Anda di halaman 1dari 61

UNIVERSITAS INDONESIA

PROSES EKUALISASI PAJAK PERTAMBAHAN NILAI


DENGAN PAJAK PENGHASILAN BADAN
PT. TIMAH (Persero) Tbk. TAHUN 2010

LAPORAN MAGANG

Diajukan sebagai salah satu syarat


untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi

LARAS SANDRA SINDORA


0906491105

FAKULTAS EKONOMI
PROGRAM STUDI AKUNTANSI
DEPOK
JANUARI 2013

Proses ekualisasi..., Laras Sandra Sindora, FE UI, 2013

Proses ekualisasi..., Laras Sandra Sindora, FE UI, 2013

Proses ekualisasi..., Laras Sandra Sindora, FE UI, 2013

UCAPAN TERIMA KASIH

Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat
rahmat-Nya, saya dapat menyelesaikan laporan magang ini. Penulisan laporan
magang ini saya lakukan dalam rangka memenuhi salah satu syarat dalam
mencapai gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Akuntansi pada Fakultas Ekonomi
Universitas Indonesia. Saya sepenuhnya menyadari bahwa tanpa bantuan berbagai
pihak, sulit bagi saya untuk menyelesaikan laporan magang ini. Karena itulah,
saya menyampaikan terima kasih pada:
1.

Ibu Debby Fitriasari, S.E., M.M., selaku dosen pembimbing yang telah
menyempatkan waktu di tengah kesibukan untuk membimbing saya yang
sering sekali melakukan kesalahan. Terima kasih atas berbagai masukan dan
arahan, mohon maaf jika ada perbuatan yang kurang berkenan, dan semoga
ke depan Ibu makin sukses dalam segala hal.

2.

KAP. S. Mannan, Ardiansyah, dan Rekan. Kepada Pak Salam, Pak


Ardiansyah, Pak Fuad, Pak Ojie, Mas Hafiz, Mbak Rike dan semua kakakkakak yang dengan ramah memberikan saya pengalaman bekerja magang
yang sangat menyenangkan.

3.

Orang tua saya, Mama dan Papa yang tak henti memberikan semangat di kala
putus asa yang sering sekali datang, dan tak bosan menyayangi saya dengan
kasih sayang yang tidak terkira besarnya.

4.

Adik-adik saya, Arsa dan Sekar, yang menjadi motivasi saya untuk menjadi
kakak yang baik dan tidak pernah menyerah kala mengalami kesulitan dalam
menulis laporan magang ini.

5.

Teman-teman kos Pondok Cening tercinta, Geng Pencela Estu, Giti,


Obet, Ngobet, Donna, yang selalu siap menghapus duka lara, Geng FEUIers Mbak Sekar yang jadi panutan, Bella yang jadi penyemangat, Gina
teman seperjuangan, Kak Ketrin teman berkeluh kesah, dan semua penghuni
lain di rumah kos ini, Mbak Tini yang setia menemani di kosan, Vinni yang
rela hujan-hujan mengantar ke manapun, terima kasih untuk menjadi saudara
baru dan membuat suasana kos menjadi sangat nyaman.
iv

Proses ekualisasi..., Laras Sandra Sindora, FE UI, 2013

6.

Tya dan Dina, dua adik paling cantik di Depok yang tidak pernah berhenti
memberikan semangat untuk segera lulus.

7.

Aci dan Onik, terimakasih untuk apapun itu.

8.

Dan untuk Handy yang baik hati, terimakasih sudah menepati janji. Wish only
all the best for the rest of your life.
Saya juga mengucapkan terima kasih pada semua dosen yang sudah

membimbing saya dari awal kuliah hingga mata kuliah terakhir sebelum
kelulusan. Dan juga kepada seluruh pegawai FEUI yang membantu saya, Bapak
Ibu Biro Pendidikan, Bapak Ibu Departemen Akuntansi, Bapak Satpam dan MasMas yang pegang kunci Departemen, yang dengan baik membantu saya jika
menyerahkan revisian terlalu malam, dan semua orang yang tidak bisa disebutkan
satu persatu, yang telah mendukung perjalanan saya sampai menyelesaikan
Laporan Magang ini.
Saya hanya bisa mengucapkan terimakasih, dan semoga Tuhan Yang Maha
Esa yang membalas segala jasa semua pihak yang membantu dengan limpahan
rahmat dan berkah-Nya. Dan semoga laporan magang ini kelak dapat membawa
manfaat bagi saya yang membuat dan Anda yang membaca.

Depok, 11 Januari 2013


Penulis

Proses ekualisasi..., Laras Sandra Sindora, FE UI, 2013

vi

Proses ekualisasi..., Laras Sandra Sindora, FE UI, 2013

ABSTRAK

Nama
: Laras Sandra Sindora
Program Studi : Akuntansi
Judul
: Proses Ekualisasi Pajak Pertambahan Nilai dengan Pajak
Penghasilan Badan PT. Timah (Persero) Tbk Tahun 2010

Laporan magang ini membahas tentang proses ekualisasi antara Pajak


Pertambahan Nilai (PPN) dengan Pajak Penghasilan Badan (PPh Badan) PT.
Timah (Persero) Tbk. tahun 2010, sebagai salah satu syarat yang diperlukan dalam
proses pemeriksaan restitusi PPN yang diajukan perusahaan untuk masa pajak
2010. Proses ekualisasi dilakukan dengan mengumpulkan data seluruh transaksi
ekspor PT. Timah (Persero) Tbk yang dilihat dari dokumen pengiriman ekspor
sebagai Dasar Pengenaan Pajak (DPP) PPN, dan dokumen penagihan penjualan ke
konsumen sebagai DPP PPh Badan. Setelah itu, dilakukan analisis atas penyebab
antara selisih yang terjadi antara kedua DPP tersebut. Dari proses ini, didapatkan
hasil bahwa perbedaan yang menjadi selisih kedua DPP tersebut adalah selisih
waktu antara pengiriman ekspor dengan penjualan yang ditandai penerbitan
invoice, penyesuaian atas perubahan peraturan perundang-undangan terkait
pertambangan mineral dan batubara, selisih karena fluktuasi harga timah dunia,
selisih kurs, dan penyebab lain.

Kata kunci:
Ekualisasi, Pajak Pertambahan Nilai, Pajak Penghasilan Badan

vii

Universitas Indonesia

Proses ekualisasi..., Laras Sandra Sindora, FE UI, 2013

ABSTRACT

Name
: Laras Sandra Sindora
Study Program: Accounting
Title
: Equalization Process of Value Added Tax and Income Tax of
PT. Timah (Persero) Tbk 2010
This paper studies about equalization process of value added tax (VAT) and
income tax in PT. Timah (Persero) Tbk. 2010, in order to fulfil one of the
requirements needed in investigation process of tax restitution asked by the
company. Equalization process starts from collecting export data of PT. Timah
(Persero) Tbk., to see the base of VAT from total export delivered by the
company and the base of income tax from total invoice sent to customers. Next
step is looking for the difference from both bases, and the reason of those
differences are time difference between product delivery and sales to customer,
adjustment because the changing of rules for mineral and coal mining, difference
from world tin price fluctuation, difference from exchange rate, and another
causes.

Key words:
Equalization, Value Added Tax, Corporate Income Tax

viii

Universitas Indonesia

Proses ekualisasi..., Laras Sandra Sindora, FE UI, 2013

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ...................................................................................


HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS ........................................
LEMBAR PENGESAHAN .........................................................................
UCAPAN TERIMA KASIH .......................................................................
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI TUGAS
AKHIR UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS .....................................
ABSTRAK ..................................................................................................
ABSTRACT ................................................................................................
DAFTAR ISI ..............................................................................................
DAFTAR TABEL ......................................................................................
DAFTAR GAMBAR .................................................................................

i
ii
iii
iv

1.

PENDAHULUAN .............................................................................
1.1 Latar Belakang Program Magang ...............................................
1.2 Tujuan Pelaksanaan dan Penulisan Laporan Magang ................
1.3 Tempat dan Waktu Magang .......................................................
1.4 Pelaksanaan Kegiatan Magang ...................................................
1.5 Ruang Lingkup Penulisan ...........................................................
1.6 Sistematika Penulisan .................................................................

1
1
2
2
3
4
4

2.

LANDASAN TEORI
2.1 Undang Undang Nomor 42 tahun 2009 tentang Pajak
Pertambahan Nilai .....................................................................
2.1.1 Pengertian dan Karakteristik Pajak Pertambahan Nilai ...
2.1.2 Objek Pajak Pertambahan Nilai ......................................
2.1.3 Saat Terutang Pajak Pertambahan Nilai ..........................
2.1.4 Tarif Pajak Pertambahan Nilai .......................................
2.1.5 Mekanisme Pemungutan Pajak Pertambahan Nilai .......
2.2 Restitusi (Pengembalian) Pajak Pertambahan Nilai ..................
2.2.1 Undang Undang No. 16 tahun 2009 Tentang Ketentuan
Umum dan Tata Cara Perpajakan dan Perubahannya ....
2.2.2 Peraturan Menteri Keuangan Nomor 72/PMK.03/2010
tentang Tata Cara Pengembalian Kelebihan Pajak
Pertambahan Nilai/Pajak Penjualan Barang Mewah ......
2.3 Undang Undang Nomor 4 tahun 2009 tentang Pertambangan
Mineral dan Batubara .................................................................

ix

vi
vii
viii
ix
xi
xii

6
6
7
8
10
10
10
10

11
13

Universitas Indonesia

Proses ekualisasi..., Laras Sandra Sindora, FE UI, 2013

2.3.1 Pengertian dan Produk Pertambangan Mineral dan


Batubara ..........................................................................
2.3.2 Perizinan Usaha ..............................................................
2.4 Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 04/M-DAG/PER/2007
tentang Ketentuan Ekspor Timah Batangan ..............................
3.

13
14
15

PROFIL PERUSAHAAN ...............................................................


3.1 KAP S. Mannan, Ardiansyah dan Rekan ...................................
3.1.1 Profil KAP S. Mannan, Ardiansyah, dan Rekan ............
3.1.2 Jasa-jasa yang Diberikan KAP S. Mannan, Ardiansyah,
dan Rekan .......................................................................
3.2 PT. Timah (Persero) Tbk ............................................................
3.2.1 Sejarah PT. Timah (Persero) Tbk ...................................
3.2.2 Visi, Misi, dan Nilai Perusahaan ....................................
3.2.3 Wilayah Usaha Perusahaan ............................................
3.2.4 Struktur Kepemilikan dan Anak Perusahaan ...................
3.2.5 Produk dan Pasar Perusahaan .........................................

17
17
17

PEMBAHASAN ...............................................................................
4.1 Latar Belakang Ekualisasi PPN PT. Timah (Persero) Tbk ........
4.2 Proses Ekualisasi PPN dengan PPh Badan PT. Timah (Persero)
Tbk .............................................................................................
4.2.1 Perhitungan Selisih Jumlah Penyerahan dari SPT Masa
PPN dan SPT PPh Badan PT. Timah (Persero) Tbk
tahun 2010 ......................................................................
4.2.2 Prosedur Ekualisasi PPN dengan PPh Badan PT. Timah
Tbk ..................................................................................
4.2.2.1 Pengumpulan Dokumen yang Diperlukan ......
4.2.2.2 Input Data ke Dalam Program yang Disusun....
4.2.2.3 Analisis Penyebab Perbedaan dan Pembuatan
Laporan Ekualisasi ...........................................

25
25

KESIMPULAN DAN SARAN ........................................................


5.1 Kesimpulan .................................................................................
5.2 Saran ...........................................................................................

45
45
47

DAFTAR REFERENSI ...............................................................................

49

4.

5.

17
18
18
18
19
20
22

27

27
27
28
30
37

Universitas Indonesia

Proses ekualisasi..., Laras Sandra Sindora, FE UI, 2013

DAFTAR TABEL
Tabel 4.1
Tabel 4.2
Tabel 4.3
Tabel 4.4

Kertas Kerja Input Marking ................................................. 31


Kertas Kerja Input DO ......................................................... 32
Kertas Kerja Form Penjualan .............................................. 33
Kertas Kerja Rekonsiliasi PEB dan Invoice ......................... 35

xi

Universitas Indonesia

Proses ekualisasi..., Laras Sandra Sindora, FE UI, 2013

DAFTAR GAMBAR
Gambar 3.1
Gambar 3.2
Gambar 3.3
Gambar 3.4
Gambar 4.1
Gambar 4.2

Wilayah Operasional PT. Timah (Persero) Tbk .................


Struktur Kepemilikan PT. Timah (Persero) Tbk .................
Ragam Usaha Anak Perusahaan PT. Timah (Persero) Tbk..
Bagan Aktivitas Penambangan Timah Terpadu ..................
Skema Penjualan PT. Timah (Persero) Tbk ........................
Penyesuaian Operasional PT. Timah (Persero) Tbk Pasca
UU Minerba 2009 ................................................................

xii

19
20
21
23
37
39

Universitas Indonesia

Proses ekualisasi..., Laras Sandra Sindora, FE UI, 2013

BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Program Magang


Indonesia di masa depan telah diperkirakan akan menjadi salah satu
negara yang dijadikan target investasi baik oleh investor dalam maupun luar
negeri. Terlebih pasca penandatanganan perjanjian perdagangan bebas yang
membuat produsen dalam negeri harus meningkatkan kapasitasnya, baik dalam
efektifitas maupun efisiensi, untuk dapat memenangkan persaingan dengan
pesaing dari luar negeri. Dengan demikian, sudah seharusnya Indonesia
mempersiapkan sumber daya manusia yang memiliki kompetensi untuk
menghadapi persaingan tersebut.
Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia (FEUI) sebagai salah satu
institusi yang menyediakan pendidikan terbaik bagi masyarakat Indonesia, tentu
telah mempertimbangkan hal tersebut dengan sebaik-baiknya. Demi menjawab
permintaan dunia kerja yang semakin bersaing, selain membekali mahasiswanya
dengan berbagai konsep dan teori, FEUI juga telah mempersiapkan lulusannya
untuk memiliki pengalaman berupa praktek kerja langsung sebagai penerapan
konsep dan teori tersebut.
Departemen Akuntansi

sebagai

bagian dari FEUI,

telah turut

mengakomodir pelaksanaan praktek kerja langsung tersebut. Sejak tahun


2004/2005, Departemen Akuntansi telah menjadikan program magang sebagai
salah satu opsi tugas akhir bagi mahasiswa S1 Jurusan Akuntansi selain skripsi
dan studi mandiri. Pilihan ini dapat diambil oleh mahasiswa yang telah
menyelesaikan minimal 120 SKS dan Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) minimal
2,75. Magang dilaksanakan selama tiga bulan, dan setelah itu mahasiswa
mengajukan laporan magang sebagai syarat kelulusan untuk memperoleh gelar
Sarjana Ekonomi.
Program magang sangat bermanfaat dalam mempersiapkan mahasiswa
menghadapi dunia kerja dengan pengalaman praktek berbekal berbagai konsep
dan teori yang sudah didapat sebelumnya. Selain itu selama kegiatan magang
mahasiswa juga dapat meningkatkan berbagai softskill yang diperlukan di dunia
1

Universitas Indonesia

Proses ekualisasi..., Laras Sandra Sindora, FE UI, 2013

kerja nantinya, seperti kemampuan berkomunikasi dan bekerja dalam tim. Dengan
demikian mahasiswa dapat meningkatkan kapasitasnya sebagai lulusan S1 FEUI
yang nantinya memiliki daya saing tinggi dalam dunia kerja. Untuk itulah, penulis
memilih program magang sebagai tugas akhir syarat kelulusan S1 FEUI.

1.2 Tujuan Pelaksanaan dan Penulisan Laporan Magang


Departemen Akuntansi FEUI mengadakan program magang sebagai
salah satu pilihan syarat kelulusan selain pengambilan mata kuliah tambahan atau
penyusunan skripsi. Beberapa tujuan dari pengadaan program magang ini antara
lain:
1.

Memberi kesempatan bagi mahasiswa S1 Akuntansi FEUI dalam menerapkan


ilmu dan teori yang telah diperoleh selama masa kuliah dalam dunia kerja.

2.

Memberi mahasiswa peserta magang pengetahuan tambahan yang tidak


diperoleh dalam kuliah reguler serta gambaran umum dunia kerja yang akan
dihadapi setelah kelulusan.

3.

Memberi kesempatan bagi perusahaan dalam mengenal Sumber Daya


Manusia (SDM) yang kompeten.
Tujuan dari penulisan laporan magang ini adalah:

1.

Memberikan gambaran tentang proses ekualisasi Pajak Pertambahan Nilai


dan Pajak Penghasilan Badan di salah satu perusahaan pertambangan mineral
di Indonesia, yaitu PT. Timah (Persero) Tbk.

2.

Memberikan penjelasan tentang berbagai faktor yang menjadi penyebab


perbedaan antara Dasar Pengenaan Pajak untuk Pajak Pertambahan Nilai dan
Pajak Penghasilan Badan.

1.3 Tempat dan Waktu Magang


Penulis melaksanakan magang di Kantor Akuntan Publik (KAP) Salam
Mannan, Ardiansyah dan Rekan. Saat ini KAP S. Mannan, Ardiansyah dan Rekan
memiliki 2 kantor, yaitu (1) Menara Kartika Chandra Lantai 6 No 601-605, Jl
Jend. Gatot Subroto Jakarta Selatan dan (2) Komplek Pulo Gebang Permai Blok
F2/B Cakung Jakarta Timur.

Universitas Indonesia

Proses ekualisasi..., Laras Sandra Sindora, FE UI, 2013

Penulis ditempatkan di kantor pusat di Menara Kartika Chandra.


Kegiatan magang dilakukan mulai 13 Juni sampai 10 Agustus 2012. Selama
magang penulis ditempatkan di divisi Pajak.

1.4 Pelaksanaan Kegiatan Magang


Selama kegiatan magang, penulis ditempatkan di divisi pajak, yang pada
saat tersebut sedang melayani keperluan pajak salah satu klien dari KAP tempat
magang penulis yaitu PT. Timah (Persero) Tbk beserta anak-anak perusahaannya,
yaitu PT. Tambang Timah, PT. Tanjung Alam Jaya, dan PT. Timah Eksplomin.
Dalam pelaksanaan magang, penulis terlibat sebagai anggota tim pendamping
proses persiapan dokumen-dokumen perpajakan yang diminta oleh Direktorat
Jenderal Pajak (DJP) kepada para klien untuk berbagai keperluan.
PT. Timah (Persero) Tbk mengajukan permohonan restitusi Pajak
Pertambahan Nilai (PPN) untuk masa Desember 2010. Dengan adanya
permohonan tersebut, maka PT. Timah (Persero) Tbk harus menjalani
pemeriksaan oleh DJP Kantor Wilayah Wajib Pajak Besar. Berkas yang
diperlukan dalam pemeriksaan yaitu data perpajakan, data akuntansi, dan
dokumen perusahaan. Persiapan ini dilakukan di kantor pusat PT. Timah (Persero)
Tbk di Pangkal Pinang.
Dalam persiapan berkas pemeriksaan restitusi, KAP S. Mannan,
Ardiansyah dan Rekan bertanggung jawab dalam mempersiapkan data perpajakan,
yaitu Surat Pelaporan Tahunan Masa PPN beserta lampiran, Faktur Pajak
Keluaran, dan Faktur Pajak Masukan untuk masa dan tahun pajak 2009, 2010, dan
2011. Terkait hal tersebut, perlu pula dilakukan ekualisasi PPN dan Pajak
Penghasilan (PPh) Badan untuk PT. Timah (Persero) Tbk tahun 2010 dan 2011,
dan juga ekualisasi PPN dan PPh Badan PT. Tambang Timah tahun 2010 dan
2011. Secara garis besar, langkah-langkah yang dilakukan dalam melakukan
ekualisasi PPN dan PPh Badan di kedua perusahaan tersebut adalah:
1.

Persiapan berkas-berkas yang diperlukan dalam proses restitusi.

2.

Input data-data dari berkas ke dalam program yang sudah dipersiapkan.

3.

Analisa penyebab perbedaan dan membuat laporan ekualisasi.

Universitas Indonesia

Proses ekualisasi..., Laras Sandra Sindora, FE UI, 2013

Selain melakukan ekualisasi tersebut, penulis bersama tim pendamping


lainnya mewakili PT. Timah (Persero) Tbk dan PT. Tambang Timah dalam
penyerahan berbagai berkas pada tim pemeriksa dari DJP.

1.5 Ruang Lingkup Penulisan


Dari berbagai tugas yang dilakukan penulis selama magang, penulis
memilih untuk menulis laporan magang yang berfokus pada penjelasan tentang
proses ekualisasi Pajak Pertambahan Nilai dengan Pajak Penghasilan Badan PT.
Timah (Persero) Tbk tahun 2010. Hal ini dilakukan dengan pertimbangan bahwa
PT. Timah (Persero) Tbk merupakan induk perusahaan yang kegiatannya lebih
kompleks dan mencakup anak-anak perusahaan. Selain itu, dari ekualisasi yang
dilakukan untuk tahun 2010 dan 2011 prosesnya relatif sama sehingga dipilih
hanya proses ekualisasi tahun 2010 sebagai gambaran proses dari kedua tahun
tersebut.
Dalam penyajian laporan magang ini, angka-angka yang digunakan
dalam penjelasan di kertas kerja hanya merupakan angka ilustrasi. Selain itu,
nama-nama konsumen yang disebutkan dalam kertas kerja juga merupakan
ilustrasi dan bukan nama sebenarnya. Hal ini dilakukan penulis untuk menjaga
kerahasiaan perusahaan.

1.6 Sistematika Penulisan


Laporan magang ini disusun dengan sistematika penulisan sebagai
berikut:
Bab 1: Pendahuluan
Pada bagian ini penulis menjelaskan tentang latar belakang pelaksanaan
program magang, tujuan pelaksanaan program magang dan penulisan laporan,
tempat dan waktu magang yang dijalani penulis, pelaksanaan kegiatan magang,
serta sistematika penulisan laporan.
Bab 2: Landasan Teori
Pada bagian ini penulis membahas teori yang berkaitan dengan
permasalahan yang diangkat dalam laporan ini. Teori tersebut mencakup konsep
umum Pajak Pertambahan Nilai dan ketentuan permohonan restitusi di Indonesia
Universitas Indonesia

Proses ekualisasi..., Laras Sandra Sindora, FE UI, 2013

yang diambil dari peraturan perundang-undangan yang berlaku serta peraturan


khusus terkait industri klien di bidang mineral dan barang tambang.
Bab 3: Profil Perusahaan
Pada bagian ini penulis menjelaskan gambaran umum tentang Kantor
Akuntan Publik tempat penulis melaksanakan kegiatan magang yaitu KAP. S.
Mannan, Ardiansyah dan Rekan serta klien selama kegiatan magang yaitu PT.
Timah (Persero) Tbk.
Bab 4: Pembahasan
Pada bagian ini dijelaskan proses ekualisasi sebagai bagian dari
pemeriksaan restitusi yang dijalani oleh PT. Timah (Persero) Tbk, mulai dari latar
belakang restitusi, proses ekualisasi sebagai salah satu persyaratan restitusi,
hingga hasil analisa penyebab-penyebab perbedaan yang terjadi pada PPN dan
PPh Badan PT. Timah (Persero) Tbk.
Bab 5: Penutup
Pada bagian ini penulis menyampaikan kesimpulan dari laporan magang
serta saran yang dapat diberikan kepada semua pihak yang terkait, yaitu PT.
Timah (Persero) Tbk dan KAP S. Mannan, Ardiansyah dan Rekan.

Universitas Indonesia

Proses ekualisasi..., Laras Sandra Sindora, FE UI, 2013

BAB 2
LANDASAN TEORI

2.1 Undang Undang Nomor 42 tahun 2009 tentang Pajak Pertambahan Nilai
(UU PPN)
2.1.1 Pengertian dan Karakteristik Pajak Pertambahan Nilai
Pajak Pertambahan Nilai (selanjutnya disebut PPN) adalah pajak yang
dikenakan atas penggunaan Barang Kena Pajak (BKP) dan Jasa Kena Pajak (JKP)
dalam daerah pabean. Jika barang tersebut diekspor ke luar negeri, berarti
penggunaan BKP tersebut tidak di dalam daerah pabean, sehingga tarif pajak yang
dikenakan adalah 0%. PPN dipungut pada setiap mata rantai perusahaan karena
adanya pemakaian faktor-faktor produksi hingga pemakaian akhir oleh konsumen.
Waluyo (2011) dalam bukunya, Perpajakan Indonesia 2 menjelaskan
karakteristik PPN, yaitu:
1. Objektif. Maksud dari karakteristik ini adalah kewajiban pajak timbul atas
objek pajak dan pengenaannya tidak ditentukan kondisi subjek pajak.
2. Pajak tidak langsung. Arti dari karakter pajak tidak langsung adalah pemikul
beban pajak dan penanggung jawab atas pembayaran pajak ke kantor
pelayanan pajak adalah subjek yang berbeda. Pemikul beban pajak adalah
pembeli atau yang menerima penyerahan, sedangkan penanggung jawabnya
adalah penjual atau yang melakukan penjualan.
3. Tidak menimbulkan pajak berganda. PPN dihitung dengan metode
pengurangan

tidak

langsung

(indirect

subtraction),

yaitu

dengan

memperhitungkan besaran pajak masukan dan pajak keluaran.


4. Multistage,

yang

artinya

pajak

dikenakan

di

tiap

mata

rantai produksi dan distribusi.


5. Mekanisme pemungutannya menggunakan faktur pajak. Pengusaha yang
menyerahkan BKP atau JKP harus membuat faktur pajak sebagai bukti
pemungutan pajak. Faktur pajak tidak harus berupa dokumen yang terpisah
dari dokumen penjualan.
6. Bersifat netral, dikenakan atas seluruh konsumsi barang dan jasa dan tidak
menggunakan prinsip tempat tujuan.
5

Universitas Indonesia

Proses ekualisasi..., Laras Sandra Sindora, FE UI, 2013

7. Pajak dikenakan atas konsumsi umum dalam negeri. Karena dikonsumsi di


dalam negeri, komoditi impor juga dikenakan PPN dengan persentase yang
sama dengan produk domestik.

2.1.2 Objek Pajak Pertambahan Nilai


Dalam Pasal 4 UU PPN, disebutkan bahwa PPN dikenakan atas:
1. Penyerahan BKP di dalam Daerah Pabean yang dilakukan oleh pengusaha.
2. Impor BKP.
3. Penyerahan JKP di dalam Daerah Pabean yang dilakukan oleh pengusaha.
4. Pemanfaatan BKP Tidak Berwujud dari luar Daerah Pabean di dalam Daerah
Pabean.
5. Pemanfaatan JKP dari luar Daerah Pabean di dalam Daerah Pabean.
6. Ekspor BKP Berwujud oleh Pengusaha Kena Pajak.
7. Ekspor BKP Tidak Berwujud oleh Pengusaha Kena Pajak.
8. Ekspor JKP oleh Pengusaha Kena Pajak.
Selanjutnya diatur lebih lanjut tentang jenis barang yang tidak dikenai
PPN dalam pasal 4A(2) UU PPN, yaitu barang tertentu dalam kelompok barang
sebagai berikut:
1.

Barang hasil pertambangan atau hasil pengeboran yang diambil langsung dari
sumbernya.

2.

Barang kebutuhan pokok yang sangat dibutuhkan oleh rakyat banyak.

3.

Makanan dan minuman yang disajikan di hotel, restoran, rumah makan,


warung, dan sejenisnya, meliputi makanan dan minuman baik yang
dikonsumsi di tempat maupun tidak, termasuk makanan dan minuman yang
diserahkan oleh usaha jasa boga atau katering.

4.

Uang, emas batangan, dan surat berharga.


Terdapat pula jenis jasa yang tidak dikenai Pajak Pertambahan Nilai

dalam pasal 4A(3) UU PPN, yaitu:


1. Jasa pelayanan kesehatan medis.
2. Jasa pelayanan sosial.
3. Jasa pengiriman surat dengan perangko.
4. Jasa keuangan.
Universitas Indonesia

Proses ekualisasi..., Laras Sandra Sindora, FE UI, 2013

5. Jasa asuransi.
6. Jasa keagamaan.
7. Jasa pendidikan.
8. Jasa kesenian dan hiburan.
9. Jasa penyiaran yang tidak bersifat iklan.
10. Jasa angkutan umum di darat dan di air serta jasa angkutan udara dalam
negeri yang menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari jasa angkutan udara
luar negeri.
11. Jasa tenaga kerja.
12. Jasa perhotelan.
13. Jasa yang disediakan oleh pemerintah dalam rangka menjalankan
pemerintahan secara umum.
14. Jasa penyediaan tempat parkir.
15. Jasa telepon umum dengan menggunakan uang logam.
16. Jasa pengiriman uang dengan wesel pos.
17. Jasa boga atau katering.

2.1.3 Saat Terutang Pajak Pertambahan Nilai


Saat terutang PPN menurut Pasal 11 UU PPN adalah:
1.

Penyerahan BKP.

2.

Impor BKP.

3.

Penyerahan JKP.

4.

Pemanfaatan BKP tidak berwujud dari luar Daerah Pabean.

5.

Pemanfaatan JKP dari luar Daerah Pabean.

6.

Ekspor BKP berwujud.

7.

Ekspor BKP tidak berwujud.

8.

Ekspor JKP.
Lalu lebih lanjut dijelaskan pula bahwa saat terutangnya pajak untuk hal-

hal tertentu adalah sebagai berikut:


1.

Untuk penyerahan Barang Kena Pajak (BKP) yang sifatnya berwujud dan
merupakan barang bergerak, saat terutang pajak adalah saat penyerahan
Barang Kena Pajak.
Universitas Indonesia

Proses ekualisasi..., Laras Sandra Sindora, FE UI, 2013

2.

Untuk barang tidak berwujud atau tidak bergerak, pajak terutang saat terjadi
penyerahan hak untuk menggunakan atau menguasai BKP tersebut.

3.

Untuk penyerahan BKP tidak berwujud, saat terutang pajak adalah yang
terjadi lebih dulu dari peristiwa berikut:
a.

Saat harga penyerahan BKP tidak berwujud dinyatakan sebagai piutang


oleh Pengusaha Kena Pajak (PKP).

b.

Saat harga penyerahan BKP tidak berwujud ditagih oleh PKP.

c.

Saat harga penyerahan diterima baik sebagian atau seluruhnya oleh PKP.

d.

Jika poin (a) sampai (c) tidak diketahui, maka saat terutang pajak adalah
saat ditandatanganinya kontrak oleh PKP.

4. Untuk penyerahan Jasa Kena Pajak (JKP), pajak terutang saat mulai
tersedianya fasilitas atau kemudahan untuk dipakai secara nyata, baik
sebagian atau seluruhnya.
5. Untuk impor BKP, pajak terutang saat BKP tersebut dimasukkan ke dalam
Daerah Pabean.
6. Untuk ekspor BKP, pajak terutang saat BKP tersebut dikeluarkan ke dalam
Daerah Pabean
7. Untuk aset yang menurut tujuan semula tidak untuk diperjualbelikan dan atas
sisa persediaan BKP saat pembubaran perusahaan, pajak terutang saat:
a.

Ditandatanganinya akta pembubaran

b.

Diketahui bahwa perusahaan tersebut nyata-nyata sudah tidak melakukan


kegiatan usaha atau sudah dibubarkan berdasarkan hasil pemeriksaan

c.

Diketahui bahwa perusahaan tersebut telah bubar berdasarkan dokumen


yang ada

8. Untuk

penyerahan

BKP

dalam

rangka

perubahan

bentuk

usaha,

penggabungan usaha, pemekaran usaha atau pengalihan seluruh aset


perusahaan yang diikuti dengan perubahan pihak yang berhak atas BKP,
pajak terutang saat kejadian disepakati atau ditetapkan dalam Rapat Umum
Pemegang Saham yang tertuang dalam perjanjian.

Universitas Indonesia

Proses ekualisasi..., Laras Sandra Sindora, FE UI, 2013

10

2.1.4 Tarif Pajak Pertambahan Nilai


Untuk tarif PPN, diatur dalam Pasal 7 dan 8A UU PPN, yaitu
1.

Tarif PPN sebesar 10%


Untuk penyerahan BKP dan JKP, tarifnya adalah sama, yaitu 10% dari Dasar
Pengenaan Pajak (DPP) yang meliputi Harga Jual, Penggantian, Nilai Impor,
Nilai Ekspor, atau nilai lain.

2.

Tarif PPN sebesar 0%


Untuk ekspor BKP berwujud dan tidak berwujud, dan ekspor JKP, tarif yang
dikenakan adalah 0%. Hal ini dikarenakan penggunaan BKP dan JKP tersebut
berada di luar Daerah Pabean. Tarif 0% bukan berarti pembebasan pajak,
sehingga Pajak Masukan atas barang yang diekspor tetap dapat dikreditkan.

2.1.5 Mekanisme Pemungutan Pajak Pertambahan Nilai


Pengusaha kena pajak dapat dikenai dua macam PPN, yaitu
1.

Pajak masukan, yaitu PPN yang seharusnya sudah dibayar oleh pengusaha
kena pajak karena perolehan barang/jasa kena pajak.

2.

Pajak keluaran, yaitu PPN terutang yang wajib dipungut oleh pengusaha kena
pajak yang melakukan penyerahan barang/jasa kena pajak.
Pajak masukan dapat dikreditkan dengan pajak keluaran dalam satu masa

pajak yang sama. Sebagaimana disebutkan dalam Pasal 9 UU PPN, apabila dalam
satu masa pajak, pajak keluaran lebih besar daripada pajak masukan, maka
selisihnya merupakan kekurangan yang harus dibayarkan oleh pengusaha kena
pajak. Sedangkan jika dalam satu masa pajak, pajak masukan lebih besar daripada
pajak keluaran, maka selisihnya merupakan kelebihan pajak yang akan
dikompensasikan pada masa pajak berikutnya, atau untuk dikembalikan dengan
permohonan restitusi dari pengusaha kena pajak pada akhir tahun buku.

2.2 Restitusi (Pengembalian) Pajak Pertambahan Nilai


2.2.1 Undang Undang No. 16 Tahun 2009 Tentang Ketentuan Umum dan Tata
Cara Perpajakan dan Perubahannya
Seperti yang tercantum dalam Pasal 9 UU PPN, jika jumlah kredit pajak
atau jumlah pajak yang dibayar lebih besar daripada jumlah pajak yang terutang,
Universitas Indonesia

Proses ekualisasi..., Laras Sandra Sindora, FE UI, 2013

11

maka terdapat kelebihan pajak. Kelebihan pajak ini dapat dikembalikan dengan
permohonan restitusi dari pengusaha kena pajak pada akhir tahun buku.
Kelebihan pembayaran dapat dikembalikan dengan pengembalian
pendahuluan dan pemeriksaan. Pemeriksaan sendiri adalah serangkaian kegiatan
menghimpun dan mengolah data, keterangan, dan/atau bukti yang dilaksanakan
secara objektif dan profesional berdasarkan suatu standar pemeriksaan untuk
menguji kepatuhan pemenuhan kewajiban perpajakan dan/atau untuk tujuan lain
dalam rangka melaksanakan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan,
seperti yang tercantum dalam Pasal 1 Undang Undang No. 16 Tahun 2009
Tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan dan Perubahannya (UU
KUP).
Selanjutnya dijelaskan dalam Pasal 17 UU KUP, bahwa setelah Direktur
Jenderal Pajak (DJP) melakukan pemeriksaan terhadap pemohon restitusi, DJP
akan menerbitkan Surat Ketetapan Pajak Lebih Bayar (SKPLB) yang menandakan
permohonan restitusi tersebut diterima. Ketentuan tentang tata cara permohonan
restitusi diatur dalam Peraturan Menteri Keuangan Nomor 72/PMK.03/2010
tentang Tata Cara Pengembalian Kelebihan Pajak Pertambahan Nilai/Pajak
Penjualan Barang Mewah.

2.2.2 Peraturan Menteri Keuangan Nomor 72/PMK.03/2010 tentang Tata Cara


Pengembalian Kelebihan Pajak Pertambahan Nilai/Pajak Penjualan Barang
Mewah
PKP hanya dapat mengajukan permohonan pengembalian pada akhir
tahun buku. Apabila dalam suatu Masa Pajak yang sama, Pajak Masukan yang
dapat dikreditkan lebih besar daripada Pajak Keluaran, selisihnya merupakan
kelebihan Pajak yang dikompensasikan ke Masa Pajak berikutnya.
Dalam Pasal 3 Peraturan Menteri Keuangan Nomor 72/PMK.03/2010
tentang Tata Cara Pengembalian Kelebihan Pajak Pertambahan Nilai/Pajak
Penjualan Barang Mewah (PMK 72/2010), PKP dapat mengajukan permohonan
pengembalian kelebihan pajak dengan menggunakan:

Universitas Indonesia

Proses ekualisasi..., Laras Sandra Sindora, FE UI, 2013

12

1.

Surat Pemberitahuan (SPT) Masa PPN yang mencantumkan tanda


permohonan pengembalian kelebihan pajak dengan cara mengisi kolom
Dikembalikan (restitusi).

2.

Surat permohonan tersendiri, apabila kolom Dikembalikan (restitusi) dalam


Surat Pemberitahuan Masa Pajak PPN tidak diisi atau tidak mencantumkan
tanda permohonan pengembalian kelebihan pajak.
Wajib Pajak bisa membetulkan SPT dengan kemauan sendiri seperti yang

tercantum dalam Pasal 8 ayat (1) UU KUP. Dalam pembetulan SPT, Wajib Pajak
juga bisa mengajukan permohonan pengembalian kelebihan pembayaran. Khusus
untuk pembetulan atas SPT yang menyatakan lebih bayar dan rugi, terdapat batas
waktu tambahan seperti dinyatakan dalam Pasal 8 ayat (1a) UU KUP. Wajib
Pajak yang melakukan pembetulan SPT di mana pembetulan SPT tersebut
menyatakan rugi atau lebih bayar, maka pembetulan SPT tersebut dapat dilakukan
paling lama dua tahun sebelum daluarsa penetapan. Yang dimaksud dengan
daluwarsa penetapan adalah jangka waktu 5 (lima) tahun setelah saat terutangnya
pajak atau berakhirnya Masa Pajak, bagian Tahun Pajak, atau Tahun Pajak,
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 ayat (1) UU KUP.
Pengembalian

dapat

dilakukan

dengan

proses

penelitian

atau

pemeriksaan oleh Direktur Jenderal Pajak, seperti yang tercantum dalam Pasal 4
ayat (1) PMK 72/2010. Pada Pasal 4 ayat (2) PMK 72/2010, disebutkan bahwa
penelitian dan pemeriksaan dilakukan terhadap permohonan pengembalian
kelebihan Pajak yang diajukan oleh PKP selain:
1.

PKP Kriteria tertentu (Pasal 17 C UU KUP).

2.

PKP yang memenuhi persyaratan tertentu (Pasal 17 D UU KUP).

3.

PKP Resiko rendah (Pasal 9 ayat 4C UU PPN).


Untuk ketiga jenis PKP ini dapat dilakukan pengembalian dengan

pendahuluan, dengan berbagai persyaratan dan mekanisme yang diatur lebih


lanjut.
Mekanisme pengembalian kelebihan pembayaran sendiri telah diatur
dalam

peraturan

sebelumnya,

yaitu

Peraturan

Menteri

Keuangan

No.

188/PMK.03/2007 tentang Tata Cara Pengembalian Kelebihan Pembayaran Pajak


(PMK 188/2007). Dalam peraturan ini tertulis bahwa setelah melakukan
Universitas Indonesia

Proses ekualisasi..., Laras Sandra Sindora, FE UI, 2013

13

pemeriksaan, dalam jangka waktu 12 bulan setelah permohonan diterima, DJP


harus menerbitkan surat ketetapan pajak. Jika permohonan diterima, maka surat
ketetapan pajak yang diterbitkan adalah Surat Ketetapan Pajak Lebih Bayar
(SKPLB). Kelebihan pembayaran pajak dikembalikan kepada Wajib Pajak dalam
jangka waktu 1 bulan setelah penerbitan SKPLB.

2.3 Undang Undang Nomor 4 tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral


dan Batubara (UU Minerba 2009)
2.3.1 Pengertian dan Produk Pertambangan Mineral dan Batubara
Menurut UU Nomor 4 tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral dan
Batubara (selanjutnya disebut UU Minerba 2009) di pasal 1, pertambangan adalah
sebagian atau seluruh tahapan kegiatan dalam rangka penelitian, pengelolaan dan
pengusahaan mineral atau batubara yang meliputi penyelidikan umum, eksplorasi,
studi

kelayakan,

konstruksi,

penambangan,

pengolahan

dan

pemurnian,

pengangkutan dan penjualan, serta kegiatan pascatambang.


Dalam aturan pelaksanaan UU Minerba 2009, yaitu Peraturan Pemerintah
Nomor 23 tahun 2010 (PP No.23/2010), yang termasuk dalam produk mineral dan
batubara mencakup produk-produk sebagai berikut:
1.

Mineral radioaktif meliputi radium, thorium, uranium, monasit, dan bahan


galian radioaktif lainnya.

2.

Mineral logam meliputi litium, berilium, magnesium, kalium, kalsium, emas,


tembaga, perak, timbal, seng, timah, nikel, mangaan, platina, dan mineral
logam lainnya.

3.

Mineral bukan logam meliputi intan, korundum, grafit, arsen, pasir kuarsa,
dan mineral bukan logam lainnya.

4.

Batuan meliputi pumice, tras, toseki, obsidian, marmer, perlit, tanah diatome,
tanah serap (fullers earth), batuan lain, dan pasir yang tidak mengandung
unsur mineral logam atau unsur mineral bukan logam dalam jumlah yang
berarti ditinjau dari segi ekonomi pertambangan.

5.

Batubara meliputi bitumen padat, batuan aspal, batubara, dan gambut.


Dalam PP No.23/2010 dijelaskan lebih lanjut bahwa pemegang Izin

Usaha Pertambangan (IUP) Operasi Produksi mineral wajib melakukan


Universitas Indonesia

Proses ekualisasi..., Laras Sandra Sindora, FE UI, 2013

14

pengolahan dan pemurnian untuk meningkatkan nilai tambah mineral yang


diproduksi, baik secara langsung maupun melalui kerja sama dengan perusahaan,
pemegang IUP dan IUP Khusus lainnya.
Dalam hal perpajakan, disebutkan dalam pasal 128 UU Minerba,
pemegang IUP wajib membayar pendapatan negara dan pendapatan daerah, baik
berupa pendapatan pajak maupun pendapatan bukan pajak, termasuk bea cukai,
retribusi, dan iuran-iuran lain yang diatur dalam peraturan perundang-undangan.

2.3.2 Perizinan Usaha


Sebelum keluarnya UU Minerba 2009, izin usaha pertambangan diatur
dalam Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1967 tentang Ketentuan-Ketentuan
Pokok Pertambangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1967 Nomor
22, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 2831) berupa
Kontrak Karya dan Perjanjian Karya yang memiliki jangka waktu tertentu.
Namun kontrak karya yang jangka waktunya belum habis masih dapat
dipergunakan sampai jatuh tempo setelah UU Minerba berlaku kecuali dalam hal
penerimaan negara. Kontrak Karya dan Perjanjian Karya memiliki ketentuan yang
beragam bagi tiap generasi termasuk dalam hal penerimaan negara, sedangkan
dalam UU Minerba, peraturan tentang penerimaan negara telah diseragamkan. Hal
ini menyebabkan pengusaha pertambangan wajib menyesuaikan isi Kontrak
Karya dan Perjanjian Karya hanya di bidang penerimaan negara tersebut.
Dalam UU Minerba, izin melaksanakan usaha pertambangan berubah
menjadi Izin Usaha Pertambangan (IUP) yang diberikan oleh negara dengan
berbagai persyaratan yang diatur dalam peraturan perundang-undangan. IUP
sendiri terdiri dari:
1.

IUP eksplorasi, yaitu izin usaha yang diberikan untuk melakukan tahapan
kegiatan penyelidikan umum, eksplorasi, dan studi kelayakan.

2.

IUP operasi produksi, yaitu izin usaha yang diberikan setelah selesai
pelaksanaan IUP eksplorasi, dalam PP No. 23/2010 dijelaskan bahwa IUP
operasi produksi meliputi kegiatan konstruksi, penambangan, pengolahan dan
pemurnian, serta pengangkutan dan penjualan.

Universitas Indonesia

Proses ekualisasi..., Laras Sandra Sindora, FE UI, 2013

15

3.

Izin

Pertambangan

Rakyat

(IPR),

yaitu

izin

melaksanakan

usaha

pertambangan dalam wilayah pertambangan rakyat dengan luas wilayah dan


investasi terbatas.
4.

IUP Khusus (IUPK) untuk usaha di daerah pertambangan khusus yang juga
terdiri dari IUPK eksplorasi dan IUPK operasi produksi.
Perbedaan lain dari UU Minerba 2009 dengan peraturan sebelumnya

adalah tidak diperbolehkannya lagi usaha pertambangan dengan cara subkontrak.


Satu pengusaha yang memiliki IUP tidak dapat berusaha untuk pemegang IUP
lain. Tercantum pada pasal 126: Pemegang IUP atau IUPK dilarang melibatkan
anak perusahaan dan/atau afiliasinya dalam bidang usaha jasa pertambangan di
wilayah usaha pertambangan yang diusahakannya, kecuali dengan izin Menteri.
Izin tersebut hanya diberikan jika di daerah tersebut tidak ada jasa pertambangan
sejenis atau tidak ada perusahaan jasa pertambangan yang berminat/mampu.
Pemegang kontrak karya yang masih melakukan subkontrak diberi waktu 5 tahun
dari keluarnya UU Minerba untuk melakukan pemurnian.

2.4

Peraturan

Menteri

Perdagangan

Nomor

04/M-DAG/PER/2007

tentang Ketentuan Ekspor Timah Batangan


Untuk dapat melakukan ekspor timah batangan, perusahaan harus telah
mendapat pengakuan dari Direktur Jenderal Perdagangan Luar Negeri.
Berdasarkan Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 04/M-DAG/PER/2007
tentang Ketentuan Ekspor Timah Batangan, untuk bisa melakukan ekspor,
perusahaan tambang harus terdaftar sebagai Eksportir Terdaftar/ET-Timah. Dalam
Pasal 2, untuk mendapat pengakuan sebagai ET-Timah, perusahaan harus
mengajukan permohonan tertulis kepada Dirjen Perdagangan Luar Negeri
Kementerian Perdagangan.
Nantinya Direktur Jenderal Perdagangan Luar Negeri akan menerbitkan
pengakuan sebagai ET-Timah paling lambat sepuluh hari kerja dan berlaku hingga
3 tahun ke depan dan dapat diperpanjang. Setelah tercatat sebagai ET-Timah,
perusahaan tersebut harus mendapat persetujuan ekspor, dan untuk mendapatkan
izin ekspor harus memenuhi persyaratan yaitu lulus verifikasi atau penelusuran
teknis oleh surveyor yang ditentukan oleh Menteri Perdagangan.
Universitas Indonesia

Proses ekualisasi..., Laras Sandra Sindora, FE UI, 2013

16

Sedangkan untuk produk, timah batangan yang dapat diekspor oleh ETTimah memiliki 3 ketentuan:
1.

Bahan baku (bijih timah) yang digunakan berasal dari KP (Kuasa


Pertambangan) Eksploitasi pemegang KP Pengolahan dan Pemurnian atau
KK (Kontrak Karya) atau KP Eksploitasi pemegang Surat Perjanjian
Kerjasama.

2.

Memiliki Bukti Pelunasan royalti untuk Timah Batangan yang akan diekspor.

3.

Memiliki kadar logam timah minimal sebesar 99,85%.

Universitas Indonesia

Proses ekualisasi..., Laras Sandra Sindora, FE UI, 2013

BAB 3
PROFIL PERUSAHAAN

3.1 KAP S. Mannan, Ardiansyah, dan Rekan


3.1.1. Profil KAP S. Mannan, Ardiansyah, dan Rekan
KAP S. Mannan dan Rekan pada awalnya didirikan oleh Salam Mannan
sebagai single practicioner pada tahun 1987. Seiring dengan kebutuhan untuk
penambahan kompetensi maka akhirnya beberapa partner diajak dalam KAP ini
dan namanya menjadi KAP S. Mannan, Ardiansyah, dan Rekan dengan 5 orang
partner lain di dalamnya.
Bidang usaha yang dilayani KAP S. Mannan, Ardiansyah dan Rekan
mencakup

banyak

sektor

termasuk

pertambangan,

perbankan,

asuransi,

perhubungan dan transportasi, jasa surveyor, yayasan dana pensiun, industri


manufaktur, petrokimia, perkebunan, kehutanan, dan hunian. Sampai saat ini KAP
S.Mannan, Ardiansyah dan Rekan memiliki 2 kantor, yaitu (1) Menara Kartika
Chandra Lantai 6 No 601-605, Jl Jend. Gatot Subroto Jakarta Selatan dan (2)
Komplek Pulo Gebang Permai Blok F2/B Cakung Jakarta Timur.

3.1.2. Jasa-jasa yang Diberikan KAP S. Mannan, Ardiansyah dan Rekan


Dalam menjalankan usahanya di bidang jasa akuntan publik, KAP S.
Mannan, Ardiansyah, dan Rekan menyediakan berbagai jenis jasa yang diberikan
pada kliennya, yaitu:
1.

Jasa Audit, yang dapat disesuaikan dengan kebutuhan klien yaitu audit
umum, audit operasional, dan audit khusus, yang dilakukan dengan mengacu
pada Standar Pemeriksaan Akuntan Publik (SPAP).

2.

Jasa Atestasi, untuk memberikan assurance atas informasi keuangan selain


laporan keuangan historis, seperti laporan keuangan prospektif.

3.

Jasa Akuntansi, mencakup pembukuan dan penyusunan laporan keuangan,


kompilasi dan review atas laporan keuangan, dan proses penggajian.

4.

Jasa Perpajakan, meliputi pengisian SPT PPh Badan dan PPh pasal 21,
penyusunan neraca fiskal, pengisian SPT Masa PPN, pengajuan surat

17

Universitas Indonesia

Proses ekualisasi..., Laras Sandra Sindora, FE UI, 2013

18

keberatan, dan lain-lain. Praktek konsultasi perpajakan dalam KAP ini


dijamin sertifikasi Brevet C dari Direktorat Jendral Pajak.
5.

Jasa Konsultansi Manajemen, mencakup perencanaan manajerial dengan


balance scorecard-based strategic management system dan activity based
cost system.

3.2 PT. Timah (Persero) Tbk


3.2.1 Sejarah PT. Timah (Persero) Tbk.
Sesuai mandat UUD 1945 Bumi, air, dan kekayaan alam yang
terkandung di dalamnya dikuasai oleh negara dan dipergunakan untuk sebesarbesarnya kemakmuran rakyat, maka PT. Timah (Persero) Tbk sebagai salah satu
BUMN mengambil posisi utama dalam pengusahaan mineral timah di Indonesia,
yang tersebar di pulau Bangka, Belitung, Singkep, Karimun dan Kundur. Pada
masa pendudukan Belanda, pertambangan timah di daerah-daerah tersebut
dikelola oleh 3 perusahaan berbeda milik Belanda, dan pada tahun 1953-1958,
ketiga perusahaan tersebut dinasionalisasikan menjadi perusahaan negara. Tahun
1961 dibentuk BPU (Badan Pimpinan Umum) dan tahun 1968 ketiga perusahaan
dan BPU dikonsolidasikan menjadi Perusahaan Negara (PN) Timah.
Krisis timah dunia pada tahun 1985, dipicu hancurnya Dewan Timah
Internasional, membuat perusahaan melakukan serangkaian tindakan korporasi
secara menyeluruh pada tahun 1991-1995, termasuk restrukturisasi, reorganisasi,
rekonstruksi peralatan produksi utama, divestasi aset dan relokasi kantor pusat
dari Jakarta ke Pangkal Pinang. Pada 19 Oktober 1995, Pemerintah melakukan
privatisasi dengan mendaftarkan PT. Timah (Persero) Tbk dan menjual 35%
kepemilikan saham perusahaan ke publik. Hal ini sejalan dengan tujuan
pemerintah untuk membuat perusahaan ini mandiri dan transparan dalam
pengoperasiannya.

3.2.2 Visi, Misi dan Nilai Perusahaan


Berikut merupakan visi dan misi dari PT. Timah (Persero) Tbk:
Visi : Menjadi Perusahaan Pertambangan Kelas Dunia dan Pemimpin Pasar
Timah Global
Universitas Indonesia

Proses ekualisasi..., Laras Sandra Sindora, FE UI, 2013

19

Misi :
1.

Mengoptimalkan Nilai Perusahaan, kontribusi kepada Pemegang Saham dan


Tanggung Jawab Sosial.

2.

Membangun Sumber Daya Manusia yang berkompeten dan memiliki NilaiNilai Positif, Integritas, Kreatifitas serta Bermartabat.

3.

Memperluas Produk-Produk Bernilai Tambah

4.

Mengembangkan Usaha Berbasis Kompetensi

5.

Mewujudkan Harmonisasi dan Komunikasi yang baik dengan semua pihak.


Nilai-nilai perusahaan yang dianut oleh PT. Timah (Persero) Tbk dan

anak perusahaan adalah: integitas, komitmen, keterbukaan, rasionalitas, dan visi.

3.2.3 Wilayah Usaha Perusahaan


Sebagai perusahaan penambangan timah terbesar di Indonesia dan juga
sekaligus eksportir timah terbesar dunia, PT. Timah (Persero) Tbk menguasai hak
penambangan timah seluas 513.042 hektar dengan 117 Izin Usaha Pertambangan
(IUP) baik di darat (Onshore) maupun di laut (Offshore). Seperti terlihat di
Gambar 3.1 berikut, wilayah pertambangan timah PT. Timah (Persero) Tbk
meliputi provinsi Bangka Belitung dan Provinsi Kepulauan Riau yang dikenal
sebagai Indonesian Tin Belt.

Gambar 3.1 Wilayah Operasional PT. Timah (Persero) Tbk


Sumber : Laporan Tahunan PT. Timah (Persero) Tbk tahun 2010
Universitas Indonesia

Proses ekualisasi..., Laras Sandra Sindora, FE UI, 2013

20

Dalam Gambar 3.1, terlihat pula kegiatan operasi perusahaan di daerahdaerah selain Bangka Belitung dan Kepulauan Riau. Kegiatan-kegiatan tersebut
merupakan diversifikasi usaha PT. Timah (Persero) Tbk dan dioperasikan oleh
anak perusahaan yang akan dijelaskan dalam subbab berikutnya. Sampai saat ini
kantor pusat PT. Timah (Persero) Tbk terletak di Jl. Jendral Sudirman, Kota
Pangkalpinang, Provinsi Bangka Belitung.

3.2.4 Struktur Kepemilikan dan Anak Perusahaan


Per 31 Desember 2011, struktur kepemilikan PT. Timah (Persero) Tbk
masih dipegang pemerintah Negara Indonesia sebesar 65%, sedangkan sisanya
sebesar 35% dipegang oleh masyarakat yang terdiri dari pemegang saham
individu dalam negeri dan luar negeri, perusahaan tertutup dan perusahaan asing,
dengan komposisi seperti terlihat pada Gambar 3.2 berikut:

Gambar 3.2: Struktur Kepemilikan PT. Timah (Persero) Tbk


Sumber: Laporan Tahunan PT. Timah (Persero) Tbk tahun 2010 (telah diolah kembali)

PT. Timah (Persero) Tbk melakukan berbagai diversifikasi dalam


kegiatan operasional anak-anak perusahaannya. Secara garis besar, ragam
kegiatan usaha perusahaan dikategorikan menjadi 4 struktur bisnis seperti terlihat
dalam gambar 3.3, yaitu:
Universitas Indonesia

Proses ekualisasi..., Laras Sandra Sindora, FE UI, 2013

21

Gambar 3.3 : Struktur dan Ragam Usaha Anak Perusahaan


PT. Timah (Persero) Tbk
Sumber : Laporan Tahunan PT. Timah (Persero) Tbk tahun 2010

1.

Pertambangan timah
Anak perusahaan yang menjalankan kegiatan pertambangan timah adalah PT.
Tambang Timah yang beroperasi di wilayah Kundur, dengan bisnis utama
penambangan timah dan mineral lain, pengolahan bijih timah dari fase
peleburan hingga pemurnian, dan produksi timah solder sebagai industri hilir.

2.

Perdagangan
Dalam melaksanakan kegiatan pemasaran, perusahaan beroperasi melalui
anak perusahaannya, yaitu Indometal London Limited, yang berbasis di
London, Inggris. Indometal London Limited merupakan agen penjualan dan
distribusi untuk pasar di kawasan Eropa dan Amerika. Sementara itu, untuk
melayani pasar domestik dan kawasan Asia Pasifik, Perusahaan melakukan
kegiatan distribusi dan pemasarannya secara langsung di kantor pusat.

3.

Jasa keteknikan
Jasa keteknikan disediakan perusahaan melalui anak perusahaan, yaitu PT.
Timah Industri dan PT. Dok dan Perkapalan Air Kantung. PT. Timah Industri
menghasilkan produk cor untuk memenuhi kebutuhan PT. Tambang Timah,
Universitas Indonesia

Proses ekualisasi..., Laras Sandra Sindora, FE UI, 2013

22

sedangkan PT. Dok dan Perkapalan Air Kantung bergerak dalam penyediaan
jasa galangan kapal dan transportasi serta menjadi agen material dan
perlengkapan yang terkait jasa galangan kapal.
4.

Jasa dan penambangan di luar timah


Untuk jasa dan penambangan di luar timah, usahanya dilakukan oleh anak
perusahaan yaitu PT. Timah Investasi Mineral yang beroperasi di bidang
penambangan batubara di wilayah Kalimantan Selatan di bawah PT. Tanjung
Alam Jaya. Izin Usaha Pertambangan PT. Tanjung Alam Jaya berasal dari
Perjanjian Karya Pengusahaan Pertambangan Batubara (PKP2B) yang
dimiliki PT. Timah Investasi Mineral dan PT. Tambang Timah dengan
kepemilikan masing-masing 50%.
Selain PT. Timah Investasi Mineral, jasa dan penambangan di luar Timah
juga dijalankan oleh PT. Timah Eksplomin yang melakukan operasi di bidang
penelitian dan eksplorasi pertambangan nontimah, studi kelayakan, dan
penelitian dan eksplorasi lain untuk mendukung kegiatan pertambangan
perusahaan.
Sebelum tahun 2009, operasi pertambangan timah dilakukan oleh anak

perusahaan, yaitu PT. Tambang Timah. Kegiatan utama PT. Timah (Persero) Tbk
sendiri adalah menjadi holding company yang terlibat dalam operasi
pertambangan dan pemasaran produk-produk dari anak perusahaan. Namun
setelah adanya UU No.4 tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral dan Batu Bara
yang menyebutkan bahwa subkontrak pertambangan baik darat maupun lepas
pantai tidak lagi diperbolehkan, PT. Timah (Persero) Tbk melakukan penyesuaian
struktur operasional perusahaan. Per April 2010, proses pertambangan timah di
Bangka dan Belitung dipegang seluruhnya oleh PT. Timah (Persero) Tbk,
sedangkan PT Tambang Timah melakukan pertambangan di wilayah Kundur.

3.2.5 Produk dan Pasar Perusahaan


Produk akhir utama yang dihasilkan berupa logam timah dalam bentuk
balok atau batangan dengan skala berat berkisar antara 16 kg sampai dengan 30 kg
per batang. Selain itu logam timah juga dapat dibentuk sesuai dengan permintaan
pelanggan (customize form) dan mempunyai merek dagang yang terdaftar di
Universitas Indonesia

Proses ekualisasi..., Laras Sandra Sindora, FE UI, 2013

23

Bursa Logam London (LME). Logam timah sebagian besar (kurang lebih 95%)
dipasarkan ke luar negeri, sedangkan sisanya sebanyak 5% dipasarkan di dalam
negeri.

Gambar 3.4: Bagan Aktivitas Penambangan Timah Terpadu


Sumber: Laporan Tahunan PT. Timah (Persero) Tbk tahun 2010

Gambar 3.4 memperlihatkan proses yang dilakukan perusahaan sebelum


melakukan penjualan logam timah. Logam timah yang dipasarkan perusahaan
diambil dari pertambangan darat dan laut. Logam timah yang didapat dari
tambang darat akan diolah terlebih dahulu di pabrik pencucian bijih timah, dan
logam timah dari tambang laut diolah di pusat pengolahan bijih timah. Sebelum
dipasarkan, logam timah dari pertambangan darat dan laut dikumpulkan untuk
mengalami proses smelting atau peleburan dan refining atau pemurnian supaya
kadar timah memenuhi syarat ekspor yaitu lebih dari 99,85% Sn.
Sebagai eksportir timah terbesar kedua di dunia, PT. Timah (Persero) Tbk
memiliki pasar yang sangat besar di dunia perdagangan internasional. Pembeli
timah dapat digolongkan sebagai pemakai akhir seperti pabrik atau industri solder

Universitas Indonesia

Proses ekualisasi..., Laras Sandra Sindora, FE UI, 2013

24

dan industri plat timah serta pedagang besar (trader) dari seluruh dunia. Tujuan
ekspor PT. Timah (Persero) Tbk antara lain:
1.

Asia-Pasisik: Jepang, Korea, Taiwan, China, Singapura, dan lainnya.

2.

Eropa: Inggris, Belanda, Perancis, Spanyol, Italia dan lainnya.

3.

Amerika: Amerika Serikat.

Universitas Indonesia

Proses ekualisasi..., Laras Sandra Sindora, FE UI, 2013

BAB 4
PEMBAHASAN

4.1 Latar Belakang Ekualisasi PPN PT. Timah (Persero) Tbk


Dasar Pengenaan Pajak (DPP) untuk pajak masukan PT. Timah (Persero)
Tbk terdiri dari penyerahan-penyerahan barang dan jasa oleh mitra PT. Timah
(Persero) Tbk. Mitra-mitra tersebut antara lain perusahaan pengumpul timah,
penjual alat-alat berat, penyedia jasa keuangan misalnya audit, penyedia jasa
pengangkutan, dan lain-lain. Jumlah pajak masukan yang dapat diperhitungkan
menurut SPT Masa PPN PT. Timah (Persero) Tbk tahun 2010 adalah Rp 39,5 M.
PT. Timah (Persero) Tbk melakukan ekspor sebanyak 95% dari total
produk logam timah yang didapatkan. Dengan demikian, tarif PPN 0% dikenakan
pada penjualan sebesar 95% dari total penjualan baik dalam dan luar negeri. Pajak
keluaran yang dapat diperhitungkan berdasarkan SPT Masa PPN PT. Timah
(Persero) Tbk tahun 2010 adalah 690 juta.
Karena total pajak masukan PT. Timah (Persero) Tbk lebih besar
daripada pajak keluarannya, ketika pajak masukannya dikreditkan, terdapat lebih
bayar. Besarnya dihitung dari total pajak masukan sebesar 39,5 M dikurangi pajak
keluaran sebesar 690 juta. Dari hasil perhitungan tersebut terdapat lebih bayar
sebesar 38,81 M yang diminta restitusi untuk masa Desember 2010.
PT. Timah (Persero) Tbk mengajukan restitusi pada pembetulan pertama
SPT Masa PPN Desember 2010. Dalam pembetulan tersebut, PT. Timah (Persero)
Tbk mengisi tanda silang (X) pada pilihan Dikembalikan (restitusi). Untuk
pajak lebih bayar masa Januari sampai November 2010, kelebihannya dapat
dikompensasikan untuk pembayaran pajak masa berikutnya. Sesuai peraturan
perundang-undangan, untuk masa Desember 2010 pengusaha kena pajak dapat
mengajukan permohonan pengembalian (restitusi).
Selain mengisi pilihan restitusi pada SPT, PT. Timah (Persero) Tbk juga
mengirimkan surat permohonan restitusi kepada Kepala Kantor Pelayanan Pajak
BUMN di tanggal 20 September 2011. Dalam surat itu, yang bertandatangan
adalah Kepala Akuntansi PT. Timah (Persero) Tbk dan disebutkan bahwa
kelebihan sebesar Rp 38,81 M dimohonkan pengembaliannya melalui prosedur
25

Universitas Indonesia

Proses ekualisasi..., Laras Sandra Sindora, FE UI, 2013

26

pemeriksaan dan bukan melalui pembayaran pendahuluan, sehingga dilakukan


pemeriksaan oleh KPP BUMN.
Menanggapi permohonan restitusi PT. Timah (Persero) Tbk, KPP
BUMN mengeluarkan Pemberitahuan Pemeriksaan Lapangan bernomor Pemb167/WJP.19/KP.0305/RIK.SIS/2011 di tanggal 16 November 2011. Pada tanggal
23 November 2011, PT. Timah (Persero) Tbk menerima Surat Permintaan
Peminjaman Buku, Catatan, dan Dokumen dari KPP BUMN. Dengan
dikeluarkannya kedua surat ini, maka proses pemeriksaan restitusi PPN PT.
Timah (Persero) Tbk resmi dimulai.
Dalam Surat Permintaan Peminjaman Buku, Catatan, dan Dokumen yang
dikirimkan oleh KPP BUMN pada pimpinan PT. Timah (Persero) Tbk tertanggal
23 November 2011, disebutkan bahwa berkas yang diminta oleh Tim Pemeriksa
dari KPP adalah:
1.

Data perpajakan, berupa SPT Masa PPN/PPn.BM beserta lampiran, faktur


pajak keluaran, dan faktur pajak masukan, baik tahun yang bersangkutan,
tahun sebelumnya, dan tahun setelahnya.

2.

Data Akuntansi, yaitu laporan keuangan (yang jika ada sudah diaudit oleh
akuntan publik), surat pernyataan tidak diaudit jika laporan keuangan tidak
diaudit, daftar akun (chart of account), trial balance, general ledger dan
subsidiary ledger.

3.

Dokumen perusahaan, termasuk akta pendirian dan akta perubahan terakhir,


struktur organisasi, rekening koran baik debit dan kredit, surat-surat
perjanjian/perikatan, bukti pemasukan dan pengeluaran, dan fotokopi
identitas (KTP/Paspor) penanggung jawab/pimpinan perusahaan.
Dalam proses pemeriksaan restitusi ini, berbagai dokumen terkait

perusahaan dan data akuntansi disediakan sendiri oleh PT. Timah (Persero) Tbk,
sedangkan KAP Salam Mannan bertugas untuk menyediakan data perpajakan,
termasuk ekualisasi PPN dengan PPh Badan.

Universitas Indonesia

Proses ekualisasi..., Laras Sandra Sindora, FE UI, 2013

27

4.2 Proses Ekualisasi PPN dengan PPh Badan PT. Timah (Persero) Tbk
4.2.1 Perhitungan Selisih Jumlah Penyerahan dari SPT Masa PPN dan SPT PPh
Badan PT. Timah (Persero) Tbk tahun 2010
Untuk proses ekualisasi, selisih yang harus diperhitungkan dilihat dari
jumlah penyerahan dari SPT Masa PPN dan SPT PPh Badan PT. Timah (Persero)
Tbk 2010. Perhitungan yang digunakan dalam seluruh penjelasan di dalam
laporan ini menggunakan angka-angka ilustratif untuk menjaga kerahasiaan
perusahaan. Selisih anatara jumlah penyerahan dari SPT Masa PPN dan SPT PPh
Badan PT. Timah (Persero) Tbk tahun 2010 adalah sebagai berikut:
Total Penjualan (SPT PPh Badan)

Rp 1.873,4 M

Total Penyerahan (SPT Masa PPN)

Rp 2.184,8 M

Selisih DPP PPN dan PPh Badan

Rp

310,9 M

Dari SPT PPh Badan PT. Timah (Persero) Tbk tahun 2010, diketahui
bahwa total penjualan yang menjadi DPP PPh Badan perusahaan di tahun 2010
adalah sebesar Rp 1.873,4 M. Sedangkan untuk total penyerahan yang menjadi
DPP PPN seperti tercantum dalam SPT Masa PPN PT. Timah (Persero) Tbk 2010
adalah sebesar Rp 2.184,8 M. Dengan demikian, selisih dari kedua DPP tersebut
menjadi Rp 310,9 M.
Perbedaan sebesar 310,9 M tersebut menjadi selisih yang harus
dijelaskan dalam proses ekualisasi. Dari jumlah ini, terdapat berbagai
kemungkinan penyebab yang harus diperiksa lebih lanjut.

4.2.2 Prosedur Ekualisasi PPN dengan PPh Badan PT. Timah (Persero) Tbk
Dimulai awal Juni 2012, tim pendamping dari KAP Salam Mannan dan
Rekan memulai proses ekualisasi dengan melakukan analisis terhadap hal-hal
yang mungkin menjadi penyebab adanya selisih tersebut. Hal awal yang harus
dilakukan adalah mencari jumlah transaksi penjualan yang sudah sama-sama
tercatat baik dalam SPT PPN maupun SPT PPh Badan. Setelah semua transaksi
penjualan tersebut direkapitulasi, maka akan diketahui angka selisih yang menjadi
penyebab perbedaan dan harus ditelusuri lebih lanjut.

Universitas Indonesia

Proses ekualisasi..., Laras Sandra Sindora, FE UI, 2013

28

Sistem akuntansi yang dipergunakan oleh PT. Timah (Persero) Tbk yaitu
SAP, tidak dapat menunjukkan penyebab perbedaan yang terjadi, karena di dalam
modulnya tidak terdapat keterkaitan secara menyeluruh antara semua divisi dalam
perusahaan. Untuk itulah, pencarian penyebab perbedaan ini dibantu dengan
program macro pada Microsoft Excel. Dengan melakukan input berbagai data
penjualan, pada akhirnya akan terlihat kontinuitas proses yang dilakukan PT.
Timah (Persero) Tbk, sehingga kita dapat melihat barang mana yang diekspor
pada masa tertentu, kapan pengirimannya dan yang mana invoice yang diterbitkan
terkait ekspor tersebut. Secara garis besar, hal yang dilakukan meliputi 3 tahapan:
1.

Pengumpulan dokumen.

2.

Input data ke dalam program, mencakup langkah-langkah berikut:


a.

Mendaftar nomor marking dari Pemberitahuan Ekspor Barang (PEB).

b.

Rekonsiliasi nomor marking dengan delivery order di SAP.

c.

Mendaftar seluruh penjualan dari invoice yang sudah mencantumkan


delivery order.

d.
3.

Rekonsiliasi PEB dengan invoice.

Analisis penyebab perbedaan dan pembuatan laporan ekualisasi

4.2.2.1 Pengumpulan Dokumen yang Diperlukan


Dalam menelusuri transaksi penjualan ekspor PT. Timah (Persero) Tbk,
terdapat beberapa dokumen yang harus diperiksa oleh tim pendamping, yaitu:
1. SPT PPh Badan Tahun 2010 dan SPT Masa PPN 2010
SPT PPh Badan dan SPT Masa PPN diperlukan untuk melihat selisih
antara jumlah pendapatan ekspor yang menjadi bagian dari DPP PPh Badan
dan jumlah PPN keluaran yang dilaporkan pada SPT Masa PPN. Seperti yang
sudah dijelaskan sebelumnya, perbedaan yang terjadi antara SPT PPh Badan
dan SPT Masa PPN untuk tahun 2010 adalah sebesar lebih dari 621 milyar
rupiah. Dokumentasi kedua jenis SPT ini juga merupakan bukti yang juga
diminta oleh tim pemeriksa dari KPP.
2. Rekapitulasi Pemberitahuan Ekspor Barang (PEB) 2010 per bulan
PEB dikeluarkan ketika barang dikeluarkan dari satu negara untuk
dikirimkan ke nagara lain. Dalam kasus PT. Timah (Persero) Tbk, karena
Universitas Indonesia

Proses ekualisasi..., Laras Sandra Sindora, FE UI, 2013

29

semua barang dikirimkan dulu ke gudang Singapura sebelum dikirimkan ke


konsumen, PEB dikeluarkan saat barang keluar dari pelabuhan di Indonesia
(Mentok Bangka dan Kundur) ke gudang Singapura. Rekapitulasi PEB berisi
kode barang/marking dan jumlah yang dikirimkan ke gudang Singapura baik
oleh PT. Timah (Persero) Tbk dan PT. Tambang Timah. PEB dikeluarkan
bersama pro-forma invoice atau invoice sementara yang berisi jumlah dan
harga barang sesuai PEB, sebagai kelengkapan ekspor yang disyaratkan bea
cukai. Karena PPN untuk kegiatan ekspor diakui ketika barang dikirimkan ke
luar daerah pabean, maka DPP PPN diambil dari jumlah yang tertera pada
PEB.
3. Daftar Delivery Order (DO) untuk masa Januari s.d Desember 2010
DO adalah nomor dokumen yang dibuat oleh gudang Singapura ketika
akan melakukan pengiriman barang ke konsumen, pertanda bahwa sudah ada
perintah pengiriman ke konsumen tertentu. Bersamaan dengan pembuatan
DO, divisi pemasaran juga akan mendapat pemberitahuan dan saat itu pula
akan dibuat invoice. Karena itulah, di dalam invoice tercantum nomor DO
yang terkait. Masalah yang terjadi adalah tidak ada print out dokumen DO,
hanya berupa angka sebagai urutan di SAP dan dalam DO tersebut tidak
menunjukkan kaitan dengan dokumen Pemberitahuan Ekspor Barang. Tidak
dapat diketahui kapal mana dan barang yang mana yang dikirimkan dengan
DO tersebut, sehingga harus mencari sendiri dengan patokan nomor marking
(kode barang) dan memakan waktu cukup lama.

4. Rekonsiliasi invoice Akuntansi dengan divisi pemasaran di PT. Timah


(Persero) Tbk dan PT. Tambang Timah
Dokumen invoice atau surat tagihan dikeluarkan oleh Divisi Pemasaran
ketika gudang Singapura memberi tahu bahwa akan dilakukan pengiriman ke
konsumen tertentu. Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, di dalam satu
invoice tercantum nomor DO yang terkait, karena pembuatan invoice
tergantung dikeluarkannya satu nomor DO tertentu. Rekonsiliasi invoice
ekspor perusahaan diperlukan untuk melihat berapa pendapatan yang sudah
diakui sebagai DPP PPh Badan.
Universitas Indonesia

Proses ekualisasi..., Laras Sandra Sindora, FE UI, 2013

30

5. Daftar Kapal beserta dengan lampirannya


Daftar kapal dan lampiran berisi penentuan nomor marking di dalam
kapal tersebut dan Bill of Lading (untuk melihat nomor kontainer secara
global) sesuai dengan nomor marking. Daftar kapal berguna untuk menelusuri
barang di kapal mana dan kontainer mana yang belum ada proses
pengirimannya.

4.2.2.2 Input Data ke Dalam Program yang Disusun


Sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya, bahwa di dalam SAP tidak
terdapat keberlanjutan proses dari ekspor (PEB) sampai penagihan (invoice).
Karena saat terutang PPN untuk ekspor BKP berwujud adalah saat diekspornya
barang, maka PPN terhutang terlihat dari jumlah di PEB. Sementara itu,
pengakuan pendapatan untuk PPh Badan dilihat dari jumlah di invoice.
Untuk mengatasi hal tersebut dan membuat kontinuitas kegiatan
penjualan terlihat, tim pendamping dari KAP Salam Mannan dan Rekan telah
menyusun program macro di Ms. Excel yang dapat menghubungkan dokumen
PEB ke invoice. Langkah-langkah yang dilakukan di dalam program untuk
menghubungkan kedua dokumen tersebut adalah:
1.

Melakukan input nomor marking dari daftar PEB


Nomor marking atau kode barang ini diambil dari seluruh dokumen PEB
untuk ekspor bulan April 2010 sampai Desember 2010. Dalam satu bulan,
biasanya terdapat 2 sampai 3 kali ekspor, dan ditandai dengan kode nomor.
Misalnya di bulan April terdapat 2 kali ekspor, ditandai Apr-1 dan Apr-2,
begitu pula dengan bulan-bulan lain. Dari daftar PEB per termin ekspor
tersebut, hal yang diinput adalah nama kapal, Nota Pemberitahuan Ekspor
(NPE), kode marking (penanda barang dengan istilah blue, red, yellow dan
brown, dengan nomor urut barang), dan kuantitasnya. Jika hanya ada satu
jenis barang maka hanya ada satu baris marking dengan nomor urutan yang
diisi di kolom No. Mkg 1 sampai No. Mkg 2 untuk jenis barang tersebut.
dan jika dalam satu jenis barang hanya ada satu nomor barang, maka kolom
No. Mkg 2 dikosongkan. Untuk tampilan hasil input nomor marking
terlihat pada Tabel 4.1.
Universitas Indonesia

Proses ekualisasi..., Laras Sandra Sindora, FE UI, 2013

31

Tabel 4.1 : Kertas Kerja Input Marking

Sumber: KAP S. Mannan, Ardiansyah dan Rekan (telah diolah kembali)

Dalam Tabel 4.1, dapat dilihat bahwa pengiriman pertama di bulan April
(Apr-1) menggunakan Kapal Saya 123SN. Kapal tersebut memuat 2 NPE
yaitu nomor 116 dan 117. Dalam satu NPE 116 terdapat 7 jenis barang yang
dimuat, ditandai 7 baris barang dengan Nomor NPE 116. Jumlah yang dimuat
dalam NPE 116 terlihat di kolom paling kanan (QTY) yaitu 20+25+25=70,
berarti dalam NPE 116 dikirimkan berbagai jenis barang dengan jumlah
keseluruhan 70 ton. Sedangkan untuk NPE 117 hanya ada 1 jenis barang,
dengan jumlah 40 ton. Demikian pula untuk pengiriman kedua bulan April,
dengan Kapal Saya 135SN, yang memuat NPE 118, 119, dan 120. Rincian
barang untuk masing-masing NPE dapat dilihat dari jumlah baris yang
berwarna sama, misalnya kolom berwarna biru untuk NPE 118, terdapat 6
jenis barang, dengan jumlah keseluruhan 70 ton, sebagai jumlah seluruh
angka dari kolom QTY yang berada di paling kanan.

Universitas Indonesia

Proses ekualisasi..., Laras Sandra Sindora, FE UI, 2013

32

2.

Melakukan rekonsiliasi nomor marking dengan delivery order


Setelah seluruh kode marking diinput ke dalam program, hal yang
dilakukan adalah mencari nomor delivery order (DO) di dalam SAP,
berdasarkan nomor-nomor marking yang sudah diinput sebelumnya. Dalam
satu DO mungkin saja terdapat beberapa barang dari beberapa pengiriman.
Selanjutnya nomor DO tersebut dimasukkan kembali ke dalam form kode
marking. Tampilan dalam SAP tidak bisa disajikan karena ada di masterfile
perusahaan di Pangkalpinang, sedangkan nomor DO yang telah diinput dapat
terlihat sebagai berikut dalam Tabel 4.2.
Tabel 4.2: Kertas Kerja Input DO

Sumber: KAP S. Mannan, Ardiansyah dan Rekan (telah diolah lebih lanjut)

Dalam Tabel 4.2, nomor DO terlihat di kolom DO di paling kanan,


dengan identitas angka 20000 di depannya. Kolom di antara kolom QTY
dan DO merupakan 4 angka terakhir dalam DO, untuk mempermudah Tim
Pendamping dalam melakukan input nomor DO. Dalam satu NPE belum
tentu memiliki nomor DO yang sama. Seperti dijelaskan sebelumnya, DO
dikeluarkan bersama dengan terbitnya invoice. Dengan demikian, barangbarang dalam satu pengiriman ekspor dapat dikirimkan ke konsumen yang
berbeda-beda. Untuk NPE 116, misalnya. Barang berkode 10gn0726 sampai
10gn0727 dikirimkan pada konsumen dengan nomor DO 200001779, berbeda
dengan barang selanjutnya, dengan kode 10gn0756 sampai 10gn0761, yang
Universitas Indonesia

Proses ekualisasi..., Laras Sandra Sindora, FE UI, 2013

33

dikirimkan dengan nomor DO 200001763. Selain kedua nomor DO


sebelumnya tersebut, dalam NPE 116 juga terdapat 3 nomor DO lain. Ini
berarti dalam NPE 116 tersebut barang-barangnya dipisah-pisah ke 5
konsumen akhir. Namun terdapat pula kemungkinan seluruh barang dari satu
NPE dikirimkan dengan nomor yang sama, misalnya untuk NPE 119, yang
semua barangnya dikirimkan ke konsumen dengan nomor DO 200001796.

3.

Melakukan input seluruh penjualan dari invoice


Dalam form terpisah, seluruh penjualan perbulan dalam satu tahun
diinput rinciannya, berupa nomor DO, tanggal invoice, nama pembeli, uraian
barang, kuantitas, dan nilai invoice yang terdiri dari harga dalam valuta asing,
kurs, dan harga dalam rupiah. Pada pelaksanaannya, transaksi penjualan yang
diinput adalah transaksi tahun 2010 dan 2011, karena terdapat kemungkinan
pengiriman ekspor di bulan Desember 2010 yang baru terjual dan tercantum
di invoice tahun 2011. Format daftar penjualan ini terlihat pada Tabel 4.3.
Tabel 4.3: Kertas Kerja Form Penjualan

Sumber: KAP S. Mannan, Ardiansyah dan Rekan (telah diolah kembali)

Dalam Tabel 4.3, terdapat kolom Nomor Rekon atau kolom paling kiri
yang sengaja dikosongkan untuk keperluan ekualisasi. Nantinya kolom ini
Universitas Indonesia

Proses ekualisasi..., Laras Sandra Sindora, FE UI, 2013

34

akan diisi dengan nomor identitas yang menghubungkan antara invoice


dengan PEB. Saat nomor tersebut dimasukkan ke dalam kolom ini, maka
rincian invoice seperti yang tercantum di form penjualan akan secara otomatis
tersalin di kertas kerja rekonsiliasi, yang akan dijelaskan berikutnya.

4.

Melakukan rekonsiliasi PEB dengan invoice


Daftar PEB yang disusun sebelumnya masih belum terkait dengan
invoice. Untuk mengkaitkannya di dalam program yang dibuat, maka
dibuatlah nomor identitas yang secara otomatis menampilkan invoice terkait
jika dicantumkan di kedua daftar (PEB dan penjualan), dengan formula
VLOOKUP pada Ms. Excel. Nomor identitas ini merupakan nomor urut
untuk seluruh NPE di tahun 2010. Untuk tahun 2010, karena pada JanuariMaret seluruh penjualan masih dilakukan oleh anak perusahaan yaitu PT.
Tambang Timah, maka nomor urutan keseluruhan NPE dari PT. Timah
(Persero) Tbk dan PT. Tambang Timah digabung. Nomor identitas 001
dipakai untuk NPE pertama penjualan PT. Tambang Timah di bulan Januari.
Lalu diurutkan sampai April, baru setelahnya NPE PT. Timah (Persero) Tbk
mengikuti nomor urut yang sudah ada. Setelah diurutkan tersebut, NPE 116
mendapat nomor urut 367.
Untuk teknis pengisiannya, misalnya untuk PEB nomor 116, berdasarkan
jumlah jenis barang dari input marking yang telah dilakukan sebelumnya,
terdapat 7 invoice yang seharusnya terkait, dan diberi nomor identitas yaitu
367 ditambah urutan (01-05). Setelah dimasukkan, nomor tersebut disalin ke
form daftar penjualan (invoice) dan secara otomatis akan muncul di sisi
sebelah kanan form PEB. Rekonsiliasi ini dilakukan per bulan untuk
memudahkan prosesnya. Untuk lebih memperjelas, format kertas kerja terkait
hal ini dapat dilihat pada Tabel 4.4.

Universitas Indonesia

Proses ekualisasi..., Laras Sandra Sindora, FE UI, 2013

35

Universitas Indonesia

Proses ekualisasi..., Laras Sandra Sindora, FE UI, 2013

36

Tabel 4.4 adalah rekonsiliasi bulan April 2010 untuk pengiriman APR-1
dan APR-2. Rekonsiliasi PT. Timah (Persero) Tbk 2010 dimulai dari bulan
April karena PT. Timah (Persero) Tbk baru melaksanakan ekspor sendiri di
bulan tersebut pasca UU Minerba 2009 dan PP No. 23 tahun 2010 yang
dikeluarkan tanggal 1 Februari 2010. Sebelumnya seluruh kegiatan
pertambangan dijalankan oleh PT. Tambang Timah.
Setelah dilakukan pengisian seluruh PEB yang dimiliki, rekonsiliasi
dilakukan dengan mencocokkan jumlah yang tercantum di kolom PEB
dengan jumlah yang tercantum di kolom invoice. Yang harus diperhatikan
adalah kesamaan jumlah (Qty) antara keduanya. Jika belum sama, maka
dicari lagi jumlah barang yang cocok di bulan berikutnya dan ditambahkan ke
PEB tersebut. Jika hal ini dilakukan, berarti pengiriman tersebut baru dijual
ke konsumen pada bulan-bulan selanjutnya. Namun jika tidak bisa
ditemukan, maka dicari angka yang memiliki selisih terkecil. Kecocokan
jumlah nantinya dilihat per NPE, lalu perbulan, dan akhirnya pertahun.
Dapat dilihat kembali di Tabel 4.4, untuk invoice yang otomatis muncul
setelah input angka pada kolom yang telah diberi formula VLOOKUP, berarti
PEB tersebut sudah mengalami pengiriman dari gudang Singapura ke tempat
konsumen di bulan yang sama. Misalnya untuk NPE 117, tercantum dalam
PEB bahwa NPE tersebut memiliki jumlah 40 ton, dan dari daftar marking
diketahui bahwa hanya terdapat 1 jenis barang, sehingga nomor identitasnya
hanya 368 ditambah urutan 01. Lalu ketika nomor identitas 36801 diinput,
ternyata penjualan yang terhubung jumlahnya sudah pas 40 ton. Hal ini
berarti seluruh barang dengan NPE 117 sudah mengalami pengiriman.
Terdapat pula kemungkinan invoice yang tidak langsung muncul di
sebelah kanan form PEB, sehingga jumlah di PEB lebih besar daripada di
invoice, misalnya NPE 118. Jumlah di PEB tertera 70 ton, sedangkan di
invoice baru 60 ton. Hal ini barang tersebut sudah diekspor ke gudang
Singapura namun terdapat sisa 10 ton yang belum dikirimkan ke konsumen di
bulan yang sama. Terdapat kemungkinan barang tersebut dikirimkan ke
konsumen di bulan berikutnya.

Universitas Indonesia

Proses ekualisasi..., Laras Sandra Sindora, FE UI, 2013

37

4.2.2.3 Analisis Penyebab Perbedaan dan Pembuatan Laporan Ekualisasi


Setelah seluruh data dimasukkan ke dalam formula yang dibuat, maka
akan secara otomatis dari formula Ms.Excel tertera simpulan seluruh penjualan
yang terhubung lewat nomor DO. Dalam simpulan penjualan ini terlihat runtut
transaksi barang dari PEB sampai invoice. Namun masih terdapat PEB yang tidak
memiliki pasangan invoice, dan begitu pula sebaliknya, terdapat invoice yang
tidak memiliki PEB. Penyebab hal inilah yang menjadi tugas lebih lanjut dari
KAP Salam Mannan.
Untuk

melakukan

analisis

penyebab

kekosongan

tersebut,

tim

pendamping ekualisasi dari KAP Salam Mannan harus mengetahui proses bisnis
terutama transaksi penjualan yang dilakukan oleh PT. Timah (Persero) Tbk. Hal
ini dilakukan dengan wawancara dengan pihak PT. Timah (Persero) Tbk, yaitu
Kepala Bagian Akuntansi dan Kepala Bagian Pemasaran. Setelah wawancara
tersebut dapat diidentifikasi beberapa penyebab perbedaan antara jumlah yang
tercantum dalam PEB dengan invoice, yaitu:
1.

Beda waktu pengiriman dan penjualan


Mekanisme penjualan logam timah dari PT. Timah (Persero) Tbk dapat
digambarkan dengan skema di Gambar 4.1 berikut.

Gambar 4.1 : Skema Penjualan PT. Timah (Persero) Tbk

Universitas Indonesia

Proses ekualisasi..., Laras Sandra Sindora, FE UI, 2013

38

Purchase Order (PO) diterima dan ditindaklanjuti oleh Bagian


Pemasaran. Produk jadi yang sudah dilebur di smelter akan diinformasikan ke
gudang, dan Bagian Pemasaran akan memberi tahu gudang untuk
menyiapkan pengiriman. Bagian Penjualan akan membuat dokumendokumen kelengkapan ekspor sebagai persyaratan dari Bea Cukai, yaitu NPE,
PEB, dan pro-forma invoice atau tagihan sementara yang jumlahnya
disesuaikan dengan jumlah yang tercantum dalam PEB. Setelah ketiga
dokumen tersebut siap dan mendapat izin dari Bea Cukai, maka seluruh
logam timah dikirimkan ke gudang milik perusahaan di Singapura.
Barang yang dikirim ke konsumen bisa saja tidak sesuai PO. Konsumen
bisa memesan barang tambahan dan akan diambil dari persediaan di gudang
Singapura. Saat barang akan dikirim, gudang akan membuat DO dan
menginformasikan pada Bagian Pemasaran. Saat itulah Bagian Pemasaran
akan membuat invoice, memberitahukan pada Bagian Keuangan, dan
mengirimkan pada konsumen. Saat terjadi pembayaran dari konsumen,
Bagian Keuangan mencetak mutasi bank dan menginformasikan pada Bagian
Pemasaran, karena pemasaran yang mengetahui siapa konsumennya. Setelah
itu baru Bagian Keuangan mencatat pelunasan piutang secara manual, dan
melakukan input ke SAP. Prosedur tersebut berlaku untuk PT. Timah
(Persero) Tbk dan PT. Tambang Timah. Kedua perusahaan sama-sama
mengirimkan terlebih dahulu seluruh barangnya ke gudang Singapura, tidak
langsung ke konsumen.
Ternyata, tidak semua ekspor dalam satu bulan langsung dikirimkan dari
gudang Singapura ke konsumen. Terdapat beberapa barang yang dikirimkan
ke konsumen di bulan-bulan berikutnya. Untuk menelusuri barang yang mana
yang sesuai dengan invoice tertentu, dilihat nama konsumen dan jumlah yang
dipesan, dicocokkan antara PEB dan invoice. Invoice yang sudah sesuai diberi
nomor identitas seperti yang dilakukan sebelumnya, disalin ke PEB dan
secara otomatis akan terlihat kecocokannya dengan di form tersebut.
Selain perbedaan waktu bulanan, terdapat pula perbedaan waktu dalam
lingkup tahun, karena untuk ekspor yang dikirimkan di bulan-bulan akhir
tahun 2010, pengiriman dapat dilakukan di Januari 2011 dan seterusnya.
Universitas Indonesia

Proses ekualisasi..., Laras Sandra Sindora, FE UI, 2013

39

Perlu dilakukan pendataan lebih lanjut pada invoice 2011 untuk melihat
ekspor 2010 yang dikirimkan pada konsumen di tahun 2011 tersebut. Begitu
pula untuk invoice di bulan-bulan awal 2010 yang belum memiliki pasangan
PEB, kemungkinan berasal dari ekspor di tahun sebelumnya yang masih
dilakukan oleh PT. Tambang Timah. Namun hal ini tidak dijelaskan lebih
lanjut karena sudah dilakukan proses ekualisasi untuk tahun sebelumnya.

2.

Perubahan peraturan terkait industri perusahaan (UU Minerba 2009)


Sebelum UU Minerba 2009 disahkan, kegiatan ekstraksi sepenuhnya
dilakukan oleh PT. Tambang Timah dan PT. Timah (Persero) Tbk berperan
sebagai holding company. Selain itu, PT. Timah juga berperan dalam
kegiatan pemasaran produk-produk tersebut. Namun setelah pengesahan UU
Minerba tersebut, kegiatan ekstraksi pertambangan atas nama pihak lain atau
disebut subkontrak tidak lagi dibolehkan, dan menyebabkan PT. Timah
(Persero) Tbk melakukan kegiatan ekstraksi sendiri. PT. Timah (Persero) Tbk
dan PT. Tambang Timah memiliki IUP masing-masing; PT. Timah (Persero)
Tbk di daerah Bangka Belitung dan PT. Tambang Timah memegang operasi
di daerah Kundur.

Gambar 4.2 : Penyesuaian Operasional PT. Timah (Persero) Tbk


Pasca UU Minerba 2009
Universitas Indonesia

Proses ekualisasi..., Laras Sandra Sindora, FE UI, 2013

40

Gambar 4.2 memberikan ilustrasi tentang penyesuaian operasional PT.


Timah (Persero) Tbk pasca penerapan UU Minerba 2009 dengan
dikeluarkannya PP No. 23 tahun 2010 pada tanggal 1 April 2010. Per tanggal
tersebut, kegiatan operasional pertambangan timah yang tadinya dipegang
oleh PT. Tambang Timah dipisah menjadi 2. Seluruh IUP atas lokasi tambang
di Bangka Belitung menjadi atas nama PT. Timah (Persero) Tbk dan IUP
atas lokasi di Kundur sebagian menjadi milik PT. Tambang Timah (4 unit
IUP) dan sebagian untuk PT. Timah (Persero) Tbk (3 unit IUP).
Setelah dilakukan pemeriksaan ulang pada seluruh penjualan, Tim
Pendamping menemukan kemungkinan adanya percampuran transaksi
penjualan antara PT. Timah (Persero) Tbk dengan PT. Tambang Timah
karena PT. Timah (Persero) Tbk akibat penyesuaian kegiatan operasional
pertambangan timah pasca UU Minerba 2009 tersebut. Karena itu, akhirnya
form penjualan PT. Timah (Persero) Tbk dan PT. Tambang Timah
digabungkan, dan ditemukan bahwa:
a. Pada periode Januari-April 2010, terdapat sisa bijih timah milik PT.
Timah (Persero) Tbk yang dilebur di smelter Kundur. Karena izin ekspor
melekat pada smelter, maka PEB yang dikeluarkan menjadi atas nama PT.
Tambang Timah, karena smelter tersebut dimiliki oleh PT. Tambang
Timah. Namun invoice yang dikeluarkan atas nama PT. Timah (Persero)
Tbk sebagai pemilik aslinya. Hal ini menyebabkan adanya invoice atas
nama PT. Timah (Persero) Tbk yang memiliki PEB atas nama PT.
Tambang Timah, sebesar lebih kurang Rp 29 M
b. Demikian pula, pada periode Januari-April 2010, masih ada bijih timah
atas nama PT. Tambang Timah namun dilebur di smelter Bangka dan
diekspor melalui Bangka, maka PEB yang dikeluarkan adalah atas nama
PT. Timah (Persero) Tbk. namun karena pada dasarnya barang tersebut
merupakan milik PT. Tambang Timah, maka tagihan (invoice) yang
dikeluarkan pada konsumen adalah dari PT. Tambang Timah. Hal ini
menyebabkan adanya PEB PT. Timah (Persero) Tbk yang memiliki
invoice atas nama PT. Tambang Timah, sebesar lebih kurang Rp 107 M.

Universitas Indonesia

Proses ekualisasi..., Laras Sandra Sindora, FE UI, 2013

41

Berdasarkan Peraturan Menteri Perdagangan Republik Indonesia, No.


04/M-DAG/PER/1/2007,

selama

PT

Tambang

Timah

masih

mengolah/melebur bijih timah milik PT. Timah (Persero) Tbk atau


sebaliknya, dikenakan jasa toll smelt yang dikenakan PPh 23 dan faktur pajak
PPN atas jasa toll smelt tersebut, bukan atas bijih timah. Sebelum kegiatan
ekspor, tidak ada penyerahan antara PT. Timah (Persero) Tbk dengan PT.
Tambang Timah atas bijih timah yang dapat dikenakan PPN.
Pengaturan mengenai jasa toll smelt ini diatur dalam surat perjanjian
antara PT. Timah (Persero) Tbk dengan PT. Tambang Timah, dengan Surat
Perjanjian Nomor 005/TT/SP-1000/2010-B1 dan 013/TBK/SP-0000/2010-B1
tentang Pengolahan dan Pemurnian Bijih Timah di Kundur, dan Surat
Perjanjian Nomor 012/TBK/SP-0000/2010/B1 dan Nomor 004/TT/SP1000/2010-B1 tentang Pengolahan dan Pemurnian Bijih Timah di Mentok.
Dalam kedua surat perjanjian ini dijelaskan bahwa salah satu pihak, baik PT.
Timah (Persero) Tbk atau PT. Tambang Timah yang memegang IUP di
daerah masing-masing yang melakukan pengolahan dan pemurnian dengan
fasilitas pihak lain akan membayar biaya pengolahan dan pemurnian tersebut,
sebesar USD 500 per ton bijih timah dan biaya upgrading sebesar USD 40
per ton bijih timah. Terdapat pula biaya pengeringan sebesar USD 20 per ton
bijih timah. Dengan telah dibayarnya biaya-biaya ini, logam timah yang
dihasilkan untuk diekspor tetap menjadi milik pihak awal, walaupun ekspor
dilakukan oleh pihak yang mengolah.

3.

Selisih harga karena fluktuasi harga timah dunia


Sebagai komoditas internasional yang terdaftar di Bursa Logam London
(LME), produk timah yang diekspor PT. Timah (Persero) Tbk harus
mengikuti aturan termasuk aturan harga yang disepakati eksportir timah
internasional di bawah LME. Hal ini menyebabkan harga yang tercantum
pada PEB dapat berbeda dengan harga yang tertera dalam invoice. Pro-forma
invoice yang terbit bersama PEB mengakui harga saat pengiriman ekspor,
misalnya untuk ekspor April, harga timah dunia adalah USD 9000, maka DPP
PPN diperoleh dari harga tersebut. Setelah sampai di gudang Singapura,
Universitas Indonesia

Proses ekualisasi..., Laras Sandra Sindora, FE UI, 2013

42

barang tersebut disimpan dan baru dikirimkan ke konsumen pada bulan Mei,
ketika harga timah berada pada USD 9200. Invoice yang diterbitkan
mengakui harga di waktu pengiriman ke konsumen tersebut. Dengan
demikian, DPP PPh diperhitungkan dari harga USD 9200 tersebut. Dari hal
ini, telah terdapat perbedaan sebesar USD 200 antara DPP PPN dengan PPh
badan untuk penjualan produk ini.

4.

Selisih kurs
Penjualan ekspor timah oleh PT. Timah (Persero) Tbk dilakukan ke
berbagai negara di berbagai benua. Konsumen PT. Timah antara lain berada
di Asia (Jepang, Korea, Malaysia, Singapura), Eropa (Belanda, Perancis,
Jerman), Amerika, dan lain-lain. Untuk pengakuan dalam laporan keuangan,
PT. Timah (Persero) Tbk menggunakan mata uang rupiah, sedangkan satuan
harga timah menggunakan mata uang Dollar Amerika. Selain fluktuasi harga,
terdapat perbedaan kurs yang terjadi dalam 4 waktu berikut:
a. Saat dilakukan ekspor dan diterbitkannya pro-forma invoice
b. Saat pengakuan pendapatan (penerbitan invoice)
c. Saat pelunasan tagihan oleh konsumen
d. Saat pelaporan pajak
Dari keempat perbedaan tersebut, yang menjadi perhatian dalam
ekualisasi PPN dan PPh Badan PT. Timah (Persero) Tbk adalah:
a. Saat penerbitan PEB dan saat pelaporan PPN
DPP PPN diambil dari jumlah yang tercantum dari PEB, namun
pelaporan PPN tidak langsung dilakukan ketika PEB dibuat. Harga yang
tercantum di PEB merupakan harga dengan valuta asing, sedangkan
pelaporan PPN dilakukan dengan rupiah. Ketika PEB dibuat, maka
dibuatlah pencatatan dengan kurs yang berlaku di tanggal tersebut. Kurs
yang dipakai untuk pembukuan PT. Timah (Persero) Tbk adalah kurs
tengah Bank Indonesia. Misal ekspor dilakukan di tanggal 20 April, PEB
dibuat dengan nominal harga dalam valas dikali kurs tanggal 20 April.
Namun ketika dilakukan pelaporan PPN, misalnya di tanggal 1 bulan
berikutnya, kurs yang dipakai sudah berbeda, dan hal tersebut
Universitas Indonesia

Proses ekualisasi..., Laras Sandra Sindora, FE UI, 2013

43

menyebabkan jumlah DPP PPN dan jumlah ekspor sebenarnya memiliki


sedikit perbedaan, walaupun keduanya sama-sama dicatat dalam rupiah.
b. Saat dilakukan ekspor dan saat pengakuan pendapatan. Jumlah ekspor
dalam rupiah dan jumlah pendapatan dalam rupiah mengalami perbedaan
selain karena fluktuasi harga dalam valas, juga fluktuasi kurs yang
menyebabkan perubahan nilai dalam rupiah. Kembali ke contoh
sebelumnya, ketika ekspor dikirimkan di bulan April dengan harga USD
9000 dan kurs Rp 8.000,- maka DPP PPN yang diakui adalah sebesar Rp
72.000.000,- dan ketika barang tersebut dikirimkan dari gudang
Singapura ke konsumen di bulan Mei dengan harga USD 9200 dengan
kurs Rp 7.900,- maka DPP PPh badan yang diakui adalah sebesar Rp
72.680.000,-. Dengan keadaan seperti ini, maka terdapat selisih sebesar
Rp 680.000,- pada DPP PPN dan PPh Badan.

5.

Selisih lain.
Selain selisih yang dijelskan sebelumnya, terdapat selisih lain karena adanya
reklasifikasi penjualan dari koreksi audit yang dilakukan auditor. Berdasarkan
wawancara dengan supervisor selama penulis magang, kemungkinan besar
reklasifikasi tersebut dilakukan karena adanya praktek pengakuan pendapatan
yang dikoreksi oleh auditor. Namun karena keterbatasan data, penulis tidak
bisa menceritakan bagaimana dasar judgement yang dilakukan oleh auditor
tersebut, karena audit PT. Timah (Persero) Tbk dilakukan oleh Kantor
Akuntan Publik lain. Setelah seluruh selisih tersebut diperhitungkan, ternyata
masih ada selisih lain yang diakui sebagai pembulatan.

Berbagai penyebab selisih tersebut memiliki pengaruh yang berbedabeda dalam proses rekonsiliasi PPN dan PPh Badan PT. Timah (Persero) Tbk thun
2010. Terdapat penyebab yang dapat sifatnya mengurangi selisih, dan terdapat
pula perbedaan yang bersifat menambah selisih itu sendiri.

Universitas Indonesia

Proses ekualisasi..., Laras Sandra Sindora, FE UI, 2013

44

Dari seluruh penyebab selisih tersebut, KAP Salam Mannan, Ardiansyah


dan Rekan menyusun laporan rekonsiliasi PPh Badan dengan SPT Masa PPN
2010 dengan format sebagai berikut:

REKONSILIASI PPH BADAN DENGAN SPT MASA PPN 2010


(ilustrasi, dalam Rp. 000.000,00)

Penjualan SPT Badan

Rp 1.873.855

Penjualan Dalam Negeri

Penjualan Luar Negeri

Penjualan SPT PPN

Rp 2.184.828

Selisih Penjualan menurut PPh Badan dan PPN

Rp (310.973)

Penjelasan Selisih
1. PEB 2010 invoice 2011

(Rp 163.558)

2. a. PEB oleh PT. Tambang Timah,


Invoice oleh PT. Timah (Persero) Tbk

Rp 29.120

b. PEB oleh PT. Timah (Persero) Tbk,


Invoice oleh PT. Tambang Timah
3. Selisih harga (valuta asing)

(Rp 107.744)
(Rp 92.530)

(PEB dengan invoice)


4. a. Selisih kurs saat pelaporan PEB

(Rp 2.569)

(pembukuan dengan pajak)


b. Selisih kurs saat pelaporan invoice

Rp

3.310

(PEB dengan invoice)


5. Koreksi audit
a. Reclass penjualan 2010 ke 2011

Rp 31.783

b. Reclass penjualan 2011 ke 2010

Rp

8.769

Jumlah selisih yang berhasil teridentifikasi

Rp

310.987

Selisih yang tidak teridentifikasi (pembulatan)

Rp

14

Catatan : kurs yang dipakai adalah kurs tengah Bank Indonesia

Universitas Indonesia

Proses ekualisasi..., Laras Sandra Sindora, FE UI, 2013

BAB 5
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1

Kesimpulan
Untuk tahun 2010, pajak masukan yang dapat diperhitungkan untuk PPN

PT. Timah (Persero) Tbk lebih besar daripada pajak keluarannya. Karena itu, PT.
Timah (Persero) Tbk meminta restitusi PPN dan menjalani pemeriksaan dari DJP.
Salah satu syarat yang diminta dalam pemeriksaan adalah ekualisasi PPN dan PPh
Badan untuk tahun 2010. Langkah-langkah yang dilakukan dalam proses
ekualisasi tersebut adalah:
1.

Pengumpulan

dokumen-dokumen

perusahaan

yang diperlukan

untuk

keperluan ekualisasi, antara lain rekapitulasi PEB, invoice, dan lain-lain.


2.

Input data yang diperoleh dari berbagai dokumen perusahaan ke dalam


program bantuan yang sudah disusun dalam Ms. Excel, mencakup langkahlangkah berikut:
a.

Mendaftar nomor marking dari dokumen PEB, dilakukan dengan


membuat kertas kerja input marking.

b.

Rekonsiliasi nomor marking dengan DO, dilakukan dengan mencari


nomor DO dari sistem dan melakukan input ulang ke kertas kerja input
DO.

c.

Mendaftar seluruh penjualan dari invoice yang sudah mencantumkan DO,


dengan menyusun data penjualan dari perusahaan ke kertas kerja form
penjualan.

d.

Rekonsiliasi PEB dengan invoice, dilakukan dengan menyusun PEB dan


invoice dalam satu kertas kerja rekonsiliasi yang menunjukkan pasanganpasangan PEB dan invoice di tahun 2010 tersebut.

3.

Analisis penyebab perbedaan dengan wawancara lebih lanjut pada pihak


perusahaan dan pembuatan laporan ekualisasi sesuai pengaruh dari berbagai
penyebab yang terjadi dalam perbedaan DPP PPN dan PPh Badan PT. Timah
(Persero) Tbk 2010.

45

Universitas Indonesia

Proses ekualisasi..., Laras Sandra Sindora, FE UI, 2013

46

Untuk perbedaan yang terjadi pada Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak
Penghasilan Badan PT.Timah Tbk di tahun 2010, setelah dilakukan berbagai
pengumpulan data, analisa, dan wawancara pada pihak manajemen, ditemukan
hal-hal sebagai berikut:
1.

Proses penjualan logam timah yang dilakukan perusahaan memungkinkan


adanya beda waktu antara pengiriman ekspor dengan penjualan. Hal ini
disebabkan adanya pengumpulan terlebih dahulu di gudang perusahaan di
Singapura. Implikasinya adalah barang yang sudah diekspor masih dapat
tersisa di gudang dan belum terjual ke konsumen.

2.

Perubahan struktur operasional perusahaan pasca Undang Undang Nomor 4


tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral dan Batubara, menyebabkan
perusahaan dan anak perusahaan melakukan penyesuaian. Hal tersebut
menjadi faktor yang menyebabkan ambiguitas tentang kepemilikan barang,
karena inkonsistensi PEB dan invoice yang dibuat.

3.

Produk perusahaan yaitu logam timah yang terdaftar dalam bursa logam
internasional (London Metal Exchange) tentu mengalami fluktuasi harga
seiring permintaan pasar internasional. Karena itulah, dalam pencatatan PEB
dan invoice untuk barang yang sama dapat terjadi perbedaan harga seiring
berjalannya waktu.

4.

Penjualan ekspor perusahaan menggunakan mata uang internasional yaitu


Dollar Amerika (USD) dan pencatatan akuntansi perusahaan menggunakan
mata uang Rupiah Indonesia (IDR). Hal ini membuat adanya perbedaan harga
karena fluktuasi kurs mata uang IDR terhadap USD.

5.

Selain perbedaan yang ditemukan tim pendamping, terdapat pula perbedaan


dari reklasifikasi penjualan yang dilakukan oleh auditor dari kantor akuntan
lain. Namun, hal ini tidak dikomunikasikan pada tim pendamping. Sisa lain
yang terjadi adalah karena pembulatan.

Universitas Indonesia

Proses ekualisasi..., Laras Sandra Sindora, FE UI, 2013

47

5.2

Saran
Setelah mengikuti kegiatan magang di KAP S. Mannan, Ardiansyah, dan

rekan dan turut dalam proses pendampingan ekualisasi PPN dan PPh Badan di PT.
Timah (Persero) Tbk, berikut beberapa saran yang dapat disampaikan oleh penulis
demi perbaikan berbagai pihak:
1.

Saran untuk PT. Timah (Persero) Tbk.


a.

Evaluasi efektivitas sistem komputerisasi transaksi.


Dalam proses rekonsiliasi, tim pendamping harus melakukan input data
penjualan untuk satu tahun (2010), mulai awal tahun sampai akhir.
Proses ini dilakukan dengan mengacu pada bukti-bukti transaksi yang
masih berupa hardcopy. Hal ini dikarenakan sistem akuntansi yang
dipakai perusahaan belum menghubungkan secara komprehensif tentang
transaksi penjualan ekspor yang dilakukan. Proses yang bisa dilihat
dalam sistem terputus antara transaksi ekspor (PEB sampai DO) dan
penjualan (DO sampai invoice).
Sebaiknya perusahaan mengevaluasi lagi efektivitas sistem komputerisasi
transaksi yang diterapkan dalam SAP. Modul SAP yang dapat
dimodifikasi sesuai kebutuhan perusahaan, sebaiknya dioptimalkan
penggunaannya. Sampai saat ini, masih terdapat transaksi yang terputus
dan memerlukan input manual. Dengan modifikasi modul SAP,
seharusnya proses ekualisasi dapat dijalankan secara otomatis dari
sistem. Input ulang data penjualan bisa digantikan proses dalam SAP,
hanya analisa beda yang dilakukan secara manual.

b.

Evaluasi kelengkapan dokumen sesuai kebutuhan perusahaan.


Untuk keperluan tertentu seperti rekonsiliasi terkadang terdapat dokumen
yang harus diperiksa, misalnya delivery order (DO). Jika tim pemeriksa
memiliki rincian hal-hal yang tercantum dalam DO, hubungan antara
PEB dan invoice dapat langsung terlihat dan mempercepat proses
ekualisasi tersebut. Bukti transaksi berupa DO tidak dapat diakses oleh
tim pendamping, karena terdapat di gudang perusahaan di Singapura.
Karena hal itu, tim pendamping tidak bisa mengetahui barang yang
secara spesifik tercantum di pengiriman tertentu. Tim pendamping
Universitas Indonesia

Proses ekualisasi..., Laras Sandra Sindora, FE UI, 2013

48

mengatasi hal ini dengan menelusuri barang dari nomor marking atau
penanda yang tetap dicantumkan pada setiap pengiriman barang, baik
ekspor maupun penjualan. Hal ini cukup menyulitkan dan memakan
waktu yang cukup lama, mengingat banyaknya pengiriman barang yang
dilakukan perusahaan.

2.

Saran untuk KAP. S. Mannan, Ardiansyah, dan Rekan


Program yang telah disusun untuk membantu proses ekualisasi sebaiknya
dikembangkan lagi agar dapat dijadikan prosedur tetap untuk proses
ekualisasi di tahun-tahun lain dan perusahaan lain jika memungkinkan.
Pengembangan program tersebut juga bermanfaat untuk efisiensi dan
efektivitas waktu dalam proses-proses rekonsiliasi berikutnya.

Universitas Indonesia

Proses ekualisasi..., Laras Sandra Sindora, FE UI, 2013

DAFTAR REFERENSI

PT. Timah (Persero) Tbk. Laporan Tahunan PT. Timah (Persero) Tbk. Tahun
2010.
Republik Indonesia. Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 04/MDAG/PER/2007 tentang Ketentuan Ekspor Timah Batangan. Jakarta,
2007.
Republik Indonesia. Peraturan Menteri Keuangan No. 188/PMK.03/2007 tentang
Tata Cara Pengembalian Kelebihan Pembayaran Pajak. Jakarta, 2007
Republik Indonesia. Undang Undang Nomor 16 tahun 2009 tentang Ketentuan
Umum dan Tata Cara Perpajakan dan Perubahannya. Jakarta, 2009.
Republik Indonesia. Undang Undang Nomor 42 tahun 2009 tentang Pajak
Pertambahan Nilai. Jakarta, 2009.
Republik Indonesia. Undang Undang Nomor 4 tahun 2009 tentang Pelaksanaan
Kegiatan Pertambangan Mineral dan Batubara. Jakarta, 2009.
Republik Indonesia. Peraturan Pemerintah Nomor 23 tahun 2010 tentang
Pertambangan Mineral dan Batubara. Jakarta, 2010.
Republik Indonesia. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 72/PMK.03/2010
tentang Tata Cara Pengembalian Kelebihan Pajak Pertambahan
Nilai/Pajak Penjualan Barang Mewah. Jakarta, 2010.
Waluyo. Perpajakan Indonesia, Buku 2, Edisi Sepuluh. Jakarta: Penerbit Salemba
4, 2011.

46

Universitas Indonesia

Proses ekualisasi..., Laras Sandra Sindora, FE UI, 2013

Anda mungkin juga menyukai