Anda di halaman 1dari 20

ETIKA &

HUKUM
SIBER
Kelompok 3:
• Rani Siti Nur’aini
• Fiqri Ulul Azmi
• Romdoni A. A.
• Akhmad Hidayat
• Aliyudin Kamil
Top 10 Biggest Cyber Attacks of 2021
Microsoft Exchange Quanta Ransomware
01 Attack (January-March) 06
Attack (April)

Accelion Supply Chain Brenntag Ransomware


02 Attack (January) Attack (April) 07

Colonial Pipeline
Florida Water Supply
03 (Feb)
Ransomware Attack 08
(May)

Australia Channel 9 JBS Food Ransomware


04 News Ransomware Attack (May) 09
Attack (March) Source:
https://expertinsights.com/insights/10
-high-profile-attacks-2021/
CNA Financial Kaseya VSA
05 Ransomware Attack Ransomware Attack 10
(March) (July)
01
Ransomware
Attack
Australia Channel 9 News
Ransomware Attack

Pada bulan Maret 2021, jaringan TV Australia


bernama Channel 9 News terkena serangan
siber yang terkonfirmasi sebagai serangan
Ransomware. Mereka mengkonfirmasi tidak bisa
menayangkan acara TV populer mereka yaitu
“NRL Sunday Footy Show”.

Serangan ini merupakan serangan siber


terbesar di perusahaan Media Australia pada
saat itu

Source: https://www.cybersecurity-insiders.com/australia-channel-9-tv-
ransomware-cyber-attack/
Apa itu Ransomware?

Apa itu Ransomware?

Ransomware adalah sejenis serangan


malware yang membahayakan data di
server dan menguncinya dari akses
hingga uang tebusan dibayarkan.

Ransomware adalah sejenis serangan


malware yang membahayakan data di
server dan menguncinya dari akses
hingga uang tebusan dibayarkan.
Motif Serangan
Sesuai dengan beberapa spekulasi yang
beredar di beberapa sumber media, serangan
cyber bisa saja diluncurkan oleh kelompok
peretas yang didanai oleh Intelijen Rusia ketika
acara TV Channel 9 akan menyiarkan
penyelidikan terkait keterlibatan Presiden Rusia
Vladimir Putin dalam pembunuhan kimia, di pagi
hari acara 'Under Investigation' dijadwalkan
tayang antara pukul 7 pagi hingga 10 pagi.
Efek Ransomware Attack

1 Mencegah saluran TV mengudara

2 Mengunci Staf dari email mereka

3 Memblokir akses internet

Menghentikan sistem produksi


4 cetak
DASAR HUKUM
INTERNASIONAL
Convention on Cybercrime tahun 2001
Pasal 4 terkait dengan Data Interference

“Each party shall adopt such legislative and other measures as may
be necessary to establish as criminal offences under its domestic
law, when committed intentionally, the damaging, deletion,
deteriotation alteration or suppression of computer data without
right.”

A party may reserve the right to require that the conduct described
in Paragrapg 1 result in serious harm”

“Masing-masing pihak harus mengambil tindakan legislatif


dan tindakan lain yang mungkin diperlukan untuk
ditetapkan sebagai tindak pidana menurut hukum
nasionalnya, bila dilakukan dengan sengaja, merusak,
menghapus, mengubah atau menekan data komputer
tanpa hak.”

“Suatu pihak dapat berhak untuk meminta agar tindakan


yang dijelaskan dalam Paragraf 1 mengakibatkan kerugian
serius.”
DASAR HUKUM
DI INDONESIA

Pasal 46 ayat (2) juncto Pasal 30 ayat (2) UU ITE,


yang mengatur dan menjelaskan tentang
berbagai tindakan bagi pelanggaran hukum
dalam penyalahgunaan Teknologi Informasi

Pasal 46 ayat (2)


“Hukuman pidana penjara paling lama tujuh tahun
dan denda maksimal Rp 700 Juta atas peretasan
terhadap sistem elektronik di lingkungan pemerintah
atau pemerintah daerah.”

Pasal 30 ayat (2)


“Setiap orang dengan sengaja dan tanpa hak atau
melawan hukum mengakses komputer dan/atau
sistem elektronik dengan cara apapun dengan tujuan
untuk memperoleh informasi elektronik dan/atau
dokumen elektronik.”
02
Cyber Bullying
Apa itu Cyber Bullying?
Dilihat dari sudut pandang ilmu psikologi, cyber
bullying termasuk bagian dari aksi bullying. Ditinjau
dari sudut pandangan ilmu hukum, cyber bullying
adalah kejahatan yang dilakukan secara sengaja dalam
bentuk fitnah, cemooh, kata-kata kasar, pelecehan,
ancaman, dan hinaan.

Bentuk kejahatan ini bermula dari perilaku


merendahkan martabat dan mengintimidasi orang lain
melalui dunia maya. Tujuannya agar target mengalami
gangguan psikis. Model bullying terbaru ini justru lebih
berbahaya karena dapat dilakukan siapa saja, kapan
saja, dan dimana saja.
Menurut hukum positif, cyber bullying
termasuk dalam kategori cyber crime

Ciri-ciri dari Cyber Bullying:


• Tidak ada kekerasan fisik (non-violence)
• Antara pelaku dan korban sangat sedikit
melibatkan kontak fisik (minimize of physical
contact)
• Memanfaatkan teknologi dan peralatan tertentu
(equipment)
• Memanfaatkan jaringan telekomunikasi, media dan
informatika secara global
Sulli menghentikan aktivitasnya pada 2014 setelah
mendapat komentar kebencian dan sejumlah rumor
tentang dirinya, demikian seperti dikutip Yonhap News
Agency (YNA).

Sulli aktif di media sosial dan menjadi pembawa acara


serial TV yang mendiskusikan tentang penyalahgunaan
media online. Associated Press menulis, Sulli dikenal
Kasur Cyber Bullying terhadap Idol Korea menyuarakan feminisme dan pandangannya yang
blak-blakan, sesuatu hal yang jarang ada di antara idol
Sulli (Choi Jin-ri) ex. Girl Band f(x) ditemukan wanita di Korea Selatan yang sangat konservatif
meninggal dunia di apartemennya daerah Seongnam,
Provinsi Gyeonggi, Korea Selatan pada 14 Oktober
2019 Pukul 03.21 pm KST.

Penyebab kematian Sulli belum bisa dipastikan, tapi


muncul dugaan bahwa ia meninggal karena bunuh diri
dan depresi.
Dalam beberapa unggahan di media sosialnya, Sulli
sering mendapat bullying secara online. Apapun yang
dia lakukan, kerap kali mendapat hujatan secara online.

Terkait cyberbullying, pendiri Purplecode, Dyhta


Daturani, menyebut perempuan lebih rentan
mengalami bullying di media sosial.

Terlepas dari apapun penyebab meninggalnya sulli,


yang pasti selebritas itu pernah mengungkapkan
tentang kisah hidupnya yang tidak bahagia. Sulli
mengatakan, dirinya memiliki gangguan panic disorder
sejak kecil yang diunggah di Instagram
Kebencian di internet melalui komentar kasar dan
kata-kata negatif ini sering kita sebut dengan trolling.
Psikolog menyebut trolling di internet itu terjadi
karena online disinhibition effect, di mana faktor
seperti anonimitas, ketidaktampakan, minimnya
otoritas, dan tak harus bertemu seseorang melahirkan
budaya kebencian. Seseorang bisa berkomentar
semaunya, memaki, menghina, dan tidak punya adab.

Kepuasan memaki atau melontarkan komentar kasar di


internet ini sesederhana karena ia ingin merasa
superior atau mendapati bahwa menghina orang
memberinya kepuasan. Orang yang melakukan
tindakan memaki, menghina, sembari menikmati
kebebasan internet ini disebut sebagai trolls atau
monster yang bersembunyi di kegelapan dan
mengancam orang lain yang dianggapnya lebih
rendah. Dyhta caturani mengatakan hingga kini
kekerasan di internet terhadap perempuan masih
belum diperhatikan. Beberapa menganggap kekerasan
verbal atau tulisan daring (online) sebagai candaan
atau sesuatu yang dianggap wajar.
Petisi Daring
Sehari setelah kepergian Sulli, warganet mulai
menyebarkan petisi secara daring (dalam
jaringan/online) melalui situs petisi nasional di korea.
Di dalam petisi itu, warganet meminta pemerintah
menghukum orang yang selalu memberikan komentar
negatif hingga menyebabkan Sulli tewas.

Berikut pernyataan petisinya:

"Kami meminta orang-orang yang menulis komentar


jahat kepada sulli selama ini hingga menyebabkan sulli
tewas harus dihukum. Selebriti lain seperti jonghyun
juga menderita karena komentar jahat dari warganet
yang membuatnya mengambil keputusan mengerikan
itu. Jika undang-undang tidak bisa dirubah, hal seperti
ini akan terus terjadi. Mohon buat perubahan dalam
undang-undang sehingga orang-orang yang
memberikan komentar jahat bisa mendapat hukuman
yang pantas."
Undang-Undang yang Menangani
Kasus Cyber Bullying di Korea

Sebanyak 9 anggota majelis nasional korea selatan


memutuskan untuk mengusulkan rencana undang-undang
(RUU) yang dinamai "sulli act" untuk mengatasi ujaran
kebencian di internet atau cyber bullying. RUU sulli act ini
didukung oleh 100 organisasi yang ada di korea selatan,
termasuk solidaritas budaya & seni global, federasi serikat
buruh korea, dan serikat pegawai pemerintah korea, serta
sekitar 200 selebritas yang memiliki pengalaman
menerima komentar jahat.
UU No. 5057 tanggal 29 Desember 1995 , Pasal 61
(ketentuan pidana)

(1) Setiap orang yang telah memfitnah orang lain dengan


menuduh fakta secara terbuka melalui jaringan informasi
dan komunikasi dengan tujuan memfitnahnya akan
dihukum penjara dengan atau tanpa hukuman penjara
selama tidak lebih dari 3 tahun atau denda tidak melebihi
20 juta won.

(2) Setiap orang yang telah memfitnah orang lain dengan


menuduh fakta palsu secara terbuka melalui jaringan
informasi dan komunikasi dengan tujuan memfitnahnya
akan dihukum penjara dengan hukuman penjara tidak lebih
dari 7 tahun atau penghentian diskualifikasi karena tidak
lebih dari 10 tahun, atau denda tidak melebihi 50 juta won.
Undang-Undang yang Menangani
Kasus Cyber Bullying di Indonesia

UU Nomor 19 tahun 2016 & UU nomor 11 tahun 2008


tentang informasi dan transaksi elektronik. Penanganan
kasusnya juga melibatkan anggota kepolisian dan upaya
hukum ditempuh melalui jalur pengadilan negeri.
THANKS!
감사 합니다

Anda mungkin juga menyukai