Anda di halaman 1dari 18

Pelatihan Olimpiade Sains Informatika/Komputer

Muhammad Luthfi Shahab, S.Si., M.Si.

January 21, 2018


ii
Contents

1 Pengantar 1

2 Dasar-Dasar Berhitung 3
2.1 Aturan Penjumlahan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 3
2.2 Aturan Perkalian . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 3
2.3 Faktorial . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 3
2.4 Permutasi dengan Semua Unsur Berbeda . . . . . . . . . . . . . . . . . . 3
2.5 Permutasi Siklis . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 3
2.6 Kombinasi dengan Semua Unsur Berbeda . . . . . . . . . . . . . . . . . . 4
2.7 Permutasi dengan Pengulangan Tak Terbatas . . . . . . . . . . . . . . . 4
2.8 Permutasi dengan Pengulangan Terbatas . . . . . . . . . . . . . . . . . . 4

3 Digit Terakhir 5

4 Diagram Venn 7

5 Menyatakan ke dalam Persamaan Matematika 9

6 Masalah Pengubinan 11

7 Prinsip Inklusi-Eksklusi 13

iii
iv CONTENTS
Chapter 1

Pengantar

Komposisi soal OSK 2017 adalah:

1. 20 soal analitika,

2. 10 soal algoritma, dan

3. 10 soal pemrograman.

Komposisi soal OSP 2017 adalah:

1. 20 soal analitika,

2. 5 soal logika,

3. 15 soal algoritma, dan

4. 7 soal pemrograman.

Komposisi soal OSN 2017 adalah 6 soal pemrograman.


Pada dasarnya, siswa yang ideal untuk mengikuti olimpiade informatika adalah siswa
yang menguasai matematika dan mempunyai logika berpikir yang cerdas.

1
2 CHAPTER 1. PENGANTAR
Chapter 2

Dasar-Dasar Berhitung

2.1 Aturan Penjumlahan


Jika sebuah proses dapat dilakukan dengan n1 cara atau n2 cara, maka terdapat n1 + n2
cara untuk menyelesaikan proses tersebut.

2.2 Aturan Perkalian


Jika sebuah proses dapat dibagi menjadi dua langkah yang dilakukan berurutan, langkah
pertama dapat dilakukan dengan n1 cara dan langkah kedua dapat dilakukan dengan n2
cara, maka terdapat n1 × n2 cara untuk menyelesaikan proses tersebut.

2.3 Faktorial
Untuk setiap bilangan asli n, n! didefinisikan sebagai n faktorial dengan

n! = n × (n − 1) × (n − 2) × · · · × 2 × 1.

2.4 Permutasi dengan Semua Unsur Berbeda


Banyaknya cara menyusun/memilih k benda dari n benda berbeda dengan memper-
hatikan urutan, disebut dengan permutasi, adalah

n!
P (n, k) =
(n − k)!

2.5 Permutasi Siklis


Banyaknya permutasi siklis dari n benda adalah

P = (n − 1)!

3
4 CHAPTER 2. DASAR-DASAR BERHITUNG

2.6 Kombinasi dengan Semua Unsur Berbeda


Banyaknya cara menyusun/memilih k benda dari n benda berbeda dengan tidak mem-
perhatikan urutan, disebut dengan kombinasi, adalah
n!
C(n, k) =
(n − k)!k!

2.7 Permutasi dengan Pengulangan Tak Terbatas


Banyaknya permutasi k benda dari n benda jika setiap objek boleh diulang sebanyak tak
terbatas kali adalah nk .

2.8 Permutasi dengan Pengulangan Terbatas


Banyaknya permutasi dari n benda jika masing-masing benda berulang sebanyak n1 , n2 , . . . , nk
sehingga n1 + n2 + · · · + nk = n adalah
n!
n1 !n2! . . . nk !
Chapter 3

Digit Terakhir

Digit terakhir dapat dicari dengan menghitung sisa jika bilangan tersebut dibagi dengan
10. Sebagai contoh 54 mod 10 = 4 dan 128 mod 10 = 8. Perhatikan bahwa
21 mod 10 = 2 31 mod 10 = 3 71 mod 10 = 7 81 mod 10 = 8
22 mod 10 = 4 32 mod 10 = 9 72 mod 10 = 9 82 mod 10 = 4
23 mod 10 = 8 33 mod 10 = 7 73 mod 10 = 3 83 mod 10 = 2
24 mod 10 = 6 34 mod 10 = 1 74 mod 10 = 1 84 mod 10 = 6
25 mod 10 = 2 35 mod 10 = 3 75 mod 10 = 7 85 mod 10 = 8
26 mod 10 = 4 36 mod 10 = 9 76 mod 10 = 9 86 mod 10 = 4
27 mod 10 = 8 37 mod 10 = 7 77 mod 10 = 3 87 mod 10 = 2
28 mod 10 = 6 38 mod 10 = 1 78 mod 10 = 1 88 mod 10 = 6
sehingga bisa dituliskan
24k+1 mod 10 = 2 34k+1 mod 10 = 3 74k+1 mod 10 = 7 84k+1 mod 10 = 8
24k+2 mod 10 = 4 34k+2 mod 10 = 9 74k+2 mod 10 = 9 84k+2 mod 10 = 4
24k+3 mod 10 = 8 34k+3 mod 10 = 7 74k+3 mod 10 = 3 84k+3 mod 10 = 2
24(k+1) mod 10 = 6 34(k+1) mod 10 = 1 74(k+1) mod 10 = 1 84(k+1) mod 10 = 6.
Dengan cara yang sama berlaku
42k+1 mod 10 = 4 92k+1 mod 10 = 9
42(k+1) mod 10 = 6 92(k+1) mod 10 = 1
dan
1k mod 10 = 1 5k mod 10 = 5 6k mod 10 = 6
untuk sembarang bilangan bulat k.

22016 ×32017
(OSK 2017 No. 7) Berapakah 61000
mod 10 ?
a. 0
b. 2
c. 4
d. 6
e. 8

5
6 CHAPTER 3. DIGIT TERAKHIR

Penyelesaian Perhatikan bahwa

22016 × 32017 22016 × 32017


mod 10 ≡ mod 10
61000 21000 × 31000
≡ 21016 × 31017 mod 10
≡ 21016 × 31017 mod 10
≡ 24×254 × 34×254+1 mod 10
≡ 6 × 3 mod 10
≡ 18 mod 10
≡ 8 mod 10.
113
(OSP 2017 No. 1) Berapakah digit kedua dari belakang dari nilai 111112 ?
Chapter 4

Diagram Venn

Ada banyak permasalahan yang mudah diselesaikan dengan menggunakan Diagram Venn.

(OSK 2017 No. 20) Jika semua A adalah B dan sebagian B adalah C, manakah
pernyataan di bawah ini yang benar?

a. Semua A adalah C
b. Sebagian C adalah A
c. Semua C adalah A
d. Sebagian A adalah C
e. Jawaban a, b, c, dan d salah

(OSK 2017 No. 21) Dalam suatu kelas, terdapat 40 siswa. 19 siswa menyukai matem-
atika, 10 siswa menyukai komputer, 5 siswa menyukai fisika, 2 siswa menyukai ketiganya,
3 siswa menyukai matematika dan fisika saja, dan 7 siswa menyukai matematika saja.
Berapa banyaknya siswa yang tidak menyukai apapun?

a. 28
b. 6
c. 20
d. 19
e. 15

Penyelesaian Misalkan A, B, dan C berturut-turut menyatakan siswa yang menyukai


matematika, komputer, dan fisika.

A B
ab
7 b
2
3 bc
c
C
?

7
8 CHAPTER 4. DIAGRAM VENN

Karena ada 19 siswa menyukai matematika, maka ab = 7. Karena ada 5 siswa menyukai
fisika, maka c = 0 dan bc = 0. Karena ada 10 siswa menyukai komputer, maka b = 1.
Sehingga yang tidak menyukai ketiganya ada sebanyak 20.

A B
7
7 1
2
3 0
0
C
20

(OSP 2017 No. 22) Ada 3 nada dering yang sedang terkenal di antara 40 siswa su-
atu kelas, yaitu om telolet om, tan telolet tan, dan bi telolet bi. Perbandingan
banyak penggemar nada dering om telolet om dengan penggemar bi telolet bi adalah
2:3. Diketahui pula jumlah yang menggemari om telolet om sekaligus menggemari tan
telolet tan dibandingkan dengan jumlah yang menggemari tan telolet tan sekaligus
menggemari bi telolet bi adalah 1:2. Penggemar sejati suatu nada dering adalah
penggemar yang hanya menyukai tepat 1 nada dering. Setelah dilakukan survei, terny-
ata penggemar om telolet om tidak menyukai nada dering bi telolet bi dan juga
sebaliknya. Dan, banyaknya penggemar sejati bi telolet bi sama dengan banyaknya
penggemar sejati om telolet om. Sementara, penggemar sejati tan telolet tan ada
20. Hitunglah berapa selisih banyaknya penggemar bi telolet bi dengan banyaknya
penggemar om telolet om?
Chapter 5

Menyatakan ke dalam Persamaan


Matematika

Berusahalah untuk menyatakan pernyataan-pernyataan yang ada dalam soal cerita ke


dalam persamaan-persamaan matematika.

(OSK 2017 No. 22) Suatu toko baju menjual sejumlah kemeja dengan ukuran S, M,
atau L dan dengan warna hijau atau biru. Diketahui juga bahwa:

• kemeja S hijau ada 7 lembar,

• kemeja L biru ada 2 lembar,

• kemeja biru ada 14 lembar,

• kemeja yang bukan S ada 19 lembar,

• separuh kemeja-kemeja itu berukuran M,

• banyaknya kemeja L sama dengan banyaknya kemeja S biru.

Berapa jumlah kemeja di toko itu?

a. 16
b. 21
c. 30
d. 33
e. 40

Penyelesaian Jika dinyatakan dalam bentuk persamaan matematika didapatkan

Sh = 7 Lb = 2 b = 14 L + M = 19
Sb + Lb + M b = 14 Lh + Lb + M h + M b = 19
Sb + M b = 12 Lh + M h + M b = 17

9
10 CHAPTER 5. MENYATAKAN KE DALAM PERSAMAAN MATEMATIKA

Separuh kemeja-kemeja itu berukuran M berarti banyaknya kemeja S dan kemeja L sama
dengan banyaknya kemeja M.

L+S =M L = Sb
Lh + Lb + Sh + Sb = M h + M b Lh + Lb = Sb
Lh + Sb + 9 = M h + M b Lh + 2 = Sb

sldksldskds
Chapter 6

Masalah Pengubinan

Misalkan kita akan menghitung banyaknya cara sebuah petak berukuran 1 × n ditutup
dengan ubin-ubin berukuran 1 × 1 dan/atau 1 × 2. Misalkan Un menyatakan banyaknya
cara menutup persegi panjang berukuran 1×n tersebut. Kita awali dengan mengumpulkan
data.
Untuk n = 1 hanya ada 1 cara, yaitu dengan menggunakan satu ubin 1 × 1.

Untuk n = 2 ada 2 cara, yaitu dengan menggunakan dua ubin 1 × 1 atau satu ubin 1 × 2.

Untuk n = 3 ada 3 cara, yaitu sebagai berikut.

Untuk n = 4 ada 5 cara, yaitu sebagai berikut.

Untuk n = 5 ada 8 cara, yaitu sebagai berikut.

Kita perhatikan bahwa untuk menutup petak 1 × 5, kita dapat melakukannya dengan
cara berikut. Pertama, meletakkan satu ubin 1 × 1 sebagai ubin pertama, kemudian
menutup petak yang tersisa dengan cara yang sama dengan U4 . Kedua, meletakkan satu
ubin 1×2 sebagai ubin pertama, kemudian menutup petak yang tersisa dengan cara yang
sama dengan U3 . Oleh karena itu kita dapat menuliskan

U5 = U4 + U3 = 5 + 3 = 8

Secara umum, kita dapat memperlihatkan bahwa untuk menutup petak 1 × n dapat di-
gunakan dua cara. Pertama, meletakkan satu ubin 1 × 1 sebagai ubin pertama, kemudian

11
12 CHAPTER 6. MASALAH PENGUBINAN

menutup petak yang tersisa dengan cara yang sama dengan Un−1 . Kedua, meletakkan
satu ubin 1 × 2 sebagai ubin pertama, kemudian menutup petak yang tersisa dengan cara
yang sama dengan Un−2 . Jadi kita dapat menuliskan

Un = Un−1 + Un−2

Artinya, banyaknya cara pengubinan ini membentuk suatu barisan yang setiap sukunya
merupakan jumlah dari dua suku sebelumnya.

(OSK 2017 No. 12) Berapa banyak kata sepanjang 10 karakter yang dapat dibentuk
dari angka-angka 0, 1, 2, sedemikian sehingga angka-angka yang saling bersebelahan
hanya berselisih maksimum 1? Contoh: untuk 2 karakter terdapat 7 kata yang dapat
dibentuk yaitu 00, 01, 10, 11, 12, 21, 22.

a. 8119
b. 8121
c. 8123
d. 8125
e. 8125
Chapter 7

Prinsip Inklusi-Eksklusi

Misalkan dalam suatu kelas yang terdiri dari 30 siswa dilaksanakan survei yang terdiri atas
dua pertanyaan yang harus dijawab. Pertanyaan pertama adalah jenis kelamin dengan
pilihan pria atau wanita dan pertanyaan kedua adalah pelajaran yang disukai dengan
pilihan matematika atau fisika.
Misalkan hasil survei tersebut untuk pertanyaan pertama adalah 14 pria dan 16 wanita,
sedangkan hasil survei untuk pertanyaan kedua adalah 22 orang menyukai matematika
dan 15 oerang menyukai fisika.
Perhatikan bahwa dalam kasus pertama berlaku 14 + 16 = 30. Namun pada kasus kedua
berlaku 22 + 15 = 37, padahal siswa yang mengikuti survei hanyalah 30 siswa. Kelebihan
ini, sebanyak 7 siswa, adalah banyaknya siswa yang menyukai kedua jenis pelajaran, yaitu
matematika dan fisika.
Dengan demikian, jika n(A) menyatakan banyaknya siswa yang menyukai matematika,
n(B) menyatakan banyaknya siswa yang menyukai fisika, n(A∩B) menyatakan banyaknya
siswa yang menyukai matematika dan fisika, maka

n(A ∪ B) = n(A) + n(B) − n(A ∩ B)


menyatakan banyaknya siswa seluruhnya. Cara menghitung seperti ini disebut prinsip
inklusi-eksklusi.
Prinsip inklusi-eksklusi ini tentu tidak terbatas pada dua himpunan. Untuk tiga him-
punan berlaku

n(A ∪ B ∪ C) = n(A) + n(B) + n(c) − n(A ∩ B) − n(A ∩ C) − n(B ∩ C) + n(A ∩ B ∩ C)

13
14 CHAPTER 7. PRINSIP INKLUSI-EKSKLUSI

Anda mungkin juga menyukai