Anda di halaman 1dari 5

Catatan Kuliah Teknik Sampling dan Survai – TSS_S1 Kelas A, C dan D by Ismaini

SAMPLING SISTEMATIK atau SYSTEMATIC SAMPLING


LEARNING OUTCOME
Mahasiswa mampu :
(1) melakukan pengambilan sampel menggunakan Sampling Sistematik, dan
(2) menghitung nilai taksiran parameter dan menentukan besar ukuran sampel.

KASUS
Akan dipilih sejumlah 100 dokumen yang dari setumpuk dokumen berjumlah 1000 berkas.
Misalkan dokumen-dokumen tersebut disusun sedemikian hingga, 500 dokumen pertama adalah
dokumen yang sah dan 300 dokumen berikutnya adalah dokumen yang tidak sah serta 200
dokumen sisanya adalah dokumen yang belum dievaluasi.

DISKUSI KELAS :
Lakukan pengambilan dengan SRS! Dokomen mana yang terambil? Apakah dijamin semua
dokumen akan terwakili?
Misalkan N unit dalam tiap populasi diberi nomer 1 sampai dengan N. Kemudian diambil sampel
sebesar n unit dengan cara sebagai berikut.

Diambil 1 (satu) unit secara random dari k unit yang pertama. Kemudian unit-unit dari
sampel yang lain diambil dari setiap unit yang ke k di belakang satu unit yang diambil
sebelumnya secara sistematis. Prosedur ini disebut SAMPLING SISTEMATIK KELIPATAN ke-k
atau disebut SAMPLING 1 DALAM

ILUSTRASI :

Misalkan k diambil sebesar 5. Tentukan sampel yang terpilih!

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20

KEUNTUNGAN DARI SAMPLING SISTEMATIK


1. Pengambilan sampel sistematik lebih mudah dilaksanakan daripada Simpel Random
Sampling (SRS)
2. Lebih menghemat waktu (mengapa?)
3. Dibanding SRS; sampling sistematis memberikan “precision” lebih tinggi (mengapa?)
4. Dibanding Stratified Random Sampling (STRA); kadang-kadang “precision’ nya lebih
tinggi.

PROSEDUR MENENTUKAN SAMPEL SISTEMATIK (1)


Menurut Lahiri (1952) prosedur penentuan sampel dalam sampling sistematik adalah
sebagai berikut.
1. Tetapkan ukuran populasi = N dan ukuran sampel =n
2. Tentukan ‘k’ kelipatan ini diambil dengan ketentuan k=N/n
3. Pilih sebuah bilangan acak antara 1 sampai dengan N
4. Sampel selanjutnya diambil dari setiap unit kelipatan ke k memutari lingkaran sehingga
terpilih sampel sebesar n unit.

1
CONTOH APLIKASI
Misalkan diketahui N = 23 dan ditentukan n sebesar 5. Tentukan anggota sampel yang terpilih menggunakan
sistematik sampling!

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23
PROSEDUR MENENTUKAN SAMPEL SISTEMATIK (2)
Menurut Madow (1953) prosedur pengambilan sampel menggunakan sampling sistematis adalah
sebagai berikut.
1. Memilih secara acak, 1 (satu) sampel pada kelipatan k pertama. Nilai k biasanya
ditentukan dari N/n
2. Untuk menentukan sampel pertama,
a. Jika k ganjil, maka sampel pertama adalah (k+1)/2
b. Jika k genap, maka sampel pertama adalah k/2 atau (k+2)/2

SECARA UMUM : N bukan kelipatan dari k


Oleh karena itu metode sampling sistematik, mungkin menghasilkan ukuran sampel yang
berbeda. Kondisi ini dapat menimbulkan adanya DISTURBANCE atau gangguan. Namun demikian,
kondisi ini tidak berarti jika n besar (n>50).

GAMBARAN DISTURBANCE
Misalkan N=23 dan k = 5, maka komposisi sampel yang mungkin adalah sebagai berikut.
k (kelipatan) : I II III IV V
1 2 3 4 5

Komposisi Sampel

Dalam hal tertentu, sampling sistematis akan lebih baik daripada SRS. Hal ini tergantung
dari type populasi. Terdapat 3 (tiga) tipe populasi, yaitu :
a. Random population atau populasi acak
b. Ordered population atau populasi tersusun
c. Periodic population atau populasi periodik
Ad. a. Random population atau populasi acak
Suatu populasi dikatakan random atau acak apabila elemen-elemen populasi daam keadaan
acak atau in random order
Ad.b. Ordered population atau populasi bertingkat
Suatu populasi disebut tersusun atau ordered apabila elemen dalam populasi tersusun
menurut besar kecilnya suatu fenomena yang diamati
Ad.c. Periodic population atau populasi periodic
Suatu populasi dikatakan periodic, apabila elemen-elemen populasi mempunyai variasi yang
siklis atau cyclical variation.

DEFINISI SAMPLING SISTEMATIS


Adalah SRS dari satu unit kelompok (cluster) dari sebuah populasi dengan k kelompok unit

KOMPOSISI dari k SAMPEL SISTEMATIS

Kelipatan 1 2 ... I ... k


y1 y2 yi yk
yk+1 yk+2 yk+i y2k
. . . . N
. . . .
. . . .
Y(n-1)k+1 Y(n-1)k+2 Y(n-1)k+i Ynk
Rata-
rata y1 y2 yi yk

2
TAKSIRAN PARAMETER POPULASI
Sama seperti rancangan sampling sebelumnya, parameter populasi yang ditaksir adalah
rata-rata, total dan proporsi.
n

y
j 1
j

1. TAKSIRAN RATA-RATA POPULASI  μˆ  y sy 


n

σ2  N  n
Variansi dari y sy  V (y Sy )   
n  N 

σ2  N n
Batas kekeliruan taksiran dari rata-rata adalah : B  z α V (y Sy )  z α  
1
2
1
2
n  N 

 N n
jika N tidak diketahui maka   diabaikan
 N 

σˆ 2  N  n 
Jika 2 tidak diketahui maka V (y Sy ) ditaksir oleh Vˆ (y Sy )   
n  N 

dengan σ̂ 2 
1 n
 yi  y sy 2
n - 1 i=1

Contoh 1 :
Pada suatu kebun jeruk ada N = 1484 pohon jeruk. Diambil sampel sebanyak n = 212 pohon
secara sistematik. Untuk dapat melakukan sampling sistematik maka pohon jeruk diberi
nomor 1 sampai dengan 1484. Tunjukkan sampel yang diperoleh dengan metode sistematik
sampling.

Contoh 2 :
Dari pohon terpilih dilakukan pengukuran terhadap kandungan gula jeruknya dan hasilnya
diberikan pada Tabel di text book halaman (...). Hitung taksiran rata-rata kandungan gula
jeruknya dan lakukan batas kesalahan estimasinya!.

2. TAKSIRAN TOTAL POPULASI  : τˆ  Ny sy

σ2  N  n
Penaksir varians   V (τˆ)  V(Ny sy )  N 2 V (y sy )  N 2  
N  N 

Batas kekeliruan taksiran  B  z α σ2  N n


1
V(Ny sy )  z 1α N2  
2 2 n  N 

σˆ 2  N  n 
Jika 2 tidak diketahui maka V (τˆ) ditaksir oleh Vˆ (τˆ)  N 2  
n  N 

3
dengan σ̂ 2 
1 n
 yi  y sy 2
n - 1 i=1

Contoh 3 :
Suatu perusahaan yang bergerak dibidang holtikultura, memiliki satu kebun percobaan yang
ditanami 1300 pohon apel varietas baru yang masih dalam pene-litian. Peneliti ingin
menaksir jumlah panenan dari kebun tersebut ( dalam keranjang buah) dengan
menggunakan sampel sistematik 1 dalam 10 pohon. Rata-rata dan varians dari pohon
tersampel diperoleh sebagai berikut :
ˆ 2  0,48 . Dengan menggunakan data ini taksirlah  dan batas
y sy  3,52 keranjang dan 
kekeluruan taksirannya pada tingkat keyakinan 5%.

3. TAKSIRAN DARI PROPORSI POPULASI, P


Data pengamatan untuk menaksir populasi merupakan data katagorikal yaitu data yang
hanya bernilai 0(nol) atau 1(satu) yaitu :
yi = 0 jika elemen sampel ke i tidak mempunyai karakteristik yang diamati.
yi = 1 jika elemen sampel ke i mempunyai karakteristik yang diamati
i = 1, 2, … , n
n
yj
j 1
Taksiran proporsi populasi P  P̂sy  y sy 
n

P̂sy Q̂sy  N  n 
Varians taksiran dari P̂sy adalah  V̂ ( P̂sy )    ; Q̂sy  1  P̂sy
n 1  N 

P̂sy Q̂sy  N  n 
Batas kekeliruan taksirannya adalah  B  z1 2 V̂ ( P̂sy )  z1 2  
n 1  N 

Contoh 4 :
Suatu sampel sistematik 1 dalam 6 diambil dari daftar karyawan PMA, untuk menaksir
proporsi dari pemberi suara yang menyetujui adanya usulan tentang suatu peraturan baru
yang akan diberlakukan 3 bulan yang akan datang. Diketahui perusahaan tersebut memiliki
5775 karyawan, pemilihan angka awal dari 1 – 6 diperoleh angka 4. Data karyawan dapat
dilihat pada Tabel di textbook (hal ....) .Taksirlah proporsi karyawan yang menyetujui
peraturan tersebut diberlakukan dan batas kekeliruan taksirannya pada tingkat keyakinan
5%.

UKURAN SAMPEL SEHUBUNGAN DENGAN MENAKSIR PARAMETER

1. Ukuran sampel (n) untuk menaksir rata-rata dan total populasi diberikan sebagai

N 2
n dengan D untuk :
( N 1 ) D   2
2
 
a) menaksir rata-rata adalah D   B 
z 
 1 2 
2
 
b) menaksir total adalah D   B 
N z 
 1 2 

4
2. Ukuran sampel (n) untuk menaksir Proporsi populasi adalah sebagai berikut :

NPQ
n ,
( N  1 ) D  PQ

dengan Q = 1 – P, apabila P tidak diketahui maka digunakan P̂ yang diperoleh dari


2
 
penelitian/survei pendahuluan. Dengan nilai D diperoleh dari : D   B 
 z1  
 2

Contoh 5 :

Suatu perusahaan besar yang bergerak dibidang jasa ingin menaksir rata-rata jumlah waktu
keterlambatan pembayaran yuran. Suatu sampel sistematik akan diambil dari daftar
pelanggan sebanyak 2500 tagihan pelanggan yang terlambat. Penelitian yang sama telah
dilakukan tahun lalu diperoleh variansi sampel sebesar 100 hari. Tentukan besar sampel
untuk menaksir  dengan batas kekeliruan taksiran sebesar 2 hari pada tingkat keyakinan
0,05

Contoh 6 :
Suatu perusahaan periklanan melakukan promosi awal untuk suatu produk baru. Perusahaan
ingin mengambil sampel pelanggan potensial pada suatu komunitas kecil untuk menentukan
pendapat pelanggan. Untuk menghemat biaya, peneliti memutuskan menggunakan sampel
sistematik dari 5000 daftar nama yang terdaftar pada komunitas itu dan melakukan
wawancara melalui telepon. Tentukan ukuran sampel untuk menaksir proporsi P, adalah
proporsi mereka yang menyukai produk baru tersebut dengan batas kekeliruan yang
dikehendaki B = 0,03 pada tingkat keyakinan 5%

==sekian==

Anda mungkin juga menyukai