kelima asas Pancasila dijadikan patokan aturan oleh
bangsa ini dalam berbuat di kehidupan bermasyarakat serta bernegara.

16
Kedudukan nilai-nilai yang terkandung dalam kelima asas Pancasila adalah
sebagai aturan tentang moral. Oleh karena itu, pelaksanaannya juga harus
berdasarkan pada keyakinan dan kesadaran penggunanya.
Apabila aturan Pancasila sebagai ideologi negara dilanggar, maka
hukumannya adalah berupa sanksi moral dan sosial. Mereka yang
melanggar dan tidak berpedoman pada nilai-nilai Pancasila tidak akan
terkena sanksi hukum. Ada baiknya mereka merasa malu dengan segala
sikap dan tingkah lakunya yang melanggar norma Pancasila.
5. Fungsi Pancasila Sebagai Ideologi Negara
Bukan hanya perannya saja, Pancasila sebagai ideologi negara juga
memiliki fungsi. Lalu, apa saja fungsi Pancasila sebagai ideologi negara?
1. Berfungsi untuk memberikan kepada masyarakat Indonesia agar bisa
mengembangkan sekaligus memelihara identitas bangsa Indoensia.
2. Memberikan pengawasan terhadap setiap perilaku masyarakat serta
bersikap kritis terhadap berbagai macam usaha agar cita-cita bangsa yang
ada di dalam Pancasila dapat terwujud.
3. Mengarahkan seluruh bangsa Indonesia supaya bisa mencapai tujuannya
terutama yang berkaitan dengan cita-cita bangsa dan negara Indonesia.
4. Memelihara, memperkuat, serta menyatukan semua bangsa Indonesia
agar menjadi satu kesatuan, sehingga persatuan bangsa Indonesia tetap
terus terjaga dan mengurangi terjadinya konflik antar anggota masyarakat.
5. Berfungsi untuk dijadikan sebagai pedoman kehidupan berbangsa dan
bernegara bagi bangsa Indonesia, sehingga kehidupan bermasyarakat
dapat dijalani denga harmonis.
6. Makna Pancasila Sebagai Ideologi Negara
Adapun makna Pancasila sebagai ideologi negara adalah sebagai berikut
ini:
1. Nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila dijadikan acuan dalam
mencapai cita-cita yang berkaitan dengan aktivitas kehidupan bernegara.
2. Nilai-nilai yang ada dalam Pancasila adalah nilai yang berupa kesepakatan
bersama, dan menjadi sarana pemersatu bangsa.

17
G. Makna nilai-nilai sila pancasila
1. Ketuhanan yang maha esa
Sila pertama yang berbunyi Ketuhanan yang maha esa
Dengan lambang bintang, diartikan sebagai cahaya yang dipancarkan oleh
Tuhan untuk manusia, dan warna hitam pada latar belakang melambangkan
warna alam yang dimiliki oleh Tuhan dan sila pertama ini memiliki 5
makna, yaitu:
a. Percaya kepada Tuhan yang Maha Esa
b. Setiap warga bebas menganut/mengimani suatu agama yang
diyakininya
c. Setiap warga bebas menjalankan keyakinannya masing-masing sesuai
agamanya
d. Setiap orang berkewajiban menjaga semua pemberian Tuhan
e. Setiap warga wajib menunjukan toleransi antar umat beragama
Fungsi Pancasila dalam sila pertama adalah memberi pandangan
bahwa sebagai warga negara terdapat nilai untuk mempercayai Tuhan
sesuai agama dan kepercayaan masing-masing. Fungsi ini menyampaikan
bahwa antarumat beragama di Indonesia harus saling menghormati supaya
tercipta kerukunan dan kedamaian.
Contoh penerapan sila ke-1 pancasila Ketuhanan yang Maha Esa :
a. Menghormati agama orang lain
b. Meyakini adanya Tuhan yang Maha Esa
c. Menghargai ibadah sesuai dengan agama dan kepercayaan orang lain
2. Kemanusiaan yang Adil dan Beradab

Sila kedua yang berbunyi Kemanusiaan yang Adil dan Beradab


Dengan simbol Rantai, arti simbol Rantai tersusun dari mata rantai yang
berbentuk segi empat dan lingkaran yang saling berkait, melambangkan
hubungan antar manusia yang saling membutuhkan dan memiliki 3 makna,
yaitu:

A. Menempatkan manusia sesuai dengan hakikatnya sebagai makhluk


Tuhan
B. Menjunjung tinggi kemerdakaan sebagai hak segala bangsa
C. Mengutamakan kebenaran dan keadilan

18
Fungsi Pancasila sebagai pandangan hidup dalam sila kedua
bermakna, warga negara diminta memahami bahwa setiap manusia
mempunyai derajat yang sama, maka perlu bersimpati kepada satu sama
lain.
Cara bersimpati ini bisa dengan menjaga dan membantu sesama, membela
kebenaran dan keadilan, serta bekerja sama demi kedamaian negara.
Contoh pengamalan sila ke-2 pancasila Kemanusiaan yang Adil dan
Beradab :
1. Mengakui persamaan derajat hak dan kewajiban manusisa
2. Saling menyayangi sesama manusia
3. Mengembangkan sikap tenggang rasa terhadap orang lain
4. Menjunjung tinggi nilai kemanusiaan
5. Gemar melakukan kegiatan kemanusiaan
6. Mengembangkan sikap saling menghormati serta dapat bekerja sama
dengan orang lain
3. Persatuan indonesia
Sila ketiga berisi 'Persatuan Indonesia' yang memiliki arti penting sebagai
bangsa yang besar.
Bangsa Indonesia terdiri dari beragam jenis suku, budaya, ras, bahasa, dan
lain sebagainya.
Dengan adanya sila ketiga pada Pancasila ini membuat masyarakat
Indonesia bisa terus menjunjung persatuan dan kesatuan.
Karena itu penting untuk selalu menerapkan sila ketiga Pancasila dalam
kehidupan sehari-hari.
Contoh dalam kehidupan.
1. Membangun hubungan baik dengan siapapun tanpa memandang agama,
suku dan ras.
2. Menjaga bersama kedaulatan bangsa
3. Meghomarti segala jenis perbedaan yang ada di sekitar
4. Tidak merendahkan orang lain, baik secara ras, suku maupun agama
5. Melerai dan mendamaikan kelompok yang terlibat pertikaian
6. Merawat, menjaga dan mencintai tanah air
7. Tidak Egois

19
4. Kerakyatan yang di pimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan perwakilan
Nilai nilai yang terkansung di dalam sila ke 4 :
Nilai Kerakyatan
• Pemimpin bangsa Indonesia harus bijaksana.
• Mengutamakan kekeluargaan.
• Kedaulatan bangsa berada di tangan rakyat.
• Kebijakan dalam mengambil solusi.
• Keputusan bersama pengambilannya harus melalui musyawarah.
• Tidak memaksakan kehendak.
5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat indonesia
Nilai nilai yang terkandung di dalam sila ke- 4
Nilai Keadilan
• Harus menerapkan perilaku adil dalam bidang ekonomi, sosial, dan politik.
• Harus menghormati hak dan kewajiban setiap orang.
• Perwujudan keadilan sosial bagi bangsa Indonesia.
• Menggapai tujuan adil dan makmur.
• Mendukung kemajuan dan pembangunan Indonesia.
H. Pancasila sebagai dasar kehidupan berbangsa dan bernegara
Negara adalah suatu lembaga yang mempunyai aturan dam memiliki
tujuan Bersama untuk mengembangkan suatu pemerintahan. Suatu negara akan
hidup dan berkembang dengan baik apabila negara tersebut memiliki dasar
filsafat sebagai sumber nilai kebenaran, kebaikan, dan keadilan. Pancasila
sebagai dasar filsafat negara pada hakikatnya merupakan suatu sumber nilai bagi
bangsa dan negara Indonesia. Maka seluruh aspek dalam penyelenggaraan
negara didasarkan dan diliputi oleh nilai-nilai Pancasila.
Pada zaman ini Pancasila telah diabaikan dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara di Indonesia. Masyarakat cenderung melupakan nilai-nilai yang
terkandung dalam Pancasila. Isu yang beredar saat ini adalah sekumpulan orang
yang tidak percaya lagi dengan Pancasila. Contohnya, pada perayaan Natal dan
Tahun Baru 2020 tidak dapat dinikmati oleh umat Nasrani di Jorong Kampung
Baru, Nagari Sikabau, Kecamatan Pulau Punjung, Kabupaten Dharmasraya dan

20
Nagari Sungai Tambang, Kabupaten Sijunjung, Sumatera Barat. Bukan hanya
perayaan Natal dan Tahun Baru, umat Kristen Protestan dan Katolik di dua
kabupaten itu juga tak bisa melakukan ibadah layaknya umat beragama lainnya.
Banyaknya tindak kekerasan yang bermotif agama menunjukkan bahwa
masyarakat tidak lagi memahami dan bahkan melupakan Pancasila. Pada sila
pertama dinyatakan dengan tegas bahwa Negara berdasarkan atas Ketuhanan
yang Maha Esa. Diperjelas lagi dalam Pasal 29 ayat (2) UUD 1945 dengan
jaminan kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk agamanya masing-
masing dan untuk beribadat menurut agama dan kepercayaannya.
Sebagai warga negara Indonesia kita tidak boleh melupakan Pancasila dam
harus mengingat kembali serta melaksanakan nilai-nilai yang tercantum dalam
Pancasila karena sebelum Pancasila dirumuskan dan disahkan sebagai Dasar
Filsafat Negara, nilai-nilainya telah ada pada Bangsa Indonesia yang merupakan
pandangan hidup yaitu berupa nilai-nilai adat-istiadat dan kebudayaan serta
sebagai kausa materialis Pancasila. Dalam pengertian inilah maka antara
Pancasila dengan bangsa Indonesia tidak dapat dipisahkan sebab Pancasila
adalah Jati Diri Bangsa Indonesia. “Hukum di Indonesia tidak boleh memuat isi
yang berpotensi menyebabkan terjadinya dis-integrasi wilayah maupun ideologi.
1. Implementasikan Pancasila dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
Adapun pengimplementasian Pancasila dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara dapat dirinci dalam berbagai bidang POLEKSOSBUDHANKAM
sebagai berikut :
a. Implementasi Pancasila dalam bidang Politik Pembangunan dan
pengembangan bidang politik harus mengilhami dasar ontologis manusia.
Sebab secara kenyataan objektif bahwa manusia adalah sebagai subjek
Negara, Karenanya kehidupan politik harus benar-benar merealisasikan
tujuan demi harkat dan martabat manusia. Pengembangan politik Negara
terutama dalam proses reformasi dewasa ini mencerminkan kepada
moralitas sebagaimana tertuang dalam sila-sila Pancasila dan esensinya,
sehingga praktek-praktek politik yang menghalalkan segala cara harus
segera diakhiri.

21
b. Implementasi Pancasila dalam bidang Ekonomi Di dalam dunia ilmu
ekonomi terdapat istilah yang kuatlah yang menang, sehingga lazimnya
pengembangan ekonomi mengarah pada persaingan bebas dan jarang
mementingkan moralitas kemanusiaan. Hal ini tidak sesuai dengan
Pancasila yang lebih tertuju kepada Implementasi Pancasila 443 ekonomi
kerakyatan, yaitu ekonomi yang humanistic yang berorientasi pada tujuan
demi kesejahteraan rakyat secara luas, (Mubyarto,1999). Pengembangan
ekonomi bukan hanya mengejar pertumbuhan saja melainkan demi
kemanusiaan, demi kesejahteraan seluruh masyarakat. Maka sistem
ekonomi Indonesia berdasarkan atas azas kekeluargaan seluruh bangsa.
c. Implementasi Pancasila dalam bidang Sosial dan Budaya Dalam
pembangunan dan pengembangan aspek sosial budaya hendaknya
disesuaikan atas sistem nilai yang sesuai dengan nilai-nilai budaya yang
dimiliki oleh masyarakat. Terutama dalam rangka bangsa Indonesia
melakukan reformasi di segala bidang kehidupan. Sebagai anti-klimaks
proses reformasi yakni sering adanya stagnasi nilai sosial budaya dalam
masyarakat, sehingga tidak mengherankan jikalau di berbagai wilayah
Indonesia terjadi berbagai gejolak yang sangat meresahkan dan
memprihatinkan seperti amuk massa yang cenderung anarkis, bentrok
antara kelompok masyarakat satu dengan lainnya yang muaranya adalah
masalah politik. Oleh karena itu dalam pengembangan nilai sosial budaya
di era reformasi dewasa ini semua pihak turut ambil bagian mengangkat
kembali nilai-nilai yang dimiliki bangsa Indonesia sebagaimana nilai-nilai
yang terkandung di dalam Pancasila. Dalam prinsip etika pancasila pada
hakikatnya bersifat humanistik, artinya nilai-nilai pancasila berlandaskan
pada nilai yang bersumber pada 444 Amstrong Harefa harkat dan martabat
manusia sebagai makhluk yang berbudaya.
d. Implementasi Pancasila dalam bidang Pertahanan dan Keamanan Negara
pada hakikatnya adalah merupakan suatu masyarakat hukum. Demi
tegaknya hakhak warga negara maka diperlukan peraturan perundang-
undangan, baik dalam rangka mengatur ketertiban warga negara maupun
dalam rangka melindungi hak-hak warga Negara. Pancasila sebagai dasar

22
Negara senantiasa menyesuaikan diri pada hakikat nilai kemanusiaan
monopluralis maka pertahanan dan keamanan negara harus dikembalikan
pada kedudukannya seperti sediakala, agar tercapainya harkat dan
martabat manusia sebagai pendukung pokok negara. Dasar-dasar
kemanusiaan yang beradab merupakan basis moralitas pertahanan dan
keamanan negara. Pertahanan dan keamanan negara harus
mengimplementasikan nilai-nilai yang terkandung dalam sila-sila
pancasila. Sehingga ungkapan yang menyatakan bahwa Indonesia adalah
Negara berdasar atas hukum, bukan berdasar atas kekuasaan belaka dapat
terwujud adanya.
2. Pancasila Sebagai Dasar Filsafat Negara
Secara hukum, Pancasila sebagai dasar filsafat negara tertuang dalam
pembukaan UUD 1945 alinea IV yang berbunyi: “… maka disusunlah
kemerdekaan kebangsaan Indonesia itu dalam suatu Undang- Implementasi
Pancasila 445 Undang Dasar negara Indonesia yang terbentuk dalam suatu
susunan negara Republik Indonesia yang berkedaulatan rakyat dengan
berdasarkan kepada: Ketuhanan Yang Maha Esa, Kemanusiaan yang adil dan
beradab, Persatuan Indonesia dan Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat
kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan, serta dengan
mewujudkan suatu Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia”. Melihat
dari rumusan tersebut yang dimaksud … dengan berdasar kepada … adalah
dalam pengertian sebagai dasar filsafat negara Indonesia. Keseragaman
sistematiknya melalui Instruksi Presiden Nomor 12 Tahun 1968, telah tersusun
secara hierarchi-piramidal. Setiap sila (dasar atau azas) memiliki hubungan
yang saling mengikat dan menjiwai satu sama lain sedemikian rupa hingga
tidak dapat dipisah-pisahkan. Melanggar satu sila dan pembenarannya pada
sila lainnya adalah tindakan sia-sia. Dengan demikian Pancasila pun harus
dipandang sebagai satu kesatuan yang bulat dan utuh, yang tidak dapat dipisah-
pisahkan. Usaha memisahkan sila-sila dalam kesatuan yang utuh dan bulat dari
Pancasila akan menyebabkan Pancasila kehilangan esensinya sebagai dasar
falsafah Negara.

23
Sebagai alasan mengapa Pancasila harus dipandang sebagai satu kesatuan
yang bulat dan utuh ialah karena setiap sila dalam Pancasila tidak dapat
bertentangan satu sama lain. Prof. Notonagoro, mengemukakan bahwa “sifat
hierarchipiramidal Pancasila dengan menepatkan sila Ketuhanan Yang Maha
Esa sebagai basis bentuk 446 Amstrong Harefa piramidal Pancasila.” Dengan
demikian keempat sila yang lain sejatinya dijiwai oleh sila Ketuhanan Yang
Maha Esa. Secara tegas, Dr. Hamka mengatakan bahwa “Tiap-tiap orang
beragama atau percaya kepada Tuhan Yang Maha Esa, Pancasila bukanlah
sesuatu yang perlu dibicarakan lagi, karena sila yang empat lagi hanyalah
akibat saja dari sila pertama.” Senada dengan itu, Mahfud MD, menandaskan
bahwa “Indonesia bukan negara agama yang mendasarkan pada satu agama
tertentu, sebab Indonesia juga bukan negara sekuler yang tak peduli atau
hampa spirit keagamaannya. Hukum negara tidak dapat mewajibkan
berlakunya hukum agama. Tetapi negara harus memfasilitasi, melindungi dan
menjamin keamanan jika warganya akan melaksanakan ajaran agama karena
keyakinan dan kesadarannya sendiri.”
Pancasila dikenal sebagai filosofi Indonesia, kenyataannya definisi dalam
filsafat pancasila telah diubah dan diinterpretasikan berbeda oleh beberapa
filsuf Indonesia. Pancasila dijadikan wacana sejak 1945, Pancasila sendiri
terinspirasi oleh konsep humanisme, rasionalisme, universalisme, sosio-
demokrasi, sosialisme, demokrasi parlementer, dan nasionalisme. Menurut
Soekarno sendiri Pancasila merupakan filsafat asli Indonesia yang diambil dari
budaya dan tradisi Indonesia dan akulturasi budaya India (hindu), Barat
(kristen), Arab (Islam). Di masa Soeharto semua elemen barat disingkirkan dan
diganti interpretasinya dalam budaya Indonesia, sehingga menghasilkan
“Pancasila Truly Indonesia”. Filsafat pancasila secara umum adalah hasil
pemikiran yang sedalam dalamnya dari bangsa Indonesia yang dianggap,
dipercaya dan diyakini sebagai sesuatu kenyataan dan nilai-nilai yang paling
benar, paling adil, paling bijaksana, paling baik dan paling sesuai bagi bangsa
Indonesia. Tentang fungsi filsafat pancasila bagi kita adalah Pancasila
merupakan pandangan hidup, kesadaran dan cita-cita moral yang meliputi
kejiwaan dan watak yang sudah berurat berakar di dalam kebudayaan bangsa

24
Indonesia. Bangsa Indonesia lahir sesudah melampaui perjuangan yang 448
Amstrong Harefa sangat panjang, dengan memberikan segala pengorbanan dan
menahan segala macam penderitaan, sebab itu bangsa Indonesia lahir dengan
kepribadiannya sendiri yang bersamaan lahirnya bangsa dan negara itu sendiri,
oleh karena itu Pancasila bukan lahir secara mendadak pada tahun 1945,
melainkan sudah berjuang dengan melihat pengalaman bangsa bangsa lain,
dengan diilhami oleh gagasan-gagasan besar dunia, yang tetap berakar pada
kepribadian dan gagasan bangsa Indonesia sendiri. Pancasila sendiri selalu
menjadi pegangan bersama saat-saat terjadi krisis nasional dan ancaman
terhadap eksistensi bangsa Indonesia, merupakan bukti sejarah sebagai dasar
kerohanian negara, dikehendaki oleh bangsa Indonesia karena sebenarnya ia
telah tertanam di kalbunya rakyat. Oleh karena itu Pancasila merupakan dasar
yang mampu mempersatukan seluruh rakyat Indonesia.

25
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa filsafat
Pancasila merupakan hasil pemikiran mendalam dari bangsa Indonesia, yang
dianggap, diyakini sebagai kenyataan nilai dan norma yang paling benar, dan
adil untuk melakukan kegiatan hidup berbangsa dan bernegara di manapun
mereka berada. Selain itu, filsafat Pancasila memiliki beragam fungsi,
diantaranya yaitu; sebagai pandangan hidup bangsa Indonesia, Pancasila sebagai
dasar Negara Indonesia, pancasila sebagai kepribadian bangsa Indonesia,
Pancasila sebagai sumber dari segala sumber hukum, dan Pancasila sebagai
sistem ideologi nasional.
Berfilsafat adalah berpikir secara mendalam dan sungguh-sungguh.
Sedangkan Pancasila sebagai sistem filsafat adalah suatu kesatuan bagian-bagian
yang saling berhubungan, saling bekerjasama antara sila yang satu dengan sila
yang lain untuk tujuan tertentu dan secara keseluruhan merupakan suatu
kesatuan yang utuh yang mempunyai beberapa inti sila, nilai dan landasan yang
mendasar.
B. Daftar pustaka
1. 1. https://www.voaindonesia.com/a/dua-kabupaten-sumatera-barat-larang-
ibadah-dan-perayaan-natal/5209787.html
2. https://www.kompasiana.com/nafilanida/5e980b53097f36094
d06eff2/pancasila-sebagai-sistem-filsafat-dan-hakikat-nilai-
nilai-dalam-sila-pancasila-sebagai-sistem-filsafat
3. https://www.edugoedu.com/filsafat-pancasila-di-indonesia/
4. https://youtu.be/_MsoAxBVsoI
5. https://www.detik.com/edu/detikpedia/d-6187117/makna-pancasila-
sebagai-pandangan-hidup-dalam-sila-1-sampai-5-pelajari-yuk
6. https://janahshah-makalah-filsafat-pancasila.blogspot.com/2017/11/makalah-
filsafat-pancasila.html
7. https://kumparan.com/berita-update/nilai-nilai-yang-terkandung-dalam-
pancasila-dari-sila-1-sampai-5-1xRNzHzibId/full

xxv

Anda mungkin juga menyukai