Anda di halaman 1dari 3

Ketika Alvin Berbohong

Di dalam Hutan Manasa tinggallah Alvin si Beruang yang kesepian. Dia memiliki sifat rakus dan suka
berbohong. Semua penghuni Manasa tidak ada yang ingin berteman dengannya. Suatu hari, datanglah
seekor Beo dengan membawa kabar kalau Raja Rimba akan mengadakan pesta yang besar di istana.
Alvin sangat gembira ketika mendengar kabar tersebut. "Ini adalah kesempatanku untuk mencuri
makanan di pesta" ucap Alvin pelan.

Hari demi hari berlalu hingga akhirnya pesta yang dinanti-nanti pun tiba. Alvin tiba sebelum pesta
dimulai. Ketika Alvin sedang asyik mencicipi buah- buahan, datanglah Beo si pemberi kabar dengan
mengejutkan. "Hei beruang, apa yang sedang kamu lakukan?" Tanya si Beo. "Aku.. a.. a.. aku... hanya
melihat-lihat saja kok Beo, persiapan untuk pesta nanti" Alvin menjawab dengan penuh ketakutan.
"Begitu ya Vin.. hmm.. bagaimana jika kamu membantuku saja" kata si Beo. Alvin berpikir jika ia bisa
membantu Beo maka dengan mudah ia bisa mencuri makanan.

"Baiklah, apa yang bisa aku bantu?" tanya Alvin si Beruang. "Karena badanmu besar, tolong angkat peti
buah yang ada di sana" jawab Beo sambil menunjuk tumpukan buah di dekat meja minuman pesta. Beo
pun pergi meninggalkan Alvin. Sambil mengangkat peti, Alvin menggambil beberapa buah di dalam peti.
Tidak ada yang menyadarinya jika Alvin telah menggambil banyak buah. Ketika Alvin sedang asyik
mengangkat peti yang keempat, gerak- geriknya pun mulai dicurigai oleh Beo. Untuk membuktikan
kecurigaannya tersebut, Beo kemudian bersembunyi di balik semak-semak. "Beo sedang apa kamu di
sana?" Tanya Raja Rimba. "Oh... ha.. halo tuanku" jawab Beo dengan gugup sambil keluar dari balik
semak. Dengan rasa ingin tahu, Raja Rimba pun bertanya kembali kepada Beo, "Apa yang sedang kamu
lakukan di balik semak itu?" "Aku hanya memeriksa bagaimana jalannya persiapan untuk pesta nanti,
Tuan" jawab Beo.

Beo pun harus berbohong kepada Raja Rimba. Agar Raja Rimba tidak marah padanya. Setelah Raja
Rimba menghilang dari penglihatan Beo. Beo kembali bersembunyi di balik semak-semak. Tanpa
diketahui oleh Beo ternyata Raja Rimba juga ikut bersembunyi dengannya. "Beo, apa yang kamu lihat
dari sini?", bisik Raja Rimba. "Aku hanya mengintip Beruang" jawab Beo tanpa menoleh, ia tidak
mengetahui siapa yang bertanya kepadanya.

"Memangnya ada apa dengan Alvin si Beruang itu?" Tanya Raja Rimba lagi. "Itu loh.. lihatlah tingkah laku
si Alvin, mencurigakan sekali bukan?" jawab Beo. "Memangnya ada apa dengan tingkah lakunya?
Bukankah dia hanya mengangkat peti buah saja?" Raja Rimba mulai kebingungan dengan apa yang
dikatakan Beo. "Entahlah, aneh sekali tingkah Alvin itu" jawab Beo sambil menoleh kepada lawan
bicaranya. Betapa terkejutnya Beo ketika mengetahui bahwa ternyata yang berada di sampingnya
adalah si Raja Rimba.

Alvin tidak menyadari jika dia sedang diperhatikan. Alvin melahap buah-buahan dengan sangat tergesa-
gesa agar dia tidak ketahuan saat memakannya. Dari balik semak-semak Raja Rimba mulai geram
dengan apa yang dilakukan oleh si Alvin. Alvin sangat terkejut dengan hadirnya sang Raja Rimba dari
balik semak-semak. Dengan secepat kilat Alvin melahap makanannya agar Raja Rimba tidak
mencurigainya. Raja Rimba berlalu sambil menatap Alvin dengan mata tajamnya. Hingga membuat Alvin
gemetar ketakutan. Sambil menghela napas Alvin berkata, "Untung saja aku tidak ketahuan". Pesta yang
dinanti akhirnya dimulai. Raja Rimba dengan sangat senang menyapa para tamu yang berdatangan.
Pesta dimulai dengan jamuan makan malam oleh Raja Rimba. Para penghuni Hutan Manasa sangat
senang dengan pesta yang diadakan. Mereka saling bercengkrama satu sama lain. Saat para tamu pesta
sedang asyik bercengkrama, datanglah Alvin. Akan tetapi, banyak di antara tamu pesta yang tidak ingin
menyapanya. Hal itu membuat Alvin merasa terkucilkan di pesta. Hingga pesta usai tidak ada satupun
yang berbicara dengannya.

Setelah pesta usai, para tamu satu-persatu meninggalkan istana Raja Rimba. Alvin pun berpamitan
dengan Beo dan Raja Rimba. Ketika Alvin membalikan badannya, Raja Rimba memanggil Alvin. Masih
dengan rasa kekesalan yang terpendam kepada Alvin, Raja Rimba memanggil Alvin. "Hei.. kau!
Kemarilah, aku ingin berbicara denganmu!", ucap Raja Rimba. Tanpa menaruh curiga Alvin pun
menghadap kepada Raja Rimba. "lya tuanku, ada apa tuan memanggil hamba?" ucap Alvin. "Berapa
banyak buah yang kau makan tadi, hai Alvin?" Tanya Raja Rimba dengan sinis.

"Ketika pesta tadi aku tidak memakan buah- buahan tuan, aku hanya memakan kue saja" jawab Alvin
ketakutan. "Hemm.. begitu ya. Bagaimana dengan buah- buahan yang kau makan sebelum pesta?" Raja
Rimba kembali bertanya dengan harapan agar Alvin si Beruang berkata jujur. Sambil mengingat kembali
apa yang tadi dia lakukan sebelum pesta, Alvin berkata "Hem.. tadi aku makan apa ya? Tampaknya aku
tidak makan apa-apa, tuan."Alvin masih tetap tidak jujur kepada Raja Rimba. Dengan bijaknya Raja
Rimba berkata, "Baiklah Beruang, jika kamu tidak mau jujur kepadaku. Akan aku asingkan kau dari Hutan
Manasa ini."

Alvin pun bingung dengan apa yang dikatakan oleh Raja Rimba hingga dia memohon agar dirinya tidak
diasingkan. "Jangan tuan, hamba kan tidak melakukan kesalahan apapun. Kenapa hamba harus
diasingkan", pinta Alvin dengan tatapan yang meminta belas kasihannya. "Hem... kamu tidak tahu apa
kesalahan kamu, Beruang?", tanya Raja Rimba. "Benar tuan hamba tidak tahu apa kesalahan hamba",
jawab Alvin dengan ketakutannya. Karena Alvin tetap tidak mau mengakui kesalahannya. Akhirnya Raja
Rimba memberikan hukuman kepada Alvin si Beruang untuk pergi meninggalkan Hutan Manasa. Alvin si
Beruang dapat kembali ke Hutan Manasa dengan satu syarat, ia harus mengakui kesalahannya. Alvin
yang merasa kesepian dan bingung harus pergi ke mana, akhirnya mengakui semua kesalahan yang telah
ia perbuat. Karena ia takut untuk pergi meninggalkan Hutan Manasa maka sebagai hukuman pengganti
Alvin harus menanam berbagai macam buah yang telah ia curi, hingga masa panen buah yang pertama.
Alvin pun menerima hukuman tersebut. Alvin si Beruang merasa jera atas perbuatan yang dilakukannya
dan berjanji kepada dirinya sendiri untuk tidak melakukan kesalahannya kembali. la akhirnya diangkat
menjadi pelayan di istana Raja Rimba. Setelah kejadian tersebut Alvin sang Beruang pun tidak pernah
merasa kesepian lagi. Berkat kejujurannya, ia memiliki banyak teman dan disukai oleh Raja Rimba.

Pesan Moral :
"Janganlah mengambil sesuatu yang bukan milik kita. Sifat yang seperti itu membuat orang lain menjadi
tidak menyukai kita. Sesuaikan keinginan kita untuk mendapatkan sesuatu dengan kemampuan yang
kita miliki."

Anda mungkin juga menyukai