Makalah Kep
Makalah Kep
Dosen Pengampu :
Disusun Oleh :
Puji syukur kehadapan Tuhan Yang Maha Esa atas segala Rahmat-Nya sehingga makalah
Mata Kuliah keperawatan maternitas dengan mengambil judul “Aplikasi Proses Keperawatan
Pada Ibu dengan Gangguan Reproduksi PMS dan Infeksi”. Makalah ini berisi pemaparan
mengenai gambaran secara umum yang berhubungan dengan judul di atas.
Penulis berharap kepada pembaca supaya pengetahuan dalam makalah ini mudah
dipahami dan bermanfaat bagi pembaca terutama bagi mahasiswa keperawatan yang mengemban
mata kuliah keperawatan maternitas dengan harapan dapat membantu mahasiswa dan pembaca
untuk memahami serta menyebar luaskan informasi terkait Asuhan keperawatan gangguan
reproduksi dalam keperawatan maternitas . Selain itu, penulis berharap kepada pembaca dapat
meresapi setiap bacaan yang tercantum dalam makalah ini
Akhir kata penulis berharap kepada pembaca terkait dengan isi dalam makalah ini
diharapkan dapat mengoreksi bentuk maupun menambah isi makalah agar menjadi lebih baik
dari sebelumnya. Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman penulis, penulis yakin
masih banyak kekurangan dalam makalah ini, oleh karena itu penulis sangat mengharapkan
kritik dan sara yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah mata kuliah
keperawatan maternitas.
Penulis,
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..........................................................................................................i
DAFTAR ISI.........................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang.............................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah........................................................................................................2
1.3 Tujuan Penulisan.........................................................................................................2
1.4 Manfaat Penulisan.......................................................................................................3
BAB II PEMBAHASAN
Asuhan Keperawatan Pada Ibu Dengan Gangguan Reproduksi Diagnosa Medias
HIV/AIDS.................................................................................................................................4
A. Pengkajian Keperawatan...............................................................................................4
B. Diagnosis keperawatan................................................................................................18
C. Perencanaan Keperawatan….......................................................................................19
D. Implementasi keperawatan…......................................................................................22
E. Evaluasi keperawatan..................................................................................................27
BAB III PENUTUP
3.1 Simpulan….................................................................................................................31
3.2 Saran….......................................................................................................................31
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................32
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Kebutuhan manusia tidak hanya bersifat material saja tetapi juga perihal kesehatan,
seperti sudah dijelaskan dalam Undang-Undang Kesehatan No 36 tahun 2009 pasal 1 bahwa
kesehatan merupakan keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial yang memungkinkan
setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonimis. Kesehatan adalah elemen terpenting
dalam kehidupan yang sangat di butuhkan oleh manusia, sesuai dengan isi dari Undang-
Undang kesehatan nomor 36 pasal 4 yang berbunyi “setiap orang berhak atas kesehatan”.
Sehat sebagai hak hidup yang merupakan hak dasar yang tidak bisa diganggu gugat
dalam keadaan apapun. Kesehatan mencakup beberapa hal dan diantaranya tentang kesehatan
reproduksi dan sudah dijelaskan menurut World Health Organisation (WHO) kesehatan
sistem reproduksi adalah kesejahteraan fisik, mental, dan kesejahteraan sosial bukan hanya
kondisi yang bebas dari penyakit atau kecacatan dalam segala aspek yang berhubungan
dengan sistem reproduksi. Gangguan sistem reproduksi merupakan suatu permasalahan
dalam kesehatan reproduksi yang dapat menimbulkan infeksi, gangguan menstruasi,
keganasan pada alat reproduksi wanita, dan lain-lain (Yanti, 2008).
Kesehatan reproduksi adalah keadaan sejahtera fisik, mental, dan sosial yang utuh. Jadi
sehat bukan berarti sekedar tidak ada penyakit ataupun kecacatan, tetapi juga kondisi psikis
dan sosial yang mendukung perempuan untuk melalui proses reproduksi, baik perempuan
maupun laki-laki berhak mendapatkan standar kesehatan yang setinggi tingginya karena
kesehatan merupakan Hak Asasi Manusia yang telah diakui dunia Internasional (World
Health Organization, dalam Nugroho, 2011).
Kesehatan reproduksi adalah suatu keadaan sejahtera fisik, mental, dan sosial secara utuh,
tidak semata mata bebas dari penyakit atau kecacatan dalam semua hal yang berkaitan
dengan sistem reproduksi, serta fungsi dan prosesnya (Widyastuti, dkk, 2009).
Gangguan reproduksi adalah kegagalan wanita dalam manajemen kesehatan reproduksi
(Manuaba, 2008). Permasalahan dalam bidang kesehatan reproduksi salah satunya adalah
masalah reproduksi yang berhubungan dengan gangguan sistem reproduksi. Hal ini
mencakup infeksi, gangguan menstruasi, masalah struktur, keganasan pada alat reproduksi
wanita, infertil, dan lain-lain. (Baradero dkk, 2007).
1
Masalah reproduksi yang mungkin timbul salah satunya adalah Mioma Uteri. Mioma
uteri adalah suatu tumor jinak, berbatas tegas, tidak berkapsul, yang berasal dari otot polos
dan jaringan ikat fibrous. Biasa juga disebut fibromioma uteri, leiomioma uteri atau uterine
fibroid. Tumor jinak ini merupakan neoplasma jinak yang paling sering ditemukan pada
traktus genitalia wanita, terutama wanita usia produktif. Walaupun tidak sering, disfungsi
reproduksi yang dikaitkan dengan Mioma mencakup infertilitas, abortus spontan, persalinan
prematur dan malpresentasi (Crum, 2003 dalam Reny Yuli, 2017).
Penyebab pasti Mioma Uteri tidak diketahui secara pasti. Mioma jarang sekali ditemukan
sebelum usia pubertas, sangat dipengaruhi oleh hormon reproduksi, dan hanya bermanifestasi
selama usia reproduktif. Umumnya Mioma terjadi di beberapa tempat. Pertumbuhan
mikroskopik menjadi masalah utama dalam penanganan Mioma karena hanya tumor soliter
dan tampak secara makroskopik yang memungkinkan untuk ditangani dengan cara enuklesi.
2
1.4 Manfaat Penulisan
1. Manfaat Bagi Instansi
Untuk dijadikan sebagai media pembelajaran mengenai keperawatan maternitas
dengan Asuhan keperawatan gangguan reproduksi dalam keperawatan maternitas,
sehingga dengan ini dapat menginformasikan terkait hal tersebut.
2. Manfaat Bagi Pembaca
Untuk dijadikan sebagai media pengetahuan mengenai keperawatan maternitas
denga Asuhan keperawatan gangguan reproduksi dalam keperawatan maternitas.
3. Manfaat Bagi Penulis
Sebagai bahan untuk memperoleh tambahan pengetahuan dan dapat memberikan
informasi kepada orang lain terkait dengan hal yang bersangkutan mengenai keperawatan
maternitas dengan Asuhan keperawatan gangguan reproduksi dalam keperawatan
maternitas.
3
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengkajian Keperawatan
1. Identitas diri klien
Nama : Ny. R
Umur : 30 Tahun
No. MR 499193
Jenis kelamin : Perempuan
Status perkawinan : Menikah
Agama : Islam
Pekerjaan : Pedagang
Pendidikan : SD Sederajat
Tanggal masuk : 19 Februari 2023
Tanggal pengkajian : 20 Februari 2023
Diagnosa Medis : HIV-AIDS
3. Keluhan Utama
Keluarga Pasien mengatakan nafsu makan pasien berkurang, berat badan menurun,
sakit saat menelan, adanya nyeri persendian pada ekstremitas bawah kanan kiri
serta mengeluh lelah dan lemah.
4
4. Riwayat Kesehatan
a. Riwayat Kesehatan Sekarang
Saat dilakukan pengkajian tanggal 20 Februari 2023 pada pukul 08.00 Wita,
keluarga pasien mengatakan badan pasien lemas, nafsu makannya berkurang,
pasien mengalami penurunan berat badan mencapai 8 kg , pasien mengeluh
mual, pasien kesulitan saat menelan makanan, pasien mengeluh adanya nyeri
tekan abdomen, pasien mengeluh adanya nyeri persendian pada ekstremitas
bawah kanan kiri saat beraktivitas, keluarga pasien mengatakan pasien tidak
mampu beraktivitas dari berbaring ke posisi duduk sangat lemah, keluarga
pasien mengatakan saat tidur pasien sering terbangun pada malam hari.
b. Riwayat Kesehatan Dahulu
Keluarga Pasien mengatakan tidak pernah menderita penyakit seperti ini
sebelumnya, keluarga pasien mengatakan tidak pernah dirawat di rumah sakit
sebelumnya. Keluarga pasien mengatakan pasien mempunyai riwayat hubungan
sex bebas semenjak 3 tahun yang lalu.
c. Riwayat Kesehatan Keluarga
keluarga pasien mengatakan keluarganya tidak ada mengalami riwayat penyakit
yang sama dengan yang diderita klien dan tidak memiliki penyakit keturunan
seperti DM, Hipertensi, Jantung. Penyakit menular seperti, TBC, HIV, Hepatitis.
5. Data Biopsikososial Spiritual
a. Bernapas
1) Sebelum sakit : keluarga pasien mengatakan bahwa pasien tidak memiliki
masalah terhadap saluran bernafasan seperti asma dan pasien bisa bernapas
dengan normal.
2) Saat sakit : keluarga pasien mengatakan bahwa tidak terjadi masalah dengan
pernafasannya
b. Nutrisi (makan/minum)
1) Sebelum sakit : keluarga pasien mengatakan bahwa pasien biasa makan 3x
sehari dengan sayur dan lauk pauk dan minum air putih sebanyak 5-6 gelas
5
sehari (1000 ml dalam sehari).
2) Saat sakit : pasien tampak menggunakan alat bantu makan berupa selang
Nasogastrik, dikarenakan merasa sulit menelan makan, adanya penerunan
berat badan mencapai 8 kg, cepat merasa mual, nafsu makan pasien
menurun.
c. Eliminasi
1) Sebelum sakit : keluarga pasien mengatakan sebelum sakit pasien BAB 1x
dalam sehari dengan berwarna kuning kecoklatan, semi padat. Dan keluarga
pasien mengatakan bahwa pasien BAK dengan frekuensi 6-7x sehari tidak
berwarna dan bau khas.
2) Saat sakit : keluarga pasien mengatakan bahwa pasien tidak ada BAB sejak
dirawat di rumah sakit. Dan keluarga pasien juga mengatakan bahwa pasien
BAK dengan frekuensi 3-4 kali ( ±600 cc) berwarna kuning muda dan bau
khas urine.
d. Gerak Badan
1) Sebelum sakit : keluarga pasien mengatakan bahwa sebelum sakit pasien
tidak menggalami gangguan daam bergerak, dan dapat melakukan aktivitas
secara mandiri tanpa bantuan orang lain.
2) Saat sakit : keluarga pasien mengatakan bahwa sedikit kesusahan dalam
bergerak di karenakan adanya nyeri persendian pada ekstremitas bawah
kanan kiri sehingga membutuhkan bantuan orang lain untuk beregerak.
Selain itu kondisi pasien terasa lemas.
e. Istirahat Tidur
1) Sebelum sakit : keluarga pasien mengatakan bahwa pasien sebelum sakit
dapat tertidur nyenyak. Tidur malam ±7 jam dan tidur siang ±1 jam.
2) Saat sakit : keluarga pasien mengatakan bahwa tidur pasien kurang nyenyak
dikarenakan merasa kurang nyaman dengan kondisi sekitar dan juga dengan
kondisi tubuhnya, karena merasa nyeri persendian pada ekstremitas bawah
kanan kiri, Pasien hanya dapat tidur nyenyak 5-6 jam pada malam hari, dan
2 jam pada siang hari.
f. Berpakaian
1) Sebelum sakit : keluarga pasien mengatakan bahwa pasien bisa menggunakan
6
pakaiannya sendiri tanpa dibantu oleh keluarga.
2) Saat sakit : keluarga pasien mengatakan bahwa pasien tidak bisa
menggunakan pakaian sendiri dan harus dibantu oleh keluarga.
g. Rasa nyaman
1) Sebelum sakit : keluarga pasien mengatakan bahwa pasien merasa nyaman
2) Saat sakit : keluarga pasien mengatakan bahwa pasien merasa kurang
nyaman berada di rumah sakit karena keadaan yang berbeda tidak seperti
berada di rumah. Pasien merasakan nyeri persendian pada ekstremitas bawah kanan
kiri.
h. Kebersihan diri
1) Sebelum sakit : keluarga pasien mengatakan bahwa pasien bisa
membersihkan tubuhnya sendiri seperti gosok gigi, cuci muka dan keramas
tanpa dibantu oleh oang lain.
2) Saat sakit : keluarga Pasien mengatakan bahwa pasien tidak bisa
membersikan tubuhnya sendiri sehingga dibantu oleh keluarga dan perawat
i. Rasa Aman
1) Sebelum sakit : keluarga pasien mengatakan bahwa pasien aman dan baik-
baik saja.
2) Saat sakit : keluarga pasien mengatakan bahwa pasien merasa aman dirawat
di RS karena ditemani keluarganya.
j. Pola komunikasi
1) Sebelum sakit : keluarga pasien mengatakan bahwa pasien dapat
berkomunikasi dengan baik ke semua orang.
2) Saat sakit : keluarga pasien mengatakan bahwa pasien dapat berkomunikasi
dengan anggota keluarga, dokter dan perawat. Namun keadaan pasien dalam
keadaan lemah sehingga komunikasi verbal pasien sedikit pelan terdengar
oleh perawat.
k. Ibadah
1) Sebelum sakit : keluarga pasien mengatakan bahwa pasien biasanya dapat
melakukan persembahyangan di rumah secara mandiri.
2) Saat sakit : keluarga pasien mengatakan bahwa pasien hanya berdoa
ditempat tidur saja.
7
l. Produktivitas
8
1) Sebelum sakit : keluarga pasien mengatakan bahwa pasien dapat
menjalankan aktivitasnya dengan normal.
2) Saat sakit : keluarga pasien mengatakan bahwa pasien tidak dapat
melakukan aktivitas yang biasa pasien lakukan di rumah. Karena pasien
merasa lemah dan mengeluh nyeri persendian di bagian ekstremitas bagian kaki
baik kanan maupun kiri.
m. Rekreasi
1) Sebelum sakit : keluarga pasien mengatakan bahwa pasien biasanya bermain
bersama teman dan berlibur bersama keluarga.
2) Saat sakit : keluarga pasien mengisi waktu dan menghibur pasien dengan
cara menonton video di handphone dan juga dengan mengobrol- ngobrol
bersama keluarganya dan kerabat yang menjenguk.
n. Kebutuhan Belajar
1) Sebelum sakit : keluarga pasien mengatakan sering membaca buku.
2) Saat sakit : keluarga pasien mengatakan pasien kurang mengetahui
mengenai penyakit HIV/AIDS
6. Pemeriksaan Fisik
a. Kesadaran : Composmentis (CM)
b. GCS :13 ( E4 M5V4)
c. Pengkajian Berat Badan dan Tinggi Badan :
- BB sehat : 51 kg
- BB sakit : 43 kg
- TB : 160 cm
d. Tanda – Tanda Vital :
- Tekanan Darah: 130/90 mmHg
- Nadi : 104x/ menit
- Temperatur : 36,9 C
- Pernafasan : 20 x/menit
e. Kepala
1) Rambut :
- Inspeksi : rambut klien tampak kotor, berminyak, tidak ada
9
ketombe, rambuttidak beruban, rambut tampak kering,
mulai rontok, bau tidak sedap, dan rambut klien tampak
tidak rapi
2) Mata - Palpasi : tekstur rambut kering.
11
h. Jantung
4444 4444
3333 3333
- Keterangan :
5 : dapat melakukan ROM secara penuh dan
dapat melawan gravitasi dan tahanan
4 : dapat melakukan ROM yang penuh dan dapat
melawan tahanan yang sedang
12
3 : dapat melakukanROM secara penuh dengan
melawan gravitasi tetapi tidak bisa melawan tahanan
2 : tidak mampu melawan gaya gravitsi
1 : kontraksi otot hanya dapat dipalpasi
0 : tidak ada kontraksi otot
l. Genetalia :
7. Pemeriksaan Penunjang
a. Data Laboratorium
1) Serologi
Tanggal : 20 Februari 2023
No Pemeriksaan Hasil
1 AntiHCV Non Reaktif
2 HbsAg 14.21 Positif
3 TPHA Non Reaktif
4 VDRL Negatif
5 Anti HbsAg Non Reaktif
2) Imunoserologi
Tanggal : 20 Februari 2023
No Pemeriksaan Hasil Rujukan Satuan
1 Anti Toxoplasma Negatif Negatif IU/mL
igG
2 Anti-CMV igG Positif Negatif AU/mL
13
3) Hematologi I
Tanggal : 20 Februari 2023
Nama Pemeriksaan Hasil Rujukan
LED (Laju Endap Darah) 102 mm P<10 mm
4) Kimia Klinik
Tanggal : 20 Februari 2023
5) C
T-SCAN
Tanggal: 20 Februari 2023
Hasil CT-Scan dalam batas normal, tidak ditemukan kelainan
6) USG
Tanggal: 20 Februari 2023
Dari hasil USG menunjukkan hematomegali secara non spesifik
7) Laboratorium Biologi
Tanggal: 20 Februari
2023
No Pemeriksaan Hasil Satuan
1 HGB 8,2 (g/dl)
2 RBC 2,92 (106/uL)
3 HCT 24,2- (%)
14
4 MCV 82,0- (fL)
15
5 MCH 27,8 (pG)
6 MCHC 33,9 (g/dL)
7 RDW-SD 38,5 (fL)
8 RDW-CV 13,5 (%)
9 WBC 6,85 (103/uL)
10 EO % 1,5 (%)
11 BASO % 0,0 (%)
12 NEUT % 81,0 (%)
13 LYMPH % 11,8 (%)
14 MONO % 5,7 (%)
16
8. Pengobatan yang didapat :
17
9. Diagnosa Medis :
HIV-AIDS
ANALISA DATA
- pasien mengatakan
nafsu makan
Nyeri menelan
menurun
- Adanya nyeri
tekan abdomen
Ketidakmampuan menelan
- pasien mengatakan
makanan
sulit menelan makanan
- pasien mengeluh
mual namun tidak
muntah
Data Objektif
Nafsu Makan menurun
18
- Berat badan pasien
turun 8 kg, dengan
pengkajian IMT Membran Mukosa Pucat
(Indeks Masa Tubuh)
IMT = BB (kg)
TB x TB (m) Penurunan berat badan
= 43
1,6 x 1,6
= 43
Defisit Nutrisi
2,56
= 16,79
- Pasien mengatakan
mengeluh nyeri pada
meringis menahan nyeri
persendian ektremitas
19
bawah kanan dan kiri
:
P : Akibat kurangnya Gangguan pola tidur
beraktivitas
Q : Nyeri terasa
Nyeri Akut
tertusuk – tusuk benda
tumpul
R : Pasien
mengatakan nyeri
dibagian persendiaan
ektremitas bawah
kanan dan kiri
S : Skala nyeri 4
T : Nyeri hilang
timbul
DO :
- Pasien tampak
meringis menahan
nyeri
- Skala nyeri 4
- Frekuensi nadi
tampak meningkat
yaitu 104x/Menit
- Pasien mengatakan
merasa lemah
Mengeluh Lelah
- Pasien mengatakan
20
mengeluh Lelah
DO :
Merasa lemah
- Pasien tampak lemas
- Pasien tampak
susah beraktivitas Ketidakmampaun beraktivitas
Intoleransi Aktivitas
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Defisit nutrisi berhubungan dengan ketidakmampuan menelan makanan, ditandai
dengan pasien mengatakan pasien mengatakan nafsu makan menurun pasien
mengatakan sulit menelan makanan, pasien mengeluh merasa mual (+) namun tidak
muntah (-) , Otot menelan lemah, tampak ada sariawan didalam mulut pasien Pasien
tampak kurus, Mukosa tampak pucat, pasien tampak lemah,rambut pasien tampak
rontok, berat badan turun mencapai 8 kg dengan pengukuran IMT 16,79 (pasien
termasuk kurus dalam kategori kekurangan berat badan tingkat hebat (Normalnya
18,5-25,0))
2. Nyeri Akut berhubungan dengan agen pencedera fisiologis (mis. inflamasi,
iskemia, neoplasma) dibuktikan dengan Pasien mengatakan mengeluh nyeri pada
persendian ektremitas bawah kanan dan kiri, nyeri akibat kurangnya beraktivitas,
nyeri terasa seperti ditusuk – tusuk benda tumpul, nyeri yang dirasakan hilang
timbul Pasien tampak meringis menahan nyeri , Skala nyeri 4 , Frekuensi nadi
tampak meningkat yaitu 104x/Menit
21
3. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan dibuktikan dengan Pasien
mengatakan merasa lemah, Pasien mengatakan mengeluh Lelah , Pasien tampak
lemas, Pasien tampak susah beraktivitas
3. PERENCANAAN KEPERAWATAN
No Diagnosa Tujuan/ Intervensi Rasional
kriteria hasil
keperawatan
22
didalam mulut 8. Nafsu makan
pasien Pasien membaik
tampak kurus,
Mukosa tampak
pucat, pasien
tampak lemah,
rambut pasien
tampak rontok
berat badan
turun mencapai
8 kg dengan
pengukuran
IMT 16,79
(pasien
termasuk kurus
dalam kategori
kekurangan
berat badan
tingkat hebat
(Normalnya
18,5-25,0))
23
dibuktikan 1. Kemampuan kualitas, intensitas
Pasien menuntaskan nyeri
mengatakan aktivitas 2. Identifikasi faktor 2. Mengetahui faktor
mengeluh nyeri meningkat yang memperberat penyebab nyeri
pada persendian 2. Keluhan nyeri dan memperingan
ektremitas menurun nyeri Terapeutik
bawah kanan 3. Meringis Terapeutik 3. Memberikan
dan kiri, nyeri menurun 3. Berikan kenyamanan terhadap
akibat 4. Gelisah fasilitasi pasien
kurangnya menurun istirahat tidur Edukasi
beraktivitas, 5. Kesulitan tidur Edukasi 4.Membantu pasien
nyeri terasa menurun 4. Anjurkan teknik mengurangi rasa nyeri
seperti ditusuk – 6. Perasaan nonfarmakologis
tusuk benda depresi untuk mengurangi
tumpul, nyeri menurun rasa nyeri (teknik
yang dirasakan napas dalam) Kolaborasi
hilang timbul, Kolaborasi 5. Melakuakan kolaborasi
Pasien tampak 5. pemberian dengan apoteker
meringis analgetik dalam pemberian obat
menahan nyeri , analgetik
Skala nyeri 4 ,
Frekuensi nadi
tampak
meningkat yaitu
104x/Menit
4. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
No Tanggal/Waktu Implementasi Respon Paraf
dx
20/02/2023 1. Mengidentifikasi status DS : -
1 KLP
08.00 WITA nutrisi DO : Mengidenifikasi status nutrisi
pasien di lakukan dengan cara
menghitung Indeks MassaTubuh
(IMT)
IMT = BB (kg)
TB x TB (m)
26
= 43
1,6 x 1,6
= 43
2,56
= 16,79
27
dapat disimpulkan pasien mengalami
penurunan berat badan saat sakit
DO :
-Pasien tampak mengikuti anjuran
perawat untuk memakan makanan
tinggi kalori dan tinggi protein
melalui bantuan selang NGT
21/02/2023 1. Mengidentifikasi DS : KLP
2
Pada pukul lokasi, karakteristik, P : Nyeri Akibat kurangnya
12.00 WITA durasi, frekuensi, kualitas, beraktivitas
intensitas nyeri Q : Nyeri terasa tertusuk – tusuk
Benda tumpul
R : Pasien mengatakan nyeri
dibagian persendiaan
28
ektremitas bawah kanan dan
kiri
S : Skala nyeri 4
T : Nyeri hilang
timbul DO :
-Pasien tampak meringis
menahan nyeri
29
Pada pukul 5. Berkolaborasi DS :
14.00 WITA KLP
pemberian analgetik - Pasien mengatakan berkenan untuk
diberikan obat analgetik berupa
paracetamol 500 mg
DO :
-pasien tampak mengikuti anjuran
perawat
3 22/02/2023 1.Memonitor kelelahan DS : KLP
10.00 WITA fisik dan emosional -Pasien mengatakan merasa lelah saat
beraktivitas
-Pasien mengatakan perlu bantuan
keluarga saat melakukan aktivitas
DO :
-Pasien tampak lemah
-Pasien tampak lelah
11.00 WITA 2.Memonitor pola dan jam DS:
KLP
tidur -Pasien mengatakan sulit tidur dengan
tenang, pasien sering terjaga di malam
hari
-Pasien mengatakan tidur sampai 5-6
jam
DS :
-Pasien tampak lemah
11.30 WITA 3.Melakukan latihan DS:
KLP
rentang gerak pasif dan -Pasien mengatakan merasa kesusahan
atau aktif saat melakukan latihan gerak pasif
maupun aktif
DO :
-Pasien tampak kesusahan melakukan
latihan gerak pasif maupun aktif yang
diajarkan perawat
30
12.00 WITA DS :
4.Menganjurkan tirah
KLP
-Pasien mengatakan berkenan
baring
mengikuti anjuran perawat untuk tirah
baring
DO :
-Pasien tampak mengerti dan
mengikuti anjuran perawat untuk tirah
baring
12.30 WITA 5. Mengajarkan Strategi DS : KLP
koping untuk mengurangi -Pasien mengatakan berkenan
Kelelahan mengikuti anjuran yang diberikan
perawat
DO :
-Pasien tampak kooperatif mengikuti
anjuran perawat
5. EVALUASI KEPERAWATAN
1 22/02/2022 S: KLP
O:
31
- Pasien tampak lemah
- Berat badan pasien tampak turun 8 kg, dengan
pengkajian IMT (Indeks Massa Tubuh)
IMT = BB (kg)
TB x TB (m)
= 43
1,6 x 1,6
= 43
2,56
= 16,79
Maka pasien termasuk kurus dalam kategori kekurangan
berat badan tingkat hebat (Normalnya 18,5-25,0)
32
2 22/02/2022 S: KLP
O:
33
O :
- Pasien tampak lemas
- Pasien tampak lelah
34
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
Human Immunodeficiency Virus (HIV) adalah virus yang menginfeksi sel darah putih
dan menyebabkan penurunan imunitas manusia (WHO, 2014 dalam Pusdatin Kemenkes,
2014). Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS) adalah kumpulan gejala kerusakan
sistem kekebalan tubuh bukan disebabkan oleh penyakit bawaan namun disebabkan oleh
infeksi yang disebabkan oleh Human Immunodeficiency Virus (HIV) (Ovany et al., 2020).
Penyebab kelainan imun pada AIDS adalah suatu agen viral yang disebut HIV dari sekelompok
virus yang dikenal retrovirus yang disebut Lympadenopathy Associated Virus (LAV) atau
Human T-Cell Leukimia Virus (HTL-III) yang juga disebut Human T-Cell Lympanotropic
Virus (retrovirus). Retrovirus mengubah asam rebonukleatnya (RNA) menjadi asam
deoksiribunokleat (DNA) setelah masuk kedalam sel pejamu (Nurrarif & Hardhi, 2015).
Adapun beberapa Gejala HIV dibagi dalam beberapa tahapan, diantaranya adalah : a). Tahap
Infeksi Akut, b). Tahap Laten, c). AIDS.
1. Pengkajian Keperawatan
2. Diagnosis Keperawatan
3. Perencanaan Keperawatan
4. Implementasi Keperawatan
5. Evaluasi Keperawatan
3.2 Saran
Adapun saran dari keseluruhan isi dari makalah ini diharapkan kepada seluruh
masyarkat entah dari segi umur yang masih tergolong belum cukup umur ataupun dewasa, dapat
menjaga kesehatan organ reproduksi, dengan menjaga kesehatan dan menghindari seks bebas,
dan tidak mengonsumsi ganja ataupun sebagainya. Dan sebuah penyakit gangguan reproduksi
sendiri dapat terjadi kepada siapa saja tanpa memandang usia dan sedari dini periksakan diri
kedokter atau fasilitas kesehatan terdekat agar terhindar dari penyakit gangguan reproduksi.
35
DAFTAR PUSTAKA
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. 2017. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia: Definisi
Indicator Diagnostic. Jakarta Selatan: DPP PPNI
Tim Pokja SIKI DPP PPNI. 2018. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia: Definisi
Dan Tindakan Keperawatan. Jakarta: DPP PPNI
Tim Pokja SLKI DPP PPNI. 2018. Standar Luaran Keperawatan Indonesia: Definisi Dan
Kriteria Hasil Keperawatan. Jakarta: DPP PPNI
36