Anda di halaman 1dari 108

MATERI II

TATA CARA DAN PERSYARATAN PENGELOLAAN LIMBAH B3


BERDASARKAN PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN NO. 6 TAHUN 2021
Dasar Hukum

UU No. 32 Tahun 2009


Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup

Peraturan Pemerintah No. 22 Tahun 2021


Penyelenggaraan Perlindungan dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup

Permen LHK No. 6 Tahun 2021


Tata Cara dan Persyaratan Pengelolaan Limbah B3
Ruang Lingkup Pengelolaan Limbah B3 dalam
Permen LHK No. 6 Tahun 2021

Pengurangan Limbah B3 Penetapan status Limbah B3

Penyimpanan Limbah B3
Permohonan dan Penerbitan
Persetujuan Teknis PLB3 dan SLO-
Pengumpulan Limbah B3 PLB3

Pengangkutan Limbah B3 Perpindahan Lintas Batas Limbah B3

Pemanfaatan Limbah B3 Dumping (Pembuangan) Limbah B3

Pengolahan Limbah B3 Penimbunan Limbah B3


Siklus Pengelolaan Limbah B3
EKSPOR

 Di setiap mata rantai pengelolaan dilakukan pencatatan dan pengendalian dengan izin untuk
memastikan dipenuhinya persyaratan lokasi, fasilitas, teknologi, dan baku mutu.
 Setiap perpindahan limbah B3 disertai dengan manifes untuk memastikan pengelolaan dilakukan sesuai
prinsip from cradle to grave.
PENETAPAN STATUS
LIMBAH B3
Penetapan Status
Limbah B3

DILAKUKAN
Terhadap :
Limbah B3 dari Limbah yang terindikasi
sumber spesifik: memiliki karakteristik
Limbah B3 sebagai
- Untuk dikecualikan dari
- Limbah B3; atau
Pengelolaan Limbah B3;
- Limbah nonB3
atau
- Sebagai Produk Samping;
Limbah B3 Berdasarkan Kategori

LIMBAH B3

RISIKO LIMBAH B3 BERBEDA,


KATEGORI 1 KATEGORI 2
(AKUT) (KRONIS)
PENGELOLAANNYA BERBEDA

SIMPAN SIMPAN

ANGKUT ANGKUT

TIMBUN TIMBUN
Limbah B3 Berdasarkan
Sumbernya
1. Limbah B3 dari sumber tidak spesifik

2. Limbah B3 dari sumber spesifik:


 Sumber spesifik umum
 Sumber spesifik khusus

3. Limbah B3 dari bahan kimia


kadaluwarsa, tumpahan, bekas
kemasan, dan buangan produk
yang tidak memenuhi spesifikasi
Tata Cara Penetepan Kategori Limbah B3
Apakah limbah B3 YA LIMBAH B3
memiliki kategori
KATEGORI 1
YA bahaya 1?

Apakah ada
dalam Tabel TIDAK LIMBAH B3
LIMBAH 1, 2, 3, 4,
Lampiran IX ?
KATEGORI 2

TIDAK LIMBAH
NONB3
TATA CARA PENETAPAN LIMBAH B3
(DI LUAR DAFTAR LIMBAH B3)

LIMBAH B3
KATEGORI 1
> TCLP Nilai LD50 <
YA TIDAK kolom 50 mg/kg
Apakah limbah A BB hewan
eksplosif, mudah TCLP (toxicity < TCLP uji
menyala, reaktif, characteristic kolom B LD50 (lethal Nilai LD50 > Beracun Limbah
LIMBAH infeksius, leaching dose-50)? 5000 mg/kg sub-kronis? nonB3
dan/atau BB hewan uji
procedure)?
korosif?
Nilai LD50 > 50
mg/kg dan <
< TCLP kolom
5000 mg/kg YA
A dan > TCLP TIDAK
BB hewan uji
kolom B

LIMBAH B3
KATEGORI 2
Penetapan Status Limbah
bagi Limbah B3 yang akan dikecualikan
dari Pengelolaan Limbah B3

1. Sumber Limbah B3
Dari Sumber Spesifik Umum dalam Tabel 3 dan dari
Sumber Spesifik Khusus dalam Tabel 4 Lampiran IX
PP No 22 Tahun 2021

2. Harus Memenuhi Ketentuan :


- Berasal dari proses produksi yang bersifat tetap
dan konsisten;
- Menggunakan bahan baku dan/atau bahan
penolong yang bersifat tetap dan konsisten; dan
- Limbah B3 yang dihasilkan bersifat tetap dan
konsisten
DAFTAR LIMBAH B3 DARI SUMBER SPESIFIK KHUSUS
YANG SUMBER LIMBAHNYA BERBEDA DARI LAMPIRAN
I PP 101 TAHUN 2014:

Catatan:
- Misalnya pada Limbah B3 fly ash dan bottom ash, yang awalnya bersumber dari proses pembakaran batubara pada fasilitas
PLTU, boiler dan/atau tungku industri berubah menjadi  bersumber dari proses pembakaran batubara pada fasilitas stocker
boiler dan/atau tungku industri
- Apabila PLTU atau industri lainnya menghasilkan Limbah B3 fly ash dan bottom ash dari proses pembakaran batubara yang
menggunakan stocker boiler dan/atau tungku industri, maka limbahnya tetap termasuk Limbah B3 dari sumber spesifik khusus
DAFTAR LIMBAH B3 YANG DIKELUARKAN DARI
SUMBER SPESIFIK KHUSUS PADA PP 22 TAHUN 2021:

Limbah B3 yang dikeluarkan:


- B402 Steel Slag
- B403 Slag nikel
- B412 Dreg dan grits
FABA Sebagai Limbah B3 dan Limbah nonB3
Menggunakan teknologi stoker
atau tungku pembakaran dalah Kode Limbah B3:
Fly Ash dan Bottom Limbah B3 Fly Ash B409
Ash (FABA) dari Bottom Ash B410
kegiatan industri
lainnya

Digunakan untuk pembuatan steam:


- Temperatur rendah (dibawah 60oC)
- Pembakaran belum sempurna

Digunakan untuk menghasilkan listrik: Kode Limbah nonB3:


Fly Ash dan Bottom - Temperatur tinggi (diatas 800oC) Fly Ash N106
Ash (FABA) dari untuk menjaga efisiensi Bottom Ash N107
kegiatan PLTU pembakaran
- Menggunakan batubara dengan
kalor tinggi

- Pembakaran sempurna
- Tidak menunjukkan karakteristik
Limbah B3
PENGURANGAN LIMBAH B3
L I M B A H B 3
PENGURANGAN
Setiap Orang yang menghasilkan Limbah B3
wajib melakukan Pengurangan Limbah B3
engurangan
Pengurangan
Limbah B3
Dilakukan melalui:
1. Substitusi bahan;
2. Modifikasi proses; dan/atau
3. Penggunaan teknologi ramah
lingkungan

Setiap Orang yang menghasilkan Limbah B3


wajib menyampaikan Laporan secara tertulis
kepada Menteri mengenai pelaksanaan
Pengurangan Limbah B3 yang disampaikan
secara berkala paling sedikit 1 kali dalam 6 bulan
sejak Pengurangan Limbah B3 dilakukan

Laporan Pengurangan
Limbah B3
Pengurangan
Limbah B3
Subtitusi bahan dapat dilakukan melalui pemilahan bahan baku dan/atau bahan penolong yang semula mengandung B3
digantikan dengan bahan baku dan/atau bahan penolong yang tidak mengandung B3.
Modifikasi proses dapat dilakukan melalui pemilahan dan penerapan proses produksi yang lebih efisien
PENYIMPANAN LIMBAH B3
PENYIMPANAN
 Penyimpanan Limbah B3 wajib dilakukan oleh Setiap
LIMBAH B3
Orang yang menghasilkan Limbah B3, namun dilarang
untuk melakukan pencampuran Limbah B3 yang
disimpan

 Untuk dapat melakukan Penyimpanan Limbah B3,


wajib memenuhi:
 Standar Penyimpanan Limbah B3 yang
diintegrasikan ke dalam nomor induk berusaha,
bagi Penghasil Limbah B3 dari Usaha dan/atau
Kegiatan wajib SPPL; dan/atau
 Rincian teknis Penyimpanan Limbah B3 yang
dimuat dalam Persetujuan Lingkungan, bagi:
• Penghasil Limbah B3 dari Usaha dan/atau
Kegiatan wajib Amdal atau UKL-UPL; dan
• Instansi Pemerintah yang menghasilkan
Limbah B3.

 Penyimpanan Limbah B3 harus di atas permukaan


tanah  dilarang melakukan penyimpanan di bawah
tanah (underground)
Standar Penyimpanan Limbah B3
07
Kondisi kemasan tidak bocor, tidak
berkarat dan tidak rusak

01 06
Limbah B3 yang disimpan Memiliki penutup yang kuat untuk
terlindung dari hujan dan tertutup mencegah terjadinya tumpahan pada
saat dilakukan pemindahan dan/atau
pengangkutan

02 05
Memiliki lantai kedap air Kemasan mampu mengungkung
Limbah B3 untuk tetap berada di
dalam kemasan
03
Dilengkapi dengan simbol dan
label Limbah B3
04
Limbah B3 dikemas dengan menggunakan
kemasan dari bahan logam atau plastik
FASILITAS PENYIMPANAN LIMBAH B3
LIMBAH B3 YANG DAPAT DISIMPAN
NO. FASILITAS KATEGORI 2
KATEGORI 1 SUMBER TIDAK
SPESIFIK UMUM SPESIFIK KHUSUS
SPESIFIK
1 bangunan    
2 tangki dan/atau    
kontainer
3 silo    
4 penumpukan limbah    
(waste pile)
5 waste impoundment    
6 bentuk lainnya sesuai    
dengan perkembangan
ilmu pengetahuan dan
teknologi
Persyaratan Lokasi Penyimpanan

LOKASI PENYIMPANAN bebas banjir dan tidak dapat direkayasa dengan teknologi berada di dalam
HARUS: rawan bencana alam untuk perlindungan dan pengelolaan penguasaan Setiap Orang
lingkungan hidup, apabila tidak bebas yang menghasilkan
banjir dan rawan bencana alam Limbah B3
WAKTU PENYIMPANAN LIMBAH B3
LIMBAH B3 YANG DISIMPAN WAKTU PENYIMPANAN (MAKSIMUM)

Limbah B3 yang dihasilkan 50 (lima puluh) 90 (sembilan puluh) hari sejak Limbah B3
kilogram per hari atau lebih dihasilkan

Limbah B3 yang dihasilkan kurang dari 50 (lima 180 (seratus delapan puluh) hari sejak Limbah
puluh) kilogram per hari untuk Limbah B3 kategori B3 dihasilkan
1
Limbah B3 yang dihasilkan kurang dari 50 (lima 365 (tiga ratus enam puluh lima) hari sejak
puluh) kilogram per hari untuk Limbah B3 kategori Limbah B3 dihasilkan
2 dari sumber tidak spesifik dan dari sumber
spesifik umum
Limbah B3 kategori 2 dari sumber spesifik khusus 365 (tiga ratus enam puluh lima) hari sejak
Limbah B3 dihasilkan

Catatan: Jumlah 50 (lima puluh) kilogram per hari merupakan jumlah kumulatif dari 1 (satu) atau
lebih nama limbah B3
PENGEMASAN
LIMBAH B3 KEMASAN LIMBAH B3 WAJIB
DILEKATI LABEL LIMBAH B3 DAN
DILAKUKAN DENGAN SIMBOL LIMBAH B3
MENGGUNAKAN KEMASAN YANG:
- terbuat dari bahan yang dapat
mengemas Limbah B3 sesuai LABEL LIMBAH B3 PALING
dengan karakteristik Limbah B3 yang SEDIKIT MEMUAT:
akan disimpan - nama Limbah B3
- mampu mengungkung Limbah B3 - identitas Penghasil Limbah B3
untuk tetap berada dalam kemasan - tanggal dihasilkannya Limbah B3
- memiliki penutup yang kuat untuk - tanggal Pengemasan Limbah B3
mencegah terjadinya tumpahan saat
dilakukan penyimpanan,
pemindahan atau pengangkutan
- berada dalam kondisi baik, tidak
bocor, tidak berkarat, atau tidak
rusak
SIMBOL LIMBAH B3 SESUAI PERMEN LH 14/2013
TENTANG SIMBOL DAN LABEL LIMBAH B3
SIMBOL LIMBAH B3 SESUAI PERMEN LH 14/2013
TENTANG SIMBOL DAN LABEL LIMBAH B3
CONTOH KEMASAN DAN TATA CARA
PEMBERIAN SIMBOL DAN LABEL KEMASAN LB3

CARA PEMBERIAN
LB3 CAIR LB3 PADAT/SLUDGE SIMBOL & LABEL
CONTOH LABEL LIMBAH B3
PADA WADAH/KEMASAN
CONTOH PEMBERIAN SIMBOL
YANG BELUM TEPAT
CONTOH SISTEM SIRKULASI UDARA
DALAM RUANG PENYIMPANAN LIMBAH B3
CONTOH POLA PENYIMPANAN KEMASAN DRUM
DI ATAS PALET DENGAN JARAK MINIMUM ANTAR BLOK
PENYIMPANAN KEMASAN
LIMBAH B3 DENGAN
MENGGUNAKAN RAK

- Kemasan berisi Limbah B3 yang


tidak saling cocok harus disimpan
secara terpisah, tidak dalam satu
blok, dan tidak dalam bagian
penyimpanan yang sama.

- Penempatan kemasan harus dengan


syarat bahwa tidak ada kemungkinan
bagi limbah-limbah tersebut jika
terguling/tumpah akan
tercampur/masuk ke dalam bak
penampungan bagian penyimpanan
lain.
CONTOH PEMBERIAN SIMBOL PADA TEMPAT PENYIMPANAN
LIMBAH B3 YANG MENYIMPAN LEBIH DARI SATU KARAKTERISTIK LIMBAH B3
Tempat Penyimpanan
Sementara Limbah B3
PENAMPANG MELINTANG
WASTE IMPOUNDMENT DI PERMUKAAN
Sistem
pengumpulan dan Tanggul atau
Sumur pantau Liner ganda pengambilan lindi penghalang
air tanah (leachate)
PENAMPANG MELINTANG
PENUMPUKAN LIMBAH B3 (WASTE PILE)

Sistem Liner ganda Tanggul


pengumpulan dan atau
pengambilan lindi penghalang
(leachate) ganda
TANGKI PENYIMPANAN LIMBAH B3

CATATAN:
Volume dalam
tanggul minimum
harus 110% dari
volume tangki

Pelapis Eksternal Penampung


Pompa kedua untuk
& motor pemipaan
PENAMPANG
MELINTANG TANGKI
TANGGUL TANGGUL

Tanah dasar
Pondasi beton
yang diperkuat
FASILITAS PENIRISAN (DRIP PAD)

Produk kayu
Papan
telah diberi
penirisan
larutan
pengawet
Pembatas

Sistem
pengumpul
cairan
SILO
PENGUMPULAN LIMBAH B3
Pengumpulan Limbah B3 wajib dilakukan
oleh setiap orang yang menghasilkan
limbah B3 -> bagian dari penyimpanan
Limbah B3 dan tidak memerlukan Izin
PENGUMPULAN
Pengumpulan Limbah B3
LIMBAH B3
Dalam hal Setiap Orang yang
menghasilkan Limbah B3 tidak mampu
memenuhi ketentuan jangka waktu
Penyimpanan Limbah B3 dan/atau
kapasitas tempat Penyimpanan Limbah
B3 terlampaui, Pengumpulan Limbah B3
diserahkan kepada Pengumpul Limbah B3

Penyerahan Limbah B3 kepada


Pengumpul Limbah B3 disertai dengan
bukti penyerahan Limbah B3

Pengumpul Limbah B3 wajib memiliki Persetujuan


Lingkungan yang dilengkapi dengan Persetujuan
Teknis Pengelolaan Limbah B3 dan Perizinan
Berusaha untuk kegiatan bidang usaha Pengelolaan
Limbah B3
Ketentuan Pengumpul
Limbah B3
Pengumpul Limbah B3 dilakukan
01 dengan :
- Segregasi Limbah B3; dan
- Penyimpanan Limbah B3

Segregasi Limbah B3 dilakukan


02 dengan:
- nama Limbah B3 sebagaimana
tercantum dalam Lampiran IX Peraturan
Pemerintah 22 tahun 2021 tentang
Penyelenggaraan Perlindungan dan
Pengelolaan Lingkungan Hidup
- Karakteristik Limbah B3

Penyimpanan Limbah B3
03 Dilakukan dengan ketentuan
Penyimpanan Limbah B3.
Ketentuan Pengumpul Limbah B3

Pengumpul Limbah B3 wajib Penyimpanan


melakukan Penyimpanan Limbah B3 <90 hari 01
paling lama 90 hari sejak Limbah B3
diserahkan oleh Penghasil Limbah B3
Dalam hal Pengumpul Limbah B3 tidak dapat
Menyerahkan ke memenuhi batasan waktu penyimpanan, wajib
02 pihak pengelola
menyerahkan LB3 kepada pihak lain (Pemanfaat
lanjutan
LB3, Pengolah LB3 dan Penimbun LB3)

Dalam hal Pengumpul Limbah B3 akan


melakukan ekspor, dilakukan dalam batasan Ekspor Limbah B3 03
waktu penyimpanan paling lama 90 hari

Pelaksanaan Pengumpul Limbah B3


Pelaporan
04 elektronik dilaporkan secara elektronik sesuai dengan
Persetujuan Teknis Pengelolaan Limbah B3
paling sedikit 1 kali dalam 6 bulan sejak
Persetujuan Teknis diterbitkan
Prinsip Pengumpul Limbah B3
DILARANG !
BERNILAI EKONOMIS 02 Pengumpul DILARANG melakukan
Pemanfaatan Limbah B3 dan/atau
Limbah B3 yang dikumpulkan
merupakan limbah B3 yang 01 Pengolahan Limbah B3 terhadap
Limbah B3 yang dikumpulkannya
“memiliki nilai ekonomis”

DILARANG !
04 Pengumpul DILARANG
melakukan pencampuran
Limbah B3
DILARANG !
Pengumpul limbah B3 DILARANG
menyerahkan limbah B3 yang 03
dikumpulkannya kepada
pengumpul limbah B3 lainnya
Tata Ruang Fasilitas Penyimpanan Limbah B3
Fasilitas tambahan yang wajib dimiliki dalam
melakukan kegiatan pengumpulan limbah B3,
meliputi:
Laboratorium
Fasilitas Pencucian
Fasilitas Bongkar – Muat
Kolam Penampungan Darurat
Peralatan Penanganan Tumpahan
Sarana lain yang harus tersedia :
- peralatan dan sistem pemadam kebakaran;
- pagar pengaman;
- pembangkit listrik cadangan;
- fasilitas pertolongan pertama;
- peralatan komunikasi;
- gudang tempat penyimpanan peralatan dan
perlengkapan;
- pintu darurat;
- alarm.
PENGANGKUTAN LIMBAH B3
Pengangkutan
Limbah B3
Ketentuan Pengangkutan Limbah B3

- Pengangkutan Limbah B3 wajib dilakukan


dengan menggunakan alat angkut yang
tertutup untuk Limbah B3 kategori 1

- Pengangkutan Limbah B3 dapat dilakukan


dengan menggunakan alat angkut yang
terbuka untuk Limbah B3 kategori 2

- Pengangkutan Limbah B3 wajib memiliki:


- Alat angkut Limbah B3;
- rekomendasi Pengangkutan Limbah B3; dan
- Festronik Pengangkutan Limbah B3.
LANJUTAN . . . .

PENGANGKUTAN
LIMBAH B3
Ketentuan Pengangkutan Limbah B3

Rekomendasi Pengangkutan Limbah B3 menjadi


dasar diterbitkannya izin Pengangkutan Limbah B3
oleh Menteri Perhubungan. Rekomendasi
Pengangkutan Limbah B3 diterbitkan oleh Menteri
Lingkungan Hidup dan Kehutanan

Pengangkutan Limbah B3 wajib disertai dengan manifes


Pengangkutan Limbah B3

Pengangkut Limbah B3 wajib dilakukan oleh badan usaha


berbadan hukum (PT, Koperasi, Yayasan), tidak termasuk CV,
NV, UD. Cirinya terdaftar sebagai badan hukum di Kementerian
Hukum dan HAM.
Alat Pengangkutan Limbah B3
MEMENUHI SPESIFIKASI KHUSUS :
• Untuk angkutan jalan:
• Menggunakan alat angkut kendaraan roda 4
KHUSUS atau lebih;
• Mencantumkan nama perusahaan pada
keempat sisi kendaraan;
• Mencantumkan nomor telepon perusahaan
MEMENUHI SPESIFIKASI UMUM : pada sisi kanan, kiri dan belakang
UMUM kendaraan; dan
- Dilengkapi dengan prosedur • Dilekati simbol Limbah B3 pada keempat sisi
kendaraan sesuai dengan karakteristik
bongkar muat; Limbah B3 yang diangkut sesuai dengan
- Dilengkapi dengan peralatan untuk ketentuan peraturan perundang – undangan.
penanganan Limbah B3 yang • Untuk perkeretaapian, menggunakan gerbong
diangkut; datar yang disesuaikan dengan karakteristik
- Dilengkapi dengan prosedur Limbah B3; dan
penanganan Limbah B3 pada • Untuk angkutan laut, sungai dan
pengeberangan dilaksanakan sesuai ketentuan
kondisi darurat; dan peraturan perundang – undangan.
- Dilengkapi dengan GPS Tracking
Dikecualikan Terhadap :

- Pengangkutan Limbah B3 oleh


Penghasil Limbah B3 yang dilakukan
dalam wilayah kerja yang sama dan
melewati jalan umum;

- Pengangkutan Limbah B3 untuk


kegiatan ekspor; dan

- Pengangkutan Limbah B3 untuk


tujuan penelitian.

PENGECUALIAN
F E S T R O N I K
TABEL KOMPATIBILTAS PENGANGKUTAN LIMBAH B3
CAIRAN PADATAN BERBAHAYA
LIMBAH MUDAH CAIRAN
MUDAH MUDAH REAKTIF BERACUN INFEKSIUS TERHADAP
B3 MELEDAK KOROSIF
TERBAKAR TERBAKAR LINGKUNGAN
CAIRAN
MUDAH
TERBAKAR
C C C X X C C T
PADATAN
MUDAH
TERBAKAR
C C C C X T C T
REAKTIF C C C C X T C T
MUDAH
MELEDAK X C C C X T C T
BERACUN X X X X C X C T
CAIRAN
KOROSIF C T T T X C C T
INFEKSIUS C C C C C C C C
BERBAHAYA
TERHADAP
LINGKUNGAN
T T T T T T C C
CONTOH ALAT ANGKUT LIMBAH B3

PT ANGKUTAN SABANG MARAUKE

Apabila terjadi kecelakaan, hubungi


Telp. (021) 85906527
CONTOH LABEL PADA ALAT ANGKUT LIMBAH B3
4 LUBANG
SEKRUP
(1 DI TIAP
SUDUT)
CONTOH PEMILIHAN ALAT ANGKUT LIMBAH B3

 KURANG SESUAI
 SESUAI
Sumber: Geocycle
Contoh
Kecelekaan
Transporter Limbah B3
SIFAT LIMBAH CAIR DALAM TANGKI

Gaya sentrifugal (samping)

PENGEREMAN – muatan pindah ke depan, percepatan


surge dapat mempengaruhi kendali kendaraan berputar

Muatan pindah ke depan-


belakang dan ke samping, berat
PERCEPATAN – muatan pindah ke depan-belakang
muatan terkosentrasi pada roda
HASILNYA – berat berkurang pada pengemudi dan
terluar kendaraan – DAPAT
bertambah pada roda kendaraan
menyebabkan kendaraan
terguling

Behaviour of liquid wastes during vehicle manoeuvres


Source: HER MAJESTY’S STATIONARY OFFICE (HMSO), Hazardous Waste Control, Transport considerations, Work Unit 4, 1986
POLA PENGANGKUTAN VS REKOMENDASI & MANIFES

POLA 1 POLA 2 POLA 3 POLA 4 POLA 5


REKOMENDASI     
MANIFES     
Penghasil limbah B3
SISTEM PELACAKAN DALAM
PENGELOLAAN LIMBAH B3

KLH, gubernur,
bupati/walikota Penyimpanan
Pelacakan limbah B3
melalui sistem manifes

Fasilitas pengolahan/ Transporter


pemanfaatan
Landfill limbah B3
• Mudah
meledak
(explosive) – E
• Mudah
KONSEP menyala
MANIFES (ignitable) – I
DALAM • Reaktif
DRAFT (reactive) – R
PERMEN LH • Infeksius
(infectious) – X
• Korosif
(corrosive) – C
• Beracun (toxic)
-T
Manifes Limbah B3 [MANUAL]

• Dalam Surat rekomendasi


memuat nomor unik [KODE]
manifes yang berbeda-beda
untuk setiap pengangkut,
contoh: JV, BC, AA, XU, dan
lain-lain yang dirangkai
dengan nomor urut manifes
DIMANA BARCODE
Kementerian
Lingkungan Hidup DITEMPATKAN ? [saat ini]

- Ditempelkan pada bagian


sebelah kiri atas.
- Ditempelkan pada setiap
lembar manifes
Ketentuan Pengumpul Limbah B3

LB3 PENGUMPULAN : PEMANFAATAN : PENGOLAHAN

Pengumpulan Limbah B3
hanya untuk Limbah B3 yang
dapat dimanfaatkan dan
diolah Pemanfaatan Lmbah B3 harus
memenuhi standar
Pengumpul Limbah B3 radioaktivitas (TENORM)
dilarang menyerahkan Limbah
B3 yang dikumpulkannya ke
pengumpul lain Pengolahan dengan
solidifikasi harus memenuhi
Didorong untuk melakukan standar TCLP
pemanfaatan Limbah B3

Pengolahan secara termal


harus memenuhi persyaratan
TBT (trial burning test)
PEMANFAATAN LIMBAH B3
Pemanfaatan
Limbah B3
 Pemanfaatan Limbah B3 wajib dilaksanakan oleh
Setiap Orang yang menghasilkan Limbah B3.

 Dalam hal setiap orang tidak mampu melakukan


sendiri, Pemanfaatan Limbah B3 diserahkan
kepada Pemanfaat Limbah B3.

 Untuk dapat melakukan Pemanfaatan Limbah B3,


wajib memiliki:
 Persetujuan Lingkungan yang dilengkapi
dengan Persetujuan Teknis Pengelolaan
Limbah B3; dan
 Perizinan Berusaha

Pemanfaatan Limbah B3
Pemanfaatan Limbah B3
Pemanfaatan Limbah B3 meliputi:
- Pemanfaatan Limbah B3 sebagai substitusi
bahan baku
- Pemanfaatan Limbah B3 sebagai substitusi
sumber energi
- Pemanfaatan Limbah B3 sebagai bahan baku
- Pemanfaatan Limbah B3 sesuai dengan
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi

Substitusi bahan baku, sumber energi,


bahan baku dan sesuai iptek

Pemanfaatan Limbah B3 dilakukan dengan


mempertimbangkan:
- ketersediaan teknologi;
- standar produk apabila hasil Pemanfaatan
Limbah B3 berupa produk; dan
- baku mutu atau standar lingkungan hidup
Pemanfaatan Limbah B3
Ketentuan Pemanfaatan Limbah B3 Radionuklida:

Setiap Orang yang menghasilkan Radionuklida anggota deret


Limbah B3 dilarang melakukan uranium dan thorium paling
Pemanfaatan Limbah B3 terhadap sedikit meliputi:
Limbah B3 dari sumber spesifik dan • U-238; • Th-230;
• Pb-210; • Th-234;
sumber tidak spesifik yang memiliki
• Ra-226; dan/atau
tingkat kontaminasi lebih besar dari • Ra-228; • Po-210.
atau sama dengan 1 Bq/cm2 (satu • Th-228;
Becquerel per sentimeter persegi)
dan/atau konsentrasi aktivitas sebesar:
• 1 Bq/gr (satu Becquerel per gram)
untuk tiap radionuklida anggota Radionuklida
deret uranium dan thorium; atau
Radionuklida Po-210 hanya berlaku
• 10 Bq/gr (sepuluh Becquerel per untuk penentuan konsentrasi aktivitas
gram) untuk kalium radionuklida anggota deret Uranium
dan Thorium pada Limbah B3 yang
berasal dari kegiatan eksploitasi dan
Larangan! pengilangan gas bumi
Larangan pemanfaatan Limbah B3 dikecualikan apabila
tingkat radioaktivitas dapat diturunkan di bawah tingkat
kontaminasi
Ketentuan Uji Coba
01
Ketentuan mengenai uji coba
hanya berlaku untuk kegiatan 02
PEMANFAATAN dan
Uji coba diwajibkan untuk
PENGOLAHAN Limbah B3
Pemanfaatan Limbah B3:
1. sebagai substitusi bahan baku
yang tidak memiliki Standar
Nasional Indonesia; dan
2. sebagai substitusi sumber energi.
04 Uji Coba
Uji coba pemanfaatan atau
pengolahan dilakukan untuk: uji
coba peralatan, metode, teknologi, 03
dan/atau fasilitas Pemanfaatan Uji coba diwajibkan untuk Pengolahan
atau Pengolahan Limbah B3 Limbah B3 dengan cara:
1. termal; dan
2. cara lain sesuai perkembangan
teknologi yang tidak memiliki Standar
Nasional Indonesia.
Persetujuan Uji Coba

Persetujuan uji coba berlaku paling lama 1 (satu) tahun dan tidak dapat diperpanjang.
Persetujuan uji coba merupakan persyaratan untuk permohonan izin pemanfaatan atau
pengolahan limbah B3 sesuai uji coba yang dilakukan.
DILAKUKAN DENGAN KETENTUAN :

Limbah B3 yang dimanfaatkan paling


sedikit memiliki:
Sifat dan/atau fungsi yang sama dengan bahan
baku yang disubstitusi dan
01
Komposisi lebih kecil dari 100% dari keseluruhan
bahan baku yang digunakan untuk menghasilkan
produk

Produk hasil Pemanfaatan Limbah B3


telah memiliki SNI 02
Memenuhi standar lingkungan hidup atau baku
mutu lingkungan hidup sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang – undangan 03
Sebagai Substitusi
Pemanfaatan Limbah B3
Bahan Baku
Kriteria Pemanfaatan Limbah B3

SUBTITUSI BAHAN BAKAR:


- Kandungan kalori : ≥ 2500 kkal/kg;
- Kadar air : ≤ 15%
- Memiliki kandungan total organic halogen/TOX <2%
- Memiliki kandungan sulfur (S) <1%
- Jenis limbah dan kadar pencemar dalam limbah memenuhi
persyaratan izin;
- Emisi udara memenuhi sesuai dengan emisi udara pengolahan
limbah B3
- Sebelumnya melakukan uji coba pembakaran limbah B3
PENGOLAHAN PADATAN MENJADI
CAMPURAN BAHAN BAKU BATAKO
Pemanfaatan Limbah B3
PENGOLAHAN LIMBAH B3
Pengolahan Limbah B3
Pengolahan Limbah B3
01 Pengolahan Limbah B3 wajib dilaksanakan oleh Setiap
Orang yang menghasilkan Limbah B3

Pengolah Limbah B3
Dalam hal setiap orang tidak mampu melakukan sendiri,
02 Pengolahan Limbah B3 diserahkan kepada Pengolah
Limbah B3

Metode Pengolahan Limbah B3

03 Pengolahan Limbah B3 dilakukan dengan cara:


- termal;
- stabilisasi dan solidifikasi; dan/atau
- cara lain sesuai perkembangan teknologi.

Pertimbangan Pengolahan Limbah B3


04 Pengolahan Limbah B3 dilakukan dengan
mempertimbangkan:
- ketersediaan teknologi; dan
- baku mutu atau standar lingkungan
METODE PENGOLAHAN LB3
DILAKUKAN DENGAN CARA

TERMAL
1. Insinerasi; dan
2. Cara lain sesuai dengan perkembangan iptek

STABILISASI DAN SOLIDIFIKASI

CARA LAIN :
1. Bioremediasi; landfarming dan/atau biopile
2. Elektrokoagulasi terhadap Limbah B3 fase cair; dan/atau
3. Pencucian:
- Tangki kapal (tank cleaning); dan
- Pencucian kemasan bekas B3 dan/atau Limbah B3
INSINERATOR
(pengaturan untuk limbah medis saat ini)
01 Efisiensi pembakaran > 99,95%;

02
Temperatur pada ruang bakar utama (primary chamber)
minimum 800oC (temperatur operasional);

Temperatur pada ruang bakar kedua (secondary chamber)


03 minimum 1000oC (temperatur operasional), dengan waktu tinggal
minimum 2 (dua) detik

04
Memiliki alat pengendali pencemaran udara (misal: wet
scrubber)

05
Ketinggian cerobong minimum 14 meter dari permukaan
tanah

Memenuhi baku mutu emisi. Pengolahan limbah


06
sitotoksik (genotoksik) pada temperatur > 1200oC
PENGOLAHAN
LIMBAH B3
MENGGUNAKAN
INSINERATOR
PENIMBUNAN LIMBAH B3
Penimbunan
Limbah B3

Penimbunan Limbah B3
Penimbunan Limbah B3 wajib dilaksanakan oleh
Setiap Orang yang menghasilkan Limbah B3.

Dalam hal setiap orang tidak mampu melakukan


sendiri, Penimbunan Limbah B3 diserahkan
kepada Pemanimbun Limbah B3.

- Bisa fasilitas penimbusan akhir (landfill)


- Bisa fasilitas sumur injeksi (injection well)
- Bisa fasilitas penempatan kembali (backfill) di
area penambangan
- Bisa fasilitas dam tailing (tailing dam)
- Fasilitas Penimbunan Limbah B3 lain sesuai
perkembangan iptek
Persyaratan Fasilitas
Penimbunan Limbah B3 Harus Memiliki Sistem Pelapis yang dilengkapi dengan :
1. Saluran untuk pengaturan aliran air permukaan;
2. Pengumpulan air lindi dan pengolahannya; dan
3. Sumur pantau

Harus Memiliki Desain Fasilitas


Penimbunan Limbah B3

Memiliki peralatan pendukung


Penimbunan Limbah B3 paling sedikit :
1. Peralatan dan perlengkapan untuk mengatasi
Memiliki rencana Penimbunan Limbah B3, keadaan darurat;
penutupan dan pasca penutupan fasilitas 2. Alat angkut untuk Penimbunan Limbah B3; dan
Penimbunan Limbah B3 3. Alat pelindung dan keselamatan diri.
Tata Cara Penimbunan Limbah B3

Melakukan pemantauan
lingkungan 04
Melakukan pemeriksaan dan
pemeliharaan sarana dan
03 prasarana penimbunan
Limbah B3
Melakukan pengelolaan air
lindi yang ditimbulkan dari
kegiatan penimbunan 02
Limbah B3
Memperhatikan
penempatan Limbah B3
01 pada lokasi fasilitas
penimbunan Limbah B3
Tata Cara dan Persyaratan Penimbunan

PEMILIHAN LOKASI
 Daerah bebas banjir 100 tahunan;
 Geologi : litologi kedap air ( k < 10-9 m/det);
 Bukan daerah berpotensi bencana alam;
 Hidrogeologi : bukan daerah resapan air tanah
tidak tertekan yang penting dan air tanah
tertekan; di atas lapisan aquifer, bila ada
berjarak 4 meter.
 Bukan daerah genangan, berjarak 500 meter
terhadap sungai yang mengalir sepanjang
tahun atau waduk untuk irigasi dan air bersih.
 Iklim & Curah Hujan : kecil, daerah kering.
 Sesuai dengan rencana tata ruang untuk
peruntukkan industri atau penimbunan limbah
Penentuan Karakteristik
Limbah B3 & Tempat
Penimbunannya
- Limbah B3 dari sumber spesifik : Landfill Kelas I,
Kelas II, atau Kelas III
- Mengacu pada Total Kadar maksimum Limbah B3
- Lihat KEPKA-BAPEDAL 04/1995
Bahan Pencemar Total Kadar Max Total Kadar Max
(mg/kg berat kering) (mg/kg berat kering)
KOLOM A KOLOM B

Ar 300 30

Cd 50 5

….. dst

Tata Cara dan Catatan:


- Jika kadar bahan pencemar > kolom A: landfill kelas I
Persyaratan - Jika kadar bahan pencemar < kolom A, > kolom B: landfill kelas II
- Jka kadar bahan pencemar < kolom B: landfill kelas III

Penimbunan
Tata Cara dan Persyaratan Penimbunan

Penyusunan Rancang Bangun Fasilitas


 Kelas I (Double liner)
 Kelas II (Single Liner)
 Kelas III (Clay liner)
 Setiap kategori memiliki saluran dan tempat penampungan lindi dan tempat pendeteksi kebocoran
Penimbusan akhir (landfill) Sumur injeksi (lnjection well)
PROSES KONSTRUKSI FASILITAS
PENIMBUSAN AKHIR -LANDFILL
LANDFILL YANG
SUDAH DITUTUP
[CLOSURE]
PENAMPANG MELINTANG
FASILITAS PENIMBUSAN AKHIR (LANDFILL)

Sumur pantau
Lapisan Sistem
air bawah Pengendali
pelindung pengumpul air
tanah air larian
ganda lindi ganda
SISTEM PELAPISAN DASAR (LINER) LANDFILL
Landfill Kelas I Landfill Kelas II Landfill Kelas III

Lapisan Penutup Lapisan Penutup Lapisan Penutup

LIMBAH LIMBAH LIMBAH

Lapisan Pelindung 30 cm Lapisan Pelindung Lapisan Pelindung

Sistem Pengumpul Lindi Geomembran Sistem Pengumpul Lindi Sistem Pengumpul Lindi

Lapisan Tanah 30 cm Lapisan Tanah Geomembran Lapisan Tanah


Penghalang Penghalang Penghalang

Sistem Deteksi Geomembran Sistem Deteksi Sistem Deteksi


Kebocoran Kebocoran Kebocoran

Lapisan Dasar 1m Lapisan Dasar Lapisan Dasar

Tanah Setempat Tanah Setempat Tanah Setempat


CONTOH PENGELOLAAN
TAILING DENGAN CARA
BACKFILLING

90
DUMPING LIMBAH B3
Dumping
(Pembuangan)
Limbah B3
Setiap Orang yang menghasilkan Limbah B3 dilarang melakukan Dumping (Pembuangan) Limbah B3 ke
media Lingkungan Hidup (tanah dan laut) tanpa Persetujuan dari Pemerintah Pusat (izin dari Menteri).
Persyaratan dan tata cara permohonan dan penerbitan Persetujuan Teknis untuk kegiatan Dumping
Limbah B3 dilaksanakan sesuai dengan ketentuan Penimbunan Limbah B3
DUMPING
L I M B A H
Limbah B3 yang dapat dikelola dengan
Dumping di Laut adalah:

- Tailing dari kegiatan pertambangan


- Serbuk bor dari hasil pemboran eksplorasi
dan/atau eksploitasi di laut menggunakan
lumpur bor berbahan dasar sintetis (synthetic-
based mud)

Limbah nonB3: Serbuk bor dari hasil pemboran


eksplorasi dan/atau eksploitasi di laut
menggunakan lumpur bor berbahan dasar air
(water-based mud)

Limbah B3 tersebut wajib dilakukan netralisasi


atau penurunan kadar racun sebelum dilakukan
Dumping Limbah B3 ke laut
Persyaratan Lokasi Dumping
Tailing di Laut Dalam
Lokasi Dumping
1. Terletak di dasar laut yang
memiliki lapisan termoklin
permanen
2. Tidak berada di lokasi tertentu
atau di daerah sensitive
sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang – Jika tidak memiliki lapisan termoklin:
undangan
1. Terletak di dasar laut dengan
kedalaman >100 m
2. Secara topografi dan batimetri
menunjukkan adanya ngarai
dan/atau saluran di dasar laut
yang mengarahkan tailing ke
kedalaman > 200 m
3. Tidak ada fenomena up-welling
Kedalaman Titik Pembuangan
(Dumping) Tailing

PERPIPAAN
PERMUKAAN
TAILING
LAUT

> 100 m

mengarah
titik pembuangan ke 200 m
limbah B3 (outfall)

95
Jika tidak memiliki
lapisan termoklin
Jika tidak ada lapisan termoklin permanen, maka
dumping serbuk bor dari kegiatan pertambangan
harus memenuhi persyaratan lokasi yang meliputi:

1. Terletak di laut dengan kedalamann > 50 m


2. Dampaknya berada di dalam radius < 500 m dari
lokasi pemboran di laut
3. Serbuk bor dan Lumpur bor tidak memiliki
kandungan hidrokarbon

Persyaratan Lokasi Dumping


Serbuk Bor dan Lumpur Bor
di Laut Dalam
KETENTUAN DUMPING SERBUK BOR
TAMPAK SAMPING TAMPAK ATAS

R = 500 m R = 500 m

BATASAN AREA
TERKENA
DAMPAK

R = 500 m R = 500 m

Lokasi dumping

Kedalama
n laut >
50 m
Ketentuan Dumping (Pembuangan)
Limbah B3 berupa serbuk bor dan
Dumping Limbah B3 lumpur bor dari kegiatan pertambangan
di laut yang dapat dilakukan dumping ke
lokasi di atas harus memiliki kandungan
hidrokarbon total paling besar 0% (nol
perseratus)

Dalam hal Limbah B3 berupa serbuk bor


dan lumpur bor dari kegiatan
pertambangan di laut akan dilakukan
dumping ke lokasi memiliki kandungan
hidrokarbon total lebih dari 0% (nol
perseratus) tetapi kurang dari 10%
(sepuluh perseratus), setiap orang yang
melakukan dumping harus
mengupayakan pengurangan
kandungan hidrokarbon tersebut sampai
dengan:
- paling tinggi 5% (lima perseratus)
pada tahun 2017; dan
- 0% (nol perseratus) pada tahun 2025.
KENAPA DUMPING HARUS DILAKUKAN
PADA LAUT DENGAN KEDALAMAN > 50 METER?
RENCANA LOKASI DUMPING (CONTOH)
SERBUK BOR DARI CUTTING DRYER (SETELAH DIOLAH)
Sebelum Sesudah

Kadar TPH 12.50% Kadar TPH 3.39%

Serbuk bor yang di


dumping ke laut
PERPINDAHAN LINTAS
BATAS LIMBAH B3
Dalam hal Limbah B3 akan diekspor ke negara penerima,
Penghasil Limbah B3 atau eksportir Limbah B3 harus
mengajukan permohonan notifikasi kepada Pemerintah RI
melalui Menteri

Pelaksanaan ekspor Limbah B3 dapat dilaksanakan apabila:


1. Notifikasi yang dikirimkan oleh Pemerintah RI kepada negara
penerima disetujui negara penerima
2. Notifikasi yang dikirimkan oleh Pemerintah RI kepada negara
transit disetujui negara transit

Tata Cara Permohonan


Surat permohonan notifikasi dan notifikasi ekspor disusun
dengan menggunakan format sebagaimana tercantum dalam
Lampiran XXIII Permen LHK No. 6 Tahun 2021

Perpindahan Litas Batas


Limbah B3
Perpindahan
Lintas Batas
Limbah B3

Dalam hal Limbah B3 akan Menteri memberikan Dalam hal Menteri


01 dimasukkan ke NKRI untuk 02 persetujuan atau penolakan 03 menolak permohonan
tujuan transit, Pengangkut atas permohonan notifikasi notifikasi harus disertai
Limbah B3 melalui negara dalam waktu paling lambat 60
eksportir Limbah B3 harus hari sebelum transit dilakukan
dengan alasan penolakan
mengajukan permohonan
notifikasi kepada Menteri
PERMOHONAN DAN PENERBITAN
PERSETUJUAN TEKNIS DAN SURAT
KELAYAKAN OPERASIONAL DI BIDANG
PENGELOLAAN LIMBAH B3
Proses Permohonan Persetujuan Teknis &
SLO untuk JASA PENGELOLAAN LIMBAH B3 Menteri LHK
Menyampaikan Laporan Pembangunan
Fasilitas dan Uji Coba

Menteri LHK, Gubernur VALIDASI


2 hari
(untuk Pengumpulan Skala
Provinsi); dan Bupati / Proses Pembangunan fasilitas VERIFIKASI
10 hari
Walikota (untuk Skala Pengelolaan Limbah B3 atau Uji Coba
Kab/Kota) oleh Penghasil Limbah B3

Ya / Sesuai

Terbit Perizinan Berusaha oleh Penerbitan SLO


Mengajukan Permohonan Menteri, Gubernur, atau Bupati
VERIFIKASI 7 hari
Persetujuan Teknis: 7 hari / Walikota sesuai kewenangan
1. Pengumpul LB3 Tidak: penerbitan Perizinan Berusaha

Tidak
2. Pengolahan LB3 Disertai alasan
penolakan
sesuai sektor (Lihat RPP NSPK)
3. Pemanfaatan LB3
4. Penimbunan LB3 Ya / Sesuai
Proses Penerbitan Terbit Persetujuan Lingkungan
7 Hari oleh Menteri Penyampaian surat
agar merubah
Pertek. 7 hari.
Penanggung jawab Usaha / Kegiatan
Pemohon / Jasa Pengelola mengajukan permohonan Uji AMDAL
Limbah B3 PERTEK diterbitkan
atau pemeriksaan dormulir UKL-UPL
Menteri, Gubernur,
kepada Menteri. (Salah satunya menguji
atau Bupati / Walikota
Rincian Teknis Penyimpanan LB3)
Proses Permohonan Persetujuan Teknis & Penyampaian
SLO untuk PENGHASIL LIMBAH B3 Ya / Sesuai
VERIFIKASI Tidak Surat agar
Penerbitan SLO 10 hari Merubah
PerTek
Menteri LHK VALIDASI
2 hari

Menyampaikan Laporan
Pembangunan Fasilitas dan Uji Coba

VERIFIKASI Tidak
Mengajukan Proses Pembangunan fasilitas
7 hari
Permohonan Pengelolaan Limbah B3 atau Uji Coba
Persetujuan Teknis: oleh Penghasil Limbah B3
1. Pengolahan LB3
2. Pemanfaatan LB3 Ya / Sesuai
3. Penimbunan LB3 Terbit Perizinan Berusaha oleh
Menteri Menerbitkan Menolak permohonan Menteri, Gubernur, atau
4. Dumping
Persetujuan Teknis Persetujuan Teknis. Bupati/walikota sesuai kewenangan
Pengelolaan Limbah (7 hari) penerbitan Perizinan Berusaha
B3 (7 hari) sesuai sektor (Lihat RPP NSPK)

Pengajuan Uji Kelayakan AMDAL atau Pemeriksaan Terbit Persetujuan Lingkungan oleh
Pemohon / Penghasil Formulir UKL-UPL, kepada Menteri, Gubernur atau Menteri, Gubernur, atau
Limbah B3 Bupati/Walikota sesuai kewenangan penerbitan Bupati/walikota sesuai kewenangan
Perizinan Berusaha sesuai sektor (Salah satunya penerbitan Perizinan Berusaha
menguji Rincian Teknis Penyimpanan LB3) sesuai sektor (Lihat RPP NSPK)
Proses Permohonan Persetujuan Lingkungan
untuk PENGHASIL LIMBAH nonB3

Pengajuan Pengajuan Uji AMDAL atau UKL-UPL


Persetujuan kepada Menteri, Gubernur atau
Lingkungan Bupati/Walikota sesuai kewenangan
penerbitan Perizinn Berusaha
sesuai sektor
(salah satunya menguji Rincian Terbit Perizinan Berusaha oleh
Pengelolaan Limbah nonB3: Menteri, Gubernur, atau
1. Pengurangan Limbah nonB3 Bupati/walikota sesuai kewenangan
2. Penyimpanan Limbah nonB3 penerbitan Perizinan Berusaha
sesuai sektor (Lihat RPP NSPK)
3. Pemanfaatan Limbah nonB3
4. Penimbunan Limbah nonB3
OSS

Terbit Persetujuan Lingkungan oleh


Menteri, Gubernur, atau
Bupati/walikota sesuai kewenangan
Pemohon / Penghasil
penerbitan Perizinan Berusaha
Limbah nonB3 sesuai sektor (Lihat RPP NSPK)

Anda mungkin juga menyukai