LAPORAN MAGANG
FAKULTAS EKONOMI
PROGRAM STUDI AKUNTANSI
DEPOK
JANUARI 2013
Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat
rahmat-Nya, saya dapat menyelesaikan laporan magang ini. Penulisan laporan
magang ini saya lakukan dalam rangka memenuhi salah satu syarat dalam
mencapai gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Akuntansi pada Fakultas Ekonomi
Universitas Indonesia. Saya sepenuhnya menyadari bahwa tanpa bantuan berbagai
pihak, sulit bagi saya untuk menyelesaikan laporan magang ini. Karena itulah,
saya menyampaikan terima kasih pada:
1.
Ibu Debby Fitriasari, S.E., M.M., selaku dosen pembimbing yang telah
menyempatkan waktu di tengah kesibukan untuk membimbing saya yang
sering sekali melakukan kesalahan. Terima kasih atas berbagai masukan dan
arahan, mohon maaf jika ada perbuatan yang kurang berkenan, dan semoga
ke depan Ibu makin sukses dalam segala hal.
2.
3.
Orang tua saya, Mama dan Papa yang tak henti memberikan semangat di kala
putus asa yang sering sekali datang, dan tak bosan menyayangi saya dengan
kasih sayang yang tidak terkira besarnya.
4.
Adik-adik saya, Arsa dan Sekar, yang menjadi motivasi saya untuk menjadi
kakak yang baik dan tidak pernah menyerah kala mengalami kesulitan dalam
menulis laporan magang ini.
5.
6.
Tya dan Dina, dua adik paling cantik di Depok yang tidak pernah berhenti
memberikan semangat untuk segera lulus.
7.
8.
Dan untuk Handy yang baik hati, terimakasih sudah menepati janji. Wish only
all the best for the rest of your life.
Saya juga mengucapkan terima kasih pada semua dosen yang sudah
membimbing saya dari awal kuliah hingga mata kuliah terakhir sebelum
kelulusan. Dan juga kepada seluruh pegawai FEUI yang membantu saya, Bapak
Ibu Biro Pendidikan, Bapak Ibu Departemen Akuntansi, Bapak Satpam dan MasMas yang pegang kunci Departemen, yang dengan baik membantu saya jika
menyerahkan revisian terlalu malam, dan semua orang yang tidak bisa disebutkan
satu persatu, yang telah mendukung perjalanan saya sampai menyelesaikan
Laporan Magang ini.
Saya hanya bisa mengucapkan terimakasih, dan semoga Tuhan Yang Maha
Esa yang membalas segala jasa semua pihak yang membantu dengan limpahan
rahmat dan berkah-Nya. Dan semoga laporan magang ini kelak dapat membawa
manfaat bagi saya yang membuat dan Anda yang membaca.
vi
ABSTRAK
Nama
: Laras Sandra Sindora
Program Studi : Akuntansi
Judul
: Proses Ekualisasi Pajak Pertambahan Nilai dengan Pajak
Penghasilan Badan PT. Timah (Persero) Tbk Tahun 2010
Kata kunci:
Ekualisasi, Pajak Pertambahan Nilai, Pajak Penghasilan Badan
vii
Universitas Indonesia
ABSTRACT
Name
: Laras Sandra Sindora
Study Program: Accounting
Title
: Equalization Process of Value Added Tax and Income Tax of
PT. Timah (Persero) Tbk 2010
This paper studies about equalization process of value added tax (VAT) and
income tax in PT. Timah (Persero) Tbk. 2010, in order to fulfil one of the
requirements needed in investigation process of tax restitution asked by the
company. Equalization process starts from collecting export data of PT. Timah
(Persero) Tbk., to see the base of VAT from total export delivered by the
company and the base of income tax from total invoice sent to customers. Next
step is looking for the difference from both bases, and the reason of those
differences are time difference between product delivery and sales to customer,
adjustment because the changing of rules for mineral and coal mining, difference
from world tin price fluctuation, difference from exchange rate, and another
causes.
Key words:
Equalization, Value Added Tax, Corporate Income Tax
viii
Universitas Indonesia
DAFTAR ISI
i
ii
iii
iv
1.
PENDAHULUAN .............................................................................
1.1 Latar Belakang Program Magang ...............................................
1.2 Tujuan Pelaksanaan dan Penulisan Laporan Magang ................
1.3 Tempat dan Waktu Magang .......................................................
1.4 Pelaksanaan Kegiatan Magang ...................................................
1.5 Ruang Lingkup Penulisan ...........................................................
1.6 Sistematika Penulisan .................................................................
1
1
2
2
3
4
4
2.
LANDASAN TEORI
2.1 Undang Undang Nomor 42 tahun 2009 tentang Pajak
Pertambahan Nilai .....................................................................
2.1.1 Pengertian dan Karakteristik Pajak Pertambahan Nilai ...
2.1.2 Objek Pajak Pertambahan Nilai ......................................
2.1.3 Saat Terutang Pajak Pertambahan Nilai ..........................
2.1.4 Tarif Pajak Pertambahan Nilai .......................................
2.1.5 Mekanisme Pemungutan Pajak Pertambahan Nilai .......
2.2 Restitusi (Pengembalian) Pajak Pertambahan Nilai ..................
2.2.1 Undang Undang No. 16 tahun 2009 Tentang Ketentuan
Umum dan Tata Cara Perpajakan dan Perubahannya ....
2.2.2 Peraturan Menteri Keuangan Nomor 72/PMK.03/2010
tentang Tata Cara Pengembalian Kelebihan Pajak
Pertambahan Nilai/Pajak Penjualan Barang Mewah ......
2.3 Undang Undang Nomor 4 tahun 2009 tentang Pertambangan
Mineral dan Batubara .................................................................
ix
vi
vii
viii
ix
xi
xii
6
6
7
8
10
10
10
10
11
13
Universitas Indonesia
13
14
15
17
17
17
PEMBAHASAN ...............................................................................
4.1 Latar Belakang Ekualisasi PPN PT. Timah (Persero) Tbk ........
4.2 Proses Ekualisasi PPN dengan PPh Badan PT. Timah (Persero)
Tbk .............................................................................................
4.2.1 Perhitungan Selisih Jumlah Penyerahan dari SPT Masa
PPN dan SPT PPh Badan PT. Timah (Persero) Tbk
tahun 2010 ......................................................................
4.2.2 Prosedur Ekualisasi PPN dengan PPh Badan PT. Timah
Tbk ..................................................................................
4.2.2.1 Pengumpulan Dokumen yang Diperlukan ......
4.2.2.2 Input Data ke Dalam Program yang Disusun....
4.2.2.3 Analisis Penyebab Perbedaan dan Pembuatan
Laporan Ekualisasi ...........................................
25
25
45
45
47
49
4.
5.
17
18
18
18
19
20
22
27
27
27
28
30
37
Universitas Indonesia
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1
Tabel 4.2
Tabel 4.3
Tabel 4.4
xi
Universitas Indonesia
DAFTAR GAMBAR
Gambar 3.1
Gambar 3.2
Gambar 3.3
Gambar 3.4
Gambar 4.1
Gambar 4.2
xii
19
20
21
23
37
39
Universitas Indonesia
BAB 1
PENDAHULUAN
sebagai
telah turut
Universitas Indonesia
kerja nantinya, seperti kemampuan berkomunikasi dan bekerja dalam tim. Dengan
demikian mahasiswa dapat meningkatkan kapasitasnya sebagai lulusan S1 FEUI
yang nantinya memiliki daya saing tinggi dalam dunia kerja. Untuk itulah, penulis
memilih program magang sebagai tugas akhir syarat kelulusan S1 FEUI.
2.
3.
1.
2.
Universitas Indonesia
2.
3.
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
BAB 2
LANDASAN TEORI
2.1 Undang Undang Nomor 42 tahun 2009 tentang Pajak Pertambahan Nilai
(UU PPN)
2.1.1 Pengertian dan Karakteristik Pajak Pertambahan Nilai
Pajak Pertambahan Nilai (selanjutnya disebut PPN) adalah pajak yang
dikenakan atas penggunaan Barang Kena Pajak (BKP) dan Jasa Kena Pajak (JKP)
dalam daerah pabean. Jika barang tersebut diekspor ke luar negeri, berarti
penggunaan BKP tersebut tidak di dalam daerah pabean, sehingga tarif pajak yang
dikenakan adalah 0%. PPN dipungut pada setiap mata rantai perusahaan karena
adanya pemakaian faktor-faktor produksi hingga pemakaian akhir oleh konsumen.
Waluyo (2011) dalam bukunya, Perpajakan Indonesia 2 menjelaskan
karakteristik PPN, yaitu:
1. Objektif. Maksud dari karakteristik ini adalah kewajiban pajak timbul atas
objek pajak dan pengenaannya tidak ditentukan kondisi subjek pajak.
2. Pajak tidak langsung. Arti dari karakter pajak tidak langsung adalah pemikul
beban pajak dan penanggung jawab atas pembayaran pajak ke kantor
pelayanan pajak adalah subjek yang berbeda. Pemikul beban pajak adalah
pembeli atau yang menerima penyerahan, sedangkan penanggung jawabnya
adalah penjual atau yang melakukan penjualan.
3. Tidak menimbulkan pajak berganda. PPN dihitung dengan metode
pengurangan
tidak
langsung
(indirect
subtraction),
yaitu
dengan
yang
artinya
pajak
dikenakan
di
tiap
mata
Universitas Indonesia
Barang hasil pertambangan atau hasil pengeboran yang diambil langsung dari
sumbernya.
2.
3.
4.
5. Jasa asuransi.
6. Jasa keagamaan.
7. Jasa pendidikan.
8. Jasa kesenian dan hiburan.
9. Jasa penyiaran yang tidak bersifat iklan.
10. Jasa angkutan umum di darat dan di air serta jasa angkutan udara dalam
negeri yang menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari jasa angkutan udara
luar negeri.
11. Jasa tenaga kerja.
12. Jasa perhotelan.
13. Jasa yang disediakan oleh pemerintah dalam rangka menjalankan
pemerintahan secara umum.
14. Jasa penyediaan tempat parkir.
15. Jasa telepon umum dengan menggunakan uang logam.
16. Jasa pengiriman uang dengan wesel pos.
17. Jasa boga atau katering.
Penyerahan BKP.
2.
Impor BKP.
3.
Penyerahan JKP.
4.
5.
6.
7.
8.
Ekspor JKP.
Lalu lebih lanjut dijelaskan pula bahwa saat terutangnya pajak untuk hal-
Untuk penyerahan Barang Kena Pajak (BKP) yang sifatnya berwujud dan
merupakan barang bergerak, saat terutang pajak adalah saat penyerahan
Barang Kena Pajak.
Universitas Indonesia
2.
Untuk barang tidak berwujud atau tidak bergerak, pajak terutang saat terjadi
penyerahan hak untuk menggunakan atau menguasai BKP tersebut.
3.
Untuk penyerahan BKP tidak berwujud, saat terutang pajak adalah yang
terjadi lebih dulu dari peristiwa berikut:
a.
b.
c.
Saat harga penyerahan diterima baik sebagian atau seluruhnya oleh PKP.
d.
Jika poin (a) sampai (c) tidak diketahui, maka saat terutang pajak adalah
saat ditandatanganinya kontrak oleh PKP.
4. Untuk penyerahan Jasa Kena Pajak (JKP), pajak terutang saat mulai
tersedianya fasilitas atau kemudahan untuk dipakai secara nyata, baik
sebagian atau seluruhnya.
5. Untuk impor BKP, pajak terutang saat BKP tersebut dimasukkan ke dalam
Daerah Pabean.
6. Untuk ekspor BKP, pajak terutang saat BKP tersebut dikeluarkan ke dalam
Daerah Pabean
7. Untuk aset yang menurut tujuan semula tidak untuk diperjualbelikan dan atas
sisa persediaan BKP saat pembubaran perusahaan, pajak terutang saat:
a.
b.
c.
8. Untuk
penyerahan
BKP
dalam
rangka
perubahan
bentuk
usaha,
Universitas Indonesia
10
2.
Pajak masukan, yaitu PPN yang seharusnya sudah dibayar oleh pengusaha
kena pajak karena perolehan barang/jasa kena pajak.
2.
Pajak keluaran, yaitu PPN terutang yang wajib dipungut oleh pengusaha kena
pajak yang melakukan penyerahan barang/jasa kena pajak.
Pajak masukan dapat dikreditkan dengan pajak keluaran dalam satu masa
pajak yang sama. Sebagaimana disebutkan dalam Pasal 9 UU PPN, apabila dalam
satu masa pajak, pajak keluaran lebih besar daripada pajak masukan, maka
selisihnya merupakan kekurangan yang harus dibayarkan oleh pengusaha kena
pajak. Sedangkan jika dalam satu masa pajak, pajak masukan lebih besar daripada
pajak keluaran, maka selisihnya merupakan kelebihan pajak yang akan
dikompensasikan pada masa pajak berikutnya, atau untuk dikembalikan dengan
permohonan restitusi dari pengusaha kena pajak pada akhir tahun buku.
11
maka terdapat kelebihan pajak. Kelebihan pajak ini dapat dikembalikan dengan
permohonan restitusi dari pengusaha kena pajak pada akhir tahun buku.
Kelebihan pembayaran dapat dikembalikan dengan pengembalian
pendahuluan dan pemeriksaan. Pemeriksaan sendiri adalah serangkaian kegiatan
menghimpun dan mengolah data, keterangan, dan/atau bukti yang dilaksanakan
secara objektif dan profesional berdasarkan suatu standar pemeriksaan untuk
menguji kepatuhan pemenuhan kewajiban perpajakan dan/atau untuk tujuan lain
dalam rangka melaksanakan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan,
seperti yang tercantum dalam Pasal 1 Undang Undang No. 16 Tahun 2009
Tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan dan Perubahannya (UU
KUP).
Selanjutnya dijelaskan dalam Pasal 17 UU KUP, bahwa setelah Direktur
Jenderal Pajak (DJP) melakukan pemeriksaan terhadap pemohon restitusi, DJP
akan menerbitkan Surat Ketetapan Pajak Lebih Bayar (SKPLB) yang menandakan
permohonan restitusi tersebut diterima. Ketentuan tentang tata cara permohonan
restitusi diatur dalam Peraturan Menteri Keuangan Nomor 72/PMK.03/2010
tentang Tata Cara Pengembalian Kelebihan Pajak Pertambahan Nilai/Pajak
Penjualan Barang Mewah.
Universitas Indonesia
12
1.
2.
tercantum dalam Pasal 8 ayat (1) UU KUP. Dalam pembetulan SPT, Wajib Pajak
juga bisa mengajukan permohonan pengembalian kelebihan pembayaran. Khusus
untuk pembetulan atas SPT yang menyatakan lebih bayar dan rugi, terdapat batas
waktu tambahan seperti dinyatakan dalam Pasal 8 ayat (1a) UU KUP. Wajib
Pajak yang melakukan pembetulan SPT di mana pembetulan SPT tersebut
menyatakan rugi atau lebih bayar, maka pembetulan SPT tersebut dapat dilakukan
paling lama dua tahun sebelum daluarsa penetapan. Yang dimaksud dengan
daluwarsa penetapan adalah jangka waktu 5 (lima) tahun setelah saat terutangnya
pajak atau berakhirnya Masa Pajak, bagian Tahun Pajak, atau Tahun Pajak,
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 ayat (1) UU KUP.
Pengembalian
dapat
dilakukan
dengan
proses
penelitian
atau
pemeriksaan oleh Direktur Jenderal Pajak, seperti yang tercantum dalam Pasal 4
ayat (1) PMK 72/2010. Pada Pasal 4 ayat (2) PMK 72/2010, disebutkan bahwa
penelitian dan pemeriksaan dilakukan terhadap permohonan pengembalian
kelebihan Pajak yang diajukan oleh PKP selain:
1.
2.
3.
peraturan
sebelumnya,
yaitu
Peraturan
Menteri
Keuangan
No.
13
kelayakan,
konstruksi,
penambangan,
pengolahan
dan
pemurnian,
2.
3.
Mineral bukan logam meliputi intan, korundum, grafit, arsen, pasir kuarsa,
dan mineral bukan logam lainnya.
4.
Batuan meliputi pumice, tras, toseki, obsidian, marmer, perlit, tanah diatome,
tanah serap (fullers earth), batuan lain, dan pasir yang tidak mengandung
unsur mineral logam atau unsur mineral bukan logam dalam jumlah yang
berarti ditinjau dari segi ekonomi pertambangan.
5.
14
IUP eksplorasi, yaitu izin usaha yang diberikan untuk melakukan tahapan
kegiatan penyelidikan umum, eksplorasi, dan studi kelayakan.
2.
IUP operasi produksi, yaitu izin usaha yang diberikan setelah selesai
pelaksanaan IUP eksplorasi, dalam PP No. 23/2010 dijelaskan bahwa IUP
operasi produksi meliputi kegiatan konstruksi, penambangan, pengolahan dan
pemurnian, serta pengangkutan dan penjualan.
Universitas Indonesia
15
3.
Izin
Pertambangan
Rakyat
(IPR),
yaitu
izin
melaksanakan
usaha
IUP Khusus (IUPK) untuk usaha di daerah pertambangan khusus yang juga
terdiri dari IUPK eksplorasi dan IUPK operasi produksi.
Perbedaan lain dari UU Minerba 2009 dengan peraturan sebelumnya
2.4
Peraturan
Menteri
Perdagangan
Nomor
04/M-DAG/PER/2007
16
Sedangkan untuk produk, timah batangan yang dapat diekspor oleh ETTimah memiliki 3 ketentuan:
1.
2.
Memiliki Bukti Pelunasan royalti untuk Timah Batangan yang akan diekspor.
3.
Universitas Indonesia
BAB 3
PROFIL PERUSAHAAN
banyak
sektor
termasuk
pertambangan,
perbankan,
asuransi,
Jasa Audit, yang dapat disesuaikan dengan kebutuhan klien yaitu audit
umum, audit operasional, dan audit khusus, yang dilakukan dengan mengacu
pada Standar Pemeriksaan Akuntan Publik (SPAP).
2.
3.
4.
Jasa Perpajakan, meliputi pengisian SPT PPh Badan dan PPh pasal 21,
penyusunan neraca fiskal, pengisian SPT Masa PPN, pengajuan surat
17
Universitas Indonesia
18
19
Misi :
1.
2.
Membangun Sumber Daya Manusia yang berkompeten dan memiliki NilaiNilai Positif, Integritas, Kreatifitas serta Bermartabat.
3.
4.
5.
20
Dalam Gambar 3.1, terlihat pula kegiatan operasi perusahaan di daerahdaerah selain Bangka Belitung dan Kepulauan Riau. Kegiatan-kegiatan tersebut
merupakan diversifikasi usaha PT. Timah (Persero) Tbk dan dioperasikan oleh
anak perusahaan yang akan dijelaskan dalam subbab berikutnya. Sampai saat ini
kantor pusat PT. Timah (Persero) Tbk terletak di Jl. Jendral Sudirman, Kota
Pangkalpinang, Provinsi Bangka Belitung.
21
1.
Pertambangan timah
Anak perusahaan yang menjalankan kegiatan pertambangan timah adalah PT.
Tambang Timah yang beroperasi di wilayah Kundur, dengan bisnis utama
penambangan timah dan mineral lain, pengolahan bijih timah dari fase
peleburan hingga pemurnian, dan produksi timah solder sebagai industri hilir.
2.
Perdagangan
Dalam melaksanakan kegiatan pemasaran, perusahaan beroperasi melalui
anak perusahaannya, yaitu Indometal London Limited, yang berbasis di
London, Inggris. Indometal London Limited merupakan agen penjualan dan
distribusi untuk pasar di kawasan Eropa dan Amerika. Sementara itu, untuk
melayani pasar domestik dan kawasan Asia Pasifik, Perusahaan melakukan
kegiatan distribusi dan pemasarannya secara langsung di kantor pusat.
3.
Jasa keteknikan
Jasa keteknikan disediakan perusahaan melalui anak perusahaan, yaitu PT.
Timah Industri dan PT. Dok dan Perkapalan Air Kantung. PT. Timah Industri
menghasilkan produk cor untuk memenuhi kebutuhan PT. Tambang Timah,
Universitas Indonesia
22
sedangkan PT. Dok dan Perkapalan Air Kantung bergerak dalam penyediaan
jasa galangan kapal dan transportasi serta menjadi agen material dan
perlengkapan yang terkait jasa galangan kapal.
4.
perusahaan, yaitu PT. Tambang Timah. Kegiatan utama PT. Timah (Persero) Tbk
sendiri adalah menjadi holding company yang terlibat dalam operasi
pertambangan dan pemasaran produk-produk dari anak perusahaan. Namun
setelah adanya UU No.4 tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral dan Batu Bara
yang menyebutkan bahwa subkontrak pertambangan baik darat maupun lepas
pantai tidak lagi diperbolehkan, PT. Timah (Persero) Tbk melakukan penyesuaian
struktur operasional perusahaan. Per April 2010, proses pertambangan timah di
Bangka dan Belitung dipegang seluruhnya oleh PT. Timah (Persero) Tbk,
sedangkan PT Tambang Timah melakukan pertambangan di wilayah Kundur.
23
Bursa Logam London (LME). Logam timah sebagian besar (kurang lebih 95%)
dipasarkan ke luar negeri, sedangkan sisanya sebanyak 5% dipasarkan di dalam
negeri.
Universitas Indonesia
24
dan industri plat timah serta pedagang besar (trader) dari seluruh dunia. Tujuan
ekspor PT. Timah (Persero) Tbk antara lain:
1.
2.
3.
Universitas Indonesia
BAB 4
PEMBAHASAN
Universitas Indonesia
26
2.
Data Akuntansi, yaitu laporan keuangan (yang jika ada sudah diaudit oleh
akuntan publik), surat pernyataan tidak diaudit jika laporan keuangan tidak
diaudit, daftar akun (chart of account), trial balance, general ledger dan
subsidiary ledger.
3.
perusahaan dan data akuntansi disediakan sendiri oleh PT. Timah (Persero) Tbk,
sedangkan KAP Salam Mannan bertugas untuk menyediakan data perpajakan,
termasuk ekualisasi PPN dengan PPh Badan.
Universitas Indonesia
27
4.2 Proses Ekualisasi PPN dengan PPh Badan PT. Timah (Persero) Tbk
4.2.1 Perhitungan Selisih Jumlah Penyerahan dari SPT Masa PPN dan SPT PPh
Badan PT. Timah (Persero) Tbk tahun 2010
Untuk proses ekualisasi, selisih yang harus diperhitungkan dilihat dari
jumlah penyerahan dari SPT Masa PPN dan SPT PPh Badan PT. Timah (Persero)
Tbk 2010. Perhitungan yang digunakan dalam seluruh penjelasan di dalam
laporan ini menggunakan angka-angka ilustratif untuk menjaga kerahasiaan
perusahaan. Selisih anatara jumlah penyerahan dari SPT Masa PPN dan SPT PPh
Badan PT. Timah (Persero) Tbk tahun 2010 adalah sebagai berikut:
Total Penjualan (SPT PPh Badan)
Rp 1.873,4 M
Rp 2.184,8 M
Rp
310,9 M
Dari SPT PPh Badan PT. Timah (Persero) Tbk tahun 2010, diketahui
bahwa total penjualan yang menjadi DPP PPh Badan perusahaan di tahun 2010
adalah sebesar Rp 1.873,4 M. Sedangkan untuk total penyerahan yang menjadi
DPP PPN seperti tercantum dalam SPT Masa PPN PT. Timah (Persero) Tbk 2010
adalah sebesar Rp 2.184,8 M. Dengan demikian, selisih dari kedua DPP tersebut
menjadi Rp 310,9 M.
Perbedaan sebesar 310,9 M tersebut menjadi selisih yang harus
dijelaskan dalam proses ekualisasi. Dari jumlah ini, terdapat berbagai
kemungkinan penyebab yang harus diperiksa lebih lanjut.
4.2.2 Prosedur Ekualisasi PPN dengan PPh Badan PT. Timah (Persero) Tbk
Dimulai awal Juni 2012, tim pendamping dari KAP Salam Mannan dan
Rekan memulai proses ekualisasi dengan melakukan analisis terhadap hal-hal
yang mungkin menjadi penyebab adanya selisih tersebut. Hal awal yang harus
dilakukan adalah mencari jumlah transaksi penjualan yang sudah sama-sama
tercatat baik dalam SPT PPN maupun SPT PPh Badan. Setelah semua transaksi
penjualan tersebut direkapitulasi, maka akan diketahui angka selisih yang menjadi
penyebab perbedaan dan harus ditelusuri lebih lanjut.
Universitas Indonesia
28
Sistem akuntansi yang dipergunakan oleh PT. Timah (Persero) Tbk yaitu
SAP, tidak dapat menunjukkan penyebab perbedaan yang terjadi, karena di dalam
modulnya tidak terdapat keterkaitan secara menyeluruh antara semua divisi dalam
perusahaan. Untuk itulah, pencarian penyebab perbedaan ini dibantu dengan
program macro pada Microsoft Excel. Dengan melakukan input berbagai data
penjualan, pada akhirnya akan terlihat kontinuitas proses yang dilakukan PT.
Timah (Persero) Tbk, sehingga kita dapat melihat barang mana yang diekspor
pada masa tertentu, kapan pengirimannya dan yang mana invoice yang diterbitkan
terkait ekspor tersebut. Secara garis besar, hal yang dilakukan meliputi 3 tahapan:
1.
Pengumpulan dokumen.
2.
b.
c.
d.
3.
29
30
31
Dalam Tabel 4.1, dapat dilihat bahwa pengiriman pertama di bulan April
(Apr-1) menggunakan Kapal Saya 123SN. Kapal tersebut memuat 2 NPE
yaitu nomor 116 dan 117. Dalam satu NPE 116 terdapat 7 jenis barang yang
dimuat, ditandai 7 baris barang dengan Nomor NPE 116. Jumlah yang dimuat
dalam NPE 116 terlihat di kolom paling kanan (QTY) yaitu 20+25+25=70,
berarti dalam NPE 116 dikirimkan berbagai jenis barang dengan jumlah
keseluruhan 70 ton. Sedangkan untuk NPE 117 hanya ada 1 jenis barang,
dengan jumlah 40 ton. Demikian pula untuk pengiriman kedua bulan April,
dengan Kapal Saya 135SN, yang memuat NPE 118, 119, dan 120. Rincian
barang untuk masing-masing NPE dapat dilihat dari jumlah baris yang
berwarna sama, misalnya kolom berwarna biru untuk NPE 118, terdapat 6
jenis barang, dengan jumlah keseluruhan 70 ton, sebagai jumlah seluruh
angka dari kolom QTY yang berada di paling kanan.
Universitas Indonesia
32
2.
Sumber: KAP S. Mannan, Ardiansyah dan Rekan (telah diolah lebih lanjut)
33
3.
Dalam Tabel 4.3, terdapat kolom Nomor Rekon atau kolom paling kiri
yang sengaja dikosongkan untuk keperluan ekualisasi. Nantinya kolom ini
Universitas Indonesia
34
4.
Universitas Indonesia
35
Universitas Indonesia
36
Tabel 4.4 adalah rekonsiliasi bulan April 2010 untuk pengiriman APR-1
dan APR-2. Rekonsiliasi PT. Timah (Persero) Tbk 2010 dimulai dari bulan
April karena PT. Timah (Persero) Tbk baru melaksanakan ekspor sendiri di
bulan tersebut pasca UU Minerba 2009 dan PP No. 23 tahun 2010 yang
dikeluarkan tanggal 1 Februari 2010. Sebelumnya seluruh kegiatan
pertambangan dijalankan oleh PT. Tambang Timah.
Setelah dilakukan pengisian seluruh PEB yang dimiliki, rekonsiliasi
dilakukan dengan mencocokkan jumlah yang tercantum di kolom PEB
dengan jumlah yang tercantum di kolom invoice. Yang harus diperhatikan
adalah kesamaan jumlah (Qty) antara keduanya. Jika belum sama, maka
dicari lagi jumlah barang yang cocok di bulan berikutnya dan ditambahkan ke
PEB tersebut. Jika hal ini dilakukan, berarti pengiriman tersebut baru dijual
ke konsumen pada bulan-bulan selanjutnya. Namun jika tidak bisa
ditemukan, maka dicari angka yang memiliki selisih terkecil. Kecocokan
jumlah nantinya dilihat per NPE, lalu perbulan, dan akhirnya pertahun.
Dapat dilihat kembali di Tabel 4.4, untuk invoice yang otomatis muncul
setelah input angka pada kolom yang telah diberi formula VLOOKUP, berarti
PEB tersebut sudah mengalami pengiriman dari gudang Singapura ke tempat
konsumen di bulan yang sama. Misalnya untuk NPE 117, tercantum dalam
PEB bahwa NPE tersebut memiliki jumlah 40 ton, dan dari daftar marking
diketahui bahwa hanya terdapat 1 jenis barang, sehingga nomor identitasnya
hanya 368 ditambah urutan 01. Lalu ketika nomor identitas 36801 diinput,
ternyata penjualan yang terhubung jumlahnya sudah pas 40 ton. Hal ini
berarti seluruh barang dengan NPE 117 sudah mengalami pengiriman.
Terdapat pula kemungkinan invoice yang tidak langsung muncul di
sebelah kanan form PEB, sehingga jumlah di PEB lebih besar daripada di
invoice, misalnya NPE 118. Jumlah di PEB tertera 70 ton, sedangkan di
invoice baru 60 ton. Hal ini barang tersebut sudah diekspor ke gudang
Singapura namun terdapat sisa 10 ton yang belum dikirimkan ke konsumen di
bulan yang sama. Terdapat kemungkinan barang tersebut dikirimkan ke
konsumen di bulan berikutnya.
Universitas Indonesia
37
melakukan
analisis
penyebab
kekosongan
tersebut,
tim
pendamping ekualisasi dari KAP Salam Mannan harus mengetahui proses bisnis
terutama transaksi penjualan yang dilakukan oleh PT. Timah (Persero) Tbk. Hal
ini dilakukan dengan wawancara dengan pihak PT. Timah (Persero) Tbk, yaitu
Kepala Bagian Akuntansi dan Kepala Bagian Pemasaran. Setelah wawancara
tersebut dapat diidentifikasi beberapa penyebab perbedaan antara jumlah yang
tercantum dalam PEB dengan invoice, yaitu:
1.
Universitas Indonesia
38
39
Perlu dilakukan pendataan lebih lanjut pada invoice 2011 untuk melihat
ekspor 2010 yang dikirimkan pada konsumen di tahun 2011 tersebut. Begitu
pula untuk invoice di bulan-bulan awal 2010 yang belum memiliki pasangan
PEB, kemungkinan berasal dari ekspor di tahun sebelumnya yang masih
dilakukan oleh PT. Tambang Timah. Namun hal ini tidak dijelaskan lebih
lanjut karena sudah dilakukan proses ekualisasi untuk tahun sebelumnya.
2.
40
Universitas Indonesia
41
selama
PT
Tambang
Timah
masih
3.
42
barang tersebut disimpan dan baru dikirimkan ke konsumen pada bulan Mei,
ketika harga timah berada pada USD 9200. Invoice yang diterbitkan
mengakui harga di waktu pengiriman ke konsumen tersebut. Dengan
demikian, DPP PPh diperhitungkan dari harga USD 9200 tersebut. Dari hal
ini, telah terdapat perbedaan sebesar USD 200 antara DPP PPN dengan PPh
badan untuk penjualan produk ini.
4.
Selisih kurs
Penjualan ekspor timah oleh PT. Timah (Persero) Tbk dilakukan ke
berbagai negara di berbagai benua. Konsumen PT. Timah antara lain berada
di Asia (Jepang, Korea, Malaysia, Singapura), Eropa (Belanda, Perancis,
Jerman), Amerika, dan lain-lain. Untuk pengakuan dalam laporan keuangan,
PT. Timah (Persero) Tbk menggunakan mata uang rupiah, sedangkan satuan
harga timah menggunakan mata uang Dollar Amerika. Selain fluktuasi harga,
terdapat perbedaan kurs yang terjadi dalam 4 waktu berikut:
a. Saat dilakukan ekspor dan diterbitkannya pro-forma invoice
b. Saat pengakuan pendapatan (penerbitan invoice)
c. Saat pelunasan tagihan oleh konsumen
d. Saat pelaporan pajak
Dari keempat perbedaan tersebut, yang menjadi perhatian dalam
ekualisasi PPN dan PPh Badan PT. Timah (Persero) Tbk adalah:
a. Saat penerbitan PEB dan saat pelaporan PPN
DPP PPN diambil dari jumlah yang tercantum dari PEB, namun
pelaporan PPN tidak langsung dilakukan ketika PEB dibuat. Harga yang
tercantum di PEB merupakan harga dengan valuta asing, sedangkan
pelaporan PPN dilakukan dengan rupiah. Ketika PEB dibuat, maka
dibuatlah pencatatan dengan kurs yang berlaku di tanggal tersebut. Kurs
yang dipakai untuk pembukuan PT. Timah (Persero) Tbk adalah kurs
tengah Bank Indonesia. Misal ekspor dilakukan di tanggal 20 April, PEB
dibuat dengan nominal harga dalam valas dikali kurs tanggal 20 April.
Namun ketika dilakukan pelaporan PPN, misalnya di tanggal 1 bulan
berikutnya, kurs yang dipakai sudah berbeda, dan hal tersebut
Universitas Indonesia
43
5.
Selisih lain.
Selain selisih yang dijelskan sebelumnya, terdapat selisih lain karena adanya
reklasifikasi penjualan dari koreksi audit yang dilakukan auditor. Berdasarkan
wawancara dengan supervisor selama penulis magang, kemungkinan besar
reklasifikasi tersebut dilakukan karena adanya praktek pengakuan pendapatan
yang dikoreksi oleh auditor. Namun karena keterbatasan data, penulis tidak
bisa menceritakan bagaimana dasar judgement yang dilakukan oleh auditor
tersebut, karena audit PT. Timah (Persero) Tbk dilakukan oleh Kantor
Akuntan Publik lain. Setelah seluruh selisih tersebut diperhitungkan, ternyata
masih ada selisih lain yang diakui sebagai pembulatan.
Berbagai penyebab selisih tersebut memiliki pengaruh yang berbedabeda dalam proses rekonsiliasi PPN dan PPh Badan PT. Timah (Persero) Tbk thun
2010. Terdapat penyebab yang dapat sifatnya mengurangi selisih, dan terdapat
pula perbedaan yang bersifat menambah selisih itu sendiri.
Universitas Indonesia
44
Rp 1.873.855
Rp 2.184.828
Rp (310.973)
Penjelasan Selisih
1. PEB 2010 invoice 2011
(Rp 163.558)
Rp 29.120
(Rp 107.744)
(Rp 92.530)
(Rp 2.569)
Rp
3.310
Rp 31.783
Rp
8.769
Rp
310.987
Rp
14
Universitas Indonesia
BAB 5
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1
Kesimpulan
Untuk tahun 2010, pajak masukan yang dapat diperhitungkan untuk PPN
PT. Timah (Persero) Tbk lebih besar daripada pajak keluarannya. Karena itu, PT.
Timah (Persero) Tbk meminta restitusi PPN dan menjalani pemeriksaan dari DJP.
Salah satu syarat yang diminta dalam pemeriksaan adalah ekualisasi PPN dan PPh
Badan untuk tahun 2010. Langkah-langkah yang dilakukan dalam proses
ekualisasi tersebut adalah:
1.
Pengumpulan
dokumen-dokumen
perusahaan
yang diperlukan
untuk
b.
c.
d.
3.
45
Universitas Indonesia
46
Untuk perbedaan yang terjadi pada Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak
Penghasilan Badan PT.Timah Tbk di tahun 2010, setelah dilakukan berbagai
pengumpulan data, analisa, dan wawancara pada pihak manajemen, ditemukan
hal-hal sebagai berikut:
1.
2.
3.
Produk perusahaan yaitu logam timah yang terdaftar dalam bursa logam
internasional (London Metal Exchange) tentu mengalami fluktuasi harga
seiring permintaan pasar internasional. Karena itulah, dalam pencatatan PEB
dan invoice untuk barang yang sama dapat terjadi perbedaan harga seiring
berjalannya waktu.
4.
5.
Universitas Indonesia
47
5.2
Saran
Setelah mengikuti kegiatan magang di KAP S. Mannan, Ardiansyah, dan
rekan dan turut dalam proses pendampingan ekualisasi PPN dan PPh Badan di PT.
Timah (Persero) Tbk, berikut beberapa saran yang dapat disampaikan oleh penulis
demi perbaikan berbagai pihak:
1.
b.
48
mengatasi hal ini dengan menelusuri barang dari nomor marking atau
penanda yang tetap dicantumkan pada setiap pengiriman barang, baik
ekspor maupun penjualan. Hal ini cukup menyulitkan dan memakan
waktu yang cukup lama, mengingat banyaknya pengiriman barang yang
dilakukan perusahaan.
2.
Universitas Indonesia
DAFTAR REFERENSI
PT. Timah (Persero) Tbk. Laporan Tahunan PT. Timah (Persero) Tbk. Tahun
2010.
Republik Indonesia. Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 04/MDAG/PER/2007 tentang Ketentuan Ekspor Timah Batangan. Jakarta,
2007.
Republik Indonesia. Peraturan Menteri Keuangan No. 188/PMK.03/2007 tentang
Tata Cara Pengembalian Kelebihan Pembayaran Pajak. Jakarta, 2007
Republik Indonesia. Undang Undang Nomor 16 tahun 2009 tentang Ketentuan
Umum dan Tata Cara Perpajakan dan Perubahannya. Jakarta, 2009.
Republik Indonesia. Undang Undang Nomor 42 tahun 2009 tentang Pajak
Pertambahan Nilai. Jakarta, 2009.
Republik Indonesia. Undang Undang Nomor 4 tahun 2009 tentang Pelaksanaan
Kegiatan Pertambangan Mineral dan Batubara. Jakarta, 2009.
Republik Indonesia. Peraturan Pemerintah Nomor 23 tahun 2010 tentang
Pertambangan Mineral dan Batubara. Jakarta, 2010.
Republik Indonesia. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 72/PMK.03/2010
tentang Tata Cara Pengembalian Kelebihan Pajak Pertambahan
Nilai/Pajak Penjualan Barang Mewah. Jakarta, 2010.
Waluyo. Perpajakan Indonesia, Buku 2, Edisi Sepuluh. Jakarta: Penerbit Salemba
4, 2011.
46
Universitas Indonesia