Bab I Keselamatan Kerja: Modul Ringkas Operator Bulldozer
Bab I Keselamatan Kerja: Modul Ringkas Operator Bulldozer
KESELAMATAN KERJA
Pengoperasian, pelumasan, perawatan atau perbaikan yang tidak benar pada unit ini
akan mengakibatkan cedera atau meninggal.
Jangan mengoperasikan atau melakukan pelumasan, perawatan dan memperbaiki
unit ini sebelum saudara membaca serta mengerti isi dan maksud buku pedoman
tentang pengoperasian, perawatan dan perbaikan.
Di bawah ini terdapat beberapa tanda bahaya spesifik yang dipasang pada
kendaraan. Kenalilah tanda-tanda bahaya tersebut.
Pastikan bahwa tanda-tanda bahaya tersebut dapat dibaca dengan jelas.
Gantilah Label peringatan-Label peringatan yang sudah tidak terbaca.
Gambar 1
Label peringatan ini terletak di dalam ruang operator.
Gambar 2
Gambar 3
Gambar 4
Label peringatan ini terletak pada kedua belah kerangka track
roller.
Gambar 5
Label peringatan ini terletak pada kedua
belah
kerangka
track roller.
Gambar 6
Gambar 9
Gambar 6
Jangan menyetel apapun juga pada saat engine hidup, bila tidak ada
petunjuk secara khusus.
Hati-hatilah bila sedang memukul untuk mengeluarkan sebuah pin, karena
bisa melesat dan mengenai orang yang ada di dekatnya.
1.5.2. Pelumas
Pelumas dan komponen-komponen yang panas bisa melukai bila
tersentuh.
Bukalah penutup tanki pelumas hidrolis bila engine sudah mati, dan
tutupnya sudah cukup dingin bila disentuh dengan tangan telanjang.
Bukalah penutup tanki secara pelan-pelan untuk membebaskan
tekanannya.
1.5.3. Baterai
Baterai mengeluarkan gas yang mudah terbakar dan bisa meledak.
Jangan merokok bila sedang memeriksa baterai.
Cairan elektrolit mengandung asam bisa melukai kulit.
Gunakan kacamata pelindung bila memeriksa baterai.
1.6 Mencegah Bahaya Ledakan Dan Kebakaran
Gambar 12
Gambar 14
MODUL RINGKAS OPERATOR BULLDOZER
Bersihkan dan kencangkan semua sambungan-sambungan kabel
listrik dan perbaiki kabel-kabel yang
terkelupas.
Simpanlah pelumas dan bahan bakar di
tempat yang aman dengan label yang
jelas.
Simpanlah majun yang mengandung
pelumas dan bahan bakar di dalam
tempat yang aman.
Jangan mengelas pipa-pipa pelumas
atau bahan bakar sebelum komponen-komponen tersebut
dibersihkan dengan baik.
Bersihkan kotoran-kotoran yang mudah terbakar agar tidak
menumpuk di unit.
Jangan menaruh unit di dekat api terbuka.
Pelindung saluran gas buang (muffler) harus dipasang dengan baik.
1.6.2. Ether
Engine hidup tanpa sengaja dapat mencederai orang yang sedang bekerja di
unit tersebut.
Matikan kunci batere dan cabutlah kuncinya serta pasanglah tanda “JANGAN
DIOPERASIKAN” pada kunci batere.
Operator harus yakin bahwa tidak ada orang di sekitar unit sebelum
menjalankan.
Jalankan unit dari ruang operator sambil duduk.
Gerakkan alat-alat kendali hanya pada saat engine hidup.
Cobalah menggerakkan alat-alat kendali, rem dan lain-lain, dengan berjalan
pelan-pelan di tempat yang lapang.
Jangan membawa penumpang bila tidak ada tempat duduk bersabuk
keselamatan.
Laporkan kondisi yang perlu diperbaiki yang terjadi saat operasi.
Jauhilah jurang, tebing atau tempat-tempat yang mudah longsor.
Hati-hati bila beroperasi di tempat-tempat yang memungkinkan terbalik.
Menuruni atau menaiki bukit secara vertikal lebih aman dibandingkan dengan
berjalan menyisir sisinya.
Usahakan unit tetap bisa dikendalikan dengan baik dan jangan melampaui
kapasitasnya.
Putarlah kunci ke posisi OFF dan cabut kuncinya. Matikan kunci baterai dan
ambil kuncinya bila unit diparkir dalam jangka waktu yang lama.
1.15 Parkir
Tingkat suara di dalam kabin yang tertutup adalah 75 dB (A) apabila diukur
dengan menggunakan standar “ANSI/SAE J1166 OCT 98”. Ini adalah suatu
tingkat paparan suara siklus kerja. Kabin harus dipasang selalu terawat
dengan baik. Pengukuran ini dilakukan dengan pintu dan jendela tertutup.
1.18.1. Sarana pelindung bila terbalik (rops) atau sarana pelindung bila
tertimpa (fops)
BAB II
ETHOS KERJA DAN ETIKA PROFESI
2.1.2 Permasalahan
Dengan bertolak pada makna disiplin terurai diatas, ruang lingkup
permasalahan menegakkan disiplin dapat dipertanyakan sebagai berikut:
1. Apakah kaidah atau (fungsi lembaga yang terumuskan dalam tujuan
lembaga, tujuan lembaga terjabarkan dalam program-program kerja,
program-program kerja terdistribusikan pada unit-unit kerja
dalam bentuk uraian kerja) sudah terinci secara jelas, tegas dan
mampu berfungsi sebagai pengendali dalam proses kegiatan
2. Apakah kesadaran warga lembaga dalam menjalankan tugas
sudah menggunakan kaidah-kaidah yang ada sebagai pedoman
sudah ada.
3. Apakah sarana dan prasarana sudah mampu mendukung untuk
menegakkan disiplin
a. Persyaratan
Untuk menunjang kompetensi operator tersebut, maka
persyaratan yang dituntut adalah :
• Memahami peraturan perusahaan tentang hak dan kewajiban
operator.
• Memahami peraturan perundang-undangan K3 terutama
yang berhubungan langsung dengan posisi operator alat
berat,
• Memahami pedoman pengoperasian dan pemeliharaan harian
alat-alat berat.
• Memahami kedudukan laporan operasi yang harus dibuatnya
yang akan menjadi data utama sebagai dasar pengambilan
keputusan atasan bahkan manajer perusahaan.
1) Perusahaan
• Melakukan sosialisasi peraturan perusahaan dengan
berbagai cara..
• pelatihan khusus atau bimbingan teknik dalam
penerapan K3, P3K dan penanggulangan kebakaran
secara teratur.
• Melakukan pelatihan atau penyegaran pengoperasian
dan pemeliharaan alat berat.
• Menyediakan fasilitas kerja termasuk K3 yang
lengkap dan memenuhi standard
• Menyelenggarakan program/kegiatan yang sifatnya
merangsang motivasi pegawai untuk mematuhi peraturan
atau pedoman.
Etik
Etik menentukan sikap yang benar, mereka berkaitan dengan apa yang
″seharusnya“ atau ″harus“ dilakukan. Etik tidak seperti hukum yang harus
berkaitan dengan aturan sikap yang merefleksi prinsip-prinsip dasar yang
benar dan yang salah dan kode-kode moralitas.
Etik didisain untuk memproteksi hak asasi manusia. Dalam seluruh
pekerjaan konstruksi jalan, etik memberi standar profesional kegiatan
pelaksanaan konstruksi jalan; standar-standar ini memberi keamanan dan
jaminan bagi pelaksana konstruksi maupun pengguna jalan (masyarakat).
GAPENSI menetapkan Kode Etik yang merupakan pedoman perilaku bagi para
anggota di dalam menghayati dan melaksanakan tugas dan kewajiban masing-
masing, dengan nama “Dasa Brata“, sebagai berikut :
1. Berjiwa Pancasila yang berarti satunya kata dan perbuatan didalam
menghayati dan mengamalkannya
2. Memiliki kesadaran nasional yang tinggi, dengan mentaati semua
perundang- undangan dan peraturan serta menghindarkan diri dari
perbuatan tercela ataupun melawan hukum
3. Penuh rasa tanggung jawab di dalam menjalankan profesi dan usahanya.
4. Bersikap adil, wajar, tegas, bijaksana dan arif serta dewasa dalam
bertindak
2.9.1 Umum
Lahirnya undang-undang jasa konstruksi memberikan angin segar
untuk memperbaiki kekurangan tersebut. Tahun 1999 lahirlah Undang-
Undang Jasa Konstruksi dan telah diikuti dengan aturan
pelaksanaannya, yaitu PP. No. 28 Tahun 2000 tentang Usaha dan
Peran Masyarakat Jasa Konstruksi, PP. No. 29 Tahun 2000 tentang
Penyelenggaraan Jasa Konstruksi serta PP. No. 30 Tahun 2000
tentang Penyelenggaraan Pembinaan Jasa Konstruksi.
Dengan undang-undang tersebut dimaksudkan agar terwujud iklim
usahya yang kondusif dalam rangka peningkatan kemampuan
usaha jasa konstruksi nasional, seperti :
• terbentuknya kepranataan usaha
• dukungan pengembangan usaha
• berkembangnya partisipasi masyarakat
• terselenggaranya pengaturan, pemberdayaan dan pengawasan
oleh pemerintah dan/atau masyarakat dalam penyelengaraan
pekerjaan konstruksi
• adanya masyarakat jasa konstruksi yang terdiri dari unsur
asosiasi perusahaan maupun asosiasi profesi.
MACAM
AZAS PARA TANGGUNG SANKSI
PELAKU JAWAB
Pasal 8
Badan Usaha harus memiliki sertifikat,
klasifikasi dan kualifikasi perusahaan
PENGAKUAN jasa konstruksi.
PROFESI SECARA
HUKUM Pasal 9
Orang perseorangan/tenaga kerja
konstruksi (Perencana, Pengawas dan
Pelaksana) harus memiliki sertifikat
keahlian atau sertifikat keterampilan.
ADMINISTRATIF
PROFESI
Pasal 11
SANKSI
Badan usaha dan orang
perseorangan harus bertanggung
jawab terhadap hasil pekerjaannya
PIDANA
GANTI RUGI
Pasal 26
1. Perencanaan atau pengawas
kontruksi wajib bertanggung jawab
sesuai bidang profesi dan dikenakan
ganti rugi atas kegagalan bangunan
akibat kesalahannya
2. Pelaksana konstruksi wajib
bertanggung jawab sesuai bidang
usaha dan dikenakan ganti rugi atas
kegagalan bangunan akibat
kesalahannya.
SISTEM
PERTANGGUNGAN
Pasal 27 UNTUK GANTI
Pengguna jasa wajib bertanggung jawab RUGI
dan dikenakan ganti rugi atas kegagalan
bangunan akibat kesalahannya yang
menimbulkan kerugian bagi pihak lain
R AN GK UMA N
1. Ethos kerja dalam modul ini mencajup disiplin kerja, etika profesi dan undang-
undang jasa konstruksi, dimaksudkan sebagai pegangan moral bagi operator
untuk menjadikannya suatu sikap profesionalisme dalam pelaksanaan
pekerjaan di lapangan.
2. Disiplin sebagai bagian dari ethos kerja harus selalu ditegakkan, tidak hanya
bersikap mematuhi, menepati dan mendukung peraturan yang berlaku, tetapi
juga patuh dan memberi dukungan pada fungsi lembaga, tujuan lembaga,
program kerjatugas atau uraian kerja yang ditetapkan. Untuk menegakkan
disiplin perlu dikenali, mengapa orang tidak disiplin, apa permasalahannya,
serta perlu dilakukan langkah-langkah diantaranya menata kembali peraturan
dan tujuan program kerja, mengoptimalkan sarana yang ada serta melengkapi
yang belum ada dan membuang jauh-jauh nilai budaya vertical oriented.
3. Bagi operator alat-alat berat khususnya, disiplin tidak dapat dilepaskan dari unit
kompetensinya yang mencakup pengetahuan, ketrampilan dan sikap. Untuk
mewujudkan disiplin, operator harus memenuhi tuntutan persyaratan yang
diminta, sementara pihak perusahaan harus melakukan usaha-usaha
berkaitan dengan disiplin pada ketiga domain tersebut. Hal lain yang tidak
boleh dilupakan adalah pelaksanaan pengawasan dan pemberian sanksi
secara adil kepada siapa saja yang melakukan pelanggaran ketentuan yang
telah ditentukan.
4. Untuk dapat memberikan hasil kerja yang baik sesuai dengan standar dan
spesifikasi yang diberikan, para pelaku jasa konstruksi harus tampil
Lingkarilah nomor jawaban yang saudara anggap benar dari soal-soal di bawah ini :
2. B – S Nilai adalah konsepsi abstrak tentang apa yang dianggap baik atau
buruk, salah atau benar, adil atau tidak adil bagi suatu masyarakat.
5. B – S Kode Etik dari berbagai Asosiasi pada dasarnya adalah sama, hanya
berbeda pada penerapannya saja.
1. Salah satu sikap yang diperlukan dalam menegakkan disiplin adalah mentaati
atau mematuhi, yang kenyataan dalam kehidupan bermasyarakat ada
beberapa tipe kepatuhan.
Berikut ini adalah satu diantaranya :
a. Kepatuhan vertikal, dimana hanya patuh pada aturan yang dibuat oleh
atasan
b. Kepatuhan horizontal yang hanya patuh bila banyak orang/teman yang
patuh
c. Kepatuhan internal, kepatuhan yang timbul dari dalam diri seseorang
d. Kepatuhan individual, hanya patuh bila dia sedang mau/ada kemauan
pribadi.
2. Adalah suatu kenyataan bahwa masih cukup banyak orang tidak disiplin.
Berikut ini adalah beberapa aspek berpengaruh terhadap perilaku
menyimpang tersebut, kecuali :
a. Sikap penegak hukum yang juga menyimpang
b. Kaidah sosial (hukumnya) itu sendiri tidak terinci secara jelas dan tegas
sehingga tidak mampu berfungsi sebagai kendali sosial
c. Ada tekanan dari pihak lain untuk meninggalkan disiplin
d. Sarana dan prasarananya tidak menunjang.
6. Segala peraturan mengenai disiplin baru efektif bila ada pengawasan dan
sanksi yang harus dikenakan kepada siapapun pelanggarnya secara adil.
Pengertian adil disini adalah :
a. Sanksi bagi atasan harus lebih berat dari pada sanksi bagi bawahan,
karena atasan merupakan figur keteladanan
b. Sanksi bagi bawahan harus lebih berat dari pada sanksi bagi atasan,
karena perlu ada unsur cerminan bagi pekerja bawahan yang lain
c. Berat ringannya sanksi tergantung dari berat ringannya pelanggaran
yang dilakukan
d. Sanksi diberikan sesuai dengan ketentuan perusahaan.
7. Sebagai operator bulldozer di suatu perusahaan, salah satu syarat agar dapat
menempatkan diri sebagai pegawai yang harus berperan aktif dalam
mencapai tujuan perusahaan adalah :
a. Selalu melihat bagaimana para senior melakukan kewajibannya
b. Memahami peraturan perusahaan tentang hak dan kewajiban operator
c. Selalu taat pada perintah atasan
d. Ikuti saja teman-teman bekerja di kantor.
8. Apabila kode etik pada suatu asosiasi dilanggar oleh anggota asosiasi
tersebut, maka :
a. Asosiasi akan mengalami kerugian besar akibat ulah anggotanya
tersebut
b. Kode etik asosiasi perlu segera ditinjau kembali dan diperbaiki
c. Anggota yang melanggar diberi sanksi sesuai dengan ketentuan yang
berlaku
d. Harus dilihat dulu kode etik yang mana, urgensi kode etik yang dilanggar,
kemudian baru diambil tindakan.
9. Bila dilihat dari Komposisi Operator Alat-Alat Berat, maka disiplin tidak dapat
dilepaskan dari Unit-Unit Kompetensi Operator yang mencakup ranah-ranah
atau domain, diantaranya :
a. Ranah atau domain keterampilan
b. Ranah atau domain kejujuran
c. Ranah atau domain keahlian
d. Ranah atau domain kepandaian.
c. Isian/Jawaban Singkat
Jelaskan secara singkat tapi jelas fungsi dan bekerjanya monitor di bawah ini :
BAB III
STRUKTUR & FUNGSI BULLDOZER
3.1.1. Umum
Berikut ini adalah nama dan letak serta fungsi dari beberapa komponen
bulldozer.
1 Lift cylinder
2 Fuel tank
3 Sprocket
4 Track frame
5 Frame
6 Idler
7 Track shoe
8 Blade
9 Ripper
a. Straight-tilt dozer
b. Straight dozer
Gambarc.
3.1.3b. Straight
Angle dozer Dozer
• Memungkinkan blade
diserongkan (angling) dan
dimiringkan (tilting) dari tempat
duduk operator
• Cocok untuk pekerjaan
perataan (grading),
pengisian/penimbunan (back filling),
penghamparan (spreading) dan
Gambar 3.1.3d. Angle tilt Dozer
3.2.1. Umum
3.2.2. Instrumen
Gambar 3.2.2d
Gambar 3.2.2 g
j. Service Meter
Gambar 3.2.3b
Gambar 3.2.3c
3.2.4. Tuas dan Pedal (Levers and pedals) – Merk Dozer tertentu
Tuas dan pedal pada gambar di bawah ini merupakan alat kendali
gerakan bulldozer, baik attachments maupun gerakan unitnya
sendiri.
Berbagai tuas (lever) dan pedal pada bulldozer adalah sebagai berikut :
Gambar 3.2.4-1
• No 6 Tuas Blade
• No 8 Tuas Ripper
Gambar 3.2.4-2
a. Tuas Blade
b. Tuas Ripper
• No 1 Ripper naik
• No 3 Ripper turun
Gambar 3.2.4-b
Gambar 3.2.4-d
• Peringatan
(
Gambar 3.2.4-h1 Kendali kendali blade
u
n
t
u • Posisi (3) adalah menurunkan ripper
k
• Biarkan skakelar A yang ada di tengah
r
i
p
p
e
r
Gambar 3.2.4h4
Gambar 3.2.4.j
Gambar 3.2.4.k.
Power line bulldozer, merupakan alir tenaga mulai dari pembangkit tenaga
sampai ke penggerak akhir alat tersebut.
Alir tenaga ini sebaiknya diketahui dengan baik oleh setiap operator yang
mengoperasikan alat ini agar mempunyai gambaran komponen-komponen apa
saja yang dilalui oleh aliran tenaga ini, sehingga dapat diharapkan penanganan
(pemeliharaan) komponen-komponen yang dilalui tenaga utama, dapat
dilakukan dengan baik sebatas yang menjadi tugas operator (pengecekan
minyak pelumas), untuk mendapatkan hasil yang baik pula
1 = Engine
2 = Kopling Utama (main clutch)
3 = Universal joint
4 = Transmisi
6 = Steering clutch
7 = Steering brake
8 = Track.
Bab ini terbatas hanya pada beberapa komponen utama saja, yaitu engine,
power train, undercarriage, sistem listrik dan sistem hidrolik
3.4.1 Engine
Engine merupakan sumber tenaga umumnya adalah sebuah engine
atau motor bakar diesel 4 langkah, walaupun ada juga yang
menggunakan motor diesel 2 langkah, tetapi agak jarang.
Engine berfungsi sebagai penggerak utama (sumber tenaga )
c h
b d
e
f
. b
Gambar 3.4.4
a. Sprocket
b. Front idler
c. Track adjuster
d. Track roller.
e. Track Link
f. Track shoe
g. Carrier roller
h. Track Frame
Under carriage, bagian bawah dari bulldozer yang terdiri dari beberapa
bagian/komponen berfungsi sebagai sarana penggerak unit, maju
ataupun mundur, setelah menerima tenaga dari sumber tenaga utamanya
(engine) melalui power train.
a. Sprocket
Sebagai penggerak unit melalui rantai dan sepatu rantai (track
link and track shoe), setelah menerima tenaga dari engine melalui
power train.
b. Front idler
Roda bebas/tanpa tenaga, sebagai roda laluan rantai (track)
berputar setelah mendapat tenaga dari sprocket, dan berfungsi
untuk mengarahkan track agar tidak keluar dari track roller.
c. Track adjuster
Bagian alat atau komponen yang digunakan untuk menyetel
kekencangan rantai (track link).
d. Track roller
Bagian atau komponen undercarriage yang berfungsi sebagai
penyangga atau tumpuan unit saat berjalan dan tempat laluan track
meluncur ketika berputar.
e. Track link
Track link merupakan suatu rangkaian mata rantai (link) yang
berfungsi sebagai dudukan sepatu-sepatu (shoes) yang menapak
ke tanah, yang digunakan oleh gigi-gigi sprocket.
f. Track shoe
Track shoe merupakan bagian dari komponen bulldozer (under
carriage) yang digunakan bulldozer untuk menapak di tanah (atau
material lain), untuk mendapatkan ground pressure yang sesuai
dengan kondisi tanah, untuk mendapatkan traksi yang sesuai
dengan kondisi beban dorong/potong
h. Track frame
Rangka track roller (track roller frame) berfungsi sebagai
tempat bertumpu komponen-komponen under carriage yang lain.
Prinsip Kerja :
Pada sistem listrik alat-alat berat, dapat dibedakan tiga unsur
pokok, yaitu :
Gambar 3.4.6
2. Instrumen yang memberi peringatan bahwa tekana oli mesin rendah (di bawah
normal) adalah :
a. Engine oil pressure caution lamp
b. Power train oil pressure monitor
c. Radiator coolant level monitor
d. Engine pre heater monitor.
10. Keperluan tenaga listrik pada bulldozer disediakan oleh batere. Agar batere tidak
habis tenaganya, maka harus diisi. Alat untuk mengisi batere pada bulldozer
adalah :
a. Motor starter
b. Alternator
c. Quick charger
d. Regulator.
11. Sistem hidrolik pada bulldozer diperlukan untuk dapat memberikan tenaga
hidrolik untuk :
a. Menggerakkan blade naik dan turun
b. Mensuplai minyak hidrolik untuk kopeling setir
c. Mensuplai minyak hidrolik yang diperlukan oleh pompa hidrolik
d. Mensuplai minyak hidrolik yang diperlukan oleh PTO.
12. Untuk menerima dan meredam beban kejut pada bulldozer, dipergunakan
komponen under carriage, yaitu :
a. Track ling
b. Sprocket
c. Front idler
d. Track shoe.
13. Pada sistem hidrolik untuk bulldozer terdapat komponen – komponen hidrolik
yang tiap komponen mempunyai fungsi yang berbeda. Komponen hidrolik yang
berfungsi untuk mengamankan sistem hidrolik tersebut, adalah :
a. Motor hidrolik
b. Pompa hidrolik
c. Directional valve
d. Relief valve.
14. Instrumen dan alat kendali (control) adalah berbeda terutama dalam hal
fungsinya. Perbedaannya adalah :
a. Instrumen berfungsi sebagai pemberi informasi mengenai kondisi operasi
bagian-bagian kerja dari suatu alat berat sedangkan alat kendali (control)
berfungsi untuk mengendalikan bagian-bagian kerja (alat-alat kerja) sesuai
dengan gerakan-gerakan operasi alat berat yang bersangkutan.
PELATIHAN OPERATOR BULLDOZER HALAMAN 22 DARI 25
STRUKTUR DAN FUNGSI
15. Apabila pada suatu alat berat ada suatu instrumen (panel) yang rusak atau tidak
dapat berfungsi, maka :
a. Engine tidak boleh dihidupkan sampai instrumen yang rusak diperbaiki
kembali.
b. Alat (unit) tidak boleh bergerak sebelum instrumen yang rusak diperbaiki dan
dapat berfungsi kembali.
c. Tergantung instrumen yang rusak, bila instrumen yang rusak dapat
menyebabkan engine ataupun alat menjadi rusak atau menimbulkan bahaya
maka engine atau alat tidak boleh dihidupkan/dioperasikan sebelum
instrumen diperbaiki.
d. Engine ataupun alat masih boleh dijalankan, asal selalu diamati bagian kerja
dimana instrumennya rusak, sehingga apabila ada kelainan pada bagian
kerja yang bersangkutan dapat segera diketahui dan diambil langkah
tindakan.
18. Bila salah satu instrument (meter temperature air pendingin engine) jarum
penunjuk menunjukkan pada daerah merah (red zone), maka itu berarti :
a. Air pendingin engine kurang
b. Engine over loaded
c. Meter rusak
d. Bisa karena ketiga hal tersebut di atas.
20. Apabila salah satu fungsi alat kendali bulldozer tidak dapat bekerja, apakah
bulldozer masih dapat dioperasikan ? :
a. Bulldozer tidak dapat dioperasikan lagi
b. Bulldozer dapat dioperasikan, akan tetapi tidak sempurna sehingga produksi
menurun
c. Bila fungsi alat kendali yang tidak dapat bekerja tidak mempengaruhi
kegiatan pengoperasian, maka bulldozer tetap dapat dioperasikan dengan
normal
d. Agar bulldozer masih dapat dioperasikan dengan normal, maka kerusakan
alat kendali atau fungsi pengendalian alat kendali harus diperbaiki dulu.
A. Penggerak Akhir
B. Kopling Utama (Main Cluth)
C. Universal Joint
D. Sprocket
E. Pinion dan Bevel gear
F. Torwue conveter
G. Kopeling setir (steering clutch)
H. Engine
I. Transmisi
J. Pinion dan bevel
K. Rem setir (Steering brake)
L. Track
4. Fuel Gauge
6. Apa pengruhnya terhadap alat-alat berat bila suatu alat kendali dari suatu alat
tersebut rusak atau tidak berfungsi?.
BAB IV
PEMELIHARAAN BULDOZER
4.1.1 Umum
Agar alat tersebut mempunyai umur ekonomis yang lebih panjang atau
penurunan kondisi alat tidak terlalu cepat atau dapat dihambat, maka perlu
dilakukan langkah- langkah agar komponen-komponen alat kondisinya
dapat lebih lama bertahan. Langkah tersebut adalah kegiatan
pemeliharaan alat berat.
Bagan
Pemelihara
an
a. Manual Book
1) Suku Cadang
Gunakan selalu suku cadang asli (genuine parts) bila
memerlukan penggantian.
2) Minyak Pelumas
4.2.1 Umum
Pemeliharaan atau perawatan harian (daily maintenance), harus dilakukan
setiap hari oleh operator Bulldozer sebelum mengoperasikan, selama
mengoperasikan dan setelah mengoperasikan bulldozer. Tugas ini
merupakan tugas yang melekat pada jabatan operator yang wajib
dilaksanakannya sehingga diperlukan disiplin yang tinggi dalam
pelaksanaannya, baik menyangkut disiplin waktu maupun disiplin dalam
pelaksanaannya.
Tugas operator dalam pemeliharaan alat-alat berat dibatasi hanya
pemeliharaan harian saja.
Peringatan !
1) Kebocoran minyak atau bahan bakar, atau kumpulan barang mudah
terbakar disekitar bagian-bagian bertemperatur tinggi seperti muffler
Gambar : 4.2.3-a
1) Periksa permukaan
(level) minyak pelumas
dengan menggunakan
dipstick (G).
Catatan :
Lakukan pemeriksaan minyak pelumaas, engine dalam keadaan
engine mati
Apabila pemeriksaan dilakukan setelah Bulldozer
dioperasikan, tunggu sekitar 15 menit setelah engine dimatikan
sebelum dilakukan pemeriksaan
Bila menambah minyak cabut dulu dipstick dari tempatnya untuk
membuang udara dalam carter/oil pan.
Gb. 4.2.3.c1
d. Pemeriksaan Level Minyak Power Train
2) Masukkan kembali
dipstick ke dalam
tempatnya semula, kemudian
Gambar 4.2.3. d1
cabut kembali
Catatan :
Catatan :
Gambar 4.3.2.e-2)
Catatan :
Bila lubang pernapasan (1) pada tutup lubang pengisian tersumbat,
tekanan di dalam tangki akan turun dan bahan bakar tidak akan mengalir.
Gambar 4.2.3.f-1
Gambar : 4.2.3.e-2
PEMELIHARAAN BULLDOZER
Gambar 4.2.3.f
Catatan :
● Pemeriksaan minyak dilakukan dengan keadaan engine mati
● Sebelum pemeriksaan, tempatkan alat di tempat datar.
Peringatan !
Bila membuka tutup lubang pengisian, kemungkinan minyak akan
menyemprot keluar, karenanya matikan engine dan tunggu sampai
temperatur minyak turun, kemudian kendurkan tutup dengan perlahan
untuk membuang tekanan minyak sebelum membuka tutup.
Catatan :
PEMELIHARAAN BULLDOZER
Peringatan !
Bila minyak ditambah sampai di
atas tanda H, matikan engine dan
tunggu agar minyak hidrolik
mendingin. Kemudian buka tutup
ubang pencerat (drain plug) P
kendurkan katup pencerat (drain
valve) ( 1 ) , dan buang minyak
kelebihan.
Gambar 4.3,2.j
3) Setelah selesai
pemeriksaan, pember- sihan
dan penggantian, tekan tombol
(knob) dust indicator (1) untuk
mengem- balikan piston warna
merah ke posisinya semula. Gambar 4.3.2k
Gambar 4.3.2l
m. Pemeriksaan Kabel-Kabel Listrik
Periksa kemungkinan hubungan kabel yang lepas atau ada hubungan
singkat. Periksa juga terminal untuk kemungkinan ada yang kendur atau
lepas.
Peringatan !
▪ Setel posisi tempat duduk pada awal setiap shift atau bila ganti
operator
▪ Setel tempat duduk sehingga operator dapat menginjak pedal
rem secara penuh dengan posisi badan bersandar pada sandaran
tempat duduk.
Catatan :
Jika anda menginginkan tempat duduk yang lebih lunak,
putar pengatur beban ke skala beban yang lebih kecil, dan
sebaliknya.
Halaman 16 dari 53
PEMELIHARAAN BULLDOZER
Catatan :
Bila menyetel/merebahkan sandaran ke belakang, periksa
ruangan di belakang dan setel pada posisi yang cocok (suitable).
Tarik tuas (4) dan (5) bergantian dan setel sudutnya. Setelah disetel
sesuai dengan yang diinginkan, lepaskan tuas dan kunci
(Penyetelan ketinggian ada 5 tingkat, 60 mm).
Halaman 17 dari 53
PEMELIHARAAN BULLDOZER
Peringatan !
Sebelum memakai sabuk pengaman, periksa braket dan sabuk
kemungkinan kondisinya tidak normal.
lipatan
Halaman 18 dari 53
PEMELIHARAAN BULLDOZER
● Bila mengoperasikan
bulldozer yang dilengkapi
dengan ROPS (Roll Over
Protective Structure), pastikan
untuk menggunakan sabuk
pengaman
Peringatan :
Apabila tuas kendali tersentuh secara tidak sengaja, peralatan kerja akan
bergerak secara tiba-tiba. Apabila meningalkan ruang operator, selalu aktifkan
tuas pengunci (safety lock lever) dengan benar pada posisi LOCK.
Halaman 19 dari 53
PEMELIHARAAN BULLDOZER
Halaman 20 dari 53
PEMELIHARAAN BULLDOZER
Catatan :
● Bila lampu-lampu tidak menyala, mengkin ada kerusakan atau
ada yang putus di monitor, laporkan.
Peringatan :
Periksa apakah tidak ada orang atau penghalang lain di daerah sekeliling,
kemudian bunyikan klakson dan start engine.
Catatan :
Jangan menstart engine lebih dari 20
detik, Jika engine distart tidak mau
hiodup, hentikan start, tunggu 2 menit,
baru mulai menstart lagi.
Halaman 21 dari 53
PEMELIHARAAN BULLDOZER
Peringatan :
Emergency stop
Bila terdapat getaran yang tidak normal
atau indikator tekanan minyak pelumas Gambar 4.2.5.
tidak berfungsi dengan baik, matikan Meghidupkan engine
engine segera
Bila peralatan kerja dioperasikan tanpa pemanasan mesin yang cukup, tenaga
engine belum normal akan mengakibatkan gerakan peralatan kerja menjadi
lambat, dan mungkin gerakannya tidak sesuai dengan keinginan operator,
sehingga lakukan pemanasan (warming up) sebelum Bulldozer dioperasikan.
Catatan :
1) Pada waktu temperatur minyak hidrolik masih rendah, jangan
melakukan pengoperasian atau menggerakan tuas dengan cepat.
Halaman 22 dari 53
PEMELIHARAAN BULLDOZER
Kondisi Normal
Setelah engine hidup lakukan hal-hal berikut :
● Tarik tuas kendali gas (bahan
bakar) ( 1 ) , ke posisi tengah
antara LOW IDLING dan HIGH
IDLING dan jalankan engine
pada putaran sedang selama
kurang-lebih 5 menit tanpa
Gambar : 4.2.6 Pemeriksaan
beban (pemanasan engine). setelah engine hidup.
Perhatian !
Bekerjanya system pada engine, hidrolik, kelistrikan atau komponen lainnya
dapat mengalami gangguan selama alat dioperasikan.
Halaman 23 dari 53
PEMELIHARAAN BULLDOZER
Peringatan :
3) Bila tuas kendali peralatan kerja tersentuh, peralatan kerja akan bergerak tiba-
tiba, ini dapat menimbulkan kecelakaan.
Karenanya sebelum meninggalkan tempat duduk, selalu pasang tuas
pengaman pada posisi LOCK secara pasti.
Catatan :
Gambar 4.2.8
Peeriksaan setelah operasi
Halaman 24 dari 53
PEMELIHARAAN BULLDOZER
Halaman 25 dari 53
PEMELIHARAAN BULLDOZER
c. Mematikan Engine
Perhatikan.
Halaman 26 dari 53
PEMELIHARAAN BULLDOZER
● Cabut kunci.
Gambar 4.2.8.c Pemeriksaan
setelah selesai operasi
e. Penguncian (Locking)
Halaman 27 dari 53
PEMELIHARAAN BULLDOZER
tutup radiator
tutup tangki bahan bakar
tutup tangki minyak hidrolik
lubang pernafasan
(breather) tangki minyak
hidrolik
tutup lubang pengisian
minyak power train.
● Tutup atas kap pada depan
kabin (tutup filter AC)
4.3.1 Umum
Sebagaimana telah dijelaskan pada Bab 2, pemeliharaan berkala ini
termasuk pemeliharaan pencegahan atau preventive maintenance pada
kelompok periodik maintenance atau pemeliharaan berkala yang disebut
juga dengan periodic service.
Halaman 28 dari 53
PEMELIHARAAN BULLDOZER
bulldozer ada yang memakai interval 50 jam service, tetapi ini masuk
dalam kelompok pemeliharaan harian.
Pemeliharaan berkala ini bukan menjadi tugas operator, tetapi menjadi tugas
para mekanik (mekanik service), namun demikian para operator wajib
untuk mengetahuinya.
Halaman 29 dari 53
PEMELIHARAAN BULLDOZER
(Angle dozer)
gandar (yoke) pendukung silinder angkat (4 tempat)
as pendukung silinder angkat (2 silinder)
(Ripper)
pena bawah silinder tilt (2 tempat)
pena bawah silinder angkat (2 tempat)
pena ujung batang torak (rod) silinder tilt (2 tempat)
pena ujung batang torak (rod) silinder angkat (2 tempat)
Halaman 30 dari 53
PEMELIHARAAN BULLDOZER
Halaman 31 dari 53
PEMELIHARAAN BULLDOZER
g. Bila diperlukan
1) Bersihkan bagian dalam sistem pendingin
2) Periksa, periksa dan ganti elemen pembersih udara (air cleaner)
3) Periksa kekencangan track (track tension)
Halaman 32 dari 53
PEMELIHARAAN BULLDOZER
Halaman 33 dari 53
PEMELIHARAAN BULLDOZER
4.4.1 Umum
Jenis bahan bakar yang dipakai dalam penggunaan alat-alat berat adalah
solar yang pada saat sekarang dan untuk waktu yang akan datang
dituntut berbagai persyaratan antara lain :
• Memiliki nilai pembakaran yang tinggi sehingga penggunaannya lebih
irit/hemat
• Menghasilkan gas buang yang lebih bersih, sehingga tidak
menimbulkan polusi
Untuk menjaga agar kinerja mesin tinggi dengan tingkat penggunaan
bahan bakar yang irit/hemat, maka dituntut konstruksi mesin yang
memiliki sistem bahan bakar bertekanan tinggi dan komponen mesin yang
sangat presisi seperti :
a. Penyimpanan
1) Solar yang baru
diterima ditampung
pada tangki penyimpanan
dan biarkan selama
kurang lebih 24 jam untuk
Gambar : 542.a
mengendapkan kotoran Saringan Bahan Bakar
dan air yang terkandung
didalamnya.
o
2) Posisi tangki penyimpanan sebaiknya dibuat miring sekitar 3
dan dipasang keran pembuang kotoran dan air pada bagian
terendah dari tangki penyimpanan.
3) Setiap pagi buang kotoran
dan air dari tangki melalui
keran pembuang.
b. Pengisian
1) Pengisian solar kedalam
tangki alat-alat berat dilakukan
segera setelah selesai
dioperasikan. Gambar : 542.b
2) Pada waktu pengisian Tangki Bahan Bakar
c. Penggantian filter
1) Penggantian filter bahan
bakar dilakukan sesuai
dengan waktu yang telah
ditentukan.
2) Pemasangan filter dilakukan
tanpa mengisikan terlebih
dahulu solar kedalamnya.
Gunakan pompa tangan (feed
pump) untuk mengisi solar
kedalam filter sekaligus
membuang udara dari sistem
bahan bakar.
3) Jangan pernah memakai filter yang dicuci kemudian dipasang
kembali
Perlu diperhatikan
c. (Gemuk) Grease
Zat pendingin (coolant) menjaga suhu dalam sistem pendinginan berada pada
suhu kerja yang tepat.
Zat pendingin dapat berupa air, dan sebaiknya harus yang bersih dan
sangat dianjurkan yang mutunya dapat diminum. Misalnya air sungai tidak
dianjurkan untuk dipakai karena banyak mengandung zat kapur dan kotoran
lain, karena bila dipakai akan menyebabkan sistem pendingin cepat tersumbat
yang menyebabkan overheating dan merusak engine
Ada beberapa macam additive yang dapat meningkatkan mutu zat pendingin,
dan ada yang menggunakan zat pendingin khusus seperti Extended Life
Coolant yang dipakai pada Merk Caterpillar
SAE 15 W - 40
SAE 10W - 30
SAE 10 W
Synthetic SAE 5W - 30
Dmper case
SAE 10 W
SAE 15 W - 40
RANGKUMAN
2. Lingkup pemeliharaan alat cukup luas, terdiri dari berbagai jenis pemeliharaan,
mulai dari preventive maintenance, corrective maintenance, kemudian periodic
maintenance dan sebagainya termasuk penyetelan dan pengetesan. Suku
cadang yang dipergunakan suku cadang asli (genuine), dan penggunaan minyak
pelumas mengikuti rekomendasi pabrik.
5. Pengetahuan bahan bakar dan pelumas diberikan kepada operator agar operator
tahu, paling tidak dapat membedakan bahan-bahan yang bersih dan tercemar,
begitu pula tentang minyak pelumas.
Kegiatan pemeliharaan dan pengoperasian alat-alat berat selalu berhubungan
dengan minyak pelumas dan bahan bakar. Bahan bakar yang digunakan
adalah solar yang perlu memenuhi syarat, memenuhi nilai pembakaran yang
tinggi, menghasilkan gas buang yang bersih. Untuk menjaga kebersihan bahan
bakar harus disimpan dengan cara yang baik, demikian pula pengisian dilakukan
dengan cara yang benar pula. Beberapa persyaratan minyak pelumas perlu
PEMELIHARAAN BULLDOZER
dipenuhi , antara lain tidak terbakar pada suhu tinggi dan mampu menahan
tekanan tinggi.
Minyak pelumas transmisi dan minyak hidrolik harus dari jenis yang baik.
Biasanya pihak pabrik telah memberikan rekomendasinya.
PEMELIHARAAN BULLDOZER
Pilihlah 1 (satu) jawaban yang saudara anggap paling benar dari setiap soal berikut ini:
1. Tongkat pengukur (dipstick) minyak pelumas engine mempunyai tanda H dan L yang
berada pada garis atas dan garis bawah, di ujung tongkat pengukur.
Minyak pelumas dinyatakan cukup apabila level minyak :
a. Berada di antara garis H dan L
b. Berada sedikit di atas garis H
c. Berada persis di garis L
d. Berada sedikit di bawah garis H.
4. Ketika memeriksa level air batere atau accu tenyata kurang, maka perlu ditambah
dengan cara :
a. Diisi pada waktu accu sudah dingin dengan air bersih
b. Begitu engine dimatikan, air accu langsung diisikan
c. Diisi dengan air batere ketika accu sudah dingin
d. Diisi sebelum engine dihidupkan dengan accu zuur.
6. Berikut ini adalah tujuan dari pemeliharaan alat-alat berat pada umumnya, kecuali :
a. Menjaga agar alat selalu siap pakai
b. Mencegah terjadinya kerusakan sebelum waktunya
PEMELIHARAAN BULLDOZER
8. Salah satu tugas operator bulldozer yang harus dilakukan setiap hari (harian) adalah
mencatat service meter dengan maksud :
a. Untuk dapat diketahui berapa jam bulldozer telah bekerja (beroperasi setiap
harinya)
b. Untuk mengetahui apakah service meter masih dalam kondisi baik
c. Sebagai pengambilan data pengopersian alat
d. Untuk mengetahui kapan suatu pemeliharaan periodik sudah waktunya harus
dilakukan.
10. Kegiatan berikut ini adalah pemeliharaan harian yang menjadi tugas dan harus
dilaksanakan operator bulldozer kecuali :
a. Memeriksa level minyak pelumas engine
b. Memeriksa kebocoran bahan bakar, minyak pelumas dan air pendingin
c. Memeriksa kekencangan tali kipas dan menyetelnya kembali bila kendur
d. Membersihkan lumpur/kotoran yang menepel di under carriage.
11. Ketika memeriksa minyak pelumas (oil) engine diketahui levelnya di atas garis H,
maka yang dilakukan adalah :
a. Kurangi minyak pelumas dengan mengeluarkannya melalui katup pengeluaran
(drain valve) dan periksa kembali katup pengeluaran (drain valve)
b. Biarkan saja, kelebihan sedikit tidak menjadi masalah, nantinya akan kurang
sendiri
c. Masukan selang plastik melalui lubang pengisian, sedot secukupnya hingga level
minyak antara H dan L
d. Laporkan kepada oil man dan beritahu bahwa pengisian minyak terlalu banyak.
12. Bolehkah melakukan pemeriksaan level minyak power train sementara engine hidup
dan temperatur minyak sudah tinggi (HOT) ?
PEMELIHARAAN BULLDOZER
a. Tidak boleh, pemeriksaan harus dilakukan ketika engine belum hidup dan minyak
masih dingin
b. Boleh, asal dilakukan dengan hati-hati
c. Boleh engine hidup ketika minyak sudah panas, boleh juga ketika engine belum
hidup dan minyak belum panas, asal pembacaan tanda level minyak harus sesuai
dengan skalanya (sesuai dengan peruntukannya)
d. Tidak boleh, sangat berbahaya.
13. Ketika melakukan pemeriksaan keliling (walk arround inspection) diketahui bahwa tali
kipas (fan belt) kendur, maka :
a. Segera laporkan ke mekanik yang bertugas untuk penyetelannya
b. Segera lakukan penyetelan sesuai dengan ketentuan, tidak perlu menunggu
mekanik karena akan kehilangan waktu banyak
c. Operator tidak boleh melakukan penyetelan tali kipas, karena tidak diberi tools
(kunci-kunci) yang memadai
d. Biarkan saja, sampai pekerjaan selesai.
14. Bahan bakar yang digunakan alat-alat berat juga bulldozer, harus selalu bersih dari
kotoran atau tercampur air, karena :
a. Bahan bakar atau tercampur air menurunkan tenaga engine
b. Harus selalu bersih karena komponen sangat presisi
c. Akan menyulitkan dalam menghidupkan engine
d. Sudah menjadi aturan umum.
17. Bila langkah pedal rem terlalu panjang (dalam) melebihi dari ukuran standar, berarti :
a. Efek pengereman terlalu besar, harus disetel/dikecilkan
b. Sudah cukup membahayakan, karena efek pengereman mendekati habis (rem
tidak dapat bekerja)
c. Tidak ada masalah karena hanya menyangkut ukuran kaki operator
d. Kanvas rem terlalu tebal, biarkan saja nanti akan berkurang karena gesekan dan
langkah rem akan mengatur sendiri.
19. Water separator yang ada di sistem bahan bakar berfungsi sebagai :
a. Membersihkan bahan bakar dari kotoran
b. Membersihkan debu atau kotoran dari saringan bahan bakar
c. Memisahkan air dari bahan bakar
d. Memperlancar bahan bakar ke nozle.
20. Dalam menghidupkan engine, setelah engine hidup warna gas buang harus diamati,
kemungkinan ada kelainan. Warna gas buang yang normal adalah :
a. Hitam pekat
b. Putih kebiruan
c. Tidak berwarna
d. Sedikit abu-abu.
21. Secara garis besar pemeliharaan alat-alat berat dibedakan dalam 2 macam yaitu
pemeliharaan pencegahan (preventive maintenance) dan pemeliharaan perbaikan
(corrective maintenance) :
Preventive maintenanve dapat dibedakan menjadi :
a. Pemeliharaan berkala (peridically maintenance) dan perbaikan terjadwal
(scheduled overhaul)
b. Pemeliharaan berkala dan perbaikan berdasar kondisi (condition based
maintenance)
c. Pemeliharaan berdasar kondisi dan perbaikan terjadwal
d. Pemeliharaan berkala, perbaikan terjadwal dan perbaikan berdasar kondisi.
22. Pada pemeriksaan oli engine, posisi dipstick yang benar adalah :
a. Ditarik, kemudian dilihat dengan posisi dipstick menghadap ke bawah
b. Ditarik, kemudian dilihat dengan posisi dipstick menghadap ke atas
c. Ditarik, kemudian dilihat dengan posisi dipstick mendatar
d. Ditarik, kemudian dilihat dengan posisi dipstick miring ke atas.
1. Lubang pernafasan (breather) pada tutup tangki bahan bakar harus dibersihkan
dan dijaga, jangan sampai tersumbat. Mengapa demikian ? ....................................
....................................................................................................................................
BAB V
PENGOPERASIAN BULDOZER
5.1 Pendahuluan
5.1.1 Umum
Halaman 1 dari 34
BAB V PEGOPERSIAN DOZER
Halaman 2 dari 34
BAB V PEGOPERSIAN DOZER
a. Biarkan engine hidup pada putaran rendah selama kurang lebih 5 menit.
b. Jaga agar permukaan pelumas hidrolis dan power train agar tetap pada
antara ADD dan garis FULL.
c. Indikator sistim pengisian batere harus padam. Bila saat engine hidup
indikator ini masih menyala, matikan engine dan perbaiki segera.
d. Panaskan pelumas hidrolis dengan cara menggerak-gerakkan tuas-tuas
kendali hidrolis pada putaran engine sedang (1300 rpm)
e. Perhatikan suara dan getaran yang tidak normal serta amatilah semua
indikator dan meter-meter.
Halaman 3 dari 34
BAB V PEGOPERSIAN DOZER
a. Hidupkan engine.
b. Angkatlah semua Attachment.
c. Injaklah pedal rem servis (tanda panah)
d. Bebaskan rem parkir
e. Sementara rem servis ditahan, tempatkan transmisi gigi 2 pada posisi
MAJU.
f. Turunkan setelan kecepatan travel sampai kecepatan terendah
menggunakan roda jari.
g. Secara bertahap naikkan putaran engine sampai maksimal. Unit tidak
bergerak.
h. Pindahkan tuas pemilih arah ke posisi NETRAL.
i. Turunkan putaran engine, aktipkan rem partkir. Turunkan implemen.
Halaman 4 dari 34
BAB V PEGOPERSIAN DOZER
Gambar 1
Halaman 5 dari 34
BAB V PEGOPERSIAN DOZER
Gambar 2
Gambar 3
Halaman 6 dari 34
BAB V PEGOPERSIAN DOZER
Gambar 4
Gambar 5
Halaman 7 dari 34
BAB V PEGOPERSIAN DOZER
7. Untuk menaikkan atau menurunkan gigi tekanlah switch pemilih gigi (2).
Halaman 8 dari 34
BAB V PEGOPERSIAN DOZER
Gambar 8
▪ Usahakan agar engine tetap bertenaga pada putaran tinggi (hight iddle).
▪ tidak boleh slip.
▪ Apabila terpaksa harus berbelok dengan membawa beban, gunakan tilt
blade (jangan menggunakan steering)
Apabila saudara sedang melakukan pekerjaan perataan, mengisi blade
sampai penuh hasilnya lebih rata dibanding dengan mengisi blade hanya
sebagian.
Halaman 9 dari 34
BAB V PEGOPERSIAN DOZER
Sementara cara menggusur (B) kurang efisien, karena dozer membawa muatan mendaki,
dan tidak bisa membuat alur.
Halaman 10 dari 34
BAB V PEGOPERSIAN DOZER
Gambar 14
Halaman 11 dari 34
BAB V PEGOPERSIAN DOZER
Gambar 15
1. Buang dahan-dahan
kering. Potonglah akar di
seberang arah robohnya
pohon.
Gambar 17
Halaman 12 dari 34
BAB V PEGOPERSIAN DOZER
Gambar 18
Halaman 13 dari 34
BAB V PEGOPERSIAN DOZER
Halaman 14 dari 34
BAB V PEGOPERSIAN DOZER
Tiga batang bajak cocok pada material jenis ini. Gunakan bajak berganda untuk
memecahkan material sesuai dengan ukuran yang diinginkan tanpa mambuat
track slip.
Gunakan dua batang bajak untuk memecahkan material dengan ukuran kecil.
Bila engine keberatan atau tracknya slip, gunakan satu batang bajak saja.
Gambar 21
Gunakan bajak tunggal untuk material yang keras atau material yang
cenderung berbongkah-bongkah besar.
Tempatkan batang bajak di tengah bila membajak dengan bajak tunggal
Gambar 22
Halaman 15 dari 34
BAB V PEGOPERSIAN DOZER
Gambar 24 maju.
Bila kedalaman pembajakan yang
diinginkan sudah tercapai, tarik
shank ke depan (shank in) untuk
mendapatkan sudut pembajakan
yang tepat.
Gambar 3
Dorong shank ke luar (shank out) seperlunya untuk memberi jarak antara
shank dengan material, bila materialnya terlalu keras.
Halaman 16 dari 34
BAB V PEGOPERSIAN DOZER
Gambar 4 .
Gambar 27
Halaman 17 dari 34
BAB V PEGOPERSIAN DOZER
5.4 Material
5.4.1 Umum
Halaman 18 dari 34
BAB V PEGOPERSIAN DOZER
Berbagai jenis material dapat ditemui di alam kita ini, seperti misalnya
bauksit, karnosit/bijih uranium, lempung/tanah liat, batu bara, granit dan lain
sebagainya.
Namun dalam bahasan ini dibatasi pada jenis material yang dikerjakan
dengan alat- alat berat pada umumnya, dan khususnya yang dikerjakan
dengan bulldozer berkaitan dengan kekerasan material sehubungan dengan
kemampuan ripper bulldozer.
Berikut ini adalah sebagian jenis material yang dikerjakan dengan alat-alat
berat pada umumnya, sedangkan daftar selanjutnya adalah jenis material
yang dapat dan tidak dapat dikerjakan dengan ripper bulldozer :
1. Pasir (sand)
2. Tanah biasa (soil)
3. Tanah liat (clay)
4. Tanah berpasir (sandy soil
5. Gravel (kerikil)
6. Batu kapur, batu pasir. pasir batu
7. Cadas lunak
8. Cadas (rock)
9. Batu cadas, kapur keras
10. Granit
11. Endapan organik, dan lain-lain.
Halaman 19 dari 34
BAB V PEGOPERSIAN DOZER
1. Pengembangan/penyusutan material
2. Berat material
3. Bentuk material
4. Kohesivitas Material
Halaman 20 dari 34
BAB V PEGOPERSIAN DOZER
5. Kekerasan Material
6. Daya dukung
a. Pengembangan/penyusutan material
Halaman 21 dari 34
BAB V PEGOPERSIAN DOZER
Bila 500 BCM (Bank Cubic Metre) tanah biasa digemburkan maka :
Halaman 22 dari 34
BAB V PEGOPERSIAN DOZER
Halaman 23 dari 34
BAB V PEGOPERSIAN DOZER
b. Berat material
Berat adalah sifat fisik dari setiap meterial yang akan mempengaruhi
kepada kemampuan alat untuk mendorong, mengangkut, mengangkat dan
sebagainya, seperti contoh sebagai berikut :
Suatu alat berat waktu mengangkat material dengan berat 1,5 t/m3 alat
dapat bekerja denga baik, tapi pada saat mengangkat dengan berat 3,6
t/m3 ternyata alat mengalami kesulitan karena berat beban sehingga
gerakkannya menjadi terganggu
c. Bentuk material
Yang dimaksud dengan bentuk dalam sifat fisik material ini adalah
bentuk butiran dari material yang terjadi akibat terurai dari bentuk aslinya,
yang akan berpengaruh terhadap kemampuan bucket atau blade
menampung material tersebut.
Material yang butirannya seragam cenderung dapat mengisi rongga
udara, sehingga volumenya sebanding atau sama dengan volume bukcet,
sedangkan material yang berbongkah-bongkah akan lebih kecil volumenya
dari volume bucket, karena pada material ini akan terbentuk rongga-
rongga udara yang mengisi sebagian isi bucket.
Berapa besar volume material yang dapat ditampung dalam suatu
ruangan dapat dihitung dengan cara memberikan angka koreksi yang
disebut Faktor Muat atau Bucket Factor atau Pay Load Factor.
d. Kohesivitas material
Halaman 24 dari 34
BAB V PEGOPERSIAN DOZER
e. Kekerasan material
Material yang keras akan lebih sukar untuk digali atau dikupas oleh alat
berat, sehingga dapat menurunkan produktivitas alat.
Pada umumnya material yang tergolong keras adalah batu-batuan yang
dalam pekerjaan pemindahan tanah perlu penanganan khusus, misalnya
dengan Ripping atau bahkan dengan peledakan terlebih dahulu.
Batuan dalam pengertian pemindahan tanah
antara lain :
Halaman 25 dari 34
BAB V PEGOPERSIAN DOZER
Ground Pressure
(daya
tekan)
2
(Kg/cm )
Ground Bearing
(daya dukung tanah)
2
0,5 kg/cm
PASIR & TANAH
TANAH LIAT : 1,0 kg/cm2
LEMBAB 2,0 kg/cm2
SEDANG 4,0 2
kg/cm
KERING
PASIR : 2,0 kg/cm2
MURNI KERING 4,0 kg/cm2
PADAT KERING
KERIKIL : PADAT LEKAT 8,0 kg/cm
CADAS : 2
5,0 kg/cm
SEDIKIT LEPAS 2
24,0 kg/cm
PADAT LEKAT
Halaman 26 dari 34
BAB V PEGOPERSIAN DOZER
2. Dalam rangka pengetesan fungsi alat kendali, ketika bulldozer anda jalankan maju ke
depan, kemudian tuas kendali setir (steering lever) model joy stick anada tarik
setengah tetapi bulldozer anda tetap berjalan lurus ke depan, maka hal itu berarti :
a. Alat kendali tidak berfungsi dengan baik
b. Tuas kendali setir kurang ditarik
c. Salah arah menarik tuas kendali setir
d. Rem kemudi (steering brake) tidak berfungsi.
3. Ketika anda memposisikan tuas kendali blade pada posisi HOLD tetapi blade
kemudian turun perlahan, maka itu berarti :
a. Ada kebocoran pada sistem hidrolik
b. Memang seharusnya blade bergerak turun
c. Tuas kendali blade tidak berfungsi sebagaimana mestinya
d. Minyak hidrolik kurang pemanasan.
Halaman 27 dari 34
BAB V PEGOPERSIAN DOZER
6. Salah satu gerakan dan posisi blade adalah miring (tilt) ke kiri atau ke kanan. Posisi
blade miring tersebut diperlukan untuk pekerjaan :
a. Pemotongan akar pohon ketika akan membongkar tunggul pohon
b. Memindahkan batu besar, dengan mendorongnya sedilit demi sedikit
c. Mengarahkan buangan material hasil pemotongan
d. Membuat parit.
8. Ketika akan memindahkan kecepatan (gear shifting) termasuk merubah arah maju-
mundur (forward reverse shifting) ketika bulldozer sedang berjalan, tidak perlu
menghentikan unit, tetapi cukup menurunkan putaran engine, kemudian
memindahkan kecepatan, Hal ini memungkinkan bila :
a. Transmisi yang digunakan adalah sistem direct drive
b. Transmisi yang digunakan menggunakan sistem hidrolik (power shift dan torque
converter)
c. Hal tersebut tidak memungkinkan karena bagaimanapun bila akan merubah arah
harus berhenti dulu agar tidak merusak unit
d. Kopeling yang digunakan adalah torque converter.
9. Ketika membelokkan bulldozer ke kiri secara halus di suatu turunan (slope) maka
yang harus ditarik setengah adalah tuas kendali :
a. Kiri
b. Kanan
c. Kiri dan kanan secara bersamaan
d. Kiri dan kanan secara bergantian.
10. Ketika berjalan menuruni slope kemudian tuas kendali kanan ditarik penuh, maka
bulldozer akan :
a. Membelok ke kiri dengan tajam
b. Membelok ke kanan dengan tajam
c. Berhenti
d. Tetap berjalan lurus ke depan.
11. Ketika bulldozer sedang berjalan di tanah datar kemudian tuas kemudi kanan ditarik
tidak penuh (setengahnya), bulldozer akan membelok ke kanan secara halus
(gradually), tidak tajam oleh karena :
a. Ketika tuas kanan ditarik setengah maka hubungan tenaga ke sprocket kanan
terputus, sehingga unit berbelok dengan halus ke kanan karena dorongan
sprocket kiri
b. Ketika tuas kanan ditarik tidak penuh (setengah) maka rem kanan mulai aktif
tetapi hanya setengah saja, sehingga unit berbelok ke kanan secara halus
c. Hal demikian tidak mungkin terjadi,. Yang terjadi adalah bulldozer belum berbelok
bila tuas kemudi belum ditarik penuh
Halaman 28 dari 34
BAB V PEGOPERSIAN DOZER
d. Ketika tuas kemudi kanan ditarik tidak penuh (setengahnya) maka belum ada
pengaruh terhadap jalannya bulldozer. Bulldozer masih tetap berjalan lurus.
12. Untuk mulai melakukan pemotongan tanah maka dilakukan dengan prosedur :
a. Besarkan gas/naikkan putaran engine, turunkan pisau sampai kedalaman yang
diinginkan, masukkan transmisi pada kecepatan 1, jalankan maju bulldozer
b. Turunkan pisau sampai di tanah, pindahkan transmisi ke kecepatan 1, jalankan
maju bulldozer perlahan, lakukan pemotongan tanah secukupnya
c. Pindahkan atau masukkan transmisi ke gigi 1, naikkan putaran engine, jalankan
maju bulldozer, turunkan pisau secukupnya
d. Pindahkan gigi transmisi (gear shift) ke gigi 1, naikkan putaran engine, jalankan
unit, lakukan pemotongan tanah dengan menurunkan pisau sampai masuk ke
dalam tanah dengan kedalaman sesuai dengan kekerasan tanah.
13. Untuk meripping tanah yang agak keras, dilakukan dengan prosedur sebagai berikut :
a. Turunkan ripper sampai masuk tanah sampai kedalaman secukupnya, jalankan
unit maju ke depan dengan menggunakan gigi rendah (kecepatan rendah),
sementara itu tarik tuas gas sampai putaran engine cukup tinggi untuk
mendapatkan daya yang cukup
b. Naikkan putaran engine, jalankan unit, masukkan ripper sampai kedalaman point
of tip masuk seluruhnya ke dalam tanah
c. Naikkan putaran engine, jalankan unit ke depan, turunkan ripper
d. Turunkan ripper ke dalam tanah dengan kedalaman 1/3 dari panjang ripper,
naikkan putaran engine, jalankan maju unit.
14. Sudut ripper yang paling optimum ketika melakukan ripping adalah :
a. Antara 450 – 500
b. Kurang-lebih 400
c. < 450
d. > 500.
15. Bila sudut ripper terlalu besar maka :
a. Produksi akan menurun
b. Merusak ujung ripper
c. Menyebabkan keausan yang berlebihan dan menghilangkan daya pentajaman
sendiri
d. Produksi akan naik.
16. Bila sudut ripper terlalu kecil maka :
a. Gaya penetrasi menjadi kecil, terjadi keausan yang berkelebihan pada point of tip
dan menghilangkan pentajaman sendiri
b. Ripper cepat rusa, produksi menurun
c. Unit dapat terangkat, produksi menurun, ujung ripper cepat aus
d. Ripper termakan sebelah luar, cepat tumpul.
17. Untuk melakukan stripping, membuang atau mengupas top soil, prosedur yang perlu
dilakukan adalah sebagai berikut :
a. Posisikan bulldozer pada medan yang akan dikerjakan, jalankan unit maju ke
depan dengan gigi rendah, serempak dengan itu masukkan pisau dengan
Halaman 29 dari 34
BAB V PEGOPERSIAN DOZER
18. Membuat stock (stock pilling) material dengan bulldozer dapat dilakukan dengan :
a. Menimbun (membuat stock) dari material lepas (loose) maupun material (tanah)
asli bank
b. Menimbun (membuat stock) hanya dari material lepas (loose) yang disuplai
dengan alat lain (misalnya dump truck)
c. Menimbun (membuat stock) hanya dari material asli (bank) saja
d. Menimbun (membuat stock) material dengan dibantu oleh alat lain utuk
pemadatan material yang ditimbun.
19. Membuat stock (stock pilling) tanah lepas (buangan dump truck), dilakukan dengan
cara sebagai berikut :
a. Posisikan bulldozer di dekat gundukan tanah buangan dump truck mengarah ke
tempat pengumpulan (piling), turunkan blade sampai di tanah, pindahkan gigi ke
gigi I, naikkan putaran engine, dorong tanah sampai ke tempat pengumpulan
dengan imbangan gas yang sesuai, naikkan blade 30 – 50 cm di atas tanah,
bergerak mundur dengan gigi 3 ke tempat gundukan, lakukan proses yang sama
b. Tempatkan bulldozer di belakang gundukan tanah buangan dump truck, naikkan
putaran engine, dorong dengan blade tanah gundukan sampai di tempat
pengumpulan, kembali lagi dengan mundur, ulangi terus mendorong tanah
c. Teruskan blade sampai menyentuh tanah di belakang tanah gundukan buangan
dump truck, naikkan putaran engine secukupnya, dorong tanah gundukan ke
tempat pengumpulan, kembali ke tempat gundukan untuk mulai.
d. Posisikan bulldozer di tempat.
2. Bila diperlukan, bulldozer dapat dipergunakan untuk melakukan Road Forming, yaitu :
Halaman 30 dari 34
BAB V PEGOPERSIAN DOZER
a. Pekerjaan membuat badan jalan, mualai bagian bawah sampai atas (base –
permukaan)
b. Pekerjaan membentuk badan jalan hanya bagian atas jalan saja
c. Pekerjaan membuat kemiringan permukaan badan jalan yang sudah jadi, sesuai
dengan spesifikasi yang ditentukan
d. Road forming tidak boleh dilakukan dengan bulldozer tetapi harus dengan alat
lain (motor grader).
3. Berikut ini adalah beberapa pekerjaan (aplikasi) yang dilakukan dengan bulldozer,
kecuali
a. Merobohkan pohon
b. Membongkar batu besar (bolder)
c. Mendorong scraper ketika sedang memotong dan mengisikan material
d. Mendorong dump truck yang sedang dalam kesulitan bergerak/berjalan karena
muatan lebih.
4. Ketika sedang meriper (melakukan pekerjaan ripping) dan bertemu batu besar
(bolder) yang bandel (sulit dibongkar) yang menyebabkan track selip atau
menyebabkan gerakan bulldozer menjadi lambat, maka untuk mengatasinya
dilakukan sebagai berikut :
a. Tambah tenaga bulldozer dengan menarik lagi tuas bahan bakar
b. Tancapkan atau masukkan ripper lebih dalam lagi sampai ujung ripper berada di
bawah batu, lalu tambah kecepatan gerak bulldozer
c. Usahakan membongkar bolder dengan cara mencongkel batu, dengan
mengoperasikan tilt silinder, jangan paksakan dengan menarik bolder
d. Minta bantuan bulldozer lain untuk membantu mendorong dari belakang.
5. Pada pekerjaan land clearing ada beberapa metoda pekerjaan, berdasarkan pada
start, route dan akhir pekerjaan. Dewasa ini ada satu yang sudah tidak boleh
dilakukan lagi, yaitu metode :
a. Metode siput dalam (persimeter)
b. Metode pegas ulir
c. Metode contour
d. Metode pembakaran.
20. Melakukan pekerjaan dozing dengan cara side by side dozing adalah dengan tujuan :
a. Mempercepat penyelesaian pekerjaan
b. Memperbesar efektivitas dozing untuk penggusuran dengan jarak yang relatif
agak jauh
c. Meningkatkan produksi bulldozer
d. Menghemat bahan bakar.
21. Berikut ini adalah beberpa sifat fisik material sehubungan dengan pekerjaan
bulldozer, kecuali :
a. Kekerasan material
Halaman 31 dari 34
BAB V PEGOPERSIAN DOZER
b. Bentuk material
c. Titik beku material
d. Daya dukung material.
22. Sifat pengembangan/penyusutan material akan terkait dengan keadaan bank (asli),
loose (terurai atau lepas) dan compacted (padat), dimana volume masing-masing
tidak sama (berubah) :
a. Volume tanah asli lebih kecil dari volume tanah lepas
b. Volume tanah padat lebih besar dari volume tanah lepas
c. Volume gravel padat lebih kecil dari volume gravel asli
d. Volume gravel asli sama dengan volume gravel lepas.
23. Berikut ini adalah beberapa faktor berpengaruh terhadap produksi, berkaitan dengan
sifat material, kecuali :
a. Kapasitas blade
b. Keterampilan operator
c. Kondisi material
d. Berat material.
24. Yang dimaksud dengan fixed time pada rumus produksi bulldozer :
a. Waktu yang diperlukan untuk mendorong material secara tetap
b. Waktu tetap yang diperlukan anatar lain untuk pindah gigi, pindah posisi
c. Waktu yang diperlukan untuk mengisi bahan bakar
d. Waktu tetap yang dipakai untuk pemanasan engine.
III. Isian
Sebelum start engine, semua tuas harus pada posisi NETRAL (bulldozer dengaan direct
4. drive sistem), dengan maksud :
...............................................................................................................................
5. Untuk membelokkan ke kiri bulldozer secara halus pada slope, maka yang harus
ditarik adalah tuas kendali setir yang sebelah :
Halaman 32 dari 34
BAB V PEGOPERSIAN DOZER
...............................................................................................................................
6. Untuk memotong tanah keras dari datar yang akan dipindahkan lurus ke depan,
maka posisi blade harus diatur yang sesuai yaitu :
...............................................................................................................................
7. Ketika berjalan menuruni bukit, lakukanlah dengan hati-hati, yaitu dengan :
...............................................................................................................................
8. Bila anda terpaksa menjalankan bulldozer melewati air, maka kedalaman air yang
diizinkan adalah sebatas :
...............................................................................................................................
9. salah satu jenis material yang keras sehingga tidak dapat diripper adalah :
...............................................................................................................................
10. Sifat fisik material yang terkait dengan volume material pada blade adalah :
...............................................................................................................................
1. Jelaskan secara singkat tetapi jelas apa maksud dilakukannya pengaturan fungsi
alat kendali, sebelum pengoperasian bulldozer
3. Jelaskan secara singkat tetapi jelas untuk melakukan pekerjaan meratakan alur-alur
bekas tapak roda/atau track shoe dan menghaluskannya dengan bulldozer.
4. Jelaskan secara singkat tetapi jelas, apa pengaruh sifat fisik material mengenai
bentuk material atau bentuk butiran material
5. Tuliskan rumus waktu siklus bulldozer (Cm) dan jelaskan secara singkat
7. Jelaskan secara singkat bagaimana cara merobohkan pohon (diameter >30 cm)
dengan bulldozer. Bila perlu pakai gambar sketsa.
Halaman 33 dari 34
SISTEM PELAPORAN
BAB VI
SISTEM LAPORAN
6.1 Umum
Peranan laporan dalam kegiatan pengoperasian alat-alat berat tidak dapat diabaikan begitu
saja, karena laporan merupakan bagian dari sistem pengoperasian, merupakan bagian dari
administrasi pengoperasian alat-alat berat.
Dengan laporan banyak hal dari pengoperasian alat-alat berat mulai dari pemakaian bahan
bakar, minyak pelumas dan sebagainya, jam kerja alat, kelainan atau kerusakan yang terjadi
sampai ke produksi alat. Karenanya itu akan berguna dalam pelaksanaan pekerjaan yang
menggunakan alat-alat berat.
Hal tersebut menjadi tidak berguna manakala sistem laporan tidak berjalan. Termasuk dalam
sistem laporan di sini adalah laporan itu sendiri, unit-unit terkait serta pengiriman atau
penyampaian serta umpan balik.
Pada dasarnya laporan operasi alat-alat berat dapat dibedakan dalam 3 jenis
laporan, yaitu laporan harian, laporan mingguan dan laporan bulanan.
Data pengoperasian alat dari laporan harian yang diterima oleh Foreman atau
pengawas atau pejabat yang ditunjuk diolah (kompilasi, evaluasi), menghasilkan
informasi mengenai diantaranya :
Bila laporan mingguan tidak dibuat maka data Laporan Harian diolah oleh
Pejabat atau institusi yang ditentukan untuk menghasilkan berbagai informasi (sama
seperti pada Laporan mingguan).
Laporan Bulanan (atau Laporan Mingguan) dikirim kepada dan diolah oleh
pejabat atasannya, berupa informasi atau masukan manajemen untuk pimpinan atau
Kepala Institusi.
b. Tepat Kirim
Unit terkait adalah unit-unit kerja atau bagian-bagian atau institusi-institusi yang
berada di dalam organisasi pelaksanaan pekerjaan atau organisasi proyek, yang
diberi tugas untuk menangani atau harus diberi data atau informasi pekerjaan
pengoperasian alat, yang selanjutnya memberi informasi ataupun umpan balik
kepada unit kerja lain yang memerlukannya.
Unit-unit terkait ini antara Unit kerja/Proyek yang satu dengan lainnya bisa saja
berbeda, tergantung dari manjemen yang dipakai.
Laporan atau informasi yang diterima atau yang ditangani unit-unit termaksud
berbeda- beda, seperti misalnya Foreman/Pengawas menerima dan menangani
laporan rinci dari operator, sedangkan Pelaksana menerima dan menangani laporan
yang sudah diolah dan tidak rinci, demikian pula unit kerja Peralatan atau Unit
Produksi, sementara bagian logistik (suplai) tidak menerima informasi dalam
bentuk laporan, tetapi menerima permintaan bahan, yang asal-usulnya juga dari
olahan laporan operasi.
Laporan Harian Operasi merupakan titik awal dari berbagai informasi pengoperasian alat-alat
berat, berbagai data mengenai pengoperasian alat-alat berat. Berbagai data mengenai
pengoperasian alat, termasuk data alat dan pekerjaan, disajikan melalui laporan ini. Laporan
harian operasi ini menjadi tugas dan tanggung jawab Operator alat yang bersangkutan.
Dengan demikan peranan Operator dalam menangani administrasi pengoperasian alat, yang
kemudian menjadi informasi, menjadi cukup kelihatan. Kesalahan atau ketidak benaran
dalam memasukan data, dapat berakibat cukup besar dalam pelaksanaan pengoperasian
alat, dalam pelaksanaan pekerjaan.
Oleh karena itu operator dituntut, disamping menyajikan data secara akurat juga harus jujur,
apa adanya.
yang harus diisi dengan angka, dengan huruf, sebagian lainnya diisi dengan tanda-
tanda saja, misalnya tanda (x) atau semacam huruf v ( ).
Hal ini penting karena petunjuk pengisian tersebut besar artinya ; bila tidak
mengikuti petunjuk atau menyalahi petunjuk, maka laporan dapat menjadi salah
besar misalnya petunjuk pengisian mengharuskan diisi dengan satuan m (meter),
tetapi diisikan dengan km (x1000), atau km/jam diisi dengan mil/jam, dan
sebagainya. Oleh karena itu ikuti petunjuk atau cara pengisian dari formulir yang
bersangkutan.
1) Nama Pekerjaan
Diisi nama pekerjaan yang dilakukan pada Proyek termaksud, misalnya :
• Stripping atau pengupasan top soil, atau;
• Cut&fill, pemotongan tanah di daerah dengan level tinggi, didorong
kedaerah dengan level rendah (untuk mengurug/menimbun)
• dsb.
2) Lokasi
Diisi nama tempat pekerjaan dilakukan, misalnya :
• Curug
• Teluk Jambe
• dsb.
3) Tanggal
• 25 april 2007
• dsb.
4) Jenis Alat
Diisi jenis alat yang dipergunakan, misalnya :
• Bulldozer
• Wheel loader
• dsb.
5) Merek / Type
Diisi merek dan tipe dari alat berat yang dipergunakan, misalnya :
• 0025751.
8) Hour Meter (akhir)
Diisi dengan penunjuk angka pada service meter, setelah selesai bekerja,
misalnya :
• 0002792.
9) Nama Operator
Diisi dengan nama operator yang bertugas, misalnya :
• Badu
• Amir.
10) Jenis Material
• Kering atau
• Basah bekas hujan semalam.
12) Bahan Bakar (ltr)
Diisi jumlah pemakaian bahan bakar pada hari yang bersangkutan, dalam liter.
13) Pelumas Engine, Pelumas Transmisi, Minyak hidrolik, Minyak Pelumas Power
Train (ltr)
Masing-masing diisi jumlah minyak yang ditambahkan, dalam liter, pada hari
yang bersangkutan, diisi dengan angka.
14) Minyak Lain (ltr)
Diisi dengan jumlah tambahan minyak lainnya, dalam liter, pada hari yang
bersangkutan, diisi dengan angka.
15) Air Accu
Diisi dengan jumlah air accu, dalam liter, pada hari yang bersangkutan.
16) Lain-Lain
Diisi dengan jumlah pemakain bahan lain, pada hari yang bersangkutan.
17) Air Pendingin
Diisi dengan tanda √ pada kolom yang sesuai berkaitan dengan temperatur air
pendingin misalnya bila temperatur air pendingin normal, berilah tanda pada
kolom normal, bila temperatur air pendingin tinggi / engine panas, berilah tanda
pada kolom Tidak Normal.
Diisi dengan tanda √ pada kolom yang sesuai, berkaitan dengan temperatur
minyak.
20) Pelumas Power Train
Diisi dengan tanda √ pada kolom yang sesuai, berkaitan dengan temperatur
minyak.
21) Minyak Hidrolik
Diisi dengan tanda √ pada kolom yang sesuai, berkaitan dengan temperatur
minyak.
22) Ampere Meter
Diisi dengan tanda √ pada kolom yang sesuai, berkaitan dengan pengisian accu.
23) Siang (Pukul), Malam (Pukul)
Angka-angka pada kolom Pukul menunjukan jam operasi alat dan jam tidak
operasi alat.
Berilah tanda √ di belakang angka-angka bila alat beroperasi, dan berilah tanda
X di belakang angka-angka bila alat tidak beroperasi.
Misalnya, alat (bulldozer) beroperasi mulai pukul 07.00 sampai dengan pukul
11.00, kemudian pukul sebelas berhenti karena ada gangguan teknis dan mulai lagi
pukul 12.00 sampai dengan pukul 16.00. Pada malam harinya bekerja lagi mulai
pukul 19.00 sampai pukul 21.00.
Pengisiannya adalah, di belakang angka 07.00, 08.00,09.00,10.00, 12.00,13.00,
14.00,15.00,16.00,19.00, 20.00 dan 21.00 diberi tanda √ , sedangkan di belakang
angka 11.00 diberi tanda X.
24) Waktu
Kolom-kolom waktu ini diisi dengan lamanya kegiatan, dalam jam dan menit.
Dengan contoh di atas maka sejajar dengan tanda √ diisi 1 dan 0. Demikian pula di
belakang tanda X.
Bila misalnya ketika mulai bekerja lagi tidak tepat pada pukul 12.00, tetapi pukul
12.30 maka sejajar dengan tanda √ pada angka 12.00 diisi dengan 0 dan 30.
25) Keterangan
Pada kolom-kolom ini diisi degan kondisi kerja, seperti operasi, rusak/perbaikan,
menunggu perintah, sesuai dengan kenyataan, sejajar dengan waktu masing-
masing.
26) Jenis Kerusakan
Diisi dengan jenis kerusakan yang terjadi, misalnya blade retak atau sambungan
pipa hidrolik bocor, dan sebagainya.
27) Produksi
Kolom-kolom Produksi diisi dengan jenis pekerjaan dan hasil kerja atau
produksinya, pada hari yang bersangkutan :
3
1. Cut & fill – 5 m
2
2. Stripping – 200 m
3. dsb.
o Harus diingat bahwa dari data yang anda laporkan akan menjadi
bahan pengambilan keputusan manajemen bahkan mungkin tingkat
manajemen puncak
o Harus diingat bahwa betapa pentingnya data yang anda laporkan, dan
dituntut untuk mengisinya dengan benar dan penuh tanggung jawab
o Harus diingat bahwa keterlambatan penyampaian laporan akan
berdampak terlambatnya informasi yang sampai ke tingkat manajemen, yang
mungkin akan merugikan karyawan termasuk anda sendiri. Untuk itu harus
disiplin agar laporan tepat waktu
o Biasakan untuk selalu mencatat semua kegiatan anda dan hasilnya
tuangkan dalam laporan sesuai dengan yang diminta.
07.00 19.00
Bahan Pelumas Pelumas Minyak Minyak
08.00 20.00
bakar engine (ltr) transmisi hidrolik power train Minyak lain Air accu Lain-lain
(ltr) (ltr) (ltr) (ltr) 09.00 21.00
10.00 22.00
11.00 23.00
17.00 05.00
Kerusakan yang terjadi
No. Jenis pekerjaan Produksi
1
Disetujui oleh : Dibuat / diisi oleh : Pengawas lapangan
Operator 2
Catatan : 1. Pada kolom-kolom Keadaan/Tekanan/Temperatur, isilah dengan tanda [√] pada kolom yang bersangkutan (Normal atau Tidak Normal)
2. Pada kolom-kolom di belakang Waktu/Jam, isilah dengan tanda [√], di belakang waktu yang bersangkutan bila alat beroperasi, dan dengan tanda [X] bila alat tidak beroperasi. Pada kolom Jam/Menit diisi dengan waktu penggunaan/pemgoperasian.
Laporan Operasi
3-7
SISTEM PELAPORAN
Pada setiap pelaksanaan pekerjaan hampir selalu ada potensi kecelakaan yang
setiap saat bisa muncul dan menimbulkan kecelakaan. Potensi ini perlu
diketahui adanya oleh para pelaksana dilapangan, terutama para operator,
sehingga yang bersangkutan masing-masing dapat lebih waspada dan dapat
menghindari terjadinya kecelakaan.
Daftar simak tersebut berisi potensi kemungkinan terjadinya kecelakaan kerja pada
setiap langkah pekerjaan berdasarkan kondisi kerja dan lingkungannya.
Pada dasarnya daftar simak pertama (yang dibuat oleh operator) adalah
menginformasikan kegiatan dan penyediaan sarana yang terkait dengan
keselamatan dan kesehatan kerja yang telah dilakukan. Sementara yang lainnya
Untuk daftar simak kecelakaan kerja, dilakukan dengan memberi tanda (misalnya
X, atau ) pada kolom-kolom yang tersedia sesuai dengan senyatanya (ya, atau
tidak), sebagai jawaban atas pertanyaan-pertanyaan pada kolom Daftar
Pertanyaan.
Dari sedikit uraian diatas, dapat dikemukakan bahwa laporan K3 pada hakekatnya
adalah merupakan informasi mengenai pelaksanaan Keselamatan dan
Kesehatan Kerja disuatu tempat pelaksanaan kegiatan pekerjaan/proyek pada
setiap tahap pelaksanaan pekerjaan, dengan menggunakan daftar simak (cek
list) mengenai potensi kecelakaan kerja dan keselamatan kerjanya.
Sebagai contoh disajikan salah satu bentuk laporan harian operasi beserta petunjuk
pengisiannya (Periksa Bab 3, butir 3.5) dan laporan K3, sebagai berikut.
1 P e n g isia n b a h a n b a k a r A. Kebakaran
6 M a n o u v er di tan a h le m b e k F. T er b e n a m di ta n a h le m b e k