Perawatan harian untuk burung Murai Batu relatif sama dengan burung berkicau
jenis lainnya, kunci keberhasilan perawatan harian yaitu rutin dan konsisten.
Berikut ini Pola Perawatan Harian dan Setingan Harian untuk burung Murai Batu:
PENTING
Salah satu ciri-ciri burung Murai Batu yang terlalu birahi (over birahi) antara
lain: agresif, bulu mengkorok, nglowo (sayap turun) dan mematuk ornamen
sangkar.
Pangkas porsi Jangkrik jadi 3 pagi dan 2 sore.
Berikan 3 tetes CATALYST di air minum, 2x-3x seminggu.
Lakukan pengembunan (jam 05.30-06.00).
Berikan Cacing 2 ekor 2x seminggu.
Frekuensi mandi dibuat lebih sering, misalnya pagi-siang dan sore.
Lamanya penjemuran dikurangi jadi 30 menit/hari saja.
Waktu pengumbaran dibuat lebih sering dan lebih lama.
Perawatan lomba untuk burung Murai Batu sebenarnya tidak jauh berbeda dengan
perawatan hariannya.
Tujuan perawatan pada tahap ini yaitu mempersiapkan burung Murai Batu agar
mempunyai tingkat birahi yang diinginkan dan memiliki stamina yang stabil.
Kunci keberhasilan perawatan lomba untuk burung Murai Batu yaitu mengenal baik
karakter dasar masing-masing burung.
Berikut ini Pola Perawatan dan Setingan Lomba untuk burung Murai Batu:
H-3 sebelum lomba, Jangkrik bisa dinaikkan jadi 5 ekor pagi dan 4 ekor sore.
H-2 sebelum lomba, burung sebaiknya dijemur maksimal 30 menit saja.
1 Jam sebelum digantang lomba, burung di mandikan dan berikan Jangkrik 3-
5 ekor dan Ulat Hongkong 6-15 ekor.
Apabila burung akan turun lomba kembali, berikan Jangkrik 2 ekor lagi.
PENTING
Berikut ini Pola Perawatan dan Setingan Pasca Lomba untuk burung Murai Batu:
Mabung (Moulting) atau rontok bulu adalah siklus alamiah pada keluarga burung.
Perawatan burung Murai Batu pada masa mabung adalah jadi hal yang sangat
penting, karena apabila perawatan yang salah pada masa ini akan membuat burung
Murai Batu jadi rusak.
Pada masa mabung, metabolisme tubuh burung Murai Batu meningkat hampir 40%
dari kondisi normal.
Oleh karena itu, burung Murai Batu butuh asupan nutrisi yang berkualitas baik
dengan porsi lebih besar dari kondisi normal.
Dampak dari ini adalah ketidak seimbangan hormon pada tubuh burung. Proses
mabung juga berhubungan dengan hormon reproduksi.
Berikut ini Pola Perawatan Masa Mabung untuk burung Murai Batu:
Tempatkan burung di tempat yang sepi, jauh dari lalu lintas manusia.
Sebaiknya burung lebih banyak dalam kondisi dikerodong.
Mandi cukup 1x seminggu saja dan jemur maksimal 30 menit/hari.
Pemberian porsi EF diberikan lebih banyak karena sangat diperlukan untuk
pembentukan sel-sel baru dan untuk pertumbuhan bulu baru. Misalnya:
Setingan Jangkrik dibuat 5 ekor pagi dan 5 ekor sore, Kroto 1 sendok makan
setiap pagi, Cacing 2 ekor 3x seminggu dan Ulat Hongkong 3 ekor setiap
pagi.
Berikan vitamin SUPERVIT 2x seminggu.
Lakukan pemasteran. Masa mabung membuat burung lebih banyak pada
kondisi diam dan mendengar. Inilah saat yang tepat untuk mengisi variasi
suara sesuai dengan yang kita inginkan. Lakukan pemasteran dengan tepat,
sesuaikan karakter dan tipe suara burung dengan suara burung master.
Irama lagu yang dimiliki burung Murai Batu memegang peranan yang sangat penting
di dalam penilaian lomba burung Murai Batu.
Karena kembali kepada filosofi burung berkicau, daya tarik utama dari burung
berkicau adalah kemampuan berkicaunya (irama lagu).
Memilih suara-suara master untuk burung Murai Batu janganlah terfokus hanya
memilih suara-suara master yang kedengarannya unik dan bagus.
Kesesuaian irama lagu dan frekuensi antara suara master dengan burung
andalan kita. Ketidaksesuaian suara master dengan burung akan
menyebabkan lagu yang fals dan tidak enak didengar.
Mengikuti Trend Lagu yang ada. Misalnya tonjolan dan tembakan yang
sedang digandrungi pada saat ini adalah tonjolan dengan speed rapat
divariasikan dengan irama lagu yang ngeroll.
Variasi irama lagu yang mewah. Yang dimaksud irama lagu yang mewah
disini bukanlah suara tonjolan yang keras, tetapi kita harus bisa memilih
suara-suara master yang memiliki variasi speed yang selaras dan irama lagu
yang memiliki cengkok dan mengalun.
Sangat banyak metode dan cara-cara yang dapat dilakukan di dalam proses
pemasteran burung berkicau.
Dan juga banyak sekali berkembang mitos-mitos yang keliru dalam prakteknya di
lapangan.
Salah satu mitos aneh yang berkembang, yaitu burung yang akan di master harus
melihat burung masternya, agar burung yang di master dapat menirukan gaya bunyi
dan cara membuka mulut burung master tersebut.
Mitos lainnya yaitu proses pemasteran burung berkicau harus menunggu burung
dalam keadaan ganti bulu atau mabung.
Sebenarnya; Pemasteran dapat kita lakukan tidak harus menunggu burung berkicau
dalam keadaan mabung atau berganti bulu.
Burung berkicau dalam keadaan normal, bahkan dalam keadaan top performance
pun juga dapat dilakukan pemasteran.
Ada Mitos yang mengatakan pemasteran burung harus menunggu masa burung
mabung.
Alasannya karena; Pada saat mabung, burung berkicau cenderung untuk banyak
diam dan sangat jarang sekali berkicau.
Burung yang banyak diam pada masa mabung tersebut, cenderung untuk lebih
banyak menggunakan waktunya untuk menyimak dan mengolah suara-suara yang
ada di sekelilingnya.
Apabila suara yang didengarnya sesuai dengan tipikal karakter suaranya, maka
akan direkam dan ditirukan.
Kunci keberhasilan dalam memaster burung Murai Batu adalah memaster burung
dengan suara-suara master (burung master) yang cocok dan sesuai dengan
karakter dasar lagu burung yang akan di master (burung maskot).
Satu lagi yang terpenting, jangan lupa untuk selalu memperdengarkan suara-suara
master tersebut secara berkala (Feedback) kepada burung Murai Batu tersebut.
Supaya irama lagu yang sudah ada tidak hilang dan jadi rusak.