Anda di halaman 1dari 5

Malam Sabtu Sunyi, 8 April 2023

Ibadah Reflektif

“Yesus yang Ada dalam Kubur dan mereka yang menantiNya”

Saat Hening
jemaat memasuki ruang ibadah dalam kondisi hening tanpa suara. setelah jemaat
masuk pemusik mulai memainkan pujian Mazmur 22: 2-19 (bait dinyanyikan oleh
solois dan reff dinyanyikan bersama)
Reff:
Ya Allahku, mengapa Kau tinggalkan-ku?
Kuberseru, namun Kau tetap jauh.
Ya Allahku, mengapa Kau tinggalkan-ku?
Dan tiada menolongku?

Intsrumen KJ 186 “Saat Sedih”


Pembuka
Mengingat apa yang terjadi kemarin, rasanya tak sanggup! Sedih sekali, air mataku
terus menetes. Oh Tuhan, pegang tangan kami dan kuatkanlah kami.

Intsrumen KJ 186 “Saat Sedih”

Bacaan 1: Matius 27:57-60 (dalam Bahasa Indonesia dan Bahasa Jawa)


27:57 Menjelang malam datanglah seorang kaya, orang Arimatea, yang bernama
Yusuf dan yang telah menjadi murid Yesus juga. 27:58 Ia pergi menghadap Pilatus
dan meminta mayat Yesus. Pilatus memerintahkan untuk menyerahkannya
kepadanya. 27:59 Dan Yusufpun mengambil mayat itu, mengapaninya dengan kain
lenan yang putih bersih, 27:60 lalu membaringkannya di dalam kuburnya j  yang baru,
yang digalinya di dalam bukit batu, dan sesudah menggulingkan sebuah batu besar ke
pintu kubur itu, pergilah ia. 

KJ 186 “Saat Sedih”


(dinyanyikan secara berulang)
1. Saat sedih, tak terperi. Air mata bercucuran. Putra tunggal BapaNya, kini
dikuburkan.
2. Terbaringlah, dikuburNya. Yang mati pada salib. Agar kurnia firdaus diberi
kembali.
3. Manusia dosamulah yang menyebabkan ini; semestinya kamulah yang rebah
disini
4. O lihatlah diwajahNya, bekas keluh nestapa; patut isi dunia insaf dan meratap
5. Bahagialah manusia yang sadar merenungkan bahwa Raja Mulia rela dikuburkan
6. Ya Yesusku harapanku, hapuslah air mataku dan di kerajaanMu ingat akan daku!

Yusuf dari Arimatea :


Siapa yang menduga akan begini? Guru yang terpuji, … lihatlah.. pada akhirnya Ia mati.
(jeda) Tidak ada lagi yang bisa kuperbuat untukNya sekarang, selain memberi tempat
berbaring terakhir bagi tubuhNya yang sudah dingin dan kaku. Ahh.. Tuhan, pada
akhirnya Kau Pun juga meninggalkan aku.

KJ 186 “Saat Sedih”


(dinyanyikan secara berulang)
1. Saat sedih, tak terperi. Air mata bercucuran. Putra tunggal BapaNya, kini
dikuburkan.
2. Terbaringlah, dikuburNya. Yang mati pada salib. Agar kurnia firdaus diberi
kembali.
3. Manusia dosamulah yang menyebabkan ini; semestinya kamulah yang rebah
disini
4. O lihatlah diwajahNya, bekas keluh nestapa; patut isi dunia insaf dan meratap
5. Bahagialah manusia yang sadar merenungkan bahwa Raja Mulia rela dikuburkan
6. Ya Yesusku harapanku, hapuslah air mataku dan di kerajaanMu ingat akan daku!

Intsrumen KJ 186 “Saat Sedih”

PERENUNGAN PRIBADI
P : Yusuf dari Arimatea mengingat Tuhan dan guruNya dengan cara mengambil
mayat Tuhan Yesus, merawat, mengapani dan memberikan tempat berbaring
terakhir bagi Tuhan Yesus. Ia punya cara tersendiri saat mengingat hal-hal baik
yang sudah Tuhan ajarkan semasa hidupNya. Sekarang, dalam kehidupan kita,
pasti ada orang-orang yang telah mewarnai hidup kita dan memberikan kesan
yang mendalam , mari mengingat mereka satu persatu. Mereka-mereka yang
sangat kita hormati dan hargai. Mereka yang membuat kita mengalami hidup yang
lebih baik sekarang ini. Apakah ia atau mereka masih hidup saat ini? ataukah
mereka sudah tiada? Mari mengingat dan mengenang secara perlahan, dan
bersyukurlah akan keberadaan mereka yang Tuhan ijinkan berkarya dalam
kehidupan kita!
…………………………………………
(Umat diajak untuk masuk dalam perenungan pribadi)
(berdoa)

Instrumen Stay With Me/ Tinggallah Bersama Aku

Bacaan 2: Matius 27:61)(dalam Bahasa Indonesia dan Bahasa Jawa)


 27:61 Tetapi Maria Magdalena dan Maria yang lain tinggal di situ duduk di
depan kubur itu.

Maria Magdalena:
(Dengan suara bergetar) ini aku Maria, aku hanya bisa menatap makamMu ya Guru.
Sesak hatiku, tak tertahan dukaku. (sesak) kini biarkan aku duduk dekat kakiMu seperti
dahulu. (Sambil memegang batu) meski terhalang oleh batu ini. Tapi.. aku tahu Engkau
tinggal sertaku.

Stay With Me/ Tinggallah Bersama Aku


(Dinyanyikan secara berulang)

Tinggallah, bersama aku.


Di dalam doa, di dalam doa.

PERENUNGAN PRIBADI
P : Maria berduka sangat dalam, sekarang ia tidak bisa lagi duduk dekat kaki Tuhan
Yesus, tidak bisa lagi mencurahkan pergumulannya secara langsung. Bapak ibu
anak anak, kita pun pasti pernah mengalami saat-saat seperti maria, yang
kehilangan tempat untuk bersandar, tempat untuk berkeluh kesah. Sekarang
marilah mengingat saat-saat dimana kita merasakan kehilangan yang amat
sangat itu, kehilangan mereka yang amat kita cintai untuk selama-lamanya. Jika
sekarang ini kita sedang berduka, mari meratap bersama dengan Maria.
Tangis dan duka bukan tanda kelemahan, melainkan tanda cinta yang mendalam.
Menangis jika ingin menangis, meratap jika ingin meratap. Karena mereka yang
telah pergi, memang sangat kita kasihi. …………………………………
(Umat diajak untuk masuk dalam perenungan pribadi)
(berdoa)

Instrumen Stay With Me/ Tinggallah Bersama Aku

(doa selesai)

Di Muka Tuhan Yesus


Dimuka Tuhan Yesus betapa hina diriku
Kubawa dosa-dosaku di muka Tuhan Yesus

Dimuka Tuhan Yesus tersungkur karena dosaku


Kubuka kerinduanku di muka Tuhan Yesus

Di muka Tuhan Yesus ku insaf akan salahku;


Bertobat kini hatiku dimuka Tuhan Yesus

Bacaan 3 : Matius 27:62-66


27:62 Keesokan harinya, yaitu sesudah hari persiapan, datanglah imam-imam
kepala dan orang-orang Farisi bersama-sama menghadap Pilatus, 27:63 dan
mereka berkata: "Tuan, kami ingat, bahwa si penyesat itu sewaktu hidup-Nya
berkata: Sesudah tiga hari Aku akan bangkit. k  27:64 Karena itu perintahkanlah
untuk menjaga kubur itu sampai hari yang ketiga; jikalau tidak, murid-murid-
Nya mungkin datang untuk mencuri Dia, l  lalu mengatakan kepada rakyat: Ia
telah bangkit dari antara orang mati, sehingga penyesatan yang terakhir akan
lebih buruk akibatnya dari pada yang pertama." 27:65 Kata Pilatus kepada
mereka: "Ini penjaga-penjaga m  bagimu, pergi dan jagalah kubur itu sebaik-
baiknya." 27:66 Maka pergilah mereka dan dengan bantuan penjaga-penjaga itu
mereka memeterai n  kubur o  itu dan menjaganya. p 

Instrumen Di Muka Tuhan Yesus

PERENUNGAN PRIBADI
P: saudaraku, kematian tidak menghalangi kita mengungkapkan kasih. Tetapi,
nyatanya kematian juga tidak menjadi penghalang bagi luka untuk terus tumbuh
dan menimbulkan kebencian. Meski Yesus telah terkubur, namun mereka yang
membenci-Nya masih terus terhantui oleh kegelisahan dan kedengkian.

Kita mungkin saja bisa menjadi seperti imam kepala dan orang farisi sekarang ini.
Yang meskipun Tuhan Yesus sudah mati dan dikubur, terus dihantui oleh
kegelisahan dan membenciNya. Saat ini, saya mengajak Saudara untuk mengingat
pribadi-pribadi yang telah melukai kita, menumbuhkan kebencian di hati kita.
apalagi jika mereka-mereka yang telah pergi mendahului kita, telah terkubur di
tanah, tapi jejak kepahitan yang ditanam dihati kita masih terasa, lukanya telah
mengiris begitu dalam.
Saya mengajak Saudara untuk memejamkan mata, menghadirkan kembali pribadi
yang telah tiada tersebut dan nyatakanlah kesedihanmu, nyatakan kemarahanmu
kepadanya. Kalau hatimu sudah lega, sekarang bersiaplah melepaskan
pengampunan, katakan kepadanya: “luka itu sudah aku kuburkan dalam-dalam,
sekarang Aku mengampunimu, aku mengasihimu.”
…………………………………
(Umat diajak untuk masuk dalam perenungan pribadi)
(berdoa)
Instrumen dimuka Tuhan Yesus

Kemudian dilanjutkan musik


In Manus Tuas Pater
(Dinyanyikan secara berulang)
Kedalam tangan BapaAku serahkan hidupku
Kedalam tangan Bapa Aku serahkan hidupku

DOA SALIB
Jemaat dipersilakan menaikkan doa-doanya di depan salib.
Diiringi In Manus Tuas Pater

Doa salib diakhiri dengan lagu Doa Bapa Kami

Pujian Nada te Turbe


(Dinyanyikan secara berulang)
Janganlah cema, janganlah takut
Di dalam Tuhan berlimpah rahmat,
Janganlah cemas, janganlah takut
Serahkan Tuhan

Pengutusan dan Berkat


P : Pergilah dalam damai sejahtera Allah,
Kiranya Kristus yang rela mati bagi-Mu, memampukanmu mengampuni mereka
yang telah pergi, menguatkanmu memulihkan relasi dengan sesamamu, dan
menyertai setiap langkah sampai akhir hidupmu.

Dilanjutkan dengan
Nada Te Turbe
(Dinyanyikan secara berulang)
Janganlah cemas, janganlah takut
Di dalam Tuhan berlimpah rahmat,
Janganlah cemas, janganlah takut
Serahkan Tuhan

Umat dapat melanjutkan bersaat teduh secara pribadi.

Anda mungkin juga menyukai