Anda di halaman 1dari 68

PENGARUH MODERNISASI

SISTEM ADMINISTRASI PERPAJAKAN,


SANKSI PAJAK DAN KESADARAN WAJIB PAJAK
TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI
(Studi Empiris Wajib Pajak di KPP Pratama Serpong)

SKRIPSI

Ditulis Oleh
FLORIANA CEME UA
NIM. 171011201500

PROGRAM STUDI S1 AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS PAMULANG
TANGERANG SELATAN
2020
PENGARUH MODERNISASI
SISTEM ADMINISTRASI PERPAJAKAN,
SANKSI PAJAK DAN KESADARAN WAJIB PAJAK
TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI
(Studi Empiris Wajib Pajak di KPP Pratama Serpong)

SKRIPSI
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Meraih Gelar Sarjana S1 Akuntansi

Ditulis Oleh
FLORIANA CEME UA
NIM. 171011201500

PROGRAM STUDI S1 AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS PAMULANG
TANGERANG SELATAN
2020
MOTTO

Setiap Tantangan merupakan kesempatan untuk mengenal siapa

diri kita dan untuk apa diri kita

&

Kita tahu sekarang, bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk

mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka

yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah.

(Roma 8:28)

iii
LEMBAR PERSETUJUAN

PENGARUH MODERNISASI
SISTEM ADMINISTRASI PERPAJAKAN,
SANKSI PAJAK DAN KESADARAN WAJIB PAJAK
TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI
(Studi Empiris Wajib Pajak di KPP Pratama Serpong)

Oleh

FLORIANA CEME UA
NIM.171011201500

Skripsi ini telah disetujui untuk diajukan kepada majelis penguji skripsi, Program

Studi S1 Aakuntansi, Fakultas Ekonomi Universitas Pamulang, pada tanggal

….oleh:

Menyetujui Mengetahui
Pembimbing Skripsi, Ketua Program Studi S1 Akuntansi

iv
LEMBAR PENGESAHAN

PENGARUH MODERNISASI
SISTEM ADMINISTRASI PERPAJAKAN,
SANKSI PAJAK DAN KESADARAN WAJIB PAJAK
TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI
(Studi Empiris Wajib Pajak di KPP Pratama Serpong)

Oleh
FLORIANA CEME UA
NIM.171011201500

Skripsi ini telah dipertahankan di majelis penguji skripsi, Program Studi S1


Akuntansi
Fakultas Ekonomi Universitas Pamulang, pada tanggal……dan dinyatakan…
Pembimbing Skripsi

Penguji 1 Menyetujui Penguji II

Ketua Program Studi S1 Akuntansi

v
LEMBAR PERNYATAAN

Yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : Floriana Ceme Ua

NIM : 171011201500

Fakultas / Program Studi : Ekonomi / S1 Akuntansi

Konsentrasi : Pajak

Judul Skripsi : Pengaruh Modernisasi Sistem Administrasi


Perpajakan, Sanksi Pajak Dan Kesadaran Wajib Pajak Terhadap Kepatuhan Wajib
Pajak Orang Pribadi

Dengan ini menyatakan bahwa:

1. Skripsi ini ditulis dengan dengan penuh tanggung jawab dan benar- benar
hasil penelitia pribadi.

2. Skripsi ini bukan hasil plagiat dan atau menyalin dari skripsi orang lain.

3. Setiap kutipan, saduran atau pernyataan yang terdapat dalam Skripsi ini,
merupakan rujukan yang disebutkan jelas sumbernya dan dicantumkan
dalam daftar Pustaka.

4. Apabila dikemudian hari, terbukti ada pelanggaran mengenai keaslian


skripsi ini, maka saya siap menerima sanksi sesuai dengan peraturan yang
berlaku.

Demikian pernyataan ini saya buat debgan sebenar – benarnya, dan dapat
dipertanggung jawabkan.

vi
Pamulang, …………..

FLORIANA CEME UA
NIM.171011201500

vii
DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Floriana Ceme Ua


Tempat, Tanggal Lahir : Nunubeza, 04 Mei 1995
Jenis Kelamin : Perampuan
Agama : Katholik
Kebangsaan : Indonesia
Status : Single
Alamat : Yayasan Bina Bhakti, Perumahan Puri 2, Kelurahan
Babakan, Kecamatan Setu, Kota Tangerang Selatan
Telepon : 082119515047
Email : lorryceme0405@Gmail.Com
Riwayat Pendidikan : Sekolah Dasar Inpres Dorameli (2008)
SMP Negeri 1 Boawae (2011)
SMA Swasta Katholik St Clemens Boawae (2014)

Demikianlah daftar riwayat hidup ini saya buat dengan sebenar – benarnya.

Pamulang,…………….

FLORIANA CEME UA
NIM.171011201500

viii
LEMBAR PERSEMBAHAN

Skripsi ini kupersembahkan kepada:

TUHAN YESUS KRISTUS

Yang telah menuntun, membimbing dan menopangku, serta memberikan


penghiburan dan kekuatan bagiku disaat suka dan duka.

Sekaligus sebagai ungkapan terima kasihku kepada :

*Bapak Dan Ibu, motivator terbesar dalam hidupku, yang selalu mendoakan dan
menyayangiku, sehingga aku dapat menyelesaikan tugas akhir ini.

*Kakak dan Adik (Bertha & Kris), yang selalu memberikan inspirasi dalam
hidupku.

*Keluarga tercinta,terimaksih untuk semua yang selalu mendukung, memberikan


semangat serta doa.

*Keluarga Asrama Bina Bhakti, yang selalu mendoakan dan memberikan saran
selama skripsi ini berjalan. Terimakasih atas bantuan, doa, nasehat, hiburan dan
semangat yang kalian berikan selama ini.

ix
ABSTRAK

x
ABSTRACT

xi
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, yang telah
memberikan rahmat dan karunia-Nya, sehingga saya dapat menyelesaikan skripsi
ini. Skripsi ini menganalisis pengaruh pengetahuan perpajakan, sanksi pajak dan
kesadaran wajib pajak terhadap kepatuhan wajib pajak di KPP Pratama Serpong.
Penulisan skripsi ini dilakukan dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk
mencapai Gelar Sarjana Akuntansi dalam Ilmu Akuntansi pada Fakultas Ekonomi
Universitas Pamulang.
Skripsi penelitian ini disusun atas kerjasama dan berkat bantuan dari
berbagai pihak. Pada kesempatan ini saya ingin menghaturkan rasa hormat dan
terima kasih sebesar-besarnya kepada:
1. Bapak Dr. (H.C). Drs. H. Darsono, selaku Ketua Yayasan Sasmita Jaya
yang telah mewujudkan mimpi-mimpi anak bangsa dengan mempelopori
adanya pendidikan dengan biaya terjangkau dan berkualitas.
2. Bapak Dr. H. Dayat Hidayat, M.M., selaku Rektor Universitas Pamulang
yang telah berupaya keras menjadikan Universitas Pamulang semakin
berkualitas.
3. Bapak Dr. H. Endang Ruhiyat, S.E., M.M., CSRA., CMA., selaku Dekan
Fakultas Ekonomi Universitas Pamulang yang telah memajukan Fakultas
Ekonomi menjadi semakin baik.
4. Ibu Effriyanti, S.E., Akt., M.Si., CA., selaku Ketua Program Studi
Akuntansi S1 yang senantiasa sabar memberikan pengarahan.
5. Ibu Rini Septiowati, S.E, M.M, selaku dosen pembimbing yang telah sabar
dan bijak membimbing, memberikan dukungan, dan membantu penulis
dalam menyelesaikan skripsi ini.

xii
6. Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Ekonomi Program Studi Akuntansi S1 yang
telah memberikan ilmu yang bermanfaat.
7. Bapak dan Ibu jajaran staf Universitas Pamulang terkhusus staf akuntansi,
yang telah membantu memperlancar upaya saya dalam menyelesaikan
studi di Universitas Pamulang.
8. Teristimewa kedua orang tua, kakak dan adik yang selalu memberikan
support, doa dan dukungan terbaik untuk skripsi ini.
9. Kepada sahabat terbaik saya Nina Muslimah, Rintho, Shanti, Sheli dan
teman-teman baik saya yang telah memberikan doa dan dukungan selama
ini.
10. Semua pihak yang telah membantu kelancaran skripsi ini yang tidak bisa
disebutkan satu per satu. Terima kasih atas dorongan, motivasi, bantuan,
dan doa yang telah diberikan.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih jauh dari yang
diharapkan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun. Penulis berharap skripsi ini dapat berguna bagi para pembaca dan
dunia ilmu pengetahuan.

Pamulang, Desember 2020

Penulis,

FLORIANA CEME UA
NIM.171011201500

xiii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ..................................................................................


.......................................................................................................................i
HALAMAN MOTO ...................................................................................
......................................................................................................................iii

LEMBAR PERSETUJUAN .......................................................................


......................................................................................................................iv

LEMBAR PENGESAHAN.........................................................................
.......................................................................................................................v

LEMBAR PERNYATAAN .........................................................................


......................................................................................................................vi

DAFTAR RIWAYAT HIDUP .....................................................................


.....................................................................................................................viii

LEMBAR PERSEMBAHAN ……………………………........................


ix

ABSTRAK....................................................................................................
.......................................................................................................................x

ABSTRACT...................................................................................................
......................................................................................................................xi

KATA PENGANTAR ..................................................................................


.....................................................................................................................xii

DAFTAR ISI.................................................................................................

xiv
.....................................................................................................................xiv

DAFTAR TABEL.........................................................................................
.....................................................................................................................xiii

DAFTAR GAMBAR....................................................................................
.....................................................................................................................xiv

DAFTAR LAMPIRAN ...............................................................................


......................................................................................................................xv

BAB 1 PENDAHULUAN ...........................................................................


.......................................................................................................................1

1.1 Latar Belakang Penelitian ...........................................................


.....................................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah .......................................................................


.....................................................................................................5

1.3 Tujuan Penelitian ........................................................................


.....................................................................................................6

1.4 Manfaat Penelitian.......................................................................


.....................................................................................................6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA .................................................................


.......................................................................................................................8

2.1 Landasan Teori ...........................................................................


...........................................................................................................8

2.1.1 Teori Atribusi ..............................................................


...........................................................................................................8
xv
2.1.2 Modernisasi Sistem Administrasi Perpajakan ..............
...........................................................................................................9

2.1.3 Sanksi Pajak .................................................................


..........................................................................................................11

2.1.4 Kesadaran Wajib Pajak ................................................


..........................................................................................................11

2.1.5 Kepatuhan Wajib Pajak ................................................


..........................................................................................................12

2.2 Penelitian Terdahulu ...................................................................


......................................................................................................................19

2.3 Kerangka Berpikir .......................................................................


......................................................................................................................24

2.4 Pengembangan Hipotesis ............................................................


......................................................................................................................25

BAB III METODOLOGI PENELITIAN .................................................


......................................................................................................................30

3.1 Jenis Penelitian .............................................................................


......................................................................................................................30

3.2 Tempat Dan Waktu Penelitian .....................................................


......................................................................................................................30

3.3 Operasional Variabel Penelitian ..................................................


......................................................................................................................32

3.4 Populasi Dan Sampel Penelitian .................................................


xvi
......................................................................................................................36

3.5 Teknik Pengumpulan Data ..........................................................


......................................................................................................................37

3.6 Teknik Analisis Data ...................................................................


......................................................................................................................38

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................


......................................................................................................................46

xvii
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu .....................................................................

Tabel 3.1 Waktu Penelitian ..........................................................................

Tabel 3.2 Operasional Variabel ....................................................................

xiv
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual ................................................................

xv
DAFTAR LAMPIRAN

xvi
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penelitian


Indonesia merupakan negara yang memiliki berbagai kekayaan sumber daya,

tetapi saat ini Indonesia belum mmpu memaksimalkan sumber daya tersebut.

Pajak adalah salah satu sumber penerimaan Negara terbesar di Indonesia. Lebih

dari 75% penerimaan Negara kita berasal dari Pajak. Pengertian pajak yaitu

pungutan wajib yang dilakukan oleh Pemerintah yang diatur dalam Undang-

Undang dan bersifat memaksa dimana untuk membiayai kebutuhan Negara untuk

kesejahteraan bangsanya. Direktorat Jenderal Pajak tidak hanya

bertanggungjawab dalam hal penerimaan pajak, namun juga bertanggung jawab

terhadap tingkat kepatuhan wajib pajak (Pravasanti, Y. A., & Pratiwi, D. N.

(2021).

Realisasi Pendapatan Negara dan Hibah hingga akhir November tercatat sebesar

Rp1.423 Triliun atau 83,7% dari target APBN sesuai Peraturan Presiden Nomor 72 Tahun

2020.  Penerimaan perpajakan pada bulan November terjadi pembaikan. Total penerimaan

pajak pada bulan lalu mencapai Rp925,3 Triliun atau 77,2% dari target APBN. Untuk PPh

Non Migas tercatat telah merealisasikan Rp492,6 triliun, PPN tercatat terealisasi sebesar

Rp378,8 Triliun, dan PBB relatif lebih kecil yaitu terealisasi Rp19,1 triliun. Selanjutnya,

penerimaan perpajakan dari sisi kepabeanan dan cukai sampai dengan akhir November

telah terealisasi sebesar Rp183,5 triliun atau 89,21% dari target APBN berdasarkan

Perpres 72/2020. Hal ini menunjukkan penerimaan dari sektor ini mengalami

pertumbuhan yang positif.  Pendapatan Negara Bukan Pajak (PNBP) mengalami

turbulensi.

1
Pada bulan November tercatat realisasi PNBP sebesar Rp304,9 triliun atau 103,66%

dari target APBN berdasarkan Perpres 72/2020. Penerimaan PNBP dari Sumber Daya

Alam mencapai Rp88,8 triliun, PNBP dari Kekayaan Negara yang Dipisahkan sebesar

Rp66 Triliun, dan PNBP lainnya sebesar Rp92,9 triliun, sedangkan untuk pendapatan

Badan Layanan Umum (BLU) sebesar Rp114,3 triliun. (https://www.kemenkeu.go.id).

Peningkatan penerimaan pajak diharapkan pajak mampu memenuhi kebutuhan

dalam pembangunan negara serta mengatasi permasalahan yang dihadapi oleh

Indonesia dalam bidang ekonomi, sehingga kesejahteraan rakyat Indonesia akan

semakin meningkat dan tidak tertinggal dengan negara lain. Salah satu upaya

pemerintah untuk memaksimalkan penerimaan perpajakan adalah dengan

melakukan reformasi perpajakan, yaitu mengubah sistem perpajakan dari official

assessment system menjadi self-assessment system. Pada sistem ini, pemerintah

hanya mengawasi apakah pajak yang dilaporkan telah sesuai berdasarkan

penghasilan wajib pajak yang diterima, sehingga pelaksanaan sistem tersebut

sangat bergantung pada kepatuhan Wajib Pajak dalam melaksanakan kewajiban

perpajakan (Titis Wahyu Adi,2018). Kepatuhan wajib pajak merupakan suatu

keadaan dimana wajib pajak memenuhi semua kewajiban perpajakan dan

melaksanakan hak perpajakan. Kepatuhan tersebut diidentifikasi kewajiban wajib

pajak dalam menyetor kembali SPT dan kepatuhan dalam menghitung tunggakan

pajak yang harus dibayarkan. . Kepatuhan sebagai wajib pajak digunakan sebagai

upaya pemenuhan kewajiban terhadap perpajakan dilaksanakan oleh pembayar

pajak untuk memberi partisipasi dalam membantu pengembangan fasilitas negara,

dalam pemenuhannya yaitu pembayaran diberikan dan dilakukan secara ikhlas.

Namun, fakta menunjukkan bahwa pada presentase kepatuhan wajib pajak

2
pada tahun 2018 di KPP Pratama Serpong diketahui sedikitnya 30 ribu wajib pajak

(WP) dari 58 ribu wajib pajak (WP) yang menjadi cakupan Kantor Pelayanan Pajak

Pratama (KPP) Serpong, baru melaporkan pajaknya. Kepala KPP Pratama Serpong,

Menurut Kepala KPP Pratma, ada 58 ribu WP orang pribadi yang tercatat di KPP Pratama

Serpong, namun baru sekitar 30 ribuan WP yang patuh atau telah melakukan pelaporan.

Menurut Arif kewajiban 58 ribu WP tersebut menyampaikan SPT paling akhir adalah 31

Maret 2018. Berdasarkan ketentuan, keterlambatan penyampaian laporan SPT pajak,

maka WP mendapat sanksi administrasi berupa denda sebesar Rp100 ribu

(https://tangerangcorner.com).

Adanya ketidakcapaian realisasi dengan target yang ditetapkan ternyata dapat

dipengaruhi oleh rendahnya kepatuhan wajib pajak. Menurut Candra, Wibisono,

dan Mujilan (2013) menyatakan bahwa salah satu sarana yang diberikan

pemerintah untuk meningkatkan kepatuhan wajib pajak yaitu dengan modernisasi

sistem administrasi perpajakan. Hal ini menjadi penting karena dengan

mempengaruhi kepatuhan wajib pajak maka akan meningkatkan penerimaan pajak

negara. Adanya reformasi perpajakan membuat sistem yang berlaku menjadi lebih

sederhana yang meliputi penyederhanaan jenis, tarif, pembayaran pajak dan

pembenahan pegawai perpajakan. Reformasi perpajakan tersebut diharapkan

dapat meningkatkan jumlah wajib pajak dan beban pajak akan semakin adil serta

wajar, sehingga mampu mendorong wajib pajak untuk membayar pajak serta

menghindarkan diri dari pegawai pajak yang mengambil keuntungan untuk

kepentingan sendiri. Seperti pada penelitian Arifa (2017), Rita Andini (2017), dan

Kharis Raharjo (2017) yang menyatakan bahwa Modernisasi sistem administrasi

perpajakan berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepatuhan wajib pajak

3
orang pribadi. Selain dengan self assessment strategi pemerintah untuk

meningatkan penerimaan pajak dan sekaligus meningkatkan Kepatuhan Wajib

Pajak dalam membayar pajak, pemerintah juga menerapkan Sanksi Perpajakan.

Sanksi perpajakan merupakan jaminan bahwa ketentuan peraturan perundang-

undangan perpajakan (norma perpajakan) akan dituruti/ditaati/ dipatuhi, dengan

kata lain sanksi perpajakan merupakan alat pencegah agar wajib pajak tidak

melanggar norma perpajakan (Mardiasmo, 2011: 59). Sanksi perpajakan ini

diharapkan dapat memberikan efek jera kepada wajib pajak yang melanggar

ketentuan perpajakan dan wajib pajak akan memenuhi kewajibannya bila

memandang Sanksi Pajak lebih banyak merugikannya. Berdasarkan penelitian

yang dilakukan Zaen Zulhaj Imaniati (2016) mendukung penelitian yang akan

dilakukan di KPP Pratama Cilacap yang mengatakan sanksi perpajakan

berpengaruh positif tarhadap Kepatuhan Wajib Pajak. Selain modernisasi sistem

administrasi perpajakan, dan sanksi perpajakan penerimaan pendapatan pajak juga

dapat berlangsung secara maksimal apabila didukung oleh kesadaran wajib pajak

yang tinggi dalam mematuhi kewajiaban perpajakan yang berlaku.

Kesadaran adalah keadaan mengetahui atau mengerti, sedangkan perpajakan

adalah perihal pajak. Sehingga kesadaran perpajakan adalah keadaan mengetahui

atau mengerti perihal pajak. Penilaian positif wajib pajak terhadap pelaksanaan

fungsi negara oleh pemerintah akan menggerakkan masyarakat untuk mematuhi

kewajibannya untuk membayar pajak. maka dari itu kesadaran Wajib Pajak

mengenai perpajakan amatlah diperlukan guna meningkatkan kepatuhan Wajib

Pajak (Jotopurnomo, Cindy, and Yenni Mangoting. (2013): 49). Kesadaran wajib

4
pajak adalah suatu kondisi dimana wajib pajak mengetahui, memahami dan

melaksanakan ketentuan perpajakan dengan benar dan sukarela. Jumlah

pendapataan dari sumber pajak tergantung dari kesadaran masyarakat

untuk melaksanakan tanggung jawab sebagai wajib pajak, tingkat kesadaran yang

tinggi dibutuhkan dalam membantu pendapatan negara. Berdasarkan penelitian

yang dilakukan Wulandari Agustinngsih (2016) kesadaran Wajib Pajak

berpengaruh positif terhadap Kepatuhan Wajib Pajak di KPP Pratama

Yogyakarta. Penelitian ini mengacu pada penelitian sebelumnya yang dilakukan

oleh Titis Wahyu Adi (2018). Perbedaan penelitian ini dengan pnelitian

sebelumnya adalah peneliti meneliti di tempat yang berbeda.

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi terhadap upaya

pemerintah dalam meningkatkan kepatuhan wajib pajak, dengan melakukan

identifikasi factor– faktor yang mempengaruhi kepatuhan wajib pajak di KPP

Pratama Serpong. Sehingga wajib pajak yang mempunyai tunggakan pajak dapat

termotivasi untuk tepat membayarkan pajaknya dan selanjutnya dapat

meningkatkan penerimaan pajak.

Berdasarkan masalah tersebut penulis mengambil judul penjelasan diatas

dijadikan sebagai bahan referensi bagi penulis untuk menyelesaikan penelitian ini.

Dalam penelitian ini akan membahas mengenai “PENGARUH MODERNISASI

SISTEM ADMINISTRASI PERPAJAKAN, SANKSI PAJAK DAN

KESADARAN WAJIB PAJAK TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK

ORANG PRIBADI”

1.2 Rumusan Masalah

5
1. Apakah Modernisasi Sistem Administrasi Perpajakan berpengaruh

terhadap Kepatuhan Wajib Pajak?

2. Apakah Sanksi Pajak berpengaruh terhadap Kepatuhan Wajib Pajak?

3. Apakah Kesadaran Wajib Pajak berpengaruh terhadap Kepatuhan

Wajib Pajak?

4. Apakah Modernisasi Sistem Administrasi Perpajakan, Sanksi Pajak

dan Kesadaran Wajib Pajak secara simultan berpengaruh terhadap

Kepatuhan Wajib Pajak?

1.3 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian adalah:

1. Untuk mengetahui pengaruh Modernisasi Sistem Administrasi

Perpajakan terhadap Kepatuhan Wajib Pajak.

2. Untuk mengetahui pengaruh Sanksi Pajak terhadap Kepatuhan Wajib

Pajak.

3. Untuk mengetahui pengaruh Kesadaran Wajib Pajak terhadap

Kepatuhan Wajib Pajak.

4. Untuk mengetahui pengaruh Modernisasi Sistem Administrasi

Perpajakan, Sanksi Pajak dan Kesadaran Wajib Pajak berpengaruh

terhadap Kepatuhan Wajib Pajak.

1.4 Manfaat Penelitian

1) Manfaat Teoritis

a. Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi mahasiswa

umumnya sebagai bahan tambahan pertimbangan dan pemikiran

6
dalam penelitian lebih lanjut dalam bidang sama. Selain itu,

diharapkan penelitian ini dapat meningkatkan keterampilan berfikir

peneliti dalam hal penyelesaian masalah, dan

dapat ,mengimplementasikan ilmu yang telah diperoleh selama

masa perkuliahan.

b. Penelitian ini diharapkan dapat berguna sebagai acuan peneliti lain

yang tertarik untuk mengembangkan dan menganalisa lebih jauh,

studi mengenai masalah yang tersaji dalam tulisan ini, dan sebagai

bahan pertimbangan referensi Pustaka mahasisiwa Universitas

Pamulang.

2) Manfaat Praktis

a. Penelitian ini dapat dijadikan sumber informasi dan sebagai

masukan untuk meningkatkan kepatuhan wajib pajak dalam

pembayaran pajak ke kas negara.

b. Sebagai sumber informasi sehingga dapat menambah wawasan

mengenai perpajakan dan sebagai ilmu pengetahuan betapa

pentingnya pajak untuk pembanguanan dan kemakmuran

masyarakat.

7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori

Kajian pustaka merupakan kegiatan mendalami, mencermati, menelaah

dan mengindentifikasi pengetahuan menurut Suharsimi Arikunto, 2010:58 dalam

Muslim (2018). Kajian ini akan memuat teori - teori dengan menggunakan

berbagi sumber dan literatur baik berupa buku maupun referensi lain, hasil

penelitian yang telah diteliti oleh peneliti lain dan publikasi umum yang

berhubungan dengan masalah -masalah penelitian atau mengemukakan beberapa

teori yang relevan dengan variabel- variabel penelitian. Teori tersebut dibagi

menjadi tiga bagian yaitu; grand theory, middle theory dan applied theory.

2.1.1 Teori Atribusi

Menurut Robbinss dan Judge (2008) menjelaskan bahwa teori atribusi

merupakan teori yang menjelaskan mengenai bagaimana ketika seorang individu

yang mengamati perilaku seseorang, dan kemudian individu tersebut

berupaya/berusaha untuk menentukan apakah perilaku seseorang yang ia amati

tersebut disebabkan oleh faktor internal atau eksternal. Sedangkan menurut

Robbinss (1996) menjelaskan bahwa perilaku yang disebabkan secara internal

ialah perilaku yang memang dipercaya dan diyakini terjadi dibawah

pengaruh/kendali pribadi individu tersebut. Teori atribusi dapat dijadikan sebagai

8
teori dasar yang relevan untuk dapat menjelaskan berbagai faktor yang memang

dapat mempengaruhi kepatuhan wajib pajak, seperti yang terdapat model yang

dibangun dalam penelitian ini. Melalui teori ini, kepatuhan wajib pajak dapat

dihubungkan dengan sikap seorang wajib pajak untuk memberikan berbagai

penilaian tersendiri terhadap pajak itu sendiri. Berdasarkan penelitian yang

dilakukan oleh Masruroh dan Zulaikha (2013) merupakan salah satu penelitian

terdahulu yang juga menggunakan teori atribusi sebagai teori dasar yang dapat

menjelaskan berbagai faktor yang dapat mempengaruhi kepatuhan wajib pajak,

seperti yang dibangun dalam penelitiannya.

2.1.2 Modernisasi Sistem Administrasi Perpajakan

Pajak merupakan sumber penerimaan negara yang mencerminkan

kegotong royongan masyarakat dalam membiayai negara (Irawati, W., & Sari, A.

K., 2019). Pada dasarnya sasaran administrasi perpajakan adalah upaya

peningkatan kepatuhan dalam pemenuhan kewajiban perpajakan dan pelaksaaan

ketentuan perpajakan secara sama antara Fiskus dan Wajib Pajak dalam menilai

suatu ketentuan untuk mendapatkan penerimaan pajak maksimal dengan biaya

optimal (Maria, Delli (2014). Adanya modernisasi administrasi perpajakan akan

membuat sistem administrasi perpajakan menjadi semakin efisien. Hal ini

dikarenakan, dalam prosesnya teknologi menjadi salah satu aspek yang

dimanfaatkan. Dengan memanfaatkan teknologi akan membuat wajib pajak akan

semakin lebih ringkas dan cepat dalam memenuhi kewajibannya. Contohnya saja

ialah pada saat ini kita mengenal e-filing. Melalui e-filing wajib pajak tidak perlu

lagi untuk datang dan mengantri ke kantor pelayanan pajak (KPP) untuk

9
melaporkan surat pemberitahuan (SPT) pajaknnya. Si wajib pajak cukup

melaporkan SPT nya secara online menggunaka e-filing dan dapat dilakukan

dimana saja dan kapan saja. Maka dari itu, wajar saja dengan adanya modernisasi

administrasi perpajakan akan membuat wajib pajak untuk menjadi semakin rajin

dan patuh dalam memenuhi kewajiban perpajakannya (Zuhair,2018).

Menurut Sarunan (2015) menjelaskan bahwa maksud dari adanya

modernisasi administrasi perpajakan ini ialah adanya perbaikan struktur organisasi

dan pemanfaatan teknologi dalam kaitan pelaksanaan proses administrasi

perpajakan. Contohnya pada saat ini, di Indonesia wajib pajak dapat mengisi Surat

Pemberitahuan (SPT) pajak secara online dengan memanfaatkan fasilitas e-filling.

Ada 4 tujuan adanya modernisasi adminitrasi perpajakan menurut Sarunan antara

lain:

a. Untuk memaksimalkan dan mengoptimalkan penerimaan

pajak berdasarkan database, serta dapat meminimalkan tax

group dan stimulus fiscal.

b. Untuk menciptakan efisiensi dalam proses administrasi

proses perpajakan yaitu dengan menerapkan sistem

administrasi yang handal dan memanfaatkan dengan

maksimal teknologi dalam prosesnya.

c. Untuk menciptakan citra dan kepercayaan yang baik dimata

masyarakat guna mencapai masyarakat yang memiliki

sumber daya manusia yang profesional, budaya organisasi

10
yang cukup kondusif, dan sebagai bentuk pelaksanaan good

corporate governance.

d. Untuk meningkatkan tingkat kesadaran dan kepatuhan

wajib pajak.

Selain itu, tujuan adanya administrasi perpajakan yang dikemukakan oleh Sari

(2013) ialah sebagai berikut:

a) Untuk meningkatkan tingkat kepatuhan wajip pajak yang tinggi.

b) Untuk meningkatkan tingkat kepercayaan yang tinggi terhadap

proses administrasi perpajakan.

c) Untuk meningkatkan produktivitas pegawai pajak (fiskus)

2.1.3 Sanksi Pajak

Sanksi perpajakan adalah segala hukuman yang diterima oleh wajib pajak

jika wajib pajak melanggar peraturan perpajakan (Jayate, 2017). Menurut Jannah

(2017), indikator sanksi perpajakan berupa : sanksi yang jelas, sanksi yang

diberikan memberikan efek yang jera. Berdasarkan beberapa pengertian di atas,

maka dapat disimpulkan bahwa hukuman yang diterima wajib pajak ketika wajib

pajak tidak dapat melaksanakan kewajiban perpajakannya, dimana sanksi pajak

tersebut harus dapat memberikan efek jera bagi wajib pajak sehingga tidak akan

mengulangi nya kembali.

2.1.4 Kesadaran Wajib Pajak

Kesadaran wajib pajak merupakan faktor yang dapat mempengaruhi wajib

pajak untuk memenuhi kewajiban perpajakannya (Ariyanto et al., 2020). Andreas

11
& Savitri, (2015) kesadaran wajib pajak merupakan suatu kondisi dimana wajib

pajak mengetahui, memahami, menghitung, membayar dan melaksanakan

kewajiban pajak dengan sukarela. Semakin tinggi kesadaran wajib pajak maka

pemahaman dan pelaksanaan kewajiban perpajakan semakin baik sehingga dapat

meningkatkan kepatuhan (Muliari & Setiawan, 2010). Bila seseorang hanya

mengetahui dan tidak memahami serta tidak melaksanakan ketentuan (hukum

pajak) berarti kesadaran hukum orang tersebut masih rendah (Suriambawa &

Setiawan, 2018).

2.1.5 Kepatuhan Wajib Pajak

Menurut Machfud Sidik (Rahayu, 2017), mengemukakan bahwa:

“Kepatuhan dalam melakukan kewajiban perpajakan dengan sukarela (voluntary

of complince) merupakan tulang punggung sistem self assessment, yaitu Wajib

Pajak menetapkan sendiri kewajiban perpajakan dan akhirnya dengan tepat waktu

membayar dan melaporkan pajak tersebut.”Menurut Kamus Besar Bahasa

Indonesia (KBBI), istilah kepatuhan berarti tunduk atau patuh pada ajaran atau

aturan. Kepatuhan perpajakan merupakan ketaatan Wajib Pajak dalam

melaksanakan ketentuan perpajakan yang berlaku. Wajib Pajak yang patuh adalah

Wajib Pajak yang taat memenuhi kewajiban perpajakan sesuai ketentuan

Peraturan Perundang-Undangan. Jadi Wajib Pajak yang patuh adalah Wajib Pajak

yang taat sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan yang berlaku.

Menurut Keputusan Menteri Keuangan No. 235/KMK.03/2003 tanggal 3

Juni 2003, Wajib Pajak dapat ditetapkan sebagai Wajib Pajak Patuh apabila

memenuhi persyaratan sebagai berikut :

12
a) Tepat waktu dalam menyampaikan Surat PemberitahuanTahunan

dalam 2 (dua) tahun terakhir.

b) Dalam tahun terakhir penyampaian SPT Masa yang terlambat tidak

lebih dari 3 (tiga) masa pajak untuk setiap jenis pajak dan tidak

berturut-turut.

c) SPT Masa yang terlambat sebagaimana dimaksud dalam huruf b

telah disampaikan tidak lewat dari batas waktu penyampaian SPT

Masa masa pajak berikutnya

d) Tidak mempunyai tunggakan pajak untuk semua jenis pajak:

1. Kecuali telah memperoleh izin untuk mengangsur atau

menunda pembayaran pajak.

2. Tidak termasuk tunggakan pajak sehubungan dengan

STP yang diterbitkan untuk 2 (dua) masa pajak

terakhir.Tidak pernah dijatuhi hukuman karena

melakukan tindak pidana di bidang perpajakan dalam

jangka waktu 10 (sepuluh) tahun terakhir.

3. Dalam hal laporan keuangan diaudit oleh akuntan

publik atau Badan Pengawasan Keuangan dan

Pembangunan harus dengan pendapat wajar tanpa

pengecualian atau dengan pendapat wajar dengan

pengecualian sepanjang pengecualian tersebut tidak

mempengaruhi laba rugi fiskal.

13
Dari beberapa pengertian Kepatuhan Wajib Pajak diatas, penulis dapat

menyimpulkan Kepatuhan Wajib Pajak adalah dimana wajib pajak tunduk dan taat

dalam melakukan kewajibannya yaitu menghitung, menyetor (membayar pajak)

dan melaporkan SPT. Serta tidak melanggar ketentuan perundang undangan

perpajakan.

Secara umum kepatuhan wajib pajak dapat dibedakan menjadi 2 yaitu

a. Kepatuhan formal

Kepatuhan formal yaitu suatu keadaan dimana wajib pajak

memenuhi kewajiban secara formal sesuai dengan ketentuan dalam

Undang-Undang Perpajakan. Kepatuhan formal merefleksikan

pemenuhan kewajiban penyetoran dan pelaporan pajak sesuai

dengan jadwal yang telah ditentukan.

b. Kepatuhan material

Kepatuahan material lebih menekankan pada aspek substansinya

yaitu jumlah pembayaran pajak telah sesuai dengan ketentuan.

Dalam arti perhitungan dan penyetoran pajak telah benar (Siti

Kurnia Rahayu, 2010: 138).

Menurut Chaizi Nasucha, kepatuhan wajib pajak dapat diidentifikasi dari

yang dikutip dari Titis Wahyu Adi (2018) adalah sebagai berikut:

a) Kepatuhan wajib pajak dalam mendaftarkan diri.

Wajib Pajak yang telah memenuhi persyaratan subjektif dan

objektif wajib mendaftarkan diri pada KPP yang wilayah kerjanya

terdiri dari tempat tinggal dan tempat kegiatan usaha Wajib Pajak

14
untuk kemudian mendapatkan Nomor Pokok Wajib Pajak 24

(NPWP). NPWP digunakan sebagai identitas bagi Wajib Pajak

dalam melaksanakan hak dan kewajibannya.

b) Kepatuhan untuk menyetorkan kembali Surat Pemberitahuan.

Wajib Pajak diwajibkan untuk mengisi dan menyampaikan SPT

kepada KPP dengan batas waktu penyampaian untuk SPT Masa

paling lambat 20 hari setelah akhir masa pajak, sedangkan untuk

SPT tahunan paling lambat 3 bulan untuk Wajib Pajak Orang

Pribadi dan 4 bulan untuk Wajib Pajak Badan setelah akhir tahun

pajak. Wajib Pajak akan dikenakan sanksi administrasi apabila

terlambat atau tidak menyampaikan SPT

c) Kepatuhan dalam menghitung dan membayar pajak terutang.

Pajak yang telah dihitung kemudian disetorkan ke kas negara

melalui bank atau kantor pos dengan menggunakan formulir Surat

Setoran Pajak (SSP)

d) Kepatuhan dalam pembayaran tunggakan (Chaizi Nasucha dalam

Sony Devano).

Tunggakan pajak merupakan pajak terutang yang belum dilunasi

oleh Wajib Pajak setelah jatuh tempo tanggal pengenaan denda.

Identifikasi tersebut sesuai dengan kewajiban wajib pajak dalam self assessment

system:

a. Mendaftarkan diri ke kantor pelayanan pajak.

15
Wajib pajak mempunyai kewajiban untuk mendaftarkan diri ke

Kantor Palayanan Pajak (KPP) atau Kantor Penyuluhan dan Pengamatan

Potensi Perpajakan (KP4) yang wilayahnya meliputi tempat tinggal atau

kedudukan wajib pajak, dan dapat melalui e-register (media elektronik

online) untuk diberikan Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP).

b. Menghitung pajak oleh wajib pajak.

Menghitung pajak penghasilan adalah menghitung besarnya pajak

terutang yang dilakukan pada setiap akhir tahun pajak, dengan cara

mengalikan tarif pajak dengan dasar pengenaan pajaknya, sedangkan

memperhitungkan adalah mengurangi pajak yang terutang tersebut dengan

jumlah pajak yang dilunasi dalam tahun berjalan yang dikenal sebagai

kredit pajak (prepayment). Selisih antara pajak yang terutang dengan

kredit pajak dapat berupa kurang bayar, lebih bayar atau nihil.

c. Membayar pajak dilakukan sendiri oleh wajib pajak.

Membayar pajak yaitu melakukan pembayaran pajak tepat waktu

sesuai jenis pajak, misal : angsuran PPh 25 dilakukan setiap bulan oleh

wajib pajak sendiri, PPh 29 pelunasan pada akhir tahun dan sebagainya.

Pelaksanaan pembayaran pajak dapat dilakukan di bank-bank pemerintah

maupun swasta dan kantor pos dengan menggunakan Surat Setoran Pajak

(SSP) yang dapat diambil di KPP atau KP4 terdekat atau melalui e-

payment.

d. Pelaporan dilakukan wajib pajak.

16
Pelaporan yang dimaksud adalah pelaporan Surat Pemberitahuan

(SPT), dimana SPT tersebut berfungsi sebagai sarana bagi wajib pajak di

dalam melaporkan dan mempertanggungjawabkan penghitungan jumlah

pajak yang sebenarnya terutang. Selain itu, untuk melaporkan pembayaran

dan pelunasan pajak, baik yang dilakukan sendiri oleh wajib pajak maupun

melalui mekanisme pemotongan dan pemungutan yang dilakukan oleh

pihak ketiga, serta melaporkan harta dan kewajiban wajib pajak.

Adapun faktor – factor yang mempengaruhi kepatuhan wajib pajak

a) Pemahaman Terhadap Sistem Pemungutan Pajak, yang terdiri dari:

1) Offical assessment System, yaitu suatu sistem pemungutan

yang memberikan wewenang kepada pemerintah (fiskus)

untuk menentukan besarnya pajak yang terutang oleh wajib

pajak.

2) Self Assessment System, yaitu sistem pemungutan pajak

yang memberikan wewenang kepada wajib pajak untuk

menentukan sendiri besarnya pajak yang terutang.

3) With Holding System, yaitu pemungutan pajak yang

memberikan wewenang kepada pihak ketiga (bukan

pemerintah dan bukan wajib pajak) untuk menentukan

besarnya wajib pajak yang terutang oleh Wajib Pajak.

4) Sistem official assessment Sistem official assessment

diterapkan perpajakan Indonesia dalam membayar pajak

kendaraan bermotor (PKB).

17
b) Kualitas Pelayanan

Menurut Ni Luh Supadmi (2006: 34) pelayanan adalah suatu

proses bantuan kepada orang lain dengan cara-cara tertentu yang

memerlukan kepekaan dan hubungan inter personal agar tercipta

kepuasan dan keberhasilan. Pelayanan yang berkualitas harus dapat

memberikan 4K, yaitu keamanan, kenyamanan, kelancaran dan

kepastian hukum. Kualiatas pelayanan dapat diukur dengan

kemampuan memberikan pelayanan yang memuaskan, dapat

memberikan pelayanan dengan tanggapan, kemampuan, kesopanan

dan sikap dapat dipercaya yang dimiliki oleh aparat pajak.

Disamping itu juga, kemudahan dalam melakukan hubunngan

komunikasi yang baik, memahami kebutuhan wajib pajak,

tersedianya fasilitas fisik termasuk sarana komunikasi yang

memadai, dan pegawai yang cakap dalam tugasnya.

c) Tingkat Pendidikan Tingkat

Pendidikan yang semakin tinggi akan menyebabkan

masyarakat lebih mudah memahami ketentuan dan peraturan

perundang-undangan di bidang perpajakan yang berlaku. Tingkat

pendidikan yang semakin rendah juga akan tercermin dalam masih

banyaknya wajib pajak yang berpeluang enggan melaksanakan

kewajiban perpajakan karena kurangnya pemahaman mereka

terhadap sistem perpajakan yang diterapkan.

d) Tingkat Penghasilan

18
Tingkat penghasilan akan mempengaruhi kepatuhan wajib

pajak dalam membayar pajak tepat pada waktunya. Kemampuan

wajib pajak dalam memenuhi kewajiban pajak terkait erat dengan

besarnya penghasilan,dalam membayar pajak tepat pada waktunya.

e) Persepsi Wajib Pajak Terhadap Sanksi Perpajakan

Sanksi perpajakan diberikan kepada wajib pajak agar wajib

pajak mempunyai kesadaran dan patuh terhadap kewajiban pajak.

Adanya sanksi perpajakan diharapkan dapat meningkatkan

kepatuhan wajib pajak.

f) Kesadaran Wajib Pajak

Menurut Ritonga (2011) Kesadaran Wajib Pajak

merupakan perilaku Wajib Pajak berupa pandangan atau

persepsi yang melibatkan keyakinan, pengetahuan dan

penalaran serta kecenderungan untuk bertindak sesuai dengan

stimulus yang diberikan oleh sistem dan ketentuan perpajakan

yang berlaku..

Meunurut Titis Wahyu Adi (2018) terdapat tiga strategi dalam

meningkatkan Kepatuhan Wajib Pajak melalui administrasi perpajakan, yaitu:

a) Membuat program dan kegiatan yang dapat menyadarkan dan

meningkatkan kepatuhan secara sukarela.

b) Meningkatkan pelayanan terhadap Wajib Pajak yang sudah patuh

supaya dapat mempertahankan atau meningkatkan kepatuhannya.

19
c) Dengan menggunakan program atau kegiatan yang dapat

memerangi ketidakpatuhan.

2.2 Penelitian Terdahulu


Untuk mengadakan penelitian, tidak terlepas dari penelitian yang

dilakukan oleh peneliti terdahulu dengan tujuan untuk memperkuat hasil dari

penelitian yang sedang dilakukan, selain itu juga bertujuan untuk membandingkan

dengan peneliti yang dilakukan sebelumnya. Berikut ringkasan peneliti terdahulu

yang dilakukan oleh peneliti selama melakukan penelitian.

Table 2.1
Penelitian Terdahulu

N Peneliti dan Judul Metode Penelitian Hasil Penelitian


o Tahun Penelitian
1 Efrie Surya Pengaruh Lokasi penelitian ini Hasil penelitian ini
Perdana dan Kesadaran dilakukan pada wajib pajak menunjukkan bahwa
A.A.N.B. Wajib Pajak, UMKM yang terdaftar di kesadaran wajib
Dwirandra, Pengetahuan Kantor Pelayanan Pajak pajak, pengetahuan
Perpajakan, Pratama Kabupaten perpajakan, dan
Sumber : E- dan Sanksi Tabanan. Populasi dalam sanksi perpajakan
JA e-Jurnal Perpajakan penelitian ini adalah berpengaruh positif
Akuntansi e- Pada seluruh Wajib Pajak dan signifikan pada
ISSN 2302- Kepatuhan UMKM yang terdaftar di kepatuhan wajib
8556. Wajib Pajak KPP Pratama Tabanan pajak UMKM yang
UMKM dengan jumlah 32.751 terdaftar di KPP
Hal. 1458- wajib pajak. Pengambilan Pratama Tabanan.
1469. sampel dalam penelitian ini
dilakukan dengan
Vol. 30 No. 6 menggunakan metode
Denpasar, stratified random sampling
Juni 2020. dengan memperhatikan
stara (tingkatan) didalam
populasi. Berdasarkan
perhitungan maka jumlah
sampel yang diambil dalam
penelitian ini adalah
sebanyak 100 sampel
wajib pajak UMKM yang
terdaftar di KPP Pratama
Tabanan.
2 Ni Made Pengaruh Self Penelitian ini termasuk Hasil uji t
Santalina Efficacy, penelitian kuantitatif, menjelaskan bahwa
dan Gede Pelayanan dimana data yang variabel self efficacy

20
Agus Perpajakan, digunakan untuk pengujian (X1) memberi
Pertama Dan Sanksi yaitu data primer, dimana pengaruh yang positif
Yudantara, Pajak data primer dikumpulkan dan signifikan
Terhadap melalui penyebaran terhadap kepatuhan
Sumber : Kepatuhan kuisioner dan teknik wajiba pajak di KPP
(Jurnal Wajib Pajak pengukuran yang Pratama Singaraja,
Ilmiah Di Kpp digunakan yaitu teknik variabel pelayanan
Mahasiswa Pratama skala likert. perpajakan (X2)
Akuntansi), Singaraja memberi pengaruh
Universitas yang positif dan
Pendidikan signifikan terhadap
Ganesha, kepatuhan wajib
pajak di KPP Pratama
Vol : 11 No : Singaraja, dan
2 Tahun variabel sanksi pajak
2020, (X3) memberi
pengaruh yang positif
dan signifikan
terhadap kepatuhan
wajib pajak di KPP
Pratama Singaraja.
3 Luh Putu Pengaruh Tarif Jenis penelitian Hasil penelitian
Gita Pajak, berdasarkan tujuan dan menunjukkan bahwa
Cahyani dan Pemahaman sesuai dengan tarif pajak,
Naniek Perpajakan, permasalahan tersebut pemahaman
Noviari2 Dan Sanksi yaitu penelitian kuantitatif perpajakan dan sanksi
Perpajakan dengan melakukan perpajakan
E-Jurnal Terhadap pengolahan data dan berpengaruh positif
Akuntansi Kepatuhan penyajian data terhadap kepatuhan
Universitas Wajib Pajak wajib pajak UMKM
Udayana UMKM baik secara simultan
maupun parsial
Vol.26.3.
Maret
(2019):
1885 - 1911

4 Lita Dwi pengaruh Penelitian ini Hasil penelitian ini


Damayanti Modernisasi menggunakan pendekatan menunjukan: (1)
dan Nikamah sistem kuantitatif. Sumber data Modernisasi sistem
administraSi dalam penelitian ini adalah administrasi secara
Jurnal dan data primer. Teknik parsial tidak
Akuntansi pengampunan pengumpulan data dalam berpengaruh terhadap
dan pajak penelitian ini adalah kepatuhan wajib
Pendidikan terhadap menggunakan kuesioner pajak orang pribadi
kepatuhan yang dibagikan kepada yang terdaftar di KPP
Vol. 7 No. 1 wajib pajak wajib pajak di KPP Pratama Madiun, (2)
orang pribadi Pratama Madiun. Populasi Pengampunan pajak
Hlmn. 57-71 yang terdaftar dalam penelitian ini adalah secara parsial
Madiun, di KPP Wajib pajak orang Pribadi berpengaruh terhadap
April 2018 Pratama yang terdaftar di KPP kepatuhan wajib
Madiun Pratama Madiun sebagai Pajak orang pribadi
karyawan dan mengikuti yang terdaftar di KPP
pengampunan pajak. Pratama Madiun, (3)
Sampel diambil Modernisasi sistem

21
menggunakan teknik administrasi dan
insidental yaitu teknik pengampunan pajak
sampel berdasarkan secara simultan
kebetulan, yaitu siapa saja berpengaruh terhadap
yang secara kebetulan kepatuhan wajib
bertemu dengan peneliti pajak orang pribadi
dapat digunakan sebagai yang terdaftar di KPP
sampel, bila dipandang Pratama Madiun.
orang yang kebetulan
cocok sebagai sumber data
(Sugiyono,2013).
Instrumen penelitian yang
digunakan dalam penelitian
ini menggunakan skala
likert melalui kuesioner,
dengan menggunkana skala
likert maka variabel yang
akan diukur dijabarkan
menjadi indikator variabel.
5 Ni Luh Junia Pengaruh Penelitian ini merupakan Hasil penelitian
Purnami, Edy Modernisasi penelitian kuantitatif, menunjukkan bahwa
Sujana, Sistem metode pengumpulan data secara individu dan
Nyoman Administrasi yang digunakan dengan bersama-sama
Putra Yasa Perpajakan instrumen kuesioner. modernisasi sistem
Terhadap administrasi
e-Journal S1 Kepatuhan perpajakan (struktur
Ak Wajib Pajak organisasi, business
Universitas Pada Kantor process dan teknologi
Pendidikan Pelayanan informasi dan
Ganesha Pajak komunikasi,
Jurusan Pratama manajemen sumber
Akuntansi Gianyar daya manusia, dan
Program S1 pelaksanaan good
governance)
Vol: 8 No: 2 berpengaruh
Tahun 2017 signifikan dan positif
terhadap tingkat
kepatuhan Wajib
Pajak.
6 Rudolof A. Pengaruh Jenis Penelitian yang Berdasarkan hasil
Tulenan , Kesadaran digunakan adalah penelitian, maka
Jullie J. Wajib Pajak, penelitian kuantitatif dapat ditarik
Sondakh , Kualitas dengan metode penelitian kesimpulan sebagai
dan Sherly Pelayanan asosiatif dengan bentuk berikut : 1. Kesadaran
Pinatik , Fiskus Dan pola hubungan yaitu wajib pajak
Sanksi Pajak hubungan kausal berpengaruh terhadap
Sumber: Terhadap kepatuhan wajib
Jurnal Riset Kepatuhan pajak. 2. Kualitas
Akuntansi Wajib Pajak pelayanan fiskus
Orang Pribadi tidak berpengaruh
Di Kpp terhadap kepatuhan
Volume 12, Pratama wajib pajak. 3. Sanksi
NO 2 , Tahun Bitung pajak tidak
2017 berpengaruh terhadap
kepatuhan wajib

22
Hal 296-303 pajak. 4. Kesadaran
wajib pajak, kualitas
pelayanan fiskus dan
sanksi pajak
berpengaruh terhadap
kepatuhan wajib
pajak.
7 Nurulita Pengaruh Penelitian yang akan Hasil tes regresi
Rahayu Pengetahuan dilakukan bersifat menunjukan bahwa
Perpajakan, kuantitatif. Menurut (1) pengetahuan
AKUNTANS Ketegasan Sugiyono (2011) metode tentang pajak
I Sanksi Pajak, penelitian kuantitatif berpengaruh positif
DEWANTAR Dan Tax adalah metode penelitian dan signifikan
A Amnesty yang berlandaskan pada mengenai kepatuhan
Terhadap filsafah positivisme, wajib pajak, (2)
VOL. 1 NO. Kepatuhan digunakan untuk meneliti sanksi pajak yang
1 APRIL Wajib Pajak pada populasi atau sampel tegas mempengaruhi
2017 tertentu, pengumpulan data pembayar kepatuhan,
menggunakan instrumen dan (3) amnesti pajak
e-ISSN: penelitian, dan analisis data yang berpengaruh
2549-9637 bersifat kuantitatif/statistik, positif dan signifikan
dengan tujuan untuk mengenai pembayar
menguji hipotesis yang kepatuhan pajak.
telah diterapkan.
8 I Gede Pengaruh Penelitian ini dilakukan di Berdasarkan hasil
Darmayasa, Modernisasi Kantor Pelayanan Pajak analisis dapat diambil
Putu Ery Sistem (KPP) Pratama Badung kesimpulan bahwa
Setiawan. Administrasi Utara. Populasi dalam variabel struktur
Perpajakan penelitian ini adalah organisasi,
E-Jurnal Pada seluruh Wajib Pajak Orang manajemen sumber
Akuntansi Kepatuhan Pribadi yang terdaftar di daya manusia dan
Universitas Wajib Pajak KPP Pratama Badung good governance
Udayana Orang Pribadi Utara. Pada KPP Pratama berpengaruh
Badung Utara wilayah signifikan pada
Vol. 14.1 kerjanya sebanyak empat kepatuhan Wajib
Januari 2016: kecamatan yaitu Pajak. Variabel proses
226-252 Kecamatan Kuta Utara, bisnis dan teknologi
Mengwi, Petang, dan informasi serta
Abiansemal. Berdasarkan komunikasi tidak
hal tersebut maka berpengaruh pada
digunakan teknik cluster kepatuhan Wajib
sampling dengan tujuan Pajak di Kantor
untuk mendapatkan Pelayanan Pajak
beberapa sampel Wajib (KPP) Pratama
Pajak pada tiap-tiap Badung Utara.
kelompok yang ada agar
sampel yang diperoleh
dapat mewakili masing-
masing dari wilayah kerja
KPP Pratama Badung
Utara. Teknik pengambilan
sampel pada penelitian ini
yaitu dengan membagikan
kuesioner secara langsung
kepada Wajib Pajak Orang

23
Pribadi yang ditemui di
KPP Pratama Badung
Utara maupun diwilayah
Wajib Pajak Orang Pribadi
tersebut menetap, yang
bersedia mengisi kuesioner
penelitian pada waktu
periode penelitian
dilakukan.
9 Wulandari Pengaruh Penelitian ini Hasil penelitian ini
Agustiningsi Penerapan E- menggunakan pendekatan menunjukan bahwa
h Filing, deskriptif korelasional. (1) Penerapan e-filing
Tingkat Disini peneliti dapat berpengaruh positif
Jurnal Pemahaman mengetahui berapa besar dan signifikan
Nominal / Perpajakan variabel-variabel bebas terhadap kepatuhan
Volume V Dan terhadap variabel wajib pajak (2)
Nomor 2 / Kesadaran terikatnya serta besarnya Tingkat pemahaman
Tahun 2016 Wajib Pajak arah hubungan yang perpajakan
Terhadap terjadi. berpengaruh positif
Kepatuhan dan signifikan
Wajib Pajak terhadap kepatuhan
Di Kpp wajib pajak (3)
Pratama Kesadaran wajib
Yogyakarta pajak berpengaruh
positif dan signifikan
terhadap kepatuhan
wajib pajak. (4)
Penerapan e-filing,
tingkat pemahaman
perpajakan dan
kesadaran wajib
pajak berpengaruh
positif dan signifikan
terhadap kepatuhan
wajib pajak.
10 Anita Pengaruh Populasi penelitian ini Hasil penelitian ini
Damajanti, Pengetahuan yaitu wajib pajak menunjukkan bahwa
SE.Akt Msi, Terhadap perorangan non karyawan pengetahuan wajib
Kepatuhan di kota Semarang. Sampel pajak tidak
Sumber : Wajib Pajak dipilih dengan metode berpengaruh
J. Perorangan convenience sampling. signifikan terhadap
DINAMIKA Di Kota Logistic regression kepatuhan wajib
SOSBUD Semarang digunakan untuk menguji pajak
hipotesis pengaruh
Volume 17 pengetahuan terhadap .
Nomor 2, kepatuhan wajib pajak.
Juni 2015 :
12 – 28

2.3 Kerangka Berpikir


Menurut sugiyono (2017:60) “kerangka berpikir merupakan suatu model

24
konseptual tentang bagaimana teori berhubungan dengan berbagai faktor yang

telah diidentifikasi sebagai masalah yang penting. Kerangka pemikiran ini adalah

penjelasan sementara terhadap gejala – gejala yang menjadi objek permasalahan.

Kerangka berfikir dalam penelitian ini menunjukan pengaruh variablel dependen

terhadap variable dependen. Variable independen dalam penelitian ini adalah

Modernisasi Sistem Administrasi Perpajakan, Sanksi Pajak, dan Kesadaran Wajib

Pajak. Sedangkan variable dependennya adalah Kepatuhan Wajib Pajak.

Adapun kerangka pemikiran dalam penelitian ini dapat dilihat pada

gambar 2.1 berikut ini

Variabel Independen Variebel Dependen

Modernisasi Sistem
Administrasi
Perpajakan H1

(X1) Kepatuhan Wajib


Sanksi Pajak H2 Pajak
(X2) H3

Kesadaran Wajib
Pajak H4
(X3)

Gambar 2.1 Kerangka Berpikir

2.4 Pengembangan Hipotesis

25
Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah peneliti,

dimana rumusan masalah peneliti telah dinyatakan dalam kalimat pertanyaan.

Dikatakan sementara, karena jawaban yang diberikan baru didasarkan pada teori

yang relevan, belum didasarkan pada fakta – fakta empiris yang diperoleh melalui

pengumpulan data (Sugiyono ,2017). Berdasarkan penjelasan diatas, maka

hipotesis yang diajukan peneliti dalam penelitin ini adalah sebagai berikut:

2.4.1 Pengaruh Modernisasi Sistem Administrasi Perpajakan Terhadap

Kepatuhan Wajib Pajak

Sarunan, Widya K.(2016) Reformasi perpajakan di Indonesia telah

dilakukan pertama kali pada tahun 1983 di mana saat itu terjadi reformasi atau

perubahan sistem administrasi mendasar atas pengelolaan perpajakan di Indonesia

dari sistem Official Assessment ke sistem Self Assessment perubahan sistem ini

bertujuan untuk mengurangi kontak langsung antara aparat pajak dengan Wajib

Pajak yang sebelumnya dikhawatirkan dapat menimbulkan praktek praktek ilegal

untuk menghindari atau mengurangi kewajiban perpajakan para Wajib Pajak yang

bersangkutan (Sari, 2013:7). Reformasi Administrasi Perpajakan Sari (2013:8)

menyatakan bahwa reformasi perpajakan dibidang administrasi dilakukan Ditjen

Pajak dengan melakukan peningkatan pelayanan perpajakan terhadap wajib pajak

yang akan memenuhi kewajibannya.

Untuk mewujudkannya diperlukan kerjasama yang baik antara wajib pajak

dan aparat pajak. Wajib pajak diharapkan untuk selalu memenuhi kewajiban

perpajakannya dengan baik sedangkan aparat pajak diharapkan untuk selalu

bekerja sesuai dengan moral dan kode etik perpajakan. Selain itu Ditjen Pajak

26
juga harus berupaya untuk selalu terbuka (transparancy) terhadap berbagai

pandangan, pendapat atau kritisi dari masyarakat sebagai wajib pajak yang dapat

dijadikan sebagai bahan masukan dalam upaya peningkatan pelayanan perpajakan

tersebut. Penelitian tersebut menunjukkan bahwa modernisasi sistem administrasi

perpajakan memiliki pengaruh yang positif terhadap kepatuhan wajib pajak orang

pribadi dan wajib pajak badan.

Dalam penelitian Darmayasa, I. Gede, and Putu Ery Setiawan (2016)

Modernisasi administrasi perpajakan pada prinsipnya yaitu merupakan yang dapat

mengubah pola pikir dan perilaku aparat juga tata nilai organisasi sehingga dapat

menjadikan Direktorat Jenderal Pajak (DJP) menjadi institusi yang profesional

dengan citra yang baik di masyarakat. Dari penelitian tersebut modernisasi sistem

administrasi perpajakan berpenagruh terhadap kepatuhan wajib pajak orang

pribadi.

H1 : Diduga Modernisasi sistem administrasi perpajakan berpengaruh

terhadap kepatuhan wajib pajak orang pribadi.

2.4.2 Pengaruh Sanksi Pajak Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak

Sanksi perpajakan merupakan alat pencegah agar wajib pajak tidak

melanggar aturan perpajakan. Sanksi akan diberikan pada wajib pajak yang tidak

patuh dengan aturan yang berlaku. Sanksi perpajakan meliputi sanksi administrasi

dan sanksi pidana. Semakin tinggi sanksi yang berlaku, maka wajib pajak

diharapkan akan semakin peduli terhadap kewajiban perpajakannya (Esti Rizqiana

Asfa I.,2017). Penelitian Juliana dan Semy (2019) menyatakan bahwa sanksi

27
pajak berpengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak. Menurut Ni Made Santalina

dan Gede Agus Pertama (2020)sanksi pajak berpengaruh positif signifikan

terhadap kepatuahan wajib pajak, hal tersebut dikuatkan oleh penelitian Anis

Syamsu Rizal (2019) yang menyatakan bahwa sanksi pajak berpengaruh terhadap

kepatuahn wajib pajak. Berdasarkan uraian mengenai pengaruh sanksi pajak

terhadap kepatuhan wajib pajak tersebut, maka dapat dirumuskan hipotesis

sebagai berikut:

H2 : Diduga sanksi pajak berpengaruh positif terhadap kepatuhan wajib

pajak

2.4.3 Pengaruh Kesadaran Wajib Pajak Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak

Kesadaran wajib pajak merupakan faktor yang dapat mempengaruhi wajib

pajak untuk memenuhi kewajiban perpajakannya (Ariyanto et al., 2020). Andreas

& Savitri, (2015) kesadaran wajib pajak merupakan suatu kondisi dimana wajib

pajak mengetahui, memahami, menghitung, membayar dan melaksanakan

kewajiban pajak dengan sukarela. Semakin tinggi kesadaran wajib pajak maka

pemahaman dan pelaksanaan kewajiban perpajakan semakin baik sehingga dapat

meningkatkan kepatuhan . Bila seseorang hanya mengetahui dan tidak memahami

serta tidak melaksanakan ketentuan (hukum pajak) berarti kesadaran hukum orang

tersebut masih rendah (Suriambawa & Setiawan, 2018). Penelitian Esti Rizqiana

Asfa I. dan Wahyu Meiranto (2017)menyatakan bahwa kesadaran wajib pajak

berpengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak. Berdasrakan uraian mengenai

pengaruh kedaran wajib pajak terhadap kepatuhan wajib pajak tersebut, maka

28
dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut:

H3 : Diduga kesadaran wajib pajak berpengaruh positif terhadap

kepatuhan wajib pajak.

2.4.4 Pengaruh Modernisasi Sistem Administrasi Perpajakan, Sanksi Pajak

dan Kesadaran Wajib Pajak terhadap Kepatuhan Wajib Pajak

Arifin, Adhitya Febrian (2016) berpendapat bahwa Modernisasi sistem

admisitrasi perpajakan merupakan faktor yang dapat mempengaruhi kepatuhan

wajib pajak. Menurut Rahayu dan Lingga (2009), sistem administrasi perpajakan

modern merupakan pelaksanaan dari berbagai program dan kegiatan yang

ditetapkan dalam reformasi administrasi perpajakan jangka menengah. Sehingga

dapat disimpulkan bahwa sistem administrasi perpajakan modern adalah sistem

administrasi perpajakan yang mengalami penyempurnaan atau perbaikan untuk

meningkatkan pelayanan kepada wajib pajak dengan memanfaatkan teknologi

informasi yang diharapkan dapat meningkatkan kepatuhan wajib pajak dan

penerimaan pajak (Triwigati, 2013).

Sanksi perpajakan akan memberikan jaminan bahwa peraturan perpajakan

akan dipatuhi. Wajib pajak akan patuh (karena tekanan) terhadap kewajiban

perpajaknya apabila sanksi perpajakan akan lebih memberatkan atau merugikan.

Konsekuensi hukum yang diberikan akibat melanggar pajak seperti sanksi

administrasi dan sanksi pidana (Efri Surya Perdana, 2020). Kesadaran perpajakan

berkonsekuensi logis untuk para wajib pajak agar mereka rela memberikan

kontribusi dana untuk pelaksanaan fungsi perpajakan, dengan cara membayar

29
kewajiban pajaknya dengan tepat waktu (Jati,2016).

Berdasarkan penjelasan variabel – variabel penelitian dari sebelumnya

bahwa pengetahuan perpajakan, sanksi pajak, dan kesadaran wajib pajak

mempunyai pengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak, maka hipotesis penelitian

sebagai berikut:

H4: Diduga modernisasi sistem administrasi perpajakan, sanksi pajak dan

kesadaran wajib pajak berpengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak.

BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan jenis penelitian yang menggunakan metode

penelitian kuantitatif dengan bentuk penelitian survei. Menurut Nur Indriantoro

dan Bambang Supomo, (2009: 152) “metode survei merupakan metode

pengumpulan data primer yang diperoleh secara langsung dari sumber asli (tidak

melalui media perantara)”. Data primer secara khusus dikumpulkan oleh peneliti

untuk menjawab pertanyaan penelitian. Metode ini memerlukan adanya kontak

atau hubungan antara peneliti dengan responden. Metode survei merupakan

30
metode pengumpulan data primer yang menggunakan pertanyaan lisan dan

tertulis.

Jenis penelitian ini adalah penelitian kausal komparatif (causal

comparative research) dengan objek analisis yang diteliti adalah Wajib Pajak

Orang Pribadi yang terdaftar pada KPP Pratama Serpong. Penelitian kausal

komparatif merupakan salah satu jenis penelitian yang menjelaskan hubungan

sebab akibat antara variabel penelitian dan melakukan pengamatan serta

menelusuri kembali fakta yang secara masuk akal sebagai faktor penyebabnya

(Nur Indriantoro dan Bambang Supomo, 2009: 27). Penelitian dilakukan dengan

menyebarkan kuesioner ke wajib pajak orang pribadi yang terdaftar di KPP

Pratama Serpong.

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian


3.2.1 Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada wajib pajak di KPP Pratama yang beralamat

di Blok 405 Jalan Raya Serpong Sektor V111, Jl.Komp.Bsd No 4, Lengkong

Gudang, Kec. Serpong,Tangerang, Banten 15321. Alasan peneliti memilih tempat

penelitian ini adalah dengan berbagai alasan yaitu lebih dekat dengan tempat

tinggal dan mudah dijangkau.

3.2.2 Waktu Penelitian

Waktu penelitian akan dilaksanakan bulan Januari 2021 sampai Mei 2021.

Data kepatuhan wajib pajak KPP Pratama Serpong,Tangerang Selatan.

Tabel 3.1 Waktu Penelitian

31
Jadwal Kegiatan Bulan Pelaksanaan 2020

Oktober November Desember Januari

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1. Pra

PelaksanaanPenelitian

a.Survei Mengenai Judul

b.Menentukan Judul

c.Pembuatan Proposal

d.Mendaftarkan Judul

2.Pelaksanaan

a.Seminar Proposal

b.Revisi Penelitian

3.3 Operasional Variabel Penelitian


Pengertian variabel penelitian menurut Sugiyono (2015:115), yaitu segala

sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk mempelajari

sehingga diperoleh informasi tentang hasil tersebut, kemudian ditarik kesimpulan.

Operasional variabel digunakan untuk menetukan jenis,indicator,serta skala dari

variabel – variabel yang terkait dalam penelitian. Penelitian ini menggunakan dua

jenis variabel yaitu variabel dependen dan independen. Variabel dependen dalam

penelitian ini adalah Kepatuhan Wajib Pajak, sedangkan variabel independen

dalam penelitian ini adalah Modernisasi Sistem Administrasi Perpajakan, Sanksi

Pajak dan Kesadaran Wajib Pajak.

32
3.3.1 Variabel Bebas (Independen)

Menurut Sugiyono (2017:39) “variabel independen sering disebut variabel

stimulus, predictor,antecendent. Dalam Bahasa Indonesia sering disebut sebagai

variabel bebas. Variabel bebas merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang

menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen (terikat). Variebel

independent dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

3.3.1.1 Modernisasi Sistem Administrasi Perpajakan

Menurut Zahir (2018) yang dikutip dari Sarunan (2015) menjelaskan

bahwa maksud dari adanya modernisasi administrasi perpajakan ini ialah adanya

perbaikan struktur organisasi dan pemanfaatan teknologi dalam kaitan

pelaksanaan proses administrasi perpajakan. Contohnya pada saat ini, di

Indonesia wajib pajak dapat mengisi Surat Pemberitahuan (SPT) pajak secara

online dengan memanfaatkan fasilitas e-filling. Pengukuran modernisasi sistem

administrasi perpajakan dengan menggunakan empat (4) indicator yaitu sturktur

organisasi, prosedur organisasi, strategi organisasi dan budaya organisasi (Yulaica

Ardian Rahmawati,2014). Setiap responden dalam penelitian ini akan diminta

untuk menjawab pertanyaan pertanyaan tersebut menggunakan skala likert dengan

inverval 1-4.

3.3.1.2 Sanksi Pajak

Sanksi perpajakan merupakan alat pencegah agar wajib pajak tidak

melanggar aturan perpajakan. Sanksi akan diberikan pada wajib pajak yang tidak

patuh dengan aturan yang berlaku. Dimensi yang digunakan untuk mengukur

sanksi pajak yaitu sanksi administrasi dan sanksi pidana. Sanksi perpajakan

33
meliputi sanksi admnistrasi yang terdiri dari sanksi bunga, sanksi denda dan

kenaikan, sedangkan sanksi pidana meliputi kurungan dan sanksi penjara

(Mardiasmo,2016:63).

3.3.1.3 Kesadaran wajib pajak

Susilawati dan Budiartha (2013) menyebutkan bahwa kesadaran

wajib pajak merupakan sebuah itikad baik seseorang untuk memenuhi

kewajiban membayar pajak berdasarkan hati nuraninya yang tulus dan ikhlas.

Apabila wajib pajak sudah melaksanakan kewajiban perpajakannya secara tulus,

ikhlas dan menyadari betapa pentingnya pajak untuk pertumbuhan dan

pembangunan daerahnya,maka tidak akan terjadi yang namanya

ketidakpatuhan dalam membayar pajak. Kesadaran wajib pajak meliputi

kesadaran adanya hak dan kewajiban pajak memenuhi kewajiban membayar

pajak, kepercayaan masyarakat dalam membayar pajak untuk pembiayaan

negara, dorongan diri sendiri untuk membayar pajak secara sukarela.

Dalam penelitian ini indikator Kesadaran Wajib Pajak yang digunakan yaitu:

1. Kedisiplinan Wajib Pajak (Tax

Dicipline)Kedisiplinan Wajib Pajak artinya wajib pajak dalam

melakukan kewajiban perpajakannya dilakukan tepat waktu sesuai

dengan ketentuan dan peraturan yang berlaku.

2. Kemauan Membayar Pajak Dari Wajib Pajak (Tax Mindedness)

Tax Mindedness Artinya Wajib Pajak dalam dirinya memiliki

hasrat dan keinginan yang tinggi dalam membayar pajak

terutangnya. Variabel ini diukur dengan menggunakan skala likert

34
4 poin yaitu sangat tidak setuju (STS), tidak setuju (TS), setuju (S),

sangat setuju (SS).

3.3.2 Variabel Dependen

Menurut Sugyono (2017:39) “variabel dependen sering disebut juga

sebagai variabel output, kriteria, konsekuen. Dalam Bahasa Indonesia sering

disebut variabel terikat. Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi

atau yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas. Variabel dependen dalam

penelitian ini adalah kepatuhan wajib pajak.

Kepatuhan Wajib Pajak adalah ketika Wajib Pajak memenuhi semua

kewajiban perpajakan dan melaksanakan hak perpajakannya, kewajiban

perpajakan meliputi mendaftarkan diri, menghitung dan membayar pajak terutang,

membayar tunggakan dan menyetorkan kembali Surat Pemberitahuan (Titis

Wahyu Adi, 2018). Indikator – indicator kepatuhan wajib pajak yaitu sebagai

berikut:

1) Kepatuhan Formal:

a) Kepatuhan untuk mendaftarkan diri

b) Kepatuhan dalam penghitungan dan pembayaran pajak terutang

c) Kepatuhan dalam pembayaran tunggakan pajak

d) Kepatuhan untuk menyetorkan kembali Surat Pemberitahuan.

2) Kepatuhan Material:

a) Mengisi formular pajak dengan benar

35
b) Menghitung jumlah pajak dengan benar

Tabel 3.2 Operasional Variabel

Variabel Definisi Indikator Skala


Modernisasi Modernisasi administrasi 1. sturktur organisasi, Likert
Sistem perpajakan ini ialah
Administrasi adanya perbaikan struktur 2.prosedur organisasi,
Perpajakan organisasi dan 3. strategi organisasi
(X1) pemanfaatan teknologi
dalam kaitan pelaksanaan 4.budaya organisasi
proses administrasi
perpajakan. (Yulaica Ardian
Rahmawati,2014)
Sanksi Pajak Sanksi perpajakan a. sanksi administrasi, Likert
(X2) merupakan alat pencegah meliputi:
agar wajib pajak tidak
melanggar aturan 1.Tingkat Keberatan
perpajakan. Sanksi Bunga
(Mardiasmo,2016:63) 2. Tingkat Keberatan
Sanksi Denda
3. Tingkat Keberatan
Kenaikan

b.sanksi Pidana:
1. Tingkat Keberatan
Pidana Penjara
2. Tingkat Keberatan
Kurungan
Kesadaran Susilawati dan Likert
Wajib Pajak Budiartha (2013) 1.Kedisiplinan Wajib
(X3) menyebutkan bahwa Pajak (Tax
kesadaran wajib pajak
merupakan sebuah 2.Kemauan Membayar
itikad baik seseorang Pajak Dari Wajib Pajak
untuk memenuhi (Tax Mindedness)
kewajiban membayar
pajak berdasarkan hati
nuraninya yang tulus
dan ikhlas.
Kepatuhan Kepatuhan Wajib Pajak 1. A. Kepatuhan Formal: Likert
Wajib Pajak adalah ketika Wajib Pajak2.
(Y) memenuhi semua 3. 1.Kepatuhan untuk
kewajiban perpajakan dan mendaftarkan diri
melaksanakan hak 4. 2.Kepatuhan untuk
perpajakannya, kewajiban menyetorkan kembali
perpajakan meliputi Surat Pemberitahuan
mendaftarkan diri, (SPT)
menghitung dan 5. 3.Kepatuhan dalam
membayar pajak terutang, penghitungan dan
membayar tunggakan dan pembayaran pajak
menyetorkan kembali terutang
Surat Pemberitahuan 6. 4.Kepatuhan dalam

36
(Titis Wahyu Adi, 2018). pembayarn tunggakan

B. Kepatuhan Material:
7. 1. Mengisi formular
pajak dengan benar
8. 2. Menghitung jumlah
pajak dengan benar
Sumber: Penulis 2017

3.4 Populasi Dan Sampel Penelitian

3.4.1 Populasi Penelitian

Menurut Sugiyono (2016:80) “Populasi adalah wilayah generalisasi yang

terdiri atas obyek atau subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu

yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik

kesimpulannya”. Populasi dalam penelitian ini adalah wajib pajak orang pribadi

yang terdaftar di KPP Pratama Serpong, Tangerang Selatan..

3.4.2 Sampel Penelitian

Menurut Sugiyono (2016:81) “Sampel adalah bagian dari jumlah dan

karakteristik yang dimiliki oleh populasi yang digunakan untuk peneitian”.

Pengukuran sampel merupakan suatu langkah untuk menentukan besarnya

sampel yang diambil dalam melaksanakan penelitian suatu obyek. Bila

populasi besar, penelitian tidak mungkin mengambil semua penelitian missal

karena terbatasnya dana, tenaga, dan waktu, maka penelitian dapat

menggunakan sampel yang diambil dari populasi itu. Apa yang dipelajari

dari sampel yang diambil dari populasi itu kesimpulannya akan dapat

diberlakukan untuk populasi (Suryani, Popong, Yoyok Cahyono, and Berliana

Dita Utami (2020)

37
Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah

sampling insidental. Menurut Sugiyono (2012:67) Insidental sampling adalah

teknik penentuan sampel berdasarkan kebetulan, yaitu siapa saja yang secara

kebetulan atau insidental bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai

sampel, bila dipandang orang yang kebetulan ditemui cocok sebagai sumber

data.alam menentukan jumlah sampel dalam penelitian ini menggunakan rumus

Slovin (Bambang & Lina, 2005:137) sebagai berikut:

n = ___N______

1 + N (e) ²

Keterangan :

n : besaran sampel

N : besaran populasi

e : nilai kritis (batas ketelitian) yang diinginkan

3.5 Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini, teknik pengumpulan data dilakukan dengan

menyebarkan kuesioner atau angket kepada sampel penelitian yang bersangkutan.

Kuesioner yang disebarkan berupa daftar pertanyaan mengenai masalah yang

berkaitan dengan obyek yang diteliti. Kuesioner diberikan kepada wajib pajak di

KPP Pratama Serpong. Didalam kuesioner terdapat petunjuk pengisian supaya

memudahkan responden untuk menjawab pertanyaan. Pengukuran menggunakan

skala likert yang digunakan untuk mengukur Kepatuhan Wajib Pajak Pribadi di

KPP Pratama Serpong tahun 2020 (Y), Modernisasi Sistem Administrasi

Perpajakan (X1) , Sanksi Pajak (X2) dan Kesadaran Wajib Pajak (X3) . Skala

38
likert berisi lima (5) tingkat jawaban yang akan diberikan yaitu Sangat Setuju

(SS), Setuju (S), Kurang Setuju (KS), Tidak Setuju (TS), Sangat Tidak Setuju

(STS).

Dalam skala likert,untuk mengukur data kualitatif menjadi kuantitatif, maka

jawaban itu diberi skor seperti berikut ini:

Skor skala likert:

No Uraian Skor

1 Sangat Setuju 5

2 Setuju 4

3 Kurang Setuju 3

4 Tidak Setuju 2

5 Sangat Tidak Setuju 1

3.6 Teknik Analisis Data

3.6.1 Uji kualitas Data


Hasil suatu penelitian seharusnya valid dan reliabel, maka untuk

mendapatlan hasil tersebut dibutuhkan instrumen yang valid dan reliabel. Untuk

menguji apakah instrumen yang digunakan dalam penelitian valid dan reliabel

dilakukan uji validitas dan uji reliabilitas.

3.6.1.1 Uji Validitas

Menurut Ghozali (2016) uji validitas untuk menguji sah atau valid tidaknya

kuesioner. Kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada kuesioner mampu

mengungkap sesuatu yang akan diukur dari kuesioner tersebut. Untuk mengukur

39
validitas dilakukan dengan menggunakan korelasi bivariate antara masing-masing

skor indikator dengan total skor konstruk.

Hasil analisis korelasi bivariate dapat diketahui dengan melihat output

Cronbach’s Alpha yang ada pada kolom Correlated Item – Total Correlation.

Pengujian menggunakan tingkat signifikasi 5% dengan kriteria pengujian apabila

nilai pearson correlation < t tabel maka butir pertanyaan dikatakan tidak valid,

sedangkan apabila nilai pearson correlation > t tabel maka butir pertanyaan dapat

dikatakan valid.

3.6.1.2 Uji Reabilitas

Menurut Ghozali (2016) Uji reliabilitas digunakan untuk mengukur kuesioner

yang merupakan indikator dari variabel penelitian. Kuesioner dikatakan reliabel

jika jawaban seseorang terhadap kuesioner konsisten dari waktu ke waktu.

Pengujian ini dilakukan dengan menggunakan pengukuran one shot atau

pengukuran sekali saja: pengukuran hanya sekali dan hasilnya dibandingkan

dengan pertanyaan lain atau mengukur korelasi antar jawaban pertanyaan dengan

teknik Cronbach’s Alpha. Cronbach’s Alpha adalah tolak ukur atau patokan yang

digunakan untuk menafsirkan korelasi antara skala yang dibuat dengan semua

skala variabel yang ada. Pengujian dilakukan pada setiap butir pernyataan pada

tiap butir pertanyaan yang variabel. Suatu konstruk atau variabel dikatakan

reliabel jika nilai Cronbach’s Alpha> 0,60 (Husein Umar, 2011:173).

3.6.2 Uji Asumsi Klasik

Sebelum dilakukan pengujian hipotesis, mka data yang telah diinput akan

diuji terlebih dahulu dengan uji asumsi klasik untuk mengetahui apakah data

40
tersebut memenuhi asumsi – asumsi dasar. Uji asumsi klasik yang digunakan pada

penelitian ini adalah uji normalitas, uji multikolinearitas, uji heteroskedisitas, dan

uji autokorelasi (Rika, 2018).

3.6.2.1 Uji Normalitas

Menurut Rio Septiadi Ademarta (2014) Uji normalitas digunakan untuk

menguji apakah distribusi sebuah data mengikuti atau mendekati distribusi

normal. Data yang baik adalah data yang pola distribusinya normal, tidak

menceng ke kiri atau ke kanan. Uji normalitas dilakukan dengan metode dengan

melihat nilai signifikansi pada 0,05. Jika nilai signifikansi yang dihasilkan >0,05,

maka data berdistribusi normal.

3.6.2.2 Uji Multikolinearitas

Uji multikoliniaritas digunakan untuk mengetahui ada tidaknya

multikolinearitas dengan menyelidiki besarnya inter kolerasi antar variabel

bebasnya. Ada tidaknya multikolinearitas dapat dilihat dari besarnya Tolerance

Value dan Variance Inflation Factor (VIF). Jika nilai Tolerance Value≥ 0,10 atau

sama dengan nilai VIF ≤ 10.

3.6.2.3 Uji heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi

terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang

lain. Jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka

disebut Homoskedastisitas dan jika berbeda disebut Heteroskedastisitas. Model

regresi yang baik adalah yang Homoskedastisitas atau tidak terjadi

Heteroskedastisitas (Ghozali, 2006 dalam Berliani, 2018). Heteroskedastisitas

41
terjadi jika pada scatterplot titik-titiknya mempunyai pola yang teratur baik

menyempit, melebar maupun bergelombanggelombang. Uji Heteroskedastisitas

pada penelitian ini menggunakan tingkat signifikansi sebesar 0,05 dengan kriteria

pengujian adalah sebagai berikut:

1. Jika sign. > 0,05 tidak terjadi heteroskedastisitas.

2. Jika sign. < 0,05 terjadi heteroskedastisitas

H0 : Tidak ada autokorelasi ( r = 0)

Ha : Ada Autokorelasi ( r ≠ 0)

3.6.3 Analisis Stastistik Deskriptif

Statistik deskriptif menurut Sugiyono (2012:29) adalah statistik yang

berfungsi untuk memberi gambaran terhadap obyek yang diteliti melalui data

sampel atau populasi sebagaimana adanya, tanpa melakukan analisis dan

kemudian membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum. Sedangkan menurut

Imam Ghozali (2011:19) statistik deskriptif dapat memberikan gambaran atau

deskriptif mengenai data yang dilihat dari nilai rata-rata (mean), standar deviasi,

varian, maksimum, minimum, sum, range, kurtosis, dan swekness (kemiringan

distribusi). Dalam penelitian ini, analisis deskriptif menggunakan tabel distribusi

frekuensi. Tabel distribusi frekuensi disusun karena jumlah data yang disajikan

banyak, sehingga apabila disajikan dalam tabel biasa menjadi tidak efisien dan

kurang komunikatif (Sugiyono, 2012:32).

Pembuatan tabel distribusi alternatif dilakukan dengan menentukan kelas

interval, menghitung rentang data, dan menentukan panjang kelas. Untuk

42
menentukan jumlah kelas interval digunakan rumus Struges (Sugiyono, 2012:35)

sebagai berikut:

K = 1 + 3,3 log n

Keterangan:

K = jumlah kelas interval

n = jumlah data observasi

log = logaritma

Untuk menghitung rentang data dan panjang kelas menggunakan rumus

sebagai berikut (Sugiyono, 2012:35):

Rentang Data = nilai maksimum – nilai minimum + 1

Panjang kelas = rentang data / jumlah kelas

3.6.4 Uji Koefisien Determinasi R2

Koefisien determinasi dilakukan mengukur seberapa jauh kemampuan

variabel independen dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai

koefisien determinasi adalah antara nol dan 1 (satu) atau (0 < x < 1). Nilai yang

mendekati satu berarti variabel-variabel independen memberikan hampir semua

informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen. Secara

umum, koefisien determinasi untuk data silang (cross section) relatif rendah

karena adanya variasi yang besar antara masing-masing pengamatan, sedangkan

untuk data runtun waktu (time series) biasanya memiliki nilai koefisien

determinasi yang tinggi (Ghozali, 2018).

Kelemahan mendasar penggunaan koefisien determinasi adalah bias terhadap

jumlah variabel independen yang dimaksudkan kedalam model. Setiap tambahan

43
satu variabel independen, maka R2 pasti meningkat tidak peduli apakah variabel

tersebut berpengaruh secara signifikan terhadap variabel dependen. Oleh karena

itu banyak peneliti yang menyarankan untuk menggunakan nilai Adjusted R2

(Adjusted R Square) pada saat mengevaluasi mana model regresi terbaik. Tidak

seperti R2, nilai Adjusted R2 dapat naik atau turun apabila satu variabel independen

ditambahkan ke dalam model (Ghozali, 2018).

3.6.4.1 Uji Koefisien Korelasi

Pengertian analisis korelasi yaitu salah satu teknis statistic yang sering

digunakan untuk mencari hubungan antara dua variabel. Korelasi diartikan

sebagai hubungan. Tujuan analisis korelasi yaitu untuk mengetahui pola dan

keeratan hubungan antara dua variabel atau lebih (Sudariyono, 2014:67). Menurut

Suharyadi dan Purwanto (2011:218), semakin besar nilai koefisien korelasi

menunjukan semakin eratnya hubungan dan sebaliknya.

3.6.5 Uji Hipotesis

Uji ini dilakukan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh variabel

independen terhadap variabel dependen secara parsial. Patokan yag digunakan

adalah dengan membandingkan nilai singnifikan yang dihasilkan dengan alpha

0,05 atau dengan membandingkan t hitung dengan t tabel dan dilihat juga dari

nilai β.

3.6.5.1 Uji Regresi Parsial (Uji t)

Uji ini digunakan untuk mengetahui apakah variabel independen (X)

berpengaruh secara signifikan terhadap variabel dependen (Y). Signifikan berarti

pengaruh yang terjadi dapat berlaku untuk populasi (dapat digeneralisasikan). Uji

44
statistik t pada dasarnya digunakan untuk menunjukkan seberapa jauh pengaruh

satu variabel penjelas atau independen secara individual dalam menerangkan

variasi variabel dependen (Ghozali, 2018). Uji t dipergunakan untuk menguji atau

mengetahui ada tidaknya hubungan atau pengaruh yang berarti antara variabel

bebas secara parsial terhadap variabel terikat.

Nilai t hitung dapat dilihat pada hasil output SPSS pada tabel coefficients

kolom t. Pengambilan keputusan uji hipotesis didasarkan pada nilai t hitung yang

didapatkan dari hasil pengolahan data melalui program SPSS, taraf kesalahan 5%

dengan membandingkan thitung dengan ttabel.

1) Jika thitung > ttabel maka Ha diterima dan H0 ditolak

2) Jika thitung < ttabel maka Ha ditolak dan H0 diterima

3.6.5.2 Uji Simultan (Uji F)

Uji statistik F pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel

independen atau bebas yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh

secara bersama-sama terhadap variabel dependen atau terikat (Ghozali, 2018).

Langkah-langkah yang akan digunakan untuk menguji hipotesa tersebut dengan

uji F adalah sebagai berikut:

1. Menentukan Level of Significance yang digunakan sebsar

5% atau (α) = 0,05.

2. Melihat nilai F (F hitung) dengan melihat output (table

anova) SPSS dan membandingkannya dengan F tabel.

3. Menentukan kriteria penerimaan dan penolakan H0, dengan

melihat tingkat probabilitasnya, yaitu:

45
4. Jika nilai signifikan < 0,05 maka Ha diterima dan H0

ditolak, ini berarti menyatakan bahwa semua variabel

independen atau bebas mempunyai pengaruh secara

bersama-sama terhadap variabel dependen atau terikat.

5. Jika nilai signifikan > 0,05 maka H a ditolak dan H0 diterima

ini berarti menyatakan bahwa semua variabel independen

tidak mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap

variabel dependen atau terikat.

DAFTAR PUSTAKA

Anis S. Rizal (2019), Pengaruh Pengetahuan Wajib Pajak, Kesadaran Wajib Pajak,
Sanksi Pajak Kendaraan Bermotor Dan Sistem Samsat Drive Thru Terhadap
Kepatuhan Wajib Pajak Kendaraan Bermotor. Jurnal Ilmiah Akuntansi
Universitas Pamulang , 7 (1).

46
Anita Damajanti (2015). Pengaruh Pengetahuan Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak
Perorangan Di Kota Semarang. J. Dinamika Sosbud 17 (2), 12 – 28.

Darmayasa, I. Gede, and Putu Ery Setiawan. "Pengaruh Modernisasi Sistem


Administrasi Perpajakan Pada Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi." E-
Jurnal Akuntansi Universitas Udayana 14.1 (2016): 226-252.

Efrie S. Dan P. A.A.N.B. Dwirandra (2020) Pengaruh Kesadaran Wajib Pajak,


Pengetahuan Perpajakan, Dan Sanksi Perpajakan Pada Kepatuhan Wajib
Pajak Umkm. E-Ja E-Jurnal Akuntansi 30 (6) Denpasar. 1458-1469.

Esti R. A. I. Dan Wahyu M. (2017) Engaruh Sanksi Perpajakan, Pelayanan


Fiskus, Pengetahuan Dan Pemahaman Perpajakan, Kesadaran Perpajakan
Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak. Journal Of Accounting, 6 (3), 1-13.

Irawati, W., & Sari, A. K. (2019). Pengaruh persepsi wajib pajak dan preferensi
risiko terhadap kepatuhan wajib pajak. Jurnal Akuntansi Barelang, 3(2),
104-114.

Juliana K. Dan Semy P. (2019). Pengaruh Pengetahuan Perpajakan, Sanksi Pajak


Dan Kesadaran Wajib Pajak Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Dalam
Membayar Pajak. Jurnal Maneksi Vol. 8, No. 1

Jotopurnomo, Cindy, and Yenni Mangoting. "Pengaruh kesadaran wajib pajak,


kualitas pelayanan fiskus, sanksi perpajakan, lingkungan wajib pajak berada
terhadap kepatuhan wajib pajak orang pribadi di Surabaya." Tax &
Accounting Review 1.1 (2013): 49.

Luh P. G. C. Dan Naniek N. (2019). Pengaruh Tarif Pajak, Pemahaman


Perpajakan, Dan Sanksi Perpajakan Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak
Umkm. E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana, 26 (3): 1885 – 1911.

Mardiasmo. 2011. Perpajakan. Edisi Revisi. Yogyakarta : Penerbit Andi


Maria, Delli. "Pengaruh Modernisasi Sistem Administrasi Perpajakan Terhadap
Tingkat Kepatuhan Pengusaha Kena Pajak di Kantor Pelayanan Pajak (KPP)
Pratama Bandar Lampung." Jurnal Bisnis Darmajaya 1.1 (2014): 38-54.

Nurulita Rahayu (2017). Pengaruh Pengetahuan Perpajakan, Ketegasan Sanksi


Pajak, Dan Tax Amnesty Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak. Akuntansi
Dewantara Vol. 1 No. 1

Rana Khoiriyyah (2018) Pengaruh Sanksi Pajak, Pengetahuan Perpajakan Serta


Pelayanan Fiskus Terhadap Kepatuhan Dalam Membayar Pajak Bumi Dan
Bangunan. Skripsi Institut Agama Islam Negeri Surakarta.

Sarunan, Widya K. "Pengaruh Modernisasi Sistem Administrasif Perpajakan

47
Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi Dan Wajib Pajak Badan
Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Manado." Jurnal EMBA: Jurnal
Riset Ekonomi, Manajemen, Bisnis dan Akuntansi 3.4 (2016).

Siti N. Pauji (2020) Hubungan Tingkat Pendidikan, Kesadaran, Kepercayaan,


Pengetahuan, Masyarakat Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Dalam
Membayar Pajak. Jurnal Akuntansi, 1 (2).

Sugiyono. (2017). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, Dan R & D. Cetakan


Ke-26. Bandung: Alfabeta.

Sugiyono. (2015). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, Dan R & D. Cetakan


Ke-26. Bandung: Alfabeta.

Suryani, Popong, Yoyok Cahyono, and Berliana Dita Utami. "Pengaruh Motivasi
Dan Gaya Kepemimpinan Terhadap Produktivitas Kerja Karyawan Produksi
di PT Tuntex Garment Indonesia." Journal of Industrial Engineering &
Management Research 1.1 (2020): 70-82.

Titis W. Adi (2018) Pengaruh Pengetahuan Perpajakan, Sanksi Pajak Dan


Kesadaran Wajib Pajak Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Di Kpp Pratama
Cilacap. Skripsi Universitas Negeri Yogyakarta.

48

Anda mungkin juga menyukai