Anda di halaman 1dari 6

Mengatur kondisi birahi cucak hijau

Posted by Dudung Abdul Muslim in BURUNG CUCAK HIJAU, TIPS DAN


REFERENSI

CARI ARTIKEL KLIK DI SINI


Cucak hijau sering dianggap sebagai burung petarung (fighter), meski
sebenarnya ia tidak memiliki tipe sebagaimana dimiliki kacer, murai
batu, dan tledekan. Kalau watak petarung itu muncul, sebenarnya ini
lebih disebabkan kondisi birahinya sudah mencapai level tertinggi,
atau sering disebut over birahi (OB). Hal ini bisa karena pemberian
ekstra fooding yang berlebihan, tetapi lebih sering akibat melihat
burung sejenis sehingga naluri untuk menjaga wilayah teritorialnya
muncul.

Kondisi OB justru tidak baik bagi cucak hijau, sehingga penampilannya


tidak bisa maksimal dalam lomba. Mengenai hal ini, Om Kicau tertarik
sekali dengan artikel yang diturunkan Tabloid Agrobur No 654, yang

menjelaskan secara detail mengenai Cara Menurunkan Cucak


Hijau Over Birahi ala Fredys Bird Shop. Om Kicau ingin
menggabungkan penjelasan Fredy, yang sejumlah gacoan cucak ijonya
dibawa pelomba dan moncer di lintas blok, dengan karakter dasar dan
kebiasaan cucak ijo (CI) di habitat aslinya.

Kebiasaan di habitat asli

CUCAK HIJAU: BIRAHI SERING TAK STABIL


Seperti diketahui, cucak hijau (Chloropsis sonnerati) merupakan
keluarga cucak-cucakan yang mukim di hutan-hutan dataran rendah

maupun dataran tinggi dengan ketinggian hingga 1.000 meter dari


permukaan laut (dpl). Cucak hijau merupakan burung endemik
Indonesia dan Malaysia, karena wilayah penyebarannya hanya ada di
Semenanjung Malaya, Sumatera dan pulau-pulau di sekitarnya,
Kalimantan termasuk Pulau Natuna, Jawa dan Bali.
Di alam bebas, mereka juga memiliki organisasi sosial tersendiri di
mana dalam kelompoknya hanya ada satu pejantan yang menjadi
pemimpin (jantan-dominan). Dialah yang memiliki suara paling bagus,
dan tidak dimiliki oleh pejantan lain yang merupakan jantan-subordinat
maupun burung betina. Pemimpin inilah yang selalu siap menjaga
wilayah teritorialnya, jika ada gangguan dari kelompok lain dari burung
sejenis (kelompok cucak hijau lainnya).
Organisasi sosial ini sudah menjadi karakter dasar dari cucak hijau.
Meski seekor cucak hijau menetas dari telur-telur yang dihasilkan di
dalam kandang penangkaran, karakter dasar itu tidak hilang dengan
sendirinya. Inilah yang disebut basic instinc, atau insting dasar yang
dimiliki cucak hijau. Masalah ini pernah dibahas Om Kicau dalam
artikel Hormon Testosteron: Pemicu Revolusi Perawatan Burung
Kicauan.
Persoalannya, di kandang penangkaran tak ada yang namanya jantandominan dan jantan-subordinat, jika induk-induk jantan hidup
berpasangan dengan induk betina dalam kandang terpisah. Semua
induk jantan akan menjadi jantan-dominan, yang memiliki kemampuan
berkicau lebih baik daripada jantan-subordinat.
Begitu pula jika cucak hijau dipelihara dalam sangkar. Berapapun
jumlahnya, sepanjang dipelihara dalam sangkar berbeda, semuanya
akan berlomba-lomba menjadi jantan-dominan. Dalam konteks inilah
kita bisa mengerti, bagaimana belasan atau puluhan cucak hijau ketika

berlaga di arena lomba, semuanya akan mengeluarkan kemampuan


terbaiknya. Dalam rangka apa? Ya, tentu dalam rangka mendapatkan
predikat sebagai jantan-dominan yang menjadi insting dasarnya.
Masing-masing cucak ijo tidak mau ada burung sejenis yang berkicau
lebih baik darinya. Ia pun terus berkicau seolah-olah ingin menjaga
wilayah teritorialnya.
Jangankan melihat burung sejenis, melihat apalagi mendengar kicauan
beberapa jenis burung yang lain pun cucak ijo sering marah.
Kemarahan itu ditandai dengan birahinya yang meningkat,
mengeluarkan tembakan-tembakan, bahkan jambulnya ngentrok.
Dalam kondisi normal, justru itulah yang diharapkan dari cucak ijo,
terutama di arena lomba. Tetapi kalau sampai over birahi (OB), ini yang
bahaya, karena CI bisa macet bunyi.
Menurut pengalaman Fredy, sebaiknya CI bukan hanya jangan
didekatkan dengan sesama cucak hijau, tetapi juga jangan didekatkan
dengan burung cucak jenggot, kapak tembak, anis merah, bahkan
burung gereja, karena akan membuat birahinya memuncak sehingga
menjadi OB. Pemilik harus pandai-pandai melihat kebiasaan cucak ijo
ketika didekatkan dengan burung lain seperti disebutkan di atas.

Dampak OB pada cucak hijau


Selain faktor keberadaan burung lain, OB juga sering disebabkan
setelan ekstra fooding (EF) yang terlalu tinggi. Jika porsi pemberian EF
terlalu berlebihan, CI pasti mengalami OB. Mau tidak mau birahinya
harus distabilkan dulu, dan ini membutuhkan ketelatenan dan waktu
yang tidak singkat.
Cucak hijau dikatakan mengalami OB jika menunjukkan beberapa
perilaku ganjil. Misalnya, dari semula tenang berubah menjadi galak,

sering meloncat kesana-kemari dalam sangkar seperti hendak


mengejar musuhnya. Selain itu, dalam banyak kasus, lidahnya sering
menjulur atau melet-melet.
Kalau hal ini sampai terjadi, hendaknya cucak hijau jangan diikutkan
dalam lomba, karena hasilnya bakal percuma: burung tidak bisa tampil
maksimal. Lebih baik distabilkan dulu birahinya. Bagaimana caranya?
Bila sudah terkena OB, hendaknya penanganan yang pertama adalah
mengganti menu pisang dengan papaya. Kemudian, porsi jangkrik
diturunkan menjadi 11 pagi-sore. Frekuensi mandi juga dinaikkan
menjadi dua kali sehari, pagi-sore. Tetapi porsi jemur harus dikurangi
menjadi maksimal 30 menit per hari. Ulat bumbung bisa juga dipakai
sebagai solusi untuk menurunkan OB, dan bisa diberikan 2-3 ekor
setiap hari selama 3-5 hari, ujarnya.
Setelah birahi menurun, biasanya cucak ijo menjadi sedikit drop. Ini hal
yang biasa, dan tak perlu cemas. Untuk membangkitkan kembali
mentalnya, burung digenjot secara pelan-pelan menggunakan setelan
standar. Misalnya, mandi diubah menjadi dua hari sekali, porsi jangkrik
mulai dinaikkan hingga 22 pagi-sore, setelah itu baru dikembalikan
lagi ke setelan semula yang biasa dilakukan pemilik terhadap cucak ijo
sebelum mengalami OB.
Upaya menurunkan OB pada cucak hijau menjadi sia-sia ia masih
didekatkan dengan sesama cucak ijo, atau dengan burung lain yang
bakal memancing birahinya kembali. Karena itu, Fredy hanya berpesan
bahwa kunci sukses dalam perawatan CI menjelang lomba adalah
bagaimana mengatur tingkat birahinya supaya pas saat berlaga di
arena, baik melalui setelan rawatan maupun menjauhkan cucak hijau
dari burung lain yang bisa membangkitkan lagi birahinya.

Semoga bermanfaat.
Salam sukses untuk Anda, salam sukses dari Om Kicau.

Anda mungkin juga menyukai