Anda di halaman 1dari 31

HAZ-01-02

Identifikasi Sumber
Limbah Bahan
Berbahaya & Beracun
(Kode Unit Kompetensi:
E.381200.001.01)
Judul Unit Kompetensi: E.381200.001.01
Mengidentifikasi Sumber Limbah B3

Elemen Kompetensi Kriteria Unjuk Kerja


1 Menginventarisasi 1.1 Limbah B3 diinventarisasi sesuai peraturan
sumber-sumber limbah B3 1.2 Limbah B3 dikelompokkan berdasarkan sumber dan
kategori bahaya sesuai peraturan
2 Memetakan potensi 2.1 Proses produksi yang berpotensi terhadap
pencemaran limbah B3 dari pencemaran limbah B3 diidentifikasi sesuai bahan B3
setiap kegiatan industri yang digunakan
2.2 Potensi tingkat pencemaran limbah B3 diidentifikasi
berdasarkan jenis bahaya yang ditimbulkan
2.3 Flowchart proses produksi yang berpotensi
menimbulkan pencemaran limbah B3 dibuat sesuai
kebutuhan
3 Melaporkan hasil kegiatan 3.1 Hasil kegiatan identifikasi sumber limbah B3 disusun
identifikasi sumber limbah B3 sesuai prosedur
3.2 Laporan hasil kegiatan identifikasi sumber limbah B3
dikomunikasikan sesuai prosedur
HAZ‐01‐02 # 2
Sumber LB3

SUMBER LB3

TIDAK SPESIFIK SPESIFIK B3 Kadaluarsa, 


Tumpah, Offspec dan 
Bekas Kemasan B3

UMUM Khusus

Tabel 1 Tabel 3 Tabel 4 Tabel 2


Lampiran I PP 101/2014
HAZ‐01‐02 # 3
Sumber LB3 – Tidak Spesifik
Limbah B3 dari sumber tidak spesifik merupakan Limbah B3 yang pada umumnya
bukan berasal dari proses utamanya, tetapi berasal dari kegiatan antara lain
pemeliharaan alat, pencucian, pencegahan korosi atau inhibitor korosi, pelarutan
kerak, dan pengemasan.

HAZ‐01‐02 # 4
Sumber LB3 – Spesifik

Spesifik
Limbah B3 dari sumber spesifik merupakan Limbah B3 sisa
proses suatu industri atau kegiatan yang secara spesifik dapat
ditentukan.
UMUM

KHUSUS
adalah Limbah B3 yang memiliki efek tunda (delayed effect),
berdampak tidak langsung terhadap manusia dan lingkungan
hidup, memiliki karakteristik beracun tidak akut, dan dihasilkan
dalam jumlah yang besar per satuan waktu.

HAZ‐01‐02 # 5
Sumber LB3 – B3 Kadaluarsa, Tumpah, Offspec 
dan Bekas Kemasan B3

HAZ‐01‐02 # 6
Kategori Limbah B3 berdasarkan Tingkat
Bahaya (PP 101/2014)

 Kategori 1
Limbah B3 kategori 1 merupakan Limbah B3 yang berdampak
akut dan langsung terhadap manusia dan dapat dipastikan akan
berdampak negatif terhadap lingkungan hidup
 Kategori 2
Limbah B3 kategori 2 merupakan Limbah B3 yang mengandung
B3, memiliki efek tunda dan berdampak tidak langsung
terhadap manusia dan lingkungan hidup serta memiliki
toksisitas sub-kronis atau kronis

HAZ‐01‐02 # 7
Potensi Sumber LB3 pada Kegiatan Industri

Proses Utama Produk Sampingan 1 Produk Sampingan 2 Produk Sampingan 3

Bahan Baku
Air Limbah Emisi Limbah Padat
(PP 74/2001)

Teknologi
Proses
IPAL Pengendali
Produksi Pencemaran Udara

Produk Effluen Sludge Emisi Partikulat

Kadaluarsa, Berpotensi LB3


tumpahan, offspec,
sisa kemasan (PP 101 Tahun 2014)
HAZ‐01‐02 # 8
Identifikasi LB3

Menurut PP 101/2014 (pasal 3-9), LB3 diidentifikasi berdasarkan:


1. Sumber
• Sumber tidak spesifik
• Sumber spesifik
• Bahan kimia kadaluarsa, tumpahan, sisa kemasan, produk reject
2. Uji Karakteristik
• Mudah meledak
• Mudah menyala
• Bersifat reaktif
• Menyebabkan infeksi
• Bersifat korosif
• Beracun (diidentifikasi menggunakan uji toksikologi)
3. Uji Toksikologi
• TCLP (Toxicity Characteristics Leaching Procedure)
• Uji toksikologi akut (LD50)
• Uji toksikologi sub-kronis
HAZ‐01‐02 # 9
Uji Karakteristik LB3

 Uji karakteristik Limbah B3 dilakukan terhadap:


a. Limbah B3 dari sumber spesifik yang akan dikecualikan dari
Pengelolaan Limbah B3; dan
b. Limbah yang terindikasi memiliki karakteristik Limbah B3
 Uji karakteristik Limbah B3 meliputi:
a. Mudah meledak
b. Mudah menyala
c. Reaktif
d. Infeksius
e. Korosif
f. Beracun melalui uji TCLP, LD50, total konsentrasi logam berat,
toksikologi sub-kronis

HAZ‐01‐02 # 10
Uji Karakteristik LB3

 LB3 yang dapat dikecualikan dari pengelolaan LB3 harus


memenuhi ketentuan:
a. Merupakan LB3 dari sumber spesifik khusus dan umum;
b. Berasal dari proses produksi yang bersifat tetap dan
konsisten;
c. Menggunakan bahan baku dan/atau bahan penolong yang
bersifat tetap dan konsisten; dan
d. LB3 yang dihasilkan bersifat tetap dan konsisten.

HAZ‐01‐02 # 11
Tata Cara Penetapan Limbah B3 berdasarkan
Sumber

Apakah Limbah B3 memiliki YA Limbah B3 


kategori bahaya 1? Kategori 1
YA

Apakah ada dalam


Limbah Tabel 1, 2, 3, 4 
Lampiran I? TIDAK Limbah B3 
Kategori 2

TIDAK
Limbah
NonB3

HAZ‐01‐02 # 12
Tata Cara Penetapan dan Pengecualian Limbah B3

Limbah B3  Limbah NonB3


Kategori 1
YA
> TCLP 
Kolom A Nilai LD50 ≤ 50  ≥ TK‐A
mg/kg BB  TIDAK
hewan uji
Apakah limbah:
• Eksplosif
TCLP (Toxicity  ≤ TCLP  Nilai LD50 
• Mudah Menyala LD50  Total  < TK‐B
TIDAK Characteristic  Kolom B > 5000 Beracun
Limbah • Reaktif (Lethal  Konsentrasi
Leaching  mg/kg BB  Sub‐kronis
Dose 50) Logam berat
• Infeksius Procedure hewan uji
dan/atau
• Korosif

≤ TCLP Kolom A  YA
dan > Kolom B Nilai LD50 > 50 
mg/kg dan ≤ 
5000 mg/kg BB 
Limbah B3  hewan uji
Kategori 2

HAZ‐01‐02 # 13
Penentuan Kategori LB3 berdasarkan Uji
Karakteristik

• Tahapan Uji Kategori 1:


o Karakteristik mudah meledak, mudah menyala, reaktif,
infeksius, dan/atau korosif
o Karakteristik beracun melalui uji TCLP.
 Nilai TCLP > TCLP-A Lampiran III PP 101/2014
o Karakteristik beracun melalui uji LD50.
Nilai LD50 Limbah ≤ 50 mg/kg BB hewan uji
o Karakteritik beracun melalui uji total konsentrasi logam berat
≥TK-A.
HAZ‐01‐02 # 14
Penentuan Kategori LB3 berdasarkan Uji
Karakteristik

• Tahapan Uji Kategori 2:


o Uji TCLP.
• Nilai TCLP Limbah > TCLP-B dan ≤ TCLP-A Lampiran III PP
101/2014
o Uji LD50.
– Nilai LD50 Limbah > 50 mg/kg BB dan ≤ 5000 mg/kg BB
hewan uji
o Uji toksikologi sub-kronis sesuai parameter uji pada Lampiran
II PP 101/2014

HAZ‐01‐02 # 15
Tujuan Identifikasi LB3

Daftar Limbah
LB3 dan LnonB3

Identifikasi

Daftar LB3 sesuai


LB3/Limbah Karakteristiknya dan
non B3 Daftar Limbah non B3

Cara Pengelolaan
LB3

HAZ‐01‐02 # 16
LB3 menurut Uji Karakteristik

 Dilakukan untuk mengetahui bagaimana perlakuan terhadap LB3 yang


sesuai.

 Limbah diidentifikasi sebagai Limbah B3 bila memenuhi salah satu atau


lebih karakteristik (FRICE-TL):

F• Mudah Menyala (Flammable) L Berbahaya bagi Lingkungan

R• Reaktif (Reactive)

I• Infeksius (Infectious)

C• Korosif (Corrosive)

E• Mudah Meledak (Explosive)

T• Beracun (Toxic)
HAZ‐01‐02 # 17
Mudah Meledak (Explosive)

 Pada suhu dan tekanan standar (250C, 760


mm Hg) dapat meledak; atau
 Melalui reaksi kimia dan atau fisika dapat
menghasilkan gas dengan suhu dan tekanan
tinggi, yang dengan cepat dapat merusak
lingkungan sekitarnya.
 Sisa Anfo; sisa TNT; sisa nitroglicerin

HAZ‐01‐02 # 18
Mudah Menyala

 CAIRAN: Mengandung alkohol kurang dari 24% volume pada titik


nyala tidak lebih dari 600 C (1400 F) akan menyala jika terjadi kontak
dengan api, percikan api atau sumber nyala lain pada tekanan udara
760 mmHg.

 BUKAN BERUPA CAIRAN: pada temperatur dan tekanan standar


(250 C, 760 mmHg) mudah menyala melalui gesekan, penyerapan uap
air atau perubahan kimia secara spontan dan jika menyala dapat
menyebabkan nyala terus menerus.

 Contoh: bensin bekas, acetylene, klorin, serbuk magnesium

HAZ‐01‐02 # 19
Reaktif (Reactive)

 Limbah yang pada keadaan normal tidak stabil dan dapat


menyebabkan perubahan tanpa peledakan.
– Secara visual terlihat adanya gelembung gas, asap, dan perubahan
warna
 Apabila bercampur dengan air berpotensi menimbulkan ledakan,
menghasilkan gas, uap atau asap.
 Limbah Sianida, Sulfida atau Amoniak yang pada kondisi pH antara 2
dan 12,5 dapat menghasilkan gas, uap atau asap beracun
– Pengujian dilakukan secara kualitatif.
 Contoh: Peroksida, Alkali, dan CaO

HAZ‐01‐02 # 20
Menyebabkan Infeksi (Infectious)

 Limbah medis padat yang terkontaminasi


organisme patogen yang tidak secara rutin
ada di lingkungan, dan organisme tersebut
dalam jumlah dan virulensi yang cukup
untuk menularkan penyakit pada manusia
rentan.

 Yang termasuk ke dalam Limbah Infeksius:

– Limbah yang berasal dari perawatan


pasien yang memerlukan isolasi penyakit
menular
HAZ‐01‐02 # 21
Menyebabkan Infeksi (Infectious) - lanjutan

 Yang termasuk ke dalam Limbah Infeksius:

– Limbah laboratorium

– Limbah benda tajam: jarum suntik, perlengkapan intravena, pipet


pasteur dan pecahan gelas

– Limbah patologi, limbah jaringan tubuh yang terbuang

– Limbah yang berasal dari pembiakan dan stok bahan infeksius,


organ binatang percobaan, bahan lain yang telah diinokulasi dan
terinfeksi

– Limbah sitotoksis
HAZ‐01‐02 # 22
Korosif (Corrosive)

 Limbah dengan pH ≤ 2 untuk limbah bersifat asam dan ≥


12,5 untuk yang bersifat basa.

 Menyebabkan tingkat iritasi yang ditandai dengan adanya


kemerahan dan pembengkakan

 Contoh: Asam sulfat, Soda kaustik, Asam nitrat

HAZ‐01‐02 # 23
Beracun (Toxic)

 Limbah yang memiliki karakter beracun berdasarkan uji TCLP, LD50,


dan uji sub-kronis

 Penentuan karakteristik beracun melalui TCLP

– Termasuk kategori 1 jika nilai TCLP Limbah > TCLP-A Lampiran III
PP 101/2014

– Termasuk kategori 2 jika nilai TCLP Limbah ≤ TCLP-A dan >


TCLP-B Lampiran III PP 101/2014

 Uji Toksikologi LD50

– Termasuk kategori 1 jika LD50 oral (7 hari) Limbah ≤ 50 mg/kg BB


hewan uji
HAZ‐01‐02 # 24
Beracun (Toxic) - lanjutan

 Uji Toksikologi LD50

– Termasuk kategori 2 jika nilai LD50 oral (7 hari) Limbah > 50


mg/kg BB hewan uji mencit dan ≤ 5000 mg/kg BB hewan uji
mencit

 Sub-kronis

– Termasuk LB3 kategori 2 jika uji toksikologi sub-kronis pada hewan


uji mencit selama 90 hari menunjukkan sifat racun sub-kronis,
berdasarkan hasil pengamatan terhadap pertumbuhan, akumulasi,
studi perilaku respon antar individu hewan uji, dan/atau
histopatologis
HAZ‐01‐02 # 25
LB3 menurut Uji Toksikologi (TCLP)

 Toxicity Characteristics Leaching Procedure


 Tujuannya adalah mengetahui kemampuan
unsur pencemar untuk berpindah (migrasi)
dari limbah ke lingkungan dalam bentuk
Non
Organik leachate (cairan).
Cr  Prosedur dilakukan dengan cara ekstraksi
menggunakan pelarut tertentu, zat pencemar
Pb
Logam diputar selama 18‐20 jam agar partikel
pencemar bercampur homogen dengan
pelarut.
 Hasil ekstraksi kemudian dianalisa
kandungannya dengan metode sesuai
Ekstraksi
parameter yang diukur.
HAZ‐01‐02 # 26
Uji TCLP

 Uji TCLP dapat dilakukan pada limbah padat, cair, atau multifasa
‒ Jika kandungan solid dalam sample < 0.5 %, solid dibuang
dan liquid dapat langsung di analisa.
‒ Jika kandungan solid dalam sample > 0.5 %, solid
dipisahkan dari liquid dan di uji masing-masing.
 Semakin besar konsentrasi yang terukur, partikel pencemar
semakin mudah bermigrasi.
 Jika hasil uji TCLP melebihi baku mutu TCLP maka limbah
dikategorikan sebagai LB3.

HAZ‐01‐02 # 27
Alat Uji TCLP

HAZ‐01‐02 # 28
LB3 menurut Uji Toksikologi Akut (LD50)

 Akut = pengaruh dirasakan secara segera atau jangka pendek

 LD50 = lethal dose 50

 Menentukan toksisitas akut suatu limbah dengan hewan uji


(mamalia tertentu) secara oral dengan dosis tunggal.

 Umumnya uji dilakukan selama 7 hari.

 Angka LD50 adalah dosis yang menyebabkan kematian pada


50% hewan uji.

 LD50 umumnya dinyatakan dalam dosis/kg berat badan.

HAZ‐01‐02 # 29
LB3 Menurut Uji Toksikologi Sub - Kronis

 Sub- kronis dan kronis: dampak baru dirasakan setelah suatu


rentang waktu yang panjang.

 Sifat sub-kronis: mutagenik, karsinogenik, teratogenik, toksik.

 Umumnya ditimbulkan oleh senyawa PBT (persistence,


bioaccumulative, toxic).
 Dalam PP 101/2014 uji yang disyaratkan, lebih bersifat uji
kualitatif yaitu mencocokkan zat pencemar yang ada dalam
limbah dengan daftar Lampiran II.

HAZ‐01‐02 # 30
Penyusunan dan Pelaporan Hasil Kegiatan Identifikasi dan
Penentuan Sumber dan Kategori Bahaya Limbah B3

No. Kegiatan Jenis LB3 Sumber Karakteristik LB3 Kategori LB3 Jumlah
Limbah (Ton/Tahun)
(Kode LB3) 1 2

HAZ‐01‐02 # 31

Anda mungkin juga menyukai