Rangkuman Materi SKB PDF Free
Rangkuman Materi SKB PDF Free
Perumahan
1. Beton dan material penyusun beton
2. Jenis-jenis alat berat pada proyek
3. Teori dasar arsitektur (pengertian titik, garis, bidang, ruang)
4. Sejarah arsitektur eropa
5. Penataan kawasan permukiman
6. Undang-undang perumahan dan kawasan permukiman tentang rumah susun, rumah
khusus, rumah swadaya dan rumah umum komersial.
7. Peraturan pemerintah dan menteri PUPR tentang perumahan dan kawasan
permukiman.
A. Rasio air-semen, rasio air-semen meningkat maka kuat tekan menurun, kenaikan rasio air-semen
berturut dari 0,35 s.d 0,65 akan menurunkan kekuatan beton secara linier menjadi 50%. Peningkatan
jumlah air bisa disebabkan: kontrol pemakaian air jelek, variasi kelembaban dan absorbs agregat,
perubahan gradasi agregat.
b. Tipe semen, semen tipe I (normal) dianggap mencapai 100% kekuatannya pada umur 28 hari.
Semen Tipe II, IV dan V pada 90 hari. Tipe III mencaai 110 % kekuatan pada 28 hari.
c. Agregat, kekuatan beton sangat ditentukan oleh gradasi agregat. Perubahan gradasi tanpa ada
perubahan ukuran maksimum agregat kasar dan rasio air-semen akan menyebabkan penurunan kuat
tekan beton terutama bila ada tanda kenaikan slump.
d. Air, air harus bersih dan tawar
e. Bahan Tambahan (admixture), tergantung pada tipe admixture
• a. Beton bertulang : adalah beton yang ditulangi dengan luas dan jumlah tulangan yang tidak kurang
dari nilai minimum yang disyaratkan dengan atau tanpa prategang, dan direncanakan berdasarkan
asumsi bahwa kedua material bekerja bersama-sama dalam menahan gaya yang bekerja.
• b. Beton normal : beton yang mempunyai berat satuan 2200 kg/m3 sampai 2500 kg/m3 dan dibuat
dengan menggunakan agregat alam yang dipecah atau tanpa dipecah.
• c. Beton polos : beton tanpa tulangan atau mempunyai tulangan tetapi kurang dari ketentuan
minimum.
• d. Beton pracetak : elemen atau komponen beton tanpa atau dengan tulangan yang dicetak terlebih
dahulu sebelum dirakit menjadi bangunan.
• e. Beton prategang : beton bertulang yang telah diberi tegangan tekan dalam untuk mengurangi
tegangan tarik potensial dalam beton akibat beban kerja.
• f. Beton ringan : beton yang mengandung agregat ringan dan mempunyai berat satuan tidak lebih
dari 1900 kg/m3
• Beton ringan pasir : beton ringan yang semua agregat halusnya merupakan pasir berat normal.
• h. Beton ringan total : beton ringan yang agregat halusnya bukan merupakan pasir alami.
TITIK
Titik merupakan awal dan akhir dari suatu garis, yang menunjukan posisi dalam sebuah ruang dan
merupakan pusat perhatian pada ruangan tersebut. Sebuah titik tidak mempunyai panjang, lebar dan
luas.
GARIS
Garis merupakan suatu titik yang diperpanjang Pada suatu garis hanya memiliki panjang tetapi tidak
memiliki lebar dan tinggi.
Elemen garis terbagi menjadi 4 yaitu sebagai berikut:
Garis vertical
Garis vertical mempunyai kesan tinggi, kaku, formal, dan tegas.
Contohnya seperti bentuk dari tiang, kolom, menara, dan lain-lain.
Garis Horizontal
Garis horinzontal mempunyai kesan lebar, luas, dan lapang.
Contohnya seperti bentuk dari denah
Garis Diagonal
Garis diagonal mempunyai kesan dinamis dan tidak tenang.
Garis Lengkung
Garis lengkung memiliki kesan dinamis, lembut, dan gembira.
BIDANG
Bidang merupakan suatu garis yang diteruskan kearah yang berbeda dari garis asalnya. Sebuah bidang
memimiliki panjang dan lebar tetapi tidak memiliki tinggi. Dalam unsur desain, bidang berfungsi
sebagai:
a. Pemberi arah dan suasana
b. Sebagai penerang (penerang dimaksudkan sebagai petunjuk arah)
c. Pengontrol
d. Penutup efektif
RUANG
Ruang adalah kumpulan dari susunan beberapa bidang. Dalam unsur desain ruang terbagi atas
beberapa komponen pembentuk ruang yaitu:
a. Lantai
b. Dinding (dinding pasif, dinding transparan, dan dinding semu)
BENTUK
Bentuk adalah karakteristik pengenal volume utama. Bentuk juga merupakan cirri utama yang
menunjukkan suatu volume, hal ini ditentukan oleh volume, wujud, dan hubungan antara bidang-
bidang yang menggambarkan batas-batas.
a. Adapun ciri-ciri visual bentuk yaitu sebagai berikut:
Memiliki Dimensi/ Ukuran yaitu Ukuran fisik suatu bentuk berupa panjang, lebar dan
tebal.
Memiliki Warna
Memiliki Tekstur yaitu Kualitas yang dapat diraba pada permukaan dari sebuah bentuk
b. Sifat bentuk:
Memiliki Posisi yaitu Letak relatif terhadap lingkungannya
Memiliki Orientasi yaitu Posisi relative suatu bentuk terhadap bidang dasar, dan terhadap
pandangannya.
Memiliki Inersia Visual yaitu Derajat konsentrasi dan stabilitas bentuk.
c. Sifat ini dipengaruhi dari bagaimana kita memandangnya:
Perspektif/ Sudut Pandang
Jarak terhadap Bentuk tersebut
Keadaan cahaya, dimana kita melihat bentuk tersebut
Lingkungan visual yang mengelilingi benda tersebut
Berikut akan dipaparkan perkembangan arsitektur di Eropa pada abad pertengahan sebelum renaisans.
Gaya arsitektur yang berkembang pada abad ini antara lain, adalah: Byzantin, romanesque, dan
gothik.
Byzantin
Gaya arsitektur Byzantin berkembang di Eropa dan mencapai
puncaknya di sekitar tahun 527–565 Masehi. Diawali dengan
Kaisar Konstantinus I yang memindahkan ibu kota Kekaisaran
Romawi dari Roma ke Byzantium pada tahun 330 Masehi.
Kota tersebut pun berganti nama menjadi Konstantinopel,
tetapi sekarang dikenal sebagai Istanbul yang merupakan kota
terbesar di Turki.
Romanesque
Gaya arsitektur romanesque secara umum tidak memiliki
distingsi yang jauh dari gaya-gaya arsitektur yang
mendominasi Eropa. Gaya arsitektur tersebut berkembang
sekitar tahun 800–1200 Masehi. Istilah romanesque tersebut sesungguhnya digunakan untuk
menggambarkan evolusi bertahap dari teknik pembangungan.
Gothik
Gaya arsitektur gothik berkembang sekitar tahun 1100–1450
Masehi. Pada awalnya berkembang di Prancis, selain
dipengaruhi oleh gaya romanesque yang sudah berkembang
sebelumnya, gaya arsitektur tersebut juga dipengaruhi oleh gaya
arsitektur Moor di Spanyol dengan busur-busur runcing dan
hiasan batu yang terperinci.
Secara umum lingkungan dapat dibedakan ke dalam dua jenis lingkungan (Sukmana,
2003), yaitu: (1) lingkungan fisik; dan (2) lingkungan non-fisik (sosial). Lingkungan fisik adalah
lingkungan yang berupa alam, dimana lingkungan alam yang berbeda akan memberikan
pengaruh yang berbeda pula kepada individu manusia. Lingkungan fisik dapat dibedakan
menjadi lingkungan fisik alami dan buatan. Sedangkan lingkungan sosial adalah lingkungan
masyarakat dalam suatu komunitas tertentu dimana diantara individu dalam masyarakat tersebut
terjadi interaksi. Lingkungan sosial akan memberikan pengaruh yang cukup besar terhadap
perilaku manusia.
Bagian Kedua
Jenis dan Bentuk Rumah
Pasal 21
(1) Jenis rumah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 20 ayat (3) dibedakan berdasarkan
pelaku pembangunan dan penghunian yang meliputi:
a. rumah komersial;
b. rumah umum;
c. rumah swadaya;
d. rumah khusus; dan
e. rumah negara.
(2) Rumah komersial sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a diselenggarakan
untuk mendapatkan keuntungan sesuai dengan kebutuhan masyarakat.
(3) Rumah umum sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b diselenggarakan untuk
memenuhi kebutuhan rumah bagi MBR.
(4) Rumah swadaya sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c diselenggarakan atas
prakarsa dan upaya masyarakat, baik secara sendiri maupun berkelompok.
(5) Rumah khusus sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf d diselenggarakan dalam
rangka memenuhi kebutuhan rumah untuk kebutuhan khusus.
(6) Rumah umum sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b mendapatkan
kemudahan dan/atau bantuan dari Pemerintah dan/atau pemerintah daerah.
(7) Rumah swadaya sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c dapat memperoleh
bantuan dan kemudahan dari Pemerintah dan/atau pemerintah daerah.
(8) Rumah khusus dan rumah negara sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf d dan
huruf e disediakan oleh Pemerintah dan/atau pemerintah daerah.
Pasal 22
(1) Bentuk rumah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 20 ayat (3) dibedakan
berdasarkan hubungan atau keterikatan antarbangunan.
(2) Bentuk rumah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi:
a. rumah tunggal;
b. rumah deret; dan
c. rumah susun.
(3) Luas lantai rumah tunggal dan rumah deret memiliki ukuran paling sedikit 36 (tiga
puluh enam) meter persegi.
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Dan Perumahan Rakyat Nomor 14/PRT/M/2018 Tahun
2018 ID
PENCEGAHAN DAN PENINGKATAN KUALITAS TERHADAP PERUMAHAN
KUMUH DAN PERMUKIMAN KUMUH
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Dan Perumahan Rakyat Nomor 02/PRT/M/2016 Tahun
2016 ID
PENINGKATAN KUALITAS TERHADAP PERUMAHAN KUMUH DAN
PERMUKIMAN KUMUH
Peraturan Pemerintah Nomor 88 Tahun 2014 ID
PEMBINAAN PENYELENGGARAAN PERUMAHAN DAN KAWASAN
PERMUKIMAN
Peraturan Menteri Perumahan Rakyat Nomor 12 Tahun 2014 ID
PEDOMAN PENYUSUNAN RENCANA PEMBANGUNAN DAN
PENGEMBANGAN PERUMAHAN DAN KAWASAN PERMUKIMAN DAERAH
PROVINSI DAN DAERAH KABUPATEN/KOTA
Peraturan Menteri Perumahan Rakyat Nomor 10 Tahun 2012 ID
PENYELENGGARAAN PERUMAHAN DAN KAWASAN PERMUKIMAN
DENGAN HUNIAN BERIMBANG
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2011 ID
RUMAH SUSUN
Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2011 ID EN
PERUMAHAN DAN KAWASAN PERMUKIMAN