Disusun Oleh:
Tri Suryanti
NIM: 108082000015
JURUSAN AKUNTANSI
JAKARTA
1434 H/2013 M
ii
iii
iv
v
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
I. IDENTITAS PRIBADI
KotaTangerang
4. Telpon : 085697999080
5. E-mail : triesur@yahoo.com
II. PENDIDIKAN
1. Pramuka (1999-2001)
2. Keputrian (2005-2006)
vi
IV. LATAR BELAKANG KELUARGA
1. Ayah : Tukiman
3. Ibu : Aminah
KotaTangerang
6. Telepon : 021-73442205
vii
INFLUENCE OF THE LEVEL OF INSTITUTION OF THE TAX
COMPLIANCE TO THE INCREASE OF TAX REVENUE WITH
TAX COLLECTION AS MODERATING VARIABLE
ABSTRACT
This study examined the influence of the level of institution of the tax
compliance to increase of the tax revenue with tax collection as moderating
variable. The population in this study were of the intitutions the tax that listened
in the Tax Office Pratama Serpong. Samples in this study are taken from 2008-
2011. The method of determining the sample was judgement sampling method,
while the data processing methods used by researcher was moderate regresion
analysis.
The result shows that the level of institutian of the tax compliance
significantly influence the increase of the tax revenue, and tax collection can not
be a moderating variable for level of institution of the tax compliance.
Keyword: the level of institution of the tax compliance, tax collection, to increase
of the tax revenue
viii
PENGARUH TINGKAT KEPATUHAN WAJIB PAJAK BADAN TERHADAP
PENINGKATAN PENERIMAAN PAJAK PENGHASILAN DENGAN
PENAGIHAN PAJAK SEBAGAI VARIABEL MODERATING
ABSTRAK
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji pengaruh tingkat kepatuhan
wajib pajak badan terhadap peningkatan penerimaan pajak penghasilan dengan
penagihan pajak sebagai variabel moderating. Populasi dalam penelitian ini adalah
wajib pajak badan yang terdaftrar pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Serpong.
Sampel yang digunakan adalah sampel dari tahun 2008-2011. Metode penentuan
sampel yang digunakan dalam penelitian adalah judgement sampling, sedangkan
metode pengolahan data yang digunakan peneliti adalah analisis regresi moderate.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tingkat kepatuhan wajib pajak badan
memiliki pengaruh secara signifikan terhadap peningkatan penerimaan pajak
penghasilan dan penagihan pajak tidak bisa menjadi variabel moderating bagi
tingkat kepatuhan wajib pajak badan tersebut.
Kata kunci: tingkat kepatuhan wajib pajak badan, penagihan pajak, peningkatan
penerimaan pajak penghasilan
ix
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmannirrahim.
Assalammualaikum Wr.Wb.
Alhamdulillah, segala puji bagi Allah SWT, yang telah memberikan
rahmat dan karunia-Nya kepada penulis, sehingga penulis penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini yang berjudul “Pengaruh Tingkat Kepatuhan Wajib
Pajak Badan Terhadap Peningkatan PenerimaanPajak Penghasilan Dengan
Penagihan Pajak SebagaiVariabel Moderating Pada Kantor Pelayanan Pajak
(KPP) Di Tangerang”. Sholawat serta salam semoga tercurahkan kepada Nabi
Muhammad saw, juga kepada keluarga, sahabat dan ummatnya yang senantiasa
mengikuti jejak dan langkah beliau sampai hari akhir nanti, amiin.
Pada kesempatan ini, penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih
dan penghargaan yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah
membantu dalam penyusunan skripsi ini terutama kepada:
1. Kedua orang tuaku tercinta yang telah dan selalu memberikan dukungan tiada
henti, baik berupa doa maupun finansial serta kasih sayang yang berlimpah
kepada penulis untuk terus tetap semangat.
2. Kakak dan kakak iparku, Listyowati, Abdi Surono, Muhammad Reza, dan
Destia Dwiyanti. Terima kasih atas segala pelajaran, motivasi, serta cinta dan
kasih sayangnya kepada penulis.
3. Bapak Prof. Dr. Abdul Hamid, MS selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan
Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
4. Ibu Dr. Rini, SE., Ak., M.Si selaku Ketua Jurusan Akuntansi Fakultas
Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
5. Bapak Hepi Prayudiawan, SE., Ak., MM selaku Sekretaris Jurusan Akuntansi
Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
6. Bapak Dr. Amilin, SE., Ak., M. Si, selaku Dosen Pembimbing I yang telah
bersedia meluangkan waktunya untuk memberikan banyak masukan,
pengarahan, serta motivasi kepada penulis selama proses menyusun skripsi.
x
7. Bapak Afif Sulfa, SE.,Ak.,M.Si selaku Dosen Pembimbing II yang telah
bersedia meluangkan waktunya untuk membimbing dan memberikan banyak
masukan kepada penulis selama menyusun skripsi.
8. Seluruh staf pengajar yang telah memberikan ilmunya yang tidak bisa
disebutkan satu persatu, semoga Allah SWT membalas kebaikan Bapak/Ibu.
9. Seluruh jajaran karyawan Fakultas Ekonomi dan Bisnis, terimakasih atas
bantuan, perhatian dan pelayanan yang diberikan.
10. Ibu Widiastiwi selaku Kepala Sub Bagian Umum KPP Pratama Serpong yang
telah memberikan izin penelitian, sehingga peneliti bisa melaksanakan
penelitian di kantor tersebut.
11. Bapak Zamroni selaku Staff Fungsional Pengolahan Data dan Informasi
(PDI), serta Bapak Yogi dan Bapak Elon selaku Staff Penagihan Pajak KPP
Pratama Serpong yang telah bersedia meluangkan waktunya dan memberikan
data.
12. Mudhaffar, terimakasih selama ini telah memberikan dukungan, perhatian
dan kasih sayang penuh kepada penulis.
13. Sahabatku Mumun Mulyani dan Listyana. Terimakasih atas doa serta
dukungan yang telah tercurahkan kepada penulis.
14. Sahabat seperjuanganku “The U”; Siti Zakiah, Tania Kautsarrahmelia, Tisha
Kartika Fitriyani, Yulfa Zailia, dan Yuni Ersa Syaiful. Terimakasih atas
dukungan dan segala canda tawa dalam suka maupun duka yang telah kalian
bagi selama ini.
15. Teman-teman seperjuanganku Akuntansi Perpajakan, Audit dan Manajemen
khususnya Akuntansi A. Terimakasih atas kebersamaan yang menyenangkan
dan kekeluargaan yang terjalin.
16. Serta semua teman-teman penulis yang belum disebutkan diatas, terimakasih
atas segala bantuannya selama proses penulisan skripsi ini.
xi
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna
dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang dimiliki penulis. Oleh
karena itu penulis mengharapkan segala bentuk saran serta masukan bahkan kritik
yang membangun dari berbagai pihak.
(Tri Suryanti)
xii
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK .............................................................................................. ix
xiii
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ............................................................. 10
D. Hipotesis ................................................................................. 44
xiv
E. Operasionalisasi Variabel dan Pengukurannya ....................... 53
BAB V PENUTUP……………………………………............................ 72
A. Kesimpulan .............................................................................. 72
B. Implikasi ................................................................................... 72
xv
C. Keterbatasan ………………………………………………….. 74
D. Saran ......................................................................................... 74
LAMPIRAN ............................................................................................ 80
xvi
DAFTAR TABEL
No Keterangan Halaman
xvii
DAFTAR GAMBAR
No Keterangan Halaman
xviii
DAFTAR LAMPIRAN
No Keterangan Halaman
xix
BAB I
PENDAHULUAN
pajak merupakan salah satu sumber penerimaan negara yang paling utama dari
menjamin hal tersebut, kepatuhan wajib pajak merupakan salah satu kunci
maka, harus dilakukan suatu tindakan yang tegas dari pihak Pemerintah salah
mengandalkan dua sumber pokok, yaitu sumber dana luar negeri dan sumber
dana dalam negeri. Sumber dana luar negeri misalnya pinjaman luar negeri
dan hibah (grant), sedangkan sumber dana dalam negeri misalnya penjualan
migas dan non migas serta pajak. Untuk menjadi bangsa yang mandiri,
1
perkembangannya pajak merupakan komponen utama penerimaan dalam
negeri. Hal ini nampak dari terus meningkatnya proporsi penerimaan pajak
(tiga) yaitu Official Assessment System, Self Assessment System dan With
Holding System. Dari ketiga sistem tersebut mempunyai ciri dan karakteristik
Holding System lebih menekankan kepada pihak ketiga selain fiskus dan wajib
2
perpajakan. Sebagai perwujudan bentuk pengawasan dan pembinaan,
lebih dari itu tax compliance dapat dikatakan sebagai tulang punggung self
assessment system dimana dibutuhkan suatu kerelaan dari wajib pajak itu
dua yaitu perlawanan aktif dan perlawanan pasif. Perlawanan tersebut timbul
karena pada dasarnya tidak ada orang yang rela membayar pajak. Bahkan
pajak.
adanya penelitian dan pemeriksaan pajak serta tidak adanya ketegasan dari
3
instansi pajak, maka ketidakpatuhan Wajib Pajak tersebut dapat berkembang
memiliki suatu utang pajak yang belum dibayar. Untuk mengatasi hal
tahun 2010. Pemberitaan mengenai para penunggak pajak ini dimulai ketika
DPR melakukan rapat dengar pendapat dengan Ditjen pajak yang membahas
mengenai penerimaan pajak dan tunggakan pajak. Tidak lama setelah rapat
tersebut. Dalam konferensi pers tersebut akhirnya salah satu data yang
dikeluarkan oleh DPR adalah data 100 penunggak pajak yang diperoleh oleh
DPR dari Ditjen Pajak. Kontroversi data 100 penunggak pajak bukanlah data
hampir 17.5 trilyun tentu bukanlah angka yang kecil, jauh lebih besar dari
nilai kasus bank Century. Tentu saja angka ini cukup menghenyakkan dan
4
Kontroversi mengenai publikasi penunggak pajak terbesar ini harus
beberapa perusahaan yang masuk dalam daftar 100 penunggak pajak itu
masih dalam dalam proses hukum. Proses hukum bisa berupa keberatan,
utang pajak mereka yang sedang diajukan upaya hukum bukan merupakan
utang pajak karena belum mempunyai ketetapan hukum yang kuat. Berbeda
(ketentuan umum dan tatacara perpajakan), atas surat ketetapan pajak (SKP)
apabila dalam jangka waktu 30 hari tidak dilunasi maka sudah merupakan
5
penerimaan pajak dan juga mempertimbangkan segi keadilan dalam
memperlakukan wajib pajak. Oleh sebab itu, diupayakan agar setiap wajib
tersebut akan dipenuhi oleh wajib pajak yang bersangkutan dengan sukarela.
dan kepastian hukum agar Wajib Pajak taat, patuh dan disiplin dalam
membayar pajak.
penerimaan pajak, maka perlu upaya penagihan pajak agar wajib pajak dapat
6
pajak. Berdasarkan hal tersebut, maka peneliti melakukan penelitian yang
berikut:
2. Objek dalam penelitian ini adalah wajib pajak (perusahaan) yang terdaftar
pada KPP Pratama Serpong untuk tahun pajak 2008, 2009, 2010 dan
terdaftar pada KPP di wilayah DKI Jakarta dengan data tahun pajak 2003,
B. Perumusan Masalah
7
2. Apakah interaksi antara tingkat kepatuhan Wajib Pajak Badan dengan
Serpong?
1. Tujuan Penelitian
2. Manfaat Penelitian
a. Kontribusi Teoritis
8
2) Masyarakat, Untuk menambah pengetahuan akuntansi khususnya
b. Kontribusi Praktis
perpajakannya.
9
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Literatur
1. Definisi Pajak
Menurut N. J. Feldman
“Pajak adalah prestasi yang dipaksakan sepihak oleh dan terutang kepada
penguasa (menurut norma-norma yang ditetapkan secara umum), tanpa
adanya kontrapretasi, dan semata-mata digunakan untuk menutup
pengeluaran-pengeluaran umum”.
Menurut M. J. H. Smeets
10
Menurut Rochmat Soemitro
“Pajak adalah kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang
pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang,
dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk
keperluan negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.”
Dari definisi tersebut, terdapat empat unsur yang melekat pada pajak,
diantaranya adalah:
pajak mempunyai kekuatan hukum yang kuat, untuk itu apabila wajib
11
2. Jenis-Jenis Pajak
Bangunan (PBB), Bea Materai dan Bea Perolehan Hak atas Tanah
12
Pendapatan Daerah diatur dalam undang-undang dan hasilnya akan
pajak objektif.
Bangunan (PBB).
pemungut dan sifatnya di atas, maka dapat diketahui secara jelas macam-
13
3. Cara Pemungutan Pajak
a. Stelsel Nyata
b. Stelsel Anggapan
sama dengan tahun sebelumnya sehingga pada awal tahun pajak telah
berjalan. Kelebihan stelsel ini adalah pajak yang dibayar selama tahun
sesungguhnya.
c. Stelsel Campuran
14
anggapan, kemudian pada akhir tahun besarnya pajak disesuaikan
kenyataan lebih besar dari pada pajak menurut anggapan, maka wajib
telah ditentukan.
15
wewenang, kepercayaan, tanggung jawab kepada wajib pajak untuk
c. Withholding System
akan peraturan yang berlaku dan mempunyai kejujuran yang tinggi serta
menyadari akan arti pentingnya membayar pajak. Oleh karena itu, berhasil
tergantung pada wajib pajak itu sendiri (peran dominan ada pada wajib
pajak).
5. Pajak Penghasilan
dalam tahun pajak. Ini mengandung pengertian bahwa subjek pajak baru
16
a. Subjek Pajak Penghasilan
1) Orang pribadi
yang berhak
3) Badan
mereka
Menteri Keuangan
Wajib Pajak, baik yang berasal dari Indonesia maupun dari luar
17
1) Penggantian atau imbalan berkenaan dengan pekerjaan atau jasa
3) Laba usaha.
sebagai biaya.
pekerjaan bebas;
18
16) tambahan kekayaan neto yang berasal dari penghasilan yang belum
dikenakan pajak;
perpajakan; dan
amil zakat atau lembaga amil zakat yang dibentuk atau disahkan
Pemerintah; dan
19
tidak ada hubungan dengan usaha, pekerjaan, kepemilikan, atau
3) warisan;
Pasal 15;
milik negara, atau badan usaha milik daerah, dari penyertaan modal
20
9) bagi perseroan terbatas, badan usaha milik negara dan badan usaha
10) iuran yang diterima atau diperoleh dana pensiun yang pendiriannya
12) bagian laba yang diterima atau diperoleh anggota dari perseroan
13) dihapus;
21
17) beasiswa yang memenuhi persyaratan tertentu yang ketentuannya
Keuangan;
18) sisa lebih yang diterima atau diperoleh badan atau lembaga nirlaba
dan
Keuangan.
“Kepatuhan berarti tunduk atau patuh pada ajaran aturan dalam perpajakan
kita dapat memberi pengertian bahwa kepatuhan perpajakan merupakan
ketaatan, tunduk, dan patuh, serta melaksanakan ketentuan perpajakan.
Jadi, wajib pajak yang patuh adalah wajib pajak yang taat dan mematuhi
serta melaksanakan kewajiban perpajakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan perpajakan”.
22
Safri Nurmantu berpendapat:
(Rahayu, 2010:139):
a. Tepat waktu dalam menyampaikan SPT untuk semua jenis pajak dalam
pajak
23
d. Dalam waktu 2 (dua) tahun terakhir menyelenggarakan pembukuan dan
fiskal.
a. Wajib Pajak
adalah:
pajak, pemotong pajak dan pemungut pajak, yang mempunyai hak dan
undangan.”
24
ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan wajib
penghasilan.
2) Wajib Pajak Non Efektif adalah Wajib Pajak yang tidak melakukan
25
(a) Selama 3 (tiga) tahun berturut-turut tidak pernah melakukan
(c) Wajib Pajak Orang Pribadi yang telah meninggal dunia tetapi
(f) Wajib Pajak Badan yang telah bubar tetapi belum ada akte
berwenang)
(g) Wajib Pajak Orang Pribadi yang bertempat tinggal atau berada
atau bekerja di luar negeri lebih dari 183 hari dalam jangka
waktu 12 bulan.
26
b. Surat Pemberitahuan (SPT)
1) Pengertian SPT
pajak, objek pajak dan/atau bukan objek pajak, dan/atau harta dan
perpajakan.
2) Fungsi SPT
objek pajak
27
lain dalam satu masa pajak sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan perpajakan.
dan disetorkan.
3) Jenis SPT
masa pajak. SPT Masa terdiri dari SPT Masa pph, SPT Masa
28
PPN, dan SPT Masa PPN untuk Pemungut Pajak
Pertambahan Nilai.
tahun pajak atau bagian tahun pajak. SPT Tahunan ini hanya
yaitu:
Pajak berakhir.
7. Penagihan Pajak
29
Menurut pasal 1 butir 9 Undang-Undang No. 19 Tahun 2000 tentang
Menurut Moeljohadi
b. Aparatur Direktur Jenderal Pajak, juru sita pajak negara yang telah
pajak terutang.
adalah suatu tindakan penagihan yang dilaksanakan oleh fiskus atau juru
sita pajak kepada penanggung pajak agar dapat melunasi utang pajak tanpa
30
menunggu jatuh tempo pembayaran yang meliputi seluruh utang pajak dari
(Waluyo, 2009:57):
kekuatan hukum tetap dilaksanakan oleh juru sita. Juru sita diangkat
31
4) Melaksanakan penyanderaan berdasarkan surat perintah
penyanderaan.
(Suandi, 2008:174):
1) Penagihan Pasif
lebih besar. Jika dalam jangka waktu 30 hari belum dilunasi, maka
2) Penagihan Aktif
aktif dalam arti tidak hanya mengirim surat tagihan atau surat
32
(a) Surat Teguran
24 jam.
(d) Lelang
33
dibayar maka akan dibebankan bersama-sama dengan biaya
penagihan pajak.
kantor negara
34
penagihan selanjutnya dilakukan oleh Juru Sita Pajak Negara (JSPN)
Paksa.
(c) Salah satu ahli waris atau pelaksana wasiat atau yang
(d) Para ahli waris, apabila Wajib Pajak telah meninggal dunia dan
35
(a) Pengurus, kepada perwakilan, kepala cabang, penanggung
(b) Nama Wajib Pajak dan keterangan cukup tentang alasan yang
x 24 jam)
disebutkan di atas:
36
c. Dapat dilanjutkan dengan tindak penyitaan atau
penyanderaaan/pencegahan.
8. Penerimaan Pajak
dari Wajib Pajak yang berhasil dihimpun oleh KPP. Pemungutan pajak
nasional.
sebagai bagian yang sangat penting dalam penerimaan negara. Jika dilihat
dari penerimaan negara berupa minyak dan gas bumi, tetapi lebih
37
jumlah Wajib Pajak. Intensifikasi dilakukan dengan upaya meningkatkan
terhimpunnya pajak dari subyek pajak dan obyek pajak yang telah ada.
B. Penelitian Sebelumnya
mengenai topik yang berkaitan dengan penelitian ini dapat dilihat dalam tabel
2.1.
38
Tabel 2.1
Hasil-Hasil Penelitian Terdahulu
Zakiah Pengaruh Penagihan Pajak 1. Variabel independen 1. Variabel independen Terdapat Pengaruh Secara
M.Syahab dan dan Surat Paksa Pajak terkait tentang penagihan pajak dan Signifikan antara
Hantoro Arief Terhadap Penerimaan Pajak Penagihan Pajak surat paksa pajak Penagihan Pajak dan Surat
Gisijanto Penghasilan Badan 2. Variabel dependen 2. Metode penelitian Paksa Pajak Dengan
(2008) penerimaan pajak dengan survey di Penerimaan Pajak
KPP Pratama DKI Penghasilan Badan di KPP
Jakarta Pusat Pratama Kanwill DJP
3. uji hipotesis dengan Jakarta Pusat
analisis taksiran
koefisien jalur
39
tabel 2.1 (Lanjutan)
Asri Fika Agusti Pengaruh Tingkat kepatuhan 1. Variabel independen 1. Variabel kontrol Terdapat pengaruh yang
dan Vinola wajib pajak badan terhadap maupun dependen Penghasilan Kena positif dan signifikan
Herawati penerimaan pajak yang 2. Menggunakan analisis Pajak (PKP) antara kepatuhan WP
(2009) dimoderasi oleh pemeriksaan regresi berganda, uji 2. Objek Penelitian Badan terhadap
pajak pada KPP Pratama asumsi klasik, uji t Wajib Pajak pada peningkatan penerimaan
dan uji f KPP Pratama Jakarta pajak pada KPP. Namun
Grogol Petamburan pemeriksaan tidak dapat
3. Menggunakan uji membuat hubungan antara
Autokorelasi dalam kepatuhan WP Badan dan
pengujian asumsi peningkatan penerimaan
klasik pajak semakin baik.
4. Menggunakan uji
BLUE (Best Linier
Unbiased Estimator)
Bersambung pada halaman berikuitnya:
40
tabel 2.1 (Lanjutan)
41
C. Kerangka Berpikir
gambar 2.1.
Penagihan Pajak
(Z)
Variabel Moderating
42
Gambar 2.1 (Lanjutan)
Uji Hipotesis
Gambar 2.1
Skema Kerangka Pemikiran
46
D. Hipotesis
penghasilan
46
Ha1: Tingkat kepatuhan wajib pajak badan berpengaruh signifikan
dilaksanakan oleh fiskus atau juru sita pajak kepada penanggung pajak
agar dapat melunasi utang pajak tanpa menunggu jatuh tempo pembayaran
yang meliputi seluruh utang pajak dari semua jenis pajak, masa pajak dan
tahun pajak.
jumlah koreksi fiskal dengan jumlah PPh terutang menurut SPT PPh badan
dan hasilnya bahwa penagihan pajak di setiap KPP secara umum sudah
dilakukan sesuai dengan prosedur dan tata cara tindakan penagihan yang
2008:142).
Kantor Pelayanan Pajak Pratama Kanwil DJP Jakarta Pusat dari tahun
46
Berdasarkan penelitian yang dilakukan tersebut, maka diduga
sebagai berikut:
pajak.
46
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
adalah wajib pajak badan (perusahaan) yang terdaftar pada Kantor Pelayanan
yang terdaftar pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Serpong. Metode yang
penelitian ini adalah sampel dari tahun 2008 sampai dengan tahun 2011.
47
C. Metode Pengumpulan Data
sedang diteliti melalui buku, jurnal, skripsi, tesis, internet, dan perangkat
pajak 2008 hingga tahun 2011, yang berupa; data jumlah realisasi
yang dilaporkan oleh Wajip Pajak Badan, serta data Surat Paksa yang
diterbitkan.
3. Interview (Wawancara)
48
D. Metode Analisis Data
1. Statistik Deskriptif
atau deskripsi suatu data yang dilihat rata-rata (mean), standar deviasi,
Untuk melakukan uji asumsi klasik atas data sekunder ini, maka
a. Uji Normalitas
49
b. Uji Multikolonieritas
model regresi dapat dilihat dari besaran nilai Tolerance dan VIF-nya
multikolonieritas jika nilai Tolerance < 0,10 atau sama dengan nilai
c. Uji Autokorelasi
waktu berkaitan satu sama lainnya. Masalah ini timbul karena residual
signifikansi 5%. Apabila nilai (d) berada diantara batas atas (du) dan
50
jumlah variabel independen dikurangi batas atas (k-du), atau (du < d <
d. Uji Heteroskedastisitas
ada tidaknya pola tertentu pada grafik scaterplot. Jika ada pola tertentu
tidak ada pola yang jelas serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah
(Ghozali, 2011:139).
3. Uji Hipotesis
51
dalam persamaan regresinya mengandung unsur interaksi dengan rumus
Y = α + β1X1 + β3 (X1Z1) + ε
Dimana:
a. Uji Adj R2
dependen. Nilai Adj R2 adalah diantara nol dan satu. Jika nilai Adj R2
(Ghozali, 2011:97).
b. Uji t
52
variasi variabel dependen. Langkah yang digunakan untuk menguji
sign. t > 0,05 maka Ha ditolak namun jika sign. t < 0,05 maka Ha
1. Variabel Independen
53
2. Variabel Moderating
oleh fiskus atau juru sita pajak kepada penanggung pajak agar dapat
meliputi seluruh utang pajak dari semua jenis pajak, masa pajak dan tahun
pajak.
oleh Syahab dan Gisijanto (2008). Variabel ini diukur berdasarkan jumlah
3. Variabel Dependen
54
Tabel 3.1
Operasional Variabel
Jenis Skala
Variabel Indikator
Varibel Pengukuran
Diukur berdasarkan
Tingkat Jumlah penyampaian
Kepatuhan Surat Pemberitahuan
Wajib Pajak Independen Rasio
(SPT) yang dilaporkan
Badan
(Suhendra, oleh Wajib Pajak Badan
2010) KPP Pratama Serpong
dari tahun 2008-2011
Diukur berdasarkan
Penagihan Jumlah Surat Paksa
Moderating yang diterbitkan oleh Rasio
Pajak
(Syahab, KPP Pratama Serpong
2008) dari tahun 2008-2011
Diukur berdasarkan
Peningkatan Jumlah Realisasi
Penerimaan Penerimaan PPh yang
Pajak
Dependen diterima setiap Rasio
(Suhendra,
2010) bulannya pada KPP
Pratama Serpong dari
tahun 2008-2011
55
Skala
Variabel Dimensi Indikator
Pengukuran
56
BAB IV
pelayanan pajak yang ada di wilayah DJP Banten. KPP Pratama Serpong
yang dulu bernama KPP Serpong yang berdiri tahun 1994, KPP ini
beralamat di Jalan Raya Serpong Sektor VIII Blok 405 No.4 BSD
Organisasi dan Tata Kerja Instansi Vertikal Direktorat Jenderal Pajak yang
56
b. Kecamatan Pamulang
c. Kecamatan Serpong
d. Kecamatan Ciputat
a. Kecamatan Serpong
c. Kecamatan Ciputat
e. Kecamatan Pamulang
Adapun Visi dan Misi KPP Pratama Serpong guna mencapai target
57
c. Misi Kelembagaan KPP Pratama Serpong
berikut:
wilayah wewenangnya.
Wajib Pajak.
58
4) Penatausahaan piutang pajak, penerimaan, penagihan, penyelesaian
Lainnya.
Gambar 4.1
Struktur Organisasi KPP Pratama Serpong
59
Adapun penjelasannya adalah sebagai berikut:
b. Seksi Penagihan
penagihan.
c. Seksi Ekstensifikasi
ekstensifikasi.
d. Seksi Pemeriksaan
60
dan Bangunan, pelayanan dukungan teknis komputer, pemantauan
aplikasi seperti e-SPT dan e-Filling, pelaksanaan i-SIS MIOP dan SIG
f. Seksi Pelayanan
kerjasama perpajakan.
1) Pemeriksaan Lengkap;
61
B. Hasil Analisis dan Pembahasan
Tabel 4.1
Hasil Uji Statistik Deskriptif
Descriptive Statistics
nilai minimum 31540 dan maksimun 118856. Hal ini berarti dalam
paling sedikit berjumlah 31540 dalam ratusan ribu rupiah dan paling
62
Variabel tingkat kepatuhan wajib pajak badan menunjukan nilai
minimum dan maksimun sebesar 1638 dan 15049. Hal ini berarti tingkat
paling sedikit berjumlah 1638 SPT yang dilaporkan dan paling banyak
kepatuhan sebesar 8261.71. Hal tersebut berarti rata-rata jumlah SPT Masa
63
menunjukkan bahwa model regresi telah memenuhi asumsi
penelitian.
bawah ini:
Tabel 4.2
Hasil Uji Multikolonieritas
a
Coefficients
a. Dependent Variable: PP
64
c. Hasil Uji Autokorelasi
Tabel 4.3
Hasil Uji Autokorelasi
Model Summary
b. Dependent Variable: PP
Sumber : Data sekunder diolah
terlihat bahwa nilai Durbin Watson (d) sebesar 1,892. Oleh karena
nilai d lebih besar dari batas atas (du), maka dapat disimpulkan bahwa
dikarenakan nilai d > dU, yaitu 1,892 lebih besar dari 1,674.
65
d. Hasil Uji Heterokedastisitas
dibawah ini:
Gambar 4.3
Hasil Uji Heterokedastisitas dengan Grafik Scatterplot
bahwa data tersebar di atas dan di bawah angka 0 (nol) pada sumbu Y
dan tidak terdapat suatu pola yang jelas pada penyebaran data tersebut.
kepatuhan pajak.
66
3. Hasil Uji Hipotesis
Tabel 4.4
Hasil Uji Koefisien Determinasi
Model Summary
b. Dependent Variable: PP
Dari tabel 4.4 diatas juga diketahui bahwa nilai R adalah 0.828
67
b. Hasil Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji Statistik t)
Hasil uji t dapat dilihat dari nilai tingkat kepatuhan pajak dan
Tabel 4.5
Hasil Uji Signifikansi Parameter Individual
a
Coefficients
Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients
a. Dependent Variable: PP
sebesar 0,728 dan nilai sig. sebesar 0,000. Konstanta sebesar 0,000
68
pajak karena t hitung lebih besar dari t tabel dan probabilitas
Ha1 diterima.
4. Interpretasi Hasil
penerimaan pajak
penerimaan pajak atau dengan kata lain H1 diterima. Hasil ini dapat
69
disimpulkan bahwa semakin tinggi tingkat kepatuhan Wajib Pajak
(2010) dan Asri Fika Agusti dan Vinola Herawati (2009), serta
sebesar 0,464 > 0,005, hal ini menandakan bahwa penagihan pajak
70
Hasil penelitian ini tidak mendukung penelitian yang
71
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Implikasi
72
penghasilan badan yang cukup besar ini akan memberikan kontribusi terhadap
satu sumber penerimaan negara yang paling utama dari dalam negeri untuk
mendanai Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara. Selain itu fiskus atau
peraturan dan tata cara perpajakan kepada masyarakat agar masyarakat bisa
sebagai wajib pajak atau pengusaha kena pajak, mengisi dan menyampaikan
SPT, membayar atau menyetor pajak terutang, dan sebagainya. Oleh karena
itu wajib pajak yang terdaftar tidak lalai dalam melaksanakan kewajibannya
serta tidak mempunyai tunggakan atau hutang pajak, sehingga petugas pajak
73
C. Keterbatasan
sebagai berikut:
tepat.
2. Variabel penagihan pajak pada penelitian ini terbatas pada salah satu
bentuk penagihan aktif yaitu surat paksa, bukan pada seluruh tata cara
penagihan.
D. Saran
74
kemudahan dalam sistem administrasi perpajakan, pelayanan pajak dan
undang-undang perpajakan.
bukan hanya pada satu Kantor Pelayanan Pajak, sehingga dapat diperoleh
75
DAFTAR PUSTAKA
Agusti, Asri Fika dan Vinola Herawaty. “Pengaruh Tingkat Kepatuhan Wajib
Pajak Badan Terhadap Peningkatan Penerimaan Pajak Yang Dimoderasi
Oleh Pemeriksaan Pajak Pada KPP Pratama”, Simposium Nasional
Akuntansi 12, Palembang, 2009.
Hamid, Abdul. “Paduan Penulisan Skripsi”, Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN
Press, Jakarta, 2012.
Ilyas, B Irawan dan Burton Richard. “Hukum Pajak”, Penerbit Salemba Empat,
Jakarta, 2004.
76
Malik, Dusep. “Target Penerimaan Pajak 2012 Sebesar Rp 1.032,6 Triliun”,
Diakses melalui: http://www.indonesia financetoday. com/read /17147/
Target PenerimaanPajak-2012-sebesar-Rp-1.0326-Triliun, pada tanggal 10
Juni 2012.
77
,“Undang-Undang RI Nomor 36 Tahun 2008 Tentang Perubahan
keempat atas Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1983 Tentang Pajak
Penghasilan”, Pemerintah RI, Jakarta, 2008.
Rahayu, Siti Kurnia. “Perpajakan Indonesia Konsep dan Aspek Formal”. Penerbit
Graha Ilmu. Yogyakarta. 2010.
Resmi, Siti. “Perpajakan: Teori dan Kasus”, Salemba Empat, Jakarta, 2009.
Suandy, Early. “Hukum Pajak”, Edisi 4, Penerbit Salemba Empat, Jakarta, 2008.
78
Syahab, Zakiah M. dan Gisijanto, Hantoro Arief. “Pengaruh Penagihan Pajak
dan Surat Paksa Pajak Terhadap Penerimaan Pajak Penghasilan Badan”,
Jurnal Ekonomi Bisnis Volume 13 Nomor 1, 2006.
79
LAMPIRAN
80
Lampiran 1
Surat Penelitian Skripsi
81
82
83
Lampiran 2
Surat Keterangan Hasil
Penelitian
84
85
Lampiran 3
Data Olahan
86
Lampiran
Data Olahan yang Diperoleh dari KPP Pratama Serpong
1810 15 31,540,188,766
2851 5 51,763,255,014
2958 7 31,347,016,240
3008 8 33,371,414,612
3034 27 33,608,569,594
3060 6 43,120,010,008
3079 5 42,900,783,846
3096 7 37,956,860,812
3102 8 43,393,455,082
3128 5 36,154,438,151
3159 1 55,168,497,529
3322 21 48,604,665,896
3916 71 40,854,059,221
5215 44 81,379,009,092
6810 7 43,184,536,938
6888 7 49,918,826,751
6954 63 42,424,365,251
6985 8 42,988,876,620
7013 6 42,422,713,797
7023 5 43,657,067,574
7053 30 51,567,990,164
87
Kepatuhan Penagihan Pajak Penerimaan Pajak
7073 53 45,075,694,657
7107 125 83,012,212,948
7182 1 41,484,483,810
7340 8 49,694,038,435
8266 73 67,314,350,441
10482 5 59,692,999,785
10575 4 52,483,234,463
10655 6 59,973,143,753
10701 8 59,744,532,848
10729 20 66,207,395,870
10763 33 67,957,544,355
10786 201 60,006,238,136
10822 8 66,615,870,486
10859 2 89,108,856,417
10945 24 84,937,110,213
11100 36 57,474,264,391
11811 29 83,693,113,393
14689 46 86,636,323,979
14794 38 70,421,339,001
14883 13 85,277,012,473
14909 14 92,104,770,573
14950 9 87,647,188,066
14978 4 87,387,554,016
14998 9 83,210,698,753
15014 4 85,153,443,857
15049 45 118,856,102,590
88
Lampiran 4
Output Hasil
Pengujian Data
89
LAMPIRAN
Variables Entered/Removed
Variables
Model Variables Entered Removed Method
a
1 mod, KP . Enter
Descriptive Statistics
Descriptive Statistics
PP 5.942E10 2.0843E10 48
KP 8261.71 4393.877 48
Uji Autokorelasi
b
Model Summary
Change Statistics
90
Uji Multikolonieritas dan Uji Statistik t
a
Coefficients
Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients Correlations Collinearity Statistics
Model B Std. Error Beta t Sig. Zero-order Partial Part Tolerance VIF
KP 3822287.939 416196.140 .806 9.184 .000 .825 .808 .769 .910 1.099
mod 3784.835 5119.130 .065 .739 .464 .307 .110 .062 .910 1.099
a. Dependent Variable: PP
Correlations
PP KP mod
KP .000 . .019
N PP 48 48 48
KP 48 48 48
91
a
Collinearity Diagnostics
Variance Proportions
Dimensi
Model on Eigenvalue Condition Index (Constant) KP mod
a. Dependent Variable: PP
a
Residuals Statistics
a. Dependent Variable: PP
92
Uji Normalitas
Uji Heteroskedastisitas
93