Anda di halaman 1dari 42

KUNJUNGAN INSTANSI DIREKTORAT JENDERAL PAJAK

KANWIL I JAWA TIMUR DAN PT SURYA PRATISTA


HUTAMA (SUPRAMA) Tbk

LAPORAN KULIAH KERJA LAPANGAN


untuk memenuhi sebagian persyaratan lulus Kuliah Kerja Lapangan

Mundi Dawuhe Yang Widi


7211416005

JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2018

i
HALAMAN PENGESAHAN
KULIAH KERJA LAPANGAN

KUNJUNGAN INSTANSI DIREKTORAT JENDERAL PAJAK


KANWIL I JAWA TIMUR DAN PT SURYA PRATISTA
HUTAMA (SUPRAMA) Tbk

Kuliah Kerja Lapangan ini dilaksanakan pada:

Hari : Selasa

Tanggal : 31 Juli 2018

Objek Kunjungan :

a. Direktorat Jenderal Pajak Kantor Wilayah 1 Provinsi Jawa Timur


b. PT SURYA PRATISTA HUTAMA Sidoarjo Jawa Timur

Mengetahui, Semarang, 31 Agustus 2018


Ketua Jurusan Akuntansi Pembimbing KKL,

Drs. Fachrurrozie, M.Si. Hasan Mukhibad, S.E.,M.Si


NIP 196206231989011001 NIP 198112222014041001

ii
KATA PENGANTAR

Puji Syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan Kuliah Kerja
Lapangan (KKL) yang berjudul “Peningkatan Kesadaran Perpajakan Generasi
Muda Melalui Kegiatan “Inklusi Kesadaran Pajak dalam Pendidikan” dan
Mengetahui Proses Produksi Mie PT Surya Pratista Hutama”.Penyusunan laporan
ini dimaksudkan untuk memenuhi sebagian persyaratan lulus Kuliah Kerja
Lapangan.
Keberhasilan penyusunan laporan ini tidak lepas dengan adanya dukungan,
bimbingan, bantuan dan arahan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis
mengucapkan terimakasih kepada yang terhormat :
1. Bapak Drs. Fachrurrozie, M.Si. selaku Ketua Jurusan Akuntansi yang
telah memberi kesempatan kepada penulis untuk menyusun laporan ini.
2. Bapak Kiswanto, S.E., M.Si. selaku Sekretaris Jurusan Akuntansi yang
telah membantu tersusunnya laporan ini.
3. Bapak Drs. Asrori, M.S. selaku Kepala Laboratorium Jurusan Akuntansi
yang juga merupakan dosen pendamping Kuliah Kerja Lapangan (KKL)
penulis.
4. Bapak Hasan Mukhibad, S.E., M.Si selaku Dosen Akuntansi dan dosen
pendamping Kuliah Kerja Lapangan (KKL) penulis.
5. Semua pihak yang telah membantu, mendukung dan memberi semangat
kepada penulis dalam penyusunan laporan Kuliah Kerja Lapangan (KKL)
yang tidak bisa penulis sebutkan satu-persatu.
Semoga laporan Kuliah Kerja Lapangan (KKL) yang berjudul “Peningkatan
Kesadaran Perpajakan Generasi Muda Melalui Kegiatan “Inklusi Kesadaran Pajak
dalam Pendidikan” dan Mengetahui Proses Prosuksi Mie PT Surya Pratista
Hutama” ini dapat bermanfaat bagi semua pihak pada umumnya dan bagi
pembaca pada khususnya.
Semarang, 31 Agustus 2018

Penulis

iii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL................................................................................................ i
HALAMAN PENGESAHAN ................................................................................. ii
KATA PENGANTAR ............................................................................................. iii
DAFTAR ISI .......................................................................................................... iv
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................1
1.1. Latar Belakang .............................................................................................1
1.2. Tujuan Penulisan .........................................................................................2
1.3. Manfaat Penulisan ........................................................................................2
1.4. Rumusan Penulisan ......................................................................................3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA .............................................................................4
2.1 Gambaran Umum Kegiatan Kuliah Kerja Lapangan ...................................4
2.2 Landasan Teori .............................................................................................6
BAB III PEMBAHASAN ........................................................................................7
3.1 Gambaran Pelaksanaan Kegiatan Kuliah Kerja Lapangan ..............................7
3.2 Direktorat Jenderal Pajak Kantor Wilayah 1 Jawa Timur ................................12
3.2.1 Sejarah Direktorat Jendral Pajak Kanwil 1 Jawa Timur .........................12
3.2.2 Inklusi Kesadaran Pajak dan Pendidikan .................................................15
3.2.3 Struktur Organisasi Direktorat Jenderal Pajak .........................................19
3.3 PT Surya Pratista Hutama (Suprama) Tbk ......................................................21
3.3.1 Gambaran Umum PT Surya Pratista Hutama (Suprama) Tbk ................21
3.3.2 Proses Produksi Pada PT Surya Pratista Hutama (Suprama) Tbk ...........26
BAB IV PENUTUP ...............................................................................................20
4.1. Kesimpulan .................................................................................................20
4.2. Saran ...........................................................................................................20
DAFTAR PUSTAKA ...............................................................................................v
LAMPIRAN-LAMPIRAN..................................................................................... vi

iv
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Seorang profesional merupakan seorang yang tidak hanya mahir dalam
materi beragam mata kuliah yang diambilnya, namun juga mereka menambah
ilmunya dengan pengalaman yang didapatkannya. Sebagai calon profesional
dalam dunia kerja, mahasiswa dituntut mampu untuk mengetahui realita
lingkungan kerja yang selama ini kurang mereka temui. Banyak cara yang
biasanya dilakukan untuk memperoleh pengalaman atau sekedar mengetahui
lingkungan kerja dengan kegiatan observasi lapangan dengan kunjungan yang
dilakukan untuk memenuhi tugas perkuliahan. Hal ini dapat dijadikan alat atau
cara untuk mengetahui dan mengukur potensi yang dimiliki oleh masing-
masing mahasiswa.
Kuliah Kerja Lapangan atau yang biasa disebut KKL merupakan salah
satu cara dan fasilitas yang disediakan oleh pihak universitas untuk
mahasiswanya dalam rangka untuk mengetahui, mengenal dan mempelajari
lebih dalam mengenai kegiatan seorang profesional dalam dunia kerja.
Melalui kegiatan Kuliah Kerja Lapangan (KKL) ini mahasiswa bisa berdialog
dan bertanya dengan beberapa instansi mengenai kebutuhan kerja, kegiatan
instansi, dan lingkungan kerja yang ada saat ini. Hal ini tentunya sangat
bermanfaat bagi masa depan mahasiswa kedepannya. Mahasiswa diharapkan
mampu mengetahui kemampuan yang dimiliki dan kemampuan yang harus
mereka miliki untuk masuk dalam instansi yag mereka inginkan. Selain itu,
kegiatan Kuliah Kerja Lapangan (KKL) juga menumbuhkan semangat
mahasiswa untuk menjadi pribadi yang disiplin, kompeten, ulet dan penuh
kreativitas. Beberapa hal ini dapat dijadikan dasar mahasisiwa dalam bersaing
setelah lulus dari dunia perkuliahan. Sehingga mahasiswa menjadi lebih
mudah untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan kerja dan pekerjaannya,
karena telah memperoleh bekal sebelumnya.

1
Kuliah Kerja Lapangan di Universitas Negeri Semarang bertujuan untuk
mengembangkan materi dan kamampuan serta menambah wawasan dan
pengetahuan yang didapatkan sebagai pelengkap materi kegiatan perkuliahan.
Dalam kegiatan KKL ini, Kami berkesempatan mengunjungi Direktorat
Jenderal Pajak Kantor Wilayah I Jawa Timur dan Kantor Badan Pemeriksa
Keuangan Republik Indonesia Perwakilan Provinsi Jawa Timur. Oleh karena
itu dengan diadakannya Kuliah Kerja Lapangan (KKL) banyak memberi
manfaat kepada mahasiwa dalam proses mempersiapkan diri memasuki dunia
kerja supaya dapat bersaing dan menyesuaikan diri dengan baik.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan permaslahan yang telah dijelaskan diatas, maka dapat
dirumuskan mengenai pembahasan yang akan di ulas pada laporan ini yaitu :
1. Bagaiamanakah gambaran pelaksanaan Kuliah Kerja Lapangan
Surabaya-Bali ?
2. Bagaimanakan lingkup dunia kerja, khususnya dalam bidang
perpajakan dan inklusi kesadaran pajak pada Direktorat Jenderal Pajak
Kanwil I Jawa Timur?
3. Bagaimanakah gambaran umum proses produksi mi di PT Surya
Pratista Hutama ?

1.3 Tujuan Penulisan


Tidak hanya untuk jurusan kependidikan saja, Kuliah Kerja Lapangan
(KKL) sangat bermanfaat untuk jurusan non kependidikan atau murni,
khususnya j-----rusan Akuntansi. Melalui kegiatan Kuliah Kerja Lapangan
(KKL) diharapkan mampu memberikan bekal ilmu, pengetahuan, pengalaman
serta kemampuan mengenai perpajakan dan pengelolaan mie PT Surya
Pratista.
Tujuan Kuliah Kerja Lapangan (KKL) sendiri adalah untuk:
1. Mengetahui mengenai kronologi pelaksanaan kegiatan Kuliah Kerja
Lapangan Surabaya-Bali.

2
2. Memberikan gambaran kepada mahasiswa mengenai pekerjaan dalam
entitas atau institusi dalam hal ini yaitu pekerjaan yang berhubungan
dengan pajak pada Direktorat Jenderal Pajak Kanwil I Jawa Timur dan
mengetahui tentang inklusi kesadaran pajak yang diterapkan oleh
Direktorat Jenderal Pajak.
3. Mengetahui tentang peroses produksi mie pada PT Pratista Hutama
(Suprama) Tbk.

1.4 Manfaat Penulisan


Manfaat yang diperoleh dari kegiatan Kuliah Kerja Lapangan (KKL)
antara lain:
1. Mahasiswa mengetahui mengenai deskripsi pekerjaan yang akan
mereka lakukan serta mampu menyesuaikan diri lebih cepat. Menjalin
hubungan yang baik antara Universitas Negeri Semarang khususnya
Fakultas Ekonomi dengan instansi yang dikunjungi
2. Mahasiswa bisa mengetahui program kerja dan struktur organisasi dari
Direktorat Jendral Pajak Kantor Wilayah Jawa Timur 1
3. Mahasiswa bisa mengetahui proses produksi pengolahan mie pada PT
SUPRAMA.

3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Gambaran Umum Pelaksanaan Kuliah Kerja Lapangan


Kuliah Kerja Lapangan atau yang biasa disebut KKL merupakan salah satu
cara dan fasilitas yang disediakan oleh pihak universitas untuk mahasiswanya
dalam rangka untuk mengetahui, mengenal dan mempelajari lebih dalam
mengenai kegiatan seorang profesional dalam dunia kerja.
Kuliah Kerja Lapangan di Universitas Negeri Semarang bertujuan untuk
mengembangkan materi dan kamampuan serta menambah wawasan dan
pengetahuan yang didapatkan sebagai pelengkap materi kegiatan perkuliahan.
Dalam kegiatan KKL ini, Kami berkesempatan mengunjungi Direktorat Jenderal
Pajak Kantor Wilayah I Jawa Timur dan Kantor Badan Pemeriksa Keuangan
Republik Indonesia Perwakilan Provinsi Jawa Timur. Oleh karena itu dengan
diadakannya Kuliah Kerja Lapangan (KKL) banyak memberi manfaat kepada
mahasiwa dalam proses mempersiapkan diri memasuki dunia kerja supaya dapat
bersaing dan menyesuaikan diri dengan baik.
1. Tujuan Kegiatan
Tidak hanya untuk jurusan kependidikan saja, Kuliah Kerja Lapangan
(KKL) sangat bermanfaat untuk jurusan non kependidikan atau murni,
khususnya jurusan Akuntansi. Melalui kegiatan Kuliah Kerja Lapangan
(KKL) diharapkan mampu memberikan bekal ilmu, pengetahuan, pengalaman
serta kemampuan mengenai perpajakan dan pengelolaan mie PT Surya
Pratista.
Tujuan Kuliah Kerja Lapangan (KKL) sendiri adalah untuk:
1. Memberikan gambaran kepada mahasiswa mengenai pekerjaan dalam
entitas atau institusi dalam hal ini yaitu pekerjaan yang berhubungan
dengan pajak.

4
2. Mengembangkan wawasan dan pengetahuan mengenai dunia kerja,
khususnya dalam bidang perpajakan dan mengenalkan industri
pengolahan miPT SUPRAMA.
3. Membandingkan teori, ilmu pengetahuan yang didapatkan dalam
dunia kerja dengan praktik pekerjaan yang sebenarnya
4. Memberikan gambaran kepada mahasiswa mengenai kompetensi yang
dibutuhkan dalam dunia kerja saat ini
5. Memberikan gambaran kepada mahasiswa mengenai masalah-masalah
yang dihadapi entitas
6. Memberikan pengalaman baru kepada mahasiswa tentang dunia kerja
melalui diskusi dan dialog dengan profesional selama kunjungan

2. Manfaat Kegiatan
Manfaat yang diperoleh dari kegiatan Kuliah Kerja Lapangan (KKL)
antara lain:
1. Mahasiswa lebih termotivasi dalam belajar untuk dapat mencapai
kompetensi minimal yang ditetapkan entitas atau institusi
2. Mahasiswa mengetahui mengenai deskripsi pekerjaan yang akan
mereka lakukan serta mampu menyesuaikan diri lebih cepat
3. Menjalin hubungan yang baik antara Universitas Negeri Semarang
khususnya Fakultas Ekonomi dengan instansi yang dikunjungi
4. Mahasiswa bisa mengetahui program kerja dan struktur organisasi dari
Direktorat Jendral Pajak Kantor Wilayah Jawa Timur 1
5. Mahasiswa bisa mengetahui proses produksi pengolahan mie pada PT
SUPRAMA.

3. Rumusan Kegiatan
1. Objek Kuliah Kerja Lapangan (KKL)
Objek Kuliah Kerja Lapangan (KKL) bus 2 tahun 2018, yaitu:
c. Direktorat Jenderal Pajak Kantor Wilayah 1 Provinsi Jawa Timur
d. PT Surya Pratista Hutama (SUPRAMA)
2. Waktu Pelaksanaan

5
Waktu pelaksanaan Kuliah Kerja Lapangan (KKL) dilaksanakan pada:
Hari : Selasa
Tanggal : 31 Juli 2018
Waktu : 08.30 s.d. 15.00 WIB
3. Peserta Kegiatan
a. Rombel Akuntansi S1 A
b. Rombel Akuntansi S1 B
c. Rombel Akuntansi S1 C
d. Rombel Akuntansi S1 D

2.2 Landasan Teori


Dalam penerapan inklusi pajak ini dilandasi dengan dasar hukum yaitu
 Undang-undang Republik Indonesia Nomor 12 tahun 2012 tentang
pendidikan tinggi.
 KMK Nomor 36/KMK.01/2014 tentang cetak biru Program TK
Kemenkeu Tahun 2014-2025
 KEP Nomor KEP-33/SJ/2015 tentang Perubahan Manual Implementasi
Inisiatif Program TK di Lingkungan Kemenkeu s.t.t.d. KEP-382/SJ/2015
 KEP Nomor KEP-95/PJ/2015 tentang Rencana Strategis Direktorat
Jenderal Pajak Tahun 2015-2019
 MoU Nomor MoU-21/MK.03/2014 dan Nomor 13/X/NK/2014 tentang
Peningkatan Kesadaran Perpajakan Melalui Pendidikan
 MoU Nomor MoU-4/MK.03/2016 dan Nomor 7/M/NK/2016 tentang
Peningkatan Kesadaran Perpajakan Melalui Riset Dikti
 PKS Nomor 001/B1/PKS/2016 dan Nomor KEP-48/PJ/2016 tentang
Peningkatan Kesadaran Pajak Melalui Belmawa di Dikti.

6
BAB III
PEMBAHASAN

3.1 Gambaran Pelaksanaan Kegiatan Kuliah Kerja Lapangan


1. Hari Pertama (Senin, 30 Juli 2018)
Pelaksanaan Kuliah Kerja Lapangan (KKL) jurusan Akuntansi
angkatan 2016 pada hari pertama dimulai dengan persiapan keberangkatan
mulai pukul 17.00 WIB di kampus UNNES tepatnya di depan gedung L
Fakultas Ekonomi. Mahasiswa peserta KKL diberi arahan oleh panitia
mengenai teknis KKL di Surabaya, setelah itu mahasiswa diminta untuk
memasukkan barang bawaan ke busnya masing-masing. Kemudian
dilanjutkan dengan ibadah shalat maghrib dan isya. Pukul 19.00 WIB
dilakukan upacara keberangkatan sekaligus pelepasan oleh Bapak
Kiswanto selaku Sekretaris Jurusan Akuntansi. Setelah upacara
keberangkatan, kurang lebih pukul 19.30 WIB dilanjutkan dengan
keberangkatan menuju Surabaya.
2. Hari Kedua (31 Juli 2018)
Hari kedua pukul 02.30 WIB rombongan tiba di Islamic Center
Surabaya untuk transit mandi dan sarapan. Setelah persiapan selesai, kami
melanjutkan perjalanan menuju objek Kuliah Kerja Lapangan (KKL) yang
pertama yakni Direktorat Jenderal Pajak Kantor Wilayah 1 Provinsi Jawa
Timur. Kunjungan yang pertama ini kami mendapat materi berupa Inklusi
Kesadaran Pajak dalam Pendidikan oleh Ibu Tatik selaku Kepala
Penyuluhan dan Pengelolaan Dokumen, serta Inklusi Kesadaran Pajak
dalam Perguruan Tinggi dan Struktur Organisasi Direktorat Jenderal
Pajak oleh Bapak Anton. Penyampaian materi oleh pegawai pajak sangat
menarik, sehingga menimbulkan minat dan pertanyaan dari peserta Kuliah
Kerja Lapangan (KKL). Kunjungan pertama kami di Direktorat Jenderal
Pajak Kantor Wilayah 1 Provinsi Jawa Timur berakhir pukul 12.00 WIB.

7
Setelah itu kami melanjutkan perjalanan menuju perusahaan PT Surya
Pratista Hutama. Berbeda dengan kunjungan yang pertama, pada
kunjungan ini mahasiswa diberi kesempatan untuk mengunjungi
perusahaan manufaktur dalam sektor industri pengolahan pangan. Kami
sampai di perusahaan sekitar pukul 13.00, sebelum melakukan kunjungan
kami menjalankan ibadah sholat dhuhur terlebih dahulu di mushola sekitar
perusahaan. Kemudian pada pukul 13.30, kunjungan KKL baru dimulai,
tepatnya berada di Aula PT SUPRAMA. Pemateri dalam kunjungan kami
di PT SUPRAMA adalah Bapak Jefry selaku Kepala Bidang Sumber Daya
Manusia. Pada kunjungan ini kegiatannya yaitu penjelasan mengenai
profil, produk, dan proses produksi mie kering dan mie instant pada PT
SUPRAMA. Kemudian mahasiswa diajak untuk melihat secara langsung
pemuatan mie mie kering, yang lebih dikenal dengan jargonya Mie
Burung Dara. Sekitar 30 menit kemudian mahasiswa kembali keaula untuk
mengikuti demo masak mie kering kuah dan goreng. Untuk lebih menarik
perhatian, demo masak ini pun diikuti oleh dua mahasiswi sebagai
partisispannya, yaitu Arum dan Nensi. Setelah itu dilakukan acara diskusi
tanya jawab. Pada kesempatan ini dibuka satu termin dengan 5 orang
pennya. Tak tanggung-tanggu kami disuguhi mie goreng oleh PT
SUPRAMA untuk dimakan bersama. Kunjungan ini berakhir pada puku
16.00 yang ditandai dengan pembagian 2 mie burung dara kering kepada
setiap mahasiswa. Setelah kunjungan Kuliah Kerja Lapangan (KKL)
selesai, kami kembali melakukan perjalanan menuju Pelabuhan Ketapang
di Banyuwangi. Perjalanan menuju Pelabuhan cukup jauh sehingga cukup
memakan waktu, dan rombongan pun melakukan transit makan malam di
Rumah Makan Bromo Asri Probolinggo pada pukul 19.00 s.d 20.00 WIB.
Setelah semua peserta selesai makan dan juga shalat, perjalanan kami
dimulai kembali menuju Pelabuhan Ketapang untuk menyeberang ke
Pelabuhan Gilimanuk, Bali. Tepat pukul 23.30 WIB rombongan kami
sampai di Pelabuhan Ketapang untuk menyeberang dan kurang lebih satu
setengah jam kemudian kami telah tiba di Pelabuhan Gilimanuk Bali pada
pukul 01.30 WITA.

8
3. Hari Ketiga (1 Agustus 2018)
Kami tiba di Pelabuhan Gilimanuk tengah malam, kurang lebih pukul
01.30 WITA dan langsung melanjutkan perjalanan menuju Tabanan
tepatnya di Rumah Makan Kintamani Village. Selain untuk sarapan, di
tempat ini kami juga transit untuk mandi pagi. Kami sampai Rumah
Makan Soka Indah pukul 04.00 WITA kemudian langsung bergegas mandi
dan shalat subuh mengingat jumlah rombongan kami yang cukup banyak.
Kami berada di Rumah Makan Kintamani Village sampai dengan pukul
08.00 WITA. Setelah selesai sarapan, kami melanjutkan perjalanan
menuju tempat pertama yakni Pura Luhur Tanah Lot yang tempatnya tidak
jauh dari lokasi transit kami. Kami menikmati indahnya Pura Luhur Tanah
Lot selama satu jam saja mulai pukul 09.00 s.d. 10.00 WITA, waktu satu
jam terasa kurang karena cuaca saat itu kurang mendukung kami untuk
menikmati keindahan yang ada, ombak yang biasanya tenang hari itu
tampak seperti gelombang yang hendak menelan apapun yang ada
dihadapannya. Setelah cukup puas mengabil foto pemanddangan Pura
Luhur Tanah Lot, kami melanjutkan perjalanan menuju Bali Selatan
tepatnya ke Pantai Pandawa yang saat ini menjadi pantai primadona dan
ikon pariwisata baru di Pulau Dewata. Rombongan bus kami melewati Tol
Bali Mandara, dimana tol ini salah satunya tol yang berada diatas laut
menghubungkan Bali Barat dengan Bali Selatan. Dipenghujung perjalanan
menuju Pantai Pnadawa bus kami terjebak macet karena ada upacara adat
ngaben masal. Sesampainya di Pantai Pandawa kami langsung makan
siang dan ibadah sholat dhuhur. Kami menikmati keindahan Pantai
Pandawa hanya sebentar sekitar satu setengah jam. Kami tentu tidak
menyia-nyiakan keindahan Pantai Pandawa dengan pasir putihnya. Air
pantai tampak biru dengan ombak yang tenang membuat kami tidak segan
untuk bermain mendekat bibir pantai. Selain itu, keindahan pantai juga
menjadi objek dan latar belakang dokumentasi kami. Waktu terasa begitu
cepat di Pantai Pandawa hingga akhirnya, kami harus melanjutkan
perjalanan kami kembali menuju destinasi selanjutnya yakni Pura Ulu
Watu. Rombongan kami sampai di Pura Ulu Watu pada pukul 15.00

9
WITA. Untuk masuk di objek wisata ini terdapat beberapa peraturan yang
pertama, bagi pengunjung wajib menggunakan selendang warna orange
yang diikatkan di pinggang, selain itu bagi pengunjung yang lututnya
terlihat wajib memakai selendang warna ungu. Kedua, Bagi pengunjung
yang sedang haid dilarang untu memasuki pura. Ketiga, diharapkan untuk
pengunjung berhati-hati dengan kera yang ada disekitar objek, dilarang
untuk mengganggu kera-kera tersebut. Kami beserta rombongan berada di
Pura Ulu Watu sekitar satu setengah jam. Kemudian pada pukul 16.30
kami melanjutkan perjalanan menuju tempat oleh-oleh Krisna. Di tempat
transit ini kami disediakan waktu yang cukup lama, waktu itu disediakan
untuk makan malam dan berbelanja oleh-oleh. Tempat transit dan makan
malam kami berada di sunset road bernama Grafika Resto dan Toko Oleh-
Oleh Krisna. Setelah selesai, kami melanjutkan perjalanan kami menuju
hotel untuk check-in dan beristirahat. Kami tiba di hotel sekitar pukul
21.00 WITA. Sesampainya di hotel, kami tidak menyia-nyiakan fasilitas
yang ada, kami sangat memanfaatkannya dengan baik.
4. Hari Keempat (2 Agustus 2018)
Hari keempat atau hari kedua kami di Bali, di hari Kamis ini kami
tidak mengunjungi banyak objek wisata karena kami ada agenda lain di
hotel pada malam harinya. Kami sarapan mulai pukul 07.00 WITA dan
memulai perjalanan kami pukul 08.00 WITA menuju Joger. Namun,
rombongan bis kami sempat mengalami kendala karena adanya
keterlambatan dari beberapa rekan kami yang ternyata belum bangun dari
tidurnya. Sehingga, kami mulai perjalanan hampir pukul 09.00 WITA dari
hotel. Sesampainya di Joger, kami diberi waktu kurang lebih satu setengah
jam untuk berbelanja. Sesudah puas berbelanja, kami bergegas menuju
destinasi selanjutnya yakni Pura Ulu Danu Bedugul. Tempatnya tidak jauh
dari tempat kunjungan sebelumnya. Untuk mencapai Pura Ulu Danu
Bedugul, kami melewati jalan berkelok yang cukup panjang dengan
tikungan-tikungan yang tajam. Sebelum sampai di danau, kami transit dulu
untuk makan siang di rumah makan terdekat yang ada disana. Waktu yang
diberikan untuk kami makan cukup singkat selain itu juga rumah makan

10
ini sangat ramai oleh pengunjung, hingga kami harus bergantian dengan
pengunjung dari rombongan lain. Selesai makan, kami melanjutkan
perjalanan kami menuju Pura Ulu Danu yang kata Tour Leader saya masih
kurang dua belokan lagi. Memang benar, tidak lama dalam perjalanan,
kami sudah sampai di Pura indah ditepi danau yang berada di uang
limapuluh ribuan. Kami menikmati keindahan danau dan pura kurang
lebih satu setengah jam. Udara di objek wisata ini sangatlah dingin, ketika
melihat dihandphone ternyata suhunya 19 derajat celcius. Pura ini
merupakan pura yang mengambang di air, karena pura ini berada tepat
ditepi Danau Bratan. Satu setengah jam berlalu, kami pun kembali menaiki
bis untuk melanjutkan perjalanan kembali ke hotel untuk acara prom night.
Kami sampai di hotel pukul 16.00 WITA dan beristirahat sejenak untuk
kemudian makan malam dan bersiap untuk acara prom night. Prom night
menjadi acara yang ditunggu-tunggu mengingat acara ini menjadi acara
puncak saat ada agenda semacam Kuliah Kerja Lapangan (KKL) ini. Open
gate prom night dimulai pukul 19.00 WITA dan close gate sekitar pukul
20.00 WITA. Acara prom night dimulai pukul 20.30 WITA yang dibuka
oleh MC. Acara dimulai dari sambutan ketua panitia yang dilanjutkan oleh
birokrat yang diwakilkan oleh Bapak Asrori selaku Kepala Laboratorium
Jurusan Akuntansi. Prom night ini berisi berbagai acara seperti fashion
show, awarding, pentas seni per rombel, pembagian doorprize dan
penampilan spesial dari lokal band setempat. Dan yang paling berkesan
adalah persembahan dari dosen yang sangat menarik. Acara prom night ini
berakhir pukul 23.30 WITA dan kemudian beristirahat untuk kemudian
melanjutkan perjalanan keesokan harinya.
5. Hari Kelima (3 Agustus 2018)
Hari kelima berawal dari kegiatan pagi kami di hotel yakni sarapan
bersama. Setelah selesai sarapan, sekitar pukul 07.00 WITA kami check-
out sekaligus memulai perjalanan kami ke destinasi selanjutnya untuk
kemudian pulang. Sebelum pulang, kami terlebih dahulu berwisata belanja
di Pasar Seni Sukawati yang dikenal dengan pedagang-pedagangnya yang
cukup agresif. Berbelanja di Pasar Seni Sukawati ini memberikan kesan

11
dan sensasi tersendiri, dimana kami dirayu, ditarik dan bahkan dimarahi
oleh beberapa pedagang karena keterampilan kami dalam menawar.
Setelah berbelanja, sempat ada kejadian kurang mengenakan yang
membuat kami terlambat untuk memulai perjalanan kami dan akhirnya
peserta laki-laki menjadi tidak sempat menunaikan ibadah shalat jumat.
Untuk itu, kami tetap melanjutkan perjalanan dan transit di masjid terdekat
untuk menunaikan ibadah shalat kemudian dilanjutkan dengan makan
siang dalam perjalanan. Sore sekitar pukul 15.00 WITA kami sampai di
Pelabuhan Gilimanuk untuk kemudian menyeberang kembali ke
Pelabuhan Ketapang. Sesampainya di Pelabuhan Ketapang, kami langsung
melanjutkan perjalanan kami untuk pulang menuju Semarang. Perjalanan
kami terhenti sejenak untuk transit dan makan malam di rest area yang
ada di dekat Pelabuhan Ketapang. Satu jam waktu yang kami habiskan
disana, cukup lama untuk sekedar makan dan shalat. Pukul 20.00 WIB
kami kembali melanjutkan perjalanan untuk pulang menuju Semarang.
6. Hari Keenam (29 Juli 2017)
Hari terakhir perjalanan panjang kami. Kami sampai di kampus
Universitas Negeri Semarang sekitar pukul 06.00 WIB setelah sebelumnya
pada pukul 04.30 kami sempat transit untuk melakukan shalat shubuh di
daerah Boyolali.

3.2 Direktorat Jenderal Pajak Kantor Wilayah 1 Provinsi Jawa Timur


3.2.1 Sejarah Direktorat Jenderal Pajak Kantor Wilayah 1 Provinsi
Jawa Timur
PT Surya Pratista Hutama (Suprama) merintis usaha dengan sederhana
sebagai perusahaan kecil yang dikelola keluarga bernama PT Sampindo yang
berdiri pada tahun 1972 di Sidoarjo, Jawa Timur. PT Sampindo memproduksi
mie dan snack berkualitas tinggi dengan komitmen mengutamakan kualitas
nilai dan rasa yang bermutu. Bisnis bertumbuh dengan baik melalui produk
paling popular dengan merek mie telur kering Burung Dara.
Ditahun 1989, seiring dengan perubahan zaman yang semakin maju dan
permintaan dari konsumen yang terus meningkat, maka PT. Sampindo

12
berpindah lokasi dan menuai produksi beragam mie instan merek Surya Mie
dan produk snack. Dengan 6 hektar area produksi yang mempekerjakan lebih
dari 1000 pegawai dan 30 armada, PT Sampindo adalah salah satu perusahaan
dengan kapasitas produksi yang terbesar di Jawa Timur. Produk didistribusikan
ke seluruh Jawa dan berbagai cabang di Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, dan
lain-lain. Dalam era globalisasi, PT Sampindo melakukan kerjasama
interasional dengan HJ. Heinz ditahun 1997, menjadi PT. Heinz Suprama dan
menuai ekspedisi prpduk di pasar internasional. Manajemen dan integrasi
organisasi, produk kualitas dan efisiensi teknologi semakin ditingkatkan untuk
memperluas cakupan produk di pasar lokal dan internasional dalam masa
kerjasama ini. Tahun 2006 PT. Heinz Suprama kembali sebagai bisnis
keluarga, sedangkan HJ Heinz kembali berfokus pada bisnis industri utamanya.
Sampai saat ini PT Suprama terus memposiskan diri sebagai produsen produk
mie dan snack terpercaya yang berkualitas dan berkomitmen tinggi. Sejak
tahun 1972, Suprama berperan sebagai produsen produk mie dan snack
terpercaya seperti terbukti dari kepercayaan konsumen.
PT Suprama memiliki motto- Tommorow Will Be Better atau Hari Esok akan
menjadi Lebih Baik- mencerminkan kebulatan tekad kami untuk terus belajar
memberikan yang terbaik kepada konsumen melalui professionalism dan sikap
tanggiung jawan dari jajaran manajemen dan karyawan kami. PT Suprama
telah bergerak dalam usaha pembuatan mie dan snack selama lebih dari empat
puluh tahun. Merek Burung Dara telah dikenal sebagai salah satu produsen
dalam industri mie kering dengan mutu yang di akui. Selain merek sendiri,
industri ini juga bergerak dalam bidangn co-packing. Mi instan dan snack
dipasarkan untuk domestic dan internasonal telah diterima dengan baik.
Dengan mengembangkan sumber daya manusia yang berkualitas tinggi dengan
menyediakan pelatihan di segala bidang untuk para karywana dan
menanamkan budaya kerja positif dalam perusahaan. Kesejahteraan dan
pengembangan pribadi karyawan perusahaan sangat penting bagi PT Suprama
dan berkomitmen untuk menyediakan lingkungan kerja yang aman. Bahan
baku yang digunakan dalam prduk ini sudah distandarisasi dan melalui uji
klinik. PT Suprama telah mengembangkan sumber daya manusi dan teknik

13
proses produksi untuk mendukung inovasi dan diversifikasi produk. PT
Suprama berusaha keras untuk membangun perusahaan yang inovatif dan
menguntungkan dengan beroperasi sebagai produsen dan distributor penting
dalam segmen snack dan mie. Nilai inti dari PT, Suprama adalah kualitas
produk yang tinggi, suplai barang yang terpercaya, waktu pengembangan yang
singkat dan integritas perusahaan. Mesin-mesin modern yang didukung oleh
karyawan yang terampil dapat memastikasn kualitas produk PT Suprama telah
disertifikasi HALAL oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI.). Karyawan Serta
pekerja sudah dilatih sesuai dengan standar ISO dan HACCP.
Secara struktural perkembangan sejarah PT. Suprama yaitu :
Tabel 1.1 Sejarah Perkembagan PT Suprama
Tahun Deskripsi
1989 Industri pindah ke Desa Suko,
Sidoarjo
1997 Kerjasama dengan HJ. Heinz
Company dan berganti nama
menjadi PT Surya Pratistas
Hutama
2000 Berganti nama menjadi PT
HEIZN Suprama
2006 Berubah ke penanaman Modal
Dalam Negeri dan berdiri sendiri
sebagai PT. sUPRAMA

Visi Perusahaan
Menjadi Perusahaan mie dan makanan alternatife di Indonesia dan diakui oleh
pasar dunia.
Misi Perusahaan
Menghasilkan produk makanan berkualitas dengan terjangkau dan mudah
diperoleh konsumen sehingga menghasilkan manfaat yang berkelanjutan bagi
stakeholder.

14
3.2.2 Inklusi Kesadaran Pajak dalam Pendidikan
Pajak merupakan salah satu komponen terpenting dalam perekonomian
negara. Sektor pajak merupakan pemasukan utama negara dalam melakukan
pembangunan nasional dan menjadi penerimaan terbesar bagi negara. Dengan
pajak maka negara dapat mensejahterakan masyarakatnya. Pajak merupakan
iuran wajib yang harus dibayarkan oleh masyarakat yang sifatnya memaksa
dan diatur dalam undang-undang. Namun, fenomenanya banyak masyarakat
yang mengabaikan kewajibannya dalam membayar pajak. Rendahnya
kesadaran masyarakat dalam membayar pajak jika tidak ditangani akan
mengkhawatirkan kondisi perekonomian negara. Maka dari itu pemerintah
melalui Direktorat Jenderal Pajak (DJP) melakukan langkah untuk
meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya pajak. Program yang
sedang digalakan oleh Dirjen Pajak yaitu mengenai program inklusi
kesadaran pajak khususnya dalam bidang pendidikan. Munculnya program
inklusi pajak ini tentunya dilatar belakangi oleh beberapa faktor yaitu
pertama, tingkat kepatuhan wajib pajak yang masih rendah menjadi salah satu
latar belakang mengapa inklusi pajak ini dilakukan oleh pemerintah. Menurut
data dari Direktorat Jenderal Perpajakan, melalui perumpamaan bahwa dari
10 Orang Indonesia yang bekerja hanya satu yang terdaftar sebagai wajib
pajak. Dari 10 orang wajib pajak hanya lima orang yang menyampaikan SPT.
Kemudian dari 20 orang wajib pajak hanya 1 orang yang membayar pajak.
Kedua, melimpahnya potensi pajak yang belum tergali yang mana terdapat
1.400 triliun rupiah potensi pajak di Indonesia, namun kenyataanya
penerimaan oajak hanya sebesar 1.060 triliun rupiah, artinya bahwa sebanyak
340 triliun rupiah potensi pajak hilang (NK & APBNP, 2015). Ketiga, untuk
memperbaiki citra DJP karena adanya anggapan masyarakat bahwa Ditjen
Pajak merupakan lembaga yang korup dan pegawainya suka mengorupsi
uang pajak (Survey Bank Dunia, 2015). Keempat, pemanfaatan bonus
demografi, dimana dengan adanya angka dependency ratio atau usi tidak
produktif dibandingkan dengan usia produktif yang mencapai angka minimal
dibawah 50%, berakibat kepada masyarakat Indonesia yang hidup sejahtera

15
semakin banyak, maka dari itu dengan adanya bonus demografi ini dapat
menambah target penerimaan pajak.
Inklusi kesadaran pajak merupakan upaya pemerintah melalui Direktorat
Jenderal Pajak yang berkolaborasi dengan Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan serta Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi selaku
pihak yang membidangi pendidikan untuk menanamkan kesadaran pajak
kepada peserta didik dan tenaga pendidik melalui integrasi materi kesadaran
pajak dalam proses pendidikan (kurikulum, pembelajaran, perbukuan dan
kesiswaan/kemahasiswaan). Tujuan adanya inklusi pajak ini yaitu untuk
membangun generasi yang berkualitas dan berkarakter, yaitu generasi yang
berwawasan kebangsaan, cinta tanah air, bela negara, termasuk kesadaran
membayar pajak. Selain itu inklusi pajak ini dimaksudkan untuk
mengintegrasikan nilai-nilai kesadaran pajak. Sasaran inklusi pajak ini yang
utama ditujukan untuk peserta didik. Hal ini dikarenakan adanya potensi
peserta didik yang mencapai 49,4 juta pelajar, dimana angka tersebut
dijadikan acuan dalam merencanakan kepatuhan perpajakan di masa
mendatang. Jumlah potensi tersebit terdiri dari :
Tabel 1.2 Jumlah Potensi Peserta Didik
Kategori Jumlah

Pelajar SD/MI 25,3 juta

Pelajar SMP/MTS 8,9 juta

Pelajar SMA/MA 4,4 juta

Mahasiswa 6,4 juta

Untuk mewujudkan program inklusi pajak ini, Ditjen Pajak mempunyai


lima strategi dan program kerja, lima strategi tersebut yaitu :
a. Kurikulum
Inklusi melalui kurikulum merupakan pendekatan integrasi materi
kesadaran pajak melalui seperangkat rencana dan pengaturan
mengenai tujuan, isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan

16
sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk
mencapai tujuan pendidikan tertentu.
b. Pembelajaran
Integrasi materi kesadaran pajak melalui proses interaksi peserta
didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan
belajar.
c. Perbukuan
Strategi dalam hal ini menggunakan pendekatan integrasi nilai-
nilai kesadaran pajak dalam buku ajar, buku referenai dan buku
panduan guru.
d. Kesiswaan/Kemahasiswaan
Strategi yang dilakukan yaitu dengan menanamkan nilai-nilai
kesadaran pajak melalui berbagai kegiatan diluar sekolah.
Kemudian untuk program inklusi pajak itu sendiri meliputi literasi,
kerjasama dan regulasi, edukasi, penelitian dan pengembangan , edutax
award, kemahasiswaan/kesiswaan, publikasi, pengembangan microsite,
penyediaan konten media, integrasi materi dalam bahan ajar, dan integrasi
materi dalam SPADA atau biasa disebut dengan kuliah online, dan terakhir
adalah literasi berupa buku. Adapun capaian pembelajaran yang akan
ditargetkan oleh Ditjen Pajak diantaranya
 SD Kelas I-III
 Mengenal manfaat pajak dilingkungan sekitar
 Mengenal fasilitas umum dilingkungan sekitar yang dibiayai dari
pajak
 Memelihara fasilitas umum dilingkungan sekitar
 SD Kelas IV-VI
 Memahami manfaat pajak di masyarakat
 Memahami fasilitas umum di masyarakat yang dibiayai dari pajak
 Memelihara fasilitas umum di masyarakat
 Menyadari manfaat bergotong royong melalui pembayaran pajak
 SMP Kelas VII-IX

17
 Menjelaskan pengertian sederhana dan manfaat pajak untuk
kelangsungan kehidupan bernegara
 Menjelaskan hasil-hasil pembangunan yang dinikmati masyarakat
secara langsung yang dibiayai dari pajak
 Memelihara hasil-hasil pembangunan yang dinikmati masyarakat
secara langsung
 Menjelaskan alasan membayar pajak
 SMA Kelas X-XII
 Menjelaskan konsep dan jenis pajak serta jneis pungutan
pemerintah lainnya
 Menganalisis pemanfaatan pajak di lingkungan sekitar
 Menganalisis kesadaran masyarakat dalam memelihara fasilitas
umum
 Menganalisis kesadaran masyarakat dalam memelihara membayar
pajak
 Menganalisis sumber anggaran pembanguan
 Menjelaskan mekanisme pengumpulan penerimaan negara
 Menjelaskan pajak dalam fungsi regulerend/ mengatur perilaku
masyarakat dan perlindungan ekonomi nasional
 Menerapkan pengetahuan tentang pajak tariff dan perhitungan
pajak
 Perguruan Tinggi
 Memahami pajak dalam kehidupan sehari-hari
 Menganalisis perlu pajak
 Mendeskrpsikan pajak dalam pembangunan
 Mengahayati nilai pajak dalam konteks sejarah Indonesia
 Menghayati pajak sebagai perwujudan sila-sila Pancasila
 Mendeskripsikan kewajiban perpajakan warga negara
 Memahami pengelolaan pajak oleh negara
 Menerapkan prosedur pemenuhan kewajiban perpajakan
 Memahami aspek penegkan hukum dlam peradilan pajak

18
 Memahami pajak sebagai salah satu wujud bela negara

3.2.3 Struktur Organisasi Direktorat Jenderal Pajak


Direktorat Jenderal Pajak adalah sebuah direktorat jenderal di bawah
Kementerian Keuangan Indonesia yang mempunyai tugas merumuskan serta
melaksanakan kebijakan dan standarisasi teknis di bidang perpajakan.
Direktorat Jenderal Pajak mempunyai visi dan misi yang digunakan sebagai
idealisme dalam menjalankan program-programnya. Visi Direktorat Jenderal
Pajak adalah “Menjadi Institusi Penghimpun Penerimaan Negara yang
Terbaik demi Menjamin Kedaulatan dan Kemandirian Negara”, dan misi
Direktorat Jenderal Pajak adalah menjamin penyelenggaraan negara yang
berdaulat dan mandiri dengan:
a. Mengumpulkan penerimaan berdasarkan kepatuhan pajak sukarela
yang tinggi dan penegakan hukum yang adil
b. Pelayanan berbasis teknologi modern untuk kemudahan pemenuhan
kewajiban perpajakan
c. Aparatur pajak yang berintegritas, kompeten, dan profesional
d. Kompensasi yang kompetitif berbasis sistem manajemen kinerja
Tugas Direktorat Jenderal Pajak (DJP) sesuai amanat Peraturan
Menteri Keuangan Nomor 234/PMK.01/2015 tentang Organisasi dan
Tata Kerja Kementerian Keuangan adalah menyelenggarakan
perumusan dan pelaksanaan kebijakan di bidang pajak sesuai dengan
ketentuan perundang-undangan. Dalam mengemban tugas tersebut, DJP
menyelenggarakan fungsi:
a. Perumusan kebijakan di bidang perpajakan
b. Pelaksanaan kebijakan di bidang perpajakan
c. Penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang
perpajakan
d. Pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang perpajakan
e. Pelaksanaan pemantauan, evaluasi, dan pelaporan di bidang
perpajakan
f. Pelaksanaan administrasi Direktorat Jenderal Pajak

19
g. Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Menteri Keuangan
Organisasi DJP terbagi atas unit kantor pusat dan unit kantor
operasional. Kantor pusat terdiri atas Sekretariat Direktorat Jenderal,
direktorat, dan jabatan tenaga pengkaji. Unit kantor operasional terdiri
atas Kantor Wilayah DJP (Kanwil DJP), Kantor Pelayanan Pajak
(KPP), Kantor Pelayanan, Penyuluhan, dan Konsultasi Perpajakan
(KP2KP), Pusat Pengolahan Data dan Dokumen Perpajakan (PPDDP),
dan Kantor Pengolahan Data dan Dokumen Perpajakan (KPDDP).
Organisasi DJP, dengan jumlah kantor operasional lebih dari 500
unit dan jumlah pegawai lebih dari 32.000 orang yang tersebar di
seluruh penjuru nusantara, merupakan salah satu organisasi besar yang
ada dalam lingkungan Kementerian Keuangan. Segenap sumber daya
yang ada tersebut diberdayakan untuk melaksanakan pengamanan
penerimaan pajak yang beban setiap tahunnya semakin berat.
Tugas unit Kanwil DJP adalah melaksanakan koordinasi,
bimbingan, pengendalian, analisis, dan evaluasi atas pelaksanaan tugas
KPP, serta penjabaran kebijakan dari kantor pusat. Unit ini dapat
dibedakan atas:
a. Kanwil DJP Wajib Pajak Besar dan Kanwil DJP Jakarta Khusus
yang berlokasi di Jakarta; dan
b. Kanwil DJP selain Kanwil DJP Wajib Pajak Besar dan Kanwil DJP
Jakarta Khusus yang lokasinya tersebar di seluruh wilayah
Indonesia. Jumlah Kanwil DJP sebanyak 33 unit.
Unit KPP mempunyai tugas melaksanakan penyuluhan, pelayanan,
dan pengawasan kepada wajib pajak. Unit ini dapat dibedakan
berdasarkan segmentasi wajib pajak yang diadministrasikannya, yaitu:
a. KPP Wajib Pajak Besar, khusus mengadministrasikan wajib pajak
besar nasional;
b. KPP Madya, khusus mengadministrasikan wajib pajak besar
regional dan wajib pajak besar khusus yang meliputi badan dan
orang asing, penanaman modal asing, serta perusahaan masuk
bursa; dan

20
c. KPP Pratama, menangani wajib pajak lokasi.
Jumlah KPP Wajib Pajak Besar sebanyak 4 unit, KPP Madya 19 unit,
dan KPP Pratama sebanyak 309 unit. Setiap unit KPP mempunyai 7
seksi diantaranya:
a. Seksi Pelayanan
b. Seksi Penagihan
c. Seksi Umum dan Kepatuhan Internal
d. Seksi Pengolahan Data dan Informasi
e. Seksi Pemeriksaan
f. Seksi Pengawasan dan Konsultasi
g. Seksi Ekstensifikasi dan Penyuluhan
Untuk menjangkau masyarakat yang tinggal di daerah-daerah
terpencil yang tidak terjangkau oleh KPP maka pelaksanaan pelayanan,
penyuluhan, dan konsultasi perpajakan dilaksanakan oleh unit KP2KP.
Jumlah KP2KP sebanyak 207 unit.

3.3 PT SURYA PRATISTA HUTAMA (SUPRAMA) Tbk,


3.3.1 Gambaran Umum PT Surya Pratista Hutama (SUPRAMA) Tbk
PT Surya Pratista Hutama (Suprama) merintis usaha dengan sederhana
sebagai perusahaan kecil yang dikelola keluarga bernama PT Sampindo yang
berdiri pada tahun 1972 di Sidoarjo, Jawa Timur. PT Sampindo memproduksi
mie dan snack berkualitas tinggi dengan komitmen mengutamakan kualitas
nilai dan rasa yang bermutu. Bisnis bertumbuh dengan baik melalui produk
paling popular dengan merek mie telur kering Burung Dara.
Ditahun 1989, seiring dengan perubahan zaman yang semakin maju dan
permintaan dari konsumen yang terus meningkat, maka PT. Sampindo
berpindah lokasi dan menuai produksi beragam mie instan merek Surya Mie
dan produk snack. Dengan 6 hektar area produksi yang mempekerjakan lebih
dari 1000 pegawai dan 30 armada, PT Sampindo adalah salah satu perusahaan
dengan kapasitas produksi yang terbesar di Jawa Timur. Produk didistribusikan
ke seluruh Jawa dan berbagai cabang di Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, dan
lain-lain. Dalam era globalisasi, PT Sampindo melakukan kerjasama

21
interasional dengan HJ. Heinz ditahun 1997, menjadi PT. Heinz Suprama dan
menuai ekspedisi prpduk di pasar internasional. Manajemen dan integrasi
organisasi, produk kualitas dan efisiensi teknologi semakin ditingkatkan untuk
memperluas cakupan produk di pasar lokal dan internasional dalam masa
kerjasama ini. Tahun 2006 PT. Heinz Suprama kembali sebagai bisnis
keluarga, sedangkan HJ Heinz kembali berfokus pada bisnis industri utamanya.
Sampai saat ini PT Suprama terus memposiskan diri sebagai produsen produk
mie dan snack terpercaya yang berkualitas dan berkomitmen tinggi. Sejak
tahun 1972, Suprama berperan sebagai produsen produk mie dan snack
terpercaya seperti terbukti dari kepercayaan konsumen.
PT Suprama memiliki motto- Tommorow Will Be Better atau Hari Esok akan
menjadi Lebih Baik- mencerminkan kebulatan tekad kami untuk terus belajar
memberikan yang terbaik kepada konsumen melalui professionalism dan sikap
tanggiung jawan dari jajaran manajemen dan karyawan kami. PT Suprama
telah bergerak dalam usaha pembuatan mie dan snack selama lebih dari empat
puluh tahun. Merek Burung Dara telah dikenal sebagai salah satu produsen
dalam industri mie kering dengan mutu yang di akui. Selain merek sendiri,
industri ini juga bergerak dalam bidangn co-packing. Mi instan dan snack
dipasarkan untuk domestic dan internasonal telah diterima dengan baik.
Dengan mengembangkan sumber daya manusia yang berkualitas tinggi dengan
menyediakan pelatihan di segala bidang untuk para karywana dan
menanamkan budaya kerja positif dalam perusahaan. Kesejahteraan dan
pengembangan pribadi karyawan perusahaan sangat penting bagi PT Suprama
dan berkomitmen untuk menyediakan lingkungan kerja yang aman. Bahan
baku yang digunakan dalam prduk ini sudah distandarisasi dan melalui uji
klinik. PT Suprama telah mengembangkan sumber daya manusi dan teknik
proses produksi untuk mendukung inovasi dan diversifikasi produk. PT
Suprama berusaha keras untuk membangun perusahaan yang inovatif dan
menguntungkan dengan beroperasi sebagai produsen dan distributor penting
dalam segmen snack dan mie. Nilai inti dari PT, Suprama adalah kualitas
produk yang tinggi, suplai barang yang terpercaya, waktu pengembangan yang
singkat dan integritas perusahaan. Mesin-mesin modern yang didukung oleh

22
karyawan yang terampil dapat memastikasn kualitas produk PT Suprama telah
disertifikasi HALAL oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI.). Karyawan Serta
pekerja sudah dilatih sesuai dengan standar ISO dan HACCP.
Secara struktural perkembangan sejarah PT. Suprama yaitu :
Tahun Deskripsi
1989 Industri pindah ke Desa Suko,
Sidoarjo
1997 Kerjasama dengan HJ. Heinz
Company dan berganti nama
menjadi PT Surya Pratistas
Hutama
2000 Berganti nama menjadi PT
HEIZN Suprama
2006 Berubah ke penanaman Modal
Dalam Negeri dan berdiri sendiri
sebagai PT. sUPRAMA

Visi Perusahaan
Menjadi Perusahaan mie dan makanan alternatife di Indonesia dan diakui oleh
pasar dunia.
Misi Perusahaan
Menghasilkan produk makanan berkualitas dengan terjangkau dan mudah
diperoleh konsumen sehingga menghasilkan manfaat yang berkelanjutan bagi
stakeholder.
Adapun 2 produk unggulan yang dihasilkan oleh PT Suprama yaitu

1. Dry Noodle (mie kering)

Mi kering adalah mi dalam kemasan yang pada umumnya dijual tanpa


bumbu. Produk ini biasanya digunakan sebagai bahan utama dalam memasak
berbagai hidangan seperti mi goreng, mi rebus, dan hidangan berbahan dasar
mi lainnya. DI Suprama, merupakan sebuah kebanggaan bagi kami untuk dapat
menciptakan mi berkualitas yang serbaguna dan dapat diolah menjadi berbagai

23
macam santapan untuk aneka acara. Sebagai merk andalan, Burung Dara telah
dikenal akan keunggulannya di pasar mi kering dan senantiasa menjadi
pemimpin pasar di segmen ini.

Gambar Mie Kering

2. Instan Noodle (digoreng)


Mi instan adalah mi dalam kemasan yang pada umumnya dijual dengan
bumbu pelengkap (minyak sayur, bubuk atau pasta perisa, minyak kedelai, dan
bawang goreng). Di Suprama, kami menggunakan bahan berkualitas untuk
menjamin kepuasan pelanggan kami.

Gambar Mie Instan

1. Lokasi Industri
a. Lokasi Pusat

24
Jalan Raya Sidoarjo KM 3, Suko, Kec. Sidoarjo, Kab. Sidoarjo, Jawa
Timur, 61251.
b. Cabang
1) PT Suprama Demak
Alamat :Geneng, Mijen, Kabupaten Demak, Jawa Tengah 59583
2) Cabang PT. Suprama Kediri
Alamat : Jl. Masjid Al Huda No. 118, Ngadirejo, Kec. Kota
Kediri, Kediri, Jawa Timur 64129
3) Cabang PT. Suprama Yogyakarta
Alamat : Jl. Pandanaran No.900m, Sardonoharjo, Ngaglik,
Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta 55581
4) Cabang PT. Suprama Malang
Alamat : Jl. Kolonel Sugiono, Gadang, Sukun, Kota Malang,
Jawa Timur 65149
2 Sarana dan Prasarana Industri
a. Sarana
1) SILO (Alat Penyedot Tepung), berupa selang panjang yang
digunakan untuk menyedot tepung dari truk Bogasari ke gudang
penyimpanan tepung.
2) Shifting (Pengayakan), sebelum tepung digunakan akan diayak
terlebih dahulu supaya tidak ada tepung yang menggumpal.
3) Mixer, pencampuran telur dan bahan lainnya kedalam mixer.
4) Feeder, tempat penyatuan semua bahan yang telah dicampur dan
dipadatkan.
5) Metal Detector, adonan yang telah dipadatkan discan untuk
menghindari adanya unsure logam dalam adonan ini.
6) Roll Press, adonan dipipihkan dari 10 mm menjadi 1 mm.
7) Slitter, proses pengkritingan mi
8) Steamer, memanaskan adonan mie supaya matang
9) Cutting and Folding, proses merapikan bentuk mi agar bisa
dimasukkan kebungkus
10) BAKI, tempat untuk menaruh mie yang akan dikeringkan

25
11) Dryer, dengan panas 100 derajat mi akan dikeringkan
12) Cooling table tp, alat yang membawa hasil mi yang sudah dingin
kebagian packing.
13) Conveyor table top, alat yang membawa hasil mi yang sudah
dingin kebagian packing.
14) Packing, mengemas mie kedalam kemasan
15) Metal detector, mengecek lagi jika tidak ada unsure logam di
dalam kemasan ini
16) Best Pack, mengemas kemasan-kemasan mie dalam karton/kardus
17) Struffing, karton-kartonyang telah selesai akan dilem dengan
mesin isolasi.
b. Prasarana
1) Bangunan industri, kantor, kantin, toilet
2) Ruang pertemuan
3) Tenpat parkir
4) Tempat ibadah
5) Gudang
6) Mobil bak pengantar

3.3.2 Proses Produksi Mie Kering PT. Surya Pratista Hutama


PT. Suprama memproduksi 2 macam jenis mie yaitu mie kering dan
mie instan. Secara keseluruhan proses produksi hampir sama, yang
membedakan adalah dry dan fry-nya. Untuk mie kering proses pengeringan
dengan aliran udara panas dengan tekanan sedangkan untuk mie instan
dengan penggorengan menggunakan minyak. Pada laporan ini penulis akan
memfokuskan pembahasan pada proses pembuatan mie kering. Berikut ini
tahapan proses pembuatan mie kering di PT. Suprama:
1. Bahan- bahan pembuatan mie
Bahan baku dan pembantu yang digunakan PT.Suprama antara lain
tepung terigu, air RO, garam karbonat, garam dapur, garam polifosfat,
CMC, tepung tapioka, tepung jagung, serta pewarna sitetis (Sunset Yellow
dan Tartrazine). Dalam proses prduksi PT. Suprama, bahan baku yang akan

26
dogunakan diperiksa terlebih dahulu sehingga dapat menghasilkan produk
bermutu baik dengan spesifikasi sesuai standar yang telah ditentukan PT.
Suprama. Pemeriksaan bahan baku meliputi jumlah bahan, berat bahan,
jenis bahan, warna, aroma, rasa dan tekstur. Apabila dalam pemeriksaan
terdapat ketidak sesuaian, maka bahan baku akan dikembalikan kepada
supplier. Adapun kebutuhan bahan baku perhari mencapai 220 ton. Bahan-
bahan yang diperlukan yaitu :
a. Tepung terigu
Tepung terigu merupakan komponen utama dari mie dan hampir 80%
mie terdiri dari terigu. Tepung terigu diperoleh dari biji gandum yang
digiling.Tepung terigu berfungsi membentuk struktur mie, sumber protein
dan karbohidrat.Kandungan protein utama tepung terigu yang berperan
dalam pembuatan mie adalah gluten.Gluten dapat dibentuk dari gliadin
(Iprolamin dalam gandum) dan glutenin. Protein dalam tepung terigu untuk
pembuatan mie harus dalam jumlah yang cukup tinggi supaya mie menjadi
elastis dan tahan terhadap penarikan sewaktu proses produksinya. Kualitas
mie sebagian besar di tentukan oleh mutu tepung yang digunakan karena
setiap tepung memiliki kandungan protein yang berbeda.Secara umum ada
tiga jenis tepung berdasarkan kandungan proteinnya, yaitu:
1) Tepung Protein Tinggi (Hard flour), dimana kandungan
proteinnya di atas 13%. Sifat dari protein ini adalah mudah dicampur dan
difermentasikan, memiliki daya serap air tinggi, elastis dan sangat cocok
untuk bahan baku mie, roti dan pasta.
2) Tepung Protein Sedang (Medium flour), dimana kandungan
proteinnya di atas 8-10%. Sifat dari protein ini adalah tepung serbaguna
karena dibuat dari campuran hard flour dan soft flour memiliki sifat
keduannya, dapat digunakan untuk pengembangan adonan sedang, dan
sangat cocok untuk bahan baku donat, bakpau, muffin dan aneka cake.
3) Tepung Protein Rendah (Soft flour), dimana kandungan
proteinnya di bawah 8 %. Sifat dari protein ini adalah memiliki daya serap
air rendah, ketika menjadi adonan, tepung jenis ini sukar diuleni, tidak

27
elastis dan lengket, serta daya kembangnya rendah, dan sangat cocok untuk
bahan baku kue kering, biskuit, pastel.
b. Air
Air berfungsi untuk membasahi fase tepung kering, membentuk
gluten, dan membentuk adonan yang fleksibel untuk proses sheeting. Airdi
perlukan untuk memudahkan penyebaran bahan-bahan alkali dan garam. Air
juga sangat penting dalam proses mixingkarena proses pengembangan dari
gluten sangat dipengaruhi oleh kualitas dan kuantitas air. Jenis air yang
cocok untuk pembuatan mie adalah air dengan kandungan mineral yang
rendah, kandungan bahan organik yang sedikit dan pH netral (pH 7).
c. Garam
Garam merupakan salah satu bahan yang sangat penting dalam
pembuatan mie kering karena berfungsi untuk memberikan rasa,
memperkuat tekstur mie, meningkatkan fleksibilitas dan elastisitas mie serta
mengikat air.Garam dapat menghambat aktivitas enzim protease dan
amylase sehingga pasta tidak bersifat lengket dan tidak mengembang secara
berlebihan.
d. Bahan-bahan tambahan makanan (Food Aditive)
Menurut FAO bahan tambanhan pangan adalah senyawa yang sengaja
ditambahkan kedalam makanan dengan jumlah dan ukuran tertentu dan
terlibat dalam proses pengolahan, pengemasan adan atau penyimpanan.
Bahan ini berfungsi untuk memperbaiki warna, bentuk, cita rasa dan tekstur
serta memperpanjang msa simpan dan bukan merupakan bahan utama.
Contoh FA: bahan-bahan alkali, sodium karbonat, potassium karbonat, egg
powder, protein sintetis, phospat, dll.
e. Bahan penunjang
Bahan penunjang yang dimaksud adalah pada saat kemasan produk
akhir mie antara lain roll/kantong plastik, pita lem, isolasi, kartos/dos,
etiket/label, hanger, layer.

2. Proses pengelolaan mie


1) Sifting (pengayakan)

28
Sifting merupan proses awal pembuatan mie yangberupa pengayakan
bahan baku untuk menyaring benda-benda asing seperti kayu, logam dll.
Pada proses ini untuk memastikan tidak ada kontaminasi fisik pada bahan
baku, maka mesin ini di tetapkan sebagai Critical Control Point(CCP
1) yangberperan penting dalam pencapaian keamanan pangan sesuai ISO
22000:2005.

Gambar 3.3 Mesin Sifting


2) Mixing (Pencampuran)
Mixing adalah proses pencampuran bahan baku dengan Food
Aditive(FA) agar menjadi adonan mie menggunakan mesin mixer. Tahapan
ini menentukan mutu mie yang dihasilkan karena dalam proses ini terjadi
kontak antara air dengan tepung yang menyebabkan terbentuknya gluten
(protein yang terdapat pada tepung). Gluten sangat menentukan tekstur dan
kualitas mie secara keseluruhan. Perbedan proses pencampuran akan
mengakibatkan perbedaan mutu mie.

3) Feeding (penampungan sementara)


Pada tahapan ini, adonan yang sudah dimixing masih dalam keadaan
panas sehingga perlu di tamping dalam feeder untur pengistirahatan.Proses
ini berlangsung kurang lebih selama 1-3 menit.

29
4) Compounding (pemadatan)
Adonan setelah dari feederakan masuk pada tahap selanjutnya
yaitucompounding atau pemadatan, tahapan ini berfungsi untuk menyatukan
butiran-butiran atau gumpalan-gumpalan adonan menjadi lembaran-
lembaran adonan.
5) Sheeting(pembentukan lembaran)
Proses sheeting dilakukan dengan melewatkan adonan mie melaluidua
rol (mesin roll press) untuk mendapatkan ketebalan adonan yang dilakukan
secara bertahap. Semakin ke ujung putaran mesin roll pressakan semakin
cepat. Tiap tahapan memiliki ketebalan yangberbeda hingga pada mesin roll
press terakhir diperoleh ketebalan tertentu yang dibutuhkan
produk.Ketebalan adonan berpengaruh pada berat produk.Fungsi
proses sheeting adalah mendistribusi air yang seragam di sepanjang
permukaan adonan dan pembentukan gluten yang sempurna.
6) Slitting(penyisiran/ pembentukan pola garis mie)
Slitting yaitu proses melewatkan adonan yang berbentuk lembaran tipis
kesepasang roll yang dilengkapi pisau menyerupai sisir yang telah diatur
sedemikian rupa sehingga masing-masing roll membentuk adonan menjadi
untaian mie sesuai lebar yang dikehendaki.

30
Gambar Mesin Slitting
7) Steaming
Steaming adalah proses pengukusan untaian mie melalui steamer
boxyang uapnya diperoleh dari boiler. Suhu didalamnya adalah 100oC
dengan tekanan steam tertentu sesuai produk yang dibuat.Pada proses ini zat
pati yang terdapat dalam ptepung terigu mengalami pemasakan yang disebut
gletinisasi, sehingga menghasilkan tekstur yang kenyal dan lengket.

Gambar 3.3 Mesin Steaming

8) Cutting dan Folding


Cutting dan folding merupakan mekanisme pemotongan dan pelipatan
mie sesuai dengan spesifikasi produk.Idealnya ketika dilipat mie harus tepat
berada di baki distributor agar presisi dan tidak jatuh ke bawah. Pada proses
ini pastikan ada sinkronisasi pemotongan, pelipatan dan penempatan mie
pada distributor.

Gambar 3.3 Mesin Cutting dan Folding

9) Drying

31
Drying yaitu tahapan yang dilakukan guna mengurangi kadar air pada
mie kering sesuai dengan spesifikasi produk (kurang lebih hingga 11%)
secepat mungkin secara merata. Suhu mesin dryer mencapai 98-115oC.pada
proses ini kadar air mie harus di kontrol, jika kadar air mie terlalu tinggi
maka akan berpengaruh pada masa simpan mie, sedangkan jika terlalu
kering akan berpengaruh pada kualitas mie. Mie yang terlalu kering
biasanya akan mudah rusak, selain itu untuk uji masak cenderung keras dan
mie belah.
10) Cooling
Cooling adalah proses pendinginan mie yang keluar dari dryer dengan
menggunakan fan/blower yang diarahkan langsung ke conveyor mie
masing-masing mesin. Proses ini sangat penting karena untuk pencegahan
pengembunan uap air dalam kemasan yang dapat mengakibatkan timbulnya
jamur.
11) Packing
Packing adalah proses akhir dari produksi mie, yaitu pengemasan mie
yang sudah jadi sesuai spesifikasi prosuk sehingga siap untuk
dipasarkan. Tujuan utama packaging adalah melindungi mie dari pengaruh
udara luar sekaligus dari kerusakan fisik dan mikrobiologis.Pada proses ini
juga dilakukan pengkodean kemasan mie baik yangsingle pack maupun
yang ball. Mie akan disusun pada palet yang kemudian di simpan ke gudang
jadi.

32
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Dari pembahasan diatas, maka dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa:
Kegiatan atau program “Inklusi Kesadaran Pajak dan Pendidikan” adalah
suatu program dalam upaya meningkatkan kesadaran masyarakat, khususnya
untuk kalangan siswa dan mahasiswa mengenai pentingnya pajak dalam rangka
pembangunan nasional. Karena, program ini juga menepis keraguan masyarakat
yang selama ini berpersepsi negatif mengenai pajak dan aparatur yang
mengelolanya. Dengan adanya kegiatan ini diharapkan mampu menumbuhkan
generasi yang peduli pajak di masa yang akan datang.
PT Surya Pratista Hutama Tbk atau biasa disingkat PT SUPRAMA
merupakan salah satu industri pangan ternama di Indonesia dengan produk
unggulan mie kering dan mi instan dengan merk Mie Burung Dara.

4.2 Saran
Serangkaian kegiatan dalam rangka program “Inklusi Kesadaran Pajak dan
Pendidikan” dilaksanakan dengan lebih giat, kreatif dan variatif agar lebih
menarik minat siswa dan mahasiswa untuk mengikutinya, selain itu juga
penyampaian maksud dan tujuan kegiatan tersampaikan. Kegiatan ini juga
diharapkan dilaksanakan pada tempat atau lingkup yang lebih luas sampai
dengan sekolah-sekolah yang terletak di dalam pedesaan, supaya lebih banyak
lagi generasi muda yang mengerti akan pentingnya pajak.

33
Sebagai industri pangan di Indonesia PT SUPRAMA dituntut untuk
melakukan inovasi terhadap produknya untuk dapat bersaing dengan
kompetitornya. Dengan begitu eksistensi PT SUPRAMA akan bertahan.

34
DAFTAR PUSTAKA

Direktorat Jenderal Pajak Kementerian Keuangan. 2015. Inklusi Kesadaran


Pajak: dalam Pendidikan.. http://pajak.go.id (Diakses tanggal 12 Agustus
2018)
Inas M, Maharani dkk. 2016. Laporan Kuliah Lapangan Proses Pembuatan Mie
Kering PT Surya Pratista Hutama Tbk. Fakultas Teknik Industri,
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran”
PT Surya Pratista Hutama Tbk. Produk dan Layanan PT Surya Pratista Hutama
Tbk. Diakses dari laman https://miburungdara.com/tentang-kami/pt-
suprama/ pada tanggal 18 Agustus 2018

PT Surya Pratista Hutama Tbk. Tentang Perusahaan. Diakses dari laman


http://suprama.id/id/perusahaan-kami/sejarah/ pada tanggal 29 Agustus
2018

v
LAMPIRAN-LAMPIRAN
Lampiran 1 :
Foto Kegiatan 1: Kunjungan ke Kantor Wilayah 1 Dirjen Pajak Jawa Timur

Foto Kegiatan 2 : Kunjungan ke PT Surya Prtatista Hutama

vi
Foto Kegiatan 3 : Kegiatan Promnight Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi

vii
viii

Anda mungkin juga menyukai