PR Bab Vi Mektan Terapan Ahmad Arif Apriadi (G1B018107)
PR Bab Vi Mektan Terapan Ahmad Arif Apriadi (G1B018107)
MEKANIKA TERAPAN
RANGKUMAN DAN PEMBAHASAN SOAL
BAB VI
DISTRIBUSI TEGANGAN DALAM TANAH
Disusun Oleh :
Ahmad Arif Apriadi
(G1B018107)
Dosen Pembimbing
Ir. Mawardi, M.T.G.S
BAB VI
6.1 Pendahuluan
Hitungan tegangan-tegangan yang terjadi di dalam tanah berguna untuk
analisis tegangan-regangan (stress-strain) dan penurunan (settlenzent). Sifat-sifat
tegangan-regangan dan penurunan bergantung pada sifat tanah bila mengalanti
pembebanan. Dalam hitungan tegangan di dalam tanah, tanah dianggap bersifat
elastis, homogen. isotropis, dan terdapat hubungan linier antara tegangan dan
regangan. Regangan volumetrik pada material yang bersifat elastis dinyatakan
oleh persamaan:
Dengan:
= perubahan volume
= volume awal
= angka Poisson
= modulus elastisitas
Tegangan geser
Jika faktor pengaruh untuk beban titik untuk teori boussinesq didefinisikan
sebagai
Persamaan menjadi
Tiga buah kolom terletak dalam satu baris, masing-masing mempunyai jarak 4
m. Beban-beban pada kolom 1, 2, dan 3 berturutturut adalah 620 kN, 160 kN dan
320 kN.
Penyelesaian:
a) Untuk menentukan tegangan vertical akibat tiap beban. Perlu dihitung lebih
dulu nilai r/z sebelum menentukan I. Tegangan vertikal dihitung dengan
persamaan : B
= = 2,5 x 18 = 45 kN/m
Penyelesaian :
Tegangan geser:
= 0,4 x 30 = 12 kN/m
Sesudah pembebanan: Dari Gambar C6.4, untuk z = 3 m, maka:
Jadi. tegangan efektif yang terjadi pada z = 3 m akibat beban terbagi rata dan
berat tanah adalah:
Penyelesaian:
(a) B = 3 m
L = 4m
z =2 m
m = B/z = 3/2 = 1,5
n = U z = 4/2 = 2
Dari diagram pada Gambar 6.7, diperoleh I = 0.222
Fondasi dibagi-bagi menjadi 3 bagian, yaitu luasan ABCD, ADEF, dan AFGH.
Hitungan tambahan tegangan vertikal pada kedalaman z = 1,5 m di bawah titik A,
dengan q = 110 kN/m2, ditunjukkan dalam
Tabel C6.4.
L B
Luasan m = L/z n = B/z I
(m) (m) kN/m2
ABCD 6 4 4,5 3 0,2454 26,99
ADEF 3 2 4,5 3 0,2375 26,13
AFGH 3 2 3,0 3 0,2325 25,58
Tambahan tegangan vertikal total di A, pada z = 1,5 m adalah:
Contoh soal 6. 7:
Sebuah fondasi rakit (raft foundation) ukuran 3 m x 6 m mendukung beban
terbagi rata q = 200 kN/m2. Hitunglah:
Penyelesaian:
(b) Dalam soal (b) luasan defc dibebani sebesar 200 , dan luasan eabf
tetap dibebani 100 . Untuk itu ulangi perhitungan seperti butir (a) di
atas untuk luasan defc, dengan beban 100 . Kemudian, hasilnya
tambahkan dengan hasil dari hutir (a)
Tabel C6.6
Bagian luasan
+Ajbg -Ajah -Aicg +Aidh
L (m) 6 9 6 3
B (m) 6 3 3 3
Z (m) 3 3 3 3
m = L/z 3 3 2 1
n = B/z 2 1 1 1
l 0,238 0,203 0,200 0,180
(kN/m2) 23,8 -20,3 -20,0 18,0
I=
Penyelesaian:
(a) Tambahan tegangan vertical di pusat tangki pada kedalaman 2 m:
z=2m
r = 4/2 = 2 m
x=0
z/r = 2/2 = 1
x/r = 0
dari gambar 6.10, diperoleh I = 64% = 0,64
jadi,
(b) Tambahan tegangan vertical di pusat tangki pada kedalaman 2 m:
z=2m
r = 4/2 = 2 m
x=0
z/r = 2/2 = 1
x/r = 0
dari gambar 6.10, diperoleh I = 64% = 0,64
jadi,
6.2.6 Beban Terbagi Rata Berbentuk Segi Tiga Memanjang Tak Terhingga
Beban bertambah dari nol sampai q pada potongan melintangnya. Untuk
elemen selebar dz, beban per satuan panjang adalah (q/2b)s ds.
Hitungan tambahan tegangan vertikal yang terjadi pada titik A didasarkan pada
teoriiii beban garis, yaitu dengan substitusi nilai (q/2b)s ds untuk q dan (x – s)
untuk x.
Untuk tambahan tegangan arah vertikal :
Tegangan geser :
Penyelesaian:
q=h = 5 x 19 = 95 kN/m2
(i) Hitungan tegangan pada titik A :
Untuk luasan fgeh:
z=5m
b = 2,5 m
a=5m
b/z = 2,5/5 = 0,5
a/z = 515 = 1
Dari Gambar 6.13 diperoleh I = 0,397
a=5m
b = 7,5 m
a/z = 515 = 1
b/z = 7,5/5 = 1,5
Dari Gambar 6.13 diperoleh 1 = 0,478
= ql = 43.23 kN/m2.
Jadi, tambahan tegangan di titik B, adalah
= 43.23 kN/m2.
b) Hitungan tegangan total akibat beban timbunan dan beban tanahnya sendiri
diperoleh dengan menjumlahkan tambahan tegangan vertical akibat beban
timbunan dan tekanan overburden.
=z
= 5 x 20 kN/m2 = 100 kN/m2
Nilai – nilai r/z dan merupakan besaran yang tak berdimensi. Newmark
membuat suatu diagram pengaruh yang dapat digunakan untuk menentukan
besarnya kenaikan tegangan vertikal di bawah sembarang luasan yang mendukung
beban terbagi merata. Jari – jari lingakaran adalah nilai r/z yaitu
Jika diketahui persamaan untuk beban terbagi rata berbentuk lingkaran adalah
seperti yang ditunjukkan dalam Persamaan ( 6.27), gambarkan garis pengaruh
lingkaran Newmark dan hitung besarnya tambahan tegangan vertikal di pusat
berat (titik A) akibat beban fondasi berukuran 3 m x 3 m yang mendukung beban
terbagi rata q = 50 kN/m2 pada kedalaman 3 m.
Penyelesaian:
= nql
= 66,4 x 50 x 0,005
= 16,6 kN/m2
Iw adalah faktor pengaruh dari fungsi nilai r/z. Besarmya tegangan vertikal
Westergaard untuk beban – beban terbagi rata berbentuk luasan bujur sangkar dan
berbentuk memanjang tak terhingga. Teori Westergaard angka Poisson .
6.5 Faktor Koreksi Untuk Mengubah Tegangan Pada Pusat Pondasi Menjadi
Nilai
Tegangan Rata - Rata
Tegangan pada sembarang titik di dalam tanah kadang – kadang harus dihitung
dengan memperhatikan pengaruh beberapa beban pondasi yang berdekatan.
Karena, dalam hitungan tegangan dengan cara superposisi. Tegangan yang
terjadi akan sama dengan jumlah aljabar dari tegangan tiap beban yang bekerja.
Untuk hitungan penurunan di bawah pondasi yang kaku sempurna, tambahan
tegangan rata – rata di bawah pondasi dar pusat tepi sangat dibutuhkan. Dalam
analisis teori diatas untuk mengubah tegangan pada pusat berat pondasi menjadi
nilai rata – rata tegangan di bawah pondasi, dapat dilakukan dengan cara
mengalikan hasil hitungan tegangan vertikal di bawah pusat beratnya dengan
suatu faktor koreksi.
atau
b. Untuk pondasi lajur memanjang
Dalam menghitung besarnya tegangan total yang terjadi dalam tanah, setelah
tegangan vertikal yang diperoleh dari persamaan Boussinesq, Westergaard
maupun teori lainnya, hasil yang diperoleh masih harus ditambahkan dengan
tegangan akibat beban tanah di kedalaman.
Contoh soal 6.12:
= z
Gambar dari hasil hitungan persamaan tersebut menghasilkan tegangan
efektif nol dipermukaan tanah asli dan kemudian bertambah secara linier
dengan kedalamannya
(b) Karena area yang tertutup tanah timbunan sangat luas, maka faktor
pengaruh distribusi tambahan tegangan I = 1. Jadi untuk timbunan berlaku
0 3 9 122,22
1 4 6 183,33
2 5 12 91,67
3 6 36 30,56
4 7 49 22,45
5 8 64 17,19
6 9 81 13,58
8 11 121 9,09
10 13 169 6,51
Hasil hitungan dalam Tabel C6.8 kemudian digambarkan dalam diagram
distribusi tegangan, seperti yang ditunjukan dalam Gambar C6.12
Penyelesaian:
Q = 400 kN
q = 400/(3 x 3) = 44,4 kN/m2
Tabel C6.9
Cara boussinesq Cara 2V : 1 H
Kedalaman
I I=
(m) z/B
(kN/m2) 1/(B+z)2 (kN/m2)
0 0 1 44,4 0,111 44,4
1 0,33 0,9 39,96 0,063 25,2
2 0,67 0,54 23,98 0,040 16
3 1 0,34 15,10 0,028 11,2
5 1,67 0,16 7,10 0,016 6,4
6 2 0,12 5,33 0,012 4,8
7,5 2,5 0,08 3,55 0,009 3,6
10 3,33 0,05 2,22 0,006 2,4
tanah bagian atas adalah E1. Dan dibawahnya E2 dengan E1> E2 = 1 adalah sama
dengan kurva Boussinesq. Harus diingat bahwa cara ini mengambil asumsi bahwa
tidak ada penggelinciran pada bidang pertemuan dua lapisan