DARI FASILITAS
KESEHATAN
1
PERATURAN PENGELOLAAN
LIMBAH B3
PERATURAN TENTANG
PermenLHK P.56/Menlhk-
Tata Cara & Persyaratan Teknis Pengelolaan limbah B3 dari Fasyankes
Sekjen/2015
2
TUJUAN DAN BATASAN PENGATURAN
Peraturan Menteri ini bertujuan untuk memberikan panduan bagi
3
FASYANKES YANG MANA?
Fasilitas pelayanan kesehatan yang wajib terdaftar di instansi yang
bertanggung jawab di bidang kesehatan.
Fasilitas pelayanan kesehatan tersebut meliputi:
a. pusat kesehatan masyarakat;
b. klinik pelayanan kesehatan atau sejenis; dan
c. rumah sakit.
4
LIMBAH B3 APA SAJA YANG DIATUR?
Limbah B3 yang diatur meliputi Limbah:
a. dengan karakteristik infeksius;
b. benda tajam;
c. patologis;
d. bahan kimia kedaluwarsa, tumpahan, atau sisa kemasan;
e. radioaktif;
f. farmasi;
g. sitotoksik;
h. peralatan medis yang memiliki kandungan logam berat tinggi; dan
i. tabung gas atau kontainer bertekanan.
Ketentuan mengenai Limbah radioaktif sebagaimana dimaksud pada huruf e diatur
sesuai dengan peraturan perundang-undangan mengenai ketenaganukliran.
5
DASAR HUKUM
PERIZINAN DAN KEWAJIBAN PENGELOLAAN LIMBAH B3
6
LARANGAN UU 18/2008 TTG PENGELOLAAN SAMPAH
PASAL 29
1. Setiap orang dilarang:
a. Memasukkan sampah ke dalam wilayah NKRI;
b. Mengimpor sampah;
c. Mencampur sampah dengan limbah B3;
d. Mengelola sampah yang menyebabkan pencemaran dan/atau perusakan lingkungan;
e. Membuang sampah tidak pada tempat yang ditentukan dan disediakan;
f. Melakukan penanganan sampah dengan sistem open dumping di TPA; dan/atau
g. Membakar sampah yang melanggar persyaratan.
Ketentuan a, c, dan d diatur PP sedangkan ketentuan e, f, dan g diatur Perda dimana Perda
tersebut harus menetapkan sanksi pidana atau denda.
7
Prinsip Pengelolaan Limbah B3
Polluter pays principle
• Penghasil bertanggung jawab terhadap limbah B3 yang
dihasilkan
From cradle to grave
• Pengawasan sejak limbah B3 dihasilkan sampai dengan
pengelolaan akhir
Minimisasi Limbah B3
• Mendahulukan reduksi dan hirarki pengelolaan limbah B3 yg
dihasilkan
Proximity
• Pengelolaan/pengolahan sedekat mungkin dengan tempat
dihasilkan 8
Limbah B3 Kategori 1
(Lampiran I PP 101 Thn 2014)
Penetapan B3
ADALAH:
limbah B3 yang berdampak akut dan langsung
thd manusia dan dapat dipastikan akan
berdampak negatif thd lingk. Hidup. Misal : aki
baterai, larutan asam basa, refrigant bekas,
limbah lab.CFC, DDT, abu dr insinerator, sludge
IPAL, sludge oil treatment dll
10
Limbah B3 kategori 2
(Lampiran I PP 101 Thn 2014)
Penetapan B3 ADALAH:
limbah yang mengandung
B3, memiliki efek
tunda, dan berdampak tid
ak langsung thd
manusia dan LH serta mpy
toksisitas sub kronis
atau kronis . Misal : kemas
an bekas B3, minyak
pelumas bekas, lampu TL,
limbah elektronik, kain
majun bekas, dll
11
Limbah B3 sumber tidak spesifik
(Lampiran I tabel 1 PP 101/2014)
Penetapan B3
ADALAH:
limbah B3 yang pada umumnya bukan berasal
dari proses utamanya ttp berasal dari kegiatan
lainnya antara lain : pemeliharaan alat,
pencucian, pencegahan korosi, pengemasan.
Misal : aki bekas, asam basa, PCB, kain majun
bekas, kemasan bekas B3, lampu TL, refrigator,
dll
12
Limbah B3 sumber spesifik umum
(Lampiran I tabel 3 PP 101/2014)
Penetapan B3 ADALAH:
Limbah B3 sisa proses suatu industri atau
kegiatan yang secara spesifik dapat ditentukan.
Misal : industri tekstil (pemutihan, pencelupan)
hasilkan limbah B3 pelarut bekas, sludge IPAL.
Rumah sakit/faskes hasilkan bahan kimia
kadaluarsa, limbah klinis, sludge IPAL,
termometer, kemasan produk farmasi.
13
Limbah B3 sumber spesifik khusus
(Lampiran I tabel 4 PP 101/2014)
Penetapan B3
ADALAH:
Limbah B3 yang memiliki efek tunda,
berdampak tidak langsung terhadap manusia
dan LH, memiliki karakteristik beracun tidak
akut, dan dihasilkan dlm jumlah yg besar per
satuan waktu, misal : tailing dr pertambangan,
gipsum dr PLTU, fly & bottom ash dr PLTU,
sludge IPAL dr pulp, slag nikel & timah dll
14
KODE LIMBAH
A101a
KATEGORI
BAHAYA 1
TABEL 1
URUTAN
LIMBAH B3
PELARUT
TERHALOGENASI
15
KODE LIMBAH
B101d
KATEGORI
BAHAYA 2
TABEL 1
URUTAN
LIMBAH B3
YANG TIDAK
SPESIFIK LAIN
16
KODE LIMBAH
B301-1
KATEGORI
BAHAYA 2
TABEL 3
KODE INDUSTRI/
KEGIATAN
URUTAN
LIMBAH B3 17
LIMBAH B3 DARI RS DAN FASYANKES
18
DAUR
PENGELOLAAN EKSPOR
LIMBAH B3
PE PE PE PE
N NY NG M PE PE
GU IM AN N N DU
RA AN GO IM M
PA GK FA LA BU PI
NG N AT H NA NG
AN AN UT AN AN
A N N
Di setiap mata rantai pengelolaan dilakukan pencatatan dan pengendalian dengan izin untuk memastikan
dipenuhinya persyaratan lokasi, fasilitas, teknologi, dan baku mutu.
Setiap perpindahan limbah B3 disertai dengan manifes untuk memastikan pengelolaan dilakukan sesuai
prinsip from cradle to grave. 19
PENGURANGAN
Menghindari penggunaan material yang mengandung bahan berbahaya dan
beracun apabila terdapat pilihan yang lain;
Melakukan tata kelola yang baik (good house keeping) setiap bahan atau
material yang berpotensi menimbulkan gangguan kesehatan dan/atau
pencemaran terhadap lingkungan;
Melakukan pemisahan aliran limbah (waste stream) menurut jenis, kelompok,
dan/atau karakteristik limbah;
Melakukan tata kelola yang baik pengadaan bahan kimia dan bahan farmasi
untuk menghindari terjadinya penumpukan dan kedaluwarsa; dan
Melakukan pencegahan dan perawatan berkala terhadap peralatan sesuai
jadwal.
20
CONTOH PENGURANGAN
21
CONTOH PENGURANGAN
Limbah domestik;
80.00%
Sumber: KEMENKES
24
Limbah domestik Limbah infeksius & patologi Limbah kimia & farmasi Limbah tajam Termometer & tabung rusak
JENIS WADAH DAN LABEL LIMBAH MEDIS
PADAT SESUAI KATEGORINYA
MERAH
KUNING
KUNING
UNGU
COKLAT
Sumber: PERMENKES 1204/2004 tentang Persyaratan Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit 25
26
SEGREGASI YANG BAIK:
LIMBAH PLASTIK INFEKSIUS
Sumber: KEMENKES 27
CONTOH WADAH UNTUK LIMBAH
PATOLOGIS/INFEKSIUS
28
SIMBOL LIMBAH B3
[PERMEN LH 14/2013]
29
CONTOH CARA PEMBERIAN SIMBOL DAN
LABEL PADA KEMASAN
TANDA ARAH
PENUTUP
LABEL
SIMBOL
30
CONTOH WADAH
LIMBAH MEDIS &
KANTONGNYA
31
CONTOH WADAH LIMBAH MEDIS
32
CONTOH WADAH LIMBAH BENDA
TAJAM
33
CONTOH PENANGANAN LIMBAH MEDIS YANG BENAR
3. Putar ujung atas plastik 4. Gunakan kepang plastik 5. Letakkan penutup wadah
untuk membentuk kepang untuk membentuk ikatan dan tempat pada tempat
tunggal. tunggal. penyimpanan sementara
(atau pada lokasi
pengumpulan internal).
35
PENGIKATAN KANTONG LIMBAH YANG SALAH
36
KAIDAH PENGISIAN LIMBAH DALAM
WADAH ATAU KANTONG
38
APD PETUGAS DI RUANG
DENGAN RADIASI APD PETUGAS YANG
MENANGANI LIMBAH
RADIOAKTIF 39
PENGHASIL LIMBAH PADAT INFEKSIUS
1 2 3
4 5 6
45
46
47
MALANG, 14/12 - LIMBAH MEDIS. Seorang polisi memeriksa barang bukti berupa puluhan
kilogram sampah medis diantaranya botol infus dan alat suntik yang berhasil disita di Mapolwil,
Malang, Jawa Timur, Minggu (14/12). Polwil Malang berhasil menggagalkan praktek penjualan
sampah medis yang seharusnya dimusnahkan dan kini sedang memeriksa 3 petugas IPL (Instalasi
Pengolahan Limbah) RSSA (Rumah Sakit Saiful Anwar) yang diduga terlibat dalam kasus tersebut.
Foto ANTARA/Ari Bowo Sucipto/ss/mes/08.
48
14/12/2008 15:47 [http://www.antarafoto.com/peristiwa/v1229244476/limbah-medis]
49
PENYIMPANAN LIMBAH B3
Dilakukan dengan cara antara lain:
a. menyimpan Limbah B3 di fasilitas Penyimpanan Limbah B3;
b. menyimpan Limbah B3 menggunakan wadah Limbah B3 sesuai kelompok
Limbah B3;
c. penggunaan warna pada setiap kemasan dan/atau wadah Limbah sesuai
karakteristik Limbah B3; dan
d. pemberian simbol dan label Limbah B3 pada setiap kemasan dan/atau
wadah Limbah B3 sesuai karakteristik Limbah B3.
51
MASA PENYIMPANAN LIMBAH B3
Untuk limbah bahan kimia kedaluwarsa, tumpahan, atau sisa kemasan; radioaktif;
farmasi; sitotoksik; peralatan medis yang memiliki kandungan logam berat tinggi;
dan tabung gas atau kontainer bertekanan disimpan di tempat Penyimpanan Limbah
B3 sebelum dilakukan Pengangkutan Limbah B3, Pengolahan Limbah B3, dan/atau
Penimbunan Limbah B3 paling lama:
1. 90 (sembilan puluh) hari, untuk Limbah B3 yang dihasilkan sebesar 50 kg (lima puluh kilogram)
per hari atau lebih; atau
2. 180 (seratus delapan puluh) hari, untuk Limbah B3 yang dihasilkan kurang dari 50 kg (lima
puluh kilogram) per hari untuk Limbah B3 kategori 1,
sejak Limbah B3 dihasilkan.
52
BAGAIMANA JIKA LIMBAH B3 MELEBIHI
MASA PENYIMPANAN?
Dalam hal Penghasil Limbah B3 tidak melakukan Penyimpanan
Limbah B3, Limbah B3 yang dihasilkan wajib diserahkan paling lama
2 (dua) hari sejak Limbah B3 dihasilkan kepada pemegang Izin
Pengelolaan Limbah B3 untuk kegiatan Penyimpanan Limbah B3
yang tempat penyimpanan Limbah B3nya digunakan sebagai depo
pemindahan.
53
KEWAJIBAN PENANGGUNG JAWAB
DEPO PEMINDAHAN (TRANSFER DEPO)
Memiliki:
a. fasilitas pendingin yang memiliki temperatur sama dengan atau lebih kecil dari 0 oC (nol
derajat celsius), apabila Limbah B3 disimpan lebih dari 2 (dua) hari sejak Limbah B3
dihasilkan;
b. fasilitas Pengolahan Limbah B3 yang memiliki Izin Pengelolaan Limbah B3 untuk kegiatan
Pengolahan Limbah B3; dan/atau
c. kerjasama dengan Pengolah Limbah B3 yang memiliki Izin Pengelolaan Limbah B3 untuk
kegiatan Pengolahan Limbah B3, untuk Limbah B3 dengan karakteristik infeksius; benda
tajam; dan patologis.
Ketentuan mengenai penggunaan tempat Penyimpanan Limbah B3 sebagai
depo pemindahan di atas harus dicantumkan dalam Izin Pengelolaan Limbah
B3 untuk kegiatan Penyimpanan Limbah B3.
Sumber: [Pasal 10, PERMEN LHK P.56/Menlhk-Sekjen/2015] 54
FASILITAS PENYIMPANAN LIMBAH
DALAM BANGUNAN UTAMA
56
CONTOH TATA LETAK RUTE SISTEM PENGUMPULAN
LIMBAH DARI KEGIATAN RUMAH SAKIT DAN/ATAU
FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN
57
CONTOH FASILITAS
PENYIMPANAN LIMBAH MEDIS
58
CONTOH FASILITAS PENYIMPANAN LIMBAH DAN
TEMPAT PEMINDAHAN LIMBAH KE ALAT
PENGANGKUTAN (EKSITU)
59
CONTOH PENYIMPANAN LIMBAH MEDIS
DALAM RUANGAN
60
CONTOH TPS LIMBAH INFEKSIUS (COLD
STORAGE)
61
CONTOH TEMPAT PENYIMPANAN
SEMENTARA LIMBAH B3
62
PENGUMPULAN LIMBAH PADAT INFEKSIUS
Pengumpulan limbah
padat infeksius
dilakukan oleh
petugas khusus
dengan jadwal
pengambilan limbah
medis pada pagi dan
siang hari, melalui
jalur khusus untuk
pengangkutan
limbah padat
infeksius
63
PEMILAHAN DAN PENIMBANGAN
Setelah dilakukan pengambilan
sampah medis kemudian
dilakukan pemilahan limbah
medis infeksius
65
PENGELOLAAN LIMBAH TABUNG GAS
66
PENGELOLAAN LIMBAH BENDA TAJAM
67
PENGELOLAAN LIMBAH RADIOAKTIF
68
PENGELOLAAN LIMBAH PATOLOGIS
69
Pengangkutan
70
71
72
73
TATA CARA
PEMBERIAN KODE
MANIFES LIMBAH B3
75
CONTOH GAMBAR
MOBIL ANGKUT RODA 3
Alat angkut ini khusus oleh penghasil
limbah B3 (bukan jasa) untuk
mengangkut dari lokasi penghasil ke:
1. Transfer depo, atau
2. Fasyankes yang dapat mengolah
limbah B3 dalam wilayah
provinsi.
Persyaratan teknis:
3. Boks bersifat permanen;
4. Tinggi boks maksimum 900 mm
(terhitung dari sadel pengemudi);
5. Lebar boks maksimum 1000 mm.
Persyaratan administrasi:
- Memiliki sertifikat uji berkala. 76
MANAJEMEN PENGANGKUTAN LIMBAH B3
TANTANGAN SAAT INI …………………………….
Akibat Kemasan yang tidak sesuai
77
Sumber: Ditjen HUBDAT, 2012
Contoh Kasus Kecelakaan karena
PERILAKU/SIKAP dalam Mengemudi
79
Dokumen Limbah B3
80
MEKANISME PERJALANAN DAN ALIRAN MANIFES LIMBAH B3
81
MODEL I
PENGELOLAAN LIMBAH RUMAH SAKIT
Pengolahan
Penghasil dengan Insinerator
RS A
Perusahaan
“X”
yang telah
Penghasil RS B mendapatkan izin dari KLH
Landfill
Kelas I
Penghasil RS C PT. PPLi
ABU
82
MODEL II
PENGELOLAAN LIMBAH RUMAH SAKIT
Penghasil
Landfill
Kelas I
RS B
PT. PPLi
ABU
Rumah Sakit
RS C “A”
(Penghasil+Pengolah)
Penghasil
RS D RS E
83
Penghasil Penghasil
PENGOLAHAN
PENGOLAHAN TERMAL PENGOLAHAN NONTERMAL
AUTOKLAF DISINFEKSI KIMIAWI
MICROWAVE PROSES BIOLOGIS
IRADIASI ENKAPSULASI
INSINERATOR INERTISASI
TEKNOLOGI LAIN SESUAI
PERKEMBANGAN ILMU
PENGETAHUAN DAN TEKNOLOGI.
84
CONTOH AUTOKLAF
85
PERSYARATAN AUTOKLAF
untuk autoklaf tipe gravity flow, desinfeksi limbah medis dilakukan pada:
Temperatur > 121oC dan tekanan 15 psi dengan waktu tinggal autoklaf > 60 menit;
temperatur > 135oC dan tekanan 31 psi dengan waktu tinggal autoklaf > 45 menit; atau
temperatur > 149oC dan tekanan 52 psi dengan waktu tinggal autoklaf > 30 menit.
untuk autoklaf tipe vacuum, desinfeksi limbah medis dilakukan pada:
temperatur > 121oC dan tekanan 15 psi dengan waktu tinggal autoklaf > 45 menit; atau
temperatur > 135oC dan tekanan 31 psi dengan waktu tinggal autoklaf > 30 menit.
86
LIMBAH DILARANG DIAUTOKLAF
limbah bahan kimia kedaluwarsa, tumpahan, sisa kemasan, atau
buangan produk yang tidak memenuhi spesifikasi;
limbah patologis dan jaringan anatomi;
limbah radioaktif;
limbah farmasi; dan
limbah material sitotoksik (genotoksik).
87
PROSES PENGOLAHAN
Sterilisasi
Pendinginan
Penirisan
Vacum
Pengeluaran
88
CONTOH ALAT AUTOKLAF (+PENCACAH) UNTUK
LIMBAH INFEKSIUS
89
MICROWAVE
Persyaratan teknis disinfeksi limbah medis menggunakan peralatan microwave
dilakukan pada temperatur 100oC (seratus derajat celsius) dengan waktu tinggal
sekurang-kurangnya 30 (tiga puluh) menit.
90
IRRADIASI FREKWENSI RADIO
(radiofrequency irradiation)
91
INSINERATOR???
92
INSINERATOR
[PERSYARATAN TEKNIS]
93
CONTOH GAMBAR MODEL INSINERATOR
DENGAN 2 (DUA) RUANG BAKAR
94
CONTOH INSINERATOR LIMBAH MEDIS 95
INSINERATOR
Pengolahan limbah B3
dengan menggunakan
insinerator
96
INSINERATOR
97
PEMANTAUAN
EMISI UDARA
INSINERATOR
98
PARAMETER EMISI UDARA YANG DIKONTROL DAN BM
No Parameter Kadar Maks (mg/Nm3)
1. Partikulat 50
2. Sulfur Dioksida (SO2) 250
3. Nitrogen Dioksida (NO2) 300
4. Hidrogen Fluorida (HF) 10
5. Hidrogen Klorida (HCl) 70
6. Karbon Monoksida (CO) 100
7. Total Hidrokarbon (sbg CH4) 35
8. Arsen (As) 1
9. Kadmium (Cd) 0,2
10. Kromium (Cr) 1
11. Timbal (Pb) 5
12. Merkuri (Hg) 0,2
13. Thallium (Tl) 0,2
14. Opasitas 10%
15. Efisiensi Pembakaran (EP) 99,95%
99
AMPUL BEKAS OBAT
Persyaratan teknis pengolahan limbah medis dengan cara penguburan dilakukan sebagai berikut:
lokasi kuburan harus bebas banjir, kedap air dan berjarak sekurang-kurangnya 200 m (lima puluh meter) dari sumur, perumahan,
fasilitas umum, dan kawasan lindung;
kedalaman kuburan sekurang-kurangnya 2 (dua) meter, diisi dengan limbah medis sebanyak-banyaknya setengah dari jumlah volume
total, dan ditutup dengan kapur dengan ketebalan sekurang-kurangnya 50 cm (lima puluh sentimeter) sebelum ditutup dengan tanah;
kuburan harus dilengkapi pagar pengaman;
apabila dilakukan penambahan limbah kedalam kuburan, tanah dengan ketebalan sekurang-kurangnya 10 cm (sepuluh sentimeter)
ditambahkan pada setiap lapisan limbah;
penguburan harus dilakukan dalam pengawasan yang ketat; dan
kuburan wajib dirawat dan dicatat oleh usaha dan/atau kegiatan yang melakukan penguburan.
101
CONTOH FASILITAS PENGUBURAN
UNTUK LIMBAH BENDA TAJAM
102
CONTOH FASILITAS PENGUBURAN
UNTUK LIMBAH PATOLOGIS
103
Penimbunan
104
105
106
CONTOH SOLIDIFIKASI SEBELUM DITEMPATKAN DI
PENIMBUNAN SANITARY/CONTROLLED LANDFILL
1) Limbah dicampur dengan pasir dan semen dengan perbandingan limbah, pasir dan
semen portland 3:1:2, atau dengan komposisi lain sehingga dapat memenuhi
persyaratan:
a. Uji kuat tekan dilakukan setelah 5 (lima) hari dengan kuat tekan rata-rata
minimum 225 kg/cm2 (duaratus duapuluh lima kilogram per meter persegi); dan
b. Hasil uji TCLP (toxicity characteristic leaching procedure) di bawah baku mutu
TCLP sebagaimana diatur dalam peraturan perundang-undangan.
2) Hasil pencampuran selanjutnya dituangkan dalam sebuah cetakan dengan ukuran
dimensi sekurang-kurangnya 40 cm x 40 cm x 40 cm, setelah cetakan tersebut
sebelumnya telah dilapisi dengan plastik sehingga dapat mengungkung campuran
limbah. Hasil pencampuran didiamkan selama 5 (lima) hari untuk penyempurnaan
proses solidifikasi, dan memenuhi persyaratan pada angka 10/
4) Apabila hasil uji mutu TCLP pada angka 3) dipenuhi, hasil proses solidifikasi
selanjutnya ditimbun di fasilitas penimbunan sanitary landfill atau controlled
landfill.
107
ENKAPSULASI
Proses enkasulasi pada prinsipnya melakukan solidifikasi terhadap limbah
untuk menghindari terjadinya pelindian terhadap limbah.
Limbah yang dilakukan enkapsulasi dapat berupa limbah benda tajam, limbah
farmasi dan/atau limbah bahan kimia sebelum akhirnya hasil enkapsulasi
tersebut ditimbun di landfill.
108
CONTOH DESAIN PENIMBUNAN LB3
109
110
111
TERIMA KASIH
SEMOGA BERMANFAAT
112