Anda di halaman 1dari 48

Lanjutan ……

4
Unit Kompetensi:
MELAKUKAN VERIFIKASI LIMBAH
BAHAN BERBAHAYA DAN
BERACUN (LIMBAH B3)

Oleh: Ir. Qurie Purnamasari, MSi.

23-24 November 2021


4
Unit Kompetensi: Melakukan Verifikasi Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (Limbah
B3) yang Diterima

Elemen: Melakukan verifikasi kesesuaian dokumen Limbah B3


 Kesesuaian antara Limbah B3 yang diterima dengan data dokumen manifes
Limbah B3 diperiksa sesuai prosedur.
 Limbah B3 yang diterima disiapkan untuk pengambilan sampel limbah.
 Hasil pemeriksaan sampel Limbah B3 diverifikasi kesesuaiannya dengan
rencana pengelolaan Limbah B3 yang disepakati.

Elemen: Melaporkan hasil kegiatan verifikasi Limbah B3


 Laporan hasil verifikasi Limbah B3 yang diterima disusun sesuai ketentuan.
 Laporan hasil verifikasi Limbah B3 didokumentasikan sesuai ketentuan.
a. Melakukan verifikasi kesesuaian dokumen Limbah B3

Langkah-Langkah verifikasi:

 Periksa kesesuaian antara Limbah B3 yang diterima dengan data


dokumen manifes Limbah B3

 Limbah B3 yang diterima disiapkan untuk pengambilan sampel Limbah.

 Verifikasi hasil pemeriksaan sampel Limbah B3 kesesuaiannya dengan


rencana pengelolaan Limbah B3 yang akan dilakukan
Verifikasi Kesesuaian Dokumen Limbah B3

1
Cek Kesesuaian
Limbah B3

KARKATERISTIK
Limbah B3:
Limbah Infeksius • Mudah meledak
Pengambilan (explosive) – E

2 Sampel • Mudah menyala


(ignitable) – I
Limbah B3 • Reaktif (reactive) – R
• Infeksius (infectious) – X
• Korosif (corrosive) – C
• Beracun (toxic) - T

3
Verifikasi
kesesuaian
Sampel
dengan
pengolahan Uji visual dan/atau uji sampel
Limbah B3 dengan metode lain sesuai rencana
pengolahannya
Paint sludge

Jenis Limbah B3
Limbah B3 berdasarkan sumber:
Limbah medis

Limbah B3 dari sumber tidak spesifik

Limbah B3 dari sumber spesifik:


• Sumber spesifik umum
• Sumber spesifik khusus

Limbah B3 dari bahan kimia kadaluwarsa, Slag Pb (sisa peleburan aki bekas)

tumpahan, bekas kemasan, dan buangan


produk yang tidak memenuhi spesifikasi

Sumber: PP 22 Tahun 2021, Lampiran IX (Daftar Limbah B3: Sumber Tidak


Spesifik, Kadaluarsa, Sumber Spesifik Umum, Sumber Spesifik Khusus)

Kemasan bekas
KONSEP
MANIFES
PERMEN
• Mudah
LH 6/2021 meledak
(explosive) – E
• Mudah
menyala
(ignitable) – I
• Reaktif
Kementerian Lingkungan Hidup

(reactive) – R
• Infeksius
(infectious) – X
• Korosif
Tempat kode rahasia
(corrosive) – C
atau barcode
• Beracun (toxic)
Barcode: -T
- Ditempelkan
pada bagian
sebelah kiri
atas.
- Ditempelkan
pada setiap
lembar manifes
b. Melaporan hasil kegiatan verifikasi Limbah B3:

Dokumen yang perlu disiapkan:

 Laporan hasil verifikasi Limbah B3 yang diterima


disusun sesuai ketentuan (manifes, laporan harian,
logbook, cheklist dll)

 Laporan hasil verifikasi Limbah B3


didokumentasikan sesuai ketentuan.
Lanjutan…..

5 Unit Kompetensi:

MELAKUKAN PENYIMPANAN LIMBAH


BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN
(LIMBAH B3)

Oleh: Ir. Qurie Purnamasari, MSi.

23-24 November 2021


5 Unit Kompetensi: Melakukan Penyimpanan Limbah Bahan
Berbahaya dan Beracun (Limbah B3)
Elemen: Menyiapkan Peralatan dan perlengkapan penyimpanan Limbah B3
 Jenis dan karakteristik Limbah B3 yang akan dilakukan penyimpanan diidentifikasi
sesuai prosedur.
 Tempat Penyimpanan Sementara (TPS) dipastikan kondisinya sesuai ketentuan yang
berlaku.
 Peralatan dan perlengkapan penyimpanan Limbah B3 disiapkan sesuai kebutuhan.

Elemen: Menyimpan Limbah B3 di Tempat Penyimpanan Sementara (TPS)


 Tata cara dan persyaratan penyimpanan Limbah B3 ditentukan sesuai jenis,
karakteristik dan kategori bahaya Limbah.
 Penyimpanan Limbah B3 dilakukan sesuai dengan prosedur.

Elemen : Melaksanakan pelaporan pekerjaan


 Limbah B3 yang masuk dan keluar TPS dicatat sesuai ketentuan.
 Hasil pelaksanaan kegiatan penyimpanan Limbah B3 disusun sesuai ketentuan.
 Hasil pelaksanaan kegiatan penyimpanan Limbah B3 didokumentasikan sesuai
ketentuan.
Tahapan Kegiatan untuk
Melakukan Penyimpanan Limbah Bahan Berbahaya dan
Beracun (Limbah B3)
Menyiapkan Peralatan dan perlengkapan penyimpanan Limbah B3
 Identifikasi jenis dan karakteristik Limbah B3 yang akan dilakukan penyimpanan
 Pastikan Tempat Penyimpanan Sementara (TPS) sesuai dengan ketentuan yang berlaku
 Siapkan peralatan dan perlengkapan penyimpanan Limbah B3 sesuai kebutuhan

Menyimpan Limbah B3 di Tempat Penyimpanan Sementara (TPS)


 Tata cara dan persyaratan penyimpanan Limbah B3 ditentukan sesuai jenis,
karakteristik dan kategori bahaya Limbah.
 Penyimpanan Limbah B3 dilakukan sesuai dengan prosedur.

Melaksanakan pelaporan pekerjaan


 Pencatatan Limbah B3 yang masuk dan keluar TPS
 Penyusunan hasil pelaksanaan kegiatan penyimpanan Limbah B3
sesuai ketentuan
 Pendokumentasian pelaksanaan kegiatan penyimpanan Limbah B3
IDENTIFIKASI JENIS DAN KARAKTERISTIK
LIMBAH B3 YANG AKAN DILAKUKAN Jenis Limbah B3
Berdasarkan Sumbernya
Jenis Limbah B3 Berdasarkan 1. Limbah B3 dari sumber tidak spesifik
Kategori Bahaya
2. Limbah B3 dari sumber spesifik:
LIMBAH B3  Sumber spesifik umum
 Sumber spesifik khusus

3. Limbah B3 dari bahan kimia


KATEGORI 1 KATEGORI 2 kadaluwarsa, tumpahan, bekas
kemasan, dan buangan produk
(AKUT) (KRONIS)
yang tidak memenuhi spesifikasi

SIMPAN SIMPAN Karakteristik


Limbah B3:
ANGKUT ANGKUT

TIMBUN TIMBUN

RISIKO LIMBAH B3 BERBEDA,


PENGELOLAANNYA BERBEDA
KARAKTERISTIK (SIFAT) LIMBAH B3
a. Mudah meledak (explosive)
Limbah yang pada suhu dan tekanan standar dapat meledak karena dapat menghasilkan gas dengan suhu dan tekanan
tinggi lewat reaksi fisika atau kimia sederhana.
Contoh: limbah bahan eksplosif dan limbah laboratorium seperti asam prikat, ammonium nitrat dll.
b. Mudah menyala/terbakar (flammable)
Limbah yang dapat terbakar karena kontak dengan udara, nyala api, air, atau bahan lainnya meski dalam suhu dan tekanan standar.
Contoh: asam sulfat, pelarut benzena, pelarut toluena atau pelarut aseton dari industri cat, tinta, pembersihan logam, dan limbah lab kimia.
c. Reaktif
Limbah yang tidak stabil di kondisi normal, sehingga dapat menyebabkan ledakan, mengeluarkan asap atau bereaksi jika berdekatan
dengan barang tertentu, menguap atau menghasilkan campuran yang mudah meledak jika dipanaskan, dikompresi atau dicampur air.
Contoh: Logam dari litium dan natrium yang bereaksi hebat dengan air menghasilkan gas hidrogen yang mudah terbakar.

d. Beracun

Limbah yang memiliki atau mengandung zat yang bersifat racun bagi manusia atau hewan, sehingga menyebabkan keracunan, sakit, atau
kematian baik melalui kontak pernafasan, kulit, maupun mulut.

Contoh: Limbah pertanian seperti buangan pestisida, pupuk kimia, timbal dan merkuri.

e. Infeksius
Limbah B3 yang berasal dari kegiatan medis yang dapat menimbulkan infeksi.
Contoh: Jarum suntik bekas, masker bekas, infus bekas, hazmat bekas, rapid tes bekas, perban bekas dll.
f. Korosif
Limbah yang yang memiliki ciri dapat menyebabkan iritasi pada kulit, menyebabkan pengkaratan pada baja, mempunyai pH =< 2
(bila bersifat asam) dan pH ≥ 12,5 (bila bersifat basa).
Contoh: Sisa asam sulfat (di industri baja), limbah asam dari baterai dan aki, limbah pembersih sodium hidroksida (di industri
logam), sodium hidroksida bekas dll
PENYIMPANAN LIMBAH B3
Menyiapkan Peralatan
dan perlengkapan Peralatan
Ketentuan: pemindahan
 Penyimpanan Limbah B3 wajib dilakukan oleh Setiap Orang Limbah B3
(forklift)
yang menghasilkan Limbah B3, namun dilarang untuk
melakukan pencampuran Limbah B3 yang disimpan

 Untuk dapat melakukan Penyimpanan Limbah B3, wajib


memenuhi: Log book/Neraca Limbah B3
 Standar Penyimpanan Limbah B3 yang diintegrasikan ke
dalam nomor induk berusaha, bagi Penghasil Limbah
B3 dari Usaha dan/atau Kegiatan wajib SPPL; dan/atau
 Rincian teknis Penyimpanan Limbah B3 yang dimuat
dalam Persetujuan Lingkungan, bagi:
• Penghasil Limbah B3 dari Usaha dan/atau Kegiatan
wajib Amdal atau UKL-UPL; dan
• Instansi Pemerintah yang menghasilkan Limbah B3. Laporan
berkala
 Penyimpanan Limbah B3 harus di atas permukaan tanah 
dilarang melakukan penyimpanan di bawah tanah
(underground)
Catt: SPPL=Surat Pernyataan Kesanggupan Pengelolaan dan Pemantauan LH
Standar Penyimpanan Limbah B3
07
Kondisi kemasan tidak bocor, tidak
berkarat dan tidak rusak

01 06
Limbah B3 yang disimpan Memiliki penutup yang kuat untuk
terlindung dari hujan dan mencegah terjadinya tumpahan
pada saat dilakukan pemindahan
tertutup dan/atau pengangkutan
Standar
Penyimpanan
LimbahB3

02 05
Memiliki lantai kedap air Kemasan mampu mengungkung
Limbah B3 untuk tetap berada di
dalam kemasan
03
Dilengkapi dengan simbol dan
label Limbah B3
04
Limbah B3 dikemas dengan
menggunakan kemasan dari bahan
Sumber: KLHK, 2021 logam atau plastik
FASILITAS PENYIMPANAN LIMBAH B3
LIMBAH B3 YANG DAPAT DISIMPAN
NO. FASILITAS KATEGORI 2
KATEGORI 1 SUMBER TIDAK
SPESIFIK UMUM SPESIFIK KHUSUS
SPESIFIK
1 bangunan    
2 tangki dan/atau    
kontainer
3 silo    
4 penumpukan limbah    
(waste pile)
5 waste impoundment    
6 bentuk lainnya sesuai    
dengan perkembangan
ilmu pengetahuan dan
teknologi
Persyaratan Lokasi Penyimpanan
KETENTUAN LOKASI
PENYIMPANAN:

dapat direkayasa dengan teknologi untuk


bebas banjir dan tidak berada di dalam penguasaan
perlindungan dan pengelolaan
rawan bencana alam Setiap Orang yang
lingkungan hidup, apabila tidak bebas
menghasilkan Limbah B3
banjir dan rawan bencana alam
WAKTU PENYIMPANAN LIMBAH B3
LIMBAH B3 YANG DISIMPAN WAKTU PENYIMPANAN (MAKSIMUM)

Limbah B3 yang dihasilkan 50 (lima puluh) 90 (sembilan puluh) hari sejak Limbah B3
kilogram per hari atau lebih dihasilkan

Limbah B3 yang dihasilkan kurang dari 50 (lima 180 (seratus delapan puluh) hari sejak
puluh) kilogram per hari untuk Limbah B3 Limbah B3 dihasilkan
kategori 1
Limbah B3 yang dihasilkan kurang dari 50 (lima 365 (tiga ratus enam puluh lima) hari sejak
puluh) kilogram per hari untuk Limbah B3 Limbah B3 dihasilkan
kategori 2 dari sumber tidak spesifik dan dari
sumber spesifik umum
Limbah B3 kategori 2 dari sumber spesifik 365 (tiga ratus enam puluh lima) hari sejak
khusus Limbah B3 dihasilkan

Catatan: Jumlah 50 (lima puluh) kilogram per hari merupakan jumlah kumulatif dari 1 (satu) atau
lebih nama limbah B3
PENGEMASAN LIMBAH B3 TATA CARA
PEMBERIAN SIMBOL DAN
LABEL KEMASAN LB3

KEMASAN LIMBAH B3 WAJIB


DILEKATI LABEL LIMBAH B3 DAN
DILAKUKAN DENGAN
SIMBOL LIMBAH B3
MENGGUNAKAN KEMASAN YANG:
- terbuat dari bahan yang dapat LABEL LIMBAH B3 PALING
mengemas Limbah B3 sesuai SEDIKIT MEMUAT:
dengan karakteristik Limbah B3 yang - nama Limbah B3
akan disimpan - identitas Penghasil Limbah B3
- mampu mengungkung Limbah B3 - tanggal dihasilkannya Limbah B3
untuk tetap berada dalam kemasan - tanggal Pengemasan Limbah B3
- memiliki penutup yang kuat untuk
mencegah terjadinya tumpahan saat Contoh SALAH !
dilakukan penyimpanan,
pemindahan atau pengangkutan
- berada dalam kondisi baik, tidak
bocor, tidak berkarat, atau tidak
rusak
CONTOH POLA PENYIMPANAN KEMASAN DRUM
DI ATAS PALET DENGAN JARAK MINIMUM ANTAR
BLOK
PENYIMPANAN KEMASAN LIMBAH B3 DENGAN
MENGGUNAKAN RAK

- Kemasan berisi Limbah B3


yang tidak saling cocok harus
disimpan secara terpisah, tidak
dalam satu blok, dan tidak
dalam bagian penyimpanan
yang sama.

- Syarat penempatan kemasan


harus tidak ada kemungkinan
limbah-limbah tersebut
terguling/tumpah yang akan
tercampur/masuk ke dalam bak
penampungan bagian
penyimpanan lain.
TEMPAT PENYIMPANAN LIMBAH B3
YANG MENYIMPAN LEBIH DARI SATU KARAKTERISTIK LIMBAH B3
Standar waste impoundment di Permukaan Standar waste pile
Sistem pengumpulan
Sumur Tanggul atau
Liner dan pengambilan Tanggul atau
pantau air penghalang
ganda lindi (leac hate) penghalang Liner ganda
tanah
Sistem pengumpulan dan
pengambilan lindi
(leachate) ganda

Penampang Melintang Penampang Melintang


Impoundment di Permukaan Fasilitas Penumpukan Limbah (waste pile )

Tangki Silo Penirisan (Drip Pad)


PENAMPANG
MELINTANG
TANGGUL TANGGU
L
PELAPORAN
PENYIMPANAN Standar/rinc ian teknis meliputi:
• Nama, sumber, karakteristik, dan jumlah limbah
LIMBAH B3 B3 yang akan disimpan
• Dokumen yang menjelaskan tentang TPSLB3
• Dokumen yang menjelaskan tentang
pengemasan LB3
• Persyaratan lingkungan hidup
Perlu diperhatikan: • Kewajiban pemenuhan standar/rincian teknis
 Limbah B3 yang masuk dan
keluar TPS dicatat sesuai
ketentuan.
 Hasil pelaksanaan kegiatan
penyimpanan Limbah B3 disusun
dan didokumnetasikan
6
Unit Kompetensi:

MELAKUKAN PENGOLAHAN LIMBAH BAHAN


BERBAHAYA DAN BERACUN (LIMBAH B3)
DENGAN INSINERATOR
INSINERATOR
 Insinerasi adalah proses pengolahan limbah
padat dengan cara pembakaran terkontrol
untuk menghancurkan polutan yang
terkandung dalam Limbah B3.

 Insinerator yang dimaksud adalah alat


pembakar Limbah B3 yang antara lain dan tidak
terbatas pada rotary kiln,fluidized bed, multiple
chamber dan aqueous waste injection unit
yang bisa membakar Limbah B3 padat, cair,
gas, lumpur cair dan lumpur padat.

 Kondisi operasi dikendalikan suhu pembakaran


dan waktu tinggal
Hasil pengolahan Limbah B3
dapat berupa residu dan
emisi
Unit Kompetensi: Melakukan Pengolahan Limbah Bahan
Berbahaya dan Beracun (Limbah B3) dengan
Insinerator
Elemen: Menyiapkan pekerjaan pengolahan Limbah B3.
 Alur rencana proses pengolahan Limbah B3 disiapkan sesuai prosedur.
 Peralatan dan perlengkapan pengolahan Limbah B3 disiapkan sesuai ketentuan.

Elemen: Melakukan pengolahan Limbah B3 dengan insinerator.


 Pemanasan insinerator dilakukan sesuai dengan kondisi operasi yang ditentukan.
 Limbah B3 yang akan dilakukan pengolahan ditetapkan sesuai ketentuan.
 Limbah B3 yang akan diolah dimasukan ke dalam insinerator sesuai ketentuan.
 Kondisi operasi (suhu pembakaran dan waktu tinggl) yang dikendalikan dalam proses
pengolahan Limbah B3 dicatat sesuai prosedur.

Elemen : Melaporkan pekerjaan pengolahan Limbah B3 dengan insinerator.


 Jumlah dan jenis Limbah B3 yang diolah dicatat sesuai dengan ketentuan.
 Laporan hasil pengolahan Limbah B3 disusun sesuai ketentuan.
 Laporan hasil pengolahan Limbah B3 (residu dan emisi) didokumentasikan sesuai ketentuan.
Elemen Menyiapkan Pekerjaan Pengolahan Limbah B3 dengan Insinerator

1. Siapkan Alur Rencana Proses Pengolahan Limbah B3 2. Siapkan Peralatan dan Perlengkapan
Peralatan : Insinerator, forklift & crane (untuk
mengangkut limbah B3) dll .
Perlengkapan :
• Alat pencampur Limbah B3
• Alat Tulis Kantor (ATK)
• Alat Pelindung Diri (APD)

Persyaratan:
 Melakukan uji analisa kandungan atau parameter fisika dan/atau kimia dan/atau biologi
guna menetapkan prosedur yang tepat dalam proses pegolahan limbah B3 tersebut.
 Menentukan pilihan proses pengolahan limbah B3 yang dapat memenuhi kualitas dan baku mutu
pembuangan dan/atau lingkungan yang ditetapkan
Elemen Melakukan Pengolahan Limbah B3 dengan
insinerator
1 2
Ketentuan Limbah B3 yang diolah
Dilakukan dengan cara termal:
pemanasan  Tidak memiliki karakteristik mudah
insinerator (pre meledak (misal: ammonium nitrat, zat
heater) kimia nuklir dsb)
agar
 Bukan Limbah B3 merkuri
pembakaran  Bukan Limbah B3 radioaktif
terkontrol dengan tingkat kontaminasi radioaktif
lebih besar dari atau sama dengan
1Bq/cm2 (satu Becquerel per
sentimeter persegi), dan/atau
konsentrasi aktivitas sebesar:
- 1 Bq/gr (satu Becquerel per gram)
untuk tiap radionuklida anggota
deret uranium dan thorium
- 10 Bq/gr (sepuluh Becquerel per
gram) untuk kalium
Spesifikasi Teknis Pengolahan Limbah B3 dengan Insinerasi
(
3 Kondisi Operasi Insinerator:
3 Memiliki cerobong sesuai ketentuan

Volume dan komposisi jenis limbah B3 yang


Standar efisiensi pembakaran minimal 99,99% (catt: tidak 4 diumpankan per satuan waktu tidak melampaui
1 berlaku untuk Pengolahan LB3 dg kiln pada industri semen) baku mutu emisi

Memiliki 2 (dua) atau lebih ruang pembakaran dengan temperatur: 5 Memperhatikan arah angin, kecepatan angin dan
2 curah hujan
Temperatur pada ruang bakar utama (primary chamber) Efisiensi penghancuran dan penghilangan
01
minimum 800oC (temperatur operasional) 6 senyawa POHCs (principle organic hazardous
constituents) minimal 99,99% (tidak berlaku
02 Temperatur pada ruang bakar kedua (secondary chamber) 850 untuk karakteristik infeksius)
– 1.200oC (temperatur operasional), dengan waktu tinggal
(residence time) flue gas minimum 2 (dua) detik
7 Standar no. 6 tidak berlaku untuk Pengolahan
limbah B3 berupa PCDFs (polychlorinated
dibenzofurans) dan PCDDs (polychlorinated
4 dibenzo-p-dioxins)
Kondisi Insinerator sesuai Ketentuan:
8 Jika limbah B3 yang akan diolah berupa PCBs,
1 Sistem pengumpanan dilakukan secara mekanik maka efisiensi penghancuran dan penghilangan
senyawa PCBs minimal 99,9999%
Memiliki alat pengendalian pencemaran udara
2 (misal: wet scrubber)

Sumber: PermenLHK 6/2021


Ketentuan persyaratan Cerobong Insinerator Berdasarkan
Pengolahan Limbah B3 dengan Insinerator:
Permenlhk No 56 Tahun 2015 ttg Tatacara dan Persyaratan Teknis Pengelolaan Limbah B3 Fasilitas Kesehatan

ketinggian cerobong paling rendah 24 m terhitung dari permukaan


tanah atau 1,5 kali bangunan tertinggi (jika terdapat bangunan yang
memiliki ketinggian lebih dari 14 m dalam radius 50 m)

memiliki cerobong yang dilengkapi dengan lubang


pengambilan contoh uji emisi dan fasilitas pendukungnya

Catt: Pengaturan limbah medis saat ini berdasarkan PermenLHK 6/2021:

Untuk limbah medis: temperatur pada ruang bakar kedua (secondary


chamber) minimum 1000oC dengan waktu tinggal 2 detik
Memenuhi baku mutu emisi. Pengolahan limbah sitotoksik (genotoksik)/
imbah kronis pada temperatur > 1200oC
Ketinggian cerobong minimum 14 meter dari permukaan tanah
Persyaratan Lokasi Insinerator
 Daerah bebas banjir atau daerah yg dapat dilakukan rekayasa dengan teknologi untuk
perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup ;
 Berada di kawasan industri dan/atau daerah yang diperuntukkan sebagai daerah
industri sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan, bagi Pengolah Limbah B3;
 Memiliki jarak yang aman, paling dekat:
 150 m (seratus lima puluh meter) dari jalan utama atau jalan tol;
 300 m (tiga ratus meter) dari daerah pemukiman, perdagangan, rumah sakit,
pelayanan kesehatan atau kegiatan sosial, hotel, restoran, fasilitas keagamaan dan
pendidikan;
 300 m (tiga ratus meter) dari garis pasang naik laut, sungai, daerah pasang surut,
danau, rawa, mata air; dan
 300 m (tiga ratus meter) dari daerah yang dilindungi (cagar alam dan hutan
lindung).

Jika persyaratan tsb tidak terpenuhi, penentuan jarak dilakukan dengan ketentuan:
 Dihitung dari titik koordinat cerobong Pengolahan Limbah B3 ke lokasi target
(reseptor) jarak aman tsb;
 Perhitungan dilakukan berdasarkan permodelan dispersi sebaran Emisi
menggunakan Gaussian Dispersion Model atau pendekatan permodelan lainnya yang
setara dan berlaku secara nasional dan/atau internasional; dan
 Kualitas udara ambien di lokasi target (reseptor) harus memenuhi baku mutu
ambien.
Hasil Pengolahan Limbah B3
dengan Insinerator
PermenLHK No. 6/2021

Limbah B3 yang dihasilkan dari pelaksanaan


kegiatan Pengolahan Limbah B3 dengan cara
termal melalui proses insinerasi berupa
 abu terbang (fly ash) insinerator
 abu dasar (bottom ash) insinerator
 residu pengolahan gas buang (flue gas)

wajib dilakukan pengelolaan lebih lanjut.

Pengelolaan dilakukan dengan mengemas dan


menyimpan residu, untuk kemudian diserahkan
kepada Penimbun Limbah B3.
Sumber: PermenLHK 6/2021
Combustion Chamber Incinerator

• Limbah cair dengan nilai kalor yang lebih rendah serta


limbah gas diinjeksikan pada Second Stage
Combustion Zone (Section B). Pembakaran tingkat
• Untuk membakar limbah berupa liquid atau gas
kedua ini didesain untuk memastikan limbah
• Desain berbentuk silinder dengan insulasi keramik pada
teroksidasi secara sempurna
bagian luar
• Terdiri atas 2 tingkat pembakaran A dan B
• Limbah cair dengan nilai kalor yang lebih tinggi dan
bahan bakar diatomisasi dan diinjeksikan ke High
Temperature Flame Zone (Section A). Temperatur
pembakaran pada zona ini mencapai 1200oC – 1600oC
untuk memastikan pembakaran yang stabil
Fluidized Bed Incinerator
Ketentuan:
• Untuk mengolah slurry dan
limbah padat tipe granular
(biasanya berupa pasir atau
material keramik)
Cara kerja:
• Fluidized Bed Incinerator
biasanya beroperasi pada • Limbah B3 diinjeksikan melalui fluidized
temperatur 1000oC medium lalu dioksidasi dengan udara
pembakaran.

• Pergerakan fluidized medium untuk


memastikan percampuran berjalan baik
sehingga membuat temperatur bed yang
seragam.

• Fuidized medium ini membuat


perpindahan panas berjalan dengan baik
Multiple Hearth Incinerator
Ketentuan: Cara kerja:
• Mengolah limbah berupa sludge atau solid • Umpan limbah dimasukkan dari atas tungku secara kontinyu
dan abu hasil proses pembakaran dikeluarkan melalui silo.
• Temperatur pembakaran pada Multiple
Burner dipasang pada sisi dinding tungku pembakar di mana
Hearth Incinerator dapat mencapai 1100oC
pembakaran terjadi, dan udara diumpan masuk dari bawah.
• Pada bagian tengah incinerator terdapat poros yang diputar
dengan motor listrik untuk memutar limbah solid pada rak
insinerator sehingga material mengalir kebawah secara spiral
dari rak ke rak.
• Pada sisi lain insinerator, udara pembakaran, bahan bakar dan
limbah liquid dimasukkan kemudian mengalir ke atas secara
counter – current dengan material limbah pada rak
• Dalam kondisi ini, limbah mengalami proses pengeringan, lalu
pembakaran dan pendinginan sebelum keluar berupa abu
(ash)
Rotary Kiln Incinerator
Ketentuan:
• Untuk pembakaran jenis limbah medis berupa solid atau liquid
• Cocok untuk limbah dengan kandungan air (water content) cukup
tinggi dan volumenya cukup besar. Cara kerja:
• Ruang pembakaran berbentuk silinder horisontal dengan batu • Material limbah diumpankan melalui feeder
tahan api di dalamnya, biasanya berdiameter internal 3 m dan pada bagian kanan atas insinerator. Limbah
panjang 10 – 15 m
kemudian akan mengalami pembakaran sambil
diputar pada rotative combustion chamber
• Sisa pembakaran keluar berupa bottom ash
yang keluar pada bagian bawah incinerator dan
flue gas yang keluar melalui bagian atas
insinerator
Kategori Limbah untuk Tipe Insinerator
Laporan Pekerjaan Pengelolaan
Limbah B3 dengan Insinerator
Melaporkan pekerjaan
pengolahan Limbah B3 dengan
insinerator:
 Jumlah dan jenis Limbah B3
yang diolah dicatat sesuai
dengan ketentuan.
 Laporan hasil pengolahan
Limbah B3 disusun dan
didokumentasikan sesuai
ketentuan.
7 Unit Kompetensi:
MELAKUKAN PENGOLAHAN LIMBAH BAHAN BERBAHAYA
DAN BERACUN (LIMBAH B3) MEALALUI PROSES THERMAL
UNTUK BOILER
7 Unit Kompetensi: Melakukan Pengolahan Limbah Bahan Berbahaya dan
Beracun (Limbah B3) melalui Proses Thermal untuk Boiler
Elemen: Menyiapkan pekerjaan pengolahan Limbah B3
 Alur rencana proses pengolahan Limbah B3 disiapkan sesuai prosedur.
 Peralatan dan perlengkapan pengolahan Limbah B3 disiapkan sesuai ketentuan.

Elemen: Melakukan pengolahan Limbah B3 melalui proses thermal dengan boiler


 Limbah B3 dan bahan bakar utama yang akan dilakukan pengolahan ditetapkan
sesuai ketentuan
 Komposisi campuran Limbah B3 ditetapkan sesuai ketentuan.
 Proses pencampuran Limbah B3 dan bahan lain dilakukan sesuai komposisi yang telah
ditetapkan.
 Hasil pencampuran Limbah B3 dipindahkan ke dalam boiler sesuai ketentuan.
 Proses pengolahan Limbah B3 dengan pembakaran melalui boiler dilakukan sesuai
kondisi operasi yang ditentukan.
 Gas buang dikendalikan sesuai ketentuan.
 Sisa hasil pembakaran (residu) dari boiler di tempatkan di Tempat Penyimpanan
Sementara (TPS).
Elemen : Melaporkan pekerjaan pengolahan melalui proses thermal dengan boiler
 Laporan hasil pengolahan Limbah B3 disusun sesuai ketentuan
 Laporan hasil pengolahan Limbah B3 didokumentasikan sesuai ketentuan.
Definisi Alur Rencana Tahapan Proses Pengolahan
 Boiler adalah bejana bertekanan dengan Limbah B3 melalui proses termal dengan
bentuk dan ukuran yang didesain untuk boiler
menghasilkan uap panas atau steam.
 Steam dengan tekanan tertentu kemudian
digunakan untuk mengalirkan panas ke suatu
proses
 Operasi boiler adalah proses pengontrolan
produksi steam dalam boiler, seperti kapasitas
produksi, suhu, pressure dsb

Sumber: Kepmen Ketenagakerjaan No 248 Tahun 2016

Proses Thermal untuk Boiler


Pencampuran dalam boiler adalah pencampuran
bahan bakar dengan Limbah B3 yang diolah
melalui boiler dan menghasilkan sisa pembakaran
(residu) yang mengandung Limbah B3
Peralatan dan Perlengkapan Pengolahan
Limbah B3 dengan Boiler

 Appendages adalah alat-alat perlengkapan ketel


uap/boiler yang dapat bekerja sendiri dan dipasang
untuk menjamin ketel uap/boiler dapat bekerja
dengan aman
 Pompa adalah alat pengangkut untuk memindahkan
zat cair dari suatu tempat ke tempat lain dengan
memberikan gaya tekan terhadap zat yang akan
dipindahkan, seperti misalnya pemindahan bahan
bakar dari tangki penampungan ke dalam boiler
 Kompresor adalah mesin/alat mekanik yang
berfungsi untuk meningkatkan tekanan atau
memampatkan fluida gas atau udara
 Peralatan Keselamatan Kerja : Alat Pelindung Diri
(APD), P3K, dll
 Alat pencatatan
 Dan lain-lain
Catt: Peralatan tergantung jenis bahan bakar yang digunakan
Sistem Boiler
Terdiri dari:

• Sub sistem air umpan (feed water) menyediakan air untuk


boiler dan diatur secara otomatis untuk memenuhi kebutuhan
uap.
• Sub sistem uap untuk mengumpulkan dan mengontrol produksi
uap dalam boiler. Uap dialirkan melalui sistem perpipaan ke
titik-titik pengguna. Tekanan uap diatur menggunakan katup dan
dikontrol dengan alat pengukur tekanan uap Catatan:
• Sub sistem bahan bakar adalah semua peralatan yang Sumber air umpan (air untuk
suplai di boiler menjadi uap):
digunakan untuk menyediakan bahan bakar untuk 1. Kondensat (uap/steam yang
menghasilkan panas yang dibutuhkan. mengembun kembali dari
proses)
2. Air baku yang sudah diolah
Sumber: Parapak, 2013 yang diumpankan dari luar
ruang boiler dan plant proses
Tipe-Tipe Boiler
Fire Tube Boiler Water Tube Boiler
Cara kerja: Panas melewati pipa – pipa dan air
umpan boiler ada didalam shell untuk diubah Cara kerja: Air umpan boiler mengalir
menjadi steam. melalui pipa – pipa masuk ke dalam drum.
Air yang tersikulasi dipanaskan oleh gas
Umumnya digunakan untuk kapasitas steam pembakar membentuk steam pada
relatif kecil dengan tekanan steam rendah s.d daerah uap dalam drum.
sedang (tenanan sampai 18 kg/cm) dan
untuk kecepatan steam sampai 12.000 kg/jam. Boiler ini dipilih jika kebutuhan steam dan
tekanan steam sangat tinggi seperti pada
Bahan bakar: minyak bakar, gas atau bahan kasus boiler untuk pembangkit tenaga.
bakar padat.
Water tube boiler yang sangat modern
dirancang dengan kapasitas steam
antara 4.500-12.000 kg/jam, dengan
tekanan sangat tinggi.

Karakteristik tipe water tube boiler:


 Kurang toleran terhadap kualitas air
yang dihasilkan dari plant pengolahan
air
 Memungkinkan untuk tingkat efisiensi
panas yang lebih tinggi

Sumber: UNEP, 2009


Paket Boiler
Disebut boiler paket karena tersedia sebagai
paket lengkap. Pemakai hanya memerlukan
pipa steam, pipa air, suplai bahan bakar dan
sambungan listrik untuk dapat beroperasi.
Paket boiler umumnya merupakan tipe shell
Boiler Pembakaran dengan Fluidized and tube dengan transfer panas yang tinggi.
Bed (FBC) Karakteristik Paket Bolier:
Memiliki kelebihan dibandingkan dengan sistem  Kecilnya ruang pembakaran dan tingginya
pembakaran konvensional, yaitu: panas yang dilepas menghasilkan
penguapan yang lebih cepat.
 Rancangan boiler yang kompak.
 Jumlah pipa berdiameter kecil banyak
 Fleksibel terhadap bahan bakar. sehingga memiliki perpindahan panas
konvektif yang baik.
 Efisiensi pembakaran tinggi.  Menghasilkan efisiensi pembakaran yang
baik.
 Emisi polutan seperti SOx dan NOx lebih
berkurang.  Tingkat efisiensi thermisnya yang lebih
tinggi dibandingkan dengan boiler lainnya.
 Bahan bakar yang dapat dibakar dalam boiler:
batubara, barang tolakan dari tempat pencucian
pakaian, sekam padi, bagas & limbah pertanian
lainnya.

 Pembakaran dengan fluidized bed (FBC) berlangsung


pada suhu sekitar 840C hingga 950°C. Karena suhu ini
jauh berada dibawah suhu fusi abu (suhu titik leleh
abu), maka pelelehan abu dan permasalahan yang
terkait didalamnya dapat dihindari.

 Menjamin operasi bed yang stabil dan menghindari


terbawanya partikel dalam jalur gas.

Sumber: UNEP, 2009


Ketentuan terkait Proses Insinerasi dengan Alat Boiler

Ketentuan limbah B3 yang akan  lokasi Pengolahan Limbah B3 berada di lokasi


digunakan: Penghasil Limbah B3

 memiliki kandungan kalori <2500  jarak antara lokasi pengolahan dan lokasi fasilitas
kkal/kg (kurang dari dua ribu lima ratus umum paling sedikit 50 (lima puluh) meter
kilo kalori per kilogram) berat kering
atau 1000 kkal/kg (seribu kilo kalori per  pelaksanaan uji laboratorium dikecualikan untuk
kilogram) berat basah pengujian standar efisiensi penghancuran dan
penghilangan senyawa Principle Organic
 memiliki kandungan total organik Hazardous Constituents (POHCs)
halogen/TOX (jumlah organik Chlor (Cl)
dan Fluor (F)) paling tinggi 2% (dua  baku mutu emisi Pengolahan Limbah B3 dengan
persen cara termal menggunakan alat boiler harus
sesuai ketentuan dalam Lampiran XV PermenLHK
 bersumber dari kegiatan sendiri. No. 06 Tahun 2021

Sumber: PermenLHK 6/2021


Sumber: PermenLHK 6/2021
TERIMA KASIH

Contact person: Ir. Qurie Purnamasari, MSi.


HP: 087870974794
quriepurnamasari@gmail.com

Anda mungkin juga menyukai