Anda di halaman 1dari 171

BAB I

KESELAMATAN KERJA

1.1 Informasi Tentang Keselamatan

Pada umumnya kecelakaan yang menyangkut pengoperasian perawatan serta


perbaikan, terjadi karena kesalahan di dalam memahami aturan dasar keselamatan,
atau tindakan pencegahan.
Seringkali sebuah kecelakaan bisa dicegah dengan cara mengenali situasi-situasi
yang berpotensi bahaya sebelum kecelakaan terjadi.
Seorang operator harus selalu waspada
untuk menghadapi situasi yang
membahayakan. Selain itu setiap operator
harus sudah mendapatkan pelatihan yang
cukup, terampil serta diperlengkapi dengan
sarana pelindung secara layak.

Pengoperasian, pelumasan, perawatan atau perbaikan yang tidak benar pada unit ini
akan mengakibatkan cedera atau meninggal.
Jangan mengoperasikan atau melakukan pelumasan, perawatan dan memperbaiki
unit ini sebelum saudara membaca serta mengerti isi dan maksud buku pedoman
tentang pengoperasian, perawatan dan perbaikan.

Tindakan pencegahan dan peringatan-peringatan tentang keselamatan tertulis di


dalam buku ini, serta dipasang di unit. Bila peringatan-peringatan ini tidak diikuti, bisa
membuat saudara atau orang lain mengalami cedera atau bahkan meninggal dunia.

Peringatan-peringatan itu berupa “SIMBOL PERHATIAN” diikuti oleh kata


“PERINGATAN” seperti pada gambar di bawah ini.

MODUL RINGKAS OPERATOR BULLDOZER


Arti peringatan di atas adalah :

PERHATIAN! WASPADALAH! MENYANGKUT KESELAMATAN


SAUDARA!

Pesan yang tertulis di bawah peringatan tersebut menjelaskan potensi


bahaya, ditampilkan berupa tulisan atau gambar.

Sedangkan pengoperasian yang dapat menimbulkan kerusakan kendaraan


ditandai dengan Label peringatan ”CATATAN” pada buku ini atau di
kendaraan.
Buku ini tidak bisa memuat potensi bahaya yang mungkin timbul secara
menyeluruh. Untuk itu bila perlengkapan, prosedur, metode kerja atau teknik
pengoperasian tidak direkomendasikan secara khusus di dalam buku ini,
saudara harus yakin bahwa hal tersebut tidak berbahaya bagi saudara
maupun orang lain. Saudara harus yakin bahwa prosedur perawatan,
perbaikan maupun pelumasan tidak membuat kendaraan ini menjadi tidak
aman untuk dioperasikan.

Informasi, spesifikasi dan gambar-gambar yang termuat di dalam buku ini


adalah informasi yang tersedia pada saat buku ini sedang disusun.
Spesifikasi, torsi, tekanan, pengukuran, gambar-gambar atau bagian-bagian
lain dapat berobah sewaktu-waktu.

1.2 Label Bahaya

Di bawah ini terdapat beberapa tanda bahaya spesifik yang dipasang pada
kendaraan. Kenalilah tanda-tanda bahaya tersebut.
Pastikan bahwa tanda-tanda bahaya tersebut dapat dibaca dengan jelas.
Gantilah Label peringatan-Label peringatan yang sudah tidak terbaca.

MODUL RINGKAS OPERATOR BULLDOZER


1.2.1 Dilarang
mengoperasikan

Gambar 1
Label peringatan ini terletak di dalam ruang operator.

Jangan mengoperasikan atau bekerja pada kendaran ini sebelum


membaca dan memahami instruksi dan peringatan-peringatan yang
terdapat di dalam Buku Pedoman Pengoperasian dan Perawatan.

Kesalahan dalam mengikuti instruksi atau tidak menghiraukan


peringatan bisa mengakibatkan cedera atau kematian.

1.2.2 Kesalahan di dalam penyambungan kabel jumper

Label peringatan ini terletak


pada penutup kotak batere di
frame depan sebelah kiri. Label
peringatan ini juga terdapat
pada kotak batere.

Gambar 2

MODUL RINGKAS OPERATOR BULLDOZER


Bahaya Ledakan! Kesalahan penyambungan kabel jumper dapat
menyebabkab batere meledak dan mencederai. Batere serie
kemungkinan ditempatkan pada lokasi yang terpisah. Untuk
melakukan penyambungan yang benar, ikutilah buku petunjuk
Pemeliharaan dan Pengoperasian.

1.2.3 Jangan mengebor atau mengelas struktur rops/fops


Label peringatan ini terletak di sebelah kiri belakang ROPS.
Kerusakan struktur, pernah terbalik,
modifikasi perobahan atau perbaikan
secara tidak layak pada struktur ini
akan memperngaruhi kemampuan
perlindungan terhadap operator.
Jangan mengebor atau mengelas struktur ini.

Gambar 3

MODUL RINGKAS OPERATOR BULLDOZER


1.2.4 Silinder bertekanan tinggi

Gambar 4
Label peringatan ini terletak pada kedua belah kerangka track
roller.

Silinder Bertekanan Tinggi.


Grease yang keluar dari relief valve bertekanan tinggi dapat
menembus kulit dan menimbulkan cedera. Jangan mencoba untuk
melihat grease yang sedang keluar. Lihatlah kekendoran track
yang terjadi atau lihat silinder penyetel-nya.

1.2.5 Recoil Spring

Gambar 5
Label peringatan ini terletak pada kedua
belah
kerangka
track roller.

MODUL RINGKAS OPERATOR BULLDOZER


Gulungan pegas bertekanan apabila terlepas dan mengenai
manusia akan menimbulkan cedera serius bahkan meninggal.
Untuk menghindari terjadinya kecelakaan, gunakan cara dan
peralatan yang benar ketika melepas atau memasangnya.

1.2.6 Unit Injector


Label peringatan ini
ditempatkan pada setiap
valve dcover.

Gambar 6

Bahaya tersengat listrik ! Sistim injek si


ini menggunakan arus listrik
bertegangan 90 - 120 volt.

1.2.7 Akumulator Hidrolis

Label peringatan ini ditempatkan di konsol sebelah kanan tempat duduk


operator

MODUL RINGKAS OPERATOR BULLDOZER


Gambar 7

Label peringatan ini ditempatkan di konsol sebelah kanan tempat duduk


operator

Di dalam akumulator dan pipa-pipanya terdapat tekanan yang


tinggi. Membongkar atau melepaskan sambungan sementara
masih bertekanan dapat menimbulkan cedera serius bahkan
meninggal. Ikuti instruksi pada buku petunjuk pemeliharaan.

Gambar 9

Label peringatan ini ditempatkan pada akumulator. Akumulator ini verada

disebelah kanan operator ditempatkan di belakang tiang ROPS. Gambar 9

Silinder bertekanan tinggi. Semburan dari dalam akumulator ini dapat


menimbulkan cedera serius atau kematian. Gunakan cara dan
peralatan yang benar ketika membongkar atau mengisi (charging).
Isilah hanya dengan gas nitrogin saja.

1.3 Informasi Tentang Bahaya Umum

Pasanglah sebuah label “JANGAN DIOPERASIKAN” atau label bahaya lain


pada kunci starter atau tuas kendali hidrolis sebelum melakukan pekerjaan
perbaikan atau perawatan.

MODUL RINGKAS OPERATOR BULLDOZER


Bila tidak ada instruksi khusus, sebaiknya lakukan
pekerjaan perawatan seperti berikut.

• Turunkan Blade dan tuas kendali pada posisi TAHAN (HOLD).


• Tempatkan transmisi pada posisi netral.

• Aktifkan rem parkir.


• Matikan engine dan ambil kuncinya.
• Matikan kunci pemutus baterai dan ambil kuncinya.

1.3.1. Air dan udara bertekanan


Udara bertekanan bisa membuat cedera. Bila menggunakan udara
bertekanan untuk pembersihan, gunakan pelindung wajah, kaca
mata, pakaian pelindung dan sepatu keselamatan.

1.3.2. Tekanan terjebak

Di dalam sistim hidrolis, tekanan bisa terjebak (trapped pressure).


Membebaskan tekanan yang terjebak dapat mengakibatkan
attachment bergerak. Berhati-hatilah bila melepas sambungan pipa
hidrolis (fitting). Tekanan hidrolis yang tinggi bila dibebaskan dapat
mengakibatkan pipa hidrolis melenting. Semburan pelumas
bertekanan tinggi dapat menembus kulit.

1.3.3. Penetrasi cairan

MODUL RINGKAS OPERATOR BULLDOZER


Gunakan karton atau papan untuk memeriksa kebocoran pelumas
hidrolis. Semburan cairan bertekanan meskipun hanya sebesar
jarum, bisa menembus kulit yang mengakibatkan cedera serius atau
meninggal. Bila cairan menembus kulit, hal ini harus ditangani oleh
seorang dokter ahli secepatnya.

1.3.4. Tumpahan cairan


Selama melakukan pemeriksaan, pemeliharaan, pengujian,
penyetelan serta perbaikan peralatan pastikan cairan-cairan yang
tumpah harus ditampung secara benar untuk menghindari
pencemaran.

Informasi tentang asbes

Gambar 6

Debu asbes sangat merugikan bagi kesehatan. Hindari menghirup


debu yang tercemar asbes pada saat melakukan penggantian
komponen yang mengandung asbes.
Bila kemungkinan terdapat debu yang mengandung asbes, ikutilah
cara-cara di bawah ini.

• Jangan menggunakan udara bertekanan untuk membersihkan.


• Hindari menggerinda atau menyikat komponen asbes.
• Untuk membersihkan, gunakan cara basah atau menggunakan
alat penghisap debu, yang mempunyai filter partikel berefisiensi
tinggi.

MODUL RINGKAS OPERATOR BULLDOZER


• Gunakan ventilasi penghisap (exhaust fan) pada pekerjaan
yang menggunakan mesin permanen.
• Ikuti peraturan serta undang-undang mengenai tempat kerja.
• Ikuti peraturan perlindungan terhadap pencemaran untuk
pembuangan asbes.
• Hindari tempat-tempat yang diperkirakan mengandung debu
asbes.

1.3.5. Membuang Barang Bekas Secara Benar

Membuang barang-barang bekas secara


sembarangan dapat menimbulkan
pencemaran lingkungan. Barang bekas
yang berbahaya harus dibuang sesuai
Gambar 11
dengan peraturan setempat.
Gunakan drum yang tidak bocor untuk menampung cairan. Jangan
menumpahkan cairan berbahaya ke tanah atau ke sumber mata
air.

1.4 Mencegah Bahaya Terjepit Dan Terpotong

Pasanglah batang pengunci antara kerangka depan dan belakang, sebelum


melakukan perbaikan di area tersebut.

Peralatan dan perlengkapan hidorlis harus diganjal dengan kokoh, bila


saudara sedang bekerja di bawahnya. Jangan mengandalkan silinder hidrolis
untuk menahan peralatan kerja. Peralatan tersebut bisa turun bila tuas
kendali tersentuh atau pipa hidrolisnya bocor.

Jangan menyetel apapun juga pada saat engine hidup, bila tidak ada
petunjuk secara khusus.
Hati-hatilah bila sedang memukul untuk mengeluarkan sebuah pin, karena
bisa melesat dan mengenai orang yang ada di dekatnya.

MODUL RINGKAS OPERATOR BULLDOZER


Gunakan kacamata pelindung bila sedang memukul pin.
Serpihan besi dari sebuah pin yang dipukul bisa terbang dan mencederai
orang di sekitarnya.
1.5 Mencegah Terjadi Luka Bakar
1.5.1. Cairan Pendingin
Pada suhu operasi cairan pendingin sangat panas dan bertekanan.
Radiator dan saluran-salurannya berisi air dan uap panas yang dapat
melukai bila mengenai kulit.
Memeriksa permukaan cairan pendingin
hanya boleh dilakukan setelah engine
mati, dan tutup radiator telah cukup
dingin untuk dipegang dengan tangan
telanjang.
Bukalah tutup radiator dengan perlahan-lahan untuk membebaskan
tekanan yang ada di dalam sistim pendingin.
Campuran air pendingin mengandung alkali, bisa membuat cedera
bila terkena kulit, mata atau mulut.

1.5.2. Pelumas
Pelumas dan komponen-komponen yang panas bisa melukai bila
tersentuh.
Bukalah penutup tanki pelumas hidrolis bila engine sudah mati, dan
tutupnya sudah cukup dingin bila disentuh dengan tangan telanjang.
Bukalah penutup tanki secara pelan-pelan untuk membebaskan
tekanannya.
1.5.3. Baterai
Baterai mengeluarkan gas yang mudah terbakar dan bisa meledak.
Jangan merokok bila sedang memeriksa baterai.
Cairan elektrolit mengandung asam bisa melukai kulit.
Gunakan kacamata pelindung bila memeriksa baterai.
1.6 Mencegah Bahaya Ledakan Dan Kebakaran

MODUL RINGKAS OPERATOR BULLDOZER


Semua bahan bakar, sebagian besar minyak pelumas dan beberapa
campuran air pendingin adalah bahan
yang mudah terbakar.

Kebocoran atau tumpahan bahan bakar


pada permukaan yang panas dapat
mengakibatkan kebakaran.

Gambar 12

Berhati-hatilah ketika sedang mengisi


bahan bakar. Jangan merokok pada
saat mengisi bahan bakar. Jangan
mengisi bahan bakar pada sebuah unit
di dekat api atau percikan api. Mengisi
bahan bakar harus di tempat terbuka
dan engine harus dimatikan.

Jangan merokok di tempat baterai yang


sedang diisi (charging) atau di tempat-
tempat di mana bahan yang mudah
terbakar disimpan.

Batere-batere yang dihubungkan secara


seri mungkin di tempatkan pada lokasi
terpisah. Bila menggunakan baterai
pembantu, hubungkan kabel positip (+)
dengan kutub positip (+) terminal baterai
pembantu dengan solenoide starter, dan
kabel negatip (-) batere pembantu dengan
terminal negatip (-) motor starter. Bila
tidak dilengkapi terminal negatip,
hubungkan dengan blok engine.

Gambar 14
MODUL RINGKAS OPERATOR BULLDOZER
Bersihkan dan kencangkan semua sambungan-sambungan kabel
listrik dan perbaiki kabel-kabel yang
terkelupas.
Simpanlah pelumas dan bahan bakar di
tempat yang aman dengan label yang
jelas.
Simpanlah majun yang mengandung
pelumas dan bahan bakar di dalam
tempat yang aman.
Jangan mengelas pipa-pipa pelumas
atau bahan bakar sebelum komponen-komponen tersebut
dibersihkan dengan baik.
Bersihkan kotoran-kotoran yang mudah terbakar agar tidak
menumpuk di unit.
Jangan menaruh unit di dekat api terbuka.
Pelindung saluran gas buang (muffler) harus dipasang dengan baik.

1.6.1. Alat pemadam api

Lengkapilah unit saudara dengan alat pemadam api, dan ketahuilah


cara pengggunaanya dengan baik. Pemadam api harus ditaruh di
tempat yang mudah dicapai oleh operator. Lakukan pemeriksaan dan
pemeliharaan secara berkala dengan benar, Ikuti rekomendasi pada
plat instruksi.

1.6.2. Ether

Ether adalah suatu cairan yang berbahaya serta mudah terbakar.


Menghirup uap ether atau terkena pada kulit secara berulang-ulang
dapat mengakibatkan luka.
Gunakan ether di tempat yang berventilasi secara baik.
Gunakan ether secara hati-hati dan jauhkan dari api.
Jangan membuang tabung bekas ether sembarangan.

MODUL RINGKAS OPERATOR BULLDOZER


Jangan menaruh tabung ether di tempat yang terkena sinar matahari
langsung atau bersuhu di atas 40C.
Buanglah tabung bekas ether di tempat yang aman dan jangan
melobangi atau membakarnya.

1.6.3. Pipa-pipa dan slang

Jangan membengkokkan pipa-pipa atau saluran bertekanan tinggi.


Segera perbaiki pipa-pipa pelumas atau bahan bakar yang bocor
atau kendor.
Memeriksa semua pipa atau saluran-saluran secara teliti dan gantilah
bila terdapat tanda-tanda seperti berikut:
• Ujung sambungan bocor atau rusak.
• Lapisan pembungkusnya terkelupas atau terpotong dan
lapisan penguatnya kelihatan.
• Lapisan pembungkusnya menggelembung sebagian.

1.6.4. Bahaya tersambar petir

Bila ada petir menyambar di sekitar unit, maka operator jangan


mencoba untuk :
• Menaiki unit.
• Menuruni unit.

Bila saudara sedang di dalam kabin ketika petir menyambar, tetaplah


di dalam kabin.
Bila saudara sedang di luar unit menjauhlah dari unit.

1.6.5. Lokasi alat pemadam api ringan (APAR)

APAR boleh ditempatkan di atas platform sebelah kanan engine hood,


tetapi jangan sampai mengganggu akses ke:
• Tempat berpegang

MODUL RINGKAS OPERATOR BULLDOZER


• Tangga
• Tempat berpijak atau
• Di depan pintu engine

Jangan memasang braket APAR dengan cara mengelas atau mengebor


struktur ROPS.

1.7 Menaiki Dan Menuruni Unit

• Menaiki atau menuruni unit harus


melewati tangga yang sudah
disediakan.
• Baik ketika naik atau turun harus
menghadap unit.
• Gunakan tiga titik tumpuan.
Gambar 15.

1.8 Pintu Darurat

Unit-unit yang menggunakan kabin selalu dilengkapi dengan pintu darurat.


Bila pintu utama tidak dapat dibuka, gunakan jendela sebelah kanan untuk
keluar.

1.9 Sebelum Menghidupkan Engine

Periksalah kondisi sabuk keselamatan dengan teliti. Gantilah bila terdapat


tanda-tanda kerusakan pada sabuk.
Meskipun tidak nampak tanda-tanda kerusakan, disarankan untuk mengganti
sabuk setelah berumur 3 tahun.

MODUL RINGKAS OPERATOR BULLDOZER


Atur tempat duduk sehingga saudara bisa menginjak pedal-pedal dengan
punggung menyandar di kursi.
Pastikan bahwa unit dilengkapi dengan lampu-lampu yang memadai dan
berfungsi dengan baik.
Pastikan bahwa tidak ada orang yang sedang bekerja di unit saudara atau di
sekitarnya sebelum menjalankan unit.

1.10 Engine Hidup Tanpa Sengaja

Engine hidup tanpa sengaja dapat mencederai orang yang sedang bekerja di
unit tersebut.
Matikan kunci batere dan cabutlah kuncinya serta pasanglah tanda “JANGAN
DIOPERASIKAN” pada kunci batere.

1.11 Menghidupkan Engine

Jangan menghidupkan engine atau menggerakkan alat-alat kendali bila


terdapat label “TANDA BAHAYA” di unit.
Tempatkan tuas kendali di posisi HOLD sebelum menghidupkan engine.
• Tempatkan tuas transmisi pada posisi NETRAL.
• Aktifkan rem parkir.
• Hidupkan engine di tempat terbuka atau tempat yang
berventilasi baik.

1.12 Sebelum Mengoperasikan Unit

Singkirkan orang-orang yang ada di sekitar unit.


Singkirkan rintangan-rintangan yang ada di sekitar unit. Hati-hatilah terhadap
kabel, parit, pematang dll.
Kaca pintu dan jendela harus bersih dan pintu harus dikunci dengan baik.
Aturlah posisi kaca spion agar dapat melihat kebelakang dengan baik.

MODUL RINGKAS OPERATOR BULLDOZER


Klakson, sinyal mundur atau tanda peringatan yang lain harus berfungsi
dengan baik.
Kencangkan sabuk keselamatan dengan baik.
Hubungkan kerangka depan unit dengan bagian belakang menggunakan
pengunci kerangka kemudi (steering frame lock) bila unit akan diangkat atau
diangkut.
Begitu pula bila sedang dilakukan perbaikan.

1.13 Mengoperasikan Unit

Operator harus yakin bahwa tidak ada orang di sekitar unit sebelum
menjalankan.
Jalankan unit dari ruang operator sambil duduk.
Gerakkan alat-alat kendali hanya pada saat engine hidup.
Cobalah menggerakkan alat-alat kendali, rem dan lain-lain, dengan berjalan
pelan-pelan di tempat yang lapang.
Jangan membawa penumpang bila tidak ada tempat duduk bersabuk
keselamatan.
Laporkan kondisi yang perlu diperbaiki yang terjadi saat operasi.
Jauhilah jurang, tebing atau tempat-tempat yang mudah longsor.
Hati-hati bila beroperasi di tempat-tempat yang memungkinkan terbalik.
Menuruni atau menaiki bukit secara vertikal lebih aman dibandingkan dengan
berjalan menyisir sisinya.
Usahakan unit tetap bisa dikendalikan dengan baik dan jangan melampaui
kapasitasnya.

1.14 Mematikan Engine

Putarlah kunci ke posisi OFF dan cabut kuncinya. Matikan kunci baterai dan
ambil kuncinya bila unit diparkir dalam jangka waktu yang lama.

1.15 Parkir

MODUL RINGKAS OPERATOR BULLDOZER


Parkirlah di tempat yang datar. Bila terpaksa parkir di lereng, pasanglah
ganjal ban.
Gunakan pedal rem servis untuk menghentikan unit.
Jangan menggunakan rem parkir untuk menghentikan unit.
Netralkan transmisi dan aktipkan rem parkir.

1.16 Menurunkan Peralatan Kerja Dengan Engine Mati

Pastikan bahwa tidak ada orang di sekitar unit.


CATATAN : Untuk unit yang menggunakan kendali elektrohidrolis, kunci
starter harus pada posisi ON.
Dorong semua tuas ke depan untuk menurunkan bowl ke tanah atau ke lantai
trailer. Tuas akan kembali ke posisi HOLD bila dilepaskan.

1.17 Informasi Suara Dan Tingkat Getaran

Tingkat suara di dalam kabin yang tertutup adalah 75 dB (A) apabila diukur
dengan menggunakan standar “ANSI/SAE J1166 OCT 98”. Ini adalah suatu
tingkat paparan suara siklus kerja. Kabin harus dipasang selalu terawat
dengan baik. Pengukuran ini dilakukan dengan pintu dan jendela tertutup.

Penggunaan pelindung telinga diperlukan bila beroperasi dengan kabin


terbuka untuk waktu yang lama atau di tempat-tempat yang bising. Begitu
pula kalau kabin tidak terawat dengan baik, maka penggunaan pelindung
telinga tetap diperlukan.

Saran untuk Mengurangi Tingkat Getaran pada Mesin Pemindah Tanah

Penyetelan mesin harus benar. Pemeliharaan mesin harus benar.


Mengoperasikan mesin dengan halus. Penghalusan permukaan area kerja.
Saran berikut mampu mengurangi tingkat getaran:

MODUL RINGKAS OPERATOR BULLDOZER


1. Gunakan jenis dan ukuran mesin, peralatan dan perlengkapan
yang sesuai.
2. Lakukan peliharaan mesin sesuai dengan anjuran pabrik.
a. Ketegangan rante / track
b. Rem dan sistim kemudi.
c. Tuas Kendali, sistim hidrolis dan perangkainya.
3. Rawatlah lokasi kerja dengan baik.
a. Bersihkan batu - batu dan rintangan lain.
b. Timbunlah lobang dan parit.
c. Gunakan unit dan jadwal kerja dalam rangka
memelihara area kerja.
4. Gunakan jok yang memenuhi standar “ISO 7096” dan rawatlah jok
dengan baik.
a. Setel jok dan suspensinya sesuai dengan ukuran dan
berat operator.
b. Rawat dan periksalah suspensi jok dan mekanisme
penyetelnya.
5. Lakukan pengoperasian berikut dengan halus:
a. Berbelok
b. Mengerem
c. Menambah kecepatan
d. Memindah gigi.
6. Operasikan perlengkapan dengan halus.
7. Sesuaikan kecepatan mesin dengan rute-nya untuk mengurangi
tingkat getaran
a. Hindari rintangan dan permukaan yang kasar.
b. Turunkan kecepatan secukupnya di permukaan yang
kasar.
8. Mengurangi getaran untuk siklus kerja dan perjalanan panjang.
a. Gunakan unit yang bersuspensi.
b. Gunakan sistim adjustmen pada tempat duduk operator
c. Bila tidak ada sistim berkendaranya, berjalanlah pelan-
pelan.

MODUL RINGKAS OPERATOR BULLDOZER


d. Angkutlah unit dengan trailer ke lokasi kerja.
9. Kekurang-nyamanan operator dapat juga disebabkan oleh
beberapa faktor lain. Saran berikut dapat menambah kenyamanan
operator:
a. Aturlah tempat duduk dan tuas-tuas kendali sesuai
dengan postur tubuh operator.
b. Setel kaca spion supaya tubuh tidak melintir ketika
melihatnya.
c. Beristirahat untuk mengurangi waktu duduk yang
terlalu lama.
d. Jangan melompat dari kabin.
e. Mengurangi mengangkat dan mengangku beban
berulang-ulang.
f. Kurangi benturan dan kejutan saat olah raga dan
rekreasi.

1.18 Ruang Operator Dan Perlindungan Terhadap Operator

1.18.1. Sarana pelindung bila terbalik (rops) atau sarana pelindung bila
tertimpa (fops)

ROPS atau FOPS adalah suatu sarana pelindung yang dipasang di


atas kabin operator dan diikat dengan kuat pada kerangka unit.
Agar struktur ini tetap memenuhi standar maka jika ada penambahan
atau perubahan pada kerangka cabin operator hubungi dealer
terdekat.

1.18.2. Sarana pelindung lain

Jenis sarana pelindung lain disesuaikan dengan applikasi unit


tersebut.
Lakukan pemeriksaan harian secara teliti untuk memeriksa adanya
kerusakan pada sarana tersebut. Jangan mengoperasikan unit bila
terdapat kerusakan struktur.

MODUL RINGKAS OPERATOR BULLDOZER


Misalnya mesin dengan kanopi terbuka yang dioperasikan di
perkayuan, perlu dipasang ram pelindung khusus untuk menghindari
bahaya cabang atau pohon yang menimpa mesin.

1.19 Alat Pelindung Diri (APD)


1.19.1 Jenis alat pelindung

Hampir semua Alat Pelindung Diri yang dipakai pada bidang


Industri dan jasa lain, digunakan juga dalam dunia Konstruksi,
karena dunia konstruksi bukan hanya untuk membangun fasilitas
baru tetapi digunakan pula dalam pemeliharaan dan perbaikan
suatu fasilitas yang masih berjalan. Pelindung tersebut adalah :
a. Pelindung Kepala
b. Pelindung Kaki
c. Pelindung Tangan
d. Pelindung Pernafasan;
e. Pelindung pendengaran;
f. Pelindung mata;
g. Tali Pengaman & Sabuk Keselamatan (Safety belt).

1.19.2 Hal hal yang harus diperhatikan dalam penggunaan APD


• Alat Pelindung Diri akan berfungsi dengan sempurna
apabila dipakai secara baik dan benar.

MODUL RINGKAS OPERATOR BULLDOZER


• Sediakanlah Alat Pelindung Diri yang sudah teruji dan telah
memiliki SNI atau standar internasional lainnya yang diakui.
• Pakailah alat pelindung diri yang sesuai dengan jenis
pekerjaan walaupun pekerjaan tersebut hanya memerlukan
waktu singkat.
• Alat Pelindung Diri harus dipakai dengan tepat dan benar.
• Jadikanlah memakai alat pelindung diri menjadi kebiasaan.
Ketidak nyamanan dalam memakai alat pelindung diri jangan
dijadikan alasan untuk menolak memakainya
• Alat Pelindung Diri tidak boleh diubah-ubah pemakaiannya
kalau memang terasa tidak nyaman dipakai laporkan kepada
atasan atau pemberi kewajiban pemakaian alat tersebut.
• Alat Pelindung Diri dijaga agar tetap berfungsi dengan baik.
• Semua pekerja,pengunjung dan mitra kerja ke proyek
konstruksi harus memakai alat pelindung diri yang diwajibkan
seperti Topi Keselamatan dll.

MODUL RINGKAS OPERATOR BULLDOZER


ETHOS KERJA DAN ETIKA PROFESI

BAB II
ETHOS KERJA DAN ETIKA PROFESI

2.1. Disiplin Kerja


2.1.1 Pengertian
Disiplin adalah suatu sikap yang menunjukan kesediaan untuk
mematuhi, dan mendukung nilai kaidah atau peraturan yang berlaku
dalam suatu masyarakat tertentu dan kurun waktu tertentu. Kriteria
disiplin :
a. Menepati yaitu Salah satu wujud seseorang itu patuh pada
kaidah atau peraturan.
b. Mendukung adalah sikap partisipasi aktif dalam melaksanakan
nilai dan kaidah (fungsi, tugas atau uraian kerja).
Adapun langkah-langkah yang perlu ditempuh dalam rangka
menumbuh-kembangkan partisipasi adalah :
1. Identifikasi dan klasifikasi jenis-jenis partisipasi
2. Mewadahi partisipasi agar kegairahan berpartisipasi
tidak melayang, misalnya wadah partisipasi buah pikiran
dapat membentuk : rapat mingguan, briefing, seminar dan
penataran

2.1.2 Permasalahan
Dengan bertolak pada makna disiplin terurai diatas, ruang lingkup
permasalahan menegakkan disiplin dapat dipertanyakan sebagai berikut:
1. Apakah kaidah atau (fungsi lembaga yang terumuskan dalam tujuan
lembaga, tujuan lembaga terjabarkan dalam program-program kerja,
program-program kerja terdistribusikan pada unit-unit kerja
dalam bentuk uraian kerja) sudah terinci secara jelas, tegas dan
mampu berfungsi sebagai pengendali dalam proses kegiatan
2. Apakah kesadaran warga lembaga dalam menjalankan tugas
sudah menggunakan kaidah-kaidah yang ada sebagai pedoman
sudah ada.
3. Apakah sarana dan prasarana sudah mampu mendukung untuk
menegakkan disiplin

PELATIHAN OPERATOR BULLDOZER HALAMAN 1 DARI 18


ETHOS KERJA DAN ETIKA PROFESI

4. Apakah kelompok elite di lembaga kita sudah arif (professional)


dalam mengantisipasi dan mengatasi gejala-gejala yang timbul
5. Adakah factor-faktor lain yang mempengaruhi tegaknya disiplin di
lembaga kita.

2.1.3 Langkah-langkah menegakkan disiplin


a. Menata kembali peraturan, tujuan program kerja dan
pendistribusiannya agar terumus secara jelas dan tegas
b. Penataan ulang butir-butir nomor 1, hasilnya harus mampu
berfungsi sebagai pengendali agar proses kegiatan di lembaga kita
nampak.
c. Dalam rangka menumbuhkan kesadaran disiplin bawahan dengan
melakukan pendekatan edukatif
1) Ing ngarso sun tulodo
2) Ing madyo mbangun karso
3) Tut wuri Handayani
4) Saling asah, saling asih, saling asuh
5) Ringan sama dijinjing, berat sama dipikul
d. Mengoptimalkan sarana yang ada dan melengkapi sarana yang
belum ada. Dalam hal ini, harus diketahui terlebih dahulu hasil
perolehan butir nomor 1, 2 dan 3 di atas.
e. Dirumuskan system pengendalian terlebih dahulu dan baru dibentuk
unit kerja yang bidang garapannya sebagai pengendali proses
kegiatan kegiatan yang ada dilembaga.
f. Nilai budaya vertikal oriented harus dibuang jauh-jauh dan sebagai
gantinya adalah nilai budaya organis atau jarring.
g. Untuk menambah wawasan dalam upaya menegakan disiplin di
lembaga kita.

2.2. Disiplin Dan Kompetensi Operator

2.2.1. Penegakkan Disiplin

Menurut Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI).

PELATIHAN OPERATOR BULLDOZER HALAMAN 2 DARI 18


ETHOS KERJA DAN ETIKA PROFESI

Operator Bulldozer, seorang operator bulldozer mempunyai tugas/uraian


jabatan : Mengoperasikan bulldozer dengan benar dan aman,
melaksanakan pemeliharaan harian sesuai petunjuk pemeliharaan dan
membuat laporan operasi.
Dari uraian jabatan tersebut diatas, operator bulldozer memiliki
kompetensi yang terdiri dari unit-unit kompetensi sebagai berikut :

1). Menerapkan keselamatan dan kesehatan kerja selama


pemeliharaan dan pengoperasian bulldozer.

2). Melaksanakan pemeliharaan harian bulldozer sesuai


dengan petunjuk pemeliharaan.

3). Melaksanakan pengoperasian bulldozer sesuai dengan aplikasi


dan teknik operasi yang benar untuk jenis pekerjaan konstruksi
tersebut dengan produksi minimal
65% dari standar produk
4). Melaksanakan pengoperasian bulldozer sesuai dengan aplikasi
dan teknik operasi yang benar untuk jenis pekerjaan konstruksi
tertentu dengan produksi minimal
75% dari standard produk

2.2.2. Dilihat dari ranah/domain pengetahuan (knowledge)

a. Persyaratan
Untuk menunjang kompetensi operator tersebut, maka
persyaratan yang dituntut adalah :
• Memahami peraturan perusahaan tentang hak dan kewajiban
operator.
• Memahami peraturan perundang-undangan K3 terutama
yang berhubungan langsung dengan posisi operator alat
berat,
• Memahami pedoman pengoperasian dan pemeliharaan harian
alat-alat berat.
• Memahami kedudukan laporan operasi yang harus dibuatnya
yang akan menjadi data utama sebagai dasar pengambilan
keputusan atasan bahkan manajer perusahaan.

PELATIHAN OPERATOR BULLDOZER HALAMAN 3 DARI 18


ETHOS KERJA DAN ETIKA PROFESI

b. Usaha yang perlu dilakukan antara lain :

1) Perusahaan
• Melakukan sosialisasi peraturan perusahaan dengan
berbagai cara..
• pelatihan khusus atau bimbingan teknik dalam
penerapan K3, P3K dan penanggulangan kebakaran
secara teratur.
• Melakukan pelatihan atau penyegaran pengoperasian
dan pemeliharaan alat berat.
• Menyediakan fasilitas kerja termasuk K3 yang
lengkap dan memenuhi standard
• Menyelenggarakan program/kegiatan yang sifatnya
merangsang motivasi pegawai untuk mematuhi peraturan
atau pedoman.

2) Pegawai/operator alat-alat berat


• Berusaha memahami peraturan dalam perusahaan
• Berusaha mendapat kesempatan mengikuti pelatihan
yang terkait dengan tugasnya,
• Berusaha memahami pedoman.
• Berusaha melaksanakan tugas dengan sebaik mungkin
dengan fasilitas kerja yang memadai, sehingga terjamin
keselamatan kerja dan jaminan sosialnya.

2.2.3. Dilihat dari ranah/domain keterampilan (psikomotorik)


Dari sisi psikomotorik lebih dominan kepada penerapan dari apa-
apa yang dipersyaratkan dalam persyaratan pengetahuan, yang antara
lain terdiri :
a. Mematuhi ketentuan yang tercantum dalam peraturan
perusahaan..
b. Menerapkan peraturan dan ketentuan K3 dengan benar,
c. Menerapkan prosedur pengoperasian dan pemeliharaan dengan
benar, dengan dasar motivasi yang tinggi,

PELATIHAN OPERATOR BULLDOZER HALAMAN 4 DARI 18


ETHOS KERJA DAN ETIKA PROFESI

d. Demikian juga dengan pengoperasian yang benar, maka selain


dampak kerusakan karena pengaruh operasi akan berkurang, juga
hasil yang akan dicapai akan meningkat.
e. Membuat laporan operasi sesuai dengan prosedur

2.2.4. Dilihat dari ranah/domain sikap (efektif)


Sikap/perilaku ini menggambarkan kemampuan dalam menyesuaikan
dengan situasi kerja, baik yang sudah terbiasa ataupun situasi baru.
Setiap unit kerja memiliki kaidah atau peraturan yang memerlukan
penyesuaian setiap pegawai, sehingga sikap kerja seseorang akan
mempengaruhi sejauh mana mampu mematuhi dengan benar
peraturan yang berlaku tersebut.
Dalam pelaksanaanya dapat diuraikan antara lain
sebagai berikut :
a. Mematuhi peraturan perusahaan yang terkait dengan kewajiban
dan hak pegawai,
b. Menerapkan K3 sesuai dengan peraturan yang berlaku,
c. Melaksanakan prosedur pemeliharaan alat-alat berat dengan benar
sesuai kedudukannya sebagai operator,
d. Melaksanakan prosedur pengoperasian alat-alat berat dengan benar
sesuai dengan aplikasinya.

2.3. Pengawasan dan Sanksi


Suatu peraturan akan efektif bila disertai dengan pengawasan dan sanksi
secara adil bagi siapapun yang melakukan pelanggaran.
Oleh karena itu pihak manajemen perlu melakukan tindakan pengawasan
sesuai dengan prosedur pengawasan serta pemberian sanksi kepada
pegawai yang melakukan pelanggaran dan diberlakukan secara adil.

2.4. Etika Profesi

Dalam profesionalitas pelaku konstruksi jalan harus ditingkatkan kesadaran


terhadap nilai, kepercayaan dan sikap yang mendukung seseorang dalam
melaksanakan tugasnya sesuai dengan jabatan kerja yang dimilikinya, dimana
Etik termasuk kedalam pelaksanaan kegiatan konstruksi dilapangan; pelaku-
pelaku jasa konstruksi harus tampil dengan Etik yang tinggi, untuk

PELATIHAN OPERATOR BULLDOZER HALAMAN 5 DARI 18


ETHOS KERJA DAN ETIKA PROFESI

dapat menghasilkan pekerjaan yang sesuai dengan standar dan spesifikasi


yang diberikan.
Dalam pelaksanaan pekerjaan konstruksi seorang Operator Bulldozer perlu
suatu Etik atas perilaku moral dan keputusan yang menghormati lingkungan
dalam kegiatan jasa konstruksi, dengan kata lain seorang Operator Bulldozer
perlu mempunyai nilai moralitas, yang berarti sikap, karakter atau tindakan
apa yang benar dan salah serta apa yang harus dikerjakannya sesuai
dengan tugas dan tanggung jawabnya untuk hidup di lingkungan sosial
mereka dalam melaksanakan pekerjaan tersebut.

Masing-masing orang misalnya Mandor Alat-alat Berat, Operator Bulldozer,


Pekerja, Konsultan Pengawas atau Direksi Teknik dan masyarakat di
lingkungan pekerjaan, mempunyai serangkaian nilai yang dimiliki masing-
masing individu; masing-masing individu menggabungkan nilai pribadi ke
dalam suatu sistem sebagai suatu hasil dan sikap yang saling mempengaruhi
dan saling merefleksikan pengalaman dan intelegensinya sehingga terbentuk
suatu kegiatan secara sinergi.

2.5. Nilai-Nilai Profesional

Pelaksana Konstruksi, merupakan suatu profesi yang didasarkan pada


perhatian, nilai profesional berkaitan dengan kompetensi, dimana nilai- nilai
moral yang universal dikembangkan menjadi kode etik profesi yang
didasarkan pada pengalaman dalam setiap pelaksanaan konstruksi jalan di
beberapa tempat/wilayah.

Etik
Etik menentukan sikap yang benar, mereka berkaitan dengan apa yang
″seharusnya“ atau ″harus“ dilakukan. Etik tidak seperti hukum yang harus
berkaitan dengan aturan sikap yang merefleksi prinsip-prinsip dasar yang
benar dan yang salah dan kode-kode moralitas.
Etik didisain untuk memproteksi hak asasi manusia. Dalam seluruh
pekerjaan konstruksi jalan, etik memberi standar profesional kegiatan
pelaksanaan konstruksi jalan; standar-standar ini memberi keamanan dan
jaminan bagi pelaksana konstruksi maupun pengguna jalan (masyarakat).

PELATIHAN OPERATOR BULLDOZER HALAMAN 6 DARI 18


ETHOS KERJA DAN ETIKA PROFESI

2.6. Kode Etik Asosiasi Kontraktor Indonesia (AKI)

1. Selalu menjunjung tinggi dan mematuhi Anggaran Dasar dan Anggaran


Rumah Tangga AKI.
2. Berperilaku sebagai Kontraktor Nasional yang menghormati dan
menghargai profesinya.
3. Bertindak untuk tidak mempengaruhi/memaksakan dalam memenangkan
tender atau mendapatkan kontrak.
4. Bertindak untuk tidak memberi atau menerima imbalan dalam
memenangkan tender atau mendapatkan kontrak.
5. Bertindak untuk tidak mendapatkan harga penawaran dan/atau data tender
sesama anggota yang masih dirahasiakan.
6. Bertindak untuk tidak merubah harga/kondisi penawaran setelah tender
ditutup.
7. Bertindak untuk tidak saling membajak tenaga kerja maupun tenaga ahli
sesama anggota.
8. Bertindak untuk menjabat secara sengaja baik langsung maupun tidak
langsung nama baik, kesempatan dan usaha sesama anggota.
9. Berpartisipasi dalam tukar menukar informasi, mengadakan latihan dan
penelitian mengenai syarat-syarat kontrak, Teknologi dan Tata cara
pelaksanaan sebagai bagian dari tanggung jawab kepada masyarakat dan
Industri Jasa Konstruksi.

2.7. Kode Etik GAPENSI

GAPENSI menetapkan Kode Etik yang merupakan pedoman perilaku bagi para
anggota di dalam menghayati dan melaksanakan tugas dan kewajiban masing-
masing, dengan nama “Dasa Brata“, sebagai berikut :
1. Berjiwa Pancasila yang berarti satunya kata dan perbuatan didalam
menghayati dan mengamalkannya
2. Memiliki kesadaran nasional yang tinggi, dengan mentaati semua
perundang- undangan dan peraturan serta menghindarkan diri dari
perbuatan tercela ataupun melawan hukum
3. Penuh rasa tanggung jawab di dalam menjalankan profesi dan usahanya.
4. Bersikap adil, wajar, tegas, bijaksana dan arif serta dewasa dalam
bertindak

PELATIHAN OPERATOR BULLDOZER HALAMAN 7 DARI 18


ETHOS KERJA DAN ETIKA PROFESI

5. Tanggap terhadap kemajuan dan selalu beriktiar untuk meningkatkan


mutu, keahlian, kemampuan dan pengabdian masyarakat.
6. Didalam menjalankan usahanya wajib berupaya agar pekerjaan yang
dilaksanakannya dapat berdaya guna dan berhasil guna
7. Mematuhi segala ketentuan ikatan kerja dengan pengguna jasa yang
disepakati bersama
8. Melakukan persaingan yang sehat dan menjauhkan diri dari praktek-
praktek tidak terpuji, apapun bentuk, nama dan caranya
9. Tidak menyalahgunakan kedudukan, wewenang dan kepercayaan yang
diberikan kepadanya
10. Memegang teguh disiplin, kesetiakawanan dan solidaritas organisasi.

2.8. Kode Etik HATHI


2.8.1 Latar Belakang
Peraturan Pemerintah No. 28 tahun 2000 tentang usaha dan
Peran Masyarakat Jasa Konstruksi mengisyaratkan bahwa asosiasi
profesi wajib memiliki dan menjunjung tinggi kode etik profesi.
HATHI sebagai asosiasi profesi memiliki Kode Etik yang merupakan
bagian yang tidak terpisahkan dari Anggaran Dasar / Anggaran
Rumah Tangga HATHI.
Kode Etik HATHI diturunkan dari visi tentang norma dan nilai luhur
anggota HATHI dalam melaksanakan semua kegiatan profesinya.

2.8.2 Kaidah Dasar


a. Mengutamakan keluhuran budi
b. Menggunakan pengetahuan dan kemampuan untuk kepentingan
kesejahteraan masyarakat
c. Meningkatkan kompetensi dan martabat berdasarkan
keahlian profesional teknik keairan
2.8.3 Sikap
a. Senantiasa mengutamakan keselamatan, kesehatan dan
kesejahteraan masyarakat
b. Senantiasa bekerja sesuai dengan kompetensi
c. Senantiasa menyatakan pendapat yang dapat dipertanggung
jawabkan

PELATIHAN OPERATOR BULLDOZER HALAMAN 8 DARI 18


ETHOS KERJA DAN ETIKA PROFESI

d. Senantiasa menghindari pertentangan kepentingan dalam tugas


dan tanggung jawab
e. Senantiasa membangun reputasi profesi berdasarkan kemampuan
f. Senantiasa memegang teguh kehormatan, integrtas dan martabat
profesi
g. Senantiasa mengembangkan kemampuan profesi
Sesuai ketentuan Anggaran Dasar HATHI, anggota HATHI wajib
menjunjung tinggi dan melaksanakan Kode Etik HATHI

2.8.4 Tata Laku Anggota


Pemilik sertifikat HATHI adalah anggota HATHI. Karenanya pemilik
sertifikat HATHI wajib tunduk dan menjunjung tinggi kode etik HATHI.
Pelanggaran terhadap kode etik HATHI dapat mengakibatkan sanksi
pencabutan keanggotaan HATHI yang pada akhirnya secara hukum
akan menggugurkan kepemilikan sertifikat HATHI.

2.8.5 Kode Etik Asosiasi Perusahaan Pengelola Alat-Alat


Berat/Alat-Alat Konstruksi Indonesia (APPAKSI)
Asosiasi Perusahaan Pengelola Alat Berat/Alat Konstruksi Indonesia
mempunyai kode etik yang merupakan pedoman perilaku bagi para
anggotanya didalam mengemban dan melaksanakan tugas dan
kewajiban didalam paransertanya ikut mensukseskan pembangunan
Nasional yaitu :
a. Memiliki kesadaran Nasional yang tinggi dengan mentaati
ketentuan peraturan dan perundang-undangan yang berlaku,
menghidari diri dari perbuatan-perbuatan tercela ataupun
melawan hukum.
b. Menghargai dan menghormati masyarakat pemberi tugas dengan
mematuhi ketentuan-ketentuan yang berlaku.
c. Bertanggung jawab penuh dalam melaksanakan profesinya serta
senantiasa menepati janji yang telah dinyatakan/diucapkan.
d. Dalam melaksanakan tugas/pekerjaan tidak semata-mata hanya
mengejar keuntungan akan tetapi wajib berupaya agar pekerjaan
yang dilaksanakan benar- benar dapat bermanfaat bagi masyarakat.

PELATIHAN OPERATOR BULLDOZER HALAMAN 9 DARI 18


ETHOS KERJA DAN ETIKA PROFESI

e. Senantiasa berupaya menjaga dan meningkatkan mutu,


kemampuan dan pengetahuan dalam pelaksanaan profesinya.
f. Menghormati dan menghargai setiap usaha rekan-rekan seprofesi
dengan tidak melakukan persaingan yang tidak sehat.
g. Bersikap bijaksana, adil serta mampu menyimpan rahasia.
h. Tidak menyalah gunakan kedudukan, wewenang dan kepercayaan
yang tidak diberikan kepadanya.
i. Menjunjung tinggi disiplin, kesetiakawanan dan senantiasa
mempertebal rasa solidaritas organisasi.

2.9. Undang-Undang Jasa Konstruksi

2.9.1 Umum
Lahirnya undang-undang jasa konstruksi memberikan angin segar
untuk memperbaiki kekurangan tersebut. Tahun 1999 lahirlah Undang-
Undang Jasa Konstruksi dan telah diikuti dengan aturan
pelaksanaannya, yaitu PP. No. 28 Tahun 2000 tentang Usaha dan
Peran Masyarakat Jasa Konstruksi, PP. No. 29 Tahun 2000 tentang
Penyelenggaraan Jasa Konstruksi serta PP. No. 30 Tahun 2000
tentang Penyelenggaraan Pembinaan Jasa Konstruksi.
Dengan undang-undang tersebut dimaksudkan agar terwujud iklim
usahya yang kondusif dalam rangka peningkatan kemampuan
usaha jasa konstruksi nasional, seperti :
• terbentuknya kepranataan usaha
• dukungan pengembangan usaha
• berkembangnya partisipasi masyarakat
• terselenggaranya pengaturan, pemberdayaan dan pengawasan
oleh pemerintah dan/atau masyarakat dalam penyelengaraan
pekerjaan konstruksi
• adanya masyarakat jasa konstruksi yang terdiri dari unsur
asosiasi perusahaan maupun asosiasi profesi.

2.9.2 Tanggung Jawab Profesional


Bagi anggota suatu asosiasi, sebagai tenaga profesional harus
bertindak berdasarkan Kode Etik Asosiasi yang bersangkutan.

PELATIHAN OPERATOR BULLDOZER HALAMAN 10 DARI 18


ETHOS KERJA DAN ETIKA PROFESI

Bentuk sanksi yang dilaksanakan dalam rangka perwujudan tanggung


jawab dalam pelaksanaan pekerjaan dapat berupa sanksi profesi,
sanksi administratif, sanksi pidana, maupun ganti rugi.
Sanksi profesi berupa : peringatan tertulis, pencabutan keanggotaan
asosiasi dan pencabutan sertifikat ketrampilan atau keahlian kerja.
Sanksi administratif berupa : peringatan tertulis, memasukkannya
dalam daftar pembatasan/larangan kegiatan atau pencabutan sertifikat
ketrampilan atau keahlian kerja.
Tanggung jawab profesional dapat ditampilkan dalam bentuk bagan
sebagai berikut :

TANGGUNG JAWAB PROFESIONAL

MACAM
AZAS PARA TANGGUNG SANKSI
PELAKU JAWAB

Bertanggung jawab 1. Badan Usaha 1. Pada tahap pelak- 1. Sanksi


sesuai dengan kaidah sanaan konstruksi Administrasi
keilmuan, kepatuhan 2. Orang tanggung-jawab
dan kejujuran perseorangan/ kegagalan 2. Sanksi Pidana
intelektual dalam Tenaga kerja pekerjaan
menjalankan Konstruksi konstruksi 3. Ganti rugi pada
profesinya dengan pihak yang
mengutamakan 2. Setelah selesai dirugikan
kepentingan umum. pelaksanaan
pekerjaan
konstruksi
tanggung jawab
kegagalan
bangunan

UUJK Pasal 11, 22,


UUJK Pasal 11 (2) UUJK Pasal 5 (1) 25 & 26, PP UUJK Pasal 41,42
Penyelenggaraan & 43
Jasa Konstruksi

PELATIHAN OPERATOR BULLDOZER HALAMAN 11 DARI 18


ETHOS KERJA DAN ETIKA PROFESI

Pasal 8
Badan Usaha harus memiliki sertifikat,
klasifikasi dan kualifikasi perusahaan
PENGAKUAN jasa konstruksi.
PROFESI SECARA
HUKUM Pasal 9
Orang perseorangan/tenaga kerja
konstruksi (Perencana, Pengawas dan
Pelaksana) harus memiliki sertifikat
keahlian atau sertifikat keterampilan.

ADMINISTRATIF
PROFESI
Pasal 11

SANKSI
Badan usaha dan orang
perseorangan harus bertanggung
jawab terhadap hasil pekerjaannya
PIDANA

TANGGUNG KEGAGALAN BANGUNAN


JAWAB HUKUM
Pasal 25
Pengguna jasa dan penyedia jasa
wajib bertanggung jawab atas
kegagalan bangunan
SANKSI

GANTI RUGI
Pasal 26
1. Perencanaan atau pengawas
kontruksi wajib bertanggung jawab
sesuai bidang profesi dan dikenakan
ganti rugi atas kegagalan bangunan
akibat kesalahannya
2. Pelaksana konstruksi wajib
bertanggung jawab sesuai bidang
usaha dan dikenakan ganti rugi atas
kegagalan bangunan akibat
kesalahannya.
SISTEM
PERTANGGUNGAN
Pasal 27 UNTUK GANTI
Pengguna jasa wajib bertanggung jawab RUGI
dan dikenakan ganti rugi atas kegagalan
bangunan akibat kesalahannya yang
menimbulkan kerugian bagi pihak lain

PELATIHAN OPERATOR BULLDOZER HALAMAN 12 DARI 18


ETHOS KERJA DAN ETIKA PROFESI

R AN GK UMA N

1. Ethos kerja dalam modul ini mencajup disiplin kerja, etika profesi dan undang-
undang jasa konstruksi, dimaksudkan sebagai pegangan moral bagi operator
untuk menjadikannya suatu sikap profesionalisme dalam pelaksanaan
pekerjaan di lapangan.

2. Disiplin sebagai bagian dari ethos kerja harus selalu ditegakkan, tidak hanya
bersikap mematuhi, menepati dan mendukung peraturan yang berlaku, tetapi
juga patuh dan memberi dukungan pada fungsi lembaga, tujuan lembaga,
program kerjatugas atau uraian kerja yang ditetapkan. Untuk menegakkan
disiplin perlu dikenali, mengapa orang tidak disiplin, apa permasalahannya,
serta perlu dilakukan langkah-langkah diantaranya menata kembali peraturan
dan tujuan program kerja, mengoptimalkan sarana yang ada serta melengkapi
yang belum ada dan membuang jauh-jauh nilai budaya vertical oriented.

3. Bagi operator alat-alat berat khususnya, disiplin tidak dapat dilepaskan dari unit
kompetensinya yang mencakup pengetahuan, ketrampilan dan sikap. Untuk
mewujudkan disiplin, operator harus memenuhi tuntutan persyaratan yang
diminta, sementara pihak perusahaan harus melakukan usaha-usaha
berkaitan dengan disiplin pada ketiga domain tersebut. Hal lain yang tidak
boleh dilupakan adalah pelaksanaan pengawasan dan pemberian sanksi
secara adil kepada siapa saja yang melakukan pelanggaran ketentuan yang
telah ditentukan.

Dengan difahaminya modul ethos kerja ini serta dipenuhinya segala


persyaratan dan ketentuan yang ada pada Unit Kerja dan Perusahaan yang
bersangkutandan dilaksanakannya pengawasan serta pemberian sanksi
secara adil, maka dapat diharapkan prestasi para operator alat-alat berat
dalam pelaksanaan pekerjaannya meningkat dan tetap berada pada tingkatan
yang cukup tinggi.

4. Untuk dapat memberikan hasil kerja yang baik sesuai dengan standar dan
spesifikasi yang diberikan, para pelaku jasa konstruksi harus tampil

PELATIHAN OPERATOR BULLDOZER HALAMAN 13 DARI 18


ETHOS KERJA DAN ETIKA PROFESI

dengan Etik yang tinggi. Setiap asosiasi perusahaan maupun profesi,


mempunyai Kode Etik masing-masing yang harus selalu dipatuhi oleh semua
anggota asosiasi yang bersangkutan.

5. Undang-undang jasa konstruksi melahirkan adanya pengakuan profesi secara


hukum, tanggung jawab hukum dan tanggung jawab profesional, yang
berlaku bagi badan usaha maupun orang perseorangan/tenaga kerja
konstruksi, lengkap dengan pengaturan sanksi-sanksinya.

2.10. MATERI UJI KOMPETENSI (TERTULIS) DAN PRAKTEK

2.10.1 TUGAS TEORI


a. Benar – Salah

Lingkarilah nomor jawaban yang saudara anggap benar dari soal-soal di bawah ini :

1. B – S Disiplin adalah suatu sikap yang menunjukkan kesediaan untuk


mematuhi, menepati dan mendukung nilai dan kaidah yang berlaku.

2. B – S Nilai adalah konsepsi abstrak tentang apa yang dianggap baik atau
buruk, salah atau benar, adil atau tidak adil bagi suatu masyarakat.

3. B – S Kaidah atau peraturan adalah suatu nilai yang dibakukan menjadi


pedoman untuk berperilaku dan bertindak terhadap sesama manusia di
lingkungannya.

4. B – S Bila dikaitkan dengan kompetensi operator alat-alat berat, maka disiplin


mengandung pengertian antara lain kepatuhan, melaksanakan
ketentuan-ketentuan yang berlaku dalam pedoman atau manual
pengoperasian dan pemeliharaan alat-alat berat didasari dengan
penalaran yang benar.

5. B – S Kode Etik dari berbagai Asosiasi pada dasarnya adalah sama, hanya
berbeda pada penerapannya saja.

PELATIHAN OPERATOR BULLDOZER HALAMAN 14 DARI 18


ETHOS KERJA DAN ETIKA PROFESI

6. B – S Operator alat-alat berat khususnya bulldozer, tidak terkena tanggung


jawab profesinal, karena pekerjaannya terbatas pada penyiapan lahan
untuk pekerjaan konstruksi.

7. B – S Bagi operator alat-alat berat, disiplin mengandung artian kepatuhan


dalam melaksanakan peraturan atau kaidah yang berlaku dalam
peraturan dan juga pedoman pengoperasian dan pemeliharaan alat-
alat berat.

b. Pilihan Ganda (Multiple Choice)


Pilihlah 1 (satu) jawaban yang saudara anggap paling benar dari setiap soal
berikut ini :

1. Salah satu sikap yang diperlukan dalam menegakkan disiplin adalah mentaati
atau mematuhi, yang kenyataan dalam kehidupan bermasyarakat ada
beberapa tipe kepatuhan.
Berikut ini adalah satu diantaranya :
a. Kepatuhan vertikal, dimana hanya patuh pada aturan yang dibuat oleh
atasan
b. Kepatuhan horizontal yang hanya patuh bila banyak orang/teman yang
patuh
c. Kepatuhan internal, kepatuhan yang timbul dari dalam diri seseorang
d. Kepatuhan individual, hanya patuh bila dia sedang mau/ada kemauan
pribadi.

2. Adalah suatu kenyataan bahwa masih cukup banyak orang tidak disiplin.
Berikut ini adalah beberapa aspek berpengaruh terhadap perilaku
menyimpang tersebut, kecuali :
a. Sikap penegak hukum yang juga menyimpang
b. Kaidah sosial (hukumnya) itu sendiri tidak terinci secara jelas dan tegas
sehingga tidak mampu berfungsi sebagai kendali sosial
c. Ada tekanan dari pihak lain untuk meninggalkan disiplin
d. Sarana dan prasarananya tidak menunjang.

3. Fungsi kaidah atau peraturan dalam suatu masyarakat adalah :


a. Sebagai peraturan perundangan yang harus dipatuhi
b. Merupakan sarana penentu terhadap terciptanya suatu ketertiban
masyarakat tersebut
c. Sebagai tolok ukur suatu masyarakat yang damai
d. Sebagai sarana pengendalian sosial agar dalam kehidupan
bermasyarakat tercipta suasana tertib dan tenteram.

PELATIHAN OPERATOR BULLDOZER HALAMAN 15 DARI 18


ETHOS KERJA DAN ETIKA PROFESI

4. Dalam rangka usaha menegakkan disiplin, ada beberapa persyaratan


bagi operator alat-alat berat yang menyangkut domain keterampilan,
diantaranya adalah :
a. Membuat laporan operasi sesuai dengan prosedur diikuti dengan
kejujuran sehingga dapat diyakini bahwa segala yang dilaporkan adalah
benar
b. Mematuhi peraturan perusahaan yang terkait dengan kewajiban dan hak
pegawai, sesuai dengan peraturan yang berlaku di perusahaan secara
sadar dan tanpa merasa ada paksaan
c. Mengikuti pelatihan pengoperasian dan pemeliharaan alat-alat berat
yang dilaksanakan oleh perusahaan
d. Berusaha melaksanakan tugas dengan sebaik mungkin dengan fasilitas
kerja yang memadai, sehingga terjamin keselamatan kerja dan jaminan
sosialnya.

5. Di tempat pekerjaan termasuk di lapangan tempat pengoperasian alat -alat


berat kecelakaan bisa saja terjadi. Di tempat pengoperasian bulldozer di
bantaran sungai bulldozer potensi kecelakaan yang harus diketahui dan
masukan ke dalam daftar simak adalah :
a. Terkena semprotan gas beracun
b. Gangguan pernapasan karena udara pengap
c. Tejatuh terpeleset dari unit/bulldozer
d. Terjatuh masuk ke dalam jurang.

6. Segala peraturan mengenai disiplin baru efektif bila ada pengawasan dan
sanksi yang harus dikenakan kepada siapapun pelanggarnya secara adil.
Pengertian adil disini adalah :
a. Sanksi bagi atasan harus lebih berat dari pada sanksi bagi bawahan,
karena atasan merupakan figur keteladanan
b. Sanksi bagi bawahan harus lebih berat dari pada sanksi bagi atasan,
karena perlu ada unsur cerminan bagi pekerja bawahan yang lain
c. Berat ringannya sanksi tergantung dari berat ringannya pelanggaran
yang dilakukan
d. Sanksi diberikan sesuai dengan ketentuan perusahaan.

7. Sebagai operator bulldozer di suatu perusahaan, salah satu syarat agar dapat
menempatkan diri sebagai pegawai yang harus berperan aktif dalam
mencapai tujuan perusahaan adalah :
a. Selalu melihat bagaimana para senior melakukan kewajibannya
b. Memahami peraturan perusahaan tentang hak dan kewajiban operator
c. Selalu taat pada perintah atasan
d. Ikuti saja teman-teman bekerja di kantor.

8. Apabila kode etik pada suatu asosiasi dilanggar oleh anggota asosiasi
tersebut, maka :
a. Asosiasi akan mengalami kerugian besar akibat ulah anggotanya
tersebut
b. Kode etik asosiasi perlu segera ditinjau kembali dan diperbaiki
c. Anggota yang melanggar diberi sanksi sesuai dengan ketentuan yang
berlaku

PELATIHAN OPERATOR BULLDOZER HALAMAN 16 DARI 18


ETHOS KERJA DAN ETIKA PROFESI

d. Harus dilihat dulu kode etik yang mana, urgensi kode etik yang dilanggar,
kemudian baru diambil tindakan.

9. Bila dilihat dari Komposisi Operator Alat-Alat Berat, maka disiplin tidak dapat
dilepaskan dari Unit-Unit Kompetensi Operator yang mencakup ranah-ranah
atau domain, diantaranya :
a. Ranah atau domain keterampilan
b. Ranah atau domain kejujuran
c. Ranah atau domain keahlian
d. Ranah atau domain kepandaian.

c. Isian/Jawaban Singkat
Jelaskan secara singkat tapi jelas fungsi dan bekerjanya monitor di bawah ini :

1. Apa yang dimaksud dengan kepatuhan semu ? .......................

2. Kepatuhan eksternal adalah ................................................... ...

3. Salah satu langkah menegakkan disiplin adalah .................... ..

4. Menurut Undang-Undang Jasa Konstruksi (UUJK), bahwa orang


perseorangan/ tenaga kerja konstruksi (Perencana, Pengawas dan Pelaksana)
harus memiliki sertifikat keahlian atau sertifikat keterampilan.

Apakah dengan demikian Operator Bulldozer harus memiliki sertifikat ?


Jelaskan jawaban anda ? ....................................... ..................

PELATIHAN OPERATOR BULLDOZER HALAMAN 17 DARI 18


STRUKTUR DAN FUNGSI

BAB III
STRUKTUR & FUNGSI BULLDOZER

3.1 Komponen Utama

3.1.1. Umum

Sebagaimana alat-alat berat yang lain bulldozer mempunyai berbagai


komponen, sebagian dapat dimasukkan sebagai komponen utama atau
bagian-bagian utama dimana komponen yang satu dengan yang lainnya
saling berkaitan membentuk suatu sistem, menjadi unit bulldozer.
Nama, letak atau lokasi, fungsi dan prinsip kerja komponen tersebut perlu
dikenali oleh operator bulldozer sehingga dapat mengoperasikan dan
melakukan pemeliharaan yang menjadi tugasnya sehingga operator dapat
mengoperasikan bulldozer secara efektip dan efisien :

3.1.2. Nama dan Letak Komponen Utama (Lay Out)

Berikut ini adalah nama dan letak serta fungsi dari beberapa komponen
bulldozer.

1 Lift cylinder
2 Fuel tank
3 Sprocket
4 Track frame
5 Frame
6 Idler
7 Track shoe
8 Blade
9 Ripper

Gambar 3.1.2 Letak Komponen Utama

PELATIHAN OPERATOR BULLDOZER HALAMAN 1 DARI 25


STRUKTUR DAN FUNGSI

Gambar 3.2. Letak Komponen Utama

3.1.3. Beberapa Jenis Blade

a. Straight-tilt dozer

• Memiliki tenaga besar


(panjang pemotongan)
• Memiliki penetrasi yang bagus
(agresif)
• Memiliki tenaga besar
untuk penanganan material berat
• Fungsi tilt blade ini
Gambar 3.1.3a. Jenis Straitht-tilt Dozer meningkatkan produktivitas
• Sesuai untuk pemotongan
dan dorongan dengan aga penuh.

b. Straight dozer

• Memiliki struktur dan fungsi yang


sama dengan straight tilt dozer
• Tanpa tilt

Gambarc.
3.1.3b. Straight
Angle dozer Dozer

• Blade dapat disetel lurus


atau menyerong (angled) ke kedua
sisi
• Berguna untuk konstruksi
jalan, penimbunan, dan ebagainya.

Gambar 3.1.3c. Angle Dozer

d. Power angle tilt dozer

PELATIHAN OPERATOR BULLDOZER HALAMAN 2 DARI 25


STRUKTUR DAN FUNGSI

• Memungkinkan blade
diserongkan (angling) dan
dimiringkan (tilting) dari tempat
duduk operator
• Cocok untuk pekerjaan
perataan (grading),
pengisian/penimbunan (back filling),
penghamparan (spreading) dan
Gambar 3.1.3d. Angle tilt Dozer

3.2 Instruments & Controls

3.2.1. Umum

Instruments and Controls ini merupakan bagian penting kaitanya


dengan pengawasan dan pengendalian unit dalam pengoperasian
bulldozer.
Instrumen merupakan alat pemonitoran bagi operator selama
pengoperasian sehingga operator dapat mengetahui hal-hal yang
tidak normal. Instrumen ini berupa meter-meter, gauge dan alat
pemonitor lainnya temasuk skakelar-skakelar (switches).
Sedang Controls merupakan alat kendali operasi yang harus dikuasai
oleh operator yang bersangkutan.

3.2.2. Instrumen

Instrumen terdiri dari kelompok lampu monitor (Monitor Lamps Group),


kelompok meter (Meter Group) dan kelompok skakelar (Switch
Group). Kesemuanya itu berada di panel monitor di ruang operator.
Tampilan monitor pada panel dari tipe bulldozer yang satu bisa berbeda,
dengan yang lainnya
Berbagai monitor dari kelompok-kelompok monitor tersebut beserta
fungsi dan prinsip kerjanya adalah sebagai berikut :
a. Engine Water Temperatur Gauge
Alat meteran ini menginformasikan kondisi suhu air pendingin engine.

PELATIHAN OPERATOR BULLDOZER HALAMAN 3 DARI 25


STRUKTUR DAN FUNGSI

• Bila indikator atau jarum


penunjuk berada di daerah hijau
selama pengoprasian, berarti
temperatur air pendingin adalah
normal.
• Setelah engine distart dan hidup,
lakukan pemanasan engine
(Warming Up) sampai jarum
Gambar 3.2.2a. water temperature penunjuk bergerak dan berada di
daerah warna hijau.
• Bila jarum penunjuk bergerak ke daerah warna merah, berarti
temperatur air pendingin engine terlalu panas, turunkan putaran
engine sampai pada putaran idle (low idling) sampai jarum
penunjuk bergerak dan berada di daerah warna hijau

b. Engine Oil Pressure Lamp (Lampu peringatan tekanan


minyak pelumas engine)

Gambar 3.2.2b. water temperature

• Lampu ini menunjukkan tekanan


dari minyak pelumas engine.
Dalam keadaan tekanan minyak
pelumas normal, lampu ini tidak
menyala (mati) bila lampu menyala,
menunjukkan tekanan nya minyak
pelumas engine turun (rendah),
matikan segera engine.

Gambar 3.2.1b. water temperature

c. Charge Lamp (Lampu pengisian)

• Lampu ini menunjukan kondisi


pengisian alter nator.

• Bila kunci kontak diputar ke posisi


ON, lampu ini menyala. Pengisian
adalah normal bila lampu ini
Gambar 3.2.2c water temperature

PELATIHAN OPERATOR BULLDOZER HALAMAN 4 DARI 25


STRUKTUR DAN FUNGSI

kemudian mati maka putaran


engine sudah cukup (engine hidup)

d. Radiator Coolant Level ( Indikator level pendingin radiator) Berupa


lampu tanda meng-isyaratkan kecukupan air dalam radiator.

• Indikator ini menunjukkan


• Bila air pendingin engine di radiator
rendah lampu ini akan menyala,
periksa dan tambahkan air pendingin
seperlunya.

Gambar 3.2.2d

e. Engine Coolant Temperatur

Indikator ini memberi tanda temperatur air pendingin

• Bila temperatur air pendingin


engine naik ( di atas batas
normal ) lampu monitor ini akan
menyala. Turunkan putaran
engine sampai putaran idle
rendah, tunggu sampai
Gambar 3.2.1e lampu hijau di meter
temperatur air pendingin
menyala.

f. Temperatur oli Power Train


• Indikator ini menunjukkan naiknya
temperatur oli torque converter
atau power train
• Bila temperatur oli torque
converter naik (melebihi batas
Gambar 3.2.2f.1
normal), lampu akan menyala.

PELATIHAN OPERATOR BULLDOZER HALAMAN 5 DARI 25


STRUKTUR DAN FUNGSI

• Bila demikian, turunkan putaran


engine sampai lampu hijau
pada meter temperature
powertrain menyala

Gambar 3.2.2f2 meter

g. Fuel Gauge (Meteran bahan bakar)


Meter ini berfungsi sebagai penunjuk jumlah bahan bakar di
tangki
• Huruf F menunjukkan bahan bakar di
dalam tangki masih penuh.
Huruf E menunjukkan bahan bakar di
dalam tangki bahan bakar kosong atau
sudah harus ditambah.

Gambar 3.2.2 g

▪ Bila bahan bakar di dalam tangki masih cukup, lampu di daerah


hijau menyala, namun bila kurang warnanya merah.
▪ Isi bahan bakar, setiap selesai beroperasi.

h. Engine Preheater Indikator

Untuk memudahkan hidupnya engine ketika dilakukan start, pada


ruang pembakaran diberi pemanasan terlebih dahulu (preheating).
Indikator Preheater memberikan tanda petunjuk tentang pemanasan
awal ini.
1) Lampu tanda akan menyala
selama pemanasan
berlangsung.
2) Lampu tanda akan mati bila
pemanasan tidak cukup
(pemanasan berhenti) bila
skakelar pijar dilepas.
Gambar 3.2.2h
3) Lampu monitor akan menyala
bila pemanasan dilakukan.
i. Lampu Peringatan

PELATIHAN OPERATOR BULLDOZER HALAMAN 6 DARI 25


STRUKTUR DAN FUNGSI

Lampu ini berhubungan dengan semua


lampu peringatan.
• Lampu peringatan
temperatur pendingin engine.
• Lampu pengisian batere.

• Lampu peringatan tekanan oli


Gambar 3.2.2i
engine.
• Lampu peringatan temperatur minyak transmisi.
• Bila salah satu lampu peringatan menyala, maka lampu ini
menyala disertai bunyi bel (buzzer).

j. Service Meter

Service meter ini menunjukkan berapa banyak jam kerja


alat selama pengoperasian.

• Meter ini akan terus berjalan


selama engine hidup, walaupun
alat tidak berjalan.
• Selama engine hidup lampu
pilot hijau menyala,
menunjukkan service meter

Gambar 3.2.2 j terus berjal

3.2.3. Switch Group (Kelompok Skakelar)

Kelompok ini terdiri dari skakelar start (strarting switch), skakelar


lampu (lamp switches) dan skakelar preheating (preheat switch).

a. Starting Switch (Skakelar/switch)


Starting switch ini bisa juga disebut kunci kontak

• Kunci ini dipergunakan untuk men-start engine (kunci kontak)

Pada posisi ini (OFF) tidak ada


sirkuit listrik yang bekerja.

PELATIHAN OPERATOR BULLDOZER HALAMAN 7 DARI 25


STRUKTUR DAN FUNGSI

Pada posisi ON arus listrik


mengalir ke sirkuit pengisian dan
sirkuit lampu.

Pada posisi Start, motor starter


akan memutar engine.

Lepaskan kunci kontak setelah


Gambar 3.2.3a engine hidup.

Pada posisi heat, pemanasan ruang bakar (pre heating) berjalan,


khusus untuk pemanasan secara manual (temperatur di bawah -
0
20 ),

b. Head Lamp Switch (Skakelar lampu besar)

• Bila skakelar ini dihidupkan


lampu besar dan lampu panel
menyala.

Gambar 3.2.3b

c. Lampu kerja / Rear Lamp (Lampu kerja dan lampu belakang)

• Bila skakelar ini dihidupkan lampu


kerja sebelah kanan dan sebelah kiri
menyala.

Gambar 3.2.3c

d. Skakelar Pemanas Awal (Preheater switch)

PELATIHAN OPERATOR BULLDOZER HALAMAN 8 DARI 25


STRUKTUR DAN FUNGSI

▪ Untuk menghidupkan engine dalam


udara/cuaca dingin, posisikan skakelar
preheater pada posisi ON dan putar
kunci kontak pada posisi ON.
Busi pijar akan memanasi udara
pemasukan
▪ Setelah menghidupkan engine
Gambar 3.2.3d pastikan skakelar preheater pada
posisi OFF.
• Untuk menghidupkan engine dalam udara/cuaca dingin,
posisikan skakelar preheater pada posisi ON dan putar
kunci kontak pada posisi ON.
• Busi pijar akan memanasi udara pemasukan
Setelah menghidupkan engine pastikan skake- lar preheater
berada pada posisi OFF

3.2.4. Tuas dan Pedal (Levers and pedals) – Merk Dozer tertentu

Tuas dan pedal pada gambar di bawah ini merupakan alat kendali
gerakan bulldozer, baik attachments maupun gerakan unitnya
sendiri.
Berbagai tuas (lever) dan pedal pada bulldozer adalah sebagai berikut :

• No 1 adalah Tuas Bahan bakar

• No 2 adalah Tuas Kemdui

• No 3 adalah Tuas Transmisi

• No Tuas pengunci Transmisi

Gambar 3.2.4-1

• No 5 Tuas pengunci Rem

• No 6 Tuas Blade

PELATIHAN OPERATOR BULLDOZER HALAMAN 9 DARI 25


STRUKTUR DAN FUNGSI

• No 7 Tombol pengunci Tuas


Blade dan Tuas Ripper

• No 8 Tuas Ripper

• No 9 Tombol pengunci Rem

Gambar 3.2.4-2

a. Tuas Blade

• No 1 & 3 gerakan naik turun Blade

• No 2 & 4 gerakan Hold dan Float

• No A gerakan Tilt Blade ke kanan


Gambar 3.2.4-a
• No B gerakan Tilt Blade ke kiri

b. Tuas Ripper
• No 1 Ripper naik

• No 2 Ripper Tertahan / Hold

• No 3 Ripper turun

Gambar 3.2.4-b

c. Tuas Kemudi (Streering lever) Merk Dozer tertentu

• Untuk membelokan bulldozer ke kiri


atau ke kanan dengan halus, tarik
tuas kemudi kiri atau ke kanan
setengah saja.
• Bila tuas kiri atau kanan terus ditarik
secara penuh bulldozer akan belok
ke kiri atau ke kanan dengan tajam.
Gambar 3.2.4-c

PELATIHAN OPERATOR BULLDOZER HALAMAN 10 DARI 25


STRUKTUR DAN FUNGSI

d. Tuas Pemindah Gigi (Gear shitt lever)

• Untuk memiliki tingkat kecepatan


(1, 2, atau 3) baik maju atau
mundur, dengan mudah dapat
dilakukan dengan mengeser tuas
ini ke posisi yang di inginkan.

Gambar 3.2.4-d

e. Tuas Pengaman (Safety lever)

• Peringatan

Bila Unit berhenti untuk sementara,


pastikan tuas pemindah gigi berada di
posisi netral dan pastikan tuas
pengaman Transmisi ke posisi ” Lock
Gambar 3.2’4-e

f. Tuas Pengunci Rem (Break lock lever)


Tuas ini digunakan untuk mengunci pedal rem bila unit di parkir.

• Bila bulldozer di parkir kuncilah


pedal rem dengan benar.

• Bila memasang atau melepas kunci


rem, pastikan engine tetap hidup.

Gambar 3.2.4-f Tuan pengunci rem

Memasang kunci rem sementara engine berhenti/mati


adalah berbahaya. Gaya pengereman berkurang bila booster tidak
bekerja. Terutama harus hati-hati bila parkir di Slope atau ketika unit
di angkut dengan trailer.

PELATIHAN OPERATOR BULLDOZER HALAMAN 11 DARI 25


STRUKTUR DAN FUNGSI

g. Tuas Kendali Blade (Blade control lever)

• Tuas kendali ini merupakan tuas


tunggal (single stick) yang dapat
menggerakkan pisau (blade) pada
berbagai posisi, hanya dengan
menggerakkan dan menempatkan

Gambar 3.2.4-g Kendali kendali blade


• posisi tuas sesuai yang
dikehendaki.

• Posis  adalah posisi


mengangkat pisau (raise)

• Posisi  adalah posisi menahan


(hold). Pisau tetap berhenti dan
mempertahankan posisinya.

• Posisi  adalah posisi


Gambar 3.2.4-g Kendali kendali blade
menurunkan (lower).

• Posisi  adalah posisi


mengapung (float), dimana pisau
akan dengan mudah bergerak bila
mendapat gaya dari luar.
• Posisi A adalah posisi mengangkat
pisau (raise)

Gambar 3.2.4-g Kendali kendali blade • Posisi B adalah memiringkan


pisau ke kiri (left tilt).

• Pisau dapat dimiringkan pada segala posisi kekiri


atau kekanan  sampai .
• Tuas hendaknya segera dikembalikan ke posisi Hold
pada akhir langkah silinder tilt.
• Jangan memiringkan pisau (tilting) bila pisau berada
di posisi atas atau posisi bawah.

PELATIHAN OPERATOR BULLDOZER HALAMAN 12 DARI 25


STRUKTUR DAN FUNGSI

h. Tuas Kendali Ripper (Ripper control lever)


Tuas ini dipergunakan untuk mengoperasikan
r
i
Posisi (1) adalah menaikkan ripper
p
p Posisi (2) adalah menahan ripper
e
r

(
Gambar 3.2.4-h1 Kendali kendali blade
u
n
t
u • Posisi (3) adalah menurunkan ripper
k
• Biarkan skakelar A yang ada di tengah
r
i
p
p
e
r

Ujung tangkai tertekan masuk dan


Gambar 3.2.4-h2 Kendali kendali blade
operasikan ripper untuk mengubah
sudut ripper (<).
• Posisi (1) mengecilkan sudut ripper
:
• Sudut ripper (<) menjadi lebih kecil
• Posisi (2) hold (tahan) : Ripper
tertahan di posisi ini.

Gambar 3.2.4.h3 • Posisi (3) menaikkan sudut ripper :


• Sudut ripper (>) menjadi besar.

Gambar 3.2.4h4

i. Pedal Rem (Break pedal)

PELATIHAN OPERATOR BULLDOZER HALAMAN 13 DARI 25


STRUKTUR DAN FUNGSI

• Bila kedua pedal ditekan


bersamaan dengan menginjak di
bagian tengah, kedua rem kiri
dan rem kanan bekerja.
• Bila tuas kemudi ditarik
setengah dan pada remnya
ditekan/diinjak pada waktu
yang bersamaan, maka unit akan
Gambar 3.2.4.i membelok tajam.
PERHATIAN : Jangan menaruh kaki pada pedal-pedal
dengan tidak seperlunya.

j. Pedal Perlambatan (Decelerator pedal)


Pedal ini digunakan untuk mengurangi kecepatan/putaran
engine, melalui pengaturan tuas kendali bahan bakar :

• Bila pedal ditekan (diinjak


dengan kaki) putaran engine
berkurang/turun.
• Bila pedal di injak penuh maka
putaran engine turun 800–850 rpm.

Gambar 3.2.4.j

PERHATIAN : Bila menjalankan bulldozer ke atas slope dan


sampai di puncak, atau membuang tanah ke
jurang, alat akan naik kecepatannya akibat
hilangnya beban secara mendadak. Kurangi
kecepatan alat dengan menginjak pedal
perlambatan.

k. Tempat Duduk Operator (Operator’s Seat)

Untuk mendapatkan kenyamanan yang maksimal bagi operator dalam


mengoperasikan bulldozer, maka tempat duduk operator dapat disetel
sesuai dengan ukuran fisik operator.

PELATIHAN OPERATOR BULLDOZER HALAMAN 14 DARI 25


STRUKTUR DAN FUNGSI

• Mengatur arah tempat duduk,


Bisa di atur posisi nya sesuai
postur tubuh
• Penyetelan tinggi tempat duduk.

• Bisa di atur posisi nya sesuai


ketinggian kaki nya

• Penyetelan maju / mundur.


• Penyetelan tempat duduk
berkenaan dengan berat operator.

Gambar 3.2.4.k.

Untuk mendapatkan kondisi duduk yang terbaik, putar knob 4 ke


kanan (clock wise) bagi operator yang ringan.
• Penyetelan posisi sandaran.
Posisi sandaran tempat duduk dapat disetel dengan menarik
tuas 5 kemudian melepaskannya.

3.3 Skema Power Line

Power line bulldozer, merupakan alir tenaga mulai dari pembangkit tenaga
sampai ke penggerak akhir alat tersebut.
Alir tenaga ini sebaiknya diketahui dengan baik oleh setiap operator yang
mengoperasikan alat ini agar mempunyai gambaran komponen-komponen apa
saja yang dilalui oleh aliran tenaga ini, sehingga dapat diharapkan penanganan
(pemeliharaan) komponen-komponen yang dilalui tenaga utama, dapat
dilakukan dengan baik sebatas yang menjadi tugas operator (pengecekan
minyak pelumas), untuk mendapatkan hasil yang baik pula

3.3.1. Gambar Skema Aliran Tenaga


Gambar skema aliran tenaga (power line) bulldozer berikut :

1 = Engine
2 = Kopling Utama (main clutch)
3 = Universal joint
4 = Transmisi

PELATIHAN OPERATOR BULLDOZER HALAMAN 15 DARI 25


STRUKTUR DAN FUNGSI

5 = Bevel gear pinion

6 = Steering clutch

7 = Steering brake

8 = Track.

3.4 Fungsi Dan Prinsip Kerja Komponen Bulldozer

Bab ini terbatas hanya pada beberapa komponen utama saja, yaitu engine,
power train, undercarriage, sistem listrik dan sistem hidrolik

3.4.1 Engine
Engine merupakan sumber tenaga umumnya adalah sebuah engine
atau motor bakar diesel 4 langkah, walaupun ada juga yang
menggunakan motor diesel 2 langkah, tetapi agak jarang.
Engine berfungsi sebagai penggerak utama (sumber tenaga )

3.4.2 Power Train


Tenaga engine dipindahkan ke semua bagian yang memerlukan tenaga
tersebut. Pemindahan tenaga, dari sumber tenaga ke penggerak ahir
(Power Train /pemindah tenaga),

3.4.3 Fungsi Power Train


Secara umum power train sebagai pemindah tenaga engine sampai
ke final drive, mempunyai fungsi untuk :

PELATIHAN OPERATOR BULLDOZER HALAMAN 16 DARI 25


STRUKTUR DAN FUNGSI

 Memutus dan menghubungkan tenaga


 Memilih dan merubah kecepatan gerak unit, atau
 Memilih torsi yang sesuai untuk mendapatkan tenaga yang diperlukan
 Mengatur gerakan maju atau mundur unit.

3.4.4 Under Carriage (Kerangka Bawah)

Under carriage bulldozer adalah komponen-komponen bawah


bulldozer, termasuk di dalamnya adalah :

c h

b d
e
f

. b
Gambar 3.4.4

a. Sprocket

b. Front idler

c. Track adjuster

d. Track roller.

e. Track Link

f. Track shoe

g. Carrier roller

h. Track Frame

Under carriage, bagian bawah dari bulldozer yang terdiri dari beberapa
bagian/komponen berfungsi sebagai sarana penggerak unit, maju
ataupun mundur, setelah menerima tenaga dari sumber tenaga utamanya
(engine) melalui power train.

Fungsi dari masing-masing komponen tersebut adalah :

PELATIHAN OPERATOR BULLDOZER HALAMAN 17 DARI 25


STRUKTUR DAN FUNGSI

a. Sprocket
Sebagai penggerak unit melalui rantai dan sepatu rantai (track
link and track shoe), setelah menerima tenaga dari engine melalui
power train.

b. Front idler
Roda bebas/tanpa tenaga, sebagai roda laluan rantai (track)
berputar setelah mendapat tenaga dari sprocket, dan berfungsi
untuk mengarahkan track agar tidak keluar dari track roller.
c. Track adjuster
Bagian alat atau komponen yang digunakan untuk menyetel
kekencangan rantai (track link).

d. Track roller
Bagian atau komponen undercarriage yang berfungsi sebagai
penyangga atau tumpuan unit saat berjalan dan tempat laluan track
meluncur ketika berputar.
e. Track link
Track link merupakan suatu rangkaian mata rantai (link) yang
berfungsi sebagai dudukan sepatu-sepatu (shoes) yang menapak
ke tanah, yang digunakan oleh gigi-gigi sprocket.
f. Track shoe
Track shoe merupakan bagian dari komponen bulldozer (under
carriage) yang digunakan bulldozer untuk menapak di tanah (atau
material lain), untuk mendapatkan ground pressure yang sesuai
dengan kondisi tanah, untuk mendapatkan traksi yang sesuai
dengan kondisi beban dorong/potong

Mengingat fungsinya tersebut maka untuk bulldozer


dipergunakan beberapa macam sepatu/shoes, yang berkaitan
dengan ukuran (lebar/sempit, tebal/tipis, dsb.) serta model (single
grouser, double grouser, dsb.)
g. Carrier roller

PELATIHAN OPERATOR BULLDOZER HALAMAN 18 DARI 25


STRUKTUR DAN FUNGSI

Carrier roller berfungsi sebagai penyangga track link di atas track


frame, sekaligus juga mengarahkan rail track link agar link tetap
berada pada idler dan sprocket.

h. Track frame
Rangka track roller (track roller frame) berfungsi sebagai
tempat bertumpu komponen-komponen under carriage yang lain.

3.4.5 Sistem Listrik (Starting Motor)


Tenaga listrik bulldozer khususnya diperlukan untuk motor starter, yang
dipergunakan untuk start engine, lampu-lampu, yang dipergunakan
sebagai penerangan diwaktu malam dan sistem monitor yaitu : meter,
gauge, lampu peringatan termasuk buzer, dan lain sebagainya.

Kebutuhan tenaga/arus listrik tersebut disediakan oleh batere atau accu


dengan kapasitas sesuai dengan besarnya daya engine.
Untuk menjaga agar isi batere tetap mencukupi maka batere harus
selalu diisi kembali. Pengisian batere ini dilakukan selama
pengoperasian atau selama engine hidup, yang dilakukan dengan
generator atau alternator. Dalam hal ini generator ataupun alternator
berfungsi sebagai penyedia jasa atau arus (current) listrik untuk
pengisian batere dan keperluan lain seperti lampu dan sistem monitor.

Prinsip Kerja :
Pada sistem listrik alat-alat berat, dapat dibedakan tiga unsur
pokok, yaitu :

Penyedia/penyimpan arus : batere

Pemberi/pensuplai arus : generator/alternator

Pemakaian arus (beban) : motor starter, lampu-lampu, sistem


monitor.

1) semua beban atau keperluan daya listrik (current) diberikan


hanya oleh batere saja (sendirian).

3.4.6 Sistem Hidrolik

PELATIHAN OPERATOR BULLDOZER HALAMAN 19 DARI 25


STRUKTUR DAN FUNGSI

Sistem hidrolik di bulldozer diperlukan oleh karena untuk gerakan –


gerakan attachment (blade, ripper), untuk sistem kemudi (steering
sistem). Untuk hal tersebut diperlukan pompa-pompa hidrolic, katup-
katup hidrolik (valves), actuator (silinder hidrolik) dan komponen lainnya,
yang semuanya tersusun dalam suatu sistem, sistem hidrolik.

Gambar 3.4.6

Biasanya pemberian tenaga hidrolik termaksud diatur tidak dalam satu


sirkuit, tapi beberapa sirkuit yang terpisah.

Prinsip kerja sistem hidrolik sederhana pada contoh sirkuit di atas,


adalah sebagai berikut :

1) Bila pompa hidrolik diberi tenaga putar (berputar) maka akan


menghasilkan aliran tekanan minyak hidrolik pada sisi out put nya
2) Tekanan minyak hidrolik kemudian diatur arahnya oleh Katup
Pengarah (Control Valve)
3) Tergantung dari posisi katup, tekanan dapat dialirkan ke sisi bawah
piston silinder (sehingga beban terdorong ke atas), atau dialirkan ke
sisi atas piston silinder (sehingga beban terdorong ke bawah),
ataupun dialirkan kembali ke tangki minyak hidrolik (beban pada
tempatnya)
4) Relief valve berguna sebagai pengaman sistem

PELATIHAN OPERATOR BULLDOZER HALAMAN 20 DARI 25


STRUKTUR DAN FUNGSI

5) Bila karena sesuatu beban tertahan, maka tekanan minyak hidrolik


akam kembali ke tangki minyak hidrolik melalui relief valve.

3.5 MATERI UJI KOMPETENSI (TERTULIS)

Pilihan Ganda (Multiple Choice)


Pilihlah 1 (satu) jawaban yang saudara anggap paling benar dari setiap soal
berikut ini :
1. Bagian dari bulldozer yang dipergunakan untuk pemotongan langsung tanah
secara biasa adalah :
a. Blade
b. Ripper
c. Cutting edge
d. End bit.

2. Instrumen yang memberi peringatan bahwa tekana oli mesin rendah (di bawah
normal) adalah :
a. Engine oil pressure caution lamp
b. Power train oil pressure monitor
c. Radiator coolant level monitor
d. Engine pre heater monitor.

3. Bila tuas kendali blade diposisikan pada float berarti :


a. Blade tidak dapat digerakkan
b. Blade selalu berhenti di atas
c. Blade selalu berhenti di tengah
d. Blade dapat bergerak hanya dengan tenaga dari luar/mengambang.

4. Pedal perlambatan (decelerator pedal) digunakan untuk :


a. Memperlambat kecepatan bulldozer
b. Mengurangi / menurunkan putaran engine
c. Menghentikan alat
d. Mematikan engine.

5. Engine 4 stroke, berarti :


a. Untuk mendapatkan 1 tenaga engine diperlukan 4 putaran engine
b. Untuk mendapatkan 1 tenaga engine diperlukan 4 langkah piston
c. Untuk mendapatkan 1 tenaga engine diperlukan 4 kali pembakaran
d. Untuk mendapatkan 1 tenaga engine diperlukan 4 penyemprotan bahan
bakar.

6. Engine 2 stroke, berarti :


a. Tiap 1 putaran poros engkol menghasilkan 1 tenaga
b. Tiap 2 putaran poros engkol menghasilkan 1 tenaga
c. Tiap 4 putaran poros engkol menghasilkan 1 tenaga
d. Tiap 4 langkah torak (piston / menghasilkan 1 tenaga).

7. Berikut ini adalah fungsi power train, kecuali :

PELATIHAN OPERATOR BULLDOZER HALAMAN 21 DARI 25


STRUKTUR DAN FUNGSI

a. Memutuskan dan menghubungkan tenaga engine dengan sistem


pemindahan tenaga
b. Merubah kecepatan gerak alat
c. Mengatur gerakan maju atau mundur alat
d. Memberikan tenaga yang cukup untuk alat naik tanjakan.
8. Berikut ini adalah komponen yang termasuk under carriage, kecuali :
a. Sprocket
b. Track frame
c. Bevel gear
d. Front idler.

9. Yang dipergunakan untuk menyetel kekencangan track link, adalah :


a. Track roller
b. Track adjuster
c. Track frame
d. Track shoe.

10. Keperluan tenaga listrik pada bulldozer disediakan oleh batere. Agar batere tidak
habis tenaganya, maka harus diisi. Alat untuk mengisi batere pada bulldozer
adalah :
a. Motor starter
b. Alternator
c. Quick charger
d. Regulator.

11. Sistem hidrolik pada bulldozer diperlukan untuk dapat memberikan tenaga
hidrolik untuk :
a. Menggerakkan blade naik dan turun
b. Mensuplai minyak hidrolik untuk kopeling setir
c. Mensuplai minyak hidrolik yang diperlukan oleh pompa hidrolik
d. Mensuplai minyak hidrolik yang diperlukan oleh PTO.

12. Untuk menerima dan meredam beban kejut pada bulldozer, dipergunakan
komponen under carriage, yaitu :
a. Track ling
b. Sprocket
c. Front idler
d. Track shoe.

13. Pada sistem hidrolik untuk bulldozer terdapat komponen – komponen hidrolik
yang tiap komponen mempunyai fungsi yang berbeda. Komponen hidrolik yang
berfungsi untuk mengamankan sistem hidrolik tersebut, adalah :
a. Motor hidrolik
b. Pompa hidrolik
c. Directional valve
d. Relief valve.

14. Instrumen dan alat kendali (control) adalah berbeda terutama dalam hal
fungsinya. Perbedaannya adalah :
a. Instrumen berfungsi sebagai pemberi informasi mengenai kondisi operasi
bagian-bagian kerja dari suatu alat berat sedangkan alat kendali (control)
berfungsi untuk mengendalikan bagian-bagian kerja (alat-alat kerja) sesuai
dengan gerakan-gerakan operasi alat berat yang bersangkutan.
PELATIHAN OPERATOR BULLDOZER HALAMAN 22 DARI 25
STRUKTUR DAN FUNGSI

b. Instrumen berfungsi sebagai pengaman operasi sedangkan alat kendali


berfungasi untuk mengendalikan gerakan-gerakan alat-alat berat.
c. Instrumen berfungsi untuk mengamankan bagian-bagian penting dari alat
berat terhadap kerusakan, sedangkan alat kendali berfungsi untuk
mengendalikan bagian- bagian kerja.
d. Instrumen berfungsi untuk memonitor gerakan alat kerja sedangkan alat
kendali berfungsi untuk memberi perintah gerak kepada alat-alat gerak.

15. Apabila pada suatu alat berat ada suatu instrumen (panel) yang rusak atau tidak
dapat berfungsi, maka :
a. Engine tidak boleh dihidupkan sampai instrumen yang rusak diperbaiki
kembali.
b. Alat (unit) tidak boleh bergerak sebelum instrumen yang rusak diperbaiki dan
dapat berfungsi kembali.
c. Tergantung instrumen yang rusak, bila instrumen yang rusak dapat
menyebabkan engine ataupun alat menjadi rusak atau menimbulkan bahaya
maka engine atau alat tidak boleh dihidupkan/dioperasikan sebelum
instrumen diperbaiki.
d. Engine ataupun alat masih boleh dijalankan, asal selalu diamati bagian kerja
dimana instrumennya rusak, sehingga apabila ada kelainan pada bagian
kerja yang bersangkutan dapat segera diketahui dan diambil langkah
tindakan.

16. Perhatikan gambar berikit ini. Gambar


tersebut adalah :
a. Lampu/monitor temperature oli torque
converter
b. Lampu/monitor level air radiator
c. Lampu/monitor temperatur air
pendingin engine
d. Lampu/monitor tekanan oli engine.

17. Perhatikan gambar berikut ini. Gambar


tersebut adalah :
a. Lampu/monitor temperature oli torque
converter
b. Lampu/monitor level air
c. Lampu/monitor temperatur air
pendingin engine
d. Lampu/monitor tekanan oli engine.

18. Bila salah satu instrument (meter temperature air pendingin engine) jarum
penunjuk menunjukkan pada daerah merah (red zone), maka itu berarti :
a. Air pendingin engine kurang
b. Engine over loaded
c. Meter rusak
d. Bisa karena ketiga hal tersebut di atas.

PELATIHAN OPERATOR BULLDOZER HALAMAN 23 DARI 25


STRUKTUR DAN FUNGSI

19. Apakah fungsi control (alat kendali) pada alat-alat berat?


a. Untuk mengendalikan attachment alat agar dapat beroperasi
b. Sebagai pengendali bagian-bagian gerak alat berat (attacment, unit) dalam
pengoperasian maupun transportasi (pemindahan alat)
c. Fungsi alat kendali adalah sebagai pengaturan gerakan operasi
d. Alat kendali dipergunakan untuk mengendalikan alat berat ketika sedang
beroperasi ataupun ketika pindah tempat (travelling).

20. Apabila salah satu fungsi alat kendali bulldozer tidak dapat bekerja, apakah
bulldozer masih dapat dioperasikan ? :
a. Bulldozer tidak dapat dioperasikan lagi
b. Bulldozer dapat dioperasikan, akan tetapi tidak sempurna sehingga produksi
menurun
c. Bila fungsi alat kendali yang tidak dapat bekerja tidak mempengaruhi
kegiatan pengoperasian, maka bulldozer tetap dapat dioperasikan dengan
normal
d. Agar bulldozer masih dapat dioperasikan dengan normal, maka kerusakan
alat kendali atau fungsi pengendalian alat kendali harus diperbaiki dulu.

II. Mengisi nama-nama komponen Bulldozer

Isilah nomor-nomor di bawah ini dengan huruf-huruf yang sesuai nama-nama


komponen bulldozer di bawah ini :
2 3 4 5 6
1. = ....................................... 1
2. = ................................
7
3. = ................................
4. = ................................ 8
5. = ..................................
9
6. = ..................................
7. = .................................. 10
11
8. = .................................
9. = ................................
10. = .................................

A. Penggerak Akhir
B. Kopling Utama (Main Cluth)
C. Universal Joint
D. Sprocket
E. Pinion dan Bevel gear
F. Torwue conveter
G. Kopeling setir (steering clutch)
H. Engine

PELATIHAN OPERATOR BULLDOZER HALAMAN 24 DARI 25


STRUKTUR DAN FUNGSI

I. Transmisi
J. Pinion dan bevel
K. Rem setir (Steering brake)
L. Track

III. Jawaban Singkat


Jelaskan secara singkat tapi jelas fungsi dan bekerjanya monitor di bawah ini :

1. Radiator coolant level monitor

2. Engine oil pressure caution lamp

3. Engine water temperatur gauge

4. Fuel Gauge

5. Pada instrumen, misalnya tekanan minyak engine, penunjukan skala meter


tidak selalu sama, ada yang menggunakan angka tekanan (beserta satuannya)
ada pula yang skala pembagian daerah tekanan yang dibedakan dengan
warna. Apa bedanya? Jelaskan!

6. Apa pengruhnya terhadap alat-alat berat bila suatu alat kendali dari suatu alat
tersebut rusak atau tidak berfungsi?.

PELATIHAN OPERATOR BULLDOZER HALAMAN 25 DARI 25


PEMELIHARAAN BULLDOZER

BAB IV
PEMELIHARAAN BULDOZER

4.1 Pemeliharaan Alat-Alat Berat Secara Umum

4.1.1 Umum

Apabila sebuah alat berat dipergunakan untuk melaksanakan suatu


pekerjaan, sesuai dengan jenis alat berat yang bersangkutan, atau alat
tersebut dioperasikan, maka sejalan dengan bertambahnya jam kerja alat
atau jam operasi, kondisi alat akan menurun, karena kondisi komponen-
komponen geraknya menurun, sejalan dengan meningkatnya jumlah jam
operasi alat.
Bila kondisi alat berat termaksud terus menurun maka performansi atau
unjuk kerjanya juga menurun, yang pada gilirannya produksi alat juga
menurun.

Bila penurunan kondisi alat tersebut berlangsung terus sejalan dengan


jumlah jam pengoperasian maka akhirnya akan sampai pada suatu titik
dimana biaya pengoperasian alat dan produksi alat menjadi tidak sesuai
lagi dalam arti biaya produksi mulai lebih besar dari produksinya. Dengan
kata umum, alat sudah tidak ekonomis lagi atau umur ekonominya sudah
habis atau terlampaui.

Agar alat tersebut mempunyai umur ekonomis yang lebih panjang atau
penurunan kondisi alat tidak terlalu cepat atau dapat dihambat, maka perlu
dilakukan langkah- langkah agar komponen-komponen alat kondisinya
dapat lebih lama bertahan. Langkah tersebut adalah kegiatan
pemeliharaan alat berat.

Dengan demikian maka pemeliharaan alat-alat berat dapat diartikan sebagai


suatu kegiatan usaha untuk menjaga atau mempertahankan agar kondisi
alat dapat tetap baik, selama mungkin sampai suatu batas tertentu, break
even point, untuk mendapatkan umur ekonomis alat yang cukup panjang.
4.1.2 Maksud dan Tujuan Pemeliharaan
Dari uraian tersebut di atas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa maksud
dari pemeliharaan alat-alat berat pada umumnya adalah untuk

PELATIHAN BULLDOZER HALAMAN 2 DARI 53


PEMELIHARAAN BULLDOZER

mempertahankan kondisi ekonomis alat-alat berat, baik kondisi teknis


maupun kinerjanya, melalui kegiatan pemeliharaan yang dilaksanakan oleh
operator dan mekanik alat-alat berat.
Sedangkan tujuannya adalah untuk :
Menjaga agar alat selalu siap operasi
Mempertahankan dan bila mungkin memperpanjang umur ekonomis
Mencegah terjadinya kerusakan sebelum waktunya
Meningkatkan efisiensi kerja
Menghemat biaya operasi.

4.1.3 Lingkup Pemeliharaan Alat-Alat Berat

Cakupan pemeliharaan alat-alat berat adalah cukup luas, mulai dari


preventive maintenance, corrective maintenance, kemudian periodic
maintenance, schedule maintenance dan sebagainya, termasuk semua
pekerjaan yang terkait dan berhubungan dengan perawatan dan perbaikan,
misalnya penyetelan dan pengetesan.

Berbagai jenis atau macam pemeliharaan dapat digambarkan dalam bentuk


bagan. Dengan gambaran pemeliharaan dalam bentuk bagan berikut
masalah pemeliharaan dapat lebih mudah dilihat.

Bagan
Pemelihara
an

PELATIHAN BULLDOZER HALAMAN 3 DARI 53


PEMELIHARAAN BULLDOZER

a) Pemeliharan Pencegahan (Preventive Maintenance)


Pemeliharaan ini dilaksanakan sebelum alat atau komponen alat
mengalami kerusakan. Ketika kondisi alat/komponen alat masih
berfungsi, tetapi sudah dapat diperkirakan atau sampai pada batas
kemampuannya, maka dilakukan pemeliharaan (perbaikan atau
penggantian), agar kondisi dan kinerja (performance) alat tidak menjadi
turun.

Preventive maintenance ini ada tiga macam, yaitu :


o Pemeliharaan berkala (Periodic maintenance)
o Pemeliharaan terencana (Schedule overhaul)
o Pemeliharaan berdasarkan kondisi (Condition based
maintenance).

1) Pemeliharaan Berkala (Periodic Maintenance)


Pemeliharaan ini dilaksanakan secara berkala, pada waktu-waktu
dengan interval atau selang waktu tertentu. Pemeliharaan ini terdiri
dari kegiatan inspeksi dan service.

(a) Pemeliharaan berkala Periodic inspection)


Pada pemeliharaan ini lebih bersifat inspeksi atau pemeriksaan
yaitu pemeriksaan yang dilakukan tiap hari, sehingga disebut
pemeliharaan harian (daily maintenance) dan yang
dilaksanakan mingguan (setiap 50 jam).
(b) Servis berkala (Periodic service)
Pemeliharaan ini bisa disebut servis terhadap alat berat
secara berkala, yaitu setiap :
o 250 jam
o 500 jam
o 1000 jam
o 2000 jam
o 4000 jam.

2) Overhaul Terencana (Schedule Overhaul)


Pemeliharaan ini lebih bersifat perbaikan (atau penggantian
komponen) terhadap komponen-komponen utama alat, mulai dari

PELATIHAN BULLDOZER HALAMAN 4 DARI 53


PEMELIHARAAN BULLDOZER

engine dan sistem pemindah dayanya (torque converter, transmisi,


steering clutch, final drive, dan sebagainya).

3) Pemeliharaan Berdasarkan Kondisi (Condition Based


Maintenance) Pemeliharaan ini dilaksanakan berdasarkan
kondisi alat berat yang bersangkutan.

Sebelum dilaksanakan pemeliharaan, alat diperiksa dulu secara


rinci dan teliti secara keseluruhan, termasuk pemeriksaan minyak
pelumasnya.

Hasil pemeriksan dipergunakan untuk menentukan langkah


selanjutnya, dapat :
- Diperbaiki/repair
- Dioverhaul
- Scraps
- Trade In (Unit Exchange).

b) Pemeliharaan Perbaikan (Corrective Maintenance)


Pemeliharaan ini adalah pemeliharaan yang dilakukan diluar schedule
(direncanakan), dimaksudkan untuk mempertahankan agar alat berat
dapat dioperasikan kembali. Termasuk disini adalah break down
maintenance (pemeliharaan atau perbaikan yang dilakukan karena alat
mengalami kerusakan).

4.1.4 Petunjuk Umum Pemeliharaan


Pelaksanaan pemeliharan alat-alat berat memerlukan dukungan
perangkat pemeliharaan yang standar yang menyangkut tata cara (manual)
dan sumber daya. Tata cara (manual) biasanya telah disiapkan oleh
pabrik pembuatnya, sedangkan sumber daya harus disiapkan oleh
pengguna alat yang antara lain meliputi sarana bengkel, penyediaan
suku cadang dan bahan serta ketersediaan sumber daya manusia
yang memiliki kualifikasi pengetahuan dan keterampilan yang memadai.

a. Manual Book

PELATIHAN BULLDOZER HALAMAN 5 DARI 53


PEMELIHARAAN BULLDOZER

Pelaksanaan pemeliharaan bulldozer harus mengikuti petunjuk yang


diberikan oleh pabrik pembuat bulldozer tersebut yang dituangkan
dalam Operation and Maintenance Manual.
Jangan mencoba melakukan kegiatan yang tidak ada
pedomannya.

b. Tempat Pelaksanaan Pemeliharaan


Tempat pelaksanaan pemeliharaan harus diusahakan tempat yang
kuat/keras, datar dan bersih serta memiliki tools yang lengkap.

c. Tenaga Operator dan Mekanik


Sebaiknya operator yang akan diserahi tugas untuk mengoperasikan
bulldozer telah mengalami pelatihan yang dibutuhkan untuk melengkapi
operator dengan pengetahuan dan keterampilan dalam pengoperasian
dan perawatan bulldozer yang sangat dibutuhkan di lapangan selama
mengoperasikan bulldozer. Demikian juga mekanik yang akan
diserahi tugas melakukan pemeliharaan, harus memiliki cukup
waktu untuk belajar (dalam pelatihan) dan praktek lapangan
sehingga memiliki pengetahuan dan keterampilan yang lengkap
dalam melaksanakan tugasnya memelihara bulldozer.
Disisi lain dengan pengetahuan yang telah dimilikinya, operator dan
mekanik sesuai dengan posisinya masing-masing akan dapat
melaksanakan kerjasama merawat/memelihara bulldozer dalam kondisi
disiplin yang tinggi menerapkan tatacara/prosedur pemeliharaan dengan
baik dan benar.

d. Pencatatan Service Meter


Untuk dapat dilaksanakan pemeliharaan, khususnya servis berkala,
maka service meter harus dicatat dan dilaporkan tiap hari. Bila telah
sampai waktu pemeliharaan berkala pengoperasian bulldozer harus
segera dihentikan dan dilakukan pemeliharaan yang sesuai dengan
interval waktu yang ditentukan.

PELATIHAN BULLDOZER HALAMAN 6 DARI 53


PEMELIHARAAN BULLDOZER

e. Penggunaan Suku Cadang dan Minyak Pelumas

1) Suku Cadang
Gunakan selalu suku cadang asli (genuine parts) bila
memerlukan penggantian.

2) Minyak Pelumas

(a) Gunakan minyak pelumas yang telah direkomendasikan


pabrik dan sesuaikan dengan kondisi suhu udara setempat.
(b) Gunakan minyak pelumas dan gemuk/grease yang bersih

(c) Demikian juga tempat penyimpanannya harus bersih, jauhkan


material dan kotoran lainnya dari minyak pelumas dan gemuk
(d) Penggantian minyak pelumas :

• Bila mengganti minyak pelumas agar dilakukan ditempat


yang bersih untuk menjaga material dan kotoran lainnya
tercampur dengan minyak.
• Periksa minyak pelumas yang akan diganti dan filter dari
partikel material atau material asing, bila terdapat dalam
jumlah cukup banyak maka perlu pemeriksaan lebih lanjut
oleh tenaga mekanik ahli.

4.2 Pemeliharaan Harian Bulldozer

4.2.1 Umum
Pemeliharaan atau perawatan harian (daily maintenance), harus dilakukan
setiap hari oleh operator Bulldozer sebelum mengoperasikan, selama
mengoperasikan dan setelah mengoperasikan bulldozer. Tugas ini
merupakan tugas yang melekat pada jabatan operator yang wajib
dilaksanakannya sehingga diperlukan disiplin yang tinggi dalam
pelaksanaannya, baik menyangkut disiplin waktu maupun disiplin dalam
pelaksanaannya.
Tugas operator dalam pemeliharaan alat-alat berat dibatasi hanya
pemeliharaan harian saja.

PELATIHAN BULLDOZER HALAMAN 7 DARI 53


PEMELIHARAAN BULLDOZER

Sebagian besar kegiatan yang dilaksanakan dalam pemeliharaan harian ini


adalah berupa pemeriksaan atau pengecekan-pengecekan, sebagian kecil
berupa penambahan minyak pelumas, bahan bakar (tergantung sistem
kerjanya), air batere dan juga penceratan atau pembuangan air dan
endapan di tangki bahan bakar dan pemisah air (water separator).
Sedangkan kegiatan penyetelan yang mempergunakan kunci (tools) tidak
dilakukan (dilakukan oleh mekanik).

4.2.2 Kegiatan Pemeliharaan Harian


Secara garis besar kegiatan pemeliharaan harian meliputi :

a. Pemeriksaan dengan mengelilingi bulldozer (walk around inspection)


untuk meyakinkan tidak ada kelainan pada komponen, baut yang
longgar, keausan atau keretakan pada blade, kebocoran bahan bakar
dan pelumas
b. Memeriksa dan menambah bahan bakar, air pendingin, minyak pelumas
dan air accu
c. Membersihkan dari kotoran dan terutama bahan yang berbahaya
terhadap manusia (operator dan mekanik) dan alat (Bulldozer)
d. Melakukan penceratan bahan bakar untuk mengeluarkan air dan
endapan kotoran.

Dalam memberikan penjelasan lebih rinci dan untuk memberikan gambaran


yang lebih luas dalam setiap kegiatan pemeliharaan harian ini tergantung
kepada merk dan type Bulldozer yang akan dioperasikan oleh operator
untuk itu dalam penjelasan kepada operator harus disesuaikan dengan
alatnya masing-masing, dan untuk penjelsan selanjutnya akan disajikan
contoh ilustrasi dari beberapa tipe bulldozer (DI55A-3, DI55A-2).

4.2.3 Pemeliharaan Sebelum Menghidupkan Engine

a. Pemeriksaan Dengan Mengelilingi Alat (Walk Arround Inspection)


Kegiatan ini merupakan kegiatan wajib yang harus dilakukan oleh
seorang operator bulldozer sebelum menghidupkan engine

Peringatan !
1) Kebocoran minyak atau bahan bakar, atau kumpulan barang mudah
terbakar disekitar bagian-bagian bertemperatur tinggi seperti muffler

PELATIHAN BULLDOZER HALAMAN 8 DARI 53


PEMELIHARAAN BULLDOZER

engine atau turbocharger, dapat menyebabkan kebakaran


Periksa dengan teliti dan bersihkan

2) Jangan naik-turun alat/bulldozer dari belakang. Posisi posisi ini


berbahaya karena mudah terpeleset dan anda tidak dapat dilihat dari
ruang operator.
Pergunakan selalu pegangan tangan (hand rail) dan tempat pijakan
(step) disebelah samping, bila naik-turun alat/bulldozer.

(a) Periksa peralatan kerja (work equipment), silinder, sambungan


(linkage)
dan pipa-pipa karet (hoes) untuk kemungkinan terjadi retak,
longgar/aus
(b) Bersihkan kotoran dan debu disekitar engine, batere, radiator.
Periksa dan bersihkan juga bahan (material) yang mudah terbakar
(daun kering, rerumputan, ranting, dsb.)
(c) Periksa kebocoran air dan minyak di sekitar engine, kebocoran air
dari sistem pendingin
(d) Periksa kebocoran minyak dari kotak power train, kotak penggerak
akhir, tangki hidrolik, pipa-pipa (hose) dan sambungan-sambungan
(e) Periksa under carriage (track, sprocket, idler, guard) dari
kemungkinan terjadi kerusakan, aus, baut-baut longgar, atau
kebocoran minyak dari rol- rol
(f) Periksa tempat pegangan (hand rails) untuk kemungkinan ada
kerusakan atau baut yang kendur
(g) Periksa kemungkinan ada kerusakan pada meter-meter (gauges),
lampu- lampu pada instrumen panel, baut-baut yang kendur
(h) Periksa sabuk keselamatan (seat belt) dan klem-klem
pemasangnya
(mounting clamps).

Bila ditemukan ada kelainan atau kerusakan, laporkan untuk


perbaikannya.

PELATIHAN BULLDOZER HALAMAN 9 DARI 53


PEMELIHARAAN BULLDOZER

Walk arround inspection

Gambar : 4.2.3-a

b. Memeriksa dan Menambah Air Pendingin


Peringatan !
Jangan membuka tutup radiator kecuali sangat diperlukan. Untuk
memeriksa air pendingin engine, periksalah tangki cadangan (radiator
reserve tank) pada saat engine dingin.
1) Buka tutup samping engine
pada sisi samping kiri
chasis, dan periksa
permukaan air pendingin
pada tangki cadangan
radiator (1) berada pada
posisi antara tanda FULL
dan LOW. Bila
permukaannya berada
dibawah tanda LOW agar
ditambah.
2) Periksa dan harus yakin
bahwa dalam air pendingin

PELATIHAN BULLDOZER HALAMAN 10 DARI 53


PEMELIHARAAN BULLDOZER

tidak tercampur oli atau


benda asing lainnya.
3) Setelah menambah air
pendingin, pasang kembali
tutup tangki cadangan
radiator dengan baik.
4) Apabila penambahan air
pendingin lebih banyak dari
biasanya, periksa kalau ada
kebocoran pada saluran
pendingin.

5) Bila terpaksa harus


membuka tutup pengisian
radiator

Jangan pernah membuka tutup radiator manakala engine masih


panas (temperatur kerja). Biarkan engine mendingin sampai
tutup pengisian radiator cukup dingin untuk dipegang dengan
tangan.
Buka tutup pengisian radiator dengan perlahan untuk
membuang tekanan.

c. Memeriksa Level Minyak Pelumas Engine. Sebelum melakukan


pemeriksaan minyak pelumas engine, tempatkan Bulldozer pada
tempat yang rata/datar.

1) Periksa permukaan
(level) minyak pelumas
dengan menggunakan
dipstick (G).

2) Buka tutup samping engine


pada sisi samping chasis.

3) Cabut dipstick (G), dan


bersihkan dengan
kain/majun yang bersih.
PELATIHAN BULLDOZER HALAMAN 11 DARI 53
PEMELIHARAAN BULLDOZER

4) Agar diperiksa fisik minyak


pelumas dari kemungkinan
tercampur air atau ada
material halus dalam
minyak pelumas. Laporkan
kepada pengawas bila hal
itu terjadi.
5) Masukkan kembali dipstick
(G) ke dalam tempatnya
semula, kemudian cabut
kembali
6) Level minyak pelumas
harus berada pada posisi
antara tanda H dan L
Bila level minyak pelumas berada dibawah tanda L, tambahkan
minyak pelumas melalui tempat pengisian (F)
7) Apabila level minyak pelumas berada diatas tanda H, keluarkan
kelebihan minyak pelumas melalui katup pengeluaran (drain
valve) (P) dan periksa kembali level minyak pelumas
8) Apabila level minyak pelumas telah benar, kuatkan kembali tutup
pengisian dengan baik.

Catatan :
Lakukan pemeriksaan minyak pelumaas, engine dalam keadaan
engine mati
Apabila pemeriksaan dilakukan setelah Bulldozer
dioperasikan, tunggu sekitar 15 menit setelah engine dimatikan
sebelum dilakukan pemeriksaan
Bila menambah minyak cabut dulu dipstick dari tempatnya untuk
membuang udara dalam carter/oil pan.

Ada tipe engine lain yang memungkinkan pemeriksaan minyak


pelumas dilakukan juga ketika engine hidup.
Dalam hal ini dipstick mempunyai ukuran pada kedua sisi pada
ujungnya.

PELATIHAN BULLDOZER HALAMAN 12 DARI 53


PEMELIHARAAN BULLDOZER

Untuk mengecek minyak pelumas dalam keadaan engine


hidup, lakukan sebagai berikut :

 Periksa bahwa tekanan minyak pelumas engine dan meter


temperatur air keduanya berada di daerah hijau
 Buka tutup pengisian minyak

 Baca oil level gauge


(dipstick) pada permukaan
bertanda ENGINE IDLING
(level minyak harus berada di
antara max. dan min.

Gb. 4.2.3.c1
d. Pemeriksaan Level Minyak Power Train

1) Cabut dipstick G , bersihkan


minyak dengan kain/majun
yang bersih

2) Masukkan kembali
dipstick ke dalam
tempatnya semula, kemudian
Gambar 4.2.3. d1
cabut kembali

3) Level minyak harus berada di


antara tanda H dan L pada
dipstick
Tanda level minyak ada pada
kedua sisi dipstick. Satu sisi
untuk temperatur rendah (Cold
stop), sisi yang lain untuk Gambar 4.2.3.d2
temperatur tinggi (Hot idling).

PELATIHAN BULLDOZER HALAMAN 13 DARI 53


PEMELIHARAAN BULLDOZER

Catatan :

Bila memeriksa minyak sebelum mulai operasi, periksa dalam


keadaan engine mati dan gunakan sisi COLD STOP. Bisa juga
diperiksa setelah engine hidup dan temperatur minyak power train
tinggi; dalam hal ini hidupkan engine pada putaran idling dan
gunakan sisi dipstick HOT IDLING.

4) Bila minyak di atas tanda H,


buka tutup lubang pencerat (1)
pada bagian bawah (bottom) kiri
dari kotak power train, cabut pipa
pencerat (1) kemudian
kendurkan tutup lubang pencerat
dan keluarkan minyak yang
berlebih; periksa level minyak Gambar 4.2.3 d-4)
kembali.

5) Bila level minyak telah benar


kencangkan tutup lubang
pengisian minyak dengan baik.

Catatan :

Bila melakukan pemeriksaan minyak, posisi Gambar 4.2.3.d-5


unit bersudut (tidak datar)
pindahkan alat ke tempat yang datar sebelum
melakukan pemeriksaan.

e. Pemeriksaan Bahan Bakar


Peringatan !
Bila mengisi bahan bakar (solar), jangan sampai terlalu penuh sehingga
luber (tumpah), karena dapat mengakibatkan kebakaran atau permukaan
menjadi licin. Bersihkan segera.
PEMELIHARAAN BULLDOZER

1) Buka tutup lubang pengisian


dan periksa level bahan bakar
dengan melihat batang
penduga G

2) Isi bahan bakar melalui


lubang pengisian F
Gambar 4.2.3.2.e1)
secukupnya. Jangan sampai
terlalu penuh (limpas)

3) Tutup dan kencangkan tutup


lubang pengisian bahan bakar
dengan baik.

Gambar 4.3.2.e-2)
Catatan :
Bila lubang pernapasan (1) pada tutup lubang pengisian tersumbat,
tekanan di dalam tangki akan turun dan bahan bakar tidak akan mengalir.

Bersihkan lubang secara teratur.

f. Penceratan (Drain) Air dan Endapan Dari Tangki Bahan Bakar

Kendurkan tutup pencerat (1) pada


bagian bawah (bottom) dari tangki
bahan bakar dan cerat (drain) atau
buang endapan dan air bersama
dengan bahan bakar.

Gambar 4.2.3.f-1

Gambar : 4.2.3.e-2
PEMELIHARAAN BULLDOZER

g. Pembuangan Air dan Endapan Dalam Water Separator (Pemisah Air)


Water separator akan memisahkan air yang tercampur bahan bakar. Bila
pelampung (2) berada diatas garis merah (1), keluarkan air sesuai
prosedur berikut :

1) Buka/longgarkan sumbat (plug)


(3) dan buang air dan kotoran
yang terkumpul sampai
pelampung mencapai dasar
2) Kuatkan kembali sumbat
pengeluaran (3).

Gambar 4.2.3.f

h. Pemeriksaan Air Batere (Accu)


Air batere (battery electrolyte) mengandung asam belerang, dan batere
mengandung gas hidrogen, sehingga harus hati-hati dalam
menanganinya.

1) Gunakan safety glasses dan sarung tangan, bila menangani


batere.
Matikan engine setiap akan melakukan pemeriksaan atau
membersihkan batere.
2) Buka tutup batere tiap sel dan periksa permukaan air batere-nya
3) Bersihkan batere dari kotoran
4) Periksa ikatan pool batere dan ikatan batere
5) Untuk batere MF (maintenance free), pemeriksaan air
batere tidak dilakukan.

i. Periksa Level Minyak Damper Case

1) Buka tutup samping engine (1)


pada sebe- lah kiri alat

2) Cabut dipstick G periksa


kemungkinan minyak tercampur
Gambar 4.2.3i-1
PEMELIHARAAN BULLDOZER

air atau kotoran lain. Bersihkan


minyak dengan kain/majun
bersih

3) Masukkan kembali dipstick ke


tempat semula sepenuhnya,
kemudian cabut lagi keluar

4) Level minyak harus berada di


antara tanda Gambar 4.2.3.i-2

H dan L pada dipstick G

Bila level berada di bawah tanda L, tambahkan minyak engine


(damper case menggunakan engine oil juga) melalui pemegang
dipstick (dipstick holder)

5) Bila minyak di atas tanda H, buka tutup lubang pemeriksaan (2) di


tengah dasar (bottom center) dari kotak power train, dan buang
kelebihan minyak melalui tutup lubang penceratan (1) dari peredam
engine (engine dumper). Setelah minyak dikurangi, periksa lagi level
minyak.

Catatan :
● Pemeriksaan minyak dilakukan dengan keadaan engine mati
● Sebelum pemeriksaan, tempatkan alat di tempat datar.

j. Pemeriksaan Level Minyak Hidrolik

Peringatan !
Bila membuka tutup lubang pengisian, kemungkinan minyak akan
menyemprot keluar, karenanya matikan engine dan tunggu sampai
temperatur minyak turun, kemudian kendurkan tutup dengan perlahan
untuk membuang tekanan minyak sebelum membuka tutup.

Catatan :
PEMELIHARAAN BULLDOZER

Jangan menambah minyak jika level minyak di atas garis H.


Hal ini akan merusak peralatan hidrolik dan menyebabkan
minyak menyemprot keluar.

1) Turunkan blade ke tanah,


matikan engine dan tunggu
kira-kira 5 menit sebelum
memeriksa minyak.

Minyak adalah mencukupi


bila level minyak ada
diantara H dan L dalam
lubang pemeriksaan (sight
gauge) G

2) Bila level di bawah tanda L,


tambahkan minyak engine
melalui pengisian F lubang.

Peringatan !
Bila minyak ditambah sampai di
atas tanda H, matikan engine dan
tunggu agar minyak hidrolik
mendingin. Kemudian buka tutup
ubang pencerat (drain plug) P
kendurkan katup pencerat (drain
valve) ( 1 ) , dan buang minyak
kelebihan.
Gambar 4.3,2.j

k. Pemeriksaan Dust Indicator


Dust indicator adalah suatu alat untuk mengetahui kondisi saringan
udara, apakah masih bersih atau sudah kotor tertutup debu.

1) Buka tutup samping engine di


sebelah kiri chasis, dan periksa
apakah piston warna merah
PEMELIHARAAN BULLDOZER

tidak muncul/kelihatan di bagian


transparan dari dust indicator
(1).

2) Bila piston berwarna merah


muncul/ terlihat, bersihkan atau
ganti elemennya segera (atau
laporkan kepada mekanik yang
bertugas)

3) Setelah selesai
pemeriksaan, pember- sihan
dan penggantian, tekan tombol
(knob) dust indicator (1) untuk
mengem- balikan piston warna
merah ke posisinya semula. Gambar 4.3.2k

l. Pemeriksaan Pedal Rem


Pemeriksaan pedal rem terutama ditujukan kepada langkah pedal
(brake pedal travel )

Injak pedal rem sampai


habis, ukur langkahnya

Langkah pedal rem antara 65 – 85 mm

Bila ada kelainan, laporkan.

Gambar 4.3.2l
m. Pemeriksaan Kabel-Kabel Listrik
Periksa kemungkinan hubungan kabel yang lepas atau ada hubungan
singkat. Periksa juga terminal untuk kemungkinan ada yang kendur atau
lepas.

Periksa dengan teliti pada bagian :


Batere
Motor starter
Alternator.
PEMELIHARAAN BULLDOZER

4.2.4 Persiapan Sebelum Menghidupkan Engine

a. Penyetelan tempat duduk

Peringatan !
▪ Setel posisi tempat duduk pada awal setiap shift atau bila ganti
operator
▪ Setel tempat duduk sehingga operator dapat menginjak pedal
rem secara penuh dengan posisi badan bersandar pada sandaran
tempat duduk.

A. Penyetelan tempat duduk ke


depan dan ke belakang

Gerakkan/tarik tuas (1) ke


kanan, setel tempat duduk
pada posisi yang diinginkan,
lepaskan kembali tuas

B. Penyetelan berkaitan dengan


Gambar 4.2.4a
berat operator

Putar tombol (knob) (2) untuk mendapatkan skala beban yang


sesuai dengan berat operator. Skala beban dapat disetel antara
50 – 120 kg.

Catatan :
Jika anda menginginkan tempat duduk yang lebih lunak,
putar pengatur beban ke skala beban yang lebih kecil, dan
sebaliknya.

C. Penyetelan sudut sandaran


(reclining angle)

Halaman 16 dari 53
PEMELIHARAAN BULLDOZER

Tarik tuas (3), setel sandaran pada posisi yang


mudah untuk mengoperasikan bulldozer, kemudian lepaskan
tuas.

Catatan :
Bila menyetel/merebahkan sandaran ke belakang, periksa
ruangan di belakang dan setel pada posisi yang cocok (suitable).

D. Penyetelan sudut tempat duduk

● Bila tuas ( 4 ) ditarik, penyetelan sudut tempat duduk bagian


depan dapat dilakukan (ada 5 tingkat).

Untuk menaikkan tempat duduk bagian depan, biarkan


tuas tetap ditarik ke atas
Untuk menurunkan tempat duduk bagian depan, biarkan tuas
ditarik ke bawah.

● Bila tuas (5) ditarik, penyetelan sudut tempat duduk bagian


belakang dapat dilakukan (ada 5 tingkat).

Untuk menaikkan tempat duduk bagian belakang, biarkan


tuas di ditarik ke kiri dan
Untuk menurunkan tempat duduk bagian belakang, biarkan
tuas tetap ditarik dan berikan berat badan anda ke tempat
duduk bagian belakang.

E. Penyetelan ketinggian (vertical height) tempat duduk

Tarik tuas (4) dan (5) bergantian dan setel sudutnya. Setelah disetel
sesuai dengan yang diinginkan, lepaskan tuas dan kunci
(Penyetelan ketinggian ada 5 tingkat, 60 mm).

F. Penyetelan arah tempat duduk

Gerakkan tuas (6) ke belakang untuk melepaskan kunci, kemudian


putar tempat duduk ke kanan dengan tangan.

Halaman 17 dari 53
PEMELIHARAAN BULLDOZER

Arah tempat duduk dapat dirubah ke


0
posisi 15 .

b. Penyetelan Sabuk Pengaman (Safety Belt)

Peringatan !
Sebelum memakai sabuk pengaman, periksa braket dan sabuk
kemungkinan kondisinya tidak normal.

Kencangkan sabuk dan lepaskan dengan cara sebagai berikut :

● Setel tempat duduk sehingga


pedal rem dapat diinjak operator

● Setelah memposisikan tempat


duduk setel tambatan tempat
duduk (1).
Dengan tempat duduk
bebas (tidak diduduki),
Kencangkan sedikit sabuk atas
tempat duduk dan pasangkan
pengikatan. Periksalah jangan
sampai ada tekukan atau Gambar 4.2.4.b

lipatan

● Duduklah di tempat duduk. Pegang gesper ( 2 ) dan masukkan


lidah ke dalam gesper (3)
Periksa bahwa sabuk telah terkunci, dengan menariknya.

● Bila melepas sabuk, angkat ujung tuas gesper untuk melepaskannya.

● Pasang sabuk pada badan anda tanpa tekukan. Setel panjang


sabuk pada gesper dan pada lidah sehingga gesper berada di tengah
badan anda.

Setel panjang sabuk dengan cara sebagai berikut :

Halaman 18 dari 53
PEMELIHARAAN BULLDOZER

● Untuk memendekkan sabuk,


tarik ujung bebas sabuk pada
bagian gesper maupun lidah

● Untuk memanjangkan, tarik


sabuk sambil memegangnya
pada suatu sudut kanan terhadap
gesper atau lidah

● Bila mengoperasikan
bulldozer yang dilengkapi
dengan ROPS (Roll Over
Protective Structure), pastikan
untuk menggunakan sabuk
pengaman

● Periksalah baut-baut pengikat


sabuk pada chasis kemungkinan
kendur. Kencangkan kembali
setiap ada baut yang kendur

● Bila sabuk tergores, atau ada yang rusak ataupun memanjang,


gantilah segera.

c. Pemeriksaan Sebelum Menghidupkan Engine

Peringatan :
Apabila tuas kendali tersentuh secara tidak sengaja, peralatan kerja akan
bergerak secara tiba-tiba. Apabila meningalkan ruang operator, selalu aktifkan
tuas pengunci (safety lock lever) dengan benar pada posisi LOCK.

1) Periksa bahwa pedal rem terkunci


dengan tuas parkir (1).

Bila tuas ini tidak berada pada


posisi terkunci (LOCK), engine
tidak dapat di-start
Gambar 4.2.4.c-1 dst sebelum
menghidupkan engine

Halaman 19 dari 53
PEMELIHARAAN BULLDOZER

Bila tuas parkir (1) berada pada


posisi LOCK, Joytick (2) akan
kembali ke netral walaupun
tadinya berada pada posisi
Forward ataupun Reverse.

2) Periksa bahwa Joystick (2)


berada pada posisi 1st.

3) Periksa bahwa pisau (blade)


turun/berada di tanah dan tuas
kendali blade (5) berada pada
posisi HOLD. Bila berada di posisi
FLOAT, engine tidak dapat di-start.

4) Periksa bahwa ripper berada di


tanah.

5) Periksa bahwa tuas pengaman


( 4 ) terkunci (Locked)

Bila tuas pengaman (4)


terkunci, tuas kendali blade
kembali ke posisi HOLD, walaupun
sedang ada pada posisi FLOAT.

6) Lakukan pengetesan instrumen


(lampu monitor, lampu peringatan)

Halaman 20 dari 53
PEMELIHARAAN BULLDOZER

Masukkan kunci kontak


ke dalam skakelar switch
(starting switch) (1).

Putar starting switch (1)


ke posisi ON

Periksa bahwa semua


lampu monitor menyala
selama 3 detik, lampu
peringatan menyala selama 2
detik dan buzzer berbunyi
selama 1 detik
Periksa semua skakelar
(switches) dan semua lampu-
lampu.

Catatan :
● Bila lampu-lampu tidak menyala, mengkin ada kerusakan atau
ada yang putus di monitor, laporkan.

4.2.5 Menghidupkan Engine

Peringatan :
Periksa apakah tidak ada orang atau penghalang lain di daerah sekeliling,
kemudian bunyikan klakson dan start engine.

Catatan :
Jangan menstart engine lebih dari 20
detik, Jika engine distart tidak mau
hiodup, hentikan start, tunggu 2 menit,
baru mulai menstart lagi.

● Tarik tuas kendali gas (bahan bakar) (1),


ke posisi tengah antara LOW IDLING
dan HIGH IDLING

Halaman 21 dari 53
PEMELIHARAAN BULLDOZER

● Masukkan kunci kontak ke


skakelar start (starting/switches) ( 2 )
dan putar kunci ke posisi start,
kemudian engine hidup

● Bila engine tidak hidup lepas kunci,


otomatis kembali ke posisi ON.

4.2.6 Pemeriksaan Setelah Engine Hidup

Peringatan :

 Emergency stop
Bila terdapat getaran yang tidak normal
atau indikator tekanan minyak pelumas Gambar 4.2.5.
tidak berfungsi dengan baik, matikan Meghidupkan engine
engine segera
Bila peralatan kerja dioperasikan tanpa pemanasan mesin yang cukup, tenaga
engine belum normal akan mengakibatkan gerakan peralatan kerja menjadi
lambat, dan mungkin gerakannya tidak sesuai dengan keinginan operator,
sehingga lakukan pemanasan (warming up) sebelum Bulldozer dioperasikan.

Catatan :
1) Pada waktu temperatur minyak hidrolik masih rendah, jangan
melakukan pengoperasian atau menggerakan tuas dengan cepat.

Halaman 22 dari 53
PEMELIHARAAN BULLDOZER

Lakukan pemanasan terlebih dahulu. Hal ini akan meningkatan umur


penggunaan alat.
2) Jangan segera menambah kecepatan engine sebelum pemanasan
engine selesai.

Jangan menjalankan engine pada putaran rendah secara terus


menerus lebih dari
20 menit, karena akan mengakibatkan kebocoran minyak pelumas dari
pipa suplay turbocharger. Bila diperlukan engine pada putaran idling,
berikan beban terus menerus (time to time) untuk menaikkan putaran
engine sampai putaran sedang atau jalankan engine pada putaran
sedang.

Kondisi Normal
Setelah engine hidup lakukan hal-hal berikut :
● Tarik tuas kendali gas (bahan
bakar) ( 1 ) , ke posisi tengah
antara LOW IDLING dan HIGH
IDLING dan jalankan engine
pada putaran sedang selama
kurang-lebih 5 menit tanpa
Gambar : 4.2.6 Pemeriksaan
beban (pemanasan engine). setelah engine hidup.

● Setelah pemanasan selesai, cek meteran-meteran dan lampu-lampu


peringatan untuk memastikan bekerja dengan baik Periksa/cek warna
gas bekas, suara, atau getaran.
Periksa/cek kemungkinan ada kebocoran minyak, air atau bahan bakar
Bila ada yang tidak normal laporkan ke atasan untuk perbaikannya.

4.2.7 Pemeriksaan Selama Pengoperasian

Perhatian !
Bekerjanya system pada engine, hidrolik, kelistrikan atau komponen lainnya
dapat mengalami gangguan selama alat dioperasikan.

Halaman 23 dari 53
PEMELIHARAAN BULLDOZER

a. Perhatikan/pantau semua indikator (instrumen) pada panel


monitor untuk mendeteksi adanya kelainan (tidak berfungsi dengan
baik)
b. Perhatikan/pantau pergerakan dari attachment, untuk mendeteksi adanya
kelainan operasinya atau adanya kerusakan
c. Lakukan tindakan yang diperlukan sesuai dengan prosedur bila terdapat
kelainan atau kerusakan.

4.2.8 Pemeriksaan Setelah Selesai Pengoperasian

a. Menghentikan dan Parkir Alat

Peringatan :

1) Hindarkan berhenti mendadak


2) Bila menghentikan alat, pilih tempat yang datar dan keras, hindari
tempat yang berbahaya.
Bila terpaksa harus memarkir bulldozer di tempat turunan/tanjakan
(karena tidak ada tempat yang rata), tempatkan tuas parkir pada posiosi
LOCK dan ganjal track shoes dengan balok, turunkan blade ke tanah.

3) Bila tuas kendali peralatan kerja tersentuh, peralatan kerja akan bergerak tiba-
tiba, ini dapat menimbulkan kecelakaan.
Karenanya sebelum meninggalkan tempat duduk, selalu pasang tuas
pengaman pada posisi LOCK secara pasti.

● Injak pedal rem ( 1 ) untuk


menghentikan alat

Catatan :
Gambar 4.2.8
Peeriksaan setelah operasi

Halaman 24 dari 53
PEMELIHARAAN BULLDOZER

Bila rem ditekan/injak sementara putaran engine tinggi atau alat


berjalan dengan kecepatan tinggi, cakram rem mungkin menimbulkan
suara selip.

Turunkan putaran engine atau


lambatkan gerakan alat dengan
menginjak pedal perlambatan
(declerator pedal) (3) sebelum
menginjak rem.

● Tempatkan joy stick (3) pada


posisi netral dan pindahkan gigi
ke gigi I

● Pasang tuas kunci rem parkir


(4) untuk mengunci rem.

● Operasikan tuas kendali


blade ( 5 ) dan tuas kendali
ripper (6) ke posisi LOWER,
turunkan blade dan ripper ke
tanah

● Pasang tuas kendali blade


dan tuas kendali ripper pada
posisi HOLD

● Kunci tuas kendali blade dan


tuas kendali ripper dengan tuas
pengaman (7).

Halaman 25 dari 53
PEMELIHARAAN BULLDOZER

b. Pemeriksaan Setelah Selesai Bekerja


Pergunakan meter-meter dan lampu-lampu peringatan untuk
pemeriksaan :

• Periksa temperatur air


pendingin engine

• Periksa ketinggian minyak


pelumas.
Gambar 4.2.8.b Pemeriksaan
setelah selesai operasi

• Periksa level bahan bakar

• Periksa temperatur minyak


transmisi.

c. Mematikan Engine
Perhatikan.

Bisa engine langsung dimatikan tanpa cooling down, umur pemakaian


engine lebih pendek.
Khususnya bila engine over heated, jangan engine langsung dimatikan,
tetapi engine pada putaran rendah (idle) untuk mendinginkan secara bertahap,
kemudian matikan.

● Tempatkan tuas gas


(kendali bahan bakar) (1) di
posisi LOW IDLING dan
jalankan engine pada putaran
low idling selama kira-kira 5

Halaman 26 dari 53
PEMELIHARAAN BULLDOZER

menit, untuk pen- dinginan


engine secara bertahap

● Putar kunci kontak (starting


switch) ke posisi OFF dan
matikan engine

● Cabut kunci.
Gambar 4.2.8.c Pemeriksaan
setelah selesai operasi

d. Pemeriksaan Setelah Engine Mati

● Jalanlah mengelilingi alat dan periksa semua peralatan kerja


(work equipment/attachment), under carriage, kemungkinan ada
yang rusak. Periksa juga kebocoran minyak dan air.
Bila ditemukan ada yang tidak normal laporkan.
• Isi tangki bahan bakar
• Periksa ruangan engine dari kertas dan reruntuhan. Bersihkan
kertas- kertas dan reruntuhan untuk menghindari kebakaran.
• Bersihkan lumpur yang menempel di under carriage.

e. Penguncian (Locking)

Untuk mencegah tindakan


pengrusakan ada kunci-kunci di
tempat-tempat berikut :
Tempat-tempat yang dapat dikunci
dengan kunci kontak (Starting switch
key) :
Gambar 4.2.8 d. Pengunci Alat

Halaman 27 dari 53
PEMELIHARAAN BULLDOZER

• Tutup engine kiri dan kanan (1)


• Tutup pemeriksaan batere (2)
• Tutup pemeriksaan tangki bahan bakar dan katup pencerat (drain
valve) (3)
• Pembuka (opener) pintu kabin (bulldozer yang dilengkapi dengan
kabin)
• Tutup dengan kunci (5)

tutup radiator
tutup tangki bahan bakar
tutup tangki minyak hidrolik
lubang pernafasan
(breather) tangki minyak
hidrolik
tutup lubang pengisian
minyak power train.
● Tutup atas kap pada depan
kabin (tutup filter AC)

4.3 Pemeliharaan Berkala

4.3.1 Umum
Sebagaimana telah dijelaskan pada Bab 2, pemeliharaan berkala ini
termasuk pemeliharaan pencegahan atau preventive maintenance pada
kelompok periodik maintenance atau pemeliharaan berkala yang disebut
juga dengan periodic service.

Berbeda dengan pemeliharaan harian, dimana interval atau selang


waktunya adalah
10 jam atau satu hari, sehingga harus dilaksanakan tiap hari, sehingga oleh
karenanya disebut pemeliharaan harian, pada pemeliharaan berkala ini
selang waktu (periode) yang dimaksudkan adalah lebih dari 10 jam,
umumnya mulai dari 250 jam service. Sebagai catatan ada beberapa tipe

Halaman 28 dari 53
PEMELIHARAAN BULLDOZER

bulldozer ada yang memakai interval 50 jam service, tetapi ini masuk
dalam kelompok pemeliharaan harian.

Pemeliharaan berkala ini bukan menjadi tugas operator, tetapi menjadi tugas
para mekanik (mekanik service), namun demikian para operator wajib
untuk mengetahuinya.

4.3.2 Selang Waktu Atau Periode Pemeliharaan Berkala


Standar waktu yang dipakai untuk pelaksanaan pemeliharaan berkala ini
adalah jam operasi atau jam service, yang harus dibaca pada Service Hour
Meter.

Selang waktu, atau periode, atau interval pelaksanaan pemeliharaan bulldozer


ini adalah :
• 250 jam service
• 500 jam service
• 1000 jam service
• 2000 jam service
• 4000 jam service.

Termasuk pelaksanaan kegiatan pemeliharaan (service) pada 250 jam


service pertama, yang berbeda dengan kegiatan pemeliharaan pada setiap
250 jam service selanjutnya.
Kegiatan pemeliharaan pada setiap periode atau selang waktu, mencakup
kegiatan pemeliharaan yang harus dilaksanakan pada setiap periode atau
selang waktu sebelumnya. Jadi pelaksanaan kegiatan misalnya pada
periode 1000 jam operasi, maka yang dikerjakan disamping kegiatan pada
setiap 1000 jam juga semua kegiatan yang harus dilakukan pada setiap 500
dan 250 jam service.

4.3.3 Kegiatan Pemeliharaan Berkala Yang Harus Dilakukan

Kegiatan pemeliharaan berkala yang harus dilakukan, termasuk 250 jam


service pertama dan bila diperlukan, adalah :

Halaman 29 dari 53
PEMELIHARAAN BULLDOZER

a. Pemeliharaan setiap 250 Jam Service


1) Penggemukan
gemuki pulley kipas, (1 tempat)
gemuki pena batang perata (equalizer bar side ini (4 tempat)

(Power tilt dozer)


(yoke) penyangga gandar/batang silinder angkat (4 tempat)
as penahan/silinder angkat (2 tempat)
lengan pisau (blade arm) (2 tempat)
sambungan peluru silinder tilt (Tilt cylinder ball joint) (1 tempat)
batang tengah pisau (Blade center link) (1 tempat)
sambungan peluru penahan tilt (Tilt brace ball joint( (1 tempat)
blade center link (1 tempat)
tilt brace thread (1 tempat)
ulir penahan tilt (1 tempat).

(Power tilt – Power pitch dozer)


gandar/batang penyangga silinder angkat (4 tempat)
as penyangga silinder angkat (2 tempat)
lengan pisau (blade arm) (2 tempat)
sambungan peluru silinder tilt (1 tempat)
sambungan peluru (ball joint) silinder pitch
blade center link (1 tempat).

(Angle dozer)
gandar (yoke) pendukung silinder angkat (4 tempat)
as pendukung silinder angkat (2 silinder)

 ulir penahan tilt (2 tempat).

(Ripper)
pena bawah silinder tilt (2 tempat)
pena bawah silinder angkat (2 tempat)
pena ujung batang torak (rod) silinder tilt (2 tempat)
pena ujung batang torak (rod) silinder angkat (2 tempat)

Halaman 30 dari 53
PEMELIHARAAN BULLDOZER

pena lengan (arm pin) depan (2 tempat)


pena lengan (arm pin) belakang (2 tempat).

2) Periksa jumlah (level) minyak di kotak penggerak akhir (final drive),


tambah minyak
3) Periksa jumlah (level) air batere (elektrolit)
d. Periksa , setel kekencangan tali penggerak alternator (alternator
drive belt tension)
4) Ganti minyak pelumas engine di karter (oil pan), ganti saringan minyak
5) Cek kinerja (performance) rem.

b. Pemeliharaan setiap 500 Jam Service


1) Ganti filter bahan bakar
2) Ganti elemen filter minyak power train
3) Ganti elemen pernafasan (breather) tangki hidrolik.

c. Pemeliharaan setiap 1000 Jam Operasi


1) Ganti minyak di bak Power Train (Power train case), bersihkan
saringan- saringan (pompa power train, pompa pembilas)
2) Ganti minyak di bak penggerak mula (final drive)

3) Periksa silinder suspensi kabin

4) Bersihkan lubang pernafasan (breather) kotak p[ower train (1


tempat)

5) Bersihkan pernafasan tangki hidrolik (1 tempat)

6) Lumasi universal joint (2 tempat)

7) Ganti penahan korosi (corrotion resistor, catridge)

8) Cek semua bagian penguat (tighening)

9) Gemuki rangkaian (assembly) pully


10) Periksa, bersihkan saringan bahan bakar k. Gemuki, bersihkan
saringan bahan bakar

Halaman 31 dari 53
PEMELIHARAAN BULLDOZER

11) Cek, bersihkan saringan bahan bakar m. Gemuki batang penyetel


idler
12) Periksa baut-baut pengikat ROPS, mungkin kendur.

d. Pemeliharaan setiap 2000 Jam Service


1) Ganti minyak hidrolik dalam tangki, ganti elemen filter minyak
hidrolik
2) Periksa play rotor turbocharger
3) Bersihkan, periksa turbocharger
4) Bersihkan elemen pernafasan engine
5) Periksa peredam getaran
6) Periksa alternator, motor starter
7) Periksa celah katup engine (clearance), setel
8) Ganti oli di damper case, bersihkan damper breather
9) Gemuki pena batang pengaman (equalizer bar center pin).

e. Pemeliharaan setiap 4000 Jam Service


1) Periksa pompa air
2) Periksa pulley fan dan pulley tekanan (fan pilley dan tension pulley).

f. Pemeliharaan 250 Jam Service Pertama


1) Ganti filter bahan bakar
2) Ganti elemen filter minyak power train
3) Ganti minyak di bak power train, bersihkan saringan
4) Ganti minyak di kotak final drive
5) Ganti minyak di tangki hidrolis, ganti elemen saringan minyak hidrolik
6) Periksa celah katup engine, dan setel.

g. Bila diperlukan
1) Bersihkan bagian dalam sistem pendingin
2) Periksa, periksa dan ganti elemen pembersih udara (air cleaner)
3) Periksa kekencangan track (track tension)

Halaman 32 dari 53
PEMELIHARAAN BULLDOZER

4) Periksa dan kencangkan baut-baut


sepatu track
5) Periksa listrik pemanas udara
pemasukan
6) Balik dan ganti ujung akhir (end bits) dan mata pisau (cutting
edges)
7) Ganti tali kipas (fan belt)
8) Bersihkan dan periksa sirip-sirip radiator
9) Ganti tali AC
10) Bersihkan dan periksa sirip-sirip pendingin minyak hidrolik
11) Setel kelonggaran idler
12) Periksa minyak under carriage
13) Bersihkan saringan udara AC
14) Periksa, setel AC
15) Periksa engsel pintu kabin
16) Ganti pengaman pintu kabin
17) Ganti sikat air (wipper blade).

Halaman 33 dari 53
PEMELIHARAAN BULLDOZER

4.4 Pengetahuan Bahan Bakar Dan Pelumas

4.4.1 Umum

Kegiatan pemeliharaan dan pengoperasian alat-alat berat akan selalu


berhubungan dengan minyak pelumas dan bahan bakar, sehingga
seorang operator sebaiknya memiliki pengetahuan mengenai bahan
bakar dan minyak pelumas tersebut, paling sedikit mengetahui
bagaimana cara menangani dengan benar kedua jenis material
tersebut, dan dapat membedakan bahan bakar dan minyak pelumas
yang masih bersih dan yang sudah tercampur dengan kotoran
(terkontaminasi).

Disamping itu perlu pula mengetahui jenis bahan pelumas yang


seharusnya dipakai dalam alat-alat berat yang dioperasikannya,
khususnya menyangkut kekentalannya sehingga akan menjadi lebih
hati-hati dalam memilih atau menggunakan pelumas tersebut dapat
mengingatkan mekanik yang menanganinya, bila ada kesalahan.

4.4.2 Bahan Bakar

Jenis bahan bakar yang dipakai dalam penggunaan alat-alat berat adalah
solar yang pada saat sekarang dan untuk waktu yang akan datang
dituntut berbagai persyaratan antara lain :
• Memiliki nilai pembakaran yang tinggi sehingga penggunaannya lebih
irit/hemat
• Menghasilkan gas buang yang lebih bersih, sehingga tidak
menimbulkan polusi
Untuk menjaga agar kinerja mesin tinggi dengan tingkat penggunaan
bahan bakar yang irit/hemat, maka dituntut konstruksi mesin yang
memiliki sistem bahan bakar bertekanan tinggi dan komponen mesin yang
sangat presisi seperti :

o Pompa bahan bakar (fuel pump)


o Injector yang memiliki lubang penyemprotan sangat halus
o Filter yang memiliki daya saring yang kuat.
PEMELIHARAAN BULLDOZER

Dan akibat konstruksi yang presisi tersebut akan sangat sensitif


terhadap air dan kotoran sehingga bahan bakar harus selalu
bersih dari kontaminasi air dan juga kotoran (debu, dan
sebagainya).

Untuk menghasilkan gas buang yang bersih, selain tuntutan teknis


diatas, juga bahan bakar yang dipakai harus memenuhi syarat
sesuai dengan yang direkomendasikan oleh pabrik, dan sewaktu-
waktu harus dianalisa di laboratorium.

Dalam mempertahankan kondisi bahan bakar yang bersih tersebut,


perlu diperhatikan dalam penanganan bahan bakar tersebut, yaitu :

a. Penyimpanan
1) Solar yang baru
diterima ditampung
pada tangki penyimpanan
dan biarkan selama
kurang lebih 24 jam untuk
Gambar : 542.a
mengendapkan kotoran Saringan Bahan Bakar
dan air yang terkandung
didalamnya.

o
2) Posisi tangki penyimpanan sebaiknya dibuat miring sekitar 3
dan dipasang keran pembuang kotoran dan air pada bagian
terendah dari tangki penyimpanan.
3) Setiap pagi buang kotoran
dan air dari tangki melalui
keran pembuang.

b. Pengisian
1) Pengisian solar kedalam
tangki alat-alat berat dilakukan
segera setelah selesai
dioperasikan. Gambar : 542.b
2) Pada waktu pengisian Tangki Bahan Bakar

hindarkan dari tercampur


PEMELIHARAAN BULLDOZER

kotoran dan air dan jauhkan


sumber api yang
membahayakan
3) Setiap pagi sebelum
menghidupkan engine, buang
endapan kotoran dan air dari
tangki melalui keran pembuang
(yang telah tersedia).

c. Penggantian filter
1) Penggantian filter bahan
bakar dilakukan sesuai
dengan waktu yang telah
ditentukan.
2) Pemasangan filter dilakukan
tanpa mengisikan terlebih
dahulu solar kedalamnya.
Gunakan pompa tangan (feed
pump) untuk mengisi solar
kedalam filter sekaligus
membuang udara dari sistem
bahan bakar.
3) Jangan pernah memakai filter yang dicuci kemudian dipasang
kembali

4) Filter bekas harus dirusak dan dibuang.

4.4.3 Minyak Pelumas (Oil)


PEMELIHARAAN BULLDOZER

Oil/minyak pelumas dibutuhkan untuk melumasi bagian/komponen


mesin yang bergerak dan harus memilki sifat-sifat yang khusus tahan
terhadap perubahan suhu dan tekanan yang sangat tinggi.

a. Minyak Pelumas engine (Engine Oil)

Para produsen minyak pelumas dan produsen alat-alat berat


terus mengembangkan jenis engine oil ini untuk dapat dipakai pada
berbagai kondisi engine dengan daya kerja yang optimal, dan
beberapa sifat minyak pelumas yang bermutu adalah :

Tidak terbakar pada suhu tinggi


Mampu menahan tekanan tinggi
Menjamin terjadinya pembakaran yang bersih sehingga
menghaluskan suara mesin
Mencegah terjadinya kerak/jelaga
Irit penggunaannya/tidak boros.

Klasifikasi minyak pelumas engine ini dinyatakan dengan API Service,


yaitu :

• Engine oil generasi terdahulu dengan klasifikasi API service CC


atau CD
• Pada pengembangan terakhir yang dipakai klasifikasi API service
CG dan CH

1) Minyak Pelumas API Service kategori CG-4 untuk tugas


motor diesel 4 langkah tugas berat
API Service category CG-4 menggambarkan pelumas yang
dipergunakan dalam motor diesel 4 langkah dengan kecepatan
tinggi yang dipergunakan baik dalam tugas berat di jalan bebas
hambatan (0,05% bahan bakar berkadar belerang berat).

Pelumas CG-4 memberikan perlindungan yang efektif atas


deposit piston bertemperatur tinggi, keausan, korosi,
pembentukan busa, stabilitas oksidasi dan akumulasi jelaga.
PEMELIHARAAN BULLDOZER

Pelumas ini secara khusus efektif dalam motor yang didesain


untuk memenuhi standar emisi gas buang AS dan dapat juga
dipergunakan untuk motor yang mensyaratkan API Service
Categories CF-4, CE dan CD.

2) Minyak Pelumas API Service kategori CH-4 untuk tugas


motor diesel 4 langkah tugas berat
API Service Category CH-4 diperkenalkan pada tanggal 1
Desember 1998, untuk motor diesel 4 langkah kecepatan tinggi
yang didesain untuk memenuhi standar emisi gas buang
tahun 1998. Pelumas CH-4 secara khusus disenyawakan untuk
digunakan dengan bahan bakar dengan kadar belerang yang
berkisar sampai 0,5% berat, dan dapat digunakan sebagai
pengganti pelumas CD, CE, CF-4 dan CG-4.

3) Minyak Pelumas API Service kategori CI-4-2002 untuk tugas


motor diesel 4 langkah tugas berat
Persyaratan kinerja CI-4 menggambarkan pelumas tersebut
dipergunakan untuk motor diesel 4 langkah tugas berat yang
dirancang untuk memenuhi standar emisi gas buang 2002.

Pelumas ini merupakan senyawa yang dapat dipergunakan untuk


semua bahan bakar diesel yang berkisar kandungan belerangnya
sampai 0,05% beratnya.

Pelumas ini khususnya sangat efektif untuk menjaga ketahanan


motor (engine durability), dimana Exhaust Gas Recirculation
(EGR) dan komponen emisi gas buang lainnya dapat
dipergunakaan.

Perlindungan yang optimum ini diberikan untuk pengontrolan


corrosive wear tendencies, stabilitas suhu rendah dan tinggi,
soot handling properties, piston deposit control valve train wear,
oxidative thickening, foaming dan viscocity loss due to shear.

Pelumas CI-4 sangat hebat kinerjanya terutama bagi


pelumas yang memenuhi API CH-4, CG-4 dan CF-4.
PEMELIHARAAN BULLDOZER

Untuk penggunaan klasifikasi yang lebih rendah, agar dilakukan


penggantian oli legih cepat , misalnya biasanya menggunakan
engine oil dengan API Service CD, maka bila menggunakan
Engine Oil dengan API Serice CC penggantiannya hrus lebih
cepat.

Disamping klasifikasi minyak pelumas engine yang dinyatakan


dengan API Service sebagaimana diutaraka di atas, ada
klasifikasi lain lagi yaitu klasifikasi berdasarkan Viscositas, atau
klasifikasi Viskositas. Sistem umum yang dipakai semula
ditetapkan oleh Society of Automotive Engineers (SAE) dan
sekarang sistem ini dicakup oleh SAE Recommended Practice.
Dewasa ini dikenal minyak pelumas berderajat tunggal (mono
grade) dan minyak pelumas berderajat ganda, yang
ditunjukkan dengan dua angka derajat SAE. Angka pertama
0
menunjukkan viskositas SAE W pada 17,8 C dan yang
0
kedua pada 98,9 C.

Perlu diperhatikan

• Pengisian atau penambahan :


- Bersih dari air dan kotoran
- Jangan mencampur dari merk dan grade yang berbeda
- Jumlah dalam oil pan harus tepat
• Penggantian filter
Bila mengganti engine oil sekaligus diganti elemen filter.

b. Minyak pelumas transmisi dan minyak hidrolik

Demikian juga untuk keperluan sistem transmisi dan sistem hidrolik


diperlukan jenis minyak pelumas yang bermutu baik, dan untuk
keperluan itu pihak pabrik telah memberikan rekomendasi jenis
pelumas yang dianjurkan untuk dipakai.
Yang perlu diperhatikan oleh operator adalah :
• Pemeriksaan harian terhadap jumlah dan kondisi minyak
transmisi dan minyak hidrolik
• Penambahan bila diperlukan.
PEMELIHARAAN BULLDOZER

c. (Gemuk) Grease

Gemuk digunakan untuk mencegah keausan akaibat gesekan dan


meredam suara gesekan pada joint/sambungan
Yang perlu diperhatikan oleh operator adalah :
 Lakukan penggemukan pada titik-titik yang ditentukan sesuai
dengan petunjuk
 Bila beroperasi didaerah berlumpur atau terendam air, lakukan
penggemukan tiap hari
 Periksa setiap niple
 Bersihkan gemuk lama yang keluar karena terdorong oleh gemuk
yang baru dimasukan pada saat penggemukan.

4.4.4 Pendingin (Coolant)

Zat pendingin (coolant) menjaga suhu dalam sistem pendinginan berada pada
suhu kerja yang tepat.
Zat pendingin dapat berupa air, dan sebaiknya harus yang bersih dan
sangat dianjurkan yang mutunya dapat diminum. Misalnya air sungai tidak
dianjurkan untuk dipakai karena banyak mengandung zat kapur dan kotoran
lain, karena bila dipakai akan menyebabkan sistem pendingin cepat tersumbat
yang menyebabkan overheating dan merusak engine
Ada beberapa macam additive yang dapat meningkatkan mutu zat pendingin,
dan ada yang menggunakan zat pendingin khusus seperti Extended Life
Coolant yang dipakai pada Merk Caterpillar

Yang Perlu diperhatikan operator :


Periksa level air pendingin setiap hari
Penambahan menggunakan air bersih
Periksa sirip radiator dari kotoran atau penyumbatan
Periksa dari kebocoran pada sistem
Bila terjadi overheating, jalankan engine pada low idling sampai suhu
kembali normal, kemudian matikan engine dan tunggu sampai dingin baru
periksa dan tambahkan air pendingin.
PEMELIHARAAN BULLDOZER

PENENTUAN PILIHAN BAHAN BAKAR, MINYAK PELUMAS DAN ZAT PENDINGIN


Menurut buku petunjuk KOMATSU PC200,200LG-6

TANGKI JENIS SUHU UDARA LUAR


FLUIDA -22 -4 14 32 50 68 86 104 122 oF
-30 -20 -10 0 10 20 30 40 50 oC
SAE 10W - 30

SAE 15 W - 40

SAE 10W - 30

Engine Oil Pan SAE 30 W

SAE 10 W

Synthetic SAE 5W - 30

Swing machinery case


SAE 30 W
Engine Oil
Final drive case (each)

Dmper case

SAE 10 W

Hidraulic system SAE 10 W - 30

SAE 15 W - 40

Fuel Tank Diesel Fuel

ASTM D 975 NO. 2

Cooling system Water Add anti freeze

❖ ASTM 975 N0. 1


PEMELIHARAAN BULLDOZER

PEMILIHAN MINYAK PELUMAS BERDASAR MERK PRODUSEN

Engine Oil Anti Freeze


NO Supplier (CD, CE, or CF-4) SAE Gear Oil Grease Coollent
10W, 30, 40 (GL-4 or GL-5) SAE80, (Lithium-Base) (Ethylene Glicol
10W30, 15W-40 90, 140 Base)

1 KOMATSU EO10-CD EO30- GO 90 G2-LI G2-LI-S AF – ACL AF –


CD EO10-30 CD GO 140 (Lithium Base) DTL AF – DTC
EO15-40CD (Winter, one
season type)

2 AGIP Diesel Sigma S Rotra MP GR MU/EP -


Superdiesel Multi
grade
Sigma Turbo

3 BP Vanellus C3 Gear oil EP Enegrease Antifreeze


Hypogear EP LS-EP2

4 CALTEX RPM delo 400 Universal thuban Marfak all AF Engine


RPM delo 450 Universal thuban EP Purpose 2 Coolant
Ultra-duty grease 2

5 CASTROL Turbomax RX EP, Hypoy B EPX, MS3 Anti Freeze


Super CRD Hypoy C Hypoy, Spheerol Coolant
EPL2

6 CATERPILLA R Cat DEO 15W-40 Cat TDTO Extended Life


CG-4 (Transmission/ Drive Coolant
Train Oil)

7 GULF Superduty Motor oil Multypurpose GulfcrownEP2 Antifreeze and


Superduty Plus Gear lubricant GulfcrownEP Special coolant

8 MOBIL Delvac 1300 Mobilube GX Mohlux EP2


Delvac Super Mobilube HD Mobilgrease77
10W-30, 15W-40 Mobilgrease
Special

9 PERTAMINA Meditran SX SAE15W-44 Transilk-HD


CG-4 SAE 10W,30,50

10 EXXON Essolube D3 Gear Oil GP Gear Beacon EP2 Allseason


(ESSO) Essolube XD-3 Oil GX coolant
Essolube XD-3 Extra
Esso heavy duty
PEMELIHARAAN BULLDOZER

RANGKUMAN

1. Pemeliharaan merupakan langkah usaha untuk mempertahankan kondisi alat-


alat berat atau meningkatkan kembali kondisi alat yang sudah menurun agar
dapat dicapai unsur ekonomis yang selama mungkin.

2. Lingkup pemeliharaan alat cukup luas, terdiri dari berbagai jenis pemeliharaan,
mulai dari preventive maintenance, corrective maintenance, kemudian periodic
maintenance dan sebagainya termasuk penyetelan dan pengetesan. Suku
cadang yang dipergunakan suku cadang asli (genuine), dan penggunaan minyak
pelumas mengikuti rekomendasi pabrik.

3. Pemeliharaan harian merupakan bagian dari kegiatan pemeliharaan secara


umum, dilaksanakan setiap hari oleh operator, mulai dari
pengecekan/pemeriksaan sebelum men-start engine, menghidupkan engine,
pemeriksaan setelah engine hidup, kemudian pemeriksaan setelah operasi
sampai ke parkir dan mematikan engine.

4. Pemeliharaan berkala yang harus dilakukan dengan jangka waktu (interval)


tertentu, mulai dari setiap 250 jam operasi, 500, 1000, 2000 dan 4000 jam
operasi bukan menjadi tugas operator, tetapi tugas mekanik. Namun demikian
operator perlu mengetahuinya.

5. Pengetahuan bahan bakar dan pelumas diberikan kepada operator agar operator
tahu, paling tidak dapat membedakan bahan-bahan yang bersih dan tercemar,
begitu pula tentang minyak pelumas.
Kegiatan pemeliharaan dan pengoperasian alat-alat berat selalu berhubungan
dengan minyak pelumas dan bahan bakar. Bahan bakar yang digunakan
adalah solar yang perlu memenuhi syarat, memenuhi nilai pembakaran yang
tinggi, menghasilkan gas buang yang bersih. Untuk menjaga kebersihan bahan
bakar harus disimpan dengan cara yang baik, demikian pula pengisian dilakukan
dengan cara yang benar pula. Beberapa persyaratan minyak pelumas perlu
PEMELIHARAAN BULLDOZER

dipenuhi , antara lain tidak terbakar pada suhu tinggi dan mampu menahan
tekanan tinggi.
Minyak pelumas transmisi dan minyak hidrolik harus dari jenis yang baik.
Biasanya pihak pabrik telah memberikan rekomendasinya.
PEMELIHARAAN BULLDOZER

Dengan dipahaminya dengan baik pemeliharaan ini, diharapkan para operator


bulldozer dapat melaksanakan pemeliharaan harian dengan benar, dan lebih berhati-hati
dalam menangani (melakukan pengisian) bahan bakar.

4.5 MATERI UJI KOMPETENSI (TERTULIS) DAN PRAKTEK).

I. Pilihan Ganda (Multiple Choice)

Pilihlah 1 (satu) jawaban yang saudara anggap paling benar dari setiap soal berikut ini:

1. Tongkat pengukur (dipstick) minyak pelumas engine mempunyai tanda H dan L yang
berada pada garis atas dan garis bawah, di ujung tongkat pengukur.
Minyak pelumas dinyatakan cukup apabila level minyak :
a. Berada di antara garis H dan L
b. Berada sedikit di atas garis H
c. Berada persis di garis L
d. Berada sedikit di bawah garis H.

2. Kekurangan oli minyak dapat memungkinkan terjadinya :


a. Engine panas
b. Engine mati
c. Engine kurang tenaga (low power)
d. Engine rusak.

3. Air yang digunakan untuk radiator seharusnya adalah :


a. Sembarang air asal tidak mengandung lumpur
b. Air sumur yang dimasak dulu
c. Air sungai yang sudah disaring dengan kain
d. Air yang bersih yang dapat diminum.

4. Ketika memeriksa level air batere atau accu tenyata kurang, maka perlu ditambah
dengan cara :
a. Diisi pada waktu accu sudah dingin dengan air bersih
b. Begitu engine dimatikan, air accu langsung diisikan
c. Diisi dengan air batere ketika accu sudah dingin
d. Diisi sebelum engine dihidupkan dengan accu zuur.

5. Kapan seharusnya pengisian tangki bahan bakar bulldozer dilakukan ?


a. Bila bahan bakar di dalam tangki tinggal setengah
b. Bila bahan bakar di dalam tangki hampir habis
c. Setelah selesai bekerja, diisi penuh
d. Dipagi hari sebelum mulai bekerja

6. Berikut ini adalah tujuan dari pemeliharaan alat-alat berat pada umumnya, kecuali :
a. Menjaga agar alat selalu siap pakai
b. Mencegah terjadinya kerusakan sebelum waktunya
PEMELIHARAAN BULLDOZER

c. Meningkatkan atau memperbesar daya engine


d. Mempertahankan dan bila mungkin memperpanjang umur ekonomis alat.

7. Pemeliharaan atau maintenance berikut ini adalah termasuk kelompok peme-liharaan


pencegahan atau preventive maintanance kecuali :
a. Periodic maintenance
b. Break down maintenance
c. Schedule over haul
d. Condition based maintenance.

8. Salah satu tugas operator bulldozer yang harus dilakukan setiap hari (harian) adalah
mencatat service meter dengan maksud :
a. Untuk dapat diketahui berapa jam bulldozer telah bekerja (beroperasi setiap
harinya)
b. Untuk mengetahui apakah service meter masih dalam kondisi baik
c. Sebagai pengambilan data pengopersian alat
d. Untuk mengetahui kapan suatu pemeliharaan periodik sudah waktunya harus
dilakukan.

9. Bila dalam pelaksanaan pekerjaan perbaikan bulldozer diperlukan penggantian suku


cadang, maka suku cadang yang dipergunakan harus yang asli (genuine parts),
karena :
a. Untuk menjamin kualitas hasil perbaikan
b. Suku cadang asli dijamin pasti cocok
c. Suku cadang tiruan sangat membahayakan
d. Suku cadang tidak asli pun boleh dipakai asal bukan komponen yang vital.

10. Kegiatan berikut ini adalah pemeliharaan harian yang menjadi tugas dan harus
dilaksanakan operator bulldozer kecuali :
a. Memeriksa level minyak pelumas engine
b. Memeriksa kebocoran bahan bakar, minyak pelumas dan air pendingin
c. Memeriksa kekencangan tali kipas dan menyetelnya kembali bila kendur
d. Membersihkan lumpur/kotoran yang menepel di under carriage.

11. Ketika memeriksa minyak pelumas (oil) engine diketahui levelnya di atas garis H,
maka yang dilakukan adalah :
a. Kurangi minyak pelumas dengan mengeluarkannya melalui katup pengeluaran
(drain valve) dan periksa kembali katup pengeluaran (drain valve)
b. Biarkan saja, kelebihan sedikit tidak menjadi masalah, nantinya akan kurang
sendiri
c. Masukan selang plastik melalui lubang pengisian, sedot secukupnya hingga level
minyak antara H dan L
d. Laporkan kepada oil man dan beritahu bahwa pengisian minyak terlalu banyak.

12. Bolehkah melakukan pemeriksaan level minyak power train sementara engine hidup
dan temperatur minyak sudah tinggi (HOT) ?
PEMELIHARAAN BULLDOZER

a. Tidak boleh, pemeriksaan harus dilakukan ketika engine belum hidup dan minyak
masih dingin
b. Boleh, asal dilakukan dengan hati-hati
c. Boleh engine hidup ketika minyak sudah panas, boleh juga ketika engine belum
hidup dan minyak belum panas, asal pembacaan tanda level minyak harus sesuai
dengan skalanya (sesuai dengan peruntukannya)
d. Tidak boleh, sangat berbahaya.

13. Ketika melakukan pemeriksaan keliling (walk arround inspection) diketahui bahwa tali
kipas (fan belt) kendur, maka :
a. Segera laporkan ke mekanik yang bertugas untuk penyetelannya
b. Segera lakukan penyetelan sesuai dengan ketentuan, tidak perlu menunggu
mekanik karena akan kehilangan waktu banyak
c. Operator tidak boleh melakukan penyetelan tali kipas, karena tidak diberi tools
(kunci-kunci) yang memadai
d. Biarkan saja, sampai pekerjaan selesai.

14. Bahan bakar yang digunakan alat-alat berat juga bulldozer, harus selalu bersih dari
kotoran atau tercampur air, karena :
a. Bahan bakar atau tercampur air menurunkan tenaga engine
b. Harus selalu bersih karena komponen sangat presisi
c. Akan menyulitkan dalam menghidupkan engine
d. Sudah menjadi aturan umum.

15. Penggunaan gemuk atau fat pada bulldozer adalah untuk :


a. Pendingin engine
b. Mencegah atau mengurangi keausan
c. Menahan lumpur masuk ke engine
d. Mencegah korosi.

16. Sebelum menghidupkan engine harus dilakukan pemeriksaan-pemeriksaan,


diantaranya pemeriksaan pedal rem. Pemeriksaan terutama mengenai :
a. Kondisi injakan, kemungkinan sudah licin
b. Langkah pedal (travel), kemungkinan sudah di luar standar (ketentuan)
c. Kelonggaran metal, kemungkinan sudah kocak
d. Berat atau ringannya injakan, kemungkinan terlalu berat.

17. Bila langkah pedal rem terlalu panjang (dalam) melebihi dari ukuran standar, berarti :
a. Efek pengereman terlalu besar, harus disetel/dikecilkan
b. Sudah cukup membahayakan, karena efek pengereman mendekati habis (rem
tidak dapat bekerja)
c. Tidak ada masalah karena hanya menyangkut ukuran kaki operator
d. Kanvas rem terlalu tebal, biarkan saja nanti akan berkurang karena gesekan dan
langkah rem akan mengatur sendiri.

18. Dust indicator pada bulldozer berfungsi untuk :


a. Membersihkan debu di dalam saringan udara
b. Membersihkan udara di dalam engine
PEMELIHARAAN BULLDOZER

c. Mengetahui saringan udara kotor/buntu


d. Meningkatkan pemasukan udara ke engine.

19. Water separator yang ada di sistem bahan bakar berfungsi sebagai :
a. Membersihkan bahan bakar dari kotoran
b. Membersihkan debu atau kotoran dari saringan bahan bakar
c. Memisahkan air dari bahan bakar
d. Memperlancar bahan bakar ke nozle.

20. Dalam menghidupkan engine, setelah engine hidup warna gas buang harus diamati,
kemungkinan ada kelainan. Warna gas buang yang normal adalah :
a. Hitam pekat
b. Putih kebiruan
c. Tidak berwarna
d. Sedikit abu-abu.

21. Secara garis besar pemeliharaan alat-alat berat dibedakan dalam 2 macam yaitu
pemeliharaan pencegahan (preventive maintenance) dan pemeliharaan perbaikan
(corrective maintenance) :
Preventive maintenanve dapat dibedakan menjadi :
a. Pemeliharaan berkala (peridically maintenance) dan perbaikan terjadwal
(scheduled overhaul)
b. Pemeliharaan berkala dan perbaikan berdasar kondisi (condition based
maintenance)
c. Pemeliharaan berdasar kondisi dan perbaikan terjadwal
d. Pemeliharaan berkala, perbaikan terjadwal dan perbaikan berdasar kondisi.

22. Pada pemeriksaan oli engine, posisi dipstick yang benar adalah :
a. Ditarik, kemudian dilihat dengan posisi dipstick menghadap ke bawah
b. Ditarik, kemudian dilihat dengan posisi dipstick menghadap ke atas
c. Ditarik, kemudian dilihat dengan posisi dipstick mendatar
d. Ditarik, kemudian dilihat dengan posisi dipstick miring ke atas.

II. Isian/Jawaban Singkat

1. Lubang pernafasan (breather) pada tutup tangki bahan bakar harus dibersihkan
dan dijaga, jangan sampai tersumbat. Mengapa demikian ? ....................................

2. Setiap pagi sebelum mulai mengoperasikan alat, harus dilakukan penceratan


(drain) tangki bahan bakar. Untuk apa ?, Jelaskan jawaban saudara

....................................................................................................................................

3. Water separator adalah .............................................................................................


PEMELIHARAAN BULLDOZER

4. Dust indicator adalah ................................................................................................

5. Bagaimana cara melakukan pengetesan fungsi lampu monitor ? ......................


...................................................................................................................................

6. Pemanasan engine dilakukan kurang lebih selama 5 menit, dilakukan dengan


...................................................................................................................................

7. Bagaimana cara melakukan pemanasan minyak hidrolik pada sistem hidrolik


bulldozer ? ...............................................................................................................
PEMELIHARAAN BULLDOZER
BAB V PEGOPERSIAN DOZER

BAB V
PENGOPERASIAN BULDOZER

5.1 Pendahuluan

5.1.1 Umum

Dalam pelaksanaan pembangunan pada umumnya dan pembangunan di


bidang Sumber Daya Air, kehadiran alat-alat berat tidak dapat dipungkiri lagi,
karena memang alat-alat berat diperlukan, bahkan untuk beberapa pekerjaan
alat-alat berat menjadi ujung tombaknya.
Pada penggunaan alat-alat berat dibidang Sumber Daya Air, juga bidang-
bidang lain, pengoperasian adalah merupakan kegiatan utama disamping
pemeliharaan yang berfungsi sebagai penjaga kondisi alat agar selalu dalam
keadaan siap pakai.
Hasil yang diinginkan dari pengoperasian alat-alat berat ini tentu saja produksi
yang baik, mencakup kualitas maupun kuantitasnya.
Beberapa hal yang mempengaruhi produksi termaksud diantaranya adalah
teknik- teknik operasi baik teknik dasar maupun teknik aplikasi
pengoperasiannya. Penggunaan alat-alat berat yang dilakukan anpa didasari
dengan teknik-teknik operasi yang benar, atau bahkan dilakukan dengan
teknik-teknik operasi yang salah, sulit diharapkan untuk dapat memberikan
hasil atau produksi yang baik seperti yang diinginkan, bahkan sebaliknya
disamping menghasilkan produksi yang tidak baik tetapi juga menyebabkan
alat menjadi rusak atau umur alat menjadi pendek.

5.1.2 Cakupan Materi

Dengan harapan bahwa pengoperasian alat-alat berat khususnya bulldozer


dapat memberikan hasil yang baik seperti yang diinginkan, maka materi
pembelajaran pengoperasian bulldozer ini mencakup berbagai hal, tidak
hanya inti pengoperasian, tetapi juga yang terkait dengan pengoperasian.
Hal-hal termaksud adalah teknik dasar pengoperasian, persiapan operasi,
teknik-teknik aplikasi, jenis material dan perhitungan produksi.

Halaman 1 dari 34
BAB V PEGOPERSIAN DOZER

Dengan hal-hal tersebut, didukung dengan pelaksanaan pemeliharaan


yang baik, sesuai dengan ketentuan atau manual pemeliharaan, maka
keinginan termaksud di atas diharapkan dapat tercapai.

5.2 Teknik Dasar Pengoperasian Bulldozer

5.2.1. Menghidupkan engine

a. Tempatkan kunci pemutus batere pada posisi HIDUP.

b. Tempatkan tuas pemilih arah ke posisi NETRAL (4).

Halaman 2 dari 34
BAB V PEGOPERSIAN DOZER

c. Governor switch pada posisi low idle ( kura – kura )


d. Aktipkan rem parkir (panah atas) dan bebaskan kunci rem parkir (panah
bawah).
e. Tempatkan tuas kendali hidrolis pada posisi TAHAN.
f. Tempatkan kunci engine pada posisi HIDUP. Bila kunci engine berada di
posisi HIDUP maka sistim monitor akan melakukan pengujian fungsi
secara otomatis.
g. Bila pengujian telah selesai dengan baik, putarlah kunci kontak ke
KANAN (posisi start) untuk menghidupkan engine.

5.2.2. Setelah Engine Hidup

CATATAN :Untuk menghindari kerusakan engine, matikan engine segera bila


10 detik kemudian indikator tekanan pelumas engine belum padam.

a. Biarkan engine hidup pada putaran rendah selama kurang lebih 5 menit.
b. Jaga agar permukaan pelumas hidrolis dan power train agar tetap pada
antara ADD dan garis FULL.

c. Indikator sistim pengisian batere harus padam. Bila saat engine hidup
indikator ini masih menyala, matikan engine dan perbaiki segera.
d. Panaskan pelumas hidrolis dengan cara menggerak-gerakkan tuas-tuas
kendali hidrolis pada putaran engine sedang (1300 rpm)
e. Perhatikan suara dan getaran yang tidak normal serta amatilah semua
indikator dan meter-meter.

Halaman 3 dari 34
BAB V PEGOPERSIAN DOZER

f. Periksa semua meter, lampu-lampu peringatan dan indikator-indikator


secara berkala selama pengoperasian.
g. Periksalah tangki pelumas hidrolis. Permukaannya harus berada di antara
garis ADD dan “FULL”

5.2.3. MENGUJI REM

Pengujian rem dilakukan melalui prosedur sbb :


a. Pastikan area di sekeliling unit bebas dari orang yang tidak
berkepentingan.
b. Lakukan perngujian fungsi Rem di tempat kering dan datar.
c. Gunakan sabuk keselamatan.

Langkah-langkah yang dilakukan adalah sebagai berikut :

a. Hidupkan engine.
b. Angkatlah semua Attachment.
c. Injaklah pedal rem servis (tanda panah)
d. Bebaskan rem parkir
e. Sementara rem servis ditahan, tempatkan transmisi gigi 2 pada posisi
MAJU.
f. Turunkan setelan kecepatan travel sampai kecepatan terendah
menggunakan roda jari.
g. Secara bertahap naikkan putaran engine sampai maksimal. Unit tidak
bergerak.
h. Pindahkan tuas pemilih arah ke posisi NETRAL.
i. Turunkan putaran engine, aktipkan rem partkir. Turunkan implemen.

5.2.4. PERSIAPAN UNIT

Persiapan operasi disini adalah kegiatan-kegiatan yang harus dilakukan


sebelum melakukan gerakan-gerakan dasar operasi, yang dimulai setelah
engine siap operasi dalam arti engine telah dihidupkan dan dilakukan

Halaman 4 dari 34
BAB V PEGOPERSIAN DOZER

pemanasan (warming up) secukupnya, baik engine maupun sistem lain


yang memerlukan pemanasan (suhu operasi) sekitar 70 s.d 90 0C
Kegiatan-kegiatan yang harus dilakukan sampai menghidupkan engine, atau
persiapan menghidupkan engine sampai engine hidup dan siap beroperasi,
dimasukkan dalam pemeliharaan sebelum operasi (Periksa Modul
Pemeliharaan Bulldozer).

5.2.5. MENJALANKAN MESIN

Untuk menghindari kecelakaan, jauhkan orang-orang yang berada di sekitar


unit.
Jagalah agar unit tetap terkendali setiap saat.
Kenali ukuran unit agar dapat mempertahankan jarak yang aman.
Kurangi kecepatan unit bila sedang bergerak di tempat yang sempit.
Pillihlah gigi yang sesuai sebelum menmasuki turunan. Jangan memindah
gigi ketika sedang di turunan.

Gambar 1

1. Atur tempat duduk.


2. Kencangkan sabuk keselamatan.
3. Angkat blade dan ripper sampai posisi aman untuk berjalan.
4. Injaklah pedal rem servis.
5. Bebaskan rem parkir (panah atas).

Halaman 5 dari 34
BAB V PEGOPERSIAN DOZER

Gambar 2

6. Putarlah tuas pemindah arah ke depan (5) untuk menjalankan unit


MAJU.

Gambar 3

7. Bebaskan rem servis dan naikkan putaran engine sesuai dengan


kebutuhan.
8. Jalankan unit maju untuk mendapatkan pandangan yang jelas.

5.2.6. MEROBAH ARAH dan KECEPATAN

CATATAN : Perpindahan gigi transmisi dengan putaran engine tinggi dapat


saja dilakukan pada bulldozer dengan sistim transmisi powershift.

Halaman 6 dari 34
BAB V PEGOPERSIAN DOZER

Gambar 4

Namun demi kenyamanan operator dan agar usia pakai komponen-


komponen power train lebih optimum, disarankan untuk menghentikan unit
sebelum melakukan perobahan arah.

Gambar 5

1. Injaklah pedal deselerator.


2. Netralkan transmisi.
3. Injak pedal rem untuk menghentikan unit.
4. Setelah unit berhenti, pindahkan arah dengan memutar tuas (1) ke belakang
untuk menjalankan unit MUNDUR.
5. Lepaskan rem servis.
6. Naikkan kecepatan engine dengan cara melepaskan pedal deselerator.

Halaman 7 dari 34
BAB V PEGOPERSIAN DOZER

7. Untuk menaikkan atau menurunkan gigi tekanlah switch pemilih gigi (2).

5.3 Teknik Operasi

5.3.1. Pemilihan Gigi Transmisi


PEMILIHAN GIGI TRANSMISI -
Memaksimalkan sejumlah
pekerjaan akan terpenuhi
dengan pemilihan gigi yang
cocok untuk setiap beban.
Dengan beban tertentu, unit
akan bergerak lebih cepat bila
menggunakan gigi kesatu
daripada gigi yang lebih tinggi
(lihat gambar 6).
Apabila gigi dinaikkan ke gigi
yang lebih tinggi ternyata
Gambar 1
gerakan unit melambat,
kembalikan ke gigi yang lebih
rendah.

5.3.2. Blade Miring kekanan

Bulldozer dengan blade yang dapat


diserongkan (angle blade) sangat cocok
untuk penggusuran melebar, menimbun
parit, atau menggusur ke satu sisi sambil
tetap berjalan maju, misalnya memotong
tebing dan membuang materialnya ke
arah jurang.
Gambar 7

5.3.3. Menggusur Langsung (Stright Dozing)

Halaman 8 dari 34
BAB V PEGOPERSIAN DOZER

MENGGUSUR LANGSUNG - Untuk mendapatkan hasil gusuran yang baik,


pertahankanlah kedalamam pemotongan. Isilah blade dan dorong ke tempat
pembuangan.

Gambar 8

▪ Usahakan agar engine tetap bertenaga pada putaran tinggi (hight iddle).
▪ tidak boleh slip.
▪ Apabila terpaksa harus berbelok dengan membawa beban, gunakan tilt
blade (jangan menggunakan steering)
Apabila saudara sedang melakukan pekerjaan perataan, mengisi blade
sampai penuh hasilnya lebih rata dibanding dengan mengisi blade hanya
sebagian.

5.3.4. Menggusur di Dalam Alur (Slot Dozing)

MENGGUSUR di DALAM ALUR -


Slot dozing adalah metode
menggusur dengan menjebak
material di dalam parit. Dengan
cara ini, material yang diangkut
menjadi lebih banyak, kerena
tumpahan-nya tertahan oleh
dinding parit.

Kedalaman parit jangan sampai melebihi tinggi blade.

Halaman 9 dari 34
BAB V PEGOPERSIAN DOZER

Gambar 9 Mulailah menggusur dari ujung


tempat pembuangan, lalu
mundurlah seperti pada gambar
(A). Dengan cara ini didapatkan
penggusuran menurun dan
membawa material di tempat rata.
Gambar 10

Sementara cara menggusur (B) kurang efisien, karena dozer membawa muatan mendaki,
dan tidak bisa membuat alur.

Bila menggusur dalam beberapa


parit sejajar, sisa tanggul
sebaiknya digusur dari arah
belakang (gambar 11). Hal ini
memungkinkan operator untuk
tetap mempertahankan
kedalaman parit.
Gambar 11
Tebal tanggul sebaiknya tidak
lebih dari 1/3 lebar blade.
5.3.5. Menggusur di Lereng

MENGGUSUR di LERENG - Jika


memungkinkan, bekerjalah secara
vertikal. Metode ini lebih aman dari
pada bekerja secara horisontal.
Berhati-hati bila bekerja di lereng
agar tidak terbalik.
Bila unit tergelincir ke samping,
segera putar traktor ke arah
Gambar 12
menurun dengan blade di atas. Bila
bekerja di lereng, mulailah bekerja dari bagian tertinggi ke bagian yang lebih
rendah. Buanglah material gusuran ke bawah untuk meningkatkan stabilitas.

Halaman 10 dari 34
BAB V PEGOPERSIAN DOZER

Jangan memotong bagian bawah tebing berlebihan karena akan


mempertajam tebing.

5.3.6. Mendaki dan Menuruni Lereng

DI PENDAKIAN dan PENURUNAN -


Kurangilah kecepatan menggunakan
rem servis sebelum memulai
mengoreksi kemudi.
Bila mengendarai unit kosong di
turunan, engine jangan sampai
mengalami overspeed. Perhatikan
tachometer dan gunakan rem sejak
Gambar 13 mulai menurun untuk mencegah
kecepatan engine naik terlalu tinggi.

5.3.7. Menimbun Jurang


Untuk mendorong buangan dari dump truk, tempatkan dozer tegak lurus
terhadap tempat pembuangan. Doronglah material ke jurang dengan
menyisakan material dipinggirnya sebagai tanggul. Hati-hati terhadap
material yang jatuh dari truk.

Gambar 14

5.3.8. Membuat Parit Bentuk V

Halaman 11 dari 34
BAB V PEGOPERSIAN DOZER

MEMBUAT PARIT BENTUK V

Tempatkan ujung blade yang rendah


di tengah-tengah parit. Berhati-
hatilah terhadap tanah yang lunak.
Gusurlah sampai didapatkan
kedalaman yang diinginkan.

Gambar 15

5.3.9. Membersihkan Lahan (Land Clearing)

1. Buang dahan-dahan
kering. Potonglah akar di
seberang arah robohnya
pohon.

2. Potonglah akar-akar di kiri


dan kanan pohon

3. Dekati pohon perlahan-


lahan sampai blade
Gambar 16 menempel ke pohon.
Doronglah pohon dambil
mengangkat blade.
Buatlah tanggul di depan
pohon bila perlu tumpuan
unit yang lebih tinggi.

4. Hentikan dorongan bila


sudah pohon mulai
tumbang.

Gambar 17

Halaman 12 dari 34
BAB V PEGOPERSIAN DOZER

5.3.10. Membongkar Tunggul

Pastikan bahwa akar-akarnya


sudah terpotong. Angkatlah blade
sambil mendorong.

Gambar 18

5.3.11. Mendorong Scraper

1. Tempelkan blade secara


merata ke push block.
2. Bulldozer tidak boleh berjalan
lebih cepat dari pada
kecepatan scraper.
3. Usahakan untuk mendorong
secara lurus.
4. Blade jangan sampai mengenai
ban.
5. Jangan mengangkat bagian
belakang scraper.
6. Bila pemuatan telah selesai,
Gambar 19 bantulah scraper untuk keluar
dari tempat pemuatan.

Halaman 13 dari 34
BAB V PEGOPERSIAN DOZER

5.3.12. Membajak (Ripping)

1. Gunakan gigi transmisi satu saat membajak.


2. Gunakan deselerator untuk menyesuaikan daya tarik agar track tidak slip.
3. Bajaklah sedalam mungkin tanpa mebuat track slip.
4. Ukuran bongkahan ditentukan oleh kedalaman dan lebarnya alur.

CATATAN : Angkatlah ripper sebelum mundur.


Jangan berbelok saat shank masih tertanam.

• Bajak Berganda (Multi Shank Ripper)


• Bajak berganda diharapkan mampu menghasilkan produksi yang lebih
tinggi pada batuan keras, padat dan batuan lepas.
• Bajak berganda dengan satu bajak di tengah tidak dimaksudkan untuk
mendapatkan produksi yang tinggi.
• Mungkin ada keperluan khusus
dimana batang bajak
ditempatkan di bagian pinggir
beam. Dalam hal ini operator
harus berhati-hati untuk
menempatkan batang bajak
pada posisi terpendek, dan
menjalankan bulldozer dengan
pelan-pelan. Ripper beam tidak
dirancang untuk bekerja dengan
Gambar 20 tenaga penuh bila batang bajak
di tempatkan di pinggir.
• Bajak berganda Caterpillar tidak dirancang untuk aplikasi pembajakan
dalam.
• Bila perlu pembajakan dalam, gunakan bajak tunggal.
• Tanah Keras, Permukaan Keras, Lempung, Shale atau Kerikil
Bersemen

Halaman 14 dari 34
BAB V PEGOPERSIAN DOZER

Tiga batang bajak cocok pada material jenis ini. Gunakan bajak berganda untuk
memecahkan material sesuai dengan ukuran yang diinginkan tanpa mambuat
track slip.

Batuan Pecah, Rekahan atau Permukaan Lemah

Gunakan dua batang bajak untuk memecahkan material dengan ukuran kecil.
Bila engine keberatan atau tracknya slip, gunakan satu batang bajak saja.

Batuan Padat, Granit dan


Material Sulit di Bajak

Gambar 21

Gunakan bajak tunggal untuk material yang keras atau material yang
cenderung berbongkah-bongkah besar.
Tempatkan batang bajak di tengah bila membajak dengan bajak tunggal

• Sudut Bajak yang Bisa


Disetel (Adjustable
Ripper

Gambar 22

Halaman 15 dari 34
BAB V PEGOPERSIAN DOZER

• Ripper jenis ini baik sudut shank


maupun panjangnya bisa disetel.

• Sudut ripper harus diatur


bervariasi untuk mendapatkan
hasil maksimal pada setiap alur
bajakan

Gambar 2 Sebelum ripper ditancapkan ke


dalam tanah, setel shank pada
posisi vertikal. Posisi ini
memudahkan penetrasi shank ke
dalam tanah. Setelan sudut shank
berbeda-beda tergantung masing-
masing material yang di bajak.

Turunkan shank sambil berjalan

Gambar 24 maju.
Bila kedalaman pembajakan yang
diinginkan sudah tercapai, tarik
shank ke depan (shank in) untuk
mendapatkan sudut pembajakan
yang tepat.

Tarik shank ke depan (shank in)


untuk memecahkan bongkahan
tanah yang besar.

Gambar 3

Dorong shank ke luar (shank out) seperlunya untuk memberi jarak antara
shank dengan material, bila materialnya terlalu keras.

Halaman 16 dari 34
BAB V PEGOPERSIAN DOZER

Bajakan dangkal bila material akan


dimuat oleh scraper, dan bajakan
dalam bila akan didorong oleh
dozer itu sendiri atau dimuat oleh
excavator

Gambar 4 .

Setel panjang shank


Gambar 7
secukupnya agar terdapat jarak
yang cukup antara permukaan
tanah dan beam.

o Dual Tilt (Blade dengan


Kemiringan Ganda)

Gambar 27

• Posisi tilt ke depan (A) untuk


meningkatkan penetrasi blade
dalam, agar pemuatan lebih
cepat.
• Posisi tilt ke belakang (B) untuk
membawa muatan. Pada posisi
ini blade tidak menggali,
sehingga bulldozer dapat
berjalan lebih ringan.
• Posisi dump (C) untuk
mempercepat pembuangan
material, terutama untuk material
yang lengket.

Halaman 17 dari 34
BAB V PEGOPERSIAN DOZER

Gambar (1) memperlihatkan posisi


maksimal sistim tilt tunggal (blade
miring).
Gambar (2) memperlihatkan posisi
maksimal sistim tilt ganda.
Gunakan tilt ganda untuk
membelokkan unit bila sedang
menggusur untuk mengurangi
penggunaan steering clutch, agar
Gambar 28 tenaga bulldozer tidak berkurang.

5.4 Material

5.4.1 Umum

Pada pengoperasian alat –alat berat, termasuk diantaranya pengoperasian


bulldozer, akan ditemui berbagai jenis material yang harus dikerjakan.
Tiap jenis material uang satu mempunyai sifat-sifat fisik yang berbeda
dengan jenis material yang lain.
Dengan perbedaan sifat fisik tersebut, maka tiap jenis material akan
memberikan pengaruh yang berbeda pada pekerjaan yang selanjutnya yang
akan memberi pengaruh pada hasil pekerjaan material tersebut, menyangkut
kualitas maupun produktifitasnya.

Oleh karena itu para operator alat-alat berat, termasuk operator


bulldozer,, perlu kiranya mengetahui jenis-jenis material termasuk sifat-sifat
fisiknya. Bahkan tidak hanya para operator saja, akan tetapi juga pihak-pihak
lain yang terkait dengan pengoperasian alat-alat berat.

5.4.2 Jenis-Jenis Material

Halaman 18 dari 34
BAB V PEGOPERSIAN DOZER

Berbagai jenis material dapat ditemui di alam kita ini, seperti misalnya
bauksit, karnosit/bijih uranium, lempung/tanah liat, batu bara, granit dan lain
sebagainya.
Namun dalam bahasan ini dibatasi pada jenis material yang dikerjakan
dengan alat- alat berat pada umumnya, dan khususnya yang dikerjakan
dengan bulldozer berkaitan dengan kekerasan material sehubungan dengan
kemampuan ripper bulldozer.

Berikut ini adalah sebagian jenis material yang dikerjakan dengan alat-alat
berat pada umumnya, sedangkan daftar selanjutnya adalah jenis material
yang dapat dan tidak dapat dikerjakan dengan ripper bulldozer :

1. Pasir (sand)
2. Tanah biasa (soil)
3. Tanah liat (clay)
4. Tanah berpasir (sandy soil
5. Gravel (kerikil)
6. Batu kapur, batu pasir. pasir batu
7. Cadas lunak
8. Cadas (rock)
9. Batu cadas, kapur keras
10. Granit
11. Endapan organik, dan lain-lain.

Beberapa jenis material yang dapat dikerjakan bulldozer dengan ripper;


adalah sebagai berikut :

Halaman 19 dari 34
BAB V PEGOPERSIAN DOZER

5.4.3 Sifat-Sifat Fisik Material

Sebagaimana telah disinggung di bagian depan bahwa dalam


mengoperasikan alat- alat berat atau dalam pengerjaan material dengan
alat-alat berat di lapangan akan ditemui berbagai jenis material dengan sifat-
sifat fisiknya yang berbeda.

Sifat-sifat fisik tersebut merupakan faktor penting dalam kaitannya dengan


pemilihan attchment apa yang perlu dipergunakan dalam pengoperasian
bulldozer, serta produksi yang akan dicapai, dan sebagainya. Beberap difat
fisik material adalah sebagai berikut :

1. Pengembangan/penyusutan material
2. Berat material
3. Bentuk material
4. Kohesivitas Material

Halaman 20 dari 34
BAB V PEGOPERSIAN DOZER

5. Kekerasan Material
6. Daya dukung

a. Pengembangan/penyusutan material

Yang dimaksud dengan pengembangan material adalah perubahan


berupa penambahan atau pengurangan volume material/ tanah yang
terjadi akibat dari perubahan bentuk dari aslinya.
Keadaan material terbagi dalam 3 keadaan yaitu :

Bank (keadaan asli)


Loose (keadaan lepas/terurai)
Compacted (keadaan padat)

Tanah 1000 x 1.25 = 1250 x 0.72 = 900 m3

Gravel 1000 x 1.25 = 1250 x 0.91 = 1.030 m3

Batu Lunak 1000 x 1.25 = 1250 x 0.74 = 1.220 m3

ASLI LEPAS PADAT

1) Keadaan asli (bank)


Kedaan material yang masih alami dan belum mengalami gangguan,
dinamakan keadaan asli (bank), dan dalam keadaan seperti ini
butiran-butiran yang dikandungnya masih terkonsolidasi dengan baik.
Ukuran dinyatakan dalam BCM = Bank

Cubic Metre atau BCY = Bank Cubic Yar

Halaman 21 dari 34
BAB V PEGOPERSIAN DOZER

2) Keadaan Gembur (Loose)


Material yang telah digali dari tempat aslinya akan mengalami
perubahan volume yaitu mengembang yang disebabkan adanya
penambahan rongga udara diantara butiran- butiran material. Dengan
demikian volumenya akan menjadi lebih besar.
Keadaan ini akibat adanya pekerjaan terhadap material tersebut,
sehingga kedaannya menjadi terurai atau gembur, misalnya pekerjaan
penggalian dengan excavator atau alat lainnya
Ukuran dinyatakan dalam LCM = Loose Cubic
Metre atau LCY = Loose Cubic Yard

3) Keadaan Padat (Compacted)


Keadaan ini akan dialami oleh material yang dipadatkan. Perubahan
volume terjadi karena adanya penyusutan rongga udara diantara
butiran material tersebut dan dengan demikian volumenya akan
berkurang.
Perubahan terjadi karena material yang gembur (terurai/loose)
mendapat pekerjaan pemadatan, misalnya dipadatkan dengan road
roller.
Ukuran dinyatakan dalam CCM = Compact Cubic
Metre atau
CCY = Compact Cubic Yard.

Dalam perhitungan produksi peralatan, material yang didorong /digusur


dengan blade, atau yang dimuat dengan bucket, kemudian digelar/di-
spreading adalah dalam kondisi gembur (loose). Untuk menghitung suatu
volume tanah asli yang telah terurai karena digali atau melakukan pemadatan
dari material yang sudah gembur, perlu dikalikan dengan faktor yang disebut
faktor konversi.
Faktor tersebut adapat dengan mudah dibaca pada tabel faktor konversi.
Contoh :

Bila 500 BCM (Bank Cubic Metre) tanah biasa digemburkan maka :

Volume tanah gembur = Vol.tanah asli x faktor

Halaman 22 dari 34
BAB V PEGOPERSIAN DOZER

500 x 1,25 = 625 LCM (Loose Cubic Metre)

Dan bila tanah tersebut dipadatkan, maka

Volume tanah padat = Vol. Gembur x faktor


= 625 x 0,72 = 450 CCM (Compacted Cubic Metre)

TABEL FAKTOR KONVERSI VOLUME MATERIAL

JENIS MATERIAL PERUBAHAN KONDISI


KONDISI
KONDI KONDISI KONDISI
SI GEMBUR PADAT
ASLI GEMBUR 1, 1,11 0,99
TANAH BERPASIR PADAT 0 1,00 0,80
0 1,17 1,00
ASLI GEMBUR 1, 1,25 0,90
CLAY/TANAH BIASA PADAT 0 1,00 0,72
0 1,39 1,00
ASLI GEMBUR 1, 1,25 0,90
CLAY/TANAH LIAT PADAT 0 1,00 0,63
0 1,59 1,00
GRAVELY ASLI GEMBUR 1, 1,18 1,08
SOIL/TANAH PADAT 0 1,00 0,91
BERKERIKIL 0 1,09 1,00
ASLI GEMBUR 1, 1,13 1,03
GRAVEL/KERIKIL PADAT 0 1,00 0,91
0 1,10 1,00
KERIKIL BESAR ASLI GEMBUR 1, 1,42 1,29
DAN PADAT PADAT 0 1,00 0,91
0 1,10 1,00
PECAHAN BATU KAPUR, ASLI GEMBUR 1, 1,65 1,22
BATU PASIR, CADAS PADAT 0 1,00 0,74
LUNAS, SIRTU 0 1,35 1,00
PECAHAN GRANIT, ASLI GEMBUR 1, 1,70 1,31
BASALT, CADAS KERAS PADAT 0 1,00 0,77
0 1,30 1,00
PECAHAN ASLI GEMBUR 1, 1,75 1,40
CADAS, PADAT 0 1,00 0,80
BROCKEN 0 1,24 1,00
LEDAKAN BATU CADAS, ASLI GEMBUR 1, 1,80 1,30
KAPUR KERAS PADAT 0 1,00 0,72
0 1,38 1,00

Halaman 23 dari 34
BAB V PEGOPERSIAN DOZER

KETERANGAN : (A) ASLI/BANK


(B) GEMBUR/LOOSE
(C) PADAT/COMPACTED

b. Berat material
Berat adalah sifat fisik dari setiap meterial yang akan mempengaruhi
kepada kemampuan alat untuk mendorong, mengangkut, mengangkat dan
sebagainya, seperti contoh sebagai berikut :
Suatu alat berat waktu mengangkat material dengan berat 1,5 t/m3 alat
dapat bekerja denga baik, tapi pada saat mengangkat dengan berat 3,6
t/m3 ternyata alat mengalami kesulitan karena berat beban sehingga
gerakkannya menjadi terganggu

c. Bentuk material

Yang dimaksud dengan bentuk dalam sifat fisik material ini adalah
bentuk butiran dari material yang terjadi akibat terurai dari bentuk aslinya,
yang akan berpengaruh terhadap kemampuan bucket atau blade
menampung material tersebut.
Material yang butirannya seragam cenderung dapat mengisi rongga
udara, sehingga volumenya sebanding atau sama dengan volume bukcet,
sedangkan material yang berbongkah-bongkah akan lebih kecil volumenya
dari volume bucket, karena pada material ini akan terbentuk rongga-
rongga udara yang mengisi sebagian isi bucket.
Berapa besar volume material yang dapat ditampung dalam suatu
ruangan dapat dihitung dengan cara memberikan angka koreksi yang
disebut Faktor Muat atau Bucket Factor atau Pay Load Factor.

d. Kohesivitas material

Sifat lain dari material adalah kehesivitas-nya, yaitu daya lekat


atau kemampuan untuk saling mengikat diantara buti-butir material
tersebut.
Material dengan kohesivitas tinggi akan menggunung (heaped), dan
dengan demikian volume dari material ini akan lebih besar dari volume
ruangan yang ditempatinya, misalnya tanah liat.

Halaman 24 dari 34
BAB V PEGOPERSIAN DOZER

Sedangkan material dengan kohesivitas yang kurang baik, bila


menempati suatu ruangan (bukcet) akan sukar menggunung,
cenderung rata (peres/ struck), misalnya pasir.

e. Kekerasan material

Material yang keras akan lebih sukar untuk digali atau dikupas oleh alat
berat, sehingga dapat menurunkan produktivitas alat.
Pada umumnya material yang tergolong keras adalah batu-batuan yang
dalam pekerjaan pemindahan tanah perlu penanganan khusus, misalnya
dengan Ripping atau bahkan dengan peledakan terlebih dahulu.
Batuan dalam pengertian pemindahan tanah
antara lain :

Batuan beku : sifat keras, padat, pejal dan kokoh.


Batuan sedimen : merupakan pelapisan dari yang lunak sampai
yang keras.
Batuan metamorf : umumnya perlapisan dari yang keras, padat dan
tidak teratur.

Nilai kekerasan material diukur dengan menggunakan Ripper Meter


atau Seismic Test Meter, dan hasil dari test ini akan dapat menentukan
jenis ripper yang cocok untuk pengerjaan material tersebut.

f. Daya dukung tanah

Daya dukung tanah adalah kemampuan tanah untuk mendukung alat


yang berada diatasnya. Apabila suatu alat berada diatas tanah, maka alat
tersebut akan memberikan daya tekan yang disebut “ground pressure”,
yang besarnya berat alat didistribusikan kapada luas track atau ban yang
kontak dengan tanah (GVW/Ground Contact Area, satuannya kg/cm2).
Biasanya telah diberikan dari pabrik pembuat alat-alat berat untuk masing-
masing jenis dan type alat.

Halaman 25 dari 34
BAB V PEGOPERSIAN DOZER

Ground Pressure
(daya
tekan)
2
(Kg/cm )

Ground Bearing
(daya dukung tanah)

Daya dukung tanah dapat diketahui dengan cara pengukuran/test langsung di


lapangan, dengan menggunakan alat test yaitu antara lain dengan Cone Penetro
Test, yang hasilnya dinyatakan suatu angka index.

BEBERAPA JENIS MATERIAL DAN DAYA DUKUNG

JENIS MATERIAL DAYA DUKUNG

2
0,5 kg/cm
PASIR & TANAH
TANAH LIAT : 1,0 kg/cm2
LEMBAB 2,0 kg/cm2
SEDANG 4,0 2
kg/cm
KERING
PASIR : 2,0 kg/cm2
MURNI KERING 4,0 kg/cm2
PADAT KERING
KERIKIL : PADAT LEKAT 8,0 kg/cm
CADAS : 2
5,0 kg/cm
SEDIKIT LEPAS 2
24,0 kg/cm
PADAT LEKAT

Halaman 26 dari 34
BAB V PEGOPERSIAN DOZER

5.5 Materi Uji Kompetensi (Tertulis)

II. Pilihan Ganda (Multiple Choice)


Pilihlah 1 (satu) jawaban yang saudara anggap paling benar dari setiap soal berikut ini :

1. Berikut ini adalah kegiatan-kegiatan persiapan operasi, kecuali :


a. Pengecekan minyak pelumas engine
b. Pengetesan fungsi tuas kendali blade
c. Pengecekan gerakan maju-mundur unit
d. Pengetesan gerakan naik-turun blade.

2. Dalam rangka pengetesan fungsi alat kendali, ketika bulldozer anda jalankan maju ke
depan, kemudian tuas kendali setir (steering lever) model joy stick anada tarik
setengah tetapi bulldozer anda tetap berjalan lurus ke depan, maka hal itu berarti :
a. Alat kendali tidak berfungsi dengan baik
b. Tuas kendali setir kurang ditarik
c. Salah arah menarik tuas kendali setir
d. Rem kemudi (steering brake) tidak berfungsi.

3. Ketika anda memposisikan tuas kendali blade pada posisi HOLD tetapi blade
kemudian turun perlahan, maka itu berarti :
a. Ada kebocoran pada sistem hidrolik
b. Memang seharusnya blade bergerak turun
c. Tuas kendali blade tidak berfungsi sebagaimana mestinya
d. Minyak hidrolik kurang pemanasan.

4. Kegiatan walk arround Inspection (pengecekan dengan mengelilingi alat), bukan


kegiatan persiapan operasi, karena :
a. Kegiatan tersebut belum memeriksa engine
b. Kegiatan tersebut dimasukkan dalam kegiatan pemeliharaan harian
c. Kegiatan tersebut dilakukan juga setelah selesai operasi
d. Kegiatan tersebut tidak mutlak diperlukan untuk pengoperasian.

5. Sebelum melakukan pengoperasian bulldozer semua gerakan attachment dan unit


perlu dicek, dengan maksud :
a. Memenuhi prosedur yang ditentukan
b. Memasikan bahwa semua grakan attachment dan unit benar-benar baik,
sehingga tidak ada hambatan dalam pengoperasian bulldozer, berkenaan dengan
gerakan termaksud
c. Melihat apakah kecepatan gerakan unit masih dapat dipenuhi, sehingga produksi
maksimal dapat dicapai
d. Memastikan bahwa tidak ada kerusakan dalam sistem operasi alat.

Halaman 27 dari 34
BAB V PEGOPERSIAN DOZER

6. Salah satu gerakan dan posisi blade adalah miring (tilt) ke kiri atau ke kanan. Posisi
blade miring tersebut diperlukan untuk pekerjaan :
a. Pemotongan akar pohon ketika akan membongkar tunggul pohon
b. Memindahkan batu besar, dengan mendorongnya sedilit demi sedikit
c. Mengarahkan buangan material hasil pemotongan
d. Membuat parit.

7. Ketika menjalankan maju bulldozer, kadang dipergunakan pedal perlambatan


(decelerator pedal) dengan maksud :
a. Agar engine tidak mudah mati
b. Agar unit dapat mulai bergerak tanpa hentakan (jerking)
c. Untuk memenuhi prosedur operasi
d. Bila unit berada di tanjakan.

8. Ketika akan memindahkan kecepatan (gear shifting) termasuk merubah arah maju-
mundur (forward reverse shifting) ketika bulldozer sedang berjalan, tidak perlu
menghentikan unit, tetapi cukup menurunkan putaran engine, kemudian
memindahkan kecepatan, Hal ini memungkinkan bila :
a. Transmisi yang digunakan adalah sistem direct drive
b. Transmisi yang digunakan menggunakan sistem hidrolik (power shift dan torque
converter)
c. Hal tersebut tidak memungkinkan karena bagaimanapun bila akan merubah arah
harus berhenti dulu agar tidak merusak unit
d. Kopeling yang digunakan adalah torque converter.

9. Ketika membelokkan bulldozer ke kiri secara halus di suatu turunan (slope) maka
yang harus ditarik setengah adalah tuas kendali :
a. Kiri
b. Kanan
c. Kiri dan kanan secara bersamaan
d. Kiri dan kanan secara bergantian.

10. Ketika berjalan menuruni slope kemudian tuas kendali kanan ditarik penuh, maka
bulldozer akan :
a. Membelok ke kiri dengan tajam
b. Membelok ke kanan dengan tajam
c. Berhenti
d. Tetap berjalan lurus ke depan.

11. Ketika bulldozer sedang berjalan di tanah datar kemudian tuas kemudi kanan ditarik
tidak penuh (setengahnya), bulldozer akan membelok ke kanan secara halus
(gradually), tidak tajam oleh karena :
a. Ketika tuas kanan ditarik setengah maka hubungan tenaga ke sprocket kanan
terputus, sehingga unit berbelok dengan halus ke kanan karena dorongan
sprocket kiri
b. Ketika tuas kanan ditarik tidak penuh (setengah) maka rem kanan mulai aktif
tetapi hanya setengah saja, sehingga unit berbelok ke kanan secara halus
c. Hal demikian tidak mungkin terjadi,. Yang terjadi adalah bulldozer belum berbelok
bila tuas kemudi belum ditarik penuh

Halaman 28 dari 34
BAB V PEGOPERSIAN DOZER

d. Ketika tuas kemudi kanan ditarik tidak penuh (setengahnya) maka belum ada
pengaruh terhadap jalannya bulldozer. Bulldozer masih tetap berjalan lurus.

12. Untuk mulai melakukan pemotongan tanah maka dilakukan dengan prosedur :
a. Besarkan gas/naikkan putaran engine, turunkan pisau sampai kedalaman yang
diinginkan, masukkan transmisi pada kecepatan 1, jalankan maju bulldozer
b. Turunkan pisau sampai di tanah, pindahkan transmisi ke kecepatan 1, jalankan
maju bulldozer perlahan, lakukan pemotongan tanah secukupnya
c. Pindahkan atau masukkan transmisi ke gigi 1, naikkan putaran engine, jalankan
maju bulldozer, turunkan pisau secukupnya
d. Pindahkan gigi transmisi (gear shift) ke gigi 1, naikkan putaran engine, jalankan
unit, lakukan pemotongan tanah dengan menurunkan pisau sampai masuk ke
dalam tanah dengan kedalaman sesuai dengan kekerasan tanah.

13. Untuk meripping tanah yang agak keras, dilakukan dengan prosedur sebagai berikut :
a. Turunkan ripper sampai masuk tanah sampai kedalaman secukupnya, jalankan
unit maju ke depan dengan menggunakan gigi rendah (kecepatan rendah),
sementara itu tarik tuas gas sampai putaran engine cukup tinggi untuk
mendapatkan daya yang cukup
b. Naikkan putaran engine, jalankan unit, masukkan ripper sampai kedalaman point
of tip masuk seluruhnya ke dalam tanah
c. Naikkan putaran engine, jalankan unit ke depan, turunkan ripper
d. Turunkan ripper ke dalam tanah dengan kedalaman 1/3 dari panjang ripper,
naikkan putaran engine, jalankan maju unit.

14. Sudut ripper yang paling optimum ketika melakukan ripping adalah :
a. Antara 450 – 500
b. Kurang-lebih 400
c. < 450
d. > 500.
15. Bila sudut ripper terlalu besar maka :
a. Produksi akan menurun
b. Merusak ujung ripper
c. Menyebabkan keausan yang berlebihan dan menghilangkan daya pentajaman
sendiri
d. Produksi akan naik.
16. Bila sudut ripper terlalu kecil maka :
a. Gaya penetrasi menjadi kecil, terjadi keausan yang berkelebihan pada point of tip
dan menghilangkan pentajaman sendiri
b. Ripper cepat rusa, produksi menurun
c. Unit dapat terangkat, produksi menurun, ujung ripper cepat aus
d. Ripper termakan sebelah luar, cepat tumpul.

17. Untuk melakukan stripping, membuang atau mengupas top soil, prosedur yang perlu
dilakukan adalah sebagai berikut :
a. Posisikan bulldozer pada medan yang akan dikerjakan, jalankan unit maju ke
depan dengan gigi rendah, serempak dengan itu masukkan pisau dengan

Halaman 29 dari 34
BAB V PEGOPERSIAN DOZER

kedalaman secukupnya/setebal top soil, besarkan gas dan imbangi sesuai


dengan naiknya gaya tahan tanah yang dipotong
b. Posisikan bulldozer pada medan yang akan dikerjakan, turunkasn blade sampai
setebal top soil, jalankan bulldozer perlahan sampai seluruh top soil terpotong,
ulangi pekerjaan sampai selesai
c. Besarkan gas secukupnya, turunkan blade seperlunya, jalankan maju unit
dengan gigi 2, imbangi gas sesuai dengan tekanan potong material
d. Arahkan bulldozer ke tempat pembuangan top soil, jalankan unti perlahan dengan
menggunakan kecepatan I, turunkan pisau setebal top soil , dorong top soil
dengan menambah gas secukupnya, ulangi pekerjaan hingga selesai.

18. Membuat stock (stock pilling) material dengan bulldozer dapat dilakukan dengan :
a. Menimbun (membuat stock) dari material lepas (loose) maupun material (tanah)
asli bank
b. Menimbun (membuat stock) hanya dari material lepas (loose) yang disuplai
dengan alat lain (misalnya dump truck)
c. Menimbun (membuat stock) hanya dari material asli (bank) saja
d. Menimbun (membuat stock) material dengan dibantu oleh alat lain utuk
pemadatan material yang ditimbun.

19. Membuat stock (stock pilling) tanah lepas (buangan dump truck), dilakukan dengan
cara sebagai berikut :
a. Posisikan bulldozer di dekat gundukan tanah buangan dump truck mengarah ke
tempat pengumpulan (piling), turunkan blade sampai di tanah, pindahkan gigi ke
gigi I, naikkan putaran engine, dorong tanah sampai ke tempat pengumpulan
dengan imbangan gas yang sesuai, naikkan blade 30 – 50 cm di atas tanah,
bergerak mundur dengan gigi 3 ke tempat gundukan, lakukan proses yang sama
b. Tempatkan bulldozer di belakang gundukan tanah buangan dump truck, naikkan
putaran engine, dorong dengan blade tanah gundukan sampai di tempat
pengumpulan, kembali lagi dengan mundur, ulangi terus mendorong tanah
c. Teruskan blade sampai menyentuh tanah di belakang tanah gundukan buangan
dump truck, naikkan putaran engine secukupnya, dorong tanah gundukan ke
tempat pengumpulan, kembali ke tempat gundukan untuk mulai.
d. Posisikan bulldozer di tempat.

Pekerjaan menghampar material (spreading) adalah pekerjaan yang dilakukan oleh


bulldozer
1. dengan :
a. Meratakan/menghampar dengan rata di tempat yang ditentukan dari material
lepas (loose) yang disediakan oleh alat lain yang umumnya berupa gundukan
b. Meratakan/menghampar dengan rata di tempat yang ditentukan dari material
yang dipotong dan didorong sendiri dari tempat lain
c. Meratakan tanah di tempat yang tidak rata dengan memotong tanah aslinya
(bank) dan mendorongnya ke tempat penghamparan
d. Menghampai (spreading) adalah pekerjaan motor grader, bukan pekerjaan
bulldozer.

2. Bila diperlukan, bulldozer dapat dipergunakan untuk melakukan Road Forming, yaitu :

Halaman 30 dari 34
BAB V PEGOPERSIAN DOZER

a. Pekerjaan membuat badan jalan, mualai bagian bawah sampai atas (base –
permukaan)
b. Pekerjaan membentuk badan jalan hanya bagian atas jalan saja
c. Pekerjaan membuat kemiringan permukaan badan jalan yang sudah jadi, sesuai
dengan spesifikasi yang ditentukan
d. Road forming tidak boleh dilakukan dengan bulldozer tetapi harus dengan alat
lain (motor grader).
3. Berikut ini adalah beberapa pekerjaan (aplikasi) yang dilakukan dengan bulldozer,
kecuali
a. Merobohkan pohon
b. Membongkar batu besar (bolder)
c. Mendorong scraper ketika sedang memotong dan mengisikan material
d. Mendorong dump truck yang sedang dalam kesulitan bergerak/berjalan karena
muatan lebih.
4. Ketika sedang meriper (melakukan pekerjaan ripping) dan bertemu batu besar
(bolder) yang bandel (sulit dibongkar) yang menyebabkan track selip atau
menyebabkan gerakan bulldozer menjadi lambat, maka untuk mengatasinya
dilakukan sebagai berikut :
a. Tambah tenaga bulldozer dengan menarik lagi tuas bahan bakar
b. Tancapkan atau masukkan ripper lebih dalam lagi sampai ujung ripper berada di
bawah batu, lalu tambah kecepatan gerak bulldozer
c. Usahakan membongkar bolder dengan cara mencongkel batu, dengan
mengoperasikan tilt silinder, jangan paksakan dengan menarik bolder
d. Minta bantuan bulldozer lain untuk membantu mendorong dari belakang.

5. Pada pekerjaan land clearing ada beberapa metoda pekerjaan, berdasarkan pada
start, route dan akhir pekerjaan. Dewasa ini ada satu yang sudah tidak boleh
dilakukan lagi, yaitu metode :
a. Metode siput dalam (persimeter)
b. Metode pegas ulir
c. Metode contour
d. Metode pembakaran.

6. Penggunaan tilt blade pada dozer adalah efektif untuk pekerjaan :


a. Penggalian parit
b. Pemotongan slope
c. Pembongkaran pohon dengan cara mendorong batang pohon
d. Pencongkelan batu besar (boulder).

20. Melakukan pekerjaan dozing dengan cara side by side dozing adalah dengan tujuan :
a. Mempercepat penyelesaian pekerjaan
b. Memperbesar efektivitas dozing untuk penggusuran dengan jarak yang relatif
agak jauh
c. Meningkatkan produksi bulldozer
d. Menghemat bahan bakar.

21. Berikut ini adalah beberpa sifat fisik material sehubungan dengan pekerjaan
bulldozer, kecuali :
a. Kekerasan material

Halaman 31 dari 34
BAB V PEGOPERSIAN DOZER

b. Bentuk material
c. Titik beku material
d. Daya dukung material.

22. Sifat pengembangan/penyusutan material akan terkait dengan keadaan bank (asli),
loose (terurai atau lepas) dan compacted (padat), dimana volume masing-masing
tidak sama (berubah) :
a. Volume tanah asli lebih kecil dari volume tanah lepas
b. Volume tanah padat lebih besar dari volume tanah lepas
c. Volume gravel padat lebih kecil dari volume gravel asli
d. Volume gravel asli sama dengan volume gravel lepas.

23. Berikut ini adalah beberapa faktor berpengaruh terhadap produksi, berkaitan dengan
sifat material, kecuali :
a. Kapasitas blade
b. Keterampilan operator
c. Kondisi material
d. Berat material.

24. Yang dimaksud dengan fixed time pada rumus produksi bulldozer :
a. Waktu yang diperlukan untuk mendorong material secara tetap
b. Waktu tetap yang diperlukan anatar lain untuk pindah gigi, pindah posisi
c. Waktu yang diperlukan untuk mengisi bahan bakar
d. Waktu tetap yang dipakai untuk pemanasan engine.

III. Isian

1. Radiator Coolant Level Monitor berfungsi :


...............................................................................................................................

2. Engine oil pressure monitor menunjukkan :


...............................................................................................................................

3. Deceleator pedal digunakan untuk :


...............................................................................................................................

Sebelum start engine, semua tuas harus pada posisi NETRAL (bulldozer dengaan direct
4. drive sistem), dengan maksud :
...............................................................................................................................
5. Untuk membelokkan ke kiri bulldozer secara halus pada slope, maka yang harus
ditarik adalah tuas kendali setir yang sebelah :

Halaman 32 dari 34
BAB V PEGOPERSIAN DOZER

...............................................................................................................................
6. Untuk memotong tanah keras dari datar yang akan dipindahkan lurus ke depan,
maka posisi blade harus diatur yang sesuai yaitu :
...............................................................................................................................
7. Ketika berjalan menuruni bukit, lakukanlah dengan hati-hati, yaitu dengan :
...............................................................................................................................
8. Bila anda terpaksa menjalankan bulldozer melewati air, maka kedalaman air yang
diizinkan adalah sebatas :
...............................................................................................................................
9. salah satu jenis material yang keras sehingga tidak dapat diripper adalah :
...............................................................................................................................
10. Sifat fisik material yang terkait dengan volume material pada blade adalah :
...............................................................................................................................

IV. Jawaban Singkat

1. Jelaskan secara singkat tetapi jelas apa maksud dilakukannya pengaturan fungsi
alat kendali, sebelum pengoperasian bulldozer

2. Apa bedanya pengetesan fungsi alat kendali dengan pengetesan gerakan


attachment dan gerakan unit

3. Jelaskan secara singkat tetapi jelas untuk melakukan pekerjaan meratakan alur-alur
bekas tapak roda/atau track shoe dan menghaluskannya dengan bulldozer.

4. Jelaskan secara singkat tetapi jelas, apa pengaruh sifat fisik material mengenai
bentuk material atau bentuk butiran material

5. Tuliskan rumus waktu siklus bulldozer (Cm) dan jelaskan secara singkat

6. Tuliskan rumus umum perhitungan produksi bulldozer, dan jelaskan (datar)

7. Jelaskan secara singkat bagaimana cara merobohkan pohon (diameter >30 cm)
dengan bulldozer. Bila perlu pakai gambar sketsa.

Halaman 33 dari 34
SISTEM PELAPORAN

BAB VI

SISTEM LAPORAN

6.1 Umum

Peranan laporan dalam kegiatan pengoperasian alat-alat berat tidak dapat diabaikan begitu
saja, karena laporan merupakan bagian dari sistem pengoperasian, merupakan bagian dari
administrasi pengoperasian alat-alat berat.
Dengan laporan banyak hal dari pengoperasian alat-alat berat mulai dari pemakaian bahan
bakar, minyak pelumas dan sebagainya, jam kerja alat, kelainan atau kerusakan yang terjadi
sampai ke produksi alat. Karenanya itu akan berguna dalam pelaksanaan pekerjaan yang
menggunakan alat-alat berat.
Hal tersebut menjadi tidak berguna manakala sistem laporan tidak berjalan. Termasuk dalam
sistem laporan di sini adalah laporan itu sendiri, unit-unit terkait serta pengiriman atau
penyampaian serta umpan balik.

6.1.1 Maksud dan Tjuan


Laporan dibuat dengan maksud memberikan informasi kepada semua bagian atau
unit kerja terkait berbagai hal mengenai pengoperasian alat-alat berat yang sekiranya
diperlukan sesuai dengan tugas masing-masing, termasuk untuk unit alatnya sendiri
sementara tujuannya adalah agar semua bagian atau unit kerja terkait dapat
menyiapkan diri dan mengambil langkah-langkah seperlunya untuk mendukung
pelaksanaan pengoperasian alat sehingga dapat lancar dan berhasil dengan baik yang
pada dasarnya membantu kelancaran pekerjaan dan keberhasilan proyek.

6.1.2 Jenis Laporan

Pada dasarnya laporan operasi alat-alat berat dapat dibedakan dalam 3 jenis
laporan, yaitu laporan harian, laporan mingguan dan laporan bulanan.

6.1.3 Laporan Harian


Laporan ini dibuat setiap hari, dibuat oleh dan menjadi tanggung jawab operator alat
berat yang bersangkutan.
Laporan harian ini, mencakup berbahagai hal mengenai pengoperasian alat serta
alatnya sendiri, seperti misalnya tipe alat, jenis pekerjaan, pelaksanaan

PELATIHAN OPERATOR BULLDOZER HALAMAN 1 DARI 20


SISTEM PELAPORAN

pengoperasian, pemakaian bahan, jenis kerusakan yang terjadi, dan


sebagainya, yang disebutkan secara rinci. Semua laporan berawal dari laporan
harian ini, atau berawal dari data yang tercantum dalam laporan harian ini. Oleh
karenanya bila terjadi kesalahan dalam laporan ini, terutama data
pengoperasian akan dapat menyebabkan salahnya laporan-laporan yang lain, ini
berarti informasi yang disampaikan tidak benar.
Laporan harian lebih dikenal dengan LHO, atau laporan operasi (selanjutnya akan
dibahas pada bab lain).

6.1.4 Laporan Mingguan


Laporan ini dibuat setiap minggu atau selang waktu satu minggu. Laporan ini
merupakan hasil olahan laporan harian.

Data pengoperasian alat dari laporan harian yang diterima oleh Foreman atau
pengawas atau pejabat yang ditunjuk diolah (kompilasi, evaluasi), menghasilkan
informasi mengenai diantaranya :

▪ Pemakaian bahan ( bahan bakar, minyak pelumas, dan sebagainya)


▪ Kinerja alat
▪ Produktivitas
▪ Hambatan operasi
▪ Efisiensi kerja alat.

Informasi tersebut dipergunakan untuk penyusunan Laporan Mingguan. Disamping


itu informasi juga dipergunakan untuk tindakan turun tangan.
Laporan Mingguan tidak selalu dibuat, tergantung unit Kerjanya, lebih-lebih
tergantung dari tingkat keperntingannya atau urgensinya.
Misalnya bila pekerjaan memerlukan pengawasan atau pemonitoran yang ketat,
karena pekerjaan merupakan crash program.

6.1.5 Laporan Bulanan

PELATIHAN OPERATOR BULLDOZER HALAMAN 2 DARI 20


SISTEM PELAPORAN

Bila laporan mingguan tidak dibuat maka data Laporan Harian diolah oleh
Pejabat atau institusi yang ditentukan untuk menghasilkan berbagai informasi (sama
seperti pada Laporan mingguan).
Laporan Bulanan (atau Laporan Mingguan) dikirim kepada dan diolah oleh
pejabat atasannya, berupa informasi atau masukan manajemen untuk pimpinan atau
Kepala Institusi.

6.1.6 Pengiriman/Penyampaian Laporan

Laporan-laporan yang dibuat atau disusun (Laporan Harian, Laporan Mingguan/


Bulanan), secara hirarkhis disampaikan kepada unit-unit atasan.
Laporan harus disampaikan dengan tepat waktu dan tepat kirim.
a. Tepat Waktu

Dengan tepat waktu, dimaksudkan bahwa laporan harus disampaikan sesuai


dengan waktu yang tidak ditetapkan, sesuai dengan jenis laporannya.
▪ Laporan harian disampaikan setiap hari, pada harii yang bersangkutan
atau paling lambat sehari sesudahnya atau disampaikan batas akhir yang
ditentukan
▪ Laporan mingguan, disamapaikan pada akhir minggu yang
bersangkutan, atau sesuai dengan yang ditentukan
▪ Laporan Bulanan, disampaikan pada tiap akhir bulan.

b. Tepat Kirim

Tepat kirim, dimaksudkan bahwa laporan harus dikirim dan disampaikan


kepada para pejabat pada bagian-bagian atau unit-unit kerja terkait atau
institusi lain yang ditentukan, menurut jenis dan tingkat hirarkinya. Misalnya
Laporan Harian dikirim dan disampaikan kepada atasan langsung operator atau
pengawas pekerjaan atau pejabat yang ditentukan, bukan dikirim langsung ke
Unit Produksi, misalnya. Demikian pada laporan Bulanan (yang dibuat oleh
para Foreman atau pengawas lapangan, atau yang lainnya) dikirim ke
Pelaksana Lapangan, bukan langsung ke kepala Proyek, dan seterusnya.

6.1.7 Unit Kerja Terkait

PELATIHAN OPERATOR BULLDOZER HALAMAN 3 DARI 20


SISTEM PELAPORAN

Unit terkait adalah unit-unit kerja atau bagian-bagian atau institusi-institusi yang
berada di dalam organisasi pelaksanaan pekerjaan atau organisasi proyek, yang
diberi tugas untuk menangani atau harus diberi data atau informasi pekerjaan
pengoperasian alat, yang selanjutnya memberi informasi ataupun umpan balik
kepada unit kerja lain yang memerlukannya.
Unit-unit terkait ini antara Unit kerja/Proyek yang satu dengan lainnya bisa saja
berbeda, tergantung dari manjemen yang dipakai.
Laporan atau informasi yang diterima atau yang ditangani unit-unit termaksud
berbeda- beda, seperti misalnya Foreman/Pengawas menerima dan menangani
laporan rinci dari operator, sedangkan Pelaksana menerima dan menangani laporan
yang sudah diolah dan tidak rinci, demikian pula unit kerja Peralatan atau Unit
Produksi, sementara bagian logistik (suplai) tidak menerima informasi dalam
bentuk laporan, tetapi menerima permintaan bahan, yang asal-usulnya juga dari
olahan laporan operasi.

6.1.8 Umpan Balik / Tindak Lanjut


Dari setiap level pengolahan/penanganan laporan diharapkan adanya umpan
balik bagi level bawahnya yang sekiranya berguna untuk suatu perbaikan atau
penyempurnaan pelaksanaan lapangan.
Misalnya dari Foreman atau Pengawas yang menerima laporan Harian langsung dari
operator, memberikan petunjuk agar pemakaian bahan bakar dapat lebih irit,
setelah ditemukan (dari hasil olahan/evaluasi) dari laporan harian, bahwa
pemakaian bahan bakar agak boros.
Demikian pula misalnya terlihat bahwa kemajuan pekerjaan pengoperasian agak
lambat, perlu diberikan solusinya (umpan balik).

6.2 Laporan Harian Operasi

Laporan Harian Operasi merupakan titik awal dari berbagai informasi pengoperasian alat-alat
berat, berbagai data mengenai pengoperasian alat-alat berat. Berbagai data mengenai
pengoperasian alat, termasuk data alat dan pekerjaan, disajikan melalui laporan ini. Laporan
harian operasi ini menjadi tugas dan tanggung jawab Operator alat yang bersangkutan.

PELATIHAN OPERATOR BULLDOZER HALAMAN 4 DARI 20


SISTEM PELAPORAN

Dengan demikan peranan Operator dalam menangani administrasi pengoperasian alat, yang
kemudian menjadi informasi, menjadi cukup kelihatan. Kesalahan atau ketidak benaran
dalam memasukan data, dapat berakibat cukup besar dalam pelaksanaan pengoperasian
alat, dalam pelaksanaan pekerjaan.
Oleh karena itu operator dituntut, disamping menyajikan data secara akurat juga harus jujur,
apa adanya.

6.2.1 Isi Laporan


Laporan harian operasi berisi berbagai macam hal yang berhubungan dengan
pengoperasian alat, pengoperasian bulldozer. Mungkin saja terjadi sedikit
perbedaan isi laporan diantara laporan dari Unit Kerja atau Perusahaan yang satu
dengan yang lainnya, namun pada dasarnya hampir sama, seperti diantaranya :

a. Data proyek (nama, lokasi, dsb)


b. Data alat (jenis, merek/type, tahun pembuatan, kapasitas,dsb)
c. Kondisi alat
d. Rincian pekerjaan (jenis pekerjaan, waktu pelaksanaan, dsb)
e. Hasil pekerjaan (lebar, panjang, dalam galian, dsb)
f. Pemakaian bahan (bahan bakar, minyak pelumas, minyak hidrolik, dsb)
g. Dan lain sebagainya.

6.2.2 Bentuk Laporan


Laporan harian operasi pada umumnya mempunyai bentuk yang mudah dikerjakan,
yaitu bentuk formulir. Dengan demikian untuk suatu laporan, formulir
telah didesain/dirancang sesuai dengan kebutuhan, dan selalu diusahakan agar
mudah dan sederhana dalam pengisiannya, untuk menghindari kesalahan-kesalahan
pengisian.
Laporan dalam bentuk surat selalu dihindari. Tujuannya adalah agar tidak terlalu
membebani operator dan mengurangi kemungkinan terjadi kesalahan.

6.2.3 Cara Mengisi Laporan


Pengisian dilakukan dengan memperhatikan materi yang ada di dalam formulir
laporan termasuk satuan-satuan yang harus diisikan. Sebagian diantaranya ada

PELATIHAN OPERATOR BULLDOZER HALAMAN 5 DARI 20


SISTEM PELAPORAN

yang harus diisi dengan angka, dengan huruf, sebagian lainnya diisi dengan tanda-
tanda saja, misalnya tanda (x) atau semacam huruf v ( ).

Pengisian laporan harus mengikuti petunjuk pengisian, baik petunjuk lengkap


maupun petunjuk sebagian saja.

Hal ini penting karena petunjuk pengisian tersebut besar artinya ; bila tidak
mengikuti petunjuk atau menyalahi petunjuk, maka laporan dapat menjadi salah
besar misalnya petunjuk pengisian mengharuskan diisi dengan satuan m (meter),
tetapi diisikan dengan km (x1000), atau km/jam diisi dengan mil/jam, dan
sebagainya. Oleh karena itu ikuti petunjuk atau cara pengisian dari formulir yang
bersangkutan.

6.2.4 Petunjuk Pengisian


Petunjuk pengisian formulir atau form laporan harian operasi diberikan secara rinci
bagaimana mengisikan data pengoperasian alat kedalam form LHO.
Sebagai contoh, berikut ini diberikan Form LHO beserta petunjuk pengisiannya.

1) Nama Pekerjaan
Diisi nama pekerjaan yang dilakukan pada Proyek termaksud, misalnya :
• Stripping atau pengupasan top soil, atau;
• Cut&fill, pemotongan tanah di daerah dengan level tinggi, didorong
kedaerah dengan level rendah (untuk mengurug/menimbun)
• dsb.

2) Lokasi
Diisi nama tempat pekerjaan dilakukan, misalnya :

• Curug
• Teluk Jambe
• dsb.
3) Tanggal

Diisi tanggal pada hari pekerjaan dilakukan, misalnya :

• 31 Desember 1990, atau

PELATIHAN OPERATOR BULLDOZER HALAMAN 6 DARI 20


SISTEM PELAPORAN

• 25 april 2007
• dsb.
4) Jenis Alat
Diisi jenis alat yang dipergunakan, misalnya :

• Bulldozer
• Wheel loader
• dsb.
5) Merek / Type
Diisi merek dan tipe dari alat berat yang dipergunakan, misalnya :

• Komatsu WA 30-1, (Wheel loader) atau


• Caterpillar, Bulldozer D7G
• dsb.
6) Nomor Registrasi
Diisi Nomor registrasi alat, sesuai dengan yang diberikan oleh pemilik alat/unit
kerja, misalnya :
• BD 2001/005
• dsb.
7) Hour Meter (awal)
Diisi dengan penunjukan angka pada service merer, sebelum mulai bekerja,
misalnya :

• 0025751.
8) Hour Meter (akhir)
Diisi dengan penunjuk angka pada service meter, setelah selesai bekerja,
misalnya :
• 0002792.
9) Nama Operator
Diisi dengan nama operator yang bertugas, misalnya :

• Badu
• Amir.
10) Jenis Material

PELATIHAN OPERATOR BULLDOZER HALAMAN 7 DARI 20


SISTEM PELAPORAN

Diisi dengan jenis material yang dikerjakan,


misalnya ;

• Tanah merah lengket, atau


• Sirtu.
11) Diisi dengan kondisi lapangan yang dikerjakan, misalnya ;

• Kering atau
• Basah bekas hujan semalam.
12) Bahan Bakar (ltr)
Diisi jumlah pemakaian bahan bakar pada hari yang bersangkutan, dalam liter.
13) Pelumas Engine, Pelumas Transmisi, Minyak hidrolik, Minyak Pelumas Power
Train (ltr)

Masing-masing diisi jumlah minyak yang ditambahkan, dalam liter, pada hari
yang bersangkutan, diisi dengan angka.
14) Minyak Lain (ltr)

Diisi dengan jumlah tambahan minyak lainnya, dalam liter, pada hari yang
bersangkutan, diisi dengan angka.
15) Air Accu
Diisi dengan jumlah air accu, dalam liter, pada hari yang bersangkutan.
16) Lain-Lain
Diisi dengan jumlah pemakain bahan lain, pada hari yang bersangkutan.
17) Air Pendingin
Diisi dengan tanda √ pada kolom yang sesuai berkaitan dengan temperatur air
pendingin misalnya bila temperatur air pendingin normal, berilah tanda pada
kolom normal, bila temperatur air pendingin tinggi / engine panas, berilah tanda
pada kolom Tidak Normal.

18) Pelumas Engine


Diisi dengan tanda √ pada kolom yang sesuai, berkaitan dengan tekanan minyak
pelumas engine
19) Pelumas Transmisi

PELATIHAN OPERATOR BULLDOZER HALAMAN 8 DARI 20


SISTEM PELAPORAN

Diisi dengan tanda √ pada kolom yang sesuai, berkaitan dengan temperatur
minyak.
20) Pelumas Power Train
Diisi dengan tanda √ pada kolom yang sesuai, berkaitan dengan temperatur
minyak.
21) Minyak Hidrolik
Diisi dengan tanda √ pada kolom yang sesuai, berkaitan dengan temperatur
minyak.
22) Ampere Meter
Diisi dengan tanda √ pada kolom yang sesuai, berkaitan dengan pengisian accu.
23) Siang (Pukul), Malam (Pukul)
Angka-angka pada kolom Pukul menunjukan jam operasi alat dan jam tidak
operasi alat.
Berilah tanda √ di belakang angka-angka bila alat beroperasi, dan berilah tanda
X di belakang angka-angka bila alat tidak beroperasi.
Misalnya, alat (bulldozer) beroperasi mulai pukul 07.00 sampai dengan pukul
11.00, kemudian pukul sebelas berhenti karena ada gangguan teknis dan mulai lagi
pukul 12.00 sampai dengan pukul 16.00. Pada malam harinya bekerja lagi mulai
pukul 19.00 sampai pukul 21.00.
Pengisiannya adalah, di belakang angka 07.00, 08.00,09.00,10.00, 12.00,13.00,
14.00,15.00,16.00,19.00, 20.00 dan 21.00 diberi tanda √ , sedangkan di belakang
angka 11.00 diberi tanda X.
24) Waktu
Kolom-kolom waktu ini diisi dengan lamanya kegiatan, dalam jam dan menit.
Dengan contoh di atas maka sejajar dengan tanda √ diisi 1 dan 0. Demikian pula di
belakang tanda X.
Bila misalnya ketika mulai bekerja lagi tidak tepat pada pukul 12.00, tetapi pukul
12.30 maka sejajar dengan tanda √ pada angka 12.00 diisi dengan 0 dan 30.

25) Keterangan

PELATIHAN OPERATOR BULLDOZER HALAMAN 9 DARI 20


SISTEM PELAPORAN

Pada kolom-kolom ini diisi degan kondisi kerja, seperti operasi, rusak/perbaikan,
menunggu perintah, sesuai dengan kenyataan, sejajar dengan waktu masing-
masing.
26) Jenis Kerusakan
Diisi dengan jenis kerusakan yang terjadi, misalnya blade retak atau sambungan
pipa hidrolik bocor, dan sebagainya.
27) Produksi
Kolom-kolom Produksi diisi dengan jenis pekerjaan dan hasil kerja atau
produksinya, pada hari yang bersangkutan :
3
1. Cut & fill – 5 m
2
2. Stripping – 200 m
3. dsb.

6.2.5 Perhatian Bagi Operator Bulldozer

o Harus diingat bahwa dari data yang anda laporkan akan menjadi
bahan pengambilan keputusan manajemen bahkan mungkin tingkat
manajemen puncak
o Harus diingat bahwa betapa pentingnya data yang anda laporkan, dan
dituntut untuk mengisinya dengan benar dan penuh tanggung jawab
o Harus diingat bahwa keterlambatan penyampaian laporan akan
berdampak terlambatnya informasi yang sampai ke tingkat manajemen, yang
mungkin akan merugikan karyawan termasuk anda sendiri. Untuk itu harus
disiplin agar laporan tepat waktu
o Biasakan untuk selalu mencatat semua kegiatan anda dan hasilnya
tuangkan dalam laporan sesuai dengan yang diminta.

PELATIHAN OPERATOR BULLDOZER HALAMAN 10 DARI 20


CONTOH
LAPORAN OPERASI

Pelatihan Operator Bulldozer


Nama pekerjaan : Jenis alat :
Hour meter (awal) :
Lokasi : Merk/Type : Hour meter (akhir) :
Tanggal : Nomor registrasi :
Nama operator : Lapangan operasi Penggunaan/pengoperasian
1.
Jenis material Kondisi
2..
Siang (pukul) Malam (pukul) Jam / menit Keterangan
Pemakaian/tambahan bahan 06.00 18.00

07.00 19.00
Bahan Pelumas Pelumas Minyak Minyak
08.00 20.00
bakar engine (ltr) transmisi hidrolik power train Minyak lain Air accu Lain-lain
(ltr) (ltr) (ltr) (ltr) 09.00 21.00

10.00 22.00

11.00 23.00

Keadaan/tekanan/temperature 12.00 24.00

Pelumas Pelumas power Ampere meter Minyak 13.00 01.00


Keadaan Air pendingin Pelumas engine transmisi train hidrolik
14.00 02.00

Normal 15.00 03.00

Tidak normal 16.00 04.00

17.00 05.00
Kerusakan yang terjadi
No. Jenis pekerjaan Produksi
1
Disetujui oleh : Dibuat / diisi oleh : Pengawas lapangan
Operator 2

Catatan : 1. Pada kolom-kolom Keadaan/Tekanan/Temperatur, isilah dengan tanda [√] pada kolom yang bersangkutan (Normal atau Tidak Normal)
2. Pada kolom-kolom di belakang Waktu/Jam, isilah dengan tanda [√], di belakang waktu yang bersangkutan bila alat beroperasi, dan dengan tanda [X] bila alat tidak beroperasi. Pada kolom Jam/Menit diisi dengan waktu penggunaan/pemgoperasian.

Laporan Operasi
3-7
SISTEM PELAPORAN

6.3 Laporan Keselamatan Dan Kesehatan Kerja


Disamping laporan-laporan yang sudah dibahas sebelumnya ini, ada suatu laporan khusus
yang harus dibuat. Pada setiap pelaksanaan pekerjaan di lapangan/proyek, yaitu laporan K3
(Keselamatan dan Kesehatan Kerja).
Laporan K3 ini dibuat oleh operator bulldozer dan pelaksana lapangan, yang harus dibuat
dan dikirim ke atasan sesuai dengan jadwal waktu yang telah ditetapkan (periodic
atau setiap memakai pekerjaan baru).
Pada dasarnya laporan ini memberikan informasi, sejauh mana K3 ditempat kerjanya
dilaksanakan, baik oleh operator maupun oleh pelaksana sesuai dengan lingkup tugas
masing-masing.
Dengan laporan ini diharapkan setiap petugas memberikan perhatian kepada segala
sesuatu yang berkaitan dengan K3 sehingga kecelakaan dapat dihindarkan dan kalaupun
masih saja terjadi maka akan dapat ditelusuri dengan tidak terlalu sulit, ditemukan
penyebabnya dan dilakukan perbaikan-perbaikan sistem pencegahan kecelakaan, untuk
menghindari terjadinya kecelakaan.

6.3.1. Daftar Simak Potensi Kecelakaan Kerja

Pada setiap pelaksanaan pekerjaan hampir selalu ada potensi kecelakaan yang
setiap saat bisa muncul dan menimbulkan kecelakaan. Potensi ini perlu
diketahui adanya oleh para pelaksana dilapangan, terutama para operator,
sehingga yang bersangkutan masing-masing dapat lebih waspada dan dapat
menghindari terjadinya kecelakaan.
Daftar simak tersebut berisi potensi kemungkinan terjadinya kecelakaan kerja pada
setiap langkah pekerjaan berdasarkan kondisi kerja dan lingkungannya.

6.3.2. Daftar Simak Keselamatan Kerja


Daftar simak keselamatan kerja ini ada 2 macam yaitu daftar simak yang harus
dibuat dan ditanda tangani oleh operator dan daftar simak yang dibuat dan ditanda
tangani oleh pelaksana lapangan.

Pada dasarnya daftar simak pertama (yang dibuat oleh operator) adalah
menginformasikan kegiatan dan penyediaan sarana yang terkait dengan
keselamatan dan kesehatan kerja yang telah dilakukan. Sementara yang lainnya

PELATIHAN OPERATOR BULDOZER Halaman 12 dari 20


SISTEM PELAPORAN

(yang ditanda tangani oleh pelaksana lapangan) menginformasikan mengenai


pengawasan sejauh mana sarana atau perlengkapan keselamatan kerja telah
dipergunakan secara benar.

6.3.3. Bentuk dan Cara Pengisian Daftar Simak


Daftar simak dirancang (didesain) berupa formulir isian yang cukup mudah cara
mengisinya. Untuk daftar simak potensi kecelakaan diisi dengan memberi tanda
(misalnya X, atau ) pada kolom yang sesuai dengan potensi kecelakaan kerjanya
(berada pada kolom keterangan) untuk setiap langkah kerjanya.

Untuk daftar simak kecelakaan kerja, dilakukan dengan memberi tanda (misalnya
X, atau ) pada kolom-kolom yang tersedia sesuai dengan senyatanya (ya, atau
tidak), sebagai jawaban atas pertanyaan-pertanyaan pada kolom Daftar
Pertanyaan.
Dari sedikit uraian diatas, dapat dikemukakan bahwa laporan K3 pada hakekatnya
adalah merupakan informasi mengenai pelaksanaan Keselamatan dan
Kesehatan Kerja disuatu tempat pelaksanaan kegiatan pekerjaan/proyek pada
setiap tahap pelaksanaan pekerjaan, dengan menggunakan daftar simak (cek
list) mengenai potensi kecelakaan kerja dan keselamatan kerjanya.

6.3.4. Contoh Laporan

Sebagai contoh disajikan salah satu bentuk laporan harian operasi beserta petunjuk
pengisiannya (Periksa Bab 3, butir 3.5) dan laporan K3, sebagai berikut.

PELATIHAN OPERATOR BULDOZER Halaman 13 dari 20


DAFTAR SIMAK POTENSI KECELAKAAN

No. Keterangan A B C D E F G H Keterangan

1 P e n g isia n b a h a n b a k a r A. Kebakaran

2 Pemeriksaan air batere (accu) B. T erk e n a u a p air b at er e (acc u)

3 P e m e riks a a n m i n y a k hi dr olik C. T erk e n a air p a n a s

4 P e m e riks a a n air p e n di n gi n D. Terke n a se m pr ota n miny ak

5 Pemeriksaan kondisi alat kendali, E. Jat u h ter p el es et

6 M a n o u v er di tan a h le m b e k F. T er b e n a m di ta n a h le m b e k

7 M e n d or ong dan m e ni m b u n jurang G . Jat u h k e j ura n g

8 N aik / tur u n tanjak a n H . T er g uli n g

9 N aik / tur u n U nit E. Jat u h ter p el es et


DAFTAR SIMAK KESELAMATAN KERJA

JENIS PEKERJAAN : Pengoperasian Bulldozer


LOKASI : ........................................................

No. Daftar pertanyaan Ya Tidak


Apakah daerah kerja sudah dibersihkan dari material yang dapat
1. menimbulkan kecelakaan/bahaya (timpahan minyak pelumas,
bahan bakar)

Apakah daerah kerja sudah diperiksa dari kemungkinan ada bagian


2.
yang rawan amblas akibat hujan

Apakah sebelum beroperasi sudah dilaksanakan pemeriksaan untuk


3. kemungkinan ada kebocoran minyak, air pendingin dan ada
bagian-bagian yang rusak

Apakah alat perlengkapan keselamatan kerja telah tersedia dengan


4.
cukup

Apakah alat pemadam kebakaran telah tersedia dan ditempatkan


5.
pada tempat yang benar
6. Apakah peralatan P3K telah disediakan

Apakah telah tersedia rambu-rambu kerja dan rambu-rambu lalu


7.
lintas yang diperlukan

8. Apakah lantai kerja, tangga/steps sudah dibersihkan

Apakah instrumen panel terutama penunjuk tekanan minyak


9.
pelumas Engine (oil pressure) sudah dicek kondisinya

Apakah ketika telah selesai beroperasi alat sudah diparkir dengan


10.
benar

Apakah ketika parkir semua tuas kendali sudah diposisikan dengan


11.
benar

Apakah bahan-bahan untuk pemeliharaan dan pengoperasian telah


12.
tersedia dengan cukup

13. Apakah ada petugas yang memberi petunjuk pelaksanaan K3

Dibuat oleh : Operator Bulldozer


Tanggal : Diketahui oleh :
DAFTAR SIMAK KESELAMATAN KERJA

JENIS PEKERJAAN : Pengoperasian Bulldozer


LOKASI : ........................................................

No. Daftar pertanyaan Ya Tidak

1. Apakah daerah kerja sudah bersih dari material yang


menimbulkan kecelakaan/bahaya (timpahan minyak
Apakah daerah kerja sudah aman dan tidak rawan
2.
amblas akibat hujan
Apakah sebelum operasi tidak ada kebocoran
3.
minyak, air pendingin dan tidak ada bagian
Apakah alat perlengkapan keselamatan kerja telah
4.
tersedia dengan cukup dan kondisinya baik
Apakah alat pemadam kebakaran telah tersedia dan
5.
ditempatkan pada tempat yang benar dan belum

6. Apakah peralatan P3K telah tersedia dan masih baik

Apakah pemasangan rambu-rambu kerja dan rambu-


7.
rambu lalu lintas yang diperlukan telah benar
8. Apakah lantai kerja telah bersih dan tidak licin

Apakah instrumen panel terutama penunjuk


9.
tekanan minyak pelumas Engine (oil pressure)
Apakah ketika telah selesai beroperasi alat diparkir di
10.
tempat yang datar, tanah keras dan aman
Apakah ketika parkir semua tuas kendali dalam posisi
11.
netral dan dikunci
Apakah bahan-bahan untuk pemeliharaan dan
12.
pengoperasian tersedia dengan cukup dan masih
13. Apakah pengarahan petugas K3 dilaksanakan dengan baik

Dibuat oleh : Pelaksana Lapangan


Tanggal : Diketahui oleh :
RANGKUMAN

1. Laporan pelaksanaan pekerjaan memuat berbagai informasi tentang pelaksanaan


pekerjaan khususnya pengoperasian alat-alat berat, yang berguna bagi pihak-pihak terkait.
Informasi menjadi tidak berjalan bila penanganan laporan tidak sebagaimana seharusnya.
2. Tujuan pembuatan laporan adalah agar semua bagian terkait dapat menyiapkan diri
dan mengambil langkah yang tepat demi keberhasilan pekerjaan. Di dalam sistem laporan
perlu ada umpan balik/tindak lanjut.
3. Laporan harian operasi menjadi tugas dan tanggung jawab operator dan harus
dikerjakan setiap hari.
4. Laporan harian berbentuk form dengan pengisian yang sederhana atau mudah.

5. Laporan K3 menyangkut pembuatan daftar simak potensi kecelakaan kerja, daftar


simak keselamatan kerja, baik yang menjadi tugas Operator maupun Pelaksana Lapangan.
6. Dengan telah selesainya pelatihan, diharapkan bahwa para Operator bulldozer tidak hanya
memahami laporan operasi, tetapi dapat membuat laporan harian dengan baik dan benar
serta jujur.

Anda mungkin juga menyukai